Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

30
Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027) BAB X KESEHATAN GIGI DAN MULUT TUJUAN BELAJAR TUJUAN KOGNITIF Setelah membaca bab ini dengan seksama, maka anda telah dapat : 1. Mengetahui perubahan jaringan mulut yang berhubungan dengan usia. 2 .Mengetahui penyakit-penyakit gigi yang dapat terjadi pada lansia. 2.1. Mengetahui etiologi, patogenesa dan gejala penyakit-penyakit gigi pada lansia. 2.2. Mengetahui diagnosa dan penatalaksanaan penyakit- penyakit gigi pada lansia. 3. Mengetahui kelainan dan penyakit-penyakit pada lidah yang dapat terjadi pada lansia. 3.1. Mengetahui etiologi, patogenesa dan gejala penyakit-penyakit lidah pada lansia. 3.2. Mengetahui diagnosa dan penatalaksanaan penyakit- penyakit lidah pada lansia. 4. Mengetahui manifestasi dari penyakit-penyakit infeksi oral pada lansia. 5. Mengetahui peran gigi palsu pada lansia. TUJUAN AFEKTIF Setelah membaca bab ini dengan penuh perhatian, maka penulis mengharapkan anda akan dapat : 1. Mengajar kepada lansia bagaimana menjaga kebersihan mulut. 2. Memberi pendidikan seputar kebersihan mulut kepada lansia. 3. Menyadarkan para lansia akan pentingnya gigi palsu. 4. Memberi saran-saran kepada lansia seputar kebersihan mulut. Kepaniteraan Gerontologi Medik 1 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

description

gg

Transcript of Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Page 1: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

BAB XKESEHATAN GIGI DAN MULUT

TUJUAN BELAJARTUJUAN KOGNITIFSetelah membaca bab ini dengan seksama, maka anda telah dapat :1. Mengetahui perubahan jaringan mulut yang berhubungan dengan usia.2 .Mengetahui penyakit-penyakit gigi yang dapat terjadi pada lansia. 2.1. Mengetahui etiologi, patogenesa dan gejala penyakit-penyakit gigi pada lansia. 2.2. Mengetahui diagnosa dan penatalaksanaan penyakit-penyakit gigi pada lansia.3. Mengetahui kelainan dan penyakit-penyakit pada lidah yang dapat terjadi pada lansia.

3.1. Mengetahui etiologi, patogenesa dan gejala penyakit-penyakit lidah pada lansia.3.2. Mengetahui diagnosa dan penatalaksanaan penyakit-penyakit lidah pada lansia.

4. Mengetahui manifestasi dari penyakit-penyakit infeksi oral pada lansia.5. Mengetahui peran gigi palsu pada lansia.

TUJUAN AFEKTIFSetelah membaca bab ini dengan penuh perhatian, maka penulis mengharapkan anda akan dapat :1. Mengajar kepada lansia bagaimana menjaga kebersihan mulut.2. Memberi pendidikan seputar kebersihan mulut kepada lansia.3. Menyadarkan para lansia akan pentingnya gigi palsu.4. Memberi saran-saran kepada lansia seputar kebersihan mulut.

Kepaniteraan Gerontologi Medik 1 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 2: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut memang tidak bisa diabaikan karena sama pentingnya dengan pemeliharaan organ – organ lainnya pada tubuh ini.

Pemeliharaan kebersihan rongga mulut dan gigi harus diusahakan secara optimal karena jika timbulnya masalah pada rongga mulut dan gigi akan mengurangi kwalitas dari sistem pencernaan yang memegang peranan penting dalam peranan intake sari – sari makanan yang penting bagi tubuh.

Walaupun mulut terpapar oleh lingkungan luar, perlindungan diberikan oleh mukosa oral. Saliva melindungi jaringan oral melalui protein lubrikasi, anti mikrobial dan protein remineralisasi gigi (dental remineralizing). Saliva juga berperan dalam penghancuran awal makanan dan mengubahnya menjadi bolus yang siap ditelan.

Gangguan dental oral yang ditemukan pada lansia mempengaruhi semua jaringan dan fungsi yang disebut diatas yang berpengaruh pada kualitas hidup.

Perubahan – perubahan pada jaringan mulut dan perkembangan dalam proses patologis pada masa lansia berhubungan dengan beberapa faktor yang masih dapat dicegah.Trias fungsi pada mulut adalah : ketepatgunaan dalam mengunyah, bicara dan kosmetis.

Obat – obatan yang sering dipakai oleh para lansia juga dapat menyebabkan masalah pada gigi dan mulut, obat – obat itu antara lain : antagonis kalsium ( Dilantin dan Siklosporin ) dapat menyebabkan penebalan gusi,obat golongan anti inflamasi non steroid dapat menyebabkan lesi deskwamasi, obat – obat yang di balut gula dapat menyebabkan karies, vitamin c dapat menyebabkan erosi gigi, obat yang mengandung steroid dan digunakan dalam waktu lama akan menyebabkan kandidiasis oral.

Perubahan Pada Jaringan Mulut Yang Berhubungan Dengan Usia

Perubahan pada jaringan mulut yang disebabkan oleh suatu proses penuaan yang dapat terjadi pada semua lanjut usia memang menjadi masalah yang tidak dapat dianggap remeh. Pemeriksaan yang intensif serta seksama yang dapat dilakukan mungkin dapat mengurangi penurunan fungsi pengunyahan sehingga asupan nutrisi masih dapat optimal.

