BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/99972/... ·...
-
Upload
truongcong -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/99972/... ·...
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini musik menjadi sebuah media universal yang mampu berbicara dalam
berbagai bahasa, mampu menyuarakan isi hati para penciptanya dan mencerminkan
kebudayaan dari berbagai macam dibelahan dunia. Belakangan musik sudah menjadi
kebutuhan bagi masyarakat luas, terbukti dengan banyaknya band-band dari segala
genre musik muncul di Indonesia. Sampai saat ini terdapat banyak aliran musik yang
ada dimasyarakat seperti musik Pop, Rock, Jazz bahkan Undeground. Musik indie
sebagai aliran atau genre musik itu “not even exits” (tidak ada-red), karena yang
disebut musik indie itu adalah untuk membedakan antara yang mainstream dengan
indie. Jadi musik indie adalah istilah untuk membedakan antara musik yang
dimainkan oleh musisi profesional dengan musisi amatir.
Tapi yang pasti indie adalah gerakan bermusik yang berbasis dari apa yang kita
punya, do it youself , etika yang kita punya mulai dari merekam, mendistribusikan
dan promosi dengan uang sendiri. Walaupun nantinya akan ada perbedaan lagi antara
indie dengan D. I Y itu sendiri.
Umumnya yang dimaksud dengan mainstream adalah arus utama, tempat di
mana band-band yang bernaung di bawah label besar, sebuah industri yang mapan.
Band-band tersebut di pasarkan secara meluas yang coverage promosinya juga secara
luas, nasional maupun internasional, dan mereka mendominasi promosi diseluruh
media massa, mulai dari media cetak, media elektronik hingga multimedia dan
mereka terekspos dengan baik.
Jadi jika ita berbicara kriteria dari mainstream dengan indie itu lebih kepada
industrinya, perbedaannya lebih kepada nilai investasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan rekaman. Kalau masalah talenta, tidak ada yang memungkiri kalau band-
band indie terkadang lebih bagus daripada band-band mainstream.
Musik indie tumbuh secara natural di Indonesia dan tidak ada yang memungkiri
kalau musik rock n‟ roll di Amerika sendiri pun tumbuh secara natural walaupun ada
2
awalnya ditentang oleh orang tua dan pemuka agama. Kalau di Indonesia sendiri
adalah imbas karena kita mengidolakan band luar. Maka jika kita telusuri hampir
semua band Indonesia adalah epigon dari band-band luar. Mereka mengawali karir
mereka dengan membawakan lagu-lagu dari band luar mulai dari Koes Plus, God
Bless sampai band-band awal 90-an masih sering membawakan lagu orang.
Cikal bakal terbentuknya atmosfir indie di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi
rocker-rocker pionir era 1970-an sebagai pendahulu. Sebut saja misalnya God Bless,
Gang Pengangsaan, Gypsy (Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem
(Solo). AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hinga Rawe dari Banten. Mereka
inilah yang menjadi generasi pertama rocker muncul di Indonesia.
Pada 2000-an sampai sekarang, musik indie berkembang pesat didukung label-
label rekaman independen yang semakin banyak. Apalagi didukung kemajuan
teknologi internet yang memungkinkan mereka memperkenalkan karya kepada
audiens yang berpotensi besar dengan biaya lebih rendah malalui music blog,
soundcloud dan band camp. Dari media inilah band indie memperkenalkan musik
baru mereka terhadap audiens atau masyarakat secara luas.
Pengaruh yang membantu perkembangan musik indie di Indonesia yang pertama,
kalau beda sekarang dengan 10 tahun yang lalu, sekarang sudah jelas gerakan ini
lebih besar. Yang paling jelas adalah globalisasi informasi yang didorong oleh
internet. Menjadi semakin besar sekitar akhir tahun 1990-an karena internet
bertebaran di mana-mana, warnet, kampus da sekolah. Jaman dulu informasi terhadap
musik-musik seperti ini sangat eksklusif. Informasi hanya bisa didapat dari majalah-
majalah luar. Sedangkan jaman sekarang segalanya menjadi mudah dengan internet,
semuanya “terakselerasi maksimum”. Perkembangan infrastruktur juga berbeda, 10
tahun yang lalu indie label hanya sedikit. Pengertian indie label pun kadang masil
salah kaprah , karena yang dimakasud dengan indie label bukanlah rilisan album
namun label rekaman yang indipendem. Sedangkan yang merilis sendiri adalah self-
released atau D.I.Y.
