B A B IV - thesains.files.wordpress.com filemelalui mekanisme tersendiri. ... 7. indera pengecap...
Transcript of B A B IV - thesains.files.wordpress.com filemelalui mekanisme tersendiri. ... 7. indera pengecap...
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
99
B A B IV
PENGINDERAAN
Standar Kompetensi:
Setelah mengikuti mata kuliah Struktur dan Perkembangan Hewan
II ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep Struktur
Perkembangan Hewan Vertebrata.
Kompetensi Dasar:
Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan tentang penginderaan vertebrata.
Deskripsi Singkat
Pokok Bahasan ini membahas tentang penginderaan pada
vertebrata.
Pokok Bahasan IV : Penginderaan
Penginderaan merupakan cara makluk hidup khususnya vertebrata
untuk mengidentifikasi sesuatu di dekatnya. Dalam penginderaan
dibutuhkan organ yang memungkinkan untuk melakukan hal tersebut dan
melalui mekanisme tersendiri. Misalnya ogan hidung untuk membaui,
organ lidah untuk mengecap, organ mata untuk mengetahui keadaan
visual sesuatu di dekatnya dan lain-lain.
Mekanisme sensori merupakan mekanisme yang biasanya dipakai
untuk penginderaan. Mekanisme sensori melibatkan reseptor dan
ransangan. Reseptor merupakan bagian yang berfungsi menerima
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
100
ransang untuk diidentifikasi lebih lanjut. Reseptor sensori terdiri dari dua
bagian utama yaitu: 1) sel reseptor, merupakan bagian yang terdiri
dari chemoreseptor, thermoreceptor, melanoreceptor,
elektroreceptor dan fotoreceptor; 2) reseptor yang terdiri dari
proprioreceptor, dan chemical serta thermalreceptor.
SEL-SEL RESEPTOR
Sel-sel receptor bekerja secara selektif , sehingga hanya bagian
tertentu untuk mengerjakan /mengindera sesuatu, misalnya :
1. sel-sel fotoreceptor berisi pigmen-pigmen penglihatan (visual)
yang terdiri dari protein-protein yang menangkap kuanta
cahaya;
2. sel-sel melanoreceptor terdiri dari molekul-molekul yang
tanggap akan perubahan pada sel-sel membran;
3. pit organ terdapat pada reptilia yang mengindera temperatur;
4. gurat sisi (neuromast) bekerja terhadap tekanan arus (pisces);
5. rheotaksis jika pada tekanan terjadi pada planaria dan pada
arus air terjadi di paramecium;
6. anemotaksis bekerja terhadap aliran udara (tekanan udara)
misal pada insekta;
7. indera pengecap chemoreceptor.
RESEPTOR
reseptor bekerja untuk menerima ransang dari luar dan bekerja juga
secara khusus, misalnya:
1. proprioreceptor merupakan kesadaran akan kedudukan tangan,
kaki dan tubuh terhadap gravitasi yang terdapat pada otot (otot
lurik dan ujung saraf paccini);
2. interoreseptor merupakan reseptor yang menyampaikan
informasi tentang keadaan alat-alat dalam dan informasi
tentang lingkungan dalam.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
101
A. FOTORESEPTOR
Energi radiasi (radiat energy) terdapat dalam kisaran panjang
gelombang yang meluas dari gelombang radi yang panjangnya dapat
beribu-ribu meter sampai sinar gamma dengan panjang gelombang
sekita per satu trilyun (10-12) meter. Di antara rentangan yang
panjang ini, satu-satunya panjang gelombang yang umumnya
berfungsi sebagai stimulus bagi makhluk hidup ialah berkas cahaya
(sekitar 400 -7000nm) dan sinar infra merah atau sinar panas yang
agak lebih panjang.
Reseptor cahaya adalah umum pada dunia hewan. Kerumitan
reseptor ini berkisar dari sel-sel peka cahaya yang hanya mendeteksi
adanya cahaya sampai pada mata yang mampu membentuk
bayangan.
Pada mamalia panjang gelombang yang dapat diterima yaitu
antara 0,4-0,8 m (gelombang cahaya biru dan merah). Dibantu
oleh dua sel yaitu sel batang dan sel kerucut yang masing-masing
bekerja secara khas.
Tabel 4.1 Karakteristik Sel Batang dan Sel Kerucut
Sel Kerucut Sel BatangTerang GelapMeningkat pada tempat terang Meningkat pada daerah gelapPeka terhadap warna terutamawarna merah, hijau dan biru
Tidak berwarna
Pigment iodopsin paa 435, 540dan 565 nm
Rhodopsins
Pigment rhodopsin dapat menjadi lumirhodopsin yang tidak
stabil kemudian berubah menjadi metarhodopsin yang bekerja pada
retina dan skalopsin.
Dalam akomosi penerimaan cahaya maka akan berlaku hal
sebagai beriku:
1. pengubahan kedudukan lensa
2. kedudukan lensa tetap
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
102
B. THERMORESEPTOR
Panas merupakan radisai panjang gelombang elektromagnetik
yang lebh lama daripada panjang gelombang. Kulit manusia amat
peka untuk memperoleh atau kehilangan panas. Di seluruh kulit
terdapat secara tidak merata reseptor-reseptor yang bila dihangatkan
akan menimbulkan sensasi hangat. Reseptor yang lain menimbulkan
sensasi dingin bila distimulasi secara sesuai. Lokasi kedua kelompok
ini dapat dipetakan dengan menggunakan alat berupa ujung metal
tumpul yang berturut-turut dicelupkan ke dalam air panas dan
campuran garam-air-es. Kulit mengandung amat banyak neuron
sensori, sebagian besar dihubungkan dengan struktur reseptor yang
khusus. Akan tetapi, belum mungkin untuk menunjukkan dengan
pasti apakah ada di antara reseptor yang semata-mata
bertanggungjawab untuk mendeteksi perubahan dalam suhu.
