Bab 1 ASi Eklusif.docx

56
BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Dalam Penyelenggaraan pembangunan kesehatan perhatian khusus diberikan pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak penanggulangan penyakit dan gizi buruk. (Depkes, 2009 : 33) Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, baik dari kalangan pejabat tingkat atas sampai rakyat jelata, dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu ibu. Anak merupakan bagian yang cukup besar jumlahnya sebagai sumber daya pembangunan di kemudian hari. Anak juga tidak bisa memperjuangkan nasibnya sendiri, mereka sangat lemah, mereka menderita akibat distribusi sumber daya yang tidak merata, sehingga mereka tergantung bagaimana kita memberikan perhatian khusus terhadap 1

Transcript of Bab 1 ASi Eklusif.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Dalam Penyelenggaraan pembangunan kesehatan perhatian khusus

diberikan pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak

penanggulangan penyakit dan gizi buruk. (Depkes, 2009 : 33) Pembangunan

generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung jawab seluruh

komponen masyarakat, baik dari kalangan pejabat tingkat atas sampai rakyat jelata,

dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu ibu.

Anak merupakan bagian yang cukup besar jumlahnya sebagai sumber daya

pembangunan di kemudian hari. Anak juga tidak bisa memperjuangkan nasibnya

sendiri, mereka sangat lemah, mereka menderita akibat distribusi sumber daya

yang tidak merata, sehingga mereka tergantung bagaimana kita memberikan

perhatian khusus terhadap kebutuhan mereka salah dengan memberi ASI eksklusif

pada Bayi. (Gizi dan Kwalitas Tumbang Anak,1997: 2)

ASI eksklusif adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah

untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi.

Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif

membantu melindunginya bayi dari diare, sudden infant death syndrome/SIDS –

sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang

biasa terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi

berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6

1

bulan. Organisasi Kesehatan Dunia – WHO mengatakan: “ASI adalah suatu cara

yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk

pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi. Evaluasi pada bukti-bukti yang

telah ada menunjukkan bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI

eksklusif selama 6 bulan adalah cara yang paling optimal dalam pemberian makan

kepada bayi. ” Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi

dan seng daripada yang tersedia didalam ASI – pada titik inilah, nutrisi tambahan

bisa diperoleh dari sedikit porsi makanan padat. Bayi-bayi tertentu bisa minum

ASI hingga usia 12 bulan atau lebih – selama bayi anda terus menambah berat dan

tumbuh sebagaimana mestinya, berarti ASI anda bisa memenuhi kebutuhannya

dengan baik.

Meskipun khasiat ASI begitu besar, namun tidak banyak ibu yang mau atau

bersedia memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan seperti yang disarankan

organisasi kesehatan dunia (WHO). Sentra laktasi Indonesia mencatat bahwa

berdasarkan survey demografi dan kesehatan Indonesia 2002-2003, hanya 15 %

ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 5 bulan. Di Indonesia, rata-rata ibu

memberikan ASI eksklusif hanya 2 bulan. Pada saat yang bersamaan, pemberian

susu formula meningkat 3 kali lipat. Ironisnya, pada tahun 2005-2006, bayi di

Amerika Serikat yang mendapatkan ASI eksklusif justru meningkat menjadi 60-70

%. (Yuliarti,2010:1)

Asi eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,

diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih

sampai bayi berumur 6 bulan. (Sri Purwanti,Hubertin. 2004:3)

2

Saat ini, jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

sampai berumur 6 bulan masih rendah yaitu kurang dari 2 % dari jumlah total ibu

melahirkan. Hal tersebut lebih disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain karena

pengetahuan ibu tentang pemberian ASI masih rendah, tata laksana rumah sakit

yang salah, dan banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah.

Beberapa rumah sakit memberikan susu formula pada bayi yang baru lahir sebelum

ibunya mampu memproduksi ASI. Hal itu menyebabkan bayi tidak terbiasa

mengisap ASI dari puting susu ibunya dan akhirnya tidak mau lagi mengkonsumsi

ASI atau sering disebut bingung putting. (Sri Purwanti,Hubertin. 2004:4 )

Pemerintah Indonesia menganjurkan kepada ibu-ibu yang mempunyai

bayi untuk dapat memberikan ASI eksklusif kepada Bayinya. Hal ini dicanangkan

dalam program perbaikan gizi menuju sehat 2010, bahwa sekurang-kurangnya

80% Ibu menyusui memberikan ASI eksklusif pada Bayinya. (Depkes RI, 1994: 4)

Di Sumatera Barat telah dilakukan penelitian dan mendapatkan hasil

tentang pemberian ASI eksklusif, hasilnya sangat rendah yaitu 29,4% (Yanwirasti,

dkk, 1998:12).

Di Kota Solok, pada tahun 2010 jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif

adalah 442 orang (33,03 %) yang tersebar pada 4 Puskesmas yaitu Puskesmas

Tanah garam 88 orang ( 21,1%) dari 417 orang bayi, Puskesmas KTK 194 orang

(65,7 %) dari 295 orang bayi, Puskesmas Tanjung Paku 88 orang (18,7 %) dari 470

orang bayi dan Puskesmas Nan balimo 72 orang (46,2%) dari 156 orang bayi.