Perubahan – perubahan itu dapat kita sederhanakan menjadi 2 bagian yaitu :

1. Jaringan lunak Jaringan lunak dapat menggambarkan suatu penurunan proses dalam sifatkelenturannya, tampak tipis dan pucat, peningkatan jumlah kelenjar sebacea ektopic di mukosa pipi dan bibir. Terjadi suatu pelebaran pembuluh darah ventral lidah dan terjadinya suatu atrofi dari papila pada lidah.Selain itu terjadi pula penurunan jumlah air liur sehingga mempermudah terjadinya suatu proses karies gigi serta halitosis.

2. Gigi ( Jaringan keras )Gigi dapat menunjukan pengikisan atau hilangnya bagian oklusal dan

Kepaniteraan Gerontologi Medik 2 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 3: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

incisial yang saling bersentuhan dan permukaan gigi menunjukan pengikisan sebagai suatu hasil dari faktor mekanik seperti menyikat gigi dengan teknik yang tidak benar serta dapat disebabkan oleh kerasnya bulu sikat yang terdapat pada sikat gigi tersebut.

Pemeriksaan Mulut Dan Struktur Perioral

Pemeriksaan gigi dan mulut pada lanjut usia oleh seorang dokter umum atau dokter gigi mempunyai suatu makna yang sangat baik bagi peningkatan kualitas hidup para lansia.

Keengganan para lansia untuk memeriksakan keadaan mulut dan gigi kepada dokter dapat menjadi suatu sumber bencana bagi para lansia itu sendiri karena gigi dapat menjadi tempat masuknya kuman yang sangat berbahaya bagi tubuh selain itu juga dapat timbulnya suatu proses anti gen - anti bodi yang pada akhirnya terbentuk suatu penyakit yang berhubungun dengan rhematoid.

Pemeriksaan gigi dan mulut secara seksama dapat mengurangi serta dapat secara tepat mengobati suatu proses patologik yang telah terjadi.Alat – alat yang digunakan untuk pemeriksaan gigi dan mulut sangatlah sederhana adapun alat – alat itu adalah :

1. Lampu yang terang2. Cermin mulut3. Spatula lidah4. Kasa persegi5. Sarung tangan karet6. Sonde

Kepaniteraan Gerontologi Medik 3 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 4: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

Pemeriksaan gigi dan mulut dapat di sederhanakan menjadi 2 pemeriksaan utama, yaitu :1. Pemeriksaan ekstra oral2. Pemeriksaan intra oral

I. Pemeriksaan Ekstra Oral

Mendahulukan pemeriksaan ekstra oral merupakan suatu tindakan yang logis dan hal ini dapat dimulai dengan palpasi pada leher untuk pemeriksaan limfadenopati. Tata cara serta manfaat dilakukannya pemeriksaan harus diterangkan sedemikin rupa kepada pasien untuk mencegah terjadinya salah pengertian antara pasien dengan dokter.

Sistematika pemeriksaan ekstra oral dapat disederhanakan sebagai berikut :

1. Kulit. Dapat dilihat apakah terjadi gambaran patologis yang dapat menimbulkan keterkaitan baik secara langsung atau tidak langsung terhadap kelainan intra oral.

2. Kelenjar limfe. Pemeriksaan kelenjar ini harus secara berurutan serta sistematis agar segala bentuk kelainan dapat ditemukan serta didiagnosa secara tepat. Adapun urutannya adalah : Pre-aurikuler, post-aurikuler, carotis eksterna, submentale, cervikal, submandibular, dan subclavicular

3. Kelenjar parotis dapat dipalpasi apakah ada kelainan patologis berupa indurasi dan pembengkakan.

4. Sudut dan batas bawah mandibula. Pada pemeriksaan ini dapat ditemukan suatu massa atau indurasi.

Kepaniteraan Gerontologi Medik 4 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 5: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

5. Bibir. Dapat dinilai batasnya, apakah ada kelainan patologis berupa vesikel atau indurasi maupun pembengkakan.

6. Persendian temporomandibuler. Dilakukan pemeriksan dengan cara menggerakan sendi secara maksimal termasuk membuka mulut atau menggerakannya ke lateral.

II. Pemeriksaan Intra Oral

Klinisi harus menggunakan sarung tangan operasi untuk melakukan pemeriksaan intra oral. Bila pasien menggunakan gigi palsu maka gigi palsu tersebut harus dilepas dan diperiksa apakah ada bagian yang rusak atau adanya debris. Selanjutnya mintalah pasien mengenakannya kembali di dalam mulut guna menilai adanya hubungan dengan daerah abnormalaitas mukosa.

Pemeriksaan intra oral yang sistematik harus dapat dilakukan guna memastikan tidak ada daerah di mulut yang terlewati untuk dilakukan pemeriksaan.

Bagian yang dapat diperiksa adalah :1. Bagian dalam bibir2. Palatum keras dan lunak3. Mukosa bukal4. Dasar mulut 5. Tepi dorsal serta lateral lidah6. Jumlah gigi vital dan bermasalah 7. Kuantitas serta kualitas saliva8. Daerah gusi dan retromandibula

Kepaniteraan Gerontologi Medik 5 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 6: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

II. GANGGUAN DENTAL DAN ORAL PADA LANJUT USIA

Karies Gigi

Suatu proses pengrusakan atau penghancuran dari enamel sampai dentin gigi yang disebabkan oleh suatu mikroorganisme.

Lanjut usia mungkin telah tidak mempunyai gigi namun karena kemajuan preservasi gigi, para lanjut usia semakin banyak yang masih mempunyai gigi dan karies gigi merupakan salah satu permasalahan pada gigi.

