autoklav

42
cara penggunaan autoklaf Posted onMay 26, 2011 Cara kerja penggunaan autoklaf sederhana yang biasanya dipake di Laboratorium 1 !agian"bagian yang ada pada tubuh autoklaf dipelajari beserta fungsi"fungsinya 2 #utoklaf diisi dengan akuades sampai elemen pemanas terendam air $ Medium yang akan disterilkan pada %adah alumunium disusun, dan diantara %adah"%adahtersebut diberi rongga untuk pergerakan uap air dan udara & #utoklaf ditutup, baut"baut yang ada di bagian atas tubuh sterilisator dicocokk dengantempatnya yang terletak pada tutup !aut"baut yang berla%anan letaknya diputarserentak bersama"sama, agar tutup berada di tengah"tengah ' Pengatur katup pengaman dibuka untuk mengeluarkan udara yang ada di dalam tubuh autoklaf 6 (umber pemanas dipasang ) *atup ditutup apabila uap air sudah keluar cukup banyak +terdengar bunyi desis dari katup pengaman (uhu dan tekanan autoklaf akan naik - (kala suhu dan tekanan dibaca sampai mencapai suhu 121 0C dengan tekanan 1' lb (uhudistabilkan selama 1' menit dengan cara mengatur sumber panas . #utoklaf dimatikan /ekanan dibiarkan sampai mencapai nol #utoklaf tidak boleh dibukasebelum tekanan menjadi nol 10 Pengatur katup pengaman dibuka setelah tekanan autoklaf mencapai nol, katup pengamandibuka dengan cara meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap air yang masih ada dalamautoklaf 11 Mur dan baut dikendurkan, tutup autoklaf dibuka dengan cara diputar kemudian diangkat 12 !ahan yang telah diserilkan, dikeluarkan dari autoklaf, kemudian didinginkan

description

fungsi autoklav

Transcript of autoklav

cara penggunaan autoklaf Posted onMay 26, 2011 Cara kerja penggunaan autoklaf sederhana yang biasanya dipake di Laboratorium.1. Bagian-bagian yang ada pada tubuh autoklaf dipelajari beserta fungsi-fungsinya.2. Autoklaf diisi dengan akuades sampai elemen pemanas terendam air.3. Medium yang akan disterilkan pada wadah alumunium disusun, dan diantara wadah-wadahtersebut diberi rongga untuk pergerakan uap air dan udara.4. Autoklaf ditutup, baut-baut yang ada di bagian atas tubuh sterilisator dicocokkan dengantempatnya yang terletak pada tutup. Baut-baut yang berlawanan letaknya diputarserentak bersama-sama, agar tutup berada di tengah-tengah.5. Pengatur katup pengaman dibuka untuk mengeluarkan udara yang ada di dalam tubuh autoklaf 6. Sumber pemanas dipasang.7. Katup ditutup apabila uap air sudah keluar cukup banyak (terdengar bunyi desis) dari katup pengaman. Suhu dan tekanan autoklaf akan naik.8. Skala suhu dan tekanan dibaca sampai mencapai suhu 121 0C dengan tekanan 15 lb. Suhudistabilkan selama 15 menit dengan cara mengatur sumber panas.9. Autoklaf dimatikan. Tekanan dibiarkan sampai mencapai nol. Autoklaf tidak boleh dibukasebelum tekanan menjadi nol.10. Pengatur katup pengaman dibuka setelah tekanan autoklaf mencapai nol, katup pengamandibuka dengan cara meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap air yang masih ada dalamautoklaf.11. Mur dan baut dikendurkan, tutup autoklaf dibuka dengan cara diputar kemudian diangkat.12. Bahan yang telah diserilkan, dikeluarkan dari autoklaf, kemudian didinginkan

AUTOKLAF DAN CARA PRNGGUNAAN NYA

BAB 1PENDAHULUAN1. 1 LATAR BELAKANGPada prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan dari uap air. Temperature sterilasi biasanya 121o C, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.

Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang disterilkan.Autoklaf adalah bagian dari alat laboratorium yang di gunakan untuk mensterilakan alat alat atau benda dengan cara menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs).

1. 2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :1. Sebagai sumber informasi2. Agar mengetahui alat sterilisai yang terdapat di laboratorium3. Agar dapat menambah wawasan tentang alat alat laboratorium

1. 3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari autoklaf?2. Bagaimana cara penggunaan autoklaf?3. Apakah bagian bagian dari autoklaf?4. Bagaimanakah cara perawatan autoklaf?

BAB IIPEMBAHASAN2.1 PENGETIAN AUTOCLAVEAutoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). selama kurang lebih 15 menit Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 C.Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 C untuk waktu 10-15 menit. Medium yang akan disterilkan ditempatkan di dalam autoclave selama 15-20 menit, hal ini bergantung pada banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang akan disterilkan ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoclave ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka dan temperatur akan terus-menerus naik sampai 121oC (Dwidjoseputro, 1990). Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus

Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama menyebabkan :1. Penguraian gula.2. Degradasi vitamin dan asam-asam amino.3. Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.4. Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar.

