BAB 1(1)

download BAB 1(1)

of 19

description

bab 1

Transcript of BAB 1(1)

BAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIndonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Pertanian merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan di Indonesia. Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus terpenuhi kecukupannya untuk menunjang kelangsungan hidup sebahagian besar penduduk Indonesia. Salah satu upaya untuk mempertahankan kecukupan pangan adalah melalui pengendalian faktor-faktor pembatas. Salah satu faktor pembatas yang penting adalah serangan hama penyakit. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sebagai sumber energi yang umumnya dikonsumsi masyarakat Indonesia. Hampir separuh penduduk dunia, terutama di Asia menggantungkan hidupnya dari tanaman padi. Begitu pentingnya arti padi sehingga kegagalan panen dapat mengakibatkan gejolak social luas. Upaya peningkatan produksi tanaman pangan dihadapkan pada berbagai kendala dan masalah, antara lain kekeringan dan banjir. Salah satu upaya peningkatan produktivitas tanaman padi adalah dengan mencukupkan kebutuhan haranya. Padi merupakan tanaman yang paling penting di negeri kita Indonesia ini. Betapa tidak karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi. Selain di Indonesia padi juga menjadi makanan pokok negara-negara di benua Asia lainnya seperti China, India, Thailand, Vietnam dan lain-lain. Padi merupakan tanaman berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis.Pembibitan merupakan langkah awal dari penanaman padi. Pembibitan dimulai dari persiapan benih, Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidaknya, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian biji diambil dari rendaman lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam. Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata. dan usaha mendapatkan bibit yang baik termasuk bibit tanaman padi dapat dilakukan melalui kegiatan pembibitan yang memenuhi stsndar baku teknis. Ada dua model pembibitan padi yang umum dikembangkan oleh masyarakat yaitu pembibitan basah dan pembibitan kering. Secara garis besar prinsip kedua pembibitan tersebut sama, hanya kondisi air dalam media tanam selama berlangsungnya pembibitan yang membedakan.pada daerah yang banyak air menggunakan sistem basah, dan daerah yang airnya terbatas menggunakan sistem kering yang mana akan dilakukan dilahan maupun pada nampan-nampan pembibitan.Bibit padi yang dianggap baik antara lain mempunyai cirri-ciri pertumbuhan bibit seragam, bibit bebas dari gangguan OPT, perakaran bibit banyak dan seragam dan bibit tidak mengalami stagnasi setelah dilakukan pindah tanam. Tahapan kegiatan yang umum dilakukan pada pembibitan tanaman padi antara lain menetapkan waktu pembibitan, mempersiapkan benih yang akan digunakan, pembuatan media semai yang akan digunakan untuk persemaian, penaburan atau penyebaran benih, pemeliharaan bibit yang sudah tumbuh, pencabutan bibit dan pengangkutan ataupun penyiapan bibit untuk ditanam. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui cara menentukan mutu benih padi berdasar konsentrasi lrutan uji.2. Mengetahui cara pembibitan tanaman padi menggunakan metode pembibitan basah.BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Benih sendiri mempunyai pengertian ialah merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi agronomis. Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi atau benih unggul, sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang dapat berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang semakin maju. Pengujian kualitas benih ini sangat penting karena terujinya kualitas benih dapat memberikan jaminan kepada petani dan masyarakat untuk mendapatkan benih dengan kualitas yang baik sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan tentunya dapat menghindari petani dari berbagai kerugian yang ditimbulkan (Lesilolo, dkk., 2013)Bibit padi yang digunakan sebaiknya dari benih berlabel dari varietas unggul. Benih tersebut minimal memiliki peluang tumbuh 90%. Padi ditebar pada lahan yang sudah diolah. Setelah 18-25 hari kemudian, biasanya benih yang tumbuh sudah bisa dipindah. Cirri bibit yang siap dipindah berdaun 5-6 helai, tingginsekitar 22-25 cm, batang bawah besar dank eras, bebas dari hama dan penyakit, serta pertumbuhannya seragam. Bibit-bibit itu siap dicabut. Saat mencabut bibit bagian akarnya harus dijaga agar tetap terikat semua dan tidak rusak. Bibit padi dikumpulkan dalam ikatan-ikatan lalu ditaru disawah dengan sebagian akar terbenam di air (Martodireso dan Suryanto, 2003).Seleksi dan perlakuan benih untuk mendapatkan benih yang berkualitas (bernas, sebelum disebar, benih harus diseleksi dan diberi perlakuan). Persemaian harus dapat menjamin diperolehnya bibit