AVO Meter

18
AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata ”AVO” dan ”meter”. ‘A’ artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. ‘V’ artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. ‘O’ artinya ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran. AVO Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara umum, pengertian dari AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik. AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannya dan akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut. 1

Transcript of AVO Meter

Page 1: AVO Meter

AVOMETER

1 Pengertian AVO Meter

Avometer berasal dari kata ”AVO” dan ”meter”. ‘A’ artinya ampere,

untuk mengukur arus listrik. ‘V’ artinya voltase, untuk mengukur voltase atau

tegangan. ‘O’ artinya ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu

meter atau satuan dari ukuran. AVO Meter sering disebut dengan Multimeter atau

Multitester. Secara umum, pengertian dari AVO meter adalah suatu alat untuk

mengukur arus, tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan

searah (DC) dan hambatan listrik.

AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika

karena dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat,

Tetapi sebelum mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih

dahulu jenis-jenis AVO meter dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak

terjadi kesalahan dalam pemakaiannya dan akan menyebabkan rusaknya AVO

meter tersebut.

Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter

analog (menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital

(menggunakan display digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan

lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal operasionalnya. Misal sumber

tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan probe / kabel penyidik warna

merah dan hitam.

Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa

angka-angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan

pergerakan jarum untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil

1

Page 2: AVO Meter

ukur, harus dibaca berdasarkan range atau divisi. AVO meter analog lebih umum

digunakan karena harganya lebih murah dari pada jenis AVO meter digital.

2 AVO Meter Analog

AVO Meter analog menggunakan jarum sebagai penunjuk skala. Untuk

memperoleh hasil pengukuran, maka harus dibaca berdasarkan range atau divisi.

Keakuratan hasil pengukuran dari AVO Meter analog ini dibatasi oleh lebar dari

skala pointer, getaran dari pointer, keakuratan pencetakan gandar, kalibrasi nol,

jumlah rentang skala. Dalam pengukuran menggunakan AVO Meter Analog,

kesalahan pengukuran dapat terjadi akibat kesalahan dalam pengamatan (paralax).

Keterangan :

1. Meter Korektor, berguna untuk menyetel jarum AVO meter ke arah nol,

saat AVO meter akan dipergunakan dengan cara memutar sekrupnya ke

kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.

2. Range Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan

kemampuan batas ukur yang dipergunakan yang berfungsi untuk

memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Saklar putar (range

selector switch) ini merupakan kunci utama bila kita menggunakan AVO

meter. AVO meter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :

- Posisi (Ohm) berarti AVO Meter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri

dari tiga batas ukur : x1; x10; dan K.

- Posisi ACV (Volt AC) berarti AVO Meter berfungsi sebagai voltmeter AC

yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.

- Posisi DCV (Volt DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai voltmeter DC

yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.

- Posisi DC mA (miliampere DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai

miliamperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur, yaitu: 0,25; 25; dan

500.

Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe AVO meter yang satu

dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama.

2

Page 3: AVO Meter

3. Terminal + dan – Com, terminal dipergunakan untuk mengukur Ohm, AC

Volt, DC Volt dan DC mA (yang berwarna merah untuk + dan warna hitam

untuk -).

4. Pointer (Jarum Meter) merupakan sebatang pelat yang bergerak kekanan

dan kekiri yang menunjukkan besaran / nilai.

5. Mirror (cermin) sebagai batas antara Ommeter dengan Volt-Ampermeter.

Cermin pemantul pada papan skala yang digunakan sebagai panduan untuk

ketepatan membaca, yaitu pembacaan skala dilakukan dengan cara tegak

lurus dimana bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum

penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi penyimpangan dalam membaca.

6. Scale (skala) berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

7. Zero Adjusment adalah pengatur / penepat jarum pada kedudukan nol

ketika menggunakan Ohmmeter. Caranya : saklar pemilih diputar pada

posisi (Ohm), test lead + (merah) dihubungkan ke test lead - (hitam),

kemudian tombol pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan

sehingga menunjuk pada kedudukan skala 0 Ohm.

8. Angka-Angka Batas Ukur, adalah angka yang menunjukkan batas

kemampuan alat ukur.

9. Kotak Meter, adalah kotak / tempat meletakkan komponen-komponen

AVOmeter.

Di sebelah kanan saklar terdapat tanda ACV (Alternating Current Volt),

yaitu Voltmeter untuk mengukur arus bolak-balik atau aliran tukar. Batas ukur ini

dibagi atas, misal 0-10 V, 0-50 V, 0-250 V, 0-500 V, 0-1000 V.

