BAB - 1 Pendahuluan Perbaikan

12
Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu 1.1. LATAR BELAKANG Peningkatan ekonomi pada umumnya, dan berkembang pesatnya teknologi membuat berkembangnya budaya konsumtif masyarakat dunia. Pemakaian jumlah barang dan jasa itu juga menyebabkan peningkatan sampah yang dihasilkan baik dari kemasan, brosur maupun sisa barang itu sendiri. Ini merupakan konsekuensi logis dari meningkatnya pertambahan penduduk, dan kemajuan teknologi tersebut. Hal ini tentu saja menimbulkan masalah disebabkan kehadiran sampah itu, akibat sampah tersebut antara lain terganggunya kesehatan manusia dan berakibat buruk terhadap lingkungan, seperti menimbulkan pencemaran. Dimana lingkungan tidak mampu lagi menguraikan sampah-sampah yang ada secara alami. World Health Organizatuon (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor, kimia dan biologi yang menimbulkan suatu kerusakan atau terganggunya perkembangan dan kesehatan manusia baik fisik, mental maupun sosial serta kelangsungan kehidupan manusia dalam lingkungan. Upaya pengendalian tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan dan penyediaan prasarana dan sarana sanitasi seperti penyediaan air minum, penyaluran dan pengelolaan air Pokja Sanitasi Kota Bengkulu I - 1 BAB - 1

description

BAB - 1 Pendahuluan Perbaikan

Transcript of BAB - 1 Pendahuluan Perbaikan

Page 1: BAB - 1 Pendahuluan Perbaikan

Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu

1.1. LATAR BELAKANG

Peningkatan ekonomi pada umumnya, dan berkembang pesatnya teknologi membuat berkembangnya budaya konsumtif masyarakat dunia. Pemakaian jumlah barang dan jasa itu juga menyebabkan peningkatan sampah yang dihasilkan baik dari kemasan, brosur maupun sisa barang itu sendiri. Ini merupakan konsekuensi logis dari meningkatnya pertambahan penduduk, dan kemajuan teknologi tersebut. Hal ini tentu saja menimbulkan masalah disebabkan kehadiran sampah itu, akibat sampah tersebut antara lain terganggunya kesehatan manusia dan berakibat buruk terhadap lingkungan, seperti menimbulkan pencemaran. Dimana lingkungan tidak mampu lagi menguraikan sampah-sampah yang ada secara alami.

World Health Organizatuon (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor, kimia dan biologi yang menimbulkan suatu kerusakan atau terganggunya perkembangan dan kesehatan manusia baik fisik, mental maupun sosial serta kelangsungan kehidupan manusia dalam lingkungan. Upaya pengendalian tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan dan penyediaan prasarana dan sarana sanitasi seperti penyediaan air minum, penyaluran dan pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan. Salah satu sasaran dari Millennium Development Goals (MDGs) adalah peningkatan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi.

Masalah persampahan sebenarnya menyangkut tentang bagaimana memilih sistem pengelolaan sampah yang efektif dan efisien serta tidak merusak lingkungan. Pengelolaan sampah tersebut dimulai dari sumbernya sampai ke tempat pembuangan akhir. Kondisi faktual yang dapat dilihat saat ini ialah bahwasanya masalah persampahan tersebut belum dapat ditangani dengan baik sehingga terganggunya kesehatan manusia akibat bahaya sampah tidak bisa terelakkan. Ada beberapa parameter yang menunjukkan kinerja pelayanan penyehatan lingkungan permukiman saat ini masih rendah. Antara lain : (i) Tingginya angka sakit dan kematian yang disebabkan waterborne diseases; (ii) Cakupan akses pelayanan persampahan dan air limbah yang masih sangat kecil; (iii) Masih banyaknya keluhan masyarakat mengenai kebersihan perkotaan karena lemahnya penanganan dan pengelolaan sampah; (iv) Banjir yang masih terus terjadi sebagai akibat tidak adanya pelayanan drainase yang memadai serta banyaknya sampah yang ada dalam saluran drainase; (v) Banyaknya rumah-rumah liar yang mengganggu kualitas lingkungan perkotaan; serta (vi) Lemahnya kualitas institusi/lembaga pengelola prasarana dan sarana penyehatan lingkungan permukiman.

Pokja Sanitasi Kota Bengkulu I - 1

BAB - 1

Page 2: BAB - 1 Pendahuluan Perbaikan

Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu

Menyikapi fakta yang ada maka pengelolaan tersendiri/khusus untuk masalah persampahan ini perlu diperhatikan dan direncanakan, salah satunya adalah dengan merencanakan pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) untuk menyingkirkan dan memusnahkan sampah, karena metode penyingkiran sampah yang salah akan menimbulkan kerusakan lingkungan sekitarnya. Penyingkiran dan pemusnahan sampah ke dalam tanah merupakan cara yang selalu disertakan dalam pengelolaan sampah, karena pengolahan sampah yang ada tidak dapat menuntaskan permasalahan yang ada.

Tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan air limbah, persampahan dan drainase permukiman adalah bagaimana melakukan penanganan secara lebih baik, sehingga diperoleh: (1) Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan air limbah, persampahan, dan drainase yang dapat mengiringi peningkatan pertumbuhan penduduk yang pesat terutama di daerah perkotaan; (2) Penurunan angka sakit dan kematian yang disebabkan oleh waterborne diseases terutama pada bayi dan anak-anak; (3) Pemenuhan sasaran Millenium Development Goals (MDGs) oleh pemerintah, yaitu : untuk dapat melayani separuh dari populasi penduduk yang belum mendapatkan akses sanitasi (air limbah dan sampah) sampai tahun 2015 secara bertahap; (4) Terciptanya lingkungan hidup yang bersih, sehat, nyaman, dan layak huni.

Kota Bengkulu merupakan salah satu dari sepuluh kabupaten/kota di propinsi Bengkulu. Sebuah kota akan berkembang sesuai dengan waktu dan kondisi lingkungan, yang memberikan konsekuensi terhadap timbulan sampah. Timbulan sampah yang dihasilkan membutuhkan penanganan yang sangat serius, terutama tempat pembuangan akhir. Dalam suatu wilayah kabupaten perlu tempat pembuangan akhir sampah yang representatif dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Dalam penentuan lokasi TPA diperlukan kajian yang tepat, sehingga dampak yang akan timbul dapat diantisipasi.

Sejak ditetapkannya UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan dalam pasal 44 ayat 1 bahwa TPAS dengan sistem Open Dumping sudah tidak diizinkan lagi dan harus ditutup dalam kurun waktu ± 1 tahun kedepan. Berpedoman pada UU tersebut, diperlukan usaha yang terencana yaitu dengan membuat Detail Engineering Design (DED) TPAS yang berwawasan lingkungan dan memenuhi persyaratan teknis yang ada.

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah program untuk meningkatkan dan mempercepat perencanaan dan investasi sektor sanitasi yang dilaksanakan selama periode tahun 2010 - 2014. Program PPSP bertujuan meningkatkan kondisi sanitasi permukiman di kabupaten/kota yang menghadapi masalah serius di salah satu atau beberapa subsektor sanitasi.

Program ini lahir tak lepas dari kondisi sanitasi 330 kota/ kabupaten atau kawasan perkotaan yang memprihatinkan. Program yang berlangsung 2010-2014 ini berjalan sesuai dengan tiga target pembangunan sanitasi, yaitu : 1) Stop Buang Air Besar Sembarangan pada tahun 2014; 2) Penanganan sampah melalui pengurangan timbulan dari sumber dan penerapan sistem Sanitary Landfill untuk TPA dengan prioritas di 240 kota; 3) Pengurangan genangan air di sejumlah kota/ kawasan perkotaan seluas 22.500 Ha.

Agar diperoleh strategi yang tepat, dihubungkan suatu proses pemetaan kondisi sanitasi yang tepat pula. Hasil pemetaan kondisi fisik sanitasi dan perilaku masyarakat kota, dituangkan dalam Buku Putih (White Book). Buku Putih sanitasi inilah yang akan dijadikan dasar dalam penyusunan strategi sanitasi kota (city-wide-sanitation strategy).

Untuk maksud tersebut maka dibentuklah Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Pemerintah Kota Bengkulu di tingkat kabupaten/kota yang diharapkan dapat berfungsi sebagai unit koordinasi perencanaan, pengembangan, pelaksanaan dan pengawasan serta monitoring pembangunan sanitasi dari berbagai aspek. Tidak hanya yang melibatkan unsur pemerintah saja namun juga yang melibatkan masyarakat serta swasta secara langsung, baik dalam pokja yang terstruktur maupun sebagai mitra-mitra pendukungnya.

Pokja Sanitasi Kota Bengkulu I - 2

Page 3: BAB - 1 Pendahuluan Perbaikan

Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu

Sesuai dengan Visi Kota Bengkulu 2007-2012 adalah: “Menuju Masyarakat Kota Bengkulu yang Bermartabat dan Makmur”, dalam mendukung program PPSP ini dibentuklah sebuah kelompok kerja sanitasi Pemerintah Kota Bengkulu.