2.2 JENIS JENIS AUTOCLAVE1. Gravity Displacement AutoclaveUdara dalam ruang autoklaf dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi. Prinsipnya adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di bawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melalui bagian atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin banyak sehingga menekan udara semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja dengan cakupan suhu antara 121-134 C dengan waktu 10-30 menit2. Prevacuum atau High Vacuum AutoclaveAutoklaf ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari dalam autoklaf. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara. Proses ini berlangsung selama 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke dalam autoklaf. Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh permukaan benda, kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi berlangsung. Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132-135 C dengan waktu 3-4 menit.Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave Autoklaf ini menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung pada benda yang disterilisasi3. steam-flush pressure-pulseAutoclave menggunkan aliran uap dan dorongan tekanan diatas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang.Waktu siklus autoclave ini bergantung pada benda yang di sterilisasikan.

2.3 Cara menggunkan autoclave

Cara menggunakan autoclave:a. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.b. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.c. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.d. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.e. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15 dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.f. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

2.4 Bagian Bagian dari Autoclave

Bagian bagian dari autoclave :1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)2. Katup pengeluaran uap3. pengukur tekanan4. kelep pengaman5. Tombol on-off6. Termometer7. Lempeng sumber panas8. Aquades (dH2O)9. Sekrup pengaman10. batas penambahan air

2.5 cara perawatan autoclave5 Cara Jitu Merawat Autoclave, (Hirayama)1. Pastikan listrik selalu stabil.2. Gunakan Selalu minimal Aquadest 3. Selalu kuras air pada chamber autoclave, (max 5 x Operasional)4. Pastikan air dalam chamber selalu cukup.5. Selalu Kalibrasi Autoclave, (Setahun sekali).

BAB IIIPENUTUP3.1 KESIMPULAN

AUTOCLAV adalah suatu lat yang terdafat di ruang laboratorium yang berfungsi sebagia lat mensterilisaikan suatu benda dengan cara menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). selama kurang lebih 15 menit Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf.Autoclave mempunyai jenis-jenis sebagai berikut :1. Gravity Displacement Autoclave2. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave3. steam-flush pressure-pulse

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, ada beberapa diantaranya bermanfaat dan ada pula yang merugikan. Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita, mereka ada pada tubuh kita, di dalam tubuh kita dan di sekeliling kita, contohnya pada air.

Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Alam di sekitar kita, baik itu tanah, air, maupun udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk.

Di alam, populasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode agar tuang, metode sebar dan metode goresan.

Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikatakan tidak ada bakteri yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri yang ada. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang dibonceng diberikan pedoman, siapa yang kedapatan disitu lebih dulu, dan siapa yang datang terkemudian.

Oleh karena itu percobaan pembuatan biakan murni dilakukan guna menambah keterampilan dan pengetahuan mengenai cara pembuatan biakan murni. Untuk memudahkan pemeriksaan perlulah diadakan pemiaraan, sehingga sewaktu diperlukan bakteri selalu tersedia.

1.2 Tujuan Percobaan

a. Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam pembuatan biakan murni pada cawan petri.b. Mengetahui prinsip biakan murni dengan metode gores.c. Mengetahui manfaat dari pembuatan biakan murni.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Isolasi Bakteri

Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Persyaratan utama bagi isolasi dan pembuatan biakan murni adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteri yang paling baik dan paling utama adalah dari inang. Sebagai contoh bakteri E. Coli yang dijumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya.

Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrien. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik. Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembang biakan mikroba (Dwidjoseputro, 2005).

Isolasi adalah cara untuk mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan dalam media padat, karena dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo, 1996).

Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya. Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tidak tinggal tetap di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel tersebut dipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya akan diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri yang terpisah (Sutedjo, 1996).

2.2 Metode

Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu:1. Dengan pengenceranCara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus lactis dalam piaraan murni yang diisolasi dari sampel susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira-kira 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.

2. Dengan penuanganRobert Koch mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.3. Dengan penggesekanMetode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, hanya sayang, dengan ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan, kemudian ujung itu setelah disentuhkan suatu medium, maka beberapa waktu kemudian daripada itu (kurang lebih setelah 12 jam) akan tampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebar di permukaan medium, jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka akan diperoleh suatu piaraan murni.4. Dengan mengucilkan satu selAlangkah baiknya jika kita mempunyai alat yang dapat menyangkut suatu bakteri dari sekian banyak, dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Alat semacam itu ada, meskipun cara menggunakannya tidak gampang. Alat itu berupa mikropipet yang ditempatkan pada tangan-tangan suatu micromanipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca penutup. Jika tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet tetesan tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan maksud supaya bakteri tersebut berbiak dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh piaraan murni. Metode ini sangat memerlukan kesabaran, lagi pula micromanipulator itu sangat mahal.5. Dengan inokulasi hewanMetode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil dahak dari seseorang yang disangka menderita TBC. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka bakteri-bakteri saprobe yang ikut serta itu tidak akan bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata-mata basil TBC saja. Piaraan Pneumococcus murni dapat diperoleh dengan jalan demikian juga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati itu akhirnya dapat dipindahkan ke dalam medium yang sesuai. Inokulasi yang dapat dilakukan di dalam kulit (intracutaneous), dapat di bawah kulit (subcutaneous), dapat di dalam otot (intrainuscular), dapat di dalam rongga tubuh atau tempat lainnya.6. Penanaman pada agarTidak seperti sel-sel dalam medium cair, sel-sel dalam atau pada medium gel dibuat menetap. Oleh karenanya, jika cukup sedikit sel diletakkan dalam atau pada medium gel, tiap sel akan tumbuh menjadi kloni yang terpisah. Bahan gel ideal untuk kebanyakan media mikrobiologi adalah agar, polisakarida asam yang ekstrak dari alga merah tertentu. Suspensi 1,5 - 2% dalam air yang dilarutkan pada suhu 100oC, membentuk larutkan jernih yang memadat pada suhu 45oC. Karenanya, larutan agar steril dapat dibandingkan pada suhu 50oC, sel bakteri atau mikroba lainnya ditambahkan, dan kemudian larutan segera didinginkan di bawah 45oC untuk membentuk gel meskipun kebanyakan sel mikroba mati pada suhu 50oC, waktu untuk proses mematikan cukup cukup sampai dipanaskan di atas 80oC, sehingga setiap suhu yang sesuai untuk inkubasi biakan mikroorganisme dapat digunakan berikutnya. Pada metode pour plate, suspensi sel dicampur dengan agar cair pada suhu 50oC dan dituang ke dalam cawan petri. Ketika agar memadat, sel-sel tidak dapat bergerak dalam agar dan tumbuh menjadi koloni. Jika suspensi sel cukup diencerkan koloni akan terpisah dengan baik, sehingga masing-masing memiliki kemungkinan tinggi diturunkan dari sel tunggal. Dengan mengulangi prosedur ini beberapa kali menjamin untuk memperoleh biakan murni (Trie, 2012).

Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan dicawan petri diantaranya adalah:1. Metode cawan goresPrinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3 - 4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3 - 4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggores goreskan sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Ada beberapa cara menggores yang biasa digunakan dalam cara penggoresan, yaitu:a. Goresan T b. Goresan kuadranc. Goresan radiand. Goresan sinambung2. Metode cawan tuang Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan-cawan tersebut mengandung koloni-koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi. Proses pemisahan atau pemurniaan dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.3. Metode cawan sebarMetode cawan sebar adalah suatu teknik didalam menumbuhkan mikroorganisme didalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau menghapuskanya diatas media agar yang telah memadat. Sedangkan pada metode agar tuang kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media agar.4. Teknik dilusi (pengenceran)Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya kedalam air, sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam aquades steril. Teknik dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi. Karena hampir semua metode penelitian dari penghitungan jumlah sel mikroba menggunakan teknik ini, seperti: TPC (Total Plate Counter)(Aini, 2010).

Beberapa metode dalam teknik inokulasi, antara lain:1. Biakan agar cawanKultur mikroba dibiakkan dengan cara menginokulasi pada agar cawan, dimana penyebaran kultur dilakukan dengan goresan diatas agar. Ada beberapa cara untuk menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu: goresan langsung, goresan kuadran, dan goresan radian.2. Biakan agar tuangDigunakan untuk mengencerkan atau mengisolasi yang terdapat pada contoh. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada permukaan dan bagian bawah agar.3. Biakan agar miring dan agar tegakDapat dilakukan dengan cara menggoreskan secara zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Cara ini juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen. Usaha mencegah masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan dan untuk menanam suatu spesies terdapat baberapa cara, yaitu: penanaman dengan penggoresan dan penanaman lapangan biakan agar tabung. (Maulida, 2012).

2.3 Cara Isolasi Bakteri

Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu:1. Isolasi pada agar cawanPrinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang. Pada metode gores kuadran, metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel. Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalam cawan.2. Isolasi pada medium cairMetode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.3. Isolasi sel tunggalMetode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum tentang pembuatan biakan murni dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 April 2013 pada pukul 13.00 14.00 WITA di Laboratorium Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda. Kemudian pengamatan hasil pembuatan biakan murni dilaksanakan pada tanggal 26 April 2013 pada pukul 14.30 15.30 WITA di Laboratorium Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat-alat1. Tabung reaksi2. Lampu bunsen3. Cawan petri4. Kawat ose5. Inkubator6. Alat tulis7. Medical Sterilizer8. Sprayer

3.2.2 Bahan-bahan1. Air bersih2. Kertas label3. Media Nutrient Agar (NA)4. Bakteri5. Alkohol 70%6. Aluminium foil7. Tisu

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Metode cawan gores pada cawan petri1. Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan hingga kering.2. Dibakar kawat ose dengan bunsen hingga pijar, lalu diangin-anginkan hingga cukup dingin.3. Disterilkan dengan dipanaskan pada bunsen cawan petri yang berisi bakteri dibagian pinggirnya dengan diputar-putar.4. Diambil sampel bakteri dengan menggunakan ujung kawat ose tadi.5. Disterilksan dengan dipanaskan pada bunsen bunsen cawan petri yang berisi media NA dibagian pinggirnya dengan diputar-putar.6. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri pada cawan petri yang berisi media NA secara perlahan sesuai dengan urutan penggoresan.7. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara rapat pada goresan pertama (first streak) pada cawan petri yang berisi media NA.8. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara agak jarang pada goresan kedua (second streak) pada cawan petri yang berisi media NA dan digoreskan menyambung dengan goresan pertama (first streak).9. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara jarang pada goresan ketiga (third streak) pada cawan petri yang berisi media NA dan digoreskan menyambung dengan goresan kedua (second streak).10. Diinkubasi didalam inkubator selama 24 jam.11. Diamati hasilnya.

