BAB 1 Kimia Farmasi Golongan Sulfonamida

15
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sulfonamida merupakan kemoterapeutik yang pertama yg efektif pada terapi penyakit sistemik. Sekarang, penggunaannya terdesak oleh kemoterapeutik lain yg lebih efektif dan kurang toksik. Banyak organisme yg menjadi resisten thd sulfonamida. Penggunaannya meningkat kembali sejak ditemukan kotrimoksazol yaitu kombinasi trimetoprim dengan sulfametoksazol. Selain sebagai kemoterapeutika, senyawa-senyawa sulfonamide juga digunakan sebagai diuretika dan antiodiabetika oral. Perkembangan sejarah, pada tahun 1935, Domank telah menemukan bahwa suatu zat warna merah, brontosil rubrum, bersifat bakterisid in vivo tetapi inektif in vitro.Ternyata zat ini dalam tubuh dipecah menjadi sulfanilamide yang juga aktif in vitro.Berdasarkan penemuan ini kemudian disintesa sulfapiridin yaitu obat pertama yang digunakan secara sistemis untuk pengobatan radang paru (1937). Dalam waktu singkat obat ini diganti oleh sulfathiazole (Cobazol) yang kurang toksik (1939), disusul pula oleh sulfaniazine , sulfmetoksazole, dan turunan-turunan lainnya yang lebih aman lagi. Setelah diintroduksi derivate-derivat yang sukar resorbsinya dari usus

Transcript of BAB 1 Kimia Farmasi Golongan Sulfonamida

Page 1: BAB 1 Kimia Farmasi Golongan Sulfonamida

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sulfonamida merupakan kemoterapeutik yang pertama yg efektif pada

terapi penyakit sistemik. Sekarang, penggunaannya terdesak oleh kemoterapeutik

lain yg lebih efektif dan kurang toksik. Banyak organisme yg menjadi resisten thd

sulfonamida. Penggunaannya meningkat kembali sejak ditemukan kotrimoksazol

yaitu kombinasi trimetoprim dengan sulfametoksazol.

Selain sebagai kemoterapeutika, senyawa-senyawa sulfonamide juga

digunakan sebagai diuretika dan antiodiabetika oral. Perkembangan sejarah, pada

tahun 1935, Domank telah menemukan bahwa suatu zat warna merah, brontosil

rubrum, bersifat bakterisid in vivo tetapi inektif in vitro.Ternyata zat ini dalam

tubuh dipecah menjadi sulfanilamide yang juga aktif in vitro.Berdasarkan

penemuan ini kemudian disintesa sulfapiridin yaitu obat pertama yang digunakan

secara sistemis untuk pengobatan radang paru (1937). Dalam waktu singkat obat

ini diganti oleh sulfathiazole (Cobazol) yang kurang toksik (1939), disusul pula

oleh sulfaniazine , sulfmetoksazole, dan turunan-turunan lainnya yang lebih aman

lagi. Setelah diintroduksi derivate-derivat yang sukar resorbsinya dari usus

(sulfaguanidin dan lain-lain), akhirnya disintesa sulfa dengan efek panjang, antara

lain sulfadimetoksil (Madribon), sulfametoksipiridazine (Laderkyn), dan sulfalen

Sulfonamida bersifat amfoter, artinya dapat membentuk garam dengan

asam maupun dengan basa. Daya larutnya dalam air sangat kecil garam alkalinya

lebih baik, walaupun larutan ini tidak stabil karena mudah terurai.

Sulfonamide berbentuk Kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air,

tetapi garam natriumnya mudah larut.

Page 2: BAB 1 Kimia Farmasi Golongan Sulfonamida

Rumus dasarnya adalah :

Berbagai variasi radikal R pada gugus amida (-SO2NHR) dan substitusi

gugvus amino (NH2) menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan daya

antibakteri sulfonamid

Sulfonamid mempunyai spectrum antibakteri yang luas, meskipun

kurang kuat dibandingkan dengan antibiotik dan strain mikroba yang resisten

semakin meningkat. Golongan obat ini umumnya hanya bersifat bakteriostatik,

namun pada kadar yang tinggi dalam urin, sulfonamide dapat bersifat bakterisid

Obat-obat ini memiliki daya kerja bakteriostatik yang luas terhadap bakteri

Gram positif dan Gram negative tetapi Pseudomonas, Proteus, dan Streptococcus

faecalestidak aktif

Page 3: BAB 1 Kimia Farmasi Golongan Sulfonamida

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

A. Mendefinisikan tentang golongan Sulfonamida

B Menjelaskan tentang mekanisme kerja golongan Sulfonamida

C. Menjelaskan tentang hubungan struktur dan aktivitas dalam golongan

Sulfonamida

D. Menjelaskan tentang kelarutan dalam golongan Sulfonamida

E. Menjelaskan golongan Sulfonamide Sebagai Produk Tunggal dan

Kombinasi

F. Menjelaskan Klasifikasi golongan Sulfonamida

C. Tujuan

Adapun beberapa poin yang ingin di capai sebagai tujuan penulisan

makalah ini diantaranya:

