auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

31
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Konsep Dasar Audit II.1.1 Pengertian Audit Menurut Mulyadi (2014:9), audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan- pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut (Agoes, 2012:4). Adapun Arens dkk (2017:28) mengungkapkan, auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. auditing should be done by a competent, independent person, atau dapat diterjemahkan bahwa audit adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat korespondensi antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Dari berbagai pengertian diatas dapat dikatakan bahwa audit merupakan proses evaluasi objektif terhadap bukti yang telah dikumpulkan untuk menilai tingkat kesesuaian antara informasi yang ada pada bukti dan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. II.1.2 Jenis - jenis Audit Menurut Mulyadi (2014:30-32), auditing umumnya digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: 1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit )

Transcript of auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

Page 1: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Konsep Dasar Audit

II.1.1 Pengertian Audit

Menurut Mulyadi (2014:9), audit adalah suatu proses sistematik untuk

memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-

pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk

menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai

yang berkepentingan. Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara

kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang

telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut (Agoes, 2012:4). Adapun Arens dkk

(2017:28) mengungkapkan, auditing is the accumulation and evaluation of

evidence about information to determine and report on the degree of

correspondence between the information and established criteria. auditing should

be done by a competent, independent person, atau dapat diterjemahkan bahwa audit

adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan

melaporkan tingkat korespondensi antara informasi dan kriteria yang ditetapkan.

audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Dari berbagai pengertian diatas dapat dikatakan bahwa audit merupakan proses

evaluasi objektif terhadap bukti yang telah dikumpulkan untuk menilai tingkat

kesesuaian antara informasi yang ada pada bukti dan kriteria – kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya yaitu dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

II.1.2 Jenis - jenis Audit

Menurut Mulyadi (2014:30-32), auditing umumnya digolongkan menjadi

tiga golongan yaitu:

1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

2

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor

independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk

menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam audit

laporan keuangan ini, auditor independen menilai kewajaran laporan keuangan atas

dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum.

2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah

yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan

umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit

kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.

3. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi,

atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Pihak yang

memerlukan audit operasional adalah manajemen atau pihak ketiga. Hasil audit

operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.

II.2 Audit Operasional

II.2.1 Pengertian Audit Operasional

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai audit operasional.

Terdapat berbagai perbedaan sudut pandang para ahli sehingga terdapat berbagai

perbedaan pengertian, namun tetap memiliki tujuan yang sama. Berikut ini

pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian audit operasional.

Menurut Agoes (2014:172), audit operasional adalah suatu pemeriksaan

terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan

kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui

apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan

ekonomis. Tunggal (2008:13) menjelaskan bahwa, audit operasional merupakan

suatu proses yang sistimatis seperti dalam audit laporan keuangan, audit

operasional mencakup serangkaian langkah atau prosedur yang terstruktur dan

diorganisasi, sedangkan menurut Guy (2003:419) audit operational merupakan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

3

penelaahan atas prosedur dan metode operasi entitas untuk menentukan tingkat

efisiensi dan efektivitasnya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa audit operasional

merupakan pemeriksaan terhadap aktivitas – aktivitas operasional yang dilakukan

perusahaan untuk menilai efektivitas dan efisiensi berjalannya operasi, penggunaan

sumber daya, dan dana tanpa melanggar ketentuan dan kebijakan yang telah

ditetapkan.

II.2.2 Tujuan Audit Operasional

Menurut Tunggal (2008:40), tujuan audit operasional adalah sebagai

berikut:

1. Objek dari audit operasional adalah mengungkapkan kekurangan dan

ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor operasional dan

untuk menunjukkan perbaikan apa yang dimungkinkan terjadi untuk

memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan.

2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling

efisien.

3. Untuk mengusulkan pada manajemen bagaimana cara-cara dan alat - alat

untuk mencapai tujuan apabila manajemen organisasi sendiri kurang

memiliki pengetahuan tentang pengelolaan yang efisien.

4. Tujuan audit operasional adalah untuk mencapai efisiensi dari

pengelolaan.

5. Untuk membantu manajemen, audit atau operasi berhubungan dengan fase

dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan pada manajemen.

6. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dalam pelaksanaan yang

efektif dan efisien dari tujuan dan tanggung jawab mereka.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

11

Menurut Agoes (2014:172) tujuan umum dari audit operasional adalah untuk:

1. menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam

perusahaan.

2. menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, harta lainnya) yang

dimilik perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.

3. menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yang

telah ditetapkan oleh top management.

4. dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada t op manajemen untuk

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan

pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen, dan prosedur

operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan

dan efektivitas dari kegiatan operasional perusahaan.

Sedangkan menurut Guy dkk. (2003:421), audit operasional biasanya

dirancang untuk memenuhi satu atau lebih tujuan berikut :

1. Menilai Kinerja. Setiap audit operasional meliputi penilaian kinerja organisasi

yang ditelaah. Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kegiatan

organisasi dengan (1) tujuan, seperti kebijakan, standar, dan sasaran organisasi

yang ditetapkan manajemen atau pihak yang menugaskan, serta dengan (2)

kriteria penilaian lain yang sesuai.

2. Mengidentifikasi Peluang Perbaikan. Peningkatan efektivitas, efisiensi, dan

ekonomi merupakan kategori yang luas dari pengklasifikasian sebagian besar

perbaikan. Auditor dapat mengidentifikasi peluang perbaikan tertentu dengan

mewawancarai individu (apakah dari dalam atau dari luar organisasi,

mengobservasi operasi, menelaah laporan masa lalu atau masa berjalan,

mempelajari transaksi, membandingkan dengan standar industri, menggunakan

pertimbangan profesional berdasarkan pengalaman, atau menggunakan sarana dan

cara lain yang sesuai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

12

3. Mengembangkan Rekomendasi untuk Perbaikan atau Tindakan Lebih Lanjut.

Sifat dan luas rekomendasi akan berkembang secara beragam selama pelaksanaan

audit operasional.