yang kuat (vigor), sehat, dan tidak tertular tungro, hama penggerek batang, dan penyakit lainnya. Lokasi persemaian harus bebas dari endemis penyakit tungro dan serangan penggerek batang (Sriyanto, 2010). Persiapan pembibitan atau persemaian. Sebelum disebarkan di pembibitan atau persemaian benih dibilas agar tidak mengandung larutan pupuk atau garam. Kemudian benih direndam selama 24 jam dan setelah itu ditiriskan selama 48 jam. Luas persemaian adalah 4 % dari luas pertanaman (250 m2 per/ha lahan) Bedengan pembibitan dibuat dengan lebar 1,0-1,2 m dengan panjang bervariasi menurut keadaan luas lahan dan dengan luas 400 m2. Luas bedengan ini cukup untuk ditebari 20-25 kg benih. Diusahakan agar lokasi pembibitan dekat dengan sumber air dan memiliki drainase yang baik, agar tempat pembibitan bisa cepat diairi dan cepat pula dikeringkan bila mana perlu (Bobihoe, 2009). Pengaturan sistem tanam dan umur bibit yang tepat, serta penggunaan varietas unggul padi selain efektif dalam pertumbuhan tanaman juga efisien dalam waktu dan mendapatkan produktivitas yang optimal. Umur pindah bibit tanaman padi harus tepat untuk mengantisipasi perkembangan akar yang secara umum berhenti pada umur 42 hari sesudah semai, sementara jumlah anakan produktif akan mencapai maksimal pada umur 49-50 hari sesudah semai. Penanaman bibit muda memiliki beberapa keunggulan, antara lain tanaman dapat tumbuh lebih baik dengan jumlah anakan cenderung lebih banyak dan perakaran bibit berumur kurang dari 15 hari lebih cepat beradaptasi dan cepat pulih dari cekaman akibat dipindahkan dari persemaian ke lahan pertanaman. Secara umum, sistem tanam dan umur bibit pada tanaman padi sawah diketahui berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun hasil padi sawah. Walaupun demikian, umur bibit dan sistem tanam yang optimum masih belum diketahui dengan tepat. Oleh karena itu, penelitian mengenai sistem tanam dan umur bibit pada padi sawah masih sangat penting untuk dilakukan (Anggraini, dkk., 2013)Persiapan Benih dan Persemaian dilakukan agar diperoleh hasil maksimal dari benih padi hibrida yang akan ditanam. Maka benih yang digunakan diseleksi terlebih dahulu sebelum disemaikan. Benih diseleksi dengan cara dibersihkan lebih dahulu dan direndam selama 24 jam dalam air yang mengandung garam. Benih yang mengapung dibuang dan benih yang tenggelam disemaikan. Sebelum disemai, benih dicuci dengan air bersih lalu ditiriskan dan diperam selama 24 jam. Benih disemaikan dengan menggunakan persemaian basah (macak-macak) dengan ukuran 2 m x 10 m dan tinggi bedengan 30 cm (Syaiful, dkk. 2012)Pengolahan lahan dilakukan dua kali, dimulai dengan pembersihan lahan dari gulma. Pengolahan pertama, adalah membalik tanah, sedang pengolahan kedua adalah menghaluskan tanah dan meratakannya. Lahan yang telah dibersihkan kemudian dibuat petakan sawah dengan tiap petakan berukuran 2 x 3 m. Persemaian benih dilakukan 25 hari sebelum penanaman yang dilakukan secara terpisah untuk tiap varietas padi. Sebelum disemaikan benih keempat varietas padi direndam dan benih yang mengapung dibuang. Benih yang tenggelam diteruskan perendamnya selama 24 jam. Benih yang telah direndam 24 jam ini selanjutnya disebarkan pada petak semaian sesuai dengan varietasnya. Penanaman dilakukan saat bibit berumur 25 hari dengan cara menanam bibit sebanyak 3 bibit rumpun-1 dengan jarak tanam 25 x 25 cm. Pada saat tanam, petak persawahan tidak digenangi dan dibiarkan hingga berumur 2 mst (Utama dan Haryoko, 2009). Penabur benih padi secara langsung merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan. Alat Tanam benih padi secara langsung, dimana benih padi langsung disebar di lahan budidaya tanpa melalui proses penyemaian terlebih dahulu. Cara ini berbeda denga budidaya padi sistem pindah tanam atau transplanting, dalam hal pembibitannya. Kegiatan lainnya relatif sama. Dalam sistem pindah tanam, benih padi disemaikan terlebih dahulu di lahan yang terpisah dengan lahan budidaya. Dengan demikian, dibutuhkan tenaga untuk persiapan lahan semai, penyebaran benih, pencabutan bibit yang sudah siap tanam, dan tenagan tanam. Ditambah lagi tenaga transportasi untuk memindah bibit dari lokasi penyemaian menuju ke lokasi budidaya, karena seringkali lahannya berjauhan (Salimin, 2013).Beras merupakan makanan pokok utama lebih dari setengah populasi dunia. Beras secara tradisional ditanam dengan transplantasi persemaian bibit di lapangan ke dalam genangan, yang membutuhkan pasokan air yang kontinu di seluruh perusahaan Pertumbuhan. Selain air yang tinggi, input itu menuntut biaya tenaga kerja tinggi, terutama pada waktu kritis tanam, yang tidak hanya meningkatkan biaya produksi tetapi juga dapat mengakibatkan proses tanam tertunda karena tidak tersedianya tenaga kerja (Rehman, dkk., 2010).

