Bab 1. Pendahuluan Riset Rendam Kaki Air

11
PENDAHULUAN RISET RENDAM KAKI AIR HANGAT BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menyerang pada sistem kardiovaskuler. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan melainkan hanya dapat dikontrol dan dijaga kestabilannya melalui pengobatan dan perawatan baik oleh tenaga profesional maupun perawatan secara mandiri. Indikator kestabilan status kardiovaskuler pasien hipertensi berupa nilai heart rate, respiation rate, tekanan darah, dan ancle branchial indeks yang berada dalam rentang normal serta tidak terjadi kenaikan atau penurunan yang signifikan. Adanya kestabilan nilai dari status kardiovaskuler akan mempekecil risiko komplikasi pada pasien dan dapat meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas harian. Kestabilan nilai itu dapat tercapai apabila pasien memiliki komitmen dan ketelatenan untuk melakukan pola hidup sehat, pemeriksaan secara berkala serta menghindari faktor penyebab hipertensi. Menurut Jaya (2009), faktor penyebab hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol. Faktor

description

HYDROTERAPI

Transcript of Bab 1. Pendahuluan Riset Rendam Kaki Air

Page 1: Bab 1. Pendahuluan Riset Rendam Kaki Air

PENDAHULUAN RISET RENDAM KAKI AIR HANGAT

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menyerang pada sistem

kardiovaskuler. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan melainkan hanya dapat

dikontrol dan dijaga kestabilannya melalui pengobatan dan perawatan baik oleh

tenaga profesional maupun perawatan secara mandiri. Indikator kestabilan status

kardiovaskuler pasien hipertensi berupa nilai heart rate, respiation rate, tekanan

darah, dan ancle branchial indeks yang berada dalam rentang normal serta tidak

terjadi kenaikan atau penurunan yang signifikan. Adanya kestabilan nilai dari

status kardiovaskuler akan mempekecil risiko komplikasi pada pasien dan dapat

meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas harian. Kestabilan

nilai itu dapat tercapai apabila pasien memiliki komitmen dan ketelatenan untuk

melakukan pola hidup sehat, pemeriksaan secara berkala serta menghindari faktor

penyebab hipertensi.

Menurut Jaya (2009), faktor penyebab hipertensi dapat dibagi menjadi dua,

yaitu faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol. Faktor

yang dapat dikontrol meliputi; merokok, obesitas, dan stress. Namun, dalam

kenyataannya kestabilan status kardiovaskuler pada pasien hipertensi tidak dapat

dipantau dengan baik. Banyak terdapat kasus dimana pasien hipertensi mengalami

komplikasi stroke akibat tidak mampu mengontrol pola makan, rokok dan stress.

Dalam beberapa kasus juga terdapat pasien yang memiliki riwayat hipertensi

justru mengalami hipotensi. Hipotensi ini terjadi akibat kekhawatiran yang

berlebihan, sehingga pasien selain mengkonsumsi obat-obatan juga

mengkonsumsi herbal yang tujuannya untuk menurunkan tekanan darah tanpa

melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan. Dari uraian diatas

ditemukan masalah yang sering terjadi pada kasus hipertensi yaitu status

kardiovaskuler pada pasien hipertensi sulit dipantau agar tetap stabil.

Page 2: Bab 1. Pendahuluan Riset Rendam Kaki Air

Salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki angka hipertensi cukup

tinggi, yaitu Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013

menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sebanyak 272.350 orag

(26,5%) dari 1.027.736 orang yang diambil sebagai sampel Riskesdas (Kemenkes

RI., 2013a). Beberapa provinsi di Indonesia yang mengalami prevalensi hipertensi

di atas angka nasional (25,8%), yaitu provinsi Jawa Timur, Bangka Belitug, Jawa

Tengah, Sulawesi Tengah, D.I Yogyakarta, Riau, Sulawesi Barat, Kalimantan

Tengah, dan Nusa Tenggara Barat (Departemen Kesehatan RI., 2008a). Provinsi

Jawa Timur termasuk dalam kategori provinsi dengan prevalensi di atas angka

nasional yang memiliki prevalensi sebesar 25519 jiwa (26,2%) dari 97.339

anggota rumah tangga yang didata (Kemenkes RI., 2013a). Di wilayah Jember

sendiri, hipertensi primer menduduki peringkat ketiga terbanyak di Jawa Timur

paa tahun 2011, yaitu mencapai 61.523 kasus dengan prosentase 44,2% kasus

berada pada kelompok usia pertengahan (45-59 tahun) (Dinkes Kabupaten

Jember, 2012).

