BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan...

25
1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pesatnya perkembangan industri perunggasan di negara tropis seperti di Indonesia membawa berbagai kendala yang kompleks. Masalah penyakit dalam industri perunggasan merupakan gangguan dan ancaman yang serius. Kerugian yang ditimbulkan oleh gangguan penyakit pada usaha peternakan tidak hanya kematian, tetapi juga pertumbuhan lambat, produksi telur yang menurun bahkan terhenti sama sekali. Program biosekuriti dalam tata laksana peternakan merupakan suatu hal yang harus dijalankan. Program ini merupakan salah satu cara untuk mencegah dan mengendalikan penyakit pada ayam karena tidak satupun program pencegahan penyakit yang dapat bekerja dengan baik tanpa penerapan program biosekuriti. Pelaksanaan biosekuriti meliputi kegiatan sanitasi kandang, desinfeksi, vaksinasi, pengelolaan waste product, dan isolasi hewan yang sakit. Eratnya hubungan antara penyakit dengan lingkungan, menyebabkan pelaksaan biosekuriti sangat dibutuhkan dalam tata laksana peternakan ayam. Pelaksaan program biosekuriti memiliki tiga komponen dasar yang harus diperhatikan yaitu mencegah masuknya agen penyakit, mencegah penyebaran agen infeksi, dan menjaga kesehatan ayam (vaksinasi dan manajemen kandang). Penerapan biosekuriti diharapkan dapat menciptakan kondisi lingkungan yang layak bagi kehidupan ayam, menghambat dan mengendalikan penyakit, serta

Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan...

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pesatnya perkembangan industri perunggasan di negara tropis seperti di

Indonesia membawa berbagai kendala yang kompleks. Masalah penyakit dalam

industri perunggasan merupakan gangguan dan ancaman yang serius. Kerugian

yang ditimbulkan oleh gangguan penyakit pada usaha peternakan tidak hanya

kematian, tetapi juga pertumbuhan lambat, produksi telur yang menurun bahkan

terhenti sama sekali. Program biosekuriti dalam tata laksana peternakan

merupakan suatu hal yang harus dijalankan. Program ini merupakan salah satu

cara untuk mencegah dan mengendalikan penyakit pada ayam karena tidak

satupun program pencegahan penyakit yang dapat bekerja dengan baik tanpa

penerapan program biosekuriti. Pelaksanaan biosekuriti meliputi kegiatan sanitasi

kandang, desinfeksi, vaksinasi, pengelolaan waste product, dan isolasi hewan

yang sakit.

Eratnya hubungan antara penyakit dengan lingkungan, menyebabkan

pelaksaan biosekuriti sangat dibutuhkan dalam tata laksana peternakan ayam.

Pelaksaan program biosekuriti memiliki tiga komponen dasar yang harus

diperhatikan yaitu mencegah masuknya agen penyakit, mencegah penyebaran

agen infeksi, dan menjaga kesehatan ayam (vaksinasi dan manajemen kandang).

Penerapan biosekuriti diharapkan dapat menciptakan kondisi lingkungan yang

layak bagi kehidupan ayam, menghambat dan mengendalikan penyakit, serta

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

2

menghasilkan output yang unggul dari segi produktivitas dan performance

(Kusumawati, 2011).

Menurut Winkel (1997) biosekuriti merupakan suatu sistem untuk

mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk

mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakan bagian

untuk mensejahterakan hewan (animal welfare).

Keberhasilan program biosekuriti tergantung dari cara pelaksanaannya.

Wabah penyakit dapat masuk peternakan karena pelaksanaan biosekuriti yang

tidak dilakukan dengan baik.Teknik biosekuriti juga berperan penting dalam

keberhasilan program tersebut di peternakan layer.

Berdasarkan pemaparan di atas penulis merasa tertarik melakukan

pembelajaran lebih lanjut mengenai pelaksanaan biosekuriti dalam peternakan

ayam periode layer sebagai materi tugas akhir karena pelaksanaan biosekuriti

merupakan ujung tombak suksesnya peternakan tersebut menghadapi bahaya

serangan wabah penyakit yang ada di wilayah sekitar kandang. Pengetahuan

tentang penerapan biosekuriti yang baik diharapkan dapat memperbaiki sistem

pemeliharaan ayam yang dilakukan sebelumnya sehingga ayam yang dipelihara

lebih sehat dan angka kematiannya rendah.

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

3

Tujuan

Tujuan penulisan tugas akhir ini untuk mengetahui, mengamati, dan

mengevaluasi pelaksanaan program biosekuriti di peternakan ayam petelur PT.

Januputra Sejahtera Farm Srunen, Cangkringan, Sleman.

Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penulisan tugas akhir ini adalah penulis dapat

memahami pentingnya penerapan biosekuriti dalam suatu peternakan, sehingga

pelaksanaan pemeliharaan unggas dapat berjalan secara optimal.

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Biosekuriti

Biosekuriti merupakan suatu sistem untuk mencegah penyakit baik klinis

maupun subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan produksi unggas

secara keseluruhan, dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan (animal

welfare) (Winkel, 1997). Dalam tata laksana usaha peternakan ayam program

biosekuriti merupakan suatu hal penting yang harus dijalankan. Program

biosekuriti sebenarnya relatif tidak mahal tetapi merupakan cara termurah dan

efektif dalan mencegah dan mengendalikan penyakit pada ayam. Bahkan tidak

satupun program pencegahan penyakit dapat bekerja dengan baik tanpa disertai

program biosekuriti (Hadi 2001).

Evaluasi terhadap biosekuriti pada peternakan yang sedang berjalan

merupakan hal yang penting dalam mengembangkan program yang efektif untuk

mencegah penyakit masuk ke dalam kompleks peternakan atau membatasi

penyebarannya diantara beberapa kandang.Keberhasilan program biosekuriti

menyangkut pemahaman mengenai prinsip-prinsip epidemiologi dan ekonomi

serta memerlukan kerja kelompok (team-work) untuk memberikan keuntungan

yang maksimal. Program biosekuriti memerlukan pendekatan yang berstruktur

menyangkut langkah-langkah sebagai perencanaan, penentuan lokasi sumber

daya, implementasi (pelaksanaan), pengendalian (pengawasan). Keempat langkah

tersebut hendaknya menjadi pertimbangan dalam mengevaluasi suatu program

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

5

biosekuriti yang bersifat luas (komprehensif) pada perusahaan pembibitan atau

kompleks peternakan komersial. Menurut Simon (1998) komponen biosekuriti

meliputi suatu hierarkhi dengan tiga tingkatan yang masing-masing berpengaruh

terhadap biaya dan keefektifan seluruh program.

Biosekuriti Konseptual adalah tingkat pertama, merupakan basis dasar

dari seluruh program pencegahan penyakit. Biosekuriti konseptual meliputi

pemilihan lokasi usaha peternakan disuatu daerah spesifik untuk memisahkan

jenis/umur unggas, mengurangi kepadatan ternak (biodensity), dan menghindari

kontak dengan burung atau unggas yang hidup bebas (Simon 1998).

Biosekuriti Struktural adalah biosekuriti tingkat kedua meliputi hal-hal

yang berhubungan dengan tataletak (layout) peternakan, pemasangan pagar,

pembuatan saluran pembuangan (drainase), jalan-jalan yang dapat dilalui untuk

segala cuaca (Simon 1998).

Biosekuriti operasional adalah tingkat ketiga, terdiri atas prosedur

manajemen dan rutin yang dimaksudkan untuk mencegah kejadian dan

penyebaran infeksi di dalam kompleks atau perusahaan peternakan (Simon 1998).

Anonym (2010), menambahkan ada tiga konsep pendukung biosekuriti yang

lainnya yaitu isolasi, pengaturan lalu lintas, dan sanitasi (pembersihan &

desinfeksi).

Isolasi

Merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan ayam

dari serangan kuman patogen penyebab penyakit. Isolasi ini bertujuan untuk

mencegah bibit penyakit masuk ke dalam suatu farm dan menyebar keluar dari

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

6

farm. Manajemen peternakan (manager/pemilik farm) sangat berperan penting

dalam penerapan isolasi ini, contohnya dalam penetapan area bersih (wilayah

yang harus terjaga dari kemungkinan cemaran/ penularan penyakit) dan kotor

(wilayah yang kemungkinan banyak cemaran bibit penyakitnya).

Contoh penerapan isolasi lainnya yaitu penetapan akses karyawan atau

pengunjung yang boleh masuk ke area farm, penerapan one age farming

(peternakan satu umur) pada farm ayam layer atau penerapan pemeliharaan ayam

broiler system all in all out.

Pengaturan lalulintas

Pengaturan lalulintas orang, peralatan, barang atau kendaraan tamu

bertujuan agar tidak menyebarkan bibit penyakit masuk ke dalam peternakan.

Pengaturan lalu lintas ini harus dapat mengatur kapan DOC/ bibit, pakan,

sapronak (obat, vaksin, peralatan peternakan), litter/ sekam, kotak telurmasuk

kedalam farm. Selain itu juga harus dapat mengatur bagaimana penangan atau

pengeluaran bangkai ayam, litter keluar dari lingkungan kandang serta kapan

ayam harus di panen atau afkir. Pembatasan jumlah orang dan kendaraan yang

masuk ke dalam lingkungan kandang juga masuk dalam konsep ke dua ini.