Beberapa ular mempunyai reseptor-reseptor yang teramat peka
terhadap panas yang terdapat pada dua lubang di wajahnya. Ular
beracun yang berlubang ini mencakup rattle snake (ular gerincing),
cootonmouth (sejenis ular yang berbisa) dan kepala tembaga
(copperhead) yang ditemukan di Amerika Utara. Reseptor ini
membantu ular dalam mendeteksi mangsa berdarah panas dalam
gelap. Ular gerincing dapat menyerang tikus dengan tepat dalam
gelap gulita.
Dalam tubuh manusia juga mempunyai reseptor yang
mendeteksi perubahan suhu dalam. Dua termostat yang peka
terletak di dalam hipotalamus otak. Sel-sel reseptor pada salah satu
termostat itu bereaksi terhadap kenaikan kecil (0,01oC) suhu darah.
Akibat dari respon tersebut, seluruh kegiatan yang menyebabkan
tubuh menjadi sejuk (pelebaran pembuluh darah dalam kulit,
berkeringat dan lain-lain) mulai bekerja ketika suhu darah mulai naik.
Pusat pendeteksi suhu inilah yang memungkinkan kita
mempertahankan suhu tubuh yang konstan (homoiterm) selama
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
103
periode pengerahan dan/atau suhu sekitar yang tinggi. Reseptor
kedua dalam hipotalamus mempertahankan homoitermus ketika
suhu terkena udara dingin. Aksi reseptor suhu kulit menunjang
tetapi tidak dapat menggantikan aksi reseptor-reseptor suhu darah
dalam hipotalamus.
C. CHEMORESEPTOR
Reseptor yang digunakan dalam mendeteksi kimia lingkungan
luar. Bagian yang berperan dalam mengindera hal ini adalah kuncup
rasa pada lidah dan epitel olfaktori yang ada di rongga hidung bagian
atas.
1. Rasa
Agar suatu zat dapat dirasakan, zat itu haruslah dalam
kelembaban mulut. Hanya bila ada dalam larutan zat itu baru
dapat distimulasi oleh kuncup rasa. Kuncup rasa dapat
dibedakan secara morfologis, kebanyakan terletak di
permukaan lidah walaupun beberapa ditemukan pada langit-
langit lunat (soft plate), tinggi di belakang mulut.
Banyak peneliti menyetujui bahwa keempat rasa utama:
manis, asin, asam dan pahit. Dengan menggunakan larutan
sukrosa, asam hidroklorat, natrium klorida dan quinina sulfat
yang encer, seseorang mengetahui bahwa keempat rasa utama
itu masing-masing ada di daerah khusus pada lidah. Akan etapi
memetakan percobaan semacam ini menunjukkan adanya
daerah rasa yang sangat tumpang tindih dan sangat bervariasi
pada setiap orang.
Adanya keempat macam kuncup rasa dan empat rasa
utama menyatakan bahwa setiap macam kuncup itu
bertanggungjawab untuk satu rasa yang khas. Akan tetapi
dengan pengeculian pada rasa pahit, agaknya tidak ada
hubungan antara tipe kuncup dan rasa yang terdeteksi. Anda
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
104
dapat menyanggah bahwa anda dapat mendeteksi lebih dari
empat rasa utama. Memang anda dapat, namun hal itu
melibatkan faktor-faktor lain. Pertama-tama, kombinasi
keempat rasa utama menghasilkan rasa baru. Lebih penting
lagi ialah peranan yang dilakukan reseptor-reseptor penciuman,
suhu dan sentuhan pada proses mencicipi. Pada saat
seseorang mengunyah makanan, mungkin uap keluar melalui
farink mulut ke dalam rongga hidung dan terdeteksi oleh
reseptor bau. Hilangnya rasa yang nyata ialah ketika kita
mengalami tersumbatnya rongga hidung oleh mukus selama
selesma, membuktikan hal tersebut. Anda dapat
memperagakannya dengan semangat dalam keadaan yang
lebih menyenangkan dengan memberikan air rebusan cengkeh
ke lidah seseorang yang ditutupi matanya. Dia akan segera
merasakan campuran tersebut bila lubang hidungnya terbuka.
Akan tetapi, bila hidungnya kita tekan, dia akan sangat sulit
membedakan larutan cengkeh dari air biasa. Suhu dan tekstur
makanan juga berperan penting dalam sensasi rasa.
Banyak serangga mempunyai indera rasa yang
berkembang amat baik. Kupu-kupu admiral merah dapat
merasakan larutan sukrosa sebanyak 7,8 X 10-5 molar, yang
terlalu encer untuk kita rasakan. Reseptor rasa kupu-kupu
terletak di kaki-kakinya. Insekta lain memilik reseptor rasa
pada antenna dan bagian-bagian mulutnya.
2. Penciuman
Manusia mendeteksi bau (odor) dengan menggunakan sel-
sel reseptor yang terletak di kedua epitel olfaktori di dalam
rongga hidung. Daerah ini masing-masing berukuran sekitar
250 mm2, yaitu seluas perangko. Udara yang masuk melalui
lubang hidung melewatinya. Molekul-molekul yang larut dalam
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
105
air dan lemak yang ada di udara larut dalam lapisan mukus
yang menutupi epitel dan menimbulkan sensasi penciuman.
Bersin yang kuat memperbaiki bukaan epitel olfaktori terhadap
benda-benda yang terbawa udara.