Dari tujuan-tujuan audit operasional yang diungkapkan oleh beberapa ahli di atas

dapat dikatakan bahwa audit operasional dilakukan untuk mengevaluasi tingkat

efisiensi dan efektivitas pelaksanaan aktivitas suatu organisasi. Audit operasional

mengidentifikasi timbulnya penyelewengan dan penyimpangan yang terjadi dan

kemudian membuat laporan yang berisi rekomendasi tindakan perbaikan

selanjutnya. Audit operasional merupakan salah satu alat pengendalian yang

membantu dalam mengelola perusahaan dengan penggunaan sumber daya yang ada

dalam pencapaian tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien.

II.2.3 Standar Audit Operasional

Tunggal (2008:39) mengungkapkan bahwa standar yang berharga sekali dalam

audit operasional terutama datangnya dari dua sumber; perusahaan sendiri dan bidang

usaha yang perusahaan menjadi salah satu bagiannya. Untuk menemukan standar

perusahaan, audit operasional harus mengandalkan pada unit yang sedang diaudit.

Ukuran-ukuran prestasi yang harus dicapainya dapat dikemukakan dalam:

1. tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan rencana-rencana

2. anggaran belanjanya

3. catatan-catatan tentang prestasi-prestasi yang telah dicapainya

4. kebijakan, prosedur, pedoman, dan sebagainya

Untuk standar-standar bidang usaha, audit operasional mengandalkan atas

pengetahuan umum tentang praktik dunia usaha yang sehat dan statistik ekonomi yang

bisa diperoleh dari asosiasi profesi dan pemerintah.

II.2.4 Manfaat Audit Operasional

Audit operasional yang dilakukan atas suatu objek, seperti departemen

perusahaan, dan lainnya mempunyai manfaat-manfaat, yaitu:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

13

1. Identifikasi tujuan, kebijaksanaan, sasaran dan prosedur organisasi yang

sebelumnya tidak jelas.

2. Identifikasi kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat

tercapainya tujuan organisasi dan menilai kegiatan manajemen.

3. Evaluasi yang independen dan objektif atas suatu kegiatan tertentu.

4. Penetapan apakah organisasi sudah mematuhi prosedur, peraturan,

kebijaksanaan, serta tujuan yang telah ditetapkan.

5. Penetapan efektivitas dan efisiensi sistem pengendalian manajemen.

6. Penetapan tingkat keandalan (reliability) dan kemanfaatan (usefulness ) dari

berbagai laporan manajemen.

7. Identifikasi daerah-daerah permasalahan dan mungkin juga penyebabnya.

8. Identifikasi berbagai kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk lebih

meningkatkan laba, mendorong pendapatan, dan mengurangi biaya atau

hambatan dalam organisasi.

9. Identifikasi berbagai tindakan alternatif dalam berbagai daerah kegiatan.

(Widjayanto, 2001)

Menurut Tunggal (2008:52), suatu audit operasional yang dilakukan secara

tepat harus memberikan manajemen sejumlah manfaat, mencakup:

1. Kemampulabaan yang meningkat

2. Alokasi sumber daya yang efisien

3. Identifikasi masalah pada tahap awal, dan

4. Komunikasi yang lebih baik

Dengan adanya audit operasional, perusahaan dapat memprediksi

kemungkinan yang akan terjadi dan mempersiapkan solusi dari kemungkinan

tersebut sedini mungkin, menggunakan sumber daya alam dan manusia secara

efektif, efisien, dan ekonomis yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba.

II.2.5 Karakteristik Audit Operasional

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

14

Menurut Tunggal (2008:37), karakteristik audit operasional meliputi :

1. Audit operasional adalah prosedur yang bersifat investigatif.

2. Mencakup semua aspek perusahaan, unit atau fungsi.

3. Yang diaudit adalah seluruh perusahaan, atau salah satu unitnya, atau suatu

fungsi, atau salah satu sub klasifikasinya.

4. Penelitian dipusatkan pada prestasi atau keefektivan dari perusahaan/unit/fungsi

yang diaudit dalam menjalankan misi, tanggung jawab atau tugasnya.

5. Pengukuran terhadap keefektifan didasarkan pada bukti/data dan standar.

6. Tujuan utama audit operasional adalah memberikan informasi kepada pimpinan

tentang efektif atau tidaknya perusahaan, suatu unit, atau suatu fungsi.

Audit operasional tumbuh dengan sendirinya sebagai perluasan audit

keuangan, melampaui batas apa yang pada umumnya dianggap sebagai fungsi

akuntansi.

Agoes (2014:173) menyebutkan karakteristik audit operasional yang menjadi

pembeda dengan audit keuangan yaitu:

1. Bisa dilakukan oleh internal auditor atau management consultant

2. Pada akhir pemeriksaannya auditor memberikan laporan kepada manajemen berupa

temuan-temuan audit mengenai efektivitas sistem pengendalian manajemen, apakah

kegiatan operasi perusahaan sudah dijalankan secara efisien, ekonomis, dan efektif,

beserta saran-saran untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan selama

pelaksanaan management audit

3. Biasanya dilakukan jika manajemen merasakan adanya kebutuhan

4. Kriteria dalam suatu management audit bisa berupa kebijakan yang ditentukan

manajemen, peraturan pemerintah peraturan asosiasi, dan lain-lain.

II.2.6 Elemen-elemen Audit Operasional

Menurut Agoes (2014:177), audit operasional mencakup tiga elemen, yaitu:

1. Criteria

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

15

Standar yang harus dipatuhi oleh setiap bagian dalam perusahaan. Standar bisa berupa

kebijakan yang telah ditetapkan manajemen, kebijakan perusahaan sejenis atau

kebijakan industri, dan peraturan pemerintah (di Amerika bisa peraturan negara

bagian).