Bagian atas saklar penunjuk diberi tanda OHM dan ini merupakan batas

ukur Ohm meter yang dapat digunakan untuk mengukur nilai tahanan dan baik

buruknya alat-alat dalam “pesawat”. Pada bagian ini terdapat batas ukur, yaitu

misal : x1, x10, x100, x1K, x10K.

Di sebelah kiri dari saklar terdapat tanda DCV (Direct Current Volt) yang

merupakan bagian dari Voltmeter, yaitu bagian yang digunakan khusus untuk

untuk mengukur tegangan listrik DC. Batas ukur DCV dibagi atas, misal 0-10 V,

0-50 V, 0-250 V, 0-500 V, 0-1000 V.

3

Page 4: AVO Meter

Pengukuran di bawah 10 Volt dipakai batas ukur 0-10 V. Bila di atas 12

Volt dan di bawah 50 Volt dipergunakan batas ukur 0-50 V. Jika di atas 50 Volt

dan di bawah 250 Volt digunakan batas ukur 0-250 V. Bila di atas 250V dan

dibawah 500V digunakan batas ukur 500 Volt. Bila lebih dari 500 V dan di bawah

1000V digunakan batas ukur 0-1000 V. Jika lebih dari itu, maka tidak boleh

menggunakan Volt meter secara langsung.

Di bagian bawah saklar terdapat tanda DC mA yang berguna untuk

mengukur besarnya kuat arus listrik. Batas ukur dibagi atas, misal 0-0,25 mA, 0-

25 mA, 0-500 mA. Bila menggunakan alat ukur ini, pertama-tama letakkanlah

saklar pada batas ukur yang terbesar / tertinggi, kemudian di bawahnya sehingga

batas ukur yang digunakan selalu lebih tinggi dari arus yang kita ukur.

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam

menggunakan AVO meter :

1. Setiap kali menggunakan AVO meter harus memperhatikan batas ukur alat

tersebut. Kemampuan alat ukur (kapasitas alat ukur) harus lebih besar dari

yang hendak di ukur. Kesalahan dalam pemakaian alat ukur AVO meter

dapat mengakibatkan kerusakan.

2. AC Voltmeter hanya boleh dipergunakan untuk mengukur AC Volt, tidak

boleh dipergunakan untuk mengukur DC Volt. Demikian juga sebaliknya.

Ohmmeter tidak boleh dipergunakan untuk mengukur tegangan listrik, baik

DC maupun AC Volt karena dapat mengakibatkan rusaknya alat ukur

tersebut. Jadi, pemakaian alat ukur harus sesuai dengan fungsi alat ukur

tersebut.

3. Periksa jarum meter apakah sudah tepat pada angka 0 pada skala DC mA,

DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri dan skala Ohmmeter posisi

jarum nol di bagian kanan.

3 AVO Meter Digital

AVO meter digital tidak sama halnya dengan AVO meter analog yang

menggunakan jarum. AVO meter digital menggunakan display yang langsung

dapat menampilkan hasil pengukuran berupa angka-angka. Karena tidak

menggunakan jarum, AVO meter digital ini bentuk fisiknya lebih kecil daripada

4

Page 5: AVO Meter

AVO meter analog dan tidak perlu melakukan kalibrasi lagi sebelum melakukan

pengukuran. Selain itu, ketelitian di dalam pengukurannya juga jauh lebih bagus

daripada AVO meter analog. AVO meter digital terlihat pada gambar di bawah

ini.

4 Metode / Teknik Pengukuran

Untuk mengetahui jalur yang putus dari suatu rangkaian diperlukan suatu

alat ukur yang disebut AVO Meter, dengan menggunakan AVO Meter, kita dapat

mengetahui baik tidaknya suatu jalur dengan menggunakan fasilitas pengukuran

Ohm.

Dalam penganalisaan jalur diperlukan sumber arus listrik yang akan

diberikan kepada jalur tersebut. Perlu Anda ketahui bahwa didalam AVO Meter

sudah terdapat sumber arus yang berasal dari sebuah baterai yang telah dipasang

didalam AVO Meter, sehingga pada waktu pengukuran tegangan baterai ini akan

mengalir pada rangkaian yang diukur, walaupun hanya dapat memberikan arus

yang sangat rendah.

Untuk menganalisa kerusakan jalur pada suatu rangkaian dapat dilakukan

dengan dua cara, pertama pengukuran secara paralel dan pengukuran secara seri.