(Laporan Dinas Kesehatan Kota Solok tahun 2010). Dari data diatas dapat dilihat

3

jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yang terendah adalah Puskesmas

Tanjung Paku yaitu 18,7 %.

Dari study pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Tanjung Paku

pada tanggal 25 Maret 2011, berdasarkan hasil wawancara dengan 4 orang ibu bayi

yang berkunjung ke Puskesmas, 2 orang ibu mengatakan dia bekerja sebagai PNS

setelah 3 bulan cuti dia sudah memberikan susu formula kepada bayinya karena

bayinya akan ditinggal sama pembantunya, dan 2 orang ibu lainnya mengatakan

suaminya tidak peduli dengan bayinya apakah diberikan ASI atau tidak.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengetahui Hubungan

pekerjaan dan dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011.

1.2 Perumusan Masalah

Belum diketahuinya Hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dengan

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan

Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011.

1.3 Pertanyaan penelitian

1.3.1 Apakah ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif

di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan

Kota Solok tahun 2011 ?

4

1.3.2 Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap ibu dengan

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku

Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011 ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dalam pemberian

ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung

Harapan Kota Solok tahun 2011.

1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Diperoleh gambaran pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas

Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011.

1.4.2.2 Diperoleh gambaran pekerjaan ibu di wilayah kerja Puskesmas Tanjung

Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011

1.4.2.3 Diperoleh gambaran dukungan keluarga terhadap ibu di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun

2011

1.4.2.4 Diperoleh informasi hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI

eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung

Harapan Kota Solok tahun 2011

5

1.4.2.5 Diperoleh informasi hubungan antara dukungan keluarga terhadap ibu

dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku

Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Menambah Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif di

wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok

tahun 2011.

1.5.2 Sumbangan Terhadap Ilmu

Metode penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan terhadap ilmu

pengetahuan khususnya mengenai hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga

dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku

Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011.

1.5.2 Sebagai Masukan Bagi Peneliti Berikut

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk peneliti

berikut.

1.6 Ruang lingkup Penelitian

Penelitian ini rencanakan dilakukan pada bulan Juli tahun 2011 di

Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok untuk

6

mengetahui hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dalam pemberian ASI

eksklusif. Sebagai variabel independen pada penelitian ini adalah pekerjaan dan

dukungan keluarga dan sebagai variabel dependennya adalah pemberian ASI

eksklusif. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan wawancara

berupa kuesioner.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang menetap di wilayah

kerja Puskesmas Tanjung paku yang mempunyai bayi yang berumur 6 sampai 11

bulan berjumlah 85 orang. Dengan pengambilan sampel secara total sampling.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik

dengan desain cross sectional.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep ASI Eksklusif

2.1.1 Pengertian ASI Eksklusif

2.1.1.1 ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

hanya diberikan air susu tanpa makanan tambahan lain dianjurkan sampai

enam bulan dan di susui sedini mungkin. (Siswono, 2005)

2.1.1.2 ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan

lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi berumur

0 - 6 bulan (Dinkes, 2008)

2.1.1.3 ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,

jeruk, madu, air the, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti

pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Danuatmaja,

Bonny, 2003:36).

Riset media mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang

dengan baik pada enam bulan pertama bahkan pada usia lebih dari enam

bulan.

2.1.2 Pembagian ASI Eksklusif menurut stadium laktasi yaitu :

2.1.2.1 Kolostrum

8

a. Merupakan cairan kental dengan warna kekuning-kuningan yang petama

kali disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ke 3 – 4

b. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekanium dari usus

bayi bagi makanan yang akan datang

c. Lebih banyak mengandung anti body disbanding dengan ASI matur, yang

dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan

d. Mengandung protein, vitamin, mineral yang tinggi dan mengandung

karbohidrat serat lemak dalam kadar yang rendah bila disbandingkan

dengan ASI matur sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-

hari pertama kelahiran

e. Bila dipanaskan akan menggumpal

2.1.2.2 ASI transisi/peralihan

a. Mempunyai ASI perlaihan dari kolostrum sampai menjadi ASI matur

b. Disekresi dari hari ke-4 sampai ke-10, tetapi ada pula pendapat yang

mengatakan bahwa ASI matur bayu terjadi pada minggu ke-3 sampai

minggu ke-5

c. Kadar protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin

tinggi

d. Volume juga akan makin meningkat

2.1.2.3 ASI matur

a. Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 kompesisi relative konstan