2. Causes

Tindakan-tindakan yang dilakukan manajemen atau pegawai perusahaan, termasuk

tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan untuk memenuhi criteria tetapi tidak

dilakukan oleh manajemen atau pegawai perusahaan.

Dengan kata lain causes adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang

berlaku.

3. Effects

Akibat dari tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku.

II.2.7 Jenis – jenis Audit Operasional

Arens, dkk (2017:875) menjelaskan jenis-jenis audit operasional, diantaranya:

1. Functional Audits

2. Organizational Audits

3. Special Assignments

Dari ketiga jenis kategori tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Functional Audits

Function are a means of categorizing the activities of a business, such as the billing

function or production function. Functions may be categorized and subdivided many

different ways.

2. Organizational Audits

An operational audit of an organization deals with an entire organizational unit, such

as a department, branch, or subsidiary. An organizational audit emphasizes how

efficiently and effectively functions interact. The plan of organization and the methods

to coordinate activities are important in this type of audit.

3. Special Assignment

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

16

In operational auditing, special assignment arise at the request of management for a

wide variety of audits, such as determining the cause of an ineffective IT system,

investigating the possibility of fraud in a division, and making recommendations for

reducing the cost of a manufactured product.

Dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai berikut;

1. Audit Fungsional

Fungsi adalah alat untuk mengkategorikan kegiatan bisnis, seperti fungsi

penagihan atau fungsi produksi. Fungsi dapat dikategorikan dan dibagi lagi dengan

berbagai cara.

2. Audit Organisasi

Audit operasional suatu organisasi berkaitan dengan seluruh unit organisasi,

seperti departemen, cabang, atau anak perusahaan. Audit organisasi menekankan

seberapa efisien dan efektifnya fungsi berinteraksi. Rencana organisasi dan metode

untuk mengoordinasikan kegiatan penting dalam jenis audit ini.

3. Penugasan Khusus

Dalam audit operasional, penugasan khusus muncul atas permintaan manajemen

untuk berbagai macam audit, seperti menentukan penyebab sistem TI yang tidak

efektif, menyelidiki kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi, dan membuat

rekomendasi untuk mengurangi biaya produk yang diproduksi. .

II.2.8 Keterbatasan Audit Operasional

Menurut Tunggal (2008:43) keterbatasan audit operasional adalah sebagai

berikut:

1. Waktu, berkaitan dengan audit komprehensif tersebut.

2. Pengetahuan, karena orang tidak bisa ahli dalam setiap aspek

perusahaannya, maka auditor hanya akan sensitif terhadap masalah - masalah

yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang

dimilikinya saja, kurang memberi perhatian pada masalah lain diluarnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

17

3. Standar, bidang-bidang yang berada diluar standar atau kriteria keefektifan

adalah di luar ruang lingkup audit operasional.

4. Orang tidak boleh menyinggung ketidakmampuan seseorang dalam

melaksanakan fungsinya tetapi hanya menunjukkan bahwa suatu pekerjaan

atau tugas dilaksanakan secara efektif.

5. Biaya, auditor perlu melakukan sedikit penghematan dalam pelaksanakan

tugasnya, walaupun sebenarnya pelaksaan audit operasional harus

mengabaikan situasi perusahaan yang dapat memakan biaya cukup besar

apabila diselidiki lebih rinci.

6. Audit entity atau kesatuan audit, pembatasan audit operasional pada suatu fungsi

tertentu atau unit dalam beberapa hal menyampingkan

aspek-aspek yang mempengaruhi audit entity tetapi aspek-aspek tersebut

berada dalam cakupan suatu fungsi atau unit lain.

II.2.9 Kertas Kerja Pemeriksaan

Menurut Tugiman (2002:47), kertas kerja audit merupakan dokumentasi dari

proses audit. Tiga aspek utama yang didokumentasikan dalam kertas kerja audit adalah:

langkah-langkah audit dalam tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil audit;

bukti-bukti yang dikumpulkan selama proses audit; dan analisa, kesimpulan, temuan,

dan laporan yang dihasilkan dan ditulis oleh auditor. Kertas kerja audit merupakan

dokumen yang mempresentasikan proses dan hasil audit. Penyiapan dan penulisan

kertas kerja audit perlu memperhatikan tiga faktor yaitu: penugasan audit, standar

profesi, dan tahap-tahap proses pembuatan kertas kerja audit.

Tahap-tahap penyiapan kertas kerja audit:

1. Perencanaan kertas kerja audit

Perencanaan kertas kerja audit diperlukan agar terdapat struktur yang jelas dan

baku untuk pendokumentasian proses audit. Biasanya, perencanaan kertas kerja audit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

18

ditentukan oleh manajemen unit audit internal dalam bentuk kebijakan mengenai

standar struktur kertas kerja. Beberapa pedoman bagi perencanaan kertas kerja

diantaranya:

1). Sesuaikan kebutuhan kertas kerja dengan tujuan audit

Untuk mencapai kesesuaian tersebut auditor perlu menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut:

Bukti apa dan berapa banyak bukti yang perlu dikumpulkan untuk memenuhi

tujuan audit tertentu

Darimana bukti-bukti yang diperlukan dapat diperoleh

Media kertas kerja audit apa yang akan digunakan? Kertas, disket, atau media

lainnya?

