BAB 1 frakture penis

2
BAB. I PENDAHULUAN Penis merupakan organ reproduksi yang amat penting, khususnya dalam proses konsepsi yang natural. Trauma pada penis sangat jarang ditemukan mengingat organ ini lunak dan mobile. Trauma penis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu trauma tajam dan trauma tumpul. Trauma penis bersifat unik karena setiap trauma mempunyai kelainan yang berbeda dan mempunyai kesulitan penanganan yang berbeda pula. Penyebab trauma penis yang tersering adalah trauma tajam karena benda tajam maupun oleh tembakan sedangkan trauma tumpul penis sering berupa fraktur penis. Fraktur penis jarang terjadi, tetapi di Afrika Pusat kondisi ini sering dijumpai, karena wanita-wanita disana telah mempelajari suatu metode efektif untuk mencegah perkosaan, yaitu dengan memegang penis dan menekuknya hingga memutar ke arah anus. Penis menjadi flaksid dan nyeri diikuti pembengkakan akibat ektravasasi darah. Sebelum tahun 1971, terapi pada fraktur penis dilakukan dengan konservatif yaitu dengan bidai penis, 1

description

d

Transcript of BAB 1 frakture penis

BAB. I PENDAHULUAN

Penis merupakan organ reproduksi yang amat penting, khususnya dalam proses konsepsi yang natural. Trauma pada penis sangat jarang ditemukan mengingat organ ini lunak dan mobile. Trauma penis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu trauma tajam dan trauma tumpul. Trauma penis bersifat unik karena setiap trauma mempunyai kelainan yang berbeda dan mempunyai kesulitan penanganan yang berbeda pula. Penyebab trauma penis yang tersering adalah trauma tajam karena benda tajam maupun oleh tembakan sedangkan trauma tumpul penis sering berupa fraktur penis. Fraktur penis jarang terjadi, tetapi di Afrika Pusat kondisi ini sering dijumpai, karena wanita-wanita disana telah mempelajari suatu metode efektif untuk mencegah perkosaan, yaitu dengan memegang penis dan menekuknya hingga memutar ke arah anus. Penis menjadi flaksid dan nyeri diikuti pembengkakan akibat ektravasasi darah.Sebelum tahun 1971, terapi pada fraktur penis dilakukan dengan konservatif yaitu dengan bidai penis, kompres es, enzim streptokinase untuk mencegah oedema, sedatif dan estrogen untuk mencegah ereksi. Terapi ini perlahan berubah sejak 1986, 80 % penderita fraktur penis dilakukan tindakan pembedahan.

1