BA Uang Muka.docx

download BA Uang Muka.docx

of 3

Transcript of BA Uang Muka.docx

BERBICARAmengenai ketentuan pembuatan faktur pajak memang selalu menarik. Bukan hanya karena peraturannya yang agak rigid, tetapi permasalahan yang timbul juga kadang sangat kompleks. Pada tulisan kali ini saya akan membahas mengenai cara memproporsikan uang muka terhadap pembayaran termin dalam halpenyerahan BKP dan/atau JKP dilakukan secara bertahap.Saat Pembuatan Faktur PajakKetentuan-ketentuan mengenai kapan faktur pajak harus dibuat diatur di ketentuan-ketentuan berikut ini:1) Pasal 13 ayat (1a) UU No PPN 19842) Batang tubuh dan penjelasan Pasal 19 ayat (1) PP No 1 tahun 20123) Pasal 2 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan nomor 151/PMK.03/20134) Pasal 2 ayat (1) Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-24/PJ/2012 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PER-17/PJ/20145) Pasal 3 Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-16/PJ/2014Secara prinsip, faktur pajak harus dibuat pada saat terutangnya PPN dan/atau PPn BM. Sehingga berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, Faktur Pajak harus dibuat pada:1) Saat penyerahan BKP dan/atau JKP2) Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP dan/atau JKP3) Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan;4) Saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah sebagai Pemungut PPN; atau5) Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri KeuanganApabila kita perhatikan, saat pembuatan faktur pajak salah satunya adalah saat penerimaan uang muka dan saat diterimanya pembayaran termin. Sementara itu, pada saat menerima pembayaran termin, PKP harus mengurangkan penerimaan uang muka tersebut terhadap pembayaran termin yang diterima untuk mengetahui jumlah DPP-nya. Dalam hal peruntukan uang muka tersebut tidak tegas disebutkan sebagai pengurang DPP untuk pembayaran termin yang keberapa, maka uang muka tersebut harus dibagi secara proporsional terhadap pembayaran termin yang terjadi. Berikut diberikan ilustrasinya:PT Wijaya Karyanyata merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Pada tanggal 1 Januari 2014 PT Wijaya Karyanyata menandatangani kontrak dengan PT Mukti Prima untuk mendirikan gedung kantor milik PT Mukti Prima yang berlokasi di daerah Jakarta Pusat. Nilai kontrak diketahui sebesar Rp2 miliar. Disebutkan dalam kontrak juga bahwa uang muka akan dibayar sebesar 20% dari nilai kontrak dan akan dibayar bersamaan dengan hari penandatanganan kontrak. Pembayaran termin yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:Termin I, Rp500.000.000,- tanggal 25 Mei 2014Termin II, Rp800.000.000,- tanggal 31 Desember 2014Termin III, Rp700.000.000,- tanggal 30 April 2015Kasus 1: Dalam hal uang muka disebutkan dengan jelas peruntukannyaMisalnya dalam kontrak tersebut disebutkan dengan jelas bahwa uang muka sebesar 20% merupakan bagian dari pembayaran Termin I. Sehingga DPP untuk setiap pembayaran terminnya dapat disajikan dalam tabel berikut:TanggalFaktur Pajak AtasNilai TerminUang MukaDPPPPN 10%

1 Januari 2014Uang Muka0,-400.000.000,-400.000.000,-40.000.000,-

25 Mei 2014Termin I500.000.000,-400.000.000,-100.000.000,-10.000.000,-

31 Desember 2014Termin II800.000.000,-0,-800.000.000,-80.000.000,-

30 April 2015Termin III700.000.000,-0,-700.000.000,-70.000.000,-

Jumlah2.000.000.000,-400.000.000,-2.000.000.000,-200.000.000,-

Kasus 2: Dalam hal uang muka tidak disebutkan dengan jelas peruntukannyaDalam hal tidak disebutkan dengan jelas dalam kontrak mengenai peruntukan uang muka tersebut, maka uang muka tersebut dapat menjadi pengurang untuk seluruh pembayaran termin, namun harus dibagi secara proporsional. Sehingga tahapan dan perhitungannya adalah sebagai berikut:1) Penerimaan Uang MukaDibuat Faktur Pajak senilai uang muka yaitu 20% x Rp2 miliar = Rp400.000.000,- sehingga PPN-nya senilai Rp40.000.000,-2) Penerimaan Pembayaran TerminPenerimaan Pembayaran Termin I Rp500.000.000,- dikurangi proporsi uang muka terhadap pembayaran termin I yang dihitung dengan formula sebagai berikut:(Pembayaran Termin yang diterima / Total nilai kontrak) x Nilai Uang MukaYaitu:(Rp500.000.000,- / Rp2.000.000.000) x Rp400.000.000,- = Rp100.000.000,-Sehingga DPP untuk penerimaan pembayaran termin I adalah:Rp500.000.000,-Rp100.000.000,- = Rp400.000.000,-Dengan perhitungan dan cara yang sama, penerimaan pembayaran termin II dan III pun dapat dihitung. Sehingga secara lengkap DPP pembuatan faktur untuk kontrak tersebut adalah disajikan dalam tabel berikut:TanggalFaktur Pajak AtasNilai TerminUang MukaDPPPPN 10%

1 Januari 2014Uang Muka0,-400.000.000,-400.000.000,-40.000.000,-

25 Mei 2014Termin I500.000.000,-100.000.000,-400.000.000,-40.000.000,-

31 Desember 2014Termin II800.000.000,-160.000.000,-640.000.000,-64.000.000,-

30 April 2015Termin III700.000.000,-140.000.000,-560.000.000,-56.000.000,-

Jumlah2.000.000.000,-2.000.000.000,-200.000.000,-

Semoga bermanfaat.