2). Pemberian nomor indeks

Pedoman pemberian nomor indeks kertas kerja audit

a) Memberikan kemudahan secara maksimal bagi akses dan penggunaan

informasi yang ada pada kertas kerja audit

b) Kode indeks yang digunakan dapat terdiri atas kombinasi huruf dan angka

c) Fleksibel, memudahkan revisi dan penambahan

d) Dapat berfungsi sebagai alat kontrol terhadap kemungkinan kertas kerja audit

yang hilang

e) Dapat dikaitkan dengan audit program dan laporan audit

f) Sederhana

2. Penyajian kerangka kertas kerja audit

Kerangka kertas kerja audit harus didesain dalam format yang berisikan hal-hal

berikut:

1) Judul dan tanggal pembuatan kertas kerja audit

2) Bidang dan periode yang diaudit

3) Sumber data

4) Langkah audit yang merujuk ke audit program

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

19

5) Data yang dikumpulkan

6) Analisis yang dibuat

7) Kesimpulan yang dicapai

8) Temuan audit yang dikembangkan

9) Nama dan tanda tangan penyusunan kertas kerja audit

10) Nama dan tanda tangan yang melakukan review

11) Nomor indeks

3. Penulisan kertas kerja audit

Penulisan kertas kerja audit dilakukan oleh auditor disesuaikan dengan format

kertas kerja yang telah dirancang sebelumnya.

4. Penyusunan ikhtisar temuan

Berbagai temuan yang dicatat pada kertas kerja audit dapat diikhtisarkan

berdasarkan bidang, topic dan permasalahan yang diaudit. Ikhtisar temuan

memanfaatkan overview atas temuan audit.

5. Review kertas kerja audit

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan review kertas kerja audit:

1) Kesesuaian dengan tujuan audit

2) Ketaatan terhadap standar profesi

3) Ketepatan langkah pengujian

4) Kecukupan data/informasi pada kertas kerja audit

5) Keberadaan bukti pendukung yang cukup, relevan, kompeten, dan berguna

6) Ketetapan perhitungan

7) Kewajiban analisa dan kesimpulan kecermatan judgement auditor

8) Kemungkinan potensi temuan audit yang terlewatkan

9) Kemungkinan penyempurnaan dan perbaikan kertas kerja audit

(Tugiman:2002, 52-54)

Menurut Agoes (2014:191), kertas kerja pemeriksaan merupakan dokumentasi

auditor atas prosedur-prosedur audit yang dilakukan, tes-tes yang diadakan, informasi-

informasi yang didapat dan kesimpulan yang dibuat atas pemeriksaan, analisis,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

20

memorandum, surat-surat konfirmasi dan representation, ikhtisar dokumen-dokumen

perusahaan, rincian-rincian pos laporan posisi keuangan dan laba rugi, serta komentar-

komentar yang dibuat atau yang diperoleh auditor.

Tujuan/fungsi dari kertas kerja pemeriksaan menurut Agoes (2014:6) adalah

sebagai berikut:

1. Sebagai dasar untuk perencanaan audit

2. Sebagai catatan atas bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian

3. Sebagai catatan atas pemeriksaan/pekerjaan yang telah dilakukan, apakah sesuai

dengan program pemeriksaan

4. Sebagai penjelasan mengenai masalah/situasi yang dihadapi atas pelaksanaan

kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, ketepatan, efisiensi, dan bagaimana

evaluasinya

5. Sebagai data untuk menentukan jenis opini dari laporan audit

6. Sebagai sumber informasi di kemudian hari untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan oleh manajemen dan pihak lainnya, seperti dalam pertemuan dengan

pihak manajemen

7. Sebagai penilaian prestasi staf auditor dan pengembangannya

II.2.10 Program Audit Operasional

Tunggal (2008:104) mengungkapkan bahwa, Program audit internal

merupakan pedoman bagi auditor operasional dan merupakan satu kesatuan dengan

supervise audit dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu. Langkah-langkah

audit dirancang untuk (1) mengumpulkan bahan bukti audit dan dapat mengenai

efesiensi, keekonomoisan, dan efektivitas aktivitas yang akan diperiksa. Program

tersebut berisi arahan audit dan evaluasi informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi

tujuan audit dalam ruang lingkup penugasan audit.

Adapun menurut Tugiman (2002:24), audit program merupakan penghubung

antara survey pendahuluan dengan pengujian dilapangan. Sebagaimana survey

pendahuluan dipakai untuk memahami tujuan utama kegiatan operasi, tujuan audit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

21

yang akan dilaksanakan, kondisi pengendalian intern, dan risiko ancaman bagi

perusahaan. Audit program disusun berdasarkan informasi yang diperoleh pada survey

pendahuluan. Oleh karena itu, isi audit program akan disesuaikan dengan sasaran,

tujuan dan cakupan audit untuk masing-masing auditable unit. Berdasarkan langkah-

langkah audit yang disusun dalam audit program, auditor diharapkan mampu

mengungkapkan kelemahan sekaligus membantu auditee meningkatkan kecukupan

dan efektivitas kontrol atas risiko yang berdampak signifikan terhadap pencapaian

tujuan dan sasaran kegiatan operasi auditable unit yang bersangkutan.

Menurut Agoes (2014:206), audit program merupakan kumpulan dari prosedur

audit yang akan dijalankan dan dibuat secara tertulis. Audit program membantu auditor

dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus

dilaksanakan. Audit program harus menggariskan dengan rinci, prosedur audit yang

menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit.

II.2.11 Tahap-tahap Audit Operasional

Menurut Agoes (2014:11), proses audit merupakan urutan dari pekerjaan awal

penerimaan penugasan sampai dengan penyerahan laporan audit kepada klien yang

mencakup beberapa hal sebagai berikut:

1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey)

Survei pendahuluan dimaksudkan untuk mendapat gambaran mengenai bisnis

perusahaan yang dilakukan melalui tanya jawab dengan manajemen dan staf

perusahaan.

