B Indonesia Kesusastraan

download B Indonesia Kesusastraan

of 16

Transcript of B Indonesia Kesusastraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu hasil karya manusia dikatakan memiliki nilai sastra bila di dalamnya terdapat kesepadanan antara bentuk dan isinya. Bentuk bahasanya baik dan indah, dan susunannya beserta isinya dapat menimbulkan perasaan haru dan kagum di hati pembacanya, jikalau sebaliknya maka tidak akan seperti hal tadi. Bentuk dan isi sastra harus saling mengisi, yaitu dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya sebagai perwujudan nilai-nilai suatu karya seni. Dengan kata lain, untuk menentukan apakah sebuah karangan dapat disebut sebagai karya sastra atau bukan, kita dapat melihatnya melalui kesejajaran antara bentuk dan isinya. Apabila isi tulisan cukup baik, tetapi cara pengungkapan bahasanya buruk, karya tersebut tidak dapat dikatakan sebagai cipta sastra. Begitu pula sebaliknya. Sumber karya sastra adalah kenyataan yang hidup di alam dan masyarakat. Peristiwa-peristiwa yang terjadi diangkat dan diungkapkan melalui daya imajinatif itu sehingga menjadi suatu karya sastra yang bernilai tinggi dan agung. Penderitaan, perjuangan, kegembiraan, cinta, kasih, kebencian, keberanian, dan segala peristiwa yang dialami manusia, dari yang berarti hingga yang tidak berarti, diungkapkan pengarang secara artistik dan imajinatif sebagai wujud kehidupan. Perwujudan bahasanya tidak ditetapkan secara lugas, tetapi kadangkadang secara samar bersifat konotatif serta sarat oleh makna sampingan. B. Perumusan Masalah Permasalahan yang diajukan dalam makalah ini, adalah: 1. 2. sastra? Apakah yang disebut dengan sastra? Bagaimanakah cara menilai kehidupan dari

1

3. Indonesia? C. Tujuan Makalah

Bagaimanakah

bentuk-bentuk

karya

sastra

Tujuan dari pembuatan makalah sesuai dengan permasalahan di atas, sebagai berikut: 1. 2. sastra? 3. Indonesia? Ingin mengetahui bentuk-bentuk karya sastra Ingin mengetahui pengertian sastra. Ingin mengetahui cara menilai kehidupan dari

2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sastra Sastra adalah hasil karya seseorang yang ditulis secara baik dan benar tanpa mengurangi dan melebih-lebihkan pengertiannya. Di dalam karya sastra, ada beberapa nama lain selain sastra. Misalnya, saja sastra rekaan atau cerita fiksi. Para ahli (sastrawan) seringkali menyelipkan pikiran-pikiran yang sebenarnya merupakan sikapnya terhadap kehidupan. Di dalam cerita rekaannya dapat ditemukan sikap sastrawan yang menyatakan bahwa manusia tidak boleh merendahkan manusia lain, meskipun kerena hartanya maupun karena kekuasaan yang dimiliki mampu melakukannya. Makna terbagi atas empat bagian: 1. 2. 3. 4. Makna lesikal, makna yang berdasarkan kamus. Makna gramatikal, makna yang berdasarkan tata bahasa. Makna struktural, makna yang berdasarkan susunan. Makna lugas, makna yang bersifat polos/makna yang sebenarnya

(tidak mengandung istilah lain). B. Menilai Kehidupan Lewat Sastra Banyak orang mengatakan bahwa membaca sastra adalah pekerjaan yang tidak bermanfaat atau pekerjaan sia-sia saja. Apa pegangan yang menyebabkan mereka beranggapan demikian? Jawaban-jawaban yang muncul antara lain, membaca itu tidak memiliki alat penerima, seperti kemampuan memahami cerita sastra sebagaimana dimaksudkan dan ingin disampaikan oleh pengarang. Selain itu, bisa juga anggapan ini muncul karena pembacanya tidak memiliki rasa keindahan dalam menghayati sastra sebagai bagian penting dari hasil kerja budaya.