Salah satunya band yang banyak digandrungi oleh masyarakat saat ini yaitu
Band Indie. Sebagian kalangan masyarakat mungkin masih merasa asing dengan
band indie. Sesuai asal katanya independent yang berarti merdeka, berdiri sendiri,
berjiwa bebas, dan tidak bergantung, sehingga jika di ambil pengertian secara bebas,
3
bisa ditafsirkan dua pengertian mengenai band indie yang kini tumbuh subur di Tanah
Air. Pengertian pertama yang bisa diberikan pada band indie adalah karya-karya
mereka berada diluar mainstreem atau berbeda dengan corak lagu yang sedang laris
di pasaran. Mereka bebas melahirkan karya yang sangat berbeda dari yang ada di
pasar, atau dalam kata lain tidak komersial dan umumnya memiliki pangsa pasar
tersendiri terhadap jenis lagu yang mereka sodorkan. Pengertian kedua dari band
indie adalah band itu merekam dan memasarkan sendiri lagu-lagu mereka. Biasanya
band-band ini memiliki lagu-lagu yang bisa diterima pasar, namun dalam
penggarapan album, mereka tidak melibatkan major label atau perusahaan rekaman
yang telah memiliki nama. Mereka bebas melahirkan karya yang sangat berbeda dari
yang dipasar atau dalam kata lain tidak komersial dan umumnya pangsa pasar
tersendiri terhadap jenis lagu yang disodorkan (Resmadi, 2008: 10)
Kadang ada yang salah paham dengan istilah musik indie atau band indie,
menyangka indie adalah salah satu aliran atau genre musik. Band indie memiliki
prinsip yang kuat dan mengakar dalam sebuah idealisme bermusik, kreatif, bebas
mengeluarkan ide-idenya dan memilih jalurnya sendiri tanpa terikat dari sisi komersil
(mayor label) atau boleh dikatakan keluar dari jalur mainstream musik. Mendanai dan
memanage bandnya sendiri sehingga kadang jarang yang memiliki link pemsaran
yang kuat. Mengenai aliran atau genre musik yang dipilih, itu sesuai dengan
idealisme mereka masing-masing. Ada yang pop, rock punk, pop punk, metal, blues,
atau alternatif lainnya, karena it’s cool to be different itulah kadang ada sebagian
orang yang mengatakan band indie adalah band yang tidak ada arah tujuan dalam
bermusik.
Dalam perkembangannya dewasa ini, banyak kreasi-kreasi dari musisi-musisi
indie yang mempunyai wadah dengan membentuk sebuah komunitas indie. Yang
mana ini sangat menguntungkan bagi perjalanan ke depan mereka dalam bermusik.
Banyka sekali media yang digunakan dalam memasarkan atau mendistribusikan
karya-karya mereka. Contohnya melalui reverbnation, twitter, bandcamp, festival-
festival musik (indiefest) dan lain sebagainya. Karena tidak terikat dan tidak diterget
dengan penjualan yang harus sekian copy layaknya major label, band indie merasa
diri mereka tanpa beban dalam berkreasi.
4
Band indie bermula dari kesulitan dari beberapa group musik yang memiiki
idealisme dalam bermusik untuk memasuki dapur rekaman karena benturan
kepentingan antara pemilik perusahaan rekaman dan idealisme dalam bermusik dari
group band itu sendiri. Beberapa dari perusahaan rekaman beranggapam bahwa aliran
musik tersebut tidak dapat dinikmati masyarakat, tidak mempunyai mutu dan tidak
mengikuti pasar musik yang ada sekarang. Salah satunya aliran musik pop punk yang
lebih memilih jalur indie karena musik yang mereka bawakan mempunyai pasar
tersendiri dan mempunyai idealisme yang berbeda dengan jenis musik yang lain.
