BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

14
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berkembang. Selayaknya negara berkembang pada umumnya, Indonesia juga melakukan pembangunan khususnya dibidang-bidang penting seperti pembangunan sosial dan ekonomi. Menurut Schumpeter (dalam Suryana, 2000:5), pembangunan bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi yang digalakkan wajib berlangsung secara continue serta terorganisir. Pembangunan di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu pembangunan fisik dan non fisik. Pembangunan fisik merupakan pembangunan dalam bentuk fisik seperti bangunan rumah, gedung bertingkat, jalan raya dan lain-lain. Sedangkan pembangunan non fisik merupakan pembangunan yang tidak dapat dilihat secara kasat mata karena tidak dalam bentuk fisik. Pembangunan ini lebih menitik beratkan pada perubahan sosial masyarakat. Perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai- nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat (Soekanto, 2005: 379).

Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang berkembang. Selayaknya negara

berkembang pada umumnya, Indonesia juga melakukan pembangunan khususnya

dibidang-bidang penting seperti pembangunan sosial dan ekonomi.

Menurut Schumpeter (dalam Suryana, 2000:5), pembangunan bukan merupakan

proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan

tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi yang digalakkan wajib berlangsung

secara continue serta terorganisir.

Pembangunan di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu pembangunan fisik dan

non fisik. Pembangunan fisik merupakan pembangunan dalam bentuk fisik seperti

bangunan rumah, gedung bertingkat, jalan raya dan lain-lain. Sedangkan

pembangunan non fisik merupakan pembangunan yang tidak dapat dilihat secara

kasat mata karena tidak dalam bentuk fisik. Pembangunan ini lebih menitik

beratkan pada perubahan sosial masyarakat. Perubahan sosial adalah segala

perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu

masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-

nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat

(Soekanto, 2005: 379).

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

2

Pembangunan yang dilakukan Indonesia adalah pembangunan yang

dilakukan tidak hanya pada satu poros, namun pembangunan yang dilakukan

Indonesia merupakan pembangunan besar-besaran yang dilakukan pada semua

bidang dan segala lapis masyarakat. Pembangunan yang dilakukan Indonesia bukan

hanya pembangunan yang dilakukan pada lingkup nasional saja, namun juga pada

lingkup masyarakat pedesaan. Hal tersebut untuk menunjang suatu pembangunan

yang bukan hanya dalam lingkup ekonomi saja, namun juga sosial.

Pembangunan yang dilakukan pada setiap desa yang ada di Indonesia, tidak

terkecuali pada Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Pembangunan yang dilakukan pada Desa Mulyoagung berkonsentrasi pada

pembangunan sosial yang ada pada masyarakat Desa Mulyoagung. Letak Desa

Mulyoagung yang berada di pinggiran kota membuat banyak sekali permasalahan-

permasalahan lingkungan dan sosial yang ada di sana yang perlu dibenah untuk

dapat dicapainya suatu pembangunan.

Salah satu permasalahan lingkungan dan sosial masyarakat yang terjadi di

Desa Mulyoagung ialah permasalahan mengenai limbah rumah tangga yang ada di

Desa Mulyoagung. Penduduk desa yang semakin lama semakin banyak dan

pemukiman warga yang semakim padat menjadikan limbah atau sampah

rumahtangga semakin lama semakin banyak. Limbah rumahtangga tersebut

biasanya berupa limbah makanan, plastik, kertas dan masih banyak lagi.

Selain limbah atau sampah yang kian banyak tersebut, kultur masyarakat di

Desa Mulyoagung dengan membuang sampah di bantaran sungai, di got (saluran

air), dan di tanah-tanah kosong kian menambah permasalahan. Sungai yang kotor

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

3

dan saluran air yang tersendat membuat banjir desa Mulyoagung pada saat musim

hujan. Lingkungan Desa Mulyoangung juga kurang asri dikarenakan banyak

tumpukan sampah pada lahan-lahan kosong.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, KSM atau Kelompok

Swadaya Masyarakat melakukan pembangunan di Desa Mulyoagung dengan cara

membangun suatu Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (yang selanjutnya disebut

dengan TPST) Mulyoagung Bersatu. TPST Mulyoagung berdiri tahun 2010 dimana

konsep TPST ini bertitik pada aktifitas pengelolaan sampah untuk tujuan

pemanfaatan kembali guna mereduksi sampah (data TPST Mulyoagung).

didalamnya terdapat fasilitas untuk merubah sampah menjadi bentuk yang lebih

berguna yang teknik pengolahan sampahnya seperti pemilahan sampah,

penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan dan pemprosesan akhir sampah.