Ada beberapa teori yang mendasari terbentuknya suatu karies pada gigi, adapun teori itu adalah :

1. THE ACID DECALSIFICATION THEORIProses caries terjadi karena pelarutan bahan – bahan inorganik dari pada enamel, akibat adanya asam yang ditimbulkan sebagai hasil metabolisme dari zat – zat karbohidrat oleh kuman – kumanSeperi diketahui enamel terdiri dari : 95 % bahan inorganik

5 % bahan organik Kuman + karbohidrat → asam Kuman – kuman tersebut adalah Lactobasillus acidophylus

Asam tersebut adalah asam laktat

2. THE PROTEOLITIC INVASION THEORIProses caries terjadi karena proses pelarutan bahan – bahan organik dari

pada enamel, akibat adanya kuman – kuman karena proses proteolitik.Kuman – kuman ( coccus ) + protein → bahan pelarut enamel ( organik )Jadi menurut teori ini setelah zat – zat organik dihancurkan maka asam – asam

bebas sebagai hasil metabolisme bakteri baru menghancurkan zat – zat anorganis.

3. PROTEOLYSIS CHELATION THEORYMerupakan penggabungan kedua teori tersebut diatas, dimana proses yang

Kepaniteraan Gerontologi Medik 6 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 7: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

satu merupakan bagian proses yang lain

Faktor – faktor predisposisi untuk terjadinya karies :1. Lokal

Bentuk gigi : pit dan fisur yang dalam Letak gigi : letak yang tidak teratur dalam lengkung gigi Struktur gigi : gigi dengan hipocalcificatie ( keropos ) Oral hygiene yang jelek Dental plaque

2. Sistemik Faktor keturunan, bangsa Usia

3. Kondisi badan Penyakit DM, TBC, Rachitis Hormon inbalans : waktu hamil, laktasi

Cara mencegah terjadinya karies :1. Membiasakan diri untuk membersihkan gigi setelah makan 2. Mengurangi frekuensi karbohidrat intake3. Merapikan gigi – gigi yang tidak teratur letaknya4. Restorasi gigi – gigi yang sudah caries5. Menghilangkan permukaan gigi yang ada pit dan fisur yang dalam

Ada 3 macam karies berdasarkan letak anatomis yaitu :1. Karies superfisial

karies yang masih dangkal dan hanya mengenai enamelnya saja2. Karies media

Karies yang mengenai dentin tetapi belum melewati batas pertengahannya3. Karies profunda

Karies yang sudah dalam sekali sehingga lapisan dentin sudah tipis sekali, atau sudah mengenai pulpa yaitu tembus keruang pulpaJadi ada 2 kemungkinan yaitu : perforated atau non perforated

Kepaniteraan Gerontologi Medik 7 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 8: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

Karies harus dibedakan dengan :1. ATTRISI : yaitu kehilangan jaringan gigi oleh karena penggunaan pengunyahan

( mastication ) --------- Jadi merupakan proses fisiologis2. ABERASI : kehilangan enamel gigi karena daya mekanis atau traumatik faktor3. EROSI : kehilangan enamel gigi karena faktor kimiawi yang tidak

berhubungan dengan aktivitas kuman

PengobatanSemua bentuk karies harus ditangani oleh dokter gigi. Karies yang tidak diobati akan

semakin berat, menembus pulpa gigi, menyebabkan rasa sakit, tidak nyaman dan kemungkinan infeksi yang terlokalisir yang akan memerlukan pengobatan yang lebih rumit, contohnya Prosedur eksodontik ( ekstraksi ), atau Prosedur endodontik ( terapi saluran akar ).

Seorang lanjut usia yang mengalami masalah gigi harus didorong untuk pergi ke dokter gigi untuk melakukan perawatan serta terapi yang tepat termasuk tindakan profilaksis untuk membatasi karies.

Pemeriksaan gigi selama 6 bulan sekali memang sangat efektif karena jika ada lesi karies baru akan cepat ditangani sehingga tidak menjadi masalah kesehatan baru bagi lansia.

Penyakit PeriodontalPeriodontium : Struktur penunjang gigi, termasuk gusi, tulang alveolar dan

ligamentum periodontal.

PatofisiologiSebagian besar tanggalnya gigi pada lansia disebabkan oleh penyakit periodontal.

Degenerasi aparatus perlekatan gigi menyebabkan hilangnya tulang alveolar dan destruksi ligamentum periodontal.

Penyakit periodontal tidak boleh dianggap remeh karena akan menyebabkan suatu masalah yang sangat kompleks. Lebih mungkin status periodontal seseorang mencerminkan akumulasi lesi sepanjang hidupnya daripada meningkatnya kepekaan penyakit aktif karena ketuaan.

Penyebab, Gejala dan TandaSeperti karies gigi, penyakit periodontal disebabkan oleh plak bakterial yang

berakumulasi dan menempel pada gigi. Hal ini menyebabkan destruksi imunopatologis lokal

Kepaniteraan Gerontologi Medik 8 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 9: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

pada jaringan konektif, antigen bakterial menembus jaringan periodontal yang menandai dimulainya suatu proses inflamasi.

Penyakit periodontal berjalan sangat lambat dalam pola yang episodik. Mula – mula jaringan gusi mengalami perdarahan dan mengalami edema yang merupakan tanda nyata suatu proses ginggivitis. Selanjutnya terjadi destruksi tulang alveolar dan ligamentum periodontal yang disebut periodontitis yang menyebabkan hilangnya dukungan untuk gigi.Gambaran klinis :

Gejala dan tanda. Pemeriksaan medik dapat ditemukan jaringan periodontal yang teraba lunak dan mudah berdarah ketika menyikat gigi. Gigi dapat dengan mudah dilepaskan dan gusi tampak basah dan meradang. Penekanan pada gusi dapat mengeluarkan nanah dalam jumlah kecil di permukaan antara gusi.