2. Penelaahan dan Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen (Review and

Testing of Management Control System)

Untuk mengevaluasi dan menguji efektivitas dari pengendalian manajemen

yang terdapat pada perusahaan. Biasanya digunakan internal control questionnaires,

flowchart dan penjelasan narrative serta dilakukan pengetesan atas beberapa transaksi

(walk throught the documents).

3. Pengujian Terinci (Detailed Examination)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

22

Melakukan pemeriksaan terhadap transaksi perusahaan untuk mengetahui

apakah prosesnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini auditor

harus melakukan observasi terhadap kegiatan dari fungsi-fungsi yang terdapat pada

perusahaan.

4. Pengembangan Laporan (Report Development)

Dalam menyusun laporan pemeriksaan, auditor tidak memberikan opini

mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan. Laporan yang dibuat mirip dengan

management letter, karena berisi temuan pemeriksaan (audit findings) mengenai

penyimpangan yang terjadi terhadap kriteria (standard) yang berlaku yang

menimbulkan inefisiensi, inefektivitas, dan pemborosan dan kelemahan dalam sistem

pengendalian managemen yang terdapat pada perusahaan. Selain itu auditor juga

memberikan saran-saran perbaikan.

Menurut Tunggal (2008:56), karena banyak bidang yang dicakup, tidak ada

pendekatan tunggal yang diambil dalam audit operasional, namun beberapa fungsi

umum biasanya dapat berlaku bagi kebanyakan audit operasional, yaitu:

1. Memilih auditee

2. Merencanakan pekerjaan yang akan dilakukan, mencakup penetapan standar-standar

yang digunakan untuk menilai operasi yang diaudit

3. Mengumpulkan bukti yang digunakan untuk mengukur operasi

4. Menganalisis dan menyelidiki deviasi dari standar

5. Menentukan tindakan korektif, apabila diperlukan

6. Melaporkan hasil kepada tingkat otoritas yang tepat

7. Melakukan tindak lanjut

Guy (2003:421) menyebutkan struktur umum dari audit operasional tertentu

adalah proses lima tahap, yaitu:

1. Pengenalan

2. Survey

3. Pengembangan program

4. Pelaksanaan audit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

23

5. Pelaporan

Sedangkan Arens dkk (2017:878) menyebutkan terdapat 3 tahap dalam audit

operasional diantaranya:

1. Planning

2. Evidence accumulation and evaluation

3. Reporting and follow-up

II.2.12 Pelaksana Audit Operasional

Operational audits are usually performed by one of three groups: internal

auditors, government auditors, or CPA firms.

1. Internal auditors

Internal auditors are in such a unique position to perform operational audits

that some people use the terms internal auditing and operational auditing

interchangeably.

2. Government auditors

Different federal and state government auditors perform operational auditing,

often as a part of doing financial audits.

3. CPA firms

When a CPA firm does an audit of historical financial statements, part of the

audit often consists of identifying operational problems and making recommendation

that may benefit the audit client. The recommendations can be made orally, but they

are typically included in a management letter.

(Arens dkk, 2017:876)

Dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai berikut;

Audit operasional biasanya dilakukan oleh salah satu dari tiga kelompok:

auditor internal, auditor pemerintah, atau perusahaan CPA.

1. Auditor internal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

24

Auditor internal berada dalam posisi yang unik untuk melakukan audit

operasional sehingga beberapa orang menggunakan istilah audit internal dan audit

operasional secara bergantian.

2. Auditor pemerintah

Auditor pemerintah federal dan negara bagian yang berbeda melakukan audit

operasional, seringkali sebagai bagian dari melakukan audit keuangan.

3. Perusahaan CPA

Ketika perusahaan CPA melakukan audit atas laporan keuangan historis, bagian

dari audit sering kali terdiri dari mengidentifikasi masalah operasional dan membuat

rekomendasi yang mungkin bermanfaat bagi klien audit. Rekomendasi dapat dibuat

secara lisan, tetapi biasanya dimasukkan dalam surat manajemen.

(Arens dkk, 2017: 876)

II.2.13 Laporan Audit Operasional

Dalam melaksanakan audit operasional, auditor biasanya menemukan

deficiency findings yang merupakan major deficiency findings maupun minor

deficiency findings. Findings (temuan-temua) tersebut dicatat dalam list of findings

yang nantinya akan ditelaah dan dipilih oleh audit supervisor untuk dimasukkan dalam

laporan audit operasional. Laporan audit operasional berisi temuan-temuan dan saran-

saran perbaikan untuk menghasilkan efektivitas, efisiensi, dan keekonomisan dari

kegiatan operasi perusahaan dan komentar manajemen mengenai temuan-temuan dan

saran-saran tersebut. Proses penyusunan laporan audit operasional yang dimulai dari

dikumpulkannya audit findings sampai dengan dikeluarkannya final audit report.

(Agoes, 2014:180)

Sedangkan menurut Guy (2003:424), tahap pelaporan merupakan tahap yang

penting bagi keberhasilan keseluruhan audit operasional yang dilakukan. Laporan audit

operasional pada umumnya mengandung dua unsur utama, yaitu: (1) tujuan penugasan,

ruang lingkup, dan pendekatan serta (2) temuan-temuan khusus dan rekomendasi.

Laporan ini seringkali juga mencantumkan ikhtisar eksekutif yang menyoroti intisari

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

25

dan kesimpulan dari rincian laporan tersebut. Pada umumnya laporan ini tidak

dikirimkan kepada pihak ketiga, maka susunan kalimat yang digunakan dapat lebih

spesifik.

