Bab 1 Pendahuluan & 2 Tinjauan Pustaka

8
BAB I PENDAHULUAN Pioderma adalah terminologi umum untuk penyakit- penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman (bakteri), terutama Streptococcus beta hemolyticus atau Staphylococcus aureus. Kalangan awam menggunakan terminologi Koreng untuk manamakan infeksi kulit. Dalam praktek sehari-hari Pioderma dengan berbagai bentuk dan jenisnya, masih kerap dijumpai, terutama pada anak- anak. Pioderma merupakan penyakit yang paling sering dijumpai. Penyakit ini berhubungan erat dengan keadaan social ekonomi. Tidak ada ras tertentu yang cenderung terkena pioderma. Pioderma dapat menyerang laki-laki maupun perempuan pada semua usia. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Ektima adalah bentuk pioderma kulit yang ditandai dengan erosi krusta yang menebal atau disertai ulkus. Ektima dipertimbangkan sebagai bentuk ulseratif dari impetigo bulosa dimana lesi dini mencapai dermis untuk menghasilkan ulkus yang dangkal 1,2,3

description

lapkas

Transcript of Bab 1 Pendahuluan & 2 Tinjauan Pustaka

Page 1: Bab 1 Pendahuluan & 2 Tinjauan Pustaka

BAB IPENDAHULUAN

Pioderma adalah terminologi umum untuk penyakit-penyakit infeksi kulit

yang disebabkan oleh kuman (bakteri), terutama Streptococcus beta hemolyticus

atau Staphylococcus aureus. Kalangan awam menggunakan terminologi Koreng

untuk manamakan infeksi kulit. Dalam praktek sehari-hari Pioderma dengan

berbagai bentuk dan jenisnya, masih kerap dijumpai, terutama pada anak-anak.

Pioderma merupakan penyakit yang paling sering dijumpai. Penyakit

ini berhubungan erat dengan keadaan social ekonomi. Tidak ada ras tertentu yang

cenderung terkena pioderma. Pioderma dapat menyerang laki-laki

maupun perempuan pada semua usia.3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiEktima adalah bentuk pioderma kulit yang ditandai dengan erosi krusta

yang menebal atau disertai ulkus. Ektima dipertimbangkan sebagai bentuk

ulseratif dari impetigo bulosa dimana lesi dini mencapai dermis untuk

menghasilkan ulkus yang dangkal1,2,3

2.2 EpidemiologiDi Eropa, kebanyakan kasus terjadi pada anak-anak, tetapi pada daerah

tropis, di mana penyakit ini merupakan yang paling umum terjadi, penyakit ini

bisa mengenai semua umur. Higien yang buruk dan malnutrisi menjadi faktor

predisposisi, serta luka-luka kecil atau beberapa kondisi kulit lainnya, khususnya

skabies, bisa mempengaruhi secara langsung pada lokasi di mana lesi berada.

Pada daerah urban, lesi-lesi muncul karena S. aureus dan terlihat pada pemakai

obat-obatan melalui intravena dan pasien HIV.5

2.3 Etiologi

Page 2: Bab 1 Pendahuluan & 2 Tinjauan Pustaka

Status bakteriologis dari ektima mirip dengan impetigo. Penyakit ini

dipertimbangkan akibat infeksi Streptokokus. Semenjak banyak kasus di lapangan

hanya kultur dari Streptokokus pyogenes. Kasus yang lainnya baik itu golongan

streptokokus maupun golongan stafilokokus, dan beberapa hanya dari golongan

stafilokokus. Grup A streptokokus berkembang dari semua 66 kasus, dan

stafilokokus koagulase-positif dari 85 % kasus.1,3

2.4 PatogenesisPatogen utama streptokokus pada manusia merupakan bagian grup A

streptokokus (GAS), terutama Streptokokus pyogenes. Bakteri ini terbagi menjadi

beberapa divisi tergantung antigen protein permukaan M dan T. Protein M

melindungi organisme melawan fagosit, mengakibatkan adherensi pada jaringan

epitel yang berbeda dan berkontribusi pada terjadinya virulensi. Antigen protein

T juga berada pada permukaan dan gen untuk protein T telah diinvestigasi,

khususnya dalam kejadian tiba-tiba (outbreaks) di mana protein M tidak

terindentifikasi. C5a peptidase, sebuah enzim proteolitik pada permukaan grup A

streptokokus, menghambat dalam pengenalan sel-sel fagosit terhadap lokasi

infeksi, dan selanjutnya memainkan peran dalam patogenesis penyakit yang

diakibatkan oleh streptokokus. Eksotoksin pirogenik streptokokus, termasuk di

dalamnya toksin eritrogenik, memainkan bagian penting dalam syok endotoksik,

dan memiliki efek superantigenik pada sistem imun, sebagai hasil dari produksi

sitokin secara massif yang menyebabkan gejala klinis berupa demam, ruam

eritematous, hipotensi dan cedera jaringan4

Adanya trauma atau inflamasi dari jaringan (luka bakar, luka bedah,

dermatitis, benda asing juga menjadi faktor yang berpengaruh pada patogenesis

dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini karena kerusakan jaringan kulit

