B12M2

3
ΟΔΗΓΙΕΣ ΚΕΕ

description

B12M2

Transcript of B12M2

acerone

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar BelakangPertumbuhan dan perkembangan orocraniofasial terdiri dari pertumbuhan dan perkembangan cranial base, cranial vault, lidah, maksila, palatum, nasal cavity dan nasal septum. Apabila dalam proses pertumbuhan dan perkembangan orocraniofasial ini mengalami gangguan maka akan menyebab kelainan baik pada gigi maupun pada palatum dan bibir.

Tujuan

Setelah melewati modul ini mahasiswa di harapkan mengetahui dan dapat menjelaskan :

Pembentukan, pertumbuhan dan perkembangan dari :Cranial baseCranial vaultLidahMaksilaPalatumNasal cavity dan nasal septumManfaat

Agar mahasiswa dapat mengetahui peran pertumbuhan dan perkembangan orocraniofasial dalam bidang kedokteran gigi serta mahasiswa dapat menggunakan ilmu yang didapat sebagai bekal untuk mempelajari ilmu yang nanti akan dipelajari di blok-blok selanjutnya.

BAB 2

ISI DAN PEMBAHASAN2.1 SKENARIO

Aduh... Kenapa Bayiku ..... ??

Seorang ibu muda wati berumur 19 tahun membawa bayinya yang baru berusia 5 hari hari ke puskesmas karang melati. Ibu wati melahirkan dirumah dengan bidan desa ia mengetahui bayinya susah minum / mengisap dan sering keluar air susu dari hidungnya, ia semakin khawatir bayinya sering menangis malas menyusu, karena ada celah di palatumnya (Palatoschizis) sehingga langit-langitnya berlubang. Bila menyusu air susunya banyak yang tumpah dan sering tersedak. Bayinya semakin kurus dan sakit-sakitan. Ia mengakui dulu jarang memeriksakan Kehamilannya ke puskesmas dan bidan desa, karena keterbatasan biaya. Suaminya hanya seorang buruh bangunan dan dia sendiri tidak bekerja. Menurut dokkter puskesmas yang memeriksa, bayinya diduga menderita kelainan bawaan. Hal ini disebabkan karena terjadinya kelainan pertumbuhan dan perkembangan oromaksilofasial biasanya kemungkinan kelainan dapat terjadi pada pertumbuhan perkembangan cranial vault, cranial base, nasal cavity, nasal septum, lidah maksila dan palatum. Apabila kelainan yang terjadi pada daerah palatum disebut dengan palatoschizis, yaitu palatum yang terbuka karena ada kelainan pertumbuhan dan perkembangan, ia dianjurkan untuk dapat memeriksakan kembali bayinya ke drg. Spesialis anak.2.2 STEP 1

Identifikasi kata/kalimat yang asing dan sulit :

PalatoschizisKelainan bawaan pada orocraniofasial yang terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan prenatal yang disebabkan tidak menyatunya palatum secara sempurna dan mengakibatkan celah pada palatum.

OromaksilofasialRegio yang mencakup rongga mulut (oral), maksilla dan wajah (fasial)

Cranial VaultBagian cranium yang membentuk tutup kepala dan menutupi otak

Cranial BaseBagian Inferior atau dasar dari tulang tengkorak yang memanjang dari foramen caecum di anterior sampai pada tulang occipital.

SeptumDinding atau sekat pemisah diantara dua rongga hidung.

Nasal CavityRongga hidung yang merupakan dua buah lubang yang dipisahkan oleh septum nasi.

Bayi KurusBayi dengan berat badan rendah dan dengan fisik yang terlihat mengecil disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi

Bayi Sakit-sakitanBayi yang mempunyai daya tahan tubuh (imun) yang rendah sehingga mudah terserang penyakit, biasanya disebabkan karena kurangnya asupan nutrisi dan vitamin.

Puskesmas

Pusat kesehatan masyarakat yang terletak dalam suatu wilayah, misalnya di kelurahan atau kecamatan yang memberikan pelayanan kesehatan diwilayah tersebut.