Kelompok Kerja Sanitasi Pemerintah Kota Bengkulu secara struktural dibentuk dengan Surat Keputusan Walikota Bengkulu Nomor 213A Tahun 2011, yang terdiri dari tim koordinasi dan Kelompok Kerja Sanitasi Pemerintah Kota Bengkulu. Kelompok Kerja Sanitasi Pemerintah Kota Bengkulu mempunyai tugas antara lain menyusun buku putih sanitasi, menyusun SSK dan melakukan koordinasi pembangunan sanitasi. Kelompok Kerja Sanitasi Pemerintah Kota Bengkulu ini diharapakan juga harus mampu memberikan penyadaran pentingnya sanitasi, menyampaikan keputusan Pokja ke SKPD dan mengawal program pembangunan di bidang sanitasi. Ada tiga indikator yang menjadi sasaran Program PPSP itu yaitu, masalah persampahan, drainase dan limbah domestik atau rumah tangga. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan sanitasi, maka Kelompok Kerja Sanitasi Pemerintah Kota Bengkulu menyusun sebuah Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu.

1.2. LANDASAN GERAK

Ruang Lingkup Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan-bahan padat, air bahan industri dan bahan buangan pertanian.

Dalam penyusunan buku putih sanitasi yang di susun oleh Pokja menjadi fokus wilayah kajian meliputi kecamatan yang di anggap rawan sanitasi bisa di lihat dalam table berikut :

Tabel wilayah kajian PPSP Kota Bengkulu 2012

No Kecamatan Kelurahan Keterangan

1 Kec. Kampung Melayu 1. Kandang2. Kandang Mas3. Padang Serai4. Teluk Sepang5..Sumber Jaya6..Muara Dua

2 Kec; Gading Cempaka* 1. Padang Harapan2. Jembatan Kecik3. Jalan Gedang4. . Lingkar Barat5.. Campaka Permai

3 Kec. Ratu Samban 1.` Penurunan2. `Kebun Dahri3.. Belakang Pondok4.. Anggut Dalam5. `Kebun Geran6.. Penggantungan7.. Padang Jati8. `Anggut Atas9. `Anggut Bawah

4 Kec. Ratu Agung 1. Lempuing2. Kebun Tebeng

Pokja Sanitasi Kota Bengkulu I - 3

Page 4: BAB - 1 Pendahuluan Perbaikan

Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu

3. Tanah Patah4 . Nusa Indah5. Kebun Beler6. Kebun Kenanga7. Sawah Lebar8. Sawah Lebar Baru

Ket = * Kecamatan pada saat data di kumpul belum melaksanakan pemekaran

Visi Kota Bengkulu 2007-2012 adalah: “Menuju Masyarakat Kota Bengkulu yang Bermartabat dan Makmur”, Sedangkan jabaran dari Misi Kota Bengkulu 2008-2013 :

1. Mewujudkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME dalam kehidupan antar umat beragama dan berakhlak mulia, toleran rukun dan damai.

2. Meningkatkan ekonomi berbasis kerakyatan yang bertumpu pada kekuatan lokal, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi yang aktif, produktif mandiri dan berdaya saing serta berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan serta menciptakan lapangan pekerjaan demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang makmur.

4. Mewujudkan penegakan supermasi hukum dan rasa keadilan masyarakat dengan mengedepankan peran perempuan pada pengambilan kebijakan publik yang setara, demokratis dalam keragaman dan penegakan hak azazi manusia.

5. Mewujudkan tata pemerintahan yang bersih, jujur dan berwibawa, dengan menempatkan aparatur pemerintahan secara profesional dan proporsional dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.

6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana untuk mendukung peningkatan kemakmuran masyarakat.

7. Meningkatkan pembinaan dan pelestarian adat dan budaya daerah dalam kehidupan sosial yang berkelanjutan, dinamis, kreatif dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.

maka untuk mencapai visi dan misi tersebut di bidang sanitasi dibentuklah kelompok kerja berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bengkulu Nomor 213A Tahun 2011 tentang pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Pemerintah Kota Bengkulu, terdapat susunan struktur Pokja Program PPSP Kota Bengkulu. Dalam Surat Keputusan Walikota Bengkulu Nomor 213A Tahun 2011 juga terdapat tugas dari susunan struktur organisasi Pokja Program PPSP Kota Bengkulu. Selain itu, Juga terdapat surat nomor 050/0285/Bappeda/2012 perihal penugasan tenaga ahli fasilitator propinsi dan kabupaten/kota PPSP TA 2012. Untuk mendukung pelaksanaan Program PPSP Tahun 2012 juga terdapat surat nomor KU.08.07/MP/PPLP/118/2012 tentang mobilisasi konsultan perseorangan pendampingan penyusunan SSK Kota Bengkulu. Pelaksanaan program PPSP tersebut hanya melingkupi Kota Bengkulu untuk peningkatan pengembangan sanitasi Kota Bengkulu.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat yang berkaitan dengan sanitasi di Kota Bengkulu pada saat ini. Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority setting dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment) atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bengkulu yang menangani secara langsung pembangunan sektor sanitasi di Kota Bengkulu.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih ini adalah pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kota beserta masyarakat pemangku kepentingan untuk

Pokja Sanitasi Kota Bengkulu I - 4

Page 5: BAB - 1 Pendahuluan Perbaikan

Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu

mampu mengidentifikasi, memetakan, menyusun rencana tindak dan menetapkan strategi pengembangan sanitasi kota. Di samping itu, pembentukan Pokja Sanitasi diharapkan dapat menjadi cikal bakal suatu badan permanen yang akan menangani dan mengelola program pembangunan dan pengembangan sanitasi di tingkat kota.