1. Agar mahasiswa dapat memahami definisi dari golongan Sulfonamida

2. Agar mahasiswa dapat mengerti mekanisme kerja gilongan Sulfonamida

3. Agar mahasiswa dapat mengerti hubungan dan aktivitas golongan

Sulfonamida

4. Agar mahasiswa dapat mengerti kelarutan dalam golongan Sulfonamida

5. Agar mahasiswa dapat mengerti golongan Sulfonamide Sebagai Produk

Tunggal dan Kombinasi

6. Agar mahasiswa dapat mengerti Klasifikasi golongan Sulfonamida

Page 4: BAB 1 Kimia Farmasi Golongan Sulfonamida

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. MEKANISME AKSI

Struktur dari Sulfonamide mirip dengan p-aminobenzoic acid (PABA)

yang merupakan prekursor DHF. Mekanisme kerja dari sulfonamide adalah

sebagai substrat palsu dimana sulfonamide berkompetisi dengan PABA pada

sintesis DHF. Karenanya efeknya berupa bakteriostatik yang menghambat

pertumbuhan dan replikasi bakteri.

Bakteri memerlukan PABA (p-aminobenzoicacid) untuk membentuk asam

folat yang digunakan untuk sitesis purin dan asam-asam nukleat. Sulfonamide

merupakan penghambat kompetitif PABA

Efek antibakteri sulfonamide dihambat oleh adanya darah, nanah dan

jaringan nekrotik, karena kebutuhan mikroba akan asam folat berkurang dalam

media yang mengandung basa purin dan timidin.

Sel-sel mamalia tidak dipengaruhi oleh sulfonamide karena mamalia

mensintesis asam folat yang diperoleh dari dalam makanan

Page 5: BAB 1 Kimia Farmasi Golongan Sulfonamida

Dalam proses sintesis asam folat, bila PABA digantikan oleh sulfonamide,

maka akan terbentuk asam folat yang tidak berfungsi.

Mekanisme kerjanya berdasarkan sintesis (dihidro) folat dalam bakteri

dengan cara antagonisme saingan dengan PABA. Banyak jenis bakteri

membutuhkan asam folat untuk membangun asam-asam intinya DNA dan RNA.

Asam folat ini dibentuknya sendiri dari bahan pangkal PABA (para-

aminobenzoicacid) yang terdapat dimana-mana dalam tubuh manusia. Rumus

PABA menyerupai rumus dasar sulfonamide. Bakteri keliru menggunakan sulfa

sebagai bahan untuk mensintesa asam folatnya, sehingga DNA / RNA tidak

terbentuk lagi sehingga pertumbuhan bakteri terhenti.

Manusia dan beberapa bakteri (misalnya str. faecalis dan Enterococci

lainnya) tidak membuat asam folat sendiri, tetapi menerimanya dalam bentuk jadi

yaitu dalam bentuk makanan, sehingga tidak mengalami gangguan pada

metabolismenya. Dalam nanah terdapat banyak PABA, sehingga sulfonamide

tidak dapat bekerja dilingkungan ini. Begitu pula sulfa tidak boleh diberikan

dengan obat-obat lain yang rumusnya mirip PABA misalnya, prokain, prokain

penisilin, benzokain, PAS, dan sebagainya

Page 6: BAB 1 Kimia Farmasi Golongan Sulfonamida

B. HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS

Sulfonamida adalah senyawa organik yang mengandung belerang SO dan

NH 2, sulfonamide merupakan analog structural asam para amino benzene acid

yang sangat penting untuk sintesis asam folat pada bakteri, berbeda dengan

mamalia yang sel-selnya mengambil asam folat yang didapat dalam makana,

bakteri tidak dapat melakukan hal ini, dia harus mensintesis asam folat untuk

hidupnya.

Page 7: BAB 1 Kimia Farmasi Golongan Sulfonamida

C. Kelarutan

1. Umumnya tidak melarut dalam air, tapi adakalanya akan larut dalam air

anas. Elkosin biasanya larut dalam air panas dan dingin.

2. Tidak larut dalam eter, kloroform, petroleum eter,

3. Larut baik dalam aseton

4. Sulfa – sulfa yang mempunyai gugus amin aromatik tidak bebas akan

mudah larut dalam HCl encer. Irgamid dan Irgafon tidak lariut dalam HCl

encer.

