AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI...

145
AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA TANGERANG DALAM PROGRAM TANGERANG CERDAS SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Disusun Oleh : JILIUS NIM. 6662141665 KONSENTRASI ILMU HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA TAHUN 2018

Transcript of AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI...

Page 1: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

i

AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH

KOTA TANGERANG DALAM PROGRAM

TANGERANG CERDAS

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

JILIUS

NIM. 6662141665

KONSENTRASI ILMU HUMAS

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

TAHUN 2018

Page 2: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

ii

Page 3: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

iii

Page 4: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

iv

PRAKATA

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Jesus Kristus Sang

Juru Selamat atas penyertaan dan penyelamatan rohani yang selalu diselimuti

dengan kasih dan sayangNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

yang berjudul “Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas“. Dan juga kepada keluarga,

sahabat dan kepada seluruh umatnya, hingga akhir zaman, Aamiin.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan

strata satu (S1) pada program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan

Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Peneliti menyadari bahwasanya skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat membantu perbaikan skripsi ini

sangat diharapkan oleh peneliti.

Keberhasilan penyusunan penelitian ini tentu tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak, baik bantuan berupa doa, motivasi, maupun bimbingan. Untuk itu

peneliti juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

memberikan dukungan dan bantuan kepada peneliti, yaitu :

1. Jesus Kristus karena kasih dan karunia-Nya, maka skripsi ini dapat

terselesaikan.

2. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

3. Dr. H. Agus Sjafari, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 5: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

v

4. Bapak Imam Mukhroman, M.Si., selaku Wakil Dekan II Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I skripsi yang telah

membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Andin Nesia, M.I.Kom., selaku Dosen Pembimbing II skripsi yang selalu

membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi

ini.

6. Bapak/Ibu Dosen beserta staf Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, peneliti

mengucapkan teirma kasih atas ilmu yang telah diberikan selama perkuliahan.

7. Bapak Felix Mulyawan beserta seluruh jajaran staf/pegawai Pemerintah Kota

Tangerang yang telah menuntun dan mengarahkan dalam pengumpulan data

penelitian.

8. Teman-teman narasumber selaku penerima manfaat Program Tangerang

Cerdas, peneliti mengucapkan terima kasih atas waktunya yang telah

memberikan masukan dan bantuannya dalam pengumpulan data di lapangan.

9. Terima kasih kepada Opung Boru/Nenek saya yang telah mengantarkan

peneliti pertama kali ke Kampus Untirta dan yang selalu mendaoakan

keberhasilan peneliti dan juga kepada kedua orangtua tercinta Bapak Martomu

Siregar dan Ibu Juli Megawati Pasaribu yang selalu memberikan doa, kasih

sayang, motivasi yang begitu berharga kepada peneliti, juga bantuan secara

moril maupun materiil yang tak terhitung.

Page 6: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

vi

10. Terima kasih kepada kalian teman seangkatan selalu memberikan ilmu

maupun dukungan, semangat dan hiburan selama ini, yang terkandung sangat

menjengkelkan.

11. Untuk kosan Nathan belakang koasan Teh Muah yang telah memberikan

waktu beserta tenaganya untuk menemani keseharian saya dalam kehidupan

sehari-hari maupun pengerjaan skripsi dan melakukan aktivitas Gamer yang

tak tergantikan, terima kasih untuk Kristian Winata, Ditya Wisnu, Andre

Togatorop, Ilham Nurfaizi Kurniawan, Ozil, Danang Prabowo, Aryo, Wilbert,

Fadilah Nuramadhan, Tyo, Muil, Untung Boy, Eston, Fahru Roiz, semoga kita

semua sukses dalam mengejar impian dan masa depan yang tak terduga,

aamiin.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang secara langsung

maupun tidak langsung telah memberikan dukungan dan bantuan kepada

peneliti.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan kasih karuniaNya

kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan penelitian ini. Semoga karya kecil ini dapat menjadi langkah yang

positif di kemudian hari, dan bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Serang, November 2018

Penulis

(Jilius)

Page 7: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

PRAKATA ....................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

ABSTRAK ....................................................................................................... xi

ABSTRACT ....................................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 6

1.3 Identifikasi Masalah ................................................................ 7

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................... 7

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 8

1.5.1 Manfaat Teoritis .......................................................... 8

1.5.2 Manfaat Praktis ........................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 9

2.1 Tinjauan Teoritis ..................................................................... 9

2.1.1 Komunikasi ................................................................. 9

2.1.2 Hubungan Masyarakat ................................................. 19

2.1.3 Audit Humas ................................................................ 26

2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................ 37

2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................... 42

Page 8: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

viii

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 46

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 46

3.2 Paradigma Penelitian ............................................................... 48

3.3 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ................................. 49

3.4 Teknik Penelitian .................................................................... 50

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 52

3.6 Teknik Analisis Data ............................................................... 55

3.7 Unit Analisis ............................................................................ 58

BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................... 60

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian ................................................... 60

4.1.1 Profil Kota Tangerang .................................................... 60

4.1.2 Visi dan Misi Kota Tangerang ....................................... 73

4.1.3 Struktur Pemerintahan Kota Tangerang ......................... 74

4.1.4 Gambaran Umum Program Tangerang Cerdas .............. 75

4.2 Hasil Penelitian ....................................................................... 82

4.2.1 Ketercapaian Audit Public Relations (PR) Humas

Pemerintah Kota Tangerang dalam Program

Tangerang Cerdas Pada Proses Input Kegiatan ............. 83

4.2.2 Ketercapaian Audit Public Relations (PR)

Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam Program

Tangerang Cerdas pada Proses Output Kegiatan ............... 97

4.2.3 Ketercapaian Audit Public Relations (PR)

Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam Program

Tangerang Cerdas pada Proses Outcome Kegiatan ........ 99

Page 9: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

ix

4.3 Pembahasan ............................................................................. 104

4.3.1 Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah

Kota Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas ......... 106

4.3.1.1 Evaluasi Ketercapaian Audit Public

Relations (PR) Humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam Program Tangerang

Cerdas Pada Proses Input Kegiatan .................... 106

4.3.1.2 Evaluasi Ketercapaian Audit Public

Relations (PR) Humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam Program Tangerang

Cerdas Proses Output Kegiatan ........................... 110

4.3.1.3 Evaluasi Ketercapaian Audit Public

Relations (PR) Humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam Program Tangerang

Cerdas Pada Proses Outcome Kegiatan .............. 111

BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 122

5.1 Penutup .................................................................................... 122

5.2 Saran ........................................................................................ 124

5.2.1 Saran Teoritis ................................................................. 124

5.2.2 Saran Praktis ................................................................... 124

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... 126

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 127

LAMPIRAN

Page 10: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pyramid Model of PR Research ............................................... 30

Gambar 2.2 Proses Audit Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam

Menyosialisasikan Program Tangerang Cerdas Melalui

Iklan Layanan Masyarakat di Televisi ...................................... 40

Gambar 2.3 Scoot M. Cutlip (Metode Humas) Empat langkah Proses

Hubungan Masyarakat .............................................................. 41

Gambar 4.1 Struktur Pemerintahan Kota Tangerang .................................... 74

Page 11: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

xi

ABSTRAK

Jilius, NIM. 6662141665, Skripsi. “Audit Public Relations (PR) Humas

Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas“

Program Tangerang Cerdas adalah merupakan program unggulan Pemerintah

Kota Tangerang guna menggenjot kualitas pendidikan formal dan nonformal.

Program Tangerang Cerdas membantu siswa-siswi yang kurang mampu untuk

menunjang biaya pendidikannya. Program Tangerang Cerdas yang digulirkan

merupakan jaminan kepada seluruh warga untuk bisa bersekolah tanpa masalah

biaya. Realisasi dari program Tangerang Cerdas adalah, Pemerintah Kota

Tangerang memberikan bantuan kepada pelajar dari tingkat SD hingga

SMA/SMK berupa pembayaran SPP dan keperluan lainnya meliputi sepatu,

seragam sekolah, tas sekolah dan penunjang proses belajar mengajar. Program

Tangerang Cerdas pun sejalan dengan kebijakan Pemerintah Pusat mengenai

wajib belajar hingga 12 tahun. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui audit

program relations (PR) Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam Program

Tangerang Cerdas. Ditinjau dari pelaksanaan program dan hasil akhir. Penelitian

ini bertolak dari model audit komunikasi Pyramid Model of Public Relation

Research yang merupakan versi revisi dari Model Makro Evaluasi PR oleh MA

Jim Macnamara. Model ini menggabungkan riset formatif dan evaluatif dengan

asumsi bahwa kedua jenis riset harus diintegrasikan dan berjalan sebagai suatu

kontinum dari pengumpulan sebagai fungsi-fungsi diskret yang terpisah. Perlu

diketahi bahwa dalam melaksanakan evaluasi suatu program public relations,

proses evaluasi harus dimulai dari awal program tersebut dibentuk, yaitu ketika

manajemen baru mulai menyusun tujuan awal program atau disebut sebagai tahap

persiapan/perencanaan (input), berlanjut pada tahap pelaksanaan (output), hingga

tahap hasil akhir (outcome). Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit program

relations (PR) Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Tangerang

Cerdas pada tahap input, di mana konsep kegiatannya telah terencana dengan

baik, karena pemahaman antara pelaksana kegiatan dengan data dokumentasi

yang sudah direncanakan sebelumnya telah sesuai, pada tahap output, pelaksana

cukup lancar, itu terlihat dari banyak tujuan program yang telah tercapai meskipun

banyak ditemukan kendala terkait aspek peruntukan atau pemanfaatan dari siswa

penerima Kartu Tangerang Cerdas yang mempergunakannya bukan untuk

keperluan sekolah dan pada tahap outcome ditemukan bahwa tujuan besar dari

program yang diharapkan pada dasarnya telah tercapai, meskipun ada siswa dari

golongan tidak mampu atau siswa putus sekolah yang belum terdaftar atau belum

mendapatkan Kartu Tangerang Cerdas.

Kata Kunci: Audit Public Relations, Humas Pemerintah Kota Tangerang,

Program Tangerang Cerdas.

Page 12: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

xii

ABSTRACT

Jilius, NIM. 6662141665, Thesis. “Audit Public Relations (PR) of Tangerang City

Government in Tangerang Smart Program .”

Tangerang Smart Program is a flagship program of Tangerang City Government

to boost the quality of formal and non-formal education. Tangerang Smart

Program helps disadvantaged students to support their education costs. The

Tangerang Smart program that is rolled out is a guarantee for all citizens to be

able to go to school without cost problems. The realization of the Tangerang

Cerdas program is that Tangerang City Government provides assistance to

students from elementary school to high school / vocational school in the form of

tuition payments and other needs including shoes, school uniforms, school bags

and supporting the teaching and learning process. The Tangerang Smart program

is in line with the Central Government's policy on compulsory education for up to

12 years. The research objective was to find out the audit Public Relations in

Tangerang Smart Program. Judging from the implementation of the program and

the final results. This study departs from the communication audit model of the

Pyramid Model of Public Relations Research which is a revised version of the PR

Macro Evaluation Model by MA Jim Macnamara. This model combines formative

and evaluative research with the assumption that both types of research must be

integrated and run as a continuum of collection as separate discrete functions. It

should be acknowledged that in carrying out an evaluation of a public relations

program, the evaluation process must be started from the beginning of the

program is formed, namely when new management begins to formulate the initial

objectives of the program or is called the preparation / planning (input) stage,

continues to the implementation stage (output), until the final outcome stage

(outcome). The results showed that the Tangerang City Public Relations program

relations (PR) audit in the Tangerang Smart Program was at the input stage,

where the concept of activities was well planned, because of the understanding

between the implementers of the activity and the previously planned

documentation data, at the output stage. The executor was quite smooth, it was

seen from many program objectives that had been achieved even though there

were many obstacles related to the designation or utilization aspects of the

recipient of Tangerang Smart Card which used it not for school needs and at the

outcome stage it was found that the main objectives of the program were basically

achieved, even though there are students from disadvantaged groups or dropouts

who have not been registered or have not received a Tangerang Smart Card.