Pada prinsipnya pengukuran tersebut sama saja, akan tetapi akan lebih akurat bila

dilakukan dengan dua cara tersebut. Penjelasan kedua teknik pengukuran tersebut

sebagai berikut.

4.1 Teknik Pengukuran Paralel

Pada prinsipnya pengukuran resistansi atau tahanan adalah mengukur

besaran arus yang akan mengalir pada suatu rangkaian. Jika pada saat pengukuran

terdapat suatu jalur yang tidak mempunyai nilai resistansi (Jarum AVO Meter

tidak bergerak sedikitpun) atau short (Jarum AVO Meter bergerak penuh ke arah

kanan / 0 ohm), besar kemungkinan tidak akan ada arus listrik yang dapat

mengalir dari jalur tersebut. Akan tetapi, bila terdapat nilai resistansi yang kecil

(Jarum AVO Meter akan bergerak lebih jauh ke arah kanan), maka arus yang akan

mengalir pada jalur tersebut sangat besar. Bila nilai resistansinya besar (Jarum

AVO Meter hanya bergerak sedikit saja ke arah kanan), maka makin kecil arus

5

Page 6: AVO Meter

yang akan mengalir pada rangkaian tersebut. Akan tetapi, bila AVO Meter tidak

menunjukan nilai resistansi (Jarum tidak bergerak sedikitpun), maka tidak

terdapat arus yang mengalir pada jalur tersebut.

Belum tentu bila dalam pengukuran tersebut tidak menunjukan nilai

resistansi, maka dapat dipastikan jalurnya yang putus, bisa saja tidak terdapat arus

yang disebabkan karena terdapat komponen yang bermasalah, mungkin rusak atau

hubungannya tidak baik. Oleh karena itu, cara pengukuran paralel dapat dilakukan

juga untuk menganalisa kerusakan pada suatu komponen atau rangkaian.

4.2 Teknik Pengukuran Seri

Bila hasil pengukuran paralel menunjukan bahwa jalur tersebut tidak

mempunyai arus, sebaiknya Anda jangan dulu mengambil kepastian bahwa jalur

tersebut putus, anda dapat meyakinkannya dengan cara pengukuran secara seri.

Cara ini membutuhkan skema diagram untuk mengetahui komponen yang akan

dilalui oleh setiap jalurnya. Pada prakteknya Anda akan mengukur satu persatu

disetiap komponen yang akan dilalui oleh jalur tersebut.

Berbeda dengan metoda pengukuran paralel, dimana AVO Meter akan

menunjukan nilai resistansinya. Sedangkan metoda pengukuran seri dilakukan

untuk mengetahui terhubung atau tidaknya suatu jalur. Bila hasil pengukuran

menunjukan suatu nilai resistansi (tahanan), maka jalur tersebut tidak terhubung

dengan baik, apalagi bila hasil pengukuran AVO Meter tidak bergerak sedikitpun

dipastikan jalur tersebut telah putus. Jalur tersebut normal bila jarum avometer

menunjukan “0 Ohm” (Jarum AVO Meter bergerak penuh ke arah kanan) seperti

yang tampak pada gambar dibawah ini:

5 Cara Penggunaan AVO Meter

Pertama-tama jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada

angka 0 pada skala DCmA , DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri dan

untuk skala ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan. Jika belum tepat, harus

diatur dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke

kiri atau ke kanan dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil.

6

Page 7: AVO Meter

Dalam penggunaannya penting sekali untuk memperhatikan dan memilih

skala pengukuran yang sesuai sebelum melakukan pengukuran. Kita harus

membiasakan untuk menggunakan skala paling tinggi pada saat awal pengukuran,

baik arus, tegangan ataupun hambatan listrik. Selanjutnya bisa diturunkan

skalanya jika dirasakan hasil pengukuran masih belum mencukupi tingkat

ketelitiannya.

Sebagai contoh misalnya kita menggunakan sebuah AVO meter analog.

Untuk mengukur tegangan pada suatu sumber tegangan AC, kita tempatkan saklar

pada posisi VAC (pengukuran untuk tegangan AC), pilih skala tertinggi. Lihat

simpangan jarumnya apakah sudah cukup untuk dapat terbaca ataukah

simpangannya terlalu kecil sehingga sulit terbaca. Jika simpangan jarumnya

terlalu kecil, maka skala pengukuran bisa kita turunkan lagi sampai mendapatkan

hasil simpangan yang dapat terbaca dengan baik. Jangan memilih skala yang

terlalu kecil sehingga jarum menyimpang melebihi batas maksimum pengukuran.