TPST Desa Mulyoagung tersebut dibangun dengan harapan terdapat suatu

penampungan sampah yang dapat menampung dan mengelola sampah-sampah

warga Desa Mulyoagung agar tidak terdapat permasalahan lagi yang disebabkan

oleh adanya limbah atau sampah rumahtangga.

Pembangunan TPST Mulyoangung memberikan suatu dampak sosial kepada

warga desa Mulyoagung. Seperti penyerapan tenaga kerja dan pola perilaku

masyarakat yang sudah mulai peduli dengan lingkungan dengan tidak membuang

samapah disungai. Oleh karena hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Dampak Sosial Pembangunan TPSTdi Desa

Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang”.

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah,

bagaimana dampak sosial pembangunan TPST di Desa Mulyoagung, Kecamatan

Dau, Kabupaten Malang?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami dampak

sosial Pembangunan TPST di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten

Malang.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini secara umum terbagi ke dalam dua

kategori yaitu yang pertama manfaat secara teoritis dan yang kedua manfaat secara

praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis:

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

bagi pengembangan konsep ilmu sosiologi dan juga rujukan penelitian

terdahulu mengenai sosiologi pembangunan.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi TPST MulyoagungBersatu

Memberikan informasi mengenai dampak sosial pembangunan

TPST di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malangsebagai

pertimbangan kebijakan.

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

5

2) Bagi Masyarakat Mulyoagung

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

untuk mengetahui dampak sosial pembangunan TPST di Desa

Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang dan langkah-langkah

untuk keberlangsungan kehidupan sosial masyarakat kedepannya.

1.5 Definisi Konsep

Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan dari

setiap konsep yang ada dalam penelitian. Konsep-konsep tersebut antara lain yaitu:

1.5.1 Dampak Sosial

Dampak sosial adalah sebuah bentuk akibat atau pengaruh yang

terjadi karena adanya sesuatu hal. Pengaruh yang dimaksud adalah akibat

yang terjadi pada masyarakat, baik karena suatu kejadian itu

mempengaruhi masyarakat atau hal lainnya didalam masyarakat (Fardani,

2012: 6).

1.5.2 Pembangunan

Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses transformasi

masyarakat dari suatu keadaan pada keadaan yang lain yang makin

mendekati tata masyarakat yang di cita-citakan; dalam proses

transformasi itu ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu

keberlanjutan (continuity) dan perubahan (change), tarikan antara

keduannya menimbulkan dinamika dalam perkembangan masyarakat

(Djojonegoro, 1996: 7).

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

6

Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya terencana dan

terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh suatu negara

untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan merupakan proses

dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat (Todaro, 1987:63).

1.5.3 TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu)

Tempat pengolahan sampah terpadu, yang selanjutnya disingkat

TPST, adalah tempat dilaksanakannya kegiatan penggunaan ulang,

pendauran ulang, pemilahan, pengumpulan, pengolahan, dan

pemrosesan akhir sampah (Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 33

tahun 2010 pasal 1 ayat 11 tentang pedoman pengelolaan sampah).

1.6 Metode Penelitian

Metode merupakan suatu prosedur untuk mengetahui sesuatu yang memiliki

langkah-langkah yang sistematis. Sedangkan metodologi merupakan pengkajian

dalam memelajari peraturan-peraturan suatu metode. Sehingga metode penelitian

dapat diartikan sebagai suatu pengkajian dalam memelajari peraturan-peraturan

yang terdapat di dalam penelitian. Ditinjau dari sudut filsafat, metodologi penelitian

merupakan epistemology penelitian yaitu segala sesuatu yang menyangkut kegiatan

penelitian (Usman dkk, 2004: 42).