Menurut Ritonga (2008) penanganan lalulintas perlu dilakukan penyemprotan

dengan desinfektan terhadap peralatan dan kendaraan yang akan masuk kedalam

kandang, dan dihindari terjadinya pinjam-meminjam peralatan antar farm. Orang

yang tidak berkepentingan di dalam kandang dilarang masuk ke kandang. Sopir,

salesman,atau petugas lainnya sebaiknya ganti pakaian khusus dan dilakukan

penyemprotan sebelum masuk ke area kandang.

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

7

Sanitasi (pembersihan dan desinfeksi)

Tindakan yang sering dilakukan peternak untuk menjaga farm dari infeksi

penyakit adalah sanitasi. Sanitasi merupakan tindakan untuk membunuh patogen

atau bibit penyakit. Sanitasi yang paling sering dilakukan peternak adalah dengan

desinfeksi/ penyemprotan kandang menggunakan desinfektan. Tindakan sanitasi

tidak hanya berkaitan dengan desinfeksi saja, namun ada banyak kegiatan lain

yang merupakan sanitasi, seperti sebelum pekerja/tamu masuk ke dalam kandang

mencuci tangan menggunakan sabun, menggunakan baju khusus untuk bekerja,

menggunakan alas kaki (sandal/ sepatu boots) khusus untuk masuk ke dalam

kandang, mencelupkan alas kaki dalam desinfektan (Antisep, Medisep).

Desinfeksi dilakukan secara menyeluruh terhadap orang, peralatan, sumber air,

dan material lain yang akan memasuki kandang. Desinfeksi tempat pakan, tempat

minum, dan kotoran dilakukan setiap hari (Ritongga, 2008).

Vaksinasi

Aspek lain dari biosekuriti adalah mencegah penyakit melalui vaksinasi.

Antibiotika digunakan untuk memberantas infeksi bakteri. Karena tidak ada obat

yang dapat melawan infeksi virus, maka vaksinasi sebelum infeksi terjadi di

dalam flok ayam menjadi pilihan utama untuk melindungi ayam. Vaksin virus

yang ideal terbuat dari suatu virus yang tidak menimbulkan penyakit, tetapi virus

yang sangat tinggi immunogenesitasnya. Kombinasi ini agak jarang, oleh karena

itu virus-virus terpilih harus memberikan reaksi yang kecil sekali dan

menyebabkan kekebalan yang tinggi. Perusahaan vaksin mempunyai kombinasi

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

8

faktor-faktor yang terbaik terhadap virus yang ada sesuai dengan yang

diharapkan. Tidak semua vaksin efekstifitasnya sama. Beberapa vaksin

memberikan kekebalan yang baik tetapi menimbulkan reaksi setelah diberikan

yang lebih berbahaya dari penyakit itu sendiri. Vaksin yang lain, reaksinya tidak

terlihat tetapi tingkat perlindungannya sangat rendah. Tetapi, kehebatan reaksi

biasanya tidak berhubungan dengan tingkat kekebalan.Virus yang ideal untuk

vaksin adalah yang tidak memberikan reaksi dan mempunyai kekebalan yang

tinggi. Beberapa vaksin untuk infeksi bakteri tertentu biasanya kurang efektif

(Ritongga, 2008).

Sanitasi

Sanitasi merupakan tindakan pengendalian penyakit melalui kebersihan.

Oleh karena itu, untuk memperoleh lingkungan yang bersih, higienis, dan sehat

maka tindakan sanitasi harus dilaksanakan secara teratur (Sudarmono, 2003).

Sanitasi merupakan berbagai kegiatan yang meliputi penjagaan dan pemeliharaan

kebersihan kandang dan sekitarnya, peralatan dan perlengkapan kandang,

penglola kandang, serta orang dan kendaraan yang keluar-masuk komplek

perkandangan (Suprijatna dkk.,2005). Menurut Mulyatini (2010), sanitasi adalah

cara yang digunakan dalam memberantas atau mengontrol mikroorganisme yang

mempunyai pengaruh yang berbahaya terhadap kesehatan ternak.

Sanitasi lingkungan

Sasaran utama bagi sanitasi lingkungan ini meliputi seluruh kandang dan

segala peralatannya, misalnya gudang makanan dan gudang telur parit yang ada di

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

9

sekitar kandang dan gudang. Setelah kandang di kosongkan karena ayam di afkir,

kandang tersebut harus segera di cuci, dan selanjutnya didesinfeksi.