Ini dapat merusakkan AVO meter. Penting juga memperhatikan polaritas jika

yang kita ukur berkaitan dengan arus dan tegangan DC. Jangan sampai terbalik

karena dapat juga merusakkan AVO meter.

Untuk AVO meter analog penting juga mengkalibrasi AVO meter sebelum

digunakan untuk melakukan pengukuran, terutama dalam mengukur tahanan

(resistor) agar hasil pengukurannya akurat. Caranya hubungkan kedua probe AVO

meter, lalu putar penepat not (kalibrator) hingga jarum tepat menunjukkan angka

0 ohm, baru kemudian siap digunakan. Jika skala pengukuran diubah biasanya

harus dikalibrasi lagi.

Untuk AVO meter digital biasanya dilengkapi dengan kemampuan untuk

mengukur kapasitas sebuah kapasitor serta hfe transistor, dan tanpa perlu

dikalibrasi. Sepertinya memang lebih praktis tapi harganya juga praktis lebih

mahal. Tetapi ada juga AVO meter analog dengan merek tertentu yang lumayan

mahal karena memang hasil bacaannya akurat dan bagus.

5.1 Cara Mengukur Tegangan AC

Pada umumnya avometer hanya dapat mengukur arus berbentuk sinus

dengan frekuensi antara 30 Hz - 30 KHz. Hasil pengukuran adalah tegangan

7

Page 8: AVO Meter

efektif (Veff). Adapun langkah-langkah pengukuran tegangan AC yaitu sebagai

berikut:

1. Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan AC (V˜).

2. Pilihlah batas ukur (1, 3, 10, 30, 100 atau 300). Batas ukur yang dipilih

harus yang sama atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur. Misalkan

tegangan yang akan diukur adalah220V, maka batas ukur yang harus dipilih

adalah 300V. Tidak boleh memilih batas yang lebih kecil, karena jarum

penunjuk akan bergerak melewati batas maksimum dan dapat merusak

moving coil.

3. Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan secara Paralel. Untuk

tegagan AC kabel merah dan hitam dapat bebas disambungkan pada sumber

tegangan positif atau negatif, karena tegangan AC tidak mempunyai

polaritas.

4. Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti. Cara

yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum

harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada cermin pemantul, agar

tidak terjadi kesalahan baca (parallax).

5.2 Cara Mengukur Tegangan DC

1. Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan DC (V=).

2. Pilihlah batas ukur (1.5, 5, 10, 50, 150, 500). Dimana harus dipilih batas

yang sama atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur. Misalkan

tegangan yang akan diukur 8.5V, maka batas ukur yang harus dipilih adalah

10V. Tidak boleh memilih batas yang lebih kecil, karena jarum penunjuk

akan bergerak melewati batas maksimum dan dapat merusak moving coil.

3. Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan, kabel merah

disambungkan kepada bagian positif dan kabel hitam disambungkan pada

bagian negatif. Cara pemasangan seperti itu disebut hubungan paralel.

Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak

kekiri.

4. Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti. Cara

yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum

8

Page 9: AVO Meter

harus tampak satu garis dengan bayangan jarum pada cermin pemantul, agar

tidak terjadi kesalahan baca (parallax).

5.3 Cara Mengukur Arus DC

Cara mengukur arus agak berbeda dengan mengukur tegangan, dimana

rangkaian untuk mengukur arus dipasang secara seri dengan beban. Beban dapat

berupa resistor, lampu atau lainnya. Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai

berikut:

1. Atur selector pada posisi Arus DC (A=).

2. Atur posisi selector pada posisi batas ukur yang lebih tinggi dari arus yang

akan diukur, batas ukur dapat dipilih yang paling tinggi agar tidak merusak

Avo Meter. Pengaruh pemilihan batas ukur yang terlalu jauh dari arus yang

akan diukur hanya mengakibatkan pembacaan yang kurang akurat.

3. Hubungkan kabel secara seri dengan beban. Beban dapat diseri pada kabel

negatif atau pada kabel positif (sesuai gambar).

4. Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak

kekiri.

5. Baca penunjukan arus pada papan skala arus DC (A=) sesuai posisi jarum.

5.4 Cara Mengukur Resistansi

Gunanya mengukur resistansi adalah untuk mengetahui kondisi suatu

komponen dalam keadaan rusak atau baik, serta untuk menentukan berapakah

besar nilai resistansinya.

