Bab 11 Akuntansi Konsolidator Dan Non Kas2
-
Upload
andri-azuardi-aja -
Category
Documents
-
view
197 -
download
8
description
Transcript of Bab 11 Akuntansi Konsolidator Dan Non Kas2
BAB 11
AKUNTANSI KONSOLIDATOR DAN
NON-KAS LAINNYA
Fokus Pembahasan
Akuntansi konsolidator dan akuntansi non-kas SKPKD meliputi:
• Jurnal Penerimaan Uang dari SKPD• Jurnal Transfer Uang ke SKPD• Jurnal Penerimaan dan Penyetoran PFK oleh SKPD• Jurnal Penerimaan dan Penyetoran PFK oleh BUD• Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasian Akhir Tahun• Jurnal Penyusutan• Posting ke Buku Besar
Pendahuluan• Konsolidator adalah akuntansi yang dilakukan oleh fungsi
akuntansi SKPKD karena sistem akuntansi pemerintahan daerah dibangun dengan sebuah arsitektur seperti akuntansi cabang di sektor swasta (Surat Edaran (SE) Nomor 900/316/BAKD 2007
halaman 275).
• Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan transaksinya, SKPKD diibaratkan sebagai kantor pusat (home office) dan SKPD sebagai kantor cabang (branch office).
Pendahuluan• Dalam pelaksanaan akuntansi konsolidator dibangun
akun respirokal yang berfungsi sebagai perantara SKPKD dengan SKPD.
• Akun respirokal pada SKPKD adalah “RK-SKPD”, sedangkan pada SKPD adalah “RK-PPKD”
Pencatatan Transaksi dalam Akuntansi Konsolidator
1. Pencatatan pada saat bendahara penerimaan SKPD menyetor uang dari pendapatan SKPD ke BUD;
2. Saat transfer uang dari BUD ke bendahara pengeluaran SKPD baik sebagai uang persediaan maupun untuk belanja langsung, dan
3. Saat bendahara pengeluaran SKPD memotong PFK dan menyetor PFK.
Akuntansi non-kas pada SKPKD
• Akuntansi non-kas pada SKPKD adalah pencatatan yang dilakukan oleh fungsi akuntansi SKPKD yang tidak memengaruhi realisasi anggaran pendapatan dan belanja tahun berjalan walaupun di dalamnya juga terdapat pencatatan kas.
• Akuntansi non-kas, meliputi:
1. pencatatan pemotongan dan penyetoran PFK oleh BUD2. pencatatan kas pada bendahara penerimaan yang
belum sempat disetor ke BUD pada akhir tahun3. pencatatan reklasifikasi investasi jk. panjang dan utang jk. panjang4. pencatatan penyesuaian persediaan akhir tahun, dan 5. pencatatan atas penyusutan aset tetap SKPKD.
Akuntansi Konsolidator
1. Jurnal Konsolidator atas Penyetoran Uang dari Bendahara Penerimaan SKPD
• jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPKD untuk penyetoran uang dari bendahara penerimaan SKPD Dinas Perdagangan adalah sebagai berikut.
Kas di Kas Daerah (1.1.1.01.01) XXX
RK-SKPD Dinas Perdagangan (1.1.6.01.01) XXX
• Perhatikan jurnal konsolidator atas penyetoran uang dari bendahara penerimaan SKPD yang telah diberikan. Pada sisi debit dicatat “Kas di Kas Daerah”, sedangkan sisi kredit dicatat “RK-SKPD”. Sementara itu, jurnal yang dibuat oleh PPK-SKPD pada sisi debit dicatat “RK-PPKD” dan sisi kredit “Kas di Bendahara Penerimaan”.
• Pada akhir tahun akun “RK-SKPD” dan “RK-PPKD” dieliminasi karena merupakan akun perantara saja antara SKPD dan SKPKD, sehingga yang tersisa dari kedua jurnal tersebut pada sisi debit “Kas di Kas daerah” pada SKPKD dan pada sisi kredit “Kas di Bendahara Penerimaan SKPD Dinas Perdagangan” pada SKPD Dinas Perdagangan. Hal ini menunjukkan kondisi dari transaksi yang sebenarnya.
• Pada bulan Desember 200B terdapat pengembalian pendapatan retribusi dinas perdagangan kepada wajib retribusi sebesar Rp 20.000.000,-. Karena uang retribusi tersebut sudah disetor ke kas daerah, pengembalian tersebut pun langsung dilakukan oleh BUD. Oleh fungsi akuntansi SKPKD dicatat sebagai berikut.