II.3 Penjualan

II.3.1 Pengertian Penjualan

Menurut Kotler (2006: 457), pengertian penjualan adalah proses kebutuhan pembeli

dan penjual terpenuhi, melalui pendistribusian informasi dan minat. Adapun

menurut Kertajaya (2006, 15) bahwa penjualan menciptakan hubungan jangka panjang

dengan pelanggan dengan produk atau layanan perusahaan. Menjual adalah taktik yang

menghubungkan perusahaan, pelanggan dan hubungan antara keduanya. Swastha

(2004: 403) mengungkapkan bahwa definisi penjualan adalah interaksi antara individu

yang saling bertemu secara langsung yang bertujuan untuk menciptakan, memperbaiki,

menguasai atau menjaga hubungan pertukaran sehingga bermanfaat bagi orang lain.

Dari berbagai pengertian diatas dapa dikatakan bahwa penjualan merupakan

interaksi antar individu yang menciptakan hubungan dengan proses kebutuhan pembeli

dan penjual terpenuhi melaui pendistribusian informasi dan minat.

II.3.2 Tujuan Penjualan

Menurut Basu Swastha (2004:404) tujuan umum penjualan dalam perusahaan

adalah:

1. Mendapatkan volume penjualan

2. Mendapatkan laba tertentu

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan

Berdasarkan tujuan umum penjualan diatas dapat dikatakan bahwa penjualan

memiliki peranan penting bagi kelangsungan usaha dan pencapaian laba, namun tidak

adanya penjualan barang dan jasa tidak selalu menghasilkan laba, penjualan yang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

26

baik yaitu penjualan yang dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana sehingga dapat

menghasilkan laba yang diinginkan.

II.3.3 Prosedur Penjualan

Prosedur penjualan tergantung pada bentuk usaha, cara penjualan, dan

jenis barang yang digunakan, diterima, dan akhirnya dengan penyerahan barang

pada pelanggan. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam siklus penjualan menurut

Arens, Alvin, Loebbecke (2017) adalah;

1. Processing customer orders

2. Grantings goods

3. Shipping goods

4. Billing customer and recording sales

5. Processing and recording cash receipt

6. Processing and recording sales return and allowance

7. Charging off uncollectible account receivable

8. Providing for bad debt

Penjelasan mengenai fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pemrosesan order pelanggan (Processing costumer orders)

Permintaan barang oleh pelanggan merupakan titik awal keseluruhan siklus.

Biasanya permintaan diperoleh dari penawaran untuk membeli barang-barang.

2. Persetujuan penjualan secara kredit (Grantings credit)

Sebelum barang dikirimkan, seseorang yang berwenang dalam

perusahaan harus menyetujui penjualan secara kredit ke pelanggan atas penjualan

kredit tersebut.

3. Pengiriman barang (shipping goods)

Merupakan fungsi yang paling kritis karena merupakan titik pertama dari

silus ini diterima dimana terjadinya penyerahan aktivitas perusahaan. Umumnya

perusahaan mengakui penjualan pada saat barang dikirimkan. Nota pengiriman

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

27

disiapkan pada saat pengiriman dan secara otomatis dilakukan oleh komponen

berdasarkan informasi order penjualan.

4. Penagihan ke pelanggan dan pencatatan penjualan ( billing coutumer and

recording sales)

Penagihan ke pelanggan merupakan alat pemberitahuan pelanggan

mengenai jumlah yang ditagih atas barang tersebut dan terpenting dalam

penagihan ini adalah harus dilakukan tepat waktu. Aspek terpenting dalam

penagihan ini adalah meyakinkan bahwa seluruh pengiriman yang dilakukan telah

ditagih, tidak ada pengiriman yang ditagih dalam jumlah yang tidak benar. Penagihan

pada jumlah yang benar tergantung pada pembebanan pada pelanggan untuk

kuantitas yang dikirim pada harga yang disepakati. Harga yang disepakati tersebut

memperhitungkan jasa asuransi dan biaya angkut.

5. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas (Processing and Recording

Cash Receipt)

Dalam pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas, perhatian paling penting

adalah kemungkinan terjadinya pencurian atas kas. Pencurian dapat terjadi setelah

penerimaan kas ataupun sesudahnya. Pertimbangan utama adalah penggunaan

penerimaan kas, bahwa kas harus disetor ke bank dalam jumlah yang benar dan tepat

waktu, dan dicatat didalam berkas penerimaan kas. Transaksi penerimaan kas

digunakan untuk membuat jurnal penerimaan kas dan memutahirkan berkas induk

piutang usaha.

6. Pemrosesan dan pencatatan retur dan pengurangan harga penjualan

(Processing and Recording Sales Return and Allowance )

Jika pelanggan merasa tidak puas dengan barang yang diterima,

penjual seringkali menerima pengembalian barang atau memberikan

pengurangan harga barang atas jumlah yang harus dibayar. Retur dan pengurangan

harga penjualan harga setelah dicatat dalam berkas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

28

transaksi retur dan pengurangan penjualan serta berkas induk piutang usaha secara

benar. Nota kredit biasanya dibuat untuk pengembalian dan pengurangan harga

dalam rangka pengendalian dan memudahkan pencatatan.

7. Penghapusan Piutang Tak Tertagih ( Charging off Uncollectible Account

Receive )

Jika suatu perusahaan berkesimpulan bahwa suatu jumlah tidak tertagih

jumlah tersebut harus dihapuskan, biasanya ini terjadi setelah pelanggan pailit.

8. Penyisihan Piutang Tak Tertagih (Providing for Bad Debts)

Penyisihan piutang tak tertagih harus cukup untuk mencerminkan

bagian dari penjualan periode sekarang yang diperkirakan tidak dapat tertagih, hasil

penyesuaian akhir periode oleh manajemen atas perhitungan piutang tak tertagih.