Keywords: Audit Public Relations, Public Relations of Tangerang City

Government, Tangerang Smart Program.

Page 13: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

kajian ilmu komunikasi. Hubungan masyarakat (humas) adalah segala bentuk

komunikasi berencana antara sebuah organisasi dengan masyarakat untuk

memperoleh tujuan dan sasaran tertentu yang berhubungan dan saling pengertian

sesuai dengan definisinya. Humas memiliki peranan penting dalam sebuah

perusahaan atau organisasi (Jefkins, 1992:2).

Komunikasi merupakan suatu proses, suatu kegiatan. Walaupun kita

mungkin membicarakan komunikasi seakan-akan ini merupakan suatu statis, yang

diam, komunikasi tidak pernah seperti itu. Segala hal dalam komunikasi selalu

berubah-ubah, orang yang kita ajak berkomunikasi dan lingkungan kita (Devito,

1997:47).

Keterampilan berkomunikasi menjadi hal pokok yang harus dikembangkan,

baik secara akademik maupun dalam kegiatan operasionalnya. Dalam dunia

hubungan masyarakat (humas), komunikasi merupakan keahlian utama yang harus

dimiliki oleh seorang petugas humas, dengan adanya komunikasi diharapkan

terjadi kesamaan makna antara organisasi dengan publik serta terbentuknya opini

publik yang memberi rasa nyaman terhadap masyarakat.

Fungsi humas dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik dua arah

(reciprocal two way traffic communication) antara organisasi atau badan instansi

Page 14: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

2

dengan publik sebagai sasaran (target audience) yang pada akhirnya dapat

menentukan sukses atau tidaknya tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi yang

bersangkutan. Hal tersebut sesuai dengan intisari definisi kerja humas oleh Rex

Harlow yang telah dikutip Rosadi Ruslan yaitu: “humas merupakan komunikasi

dua arah antara organisasi dengan publiknya secara timbal balik dalam rangka

mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan

kerjasama serta pemenuhan kepentingan bersama. (Cutlip, Center & Broom,

2006:5)

Memahami humas bukanlah hal yang mudah dan sederhana. Dinamika

perkembangan humas membawa banyak faktor dalam mempengaruhi perubahan

peran fungsi dan kedudukan humas. Fungsi dan kedudukan humas bukan

menempatkan humas sebagai fungsi teknis, namun berkembang menjadi fungsi

strategis yang bertanggung jawab terhadap hubungan organisasi dan pemangku

kepentingan (stakeholder). (Ruslan, 2002: 23)

Dalam sebuah organisasi pemerintahan (daerah), humas sering diposisikan

sebagai corong atau suara dari pimpinan Pemerintah Daerah dalam hubungannya

dengan publik, sehingga menjadi posisi yang terhormat, tinggi, strategis dan

melekat kemampuan dan tanggung jawab. Humas sebagai corong atau sumber

informasi, dituntut kemampuannya dalam menghadapi tantangan dan perubahan

zaman yang sangat cepat terutama menghadapi perkembangan teknologi,

informasi dan komunikasi serta tak terkalah penting adalah bidang pendidikan.

Pelayanan sektor pendidikan untuk menjangkau masyarakat kurang

mampu menjadi tantangan besar mengingat kondisi ekonomi makro yang belum

Page 15: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

3

kondusif. Dalam konteks inilah, maka pemerintah berkewajiban untuk

menyediakan pendidikan yang gratis dan bermutu kepada setiap warga Negara

sebagaimana disebutkan dalam UUD 1945 hasil amandemen pasal 31 Ayat (1)

”Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan Ayat (2) “Setiap warga

negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai”.

Amanat konstitusi ini diperkuat lagi dalam penjelasan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

khususnya Pasal 34 ayat (2) menyebutkan “Pemerintah dan Pemerintah daerah

menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar

tanpa memungut biaya”, dan dalam ayat (3) menyebutkan bahwa “wajib belajar

merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga

pendidikan Pemerintah, Pemerintah daerah, dan masyarakat”. Konsekuensi dari

amanat undang-undang tersebut adalah pemerintah dan pemerintah daerah wajib

memberikan layanan pendidikan bagi seluruh warga negara pada tingkat

pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) serta satuan pendidikan lain yang

sederajat.

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia memberlakukan konsep Wajib

Belajar Pendidikan Dasar. Wajib Belajar Pendidikan Dasar ini diawali dengan

pencanangan program Wajib Belajar Sekolah Dasar Enam Tahun, yang dimulai

pada tanggal 2 Mei 1984, Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI Tahun 2015

adalah sebesar 109.94 % (Badan Pusat Statistik 2016). Salah satu indikator

penuntasan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar diukur dengan APK. APK

adalah jumlah seluruh anak yang sekolah dibagi jumlah anak usia sekolah

Page 16: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

4

tersebut. Usia anak Sekolah Dasar (SD) adalah 7-12 tahun, sedangkan SMP

adalah 13-15 tahun. Sukses dengan program Wajib Belajar Sekolah Dasar Enam

Tahun, kemudian pemerintah melanjutkan dengan program Wajib Belajar

Pendidikan Dasar Sembilan Tahun atau setara dengan pendidikan minimal

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan yang sederajat. Pelaksanaan program

Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan sebagai payung hukumnya,

pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 tentang

Pelaksanaan Wajib Belajar Sembilan Tahun.

Kemudian dalam upaya meningkatkan akses pendidikan guna menunjang

terselenggaranya Wajib Belajar Dua Belas Tahun, Pemerintah Kota Tangerang

meluncurkan Program Tangerang Cerdas pada pertengahan Agustus 2014.

Program ini bertujuan untuk membuka akses yang sebesar-besarnya bagi

masyarakat Kota Tangerang, terutama warga kurang mampu terhadap pendidikan.

Program Tangerang Cerdas yang digulirkan merupakan jaminan kepada seluruh

warga untuk bisa bersekolah tanpa masalah biaya. Realisasi dari program

Tangerang Cerdas yaitu Pemerintah Kota Tangerang memberikan bantuan kepada

pelajar dari tingkat SD hingga SMA/SMK berupa pembayaran SPP dan keperluan

lainnya meliputi sepatu, seragam sekolah, tas sekolah dan penunjang proses

belajar mengajar. Dengan begitu, maka seluruh anak-anak di Kota Tangerang

telah terjamin dan bisa bersekolah tanpa adanya masalah biaya sebab telah

ditanggung oleh Pemerintah Kota Tangerang.

Guna menjalankan program Tangerang Cerdas, Pemkot Tangerang telah

mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 80.000.000.000,- (delapan puluh milyar

Page 17: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

5

rupiah) yang bersumber dari APBD Kota Tangerang. Di mana biaya personel

pribadi besaran bantuannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan, yakni untuk

tingkat SD/MI sebesar Rp80 ribu per bulan, untuk tingkat SMP/MTs Rp100 ribu

per bulan, dan SMA/MA/SMK sebesar Rp200 ribu per bulan dan untuk biaya SPP

tingkat SD/MI sebesar Rp40 ribu per bulan, SMP/MTS sebesar Rp75 ribu per

bulan, serta SMA/MA/SMK Rp150 ribu per bulan. Nama-nama penerima bantuan

program Tangerang Cerdas ini akan dipublikasikan di setiap sekolah sebagai

bentuk transparansi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dalam suatu pemerintahan, humas

juga dilakukan penilaian atas kinerjanya. Penilaian ini merupakan penilaian publik

yang berupa pandangan mereka terhadap suatu pemerintahan. Penilaian itu dapat

berupa citra, sikap dan persepsi publik terhadap lembaga pemerintahan. Penilaian

yang dimaksud dikenal dengan istilah audit humas yang bertujuan mengkaji atau

mengevaluasi praktik humas di sebuah lembaga pemerintahan, baik humas

internal atau eksternal. Hasil audit humas akan diketahui pula kegiatan-kegiatan

apa saja yang mencapai tujuan dan kegiatan mana yang belum. Dengan

diketahuinya kegiatan yang berhasil dan yang gagal, akan memudahkan pejabat

humas untuk memperbaikinya. Semua kegiatan humas pada waktu yang sama

dapat segera diperbaiki atau disempurnakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti merasa bahwa perlu dilakukan

audit umas untuk program Tangerang Cerdas yang dilakukan oleh Pemerintah

Kota Tangerang. Audit humas digunakan untuk mengevaluasi apakah program

atau kebijakan tersebut efektif. Agar Program Tangerang Cerdas yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Tangerang menjadi benar-benar efektif, bukan

Page 18: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

6

hanya sekedar ajang untuk mematuhi peratutan pemerintah atau sekedar

mengikuti tren yang berkembang di masa ini, dan juga dapat bermanfaat bagi

masyarakat dan tentunya Pemerintah Kota Tangerang, sehingga tercapainya

hubungan yang harmonis dengan masyarakat, terbentuknya citra yang baik bagi

Pemerintah Kota Tangerang tanpa ada dana yang terbuang dengan sia-sia, maka

diperlukan evaluasi salah satunya dengan melakukan audit humas. Dengan

melakukan audit humas, praktisi humas juga bisa mencari tahu kesalahan-

kesalahan yang terjadi di kegiatan sebelumnya sehingga dalam pelaksanaan

program atau kegiatan selanjutnya kesalahan-kesalahan yang terjadi di kegiatan

atau program sebelumnya dapat diminimalisir.

Sejumlah model telah dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana dan

kapan riset dan evaluasi dalam public relations atau humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas ini dapat diterapkan, salah satunya

adalah model audit komunikasi Pyramid Model of Public Relation Research yang

merupakan versi revisi dari Model Makro Evaluasi PR oleh MA Jim Macnamara.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul: “AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH

KOTA TANGERANG DALAM PROGRAM TANGERANG CERDAS.”

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis

memfokuskan perumusan masalah penelitian, yaitu bagaimana hasil Audit Public

Relations (PR) Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam program Tangerang

Cerdas?

Page 19: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

7

1.3 Identifikasi masalah

Agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dan maksud dari penulisan skripsi

ini, maka penulis melakukan identifikasi masalah. Adapun identifikasi

masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana ketercapaian hasil Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah

Kota Tangerang dalam program Tangerang Cerdas pada proses input

kegiatan?

2. Bagaimana ketercapaian hasil Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah

Kota Tangerang dalam program Tangerang Cerdas pada proses output

kegiatan?

3. Bagaimana ketercapaian hasil Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah

Kota Tangerang dalam program Tangerang Cerdas pada proses outcome

kegiatan?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini di

antaranya adalah untuk mengetahui hasil Audit Public Relations (PR) Humas

Pemerintah Kota Tangerang dalam program Tangerang Cerdas, terkait dengan

evaluasi ketercapaian hasil Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam program Tangerang Cerdas pada proses input, output dan

outcome kegiatan.

Page 20: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

8

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis. Manfaat teoritis biasanya hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan konsep-konsep atau teori-teori

komunikasi pada umumnya dan konsep-konsep pada khususnya. Manfaat praktis

hendaknya disebutkan secara tersurat berguna bagi masyarakat.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan sumbangan

pemikrian bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya ilmu hubungan

masyarakat yang berkaita dengan Audit Public Relations Humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam program Tangerang Cerdas. Kegiatan ini juga merupakan

stimulus dan kesempatan bagi penulis untuk mengeksplorasi lebih jauh materi-

materi yang didapatkan di bangku perkuliahan yang kemudian diaktualisasikan

dalam sebuah karya ilmiah. Dan diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat

menambah wawasan pengetahuan bagi penulis dan pembaca penelitian ini.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, sumbangan

pemikiran dan pertimbangan yang dapat dimanfaatkan dan berguna kepada pihak

terkait, khususnya Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Tangerang

Cerdas serta dalam menjalankan program selanjutnya di masa mendatang.