2.3 STEP 2

Identifikasi MasalahBagaimana pertumbuhan dan perkembangan Oromaksilofasial (cranial base, cranial vault, palatum, septum nasal, palatum dan maksila) ?Apa penyebab dan faktor terjadinya palatoschizis ?Mengapa palatoschizis dapat menyebabkan bayi kurus dan sakit-sakitan ?Bagaimana mekanisme menghisap pada bayi ?2.4 STEP 3 Analisis MasalahPertumbuhan dan Perkembangan Oromaksilofasial

Sistem rangka manusia terbentuk dari tiga sel inti mesoderm paraksial, lempeng lateral dan krista neuralis. Mesoderm paraksial akan membentuk sederet balok-balok bersegmen pada masing-masing tuba neuralis, yang nanti akan menjadi somik di daerah occipital dan somiktomer di daerah kepala, somik akan berdiferensisasi menjadi suatu bagian ventromedia (skelorotom) dan satu bagian dorsolateral (defmomyotom).

Pada minggu ke 4 sel-sel tadi akan berubah menjadi polimorf serta membentuk jaringan-jaringan yang terjalin longgar disebut mesenkim sel-sel mesenkim ini yang akan menjadi fibroblast, kondroblast dan osteoblast.

Ada 2 macam pembentukan tulang manusia (Osifikasi) :

Intramembranous / Mmbranosa, merupakan osifikasi dimana mesenkim akan langsung berdiferensiasi menjadi tulang

Endokondral, merupakan osifikasi dimana sel mesenkim mula-mula membentuk kartilago hyalin terlebih dahulu dan kemudian berdiferensiasi menjadi tulang.

Cranial Base

Cranial Base terdiri dari Os.Occipital, Os.Frontalis, Os.Sphenoid, Os.Ethmoid, dan Os.Temporal. Cranial base dapat dibagi menjadi 2 bagian, (1) Bagian anterior, yang pertumbuhannya dimulai dari sella tursika hingga nasion, terdiri dari Os. Frontal, Os.Ethmoid dan Os.Sphenoid. (2) Bagian posterior, pertumbuhan dimulai dari basis occipital hingga sella tursika, teridiri dari Os.Temporal, Os.Occipital dan Os.Sphenoid.

Os.Occipital, memiliki 7 pusat osifikasi dengan type osifikasi intramembranosa dan endokondral yang pertumbuhannya dimulai pada minggu ke 8 hingga minggu ke 12.

Os.Temporal, memiliki 11 pusat osifikasi dengan type osifikasi intramembranosa dan endokondral yang pertumbuhannya dimulai dari minggu ke 8 hingga minggu ke 36.

Os.Ethmoid, memiliki 3 pusat osifikasi dengan type osifikasi endokondral yang pertumbuhannya dimulai dari minggu ke 16 hingga minggu ke 36.

Os.Sphenoid, memiliki 15 pusat osifikasi dengan type osifikasi intramembranosa dan endokondral yang pertumbuhannya dimulai dari minggu 8 hingga minggu ke 20.

Cranial Vault

Cranial Vault terdiri dari 6 tulang pipih, Os.Frontal, sepasang Os.Parietal, sepasang Os.Temporal dan Os.Occipital. Cranial vault terbentuk dari osifikasi intramembranosa yang berasal dari krista neuralis yang akan membentuk tulang pipih, sehingga terbentuk tulang-tulang yang berbentuk seperti jarum dengan arah pertumbuhan ke samping dan kemudian akan menyatu dengan tulang-tulang pipih lainnya, tetapi tulang-tulang ini tidak akan langsung menyatu dengan sempurna agar otak di dalam tulang tengkorak dapat berkembang, sehingga terbentuklah sutura.

Palatum

Palatum terbentuk dari 2 struktur embrionik yang terpisah : Primary palate dan Secondary palate. Perkembangan palatum dimulai pada minggu ke-5 pada periode embrionik dan berakhir pada minggu ke-12 pada periode fetal.

Perkembangan Primary Palate

Selama minggu ke-5 periode prenatal, terbentuklah intermaxillary segment yang merupakan fusi dari 2 tulang medial nasal. yang berkembang ke arah medial dan caudal membentuk Palatum primer, septum nasi dan premaxilla yang merupakan 1/3 bagian anterior dari keseluruhan platum.

Perkembangan Secondary palate Selama minggu ke-6 periode prenatal, bilateral maxillary processes membentuk kedua palatal shelves. Kedua palatal shelves tersebut akan memanjang ke arah satu sama lain dan berdusi membentuk secondary palatal. Secondary palate ini membentuk 2/3 bagian posterior dari palatum durum, palatum mole, dan uvula. Median palatine suture pada orang dewasa adalah bukti penggabungan kedua palatal shelves ini.Septum Nasi

Septum nasi terbentuk pada minggu ke 4 hingga 5. Pada awalnya terbentuk tonjolan frontonasal procces yang kemudian terbentuk dua buah penebalan yang disebut dengan nasal placode yang akan berkembang menjadi nasal pit yang kemudian akan menjadi nasal cavity. Di sekitar nasal placode akan terbentuk dua buah tonjolan berbentuk bulan sabit di lateral yang disebut dengan lateral nasal procces yang akan berkembang menjadi cuping hidung. Dua buah tonjolan berbentuk bulan sabit juga akan terbentuk pada bagian medial nasal placode yang disebut dengan medial nasal procces yang akan berkembang menjadi septum nasi.

