Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer

7
Yuli Ardiansyah (A/14) LAPORAN SEGMEN DAN DESENTRALISASI A. Desentralisasi Organisasi Di sebuah organisasi yang terdesentralisasi, wewenang pengambilan keputusannya tidak diserahkan pada beberapa orang eksekutif puncak melainkan disebarkan di seluruh organisasi. Di satu sisi ekstrem, organisasi yang terdesentralisasi secara kuat adalah organisasi yang memberikan kebebasan kepada manajer-manajer tingkat yang lebih rendah ataupun karyawan untuk membuat keputusan. B. Keunggulan dan Kelemahan Desentralisasi Desentralisasi memiliki lima keunggulan: 1. Manajemen puncak dibebaskan dari pemecahan persoalan sehari-hari yang banyak sehingga memiliki peluang untuk berkonsentrasi pada strategi, keputusan , dan kegiatan koordinasi. 2. Manajer tingkat lebih rendah umumnya memiliki informasi yang lebih terperinci dan lebih baru mengenai kondisi setempat dibandingkan dengan para manajer puncak. 3. Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer pada tingkat yang lebih rendah membuat mereka dapat lebih cepat memberikan respons kepada par pelanggan. 4. Desentralisasi memberikan pengalaman pengambilan keputusan kepada para manajer tingkat lebih rendah yang nantinya diperlukan jika mereka dipromosikan ke tingkat yang lebih tinggi. 5. Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer tingkat lebih rendah sering kali meningkatkan motivasi mereka, sehingga dapat meninggkatkan kepuasan kerja dan tingkat retensi karyawan. C. Desentralisasi memiliki empat kelemahan : 1. Manajer pada tingkat lebih rendah membuat keputusan-keputusan tanpa sepenuhnya memahami gambaran besar. RMK AKUNTANSI MENEJEMEN “ LAPORAN SEGMEN DAN DESENTRALISASI 1

description

lis

Transcript of Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer

Page 1: Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer

Yuli Ardiansyah (A/14)

LAPORAN SEGMEN DAN DESENTRALISASI

A. Desentralisasi Organisasi

Di sebuah organisasi yang terdesentralisasi, wewenang pengambilan keputusannya tidak

diserahkan pada beberapa orang eksekutif puncak melainkan disebarkan di seluruh organisasi. Di

satu sisi ekstrem, organisasi yang terdesentralisasi secara kuat adalah organisasi yang

memberikan kebebasan kepada manajer-manajer tingkat yang lebih rendah ataupun karyawan

untuk membuat keputusan.

B. Keunggulan dan Kelemahan Desentralisasi

Desentralisasi memiliki lima keunggulan:

1. Manajemen puncak dibebaskan dari pemecahan persoalan sehari-hari yang banyak sehingga

memiliki peluang untuk berkonsentrasi pada strategi, keputusan , dan kegiatan koordinasi.

2. Manajer tingkat lebih rendah umumnya memiliki informasi yang lebih terperinci dan lebih baru

mengenai kondisi setempat dibandingkan dengan para manajer puncak.

3. Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer pada tingkat yang lebih

rendah membuat mereka dapat lebih cepat memberikan respons kepada par pelanggan.

4. Desentralisasi memberikan pengalaman pengambilan keputusan kepada para manajer tingkat

lebih rendah yang nantinya diperlukan jika mereka dipromosikan ke tingkat yang lebih tinggi.

5. Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer tingkat lebih rendah sering

kali meningkatkan motivasi mereka, sehingga dapat meninggkatkan kepuasan kerja dan tingkat

retensi karyawan.

C. Desentralisasi memiliki empat kelemahan :

1. Manajer pada tingkat lebih rendah membuat keputusan-keputusan tanpa sepenuhnya

memahami gambaran besar.

2. Di suatu organisasi yang betul-betul terdesentralisasi, mungkin terjadi kurang koordinasi di

antara manajer yang memiliki otonom.

3. Manajer tingkat yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan

perusahaan secara keseluruhan.

4. Dalam suatu organisasi yang sangat terdesentralisasi, mungkin lebih sulit untuk secara efektif

menyebarkan gagasan-gagasan yang inovativ.

D. Desentralisasi dan Pelaporan Segmen

Desentralisasi yang efektif memiliki pelaporan segmen yang berfungsi sebagai laporan

tambahan pada laporan keuangan. Segmen adalah bagian atau aktivitas suatu organisasi

dimana para manajer menginginkan data biaya dan laba dari organisasi tersebut. Segmen antara

lain meliputi divisi organisasi,wilayah pemasaran, toko perindividual, pusat pelayanan, pabrik

RMK AKUNTANSI MENEJEMEN “ LAPORAN SEGMEN DAN DESENTRALISASI 1

Page 2: Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer

Yuli Ardiansyah (A/14)

manufaktur dan lain-lain. Laporan laba rugi tersegmen ini bermanfaat untuk menganalisis

profibilitas usaha dan mengukur kinerja manajer.