Biasanya indera penciuman kita dianggap salah satu
indera yang paling lemah. Memang benar bahwa kepekaan dan
kekuatan diskriminasi (kemampuan untuk membeda-bedakan
bau-bau yang serupa) pada hewan seperti anjing dan rusa agak
lebih baik daripada milik manusia. Meskipun demikian, kita
mampu mendeteksi berbagai bau-bauan yang sebenarnya tidak
terbatas macamnya (namun hanya satu bagian) dan dalam
banyak kasus pada ambang yang amat rendah. Umpamanya
kita dapat mendeteksi vanilin seberat 2 X 10-9gr (bahan aktif
penyedap vanili) yang diuapkan pada103 liter udara.
Mekanisme yang menjadikan kita mampu mendeteksi
banyak ragam bau yang berlainan telah menyebabkan para ahli
bertanya-tanya sejak lama. Hanya dua sel reseptor yang dapat
dibedakan dalam epitel olgaktori karena strukturnya. Namun
rupa-rupanya ada beberapa (tujuh) yang dapat dibedakan
berdasarkan fungsinya. Menurut sebuah teori, masing-masing
dari ketujuh reseptor ini bereaksi terhadap molekul dari suatu
kelompok tertentu. Dalam kebanyakan kasu, bentuk molekul
itu akan menempel sementara. Setiap kelompok molekul
menghasilkan bau primer (bau dasar). Bau yang kompleks
timbul apabila molekul mempunyai bentuk yang
memungkinkannya menempel pada lebih satu reseptor. Bau-
bau ini dapat pula timbul bila bermacam-macam molekul
memancarkan zat pembau. Sebenarnya bau-bauan merupakan
pengaruh gabungan bermacam-macam bahan kimia yang
kompleks. Sebagai contoh, lebih dari 102 zat berperan serta
dalam pembuatan bau geranium.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
106
Sebagian dari keterangan terhadap rendahnya indera
penciuman kita adalah bahwa indera penciuman tidak berperan
penting dalam hidup kita. Akan tetapi, hewan-hewan lain
sangat bergantung pada penciumannya agar mereka dapat
menentukan tempat jodoh, makanan dan menjauhi
pemangsanya. Ngengat ulat sutera jantan dapat mencium
feromon yang dikeluarkan ngengat betina yang jauhnya dua
sampai tiga mil. Reseptor baunya, sebagaimana kebanyakan
insekta terdapat pada antenna.
Kemampuan luar biasa ikan salmon pantai pasifik untuk
kembali, setelah rentang waktu empat atau lima tahun di
lautan, ke aliran air tawar yang sama tempat mereka dilahirkan
rupa-rupanya melibatkan indera penciuman (atau rasa –
sebenarnya tidak banyak perbedaan antara keduanya itu untuk
seekor hewan yang hidup dikelilingi air). Reseptor bau pada
ikan salmon sebagaimana pada kebanykan ikan bertulang
terletak dalam ruang kecil tepat di depan mata. Air masuk dan
keluar ruang-ruang melalui pintu-pintu terpisah, yaitu lubang
hidung. Amat menarik untuk menyadari bahwa lubang
hidunglah yang mula-mula berguna berguna sebagai pendeteksi
bau pada nenek moyang vertebrata kita. Barulah kemudian,
ketika vertebrata menjadi penghirup udara maka lubang hidung
itu digunakan untuk mengambil udara ke dan dari paru-paru.
Ular dan kadal mempunyai organ reseptor bau (atau rasa)
yang amat baik, yaitu organ jacobson, yang terletak di langit –
langit mulut. Secara bergantian mereka mengeluarkan lidahnya
ke udara dan kemudian ke dalam organ jacobson. Jadi mereka
merasakan udara dan mendeteksi adanya bau.
Bau – bau dasar yang dapat diindera oleh organisme yaitu:
a. kamfer (campharous);
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
107
b. muskal (musky);
c. floral;
d. pappermint;
e. etheral;
f. pungen; dan
g. putrid
3. Reseptor kimia dalam (interna)
Manusia juga mempunyai reseptor yang mendeteksi
perubahan kimia dalam lingkungan dalam (interna). Pada arteri
karotid (selain tekanan reseptor yang dikemukakan lebih
dahulu), ada sel-sel yang peka terhadap peningkatan
konsentrasi karbon dioksida dan sel-sel lain yang mendeteksi
konsentrasi oksigen yang mengecil. Bila distimulasi, kedua tipe
tersebut mengawali impuls saraf yang akhirnya meningkatkan
laju bernafas dan laju detak jantung.
Reseptor yang peka karbon dioksida juga terdapat pada
medulla oblongata. Reseptor ini mengawali impuls saraf yang
mengendalikan laju dan kedalaman pernafasan. Reseptor ini
memberikan kita kendali yang paling tepat terhadap fungsi ini.
Sensasi haus kita timbul sebagai akibat stimulasi sel-sel
khusus dalam hipotalamus otak kita. Sel-sel ini luar biasa peka
terhadap perubahan dalam tekanan ormosis darah. Jika hal ini
meningkat (karena hilangnya air atau karena pemakaian ekstra
garam), maka dengan cepat kita menyadari bahwa kita haus.
Selain itu, ADH dilepaskan dari lobus posterior dan kelenjar
pitutari dan beraksi pada tubulus ginjal untuk menghasilkan
absorbsi kembali air yang maksimal.
Percobaan dengan hewan laboratorium, terutama tikus
putih telah menyingkapkan adanya dua pasang daerah di dalam
hipotalamus yang mengatur pemberian makanan (feeding).
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
108
Pengaktifan salah satu pasangan itu (pusat rasa lapar)
menstimulasi pemberian makanan. Kerusakan terhadap daerah
ini, hewan berehnti makan walaupun hewan itu kelaparan.