BAB 3. METODOLOGI3.1 Waktu dan TempatPraktikum pengantar teknologi pertanian dilaksanakan di Agroteknopark jubung tentang Pembibitan Tanaman Padi, yang dilaksanakan pada hari jumat tanggal 2 Mei 2014 jam 07.00- selesai.

3.2 Alat dan Bahan3.2.1 Alat 1. Timba2. timbangan.3. Alat tulis4. Modul5. Alat penunnjang praktikum lainnya.3.2.2 Bahan1. Benih padi2. Pupuk ZA3. Air4. Jerami

3.3 Cara Kerja1. Menentukan Mutu Beniha. Buatlah larutan pupuk ZA dengan melarutkan 225 g ZA dalam setiap liter air dalam timba, sampai mencapai volume larutan dua kali volume benih yang akan diuji.b. Masukkan secara hati-hati benih padi yang akan diuji kedalam larutan sambil diaduk secara merata.c. Ambil benih padi yang mengapung kemudian timbang dan catat beratnya.d. Buanglah secara hati-hati larutan uji sehingga yang tersisa tinggal benih padi yang tenggelam pada dasar timba. Timbang dan catat bertnya.e. Cucilah benih pdi yang telah lolos uji dengan air bersih, kemudian rendam benih padi yang telah dicuci dalam air bersih selama 24 jam.f. Tiriskan benih padi yang sudah direndam dan benih padi siap untuk ditabur ke persemaian.2. Pembibitan Padi Secara Basaha. siapkan tempat pembibitan dilahan sawah yang subur sesuai dengan baku teknis yang telah ditetapkan. Ukuran bedengan pembibitan tinggi 20 cm lebar120 cm dan panjang 1000 cm atau menyesuaikan kondisi lahan.b. taburkan benih padi yang telah lolos uji secara merata pada media semai yang basah tetapi tidak menggenang. Bila dikhawatirkan masih ada hujan tutup permukaan media semai menggunakan potongan jerami setebal satu lapisan.c. jaga kondisi air selama berlangsungnya kegiatan pembibitan dan lakukan kegiatan pemeliharaan lain sesuai dengan baku teknis yang telah ditetapkan.d. cabutlah bibit setelah berumur 21 hari dan ikat setiap kumpulan bibit sampai bibit siap diangkut dan ditanam diarel tanam.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 HasilMenentukan Mutu BenihUraianHasil PengamatanKeterangan