Sanitasi petugas

Petugas adalah mereka yang bekerja di kandang, yang sehari-harinya

berhubungan langsung dengan ayam, baik untuk melakukan perawatan terhadap

ayam, pengelolaan kandang, penanganan terhadap produksi telur dan

sebagainya.Sebelum petugas mengawali pekerjaanya di kandang, mereka harus

dalam keadaan higienis, bebas kuman. Hal – hal yang perlu diperhatikan agar

petugas bebas kuman adalah Sebelum petugas masuk ke dalam kandang,alas kaki

harus dicelupkan ke dalam larutan desinfektan yang sudah disediakan di depan

pintu kandang, Petugas tidak dibenarkan berpindah-pindah dari kandang satu ke

kandang lain, terutama pada kelompok-kelompok ayam dengan umur yang

berbeda, Petugas harus mengenakan pakaian harian kerja. Hal ini dimaksudkan

untuk mengurangi terjadinya kontaminasi ayam dan kandang dari penyakit luar.

Sanitasi terhadap ayam

Sasaran sanitasi bukan hanya terbatas pada kandang dan peralatan serta

petugasnya, tetapi kelompok ayam yang dikelola juga harus mendapat perlakuan

sanitasi. Upaya sanitasi terhadap kelompok ayam ini dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

a. Ayam-ayam yang sakit segera di pindahkan dari kelompoknya, dan

ditempatkan di kandang isolasi untuk mendapatkan penanganan khusus.

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

10

b. Ayam-ayam yang mati, bangkainya harus segera dibasmi dengan dibakar

dalam krematorium (Sudarmono,2003).

Desinfeksi

Penghapushamaan (dekontaminasi) dapat diartikan sebagai proses fisik

untuk menghilangkan bahan-bahan biologis dan anorganik dari permukaan suatu

bangunan atau peralatan (Shane,1997). Salah satu kegiatan dekontaminasi yang

dapat dilaksanakan adalah dengan cara desinfeksi. Menurut Shane (1997)

desinfeksi adalah kegiatan menghancurkan organisme patogenik.

Dekontaminasi yang menyeluruh diperlukan untuk mencapai desinfeksi

yang efektif.Program pembersihan membutuhkan perencanaan yang diikuti

dengan implementasi dan pengawasan untuk memastikan persiapan yang

memuaskan terhadap permukaan bagian alat sebelum dilanjutkan dengan

pemberian desinfektan (Shane,1997).

Dekontaminasi merupakan upaya untuk membersihkan seluruh bagian

kandang dan peralatan dari kotoran-kotoran yang menempeldengan jalan mencuci

bersih menggunakan detergen atau dengan mengapur dinding kandang sebagai

persiapan desinfeksi kandang dan peralatan (Murtidjo,1995).Kegiatan desinfeksi

ini menggunakan desinfektan.

Desinfektan

Desinfektan merupakan bahan kimia yang dapat memusnahkan

mikroorganisme atau virus yang dalam keadaan tidak aktif, kecuali spora

(Murtidjo,1992). Murtidjo (1995) berpendapat desinfektan merupakan bahan

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

11

kimia yang digunakan untuk desinfeksi kandang dan peralatan, guna membasmi

mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga hanya

mematikan bentuk vegetatif dari mikroorganisme, tetapi tidak efektif terhadap

spora.Preparat ini tersedia secara komersial yang masing-masing memiliki

karakteristik kimiawi, toksisitas, biaya dan penggunaan tertentu.Desinfektan

dapat mencegah infeksi dengan jalan penghancuran atau pelarutan jasad renik

yang patogen. Desinfektan digunakan untuk benda tidak hidup, misal : ruang

operasi, kandang, alat-alat operasi dan sebagainya.

Desinfeksi kandang setelah panen mempunyai beberapa tahapan. Menurut

Ritonga (2008), tahapan desinfeksi kandang dilakukan dengan cara kotoran ayam

diangkat dan sebaiknya langsung di tempatkan di luar kandang pada tempat

khusus sebelum diambil pengepul kotoran ayam.Seluruh peralatan kandang

disingkirkan, tempat pakan dan minum direndam dengan desinfektan pada bak

khusus, kemudian seluruh kandang disemprot dengan desinfektan yang dapat

bekerja pada zat organik sehingga dapat membunuh kuman secara efektif pada

kotoran.Kandang kemudian dicuci dan dikeringkan.Shane (1997) menambahkan

larutan insektisida kerbamat 2% disemprotkan pada bagian langit-langit, dinding,

dan lantai kandang untuk mengendalikan kumbang (Alphitobius spp).

Macam desinfektan

Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi disebut dengan desinfektan.

