Auditing2-16

14
Tahap Penyelesaian Audit Pertemuan 16 Dosen : Wiwit Irawati, S.E.

description

auditing

Transcript of Auditing2-16

Page 1: Auditing2-16

Tahap Penyelesaian Audit Pertemuan 16

Dosen : Wiwit Irawati, S.E.

Page 2: Auditing2-16

Setelah auditor menyelesaikan pengujian dalam area audit tertentu, adalah perlu untuk mengikhtisarkan hasilanya dan melaksanakan pengujian tambahan yang lebih umum sifatnya. Ada beberapa yang perlu dipertimbangkan di akhir pelaksanaan audit, yaitu:

(1)menelaah kewajiban bersyarat (contingency liabilities),

(2)menelaah peristiwa kemudian (subsequent events),

(3)mengumpulkan bahan bukti akhir, dan

(4)mengevaluasi hasil.

Page 3: Auditing2-16

1. Menelaah Kewajiban BersyaratKewajiban bersyarat adalah kemungkinan potensi kewajiban di masa

mendatang kepada pihak ketiga untuk jumlah yang tidak diketahui sebagai akibat aktifitas yang telah terjadi.

Tiga kondisi yang menyebabkan adanya kewajiban bersyarat

(1)tedapat kemungkinan pembayaran dimasa datang kepada pihak ketiga akibat kondisi saat ini.

(2)terdapat ketidakpastian atas jumlah pembayaran di masa mendatang tersebut, dan

(3)hasilnya akan ditentukan oleh peristiwa di masa datang. Misalnya, tuntutan yang telah didaftarkan tetapi belum diputuskan adalah memenuhi ketiga kondisi tersebut. Auditor dapat mengkonsultasikan dengan kuasa hukum klien untuk mengetahui kemungkinan menang atau kalah dalam kasus yang dihadapi.

Page 4: Auditing2-16

Ketidakpastian pembayaran di masa datang dapat bervariasi dari sangat mungkin sampai sampai sangan tidak mungkin. PSAK No.8 menguraikan tiga tingkat kemungkinan:a.Tinggi (probable)b.Sedang (reasonably possible) c.Rendah (remote)

Kalau potensi kerugian adalah tinggi dan jumlah kerugian dapat dengan masuk akal diestimasi, kerugian tersebut seharusnya diakui dan dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Pengungkapan dalam catatan kaki, tetapi tidak ada akrual, diperlukan kalau jumlah kerugian yang mungkin tidak dapat diestimasi dengan memadai, atau kalau kemungkinan kerugian sedang. Kalau potensi kerugian adalah rendah, tidak diperlukan akrual maupun pengungkapan. Keputusan perlakuan yang memadai atas peristiwa tersebut membutuhkan pertimbangan professional (professional judgment) yang baik.

Page 5: Auditing2-16

1. Menelaah Peristiwa KemudianAuditor mempunyai tanggung jawab untuk menelaah transaksi

dan peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah terjadi sesuatu yang mempengaruhi penilaian atau pengungkapan atas laporan keuangan yang sedang diaudit.

 Jenis-jenis peristiwa kemudian yang memerlukan penyesuaian

atas saldo akun dalam laporan keuangan periode berjalan kalau jumlahnya material:

a. Pengumuman pailit satu pelanggan dengan saldo piutang usaha yang outstanding yang mempengaruhi kondisi keuangan

b. Penyelesaian perkara hukum dengan jumlah yang berbeda dari jumlah yang dicatat dalam buku

c. Pengafkiran peralatan (disposal) yang tidak digunakan dalam operasi pada harga di bawah nilai buku saat ini.

d. Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan yang dicatat.

Page 6: Auditing2-16

1. Pengumpulan Bahan Bukti AkhirAuditor mempunyai tanggung jawab akumulasi akhir yang

dapat diterapkan untuk seluruh siklus lain di samping penelitian atas kewajiban bersyarat dan menelaah peristiwa kemudian. Empat hal yang penting untuk dilakukan di akhir penugasan adalah:

a. Prosedur analitisb. Evaluasi atas asumsi kelangsungan hidup (going concern).

Standar audit meminta auditor untuk mengevaluasi apakah terdapat keraguan mengenai kemampuan klien menjaga kelangsungan hidupnya paling tidak satu tahun setelah tanggal neraca. Penetapan ini awalnya dibuat sebagai bagian dari perencanaan tetapi direvisi manakala diperoleh informasi baru yang penting. Penetapan akhir diperlukan setelah seluruh bahan bukti telah dikumpulkan dan penyesuaian audit yang diusulkan dimasukkan ke dalam laporan keuangan.

Page 7: Auditing2-16

c. Surat pernyataan klien Surat tersebut seharusnya bertanggal sama dengan tanggal laporan audit untuk menjamin terdapat pernyataan yang dikaitkan dengan penelahaan peristiwa kemudian. Penolakan klien untuk menyiapkan dan menandatangani surat pernyataan menyebabkan pemberian pendapat dengan pengecualian (qualified) atau pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer) Surat tersebut menandakan bahwa ia berasal dari klien, di antara sebagai berikut:

• Pengakuan tangung jawab manajemen atas kewajaran penyajian laporan keuangan mengenai posisi keuangan, hasil usaha, serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau dasar akuntansi lain yang komprehensif.