Laporan Segmen adalah laporan rugi laba yang menyajikan informasi tentang laporan rugi

laba untuk setiap segmen usaha. Dengan adanya laporan segmen maka akan diketahui

bagaimana kinerja dari masing-masing segmen usaha tersebut. Output dari metode absorption

berupa laporan rugi laba konvensional memberikan informasi untuk penyusunan laporan segmen,

maksudnya laporan rugi laba konventional kita olah lagi dengan menggunakan analisa perilaku

biaya yang menghasilkan laporan segmen.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaporan segmen:

1. Digunakan laporan laba rugi dengan format kontribusi, yang membedakan biaya menjadi

komponen biaya variabel dan biaya tetap. Biaya tetap dibedakan menjadi:

a. Biaya tetap yang dapat ditelusuri(traceable fixed cost)

b. Biaya tetap umum (common fixed cost)

2. Penentuan Margin Segmen diperoleh dengan mengurangkan biaya tetap dapat

ditelusuri untuk suatu segmen dari margin kontribusi segmen. Ini menunjukkan margin

yang tersedia setelah suatu segmen menutup seluruh biayanya. Margin segmen

merupakan ukuran terbaik profitabilitas jangka panjang suatu segmen

3. Hambatan pembebanan biaya yang tidak tetap. Agar laporan segmen memenuhi tujuan

yang dimaksudkan, biaya harus secara tepat dibebankan kesegmen. Jika tujuannya adalah

menetukan laba yang dihasilkan oleh divisi tertentu, maka seluruh biaya yang dapat

dibebankan pada divisi itu hanya biaya-biaya itu.

E. Mengevaluasi Kinerja Pusat Investasi - Imbal Hasil atas Investasi

Rumus Imbal Hasil atas Investasi

Imbal hasil atas investasi didefinisikan sebagai laba operasi bersih dibagi dengan rata-rata aktiva

operasi :

ROI  =      laba operasi bersih

        rata-rata aktiva operasi

Kelebihan ROI:

1. Mendorong manajer untuk memperhatikan hubungan antara penjualan, biaya, dan

investasi

2. Mendorong manajer untuk berfokus pada efisiensi biaya

3. Mendorong manajer untuk berfokus pada efisiensi aset operasi dan mencegah

pemborosan investasi

Kelemahan ROI

RMK AKUNTANSI MENEJEMEN “ LAPORAN SEGMEN DAN DESENTRALISASI 2

Page 3: Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer

Yuli Ardiansyah (A/14)

1. Dapat menghasilkan pandangan yang sempit tentang laba divisi dengan mengorbankan

laba perusahaan secara keseluruhan. ROI mendorong manajer untuk tidak melakukan

investasi yang akan menurunkan ROI rata-rata pusat investasi, meskipun sebenarnya

investasi tersebut akan meningkatkan laba perusahaan secara keseluruhan.

2. Mendorong manajer untuk berfokus pada keuntungan jangka pendek (short run) dengan

mengorbankan keuntungan jangka panjang (long tun).

Memahami ROI- Perspektif DuPont

Persamaan ROI, yaitu laba opersi bersih dibagi dengan rata-rata aktiva opersi, tidak banyak

membantu manajer yang bermaksud untuk mengambil tindakan untuk memperbaiki ROI

perusahaan. Persamaan itu hanya menawarkan dua variabel untuk memperbaiki kinerja- laba

operaasi bersih dan rata-rata aktiva operasi.

ROI = Margin x Perputaran

ROI dan Balanced Scorecard

Berbicara secara umum, ROI dapat ditingkatkan dengan meningkatkan penjualan, menurunkan

biaya, dan/atau menurunkan investasi dalam aktiva operasi. Namun, mungkin tidak tampak jelas

bagi dan menurunkan investasi secara konsisten dengan strategi perusahaan.

Karena alasan itu, saat manajer dievaluasi berdasarkan ROI, pendekatan balanced scorecard

digunakan. Singkatnya, balanced scorecard yang disusun dengan baik dapat memberikan peta

yang menunjukkan bagaimana perusahaan meningkatkan ROI. Bila peta yang menunjukkan

strategi perusahaan tersebut tidak ada, manajer mungkin mengalami kesulitan memahami apa

yang seharusnya mereka lakukan untuk meningkatkan ROI dan mereka mungkin bekerja dengan

tujuan yang berlawanan dengan keselarasan strategi perusahaan secara keseluruhan.