Pengamat musik Bens Leo mengatakan:
Musik rock dan band indie tak akan mati, sebagaimana panggung musik
rock tak akan mati. Kini saatnya bagi band indie menunjukkan segala
potensi dan kemampuan. Jangan meniru band-band independen senior
yang gagal, tanpa karya, dan tanpa apresiasi. Menjadi band indie itu
mudah, tetapi jadi band indie yang „sukses‟ itu memang butuh
perjuangan panjang, keringat, usaha dan kerja keras serta modal dan
kesempatan sebagai pendukungnya(dalam spitupupup.blogspot.com).
Dalam band indie sendiri juga dikenal beberapa event atau Gigs sebut saja seperti
event metal, event hardcore, event pop punk, dan gigs-gigs lainnya. Pada evnet atau
gigs yang diselenggarakan memiliki beberapa kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan
oleh penikmatnya atau penonton seperti stage diving, moshing dan masih banyak
lainnya
Masyarakat lebih mengenal adanya musik dengan aliran punk. Punk merupakan
sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu
dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk
merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena
mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau
genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang
mencakup aspek sosial dan politik.
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah
terhadap industri musik yang saat itu didominasi oleh musisi rock mapan, seperti The
Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada
rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk
lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu
punk menceritakan rasa frustasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan
5
hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat,
pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Pop punk adalah musik fusi genre yang menggabungkan unsur-unsur punk rock
dengan musik pop, untuk derajat yang bervariasi. Allmusic menggambarkan genre
sebagai untai rock alternatif, yang biasanya menggabungkan melodi pop dengan
tempo cepat punk, perubahan akord dan gitar keras. About.com menggambarkan
band pop punk kontemporer sebagai memiliki “kemilauan radio bersahabat dengan
musik mereka, tapi masih mempertahankan banyak dari kecepatan dan sikap punk
rock klasik”. Hal ini tidak jelas kapan istilah pop punk pertama kali digunakan. Tapi
pop-rock punk dipengaruhi sudah ada sejak pertengahan sampai akhir 1970-an. Awal
penggunaan istilah pop punk muncul dalam sebuah artikel 1977 New York Times,
"Cabaret: Kedengarannya Tom Petty's Pop Punk Rock membangkitkan dari 60-an”.
Pada pertengahan 1990-an, California band pop punk Green Day. dan The Offspring,
yang kemudian diikuti oleh Blink-182 yang cukup fenomenal, semua akan mencapai
sukses komersial di seluruh dunia. Dari pertengahan 1990-an dan seterusnya,
beberapa band yang berhubungan dengan genre telah digambarkan sebagai "punk
bahagia". Dan hingga saat ini telah banyak band-band diseluruh dunia yang
mengusung aliran pop punk (Fadel: 2012,
http://fadel26.blogspot.com/2012/03/aliran-musik-pop-punk.html).
Pop punk sekarang telah sering menghiasi musik-musik anak remaja di
Indonesia. Kebanyakan aliran ini sering di pakai oleh band-band dari kalangan indie
label. Sebut saja grup band dari bandung yaitu Alone At Last dan Rocket Rockers.
Band tersebut sedikit mengambil genre musik pop punk untuk menghiasi musik
mereka. Memang benar kalau musik punk itu gak pernah mati atau "punk not dead".
Genre aliran pop punk ini bisa di sebut sebagai salah satu genre turunan atau
perkembangan jaman dari musik punk. Kalau bisa di bilang pop punk itu anak dari
aliran musik punk rock atau cucu dari aliran musik rock n roll yang di hadirkan dari
generasi 1950 akhir sampai 1960an.