Pengaktifan pasangan kedua pusat (rasa kenyang)
menyebabkan penekanan terhadap pusat rasa lapar. Jadi,
kerusakan pada pusat perasaan kenyeng menyebabkan makan
yang tidak terkendali.
Sifat stimulus yang terdeteksi oleh pusat perasaan
kenyang masih belum pasti. Neuron meningkatkan
penembakannya bila dikenakan konsentrasi glukosa yang
meningkat ditemukan pada pusat rasa kenyang. Akan tetapi,
juga terdapat amat banyak bukti bahwa pusat-pusat ini
bereaksi terhadap kadar kolesistokinin (CKK) yang meningkat di
dalam darah. Selain itu, ada bukti bahwa isyarat – isyarat kimia
yang menekan makan diawali dalam sistem saraf tepi dan
dipancarkan dalam neuron sensori ke pusat-pusat perasaan
kenyang pada sistem saraf pusat. Boleh jadi beberapa
mekanisme bekerja sama untuk menyebabkan penghentian
makan.
D. MAGNETORESEPTOR DAN ELEKTRORESEPTOR
Pada tahun – tahun terakhir ini, makin terbukti bahwa banyak
hewan mampu mendeteksi medan magnet bumi. Sebagian besar
berasal dari pengamatan terhadap perubahan pada prilaku pulang,
bila kemampuan untuk merasakan magnetisme bumi diganggu
misalnya pada burung merpati, maka akan menjadi salah arah
pulang (bila magnet diletakkan di sisi kepalanya). Akan tetapi, salah
arah ini hanya terjadi pada hari-hari mendung yang menunjukkan
bahwa kemampuan untuk bernavigasi dengan petunjuk magnet itu
merupakan sistem pendukung.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
109
Fenomena serupa nampak pada mencit kayu, bila dipindahkan
dari wilayah rumah ke tempat baru sejauh 40 m, maka mencit
tersebut akan mengarah selalu kerumahnya. Tetapi jika,
dipindahkan dari rumahnya mencit diletakkan dalam medan magnet
yang kebalikan dari medan magnet bumi pada lokasi tersebut,
mereka menempatkan diri dalam arah yang berlawanan dengan arah
rumah yang sebenarnya. Akan tetapi, kekeliruan ini hanya terjadi
jika hewan-hewan itu tidak dibolehkan melihat daerha tempat
mereka telah dipindahkan.
Bukti terhadap kemampuan untuk bereaksi terhadap medan
magnet bumi telah diketahui pula pada lebah madu, planaria,
moluska, salamander dolphin pasifik dan bahkan pada bakteri dan
manusia. Apakah sifat reseptor itu? Beberapa di antara hewan-
hewan ini ditemukan mengandung bahan magnet. Pada merpati,
bahan ini terdiri dari butiran mikroskopik magnetit (FeO.Fe2O3).
bahan ini terletak di dekat permukaan otak. Jaringan yang
mengandung magnetit ini sangat banyak neuronnya, namun sampai
kini belum ada yang tahu bagaimana magnet-magnet kecil ini
memangkitkan impuls saraf.
Sejumlah ikan listrik mempunyai organ yang membangkitkan
medan lsitrik dalam air. Ikan-ikan ini juga memiliki reseptor yang
mendeteksi medan listrik lemah. Ikan-ikan ini agaknya
menggunakan informasi yang dikumpulkan elektroreseptornya untuk
berbagai tujuan misalnya navigasi dalam air keruh dan bereaksi
terhadap anggota lain spesiesnya. Beberapa ikan yang tidak
mempunyai organ lisrik tetapi memiliki elektroreseptor. Mungkin
ikan tersebut menggunakannya untuk menghindari ikan listrik yang
ganas.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
110
E. MEKANORESEPTOR
1. Sentuhan dan Tekanan
Sentuhan
Pada manusia sentuhan halus dideteksi oleh reseptor yang
terdapat dekat permukaan kulit. Acapkali terdapat folkel
rambut. Bahkan jika sulit disentuh secara langsung, gerakan
rambut dideteksi oleh reseptor. Reseptor sentuhan tidak
disebarkan secara merata di seluruh permukaan tubuh. Kulit
ujung jari dapat mengandung sebanyak 100/cm2 dan diujung
lidah demikian juga banyaknya. Konsentrasi reseptor sentuhan
di lokasi lain cenderung jauh lebih kecil jumlahnya. Bagian
belakang ujung tangan, umpamanya kurang dari 10/cm2. lokasi
yang tepat bagi reseptor-reseptor sentuhan dapat ditentukan
dengan menyentuh kulit secara lembut dengan sifat kaku dan
menandai titik-titik tempat subjek mendeteksi sentuhan
tertentu. Variasi yang menarik pada teknik ini dapat dilakukan
dengan sepasang pemisah seperti yang dipakai pada gambar
teknik mesin. Seseorang (subjek) yang diberi kain penutup
mata diminta menentukan pemisahan minimum dari titik-titik
yang akan menghasilkan dua sentuhan yang terpisah. Anda
akan menemukan bahwa kemampuan orang tersebut (subjek)
untuk membedakan kedua titik jatuh tadi jauh lebih baik pada
ujung jari daripada, misalnya sebagian kecil punggungnya.
Tekanan
Salah satu reseptor yang mudah dikaji adalah Korpuskel
Paccini karena dapat diambil dan ukurannya relatif lebih besar.
Reseptor ini terletak pada kulit dan juga diberbagai organ
dalam. Sebagaimana reseptor lainnya, masing-masing
dihubungkan dengan neuron sensori. Dengan mengisolasi satu
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
111
korpuskel paccini bersama neuronnya yang menempel
merupakan suatu cara untuk menelaah sifat-sifatnya.