Maksila

Tulang rahang atas (os maxilla) berasal dari Branchial Arch I atau pharyngeal arch pada minggu ke-4. Mula-mula hanya terbentuk tonjolan yang terletak di lateral stomatodeum dan akan menyatu membentuk maksila. Tonjolan tersebut akan menyatu/menutup lalu bagian mandibula terdorong ke belakang. Pharyngeal arch I ini mempunya 2 tonjolan yang akan menutup dari samping disebut maksila sedangkan yang menutup dari bawah disebut mandibula. Pusat ossifikasi terletak pasda percabangan N. infra orbitalis menjadi N. alveolaris superior anterior dan N. alveolaris superior medius. Kemudian proses ossifikasinya berlanjut mula-mula ke arah posterior membentuk Processus Zygomaticus Os. Maxillaris, kemudian ke arah Caudal membentuk Processus Alveolaris Os. Maxillaris dan ke arah medial membentuk Processus Palatinus Os. Maxillaris. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut, di bagian pusat ossifikasinya membentuk Corpus Maxillia, hingga terbentuklah Os Maxilla yang lengkap

Penyebab dan faktor terjadinya palatoschizis

Palatoschizis merupakan kelainan bawaan berupa celah pada palatum yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, faktor herditer, hormonal, usia, nutrisi, trauma, obat-obatan, infeksi dan faktor lainnya.

Bayi yang mengalami palatoschizis akan menjadi kurus dan sakit-sakitan, karena bayi akan kesusahan saat menyusu sehingga asupan nutrisi yang didapat oleh bayi akan berkurang dan akan menyebabkan daya tahan tubuh bayi menurun dan bayi akan menjadi kurus, hal ini bisa dicegah dengan penggunaan feeding plate pada saat menyusui.Refleks menghisap ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.

Mekanisme bayi menghisap di payudara berbeda dengan mekanisme bayi jika menghisap menggunakan dot atau empeng. Pada saat menghisap di payudara, terdapat koordinasi antara lidah dan gerakan rahang. Bayi akan membuka mulut lebar dan memasukkan puting dan areola ke dalam mulut. Lidah menahan puting dan areola bersamaan dengan langit-langit mulut yang membentuk dot panjang. Lidah berada dibelakang puting dan menciptakan keadaan vakum (tidak ada udara) di dalam mulut pada saat memompa susu, kemudian dilanjutkan dengan gerakan menelan. Saat bayi berhenti menghisap dan memompa, aliran susu berhenti.

Saat menyusu di botol dot, adanya gaya gravitasi bumi menyebabkan aliran susu lebih mudah didapat. Bayi tidak perlu membuka mulut lebar saat memasukkan dot. Dot tidak perlu dimasukkan jauh kedalam mulut. bayi menggunakan kedua bibirnya untuk menghisap. Lidah berada didepan dot, bergerak maju mundur menutup lubang dot yang berfungsi untuk menghentikan aliran susu saat alirannya terlalu deras. Susu tetap mengalir saat bayi menghisap ataupun tidak.

Saat bayi menyusu di payudara dengan mekanisme menghisap dari dot dapat menyebabkan puting ibu trauma, lama kelamaan aliran susu dari payudara akan terasa kurang deras. Bayi akan sulit melekat dan menghisap, pengosongan payudara tidak sempurna (dalam hal ini bisa menyebabkan payudara bengkak,mastitis ataupun abses payudara),produksi ASI berkurang,dan dapat menyebabkan penolakan bayi untuk melekat ke payudara ibu.2.5 STEP 4Kerangka Konsep

2.6STEP 5 Identifikasi sasaran belajar

Proses Pertumbuhan dan Perkembangan OrocraniofasialCranial BaseCranial VaultPalatumNasal Cavity dan Nasal septumMaksilaLidah2.7 STEP 6Belajar Mandiri