Jika dalam genre lain harmoni teramat penting tapi tidak untuk genre musik pop
punk ini. Bangunan dari genre musik ini terdiri dari banyaknya "gunung" dan
"lembah", jadi para pendengar musik pop punk ini menjadi terhanyut dalam
emotional. Suasana musik ini yaitu pada bagian intro dan awal berharmoni lambat
6
dan tenang tiba-tiba berubah menjadi beat cepat dan tidak karuan, lalu kembali
menjadi bertempo lambat dan tenang dan seterusnya bagaimana kreativitas mereka
bermusik saja dan sampai berhenti dan selesai lagu tersebut di nyanyikan. Musik pop
punk merupakan revitalisasi dari kekuatan jenis musik rock n roll, dan buat
penggemarnya genre ini dapat menimbulkan energi tertentu.
Gambar 1.1.1
Gambar : Salah satu band indie Goodbye HighSchool
Band indie tidak hanya terlepas dari karya-karya mereka yang berada diluar
mainstreem atau berbeda dengan corak lagu yang sedang laris tetapi band indie juga
dapat dilihat dari gaya hidup mereka berjiwa bebas dan tidak mau bergantung sama
orang lain. Hal ini sama dengan slogan yang mereka usung yaitu Do It Yourself!.
Apalagi personel dari band ini yang masih tergolong mahasiswa,sehingga gaya hidup
mereka masih tergolong bebas dan tak mementingkan orang lain.
Terutama bagi seluruh personel band indie yang masih berstatuskan mahasiswa.
Mahasiswa sebagai konsumen atau pengguna memang memiliki karakteristik
tertentu. Karakteristik ini diantaranya adalah gaya hidup. Gaya hidup merupakan
gambaran bagi setiap orang dimana seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam
masyarakat disekitarnya. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan
perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin
canggihya teknologi, maka semakin berkembang luas pula perepana gaya hidup oleh
7
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup juga dapat memberikan pengaruh
positif atau negatif bagi yang menjalankannya, itu tergantung pada bagiamana orang
tersebut.
Menurut Amstrong, gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang
dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau
mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan
keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Lebih lanjut Amstrong
menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseoran ada 2
faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasa dari luar
(eksternal).
Gaya hidup bisa diartikan pada pola konsumsi dan penggunaan (barang dan
benda simbolis) yang diasosiasikan dengan kelompok atau kelas sosial yang berbeda-
beda. Sementara dalam pendekatan kajian budaya, gaya hidup dapat di pahami
sebagai sebuah fokus pada identitas sebuah kelompok atau individu tertentu (Srinthil,
2007: 128). Cara sesorang individu mengekspresikan dirinya melalui serangkaian
pilihan bermakna terhadap produk atau pola perilaku tertentu- sebagai kode-kode
simbolis- dari sekian banyak kemungkinan.
Ditambah lagi dengan band indie goodbye high school merupan band perantauan
dari Sumatera Barat kota padang, yang terkenal masih tabu akan banyak hal dan gaya
hidup masyarakat disana berbanding terbalik dengan gaya hidup masyarakat yang
tinggal di kota besar seperti Bandung.
Hal ini ditegaskan dalam jurnal yang berjudul gaya hidup remaja pedesaan
bahwa:
Perubahan gaya hidup pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila melihat usia
remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin diakui
eksistensunya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan
itu. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain yang sebaya
itu menyebabkanremaja beruhsa untuk mengikuti berbagai atribut gaya hidup
yang sedang in. Remaja dalam perkembangannya dan emosinya masih
memandang bahwa atribut yang superfisial itu sama penting (bahkan lebih
penting) dengan substansi. Apa yang dikenakan oleh seorang artis yamg menjadi
idola para remaja menjadi lebih penting (untuk ditiru) dibandingkan dengan kerja
keras dan usaha yang dilakukan artis idolanya itu untuk sampai pada
kepopulerannya (Hastuti & Sudarwati, 2007: 70).
8
Dengan adanya fakta-fakta yang ada di atas menunjukkan bahwa gaya hidup
band indie Goodbye HighSchool menarik untuk dibahas lebih lanjut. Untuk itulah
penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui bagaimana budaya dan pola hidup
personil band indie Goodbye HighScool.
