B25 PERTUMBUHAN BAYI

29
A. Pengertian Pertumbuhan Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). Pengertian pertumbuhan anak (child growth) dibatasi pada suatu proses perubahan jasmaniyah kuantitatif pada tubuh seorang anak sejak pembuahan, berupa pertambahan ukuran dan struktur tubuh jasmaninya (Satoto, 1997; Kania, 2006). Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih

description

B25 PERTUMBUHAN BAYI

Transcript of B25 PERTUMBUHAN BAYI

Page 1: B25 PERTUMBUHAN BAYI

A. Pengertian Pertumbuhan

Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda

tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan

ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu.

Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat

(gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan

metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). Pengertian pertumbuhan

anak (child growth) dibatasi pada suatu proses perubahan jasmaniyah

kuantitatif pada tubuh seorang anak sejak pembuahan, berupa pertambahan

ukuran dan struktur tubuh jasmaninya (Satoto, 1997; Kania, 2006).

Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya

proses diferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

(Soetjiningsih, 1998; Tanuwijaya, 2003 dalam Chamidah, 2008).

Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran,

perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru.

Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di

setiap kelompok umur dan masing-masing organ juga mempunyai pola

pertumbuhan yang berbeda (Chamidah, 2008).

Page 2: B25 PERTUMBUHAN BAYI

Bertumpu pada berbagai kajian yang ada, Margen (1984) menjelaskan

rentang teori-teori pertumbuhan anak. Dalam penjelasan tersebut ia

mengemukakan bahwa setidak-tidaknya ada dua determinan utama yang saling

berintekrasi dalam mempengaruhi pertumbuhan anak, ialah faktor bawaan

(genetic factor atau nature) dan faktor lingkungan (environmental factors atau

nurture). Faktor bawaan mengacu pada faktor statik yang menyertai anak sejak

pembuahan, sedang faktor lingkungan lebih banyak terfokus pada kecukupan gizi

dan kesehatan anak (Satoto, 1997). Teori-teori pertumbuhan pada hakekatnya

adalah upaya untuk menjelaskan paradigma hubungan interaktif antara kcdua

determinan terscbut. Secara garis besar, ia memilah berbagai teori pertumbuhan

anak menjadi tiga kelompok, ialah: .

1. Teori Deprivasi Pertumbuhan (Konvensional). yang mendeskripsikan

pertumbuhan sebagai suatu patokan yang pasti; seorang anak telah

mcmiliki patokan tersebut sejak lahir, yang bersifat tunggal ia akan tetap

berada pada kurva pertumbuhan tersebut selama hidupnya; dan ia akan

'jatuh' ke keadaan terganggu hanya manakala faktor lingkungannya tidak

mendukung.

2. Teori Homeostatik Pertumbuhan, yang menjelaskan bahwa faktor genetik

berperan dalam memberikan 'ruang pertumbuhan potensial', suatu kawasan

berspektrum luas. Faktor lingkungan membentuk kurva pertumbuhan

dalam kawasan tersebut. dikontrol oleh mekanisme homeostatik.

3. Teori Potensi Pertumbuhan Optimal, yang mendeskripsikan bahwa faktor

genetik menyediakan batas atas kurva pertumbuhan, yang apabila faktor

Page 3: B25 PERTUMBUHAN BAYI

lingkungan seorang anak mendukung pertumbuhannya, titik maksimal

pertumbuhannya akan tercapai; sebaliknya kelemahan faktor lingkungan

dapat menyebabkan tidak tercapainya kurva pertumbuhan maksimalnya.

Menurut Soetjiningsih (1995), tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh

dua faktor utama, yaitu :

a. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir

proses tumbuh kembang anak. Didalam sel telur yang telah dibuahi terjadi

instruksi genetik yang dapat menentukan kualitas dan kuantitas

pertumbuhan yang ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan,

derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan

berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetik yang bermutu diharapkan

dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil

akhir yang optimal.Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering

karena faktor genetik ini, sedang di negara berkembang, gangguan

pertumbuhan dapat diakibatkan oleh faktor genetik dan lingkungan yang

kurang memadai guna tumbuh kembang anak secara optimal.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau

tidaknya potensi bawaan. Lingkungan tumbuh bagi anak yang cukup

memadai memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan

lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini

Page 4: B25 PERTUMBUHAN BAYI

merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi

individu setiap hari mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

Secara garis besar, faktor lingkungan dibagi atas dua, yakni :

a) Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam

kandungan (faktor pranatal)

b) Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah

lahir (faktor postnatal)