Ada beberapa jenis persenyawaan desinfektan yang tersedia secara komersial

antara lain fenol, alkohol, halogen, logam berat, detergen aldehide, dan

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

12

kemolisator gas (Pelczar dan Chan 1988). Fenol adalah desinfektan derivat dari

Phenol dan Kresol. Jenis ini dapat digunakan untuk beberapa macam keperluan

karena efektif dan harganya murah. Fenol efektif terhadap jamur, virus, dan

bakteri (Murtidjo,1992). Mekanisme kerjanya dengan cara mendenaturasikan

protein dan merusak dinding sel (Pelczar dan Chan 1988). Kelebihan Fenol

adalah tahan terhadap dampak hambatan dari sisa-sisa bahan organis. Biasanya

digunakan untuk dinding kandang, peralatan kandang, kaki dan roda kendaraan,

baik dengan rendaman maupun penyemprotan.Kelemahannya bersifat toksik pada

manusia dan ternak (Murtidjo, 1992).

Alkohol efektif terhadap bakteri, jamur, dan virus.Kerja bakterisidalnya

tergantung pada jumlah kandungan airnya. Kerja alkohol sangat cepat, sebagai

contoh Micobacterium sudah mati dalam satu menit. Kelemahan alkohol tidak

cocok untuk desinfeksi sempurna, karena spora tidak dapat dimusnahkan oleh

alkohol, misalnyapadaalat-alat. Mekanisme kerjanya dengan mendenaturasikan

protein, mengganggu sistem dan proses enzim (Mutschler, 1991).

Halogen merupakan sintesi dari Iodium dan zat organis. Desinfektan ini

efektif terhadap bakteri gram positif maupun negatif, virus, dan jamur. Halogen

dapat digunakan untuk sanitasi telur, inkubator, pembersihan kandang ayam, dan

rumah potong ayam. Kelebihanyatidak menyebabkan keracunan pada ternak

(Murtidjo, 1992). Keluarga halogen beranggotakan unsur-unsur Flour, Klor,

Brom dan Iodium. Senyawa yang sering digunakan adalah Iodium dan Klor

(Pelczar dan Chan, 1988).

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

13

Klor termasuk golongan halogen keras yang bisa mematikan bakteri,

virus, dan jamur dalam waktu relatif singkat (Murtidjo, 1995). Tjay dan Rahardja

(2002) menyebutkan klor juga efektif terhadap sebagian besar spora.

Persenyawaan klor digunakan untuk menghilangkan hama pada air minum

(Mutscler, 1991). Klor bekerja dengan mendenaturasi dan mengkoagulasi protein

sel bakteri (Siswandono dan Soekardjono, 1995). Kelemahan desinfektan ini

adalah mudah menyebabkan perkaratan pada peralatan yang berasal dari bahan

metal serta dapat merusak kulit manusia (Murtidjo, 1995).

Iodium merupakan salah satu zat bakterisid terkuat (Tjay dan Rahardja,

2002). Zat ini efektif terhadap segala macam bakteri, spora, cendawan dan virus

(Mutschler, 1991). Mekanisme kerjanya dengan mendenaturasi protein (Tjay dan

Rahardja, 2002). Siswandono dan Soekardjono (1995) menganjurkan kegunaan

desinfektan ini untuk desinfeksi kulit.

Detergen adalah desinfektan dengan aktifitas permukaan. Desinfektan ini

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu senyawa anionaktif dan kationaktif. Zat

anionaktif merupakan zat yang bagian molekulnya mengandung gugus lipofil dan

hidrofil bermuatan negatif. Menurut Tjay dan Rahardja (2002), zat-zat ini banyak

digunakan sebagai bahan shampoo, karena memiliki khasiat bakteriostatis

terhadap bakteri gram positif, sedangkan terhadap bakteri gram negatif tidak aktif.

Contoh zat anionaktif antara lain sabun, bahan pembersih sintesik.

Zat kationaktif disebut juga ammonium kuartener. Molekul aktifnya

bermuatan positif. Senyawa ini memiliki dua bagian pada struktur kimianya, satu

bagian bersifat hidrofilik dan bagian lain bersifat hidrofobik. Desinfektan ini

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

14

bersifat bakterisid dan fungisid kuat sedangkan terhadap spora dan virus kurang

aktif. Aktifitasnya dihentikan oleh zat-zat anionaktif, termasuk sabun dan

dikurangi oleh zat organis, khususnya protein, nanah, dan logam (Tjay dan

Rahardja, 2002). Desinfektan tergolong mudah larut dalam air, sangat efektif

menghilangkan bau-bauan, daya kerja tinggi dan tidak berefek pada kulit

manusia, meskipun juga menyebabkan karat (Murtidjo,1995). Keunggulan lain

dari desinfektan ini adalah mudah menembus bagian-bagian yang menjadi sasaran

sanitasi. Kelemahan desinfektan ini adalah menyebabkan karat dan memiliki

sifatracun yang tinggi. Mekanisme kerja senyawa ini dengan denaturasi protein

dan modifikasi dinding dan/ataumembran sitoplasma (Murtidjo,1992).