3

Padahal, walaupun karya sastra hanya menyodorkan saran, hal ini dapat menjadi pendorong bagi pembaca untuk mengasah balinnya masing-masing. Di samping itu, dengan membaca dan memahami karya sastra dapat berarti memahami pola sudah sejauhmana jalan kehidupan telah ditempuh. Dengan demikian, sastra dapat menumbuhkan pengertian mengenai hidup dan kehidupan manusia. Adapun penyebab ketidakpahaman sebagian orang terhadap sastra adalah sulit karya sastra ini untuk dipahami. Pada karya sastra lama, seperti puisi lama (pantun, syair, serta bentuk prosa lainnya), kesulitan memang tidak begitu banyak ditemukan. Unsur pembentukannya lebih transparan, lain halnya dengan sajak modern, di samping ada unsur yang transparan, banyak juga unsur yang tertutup, seperti perbandingan yang sulit. Kesulitan memahami sajak dapat menimbulkan antipati terhadap sajak modern, sehingga bangkitlah ketidakpedulian sebagian orang terhadap sastra modern. Dewasa ini tampak banyak orang yang tidak bersedia memanusiakan dirinya. Mereka cenderung untuk muncul dengan teknik keserakahan yang makin canggih. Hal ini dapat pula kita lihat dalam karya sastra mutakhir yang baik dan menyentuh nurani kita. C. Istilah-istilah Sastra 1. Bait : satu kesatuan dalam puisi yang terdiri atas beberapa baris. 2. Cerpen : 3. Dongeng 4. Fabel : 5. Gurindam 6. Karang: cerita pendek : cerita yang tidak benar terjadi cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang. : sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat. perbuatan atau pekerjaan yang menulis dan menyusun sebuah cerita.

4

7. Larik : 8. Novel :

baris karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

9. Pantun : 10. Memparaprasekan 11. Puisi : 12. Roman : 13. Sajak : 14. Sastrawan 15. Syair : 16. Tema : 17. Amanat

bentuk puisi Indonesia (Melayu) : menguraikan kembali suatu teks dalam bentuk lain. ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima sastra, menyusun larik dan bait. kenangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa. digunakan sastra yang berbentuk puisi. : ahli sastra. puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas 4 larik (barik) yang berakhir dengan bunyi yang sama. pokok masalah atau gagasan itu menjadi dasar penulisan karya sastra. : sesuatu (pesan) yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karangannya.

D. Bentuk Sastra 1. Puisi Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima, matra, irama, serta larik dan bait. Dilihat dari bentuknya, puisi terdiri atas 3 jenis antara lain: a. Puisi bebas, yaitu puisi yang tidak terikat oleh rima, tidak terikat oleh jumlah baris dalam tiap bait, serta tidak terikat oleh jumlah suku kata dalam tiap baris.

5

b. seru. c.

Puisi berpola, yaitu puisi yang memiliki susunan larik berupa

bentuk geometris seperti belah ketupat, jajaran genjang, tanda tanya, tanda Puisi lama, yaitu puisi yang belum dipengaruhi puisi Barat Pada dasarnya puisi-puisi masa kini lahir dari proses jiwa manusia terhadap ketimpangan yang disaksikannya. Tema yang tersembunyi dalam karya sastra merupakan dorongan untuk membangkitkan kesadaran jiwa pembacanya. Sebuah puisi yang baik seperti kaca yang hablur. Cahaya dan benda-benda yang terlihat di balik kaca hablur memberikan bentuk-bentuk menarik yang terlihat tidak sama betul dengan yang tersimpan di baliknya. Namun, bentuk yang sebenarnya tidak ada. Jadi, puisi yang baik itu memiliki tema yang tidak terlalu jelas dan tidak terlalu kabur. Adapun nilai-nilai puisi sebagai karya sastra tentu saja tidak terlepas sebagai karya seni. Nilai-nilai yang menentukan kualitas puisi pada umumnya meliputi hal berikut: 1) 2) Sifatnya yang hayal harus dapat merangsang imajinasi. Sebagai karya seni, puisi memiliki nilai seni yang meliputi (unity) keselarasan (harmoni), keseimbangan (balance),

seperti pantun, syair, bidal, dan mantra.

keutuhan 3)

ketetapan penekanan (ringh empasis). Sikap budaya dan pesan moral terkandung di dalamnya. Agar penulisan puisi memenuhi standar kualitas yang diharapkan, maka harus diperhatikan pula hal-hal sebagai berikut: 1) Menentukan tema Tema/sense yaitu sesuatu pokok persoalan yang hendak disampaikan penulis lewat karangan kepada pembaca. Dalam penulisan puisi, pokok persoalan dapat disampaikan secara nyata atau secara samar-samar (terselubung). Melalui puisi itu tema dapat digali lewat pengalaman, peristiwa dan lain-lain. Itulah nilai/inspirasi.