Tanggal Nomor Akun Uraian Debit KreditDes 200B
1.1.6.01.01 RK-SKPD Dinas Perdagangan 20.000.000
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 20.000.000
2. Jurnal Konsolidator atas Transfer Uang ke Bendahara Pengeluaran SKPD
• Berdasarkan informasi transfer uang dari BUD ke bendahara pengeluaran SKPD Dinas Perdagangan dari bulan Januari-Desember 200B, jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPKD atas transfer uang tersebut adalah sebagai berikut.
Tgl NomorAkun
Uraian Jumlah
Debit Kredit
Jan200B
1.1.6.01.01 RK-SKPD Dinas Perdagangan 14.000.000
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 14.000.000
• Semua jurnal di atas untuk mencatat uang dari BUD ke bendahara pengeluaran SKPKD Dinas Perdagangan, baik untuk UP/GUP/TUP.
• Untuk penerbitan SP2D-LS bagi SKPD Dinas Perdagangan jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPKD adalah sebagai berikut.
Tgl NomorAkun
Uraian JumlahDebit Kredit
Jan200B
1.1.6.01.01 RK-SKPD Dinas Perdagangan 40.000.0001.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 40.000.000
• Perhatikan kembali jurnal transfer uang persediaan, ganti uang persediaan, dan tambah uang uang persediaan yang telah diberikan, pada sisi debit dicatat “RK-SKPD” dan pada sisi kredit dicatat “Kas di Kas Daerah”. Sementara itu, PPK-SKPD dinas perdagangan mencatat “Kas di Bendahara Pengeluaran SKPD dinas perdagangan” pada sisi debit dan “RK-PPKD” pada sisi kredit.
• Pada akhir tahun, akun : RK-PPKD dan RK-SKPD dieliminasi karena kedua akun tersebut merupakan akun perantara antara SKPD dengan SKPKD, sehingga pada dua jurnal tersebut yang tersisa pada sisi debit berupa “Kas di Bendahara Pengeluaran SKPD Dinas Perdagangan” pada SKPD Dinas Perdagangan dan pada sisi kredit “Kas di Kas daerah” yang ada pada SKPKD.
• Hal ini menunjukan kondisi dari transaksi yang sebenarnya. Untuk penerbitan SP2D-LS bagi SKPD Dinas Perdagangan, jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPKD pada sisi debit diisi “RK-SKPD” dan pada sisi kredit “Kas di kas Daerah”. Sedangkan PPK-SKPD Dinas Perdagangan mencatat pada sisi debit berupa “Belanja...” dan pada sisi kredit “RK-PPKD”.
• Sama dengan penjelasan yang telah diberikan sebelumnya, pada akhir tahun, akun “RK-SKPD” dan “RK-PPKD” akan dieliminasi ketika dibuat laporan keuangan konsolidasi bagi pemerintah daerah. Oleh sebab itu, pada kedua jurnal tersebut yang tersisa pada sisi debit berupa “Belanja ...” pada SKPD Dinas Perdagangan dan pada sisi kredit “Kas di kas daerah” pada SKPKD. Hal ini juga menunjukkan kondisi sebenarnya dari transaksi tersebut.
3. Jurnal Konsolidator atas Pemotongan dan Penyetoran PFK oleh Bendahara Pengeluaran SKPD
• Pemotongan dan penyetoran PFK yang dilakukan bendahara pengeluaran SKPD perlu dibuat jurnal konsolidator oleh fungsi akuntansi SKPKD dalam rangka memunculkan penerimaan dan pengeluaran PFK,sedangkan utang PFK akibat dari pemotongan dan penyetoran tersebut sudah dimunculkan dalam neraca SKPD yang bersangkutan.
• Dasar pembuatan jurnal konsolidasi karena bendahara pengeluaran SKPD dalam melaksanakan tugasnya melakukan pemotongan dan penyetoran atas pajak penghasilan(pph)dan pajak pertambahan nilai (PPn). Hal tersebut dapat dilihat dari adanya buku pembantu pajak yang dikelola oleh bendahara pengeluaran SKPD.