Aldehide merupakan salah satu dari antimikrobial yang sangat efektif.

Aldehide efektif terhadap semua mikroorganisme kecuali spora bakteri.

Desinfektanini bekerja dengan memecah ikatan halogen dan mendenaturasi

protein. Formaldehide atau formalin adalah salah satu persenyawaan spesifiknya

(Pelczar dan Chan, 1988). Keunggulan dari desinfektan ini adalah mudah

menembus bagian-bagian sebelah dalam yang menjadi sasaran sanitasi.

Kelemahan dari senyawa ini adalah sifat racun yang tinggi, sehingga digunakan

dengan hati-hati (Murtidjo, 1995). Formaldehide bersifat merangsang DNA

baunya tajam (Mutschler, 1991).

Kemosterilisator gas merupakan suatu desinfektan yang digunakan untuk

mensterilkan bahan-bahan yang tidak dapat disterilkan dengan kemosterilisator

cairan. Bahan-bahan tersebut antara lain alatsuntik, tabung reaksi, cawan petri,

dan pipet. Zat yang biasa digunakan sebagai kemolisator gas adalah etilenokside.

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

15

Senyawa ini dapat mematikan semua bentuk kehidupan pada benda dan udara.

Mekanisme kerja dengan menginaktivkan enzim. Kelemahannya adalah mudah

terbakar, dapat meledak dalam bentuk murni, dan bekerja lambat (Pelczar, 1988).

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

16

BAB III

MATERI DAN METODE

Materi

Materi yang digunakan dalam penulisan adalah semua kegiatan, sarana

dan objek sanitasi dan desinfeksi di PT. Januputra Sejahtera Farm beralamat di

Srunen, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta selama tujuh hari, mulai tanggal 27

April sampai 2 Mei.

Metode

Metode yang digunakan adalah studi-kerja secara aktif. Data diperoleh

dari mengikuti pelaksanaan program biosekuriti, yaitu sanitasi dan desinfeksi.

Pengamatan kandang yang meliputi tentang tata letak kandang, kepadatan ternak,

pembuatan saluran pembuangan. Wawancara secara langsung dengan pekerja

kandang dan petugas pengawas kandang di PT. Januputra Sejahtera Farm.

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Biosekuritas

Sanitasi lingkungan

Upaya penjagaan kebersihan lingkungan kandang di PT. Januputra

Sejahtera Farm sudah cukup baik, akan tetapi masih banyak terdapat rumput yang

tumbuh disekitar kandang. Fadilah dan Polana (2005) menjelaskan, salah satu

program sanitasi adalah menjaga kebersihan kandang dan sekitarnya. Selokan

yang ditumbuhi rumput merupakan salah satu faktor penyebab lingkungan yang

kurang baik, karenanya rumput yang tumbuh dapat menghalangi aliran air dan

dapat menjadi sarang nyamuk dan lalat karena rumput yang dibiarkan tumbuh

tanpa dipotong. Nyamuk dan lalat dapat menjadi agen pembawa penyakit.

Gambar 1.Kondisi rumput di PT. Januputra Sejahtera Farm

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

18

Pembersihan rumput seharusnya dilakukan setiap rumput terlihat mulai

tinggi. Pihak PT. Januputra Sejahtera Farm kurang memperhatikan hal tersebut,

sehingga banyak lalat dan nyamuk menghinggapi rumput yang tinggi di sekitar

kandang. Pihak PT. Januputra Sejahtera Farm melakukan penyemprotan rumput

hanya dilakukan dua kali dalam satu bulan.

Sanitasi peralatan

Sistem pembersihan peralatan kandang dilakukan satu minggu sekali.

Cara yang dilakukan dalam pembersihan peralatan ini dilakukan dengan

menggunakan air sumur. Peralatan makan dan minum dibersihkan pada bagian

luar dengan menggunakan lap khusus, sedangkan bagian dalam dibersihkan

dengan soda api atau coustic soda (NaOH) pada saat pengosongan kandang.

Menurut Shane (1997), peralatan dilepas bagian-bagiannya dan dikeluarkan dari

kandang untuk kebersihan. Pembersihan tempat pakan dan minum dilakukan di

halaman kandang. Namun, di PT. Januputra Sejahtera Farm pembersihan tempat

pakan dilakukan di dalam kandang.