6

2)

Menentukan nada dan suasana puisi

Nada adalah sikap penyair terhadap apa yang diciptakan (suka, benci, marah dan sebagainya), sedangkan suasana adalah lingkungan yang dapat dilihat (benda-benda), didengar (bunyi) atau dirasakan (dalam hati). 3) Menetapkan pilihan kata atau diksi yang digunakan Dalam hal ini sangat ditentukan oleh ketetapan pilihan kata yang digunakan (diksi), sehingga bahasa yang digunakan itu mampu menyampaikan pengalaman penulis syair secara tepat, sehingga bermakna. 4) Melakukan pengimajinasian dalam menulis puisi Yang dimaksud pengimajinasian dalam menulis puisi ini adalah kemampuan penyair menjadikan suatu yang abstrak menjadi konkret, sehingga mudah ditangkap oleh indra pembaca. Apa yang didengar dan dirasakan oleh pembaca melalui puisinya. 5) Menentukan tipografi (tata wajah) Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi, prosa dan drama. Larik dan puisi tidak membentuk paragraf, tetapi membentuk bait. Bait tidak harus bermula dan tepi dan berakhir ke tepi kanan. Baris yang memuat puisi belum tentu terpenuhi tulisan. Contoh-contoh Puisi Lama 1) Pantun Angin pulang menyejuk bumi Menempuk teluk mengepas emas Lari ke gunung memuncak sunyi Barayun-ayun di atas alas. 2) Bidal Bermain air basah, bermain api lelup.

7

3) Gurindam Kalau banyak berkata-kata Di sanalah boleh terjadi dusta. 4) Mantra Minyak aing minyak lantung Ngalantung di kuwung Anaking ngalahun bulan Nyarandean sarangenge Mangka welas mangka asih Asih ka badan anaking Sikoli kongkong sikoli kungkang Sia nongong aing nukang. 2. Drama Drama adalah karya seseorang yang harus dilakukan atau dipentaskan yang bertujuan menggambarkan kehidupan manusia dengan mengemukakan pertikaian dan emosi lewat dialog, yang dirancang untuk dipentaskan di panggung. Tulisan atau naskan drama disebut repertuar. Istilah drama adalah sandiwara, toneal, teater, sendratari, winikata, opera, pantomim, dan sebagainya. Ciri-ciri drama adalah sebagai berikut: a. b. c. d. Berbentuk dialog, Ada pelaku/tokoh, Setting/latar, dan Lukisan/akting.

Tokoh-tokoh yang berperan dalam drama

8

a. Protagonis, yaitu pembawa ide pokok/dasar yang merupakan pusat mantera. b. Antagonis, yaitu penentang ide pokok yang menimbulkan ketegangan. c. Trigonis, yaitu penengah, pendamai dua pihak sebagai penyelesaian ketegangan. Berdasarkan isinya, drama dapat berupa komedi yang mengandung kelucuan; tragedi yang mengandung unsur kesedihan dan dari gabungan dari kedua jenis yang disebut tragedi drama. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pementasa, yaitu: penokohan, teknik berdialog, tata panggung, tata suara, tata lampu, dan tata rias. Unsur-unsur Instrinsik drama: 1) Plot atau alur 2) Karakter atau tokoh 3) Dialog 4) Bahasa 5) Latar atau setting Bila drama dipentaskan maka harus dilengkapi: 6) Gerak atau action. 7) Tata busana dan tata rias (costum dan make up) 8) Tata bunyi dan tata sinar (sounding dan lighting) Plot atau Alur drama: Plot adalah jalinan atau rangkaian peristiwa berdasarkan hubungan waktu (temporal) dan hubungan sebab akibat (kausal). Plot melukiskan jalan cerita dari awal (pengenalan) sampai penyelesaian (denoument). Bagianbagian tersebut cukup jelas atau tajam. Bagian-bagian plot tersebut adalah: a. Introduksi/pengenalan