Page 21: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, di

mana untuk keberlangsungan hidupnya manusia memerlukan interaksi antar

sesama. Kehidupan manusia tanpa komunikasi akan terasa hampa dan tidak akan

pernah efektif karna tanpa komunikasi interaksi antar manusia baik secara

perorangan, kelompok atau organisasi tidak mungkin terjadi. Sebagai makhluk

sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan makhluk lainnya, ia ingin

mengetahui lingkungan sekitar sekaligus memenuhi kebutuhan untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Keadaan itulah yang membuat manusia

itu harus berkomunikasi satu sama lain, karena jamanpun telah berubah menjadi

jaman informasi dan dimana informasilah yang bisa menggerakkan perubahan.

Pengertian komunikasi menurut (Ruslan, 2007;81) “yaitu komunikasi

berasal dari perkataan bahasa latin communication yang berarti pemberitahuan

atau pertukaran pikiran jadi secara garis besarnya dalam suatu proses komunikasi

haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran

pikiran atau pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan

(penerima pesan).

Page 22: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

10

Sebagai suatu proses, komunikasi tidak “statis”, akan tetapi “dinamis”

dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung secara terus

menerus. Proses komunikasi melibatkan banyak faktor atau unsur. Faktor-faktor

atau unsur-unsur yang dimaksud antara lain dapat mencakup pelaku atau peserta,

pesan (meliputi bentuk, isi dan cara penyajiannya), saluran atau alat yang

dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil, atau akibat yang

terjadi, serta situasi atau kondisi pada saat berlangsungnya proses komunikasi.

Menurut (Effendy, 2005;9) mendefinisikan “komunikasi adalah proses

penyampaian pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai panduan berfikir

dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan dan himbauan yang

dilakukan dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku.

Menurut (Cangara, 2005:19), Komunikasi adalah suatu proses dimana dua

orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu

sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian yang mendalam.

Menurut (Cangara, 2006:43) unsur-unsur komunikasi antara lain sebagai

berikut:

1. Sumber

Dalam proses komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat

atau pengirim informasi. Biasanya terdiri dari satu orang atau lebih, bahkan

bisa juga berupa satu lembaga atau organisasi.

a. Pesan

Sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima dalam suatu proses

komunikasi. Pesan bias disampaikan secara tatap muka langsung maupun

Page 23: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

11

melalui media komunikasi, isinya bisa berupa informasi, hiburan, nasehat

atau propaganda.

b. Media

Adalah alat perantara yang digunakan untuk memindahkan pesan dari

sumber ke kepada penerima.

c. Penerima

Merupakan pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.

Penerima bisa terdiri dari satu atau lebih, kelompok maupun negara.

d. Efek atau pengaruh

Merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan

dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh

bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada

pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima

pesan.

Secara umum kegiatan proses komunikasi dalam masyarakat dapat

berlangsung dalam 6 (enam) tingkatan sebagai berikut:

1. Komunikasui intra-pribadi.

2. Komunikasi antar pribadi.

3. Komunikasi dalam kelompok.

4. Komunikasi antar kelompok.

5. Komunikasi dengan masyarakat luas.

Menurut Sasa Djuarsa Sendjaya dalam buku “Ilmu Komunikasi”,

kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan pihak sumber tentunya juga

Page 24: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

12

diharapkan menimbulkan akibat atau hasil yang terjadi pada diri penerima

yang sesuai dengan keinginan pihak sumber. Menurut (Sendjaya, 2003:21)

secara umum akibat atau hasil komunikasi ini dapat mencakup tiga aspek,

antara lain:

1. Aspek Kogintif

Aspek yang berhubungan dengan pengetahuan dari penerima pesan,

menyangkut kesadaran dan pengetahuan.

Misalnya: menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu atau kenal.

2. Aspek Afektif

Aspek yang berhubungan dengan penerima pesan, berhubungan dengan

apa yang dirasakan oleh penerima pesan menyangkut sikap atau

perasaan/emosi.

Misalnya: sikap setuju/tidak setuju, perasaan sedih, gembira, perasaan

benci, dan menyukai.

3. Aspek Konatif/Psikomotor

Aspek terakhir dalam proses komunikasi yang diharapkan oleh

komunikator adalah tergeraknya komunikan atau penerima pesan untuk

melakukan sesuatu yang disarankan oleh komunikator dalam

penyampaian pesanya menyangkut tindakan.

Misalnya: berbuat seperti apa yang disarankan, atau berbuat sesuatu tidak

seperti apa yang disarankan (menentang)”

Page 25: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

13

Menurut Widjaja, fungsi dari komunikasi itu sendiri adalah:

1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebaran berita,

data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar

dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap lingkungan dan orang

lain agar dapat mengambil kepuasan yang tepat.

2. Sosialiasasi (pemasyarakatan), penyedian sumber ilmu pengetahuan yang

memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat

yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di

dalam masyarakat.

3. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun

jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,

mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama

yang dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling tukar menukar fakta yang

diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan

perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti

relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih

melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

5. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong

perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk

keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang

kehidupan.

Page 26: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

14

6. Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan

maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan

dengan memperluas horizon seseorang, serta membangun imajinasi dan

mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya.

7. Hiburan, penyebarluasan, sinyal, simbol, tari, kesenian, kesusatraan,

musik, olahraga, kesenangan, kelompok, dan individu.

8. Integrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan

untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka

dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan

keinginan orang lain (Widjaja, 1999:65)

Deddy Mulyana dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”

mengutip pernyataan Laswell yang menyimpulkan “Cara yang baik untuk

menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says

What In Which Channel To Whom With What Effect? atau siapa berkata apa

dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana? (Mulyana,

2001:10)

Berdasarkan model komunikasi Harold D. Lasswell yang telah diuraikan

diatas, maka jika diaplikasikan ke dalam penelitian ini, adalah:

1. Who (siapa)

Yaitu komunikator yang merupakan sumber yang akan memberikan informasi

atau menyampaikan pesan kepada para komunikannya, komunikator dalam hal

ini adalah Petugas Humas.

Page 27: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

15

2. Says what (pesan yang akan disampaikan)

Yaitu pesan yang akan disampaikan komunikator, dalam hal ini adalah bentuk

segala informasi.

3. In which channel (media yang dipergunakan)

Media yang digunakan adalah berbagai pendukung dan melalui komunikasi

verbal secara interpersonal yang sifatnya dialogis dalam proses penyampaian

informasi.

4. To whom (siapa komunikannya)

Pesan ditunjukkan kepada publik umum khususnya para masyarakat yang

memiliki kecenderungan untuk memperhatikan informasi.

5. With what effect (efek apa yang diharapkan)

Efek apa yang diharapkan pada komunikan adalah terpenuhinya seluruh

kebutuhan informasi sehingga strategi humas dapat diterima oleh publik.

Menurut Effendy, paradigma Lasswell di atas menunjukan bahwa

komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan

itu, yakni:

1. Komunikator (communicator)

2. Pesan (message)

3. Media (channel, media)

4. Komunikan (communicant)

5. Efek (effect) (Effendy, 1999:10)

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, Komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

Page 28: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

16

menimbulkan efek tertentu dengan tujuan mengubah tingkah laku individu-

individu lain.

Berdasarkan model komunikasi Harold Lasswell diatas, jika dikaitkan

dengan penelitian ini adalah Humas Pemerintah Kota Tangerang sebagai

komunikator, pesan-pesan secara verbal yang disampaikan berupa penyampaian

tentang Program Tangerang Cerdas. Sedangkan, publik umum khususnya

masyarakat yang terkena dampak Program Tangerang Cerdas ini sebagai khalayak

sasaran atau disebut komunikan. Terakhir adalah efek yang diharapkan pada

komunikan adalah terpenuhinya seluruh kebutuhan informasi masyarakat

mengenai Program Tangerang Cerdas, sehingga strategi Humas Pemerintah Kota

Tangerang yang dijalankan dapat diterima oleh publik. Dengan demikian

kelengkapan unsur komunikasi menurut Harold Lasswell yang mutlak harus ada

di dalam setiap prosesnya.

2.1.1.2 Proses Komunikasi

Proses komunikasi pada hakekatnya adalah penyampaian suatu pesan yang

dilakukan oleh seorang komunikator sedemikian rupa sehingga menimbulkan

dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah

pernyataan sebagai panduan dari perasaan yang berupa ide, gagasan, informasi,

keluhan, dan sebagainya.

Effendi dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” (2003:11-

16), membagi proses komunikasi menjadi beberapa tahapan, yaitu:

Page 29: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

17

1. Proses komunikasi secara primer.

Yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai medianya. Lambang sebagai

media primer dalam proses komunikasi, umumnya adalah bahasa. Dikatakan

demikian karena ada juga lambang yang dipergunakan dalam komunikasi,

antara lain gesture, yaitu gerakan tubuh, gambar, warna, dan sebagainya.

2. Proses komunikasi secara sekunder.

Yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan

penggunaan alat/sarana sebagai media kedua. Setelah penggunaan

lambang/simbol sebagai media pertama. Seseorang menggunakan media

kedua dalam berkomunikasi dikarenakan komunikan dalam sasarannya berada

ditempat yang relatif cukup jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, fax,

radio, dan majalah adalah sebagai contoh media yang sering dipakai dalam

berkomunikasi.

“Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan

serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan

atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainya dalam kurun waktu tertentu

sebagai proses, komunikasi tidak “statis”, tetapi “dinamis” dalam arti akan

selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus menerus” (Sendjaja,

2008:1.13).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi

terbagi menjadi dua yaitu pertama proses penyampaian pikiran komunikator ke

komunikan secara langsung dengan menggunakan simbol sebagai media. Kedua

Page 30: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

18

proses secara sekunder merupakan proses penyampaian pesan komunikator

dengan komunikan secara tidak langsung dengan menggunakan alat pendukung

sebagai media untuk menyampaikan pesan.

2.1.1.3 Sifat Komunikasi

Effendy dalam bukunya yang berjudul “Dinamika Komunikasi”

menjelaskan sifat-sifat komunikasi sebagai berikut:

1. “Komunikasi tatap muka.

Komunikasi tatap muka adalah komunikasi yang dilakukan seorang

komunikator secara langsung berhadapan dengan seseorang atau sekelompok

orang komunikan. Komunikasi tatap muka ini dipergunakan apabila kita

mengharapkan efek perubahan tingkah laku dari komunikan. Dengan saling

melihat, apakah komunikator bisa mengetahui pada saat itu juga apakah

komunikan memperhatikan dan mengerti apa yang sedang dikomunikasikan.

2. Komunikasi bermedia.

Komunikasi bermedia, baik itu media publik maupun media massa, pada

umumnya banyak dipergunakan untuk komunikasi yang sifatnya informatif

karena tidak begitu ampuh untuk mengubah tingkah laku, terlebih lagi media

massa” (Effendy, 1993:31).

Berdasarkan komunikasi definisi di atas bahwa komunikasi tatap muka

adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator secara langsung. Sedangkan

komunikasi bermedia adalah komunikasi yang menggunakan media, baik itu

media publik maupun media massa untuk melakukan proses komunikasinya.

Selain itu terdapat kelebihan atau kekurangan dari masing-masing sifat

Page 31: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

19

komunikasi tersebut. Komunikasi tatap muka dalam jumlah kecil sejauh

komunikator bisa berdialog dengannya, namun ia memiliki kemampuan untuk

mengubah tingkah laku komunikan. Sedangkan komunikasi bermedia sifatnya

tidak persuasif, namun ia mampu mencapai komunikan dalam jumlah yang besar.

Begitupun dengan Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam melakukan

komunikasi dengan tatap muka agar efeknya lebih mengena, sehingga tujuan-

tujuan dari Humas tersebut dapat terlaksana dengan baik.