Karpuskel paccini merupakan reseptor tekanan. Bila
ditekan reseptor ini akan cacat. Hal ini mengakibatkan aliran
listrik yang snagat kecil dalam neuron sensori yang barsala dari
situ. Makin besar cacat itu pada korpuskel, maka makin besar
potensial generator. Jika potensial generator menjadi cukup
besar, maka akan mengawali impuls dalam neuron sensori.
Sementara potensial generator merupakan respon
bertahap, maka respon neuron sensori itu tidaklah demikian.
Jika ambangnya tercapai, maka akan menembak. Jika belum,
tidak terjadi apa-apa. Jadi masukan bertahap secara terus-
menerus (fungsi analog, dalam terminologi komputer) diubah
ke dalam keluaran on/off (digital). Lalu, bagaimana korpuskel
memberitahu tentang otak tentang besarnya stimulus? Ada dua
mekanisme yang bekerja. Makin besar atau cepat cacat suatu
korpuskel tunggal, makin tinggi frekuensi impuls yang
dibangkitkan pada neuron yang menempel. Lagipula, pada
organisme yang utuh, stimulus yang besar menstimulasi
sejumlah korpuskel paccini di dekatnya, dengan demikian
meningkatkan banyaknya jalur sensori teraktifkan yang menuju
kembali ke otak.
Bila tekanan mula-mula diberikan korpuskel paccini, maka
mulailah serangkaian impuls dalam neuron sensorinya. Akan
tetapi, dengan tekanan yang terus menerus, laju perbanyakan
impuls dengan cepat menurun dan segera berhenti. Reseptor
itu jadi sesuai dengan stimulusnya. Penyeseuaian yang cepat
merupakan sifat kebanyakan reseptor indera kita. Hal ini
misalnya, segera terlihat jelas pada kecepatan saat pada sat
kita berhenti mendeteksi suatu bau yang dikenakan pada kita.
Adaptasi sensori merupakan fungsi yang berguna karena
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
112
mencegah sistem saraf kita bertubi-tubi ditembaki dengan
informasi mengenai hal-hal yang tidak penting seperti sentuhan
dan tekanan pakaian kita. Ingat bahwa kita memberi batasan
stimulus sebagai suatu perubahan di alam sekitar dan
perubahan itulah yang dideteksi oleh reseptor indera kita.
Sebenarnya, pemindahan tekanan dengan cepat dari korpuskel
paccini yang teradaptasi itu memicu serentetan impuls yang
baru.
Bahkan kalau kita secara berulang memberikan lalu
memindahkan tekanan yang dikerahkan pada korpuskel paccini
(umpamanya memvibrasikan 500 kali setiap detik selama 15
detik), maka korpuskel paccini tersebut akhirnya akan berhenti
berespons. Korpuskel paccini menjadi lelah. Akan tetapi, jika
korpuskel paccini beristirahat sejenak, maka akan kembali
memperolah kepekaan penuh.
Setiap reseptor indera berbagi banyak sifat yang ternyata
khas bagi korpuskel paccini. Setiap reseptor paccini dibangun
sedemikian rupa sehingga secara normal berespons terhadap
(mempunyai ambang yang lebih rendah untuk) satu kategori
perangsang khusus (misalnya tekanan ringan) dan bukannya
yang lain. Masing-masing dihubungkan dengan neuron sensori
yang akan membangkitkan impuls-impuls saraf yang
frekuensinya merupakan ukuran besarnya memasukkan sensori
tersebut.
Proprioseptor
Sebagaimana sudah dikemukakan, pada kebanyakan
kasus, reseptor kita cepat beradaptasi, artinya berhenti
berespon sampai suatu tingkatan masukan yang tetap. Akan
tetapi, reseptor indera tertentu tidak berprilaku demikian.
Diantaranya adalah proprioseptor. Proprioseptor adalah
reseptor indera yang didistribusikan di seluruh otot rangka dan
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
113
tendon. Regangan atau kontraksi otot memicu reseptor ini
untuk mengawali kontraksi otot tersebut. Jika seseorang mulai
kehilangan keseimbangan, otaknya diberitahu proprioseptor dari
kaki dan dengan serentak dilakukan aksi untuk membetulkan.
Gerak otot yang kompleks akan mustahil tanpa melibatkan
proprioseptor. Aksi berbagai koordinasi otot yang
dikoordinasikan dan waktunya sesuai memerlukan bahwa otak
haru secara terus menerus diberikan informasi mengenai
perbuatan otot masing-masing. Jika anda pernah semutan pada
satu atau kedua kaki, anda dapat membayangkan betapa
sukarnya lokomasi tanpa proprioseptor.
Nyeri
Stimulasi mekanis yang besar pada kulit menimbulkan
sensasi rasa nyeri. Juga karena panas, dingin yang berlebihan
serta beberapa bahan kimia. Sensasi itu dapat diakibatkan oleh
stimulasi jaring-jaring (network) serabut saraf dalam kulit yang
tidak melekat pada detektor stimulus khusus dan dengan
demikian tidak bereaksi terhadap stimulus itu kecuali kalau
sangat kuat. Sebaliknya, nyeri itu dapat dirasakan sebagai
akibat suatu perubahan dalam frekuensi dan pola isyarat yang
menuju sistem saraf pusat melalui proprioseptor kulit yang
khusus untuk sentuhan, tekanan, panas dan dingin. Mungkin
kedua mekanisme turut serta dalam proses itu.