Gambar 2.Pembersihan tempat minum

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

19

Pembersihan tempat minum ini dilakukan dengan mengalirkan air dari

ujung pipa sampai air yang keluar tampak bersih. Pembersihan tempat pakan di

PT. Januputra Sejahtera Farm dilakukan setelah ayam diafkir. Hal ini

dimaksudkan untuk menghidari pakan yang basah, menghindari agar ayam tidak

terkena air dan bahan yang bisa membahayakan kesehatan ayam.

Pembersihan limbah

Pembersihan limbah meliputi pembersihan kotoran dan ayam mati.

Pembersihan kotoran dalam kandang di PT. Januputra Sejahtera Farm dilakukan

dengan cara penyapuan kandang oleh petugas selama dua kali dalam satu hari.

Pembersihan kotoran di luar kandang atau di bawah kandang dilakukan setelah

proses untuk pengolahan pupuk selesai. Proses pengolahan pupuk ini dilakukan

selama satu minggu. Menurut Fadilah (2005), limbah dapat membawa agen

penyakit dari periode sebelumnya. Bibit penyaki tmenular biasanya disebabkan

oleh bakteri, virus, fungi, protozoa, parasit, serangga, atau tikus.

Gambar 3. Proses pengolahan limbah

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

20

Penanganan limbah ayam mati di PT. Januputra Sejahtera Farm sampai

saat ini masih sering terlupakan, ayam yang mati hanya dibuang begitu saja

padahal ini merupakan sumber penyakit dan pencemaran lingkungan. Menurut

Mulyantini (2010), metoda penanganan ayam mati di industry perunggasan yaitu

dengan cara dikubur dan dibakar. PT. Januputra Sejahtera Farm dalam menangani

hal ini belum bisa dikatakan baik karena ayam yang mati hanya dibuang begitu

saja. Selain dibuang, di lingkungan kandang sering ditemukan ayam mati di

dalam kandang dan hanya dibiarkan begitu saja sampai diambil oleh penduduk

sekitar. Program isolasi untuk ayam yang sakit tidak ada, akan tetapi disediakan

satu flok untuk ayam afkir.

Sanitasi kandang

Sanitasi kandang dilakukan setelah satu kali periode pemeliharaan ayam.

Pelaksaan pembersihan kandang dimulai dengan sanitasi kering dan perbaikan.

Sanitasi kering yang dilakukan diantaranya adalah membersihkan kotoran dalam

kandang, menyapu dan membersihkan lingkungan kandang serta memperbaiki

peralatan kandang yang kurang berfungsi dengan baik. Langkah selanjutnya yaitu

melakukan pencucian kandang dengan metode sanitasi basah. Pertama dengan

menyemprotkan air biasa bertekanan tinggi ke setiap sudut kandang yang

bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel pada

bagian kandang. Penyemprotan selanjutnya menggunakan air yang dicampur

dengan detergen, yang bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa agen infeksi yang

terdapat pada bagian kandang. Nuroso (2010) menjelaskan, pencucian basah tidak

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

21

harus memakai detergen, tetapi penggunaan detergen tetap dianjurkan. Pencucian

basah dengan detergen lebih efektif untuk pembersihan kandang. Upaya sanitasi

di PT. Januputra Sejahtera Farm sudah baik.

Desinfeksi

Desinfeksi lalu-lintas pengunjung

Pada pintu masuk kandang (lalu-lintas pengunjung) di PT. Januputra

Sejahtera Farm tidak tersedia semprot desinfektan. Tidak ada bak celup kaki pada

pintu masuk kandang. Tempat parker berada di kawasan peternakan. Setiap

kendaraan yang masuk ke area tidak didesinfeksi, hanya dicuci dengan air hujan

yang menggenangi bak celup ban di pintu gerbang.

Menurut Fadilah dkk (2007), desinfeksi lalu-lalang pengujung dilakukan

di pintu gerbang peternakan. Fasilitas desinfeksi yang diperlukan di pintu gerbang

yaitu penyemprotan dan bak celup untuk ban kendaraan, serta ruangan untuk

sprayer, mandi, celup kaki, dan ganti pakaian. Selain itu, di luar kawasan

peternakan juga dilengkapi tempat parker dan ruang tamu. Standarisasi fasilitas

pintu gerbang di PT. Januputra Sejahtera Farm belum tersedia.

Desinfektan yang digunakan bersifat tahan terhadap bahan organik, tidak

bersifat korosif, dan tahan terhadap panas (Fadilah, 2007).Namun di PT.