2.1.2 Hubungan Masyarakat (Humas)

2.1.2.1 Pengertian Humas

Humas menurut (Frank Jefkins, 1992:8) adalah “sesuatu yang merangkum

keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara

suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan

spesifik yang berlandaskan saling pengertian”. Berdasarkan definisi tersebut

bahwa Humas merupakan pelaksanaan kegiatan komunikasi secara terencana pada

sebuah perusahaan yang ditujukan kepada pihak internal maupun eksternal untuk

mencapai tujuan tertentu.

Selain itu, definisi Humas menurut IPRA (InternationalPublic Relations

Association) yang dikutip oleh Frank Jenfkins, adalah sebagai berikut: “Praktek

Humas atau Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan

secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan

memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan

segenap khalayaknya” (Jefkins 1992:9).

Page 32: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

20

“Humas merupakan fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap

masyarakat, mengenali kebijakan dan prosedur individu atau organisasi dalam

kepentingan masyarakat, dan merencanakan serta melaksanakan program tindakan

untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan masyarakat” (Effendi, 1998:24).

“Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi

terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan

khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan

saling pengertian” (Effendy, 1989:134).

Ketika menggunakan suatu konsep Public Relation harus selalu diingat

bahwa Humas tersebut adalah suatu kegiatan yang terencana baik itu kedalam

(internal) ataupun keluar (eksternal) lembaga. Kegiatan humas tersebut memiliki

tujuan tertentu untuk melayani kepentingan publik.

Hal ini menjelaskan bahwa tujuan Humas adalah menciptakan saling

pengertian antara perusahaan dengan khalayaknya. Peranan Humas ruang lingkup

tugasnya antara lain meliputi membina hubungan kedalam (public internal) dan

membina hubungan keluar (public eksternal).

Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa Humas adalah

bentuk keseluruhan usaha terencana dan berkelanjutan untuk menciptakan dan

memelihara citra perusahaan dengan para publik eksternalnya.

2.1.2.2 Fungsi dan Tugas Hubungan Masyarakat

Fungsi Humas menurut Cutlip dan Center, Canfield yang dikutip oleh

Rosady Ruslan sebagai berikut:

Page 33: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

21

1. “Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama

(fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi)

2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan berbagai publik, baik

hubungan kedalam (internal relations) maupun keluar (External Relation).

3. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan

tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang diwakilinya.

4. Melayani publik sebaik mungkin dan memberikan advice (nasehat) kepada

pimpinan organisasi dengan tidak mengabaikan kepentingan umum.

5. Menciptakan Komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi,

publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah

pihak” (Ruslan, 2002:19).

Sedangkan Cutlip dan Center dalam (Effendy, 1998:34) memberikan

penjelasan mengenai konsep fungsional Humas sebagai berikut:

1. “Untuk memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari

publik-publik suatu organisasi, sehingga kebijakan beserta operasionalisasi

organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan

pandangan publik-publik tersebut.

2. Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan

operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh publik.

3. Penjelasan tersebut menurut peneliti merupakan sebuah konsep yang secara

umum dilakukan oleh sebuah departemen ataupun petugas humas. Melihat

dari konsep funsional tersebut dapat diketahui bahwa Humas mampu

menserasikan kebijakan perusahaan dengan kebutuhan publiknya, mampu

Page 34: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

22

membantu manajemen dalam merumuskan kebijakan yang dapat diterima

publik, serta mampu membantu perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuan

yang diinginkanya.

Keberadaan Humas disebuah lembaga, baik di dalam pemerintah maupun

swasta, tampaknya dari hari kehari terus membutuhkan kerja kreatif terkait

ketatnya dunia persaingan.

Dunia bisnis adalah tempat Humas berperan dalam menjaga hubungan

harmonis antara perusahaan atau lembaga yang dikelolanya dengan orang-orang

sekitar. Hal ini membutuhkan langkah-langkah yang efisien guna kemajuan

perusahaan atau lembaga. Inilah yang disebut langkah-langkah dalam bentangan

kajian Audit Humas yang erat hubungannya dengan dunia komunikasi.

Di dalam sebuah manajemen, Humas merupakan subfungsi yang bekerja

dalam hal mengidentifikasi segala kebijakan atau aturan dan prosedur antara

organisasi atau juga pribadi dengan kepentingan publik.

Selain itu, Humas berfungsi dalam melakukan evaluasi segala bentuk

opini, sikap, dan perilaku masyarakat. Jika hal ini sudah dilalui, fase selanjutnya

adalah melakukan rencana kerja nyata guna menarik simpati dan dukungan

publik.

Humas berhubungan langsung dengan publik, sehingga peranannya pun

sangatlah penting di sini. Untuk menghadapi publik itu tidaklah mudah, dan

perusahaan tidak bisa lepas dari pengaruh publik karena menyangkut pencitraan.

Bertahannya sebuah perusahaan tidak hanya dilihat dari kinerjanya dan

Page 35: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

23

persembahan terbaiknya untuk masyarakat saja, tetapi bagaimana cara perusahaan

untuk tetap eksis mempertahankan hidupnya di tengah-tengah masyarakat.

Jika pihak Humas tidak pandai mengambil hati masyarakat jangan harap

masyarakat akan memberikan umpan balik kepada perusahaan. Disinilah arti

penting Humas berjalan, sebab tidak hanya sekedar menjalankan internal

perusahaan saja tetapi eksternal juga. Pihak Humas harus peka terhadap isu-isu

sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Selain itu juga pihak humas harus tahu

apa saja yang tidak disukai oleh masyarakat atau bisa membuat masyarakat tidak

nyaman.

2.1.2.3 Hubungan Masyarakat sebagai Fungsi Manajemen

Menurut Cutlip dan Center, Public Relations adalah fungsi “manajemen

yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang

atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan

suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik” (Effendy,

1993:116).

Dalam menjalankan fungsi sebagai Humas, ia perlu memperhatikan kedua

publiknya, yaitu internal dan eksternal, dimana kedua unsur inilah yang sangat

menentukan keberadaan suatu instansi baik swasta maupun pemerintah. Dalam

hal ini yang disebut sebagai publik internal Humas yaitu para karyawan

(employee) dan para pemegang saham (stakeholder), sedangkan yang dimaksud

sebagai publik eksternal Humas, yakni para masyarakat umum (community),

aparat pemerintah (government), pers (press) dan kelompok-kelompok lain diluar

organisasi.

Page 36: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

24

Oleh karena itu seorang Humas harus mampu menjembatani antar

kepentingan dari kedua belah pihak agar tercipta suatu hubungan yang harmonis.

Inilah yang disebut sebagai tugas utama seorang Humas yakni berkaitan dengan

pembentukan good will dan good Image.

Sasaran Humas adalah sasaran komunikasi manajemen. Dalam usaha

mencapai tujuan manajemen secara efektif, manusia-manusia yang menjadi

sasaran hubungan masyarakat dibagi menjadi dua kelompok besar, disebut

khalayak dalam dan khalayak luar.

1. “Hubungan ke dalam

adalah hubungan dengan para karyawan. “Employee Relations” merupakan

suatu kekuatan yang hidup dan dinamis. Jadi pemimpin organisasi atau Kepala

Humas kerjanya bukan hanya duduk di kantornya, melainkan harus

berkomunikasi dengan langsung dengan para karyawan. Ia harus senantiasa

mengadakan kontak pribadi (personal contact).

2. Hubungan ke luar

Atau sering disebut juga eksternal Public Relation, seperti pernah disinggung,

dilakukan dengan khalayak di luar organisasi. Khalayak mana yang harus

menjadi sasaran pembinaan hubungan bergantung pada sifat dan ruang

lingkup organisasi itu sendiri. Ada beberapa khalayak yang sama-sama

menjadi sasaran kegiatan semua organisasi sehingga harus senantiasa menjalin

hubungan, yaitu:

a. Hubungan dengan masyarakat sekitar (community relations). Hubungan

dengan masyarakat sekitar senantiasa perlu dipelihara dan dibina karena

Page 37: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

25

pada suatu ketika mereka mungkin diperlukan. Hubungan dilakukan

dengan RT, RW, Kelurahan, Kecamatan dan lain-lain. Pembinaan

hubungan dapat dilakukan dengan mengundang mereka jika organisasi

kita berulang tahun, memberikan kalender, memberikan sumbangan dan

lain-lain. Pimpinan organisasi atau Kepala Humas sebagai wakilnya perlu

selalu berkomunikasi dengan mereka untuk menunjukkan bahwa

organisasi beserta diri dari lingkungan sekitarnya. Kebijaksanaan

bertetangga perlu selalu dipelihara dan dibina.

b. Hubungan dengan pemerintah. Pembinaan dengan jalan memelihara

komunikasi akan banyak membantu lancarnya eksternal public relations.

Bila dijumpai kesulitan-kesulitan, dapat segera dipecahkan karena

hubungan baik telah terpelihara sejak semula.

c. Hubungan dengan pers atau media (pers relations). Hubungan baik yang

senantiasa terpelihara dengan media massa akan membantu lancarnya

publikasi. Press release yang dikirimkan kepada media massa dengan

permintaan untuk disiarkan mungkin diprioritaskan bila sejak sebelumnya

sudah dibina dengan baik. (Effendy,1989;135)

Peranan Humas menjadi ganda, yaitu keluar berupa memberi informasi

atau pesan-pesan sesuai dengan tujuan dan kebijaksanaan lembaga atau instansi

kepada masyarakat sebagai khalayak tersebut diserasikan demi kepentingan

instansi atau kepentingan bersama. Peranan humas baik ke dalam maupun ke luar

sama pentingnya. Seperti yang disebutkan di atas, peranan kedalam juga meliputi

pembinaan sikap mental karyawan di dalam mereka tumbuh ketaatan, kepatuhan,

Page 38: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

26

serta dedikasi terhadap organisasi lembaga di mana mereka bekerja, mendorong

tumbuhnya kesadaran organisasi atau lembaga. Sedangkan peranan keluar juga

meliputi, usaha menumbuhkan sikap dan citra (image). Publik yang positif

terhadap segala kebijakan dan langkah serta tindakan organisasi atau lembaga.

2.1.3 Audit Humas

2.1.3.1 Pengertian Audit Humas

Menurut Pavlik (1987), audit humas adalah kategori penelitian yang paling

luas digunakan. Audit humas, dirancang untuk mengevaluasi kedudukan suatu

organisasi dengan publiknya yang relevan. Publik yang dimaksud di sini meliputi

internal dan eksternal publik.

Walaupun audit humas sudah digunakan secara luas, bila kita merujuk ke

berbagai literatur, masih terlihat ragam pendapat sehubungan dengan pengertian

audit humas. Untuk keperluan bahasan buku ini, diambil beberapa pendapat

dengan maksud untuk dianalisis dan diperbandingkan. Dari perbandingan tersebut

akan diperoleh gambaran mengenai pengertian metode audit humas itu sendiri.

Menurut Robbins (1995), audit humas adalah suatu studi yang tersusun

secara longgar, berskala luas, yang menyelidiki hubungan masyarakat perusahaan,

baik secara internal maupun eksternal. Berkaitan dengan penelitian evaluatif,

Elvinaro (2002) membaginya menjadi tiga jenis, yaitu evaluatif formatif, proses,

dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada awal suatu

kegiatan atau aktivitas dilaksanakan. Evaluasi proses adalah evaluasi yang

dilakukan pada saat suatu kegiatan atau aktivitas yang sedang dilaksanakan atau

Page 39: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

27

berlangsung. Sementara itu, evaluasi sumatif ialah evaluasi yang dilakukan pada

saat pelaksanaan kegiatan telah berakhir.

Audit humas merupakan studi berskala luas, karena Moore ini memang ada

benarnya dan masuk akal. Audit Humas memang berutujuan untuk mengevaluasi

semua kegiatan yang dilakukan oleh humas, baik yang ditujukan pada internal

publik maupun eksternal publik. Internal publik mencakup semua karyawan suatu

lembaga atau perusahaan mulai dari level tertinggi hingga level terendah,

termasuk pula keluarga dari para karyawan itu sendiri. Sementara itu, eksternal

publik adalah semua kelompok manusia atau ogranisasi yang berada di luar

internal publik, seperti pers, pemerintah, pelanggan, dan masyarakat sekitar.