9

Bagian ini merupakan bagian permulaan pementasan drama. Pengenalan para tokoh (terutama tokoh utama) dan ancang-ancang pengungkapan problema yang akan dihadapi para tokoh. b. Konflik/pertikaian Sesudah tahap introduksi, drama bergerak menuju konflik yiatu pelukisan pelaku yang mulai terlibat ke dalam problem pokok. c. Komplikasi/puncak Di sini pelaku mulai menggeluti problem-problem pokok dan keadaan dibina untuk menjadi lebih rumit. d. Klimaks/puncak Konflik dan pucaknya penonton dibuat berdebar, penasaran, dan ingin tahu penyelesaian. e. Sifat Drama a. Tragedi b. Komedi c. Tragedi komedia d. Melodrama : berakhir dengan suasana menyedihkan. : berakhir dengan penuh sukacita bahkan dengan gelak tawa. : di dalamnya ada bagian menyedihkan dan ada yang menggembirakan. : drama ini amat menonjolkan perasaan atau sentimental dengan pementasan yang mendebarkan dan mengharukan, penokohan kurang diperhatikan. e. Farce : pertunjukkan jenaka yang mengutamakan kelucuan para tokohnya, kadang masalah yang diangkat cukup serius. 3. Prosa Prosa adalah bentuk sastra yang dinyatakan dengan bentuk bebas tidak menggunakan ikatan yang luar biasa tersusun oleh kalimat yang berbeda-beda Penyelesaian/peleraian

10

panjangnya dan berurutan sambung menyambung setiap ada perubahan atau peralihan pembicaraan, perubahan suasana, kalimat ditulis pada barus baru yang agak ke dalam. Setiap kelompok kalimat merupakan kesatuan pikiran yang disebut paragraf atau aline. Ciri-cirinya yaitu: karangan bebas, terdiri atas paragraf, prosa lirik, bahasa berirama karangan bentuk prosa lirik/berirama sebenarnya merupakan prosa juga tetapi mementingkan irama.

11

BAB III PENUTUP Sebagai penutup dari uraian makalah ini, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa: 1. 2. 3. Sastra adalah hasil karya seseorang yang ditulis secara baik dan Isi atau materi yang dikandung oleh karya sastra adalah nilai-nilai Karya sastra terdiri dari beberapa jenis, di antaranya: puisi, prosa, benar tanpa mengurangi dan melebih-lebihkan pengertiannya. probelmatikan kehidupan yang terjadi dan dirasakan oleh sastrawa. novel, drama, dan lain-lain.

12

DAFTAR PUSTAKA

Atikah. 1995. Belajar Aktif Bahasa Indonesia. Bandung: Multi Adiwiyata. Marhijanto, Bambang. 1993. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Surabaya: Terbit Terang. Sadikin, Asep Ganda. 2002. Bahasa Indonesia. Bandung: Grafindo Media Pratama. Syafiie, Imam. 1995. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pratama. Tarigan, Nendri Guntur. 1995. Pintar Berbahasa Indonesia 3. Jakarta: Balai Pustaka.

13

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke Khadirat Allah swt. atas limpahan Nimat yang telah Dia anugerahkan kepada penulis. Shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Rasulullah saw., keluarganya, sahabatnya dan kita sebagai umatnya. Amiin. Dengan rahmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini, yang berjudul Kesusastraan diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas pokok mata kuliah Bahasa Indonesia. Penulis sadari bahwa makalah ini di dalamnya masih terdapat kealpaan dan kekurangan. Namun demikian, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan membantu dalam pembuatan karya sastra Indonesia. Di dalam penulisan makalah ini penulis banyak menerima bantuan dan dorongan dari semua pihak, sehingga makalah ini dapat terwujud. Semoga amal baik yang penulis terima mendapat balasan dari Allah swt. Amiin.

Cipasung, Januari 2011

Penulis

i 14

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... DAFTAR ISI......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. A. B. C. BAB II Latar Belakang.............................................. Perumusan Masalah...................................... Tujuan Makalah............................................

i ii 1 1 1 2 3 3 3 5 6 14

PEMBAHASAN................................................................................. A. Pengertian Sastra........................................................................... B. Menilai Kehidupan Lewat Sastra................................................... C. Istilah-istilah Sastra....................................................................... D. Bentuk Sastra.................................................................................

BAB III

PENUTUP...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii 15 ii

KESUSASTRAAN

MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh: Nama : Ifan Abdul Aziz Encep Muhammad Abdul Salam Ujang Aris Rubai Aa Darusalam Nurdin Herdianto : I.B / I : Tarbiyah / PAI

Tk. / Smt. Fak. / Jur.

INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG SINGAPARNA TASIKMALAYA 2011

16