1.4. METODOLOGI

Buku putih adalah sebuah dokumen produk dari anggota Pokja yang anggotanya terdiri dari beberapa instansi terkait yang akan dijadikan acuan sebagai dasar penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) yang merupakan program jangka menengah (3 s.d. 5 tahun). Buku Putih dijadikan dasar bagi instansi dan pemangku kepentingan dalam menjalankan program sanitasi.

Dalam penyusunan Buku Putih ini, langkah-langkah pendekatan dari bawah (bottom-up approach) yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kota

Bengkulu; Meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi; Diskusi yang bersifat teknis dan mendalam juga akan dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat

dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi

Melaksanakan Workshop Penilaian dan Pemetaan Sanitasi Kota.

Adapun metode yang diterapkan dalam pengumpulan data adalah: Pengumpulan data primer dengan survey langsung kepada masyarakat; Pengumpulan data sekunder dari SKPD terkait.

Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diambil secara langsung melalui survey ataupun observasi lapangan yang diwujudkan dalam Laporan EHRA (Environmental Health Risk Assessment) dan survei peran media. Data sekunder didapatkan dari :

Data dari instansi terkait; Studi kelembagaan pengelolaan sanitasi; Studi keuangan pengelolaan sanitasi; Studi partisipasi sektor swasta; Studi penilaian partisipasi masyarakat dan isu jender.

1.5. DASAR HUKUM & KAITANNYA DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAIN

Hirarki perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 menjadi dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Oleh karena itu, Buku Putih merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasional, yang bertujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antar pusat dan daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Pokja Sanitasi Kota Bengkulu I - 5

Page 6: BAB - 1 Pendahuluan Perbaikan

Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu

Penyusunan Dokumen Buku Putih & SKK didasarkan pada RPJM Daerah Kota Bengkulu dengan memperhatikan RPJM Nasional serta RPJMD Propinsi Bengkulu. Buku Putih Kota Bengkulu juga digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan pembangunan sanitasi Kota Bengkulu.

Pengembangan Sanitasi Indonesia di Kota Bengkulu didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi :

Undang-Undang1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan

Pemukiman3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup.5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah.8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025Peraturan Pemerintah Republik Indonesia1.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.2.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian

Pencemaran Air3.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.4.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan.5.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.Peraturan Presiden Republik Indonesia1.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panang Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2004-2009Keputusan Presiden Republik Indonesia1.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian

Dampak Lingkungan.2.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi

Pengelolaan Sumber Daya Air.3.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air

Keputusan Menteri 1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang

Program Kali Bersih.2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang

Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL.3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang

Baku Mutu air Limbah Domestik.

Keputusan Menteri 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004

tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).Petunjuk Teknis1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan.

Pokja Sanitasi Kota Bengkulu I - 6

Page 7: BAB - 1 Pendahuluan Perbaikan

Buku Putih Sanitasi Kota Bengkulu

2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah.

3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur Resapan.

4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih.

5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan.

6. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air Sistem Berpindah-pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik.

7. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan.

8. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman.

9. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus.

10. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi.11. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK

Perda Kota Bengkulu Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 10 Tahun 2008, Tentang Susunan Organisasi

Lembaga Teknis Daerah Kota Bengkulu Peraturan WaliKota Bengkulu no 26 tahun 2008 tentang Uraian, Tugas dan Fungsi dan

Tata Kerja Dinas Daerah Kota Bengkulu Peraturan Daerah Kota Bengkulu no 09 tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan

Organisasi Dinas Daerah Kota Bengkulu Peraturan Daerah Kota Bengkulu No 06 tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah Kota Bengkulu no 12 tahun 2002 Tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

Peraturan Wali Kota Bengkulu no 52 tahun 2010 Tentang Penetapan Terbuka Hijau (RTH) dalam Kota Bengkulu

Peraturan Daerah Kota Bengkulu No. 02 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah Di Kota Bengkulu

Peraturan Daerah Kota Bengkulu No. 05 tahun 2011 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota Bengkulu

Keputusan Wali Kota Bengkulu No 240 tahun 2011 Tentang Pembentukan Tim Teknis Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Prasarana Lingkungan di Kota Bengkulu

Pokja Sanitasi Kota Bengkulu I - 7