aus arah

11
Kelainan Sediaan Apus Darah Diposkan oleh Silviana Sugiyanto at 08.36 Kelainan eritrosit 1. Ukuran Mikrositosis : misalnya pada anemi defisiensi besi , talasemi Makrositosis : misalnya pada anemi megaloblastik Anisositosis : variasi dalam ukuran , mislanya pada anemi defisiensi besi yang memberikan respon terhadap pengobatan. 2. Bentuk Polokilositosis : deviasi dari bentuk normal , misalnya bentuk memanjang seperti pensil pada anemi defisiensi besi , bentuk tetesan (“tear-shaped”) pada mielofibrosis Bentuk spesifik “diagnostik" a.Sterosit : misalnya pada sterositosis herediter b.Eliptosit : misalnya pada eliptositosis herediter c.“Sel sikel” : misalnya pada anemi sel “sikel” d.Akantosit : sel-sel berduri tidak teratur , misalnya pada abetalipoproteinemi

description

hftj

Transcript of aus arah

Page 1: aus arah

Kelainan Sediaan Apus Darah

Diposkan oleh Silviana Sugiyanto at 08.36 

Kelainan eritrosit

1. Ukuran

Mikrositosis : misalnya pada anemi defisiensi besi , talasemi

Makrositosis : misalnya pada anemi megaloblastik

Anisositosis : variasi dalam ukuran , mislanya pada anemi defisiensi besi yang

memberikan respon terhadap pengobatan.

2. Bentuk

Polokilositosis : deviasi dari bentuk normal , misalnya bentuk memanjang seperti

pensil pada anemi defisiensi besi , bentuk tetesan (“tear-shaped”) pada mielofibrosis

Bentuk spesifik “diagnostik"

       a.Sterosit : misalnya pada sterositosis herediter

       b.Eliptosit : misalnya pada eliptositosis herediter

       c.“Sel sikel” : misalnya pada anemi sel “sikel”

       d.Akantosit : sel-sel berduri tidak teratur , misalnya pada

          abetalipoproteinemi

       e.Skistosit/sel Burr/spur : hasil fragmentasi sel misalnya pada

          DIC , uremi

       f.Stomatosit : sel berinvaginasi (bentuk cawan pada preparat

          basah) misalnya pada stomatositosis herediter.

3. Hemoglobinisasi/pulasan

Page 2: aus arah

Anisokrom : variasi mencolok dalam warna (misalnya pada kedaduan dengan pulasan

Romanowsky) misalnya anemi defisiensi besi yang memberikan respon pada

pengobatan

Hipokrom : pucat , khas sentral , misalnya pada anemi defisiensi besi

Polikromasia : kebiruan difus , akibat RNA , menunjukkan prematuritas (retikulosit

dengan pulasan yang sesuai), meningkat pada eritropoesis yang meningkat , misalnya

pada keadaan hemolisis 

Bentuk spesifik “diagnostik”

       a.Sel-target (topi Meksiko atau leptosit) : sel hipokrom dengan

         “bercak” di tengah dan cincin hemoglobinisasi di tepi , akibat

         ketebalan sel berkurang , (misalnya  pada defisiensi besi dan

         talasemi) dan/atau daerah permukaan sel bertambah

         (misalnya pada ikterus obstruktif).

       b.Stomatosit : daerah tidak terwarnai seperti mulut (sesuai

         dengan invaginasi).

4. Jisim (“inclusions”)

Titik basofil (“basophilic stippling”) : granula halus biru tua , akibat RNA (retikulosit)

besi (siderosit) atau rantai globin seperti pada talasemi

Badan Howell-Jolly : partikel bundar berwarna , padat menunjukkan sisa inti yang

mengandung DNA, misalnya pasca-splenektomi , anemi megaloblastik

Granul siderotik (dalam siderosit) : besi ferri tidak digunakan dalam sintesis haem ,

menunjukkan reaksi biru Prusia positip (dengan ferro-sianida) misalnya pasca-

splenektomi , keracunan timah hitam.

Granul halus/reticulum (dalam retikulosit) : RNA pada sel imatur yang mengalami

presipitasi dengan zat warna supra-vital.

Badan H : granul biru yang banyak (pulasan supra-vital) akibat presipitasi

hemoglobin seperti pada penyakit HbH (talasemia α)

Page 3: aus arah

Badan Heinz : granul besar membundar /ireguler (pulasan supra-vital) biasanya soliter ,

akibat presipitasi kompleks globin-glutation seperti pada hemoglobinopati tidak stabil

(misalnya Hb Zurich) dan seperti pada efek obat oksidan.