II.4 Efektivitas, Efisiensi, dan Keekonomisan

II.4.1 Efektivitas

Arens dkk (2017:873) menjelaskan, effectiveness refers to meeting objectives,

such as producing parts without defects. In an operational audit for effectiveness, an

auditor, for example, might need to assess wether a governmental agency has met its

assigned objective of achieving elevator safety in a city, atau dapat diterjemahkan bahwa

keefektifan mengacu pada memenuhi tujuan, seperti memproduksi tanpa cacat. Dalam

audit operasional untuk efektivitas, auditor, misalnya, mungkin perlu menilai apakah

lembaga pemerintah telah memenuhi tujuan yang ditetapkan untuk mencapai

keselamatan elevator di kota.

Menurut Vijay dkk (2004), efektivitas ditentukan oleh hubungan antar output

yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggung jawab dengan tujuannya. Semakin besar

output yang dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektif unit tersebut karena

baik tujuan maupun input sangatlah sukar dikuantifikasikan.

Agoes (2014:9), efektivitas diartikan sebagai perbandingan masukan-keluaran

dalam berbagai kegiatan, sampai dengan pencapaian tujuan yang ditetapkan, baik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

29

ditinjau dari kuantitas (volume) hasil kerja, kualitas hasil kerja, maupun batas waktu

yang ditargetkan.

Berdasarkan definisi yang dipaparkan tersebut, dapat dikatakan bahwa

efektivitas adalah mengacu pada pencapaian tujuan atau adanya keselarasan antara

output dengan tujuan. Besarnya efektivitas bergantung pada besarnya kontribusi yang

dikeluarkan terhadap tujuan.

Pada umumnya efektivitas diukur dengan membandingkan rencana dengan

aktual yang terjadi. Dan pengukuran efektivitas juga dilakukan oleh manajemen

perusahaan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian perusahaan dalam

suatu periode akuntansi.

Dalam mencapai efektivitas terkait pencapaian hasil atau manfaat organisasi

yang didasarkan pada sasaran dan tujuan organisasi yang menitikberatkan pada hasil

dari operasi, dapat dilihat dari beberapa hal berikut:

1. Penilaian atas pencapaian sasaran, tujuan, dan rencana organisasi

2. Penilaian kecukupan sistem manajemen dalam mengukur efektivitas

3. Menentukan keluasan hasil yang ingin dicapai

4. Mengidentifikasi faktor hasil kinerja yang memuaskan

(Agoes: 2014,168)

II.4.2 Efisiensi

Arens dkk (2017:873) menjelaskan, efficiency refers to determining the

resources used to achieve those objectives, such as determining whether parts are

produced at minimum cost. Efficiency like effectiveness, there must be defined criteria

for what is meant by doing things more efficiently before operational auditing can be

meaningful. Efficiency is defined as reducing cost without reducing effectiveness, atau

dapat diterjemahkan bahwa efisiensi mengacu pada penentuan sumber daya yang

digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, seperti menentukan apakah bagian

diproduksi dengan biaya minimum. Efisiensi seperti efektivitas, harus ada kriteria yang

ditetapkan untuk apa yang dimaksud dengan melakukan sesuatu dengan lebih efisien

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

30

sebelum audit operasional dapat bermakna. Efisiensi didefinisikan sebagai pengurangan

biaya tanpa mengurangi efektivitas.

Adapun menurut Hasibuan (2005:233) yang mengutip pernyataan Emerson,

efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil

antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga

hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain

hubungan antara apa yang telah diselesaikan.

Sedangkan menurut Agoes (2014:9), efisiensi diartikan sebagai tindakan untuk

membuat pengorbanan yang paling tepat dibandingkan dengan hasil yang dikehendaki.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa efisiensi adalah usaha yang dilakukan

agar dapat meminimalisasi biaya atau sumber daya yang digunakan dalam mencapai

tujuan sehingga tidak terjadi pemborosan.

Dalam menilai efisiensi terkait tanggungjawab dalam pengeluaran biaya

perusahaan yang minimum yang menitikberatkan pada motede operasi, dapat dilihat

dari beberapa hal berikut ini:

1. Kesesuaian prosedur manual dengan komputerisasi

2. Keefisienan sistem dan prosedur operasi

3. Tidak terdapat duplikasi pekerjaan

4. Tidak adanya tahapan kerja yang tidak penting

(Agoes: 2014,169)

II.4.3 Keekonomisan

Menurut Bayangkara (2008:12), ekonomis adalah berhubungan dengan

bagaimana perusahaan dalam mendapatkan sumber daya yang akan digunakan dalam

setiap aktivitas. Keekonomisan merupakan ukuran input yang digunakan dalam

berbagai program yang dikelola. Ekonomis mengacu pada proses produksi yang

dijalankan dengan input yang membutuhkan biaya (cost) minim (lebih hemat).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

31

Menurut Agoes (2014:9), ekonomisasi merupakan cara penggunaan sumber

daya secara hati-hati dan bijak agar diperoleh biaya yang paling murah tanpa merusak

mutu.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keekonomisan adalah

suatu keadaan ekonomi yang dimana sumber daya yang ada digunakan secara minimum

namun menghasilkan suatu output yang cukup.

Dalam menilai keekonomisan operasi dan alokasi terkait penggunaan sumber

daya yang menitikberatkan pada biaya operasi, dapat mempertimbangkan beberapa hal

berikut ini:

1. Mengikuti praktik aktivitas operasional yang umum

2. Ketetapan jumlah staf yang bertugas dalam menjalankan fungsi- fungsi yang penting

3. Menggunakan peralatan dengan harga yang sesuai

4. Mengurangi sumber daya yang tidak terpakai

(Agoes: 2014,169)

II.5 Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini peneliti merujuk pada beberapa referensi, baik

referensi teori maupun referensi penelitian yang telah dilakukan para peneliti terdahulu.