• Selain itu,penerbit SP2D,baik utnuk uang persediaan maupun belanja langsung SKPD,pajak penghasilan,dan pajak pertambahan nilai tidak mengurangi jumlah pembayaran SP2D yang bersangkutan. jadi,dapat diartikan pajak-pajak tersebut tidak dipotong langsung oleh BUD,tetapi di potong dan di setorkan oleh bendahara pengeluaran SKPD.
•
• Aktifitas pemotongan dan penyetoran PFK tersebuut merupakan aktifitas non-anggaran. Dalam PSAP no 03 paragraf 8, aktifitas non-anggaran di definisikan sebagai aktifitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak memengaruhi anggaran pendapatan,belanja,transfer,dan pembiayaan pemerintah.
• Selanjutnya,dalam paragraph 30 di sebutkan arus kas masuk dari aktifitas non-anggaran,meliputi,penerimaan PFK dan kiriman uang masuk,dan dalam paragraph 31 di sebutkan arus kas kaluar dari aktifitas non-anggaran, meliputi pengeluaran PFK dan kiriman uang keluar.
• Aktifitas non-anggaran yang di buat oleh BUD atau SKPKD di laporkan dalam laporan arus kas (LAK),sedangkan SKPD tidak membuat LAK.jika penjualan tidak dilakukan oleh fungsi akuntansi SKPKD dari setiap pemotongan dan penyetoran PFK yang di lakukan bendahara pengeluaran SKPD, maka akan sangat menyulitkan pada akhir tahun untuk merekapitulasi penerimaan maupun pengeluaran PFK tersebut.
• Kesalahan dalam merekapitulasi penerimaan dan pengeluaaran PFK akan mengakibatkan kesalahan dalam menyajikan penerimaan dan pengeluaran PFK dalam LAK pemerintah daerah,bahkan juga kesalahan dalam menyajikan utang PFK dari selisih penerimaan dan pengeluaran PFK dalam neraca pemerintah daerah.
• DOKUMEN SUMBER
• Dokumen sumber yang dapat digunakan oleh fungsi akuntansi SKPKD dalam membuat jurnal konsolidator atas pemotongan dan penyetoran PFK yang dilakukan bendahara pengeluaran SKPD adalah SPJ fungsional bendahara pengeluaran SKPD yang di laporkan ke BUD setiap bulannya
• Adapun jurnal yang di buat oleh fungsi akuntansi SKPKD atas pemotongan PFK yang di lakukan bendahara pengeluaran SKPD sebagai berikut.
• Jurnal yang dibuat PPK-SKPD diikuti jurnal korolari.
• Pada jurnal SKPKD di sisi debit dicatat’RK-SKPD’dan di sisi kredit dicatat ‘penerimaan PFK’,sedangkan jurnal pada SKPD disisi debit dicatat ‘kas di bendahara pengeluaran’dan disisi kredit dicatat ‘RK PPKD’.
• Akun RK-SKPD dan RK PPKD merupakan akun resiprokal yang pada akhir tahun dieliminasi ketika membuat laporan keuangan konsolidasi pemerintah daerah, sehingga dari kedua jurnal tersebut yang tersisa pada sisi debit ‘kas di bendahara pengeluaran’pada SKPD dan pada sisi kredit’penerimaan PFK’pada SKPKD.
• Jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPKD atas penyetoran PFK yang dilakukan bendahara pengeluaran SKPD sebagai berikut.
• PPK-SKPD mebuat jurnal atas penyetoran PFK yang dilakukan bendahara pengeluaran sebagai berikut.
• Jurnal yang dibuat PPK-SKPD tersebut juga diikuti oleh jurnal korolari sebagaimana pada saat pemotongan PFK.
• Pada jurnal SKPKD disisi debit dicatat “pengeluaran PFK”dan pada sisi kredit dicatat “RK-SKPD dinas perdangangan”, sedangkan jurnal pada SKPD disisi debit dicatat “RK-PPKD”dan pada sisi kredit dicatat “KAS dibendahara pengeluaran”.
• Pada akhir tahun, akun RK-SKPD dan RK-PPKD dieliminasi ketika dilakukan penyusutan laporan keuangan konsolidasi pemerintah daerah. jadi,ke dua jurnal tersebut hanya menyisakan pada sisi debit”pengeluaran PFK” pada SKPKD dan pada sisi kredit ”kas di bendahara pengeluaran” pada SKPD.