(Ritonga, 2004: 120)

Kegiatan atau aktivitas yang ditujukan kepada internal publik banyak

ragamnya. Diantaranya adalah pertandingan olahraga, wisata, pengumuman,

menerbitkan majalah, buletin, dan bentuk publikasi atau kegiatan lainnya.

Sementara itu, kegiatan atau aktivitas yang ditujukan kepada eksternal publik juga

beragam. Diantaranya adalah konferensi pers, siaran pers, press tour, anjangsana,

open house, pameran, bakti sosial, dan berbagai bentuk publikasi lainnya.

Dengan mengevaluasi semua kegiatan humas, diharapkan akan diketahui

kegiatan mana saja yang mencapai hasil dan kegiatan mana pula yang mengalami

kegagalan. Dalam konteks ini, persyaratan komprehensif memang terpenuhi. Jadi,

makna berskala luas yang dimaksudkan Moore sangatlah ideal.

Dalam menentukan kegiatan humas internal dan eksternal mana saja yang

akan diaudit, seyogianya diadasarkan paa pertimbangan tertentu. Misalnya,

Page 40: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

28

peneliti bisa membatasi pada kegiatan-kegiatan yang dianggap urgent (penting)

saja. Pengertian urgent di sini bukan berdasarkan kriteria si peneliti, melainkan

bertolak pada pendapat pejabat humas atau orang yang diberi wewenang untuk itu

oleh perusahaan atau lembaga yang hendak diaudit. Berdasarkan keterangan

pejabat humas atau orang yang ditunjuk untuk itu, akan diketahui kegiatan

internal dan eksternal mana saja yang dianggap penting. Untuk mendapatkan

kegiatan apa saja yang penting, mau tidak mau peneliti harus melakukan

wawancara mendalam (depth interview) kepada pejabat humas atau orang yang

ditunjuk untuk itu.

Jadi, yang hendak diukur dalam audit humas adalah semua kegiatan humas,

baik yang ditujukan kepada internal publik maupun eksternal publik. Hal ini tentu

dalam arti kalau kedua kegiatan tersebut dilaksanakan atau dilakukan oleh

perusahaan atau lembaga yang akan diaudit. Bila dalam suatu perusahaan atau

lembaga yang akan diaudit hanya melakukan kegiatan yang ditujukan kepada

eksternal publik saja misalnya, yang akan diaudit sebatas kegiatan eksternal saja,

karena tidak mungkin mengaudit yang tidak ada. Begitu pula sebaliknya. Akan

tetapi, memang tidak menutup kemungkinan humas di Indonesia banyak

melakukana kedua kegiatan (internal dan eksternal) yang dilaksanakan secara

berimbang oleh suatu perusahaan atau lembaga. Hal demikian, yang diaudit harus

kedua kegiatan tersebut.

Page 41: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

29

2.1.3.2 Cara Kerja Audit Humas dengan Menggunakan Pyramid Model of

Public Relation Research

Berikut ini penulis mengajikan prosedur audit humas dengan menggunakan

“Pyramid Model of Public Relation Research.”

Model Piramida penelitian humas merupakan intisari dari tesis MA Jim

Macnamara (Evaluation : The Archilles Heel of the Public Relations Profession)

yang diterbitkan dalam IPRA Review pada tahun 1992 dan dipublikasikan

sebagai Gold Paper (No. 11) oleh International Public Relations Association

(IPRA) tahun 1994. Model ini dibangun dengan rujukan Model PII yang

membagi tahapan-tahapan pengukuran komunikasi dari sisi input, outputs dan

outcomes serta merekomendasikan evaluasi atas masing-masing tahapan tersebut.

(Gozali, 2005: 27)

The Pyramid Model of PR Research yang merupakan versi revisi dari Model

Makro Evaluasi PR, sebaiknya dibaca dari bawah ke atas. Dimulai dari proses

perencanaan strategis, sampai pada pencapaian outcomes (sikap dan perilaku).

Metaforma piramida berguna untuk menjelaskan bahwa pada tahap awal ketika

perencanaan komunikasi dimulai, praktisi memiliki banyak sekali informasi untuk

dirakit serta serangkaian pilihan dari segi media dan aktivitas. Pemilihan dibuat

untuk mengarahkan pesan-pesan tertentu dan pada akhirnya, mencapai sasaran

yang telah didefinisikan secara spesifik (puncak dari program atau proyek).

Dalam model ini (lihat gambar 2.1), input adalah komponen-komponen fisik

dan strategis dari program-program atau proyek-proyek komunikasi seperti

pilihan media (misalnya event, publikasi web, dan sebagainya), content (misalnya

teks dan image) dan format. Output adalah materi-materi fisik dan kegiatan-

Page 42: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

30

kegiatan yang diproduksi (misalnya publisitas media, event, publikasi, intranet

dan sebagainya) serta proses untuk menghasilkannya (tulisan rancangan dan

sebagainya). Outcomes adalah dampak-dampak komunikasi, baik terhadap sikap

maupun perilaku.

Gambar 2.1

Sumber: Macnamara (2002)

The pyramid model of PR Research berusaha keras untuk menjadi instruktif

dan praktis dengan menyajikan daftar metodologi riset yang disarankan untuk

tiap-tiap tahapan. Di dalam piramida, langkah-langkah kunci dalam proses

komunikasi ditunjukkan oleh metodologi riset yang diselaraskan dengan tujuan-

tujuannya, sehingga memberikan arah bagi para praktisi tentang metodologi apa

yang cocok dan kapan digunakan. Pemilihan metodologi yang tepat merupakan

Page 43: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

31

unsur penting dalam implementasi, misalnya sebuah metode untuk mengukur

jumlah pesan yang dikirim tidak bisa digunakan untuk menarik kesimpulan

tentang jumlah pesan yang diterima, dipertimbangkan dan dipertahankan atau

dipahami oleh khalayak sasaran. Tidak setiap langkah dan metode diperlihatkan.

Tetapi, model ini menyajikan detail yang sangat baik serta gambaran praktis dari

riset terapan bagi public relations.

Model ini menggabungkan riset formatif dan evaluative dengan asumsi

bahwa kedua jenis riset harus diintegrasikan dan berjalan sebagai suatu kontinum

dari pengumpulan sebagai fungsi-fungsi diskret yang terpisah. Model ini

menyarankan agar riset dilakukan sebelum, selama dan setelah kegiatan

komunikasi sehingga dapat mengidentifikasi, memahami dan mengakomodasi

kebutuhan, minat dan sikap khalayak dan supaya kita dapat melakukan

benchmark terhadap ukuran-ukuran kunci sebelum dan setelah implementasi. Ini

sesuai dengan pendekatan manajemen ilmiah public relations terhadap riset yang

direkomendasikan oleh Glen Broom dan David Dozler. (Macnamara, 2002)

Dalam model ini serangkaian metodologi riset dan evaluasi tersebut bagi

para praktisi. Biaya yang diperlukan untuk riset sangat rendah, bahkan beberapa

diantaranya tidak memerlukan biaya sama sekali, yaitu:

1. Secondary data (riset terhadap data sekunder yang dapat diakses dalam

organisasi mislanya riset pemasaran) atau dari web, media, jasa-jasa riset,

jurnal-jurnal akademik atau organisasi-organisasi profesi.

2. Database (misalnya keluhan pelanggan)

3. Advisory or consultative groups

Page 44: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

32

4. Online “chart-rooms” dan mekanisme-mekanisme umpan balik lainnya.

5. Wawancara tidak terstruktur dan semi terstruktur.

6. Readability test on copy (misalnya Fog Index Dale-Chall, Flesch Formula)

7. Pre-testing (misalnya publikasi dalam bentuk PDF files)

8. Data tabulasi distribusi dan sirkulasi dan

9. Mekanisme respon (kupon, fax-backs, 0800 toll free numbers, survey melalui

web dan feedback forms)

Metodologi evaluasi yang objektif dan teliti sangat direkomendasikan untuk

evaluasi. Perlu diketahui bahwa beberapa metode yang bersifat mendasar, ttidak

mampu menyajikan evaluasi yang handal (reliable). Tetapi, suatu kombinasi dari

sejumlah metode evaluasi (dasar pada level input dan output dapat meningkatkan

kemungkinan output mencapai outcomes yang diinginkan.

Misalnya, jika (a) daftar cerita yang diajukan untuk sebuah teribatan

newsletter telah diprauji lebih dulu terhadap pembaca potensial guna memastikan

apa yagn sesungguhnya mereka ingin baca, (b) nama telah dipilih melalui suatu

kompetisi yang menyertakan para pembaca, (c) readability test telah dilakukan

atas salinan draft guna memastikan hal itu mudah dipahami menurut level

pembaca yang menerimanya, maka besar kemungkinan publikasi akan diterima

baik, dibaca dan dipahami oleh khalayak sasaran.

Tahap berikutnya adalah mengevaluasi output seperti (d) mengukur

sirkulasi untuk melihat apakah jumlahnya bertambah, (e) mengikuti respon

melalu suatu mekanisme respon seperti kupon atau kompetisi dan (f) mengadakan

survei pembaca sewaktu-waktu. Langkah-langkah ini lebih jauh akan membuka

Page 45: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

33

peluang newsletter tersebut untuk memperoleh dampak yang diinginkan atas

khalayaknya.

Tye pyramid model of PR Research menerapkan baik evaluasi sistem

tertutup (closed system evaluation) maupun evaluasi system terbuka (open system

evaluation). Sistem evaluasi tertutup terfokus pada pesan-pesan dan event yang

terencana dalam suatu kampanye serta pengaruhnya terhadap publik yang

diinginkan. Sistem evaluasi tertutup menyandarkan diri pada pesan-pesan prauji

(pre-test) dan media serta kemudian membandingkannya dengan hasil-hasil

prauji (post test) untuk melihat apakah aktivitas-aktivitas tersebut mempunyai

pengaruh sebagaimana yang direncanakan atau tidak.

Sistem evaluasi terbuka memperhitungkan adanya faktor lain di luar

kontrol program komunikasi. Metode ini mempertimbangkan komunikasi

terhadap efektivitas organisasi secara keseluruhan. Kombinasi evaluasi sistem

tertutup dan terbuka sangatlah dikehendaki dalam kebanyakan situasi.

Perlu diketahi bahwa dalam melaksanakan evaluasi suatu program public

relations, proses evaluasi harus dimulai dari awal program tersebut dibentuk,

yaitu ketika manajemen baru mulai menyusun tujuan awal program atau disebut

sebagai tahap persiapan/perencanaan (input), berlanjut pada tahap pelaksanaan

(output), hingga tahap hasil akhir (outcome).

Fase pertema yaitu menentukan tujuan dari suatu kegiatan atau program.

Fase kedua yaitu mulai menentukan target audiens, mulai membuat rangkaian

acara, serta mulai membuat perencanaan keuangan. Selanjutnya di fase ketiga

adalah pengaplikasian atau mulai melaksanaan program yang telah direncanakan

Page 46: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

34

tadi. Dan yang terakhir adalah fase keempat yaitu menganalisa hasil yang

diperoleh dari implementasi program.

Pada fase kedua yaitu mulai menentukan target audiensi, mulai dari

rundown (susunan acara), serta mulai membuat perencanaan keuangan,

menghasilkan suatu bahan yang disebut input. Di fase ketiga, di man aprogram

yang telah direncanakan sebelumnya sudah mulai dilaksanakan atau

diimplementasikan, hasil yang didapatkan adalah output, atau sesuatu yang nyata

misalnya audiens yang hadir. Dan yang terakhir fase keempat yaitu menganalisa

hasil, akan menghasilkan apa yang disebut outcome yang merupakan suatu

perubahan yang terjadi atau suatu feedback seperti perubahan pengetahuan.

