azedgfhftuftrtdrtdwdwadwdw
description
Transcript of azedgfhftuftrtdrtdwdwadwdw
KELAKUAN SI CALON DOKTER
KELOMPOK 7dr. magdalena
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK 7NO NAMA MAHASISWA NIM
1. STEPHANIE WIBISONO 405070001 ANGGOTA
2. FAJAR PERMATA SARI 405070032 ANGGOTA
3. DIAN WIJAYANTI 405070076 ANGGOTA
4. MELISA RATNAWATI T.J 405070079 ANGGOTA
5. ELLEN ARISTIKA .G 405070083 ANGGOTA
6. VIENCENSIA 405070090 PENULIS
7. JULIAN 405070095 ANGGOTA
8. RITCHIE SANTOSO 405070115 ANGGOTA
9. FERDY SANJAYA 405070118 ANGGOTA
10. CHARLES PRAKARSA .L 405070167 KETUA
11. SARTONI 405070052 SEKRETARIS
PEMICU 1
KELAKUAN SI CALON DOKTERSeorang mahasiswi kedokteran Universitas swasta di Jakarta diyudisium 1
minggu yang lalu setelah menyelesaikan Kepaniteraan klinik. Sebelum pelantikan dan pengambilan Sumpah Dokter, ia harus mengikuti UKDI ( u adenujian kepaniteraan dokter indonesia) nakan diselenggarakan 1 bulan mendatang. Sambil menunggu UKDI, ia mengisi waktu dengan menjalankan praktk kedokteran di sebuah Balai Pengobatan Umum. Dalam praktiknya sehari-hari, ia sering memberikan perlakuan yang berbeda anrtara pasien yang mampu dengan yang kurang mampu secara finansial. Ia cenderung bersikap kurang ramah terhadap pasien yang kurang mampu sedangkan,untuk pasien yang mampu, ia akan memasang tarif pengobatan yang cukup mahal. Karena niat awalnya menjadi seorang dokter untuk mendapatkan penghidupan yang berkelimpahan,maka ia tidak segan membujuk pasiennya untuk menyetujui tindakan medis yang seharusnya tidak perlu dilakukan, misalnya menyuntik pasien tanpa indikasi yang jelas. Bila pasien menolak tindakan medis yang dianjurkannya, ia akan menakut-nakuti pasien tersebut dengan mengatakan penyakitnya akan sukar sembuh. Ia juga sering memuji-muji dirinya sebagai dokter yang kompeten dan sering menjelek-jelekkan dokter lain di depan pasiennya. Hubungannya dengan dokter lain yang juga bekerja di balai pengobatan tersebut kurang harmonis. Bahkan karena suatu hal yang dianggapnya benar, ia pernah menghardik dokter tersebut dengan kata-kata kasar yang tidak pantas diucapkan oleh seorang dokter, dan menganggap rekannya itu tidak kompeten menjadi seorang dokter. Apa yang anda dapat pelajari dari pemicu ini?
LO
1. MM isi dari sumpah Dokter Indonesia2. MM isi dari KODEKI3. MM isi dari undang-undang yang mengatur praktik
kedokteran no 29 tahun 20044. MM kewajiban dan hak dari dokter dan pasien5. MM standar kompetensi dokter indonesia6. MM STR dan SIP
SUMPAH DOKTER INDONESIA
Lafal sumpah dokter Indonesia( SK MenKes No.434/MenKes/SK/X/1983)
Demi Allah saya bersumpah/berjanji”, bahwa : • Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan
perikemanusiaan. • Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat
dan tradisi luhur jabatan kedokteran• Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang
terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
• Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dokter.
• Saya akan tidak mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.
• Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita. • Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya
tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kesukuan, perbedaan kelamin, politik kepartaian, atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita
Lafal sumpah dokter Indonesia( SK MenKes No.434/MenKes/SK/X/1983)
• Saya akan menghormati setiap jidup insani mulai saat pembuahan.
• Saya akan memberikan kepada guru-guru dan bekas guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima aksih yang selayaknya.
• Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagaimana saya sendiri ingin diperlakukan.
• Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.
• Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya
Lafal sumpah dokter Indonesia( SK MenKes No.434/MenKes/SK/X/1983)
KODEKI
SURAT KEPUTUSAN PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA NO. 221/PB/A.4/04/2002 TENTANG
PENERAPAN KODE ETlK KEDOKTERAN INDONESIA
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA
• Hasil mukernas Etik Kedokteran Indonesia III Tahun 2001 sebagai Pedoman Etik bagi dokter dalam menjalankan profesi kedokteran.
• Etik ini memuat prinsip-prinsip yaitu : Beneficence, non maleficence, autonomi dan justic.
• Etik kedokteran dilandaskan atas norma-norma etik yang mengatur hubungan manusia umumnya, dan memiliki asas-asasnya dalam falsafah masyarakat yang diterima dan dikembangkan terus.
• Khusus di Indonesinga Asas itu adalah Pancasila yang diakui sebagai landasan idiil dan UUD 1945 sebagai landasan struktural.
KEWAJIBAN UMUM
PASAL 1 Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.
PASAL 2 Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi
PASAL 3 Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
PASAL 4 Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
PASAL 5 Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien,setelah memperoleh persetujuan pasien.
PASAL 6 Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
PASAL 7 Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
PASAL 7a
Seorang dokter harus dalam setiap praktik medisnya memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang dan penghormatan atas martabat manusia.
PASAL 7b
Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau yang melakukan penipuan atau penggelapan dalam menangani pasien.
PASAL 7c
Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya dan hak tenaga kesehatan lainnya dan harus menjaga kepercayaan pasien.
PASAL 7d
Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi mahkluk insani.
PASAL 8 Dalam melakukan pekerjaannya,seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (Promotif,prefentif,kuratif,dan rehabilitatif) baik fisik maupun psikososial,serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.
KEWAJIBAN UMUM
PASAL 9 Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat harus saling menghormati
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIENPASAL
10Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan,maka atas persetujuan pasien ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
PASAL 11
Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atu masalah lainnya.
PASAL 12
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya terhadap seorang pasien,bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
PASAL 13
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
KEWAJIBAN UMUM
KEWAJIABN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
PASAL 14 Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
PASAL 15 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasein dari teman sejawatnya, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI
PASAL 16 Setiap dokter harus memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik.
PASAL 17 Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kesehatan.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :
1. Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan.
2. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan doktergigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalammaupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuaidengan peraturan perundang-undangan.
3. Konsil Kedokteran Indonesia adalah suatu badan otonom, mandiri,nonstruktural, dan bersifat independen, yang terdiri atas Konsil Kedokterandan Konsil Kedokteran Gigi.
4. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuanseorang dokter atau dokter gigi untuk menjalankan praktik kedokteran diseluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi.
5. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap dokter dan dokter gigi yang telahmemiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentulainnya serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan profesinya.
6. Registrasi ulang adalah pencatatan ulang terhadap dokter dan dokter gigiyang telah diregistrasi setelah memenuhi persyaratan yang berlaku.
7. Surat izin praktik adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepadadokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelahmemenuhi persyaratan.
8. Surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi adalah bukti tertulis yangdiberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter dan dokter gigiyang telah diregistrasi.
9. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upayapelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran ataukedokteran gigi.
10. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannyauntuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secaralangsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.
11. Profesi kedokteran atau kedokteran gigi adalah suatu pekerjaan kedokteranatau kedokteran gigi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan,kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, dan kode etikyang bersifat melayani masyarakat.
12. Organisasi profesi adalah Ikatan Dokter Indonesia untuk dokter dan PersatuanDokter Gigi Indonesia untuk dokter gigi.
13. Kolegium kedokteran Indonesia dan kolegium kedokteran gigi Indonesiaadalah badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing-masingcabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut.
14. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia adalah lembaga yangberwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokterdan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi,dan menetapkan sanksi.
15. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidangkesehatan
BAB II ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2 • Praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila dan
didasarkan pada nilaiilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan dankeselamatan pasien.