• Jurnal konsolidator atas pemotongan dan penyetoran PFK yang dilakukan bendahara pengekluaran SKPD sebagaimana dibahas sebelumnya akan diberikan berikut ini.
Mengakui dan Menutup Surplus/Defisit SKPD Dinas Perdagangan
• SKPKD sebagai kantor pusat mengakui semua surplus maupun defisit dari masing-masing SKPD. Dalam hal ini, pengakuan tersebut akan menambah atau menurunkan saldo akun RK-SKPD dari masing-masing SKPD.
• Dalam contoh buku ini, SKPD yang akan digunakan SKPD Dinas Perdagangan SKPD Dinas Perdagangan sebesar Rp 2.396.500.000. Setelah Jurnal untuk mengakui surplus/defisit dibuat, saldo akun RK-SKPD Dinas Perdagangan sebesar Rp3.500.000. Jurnal ini sama dengan saldo akun RK-PPKD pada SKPD Dinas Perdagangan.
• Untuk mengakui dan menutup defisit tersebut, jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPD adalah sebgai berikut:
Akuntansi Non-kas Lainnya SKPKD
• Subbab ini akan menjelaskan beberapa transaksi yang dilakukan SKPKD. Namun, transaksi-transaksi tersebut tidak memengaruhi realisasi anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Transaksi in bertujuan untuk mencatat aktifitas Non-anggaran yang dilakukan BUD, kas dibendahara penerimaan SKPKD pada akhir tahun yang tidak sempat disetor ke kas daerah, jurnal penyesuaian dan reklafisikasi pada akhir tahun, dan juga penyusutan aset tetap SKPKD.
1. jurnal pemotongan dan penyetoran PFK oleh BUD
• BUD dalam pelaksanakan tugasnya juga melakukan pemotongan dan penyetoran PFK, khususnya untuk pemotongan an penyetoran dari askes, taspen, taperum, dan iuran wajib pegawai negri.pemotongan yang dilakukan BUD dapat dilihat pada SP2D-LS gaji dan tunjangan yang diterbitkan untuk kepentingan pembayaran gaji pegawji dan pemerintah daerah.pada SP2D-LS gaji dan tunjangan, potongan askes, taspen, taperum, dan iuran wajib pegawai negeri merupakan potongan-potongan yang mengurangi jumlah pembayaran SP2D-LS gaji dan tunjangan.
• Pada bendahara pengeluaran SKPD atau SKPKD yang menerima SP2D-LS gaji dan tunjangan, pencatatan besarnya uang yang diterima tetap sebesar bruto, sedangkan fungsi akuntansi SKPKD akan mencatat pemotongan tersebut sebagai penerimaan PFK.
• Untuk menggambarkan akuntansi pemotongan dan penyetoran PFK yang dilakukan BUD, dimisalkan yang selain sudah diinformasikan dalam SP2D-LS gaji dan tunjangan bulan januari 200B.
• Berikut ini besarnya potongan dan penyetoran PFK selama tahun 200B yang dilakukan BUD.
Jurnal Reklasifikasi dan Penyesuaian Akhir Tahun
Untuk menggambarkan jurnal reklasifikasi dan penyesuaian pada akhir tahun, berikut ini dimisalkan informasi-informasi akhir tahun SKPKD.
