Bab 5 b sni 6

26
SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI Oleh Syarifuddin

Transcript of Bab 5 b sni 6

Page 1: Bab 5 b sni 6

SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI

Oleh Syarifuddin

Page 2: Bab 5 b sni 6

Ruang Lingkup Materi: Sistem ekonomi Indonesia pada rentang

tahun 1950-1965 Upaya dan kebijakan pemerintah dalam

membentuk ekonomi nasional Kegagalan Kebijakan Ekonomi Indonesia.

BAB VKeadaan Ekonomi Indonesia

Page 3: Bab 5 b sni 6

Sistem demokrasi ini seluruh keputusan seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara yang pada waktu itu dipegang oleh Presiden Soekarno

6. Keadaan Ekonomi Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)

Demokrasi terpimpin berjalan pada tahun 1959-1966Demokrasi terpimpin ditandai pula oleh dikeluarkannya Dekrit Presiden 1959 mengenai kembalinya RI kepada UUD 1945

Page 4: Bab 5 b sni 6

Dominasi kekuatan politik ditangan presiden. Presiden Soekarno berperan besar dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Terbatasnya kebebasan partai politik. Meluasnya peran militer sebagai unsur politik

(dwifungsi ABRI). Berkembangnya pengaruh Partai Komunis

Indonesia.

Adapun ciri-ciri Demokrasi Terpimpin sebagai berikut :

Page 5: Bab 5 b sni 6

Menurut pengamatan Soekarno, demokrasi liberal tidak semakin mendorong Indonesia mendekati tujuan Revolusi yang dicita-citakan berupa masyarakat adil dan makmur. Sehingga pada gilirannya pembangunan ekonomi sulit mengalami kemajuan. Setiap pihak-pihak pegawai negeri ,parpol, maupun militer saling berebut keuntungan dengan mengorbankan yang lain.

Page 6: Bab 5 b sni 6

Penurunan nilai uang. Devaluasi yang diumumkan pada tanggal 25 Agustus

1958 menurunkan nilai uang seperti uang pecahan kertas Rp 500,00 menjadi Rp.50,00, uang kertas pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp.100,00 dan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000,00 akan dibekukan.

7. Usaha- Memperbaiki Perekonomian Masa Demokrasi Terpimpin.

Adapun hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan ekonomi Indonesia pada masa demokrasi terpimpin yaitu :

Page 7: Bab 5 b sni 6

Pembentukan Deklarasi Ekonomi.Pembentukan Deklarasi Ekonomi atau DEKON diadakan untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya kondisi ini justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 1961-1962 harga barang-barang naik hingga 400%.

Kelanjutan Penurunan Uang Asing. Devaluasi yang dilakukan pada tanggal 13 Desember

1965 menjadikan uang senilai Rp. 100,00 menjadi Rp. 1,00. Sehingga uang rupiah baru yang seharusnya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama. Akan tetapi di dalam masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka dari itu tindakan pemerintah untuk menekan angka Inflasi ini malah menjadi meningkatkan angka inflansi

Page 8: Bab 5 b sni 6

Pada tahun 1961 inflansi biasa berubah menjadi hiperinflansi yang ditandai oleh laju inflansi yang sangat tinggi sekitar 100% atau lebih

Pemerintah segera mengeluarka peraturan yaitu Peraturan Pemerintah penganti Undang-undang No.3 tahun 1959 tentang pembekuan sebagian simpanan pada bank-bank yang dimaksudkan untuk mengurangi banyak uang yang beredar yang terutama pada tahun 1957 dan 1958

Hiperinflansi

Page 9: Bab 5 b sni 6

Pada tahun 1959 juga telah diputuskan bahwa mulai tanggal 1 januari 1960 orang-orang asing dilarang melakukan perdagangan di daerah perdesaan, walaupun ketetapan ini mempengaruhi para pedagang Arab dan India akan tetapi pada dasarnya ketetapan ini merupakan suatu langkah yang didorong oleh pihak militer untuk merugikan orang-orang cina, melemahkan persahabatan Jakarta dengan negara Cina, dan mempersulit urusan PKI.

Page 10: Bab 5 b sni 6

Pada dasarnya, perkembangan kehidupan perekonomian Indonesia pada masa demokrasi terpimpin merupakan lanjutan dari rencana pembangunan yang telah disusun pada masa Demokrasi Liberal/Demokrasi Parlementer.