Berat Benih yang Mengapung 0 %Tidak ada benih mengapung

Berat Benih yang Tenggelam 10 kg-

Presentase Benih Baik100%Berkualitas baik

Pembibitan Tanaman PadiUraianHasil PengamatanKeterangan

VarietasSitubagenditBibit unggul

Tanggal sebar2 mei 2014Praktikum pembibitan

Tanggal tanam17-25 hari setelah sebarPraktikum tergantung varietas padi

PEKERJAN PEMBIBITAN TANAMAN PADI

1Penyiapan Benih

11Tahap Pekerjaan Menyiapkan benih yang unggul Penyeleksian benih Perendaman benih selama 24 jam Benih yang dipakai yaitu benih yang tenggelam dan yang terapung dibuang.

2Pengamatan hasil Mendapatkan benih yang terapung yang merupakan indikasi bibit yang berkualitas.

3Keterangan Pemakaian benih yang berkualitas tersebut bertujuan agar mendapatkan tanaman yang tumbuh dengan normal dan lebih tahan terhadap penyakit.

2Pembuatan Bedengan Pembibitan

1Tahap pekerjaan Mengolah tanah persemaian kurang lebih 3-7 hari sebelumpenyebaran benih Membuat bedengan untuk tempat atau lahan persemaian Lahan persemaian dibajak dan digaru Membuat bedengan dengan tinggi kurang lebih 20 cm dan lebar 120 cm.

2Pengamatan hasil Dari hasil pengamatan kegiatan pembuatan bedengan untuk pembibitan, diperoleh lahan bedengan yang siap untuk dilakukan penebaran benih.

3Keterangan Pembuatan bedengan untuk pembenihan akan mempermudah proses perawatan benih dan memudahkan dalam sistem pengairan karena terdapat jarak antar bedengan yang berguna sebagai jalannya air.

3Penyebaran Benih

1Tahapan pekerjaan Menyiapkan benih yang akan disebar Menaruh benih yang akan disebar kedalam timba Melakukan penyebaran dengan mengambil benih yang ada di dalam timba satu genggam Benih disebar menyeluruh dipermukaan bedengan

2Pengamatan hasil Benih tersebar merata dipermukaan bedengan yang telah di sediakan.

3Keterangan Benih yang disebar tidak boleh terlalu rapat dan tidak terlalu renggang.

4Pemeliharaan Pembibitan

1Tahap pekerjaan Menjaga ketersediaan air pada lahan pembibitan, jangan sampai kering dan tidak boleh terlalu banyak air. Mencegah serangan opt Melakukan pengawasan yang intensif guna menghindari kerusakan akibat hama. Mengurangi gula agar tidak menghambat pertumbuhan benih.

2Pengamatan hasil Tanah dalam kondisi nyemek-nyemek (tidak terlalu banyak air) Benih padi tumbuh dengan baik dan tidak ada opt yang menyerang Media semai bebas dari gulma Lahan sawah subur.

3Keterangan Kegiatan pemeliharaan pembibitan bertujuan untuk menjaga kondisi bibit agar terbebas dari gangguan OPT, hama dan penyakit.

5Pencabutan dan Pemindahan Bibit

1Tahap pekerjaan Mencabut bibit beserta akarnya tetapi tidak dengan tanahnya Bibit yang telah dicabut dikumpulkan dalam satu golongan besar dan banyak. Ikat bibit tersebut dengan tali atau yang lain dalam jumlah ikatan besar. Mengumopulkan semua bibit dalam satu tempat Memindahkan bibit kelahan yang siap ditanami.

2Hasil pengamatan Bibit bersih dari tanah dan kotoran lainnya. Bibit siap ditanam kelahan sawah Bibit yang siap dicabut dan dipindahkan kelahan yaitu bibit yang berumur 25-40 hari.

