Audit Tanggung Jawab Auditor

download Audit Tanggung Jawab Auditor

of 4

Transcript of Audit Tanggung Jawab Auditor

1. Apa risiko bisnis yang dihadapi Enron, dan bagaimana risiko itu meningkatkan kemungkinan salah saji yang material dalam laporan keuangan Enron. Apakah risiko bisnis ini, menurut Anda, membuat Andersen menilai Enron sebagai high-risk client?2. Jelaskan masalah atau isu akuntansi di mana korporasi yang mensponsori SPE tidak usah mengonsolidasikan laporan keuangan SPE ke dalam laporan keuangan konsolidasian korporasi. Bagaimana Enron menyalahgunakan isu akuntansi ini?3. Jika petunjuk atau ketentuan 3% bersifat remang-remang, mengapa Enron dituduh melakukan manipulasi laporan keuangan, dengan bantuan auditornya? [Petunjuk: rules-based accounting standards dan principle-based accounting standards]4. Apakah anda setuju dengan Berardino bahwa penyesuaian (adjustments) sebesar $51 juta tidak material? Jika Anda setuju dengan beliau, jelaskan mengapa. Jika Anda tidak setuju, jelaskan ketidakkonsistenan Andersen.5. Apakah pada saat Andersen mengetahui beberapa ketidakberesan di Enron dalam musim gugur 2001, sebaiknya Andersen mengundurkan diri dari penugasan (resign from then engagement)?Mengapa? Atau, mengapa tidak?6. Melihat temuan yang diungkapkan dalam Laporan Powers, apakah Andersen bisa diselamatkan? 7. Dari informasi di atas dan informasi lain yang Anda kumpulkan mengenai peran Andersen dalam kasus Enron, apa kesimpulan Anda tentang kesalahan Andersen.

Jawab:1. Resiko bisnis yang dihadapi oleh Enron adalah Enron bergerak dalam bidang usaha energy dimana energi dipasar sangat berfluaktif dan tidak dapat diramalkan. Pada tahun 1990-an, Skilling mengembangkan dan mengimplementasi rencana transformasi Enron, dari penyuplai gas alam yang konvensional menjadi perusahaan perdagangan energi yang menjadi pemain tengah antara produsen produk-produk energi (utamanya gas alam dan listrik) dan pengguna akhir dari komoditas tersebut. Dengan adanya pengembangan kegiatan usaha ini, Enron terus membutuhkan suntikan modal untuk mewujudkan transformasi tersebut. Seperti kebanyakan usaha bisnis baru, kegiatan berbasis Internet Enron tidak segera menghasilkan arus kas. Untuk meyakinkan kreditur terus memompa dana ke Enron, manajemen sadar mereka harus mempertahankan credit rating yang tinggi, dan untuk itu perusahaan harus merilis laporan keuangan yang impresif setiap periode.Keharusan untuk mempertahankan harga saham Enron pada tingkat yang tinggi juga merupakan salah satu faktor pemicu window dressing dalam laporan keuangan Enron. Dengan adanya kebutuhan ini, maka Enron memanipulasi pos-pos laporan keuangannya sehingga menyebabkan salah saji yang bersifat material. Risiko bisnis yang dihadapi Enron dan memaksanya untuk mengambil keputusan-keputusan taktis selama periode kemerosotan harga saham sepanjang tahun 2001 membuat Andersen menilai Enron sebagai high-risk client. Selain itu dari segi pasar karena harga jual energy yang berfluktuatif, maka akan berpengaruh terhadap laba, dimana laba akan mempengaruhi harga saham. Apabilan harga pasar energy turun maka laba akan berkurang sehingga menyebabkan investor cenderung enggan untuk menanamkan modal pada Enron. Karena resiko yang tinggi, kemungkinan salah saji material dalam laporan keuangan Enron juga besar karena Enron cenderung akan melakukan Income Smoothing untuk menjaga stabilitas harga sahamnya di pasar.