Contohnya ialah pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) yang direncanakan pada tahun 1958 yang dibuat undang-undangnya yaitu UU No.80/1958 dan baru dapat terealisasikan pada tanggal 15 Agustus 1959 masa demokrasi terpimpin

8. Kebijakan Ekonomi Masa Demokrasi Terpimpin

Page 11: Bab 5 b sni 6

Dewan Perancang Nasional

Tugas dari badan ini ialah untuk Mempersiapkan RUU Pembangunan Nasional Indonesia, serta mengawasi dan menilai penyelenggaraan proses pembangunan tersebut, ini sesuai dengan UU No.80/1958 di dalam pasal 2 dan pasal 3.

Berikut merupakan kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam mengatasi permasalahan ekonomi nasional, yaitu :

Page 12: Bab 5 b sni 6

Deklarasi Ekonomi adalah sebuah konsep dan tekad dalam melaksanakan ekonomi pasar sebagai koreksi dari pelaksanaan ekonomi terpimpin yang dilakukan oleh Soekarno

Dekon ini dijalankan sebagai dasar bagi pelaksanaan Pembangunan Semesta 8 tahun untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang terjadi dalam jangka pendek

Akan tetapi yang terjadi dalam pelaksanaan ekonomi komando mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia dan mengagalkan Dekon. Bahkan pada 1961-1962 harga barang-barang naik 400% dari kebijakan ekonomi komando

Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon)

Page 13: Bab 5 b sni 6

PPOK melakukan pengetatan terhadap anggaran belanja negara, serta mengawasi kinerja manajemen dan administrasi perusahaan swasta.

Panitia Penampung Operasi keuangan (PPOK).

Panitia Penampung Operasi Keuangan ini tugas utamanya ialah menyelesaikan masalah krisis likuiditas yang terjadi dan juga bertanggung jawab untuk menindak lanjuti dampak-dampak pelaksanaan kebijakan moneter.

Page 14: Bab 5 b sni 6

Tujuan dari kebijakan ini adalah menyediakan wadah bagi arus perputaran sirkulasi antar bank yang telah disebutkan sebelumnya, baik itu bank sentral maupun bank umum dan tugas dari bank Tunggal ini ialah menjalankan aktivitas-aktivitas bank sirkulasi,bank sentral, dan bank umum.

Bank Tunggal Milik Negara

Pada pelaksanaan ekonomi terpimpin, semua bank-bank, termasuk bank Indonesia diatur oleh suatu instansi, tetapi oleh Presiden Soekarno dianggap perlu melakukan integrasi semua bank negara dalam suatu organisasi bank sentral.

Page 15: Bab 5 b sni 6

kebijakan politik luar negeri ini berhubungan dengan perdagangan dan perkonomian serta perkreditan memiliki kecenderungan pada ajaran Marxisme. Program Berdikari ini sangat tampak berhaluan sosialis ketika meminta bantuan alternartif dari Uni Soviet dan Cina

Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri (BERDIKARI)

Page 16: Bab 5 b sni 6

Utang luar negeri dibayar dengan kredit baru atau melalui penangguhan pembayaran.

Perkreditan luar negeri ini menyebabkan negara menyetop pengimporan dan mengacaukan distribusi, produksi dan perdagangan serta menimbulkan kegelisahan dikalangan penduduk. Ditambah ekspor yang menurun karena salah satunya perdagangan karet dengan Cina dihargai sangat rendah

perkreditan luar negeri dilandasi dengan konsep meng-arrangement dan readjustment dengan negara kreditor yang berlaku secara Internasional.

Page 17: Bab 5 b sni 6

Kegagalan Berdasarkan Kebijakan

Serangkai kebijakan dan usaha dilakukan oleh pemerintahan Ir.Soekarno dalam mengatasi kesenjangan ekonomi yang terjadi di Indonesia pada masa itu. Namun, setiap kebijakan selalu malah memperburuk keadaan ekonomi Indonesia. Seperti Devaluasi yang dilakukan pada 25 agustus 1959 dan 13 desember 1965 yang diharapkan menghambat laju inflasi malah membuat meningkatnya angka Inflasi.

9. Kegagalan Perekonomian Di Masa Demokrasi Terpimpin

Page 18: Bab 5 b sni 6

kegagalan juga terjadi pada kebijakan ekonomi luar negeri terutama pada sektor perdagangan dan perkreditan. Kebijakan Berdikari yang dicanangkan Soekarno tidak berjalan dengan baik karena korupsi yang dilakukan oleh beberap perusahaan, sehingga mengharuskan Indonesia mencari bantuan alternatif diantaranya Cina. Namun perdagangan dengan Cina ini sangat tidak menguntungkan terlihat bagaimana perdagangan karet yang harganya ditetapkan oleh Cina yang selisihnya sangat tipis dengan harga lokal

Page 19: Bab 5 b sni 6

Disamping itu gejolak politik luar negeri seperti politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara Barat turun berimbas pada lemahnya perekonomian Indonesia

Kegagalan-kegagalan dalam berbagai tindakan moneter itu diperparah karena pemerintah tidak menghemat pengeluaran-pengeluarannya. Pada masa ini banyak proyek-proyek mercusuar yang dilaksanakan pemerintah yang terkesan hanya buang-buang anggaran saja.