3Keterangan Pencabutan dan pemindahan bibit dilakukan 2 atau 3 hari tanah digenangi air terlebih dahulu sebelum dilakukan pencabutan agar tanam menjadi lunak dan memudahkan proses pencabutan.

4.2 PembahasanSebelum melakukan penanaman terlebih dahulu yang perlu dilakukan adalah melakukan pembibitan karena pembibitan merupakan awal dari penanaman, dan pembibitan merupakan proses yang dilakukan untuk mempersiapkan terciptaya tumbuhnya generasi baru dari suatu spesies makhluk hidup tertentu baik secara alami ataupun secara buatan. Tujuan dari pembibitan adalah untuk mendapatkan bibit yang sehat, subur dan tidak terserang OPT, menghindarkan tananam muda dari kondisi lingkungan yang merugikan, mempermudah pemeliharaan, mempermudah seleksi bibit, dan mengurangi biaya pemeliharaan.Persemaian atau pembibitan basah adalah persemaian yang dilakukan pada lahan sawah di luar areal yang akan dipanen atau persemaian yang langsung dilakukan di lahan pertanian, seperti pada sistem konvensional dan biasanya sistem basah dilakukan pada lahan yang tesedia banyak air. Keuntungan persemaian basah yaitu pemeliharaan dapat mudah dilakukan sebab leluasa bergerak dan hasil yang diperoleh juga memuaskan. Kekurangan dari sistem ini adalah banyaknya gulma yang tumbuh, dan gampang terserang opt. Sedangkan persemaian kering merupakan persemaian yang menggunakan wadah berupa kotak atau besek atau wonca atau pipiti. Penggunaan wadah ini dimaksudkan untuk memudahkan pengangkutan dan penyeleksian benih. Kelebihan dari persemaian ini adalah dapat dibuat di mana saja asal sawahnya subur dan terbuka, Tidak tergantung dari banyaknya jumlah air, asal tanahnya basah sudah cukup, dipersemaian kering bibit dapat dibiarkan tumbuh sampai berumur 80 hari. Kekurangan dari system ini adalah lebih susah saat penaburan karena tempat yang tidak memadai dan bibit tidak tumbuh seragam.Metode uji yang umum digunakan adlah menggunakan larutan uji berupa larutan garam dapur, urea, ZA, abu dan sebagainya. Benih yang telah lolos diuji yaitu benih yang tenggelam, sedangakan benih yang mengambang di permukaan larutan adalah benih yang tidak bernas atau benih yang tidak layak untuk dijadikan bahan tanam.setelah itu benih direndam kedalam air selama 24 jm dengan tujuan agar larutan garam yang ada di benih tersebut hilang.Varietas hibrida adalah kultivar yang merupakan keturunan langsung (generasi F1) dari persilangan antara dua atau lebih populasi suatu spesies yang berbeda latar belakang genetiknya (disebut populasi pemuliaan atau populasi tangkaran). Keuntungan Penggunaan benih hibrida dipercaya mampu memberikan hasil lebih tinggi, hingga dua kali lipat, dibandingkan benih varietas biasa. Kekurangan yaitu harga benih yang mahal, petani harus membeli benih baru setiap tanam, karena benih hasil panen sebelumnya tidak dapat dipakai untuk pertanaman berikutnya, tidak setiap galur atau varietas dapat dijadikan sebagai tetua padi hibrida. untuk tetua jantannya hanya terbatas pada galur atau varietas yang mempunyai gen Rf atau yang termasuk restorer saja, produksi benih rumit, memerlukan areal penanaman dengan syarat tumbuh tertentu. Contoh pada varietas hibrida yaitu Semar-10, Bima-1, Bima-2 Bantimurung, Bima-3, Bantimurung, Bisi 2, NK11, NK55, NK33, C7, P11, dsb. Varietas padi bersari bebas dapat berupa varietas sintetik maupun komposit yaitu Varietas sintetik dibentuk dari beberapa bulir inbrida yang memiliki daya gabung umum yang baik, sedangkan varietas komposit dibentuk dari bulir inbrida, varietas bersari bebas, dan hibrida. Keseragaman varietas bersari bebas (komposit) hanya dalam beberapa karakter karena banyak gen belum mencapai fiksasi. Contoh: Arjuna, Bisma, Lagaligo, Lamuru, Kresna, Gumarang, Sukmaraga, Srikandi Putih-1, Srikandi Kuning-1, Anoman, dll. Keunggulan dari varietas ini di antaranya adalah berumur pendek, biasanya tahan penyakit, tidak menimbulkan ketergantungan dan bisa ditanam secara berulang-ulang tanpa harus membeli di toko karena bisa diturunkan. Kekurangan nya hasil yang diperoleh tidak se baik varietas hibrida.Tahapan kegiatan pembibitan tanaman padi yang umum dilakukan adalah (1) menetapkan waktu pembibitan. Waktu membuat pembibitan harus mempertimbangkan kesiapan areal yang akan ditanami, dengan cara menghitung mundur dari tanggal tanam dikurangi umur bibit siap dipindah tanam. (2) persiapan benih. Untuk mendapatkan keseragaman pertumbuhannya harus menggunakan bibit unggul, tetapi tergantung dengan hasil yang akan di gunakan yaitu digunakan untuk benih atau konsumsi. Sebelum dilakukan penyebaran terlebih dahulu benih di uji dengan menggunakan larutan garam, urea ZA dsb untuk mengetahui benih yang baik untuk digunakan dan tidak digunakan. Setelah itu benih yang diambil benih yang tenggelam. Langkah selanjutnya benih direndam dalam air selama 24 jam untuk menghilangakn larutan yang menempel. (3) Pembuatan media semai. Sebelum membuat media semai lahan harus dibersihkan dari sisa-sisa jerami dan rumput, bedengan untuk persemaian.