Pemeriksaan gigi, dapat menunjukan suatu ruangan diantara jaringan periodontal dan permukaan gigi yang dapat diukur dengan beberapa milimeter sampai akar.

Pencegahan dan Pengobatan Tindakan pencegahan yang utama adalah hygiene oral yang baik. Kemajuan

bermakna dalam profilaksis periodontal adalah pencucimulut anti mikroba ( anti plak ) yang mengandung clorhexidine. Pemakaian secara teratur clorhexidin memang sangat signifikan mengurangi frekuensi terjadinya suatu gangguan periodontal namun jika pemakain berlebih akan menimbulkan efek samping pewarnaan gigi dan restorasi gigi.

Komplikasi Gingivitis, abses alveolar kronik, peningkatan berarti pada penyakit dengan

penurunan ketahanan tubuh.

(Ginggivitis)

Infeksi Rongga Mulut Yang Sering Terjadi

Kepaniteraan Gerontologi Medik 9 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 10: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

1. Candida Kira – kira 40 % dari populasi mempunyai spesies candida didalam rongga

mulutnya walaupun dalam jumlah yang kecil sebagai bagian dari flora normal dari rongga mulut.

Pada keadaan – keadaan tertentu candida ini dapat menjadi masalah yang sangat mengganggu bagi manusia karena peningkatan populasi yang dapat dicetuskan oleh banyak faktor.

Jenis – jenis species candida yang dapat menyebabkan penyakit ini adalah sebagai berikut :

a. Candida albicansb. Candida glabratac. Candida tropicalisd. Candida pseudptropicalise. Candida guillerimondif. Candida crusei

Faktor predisposisi terjadinya suatu kandidosis oral

Malnutrisi Diet kaya karbohidratAnak – anak Defisiensi zat besi

Usia tua Defisiensi vitamin B 12Kehamilan Diabetes melitus yang tidak terkontrol

Iritasi mukosa Pemakaian gigi palsuPengobatan HipertiroidismeAntibiotik Leukimia

Kortikosteroid AgranulositosisImunosupresif Infeksi HIV

Sitotoksic Xerostomia

Klasifkasi infeksi yang disebabkan oleh candida terbatas pada jaringan oral dan perioral

Subgroup Nomenklatur kini Sinonim Subgroup Nomenklatur yang di revisi

1 Pseudo membranosis akut

Thrush 1 Pseudo membranosis akut

2 Atrofik akut Glositis kandida

2 Eritematus akut

3 Hiperplastik kronik Leukoplakia kandida

3 Keadaan mirip plak yang kronis

4 Atrofik kronis Stomatitis akibat gigi tiruan

4 Nodular kronis

5 Keilitis angularis akut atau kronis

Perleche 5 Eritematus kronis

6 Pseudomembranosis Kepaniteraan Gerontologi Medik 10 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 11: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

kronis7 Keilitis angularis yang

berkaitan dengan kandida

PengobatanWalaupun pengobatan kandidosis tergantung dari jenis spesiesnya penting untuk

menyingkirkan faktor predisposisinya.

Tabel bahan – bahan obat anti jamur yang digunakan untuk pengobatan kandidosis oral dan perioral

Obat FormatAmfoterisin Suspensi oral 100 mg/ml

Salep 3 %Lozenge 10 mgTablet 100 mg

Nistatin Krem 100 000 unit/gramSalep 100 000 unit/gram

Pastiles 100 000 unit/gramSuspensi oral 100 000 unit/gram

Mikonazol Gel oral 25 mg/mlKrem 2 %

Tablet 250 mgFluconazol Kapsul 50 mg dan 150 mgItrakonazol Kapsul 100 mg

2. Blastomikosis Etiologi dari penyakit ini adalah Blastomyces brasiliensis. Jamur ini menginfeksi tubuh manusia dengan melewati periodontal tissue lalu

menjalar ke aliran pembuluh limfe yang menyebabkan limfadenopathy.Gejala klinis dari penyakit ini adalah adanya preapical granuloma yang

terdapat pada periodontal membran selain itu juga sering ditemukan adanya suatu ulkus.

Faktor predisposisi terjadinya suatu infeksi blastomycosis adalah post ekstraksi gigi.

Kepaniteraan Gerontologi Medik 11 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 12: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

3. Histoplasmosis Etiologi dari penyakit ini adalah jamur Histoplasma capsulatum.Gejala klinis yang akan timbul adalah demam, batuk produktif, splenomegali,

hepatomegali, dan lympadenopaty.Manifestasi oral dari penyakit ini adalah adanya suatu nodul, ulcus, lesi

vegetativ pada bucal mucosa, ginggivitis, bibir dan lidah. Adapun sifat ulcusnya adalah indurasi dan berwarna agak keabu-abuan.

4. Cryptococcosis Etiologi dari penyakit ini adalah Cryptococcus neoformans dan Cryptococcus

basiliospora. Jamur ini merupakan salah satu jamur yang menjadi flora normal dari kulit,

mulut, paru – paru dan sendi. Cara jamur ini menginfeksi tubuh kita adalah karena turunnya imunitas yang dapat menyebabkan jamur ini dapat menginfeksi tubuh dengan cara inhalasi.

Gejala klinis dari penyakit ini terutama manifestasi oral sangat tidak spesifik dan kadang – kadang kita sebagai dokter dapat salah mendiagnosa dengan sangkaan suatu leukemia karena gambaran ulcus yang tidak spesifik dan terkadang multipel.