Adapun uraian lebih lanjut mengenai metode penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.6.1 Pendekatan Penelitian

Berdasarkan pada masalah yang diangkat dalam penelitian ini

maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitiankualitatif,

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

7

dimana data yang dihasilkan bersifat deskriptif atau penelitian kualitatif

berusaha mengerti dan mengungkapkan apa bentuk-bentuk dampak

sosial. Penelitian kualitatif adalah suatu aktivitas berlokasi yang

menempatkan penelitianya di dunia. Penelitian kualitatif terdiri dari

serangkaian penafsiran material. Penelitian kualitatif dimulai dengan

asumsi dan penggunaan kerangka penafsiran atau teoritis yang

membentuk dan mempengaruhi studi tentang permasalahan riset yang

terkait dengan makna yang dikenal oleh individu atau kelompok pada

suatu permasalahan sosial. (Creswell, 2013: 58).

Berdasarkan pokok masalah yang diteliti, maka penelitian ini

menggunakan jenis pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut

Kirk dan Miller merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan

sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada

manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya

(Moelong, 2013: 4).

1.6.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Jenis

penelitian ini untuk mencari makna, pemahaman, pengertian, verstehen

tentang suatu fenomena, kejadian maupun kehidupan langsung atau

tidak langsung dalam setting yang diteliti, kontekstual, dan menyeluruh

(Yusuf, 2013: 328). Maka dalam penelitian ini, peneliti mencoba

mengumpulkan data mengenai bentuk-bentuk dampak sosial

pembangunan TPST di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten

Malang.

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

8

1.6.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dusun Dermo Desa Mulyoagung

Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Pemilihan tempat penelitian ini

karena adanya dampak sosial yang dirasakan oleh masyarakat Dusun

Dermo akibat pembangunan TPST di Desa Mulyoagung Kecamatan

Dau kabupaten Malang.

1.6.4 Subjek Penelitian

Penentuan subjek penelitian dengan menggunakan purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu (Arikunto, 2010: 183).

Penentuan subjek dilakukan dengan Purposive Sampling yang dipilih

secara sengaja berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu. Maka

dari itu peneliti menentukan beberapa informan atau subjek dalam

penelitian ini yang terdiri dari:

1) Kepala TPST Mulyoagung bersatu, sebagai pengurus yang

terlibat dalam organisasi.

2) Dua karyawan dan dua karyawati TPST Mulyoagung bersatu

yang berasal dari Dusun Dermo, tenaga kerja yang terserap

pekerjaan akibat adanya pembangunan TPST Mulyoagung

bersatu.

3) Dua pengurus iuran TPST di Dusun Dermo, sebagai pengurus

biaya iuran keuangan bagi anggota masyarakat Dusun Dermo

yang membuang sampah di TPST Mulyoagung bersatu.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

9

Masing-masing RT atau Rukun Tetangga memiliki satu

pengurus iuran TPST Mulyoagung.

4) Dua orangDusun Dermo yang membuang sampah di TPST

Mulyoagung bersatu dengan memiliki kartu anggota.

5) Dua orang Dusun Dermo yang tidak memiliki kartu anggota

TPST, karena tidak ikut serta dalam membuang sampah di

TPST Mulyoagung.

1.6.5 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian merupakan subjek darimana data

diperoleh. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dampak sosial yang

dirasakan masyarakat Dusun Dermo maka peneliti memerlukan

beberapa data penunjang yang bersumber dari subjek. Dengan

demikian, menurut klasifikasi berdasarkan sumber datanya maka

peneliti menggunakan dua macam data diantaranya:

1) Data Primer

Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari informan

atau objek yang diteliti, yang ada hubungannya dengan apa yang

diteliti. Data primer didapatkan dari hasil wawancara dan observasi.

2) Data Sekunder

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

10

Data sekunder, yaitu data pelengkap yang didapatkan dari bahan

tertulis seperti buku, jurnal ilmiah, dan artikel yang ada hubungannya

dengan pembahasan.