Pasal 3 • Pengaturan praktik kedokteran bertujuan untuk :
a. memberikan perlindungan kepada pasien; b. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikanoleh dokter dan dokter gigi; dan c. memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi.
BAB VI REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI
Pasal 29(1) Setiap dokter dan dokter gigi yang
melakukan praktik kedokteran diIndonesia wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat tandaregistrasi dokter gigi.
(2) Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigisebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Konsil KedokteranIndonesia.
(3) Untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasidokter gigi harus memenuhi persyaratan :a. memiliki ijazah dokter, dokter spesialis, dokter gigi,
atau dokter gigispesialis;b. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan
sumpah/janji dokteratau dokter gigi;c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;d. memiliki sertifikat kompetensi; dane. membuat
pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etikaprofesi.
(4) Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi berlakuselama 5 (lima) tahun dan diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun sekalidengan tetap memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf c dan huruf d.
(5) Ketua konsil kedokteran dan ketua konsil kedokteran gigi dalam melakukanregistrasi ulang harus mendengar pertimbangan ketua divisi registrasi danketua divisi pembinaan.
(6) Ketua konsil kedokteran dan ketua konsil kedokteran gigi berkewajiban untukmemelihara dan menjaga registrasi dokter dan dokter gigi.
Pasal 30(1) Dokter dan dokter gigi lulusan luar negeri yang akan
melaksanakan praktikkedokteran di Indonesia harus dilakukan evaluasi.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. kesahan ijazah;b. kemampuan untuk melakukan praktik kedokteran yang
dinyatakan dengansurat keterangan telah mengikuti program adaptasi dan sertifikatkompetensi;
c. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter ataudokter gigi;
d. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental; dane. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etikaprofesi.
(3) Dokter dan dokter gigi warga negara asing selain memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga harus melengkapi surat izin kerjasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kemampuanberbahasa Indonesia.
(4) Dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diberikan surat tanda registrasi dokteratau surat tanda registrasi dokter gigi oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
Pasal 31(1) Surat tanda registrasi sementara dapat diberikan kepada
dokter dan doktergigi warga negara asing yang melakukan kegiatan dalam rangka pendidikan,pelatihan, penelitian, pelayanan kesehatan di bidang kedokteran ataukedokteran gigi yang bersifat sementara di Indonesia.
(2) Surat tanda registrasi sementara berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapatdiperpanjang untuk 1 (satu) tahun berikutnya.
(3) Surat tanda registrasi sementara diberikan apabila telah memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2).
Pasal 32(1) Surat tanda registrasi bersyarat diberikan kepada peserta program
pendidikandokter spesialis atau dokter gigi spesialis warga negara asing yang mengikutipendidikan dan pelatihan di Indonesia.
(2) Dokter atau dokter gigi warga negara asing yang akan memberikanpendidikan dan pelatihan dalam rangka alih ilmu pengetahuan dan teknologiuntuk waktu tertentu, tidak memerlukan surat tanda registrasi bersyarat
(3) Dokter atau dokter gigi warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat(2) harus mendapat persetujuan dari Konsil Kedokteran Indonesia.
(4) Surat tanda registrasi dan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (3) diberikan melalui penyelenggara pendidikan dan pelatihan.
Pasal 33Surat tanda registrasi tidak berlaku karena :
a. dicabut atas dasar ketentuan peraturan perundang-undangan;b. habis masa berlakunya dan yang bersangkutan tidak mendaftar ulang;c. atas permintaan yang bersangkutan;d. yang bersangkutan meninggal dunia; ataue. dicabut Konsil Kedokteran
Indonesia.
Pasal 34• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara registrasi, registrasi
ulang, registrasisementara, dan registrasi bersyarat diatur dengan Peraturan Konsil KedokteranIndonesia.
Pasal 35(1) Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat
tanda registrasi mempunyaiwewenang melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dankompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas:a. mewawancarai pasien;b. memeriksa fisik dan mental pasien;c. menentukan pemeriksaan penunjang;d. menegakkan diagnosis;e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;
f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;g. menulis resep obat dan alat kesehatan;h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter
gigi;i. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang
diizinkan; danj. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi
yang praktik di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
(2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kewenangan lainnya diatur dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia.