Dalam tumbuh kembangnya, anak membutuhkan 3 kebutuhan dasar,

yaitu :

a) Kebutuhan Fisik Biomedis (ASUH) meliputi pangan, perawatan

kesehatan dasar, pemukiman yang layak, higiene perorangan dan sanitasi

lingkungan, sandang, kesegaran jasmani, rekreasi, dan lain – lain.

b) Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)

c) Kebutuhan stimulasi mental (ASAH) meliputi perkembangan mental

psikososial, kecerdasan, keteram-pilan, kemandirian, kreativitas, agama,

kepribadian, moral - etika, produktivitas, dan lain-lain.

Ketiga kebutuhan dasar tersebut ditentukan oleh keadaan lingkungan

yaitu lingkungan mikro (ibu), lingkungan mini (keluarga), lingkungan meso

(luar rumah) dan lingkungan makro (kebijakan).

Selain faktror genetik, faktor internal lainnya yang juga berpengaruh

terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, ,

dan kelainan kromosom. Anak yang terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya

Page 5: B25 PERTUMBUHAN BAYI

ras Eropa mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang daripada ras

Mongol. Wanita lebih cepat dewasa dibanding laki-laki. Pada masa pubertas

wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki, kemudian setelah

melewati masa pubertas sebalinya laki-laki akan tumbuh lebih cepat.

Adanya suatu kelainan genetik dan kromosom dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang terlihat pada anak yang

menderita Sindroma Down. Selain faktor internal, faktor

eksternal/lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

anak. Contoh faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak adalah gizi, stimulasi, psikologis, dan sosial

ekonomi.

Faktor herediter merupakan factor yang dapat diturunkan sebagai

dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak, factor herditer meliputi factor

bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku bangsa. Pertumbuhan dan

perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir akan

cenderung cepat dibandingkan dengan anak perempuan serta akan bertahan

sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki atau anak perempuan akan

mengalami pertumbuhan yang lebih cpat ketika mereka mencapai masa

pubertas. (Alimul, 2008 dalam Suparyanto, 2010).

Faktor lingkungan dibagi menjadi 2 yaitu pranatal (Gizi waktu hamil,

hormonal dan toksin), sedangkan faktor lingkungan postnatal meliputi

budaya lingkungan, status sosial ekonomi (anak dengan keluarga yang

memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya pemenuhan gizinya cukup baik),

Page 6: B25 PERTUMBUHAN BAYI

nutrisi, iklim dan cuaca, olahraga atau latihan fisik dan faktor hormonal

(Suparyanto, 2010).

Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses

tumbuh kembang anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat gizi yang

terdapat dalam darah ibu. Setelah lahir, anak tergantung pada tersedianya

bahan makanan dan kemampuan saluran cerna. Hasil penelitian tentang

pertumbuhan anak Indonesia (Sunawang (2002) dalam Chamidah, 2008)

menunjukkan bahwa kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada usia

6-18 bulan. Penyebab gagal tumbuh tersebut adalah keadaan gizi ibu selama

hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi.

Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan

perkembangan anak adalah faktor sosial ekonomi. Kemiskinan selalu

berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek,

serta kurangnya pengetahuan. (Tanuwijaya, 2003).

B. Instrumen/penilaian pertumbuhan

Penilaian pertumbuhan anak mencakup penimbangan berat badan dan

pengukuran panjang atau tinggi badan dan dibandingkan dengan standar

pertumbuhan. Tujuan penilaian pertumbuhan adalah menentukan apakah anak

tumbuh secara normal atau mempunyai masalah pertumbuhan atau ada

kecenderungan masalah pertumbuhan yang perlu ditangani.

Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini

mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan

yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan

Page 7: B25 PERTUMBUHAN BAYI

tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita,

yang disebut juga anak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui

penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan,

stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang

jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang.

Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian

menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatan dan keakuratan

penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan

dalam kurun waktu tertentu untuk menilai kecepatan pertumbuhan.

Parameter ukuran antropometrik yang dipakai dalam penilaian

pertumbuhan fisik adalah tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lipatan

kulit, lingkar lengan atas, panjang lengan, proporsi tubuh, dan panjang tungkai.