1.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut, “bagaimana budaya dan
pola hidup group band indie?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuannya yaitu, untuk mengetahui bagaimana budaya dan
pola hidup group band indie.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini kelak diharapkan menjadi rujukan dan masukan bagi
peneliti dibidang ilmu komunikasi yang berkaitan dengan budaya dan pola hidup
band indie dan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan gagasan ilmiah
mengenai etnografi komunikasi.
1.4.2 Manfaat Praktisi
Penelitian ini mengenai kelompok pergaulan di tinjau dari budaya dan
pola hidup band indie dapat memberikan informasi bagi remaja dalam memahami
hubungan komunikasi di antara kelompok band indie, diharapkan hasil penelitian
ini dapat sebagai informasi tambahan bagi penelitian berikutnya.
1.5 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian berfungsi agar penulis sudah memiliki gambaran apa-apa saja
yang perlu dilakukan untuk memulai penelitian ini hinggan penyusunan laporan
akhir.
Adapun tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Tahapan pra penelitian
a. Mengangkat fenomena yang sedang terjadi saat ini.
9
b. Memilih lokasi penelitian.
c. Mengajukan teme penelitian sesuai dengan PEDAK Ilmu Komunikasi
FKB.
d. Menentukan informan.
e. Menyiapkan perlengkapan penelitian.
2. Tahap penelitian
a. Penampilan peneliti
Penulis akanmenyesuaika penampilannya dengan situasi latar penelitian,
salah satunya cara berpakaian.
b. Pengenalan hubungan penulis dilapangan
Penulis akan membina hubungan akrab dengan subjek penelitian serta
situasi yang mendukungnya.
c. Jumlah waktu penelitian
Pembagian waktu pada saat penelitian akan digunakan seefektif dan
seefisien mungkin dengan informan di tempat.
d. Mencatat data
Penulis akan mencatar berbagai data mulai dari observasi, wawancara,
hingga analisis dokumen yang dimiliki oleh subjek penelitian.
3. Tahap analisi data
a. Deskripsi/ orientasi informasi
Mengumpulkan berbagai data yang didapat pada saat melakukan
penelitian.
b. Reduksi/ fokus data
Mengumpulkan data sesuai dengan fokusnya agar memudahan penulis
untuk melakukan ke tahap selanjutnya.
c. Seleksi data
Setelah melakukan deskripsi dan reduksi, data-data tersebut
diseleksi untuk dimasukkan ke dalam laporan akhir penelitian.
10
4. Hasil akhir berupa penulisan laporan penelitian
Gambar 1.5
Tahapan Penelitian
Sumber : Moleong (2012: 127-145) dan peneliti.
Tahapan Pra Penelitian
a. Mengangkat fenomena yang sedang terjadi.
b. Memilih lokasi penelitian.
c. Mengurus perijinan penelitian.
d. Mengajukan tema penelitian.
e. Menyusun rancangan penelitian.
f. Menentukan responden.
g. Menyiapkan perlengkapan penelitian.
Tahapan Penelitian
a. Penampilan peneliti.
b. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan.
c. Jumlah waktu penelitian
d. Mencatat data
Tahap Analisis Data
a. Deskripsi / orientasi Informasi
b. Reduksi / fokus data
c. Seleksi data
Hasil akhir berupa Penulisan Laporan Penelitian
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Agar mendapatkan hasil penelitian yang maksimal, Peneliti menggunakan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagai acuan, mulai dari skripsi, jurnal
nasional dan jurnal internasional. Penelitian sebelumnya akan diuraikan dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan unit analistis yang diteliti. Literature review
beberapa penelitian yang berkaian tentang budaya dan pola hidup yang terjadi dalam
kelompok yang dirangkum peneliti dalam tabel dibawah ini sebagai berikut:
12
Literature Judul Peneliti Sumber Hasil Perbedaan
Literature
Review 1
(Journal,
2009)
Hubungan
Konformitas dengan
Gaya Hidup Konsumtif
Dalam Membeli
Pakaian Merek Luar
Negeri Pada Remaja
Surabaya
Retno
Novitasari
http://digi
lib.umm.a
c.id/files/
disk1/320
/jiptummp
p-gdl-s1-
2009-
retnonovit
-15982-
Pendahul-
n.pdf.