3.3.2 Metode cawan gores pada tabung reaksi (media NA miring)1. Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan hingga kering.2. Dibakar kawat ose dengan bunsen hingga pijar, lalu diangin-anginkan hingga cukup dingin.3. Disterilkan dengan dipanaskan pada bunsen cawan petri yang berisi bakteri dibagian pinggirnya dengan diputar-putar.4. Diambil sampel bakteri dengan menggunakan ujung kawat ose tadi.5. Dibuka penutup tabung reaksi lalu, dipanaskan mulut tabung reaksi yang berisi media NA dengan bunsen.6. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara zig-zag pada media NA yang ada dalam tabung reaksi.7. Disterilkan dengan dipanaskan pada bunsen mulut tabung reaksi tadi, lalu ditutup dengan aluminium foil.8. Diinkubasi didalam inkubator selama 24 jam.9. Diamati hasilnya.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan Streak yang TerbentukNoGambarKeterangan1 Media NA tegak

1. Media2. Kontaminan2 Media NA miring

1. Media2. Kontaminan

4.2 Pembahasan

Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu jenis mikroba yang semuanya berasal dari satu sel induk. Prinsip biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba (bakteri dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Pertumbuhan biakan murni adalah memisahkan satu jenis spesies dengan spesies lainnya, hanya mengambil satu spesies saja. Teknik biakan murni ini biasanya dengan media buatan, dengan membuat suatu media agar yang diberi nutrisi dan protein sebagai makanan mikroba agar mikroba yang ditumbuhkan tetap hidup.

Metode yang digunakan untuk membuat biakan murni pada media agar ada beberapa jenis yaitu, metode cawan gores, metode cawan tuang, dan metode cawan sebar. Pada percobaan kali ini digunakan metode cawan gores untuk membuat biakan murni. Pada metode cawan gores mempunyai prinsip yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Dengan terjadinya proses penggoresan ini diharapkan zat-zat atau mikroba-mikroba pengganggu akan terasingkan dan didapatkan biakan murni. metode ini dilakukan dengan cara membagi 3 4 bagian pada cawan petri. Kawat ose yang steril telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian digoreskan kawat ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3 - 4 kali, goresan ini dibuat secara zig-zag. Cara menggoresnya pun ada beberapa jenis yaitu, goresan T, goresan kuadran, goresan radian, dan goresan sinambung.

Goresan T Goresan Kuadran Goresan Radian Goresan Sinambung

Metode cawan gores ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Cara penggoresan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng, bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Kesulitan dari metode ini yaitu proses penggoresan yang cukup lama dan sulit, sehingga memudahkan terjadinya kontaminasi dan kegagalan.

Pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan biakan murni dengan metode cawan gores dengan jenis goresannya goresan T. Langkah pertama adalah disiapkan media NA yang sudah steril dan mikroba yang akan digunakan untuk pembuatan biakan murni. Lalu disiapkan juga kawat ose yang disterilisasi dengan cara memanaskannya dilampu bunsen hingga pijar, pemanasan ini merupakan proses sterilisasi untuk kawat ose. Lalu didinginkan sebentar karena jika masih panas mikroba yang akan dibuat biakan murninya pasti tidak akan bisa hidup atau mati sehingga tidak didapatkan biakan murni. Cawan petri yang berisi mikroba yang akan dibuat biakan murninya dipanaskan dekat lampu bunsen terutama bagian pinggirnya, lalu diambil satu ose dengan cara mengenakan ujung kawat ose tadi pada media yang berisi mikroba tadi. Kemudian digores menggunakan goresan T dicawan petri yang berisi media NA yang digunakan sebagai tempat biakan murni. Sebelumnya cawan petri tempat biakan murni inidipanaskan terlebih dahulu didekat lampu bunsen pada bagian pinggirnya. Dilakukan penggoresan sebanyak 3 kali, pertama (first streak) digores rapat, kedua (second streak) digores agak jarang, dan ketiga (third streak) digores jarang. Semua goresan ini harus terhubung satu sama lain dari goresan pertama hingga ketiga. Selama proses ini berlangsung kita harus melakukannya dibelakang bunsen, hal ini bertujuan agar tidak ada mikroba atau zat pengganggu yang ikut masuk kedalam biakan murni sehingga terbentuknya kontaminan. Selain itu pada saat penggoresan jangan sampai media NA menjadi rusak karena akan mengakibatkan mikroba tidak dapat tumbuh. Pada metode ini, goresan disisi pertama diharapkan koloni tumbuh padat dan berhimpit, sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai tampak jarang dan begitu pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah dengan koloni lain. Selain itu, goresan satu dan lainnya harus saling terhubung agar didapatkannya koloni bakteri yang baik.Pada percobaan yang dilakukan pada cawan petri dengan metode gores, tidak berhasil dibuat biakan murninya, yang terdapat hanyalah kontaminan. Kontaminan ini ada dikarenakan proses pengerjaan praktikan yang kurang teliti sehingga zat atau mikroba yang tidak diharapkan ikut masuk kedalam cawan petri membentuk kontaminan.

Selain itu, dilakukan juga pembuatan biakan murni pada media agar miring yang ditempatkan pada tabung reaksi. Langkah pengerjaannya pun hampir sama, dibakar kawat ose yang digunakan dilampu bunsen hingga pijar lalu diangin-anginkan sebentar. Lalu dibuat biakan murninya dari cawan petri yang berisi mikroba sambil dipanaskan dekat lampu bunsen pada bagian pinggirnya, diambil mikroba yang ada didalam cawan petri dengan ujung kawat ose untuk dibuat biakan murninya. Lalu dipanaskan mulut tabung reaksi yang telah berisi media NA, dan dilakukan penggoresan secara zig-zag pada media tersebut. Pengerjaannya pun juga harus dilakukan dibelakang lampu bunsen.