Menurut Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (Tim Dirjen

Pembinaan Kesmas, 1997) dan Narendra (2003) macam-macam penilaian

pertumbuhan fisik yang dapat digunakan adalah:

1. Pengukuran Berat badan (BB)

Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau

pertumbuhan dan keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan

dicatat dalam Kartu Menuju Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat

dilihat grafik pertumbuhannya dan dilakukan interfensi jika terjadi

penyimpangan. Pada bayi, pengukuran berat badan dengan menggunakan

baby scale. Namun jika tidak ada, berat badan bayi dapat diketahui dengan

Page 8: B25 PERTUMBUHAN BAYI

cara menimbang bayi bersama dengan ibunya, kemudian hasilnya

dikurangi dengan berat badan ibunya.

Prosedur penimbangan bayi yaitu:

a. Letakkan timbangan di tempat yang rata dan datar

b. Pastikan jarum timbangan menunjuk angka nol

c. Timbang bayi telanjang, anak yang lebih besar dengan pakaian minimal

d. Baca dan catat berat badan sesuai dengan angka yang ditunjuk oleh

jarum timbangan

2. Pengukuran Panjang Badan/tinggi badan

Mengukur panjang atau tinggi anak tergantung dari umur dan

kemampuan anak untuk berdiri. Mengukur panjang dilakukan dengan cara

anak telentang. Sedangkan mengukur tinggi anak berdiri tegak.

a. Anak berumur kurang dari 2 tahun, pengukuran dilakukan dengan

telentang

b. Anak berusia 2 tahun atau lebih dan anak sudah mampu berdiri,

pengukuran dilakukan dengan berdiri tegak

Pada penelitian MGRS/WHO 2005, tinggi badan lebih pendek

sekitar 0,7 cm dibandingkan dengan panjang badan. Perbedaan ini telah

dipertimbangkan dalam menyusun standar pertumbuhan oleh WHO yang

digunakan dalam membuat grafik di Buku Grafik Pertumbuhan Anak.

Oleh karena itu, penting untuk mengkoreksi hasil bila pengukuran tidak

dilakukan dengan cara yang sesuai untuk kelompok umur.

Page 9: B25 PERTUMBUHAN BAYI

a. Jika seorang anak berumur kurang dari 2 tahun diukur tingginya

(berdiri) maka ditambahkan 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi

panjang badan

b. Jika seorang anak berumur 2 tahun atau lebih dan dan diukur

panjangnya (telentang) maka dikurangi 0,7 cm untuk mengkonversi

menjadi tinggi badan.

Peralatan yang diperlukan untuk mengukur panjang badan adalah

papan ukur panjang badan (infantometer). papan ukur panjang badan yang

harus ditempatkan di atas permukaan yang rata, misalnya di meja. Berikut

gambar pengukuran panjang badan anak.

Gambar 3. Pengukuran panjang badan

Hal yang perlu di ingat dalam mengukur pajang anak yaitu pastikan

sepatu anak, kaus kaki, dan hiasan rambut sudah dilepas. Jika bayi diukur

telanjang, alasi papan pengukur dengan menggunakan kain kering untuk

menghindari cedera. Jika ruang tempat pengukuran dalam keadaan dingin

maka selimuti anak agar tetap hangat sambil menunggu pengukuran.

Dalam pengukuran panjang atau tinggi anak, ibu harus membantu proses

pengukuran dengan tujuan untuk menenangkan serta menghibur anak

Page 10: B25 PERTUMBUHAN BAYI

3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA)

PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan

tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan

pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga

terhambat. Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal dengan

mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai standar.

Tabel 1. Berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala berdasarkan kurva WHO 2005 untuk anak laki-laki