1.6.6 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan,

maka peneliti menggunakan beberapa teknik diantaranya:

1) Interview

Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara

lisan pula. Interview dipergunakan untuk menghimpun data sosial,

terutama untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan,

motivasi dan cita-cita seseorang (Hadari, 2005: 111). Wawancara yang

dilakukan dalam penelitian ini merupakan wawancara tidak terstruktur

sehingga memungkinkan untuk dilakukan wawancara secara

mendalam. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi dari semua

responden terkait dengan pokok permasalahan. Adapun sasaran

wawancara adalah ketua TPST Mulyoagung bersatu, pengurus iuran

TPST Dusun Dermo, masyarakat Dusun Dermo yang bekerja di TPST

Mulyoagung Bersatu dan masyarakat Dusun Dermo yang membuang

membuang sampah di TPST Mulyoagung Bersatu.

2) Observasi

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

11

Metode observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data

yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang

berkaitan dengan ruang, tempat, waktu peristiwa, tujuan dan perasaan

(Ghony, 2012: 165).

Observasi yang dipilih dalam penelitian ini ialah observasi

nonpartisipatoris dengan cara mengamati langsung dampak sosial yang

dirasakan oleh masyarakat Dusun Dermo. Alasan peneliti

menggunakan teknik observasi ialah agar peneliti dapat menemukan

data yang sesuai dengan fokus penelitian sehingga data yang diperoleh

bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

3) Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, catatan harian, gambar foto, dan

sejarah kehidupan(Sugiono, 2012: 193). Adapun teknik dokumentasi

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan

dengan penelitian. Dalam penelitian bentuk dokementasi diperoleh dari

hasil berupa foto, video, tulisan dan rekaman suara.

1.6.7 Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

sehingga mudah dipahami dan ditemukan mudah dipahami dan hasil

temuanya dapat di informasikan kepada orang lain. Data yang diperoleh

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

12

dilapangan nantinya akan diproses dan diolah sehingga akan didapatkan

sebuah kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Teknik analisis

data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah

dibaca dan dipahami.

1.6.8 Reduksi Data

Redukasi data menunjuk pada proses pemilihan,

pemfokusan, penyederhanaan, pemisahan, dan pentransformasian data

“mentah”. Reduksi data adalah bentuk analisa yang mempertajam,

memilih, memfokus akhir dapat digunakan dan di verifikasikan.

Peneliti mengedit data dengan cara memilih bagian data untuk dikode,

dipakai dan yang diringkas serta dimasukkan dalam kategori yang

diteliti. Reduksi data dilakukan secara terus menerus selama penelitian

dilakukan. Data yang direduksi dari hasil observasi dan wawancara

mendalam tentang bentuk-bentuk dampak sosial.

1.6.9 Penyajian Data

Setelah mereduksi data hal selanjutnya adalah menyajikan data.

Penyajian data dilakukan dalam bentuk teks narasi singkat yang

memberikan deskripsi analisis mengenai fokus permasalahan

penelitian. Malalui penyajian data peneliti dapat lebih mudah membaca

dan menarik kesimpulan.

1.6.10 Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam penelitian bersifat sementara,

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

13

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Proses penarikan

kesimpulan dimaksudkan untuk menganalisis, mencari makna dari data

sehingga dapat ditemukan tema pola hubungan. Dalam reduksi data ini

tidak diperbolehkan validitas dari penelitian tersebut dengan cara

membandingkan sumber data yang digunakan dalam penelitian itu

sendiri. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan tujuan untuk

mempermudah menyajikan data tentang dampak sosial pembangunan

TPST di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten

Malang(Sugiono, 2010:245).

1.6.11 Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik trianggulasi. Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan data

dengan cara memanfaatkan sesuatu di luar data itu sebagai pembanding

atau untuk pengecekan terhadap data itu (Moloeng, 2007: 174).

Trianggulasi dalam uji keabsahan data malalui berbagai sumber dengan

berbagai alat, cara dan waktu. Pertanyaan sama diberikan kepada objek

penelitian yang berbeda. Tujuannya adalah membandingkan data yang

diperoleh untuk memastikan data tersebut kredibel.

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - UMM

14