Pada pembuatan biakan murni untuk media agar miring hasilnya sama dengan proses pembuatan biakan murni dengan metode gores. Yang dihasilkan hanyalah kontaminan. Hal ini terjadi karena kekurang telitian praktikan dalam melakukan proses penggoresan, akibatnya biakan murni yang diinginkan tidak terbentuk.

Manfaat biakan murni, yaitu untuk mendapatkan koloni yang satu jenis, dan dapat digunakan untuk mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apapun dari mikroba hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai biakan murni. Selain itu dengan adanya biakan murni dari suatu jenis mikroba, maka pada saat mikroba itu dibutuhkan sewaktu-waktu maka dengan mudah didapatkan tak perlu mencari dan mengisolasinya lagi.

Faktor kesalahan yang biasa terjadi yaitu praktikan yang salah dalam menggoreskan misalnya penggoresan yang terlalu dalam atau penggoresan yang membuat media rusak dan kurangnya ketelitian, sehingga pertumbuhan biakan murni tidak didapatkan. Lalu apabila praktikan langsung menggunakan kawat ose yang masih panas sehingga membuat mikroba yang akan ditumbuhkan mati. Serta pengerjaannya yang tidak aseptik atau tidak dilakukan dibelakang lampu bunsen sehingga mengakibatkan masuknya zat atau mikroba lain yang mengganggu pertumbuhan biakan murni.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Metode-metode yang biasa digunakan dalam pembuatan biakan murni pada cawan petri yaitu, metode cawan gores, metode cawan tuang, metode cawan sebar, dan metode pengenceran.b. Prinsip dari biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba (bakteri dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba.c. Manfaat biakan murni, yaitu untuk mendapatkan koloni yang satu jenis, dan dapat digunakan untuk mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apapun dari mikroba hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai isolat murni.

5.2 Saran

Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya digunakan metode-metode dan teknik-teknik lain untuk pembuatan biakan murni, misalnya metode gores kuadran atau metode sebar.

LAPORAN MEDIA AGAR MIRINGPosted in18.19LAPORAN PRAKTIKUM MEDIA

I. Judul Praktikum : Pembuatan media Agar Nutrien Miring II. Hari/Tanggal : Selasa 18 Desember 2012 III. Tujuan : Untuk mengetahui cara pembuatan media agar nutrien miring IV. Prinsip Praktikum : Media Agar miring mengkulturkan 1 jenis mikroba secara murni menumbuhkan 1 jenis mikroba tujuan V. Landasan Teori : Media adalah kumpulan zat-zat organic maupun zat-zat anorganik yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri dengan syarat-syarat tertentu ,adapun syaratnya untuk untuk mendapatkan suatu lingkungan kehidupan yang cocok bagi pertumbuhan bakteri adalah : Susunan makananDalam suatu media yang digunakan pertumbuhan haruslah ada:Air ,Sumber Karbon, sumber Nitrogen,Mineral ,vitamin, Gas Tekanan Osmose Derajat Keasaman (pH) Temperatur SterilisasiMedia agar miring yaitu media agar padat dalam tabung reaksi yang diletakan miring sehingga mempunyai permukaan media yang lebih luas daripada permukaan yang agak tegak , digunakan untuk menumbuhkan dan menyimpan biakan murni sebagai stok biakan murni agar nutrient digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tak selektip (mikroorganisme heterotrop).

VI. Alat dan Bahanv Alat Gelas ukur 25 ml & 100 ml Gelas kimia 250 ML Tabung reaksi 10 buah Rak tabung Spirtus, kaki tiga ,asbes Batang pengaduk Botol semprot Autoclavev Bahan Agar nutrient 1,68

VII. Langkah Kerja :1) Timbang kurang lebih 1,68 gram agar nutrient2) Masukan ke dalam gelas kimia 250 ml3) Kemudian ditambahkan aquades 60 ml kocok dan panaskan hingga larut4) Dimasuka 6 ml sampel tersebut ke dalam tabung reaksi (10 buah)5) Sterilisasi di autoclave selama 15 menit pada suhu 121oc6) Diletakan tabung dengan posisi miring pada alat yang tersedia

VIII. Hasil pengamatan :

IX. Pembahasan :Agar nutrient miring berfungsi untuk menumbuhkan dan menumbuhkan dan menyimpan biakan murni sebagai stok biakan murni. Agae nutrient miring diletakan miring karena berfungsi untuk memperluas permukaan sehinggabanyak bakteri yang tumbuh bahan pembuatan untuk agar nutrient miring adalah agar nutrient merupakan bahan umum.setelah agar nutrient mendidih harus siap diletakan 6 ml ke dalam tiap tabung reaksi dengan cepat agar menghindari agar cepat beku supaya tidak sulit ketika dimasukan.