2. Pendengaran
Kemampuan untuk mendengar ialah kemampuan untuk
mendeteksi vibrasi mekanis yang kita sebut bunyi. Dalam
keadaan biasa, vibrasi ini mencapai kita melalui udara. Telinga
luar dapat menolong sedikit dalam mengkonsentrasikan
gelombang udara. Gelombang udara ini kemudian mesuk ke
dalam saluran pendengaran dan memukul gendang telinga atau
membran tympani sehingga bervibrasi. Vibrasi membran
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
114
tympani ditransmisikan melintasi telinga tengah melalui tiga
tulang kecil yaitu osikel, yang juga berfungsi untuk
mengkonsentrasikan vibrasi.
Telinga tengah itu penuh dengan udara dan dihubungkan
ke udara luar oleh tabung eutachius ke dalam nasofaring.
Bukaan ini memungkinkan tekanan udara di kedua sisi
membran tympani tetap seimbang. Berdengungnya telinga
yang dirasakan kalau kita dengan cepat mengubah ketinggian
dalam kapal terbang yang tidak bertekanan atau elevator
merupakan akibat dari penyamaan tekanan yang tiba-tiba pada
saat tabung eutachius terbuka selama menelan atau menguap.
Korban filek dapat menderita radang tabung eutachius yang
untuk sementara terhalang untuk membuka. Perubahan dalam
ketinggian terkadang amat menyakitkan karena tekanan yang
tidak sama terhadap membran tympani.
Vibrasi mekanis dari osikel paling dalam, yaitu sanggurdi
ditransmisikan melalui membran yang fleksibel (jendela oval) ke
koklea di bagian dalam. Koklea merupakan suatu tabung,
panjangnya sekitar 3 cm yang bergulung bagaikan cangkang
keong dan berisi limfa. Melintasi koklea tersebut, di hampir
seluruh panjangnya ada suatu plat tulang dan suatu tabung
yang terpisah. Vibrasi jendela oval ditransmisikan ke cairan di
dalam ruangan luar ini, karena cairan itu praktis tidak dapat
didapatkan, maka perlu suatu cara untuk menghilangkan
tekanan yang terjadi apabila jendela oval didorong ke dalam
dan ke luar. Jendela bundar yang lentur menyelesaikan hal ini
dengan bergerak berlawanan arah.
Di dalam ruangan koklea bagian dalam atau tengah
terletak organ orti. Organ orti berisi ribuan sel rambut peka
yang merupakan reseptor vibrasi sebenarnya. Sel-sel rambut
peka tersebut terletak di antara membran basilar dan membran
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
115
tektorial. Vibrasi dalam cairan koklea menimbulkan vibrasi
dalam membran basilar. Hal ini menggerakkan sel-sel peka
terhadap membran tektorial, dengan demikian
menstimulasinya. Impuls listrik yang timbul dalam sel-sel ini
kemudian mengawali impuls saraf yang menjalar kembali
sepanjang saraf auditori ke otak.
Telinga merupakan reseptor indera istimewa yang tepat
dan serbaguna. Banyak orang yang ketika masih muda dapat
mendengar bunyi dengan frekuensi serendah 16 sampai 20.000
Hz (putaran tiap detik). Lagipula, telinga dapat mendeteksi
bunyi dalam kisaran intensitas yang luas. Bunyi yang paling
keras dapat kita dengar dengan nyaman itu lebih dari satu
trilyun kali bunyi paling lembut yang dapat kita deteksi. Bunyi
yang paling halus itu sedemikian lembutnya sehingga jika
telinga lebih peka lagi, mungkin kita dapat mendeteksi benturan
molekular secara acak (gerak brown) di dalam telinga.
Kekuatan pembedaan frekuensi itu juga besar. Ahli musik yang
terlatih dapat membedakan sekitar 15.000 tingkatan nada.
Cara organ coti membeda-bedakan berbagai tingkatan
nada agak dapat dipahami kini. Sekilas, agaknya sesuailah bagi
sel-sel rambut itu untuk mengirimkan impuls-impuls kembali ke
otak dengan frekuensi yang sama dengan bunyi. Hal semacam
ini sebenarnya dapat terjadi pada frekuensi yang amat rendah.
Hal ini tidak dapat terjadi pada frekuensi yang lebih dari 1000
Hz karena sebagaimana kita ketahui, neuron sensori tidak dapat
menghantarkan impuls lebih cepat daripada itu. Sebenarnya,
bahkan batas ini belum tercapai, membran basilar dan sel-sel
rambut mulai berespons secara selektif terhadap frekuensi
bunyi. Frekuensi yang rendah menstimulasi daerah organ conti
yang paling dekat dengan ujungnya. Frekuensi yang tinggi
dideteksi dekat pangkalnya. Frekuensi tingkat menengah
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
116
dideteksi dalam cara yang teratur dan progresif dari satu ujung
organ conti ke ujung yang lain. Bukti untuk menunjang
pendapat ini diperoleh dengan memerikan nada murni dan
sangat tinggi kepada hewan laboratorium. Akhirnya hewan-
hewan itu menjadi tuli terhadap frekuensi ini walaupun
kemampuannya untuk mendnegar tingkatan nada yang lain
tidak melemah. Pada setiap kasus, pemeriksaan terhadap
organ conti menyingkapkan adanya sel-sel rambut yang rusak
pada daerah tunggal yang dengan mudah lokasinya
dihubungkan dengan tingkatan nada dari bunyi yang
merusakkan tadi.
Kemampuan mendengar kelelawar memang luar biasa.
Penelitian ahli zoologi Donald Griffin menunjukkan bahwa
kelelawar dapat mendnegar frekuensi setinggi 150000 Hz.
Bunyi pada frekuensi ultrasonik itu bergerak dalam garis yang
hampir lurus. Kelelawar yang terbang dalam gelap gulita
mampu melokasikan rintangan dan bahkan mangsa serangga
dengan memancarkan impuls dari bunyi ultrasonik ini dan
kemudian menyesuaikan arah terbangnya menuju gema yang
kembali ke telinganya. Sistem lokasi gempa seperti itu bekerja
pada prinsip yang sama seperti sonar di bawah permukaan air
yang dikembangkan untuk mendeteksi kapal selam selama
perang duni II.