Januputra Sejahtera Farm tidak ada desinfeksi untuk lalu-lalang pengunjung,

sedangkan menurut Fadilah (2007) biosekuriti di pintu gerbang suatu kawasan

peternakan unggas merupakan salah satu titik awal keberhasilan peternakan. Hal

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

22

ini menujukan bahwa program biosekuriti lalu-lalang pengunjung di PT.

Januputra Sejahtera Farm tidak baik.

Desinfeksi kandang

Desinfeksi kandang di PT. Januputra Sejahtera Farm dilakukan pada pagi

hari, hal ini bertujuan untuk menghindari cuaca yang panas dan mengganggu

proses bertelurnya ayam. Desinfektan yang digunakan di PT. Januputra Sejahtera

Farm yaitu hanya menggunakan Mediasept dan air, sedangkan alatnya

menggunakan sanchin (mesin diesel). Dosis yang digunakan satu liter Mediasept

untuk 200 liter air. Mediasept adalah antiseptik dengan bahan aktif Benzalkonium

Chlorida yang digunakan untuk desinfeksi kandang, peralatan kandang dan ruang

hatchery. Menurut Murtidjo (1992), Benzalkonium tergolong mudah larut dalam

air, daya cucinya tinggi, menghilangkan bau, dan tidak merusak kulit.

Desinfektan ini dapat dipergunakan untuk merendam telur, sanitasi mesin tetas,

kandang, dan peralatan kandang ayam.

Tatalaksana desinfeksi di PT. Januputra Sejahtera Farm dilakukan pada

saat ayam tetap berada di dalam kandang. Cara penyemprotan desinfektan

tersebut yakni langsung mengenai ayam, menurut petugas bahan desinfektan tidak

berbahaya apabila tertelan oleh ayam karena menurut petugas dapat menetralisir

air dalam tubuh ayam. Kemudian untuk penyemprotan kandang dimulai dari

kandang perflok sampai mengenai ayam. Penyemprotan ini menggunankan selang

dan kompresor. Pada saat penyemprotan pekerja di PT. Januputra Sejahtera Farm

Page 23: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

23

tidak menggunakan baju pelindung. Pekerja hanya menggunakan baju yang

dikenakan sehari-hari dan hanya memakai alas kaki sandal. Pekerja juga tidak

memakai masker. Pelaksanaan desinfeksi di PT. Januputra Sejahtera Farm dua

kali dalam satuminggu. Menurut fadilah dkk (2007), penyemprotan kandang dan

sekitarnya secara rutin (dua-tiga hari sekali) menggunakan desinfektan.

Penyemprotan ini bertujuan membunuh atau menekan perkembangbiakan

mikroorganisme yang ada disekitar kandang atau sekitar kandang. Namun pada

saat penulis melaksanakan praktek kerja lapang di PT. Januputra Sejahtera Farm

pelaksanaan desinfeksi kandang hanya dilakukan satu kali dalam satu minggu.

Hal ini pelaksanaan desinfeksi belum maksimal.

Page 24: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Program biosekurity yang dilakukan di PT. Januputra Sejahtera Farm

mulai tanggal 27 April sampai 2 Mei adalah desinfeksi dan sanitasi. Sanitasi yang

dilakukan adalah sanitasi lingkungan, peralatan, dan limbah. Sanitasi tersebut

belum memenuhi syarat karena masih ada rumput di sekitar kandang, penangan

waste product hanya dibuang, dan pembersihan peralatan kandang masih

dilakukan di dalam kandang.

Desinfeksi yang dilakukan di PT. Januputra Sejahtera Farm hanya

desinfeksi kandang, sedangkan untuk desinfeksi lalulintas pengunjung belum ada.

Kesimpulan bahwa program biosekurity di PT. Januputra Sejahtera Farm sudah

baik namun belum terlalu ketat.

Saran

Perlunya pedoman pelaksanaan program biosekurity yang tepat dan ketat

di PT. Januputra Sejahtera Farm, sehingga penyebaran penyakit tidak akan

meluas. Penanganan ayam mati di PT. Januputra Sejahtera Farm seharusnya

dilakukan penguburan atau bisa dibakar supaya infeksi penyakit tidak meluas.

Desinfeksi lalulintas seharusnya disediakan penyemprot dan bak celup untuk ban

kendaraan, serta ruangan untuk sprayer, mandi, celup kaki, dan ganti pakaian.

Desinfeksi petugas dan pengunjung dianjurkan menggunakan pakaian khusus

Page 25: BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang - Tesis dan Disertasietd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85144/potongan/D3-2015... · mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga

25

kandang untuk memasuki area kandang dan peralatan lain seperti sepatu boot,

masker, dan sarung tangan agar meminimalkan kemungkinan penyebaran

penyakit dari ternak ke manusia atau dari manusia ke ternak.