1. Kas dibendahara penerimaan yang belum sempat disetor ke kas daerah pada akhir tahun sebesar Rp 50.000.000
2. SKP daerah yang sudah diterbitkan, namun belum dibayar oleh wajib pajak daerah sampai dengan akhir tahun sebesar Rp 60.000.000
3. Bagian yang akan jatuh tempo investasi jangka panjang pemerintah daerah pada tahun 200C adalah sebagai berikut:
• Pinjaman kepada perusahaan negara (BUMN A) Rp 150.000.000• Pinjaman kepada perusahaan daerah (BUMD A) Rp 200.000.000• Pinjaman kepada pemerintah pusat Rp 300.000.000• Pinjaman kepada pemerintaha daerah lainnya Rp 250.000.000
4. Persediaan ATK yang masih tersisa pada akhir tahun berdasarkan hasil perhitungan fisik dikalikan dengan harga terakhir sebesar Rp 20.000.000
5. Bagian yang akan jatuh tempo utang jangka panjang pemerintah daerah pada tahun 200C adalah sebagai berikut:
• Utang dalam negeri – pemerintah pusat Rp 2.000.000.000• Utang dalam negeri – pemda lainnya Rp 1.000.000.000• Utang dalam negeri – lembaga keu. bank A Rp 600.000.000• Utang dalam negeri – LKBB A Rp 500.000.000• Utang dalam negeri – obligasi Rp 400.000.000• Utang jangka panjang lainnya sebesar Rp 300.000.000
6. Berdasarkan perhitungan penyusutan aset tetap dengan menggunakan metode garis lurus, besarnya penyusutan pada tahun 200B sebesar Rp 1.000.000.000
Berdasarkan informasi-informasi tersebut, fungsi akuntansi SKPKD membuat jurnal untuk mencatatnya sebagai berikut:
2. SKP daerah yang belum dibayar wajib pajak• SKP daerah yang belum dibayar wajib pajak sudah merupakan hak
pemerintah daerah. Karena dalam SAP, basis pencatatan yang digunakan cash towards accrual, yaitu pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat berdasarkan basis kas, sedangkan aset, kewajiban, dan ekuitas dicatat berdasarkan basis akrual. Oleh karena itu, SKP daerah yang sudah terbit dan belum dibayar oleh wajib pajak pada akhir tahun sudah menimbulkan piutang pajak bagi pemerintah daerah. Piutang-piutang pajak tersebut disajikan dalam neraca dan berpasangan dengan cadangan piutang.
3. Bagian yang akan jatuh tempo investasi jangka panjang• Investasi jangka panjang dalam bentuk investasi non-permanen dimiliki
oleh pemerintah daerah secara tidak berkelanjutan. Maksudnya, pada saat investasi jatuh tempo, uang dari investasi tersebut diterima kembali oleh pemerintah daerah. Bagian yang akan diterima pada tahun 200C (kurang dari 12 bulan dari tanggal neraca) diklasifikasikan sebagai bagian lancar dalam neraca pemerintah daerah. Karena bagian investasi jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun 200C diklasifikasikan ke bagian lancar, maka bagian tidak lancar pun berkurang. Berkurangnya bagian tidak lancar tersebut dicatat dalam jurnal korolari.
4. Persediaan akhir• Persediaan akhir pada SKPKD dapat berupa ATK yang belum habis
terpakai sampai dengan akhir tahun. Hasil perhitungan fisik atas kuantitas yang tersisa dikalikan dengan harga perolehan terakhir, hasil tersebut merupakan nilai persediaan yang nantinya akan disajikan dalam neraca. Persediaan akhir berupa ATK berasal dari belanja barang pemerintah daerah. Namun, dalam membuat jurnal penyesuaian untuk persediaan tidak dengan cara mengurangi belanja barang tersebut, tetapi persediaan tersebut dalam neraca berpasangan dengan cadangan persediaan. Berikut jurnal persediaan akhir:
•
5. Bagian yang akan jatuh tempo utang jangka panjang• Utang janhka panjang merupakan kewajiban jangka panjang
pemerintah daerah, dan biasanya dibayar secara bertahap. Bagian yang akan dibayar pada tahun 200C diklasifikasikan menjadi bagian lancar yang disajikan pada neraca pemerintah daerah. Karena adanya klasifikasi utang jangka panjang menjadi bagian lancar, maka bagian janhka panjang menjadi berkurang. Berkurangnya bagian janhka panjang ini akan dicatat dalam jurnal korolari. Berikut jurnal bagian lancar utang janghka panjang dan jurnal korolarinya.
•
6. Penyusutan aset tetap• Dalam PSAP Nomor 07 paragraf 53 disebutkan bahwa aset tetap disajikan
berdasarkan biaya perolehan aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan. Selanjutnya, dalam paragraf 57 disebutkan selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. Berikut jurnal penyusutan aset tetap.
•
• Menurut penulis yang dimaksud dengan aset tetap dapat disusutkaan sesuai dengan sifat dan karakteristik adalah pemerintah daerah dalam memilih metode penyusutan dari tiga metode yang diperkenankan, yaitu metode garis lurus, metode saldo menurun ganda, dan metode unit produksi yang harus memerhatiakn sifat dan karakteristik masing-masing.
•
POSTING KE BUKU BESAR• Posting dilakukan untuk memindahkan jurnal yang sudah
dibuat ke masing-masing akun dalam buku besar. Posting dilakukan secara berkala atau biasanya dilakukan disetiap bulan.