Juga hewan lain pendengaran berperan penting dalam
hidupnya. Menghindari pemangsa, lokasi jodoh dan merayu
jodoh serta menjaga wilayah kekuasaan semuanya dapat
melibatkan bunyi.
3. keseimbangan
Telinga dalam juga mendeteksi Posisi tubuh yang
berhubungan dengan gravitasi dan gerakan tubuh. Kedua
fungsi ini berbeda fungsi pada deteksi bunyi dan agak berbeda
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
117
dari sesamanya. Tetapi di atas koklea ada dua kantung berisi
limfa yang sambung menyambung. Kantung ini berlapiskan sel-
sel rambut yang pada gilirannya disambungkan dengan neuron
sensori. Melekat pada rambut-rambut dari sel-sel rambut
adalah bola-bola kalsium karbonat yang kecil sekali. Bola-bola
ini dipengaruhi gravitasi dan membengkokkan rambut-rambut
itu ke bawah. Pada saat tubuh (paling tidak kepalanya)
diarahkan ke berbagai jurusan, maka batu-batu telinga
menggeser posisinya. Impuls saraf yang diawal oleh sel-sel
rambut dikirm kembali ke otak dan memberitahukan adanya
perubahan.
F. INDERA VERTEBRATA
1. Amphibia
a. Organon olfactus
Merupakan alat pembau yang terdapat dalam
sepasang rongga. Dua lobang (nares anterior =
penghubung dengan dunia lura dan nares posterior =
penghubung dengan cavum oris). Rongga dilapisi dengan
neuroephitelium (udara bersinggungan dengan
neuroephitelium). Katak dapat membau substansi yang
masuk lewat mulut dengan perantaraan alat jacobson atau
organon vomeronasale (berupa penonjolan rongga hidung
ke medioventral nasoplatinus yang bermuara ke cavum
oris).
b. Organon Gustus
Merupakan alat pengecap yang terletak di lingua dan
palatum.
c. Organon visus
Merupakan alat penglihatan dan ada kelenjar
lakrimalis (penghasil cairan yang berguna membasahi
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
118
permukaan anterior mata dan membersihkan mata dari
benda asing). Mempunyai kelopak mata yang terdiri dari
palpebrae superior (tidak bergerak) dan palpebrae inferior
(tumbuh suatu membran transparan yaitu membarana
nictitans yang membantu membersihkan permukaan
mata).
Bulbus oculi (bola mata) dengan susunan kornea
(membulat), lens crystallina (pipih dan tidak kenyal) yang
dapat melakukan penyesuaian dengan penglihatan jauh
yaitu dengan gerakan seluruh mata ke depan yang
dilaksanakan oleh musculus protractor lentis, iris yang
berfungsi mengatur pemasukan cahaya dengan bantuan
musculus sphincter pupillae dan musculus dilatar pupillae.
Retina mempunyai sel-sel bersifat fotoreseptor
(conus dan bacillus). Bacillus ada dua yaitu yang
mengandung pigment ungu dan pigment hijau.
d. Organon Vestibula Cochlearis
Terdiri dari struktur berupa alat keseimbangan
(serupa dengan alat keseimbangan ikan) dan alat
pendengaran (berbeda dengan alat pendengaran ikan).
Ada alat tambahan yang berfungsi sebagai penerima,
pengeras dan penghantar getaran dari luar yang melengkapi
auris media. Struktur terluar membrana tympani yang
dibatasi rongga (cavum tympani) dan berhubungan dengan
pharinx melalui tuba auditiva.
Pada cavum tympani terletak satu batang bagian kepala
ujung luar yang disebut dengan columella. Pada bagian kaki
ujung dalam disebut dengan stapes yang melekat pada
membrana lain yang terletak di fenestra ovali.
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
119
Getaran yang mengenai membrana tympani dihantarkan
oleh columela dan stapes ke fenestra ovalis kemudian masuk ke
perylimpha selanjutnya masuk ke dalam labyrinthus
membranaceous dari ovalis interna.
2. Indera pada Reptilia
Cavum nasi terdiri dari vestibulum (bagian luar) dan regio
olfactoria. Tunica mukosa pada regio olfactoria mempunyai sel
sensoris. Pada kadal dan ular terdapat organon
jacobson/organon vomeronasale yang berfungsi mengenali
musuh.
3. Indera pada Aves
Organon olfactorius terdapat sepasang yang terletak di
dasar paruh yang dipisahkan oleh ossium mesthmoidale dan
dilingkupi oleh essium ectomoidale. Mempunyai 3 tonjolan
melingkar yaitu 1) turbinale, 2) dinding (tunica fibrosa yang
terdiri dari kornea dan sclera, tunica vascula yang terdiri dari
iris, corpus ciliare dan chorvoide, 3) tunica nervosa yang terdiri
dari stratum pigmentsi dan retina.
Isi terdiri dari lens crystallina, corpus viterum dan pecten.
Pecten merupakan lanjutan nervi optic ke bola mata sehingga
dapat membentuk lipatan dan mengandung banyak pigment.
Burung buas (ex. Burung hantu) mempunyai penglihatan
binokular. Telinga terdiri dari auris interna, auris mediana dan
auris eksterna. Dalam auris interna terdapat labyrinthus yang
juga terdapat membranaceous dan sacculus, ductus cochlearis
serta legena.