Referensi penelitian yang peneliti rujuk yaitu penelitian yang menggunakan metode

penelitian kualitatif, informasi selanjutnya akan disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel II.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variable Hasil Perbedaan

1 Petrus

Anang

Setiawan

(2016)

Audit

Operasional

Pada Fungsi

Penjualan

1. Audit

Operasional

2. Fungsi

Penjualan

Pelaksanaan

fungsi penjualan

telah berjalan

dengan cukup

efektif namun

Subjek

Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

32

Perusahaan E-

Commerce

masih ada

beberapa

kekurangan

dengan rincian

sebagai berikut:

(1) Perusahaan

tidak selalu

memberikan

bukti transaksi

dalam bentuk

invoice pada

transaksi dengan

metode transfer.

(2) Perusahaan

tidak memiliki

pedoman

pemberian

potongan harga,

customer care

bebas

memberikan

potongan harga

kepada merchant

maksimal 20%.

(3) SOP belum

sepenuhnya

memadai sebagai

pegangan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

33

pelaksanaan

proses penjualan

dan tidak semua

pernyataan dalam

SOP bagian

penjualan

dilaksanakan

dengan baik dan

benar

2 Aprilia

Julian

Susanto

(2012)

Audit

Operasional atas

Fungsi

Penjualan dan

Penerimaan Kas

pada PT Aritama

Mandiri “Lei

Garden

Restaurant”

1. Audit

Operasional

2. Fungsi

Penjualan

3. Fungsi

Penerimaan

Kas

Terdapat

beberapa

kelemahan pada

kegiatan

operasional atas

fungsi penjualan

dan penerimaan

kas diantaranya

perusahaan tidak

memiliki bagian

personalia,

perusahaan tidak

memiliki

prosedur

penjualan,

penerimaan kas,

dan pencatatan

dan pelaporan

keuangan secara

Subjek

Penelitian,

dan

variable

penerimaan

kas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

34

tertulis, adanya

double job,

struktur

organisasi sudah

tidak sesuai

dengan

perubahan yang

ada, kurangnya

komunikasi antar

bagian, tidak ada

fasilitas

pendeteksian

uang palsu, dan

tidak ada auditor

independen

3 Meilinda

(2015)

Audit

Operasional atas

Fungsi

Penjualan dan

Penerimaan Kas

PT Degraph

Indoprint

Periode 2012-

2014

1. Audit

Operasional

2. Fungsi

Penjualan

3. Fungsi

Penerimaan

Kas

Penetapan

prosedur

penjualan dan

struktur

organisasi dinilai

kurang efisien,

tidak adanya

sanksi atas

keterlambatas

pelunasan

piutang, dan

adanya

keterlambatan

Subjek

Penelitian,

dan

variable

penerimaan

kas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

35

dalam

pengiriman

barang

4 Dewi

Iswara,

Syafi’I,

Ali

Rasyidi

(2015)

Penerapan Audit

Operasional

dalam Menilai

Efisiensi dan

Efektivitas

Fungsi

Penjualan pada

CV Anugerah

Jaya Sidoarjo

1. Audit

Operasional

2. Efisiensi

dan

Efektivitas

Fungsi

Penjualan

Adanya alur

penjualan

sederhana tanpa

bagian akuntansi

dan bagian

penagihan,

perangkapan

jabatan, dan

sering terjadi

kesalahan

pencatatan, dan

bagian

administrasi

dipegang satu

orang tanpa

adanya manager

Subjek

Penelitian

5 Harsanti

(2018)

Audit

Operasional

pada Fungsi

Penjualan (Studi

Kasus di PT

Mitra Grafindo

Mandiri)

1. Audit

Operasional

2. Fungsi

Penjualan

Secara

keseluruhan

fungsi penjualan

sudah berjalan

secara efektif,

efisien, dan

ekonomis.

Adapun beberapa

hal yang perlu

Subjek

Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 29: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

36

diperbaiki oleh

perusahaan yaitu:

dibuatnya

Standard

Operating

Procedures (SOP)

secara tertulis,

pemisahan tugas

dan

tanggungjawab

oleh karyawan,

pelaksanaan rapat

evaluasi secara

terjadwal,

pembuatan daftar

harga dan

pedoman

potongan harga

secara tertulis,

dan dibuat nomor

urut tercetak pada

surat order

penjualan

Sumber: Data yang telah diolah oleh peneliti

II.6 Kerangka Pemikiran

Penjualan memiliki peran yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu

usaha bisnis, terutama dalam bisnis manufaktur. Perusahaan manufaktur menghasilkan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

37

produk yang harus dapat terjual agar bisnis tetap berlangsung. Apabila fungsi penjualan

terhambat, maka kegiatan operasional lainnya pun akan mengalami kendala. Selain itu

fungsi penjualan merupakan kegiatan operasional yang sangat mempengaruhi laba

perusahaan. Semakin tinggi nilai penjualan maka kemungkinan untuk memperoleh

laba juga akan semakin tinggi. Kegiatan penjualan tidak sekedar harus mencapai nilai

yang tinggi, namun juga harus dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis; karena

menjadi hal yang percuma apabila nilai penjualan tinggi tetapi disisi lain biaya – biaya

yang dikeluarkannya pun lebih tinggi dari nilai penjualan, jika seperti itu maka

perusahaan tidak akan mencapai laba yang optimal dan bahkan perusahaan akan

mendapatkan kerugian. Oleh karena itu perlu dilakukannya audit operasional yang

dapat membantu manajemen dalam memeriksa dan mengevaluasi kegiatan penjualan

agar tetap dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Berdasarkan kerangka pemikiran

yang peneliti uraikan, peneliti juga membuat kerangka pemikiran dalam bentuk

diagram seperti berikut ini:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 31: auditing is the accumulation and evaluation of evidence ...

38

Gambar II.1 Diagram Kerangka Pemikiran

Sumber: Data yang diolah oleh peneliti