STEP 7Sintesis

CRANIAL BASE

Cranial Base terdiri dari Os.Occipital, Os.Frontalis, Os.Sphenoid, Os.Ethmoid, dan Os.Temporal. Cranial base dapat dibagi menjadi 2 bagian, (1) Bagian anterior, yang pertumbuhannya dimulai dari sella tursika hingga nasion, terdiri dari Os.Frontal, Os.Ethmoid dan Os.Sphenoid. (2) Bagian posterior, pertumbuhan dimulai dari basis occipital hingga sella tursika, teridiri dari Os.Temporal, Os.Occipital dan Os.Sphenoid. Spheno-occipital synchrondrosis

Os. Occipitalis

Os. Occipitalis memiliki pusat osifikiasi endokondral dan intramembran (ada 7) serta memiliki beberapa bagian, yaitu :

Supranukal squamous: sepasang osifikasi intramembran yang terjadi pada minggu ke 8.

Infranukal

: pusat osifikasi endokondral yang terjadi pada minggu ke-10.

Basilar di occipital: pusat osifikasi endokondral pada minggu ke-11.

Lateral foramen magnum dan posterior condilus occipital sepasang dan endokondral pada minggu ke-12.

Os. Temporalis

Os temporalis memiliki 11 pusat osifikasi

Squamous temporal, memiliki 1 pusat osifikasi intramembran yang terjadi pada minggu ke-8.

Timpanie, memiliki 4 pusat osifikasi intramembran dan terjadi pada minggu ke-12.

Petrosus temporal, memiliki 4pusat osifikasi endokondral dan terjadi pada bulan ke-5.

Petrosus styloid, memiliki 2 pusat osifikasi endokondral dan terjadi pada bulan ke-5.

Os. Ethmoidalis

Os ethmoidalis memiliki 3 pusat osifikasi endokondral pada bulan ke-4 (1 pada fossa cranial dan 2 di capsule nasal lateral).

Os. Sphenoidalis

Os sphenoidalis memiliki 2 pusat osifikasi intramembran yang terletak di ala magna dan terjadi pada minggu ke-8.

Ada satu di pterygoid medial dengan osifikasi endokondral

Ada lima di pterygoid pre-spenoid dengan osifikasi endokondral dan terjadi pada bulan ke-5.

Ada empat di pterygoid post-spenoid dengan osifikasi endokondral dan terjadi pada bulan ke-5.

CRANIAL VAULT

Cranial vault berasal dari krista neuralis, tetapi pada bagian rongga mata dan occipital berasal dari membran paraksial. Adanya osifikasi intramembranosa membentuk tulang pipih membranosa berupa spikula atau duri-duri tulang. Yang kemudian menyebar ke arah pusat osifikasi primer ke arah tepi (terbentuk pada usia 3 bulan). Tulang spikula ini akan membesar melalui aposisi lapisan-lapisan dipermukaan luar dan reabsorbsi oleh osteoklas dari bagian dalam.

Os.Frontal, muncul saat ossifikasi primer. Tulang trsebut kemudian menyatu dengan os. Nasal, tricochlear di bulan ke-7. Disini juga akan muncul sutura namun baru akan bergabung sempurna pada usia 7 tahun yang kemudian menjadi tulang tunggal.

Os. Parietal, akan bergabung pada bulan ke-4.

Os.Occipital, dibentuk oleh ossifikasi intramembran dan endokondral. Ossifikasi intramembran terjadi di sutura sedangkan ossifikasi endokondral terjadi di bagian agak kebawah dari sutura.

Os.Temporal, memiliki pusat ossifikasi yang terletak di zigomatic yang timbul saat bulan ke-3 dan membentuk tympanic kring.

Adapun sutura yang dibentuk, diantaranya adalah:

Sutura yang terlihat lebar disebut sutura frontale, ada 2 macam

Frontale anterior, sutura ini merupakan pertemuan antara 2 Os.Parietal dan Os.Frontal yang menuju pertengahan pada tahun ke-2 postnatal.

Frontale posterior, pertemuan antara 2 Os.Parietal dan Os.Occipital sutura ini akan menutup pada bulan ke-3 postnatal.

Cranial vault ini akan terus tumbuh karena adanya pertumbuhan otak yang bertambah volumenya.