X. Kesimpulan :

Pada percobaan pembuatan media agar miring didapatkan agar nutrient miring steril

PEMBUATAN MEDIA AGAR DAN STERILISASI DAN PEMBIAKKAN BAKTERI DAN JAMURLAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN MEDIA AGAR DAN STERILISASI DAN PEMBIAKKAN BAKTERI DAN JAMURI. PENDAHULUANA. latar BelakangUntuk menelaah bakteri dan jamur di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan atau mengembangkan bakteri dan jamur tersebut. Adanya pembiakan bakteri dan jamur dimaksudkan untuk memudahkan pemeriksaan yang akan dilakukan di dalam laboratorium, sehingga jika sewaktu-waktu kita memerlukan bakteri dan jamur untuk suatu percobaan, maka bakteri dan jamur tersebut telah tersedia. Biakkan bakteri dan jamur tersebut dapat disimpan di dalam lemari es untuk waktu yang lama tanpa ada kerusakan.Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. Ratusan spesies mikroba menghuni bagian tubuh kita, seperti mulut, saluran pencernaan dan kulit. Udara, tanah, dan air yang merupakan komponen alam sebagai tempat tinggal kita juga dihuni oleh beragam mikroorganisme. Campuran mikroba tersebut dapat dipisahkan dengan tehnik isolasi. Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakan campuran menjadi satu biakan murni (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk).II. Tujuan Praktikum1. Mempelajari sifat-sifat koloni pada media agar2. Memahami cara mengisolasi suatu mikroba untuk mendapatkan biakan murni3. Mempelajari sifat-sifat koloni jamur yang tumbuh pada media tauge agar dan mengidentifikasikan jenis jamur yang tumbuh4. Mempelajari cara mendapatkan biakan murni dari biakan campuran (memisahkan satu jenis mikroba)III. Tinjauan PustakaKeragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi dianatar mikroorganisme diimbangi oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberjasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai. Perkembangbiakkan bakteri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu ;- Suhu- Cahaya- Pengeringan (kelembaban)- Keasaman (pH)- Pengaruh O2 dari udara- Pengaruh tekanan osmotik- Pengaruh mikroorganisme disekitarnya- Pengaruh zat kimia (desintektan0 terhadap mikroba(Michael J. Pelczar, Jr. 2005, dasar-dasar Mikrobiologi)Koloni bakteri memiliki beberapa ciri berdasarkan bentuk, tepian, dan elevasinya:a. Berdasarkan bentuk, contohnya- Bundar- Bundar dengan tepian kerang- Bundar dengan tepian timbul- Keriput- Tak beraturan dan menyebarb. Berdasarkan tepian, contohnya :- Licin- Berombak- Berlekuk- Tak beraturan- Siliatc. Berdasarkan elevasi, contohnya :- Datar- Timbul- Cembung- Seperti tetesan- Seperti tombol(Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh dipermukaan medium yaitu :a. Besar kecilnya kolonib. Bentukc. Kenaikan permukaand. Halus kasarnya permukaane. Wajah permukaanf. Warnag. KepekaanSifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Sedangkan sifat-sifat koloni pada agar-agar miring berisikan pada bentuk dan tepi koloni. (dr. Indan Entjang, 2003. Mikrobiologi dan Parsitologi).Jamur merupakan salah satu anggota dari fungi. Kadang pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena tampak berserabut seperti kapas. Mula-mula berwarna putih jika sudah ada spora terbentuk warna (tergantung jenis jamurnya). Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :a. Aseptat atau senositb. Septat dengan sel-sel uninukleatc. Septat dengan sel-sel multinukleat(Pelczar dan Chan, 2005, Dasar-dasar Mikrobiologi)Nama jenis jamur yang sering ditemui1. Penicillium : hijau kebiruan, susunan konidia seperti sapu2. Aspergillus : hijau kebiruan dengan area kuning sulfur pada permukaannya3. Verticillium : coklat merah muda, konidia berbentuk olips4. Irichoderma : hijau, secara makroskopis menyerupai penicillium5. Gliocladium : hijau kehitaman, tumbuh lebih cepat dari 1 dan 26. Hormodendrum : permukaan hijau muda sampai kelabu, permukaan bagian bawah berwarna kelabu sampai hitam7. Pleopora : permukaan sawo matang sampai hijau dengan permukaan belakang coklat sampai hitam, memperlihatkan oskospora8. Scopulariopsisi : coklat muda, konidia berdinding kasar9. Paecilomyces : coklat kekuningan, konidia berbentuk elips10. Alternaria : permukaan hitam dengan tepian kelabu, permukaan belakang berwarna hitam11. Helminthosporium : permukaan hitam dengan tepian kelabu12. Pullularia : permukaan hitam, mengkilat, seperti kulit, berdinding tebal dengan spora menguncup13. Oospora : permukaan berwarna kulit hifa pecah menjadi sel-sel berbentuk persegi panjang dan berdinding tipis.(Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)Di alam bebad tidak ada bakteri yang hidup sendiri terlepas dari spesies lainnya. Di laboratorium, supaya kita hanya mendapat satu spesies saja dalam suatu biakan campuran menjadi biakan murni memerlukan tehnik-tehnik untuk mengisolasi. Populasi campuran menjadi satu populasi sel. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu populasi jenis mikroba yang semuanya berasal dari satu sel induk. Isolasi bakteri artinya memisahkan satu jenis bakteri dari biakan campuran menjadi biakan murni. Untuk mengisolasi suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu :1. Cara cawan gores2. cara cawan tuang3. Cara cawan sebar(Ani Murniati, 2002. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi)IV. Metode PraktikumA. Pembiakan Mikroorganisme (dari telapak tangan) Alat dan Bahan- Pembakar bunsen- Jarum inokulasi- Medium PDA (dalam cawan petri) Cara kerja- Cawan petri dipanaskan ditelapak tangan- Kemudian salah satu jari tangan dioleskan di atas permukaan agar, setelah itu cawan segera ditutup kembali- Cawan petri dipanaskan kembali- Setelah itu, cawan petri diberi label (tanggal, waktu dan nama kelompok) dan ditulis tempat mikroba berasal- Cawan petri dibalik dan dibungkus dengan kertasB. Mengisolasi Biakan Murni

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

LEMBAR HASIL KERJAPRAKTIKUM MIKROBIOLOGIJudul Praktikum : Pembuatan MediaNama/NIM: Putri Iga UntariKelompok: X (Sepuluh)Asisten: Fenky MarsandiTanggal: 4 Oktober 2011I.TUJUAN PRAKTIKUMTujuan praktikum ini adalah:Untuk mengetahui barbagai cara pembuatan medium dan membandingkan medium yang di sterilisasi dan yang tanpa disterilisasi.