SURAT IZIN PRAKTIK (SIP)
BAB VIIPENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERANBagian Kesatu Surat Izin Praktik
SIPPasal 36
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesiawajib memiliki surat izin praktik.
Pasal 37(1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
dikeluarkan olehpejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat praktikkedokteran atau kedokteran gigi dilaksanakan.
(2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat.
(3) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.
Pasal 38(1) Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36,dokter atau dokter gigi harus :a. memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi doktergigi yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 31,dan Pasal 32;b. mempunyai tempat praktik; danc. memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.
(2) Surat izin praktik masih tetap berlaku sepanjang :a. surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi masihberlaku; danb. tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam surat izinpraktik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai surat izin praktik diatur dengan PeraturanMenteri.
HAK & KEWAJIBAN DOKTER/DOKTER GIGI
Paragraf 6 Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi
Bagian Ketiga :Pemberian Pelayanan Paragraf 6
Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi
• Pasal 50• Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran mempunyai hak:– a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;– b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar
prosedur operasional;– c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau
keluarganya; dan– d. menerima imbalan jasa.
Bagian Ketiga :Pemberian Pelayanan Paragraf 6
Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter GigiPasal 51• Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran mempunyai kewajiban:– a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;– b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian
atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
– c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
– d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan
– e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
Bagian Ketiga :Pemberian PelayananParagraf 7
Hak dan Kewajiban Pasien
Pasal 52• Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran,
mempunyai hak:– a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3);– b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;– c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;– d. menolak tindakan medis; dan– e. mendapatkan isi rekam medis.
Bagian Ketiga :Pemberian PelayananParagraf 7
Hak dan Kewajiban Pasien
Pasal 53• Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik
kedokteran, mempunyai kewajiban:– a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang
masalah kesehatannya;– b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;– c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan
kesehatan; dan– d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
STANDAR KOMPETENSI DOKTER
STANDAR KOMPETENSI DOKTER(7 area kompetensi)
1. Komunikasi efektif2. Keterampilan Klinis3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran4. Pengelolaan Masalah Kesehatan5. Pengelolaan Informasi6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri7. Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta
Keselamatan Pasien
Area Komunikasi Efektif
1. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya
2. Berkomunikasi dengan sejawat3. Berkomunikasi dengan masyarakat4. Berkomunikasi dengan profesi lain
Area Keterampilan Klinis
1. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya
2. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium3. Melakukan prosedur kedaruratan klinis
Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
1. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
2. Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai
3. Menentukan efektivitas suatu tindakan
Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
1. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat
2. Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit3. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit4. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan5. Mengelola sumber daya manusia serta sarana dan
prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
Area Pengelolaan Informasi
1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien
2. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi3. Memanfaatkan informasi kesehatan
Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
1. Menerapkan mawas diri2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat3. Mengembangkan pengetahuan baru
UKDI
PENDAHULUAN • Sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, setiap dokter harus melampirkan sertifikat kompetensi sebagai salah satu syarat untuk mengurus registrasi di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Kewajiban itu juga harus dipenuhi oleh dokter yang baru lulus dari FK/ PSPD. Sertifikat kompetensi dokter umum diperoleh melalui uji kompetensi yang diatur oleh Kolegium Dokter Indonesia (KDI).
• Uji kompetensi dapat dilakukan melalui berbagai cara diantaranya ujian tulis, portofolio, OSCE. Untuk sertifikasi dokter lulusan baru FK/ PSPD maka Komite Bersama menyepakati bentuk uji kompetensi melalui ujian tulis.
TUJUAN • Tujuan UKDI adalah untuk memberikan informasi
berkenaan kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dari para lulusan dokter umum secara komprehensif kepada pemegang kewenangan dalam pemberian sertifikat kompetensi senagai bagian dari persyaratan registrasi, untuk kemudian seorang dokter dapat mengurus pengajuan surai ijin praktik (SIP).