2. SEC dan FASB sebagai lembaga berwenang (authoritative bodies) memberikan petunjuk ketentuan 3% terhadap isu akuntansi SPE. Ketentuan ini membolehkan korporasi mengabaikan aset dan kewajiban SPE-nya dalam laporan keuangan konsolidasian korporasi jika ada pihak-pihak independen menanamkan 3% dari modal SPE. Langsung korporasi-korporasi besar menjadikan ambang batas 3% sebagai a technical minimum and a practical maximum. Artinya, korporasi menginterpretasi petunjuk itu sebagai ketentuan teknisnya secara minimuum harus ada 3%, namun dalam praktiknya angka 3% justru menjadi angka maksimum. Dengan ketentuan ini, Enron mendirikan ratusan SPEs. Berbeda dengan korporasi lainnya, Enron tidak membatasi penggunaan SPE untuk tujuan pembelanjaan atau kegiatan pendanaan. Dalam banyak hal, Enron menggunakan SPE semata-mata untuk melego aset dengan kinerja rendah atau tanpa kinerja sama sekali. Contoh, Enron mengatur dengan pihak ketiga untuk menanamkan modal minimum 3% yang diwajibkan, kemudian Enron menjual aset yang non-performing. SPE membeli aset itu dengan pinjaman yang dijamin dengan saham Enron. Dalam beberapa hal, ada perjanjian tambahan yang tidak diungkapkan, di mana pemegang saham 3% dilindungi dari segala kerugian yang mungkin terjadi akibat penanaman modal 3% tersebut. Enron seringkali menjual asetnya dengan menggelembungkan harga sehingga Enron menciptakan laba fikitf.Disclosures yang dibuat Enron mengenai transaksi SPE-nya membuat investor tidak dapat mengetahui berapa sesungguhnya kewajiban perusahaan. The Wall Street Journal menambahkan sentimen tersebut ketika berkomentar mengenai disclosures yang begitu singkat dan tidak jelas mengenai kewajiban di luar neraca (off-blance sheet liabilities) dan transaksi hubungan istimewa.Seperti sulitnya menganalisis laporan Enron, begitu juga sulitnya bagi kebanyakan investor untuk memercayai integritas dari laba yang dilaporkan dari waktu ke waktu oleh Enron. Banyak transaksi SPEs Enron berakibat menggelembungnya laba perusahaan melalui laba yang belum direalisasi (unrealized gains) dari kenaikan harga saham Enron.

3. Rules based accounting stadars pada dasarnya merupakan daftar yang memuat peraturan-peraturan secara detail yang harus diikuti ketika mempersiapkan laporan keuangan. Rules based accounting standards memiliki standar yang lebih panjang dan lebih kompleks dan menuntun pada kriteria yang berubah-ubah untuk perlakuan akuntansi yang memperbolehkan perusahaan untuk membentuk transaksi untuk mengelak dari pelaporan yang tidak menguntungkan. Principles-based accounting standars menyediakan dasar konseptual yang harus diikuti oleh para akuntan sebagai ganti dari daftar peraturan yang detail. Principles -based accounting standars dimulai dengan menetapkan tujuan kunci pelaporan dan kemudian menyediakan panduan untuk menjelaskan tujuan dan menghubungkannya dengan beberapa contoh ketika aturan tidak dapat dihindari, tujuannya tidak mencoba untuk menyediakan panduan atau aturan spesifik untuk setiap situasi yang mungkin. Jika terjadi keraguan, pembaca akan dituntun kembali ke prinsip-prinsip yang ada. Principles based accounting standards lebih umum dan lebih luas dibandingkan rules-based accounting standars. Dengan ketentuan 3% yang masih bersifat remang-remang terhadap isu akuntansi SPE mengenai hal tersebut akuntan harusnya mempertimbangakan secara professional dalam perlakuan akuntansi yang terbaik sehingga tidak akan menimbulkan pertimbangan yang berbeda-beda. Principles bases accounting standards dapat mencegah terjadinya kasus seperti Enron di kemudian hari karena principles based accounting standards dapat menyediakan laporan akuntansi yang merefleksikan kinerja actual perusahaan dengan lebih akurat dan mengurangi peraturan-peraturan yang bersifat manipulasi. Akan tetapi principles based accounting hanya merupakan panduan umum sehingga dapat menghasilkan informasi yang tidak andal dan tidak konsisten yang dapat menyulitkan apabila membandingkan satu perusahaan dengan perusahaan lain.