Usia Berat Tinggi Lingkar Kepala

1 bulan 3.3-6.0 kg 51.0-57.5 cm 34.5-39 cm

2 bulan 4.3-7.2 kg 54.5-62.5 cm 36-41 cm

3 bulan 5.1-8.0 kg 57.5-65.0 cm 37-43 cm

4 bulan 5.7-8.6 kg 60.0-68.0 cm 38.5-44 cm

5 bulan 6.0-9.2 kg 62.0-70.0 cm 40-45 cm

6 bulan 6.4-9.7 kg 63.5-72.5 cm 40.5-46 cm

7 bulan 6.8-10.2 kg 65.0-73.5 cm 41-47 cm

8 bulan 7.0-10.6 kg 66.5-75.0 cm 42-48 cm

9 bulan 7.2-10.6 kg 68.0-76.0 cm 42.5-48.5 cm

10 bulan 7.4-11.3 kg 69.0-78.0 cm 43-49 cm

11 bulan 7.6-11.6 kg 70.0-79.0 cm 43.5-49.5 cm

12 bulan 7.8-11.8 kg 71.0-80.5 cm 45-50.5 cm

15 bulan 8.4-12.7 kg 74.5-84.0 cm 45-50.5 cm

18 bulan 8.9-13.5 kg 77.3-88.5 cm 45.5-51.5 cm

2 tahun 9.9-15.0 kg 81.5-93.0 cm 46-52 cm

2.5 tahun 10.7-16.7 kg 85.5-98.0 cm 47-52.5 cm

3 tahun 11.4-18.0 kg 89.0-103.0 cm 48-53 cm

Page 11: B25 PERTUMBUHAN BAYI

3.5 tahun 12.2-19.5 kg 97.5-107.0 cm 48-53 cm

4 tahun 12.9-20.9 kg 95.5-111.0 cm 48-53 cm

4.5 tahun 13.6-22.3 kg 98.0-114.0 cm 48.5-53 cm

5 tahun 14.3-23.8 kg 101.0-119.0 cm 48.5-53.5 cm

Tabel 2. Berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala berdasarkan kurva WHO 2005 untuk anak perempuan

Usia Berat Tinggi Lingkar Kepala

1 bulan 3.2-5.6 kg 50.0-58.0 cm 33-39 cm

2 bulan 4.0-6.6 kg 53.0-61.5 cm 35-40 cm

3 bulan 4.6-7.5 kg 56.0-64.0 cm 36-42 cm

4 bulan 5.1-8.2 kg 58.0-66.5 cm 37.5-43 cm

5 bulan 5.5-8.2 kg 62.0-70.0 cm 39-44 cm

6 bulan 5.8-9.2 kg 61.5-70.0 cm 39.5-45 cm

7 bulan 6.1-9.6 kg 63.0-72.0 cm 40-46 cm

8 bulan 6.3-10.0 kg 64.5-73.5 cm 41-46.5 cm

9 bulan 6.5-10.4 kg 65.5-75.0 cm 41.5-47 cm

10 bulan 6.8-10.8 kg 67.0-76.5 cm 42-47.5 cm

11 bulan 7.0-11.0 kg 68.0-78.0 cm 42.5-48 cm

12 bulan 7.2-11.3 kg 69.0-79.0 cm 43-48.5 cm

15 bulan 7.6-12.2 kg 72.0-83.0 cm 44-49.5 cm

18 bulan 8.2-13.0 kg 75.0-86.0 cm 44.5-50 cm

2 tahun 9.2-14.6 kg 80.0-92.0 cm 45-50.5 cm

2.5 tahun 10.1-16.3 kg 84.0-97.0 cm 45.5-51 cm

3 tahun 11.0-17.8 kg 88.0-102.0 cm 46-51.5 cm

3.5 tahun 11.8-19.5 kg 91.5-107.0 cm 46.5-52 cm

4 tahun 12.5-21.1 kg 94.5-111.0 cm 47-52.6 cm

4.5 tahun 13.2-22.8 kg 97.5-115.0 cm 47.5-53 cm

5 tahun 14.0-24.3 kg 100.5-119.0 cm 47.5-53 cm

Sumber : Anonim, 2010

Page 12: B25 PERTUMBUHAN BAYI

Selain parameter tersebut di atas, untuk menilai pertumbuhan anak

dibutuhkan pula KMS (Kartu Menuju Sehat), yaitu kartu yang memuat

data serta grafik pertumbuhan anak serta indikator perkembangan yang

bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap

bulannya dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun (Nursalam, 2005).

Adapun fungsi/manfaat KMS yaitu (Permenkes, 2010) :

1. Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan

grafik pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk menentukan

seorang anak tumbuh normal atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila

grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya

anak tumbuh normal, kecil resiko anak mengalami gangguan

pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai dengan

grafik pertumbuhan, anak kemungkinan beresiko mengalami gangguan

pertumbuhan.

2. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat  riwayat

pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat badan anak, pemberian

kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan dan imunisasi.

3. Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar

perawatan anak seperti pemberian makanan anak, perawatan anak bila

diare

Untuk pemantauan pertumbuhan balita di masyarakat telah dikembangkan

Kartu Menuju Sehat (KMS) balita laki-laki dan perempuan berdasarkan standar

pertumbuhan WHO 2005. rujukan pertumbuhan dikembangkan menggunakan data

Page 13: B25 PERTUMBUHAN BAYI

dari satu negara dengan mengukur contoh anak-anak yang dianggap sehat, tanpa

memperhatikan cara hidup dan lingkungan mereka. WHO Multicentre Growth

Reference Study (MGRS)3 telah dirancang untuk menyediakan data yang

menggambarkan bagaimana anak-anak harus tumbuh, dengan cara memasukkan

kriteria tertentu (misalnya: menyusui, pemeriksaan kesehatan, dan tidak merokok).