Misalkan sebuah resistor mempunyai kode warna: coklat, hitam, merah

dan toleransi emas, artinya resistor tersebut mempunyai nilai resistansi sebesar

1000 ohm dengan toleransi 5%, maksudnya resistor tersebut masih dikatakan baik

bila setelah diukur nilainya masih diantara +/- 5% dari 1000 ohm, atau antara 950

sampai 1050 ohm. Cara mengukurnya sebagai berikut :

1. Atur selector switch pada posisi ohm.

2. Pilih batas ukur (range) apakah: x1, x10, x100, atau x1000 (sesuaikan

dengan nilai resistor).

9

Page 10: AVO Meter

3. Terlebih dahulu, hubung singkat kabel penyidik agar jarum meter bergerak

kearah kekanan dan dapat diatur supaya menunjukkan pada skala maksimum

dengan memutar tombol Zero Adjust, maksudnya agar pembacaan meter

sesuai dengan skala dan range yang dipakai.

4. Mulailah mengukur resistor dengan menghubungkan kabel penyidik pada

kedua kaki resistor secara paralel, dengan mengabaikan warna kabel.

5. Baca papan skala sesuai dimana jarum meter berhenti, dan kalikan

pembacaan dengan batas ukur. Misalnya jarum menunjukkan pada skala 10

dan batas ukur menggunakan x100, maka nilai resistor tersebut adalah 1000

ohm.

5.5 Cara Menguji Kapasitor / Kondensator

Sebelumnya muatan kondensator harus di-discharge. Dengan jangkah

pada OHM, tempelkan penyidik merah pada kutub positif dan hitam pada negatif.

Bila jarum menyimpang ke kanan dan kemudian secara berangsur-angsur

kembali ke kiri, berarti kondensator baik. Bila jarum tidak bergerak, kondensator

putus dan bila jarum terus berada di kanan dan tidak balik, kemungkinan

kondensator bocor.

Untuk menguji elco 10 µF jangkah pada x10K atau 1K. Untuk kapasitas

sampai 100 µF jangkah pada x100, di atas 1000 µF, jangkah x1 dan menguji

kondensator non elektrolit jangkah pada x10K.

5.6 Cara Menguji Dioda

Dengan jangkah OHM x1k atau x100 penyidik merah ditempel pada

katoda (ada tanda gelang) dan hitam pada anoda, jarum harus ke kanan. Penyidik

dibalik ialah merah ke anoda dan hitam ke katoda, jarum harus tidak bergerak.

Bila tidak demikian berarti kemungkinan diode rusak.

Cara demikian juga dapat digunakan untuk mengetahui mana anoda dan

mana katoda dari suatu diode yang gelangnya terhapus.

Dengan jangkah VDC, bahan suatu dioda dapat juga diperkirakan dengan

circuit pada gambar diatas. Bila tegangan katoda anoda 0.2 V, maka kemungkinan

dioda germanium, dan bila 0.6V kemungkinan dioda silicon.

10

Page 11: AVO Meter

5.7 Cara Menguji Transistor

Transistor ekivalen dengan dua buah dioda yang digabung, sehingga

prinsip pengujian dioda diterapkan pada pengujian transistor. Untuk transistor

jenis NPN, pengujian dengan jangkah pada x100, penyidik hitam ditempel pada

Basis dan merah pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Bila penyidik

merah dipindah ke Emitor, jarum harus ke kanan lagi

Kemudian penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum

harus tidak menyimpang dan bila penyidik hitam dipindah ke Emitor jarum juga

harus tidak menyimpang. Selanjutnya dengan jangkah pada 1k penyidik hitam

ditempel pada kolektor dan merah, pada emitor, jarum harus sedikit menyimpang

ke kanan dan bila dibalik jarum harus tidak menyimpang. Bila salah satu peristiwa

tersebut tidak terjadi, maka kemungkinan transistor rusak.

Untuk transitor jenis PNP, pengujian dilakukan dengan penyidik merah

pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Demikian

pula bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum arus menyimpang ke kanan

lagi. Selanjutnya analog dengan pangujian NP. Kita dapat menggunakan cara

tersebut untuk mengetahui mana Basis, mana Kolektor dan mana Emitor suatu

transistor dan juga apakah jenis transistor PNP atau NPN. Beberapa jenis

multimeter dilengkapi pula fasilitas pengukur hFE, ialah salah parameter penting

suatu transistor.

Dengan circuit seperti pada gambar, dapat diperkirakan bahan transistor.

Pengujian cukup dilakukan antara Basis dan Emitor, bila voltage 0.2 V

germanium dan bila 0.6 V maka kemungkinan silicon.

11