Hipertensi disebabkan oleh banyak faktor, namun pada dasarnya disebabkan

oleh adanya aktifitas saraf simpatis berlebih (Corwin, 2008). Aktivitas saraf

simpatis berlebih menyebabkan pelepasan asetilkolin yang mampu melepaskan

norepinefrin ke pembuluh darah (Smeltzer & Bare, 1996). Rangsangan tersebut

juga dapat dipengaruhi oleh respon emosi yang secara bersamaan akan

merangsang kelenjar adrenal untuk mengsekresi epinefrin, kortisol, dan steroid

lainnya yang menyebabkan vasokontriksi. Adanya vasokontriksi yang

menyebabkan penurunan aliran darah ginjal mampu merangsang pelepasan renin

dan melakukan mediasi pada angiostensin II untuk meretensi natrium sehingga

terjadi peningkatan cairan intravaskuler dan volume plasma. Peningkatan volume

plasma tersebut menyebabkan peningkatan volume sekuncup kronis yang

mempengaruhi preload dan afterload jantung sehingga menimbulkan peningkatan

tekanan darah atau hipertensi (Corwin, 2008). Adanya peningkatan tekanan

pembuluh darah menyebabkan pecahnya pembuluh darah arteri di otak, hipertrofi

jantung akibat kompensasi miokard, kerusakan kapiler glomerulus akibat

peningkatan tekanan darah kapiler glomerulus, dan penumpukan cairan intertisial

Page 3: Bab 1. Pendahuluan Riset Rendam Kaki Air

pada otak, serta kondisi arterosklerosis yang menyertai sehingga menimbulkan

berbagai komplikasi.

Hipertensi dapat diobati secara farmakologis dan non farmakologis.

Pengobatan secara farmakologis biasanya menggunakan obat-obatan yang

mengandung efek samping. Pengobatan non farmakologis meliputi menghentikan

kebiasaan merokok, menurunkan konsumsi alkohol berlebih, menurunkan asupan

garam dan lemak, meningkatkan konsumsi buah dan sayur, penurunan berat badan

berlebihan, latihan fisik dan terapi komplementer. Terapi komplementer ini

bersifat terapi pengobatan alamiah diantaranya adalah dengan terapi herbal, terapi

nutrisi, relaksasi progresif, meditasi, terapi tawa, akupuntur, akupressur,

aromaterapi, refleksiologi dan hidroterapi (Sudoyo, 2006). Berbagai jenis

hidroterapi, metode yang umum digunakan dalam hidroterapi yaitu mandi

rendam, sitzbath, pijat air, membungkus dengan kain basah, kompres, merendam

kaki (Chaiton, 2002).

Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh. Pertama

berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah

menjadi lancar, yang kedua adalah faktor pembebanan di dalam air yang akan

menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi tubuh (Hembing,

2000). Air hangat mempunyai dampak fisiologi bagi tubuh sehingga rendam kaki

air hangat dapat digunakan sebagai salah satu terapi yang dapat memulihkan otot

sendi yang kaku serta menyembuhkan stroke apabila dilakukan melalui kesadaran

dan kedisiplinan (Peni,2008). Hidroterapi rendam hangat ini sangat mudah

dilakukan oleh semua orang, tidak membutuhkan biaya yang mahal, dan tidak

memiliki efek samping yang berbahaya (Perry & Potter, 2006).

Prinsip kerja dari hidroterapi rendam air hangat ini yaitu dengan

menggunakan air hangat yang bersuhu sekitar 40,5 – 43 oC secara konduksi

dimana terjadi perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan

membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan memperlebar pembuluh darah

akibatnya lebih banyak oksigen dipasok ke jaringan yang mengalami

pembengkakan dan ketegangan otot. Perbaikan sirkulasi darah juga memperlancar

sirkulasi getah bening sehingga membersihkan tubuh dari racun. Oleh akrena itu

Page 4: Bab 1. Pendahuluan Riset Rendam Kaki Air

orang-orang yang menderita penyakit seperti rematik, radang sendi, linu panggul,

sakit punggung, insomnia, kelelahan, stress, sirkulasi darah yang buruk

(hipertensi), nyeri otot, kram, kaku, terapi air bisa digunakan untuk meringankan

masalah tersebut. Dari penelitian juga telah diamati bahwa hidroterapi rendam air

hangat mampu meringankan denyut nadi dan tekanan darah yang meningkat

dengan mengurangi tingkat stress dan memperbaiki pembengkakan sendi.