Dalam mengevaluasi ketiga tahap yaitu input, output dan outcome dapat

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut. (Macnamara, 2002: 15) Pada tahap

input instrumen yang digunakan meliputi pre-testing, studi kasus, consultative or

advisory groups dan data sekunder. Pengukuran pada tahap ini dapat dilakukan

tanpa harus mengeluarkan biaya, mengingat sumber daya informasi yang

dibutuhkan sudah tersedia.

Demikian halnya dengan penguuran pada tahap output, metode-metode

seperti Media Content Analysis (MCA) atau web analysis dapat dilakukan dengan

sepenuhnya memanfaatkan sumber daya internal yang sudah tersedia. Barangkali

hanya pada tahap outcome kebutuhan biaya lebih terasa terutama karena survey

sesederhana apapun pasti membutuhkan dana. Sasaran pengukuran pada tahap

outcomes adalah untuk mengetahui : (a) tingkat kesadaran, (b) perubahan sikap

dan (c) perubahan perilaku. Namun demikian, pada tahap outcome pun efisiensi

Page 47: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

35

pengeluaran dana tetap dapat disiasati. Pengukuran terhadap outcome sangatlah

penting, sebab outcome terkait langsung dengan dampak riil program-program PR

terhadap publik.

Pada penelitian ini, yaitu audit audit public relations (PR) Humas

Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas, Peneliti

menggunakan model audit public relations – pyramids model of PR research, hal

ini didasarkan karena :

1. Dalam model ini, dijelaskan suatu proses evaluasi mulai dari tahap awal

sampai akhir serta menjelaskan teknik-teknik apa saja yang dapat digunakan

dalam evaluasi, baik evaluasi pada tahap input, output ataupun outcome,

sehingga model ini dirasa sesuai dengan tujuan peneliti.

2. Model ini juga memaparkan kegiatan manajemen mulai dari awal hingga akhir

dalam beberapa fase, bukan hanya tahap evaluasinya saja, sehingga bisa

dijadikan acuan secara lengkap dan detail.

3. Berdasarkan data yang peneliti peroleh, baik data berupa dokumen maupun

wawancara di lapangan, sesuai dengan data-data yang dibutuhkan pada model

evaluasi ini.

Dengan menggunakan model ini, maka data akan dikelompokkan ke dalam

input, output dan outcome, yaitu :

1. Tahap evaluasi input

Peneliti akan menganalisa data dokumen, baik itu primer maupun sekunder

dari database perusahaan yang berupa rancangan-rancangan, tujuan juga latar

belakang program sebagai tahap perencanaan program audit Humas

Page 48: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

36

Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas. Data dokumen

ini juga didukung oleh data wawancara mengenai tahap perencanaan dari

program audit Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Tangerang

Cerdas dari pihak Pemerintah Kota Tangerang. Teknik ini bertujuan untuk

melihat fakta-fakta yang telah diketahui secara tepat dan benar. Mereview

semua materi yang memungkinkan untuk diperiksa fakta-faktanya yang telah

diketahui pada program tersebut. Materi yang dievaluasi mencakup :

a. Latar belakang program

b. Tujuan program

c. Rancangan kegiatan program.

2. Tahap evaluasi output

Pada tahap output, peneliti mengevaluasi efektifitasan semua data-data

yang menyangkut pada tahap pelaksanaan program. Yang termasuk tahap

pelaksanaan program tersebut dimulai ketika program sudah mulai

dipublikasikan, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada target

audiens sampai program tersebut dilaksanakan.

Pada tahap ini, peneliti menggunakan teknik focus group, interview,

complaint decline, experiments interview, focus groups, mini-surveys,

experiment response mechanism, inquiries media content analysis,

communication audit media monitoring, circulation, event attendances and

others yang tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah yang ada

maupun masalah potensial yang kemungkinan dapat terjadi di kemudian

waktu dalam program. Materi yang dievaluasi mencakup pelaksanaan program

di lapangan.

Page 49: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

37

3. Tahap evaluasi outcome

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, outcome merupakan dampak yang

diharapkan timbul pada target yang merupakan tujuan utama dari keseluruhan

program yang telah dilaksanakan. Dampak tersebut dapat berupa perubahan

sikap, perubahan pengetahuan, ataupun perubahan perilaku ke arah yang

diharapkan oleh Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Tangerang

Cerdas. Dan pada tahap evaluasi outcome ini, peneliti menggunakan teknik

survei dan wawancara (interview).

Survei merupakan salah satu metode riset yang paling seirng digunakan

dalam public relations. Survei penting dilakukan untuk mengetahui tingkat

kesadaran (awareness), perubahan sikap serta perubahan perilaku. Mengingat

penggunaannya yang sangat luas.

2.2 Kerangka Pemikiran

Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar dalam bukunya

“Metodologi Penelitian Sosial” menjelaskan bahwa kerangka pemikiran adalah

“Penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan kita”

(Usman dan Akbar, 2005:34).

Dengan demikian, teori sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor yang

telah dikenali sebagai suatu persoalan yang penting dan selanjutnya menjadi

model konseptual atau kerangka berfikir. Fenomena persepsi yang terdapat di

dalam masyarakat tentang Hubungan Masyarakat pada hakekatnya terdapat

pengertian bahwa Humas adalah sebuah Manajemen. Pandangan ini termotivasi

karena adanya pemikiran bahwa usaha untuk berkomunikasi antara lembaga atau

organisasi dengan masyarakat bukanlah semata-mata hanya operasional saja,

Page 50: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

38

melainkan dibutuhkan suatu konsep yang professional serta analisis yang lebih

jelas, filosofi, dan organisasi yang dapat mendukung. Selain itu, perlu juga

ditunjang dengan adanya kemampuan di bidang Hubungan Masyarakat.

Berkenaan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini masalah yang

diangkat adalah mengenai audit public relations (PR) Humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas, di mana Program Tangerang

Cerdas merupakan program unggulan yang hingga saat ini telah berjalan sejak

tahun 2014 dengan tujuan untuk menggenjot kualitas pendidikan formal dan

nonformal. Tangerang Cerdas membantu siswa-siswi yang kurang mampu untuk

menunjang biaya pendidikannya. Peneliti melihat bahwa kegiatan/program

tersebut perlu untuk dievaluasi guna mengetahui keefektivitasnya, mengetahui

hambatan-hambatan apa saja serta untuk mencegah terbuangnya dana terbilang

sia-sia.

Dalam melakukan evaluasi ini, peneliti menggunakan The Pyramid

Model of PR Research yang merupakan versi revisi dari Model Makro Evaluasi

PR, sebaiknya dibaca dari bawah ke atas. Dimulai dari proses perencanaan

strategis, sampai pada pencapaian outcomes (sikap dan perilaku). Metaforma

piramida berguna untuk menjelaskan bahwa pada tahap awal ketika perencanaan

komunikasi dimulai, praktisi memiliki banyak sekali informasi untuk dirakit serta

serangkaian pilihan dari segi media dan aktivitas.

Pemilihan dibuat untuk mengarahkan pesan-pesan tertentu dan pada

akhirnya, mencapai sasaran yang telah didefinisikan secara spesifik (puncak dari

program atau proyek). Dalam model ini, input adalah komponen-komponen fisik

dan strategis dari program-program atau proyek-proyek komunikasi seperti

pilihan media (misalnya event, publikasi web, dan sebagainya), content (misalnya

Page 51: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

39

teks dan image) dan format. Output adalah materi-materi fisik dan kegiatan-

kegiatan yang diproduksi (misalnya publisitas media, event, publikasi, intranet

dan sebagainya) serta proses untuk menghasilkannya (tulisan rancangan dan

sebagainya). Outcomes adalah dampak-dampak komunikasi, baik terhadap sikap

maupun perilaku.

Dengan demikian, peneliti berharap penelitian ini dapat digunakan untuk

mengevaluasi program jangka panjang terkait dengan program Tangerang Cerdas

yang merupakan program unggulan dari Pemerintah Kota Tangerang yang sedang

berjalan demi mencapai efektivitas dan mencegah kegagalan yang lebih besar di

masa mendatang. Dan untuk mengkonseptualisasikan kerangka berpikir penulis

terhadap masalah dalam penelitian ini tergambar pada bagan berikut :

Page 52: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

40

Gambar 2.2

Proses Audit Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam

Program Tangerang Cerdas

Sumber: diolah Penulis, 2018.

AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PROGRAM TANGERANG CERDAS

THE PYRAMID MODEL OF PR RESEARCH

Ketercapaian

INPUT

- Latar belakang

program

- Tujuan program

- Rancangan program

Ketercapaian

OUTPUT

Pelaksanaan Program

Tangerang Cerdas

Ketercapaian

OUTCOME

- Memberikan

bantuan kepada

siswa tidak mampu

untuk bersekolah

- Meningkatkan

pendidikan

Page 53: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

41

Gambar 2.3

Gambar Scoot M. Cutlip (Metode Humas)

Empat langkah Proses Hubungan Masyarakat

Sumber : (Cutlip, Center dan Broom, 2007:320).

4 Mengeva

luasi

Program

1 Mendefinisikan Masalah Hubungan Masyarakat

“Bagaimana dulu

kita melakukan

nya”

“Apa yang terjadi

sekarang”

Penerapan

“Bagaimana dan

bilamana kita

melakukanya dan

mengatakanya?”

Audit PR Humas

“apa yang sebaiknya

kita lakukan dan

katakan, dan

mengapa?”

2 Membuat

rencana

program

3 Bertindak dan berkomunikasi

Page 54: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

42

2.3 Penelitian Terdahulu

Sebagai rujukan dari penelitian yang terkait dengan tema yang diteliti,

peneliti berusaha mencari referensi hasil penelitian yang dikaji oleh peneliti

terdahulu sehingga dapat membantu peneliti dalam mengkaji tema yang diteliti.

Dari penelitian terdahulu yang diperoleh dari:

NO. ITEM M. FIKRI AR. FITRI NURAINI

(1) (2) (3) (4)

1. Judul AUDIT KEHUMASAN

PROGRAM QUALITY

ASSURANCE (Studi

Evaluasi Pada Fakultas

Ilmu Sosial dan

Humaniora UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta)

AUDIT KOMUNIKASI

KEGIATAN COMMUNITY

DEVELOPMENT

PT. INDONESIA POWER UP

SURALAYA (Studi Kasus Pada

Program Fattening & Breeding

Domba)

2. Tahun 2009

2016

3. Tujuan

Peneliltian

Untuk mengetahui

proses implementasi

program QA dari tahap

mendefinisikan

problem (tahap 1),

perencanaan dan

pemrograman (tahap 2),

tindakan/aksi dan

komunikasi (tahap 3)

hingga tahap evaluasi

program (tahap 4) yang

telah berjalan dengan

menggunakan metode

audit kehumasan.

4. Untuk mengevaluasi

ketercapaian Program

“Fattening & Breeding

Domba” pada proses input

kegiatan

2. Untuk mengevaluasi

ketercapaian Program

“Fattening & Breeding

Domba” pada proses output

kegiatan.

3. Untuk mengevaluasi

ketercapaian Program

“Fattening & Breeding

Domba” pada proses

outcome kegiatan.

4. Teori Teori komunikasi, humas,

POAC (Planning,

Organizing, Actuating and

Controlling), teori audit

komunikasi, dan

Corporate Social

Responsibility (CSR) &

Community Development.

Teori komunikasi, hubungan

masyarakat, audit humas, teori

sosialisasi dan iklan layanan

masyarakat.

Page 55: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

43

5. Metode Metode yang digunakan

adalah penelitian

kualitatif.

Metode yang digunakan

adalah penelitian kualitatif.