sebelumnya sehingga menyebabkan fungsi kulit sebagai pelindung akan

terganggu dan memudahkan untuk terjadinya infeksi6

2.5 Gejala KlinisTampak sebagai krusta tebal berwarna kuning, biasanya berlokasi

ditungkai bawah, jika tungkai diangkat tenyata lengket dan tampak ulkus yang

dangkal3

Page 3: Bab 1 Pendahuluan & 2 Tinjauan Pustaka

Manifestasi klinis ditemukan kurang dari 10 lesi yang terlihat pada

pemeriksaan, kebanyakan pada ekstremitas bawah. Vesikel awal atau

vesikulopustula melebar (diameter 0,5-3 cm) selama pengobatan beberapa hari,

dan berkembang menjadi krusta yang hemoragik. Ulkus memiliki gambaran

punched out dan tampak purulen, memiliki dasar yang nekrosis. Lesi lama untuk

sembuh dan menimbulkan skar4

2.6 Pemeriksaan PenunjangBiopsi kulit dengan pewarnaan gram dari jaringan kulit dalam dan kultur

bakteri. Pewarnaan gram dari cairan vesikular dan terlihat di bawah mikroskop

biasanya dipastikan terdapat kokus gram positif yang menggambarkan grup A

streptokokus. Stafilokokus aureus bisa juga terlihat. Tes kultur dan sensitivitas

dari cairan atau kulit yang terlepas bisa digunakan untuk mengidentifikasi jenis

antibiotik yang paling sesuai. Hitung sel darah putih bisa saja meningkat.5,6

2.7 Diagnosis BandingImpetigo Krustosa. Persamaanya kedua-duanya berkrusta

berwarna kuning. Perbedaanya krustosa terdapat pada anak, berlokasi dimuka. Dan dasarnya ialah erosi sebaliknya pada ektima terdapat baik pada anak maupun dewasa tempat predileksinya ditungkai bawah dan dasarnya ialah ulkus1,2,3

Ulkus Varikosum merupakan ulkus pada tungkai bawah yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam vena ulkus biasanya soliter terletak diatas maleolus internus, bentuk bulat atau lonjong, dangkal, tertutup oleh jaringan nekrotik, jaringan sekitarnya hiperpigmentasi.3

Bila ulkus varikosum telah berlangsung lama, jaringan disekitar ulkus mengeras, pinggir ulkus menyembuh menjadi jaringan parut.3

Ulkus tropikum merupakan ulkus yang cepat berkembang dan nyeri, penyebab tidak diketahui tetapi 3 faktor yang memegang peranan adalah trauma, higiene dan gizi serta infeksi.3

Page 4: Bab 1 Pendahuluan & 2 Tinjauan Pustaka

Ulkus pada ulkus tropikum biasanya hanya satu ditungkai bawah. Umumnya timbul akibat trauma. Kelainan kulit mula-mula berupa lepuhan kecil berisi cairan serosanguinolen. Kemudian dalam beberapa jam pecah dan membentuk ulkus. Bentuk ulkus lonjong atau bulat tertutup jaringan nekrotik. Tepi sedikit lebih tinggi daripada kulit normal. Dinding ulkus tidak bergaung, tetapi sedikit landai sehingga berbentuk seperti cawan. Jaringan disekitar ulkus meradang dan terasa nyeri serta mengeluarkan bau seperti telur busuk. 3

2.8 Penatalaksanaan4

Meningkatkan higien dan nutrisi, dan pengobatan pada penyakit skabies,

dan penyakit lain yang mendasari. Antibiotik yang dipilih sebaiknya aktif

melawan bakteri baik Streptococcus pyogenes maupun Staphylococcus aureus.

Pengobatan ektima sama dengan pengobatan pada impetigo stafilokokus. Lihat

tabel di bawah.

Tabel 1. Pengobatan pada Impetigo (sama dengan pengobatan untuk Ektima)

Topikal Sistemik

Lini Pertama

Mupirocin Bid Dicloxacillin 250-500 mg PO empat kali sehari selama 5-7 hari

Fucidic acid (tidak tersedia di Amerika Serikat)

Bid Amoxicillin plus clavulanic acid; cephalexin

25 mg/kg tiga kali sehari; 250-500 mg empat kali sehari

Lini Kedua (alergi terhadap penisilin)

Azithromycin 500 mg x 1, then 250 mg perhari selama 4 hari

Clindamycin 15 mg/kg/day tidErythromycin 250-500 mg PO empat

klai sehari selama 5-7 hari

Page 5: Bab 1 Pendahuluan & 2 Tinjauan Pustaka

Sumber: Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine, 7th ed. 2008

2.9 PrognosisUmumnya baik dapat membaik setelah beberap minggu namun dapat meninggalkan bekas

Page 6: Bab 1 Pendahuluan & 2 Tinjauan Pustaka