Hidroterapi rendam air hangat mengurangi rasa sakit dengan merangsang

produksi endorphine, yang merupakan zat kimia saraf yang memiliki sifat

analgesik. Melihat manfaat dari terapi rendam air hangat ini, peneliti terpacu

untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh rendam air hangat terhadap status

kardiovaskuler pasien hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah

yang dapat diangkat dalam penelitian yaitu apakah ada pengaruh rendam air

hangat pada kaki terhadap status kardiovaskuler klien dengan hipertensi?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi rendam air

hangat pada kaki terhadap status kardiovaskuler klien dengan hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik pasien hipertensi.

b. Mengidentifikasi status kardiovaskuler klien sebelum diberikan terapi

rendam air hangat pada kaki.

c. Mengidentifikasi status kardiovaskuler klien setelah diberikan terapi

rendam air hangat pada kaki.

d. Mengidentifikasi perbedaan status kardiovaskuler klien saat observasi

awal dan observasi akhir setelah diberikan terapi rendam air hangat pada

kaki.

Page 5: Bab 1. Pendahuluan Riset Rendam Kaki Air

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat bagi Institusi Pendidikan

Manfaat penelitian ini bagi institusi pendidikan adalah menambah

informasi dan sebagai tambahan referensi serta penembangan penelitian

tentang pengaruh terapi rendam air hangat pada kaki terhadap status

kardiovaskuler klien sekaligus juga sebagai dasar untuk pembentukan

program pencegahan komplikasi kronik hipertensi khususnya pada status

kardiovaskuler.

1.4.2 Manfaat bagi Instansi Kesehatan

Manfaat penelitian bagi instansi kesehatan khususnya Dinas Kesehatan

Kabupaten dan Puskesmas adalah data dan hasil yang diperoleh dari

penelitian dapat dijadikan suatu gambartan bahwa terapi rendam air hangat

pada kaki secara rutin dapat digunakan untuk meningkatkan status

kardiovaskuler pada klienhipertensi sekaligus juga sebagai dasar untuk

pembentukan program pencegahan komplikasi kronik hipertensi khususnya

pada status kardiovaskuler.

1.4.3 Manfaat bagi Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam

melakukan upaya dengan membentuk suatu program pencegahan komplikasi

kardiovaskuler pada hipertensi dengan melakukan terapi rendam air hangat

pada kaki.

1.4.4 Manfaat bagi Masyarakat

Manfaat penelitian bagi masyarakat adalah dapat menambah dan

meningkatkan wawasan serta pengetahuan terhadap pentingnya terapi

komplementer khususnya terapi rendam air hangat pada kaki terhadap status

kardiovaskuler pasien hiperensi untuk mencegah komplikasi kardiovaskuler.

Page 6: Bab 1. Pendahuluan Riset Rendam Kaki Air

1.4.5 Manfaat bagi Peneliti

Manfaat bagi penelitian adalah menambah pengetahuan dan wawasan

terkait pengaruh terapi rendam air hangat pada kaki terhadap status

kardiovaskuler. Penelitian ini juga sekaligus sebagai dasar untuk embentukan

program pencegahan komplikasi kronik hipertensi pada status kardiovaskuler

serta pengembangan asuhan keperawatan yang lebih komprehensif di dalam

pelayanan kesehatan yang lebiih luas di masyarakat.

1.5 Keaslian Penelitian

Terdapat berbagai penelitian mengenai terapi rendam air hangat yang

mendasari penelitian ini, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh

Anita Purnama Dewi dengan judul Pemberian Terapi Rendam Kaki Air

Hangat Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.

Desain penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan

pendekatan one-group pe-test-post test desain, teknik pengambilan data

menggunakan purposive sampling sebanyak 22 responden penderita

hipertensi. Data diuji selama satu kali uji analisis menggunakan wilcoxon test

signifikansi mean standar deviasi dengan p<0,05. Hasil penelitian ini adalah

ada pengaruh pemberian terapi rendam kaki air hangat terhadap perubahan

tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kedinding Tengah Jaya

Kecamatan Kenjeran Kotamadya Surabaya.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang terletak pada

variabel dependen yang digunakan. Variabel dependen yang digunakan pada

penelitian sebelumnya adalah tekanan darah pasien hipertensi sedangakan

variabel dependen yang digunakan pada penelitian sekarang adalah status

kerdiovaskuler pasien hipertensi. Jenis penelitian sekarang menggunakan

desain quasy eksperiment dengan pendekatan randomized with control group

pretest postest desain. Analisis data menggunakan uji t dependen dan t

Page 7: Bab 1. Pendahuluan Riset Rendam Kaki Air

independen dengan tingkat kemaknaan 5%. Alat ukur yang digunakan pada

penelitian terdahulu adalah observasi tekanan darah sedangkan untuk

penelitian saat ini menggunakan observasi dari hasil pengukuran tekanan

darah, nadi, respiration rate, dan Ankle Branchial Indeks (ABI).

https://www.academia.edu/12313639/

BAB_1._PENDAHULUAN_RISET_Rendam_Kaki_Air_Hangat