MGRS menghasilkan standar pertumbuhan yang bersifat preskriptif (bagaimana

anak seharusnya tumbuh optimal), berbeda dengan acuan/rujukan (reference)

sebelumnya yang bersifat deskriptif (gambaran bagaimana anak tumbuh). Pada

KMS baru telah dirancang ulang untuk anak Indonesia yang dibedakan menurut

jenis kelamin, dicantumkan 12 tahapan perkembangan motorik berdasarkan

kesepakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

C. Istilah dalam pertumbuhan

Istilah-istilah yang sering digunakan dalam menilai pertumbuhan bayi

antara lain :

1. Growth Spurts

Yaitu berubahnya pola tidur dan pola menyusui bayi akibat adanya

perkembangan yang signifikan baik pada jasmani, otak maupun pada

gerakan motoriknya seperti akan mulai membalik (tengkurap), merangkak,

berjalan dll. Biasanya terjadi ketika bayi berusia 10-13 hari, 2-3 minggu, 4-

6 minggu, 3 bulan, 4 bulan,6 bulan dan 9 bulan (Sutanto, 2009).

2. Plateu

Yaitu masa tidak terjadi pertumbuhan/perkembangan. Masa ini dimulai

sejak bayi lahir sampai berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Ciri2 yg penting :

Page 14: B25 PERTUMBUHAN BAYI

a. Periode ini merupakan masa perkembangan tersingkat dari seluruh

periode perkembangan

b. Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan

hidup/perkembangan janin

c. Ditandai dengan terhentinya perkembangan

d. Di akhir periode ini bila bayi selamat maka merupakan awal

perkembangan lebih lanjut

3. Gagal Tumbuh

Yaitu kegagalan mencapai pertambahan massa tubuh atau gagal mencapai

berat normal/pertumbuhan fisik dibawah sebayanya. Merupakan suatu

kondisi dimana pertumbuhan tidak berjalan sesuai dengan bertambahnya

usia; bisa disebabkan oleh banyak faktor.antara lain :

a. Non organik (terdapat masalah dalam asupan makanan namun tidak ada

penyakit atau kondisi medis yang mendasari terjadinya gagal tumbuh

ini):

a. Asupan makanan dibatasi

b. Cara pemberian makan yang kurang/tidak tepat

c. Kurang perhatian terhadap makanan anak

d. Neglected (anak terabaikan)

e. Kemiskinan

b. Organik (ada penyakit atau kondisi medis yang mendasari)

a. Kelainan fungsi ginjal

b. Kelainan hormonal (endokrin)

Page 15: B25 PERTUMBUHAN BAYI

c. Kelainan metabolisme

d. Kelainan pencernaan (fibrosis kistik)

e. Kelainan kromosom

f. Gastroesphageal reflux disease

g. Tuberkulosis

c. Mixed: gagal tumbuh akibat malnutrisi dan juga akibat adanya gangguan

medis yang kronis

D. Evaluasi pertumbuhan

Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil

penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil

penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan

sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk

grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu

naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Grafik pertumbuhan

dalam KMS terdiri dari garis merah, pita warna kuning, hijau tua dan hijau

muda. (Depkes RI, 2000).

1. Balita tidak naik berat badannya bila :

a. Garis pertumbuhannya turun, atau

b. Garis pertumbuhannya mendatar, atau

Page 16: B25 PERTUMBUHAN BAYI

c. Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya

d. Atau kenaikan berat badan kurang dari kenaikan berat badan minimal

(KBM)

2. Balita naik berat badannya bila:

a. Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna

b. Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna atasnya

c. Kenaikan berat badan sama dengan kenaikan berat badan minimal atau

lebih (KBM)

3. Berat badan balita di bawah garis merah artinya balita mengalami gangguan

pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk

ke puskesmas/rumah sakit

4. Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita

mengalami gangguan pertumbuhan sehingga harus dirujuk ke

puskesmas/rumah sakit

Interpretasi pertumbuhan :