6. Hasil

Penelitian

Ditinjau dari perspektif

kehumasan, persoalan

utama implementasi

program Quality

Assurance (QA) terletak

pada komunikasi dan

koordinasi internal yang

kurang optimal, dan

otomatis berdampak

pada budaya

komunikasi,

pengorganisasian

komunikasi,

komunikasinya dan

feedback yang muncul

menjadi kurang

maksimal, dan untuk

hasil yang lebih baik,

maka komitmen dan

kinerja tinggi menjadi

kunci utama, Pada titik

ini, benar motto

pengelola program QA.

Tulis yang kamu

lakukan. Lakukan yang

kamu tulis.

Audit komunikasi program

community development

PT Indonesia Power UP

Suralaya “Fatening & Breeding

Domba

” pada tahap input, konsep

kegiatannya telah terencana

dengan baik karena pemahaman

antara pelaksana kegiatan

dengan data dokumentasi yang

sudah direncanakan sebelumnya

telah

Sesuai ; pada tahap output,

pelaksanaan cukup lancar, itu

terlihat dari banyak tujuan

program yang tercapai meskipun

ditemukan beberapa kendala

dalam

pelaksanaannya seperti kurang

mendalamnya pelatihan tentang

bagaimana cara

mengembangbiakan domba

yang sesuai dengan iklim di

lokasi ternak; dan pada tahap

outcome ditemukan bahwa

tujuan besar program yang

diharapkan telah tercapai,

meskipun hingga saat ini jumlah

ternak masih belum

berkembang.

7. Persamaan Sama-sama mengevaluasi suatu program yang ada dalam

oraganisasi atau pemerintahan guna mencapai efektifitas

organisasi atau pemerintahan dengan metode audit

komunikasi/audit humas.

Page 56: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

44

8. Perbedaan Penelitian ini

menggunakan

metode Audit

Kehumasan

dengan Konsep yang

dikemukakan oleh

Cultip &

Center yaitu

Mendefinisikan

problem, Perencanaan

dan

pemrograman, Tindakan

(aksi) komunikasi, dan

Evaluasi Program.

Penelitian

karya M. Fikri AR ini

menggunakan

pendekatan

kualitatif evaluatif.

Penelitian ini bertolak dari

model

audit komunikasi linking a

public relations planning model

with an evaluation model yang

dikembangkan oleh Jim Prichitt

dan

Bill Sherman. Model ini terdiri

dari tiga tahapan dalam

melaksanakan evaluasi, yang

pertama adalah perencanaan

yang menghasilkan input,

pelaksanaan yang menghasilkan

output, dan yang ketiga adalah

hasil akhir menghasilkan

outcome.

9. Sumber Skripsi Fakultas Ilmu

social dan Humaniora

UIN

Sunan Kalijaga

Yogyakarta

(http://digilib.uin-

suka.ac.id/3714/)

diakses tanggal 17

September 2018.

Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik (FISIP) Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa, (http:

http://repository.fisip-

untirta.ac.id/

diakses tanggal 18 September

2018.

Meskipun penelitian ini dengan dua penelitian sebelumnya sama-sama

membahas tentang Audit Komunikasi/Audit Kehumasan dan sama-sama

mengevaluasi suatu program yang ada dalam organisasi atau perusahaan guna

mencapai efektifitas organisasi atau perusahaan, tetapi yang menjadi pembeda

penelitian ini dengan dua penelitian lainnya yaitu pemilihan konsep dalam

menganalisis data yang diperoleh. Jika dua penelitian sebelumnya menggunakan

konsep audit komunikasi/ audit kehumasan yang dikemukakan oleh Cultip &

Center serta konsep audit kehumasan menurut Jim Prichitt dan Bill Sherman,

Page 57: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

45

maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep audit humas menurut

Pavlik, di mana audit humas dirancang untuk mengevaluasi kedudukan suatu

organisasi dengan publiknya yang relevan. Publik yang dimaksud di sini meliputi

internal dan eksternal publik. Berdasarkan hal tersebut peneliti akan mencoba

menganalisa ketercapaian dalam setiap kegiatan dengan menggunakan metode

penelitian kualitatif.

Page 58: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Penulis adalah menggunakan metode

penelitian kualitatif.

“Untuk meneliti bidang ilmu sosial dan khususnya komunikasi adalah

lebih tepat jika dilakukan dengan metode kualitatif, mendalam untuk lebih

mengetahui fenomena-fenomena tentang aspek kejiwaan, perilaku, sikap,

tanggapan opini, perasaan, keinginan dan kemauan seseorang atau

kelompok. Maka risetnya dilaksanakan dengan teknik-teknik wawancara

yang menggali melalui studi kasus tertentu atau wawancara mendalam

(depth interview), dan observasi (model partisipasi aktif) terhadap suatu

gejala, peristiwa (proses kejadian), perilaku atau sikap tertentu dengan

upaya mendekati informan (responden). Bersangkutan sebagai objek

penelitian kualitatif (qualititative research)” (Ruslan, 2008:214)

Penelitian kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian

mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu

individu, kelompok masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting

tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik.

(Bagdan dan Taylor, 1992:22).

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang

sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan, “pemahaman

tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan

analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian

ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan

tersebut”. (Ruslan, 2008:125)

Page 59: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

47

Berdasarkan pernyataan yang penulis kutip dari beberapa sumber diatas,

penulis memilih jenis penelitian kualitatif, karena itu dapat menggali suatu

kedalaman masalah, artinya suatu masalah dapat diketahui sampai ke akarnya atau

dapat menemukan titik utama dari permasalahan tersebut. Selain itu penulis,

memilih metode ini, karena menurut Penulis di penelitian ini sangatlah menarik,

penulis juga dapat mengetahui juga karakter dari narasumber atau responden yang

penulis temui. Sementara itu, untuk jenis penelitian ini adalah deskriptif, di mana

penulis menjelaskan bagaimana Humas melakukan strateginya dalam

mempertahankan citra positif dari suatu kinerja di pemerintahan pada masa kini.

Banyak pihak yang terkadang berfikir bahwa penelitian kualitatif itu

sangat menyulitkan, karena harus bertemu dan melakukan sejumlah wawancara

mendalam dengan narasumbernya. Penulis justru menilai hal ini adalah seni

dalam penelitian ini, yang mana untuk mendapatkan hasil yang diinginkan,

penulis harus melewati berbagai macam tahapan agar hasilnya sesuai dengan

dengan penulis harapkan. Selain itu, dengan melibatkan aspek psikologis akan

menambah keragaman dari penelitian kualitatif ini.

Selain itu perlu diingat bahwasanya dalam penelitian kualitatif, tidak

relevan bila penelitian membatasi informan dengan menentukan besaran ukuran

informan dengan menentukan perhitungan statistik, karena belum tentu yang

terjaring dalam penelitian perhitungan tersebut dapat menjawab permasalahan

penelitian atau bahkan terlalu banyak orang yang tidak diperlukan turut terlibat

dalam penelitian ini. Dengan demikian, penentuan sampel dihitung berdasarkan

statistik proporsional yaitu sampel sebangun dengan karakteristik populasi.Tidak

Page 60: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

48

relevan dengan penelitian kualitatif. Pengertian dari Earl Babbie (Prijiana; 2005)

dapat digunakan “untuk memahami sample yang cukup relevan digunakan untuk

penelitian kualitatif yaitu: “sampling is the process of selecting obeservations.”

(sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan obsevasi). (Djam’an, 2000:47).

3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian sebagai dasar panduan berfikir dalam melakukan

penelitian. Paradigma menggariskan apa yang seharusnya dikemukakan dan

kaidah-kaidah apa yang seharusnya diikuti dalam menafsirkan jawaban yang

diperoleh. Menurut Bogdan dan Biklen, paradigma adalah “kumpulan longgar dari

sejumlah asumsi yang dipegang bersama konsep atau proposional yang

mengarahkan cara berfikir dan penelitian” (Moleong, 2001:30). Dikatakan

longgar karena tidak mengikat erat, dan tidak ada sanksi bagi yang tidak

mengikutinya secara keseluruhan.

Paradigma dalam penelitian kualitatif ini adalah Post Positivisme. Guba

(1990:20) menjelaskan Postpositivisme sebagai berikut: “Postpositivism is best

characterized as modified version of positivism. Having assessed the damage that

positivism has occured, postpositivists strunggle to limited that damage as well as

to adjust to it. Prediction and control continue to be the aim.”

Kutipan tersebut mempunyai arti bahwa Postpositivisme mempunyai ciri utama

sebagai suatu modifikasi dari Positivisme. Melihat banyaknya kekurangan pada

Positivisme menyebabkan para pendukung Postpositivisme berupaya

Page 61: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

49

memperkecil kelemahan tersebut dan menyesuaikannya. Prediksi dan kontrol

tetap menjadi tujuan dari Postpositivisme tersebut.”

Salim (2001:40) menjelaskan Postpositivisme sebagai berikut: Paradigma

ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan Positivisme

yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek

yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang memandang

bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam, tetapi

suatu hal, yang mustahil bila suatu realitas dapat dilihat secara benar oleh manusia

(peneliti).

Ini artinya bahwa dari pandangan Guba maupun Salim yang juga mengacu

pandangan Guba bahwa Postpositivisme adalah aliran yang ingin memperbaiki

kelemahan pada Positivisme. Satu sisi Postpositivisme sependapat dengan

Positivisme bahwa realitas itu memang nyata ada sesuai hukum alam. Tetapi pada

sisi lain Postpositivisme berpendapat manusia tidak mungkin mendapatkan

kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas atau tidak

terlibat secara langsung dengan realitas.

3.3 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kantor Pemerintah Kota Tangerang, yang

beralamat Jl. Satria - Sudirman No.1, Telepon (021) 55764955, Kota

Tangerang, Provinsi Banten. Penulis melakukan penelitian di Kantor

Pemerintah Kota Tangerang terkait dengan Audit Public Relations Humas

Pemerintah Kota Tangerang dalam program Tangerang Cerdas, sehingga

Page 62: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

50

penulis mengetahui bahwa belum pernah dilakukan audit public relations

Humas Kota Tangerang dalam program Tangerang Cerdas yang sedang

dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa bahwa perlu dilakukan

Audit Public Relations untuk mengevaluasi program penting agar dapat

mencapai efektivitas.

2. Waktu Penelitian = mulai 2 Juni – 30 Juni 2018.

3.4 Teknik Penelitian

Teknik penelitian sebagai salah satu bagian penelitian merupakan salah

satu unsur yang sangat penting. Pada penelitian ini, penulis menggunakan

pendekatan metode kualitatif, dengan upaya mendapatkan sumber dan jenis data.

Salah satu dasar teknik penelitian kualitatif pada komunikasi pada khususnya

adalah penerapan beberapa bagian teori yang kemudian disesuaikan dengan

perspektif atau orientasi dari anggota masyarakat komunikasi yang merupakan

fenomena alami dari objek penelitian.

Secara umum teknik penelitian kualitatif ini merupakan perilaku nyata

sosial yang termasuk interaksi sosial yang merupakan dasar dari kebiasaan

komunikasi. Bukan saja merupakan pengalaman terhadap fenomena struktur

bahasa, tetapi komunikasi interpersonal merupakan media dasar dari teknik

penelitian ini.

Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data

untuk memberi gambaran penyajian laporan berasal dari naskah wawancara,

Page 63: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

51

catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan

dokumen resmi lainnya.

Sementara itu, menurut Sanapiah Faisal (2010, 59), menyebutkan bahwa

penelitian deskriptif sebagai:

“Penelitian deskriptif (descriptive research), yang biasa disebut juga

penelitian taksonomik (taxonomic research), yang dimaksudkan untuk

explorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan

sosial, dengan jalan mendeskripsikan seluruh variable yang berkenaan

dengan masalah dan unit yang diteliti.

Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar

variabel yang ada, tetapi dimaksudkan untuk menarik generasi yang menjelaskan

variable-variabel anteseden yang menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan

sosial.

Dalam pengolahan data dan analisis data, lazimnya menggunakan

pengolahan data statistik yang bersifat deskriptif (Faisal, 2010:20).