(ada pula yang menyatakan bahwa komposisi ASI relative konstan baru

mulai minggu ke 3 – 5

9

b. Merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi

sampai umur 6 bulan

c. Merupakan cairan yang berwarna putih kekuning-kuningan yang

diakibatkan warna dari garam ca-caseinat, riboflavesi dan karaten yang

terdapat didalamnya

d. Tidak menggumpal jika dipanaskan

e. Terdapat antomikrobial faktor

2.1.3 Manfaat ASI Eksklusif

2.1.3.1 Manfaat ASI Eksklusif untuk bayi

a. Komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi

b. Lemak

c. Merupakan sumber kalori pertama dalam ASI ( + 50 ) walaupun kadar

lemak dalam ASI tinggi ( 3,5 – 4,5%) tetapi mudah disertap oleh bayi

karena triglisenda dalma ASI lebih dulu pecah menjadi lemak dan gliresol

oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI, kolesterol ASI lebih tinggi dari

pada ASI yang diperkirakan berfungsi dalam pembentukan enzim untuk

metabolisme kolesterol, yang akan mengendalikan kadar kolesterol dikelak

kemudian hari (mencegah anteriosklarosis pada usia muda) selain itu juga

mengandung asam lemak esensial yang asam linoleat (omega 6) dan asam

linoleat (omega 3) yang merupakan procerfer (pembentuk) decasahexanoic

acid (DHA) dan archidonic acid (AA) yang diperlukan untuk pembentukan

sel-sel otak optimal

d. Karbohidrat

10

Karbohidrat utama dalam ASI adalah lactose, aktose mudah diurai menjadi

glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim lactose yang sudah ada dalam

mukosa sel, pencernaan sejak lahir, lactose mempunyai manfaat lain yaitu

mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasilun

bifidus

e. Protein

ASI mengandung protein lebih rendah dari air susu sapi (ASS) tetapi

protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi 9lebih mudah

dicerna)

f. Vitamin

ASI mengandung vitamin A, B, C, D (terutama terdapat di colostrom) dan

vitamin K yang berfungsi sebagai kataliafus pada proses pembekuan darah

g. Garam dan Mineral

Kadar garam dan mineral ASi lebih rendah disbanding susu sapi, tetapi

cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan, kadar Fe dan Ce paling stabil tidak

dipengaruhi oleh diit ibu

h. Mengandung zat protektif

i. Lactobacillus Bifidus

Lactobacillus bifidus berfungsi mengubah lakrosa menjadi asam laktat dan

asam asetat, kedua asam ini menjadi saluran pencernaan bersifat asam

sehingga menghambat pertumbuhan mikro organisme, ASI mengandung

zat faktor pertumbuhan lactobacillus bifidus susu sapi tidak mengandung

faktor ini

j. Lactoferin

11

Lactoferin adalah protein yang berkaitan dengan zat besi, dengan mengikat

zat besi, maka laktoferin bermanfaat menghambat pertumbuhan kuman

tertentu, yaitu staphylococcus, E. coli dan entaomega hystolytica yang juga

memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya, selin menghambat

pertumbuhan bakteri tersebut, lactoferin dapat pada pula menghambat

pertumbuhan jamur landida

k. Lisozim

Lisozim adalah enzim yang dapat memecah dinding bakteri (bakterisidal)

dan anti inflamasi, bekerja bersama peroksida dan askorbat untuk

menyerang bakteri E. coli dan sebagian keluarga salmonella, keaktifan

lisozim ASI beberapa ribu kali lebih tinggi disbanding susu sapi, keunikan

lisozim lainnya adalah bila faktor protektif lain menurun kadarnya sesuai

tahap lanjut ASI, maka lisosim justru meningkat pada 6 bulan pertama

setelah kelahiran. Hal ini merupakan keuntungan karena setelah 6 bulan

bayi mulai mendapatkan makanan padat dan lisozim merupakan faktor

protektif terhadap kemungkinan serangan bakteri pathogen dan penyakit

diare pada periode ini

l. Komplek C3 dan C4

Kedua kompenen ini, walaupun kadar dalam ASI rendah, mempunyai daya

opsonik, anafilak toksik, dan kemotaktik, yang bekerja bila diaktifkan oleh

Ig A dan Ig E yang juga terdapat dalam ASI

m. Faktor Antistreptokokus

Dalam ASI terdapat faktor antistreptokokus yang melindungi bayi terhadap

infeksi kuman streptokokus

12

n. Anti Body

Secara elektrogoretik, kramatografik dan radio immunoassay terbutik

bahwa ASI terutama kolostrum mengandung immunoglobulin, yaitu Ig A

sekretotik ( SIg A) Ig E, Ig M dan Ig G, dari semula imunoglobulen, adalah

SIg A. antibody dalam ASI dapat bertahan dalam saluran pencernaan bayi

karena tahan terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan

membuat lapisan dalam mukosanya sehinga mencegah bakteri pathogen

dan enterovirus masuk kedalam mukosa usus.

o. Imunitas Seluler

1) ASI mengandung sel-sel sebagian besar (90%) sel tersebut berupa

makrofag yang berfungsi membunuh dan memfogositosis

mikroorganisme, membentuk C3 dan C4 lisozim dan laktoferin.