1. Pertumbuhan yang diharapkan pada anak dengan statu awal  Berat Badan

Idealnya baik (normal) dengan Tinggi Badanya Normal, akan terlihat

proporsi (keseimbangan) berat badan dan tinggi badanya normal, maka

pola pertumbuhan berat badan pada anak akan terlihat pada  grafik

pertumbuhan adalah  standar seperti terlihat pada gambar

2. Pertumbuhan yang diharapkan pada anak dengan status Berat Badan

awalnya  Kurang dan Tinggi Badannya Pendek, akan terlihat proporsi

Page 17: B25 PERTUMBUHAN BAYI

(keseimbangan) Berat Badan dan Tinggi adalah  Normal,  maka pola

pertumbuhan anak  pada KMS  akan berada dibawah standar, pola

tersebutlah yang diharapkan, karena  jika mengikuti Pola Pertumbuhan

Standar, anak akan terlihat  kegemukan (obesitas). Seperti terlihat pada

gambar

3. Jika pertumbuhan pada anak dengan status awal Berat Badannya Kurang,

sedangkan Tinggi Badannya normal, akan terlihat proporsi (keseimbangan)

Berat Badan dan Tinggi Badan anak adalah kurus, maka pola pertumbuhan

anak yang diharapkan  adalah harus berada pada pola standar. Jadi anak

harus terus dinaikan berat badannya  sampai berada pada pola standar,

tetapi  pola ini tidak boleh dipaksakan bila anak tersebut sejak awal

memang sudah mempunyai Tinggi Badan  Pendek.

Pada kasus di atas terlihat bahwa berat badan anak tidak naik, anak

mengalami gizi kurang (BB/U -2 SD) dan pendek (PB/U -3 SD). Sehingga

perlu mewancarai dan mengidentifikasi penyebab masalahnya.

Banyak faktor sosial dan lingkungan yang bisa mempengaruhi pemberian

makanan, pola asuh dan pertumbuhan anak. Maka sangat perlu untuk

menentukan penyebab timbulnya masalah pada anak sebelum memberikan

konseling. Misalnya, seorang anak kurus karena keluarganya kekurangan

bahan makan, sehingga tidak akan menolong jika menasihati ibu untuk

memberi makan anak lebih sering.

E. Tahap-tahap pertumbuhan Bayi

Page 18: B25 PERTUMBUHAN BAYI

Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan, dan

berkesinambungan dimulai sejak pembuahan sampai dewasa. Walaupun

terdapat variasi, namun setiap anak akan melewati suatu pola tertentu.

Tanuwijaya (2003) memaparkan tentang tahapan tumbuh kembang anak yang

terbagi menjadi dua, yaitu masa pranatal dan masa postnatal. Setiap masa

tersebut memiliki ciri khas dan perbedaan dalam anatomi, fisiologi, biokimia,

dan karakternya. Tahap-tahap pertumbuhan pada bayi dibagi menjadi 2 tahap

yaitu :

1. Masa neonatal (0-28 hari)

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terJadi perubahan

sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh lainnya

2. Masa Bayi (1-12 bulan)

Pertumbuhan yang sangat pesat dan proses pematangan berlangsung secara

kontinyu, terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Tahapan tumbuh kembang pada anak. Online. www.inspirasi sehat.com

Chamidah, AN. 2008. Deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Depkes, RI. (2000). Referensi Kesehatan. http://creasoft.wordpress.com. Diakses pada tanggal 14 juni 2010

Kania, N. 2006. Stimulasi tumbuh kembang anak untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Disampaikan pada seminar “Stimulasi Tumbuh Kembang Anak” Bandung, 11 Maret 2006.

Nursalam. (2005). Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba Medika

Page 19: B25 PERTUMBUHAN BAYI

Satoto, 1997. Fitrah dan Tumbuh kembang anak. Dibawakan pada pidato pengukuhan guru besar ilmu gizi Universitas Diponegoro. Semarang

Soetjiningsih.Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC; 1995

Suparyanto, 2010. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita melalui KMS. Online.www.suparyanto.blogspot.com

Sutanto,M. 2009. Bayi sering menangis- apakah ini tandanya ASI tidak cukup?. Online www, aimi-asi.org

Syamsir. 2010. Monitoring pertumbuhan anak sejak bayi sering diabaikan. Online. www.

Tanuwijaya, S. 2003. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta: EGC

WHO. Modul Pelatihan penilaian pertumbuhan anak D. Koseling pertumbuhan dan pemberian makan.

WHO. Modul Pelatihan penilaian pertumbuhan anak B. Mengukur pertumbuhan anak