5. Sporotrichosis Etiologi dari penyakit ini adalah jamur Sporotrichosis schenckii.Jamur ini memberikan gambaran manifestasi oral adalah dengan ulkus

yang tidak spesifik yang disertai oleh limfadenopati.Jamur ini dapat menginfeksi hidung, mukosa faring dan lebih fatal bila

mengenai paru – paru.Terapi dari penyakit ini sangat tidak spesifik, terkadang sporotrichosis dapat

sembuh sendiri tanpa diobati namun terkadang pula dapat menjadi kronis tetapi prognosis penyakit ini sangat baik.

6. Rhinosporidiosis Etiologi dari penyakit ini adalah Rhinosporidium seeberi.Manifestasi oral dari penyakit jamur ini adalah adanya gambaran massa

seperti tumor yang berwarna merah, mudah berdarah dan banyak mengandung pembuluh darah. Letak lesi biasanya di faring dan laring.

7. Herpes Zoster Infeksi primer oleh virus varicella zoster ini dapat menimbulkan cacar air

sementara pengaktifan kembali dapat terjadi pada lansia yang dapat dicetuskan oleh banyak faktor.

Pengaktifan kembali varicella yang laten pada ganglia saraf sensoris menimbulkan nyeri hebat yang diikuti oleh vesikolobulus kutaneus atau lesi pada mukosa yang mirip dengan herpes simpleks.

Saraf trigeminal terkena pada 15 % kasus pengaktifan kembali virus ini yang biasanya terkena pada salah satu cabangnya saja.

Kepaniteraan Gerontologi Medik 12 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 13: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

DiagnosisGambaran klinis sering kali begitu spesifik dan memiliki karakteristik yang khas

sehingga diagnosa sangat mudah untuk ditegakan.Namun suatu diagnosa dapat ditegakan dengan disertai oleh suatu pemeriksan penunjang yaitu berupa isolasi virus dalam sel kultur.

Pengobatana. Istirahat yang cukup dan kalau perlu pasien diisolasib. Pemberian Acyclovir 800 mg, 5 kali sehari selama 7 sampai 10 haric. Analgetika

MANIFESTASI ORAL PADA PENYAKIT SISTEMIK DAN PENYAKIT JARINGAN IKAT

Diabetes melitus

Pada penderita diabetes terkontrol tidak menimbulkan kelainan oral tetapi pada diabetes yang tidak terkontrol akan menimbulkan masalah berupa :

Mulut kering Kandidosis Penyakit periodontal

Sialosis Rasa terbakar pada mulut

DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium gula darah

serta glukosa urin.

PengobatanPengobatan yang diberikan adalah dengan menurunkan kadar gula darah dengan cara

mengontrol diet serta obat – obatan anti diabetik oral atau dengan suntikan insulin.

Artritis reumatoid

Penyakit ini termasuk dalam penyakit tersering yang terjadi pada usia lanjut yang disebabkan oleh penyakit multisistem.

Penyakit ini biasanya menyerang sendi – sendi kecil pada tangan atau kaki. Artritis rhematoid mungkin merupakan komponen jaringan ikat dari sindroma sjogren dan penderita akan mengeluh dengan timbulnya xerostomia pada mulut.

Sebagian penderita akan mengeluh dengan adanya keterbatasan dan rasa kaku pada temporomandibula, walaupun rasa sakit tidak selalu timbul.

Diagnosis

Kepaniteraan Gerontologi Medik 13 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 14: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan rhematoid factor yaitu suatu antibodi terhadap imunoglobulin dari penderita sendiri.

Pengobatan Pemberian obat anti inflamasi Pemberian obat – obat golongan steroid Fisioterapi Jaga kebersihan oral

Id reaction Adalah reaksi akut yang terjadi pada seluruh bagian kulit yang disebabkan karena

berbagai stimulus termasuk didalamnya infeksi pada rongga mulut. Gejala yang khas pada id reaction adalah gatal pada kulit, yang di hubungkan dengan proses imunologik Mengenai hubungannya dengan infeksi pada rongga mulut dikaitkan dengan peningkatan dari C-reactive protein ( CRP ). Infeksi pada rongga mulut mengakibatkan masuknya bakteri kedalam darah dan memacu sel-sel hepar untuk memproduksi CRP.

Patofisiologi 1. pengenalan sistem imun yang abnormal pada kulit 2. meningkatnya stimulasi sel T 3. menurunnya ambang iritasi kulit 4. peningkatan dari sel cytokine

Terapi1. pemberian obat kortikosteroid 2. anti histamin

Gangguan Mukosa OralJaringan mukosa oral pada individu lanjut usia ditandai secara stereotipik sebagai

pucat, tipis, atrofik, kering, dan mudah mengalami trauma.Tetapi memiliki sedikit petunjuk kuat yang mendukung hal ini.Walaupun dari gambaran histologik terdapat tanda – tanda adanya atrofi dari epitel dengan bertambahnya usia, tidak terdapat indikasi hal tersebut mempunyai kepentingan klinis. Keluhan yang timbul merupakan manifestasi dari kelainan sistemik ( misalnya sindroma sjorgen ) atau keadaan lain ( misalnya efek samping dari obat atau iradisi kepala dan leher )

Pertimbangan paling bermakna adalah serupa dengan dewasa muda. Banyak perubahan lokal yang berkaitan dengan usia misalnya varikositas lingual, granula fordyce

Kecocokan protesis : orang lanjut usia yang giginya sudah tanggal semua atau sebagian seringkali datang dengan lesi mukosa traumatik sekunder karena protesis gigi tidak terpasang dengan baik, lesi tersebut dapat berupa eritematus, hiperplastik hiperkeratotik, dan ulseratif. Pasien dengan lesi seperti ini harus dirujuk ke dokter gigi untuk protesis yang baru atau perbaikan protesis.