Adanya hubungan
positif dan sangat
sugnifikan antara
konformitas dengan
gaya hidup konsumtif
dalam membeli
pakaian merek luar
negeri.
Penelitian ini
menggunakaan metode
kuantitaif untuk
mengetahui hasil dari
penelitiannya.
Literature
Review 2
(Journal, 2003 )
“Cultural Studies”
dalam Ilmu
Komunikasi: Suatu
Pengantar
Santi Inda
Astuti
Perpustak
aan TEBS
Cultural studies
menghadirkan
fenomena dan juga
perspektif baru dalam
ilmu komunikasi.
Penelitian ini meneliti
tentang kajian budaya
yang menjadi hal baru
di dunia ilmu
komunikasi, kaitannya
13
Jurnal ini
mengungkap
bagaimana cultural
studies mampu
emberi makna pada
simbol-simbol atau
tanda-tanda yang
dikomunikasikan
oleh sebuah subjek
dengan perbedaan-
perbedaan sudut
pandang penelitian
budaya terdahulu.
Literature
Review 3
(Journal, 2011)
Studi Media dan
Budaya Populer
Dalam Perspektif
Modernisasi dan
Postmodernisasi
Muh. Hanif ejournal.s
tain
purwokert
o.ac.
id
Jurnal ini
menjelaskan tentang
perkembangan media
dari waktu ke waktu,
kemudian munculnya
budaya baru akibat
konstruksi dari media
tersebut. akan tetapi,
ternyata kemunculan
budaya bukan hanya
akibat dari peran
Objek dari penelitian ini
adalah media yang
banyak menampilkan
iklan, dikaji dengan
studi media dan juga
kajian budaya.
14
sosialisasi pesan dari
media massa,
melainkan terdapat
kepentingan kaum
kapitalis yang
menawarkan
kebutuhan palsu
dalam iklan-iklan
media. Srhingga
masyarakat sulit
membedakan yang
mana keinginan dan
mana kebutuhan,
akhirnya menjadikan
masyarakat sebagai
masyarakat
konsumtif.
Literature
Review 4
Iklan dan Budaya
Popular: Pembentukan
identitas ideologis
Dwi Ratna
Aprilia
Perpustak
aan.uajy.a
c.id
Bagaimana media
massa membentuk
wanita untuk menjadi
Objek dari penelitian ini
wanita-wanita yang
menjadi “korban iklan”
15
(Journal,
2012)
Kecantikan
Perempuan oleh Iklan
cantik dengan
produk-produ yang
diklankan di media
massa.
Kesimpulannya,
media massa dapat
membentuk budaya
populer bar yang
mempengaruhi
wanita sebagai
makhluk yang
konsumtif untuk
menjadi cantik
dengan kriteria-
kriteria yang
dikonstruksi oleh
media massa itu
sendiri. Iklan
mrupakan cerminan
budaya populer, dan
terhadap iklan-iklan
yang ditayamgkan di
media massa, sehingga
dapat diketahui
mhubungan antara
media massa dengan
budaya massa atau
budaya populer.
16
juga penemu budaya
populer
Literature
Review 5
( Journal,
2004)
Konstruksi Realitas
dan manajemen
komunikasi Pengemis.
Engkus
Kuswarno
Jurnal
komunika
si &
informasi
Vol 3, No
2,
Oktober
2004
Hasil penelitian
adalah pengemis
mengkonstruksi
realitas sosial
kehidupan
berdasarkan sudut
pandang mereka
sendiri. „Profesi‟
pengemis bukan
sebuah pilihan
terakhir namun juga
sesuai harapan
pribadi. Motif utama
adalah untuk
bertahan hidup,
konsep diri yang
dimiliki tentang
mengemis positif,
.penelitian
mengungkapkan realitas
dan manajemen
komunikasi pengemis
17
serta ada „aturan‟
tersendiri dalam
mengemis yang
disepakati bersama.