II.LANDASAN TEORIUntuk menumbuhkan mikroba dan mengembangbiakan mikroba, diperlukan suatu substrat yang disebut dengan media. Sedangkan media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. Susunan bahan, baik bentuk bahan alami (seperti tauge, kentang, telur, daging, wortel, dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik, ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba dinamakan media (Anonima2011: 9).Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai pemadat media (Soni, Ahmad 2010: 8).Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi, dan fungsinya. Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya, yakni, medium organik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik, medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik, medium sintetik, yaitu medium yang sususan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti, dan medium non-sintetik, yaitu medium yang susunan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti (Anonima2011: 9).Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sistesis sel, keperluan energi dalam metabolism, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar, medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, dan nukleotida (Waluyo 2007: 61).Medium merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat pula digunakan untuk isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba. Media agar-agar merupakan media yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkan tumbuh dengan agak berjauhan dengan sesamanya juga memungkinkan selnya membentuk atau membelah dan berhimpun untuk membentuk satu koloni. Sekelompok sel yang dapat dilihat dengan mata biasa semua sel dalam koloni itu sama dianggap adalah satu keturunan mikroorganisme bisa disebut berasal dari satu sel yang sama yang disebut biakan murni (Anonimb2011: 1).Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum. Dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrient agar) dengan metode cawan gores atau dengan metode cawan tuang, sel-sel mikroba itu akan terpisah sendiri-sendiri. Jika dua sel pada inokulum asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel dapat diamati dala medium agar, bukanlah suatu biakan yang murni (Pelczar 2008: 86).Medium manusia dapat berupa: medium cair, yang biasa digunakan adalah air kaldu. Mediumkental,dahulukalaoranglazimmenggunakankentangyangdipotong-Potong berupa silinder untuk medium-medium yang diperkaya dan medium kering. Pekerjaan laboratorium sekarang ini banyak dipermudah dengan telah adanya bermacam-macam medium yang tersedia dalam bentuk serba kering. Dan yang terakhir adalah medium sintetik yang berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang tertentu, yang mengandung zat karbon dan nitrogen yang diperlukan oleh mikroba untuk melakukan metabolisme (Dwidjoseputro 1991: 40).Media setengah padat dibuat dengan bahan yang sama dengan media padat, tetapi yang berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak kuman secara mikroskopik. Pada media mati juga dikenal dengan adanya media sintetis. Media sintesis merupakan media yang mempunyai kandungan dan isi bahan yang telah diketahui secara terperinci. Media sintesis sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan senyawa genetika mikroorganisme. Senyawa anorganik dan senyawa organik yang ditambahkan kedalam media sintetis harus murni. Dengan demikian, media sistetis harganya menjadi cukup mahal (Waluyo 2007: 63).Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium adalah kaldu cair dan kaldu agar. Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan, atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik, dalam suatu medium perlu dipenuhi syarat-syarat yakni: medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia, medium juga harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan muka, dan pH yang sesuai, medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat, dan medium harus steril tidak ada kontaminan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan (Anonima2011: 9).

III. HASIL PENGAMATANNo.Jenis MediaCara PembuatanKegunaan

1.Media Agar dalam cawan petriDitimbang media NA sebanyak 20 gr, kemudian dmasukkan dalam Erlenmeyer yang telah berisi aquades sebanyak 1 L lalu dipanaskan dengan hot plate sampai mendidih, dituangkan kedalam cawan petri yang sudah disterilkan selama 15 menit, ditunggu sampai padat, lalu dibungkus. media yang steril di autoklaf, yang tidak steril inkubator.Untuk membiakkan bekteri pada medium datar sehingga dapat dilihat dengan jelas.

2.Media Agar MiringDitimbang media seperlunya, dimasukkan kedalam Erlenmeyer, lalu masukkan magnetik strirrer ditutup dengan alumunium, kemudian dipanaskan diatas hot plate sampai memdidih kemudian diangkat dan dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5ml. setelah beku, dibungkus dengan kertas dan di sterilkan ke dalam autoklaf lalu tabung dimiringkan. PDA=39 gr.Untuk membiakkan bakteri pada medium tegak dan miring dalam tabung reaksi.

3.Media CairPembuatan media agar tegak sama dengan media agar media agar miring. Agar dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu dibungkus dengan kertas. Untuk media yang akan disterilkan dimasukkanautoklaf.Untuk membiakkan bakteri pada medium tegak, inokulasinya digunakan dengan cara penusukkan.