Kepaniteraan Gerontologi Medik 14 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 15: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

Obat paliatif yang dapat diberikan secara topikal dapat membantu misalnya 0,5 % dyclonine dikombinasikan dalam jumlah yang sama dengan diphenhydramine.Proses pembedahan pada lesi jaringan hiperplastik yang jelas sangat membantu dalam terciptanya proses pengunyahan yang normal.

Sensasi terbakar pada mukosa oral telah sering dilaporkan terutama pada wanita pasca menopause. Gejala tersebut jarang dan memiliki gejala yang tidak jelas. Pasien dengan sindroma mulut terbakar ( Burning mouth syndrom ) mempunyai spektrum masalah misalnya pasien menunjukan tanda – tanda disfungsi neurologis ( gangguan pengunyahan ) juga terdapat pasien yang mengalami penyembuhan spontan dan sempurna.

Disfungsi Motorik Oral Aparatus motorik oral terlibat dalam fungsi koordinasi yang halus termasuk berbicara,

mengunyah, menelan, dan postur wajah. Beberapa penelitian mengenai fungsi motorik oral pada orang dewasa yang sehat telah menunjukan perubahan yang dapat diukur daya kerja motorik dengan bertambahnya usia, misalnya :

1. Penurunan daya kerja otot pengunyah2. Perpanjangan fase oral dari menelan

Perubahan fungsi motoris tersebut mempunyai pertimbangan yang lebih besar pada pasien lanjut usia yang tidak sehat. Sudah jelas gambaran neuropati yang menyeluruh dapat dengan nyata mengganggu daya kerja otot – otot oral maksilofasial. Tetapi sebagian besar disfungsi motorik oral adalah bersifat iatrogenik dan tidak perlu berhubungan langsung dengan aparatus neuromuskular ; yaitu tiap pengobatan yang menurunkan fungsi kelenjar air liur mungkin mempunyai efek negatif yang penting pada waktu dan pola fase oral proses menelan.

Obat – obatan itu antara lain :1. Antihipetensi2. Antikolinergik

Obat – obatan tersebut diatas merupakan salah satu contoh obat yang sering dipakai oleh para lanjut usia dan berefek negatif pula dalam penurunan daya kerja air liur tersebut.

Perubahan bicara : Perubahan karakteristik tertentu pada suara dan produksi suara terjadi dengan bertambahnya usia. Tetapi proses penuaan secara normal tidak berhubungan dengan gangguan kemampuan untuk menghasilkan bicara dan jadi bukan merupakan pertimbangan klinis umum.

Banyaknya perubahan postural terjadi dengan bertambahnya usia. Sering kali jatuhnya wajah bagian bawah dan bibir terlihat pada daerah oral, yang disebabkan dari menurunnya otot sirkumoral dan menurunnya dukungan tulang.

Penatalaksanaan disfungsi motorik oral paling baik dicapai dengan pendekatan multidisiplin. Rujukan terkoordinasi ke spesialis gigi prostetik, kedokteran rehabilitasi, patologi berbicara dan gasteroenterologi sangat diperlukan.

Disfungsi GustatoriusRasa kecap dan bau yang adekuat adalah penting bukan hanya dalam pemilihan

makanan yang tepat juga untuk melindungi terhadap tertelannya makanan yang rusak. Fungsi

Kepaniteraan Gerontologi Medik 15 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 16: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

gustatorius berkurang dengan bertambahnya usia. Tetapi menurut penelitian terbaru terjadi penurunan ringan terhadap kualitas rasa yang spesifik yaitu manis, asam asin, dan pahit.

Hipogeusia adalah suatu penurunan dalam kemampuan mengecap sedangkan disgeusia adalah adanya rasa tidak enak yang menetap di dalam mulut dapat berhubungan dengan neuropati, infeksi saluran nafas bagian atas, pemakaian obat, terapi dental, trauma, menopause dan penyakit sistemik. Kebanyakan keluhan gustatorius pada lansia berhubungan dengan keadaan oral hygiene yang buruk misalnya adanya abses dental, abses periodontal.

DiagnosisPemeriksaan keluhan ini harus dimulai dengan riwayat penyakit yang menyeluruh.

Bila rasa kecap tidak enak biasanya berhubungan dengan makanan atau dapat dihilangkan dengan air, kecurigaan harus ditujukan kepada oral hygiene, riwayat trauma, dan harus dilakukan pemeriksaan nervi cranialis olfaktorius, fasialis, glosofaringeal, dan vagus.

Tes untuk pengecap. Tes daya kerja gustatorius ini bermanfaat dan terperinci untuk mengetahui keadaan klinis.

Tes untuk fungsi olfaktorius. Tes pengenalan bau yang berguna dan dapat dipercaya serta mudah dilakukan adalah UNIVERSITY OF PENNSYLVANIA SMELL IDENTIFICATION TEST. Alat ini telah dikemas , dioleskan dan dibaui ( scratch and sniff ) yang memerlukan sedikit supervisi selama pemakaiannya dan mudah untuk dinilai.

PengobatanTidak terdapat pengobatan yang spesifik untuk disfungsi gustatorius. Pemakaian

preparat seng tampaknya mempunyai sedikit efek dibandingkan dengan efek plasebo. Jika gangguan olfaktorius berhubungan dengan obstruksi maka tindakan bedah perlu untuk dipertimbangkan.

