bab 1

11
BAB I PENDAHUUAN 1. Latar Belakang Aktifitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteran dan martabat manusia. Aktifitas fisik dengan intensitas tinggi akan menyebabkan otot berkontraksi secara anaerobic. Kontraksi otot secara anerobik membutuhkan penyediaan energy atau dikenal dengan adenosin trifosat ( ATP ) melalui proses glikolisis anaerobic atau system asam laktat. Pelatihan fisik yang dirancang dengan intensitas, volume dn frekuensi sedang juga diduga dapat mengurangi terjadinya stress oksidatif karena olahraga dengan intensitas sedang akan bertindak sebagai antioksidan ( Gomez-cabrera et al., 2008 ), dan olahraga dianggap baik jika antara aktifitas dan waktu pemulihan berjalan seimbang. Latihan fisik yang teratur juga penting dalam menurunkan kolesterol plasma melalui mekanisme regulasi LDL dan HDL darah (Murray e al., 2003).

description

bab 1

Transcript of bab 1

BAB IPENDAHUUAN

1. Latar Belakang

Aktifitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteran dan martabat manusia. Aktifitas fisik dengan intensitas tinggi akan menyebabkan otot berkontraksi secara anaerobic. Kontraksi otot secara anerobik membutuhkan penyediaan energy atau dikenal dengan adenosin trifosat ( ATP ) melalui proses glikolisis anaerobic atau system asam laktat.Pelatihan fisik yang dirancang dengan intensitas, volume dn frekuensi sedang juga diduga dapat mengurangi terjadinya stress oksidatif karena olahraga dengan intensitas sedang akan bertindak sebagai antioksidan ( Gomez-cabrera et al., 2008 ), dan olahraga dianggap baik jika antara aktifitas dan waktu pemulihan berjalan seimbang.Latihan fisik yang teratur juga penting dalam menurunkan kolesterol plasma melalui mekanisme regulasi LDL dan HDL darah (Murray e al., 2003).Kolesterol adalah senyawa kimia yang dibutuhkan oleh tubuh sebab merupakan prekusor dari semua steroid didalam tubuh seperti kortikosteroid, hormone seks, garam empedu dan vitamin D. selalin itu , kolesterol merupakan senyawa pembentuk struktur utama system membrane sel dan lapisan luar lipoprotein. Tubuh membentuk senyawa ini dalam batas normal tertentu dan memiliki dampak negative bila adarnya kekurangan atau kelebihan (Murray e al., 2003). Tujuh puluh persen kolesterol terdapat didalam lipoprotein plasma dalam bentuk kolesterol ester dan kada kolesterol tertinggi terdapat pada LDL ( Guyton dan Hall 2006).Berbagai upaya untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dapat dilakukan dengan menggunakan obat kimiawi yang mengandung senyawa atau agensia penurunan lipid maupun obat tradisional. Terapi dengan obat tradisional dirasakan lebih murah dan dengan prosedur lebih mudah dibandingkan dengan obat kimiawi sintetik.Salah satu pengaruh yang dapat timbul akibat latihan fisik adalah meningkatnya senyawa radikal bebas yang dapat diikuti oleh peristiwa stress oksidatif dengan segala akibat negative yang mungkin terjadi. Jika kondisi ini berlangsung lama atau berat dapat menimbulkan terjadinya kerusakan sel atau jaringan. Apabila pembentukan antioksidan lebih sedikit dibandingkan terbentuknya radikal bebas, maka akan terjadi stress oksidatif.Kemampuan meneralisir senyawa oksidan sebenernya sudah dimiliki oleh tubuh atau sel itu sendiri. Antioksidan endogen seperti superoxide dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPx), katalase dan antioksidan eksogen yang besarnya tergantung pada asupan makanan. Meskipun tubuh secara alami dapat mengatasi peningkatan radikal bebas tetapi pada kondisi tertentu, antioksidan endogen tidak mencukupi sehingga tubuh memerlukan antioksidan dari luar. Oleh karena itu, tubuh memerlukan antioksidan dari luar. Menurut penelitian Dianitami ( 2009) bahwa selain kerusakan hati, kenaikan kadar glukosa darah tinggi sering didapati kecendrungan mengalami stress oksidatif yang menyebabkan pmbentukan radikal bebas di dalam tubuh.