2) Konsentrasi faktor anti infeksi tinggi dalam kolostrum, kadar SIgA,

laktoferin, lisozim, dan sel seperti makrofag, neutrofil, dan limfosit

lebih tinggi pada ASI premature dibanding ASI matur, perbedaan status

gizi pada ibu tidak mempunyai konsentrasi faktor anti infeksi dalam

ASI

p. Tidak menimbulkan Alergi

Pada bayi baru lahir system Ig E belum sempurna, pemberian susu formula

akan merangsang aktifitas system ini dan dapat menimbulkan alergi ASI

tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein Asing yang ditunda sampai

usia 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi lain.

q. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan

13

Waktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, kontak kulit

yang dini ini akan sangat besar pengaruhnya pada perkembangan bayi

kelak. Walaupun seorang ibu dapat memberikan kasih sayang dengan

memberikan susu formula, tetapi menyusui sendiri akan memberi efek

psikologis yang besar.

r. Mempunyai pertumbuhan yang baik

Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik

setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal yang baik, dan

mengurangi kemungkinan obesitas, ibu-ibu yang diberi penyuluhan tentang

ASI dan Laktasi, turunnya berat badan bayi (pada minggu pertama

kelahiran) tidak sebanyak ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan.

s. Mengurangi kejadian kariesdentis dan maloklusi

Insiden kariesdentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih

tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan yang menyusui

dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi

lebih lama tumbuh.Kontak dengan sisa susu formula. Sisa tersebut akan

berubah menjadi asam yang merusak gigi. Selain itu kadar selenium yang

tinggi dalam ASI akan mencegah karies dentis. Telah dibuktikan bahwa

salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang

mendorong akibat menyusu dengan botol dan dot.

t. Mengurangi resiko terjadinya penyakit kronik

Seperti kencing manis yang bergantung pada insulin dan keganasan.

14

Selain bayi yang diberi Asi lebih jarang menderita diabetes mellitus

(insulin-dependen diabeters mellitus-ADDM) atau kencing manis pada usia

muda dan penelitian diketahui ASI juga dapat mencegah timbulnya kanker

darah pada masa kanak-kanak seperti lomforma dan leokimia.

2.1.3.2 Manfaat ASI Eksklusif bagi Ibu

a. Mencegah perdarahan pasca persalinan

b. Perangsang pada payudara ibu oleh isapan bayi akan diteruskan ke otak dan

kekelenjar hipofisis yang akan merangsang terbentuknya hormone

oksitosin.oksitosin membantu mengkontraksikan kandungan dan mencegah

terjadinya perdarahan pasca persalinan

c. Mempercepat pengecilan kandungan

d. Sewaktu menyusui terasa perut ibu mulas yang menandakan kandungan

berkontraksi dan dengan demikian pengecilan kandungan terjadi lebih

cepat.

e. Mengurangi anemia

f. Menyusui ekslusif akan menunda masa subur yang artinya menunda haid.

Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan akan

mengurangi angka kejadian anemia kekurangan besi.

g. Dapat digunakan sebagai metode KB sementara

Menyusui secara ekslusif dapat menjalankan kehamilan. Ditemukan rerata

jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan sedangkan yang tidak

menyusui 11 bulan.hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan

hormone untuk ovulasi,sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan.

Ibu yang sering hamil selain menjadi beban bagi ibu, juga merupakan

15

resiko tersendiri bagi ibu untuk mendapatkan penyakit seperti anemia,serta

resiko kesakitan dan kematian akibat persalinan

h. ASI dapat digunakan sebagai metode KB sementara dengan syarat :

i. Bayi berusia belum 6 bulan

j. Ibu belum haid kembali

k. Asi diberikan secara ekslusif

l. Mengurangi resiko kanker indung telur dan kanker payudara

Hamil, melahirkan dan menyusui itu adalah satu kesatuan.selama hamil

tbuh ibu sudah mempersiapkan diri untuk menyusui. Bila ibu tidak

menyusui akan terjadi gangguan yang meningkatkan resiko terjadinya

kanker indung telur dan kanker payudara. Kejadian kanker payudara dan

kanker indung telur pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang

tidak menyusui.

m. Memberikan rasa dibutuhkan, manusia itu adalah makhluk sosial. Dengan

menyusui ibu akan merasa bangga dan diperlukan,rasa yang dibutuhkan

oleh manusia

n. Mempercepat kembalinya keberat semula

Selama hamil ibu menimbun lemak dibawah kulit.lemak ini akan terpakai

untuk membentuk asi sehingga bila ibu tadak menyusui lemak tersebut

akan tetap tertimbun dalam tubuh

2.1.3.3 Manfaat ASI Eksklusif bagi Keluarga

a. Mudah pemberianya

16

Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.

Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak,botol,dan dot yang selalu

harus dibersihkan.tidak perlu meminta pertolongan orang lain.

b. Menghemat biaya

ASI tidak perlu dibeli,sehingga dana yang digunakan untuk membeli susu

formula dapat digunakan untuk keperluan lain.selain itu,penghematan juga

disebabkan bayi yang mendapat asi lebih jarang sakit sehingga mengurangi

biaya berobat.

c. Mencepat keluarga kecil bahagia dan sejahtera

Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang,sehingga

suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dan

keluarga

2.1.3.4 Manfaat ASI Eksklusif bagi Negara

a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak

b. Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin

status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak

menurun.beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI

melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi,misalnya diare

otitismedia dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.

c. Mengurangi subsida kesehatan

d. Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan

memperpendek lama rawat ibu dan bayi,mengurangi komplikasi

persalinan dan infeksi nosokomial,serta mengurangi biaya yang

diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih

17

jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu

formula.

e. Menghemat devisa untuk membeli susu formula

f. ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional.jika semua ibu

menyusui ekslusif selama 6 bulan, berapa banyak devisa yang dapat

dihemat oleh Negara yang sebelumnya dipakai untuk membeli susu

formula ?

g. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

anak yang mendapat asi dapat bertumbuh dan berkembang secara

optimal,sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

h. Mengurangi polusi

i. Untuk pembuatan dan distribysi susu formula diperlukan bahan bakar

minyak selain itu kaleng serta karton kemasan susu juga menyebabkan

pencemaran lingkungan

2.1.3.5 Manfaat ASI Eksklusif

a. ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik

b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh

c. ASI dapat meningkatkan kecerdasan

d. Pemberian ASI dapat meningkatkan jalinan kasih saying atau

bonding (Danuatmaja,Bonny.2003: 36)

2.1.4 Kerugian Air Susu Buatan

Air susu buatan atau formula mempunyai beberapa kerugian yaitu :

a. Pengenceran yang salah

18

Mengencerkan susu formula tidaklah mudah. tidak semua ibu dapat

mengencerkan susu formula seperti aturan yang seharusnya. Pengenceran

yang salah dapat diartikan dua hal,yaitu melarutkan susu formula lebih

encer dari seharusnya,atau lebih pekat dari seharusnya. Keduanya akan

menimbulkan masalah pada bayi dan anak. Penyebabanya adalah aturan

yang tertera pada label kaleng susu formula sulit dimengerti oleh ibu.

Pelarutan susu yang lebih pekat dapat mengakibatkan kelebihan kadar

natrium dalam darah,kegemukan,tekanan darah tinggi,dan peradangan usus

beruapa diare berdarah.

b. Kontraminasi mikroorganisme

Pembuatan susu formula dirumah tidak menjamin bebas dari kontaminasi

mikroorganisme pathogen.penelitian menunjukkan bahwa banyak susu

formula terkontaminasi oleh mikroorganisme pathogen.

c. Menyebabkan alergi

Kejadian alergi susu sapi tidak jarang,revalensinya dilaporkan antara 0,5-

1%,tetapi tidak banyak petugas kesehatan yang menyadarinya.walaupun

alergi susu sapi dapat menghilang secara spontan pada usia 1-2 tahun,tetapi

gejalanya terkadang berat bahkan dapat mengakibatkan renjatan,sehingga

perlu mendapatkan perhatian. Gejala alergi susu sapi tidak hanya berupa

gejala saluran cerna seperti muntah,kolik,diare,perdarahan lewat

anus,kehilangan protein ( yang berakibat rendahnya kadar protein dalam

darah ), dan gangguan pergerakan usus ( dengan gejala muntah,sulit buang

air besar,dan kembung ),tetapi juga gejala yang menyangkut system lain

yaitu pilek,urtikaria (kaligata), dan renjatan

19

d. Susu sapi dapat menimbulkan diare kronik

Ada dugaan bahwa diare akut dapat berlanjut menjadi kronik pada anak

yang minum susu sapi. Kerusakan mukosa usus yang terjadi pada diare

akut menyebabkan terjadinya diare kronik melalui mekanisme penigkatan

penyerapan antigen melalui mukosa yang rusak.

e. Penggunaan susu formula dengan indikasi yang salah

Saat ini banyak susu formula yang beredar dipasaran. Ada diantaranya yang

digunakan untuk penyakit tertentu atau keadaan tertentu.sering terjadi

kekeliruan penggunaan jenis susu formula tertentu karena ketidak tahuan

indikasi penggunaan

f. Tidak mempunyai manfaat seperti ASI

Dari uraian manfaat ASI diatas dapat dikatakan bahwa kekurangan lain

susu formula adalah tidak mempunyai manfaat seperti halnya ASI,yaitu

susu formula

1) Nutriennya tidak sesempurna asi

2) Tidak mengandung zat protektif

3) Mudah menimbulkan alergi

4) Lebih mudah menimbulkan gigi berlubang

5) Lebih mudah menimbulkan maloklusi

6) Kurang memiliki efek psikologis yang menguntungkan

7) Tidak menguntungkan involusi rahim

8) Tidak menjarangkan kehamilan

9) Tidak mengurangi kejadian kanker payudara

10) Tidak praktis

20

11) Tidak ekonomis

12) Bagi Negara menambah beban anggaran yang harus dikeluarkan

untuk membeli susu formula,biaya perawatan ibu,dan anak.