(4) Penaburan atau penyebaran benih ada lahan. (5) pemeliharaan bibit di lahan. (6) pencabutan bibit yang sudah siap tanam. (7) pengangkutan dan penyiapan bibit dipertanaman.Faktor faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam kegiatan pembibitan yaitu adalah faktor genetik. Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam mahluk hidup. Selanjutnya adalah faktor curah hujan yaitu dapat mempengaruhi kadar air tanah, aerasi tanah, kelembapan udara dan secara tidak langsung juga menentukan jenis tanah sebagai tempat media tumbuh tanaman. Lalu keadaan tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selanjutnya cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui tiga sifat yaitu intensitas cahaya, dan kualitas cahaya. Dan faktor yang dapat mempengaruhi adalah hara (nutrisi tanaman) dan air yaitu memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Cirri-ciri lahan bedengan yang baik untuk persemaian tergantung pada sistem yang digunakan (basah atau kering), tetapi cirri yang paling utama adalah lahan yang dipilih harus lahan yang benar-benar subur, lahan yang bersih dari rumput dan sisa-sisa jerami, tidak ada opt yang mengganggu, dipastikan lahan dibajak dan digaru dua kali, lahan tidak banyak tergenangi air (nyemek-nyemek).Hama yang menyerang pada fase bibit yaitu diantaranya adalah ulat. Ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunnya saja. Cara mengatasinya yaitu membuang telu-telur kupu-kupu yang melekat pada bagian bawah daun, menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi, apabila kedua cara di atas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida. Selanjutnya adalah lalat bibit, gejala serangannya yaitu lalat bibit meletakkan telur pada pelepah daun padi pada senja hari. Telur menetas setelah dua hari dan larva merusak titik tumbuh. Cara mengatasinya diutamakan pada penanaman varietas yang tahan. Lalu hama ganjur adalah sejenis hama lalat ordo diptera. Gejala serangan larva memakan jaringan tanaman diantara lipatan daun padi, pertumbuhan daun padi jadi tidak normal. Cara mengatasinya pengendalian diarahkan pada penanaman varietas yang resisten, penggenangan areal pertanaman sesudah panen agar pupanya mati.Ciri-ciri bibit yang baik untuk ditanam adalah bibit muda yang berumur 11-15 hari pada system SRI, sedangkan pada system konvensional bibit berumur 21 hari. bibit yang digunakan bibit yang tumbuh seragam dan tidak terserang OPT, batangnya kut, akarnya banyak dsb.BAB 5. PENUTUP5.1 Kesimpulan 1. pembibitan merupakan proses yang dilakukan untuk mempersiapkan terciptaya tumbuhnya generasi baru dari suatu spesies makhluk hidup tertentu baik secara alami ataupun secara buatan. Tujuan dari pembibitan adalah untuk mendapatkan bibit yang sehat, subur dsb.2. Sistem persemaian ada dua yaitu Persemaian atau pembibitan basah adalah persemaian yang dilakukan pada lahan sawah di luar areal yang akan dipanen atau persemaian yang langsung dilakukan di lahan pertanian dan persemaian kering merupakan persemaian yang menggunakan wadah berupa kotak atau besek atau wonca atau pipiti.3. Metode uji yang umum digunakan adlah menggunakan larutan uji berupa larutan garam dapur, urea, ZA, abu dan sebagainya.4. Varietas hibrida adalah kultivar yang merupakan keturunan langsung (generasi F1) dari persilangan antara dua atau lebih populasi suatu spesies yang berbeda latar belakang genetiknya (disebut populasi pemuliaan atau populasi tangkaran). Varietas komposit yaitu varietas bersari bebas dan sintetik. 5. Tahapan pembibitan padi yaitu menetapkan waktu,persiapan benih, pembuatan medi semai, penaburan benih, pemeliharaan, pencabutan dan penyiapan bibit siap tanam.6. Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam kegiatan pembibitan yaitu adalah faktor genetik.7. Cirri-ciri bedengan yang baik untuk digunakan adalah lahan sawah yang benar-benar subur tidak terlalu kering dan tidak terlalu banyak air.8. Hama yang menyerang pada fase bibit yaitu diantaranya adalah ulat, lalat bibit,dan hama ganjur.9. Ciri- cirri bibit yang baik ditanam adalah bibit yang tumbuhnya seragam dan tidak terserang OPT.