Antioksidan dapat digolongkan seperti antioksidan enim dan non enzim, serta antioksidan pencegah dan pemutus rantai. Antioksidan enzim contohnya SOD, GPx dan Katalase, sedangkan antioksidan non enzim adalah vitamin E, glutation, vitamin C. pencegahan pembetukan radikal bebas yang reaktif dapat dilakukan antara lain dengan memusnakan zat awal yang berupa peroksida ataupun hasil metabolisme oksigen oleh enzim SOD dan memusnakan dengan menggunakan zat gizi sebagai antioksidan eksogen yaitu vitamin E, karoten dan vitamin C. vitamin E dan karoten merupakan antioksidan yang larut dalam lemak sedangkan vitamin C merupakan antioksidan yang larut dalam air. Kedua jenis antioksidan harus selalu ada dalam tubuh. Berbagai gangguan akibat aktivitas maksimal telah dijelaskan diatas. Oleh sebab itu, untuk mencegah dampak buruk akibat aktivitas fisik maksimal dapat dilakukan melalui pengelilaan makan dengan komposisi karbohidrat, lemak dan protein yang seimbang. Komposisi kalori yang dianjurkan yaitu : karbohidrat 60-70%, lemak 20-25%, protein 10-15%.Selain melalui olahraga yang cukup dan teratur, mengkonsumsi suplemen makanan kesehatan dengan zat nutrisi yang cukup dan obat tradisional tidak kalah pentingnya untuk mencegah dampak akibat aktivitas fisik maksimal.

Salah satu produk pangan fungsional yang popular adalah VCO (Virgin Cococnut Oil) VCO merupakan minyak yag diproses tanpa pemanasan dari daging buah kelapa segar. Berbeda dengan minyak yang diolah dari kopra (Copra oil / CO), VCO lebih diperuntukkan untuk dikonsumsi sebagai nutraceutical. Alasan VCO memiliki peran yang superior dibandingkan CO adalah pada perbedaan metode ekstraksinya. Metode ekstraksi VCO tidak menggunakan bahan kimia dan perlakuan panas, sehingga komponen komponen aktif seperti vitamin dan polifenol dapat dipertahankan (NEVIN dan RAJAMOHAN, 2004)Virgin Cocunut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni ini mengandung 100 % lemak yang terdiri atas 92 % asam lemak jenuh, 6 % asam lemak tak jenuh tunggal, dan 2 % asam lemak tak jenuh ganda. Asam lemak jenuh pada VCO terdiri atas 90 % asam lemak rantai sedang dan 10 % asam lemak rantai panjang. Asam lemak rantai sedang pada VCO didominasi oleh asam laurat (C12) yaitu 45-55%. Didalam tubuh asam lemak jenuh rantai sedang ini dipecah dan digunakan untuk memproduksi energy dan jarang disimpan sebagai lemak tubuh atau menumpuk dalam pembuluh darah. Asam lemak ini dengan mudah dapat diserap dan dengan cepat dibakar dan digunakan sebagai energy untuk metabolisme sehingga meningkatkan aktivitas metabolic, sehingga dapat membantu melndungi tubuh dari penyakit dan mempercepat penyembuhan ( Enig, 2001).

Asam lemak yang terikat sebagai trigleseride dalam VCO adalah asam lemak rantai sedang (Medium Chain Fatty Acid)/MCFA) yang mempunyai mekanisme kerja yang berbeda dengan asam lemak jenuh yang lain. (Andi, 2005).

MCFA mempunyai kelarutan di dalam air yang sangat tinggi serta kebutuhan enzim pencernaan yang lebih sedikit, membuatknya mudah masuk kedalam hati melalui vena tanpa harus melalui sirkulasi limpa dan sistemik dan dengan cepat dibakar menjadi energy. Hal ini mnyebabkan peningkatan metabolisme didalam tubuh sehingga asam lemak tidak diubah menjadi lemak yang terdeposit dalam tubuh dan tidak diubah menjadi kolesterol. Kalori yang dikandungpun menjadi 2,56% kalori per gram lebih rendah disbanding asam lemak rantai panjang. Penurunan deposit lemak dalam tubuh dapat menurunkan kolesterol, LDL dan meningkatkan kolestrol HDL. (Suyono, 2000).