STANDAR KELULUSAN• Mengingat uji kompetensi ini sangat menentukan karier
seorang dokter dan akan dijadikan acuan kompetensi secara nasional, maka proses penentuan standar kelulusan harus dilakukan dengan melibatkan komponen yang mewakili pemegang kebijakan seperti pendidik dari fakultas kedokteran, dokter yang melakukan praktik, organisasi profesi, depkes atau unsur pemerintah dan masyarakat. Metode yang dipakai adalah PAP atau criterion reference dengan menggunakan panel expert judge.
• Sseorang dapat mendaftarkan dirinya untuk menjadi panel expert judge, namun kemudian dipilih oleh badan pelaksana dengan criteria merupakan ahli di bidang kedokteran dan menguasai teknik standard setting dengan memperhatikan keterwakilan stakeholder. Untuk memberikan keseimbangan antara standar kompetensi yang bersifat mutlak dan pertimbangan proporsi kelulusan uji kompetensi maka metode yang akan digunakan adalah Hofstee Method.
MATERI UJIAN • Sesuai dengan tujuan dari uji kompetensi, maka materi yang
diujikan sebagaimana tertuang dalam KIPDI 3 dengan tetap memperhatikan aspek-aspek lain sehingga dapat menjamin sifat komprehensifnya. Ujian akan menitikberatkan pada prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar dan klinik yang sangat penting di dalam praktik klinik di masyarakat maupun di dalam pendidikan kedokteran tahap pascasarjana, dengan mengutamakan penguasaan prinsip-prinsip dasar mekanisme timbulnya penyakit, clinical reasoning, serta critical thinking dalam kerangka pemecahan masalah / problrm solving. Keseluruhan soal yang dikembangkan harus bersifat terintegrasi dan menguji secara utuh kompetensi yang dibutuhkan seorang dokter.
TIPE SOAL UJIAN
• Jenis atau tipe soal ujian adalah berupa soal pilihan berganda dengan lima pilihan jawaban soal. Soal terdiri dari stem soal yang berbentuk scenario (vignette), pertanyaan, dan lima pilihan jawaban dengan satu jawaban benar. Jumlah soal-soal seluruhnya adalah 200 soal.
GARIS BESAR KOMPETENSI MATERI UJIAN
1. Tinjauan 1a. Ketrampilan dasar klinis (10 – 20%)b. Aplikasi biomedis, behaviour, clinical, &epidemiologi pada
kedokteran keluarga (40 – 60%)c. Komunikasi efektif (10 – 20%)d. Manajemen masalah kesehatan primer (10 – 20%)e. Penelusuran, kritisi, dan manajemen informasi (2 – 5%)f. Profesionalisme, moral, dan etika praktik kedokteran (5 – 10%)g. Kesadaran, pemeliharaan, dan pengembangan personal (5 – 10%)
2. Tinjauan 2a. Kognitif (20 –40%)b. Procedural knowledge (20 – 40%)c. Konatif (20 – 40%)
3. Tinjauan 3a. Recall (5 – 10%)b. Reasoning (90 – 95%)
4. Tinajuan 4 : Proses Normal dan Patologia. Pertumbuhan, perkembangan, dan degenerasi (15-
25%)b. Kalainan genetic dan congenital (15 – 25%)c. Penyakit infeksi dan Imunologi (15 – 25%)d. Penyakit Neoplasma (15 – 25%)e. Penyakit akibat trauma dan kecelakaan (15 – 25%)
5. Tinjauan 5 : Organ dan Sistema. Saraf dan perilaku (Neurobehaviour) (5 – 15%)b. Kepala dan leher (5 – 15%)c. Endokrin dan metabolisme (5 – 15%)d. Gastrointestinal, hepatobilier, pancreas (5 – 15%)e. Saluran Pernafasan (5 – 15%)f. Urogenital (5 – 15%)g. Cardiovascular dan system limfatik (5 – 15%)h. Darah dan system kekebalan tubuh (5 – 15%)i. Kulit, otot, tulang, dan jaringan lunak (5 – 15%)j. Reproduksi (5 – 15%)
6. Tinjauan 6a. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit (20 –
30%)b. Penapisan/ Diagnosis (20 – 30%)c. Manajemen/ Terapi (20 – 30%)d. Rehabilitasi (20 – 30%)
7. Tinjauan 7a. Individu (20 – 40%)b. Keluarga (20 – 40%)c. Masyarakat (20 – 40%)
SURAT TANDA REGISTRASI (STR) DAN
SURAT IZIN PRAKTEK (SIP)
SYARAT UNTUK STR (Ps. 29 ayat 3)1. Memiliki ijazah dokter, dokter spesialis, dokter gigi,
atau dokter gigi spesialis2. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan
sumpah dokter atau dokter gigi3. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental4. Memiliki sertifikat kompetensi5. Membuat pernyataan akan mematuhi dan