Page 20: Bab 5 b sni 6

Setelah Masyumi dan PSI tersingkir dari pemerintahan, Presiden Soekarno mulai memberi penekanan pada doktrin Nasakom. Komponen Nasakom diambil dari 3 partai besar yang masih mendukung Presiden Soekarno, yaitu PNI (untuk Nasionalisme), NU (untuk Agama), dan PKI (untuk Komunisme).

Namun antara pemerintahan dan PKI terjalin hubungan yang baik sebaliknya Pemerintahan Presiden Soekarno dengan TNI justru memburuk.

Kegagalan Ekonomi Berdasarkan Konflik Dalam Pemerintahan

Page 21: Bab 5 b sni 6

Pada Mei 1959 militer mengeluarkan larangan bagi orang asing untuk berdagang di daerah pedesaan mulai 1 Januari 1960. Meski larangan ini diberlakukan bagi semua orang asing, sasaran utamanya ialah orang Cina. Alasannya ialah untuk melemahkan persahabatan Indonesia dengan RRC, sekaligus mempersulit gerakan dan pengaruh PKI di Indonesia. Akhirnya timbul konflik antara TNI-AD dengan Presiden Soekarno dan PKI yang dekat dengan golongan Cina.

Hubungan antara Konflik di pemerintahan dengan perekonomian negara sangatlah erat. Ini terlihat ketika pihak militer ikut campur dalam urusan kegiatan ekonomi dan mengeluarkan beberapa aturan.

Page 22: Bab 5 b sni 6

Presiden SoekarnoIr. H. Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun. Pasca dibacakannya Dekrit 5 juli 1959, Presiden Soekarno mengubah haluan pemerintahan Indonesia dari demokrasi parlementer menjadi demokrasi terpimpin. Peran Soekarno sangatlah besar dalam segala kebijakan yang diambil

dan juga dalam pelaksanaan perekonomian Indonesia. Adapun program-program yang dicanangkan Soekarno ialah sebagai berikut.

Rancangan Ekonomi Komando tahun 1957 dan dilaksanakan setelah Dekrit 5 Juli.

Pembentukan Deklarasi Ekonomi pada tahun 1963. Pendirian Bank Tunggal Milik Negara pada tahun 1965. Program Berdikari (Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri) yang di

buat dan dilaksanakan setelah Dekrit 5 Juli.

10. Tokoh-Tokoh Kebijakan Ekonomi Masa Demokrasi Terpimpin

Page 23: Bab 5 b sni 6

Ir. Raden Haji Djoeanda lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 14 Januari 1911 – meninggal di Jakarta, 7 November 1963 pada umur 52 tahun. Beliau adalah Perdana Menteri Indonesia ke-10 sekaligus yang terakhir. Ia memiliki peranan dalam perekonomian komando yang dipimpin oleh Soekarno. Adapun Kebijakan yang telah diambilnya mewakili nama pemerintahan kabinet kerja pada saat itu ialah Devaluasi (penurunan nilai uang)

Ir. Djuanda

Page 24: Bab 5 b sni 6

Mohammad Yamin dilahirkan di Talawi, Sawahlunto pada 23 Agustus 1903. Pada masa Demokrasi Terpimpin dan kabinet Karya ia ditunjuk sebagai Ketua Dewan Perancang Nasional (Dapernas). Selama ia menjadi ketua Dapernas tersebut, ia dan anggotanya yang berjumlah 80 orang berhasil membuat suatu “Rancangan Dasar Undang-Undang Pembangunan Nasional Sementara Berencana Tahapan Tahun 1961-1969” yang lebih dikenal dengan Pembangunan Semesta 8 tahun.

Mr. Muhammad Yamin

Page 25: Bab 5 b sni 6

Jenderal Besar TNI (Purn.) Abdul Haris Nasution (lahir di Kotanopan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918 .Konsepsi presiden mengenai Nasakom membuat Jenderal A.H Nasution memulai sikap permusuhan dengan Pemerintahan. Pada mei 1959 militer mengeluarkan larangan bagi orang asing untuk berdagang di daerah pedesaan mulai Januari 1960. Meski larangan di berlakukan untuk asing akan tetapi sasaran utamanya adalah Cina.

Jenderal A.H Nasution

Page 26: Bab 5 b sni 6

TERIMAKASIH