Komunikasi dikelola
sedemikian mungkin
untuk mendapatkan
kesan seperti yang
diharapkan dimata
(calon) dermawan.
Literature
Review 6
(Skripsi ,
2012)
Konstruksi dan
Reprensentasi Gaya
Hidup Muslimah
Perkotaan: Studi
Kasus pada Hijabers
Community
Ayu Agustin
Nursyahbani
Lontar.ui.
ac.id
Gaya hidup Hijabers
Community
menonjolkan prestise
dan keislaman yang
moderat dengan
terindikasi adanya
gaya hidup „leissure
time‟.
Hasil penelitian lebih
menekankan pada gaya
hidup Hijabers
Community.
18
Literature
Review 7
(Skripsi,
2012)
Pola Komunikasi
Virtua di Dalam
Komunitas Online
game (Penelitian
Kualitatif Tentang
Pola Komunikasi
Virtual di Dalam
Komunitas Online
Game Point Blank
“Heyholet’sgo)
Anggi
Rahmadansyah
Putra
Perpustak
aan TEBS
Meneliti tentang
bagaimana omunikasi
virtual yang teradi
dalam kelompok
maya yang tergabung
dalam satu komunitas
game online.
Interaksi dan
komunikasi yang
terjadi dalam
kelompok ini demi
mencapai tujuan
anggota
kelompoknya. Hasil
yang diperoleh
adalah 9 orang dari
30 orang dalam
komunitas game
online ini terdapat
alasan yang berbeda
dari masing-masing
individu mengapa
memilih bermain
game online
Objek penelitian ini
adala komunitas online
game point blank
19
Literature
Review 8
(Skripsi, 2007)
Proses Pencarian
Identitas Diri pada
Remaja Mualaf; Studi
Kualitatif
Fenomenologi
Ninin Kholida
Mulyono
Eprints.un
dip.ac.id
Proses pencarian
identitas diri
melibatkan sejumlah
interaksi seperti;
faktor kognitif dan
faktor psikologis
Sementara motif
yang melandasi yaitu:
Motif intelektual,
Motif afeksiona,
Motif transedental.
Konsep diri yang
terjadi adalah
Konstruktis yaitu
remaja mualaf
mencapai identitas
diri yang optimal dan
Dekonstruktif yaitu
menimbulkan
kebimbangan pada
Penelitian ini lebih
menekankan oada
proses konversi agama
di kalangan remaja,
motif yan mendasari
dan identitas diri yang
dicapai oleh remaja
mualaf.
20
remaja mualaf.
Literature
Review 9
(Skripsi,2012)
Fenomena Coffe Shop
Sebagai Gejala Gaya
Hidup Baru Kaum
Muda
Elly Herlyana http://jour
nal.uin-
suka.ac.id
/thaqafiyy
at/article/
download
/115/pdf
Hasil kajian
berdasarkan teori
perkembangan dan
“akhlak islam ini”
menunjukkan bahwa:
karakteristik remaja
yang cenderung
berlaku impulsif,
senang menjadi pusat
perhatian, cenderung
ikut-ikutan, dan peka
terhadap inovasi-
inovasi baru menjadi
pendukung
kecenderungan gaya
hidup hedonis. Gaya
hidup seperti ini
merupakan wujud
ekspresi dari perilaku
Hasil lebih menekankan
pada gejala gaya hidup
kaum muda dengan
kajian ilmu agama
islam.
21
eksperimental yang
dimiliki remaja untuk
mencoba sesuatu
yang baru. Perilaku
yang lebih dominan
pada kesenangan
hidup daripada
kegiatan belajar.
Literature
Review 10
(Skripsi,2013)
Studi Etnografi
Kesenian Palang Pintu
Sanggar Betawi Gaya
Bang Ben‟s Rawa
Belong Jakarta Barat
Sebagai Proses Kreatif
Iklan TV Pelestariaan
Kebudayaan Betawi
Syaiful Amien http://digi
lib.eseal.a
c.idunggu
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui
kebudayaan Betawi
pada Unsur kesenian
palang pintu, apakah
itu kesenian palang
pintu dan mengetahui
apakah kesenian
palang pintu
mengalami krisis
eksistensi di tengah
Objek penelitian ini
adalah kesenian palang
pintu sanggar betawi
22
perkembangan kota
metropolitan dan
membuat proses
kreatif iklan TV
pelestariaan kesenian
betawi.