melaksanakan ketentuan etika profesi
• STR berlaku 5 tahun dan diregistrasi ulang tiap 5 tahun dengan tetap memenuhi persyaratan sehat fisik dan mental dan syarat kompetensi (Ps. 29 ayat 4)
• STR tidak berlaku krn:– Dicabut atas dasar ketentuan peraturan
perundang-undangan– Habis masa berlakunya dan yg bersangkutan tidak
mendaftar ulang– Atas permintaan yang bersangkutan– Yang bersangkutan meninggal dunia– Dicabut KKI
SIP• Bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada
dokter/ dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan(Ps 1,butir 7)
• Setiap dokter dan dokter gigi yang praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki SIP (Ps 36)
• SIP dikeluarkan oleh pejabat kesehatan berwenang di Kabupaten / Kota tmp praktik kedokteran/kedokteran gigi dilaksanakan (Ps 37 ayat 1); paling banyak 3 tmp (ayat 2)
Untuk mendapatkan SIP
• Dokter/dokter gigi harus memiliki:– STR dokter/ dokter gigi yang masih berlaku– Mempunyai tmp praktik– Memiliki rekomendasi organisasi profesi
PASAL-PASAL TENTANG STR
BAB VI REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI
Pasal 29(1) Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan
praktik kedokteran diIndonesia wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat tandaregistrasi dokter gigi.
(2) Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigisebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Konsil KedokteranIndonesia.
(3) Untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasidokter gigi harus memenuhi persyaratan :a. memiliki ijazah dokter, dokter spesialis, dokter
gigi, atau dokter gigispesialis;b. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan
sumpah/janji dokteratau dokter gigi;c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;d. memiliki sertifikat kompetensi; dane. membuat
pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etikaprofesi.
(4) Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi berlakuselama 5 (lima) tahun dan diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun sekalidengan tetap memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf c dan huruf d.
(5) Ketua konsil kedokteran dan ketua konsil kedokteran gigi dalam melakukanregistrasi ulang harus mendengar pertimbangan ketua divisi registrasi danketua divisi pembinaan.
(6) Ketua konsil kedokteran dan ketua konsil kedokteran gigi berkewajiban untukmemelihara dan menjaga registrasi dokter dan dokter gigi.
Pasal 30(1) Dokter dan dokter gigi lulusan luar negeri yang akan
melaksanakan praktikkedokteran di Indonesia harus dilakukan evaluasi.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. kesahan ijazah;b. kemampuan untuk melakukan praktik kedokteran yang
dinyatakan dengansurat keterangan telah mengikuti program adaptasi dan sertifikatkompetensi;
c. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter ataudokter gigi;
d. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental; dane. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etikaprofesi.
(3) Dokter dan dokter gigi warga negara asing selain memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga harus melengkapi surat izin kerjasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kemampuanberbahasa Indonesia.
(4) Dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diberikan surat tanda registrasi dokteratau surat tanda registrasi dokter gigi oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
Pasal 31(1) Surat tanda registrasi sementara dapat diberikan kepada
dokter dan doktergigi warga negara asing yang melakukan kegiatan dalam rangka pendidikan,pelatihan, penelitian, pelayanan kesehatan di bidang kedokteran ataukedokteran gigi yang bersifat sementara di Indonesia.
(2) Surat tanda registrasi sementara berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapatdiperpanjang untuk 1 (satu) tahun berikutnya.