IV.PEMBAHASANPada praktikum kali ini menggunakan dua medium, yaitu mediumNutrient Agaratau NA danPotato Dextrose Agaratau PDA. Setiap medium memiliki fungsi masing-masiing dalam menumbuhkan mikroorganisme. Medium NA memiliki fungsi yakni untuk mengembangbiakkan bakteri secara umum, sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan fungi atau jamur. Kedua mediumtersebut sama-sama terbentuk dari medium agar, hanya berbeda jenis nutrisinya. Medium NA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan medium PDA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Menurut Pelczar (2008: 138), menyatakan bahwa sifat-sifat media yang digunakan untuk faktor pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media harus dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Jika sifat ini dipenuhi, maka pertumbuhan bakteri akan bagus.Pada proses pembuatan media, baik medium NA maupun media PDA menggunakan magnetik stirrer untuk menghomogenkan agar dengan aquades selama pemasakan agar. Menurut Hadiotomo (1993: 53), magnetik stirrer berfungsi sebagai alat penghomogenan atau pemercepat pelarutan, dan juga mengaduk medium selama sedang dipanaskan agar tidak terjadi penggumpalan pada saat dipanaskan. Selain itu, hot plate digunakan untuk memanaskan medium hingga masak dan mempercepat reaksi yang terjadi pada medium hingga mendidih. Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan bahan-bahan dan alat-alat yang tahan terhadap panas dan tekanan yang tinggi. Pada waktu tertentu, jarum ose digunakan untuk memindahkan biakan dari satu medium ke medium yang lainnya.Dalam pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari nutrien media yang dibuat. Kebanyakan mikroorganisme membutuhkan air. Menurut Anonimb(2011: 1), bahan-bahan yang terlarut di dalam air yang digunakan mikroorganisme untuk membentuk badan sel dan memperoleh energi yang berasal dari bahan makanan. Perbedaan antara medium NA dan medium PDA yaitu terdapat pada nutrien penyusunnya. Pada medium NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong kaldu sedangkan medium PDA nutrien utama penyusunnya terdapat pada kentang. Karena itu nutrient ini dinamakan Potato Dextrose Agar.Pada medium yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan medium yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa medium yang telah disterilisasi tidak terjadi kontaminasi mikroba, sedangkan pada medium yang tidak disterilisasi terlebih dahulu ditumbuhi oleh mikroorganisme dan terjadi perubahan fisik pada medium tersebut. Terjadinya perubahan fisik menunjukkan bahwa medium terkontaminan atau terdapat mikroorganisme. Menurut Dwidjoseputro (1998: 59), terjadinya perubahan fisik pada medium ini disebabkan oleh mikroba yang terdapat pada medium. Hal ini menunjukkan bahwa medium telah terkontaminasi.Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi dianatar mikroorganisme diimbangi oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Menurut Anonimb(2011: 1), macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberjasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai.Bakteri tidak dapat hidup tanpa adanya media yang mengandung nutrisi-nutrisi untuk pertumbuhannya. Menurut Pelczar (2008: 139), media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.Pada dasarnya media pertumbuhan dapat dikelompokan menjadi 5 kelompok besar yaitu medium cair, medium kental, medium yang diperkaya, medium kering dan media sinergik. Medium cair yang sering digunakan diantaranya peptone. Peptone ialah protein yang terdapat pada daging, air susu, kedelai, putih telur. Medium kental biasa terdapat unsur agar-agar yang berfungsi untuk memperkental tidak untuk merbuah kandungan nutrisi media tersebut. Menurut Waluyo (2010: 134), berdasarkan bentuk fisiknya, media pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi media padat, setengah padat dan cair. Media padat adalah media yang mengandung 15% agar sehingga mudah mengeras. Media setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).berdasarkan tujuan pembuatannya, media dapat dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Menurut Pelczar (2008: 139), media pertama adalah media yang digunakan untuk isolasi. Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnyaNutrient Broth, Blood Agar. Media selektif/penghambat merupakan media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Media yang diperkaya, media untuk peremajaan kultur, media untuk mementukan kebutan nutrien tertemtu, media untuk karakteristikasi bakteri dan media diferensial adalah beberapa bentuk media berdasarkan fungsi tujuannya.Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. MenurutStanier (2011: 221), pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri. Salah satu bahan yang sering dipergunakan adalah tauge. Tauge berfungsi sebagai sumber protein, sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat sehinga cocok dijadikan untuk media pertumbuhan mikroba.

V.KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:1.Medium NA digunakan untuk menumbuhkan bakteri, sedangkan medium PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur.2.Macam-macam media yang digunakan yaitu media datar/cawan petri, media tegak, dan media agar miring.3.Medium yang telah disterilkan tidak ditumbuhi oleh mikroba karena kontaminan telah hilang setelah sterilisasi.4.Medium yang tidak di sterilkan dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi yang diakibatkan oleh mikroba yang terdapat di udara.5.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu faktor lingkungan dan faktor suhu serta nutrisi di dalam medium.

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2011. Pembuatan Media Mikroorganisme.http://wikipedia.org/wiki/media-mikroorganisme. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011.

Anonimb. 2011. Pembuatan Media.http://biologiAsik.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011.

Dwidjoseputro. 1994.Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta. xx + 315 hlm.

Hadioetomo. 1991.Mikrobiologi Dasar. Rineka Cipta. Bandung. ix + 224 hlm.

Pelczar, M & Chan. 2008.Dasar-dasar Mikrobiologi.Universitas Indonesia. Jakarta. viii + 433 hlm.

Soni, Ahmad. 2010. Nutrisi Mikroorganisme dalam Media.http://AhmadSoni.web.id. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011.

Stanier, Y. R. Dkk. 2001.The Microbial World. Prenticel Hall. Inc. EigleWood. New Jersey.Waluyo, Lud. 2007.Mikrobiologi Umum. Erlangga. Jakarta. xx + 349 hlm.