2.1.5 Managemen Laktasi

Laktasi adalah keseluruan proses menyusui,mulai dari ASI diproduksi

sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Sementara itu,yang

dimaksud dengan management laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan

oleh ibu,ayah,dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui.

Management laktasi dibagi :

e. Masa kehamilan ( antenatal )

Ibu mencari informasi tentang keunggulan asi,manfaat menyusui bagi ibu

dan bati,serta dampak negative pemberian susu formula.

Ibu memeriksakan kesehatan tubuh,kehamilan dan kondisi putting

payudara.selain itu,ibu perlu memantau kenaikan berat badan saat hamil

Ibu melakukan perawatan payudara sejak kehamilan berumur 6 bulan

Ibu selalu senantiasa mencari informasi tentang gizi dan makanan

tambahan sejak kehamilan trimester kedua

Ibu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga,termasuk

mendapat dukungan suami yang dapat memberikan rasa nyaman kepada

ibu

f. Masa setelah persalinan ( prenatal )

Masa persalinan merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan

bayi selanjutnya.dalam hal ini bayi harus mendapat cukup asi,yang

21

dilanjutkan dengan cara menyusui yang baik dan benar,baik posisi maupun

cara meletakkan bayi pada payudara ibu

Membantu terjadinya kontak langsung antara ibu dan bayi selama 24 jam

agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal

Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi ( 200.000 S1) dalam waktu 2

minggu setelah melahirkan

c. Masa menyusui ( post – natal )

1) Setelah bayi mendapat asi pada minggu pertama kelahiran,ibu harus

menyusui bayi secara ekslusif selama 4 bulan pertama setelah bayi

lahir.saat itu, bayi hanya diberi asi tanpa makanan atau minuman lainnya

2) Ibu mesti mencari informasi tentang gizi makanan ketika masa menyusui

agar bayi tumbuh sehat.saat menyusui,ibu memerlukan makanan 1,5 kali

lebih banyak daripada biasanya,dan minum minimal 8 gelas perhari

3) Ibu harus cukup istirahat untuk menjaga keshatannya.ia perlu

ketenangan pikiran,serta menghindarkkan diri dari kelelahan yang

berlebihan agar produksi asi tidak terhambat

2.1.6 Hal-hal yang terkait persiapan menyusui bayi

Ibu harus siap memberi asi kepada bayi yang akan dilahirkan,terutama bagi

ibu yang akan melahirkan untuk pertama kalinya.persiapan harus dilakukan

sedini mungkin,karena asi adalah makanan terbaik bagi bayi.

Banyaknya asi yang akan dihasilkan seorang ibu tidak tergantung pada

besarnya payudara,serta cara menyusui bayi

22

Usia ibu saat mengandung dan menyusui juga turut berpengaruh terhadap

produksi asi.pada umumnya ibu yang berumur 19-23 tahun menghasilkan

asi yang lebih banyak ketimbang ibu yang berusia 30-an

Bentuk puting payudara berpengaruh terhadap keberhasilan

menyusui .puting akan menonjol kedepan,dan masuk kedalam mulut bayi

lantaran tekanan bibir pada areola ibu.

2.1.6 Cara pengamatan teknik menyusui yang benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu

menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi

ASI selanjutnya/ bayi nggan menyusu. 

2.1.7 Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan benar:

Bayi tampak menempel pada perut ibu

Badan ibu menempel pada perut ibu

Mulut bayi terbuka lebar

Dagu bayi menempel pada payudara ibu

Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih

banyak yang masuk

Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan

Puting susu ibu tidak terasa nyeri

Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

Kepala agak menengadah

2.1.9 Hal-hal yang perlu diperhatikan setelah bayi selesai menetek meliputi

a. Melepas isapan bayi

23

Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong sebaiknya

menyusui pada satu payudara yang lain.cara melepas isapan bayi : Jari

kelingking ibu dimasukkan ksnulut bayi melalui sudut mulut atau dagu

bayi ditekan kebawah.

b. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan

pada puting dan areola sekitarnya, dibiarkan sampai kering supaya

puting susu tidak lecet

c. Menyendawakan bayi

Tujuannya udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh).

Setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak

dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk

perlahan-lahan

2.1.10 Volume ASI

Beberapa bulan terakhir dari masa kehamilan, kelenjer susu mulai

memproduksi air susu. Air susu yang keluar pertama kali disebut kolostrum.

Kolostrum berwarna kekuning-kuningan, sangat baik dikonsumsi oleh bayi karena

mengandung zat-zat yang berfungsi untuk kekebalan tubuh bayi.

Apabila seorang bayi menghisap puting susu ibunya segera setelah

dilahirkan (neonatal), maka suplai air susu akan meningkat dengan cepat. Pada

keadaan normal, sekitar 100 ml air susu ibu akan tersedia pada hari kedua setelah

bayi dilahirkan. Selanjutnya akan terus meningkat menjadi 500 ml pada minggu

kedua setelah bayi dilahirkan. Produksi ASI yang paling optimal akan tercapai

pada hari ke 10-14 setelah bayi dilahirkan. Beberapa bulan selanjutnya, bayi yang

24

sehat akan mengkonsumsi antara 700-800 ml ASI per hari. Namun demikian,

jumlah ASI yang dikonsumsi oleh setiap bayi bervariasi. Artinya, kebutuhan ASI

antara individu bayi yang satu dengan individu bayi yang lainnya berbeda-beda.