4. Berdasarkan kesaksian Joseph Berardino di U.S. Congress bahwa penyesuaian (adjustments) sebesar $51 juta tidak material? Dalam hal ini saya tidak setuju, Anderson telah menemukan $51 juta, pada akun perusahaan dan memutuskan untuk membiarkan mereka menyelesaikannya sendiri. Selama hasil pemeriksaan keuangan enrons tahun 1997, andersons menganjurkan bahwa sumber daya perusahaan dibuat adjustment (penyesuaian) yang dapat memotong pendapatan rutin sebayanyak 50 %, dari 105 juta dollar ke 54 juta dollar akan tetapi Enron memutuskan untuk tidak membuat penyesuaian tersebut dan andersens member stamp of approval (istilah lain untuk WTP) atas laporan keuangan enron. Atas laporan keuanganEnron 1997, pada kongres U.S. Congress perusahaan akuntan andersen memutuskan bahwa penyesuaian adalah tidak material dan pada dengar pendapat di kongres tersebut dan media bisnis menuduh Andersen atas ketidakkonsitennya tidak dapat bersikap tegas kepada Enron, karena benturan kepentingan yang timbul akibat fee besar dari berbagai jasa yang diberikan Andersen kepada Enron

5.Menurut kami, jika Andersen benar-benar telah menemukan ketidakberesan dalam Enron dan bisa dibuktikan, maka tidak seharusnya Andersen mengeluarkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Andersen dapat menyajikan pos-pos material yang tidak beres yang diyakini melawan SEC dalam laporan keuangan Enron dan memberikan opini sebaliknya yaitu Tidak Wajar. Jika Andersen memegang integritas dalam melaksanakan pekerjaannya dan menyadari posisinya sebagai salah satu KAP dalam Big Five, walaupun KAP Andersen diberikan fee yang sangat besar oleh klien maka Andersen tidak seharusnya melakukan hal sebaliknya yang bersifat illegal seperti membantu Enron dalam memasak bukunya (cook the books). Namun, jika ternyata dalam praktiknya Andersen mendapat banyak tekanan dari Enron, mengalami benturan kepentingan yang sangat kuat dan sulit diatasi, maka jalan yang sebaiknya ditempuh Andersen adalah mengundurkan diri dari penugasan (resign from the engagement) dibandingkan harus mengambil high-risk yang memungkinkan kehancuran Andersen dimasa yang akan datang.

6.Kebangkrutan Enron menyeret akuntan publik Arthur Andersen karena memanipulasi labanya. Padahal Arthur Andersen berdiri sejak tahun 1913 dengan mencetak laba pada tahun 2008 sebesar 8,4 miliar dolar AS. Akhirnya pada pada tahun 2001 Arthur Andersen harus membayar utang 32 miliar dolar AS sehingga perusahaan ini tidak bisa diselamatkan. Melalui putusan yang dipimpin oleh Hakim Melinda Harmon, Arthur Anderson mendapatkan hukuman percobaan 5 tahun, denda US$ 500.000 dan dicabut kewenangannya untuk mengaudit perusahaan publik di AS. Atas dasar US Securities and Exchange Commission Rules (SEC Rules), akibat dari perbuatannya yang telah menghilangkan dan menghancurkan dokumen-dokumen penting Enron. Pada tahun 2002, perusahaan ini secara sukarela menyerahkan izin praktiknya sebagai Kantor Akuntan Publik setelah dinyatakan bersalah dan terlibat dalam skandal Enron dan menyebabkan 85.000 orang kehilangan pekerjaannya, yang dilakukan dengan menonaktifkan 7.000 pegawainya, menjual praktiknya di Amerika Serikat, kehilangan ratusan kliennya dan merumahkan ribuan pegawai di seluruh dunia. Dengan adanya kasus Enron, maka Big Five disusutkan menjadi Big Four.

7. Berdasarkan kasus Enron yang dapat diambil kesimpulan dari peran Andersen dalam kasus ini adalah Sikap independensi auditor yang harus dijunjung tinggi. Dalam hal ini Arthur Andersen sebagai auditor tidak menjunjung tinggi sikap independensi dan membantu Enron melakukan management fraud sehingga ketika kasus ini tercium oleh publik, kepercayaan masyarakat terhadap Arthur Andersen hilang. Akibatnya klien-klien Arthur Andersen yang lain memutuskan hubungan kerja samanya dan akhirnya Arthur Andersen tidak beroperasi lagi. Konsekuensi yang mungkin apabila orang lain mempertanyakan integritasnya, akibat kasus enron kepercayaan public terhadap auditor berkurang. Profesi auditor tidak lagi dipandang sebagai profesi yang menjunjunga tinggi etika profesi yang dapat dilakukan untuk menjaga reputasi dan karir sebagai auditor, menjaga tingkat independensi dan melaksanakan tugas auditor sesuai dengan etika profesi.