Literature
Review 11
(Skripsi, 2008)
Persepsi Masyarakat
Tentang Gaya Hidup
Anak Band di Kota
Mojokerto
Yudha Budi
Ciphariyono
http://dig
ilib.umm.
ac.id/gdl.
php?mod
=browse
&op=rea
d&id=jipt
ummpp-
gdl-s1-
2009-
yudhabu
dic-
15907&P
HPSESS
Persepsi masyarakat
yang mendukungdan
tidak mendukung
akan gaya hidup anak
band di kota
Mojokerto
Penelitian ini
menggunakan metode
penelitian kualitatif
dengan pendekatan
studi kasus.
23
ID=42d6
ee65b82
7a38f449
56092d2
8ba985
Literature
review 12
(Jurnal,
2010)
The D.I.Y Artist: Issues
Of Sutainability Within
Local Music Scenes.
Paul G. Oliver http://eme
raldinsigh
t.com/jour
nals.htm?i
ssn=0025-
1747&vol
ume=48&
issue=9&
articleid=
1891086
&show=p
df,
Penelitian ini
memberikan
pemahaman filosofis
budaya DIY, DIY
etika dan Artis DIY.
Postmodernisme
membantu untuk
menggambarkan
lingkungan (adegan
musik lokal) yang
yang menghuni
adegan musik lokal
(artis DIY) melalui
pemahaman budaya
DIY dengan
Penelitian ini memberi
pemahaman tentang
filosofi budaya DIY,
DIY etika dan artis
DIY. Bukan membahas
tentang makna dan
simbol dari kebudayaan
itu sendiri.
24
menggunakan alat di
tangan untuk menjadi
sangat kreatif.
Pengembara adalah
contoh yang berguna
dalam deskripsi
tentang bagaimana
seniman DIY bekerja
dan bertahan dalam
adegan musik lokal.
Literature
review 13
(Jurnal,2001 )
Music Marketing:
Music Consumption
Imageryin The Uk And
New Zealand.
Brett A.S.
Martin,
Celeste A.
McCracken
http://eme
raldinsigh
t.com/jour
nals.htm?i
ssn=0736-
3761&vol
ume=18&
issue=5&
articleid=
856398&s
Penelitian ini adalah
bahwa distribusi
video dikumpulkan
miring ke arah pop
dan musik rap.
Namun, mengingat
bahwa televisi NZ
seperti MTV dan
tidak memiliki musik
video menunjukkan
Penelitian ini membahas
tentang gendre musik
dan memasarkan musik
di berbagai jenis musik.
25
how=pdf dikhususkan untuk
spesifik genre, ini tak
dapat dihindari.
Penelitian kami
menunjukkan
berbagai jalan untuk
penelitian di masa
depan. Sebuah
pertanyaan penting
adalah apakah berat
diberikan kepada
berbagai sumber citra
konsumsi untuk
subkultur genre yang
berbeda berbeda oleh
budaya.
Literature
review 14
(Jurnal, 2011)
Musical Identity and
Social Change:
Articulating the
National and The
Emilia Barna http://ww
w.united-
academics
.org/journ
al/wp-
content/u
Scene indie muncul
melawan ideologi
yang disebutkan
birism melalui
Objek penelitian ini
adalah indie music
scene
26
Translocal in
Hungary‟s Indie Music
Scene
ploads/20
12/08/Arti
cle-
Four_Emi
lia-
Barna_Hu
ngary-
Indie-
scene1.pd
f
merangkul
keterbukaan terhadap
pengaruh
internasional, ini
tidak berarti bahwa
heteronmous tersebut
menjadi sikap
wacana indie yang
dirayakan. Sikap ini
tampaknya
membendung banyak
selera musik sebagi
strategi pemasaran
yang hubungannya
disengaja.