Selama 6 bulan pertama, volume ASI yang dihasilkan seorang Ibu pada

bulan pertama adalah sekitar 600 ml/hari, dan meningkat sampai 800 - 1000 ml /

hari pada bulan ke-6. Setelah 6 bulan volume ASI yang dihasilkan Ibu berkurang

dan sudah saatnya mendapat makanan pendamping ASI. (Gizi dan kualitas

tumbang Anak, Nestle, 1997: 11)

2.1.11 Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif

a. Mempersiapkan payudara ibu jika diperlukan

b. Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui

c. Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya

d. Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “Rumah sakit

sayang bayi “ atau “ Rumah bersalin yang sayang bayi”.

e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara

eksklusif

f. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau konsultasi

untuk persiapan apabila kita menemui kesukaran

g. Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.

2.1.12 Faktor-faktor pendukukung keberhasilan pemberian ASI

a. Ibu harus yakin bahwa mampu menyusui bayinya.

25

b. Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari)

c. Ibu dalam keadaan pikiran tenang dan damai

d. Perhatian cara meletakkan bayi dan cara meletakkan puting pada mulut

bayi dan benar

e. Makin sering payudara dihisap bayi, makin banyak produksi susu untuk

bayi.

f. Pengertian dan dukungan keluarga, terutama dari suami sangat penting.

(Siregar Arifin, 2004)

2.1.11 Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eklusif

2.1.11.1 Pekerjaan Ibu

Banyak ibu bekerja yang memutuskan untuk tetap menyusui. Masalahnya

pemebrian ASI eksklusif merupakan satu-satunya makanan terbaik untuk

bayi dan harus diberikan selama 6 bulan pertama, namun perusahaan

biasanya hanya memberikan kebijakan cuti 3 bulan, bahkan ada yang

kurang. Tentu saja, hal tersebut masih jauh dari ketentuan pemberian ASI

Eksklusif.

2.1.11.2 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah: Suatu dorongan yang diberikan keluarga

dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi. (Friedman, 2002:6) Menurut Green

yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003:13) menjelaskan bahwa salah satu faktor

dari tiga faktor yang melatar belakangi individu berprilaku adalah factor

26

pendorong (reinforcing factor) antara lain adalah dukungan keluarga yang meliputi

suami, anak, dan orangtua.

Menurut Effendi (1998 : 37) mengemukakan bahwa salah satu tugas

pokok keluarga adalah : membangkitkan dorongan dan semangat para anggota

keluarga. Dorongan dari keluarga ini sangat besar sekali pengaruhnya bagi

individu dalam sebuah keluarga karena semua permasalahan setiap keluarga

berkaitan dan saling mempengaruhi antar sesama anggota keluarga dan kadang-

kadang mempengaruhi pula keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan

keluarga dan anggotanya, bahwa peran dari keluarga sangat penting bagi setiap

aspek keperawatan kesehatan anggota keluarga secara individu, mulai dari

strategi-strategi hingga fase rahabilitas. Mengkaji/ menilai dan memberikan

perawatan kesehatan merupakan hal yang penting dalam menbantu setiap anggota

keluarga untuk mencapai suatu keadaan sehat optimum. (Friedman, 2002:6)

Agar pemberian ASI ekslusif dapat berjalan lancar, harus ada upaya

khusus dan tidak boleh malas. Di rumah perlu adanya dukungan dari suami, orang

tua, saudara dan anak yang lebih besar dalam hal melancarkan kelangsungan

pemberian ASI. Suami turut berperan dalam mendukung atau membantu pekerjaan

istri di rumah, misalnya ketika pagi hari istrinya harus menyusui suami dapat

memandikan anak pertama mereka. Selama ibu menyusui, suami harus mengambil

alih tugas-tugas domestik lainnya.

27

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Menurut Sri Purwanti,Hubertin (2004:3) Jumlah ibu yang memberikan

ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan masih rendah yaitu kurang

dari 2 % dari jumlah total ibu melahirkan. Hal tersebut lebih disebabkan oleh

beberapa alasan, antara lain karena pengetahuan ibu tentang pemberian ASI masih

28

rendah, tata laksana rumah sakit yang salah, dan banyaknya ibu yang mempunyai

pekerjaan di luar rumah. Beberapa rumah sakit memberikan susu formula pada

bayi yang baru lahir sebelum ibunya mampu memproduksi ASI. Hal itu

menyebabkan bayi tidak terbiasa mengisap ASI dari puting susu ibunya dan

akhirnya tidak mau lagi mengkonsumsi ASI atau sering disebut bingung puting.

Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil variabel pekerjaan dan

dukungan keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka dibawah ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

29

Pekerjaan

Pemberian ASI Eksklusif

Dukungan keluarga

3.2 Definisi Operasional

No VariabelDefinisi

OperasionalAlat ukur Cara ukur

Skala ukur

Hasil ukur

1. Pemberian ASI Eksklusif

Ibu- ibu yang memberikan ASI saja pada bayi 0- 6 bulan tanpa makanan tambahan

Kuesioner Wawancara Ordinal Memberikan

Tidak memberikan

2. Pekerjaan Pernyataan responden tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu yang menghasilkan uang

Kuesioner Wawancara Ordinal Tidak bekerja ( ibu rumah tangga)Bekerja (PNS, pegawai swasta, buruh, petani, nelayan, profesional, pedagang) (BPS,2003)

3. Dukungan keluarga

Suatu dorongan yang diberikan keluarga dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi

Kuesioner Wawancara Ordinal Ada ≥ Mean

Tidak ada < Mean

3.3 Hipotesa penelitian

30

3.3.1 Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di

Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011

3.3.2 Ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif di

Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011

31

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif

analitik. Dimana variabel Indenpenden dan dependen diteliti secara bersamaan.

4.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah penelitian merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh

anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok lain (Saryono, 2008:33). Penelitian yang diteliti tentang hubungan

pekerjaan dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah

kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun

2011

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung

Harapan Kota Solok dan akan dilaksanakan pada Juni 2011

4.4 Populasi dan Sampel

4.4.1 Populasi

32

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. (Notoatmodjo,2005: 79).

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh WUS yang berumur 30-

50 tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas KTK.

4.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai objek yang akan

diteliti yang dianggap mewakili dari seluruh populasi (Notoadmodjo, 2002:79)

Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sampel

seperti dibawah ini :

n = N

1 +N (d2)

Ket : n = Besar sample

N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan ( 0,1)

(Soekidjo Notoatmodjo, 2002:92)

n = 1023

1 +1023 (0,12)=91

Dengan cadangan 10 % yaitu 10 % x 91 = 9,1 dibulatkan 9

Kriteria Sampel adalah :

1. Bersedia diminta menjadi responden

2. Berada ditempat sewaktu penelitian berlangsung

3. Dapat berkomunikasi dengan baik

33

4.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Responden yang ada

diwawancarai oleh peneliti satu persatu. Sebelum wawancara dilakukan responden

diminta untuk mengisi lembar persetujuan menjadi responden dengan

menandatangi informed consent terlebih dahulu. Setiap jawaban yang diberikan

responden, diisi oleh peneliti dengan memberi tanda silang pada pilihan jawaban

yang disediakan.

4.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

4.6.1 Teknik Pengolahan Data

Setelah data dikumpul, selanjutnya data di olah dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Editing data

Melakukan pengecekan terhadap isian kuesioner apakah jawaban yang

sudah dibuat sudah lengkap, jelas dan jawaban sudah relevan dengan

pertanyaan.

b. Coding data

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan. Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah

pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entri data

c. Processing

34

Setelah semua kuisioner diisi dengan benar serta sudah melewati

pengkodean maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data

sudah dientri dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara

mengentri data dari kuesioner ke paket program komputer.

d. Pembersihan data (cleaning)

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah

ada kesalahan atau tidak

Cara meng-cleaning data:

1) Mengetahui missing data adalah dengan melakukan distribusi

frekuensi dari variabel – variabel yang ada

2) Mengetahui variasi data apakah data dientri benar atau salah

3) Mengetahui konsisiten data (Hastono, 2006: 1-4)

4.6.2 Analisa Data

4.6.2.1 Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau

analisa yang dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2005).

Pada variabel pengetahuan dilakukan pengelompokan data dan analisa data

dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut

a. Data dikelompokan sesuai dengan variabel

35

Dicari rata – rata variabel pengetahuan dengan menggunakan rumus

yaitu :

Ket X : nilai rata-rata

E : Jumlah alternatif

Xi : Nilai yang di observasi

N : Populasi dan sampel

b. Kemudian data numerik diubah menjadi data kategorik dan disajikan dalam

distribusi frekuensi

4.6.2.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan. (Notoatmodjo, 2005). Untuk menguji hipotesa, apakah ada

hubungan antara variabel dependent dan variabel independent digunakan rumus

Chi Square (X2) dengan tingkat kepercayaan 95%.

X 2=∑ (O−E )2

E

Ket : X2 = Nilai Chi Square

O = Jumlah observasi (nilai yang diamati)

E = Nilai yang diharapkan

36

X = xi

N

Hasil yang diperoleh dari penggunaan rumus chi square adalah X2 hitung

> X2 tabel, maka ada hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen. Untuk melihat hasil pemaknaan perhitungan statistic.

4.7 Pertimbangan Etik

Untuk menjamin bahwa responden yang menjadi subjek penelitian tidak

mendapatkan paksaan dan atas dasar sukarela, maka sebelum penelitian diberikan

penjelasan tentang tujuan penelitian dan cara penggunaannya. Responden diminta

untuk menandatangani surat persetujuan pada informed consent (terlampir ) demi

terjaminya kerahasiaan data yang diberikan.

37