• Ketersediaan seluruh catatan keuangan dan data terkait.• Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulen rapat

pemegang saham, direksi, dan dewan direksi serta komisaris.

Page 8: Auditing2-16

Informasi berkenaan dengan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan jumlah yang berkaitan dengan piutang atau hutang.

Rencana atau keinginan yang mempengaruhi nilai terbawa atau klasifikasi aset dan kewajiban.

Pengungkapan compensanting balance atau rencan lain yang melibatkan pembatasan saldo kas, dan pengungkapan jalur kredit atau rencana sejenis. Surat pernyataan manajemen merupakan pernyataan tertulis dari pihak yang tidak independen dan dengan demikian tidak dapat diperlakukan sebagai bahan bukti yang andal. Surat tersebut menyediakan bahan bukti minimal bahwa manajemen telah ditanyakan pertanyaan tertentu, tetapi tujuan utamanya adalah psikologis dan untuk melindungi auditor dari klaim potensial oleh manajemen yang tidak sadar atas tanggungjawabnya.

Page 9: Auditing2-16

d. Informasi lain dalam laporan tahunan. Auditor diharapkan dapat membaca informasi yang terdapat dalam laporan tahunan yang diterbitkan yang berkaitan langsung dengan laporan keuangan. Misalnya, sambutan yang disampaikan oleh Presiden Direktur mengacu kepada peningkatan laba per saham dari Rp1.500 menjadi Rp2.000.

Page 10: Auditing2-16

Komunikasi dengan Komite Audit dan ManajemenSetelah audit diselesaikan, terdapat beberapa komunikasi yang potensial dari auditor kepada pegawai klien. Kebanyakan dari komunikasi ini diarahkan ke komite audit atau manajemen senior, tetapi komunikasi dengan manajemen operasi juga merupakan hal yang lazim.

1.Mengkomunikasikan ketidakberesan dan tindakan melawan hukum. Auditor diminta untuk mengkomunikasikan seluruh ketidakberesan dan tindakan mewlan hukum kepada komite audit tanpa memperhatikan materialitas. Tujuannya adalah untuk membantu komite audit dalam melaksanakan peranan supervisi atas laporan keuangan yang andal. Persyaratan ini menunjukkan peningkatan perhatian mengenai tanggungjawab auditor untuk mendeteksi dan mencegah fraud.

Page 11: Auditing2-16

1. Komunikasi lain dengan komite auditAuditor diminta untuk mengkomunikasikan informasi tambahan

tertentu yang diperoleh selama audit untuk semua penugasan. Berikut ini adalah unsur utama yang harus dikomunikasikan kepada komite audit:

a. Tanggung jawab auditor berdasrakan standar audit yang berlaku umum, meliputi: tanggungjawab untuk mengevaluasi struktur pengendalian intern dan konsep keyakinan memadai bukan keyakinan absolute.

b. Pokok-pokok kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan dalam laporan keuangan, meliputi pertimbangan manajemen dan aspek yang berkaitan dengan estimasi akuntansi.

c. Penyesuaian laporan keuangan yang signifikan yang ditemukan sepanjang audit dan implikasi keduanya yang telah dipilih manajemen untuk dicatat dan yang diusulkan tetapi tidak dicatat.

d. Ketidaksepakatan dengan manajemen mengenai ruang lingkup audit, penerapan prinsip akuntansi dan kalimat laporan audit.

e. Kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan audit, seperti kelangkaan pegawai klien dan kegagalan menyediakan informasi yang diperlukan.

Page 12: Auditing2-16

3. Surat kepada ManajemenTujuan surat kepada manajemen (management letter)

dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi akuntan publik untuk memperbaiki usaha klien. Rekomendasi memusatkan pada saran untuk dapat beroperasi lebih efisien. Gabungan dari pengalaman auditor dalam berbagai bisnis dan pemahaman menyeluruh yang didapatkan dalam pelaksanaan audit menempatkan auditor dalam posisi yang “unik” untuk memberikan bantuan kepada manajemen.

Tidak ada format atau pendekatan standar untuk menulis surat kepada manajemen. Masing-masing surat dibuat untuk memenuhi gaya auditor dan kebutuhan klien, sesuai dengan konsep surat manajemen dari kantor akuntan publik.

Page 13: Auditing2-16

Penemuan Fakta Kemudian

Kalau auditor menyadari setelah laporan keuangan yang diaudit diterbitkan bahwa informasi yang terdapat dalam laporan tersebut secara material menyesatkan, auditor mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa pemakai yang mengandalkan laporan keuangan telah diberitahu atas salah saji tersebut. Kemungkinan terbesar yang dihadapi auditor mengenai masalah ini terjadi kalau laporan keuangan diketahui terdapat salah saji yang material setelah diberikannya pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified). Kemungkinan penyebab salah saji tersebut adalah dimasukkkannya penjualan fiktif yang material atau kelalaian menghapuskan persediaan yang usang. Tanpa melihat apakah kelalaian untuk mengungkapkan salah saji tersebut ada pada auditor atau klien, tanggung jawab auditor tetaplah sama

Page 14: Auditing2-16

Skema penelaahan peristiwa kemudian dan penerimaan fakta kemudian

Tanggal Neraca

Tanggal Laporan

Audit

Periode Penelaahan Peristiwa Kemudian

Periode dimana penemuan faktor kemudian diperoleh