5.2 Saran Pelaksanaan praktikum kurang efisien karena mahasiswa berebutan untuk menebarkan benih pada lahan. Pelaksanaan praktikum kurang terlaksana dengan baik, karena mahasiswa ada yang asik bermain lumpur di area penyemaian benih padi.

DAFTAR PUSTAKAAggraini, F., Suryanto, A., dan Aini, N,. 2013. Sistem Tanam Dan Umur Bibit Pada Tanaman Padi Sawah( Oriza Sativa L) Varietas Inpari 13. Produksi Tanaman. Vol:1 (2).Bobihoe, Julistia. 2009. Pengelolaan Tanaman Terpadu (Ptt) Padi Sawah Irigasi Di Provinsi Jambi. Jambi : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

Lesilolo, M. K., Riry, J., dan Matatula, E. A,. 2013. Pengujian Viabilitas Dan Vigor Benih Beberapa Jenis Tanaman Yang Beredar Di Pasaran Kota Ambon. Agrologia. Vol: 2(1): 1-9.

Martodireso, Sudadi, dan Suryanto, W. A,. 2003. Terobosan Teknologi Pemupukan Dalam Era Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.Rehman, H. U., Basra, S. M. A., dan Farooq, M. 2010. Field Appraisal Of Seed Priming To Improve The Growth, Yield, And Quality Of Direct Seeded Rice. Agric. Vol: 35 : 357-365.

Salimin. 2012. Perencanaan Alat Tabur Benih Padi Langsung. Ilmiah Teknik Mesin. Vol: 3 (2).

Sriyanto, Sugeng. 2010. Panen Duit dari Padi Organik. Jakarta:Agromedia Pustaka

Syaiful, S. A., Sennang, N. S., dan Yasin, M. 2012. Pertumbuhan Dan Produksi Padi Hibrida Pada Pemberian Pupuk Hayati Dan Jumlah Bibit Per Lubang Tanam. Agrivigor. Vol: 11 (2): 202-213.

Utama, M.Z. H., Haryoko, W. 2009. Pengujian Empat Varietas Padi Unggul Pada Sawah Gambut Bukaan Baru Di Kabupaten Padang Pariaman. Akta Agrosia. Vol: 12 (1): 56-61.

.