4. Indera pada Pisces
Organon olfactorius keluar dari bulbus olfactorius. Ada
sepasang poveae nasales yang terdapat di atas (dorsal) dari
rima oris dan dibatasi oleh ecto-ethmoid, supra-ethmoid dan
nasale. Satu foveae nasales mempunyai 2 pintu yang sebelah
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
120
muka dapat ditutup oleh suatu valvula sehingga dengan ini air
masuk ke fovea nasales.
Organon opticus keluar dari lobus opticus. Bulbus oculi
terdapat dalam orbita yang dibatasi dengan orbito sphenoid,
ecto-ethmoid dan circum orbitalia. Pada bulbus oculi dibedakan
menjadi dinding dan isi.
Dinding bulbus oculi dari luar ke dalam terdiri dari tunica
fibrosa, tunica vasculosa dan tunica nervosa. Tunica fibrosa
terdiri dari kornea yang jernih dan sclera yang berwarna pipih,
bagian belakang mengandung jaringan kartilago. Tunica
vasculosa terdiri dari iris (disebelah muka yang mempunyai
lubang di tengah, pupil) dan chorioidea (lekat pada sclera).
Tunica nervosa yang terdiri dari stratum pigmenti diluar dan
retina.
Stratum pigmenti melekat pada iris dan chorioidea. Di
dalam retrina terdapat sel-sel saraf indera yang bersifat
fotoreseptor dan sel-sel saraf. Serabut saraf yang datang dari
bulbus oculi membentuk nervosum opticus. Antara sclera dan
chorioidea ada satu lapisan sel yang disebut dengan argantea
yang berwarna perak yang disebabkan oleh karena di dalam
sel-sel ada hablur-hablur halus.
Isi bulbus oculi adalah lens crystallina (bulat seperti bola
dan keras), processus falciformis (tonjolan dari chorioidea dekat
dengan nervsus opticus yang menjauhi bulbu oculi) serta
campanula halleri (ujung processus falciformis yang terdiri dari
otot polos yang lekat pada lens crystallina. Pada saat kontraksi
lens tertarik ke belakang dan mempunyai otot mata yaitu
musculus retractor lentis).
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
121
Gambar 4.1 Organ JacobsonSumber : http://listverse.files.wordpress.com/2009/01/gray51.jpg
Gambar 4.2 Penampang Saluran PendengaranSumber : http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-10b-1.jpg
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
122
Gambar 4.3 Penampang Alat PendengaranSumber : http://sarwoedi.files.wordpress.com/2008/11/alat-pendengaran.jpg
Gambar 4.4 Indera PerabaSumber : http://1.bp.blogspot.com/_d4IGK2lPlpU/ShzB0P-6vgI/AAAAAAAAADs/QdTg7UagWB4/s400/skin1.jpg
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
123
Gambar 4.5 Penampang Mata TunggalSumber : http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-10a-1.jpg
Gambar 4.6 Struktur Saraf ReseptorSumber : http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-10e.jpg
Gambar 4.7 Mekansme Penerima Ransang CahayaSumber : http://1.bp.blogspot.com/_0ZfAFU-naxg/Si0Yl9SCG9I/AAAAAAAAAIo/iCpzMs1ID_M/s320/2-10a-2.jpg
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
124
Gambar 4.8 Penampang Melintang Mata TunggalSumber : http://4uliedz.files.wordpress.com/2009/03/image001.jpg
Gambar 4.9 Fraksi Cahaya yang dapat diterima ReseptorSumber : http://siudjo.blogsome.com/images/warna_1.jpg
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
125
Gambar 4.10 Struktur Mata MajemukSumber : http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/Gambar/morfologi%20mata.jpg
Gambar 4.11 Morfologi LidahSumber : http://academic.emporia.edu/sievertl/verstruc/tongue1.JPG
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
126
Gambar 4.12 Indera (sensor kimiawi)Sumber : http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/Gambar/sensor%20kimiawi.jpg
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
127
Gambar 4.13 Kuncup Rasa pada LidahSumber : http://3.bp.blogspot.com/_d4IGK2lPlpU/Sh34U4WE3hI/AAAAAAAAAEE/eiYB-twJIJ0/s400/taste-6.gif
Gambar 4.14 Indera PembauSumber : http://i41.tinypic.com/2lj1e6f.jpg
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
128
Gambar 4.15 Indera Perasa (saraf macam reseptor)Sumber : http://xebice.files.wordpress.com/2008/06/2-10c.jpg
Gambar 4.16 Struktur Dalam Indera PendengaranSumber : http://1.bp.blogspot.com/_yBshw0ocMwY/SlLBTVnjRqI/AAAAAAAAAHI/e32NVHXxSaU/s400/FG14_20.JPG
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI dari tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009Bahan Ajar Struktur Perkembangan Hewan IIEdward Alfin, M.Si
129
Gambar 4.17 Struktur Indera KeseimbanganSumber : http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_books/images_menyanggah/picture147.jpg
Rangkuman
Indera vertebrata memungkinkan makhluk hidup untuk merasakan
sesuatu, baik melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, sentuhan
maupun pengecapnya. Dalam merasakan hal tersebut tentu makhluk
hidup memerlukan mekanisme sensori yang memungkinkan untuk
merasakan semua hal tadi. Mekanisme sensori terdiri dari reseptor yang
berasal dari makhluk tersebut dan juga ransangan yang akan dirasakan.
Reseptor sensori terdiri dari sel reseptor dan reseptor. Dalam
menerjemahkan ransangan, sensor bekerja secara khusus dan selektif,
misalnya mata hanya untuk melihat atau hidung untuk membaui sesuatu.
Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian penginderaan!
2. Jelaskan mekanisme sensori!
3. Jelaskan sel-sel reseptor yang selektif!
4. Jelaskan tentang sel batang dan sel kerucut!
5. Jelaskan indera pada reptilia dan aves!