PALATUM

Palatum sebagai bentuk keseluruhan dari dua primordia yang dapat diklasifikasikan sebagai palatum primer dan palatum sekunder. Pada sekitar minggu ke-6 pertumbuhan palatum primer mulai terbentuk, yang timbul dari prossesus medial nasal. Terdiri dari mesoderm, bentuk ini akhirnya akan memperluas bentuk dasar dari rongga hidung. Pertumbuhan dan perkembangan palatum terjadi melalui beberapa tahap :

1. Palatum Primer

Pada sekitar minggu keenam, palatum primer mulai dibentuk oleh Intermaxillary Segment (fusi dari processus nasalis medialis) yang berkembang ke arah medial dan kaudal. Meskipun palatum primer berasal dari segmen intarmaksila, bagian utama palatum tetap, dibentuk oleh dua pertumbuhan keluar dari tonjolan maksila yang menyerupai tameng. Kedua tonjolan ini, yaitu lempeng palatina, tampak dalam perkembangan minggu ke-6 dan mengarah miring ke bawah pada sisi kanan dan kiri lidah membentuk :

Palatum primer

Septum nasi (bagian dari hidung yang membatasi rongga hidung kanan dan kiri)

Premaxilla (tulang rahang atas yang menunjang gigi 21 22)

Philtrum (lekukan antara tuberkel dan hidung)

2. Palatum Sekunder

Selama minggu ke 7 dan ke-8, dinding medial (permukaan oral) dari prosesus maksilaris memproduksi sepasang tambahan medial yang tipis yang disebut prosesus palatina (shelves). Mengawali pertumbuhan yang dominan ke vertikal: ke bawah dan paralel ke permukaan lateral lidah. Pada permulaan minggu ke-8, lidah mulai kontraksi dan bergerak menjauh. Selain itu, rahang bawah tumbuh ke bawah dan ke depan.

Pada akhir minggu ke-8, prosesus palatina berputar secara cepat ke atas sampai posisi horizontal di atas lidah dan berfusi satu sama lain dan dengan palatum primer. Fusi prosesus palatal ini membentuk palatum sekunder yang bersama palatum primer membentuk palatum definitif.

Sekitar minggu ke-9 kehamilan, palatum sekunder mulai berkembang dari processus palatines lateralis, tetapi perkembangan ini tidak selesai sampai bulan ketiga kehamilan. Kedua processus ini tumbuh secara vertikal pada kedua sisi lidah. Mula-mula palatum sekunder berkembang ke arah bawah karena masih adanya lidah embrional. Namun setelah rahang bawah (os mandibula) berkembang, maka ruang bertambah besar, sehingga lidah turun ke bawah (gambar 8). Hal ini mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan palatum sekunder dapat berkembang ke arah midline dan berfusi. Selain itu, septum nasi juga mengadakan fusi dengan kedua palatum sekunder (kiri dan kanan).

Proses fusi ini selesai pada minggu ke-12. Sel-sel epitel kemudian berdeferensiasi ke bentuk lain yang berkaitan dengan struktur palatum. Pada sisi nasal, sel epitel menjadi pseudostratified ciliated columnar ephitelium. Pada sisi oral, sel epitel berubah menjadi stratified squamous non keratinizing epithelium.

Pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya dari palatum sekunder:

Dorsal palatum primer terjadi proses ossifikasi disebut processus palatinus ossis maxillaries

Dorsal terjadi pula ossifikasi disebut Os. Palatinum

Dorsal Pertumbuhan dan perkembangan pada dorsal tidak mengalami proses ossifikasi, disebut : Palatum Molle dan Uvula

NASAL CAVITY DAN NASAL SEPTUM

Berasal dari naal placode. Struktur septum ini akan bergabung dengan palatum primer untuk bergabung dengan nasal media. Terjadi pada minggu ke 5-12. Pada minggu kelima masa perkembangan stomodeum dikelilingi oleh beberapa prosesus dan mesenkim. Sebelah kaudal terdapat prosesus mandibularis yang berasal dari lekungan bronkialis pertama, sebelah lateral terdapat sedikit peninggian berbentuk segitiga yang disebut dengan prosesus maksilaris yang berkembang dari permukaan kranial bagian dorsal prosesus mandibularis dan peninggian ini diliputi oleh ektoderm. Dibagian kranial stomodeum terdapat prosesus frontonasalis. Pada permukaan prosesus frontonasalis, ektoderm membentuk dua penebalan bundar atau plakod nasal.

Plakod nasal akan berkembang menjadi epitelium olfaktorius. Dibawahnya terdapat sel-sel mesenkim yang berdiferensiasi menjadi prosesus nasalis medialis dan lateralis. Prosesus nasalis medialis berkembang kearah kaudal dari pada yang lateralis, sehingga bagian medialis lebih menonjol dari pada yang lateralis. Plakod nasal akan menetap dan membentuk dasar cekungan diantara prosesus-prosesus ini. Dan kemudian akan berkembang menjadi bakal rongga hidung. Hidung luar dibentuk oleh prosesus nasalis, prosesus nasalis medialis membentuk bagian tengah hidung, prosesus nasalis lateralis membentuk alae hidung.