Variasi bentuk erytrosit

1       Poikilositosis

                     Keadaan terdapat bermacam-macam bentuk eritrosit dalam satu sediaan darah apus,

misalnya pada hemoposis extramedullaris.(Illiawati,2008)

2    Crenated cell / Echinocyte / Crenated Erythrocyte

                     Keadaan eritrosit mengkerut karena kehilangan cairan pada media hipertonis/dalam

suasana lembab lama (sel dengan tepi berkelok – kelok).(Illiawati,2008)

 3    Schistosit / Fragmentosit

                     Keadaan adanya fragmen di sirkulasi, bentuk kecil dan tidak beraturan. Terjadi akibat

peningkatan trauma mekanis intravaskuler dam mikroangiopati.(Illiawati,2008)

 4    Shapped Sel

                     Bentuk eritrosit seperti buah pear.(Ranggani,1989)

 5    Anulosit Sel

                     Central pollar pada eritrosit mengalami pelebaran.Ranggani,1989)

 6    Burr Cell / Sea Urchin Cell

                     Muncul akibat kesalahan waktu pembuatan apusan darah, manifestasi penyakit

tertentu atau gangguan metabolism tubuh. Sel dengan tonjolan duri ( 10 – 30 buah ) karena

pecahnya membran sel. Ditemukan pada anemia hemolitik, hepatitis, chirchosis hepatis,

Pyruvate kinase deficiency, Ca gaster, Bleeding peptic ulcer, dan penyakit ginjal menahun.

(Ranggani,1989)

  7    Ovalocyte / Elliptical Cell / Elliptocyte

                     Mempunyai bentuk yang sangat bervariasi yaitu oval, pensil, dan cerutu dengan

konsentrasi Hb tidak hipokromik tapi berkumpul di kedua kutub sel. Ciri khas dari sel ini

adalah bentuk silinder dan tengahnya pucat. Ditemukan pada Elliptositosis herediter ( lebih

dari 95 % eritrosit berbentuk elliptosit ), anemia defisiensi besi, B12, asam folat, sickle cell

anemia, thalasemia, hemolitik desease.(Ranggani,1989)

   8    Stomatocytes

Page 4: aus arah

                     Keadaan eritrosit pada bagian tengah sel mengalami pemucatan dan tidak berbentuk

lingkaran tapi memanjang seperti celah bibir mulut. Ditemukan pada stomatositosis herediter,

penyakit keganasan, anemia hemolitik, thalasemia, dan keracunan timah.(Ranggani,1989)

   9    Target Cell / Mexican Hat Cell / Bull’s Eye Cell

                     Keadaan dimana eritrosit dengan permukaan luas, bundar, tengahnya menonjol

sehingga tampak lebih gelap dikelilingi daerah pucat, tepi sel terjadi penumpukan dan warna

Hb seperti topi Meksiko. Dapat ditemukan pada thalasemia, penyakit hati, lecithin cholesterol

acyl transferase defisiensi. (Ranggani,1989)

   10  Thorn Cell, Acanthocytes, Super cell.

                     Sel-sel tersebut termasuk dalam sel spikel ( spicule cell) yaitu eritrosit dengan

tonjolan seperti duri yang lancip. Terjadi karena gangguan metabolism lipid. Ditemukan pada

pyruvate kinase deficiency, post splenektomi, pengaruh pengobatan heparin. (Ranggani,1989)

   11  Spherocytes, Microshrerocytes, sperosit.

                     Sel-sel tersebut bundar, gelap, uniform, lebih kecil dari eritrosit. Bentuk eritrosit

sferikdengan tebal 3 mikron dan diameternya kurang dari 5,3 mikron dan hiperkromik.

Terdapat pada sferositosis herediter, anemia iso dan auto-immunohemolitik. (Ranggani,1989)

    12  Sickle Cell / Meniscocytes / Crescent Cell

                     Berbentuk menyerupai bulan sabit, lanset, dengan kedua ujung lancip. Terjadi karena

gangguan oksigenasi sel, resistensi osmotic meningkat. Ditemukan pada penyakit

homozygote Hb S, penyakit Hb SC, penyakit Hb S thalasemia sindrom, penyakit Hb I.

(Ranggani,1989)

    13  Tear Drop Cell / Sel buah Pear.

                     Memiliki ukuran lebih kecil dari eritrosit normal, hipokromik karena distorsi fragmen

eritrosit. Ditemukan pada anemia megaloblastik, Myelofibrosis, thalasemia. (Ranggani,1989)

     14  Helmet Cell / Dome Cell

                     Bentuk bundar, tepi sebagian cembung dan cekung

      15  Piknosit / Pyknocyte / Irregular Contracted Cell

                     Sel burr yang mengalami pengkerutan, tampak kecil dan hitam. (Ranggani,1989)

Page 8: aus arah

cabot ring

              burr cell

                                                                                                                                 heinz bodies