Gangguan Kelenjar Air LiurFungsi kelenjar air liur yang adekuat sangatlah penting untuk semua aspek fungsi

oral. Produksi air liur pada saat istirahat berguna untuk melindungi jaringan oral dan aliran air liur teraktivasi adalah penting untuk nutrisi. Saliva penting untuk pembentukan dan translokasi bolus makanan yang baik dan mencegah demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi gigi Saliva sekurangnya mengandung 6 protein anti mikroba yang mengontrol pola koloni bakteri dalam mulut serta membatasi pertumbuhan jamur dan virus.

Banyak penelitian menunjukan bahwa pada orang lanjut usia terjadi perubahan morfologi kelenjar air liur dan disertai dengan penurunan produksi dari kelenjar tersebut.

Penyebab1. Iatrogenik. Penyebab disfungsi kelenjar yang paling sering adalah berhubungan

dengan obat. Xerostomia adalah efek samping yang potensial dari lebih 400 jenis obat, banyak diantaranya sering digunakan pada lanjut usia.

2. Sindroma Sjogren ( SS ), Suatu endokrinopati autoimun, terutama mengenai wanita pasca menopause adalah penyakit yang paling sering mengenai kelenjar air

liur pada lanjut usia. Sindroma sjogren mungkin merupakan gangguan primer yang hanya mengenai air mata dan saliva atau sekunder berupa efek glandular ditambah penyakit jaringan konektif.

Kepaniteraan Gerontologi Medik 16 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 17: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

Sjogren

Keadaan lain dan lebih jarang diamati yang mempengaruhi kelenjar saliva adalah infeksi bakteri, sialolit, trauma dan neoplasma.

TABEL OBAT – OBATAN YANG MEMPENGARUHI SALIVASIAnalgetik AntipsikotikAntikolinergik Obat psikoterapi lainnyaAntihistamin DiuretikAntihipertensif NarkotikAntidepresan Obat kemoterapi sitotoksik

Gejala dan tandaXerostomia, Keluhan mulut kering adalah keadaan yang berhubungan dengan daya

kerja kelenjar air liur. Keadaan ini dapat berhubungan dengan menurunnya produksi air liur namun dapat dipengaruhi oleh faktor lubrikasi, gangguan reseptor sensoris atau integrasi kortikal yang inadekuat.

Lanjut usia biasanya akan datang meminta pertolongan dengan keluhan – keluhan sebagai berikut :

1. Kesulitan menelan2. Perlu minum air saat menelan3. Kekeringan mulut dan bibir saat makan4. Sulit bicara panjang5. Karies gigi6. Mukosa dengan ulcerasi,eritematus

DiagnosisProduksi saliva secara kuantitatif harus diukur dibawah keadaan basal dan keadaan

terstimulan. Biasanya fungsi basal akan sangat menurun pada orang yang terkena tetapi banyak orang menunjukan produksi saliva yang terstimulasi yang menandakan adanya parenkim kelenjar yang fungsional.

Sialografi retograd dan sodium pertechnetate Tc 99 scintigraphy adalah metoda pencitraan diagnostik yang sangat berguna bila dicurigai adanya suatu obstruksi atau peradangan.

Jika dicurigai suatu sindroma sjorgren maka biopsi kelenjar liur labial harus dilakukan dengan beberapa petanda serologis penyakit autoimun misalnya laju endap darah, rhematoid faktor, spesific extractable nuckler antigen

Pengobatan

Kepaniteraan Gerontologi Medik 17 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 18: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

Disfungsi kelenjar yang diinduksi oleh obat hampir selalu pulih secara penuh. Jika penyebabnya farmakologis dan tindakan diperlukan karena komplikasi oral, baik penurunan kadar obat atau pemakaian obat alternatif mungkin dapat membantu. Pada pasien dengan defisit sekresi basal yang mempunyai suatu respon terstimulasi, stimulasi farmakologis pada kelenjar saliva dapat dicapai dengan obat kolinergik pilocarpine 5 mg peroral 3 kali sehari, sedangkan pasien dengan gangguan autoimun dapat juga berespon terhadap glukokortikoid sintetik misalnya prednison 30 mg dengai pemakaian 4 kali sehari.

III. PERANAN GIGI TIRUAN PADA USIA LANJUT

Dengan meningkatnya usia maka kelainan dalam rongga mulut juga bertambah. Demikian penderita usia lanjut yang membutuhkan perawatan gigi ( Geriatrik Dental Patient ) pun bertambah.

Penderita usia lanjut ini membutuhkan pemeriksaan, perawatan gigi dan mengharapkan nasehat serta hasil perawatan yang memuaskan.

Karena banyak penderita usia lanjut tidak mempunyai gigi maka perawatan gigi pada usia lanjut diutamakan pada pembuatan gigi tiruan untuk mengembalikan fungsi gigi geligi yang lepas.

Manfaat gigi tiruan untuk mengembalikan dan memperbaiki hal – hal sebagai berikut :

1. Fungsi mengunyah2. Keluhan pada lanjut usia tentang kesulitan mengunyah dan waktu makan yang lama

akibat gangguan gigi geligi sudah dapat teratasi sehingga gigi tiruan dapat memperbaiki asupan nutrisi yang selama ini terjadi karena keterbatasan mengunyah.