5. Sulfa – sulfa dengan gugusan aromatik sekunder sukar larut dalam HCl,

misalnya septazin, soluseptazin, sulfasuksidin larut dalam HCl, akan tetapi

larut dalam NaOH

6. Sulfa dengan gugusan –SO2NHR akan terhidrolisis bila dimasak

dengan asam kuat HCl atau HNO3.

D. Sulfonamide Sebagai Produk Tunggal dan Kombinasi

Sulfonamide bekerja dengan bertindak sebagai inhibitor kompetitif

terhadap enzim dihidropteroate sintetase (DHPS). Dengan dihambatnya enzim

DHPS ini menyebabkan tidak terbentuknya asam tetrahidrofolat bagi bakteri.

Tetrahidrofolat merupakan bentuk aktif asam folat, di mana fungsinya adalah

untuk berbagai peran biologis di antaranya dalam produksi dan pemeliharaan sel

serta sintesis DNA dan protein. Biasanya Sulfonamide digunakan untuk penyakit

Neiserria meningitis.

Page 8: BAB 1 Kimia Farmasi Golongan Sulfonamida

E. Klasifikasi Golongan Sulfonamida

Berdasarkan kecepatan absorpsi dan ekskresi

Sulfisoksazol

1. Merupakan prototip golongan ini dengan efek antibakteri kuat.

2. Distribusinya hanya sampai cairan ekstrasel, sebagian terikat pada

protein plasma

3. Kadar puncak dalam plasma 2-4 jam setelah dosis oral 2-4 gram.

4. 95% diekskresi melalui urin dalam 24 jam setelah dosis tunggal

5. Kadar dalam urin jauh lebih tinggi dari kadar dalam plasma

sehingga daya kerjanya sebagai bakterisida.

6. Kadar dalam SSP hanya 1/3 dari kadar darah.

7. Kelarutannya dalam urin lebih tinggi daripada sulfadiazin sehingga

resiko kristal uria dan hematuria jarang terjadi.

Sulfametoksazol

Merupakan derivat dari sulfisoksazol yang absorpsi dan

ekskresinya lebih lambat, sering dikombinasi dengan trimetoprim.

Page 9: BAB 1 Kimia Farmasi Golongan Sulfonamida

Sulfadiazin

Diabsorpsi cepat di sal. cerna

Kadar maksimum dalam darah setelah 3-6 jam.

Sukar larut dalam urin sehingga dapat timbul kristal uria. Harus

banyak minum sehingga jml urin min. 1200 ml atau ditambah Na

bikarbonat.

Untuk mencegah kristaluria dikombinasi dengan sulfamerazin dan

sulfamezatin yang disebut trisulfapirimidin (trisulfa).

Sulfonaminda yang Sedikit Diabsorpsi

Sulfasalazin

Absorpsi di sal. cerna sangat lambat.

Digunakan utk terapi ulcerative colitis (ringan-sedang) dan

regional enteritis.

Sulfonamida untuk topikal

Sulfasetamid

Adalah turunan sulfanilamida

Larutan garamnya digunakan untuk infeksi mata

Ag-sulfadiazin

untuk mencegah infeksi luka bakar.

Page 10: BAB 1 Kimia Farmasi Golongan Sulfonamida

Sulfonamida kerja panjang

Sulfadoksin

Masa kerjanya 7-9 hari.

Digunakan untuk kombinasi dengan pirimetamin (sulfadoksin:

pirimetamin=500 mg:25 mg) untuk anti malaria yang resisten

terhadap klorokuin.

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Sulfonamida merupakan kemoterapeutik yang pertama yg efektif pada

terapi penyakit sistemik. Sekarang, penggunaannya terdesak oleh kemoterapeutik

lain yg lebih efektif dan kurang toksik. Banyak organisme yg menjadi resisten thd

sulfonamida. Penggunaannya meningkat kembali sejak ditemukan kotrimoksazol

yaitu kombinasi trimetoprim dengan sulfametoksazol.

Sulfonamide merupakan analog structural asam para amino benzene acid

yang sangat penting untuk sintesis asam folat pada bakteri, berbeda dengan

mamalia yang sel-selnya mengambil asam folat yang didapat dalam makana,

bakteri tidak dapat melakukan hal ini, dia harus mensintesis asam folat untuk

hidupnya.

B. Saran

Page 11: BAB 1 Kimia Farmasi Golongan Sulfonamida

DAFTAR PUSTAKA

Ganiswara, 1995, “ Farmakologi dan Terapi”, Bagian Farmakologi,

Fakultas Kedokteran , Universitas Indonesia, Jakarat

Tim Penyusun, 1979, “ Card System dan Reaksi Warna”, SIE

Kesdejahteraan HMF, Institut Teknologi Bandung, Bandung