F. Economic Value Added (EVA)

Sebuah alternatif pengukuran kinerja diajukan untuk mengantisipasi penggunaan ROI yang

cenderung menolak investasi yang menurunkan ROI divisi meskipun sebenarnya menguntungkan

perusahaan. Alternatif tersebut adalah EVA. EVA merupakan selisih antara laba pusat investasi

dan return minimal yang ditetapkan oleh kantor pusat. Jika EVA bernilai positif, perusahaan

bertambah kekayaannya, namun jika EVA bernilai negatif perusahaan berkurang kekayaannya.

EVA dinyatakan dalam satuan uang, bukan dalam presentase tingkat return. EVA dapat dihitung

melalui rumus berikut ini:

RMK AKUNTANSI MENEJEMEN “ LAPORAN SEGMEN DAN DESENTRALISASI 3

Page 4: Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer

Yuli Ardiansyah (A/14)

EVA = laba operasi setelah pajak - (biaya modal rata-rata tertimbang x modaltotal yang

digunakan)Kesulitan yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana menghitung biaya

modal (Cost of Capital employed/CoC). Ada dua langkah yang harus dilakukan dalam menghitung

biaya modal:

1. Menentukan biaya modal rata-rata tertimbang

2. Menentukan nilai nominal jumlah modal yang digunakan.

G. Laba Residu

Pendekatan lain pengukuran kinerja pusat investasi terfokus pada suatu konsep yang dikenal

sebagai laba residu. Laba residu adalah laba operasi bersih yang diperoleh pusat investasi di atas

imbal hasil minimum yang diminta atas aktiva operasi yang digunakan. Dalam bentuk persamaan,

laba residu dihitung sebagai berikut :

Laba Residu = laba operasi bersih - [rata-rata aktiva operasi x tingkat imbal hasil minimum yang

diminta]

H. Penentuan Harga Transfer

1. Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)

Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam

perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer

yang diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama, pendekatan ini

melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua, manajer divisi

cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas transfer

dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.

Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-

pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang

akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer pricing ini tidak

begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi sulit yang bisa menimbulkan conflict

of interest diantara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli. Artinya,

tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik, yang akan diterima mutlak oleh kedua

belah pihak.

Berbicara secara umum, kita tidak dapat memperkirakan harga transfer pasti yang akan

mereka sepakati. Walaupun begitu, kita dapat secara rahasia memperkirakan dua hal : 1) divisi

penjualan akan setuju untuk mentransfer hanya jika laba divisi penjualan meningkat sebagai hasil

dari transfer, dan 2) divisi pembelian akan setuju untuk transfer hanya jika laba divisi pembelian

juga meningkat sebagai suatu hasil dari transfer

2. Harga Transfer Divisi Penjualan

Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang

ditimbulkan oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer

RMK AKUNTANSI MENEJEMEN “ LAPORAN SEGMEN DAN DESENTRALISASI 4

Page 5: Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer

Yuli Ardiansyah (A/14)

metode ini relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan

biaya sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit

penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang lebih tinggi

daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian barang dari luar. Kedua, jika

biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari

setiap transaksi internal. Ketiga, penentuan harga transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak

ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan biaya.

Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan

atau biaya tetap dalam bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost

plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).

Walaupun pendekatan biaya untuk penentuan harga transfer relatif sederhana untuk diterapkan,

tetapi memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan biaya-terutama biaya penuh-sebagai

harga transfer dapat mengarah pada keputusan buruk dan oleh karenanya pada suboptimisasi.

Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan

laba dari setiap transfer internal. Persoalan ketiga bahwa mereka tidak menyediakan insentif untuk

mengendalikan biaya. Persoalan ini dapat diatasi sampai pada lingkup tertentu dengan

menggunakan biaya standar dan bukan biaya aktual untuk harga transfer.

3. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)

Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer yang

paling independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga yang

berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit, pada sisi

pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya.

Pendekatan harga pasar dirancang apabila ada pasar penghubung untuk produk atau jasa

yang ditransfer. Pasar penghubung adalah pasar untuk produk atau jasa perusahaan pada saat

ini. Jika divisi penjual tidak memiliki kapasitas menganggur, harga pasar dalam pasar penghubung

adalah pilihan sempurna untuk harga transfer.

Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk ternyata

tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di

pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas,

jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak menyediakan

harga kertas mentah atau setengah jadi.

Namun, jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan

harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan

lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya (cost-based transfer price).

RMK AKUNTANSI MENEJEMEN “ LAPORAN SEGMEN DAN DESENTRALISASI 5