3. Fungsi berbicaraPada lanjut usia dimana terjadi banyak gigi yang tanggal terutama gigi depan maka proses berbicara akan terganggu dan menjadi kurang jelas. Gangguan berbicara juga sering diikuti oleh suara yang lemah dan lambat akibat proses degenerasi susunan saraf pusat pada usia lanjut. Pemakaian gigi tiruan maka akan memperbaiki fungsi bicara sehingga terjadi komunikasi yang baik untuk komunikasi.

4. Fungsi estetikGolongan usia lanjut sering mempunyai rasa takut untuk kehilangan sisa gigi terutama gigi depan yang berhubungan dengan estetik. Dari segi psikologis faktor estetik sangat memegang peranan penting sehingga menambah kepercayaan diri bagi lanjut usia.

5. Fungsi biologikGigi tiruan akan memperbaiki faktor biologik dalam rongga mulut karena gigi tiruan yang baik merupakan kesatuan biologik dengan jaringan pendukung contohnya dengan ginggiva dan procesus alveolaris, sisa – sisa gigi, sendi temporo-mandibuler sehingga tidak akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh. Kerusakan sendi temporo-mandibuler terutama akibat hilangnya semua gigi posterior. Maka akn timbul gangguan pendengaran, rasa sakit dalam sendi dan liang telinga, tinitus, pusing,

Kepaniteraan Gerontologi Medik 18 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 19: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

temporal neuralgia, rasa terbakar pada tenggorokan, lidah dan sekitar hidung. Gejala ini disebut dengan sindroma Costen.

Masalah sosial dalam pemberian gigi tiruanDisamping masalah penurunan dalam aspek fisik dan psikologik, golongan usia lanjut

juga selalu menghadapi masalah sosial ekonomi. Pendapatan yang menurun disamping meningkatnya biaya pengobatan akan selalu menimbulkan masalah, termasuk dalam upaya pemberian gigi tiruan. Biaya pengobatan diperkirakan 1 – 1 ½ kali lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang lebih muda, sehingga pengobatan gigi sering dilupakan.

Kesukaran – kesukaran dalam pembuatan dan pemakaian gigi tiruan pada usia lanjutDalam merawat penderita lanjut usia dibutuhkan kesabaran, penuh rasa kasih sayang,

perhatian maupun keterampilan. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan maka penderita diberi informasi tentang prognosis dan tujuan perawatan yang akan dilakukan.

Kesulitan pembuatan dan pemakaian gigi tiruan antara lain :1. Kemunduran mental usia lanjut mempengaruhi prognosis dan pemakaian gigi tiruan2. Penyakit kronik sistemik mempengaruhi kesehatan dan mengurangi toleransi jaringan

pendukung gigi tiruan3. Xerosthomia : mengganggu retensi gigi tiruan4. Usia penderita : lebih tua menyesuaikan gigi tiruan lebih sulit

Keadaan ini dapat memperberat dengan adanya stress akibat terjadinya gerakan – gerakan yang tidak terkontrol dari bibir, lidah dan mandibula :

1. Osteoporosis : resorbsi terus menerus dari tulang pendukung gigi tiruan walaupun gigi tiruan sudah dibuat sebaik mungkin.

2. Cheilosis angular : inflamasi, erosi, ulserasi, enkrustasi pada sudut mulut. Biasanya terjadi karena defisiensi vitamin B 12, riboflavin, asam folat, infeksi

3. Denture sore mouth : pemakaian gigi tiruan menyebabkan rasa panas, sakit, lecet dan kering didaerah yang tertutup gigi tiruan.

Kebersihan rongga mulut

Kepaniteraan Gerontologi Medik 19 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 20: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

Kebersihan rongga mulut sangat penting karena infeksi pada rongga mulut dapat menimbulkan infeksi pada tempat / organ lain. Kita dapat menjaga kebersihan rongga mulut dengan cara :

- Menggosok gigi minimal 2x sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flouride

- Berkumur dengan cairan antibakteri seperti chlorhexidine gluconate - Hindari obat kumur yang mengandung astringent seperti alkohol karena dapat

menimbulkan rasa terbakar dirongga mulut - Cukup mengkonsumsi air putih ( minimal 2 ltr /hari )- Kontrol ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali

IV. KESIMPULAN

Dengan meningkatnya populasi lanjut usia, maka kebutuhan akan pelayanan dokter gigi termasuk pelayanan prostodontik akan meningkat.Keadaan daerah orofasial menunjukkan :

Tingkat kesehatan penderita.Cara-cara penderita menjaga kesehatan gigi dan mulut.Fungsi pengunyahan (yang dapat menjaga dan meningkatkan nutrisi) penderita.Penampilan penderita yang penting dalam hubungan sosial.

Gigi tiruan dapat mengembalikan fungsi mengunyah, fungsi bicara, estetik, dan menjamin kesehatan jaringan rongga mulut. Oleh karenanya, rehabilitasi gigi pada usia lanjut dengan memakai gigi tiruan tidak hanya merupakan perawatan medis akan tetapi juga menguntungkan dari segi psikologis dan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Boedhi – Darmojo R. Buku Ajar Geriatri, Edisi 1, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999, 719 – 733

Boedhi – Darmojo R. Buku Ajar Geriatri, Edisi 2, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000: 521 – 528

Lewis MAI. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut,Widya medika, 1998

Kepaniteraan Gerontologi Medik 20 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008

Page 21: Bab 10. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut Bellina Febrianing Sukma S. Ked (406070027)

Diktat kuliah Stomatologi Fakultas Kedokteran Tarumanagara

Saunders W.B Oral Pathology, Edisi 4, Igaku-Shoin Saunders Philadelphia, 1983

Kepaniteraan Gerontologi Medik 21 Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 23 Juni 2008 – 26 Juli 2008