Secara empiris VCO diketahui bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Mengkonsumsi VCO setiap hari antara lain dapat meningkatkan kekebalan tubuh, mncegah penyakit akibat infeksi akteri, jamur dan virus, membantu mengatasi obesitas, mencegah penyakit jantung, aterosklerosis, mengatasi kolesterol, diabetes dan kanker.Berbagai pern kesehatan VCO telah banyak dilaporkan, antara lain VCO memiliki kandungan triasgliserol rantai sedang (medium chain triaglycerols/MCT) khususnya laurin yang mempunyai koefisien disgstibility maksimum sehingga komponen ini lebih cepat dicerna daripada lmak jenis lain. Sifat ini disebabkan MCT mempunyi ukuran lebih kecil daripada LCT (long chain triaglycerols) yang dapat memfasilitasi aksi enzim lipase pancreas sehingga akan terhidrolisis lebih cepat dan lebih sempurna dari lemak lemak yang lainnya. Oleh karena itu VCO lebih cepat diabsorbsi tubh (OOPIK t al.,2001; dan NEVIN dan RAJAMOHAN, 2006).Virgins Coconut Oil (VCO) merupakan produk olahan kelapa yang dikenal secara empiris oleh masyarakat sebagai obat, dapat mengobati berbagai macam penyakit karena bermanfaat sebagai antibakteria dan antioksidan, sehinga produk olahan kelapa ini memiliki nilai jual yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan minyak goreng kelapa. Wresdiyati et al. (2003) telah melaporkan bahwa kondisi diabetes dapat mengakibatkan penurunan antikoksidan-superoksida dismutase (SOD) dalam jaringan hati Macaca fascicularis akibat peningkatan radikal bebas dalam tubuh. Maka dari itu perlu dilakukan kajian ilmiah mengenai pengaruh kandungan yang dimiliki oleh VCO dalam meperbaiki kelainan antioksidan-superoksida dismutase pada jaringan.Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh latihan fisik dan pemberian VCO terhadap kadar profil lipid (kolesterol) pada mahasiswa Tentara.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yaitu untuk membuktikan bahwa VCO dapat mengurangi stress oksidatif dilihat dari kadar profil lipid, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh aktifitas fisik terhadap kadar profil lipid lemak (kolesterol ) pada mahasiswa Tentara?2. Bagaimana pengaruh VCO terhadap kadar profil lipid lemak ( kolesterol ) pada mahasiswa Tentara?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik dan pemberian VCO terhadap kadar profil lipid (kolesterol) pada mahasiswa Tentara.1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh aktifitas fisik bersamaan dengan pemberian VCO terhadap profil lipid lemak ( kolesterol ) pada mahasiswa Tentara.2. Untuk mengetahui pemberian VCO terhadap profil lipid lemak ( kolesterol ) pada mahasiswa Tentara.

3. Untuk mengetahui pengaruh aktifitas fisik terhadap profil lipid lemak ( kolesterol ) pada mahasiswa Tentara.

4. Untuk mengetahui perubahan profil lipid lemak ( kolesterol ) tanpa pemberian VCO da tanpa latihan aktifitas fisik pada mahasiswa Tentara.

1.4 Kerangka teori

Aktifitas fisik maksimal dapat memicu terjadinya ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan system pertahanan tubuh yang dikenal sebagai stress oksidatif. Selama aktifitas fisik maksimal, konsumsi oksigen seluruh tubuh meningkat sampai 20 kali, sedangkan konsumsi oksigen pada serabut otot diperkirakan meningkat 100 kali lipat disbanding pada waktu istirahat. Peningkatan konsumsi oksigen ini berakibat meningkatnya produksi radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel. Stress oksidatif dapat berakibat pada latihan intensitas tinggi akan menyebabkan penggunaan sejumlah besar glukosa dan peningkatan jumlah leukosit. Sebagai akibatnya adalah terjadi peningkatan penggunaan glukosa darah dan mnghasilkan sejumlah besar asam laktat. Peningkatan leukosit merupakan respon protektif trhadap stress seperti invasi mikroba, latihan yang berat, anastesi dan pembedahan.Virgins Coconut Oil (VCO) merupakan produk olahan kelapa yang dikenal secara empiris oleh masyarakat sebagai obat, dapat mengobati berbagai macam penyakit karena bermanfaat sebagai antibakteria dan antioksidan, sehinga produk olahan kelapa ini memiliki nilai jual yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan minyak goreng kelapa.

Aktifitas fisik

Peningkatan energy melalui glilolisis anaerobik

Peningkatan ambilan oksigen pada sel otot yang aktif

Terbentuknya asam laktat, tidak memerlukan O2, hanya glukosa sebagai sumber energi

Peningkatan sel otot yang aktif

Peningkatan pembentukan radikal bebas

Peningkatan glukosa darah

Peningkatan jumlah leukosit