LIDAH

Terbentuk pada minggu ke 4-8. Awalnya terbentuk tonjolan disebut tuberculumimpar.tonjolan ini kemudian akan membesar membentuk 2/3 lidah bagian anterior. Kemudian pangkal lidah timbul pada eminensia lengkung ke 3 dan 4 yang akan membentuk 1/3 posterior. Pada usia 5 minggu ukuran lidah 6 mm. Pembentukan lidah akan sempurna saat janin berumur 5 bulan. Papila filiformis berkembang tanpa adanya persarafan sehingga tidak terbentuk taste bud. Sedangkan papila yang memiliki taste bud dipersarafi oleh n.7

MAKSILA

Tulang rahang atas (os maxilla) berasal dari Branchial Arch I atau pharyngeal arch pada minggu ke-4. Mula-mula hanya terbentuk tonjolan yang terletak di lateral stomatodeum dan akan menyatu membentuk maksila. Tonjolan tersebut akan menyatu/menutup lalu bagian mandibula terdorong ke belakang. Pharyngeal arch I ini mempunyai 2 tonjolan yang akan menutup dari samping disebut maksila sedangkan yang menutup dari bawah disebut mandibula. Pusat ossifikasi terletak pasda percabangan N. infra orbitalis menjadi N. alveolaris superior anterior dan N. alveolaris superior medius. Kemudian proses ossifikasinya berlanjut mula-mula ke arah posterior membentuk Processus Zygomaticus Os. Maxillaris, kemudian ke arah Caudal membentuk Processus Alveolaris Os. Maxillaris dan ke arah medial membentuk Processus Palatinus Os. Maxillaris. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut, di bagian pusat ossifikasinya membentuk Corpus Maxillia, hingga terbentuklah Os Maxilla yang lengkap

Untuk maksila, tidak ada kartilago primer (primary cartilage) yang ada, tetapi pusat osifikasi nya dekat dengan kartilago dari nasal capsule. Proses osifikasi dari maksila sama dengan proses osifikasi mandibula. Dari pusat osifikasi, formasi tulang menyebar secara posterior menuju zygoma, secara anterior menuju incisor, dan secara superior menuju ke frontal process. Akibat dari perkembangan ini terjadi deposisi tulang pada bagian posterior. Osifikasi juga berkembang menuju palatine process untuk membentuk palatum primer. Dalam pertumbuhan maksila lebih lanjut, terdapat kartilago sekunder (secondary cartilage) yang berpengaruh besar yaitu zygomatic/malar cartilage. Kartilago ini muncul pada saat perkembangan tulang zygomatic dan dalam waktu yang singkat dapat berkontribusi dalam perkembangan maksila.

(Bhaljahi, 2003)

BAB 3KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa :Pertumbuhan dan perkembangan wajah di pengaruhi oleh 5 facial process (prominences), yaitu sebuah frontonasal process, sepasang maksilari process dan sepasang mandibular process.Pertumbuhan dan perkembangan wajah dimulai pada minggu ke 3 dan berakhir atau selesai pada minggu ke 12Pertumbuhan dan perkembangan wajah terdiri dari pertumbuhan dan perkembangan stomodeum, nasal, sinus paranasalis, maksila, palatum, mandibula dan bibirApabila terjadi gangguan pada kehamilan minggu ke 3 hingga minggu ke 12 (trimester I), maka dapat menimbulkan beberapa kelainan wajah contohnya adalah cleft lip atau celah bibirSaran

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.Daftar Pustaka

Balogh, M.B. & Fehrenbach, M.J. (2006). Dental Embriology, Histology and Anatomy 2nd Edition. St.Louis : Elsevier Saunder.

Bhaljahi, S. I. (2003). Orthodontics The Art and Science 3rd Edition. New Delhi : Arya (Medi) Publishing House.Norwitz, E & Schorage, J. (2008). At a Glance Obstetri & Ginekologi 2nd Edition. Jakarta : Airlangga

Sadler, T.W. (2009). Langman Embriologi Kedokteran Edisi 10. Jakarta : EGC.

CRANIAL BASE

OROCRANIOFASIAL

CRANIAL VAULT

NASAL CAVITY DAN SEPTUM

PALATUM

LIDAH

MAKSILA

8