Australian Constitution

2
Australian Constitution The Parlianment BAB I mengenai Parlemen, dibagi menjadi lima bagian: 1. Bagian pertama menjelaskan mengenai tugas-tugas seta ketentuan yang berlaku di dalam parlemen, yaitu undang- undang yang dibuat parlemen harus disetujui oleh Ratu, Majelis Tinggi, dan Majelis Rendah. Gubernur Jenderal merupakan wakil Ratu, paling lambat parlemen akan dipanggil 30 hari setelah diadakannya pemilu untuk pengembalian surat perintah, dan Parlemen melakukan persidangan paling sedikit sekali dalam setahun. 2. Bagian kedua menjelaskan tentang Senat, tugas yang harus dijalankan dan wewenang dari senat, serta mekanisme mengenai pengunduran diri anggota Senat. 3. Bagian ketiga berisi mengenai aturan-aturan yang berkaitan dengan Majelis Rendah dan keanggotannya. 4. Bagian keempat menjelaskan mengenai mekanisme dua Majelis yang terdapat dalam parlemen, apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam keanggotaan Majelis. Mengatur juga tentang mekanisme Pemilu, gaji yang diterima oleh anggota parlemen, serta hak-hak istimewa yang diperoleh sebagai anggota Majelis. 5. Bagian kelima menjelaskan mengenai kekuasaan yang terdapat di dalam Parlemen, misalnya menguraikan jenis undang-undang apa saja yang dapat dibuat oleh parlemen federal, bidang-bidang kekuasaan parlemen federal, bagian ini juga menguraikan tentang batas kekuasaan majelis tinggi. BAB I diakhiri dengan penjelasan tentang pengesahan suatu RUU oleh Ratu/Gubernur Jenderal. The Executive Government BAB II menjelaskan mengenai Kekuasaan Eksekutif, kekuasaan eksekutif berada pada tangan pemerintah federal serta Ratu/Gubernur Jenderal. Bab ini juga mengatur mengenai mekanisme pengangkatan para menteri negara, termasuk juga jumlah keanggotaan dan gaji serta pengangkatan pegawai dalam negeri. Kemudian diterangkan juga bahwa Gubernur Jenderal merupakan pimpinan tertinggi angkatan bersenjata, dan penyerahan berbagai departemen pada kekuasaan pemerintah federal. Muhammad Darmawan Ardiansyah/1112113000007

Transcript of Australian Constitution

Page 1: Australian Constitution

Australian Constitution

The Parlianment

BAB I mengenai Parlemen, dibagi menjadi lima bagian:

1. Bagian pertama menjelaskan mengenai tugas-tugas seta ketentuan yang berlaku di dalam parlemen, yaitu undang-undang yang dibuat parlemen harus disetujui oleh Ratu, Majelis Tinggi, dan Majelis Rendah. Gubernur Jenderal merupakan wakil Ratu, paling lambat parlemen akan dipanggil 30 hari setelah diadakannya pemilu untuk pengembalian surat perintah, dan Parlemen melakukan persidangan paling sedikit sekali dalam setahun.

2. Bagian kedua menjelaskan tentang Senat, tugas yang harus dijalankan dan wewenang dari senat, serta mekanisme mengenai pengunduran diri anggota Senat.

3. Bagian ketiga berisi mengenai aturan-aturan yang berkaitan dengan Majelis Rendah dan keanggotannya.

4. Bagian keempat menjelaskan mengenai mekanisme dua Majelis yang terdapat dalam parlemen, apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam keanggotaan Majelis. Mengatur juga tentang mekanisme Pemilu, gaji yang diterima oleh anggota parlemen, serta hak-hak istimewa yang diperoleh sebagai anggota Majelis.

5. Bagian kelima menjelaskan mengenai kekuasaan yang terdapat di dalam Parlemen, misalnya menguraikan jenis undang-undang apa saja yang dapat dibuat oleh parlemen federal, bidang-bidang kekuasaan parlemen federal, bagian ini juga menguraikan tentang batas kekuasaan majelis tinggi. BAB I diakhiri dengan penjelasan tentang pengesahan suatu RUU oleh Ratu/Gubernur Jenderal.

The Executive Government

BAB II menjelaskan mengenai Kekuasaan Eksekutif, kekuasaan eksekutif berada pada tangan pemerintah federal serta Ratu/Gubernur Jenderal. Bab ini juga mengatur mengenai mekanisme pengangkatan para menteri negara, termasuk juga jumlah keanggotaan dan gaji serta pengangkatan pegawai dalam negeri. Kemudian diterangkan juga bahwa Gubernur Jenderal merupakan pimpinan tertinggi angkatan bersenjata, dan penyerahan berbagai departemen pada kekuasaan pemerintah federal.

The House of Representatives

BAB III menjelaskan mengenai Kekuasaan Peradilan, bahwa kekuasaan peradilan merupakan wewenang penuh yang dimiliki oleh Mahkamah Agung (High Court), bab ini juga menjelaskan mengenai pemberian wewenang pada parlemen untuk membentuk peradilan federal sendiri dan menentukan bagaimana cara pengangkatan hakim, berapa lama dia menjabat, serta hal-hal yang harus dipenuhi pada saat proses pengangkatannya. Lalu bab ini mengatur juga mengenai kekuasaan yang diperoleh Mahkamah Agung dalam bidang peradilan serta menjelaskan lebih lanjut mengenai bagaimanan hubungan kekuasaan parlemen dengan kekuasaan pemerintah federal. Kemudian dilanjutkan dengan mekanisme pembentukan pengadilan apabila terdapat kejahatan untuk menentang pemerintahan yang sah, yaitu pemerintah federal.

The State

BAB V menjelaskan tentang Negara-negara Bagian, bab ini dimulai dengan kapan negara bagian memberlakukan konstitusi di wilayah negara bagiannya, hal ini tidak berlaku

Muhammad Darmawan Ardiansyah/1112113000007

Page 2: Australian Constitution

apabila ditentukan oleh konstitusi federal. Dijelaskan juga mengenai kekuasaan yang diperoleh parlemen negara-negara bagian. Kemudian diatur juga mengenai mekanisme penyerahan batas wilayah negara bagian kepada pemerintah federal. Dalam konstitusi ini setiap negara bagian dilarang memiliki angkatan bersenjata sendiri, serta menetapkan pajak terhadap kekayaan pemerintah federal tanpa persetujuan. Setiap warga negara bagian di bawah naungan persemakmuran harus diperlakukan setara dengan lainnya. Bab ini juga menerangkan bahwa hukum yang dihasilkan dan diimplementasikan oleh suatu negara bagian harus diakui dan dipatuhi keberadaanya oleh negara bagian yang lainnya serta mendapat perlindungan dari pemerintah federal.

New States

BAB VI menjelaskan mengenai mekanisme pembentukan negara bagian baru ke dalam wilayah persemakmuran Australia. Bab ini juga mengatur tentang kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah federal terhadap seluruh negara bagian yang terdapat di wilayah Australia adalah kekuasaan mutlak. Selanjutnya dijelaskan juga mengenai perubahan batas wilayah negara bagian.