(3) Surat tanda registrasi sementara diberikan apabila telah memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2).
Pasal 32(1) Surat tanda registrasi bersyarat diberikan kepada peserta program
pendidikandokter spesialis atau dokter gigi spesialis warga negara asing yang mengikutipendidikan dan pelatihan di Indonesia.
(2) Dokter atau dokter gigi warga negara asing yang akan memberikanpendidikan dan pelatihan dalam rangka alih ilmu pengetahuan dan teknologiuntuk waktu tertentu, tidak memerlukan surat tanda registrasi bersyarat
(3) Dokter atau dokter gigi warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat(2) harus mendapat persetujuan dari Konsil Kedokteran Indonesia.
(4) Surat tanda registrasi dan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (3) diberikan melalui penyelenggara pendidikan dan pelatihan.
Pasal 33Surat tanda registrasi tidak berlaku karena :
a. dicabut atas dasar ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. habis masa berlakunya dan yang bersangkutan tidak mendaftar ulang;
c. atas permintaan yang bersangkutan;d. yang bersangkutan meninggal dunia; ataue. dicabut Konsil
Kedokteran Indonesia.
Pasal 34• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara registrasi, registrasi
ulang, registrasisementara, dan registrasi bersyarat diatur dengan Peraturan Konsil KedokteranIndonesia.
Pasal 35(1) Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat
tanda registrasi mempunyaiwewenang melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dankompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas:a. mewawancarai pasien;b. memeriksa fisik dan mental pasien;c. menentukan pemeriksaan penunjang;d. menegakkan diagnosis;e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;
f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;g. menulis resep obat dan alat kesehatan;h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter
gigi;i. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang
diizinkan; danj. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi
yang praktik di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
(2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kewenangan lainnya diatur dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia.
PASAL-PASAL TENTANG SIP
SIPPasal 36
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesiawajib memiliki surat izin praktik.
Pasal 37(1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
dikeluarkan olehpejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat praktikkedokteran atau kedokteran gigi dilaksanakan.
(2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat.
(3) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.
Pasal 38(1) Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36,dokter atau dokter gigi harus :a. memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi doktergigi yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 31,dan Pasal 32;b. mempunyai tempat praktik; danc. memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.
(2) Surat izin praktik masih tetap berlaku sepanjang :a. surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi masihberlaku; danb. tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam surat izinpraktik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai surat izin praktik diatur dengan PeraturanMenteri.
Ketentuan PidanaNo. Pelanggaran Pidana UU 29/2004
1. Dr/drg praktik tanpa STR Penjara max 3 thnDenda max Rp.100 jt
Ps 75 ay 1
2. Dr/drg praktik tanpa SIP Idem Ps 76
3. Dr/drg WNA praktik tanpa STR sementara/ bersyarat
Idem Ps 75 ay 2,3
4. Dr/drg yang:Tidak memasang papan praktikTidak membuat rekam medis yg baikTidak memenuhi kewajiban(Ps 51)
Kurungan max 1 thn; denda max Rp.50 jt
Ps 79
5. Identitas dan gelar palsu. Tanpa STR dan SIP
Penjara max 5 thn; denda max Rp.150 jt
Ps 77
6. Mempekerjakan dr/drg tanpa SIP Penjara max 10 thn; denda max Rp.300 jt
Ps 80
KESIMPULAN
• Mahasiswi ini melanggar undang-undang no 29 tahun 2004 pada pasal 29 dan KODEKI, maka dikenakan sanksi pidana sesuai dengan pasal 75 dan pasal 76.
SARAN
• Membuka praktek harus memenuhi syarat sesuai dengan undang-undang no 29 tahun 2004, pasal 29 ayat 3 (STR) dan pasal 36 (SIP)
DAFTAR PUSTAKA
• Jacobalis, Samsi. Perkembangan Ilmu Kedokteran, Etika Medis,dan Bioetika. Jakarta: Sagung Seto. 2005.
• http://inamc.or.id/download/Standar%20Kompetensi%20Dokter.pdf