Penelitian deskriptif bertujuan untuk:

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang

berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang

sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan

keputusan pada waktu yang akan datang.

Page 64: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

52

Sementara itu Burhan Bungin dalam bukunya penelitian kualitatif:

komunikasi, ekonomi, kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya, mengatakan

bahwa tujuan dari penelitian kualitatif adalah:

“Untuk menggambarkan, meringankan berbagai kondisi, berbagai situasi,

atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang

menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan

sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang

kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu”. (Bungin, 2007:68).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Didalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan oleh manusia, yakni

penelitinya sendiri. Di sini peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan

data, analisis penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian,

maka bisa ditarik kesimpulan bahwa dipenelitian ini manusia adalah instrumen

penelitianya atau alat penelitian.

Menurut Lexy J. Moleong (2000:14), ciri-ciri umum manusia sebagai

intrumen terkait beberapa hal. Lexy J. Moleong menulis beberapa cirinya yaitu :

1. “Responstif: manusia sebagai instrument responstif terhadap

lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan

lingkungan. Sebagai manusia ia bersifat interaktif terhadap orang dan

lingkungannya. Ia tidak hanya respontif terhadap tanda-tanda, tetapi ia

juga menyediakan tanda-tanda kepada orang.

2. Dapat menyesuaikan diri: manusia sebagai instrumen hampir tidak

terbatas dapat menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi

pengumpulan data.

3. Menekan keutuhan: manusia sebagai instrumen memanfaatkan

imajinasi dan kreativitasnya serta memandang dunia ini menjadi suatu

keutuhan.

4. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan: dalam hal-hal tertentu

pada manusia sebagai instrumen penelitian ini terdapat kemampuan untuk memperluas dan meningkatkanya pengetahuan itu berdasarkan

pengalaman-pengalaman praktisnya.

Page 65: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

53

5. Memproses data secepatnya: kemampuan lain yang ada pada manusia

sebagai instrumen adalah memperoleh data secepatnya setelah

diperolehnya.

6. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan

mengikhtisarkan.

7. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim

dan idiosinkratik.”

Kegiatan riset atau penelitian yang pada dasarnya adalah sebagai upaya

mencari data yang dipergunakan untuk “Mengetahui sesuatu gambaran sedang

diamati (diteliti), dibahas atau dianalisis. Kemudian ditarik suatu kesimpulan,

dengan melakukan pengujian suatu hipotesis, dan hal lainya adalah untuk mencari

pemecahan permasalahan tertentu.” (Ruslan, 2008:27-28).

Dalam melakukan penelitian ilmiah, ada dua jenis data yang dipergunakan

yaitu data primer dan data sekunder sebagai data utama lebih banyak bersumber

dari hasil tanya jawab antara pengamat dengan narasumber. Sementara data

sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, literatur dan sumber lainya

memperkuat kerangka konsep.

Dalam pengamatan ini, teknik yang digunakan sebagai berikut:

1. Data Primer

a. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan cara pengumpulan data

dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik

berlandaskan pada tujuan penelitian. Menurut Esterberg yang dikutip oleh

Sugiyono (1999:67) menyebutkan bahwa wawancara sebagai berikut

“a meeting of two persons to exchange information and idea

through question and responses, resulting in communication and

joint construction of meaning about a particular topic”.

Page 66: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

54

(Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna suatu topik).

Dengan perkataan lain bahwa wawancara merupakan metode

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung

dari sumbernya, dalam penelitian ini, dilakukan wawancara secara intensif

dan mendalam, dengan tujuan untuk mendapatkan data kualitatif. Dalam

penelitian ini yang penulis wawancarai adalah Humas Pemerintah Kota

Tangerang.

Wawancara ini dilakukan dengan cara tidak berstruktur, dan dalam

suasana yang bebas. Penulis mencoba menghilangkan kesan formal,

dengan menyesuaikan keadaan dengan para staf yang terdapat di ruangan

beliau.

Wawancara merupakan alat utama dalam sebuah penelitian karena

peneliti dapat mengajukan pertanyaan secara personal tentang suatu topik.

Sifat personal inilah yang memberikan keuntungan bagi peneliti dalam

melakukan penelitian.

“Wawancara juga digunakan sebagai teknik pengumpulan data,

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang diteliti dan juga apabila ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit/kecil” (Sugiyono, 2002:130).

b. Obsevasi Lapangan

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologisnya. Dua

Page 67: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

55

diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan

(Sugiyono, 2007:145).

Observasi ini dilakukan secara langsung di lokasi penelitian

terhadap obyek, untuk mengumpulkan informasi atau data sebanyak

mungkin dengan masalah yang akan diteliti.

2. Data Sekunder :

Studi pustaka digunakan untuk mengumpulkan data dan teori dalam

penelitian ini. Dikumpulkan melalui buku-buku referensi, jurnal, media massa,

bahan-bahan publikasi yang ada di perpustakaan serta informasi non manusia

sebagai penunjang penelitian dan dipergunakan berbagai macam data dua teori

yang berupa rekaman atau catatan yang terdapat pada lokasi penelitian serta

bahan-bahan tertulis lainya.

Studi pustaka merupakan data sekunder, yaitu data yang digunakan di

dalam suatu penelitian hanya bersifat tambahan yang berguna untuk

mendukung teori yang digunakan.

3.6 Teknik Analisis Data

“Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah di lapangan. Dalam

hal ini Nasution (1998) menyatakan analisis telah dimulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan

berlangsung terus menerus sampai penulisan hasil penelitian, analisis data

menjadi pegangan penelitian selanjutnya” (Sugiyono, 2006:257).

Menurut Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

Page 68: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

56

terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam

analisa data yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing atau

verification.

1. “Data Reduction

Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran

lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya.

2. Data Display

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar katagori.Menurut Miles dan Huberman yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang berisi naratif.

3. Conclusion Drawing atau Verivication

Langkah ketiga dalam menganalisis data kualitatif Milles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, ditemukan bukti-

bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya”.

(Bungin, 2003:69-71)

Analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berfikir.

Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk

menentukan bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan. Analisis adalah

mencari pola.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dikemukakan di sini bahwa analisis

data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, pengamatan dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

Page 69: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

57

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam

catatan lapangan, dokumentasi resmi, gambar. Setelah data tersebut dibaca,

dipelajari, dan ditelaah, maka data tersebut dikonfirmasikan dan disesuaikan

dengan data tertulis dari studi kepustakaan dan data-data yang diperoleh.

Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan datanya dapat

menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan data

sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Untuk mendapatkan data yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan,

penelitian menggunakan sebagai berikut:

1. Wawancara: yaitu teknik memperoleh data dengan menyampaikan pertanyaan

secara lisan kepada orang-orang yang berkompeten dengan obyek penelitian

yang digunakan sebagai penunjang pelengkap data.

2. Pengamatan: merupakan bagian terpenting dari suatu penelitian, dengan

menggunakan pengamatan langsung ke lokasi yaitu: Program Tangerang

Cerdas yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang.

3. Data dari perusahaan (Pemerintah Kota Tangerang) : yakni data-data-data

mengenai latar belakang struktur organisasi.

Page 70: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

58

4. Studi kepustakaan: memperoleh dan menambah data yang menunjang untuk

menganalisis masalah.

3.7 Unit Analisis

Dalam sebuah penelitian ilmiah, seseorang peneliti dituntut untuk mampu

memberikan analisis yang tajam dan tepat dalam penelitiannya, di mana salah satu

kunci keberhasilannya adalah ketepatan dalam menentukan unit analisis yang

akan digunakan dalam memahami fenomena sosial yang terjadi.

Menurut Mohtar Mas’od, unit analisis adalah “Obyek yang perilakunya

akan dianalisa atau diteliti dalam sebuah penelitian” (Mas’od, 1994: 5).

Unit analisis sangat erat kaitannya dengan masalah yang diteliti dalam

sebuah penelitian ilmiah. Unit analisis digunakan untuk menunjukan siapa atau

apa yang mempunyai karakteristik yang akan diteliti. Unit analisis digunakan

untuk memburu informasi seluas mungkin kearah variasi yang ada hingga

diperoleh informasi maksimal, di samping itu juga dilihat situasi sosial tertentu

yang dapat memberikan informasi maksimal, di samping itu juga dilihat situasi

sosial tertentu yang dapat memberikan informasi benar dan terpercaya sesuai

dengan fokus penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis mencoba menganalisis dan mencoba strategi

terkait Audit Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Tangerang

Cerdas dengan cara mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan

tersebut.

Page 71: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

59

Informan yang dipilih untuk diwawancarai adalah orang-orang yang

dianggap berkompeten untuk menjawab pertanyaan yang diajukan Penulis sesuai

dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

Page 72: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

4.1.1 Profil Kota Tangerang

Riwayat Berdirinya Kota Tangerang

Berdirinya Kota Tangerang tidak lepas dari sejarah perjuangan Kesultanan

Banten melawan Kolonialisme Belanda. Nama “Tangerang” yang menunjuk

kepada suatu daerah yang berada di bantaran sungai Cisadane, yang dahulu

dikenal dengan nama Untung Jawa, lahir dari beberapa kejadian pada masa

lampau hingga akhirnya resmi disebut “TANGERANG”.

Sejarah mencatat lahirnya Tangerang bermula dari sebutan kepada sebuah

bangunan tugu berbahan dasar bambu yang didirikan oleh Pangerang Soegiri,

putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten. Tugu tersebut terletak di

bagian Barat Sungai Cisadane yang diyakini saat ini berada di wilayah Kampung

Gerendeng. Oleh masyarakat sekitar, bangunan tugu tersebut disebut "tengger"

atau "tetengger" yang dalam bahasa sunda berarti tanda atau penanda.

Sesuai dengan julukannya, fungsi dari tugu tersebut memang sebagai

penanda pembagian wilayah antara Kesultanan Banten dengan pihak VOC

Belanda. Di mana, wilayah kesultanan Banten berada di sebelah barat dan wilayah

yang di kuasai VOC di sebelah timur sungai Cisadane. Hingga pada sekitar tahun

1652. Kala itu penguasa Banten mengangkat tiga orang maulana, yang diberi

pangkat Aria. Ketiga maulana tersebut merupakan kerabat jauh Sang Sultan yang

Page 73: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

61

berasal dari Kerajaan Sumedang Larang, bernama Yudhanegara, Wangsakara dan

Santika. Ketiganya diminta dan diutus untuk membantu perekonomian Kesultanan

Banten dengan melakukan perlawanan terhadap VOC yang semakin merugikan

Kesultanan Banten dengan sistem monopoli dagang yang diterapkannya.

Pada perjuangannya ketiga maulana tersebut membangun benteng

pertahanan hingga mendirikan pusat pemerintahan kemaulanaan yang menjadi

pusat perlawanan terhadap VOC di daerah Tigaraksa. Namun, dalam pertempuran

melawan VOC, ketiga maulana gugur satu demi satu. Aria Santika wafat pada

tahun 1717 di Kebon Besar Kec. Batuceper, Aria Yudhanegara wafat pada tahun

1718 di Cikolol dan pada tahun yang sama Aria Wangsakara menutup usia di

Ciledug dan di makamkan di Lengkong Kiai.

Daerah di sekitar benteng pertahanan yang dibangun oleh ketiga maulana

disebut masyarakat sekitar dengan istilah daerah Benteng. Hal ini turut mendasari

sebutan Kota Tangerang yang dikenal dengan sebutan Kota Benteng. Beralih ke

latar belakang berubahnya istilah "Tangeran" menjadi "Tangerang". Hal ini

bermula pada tanggal 17 April 1684, pada saat ditandatanganinya perjanjian

antara Sultan Haji atau Sultan Abunnashri Abdulkahar putra Sultan Ageng

Tirtayasa pewaris Kesultanan Banten dengan VOC. Pada salah satu pasal

perjanjian tersebut menyebutkan bahwa wilayah yang kala itu dikenal dengan

“Tangeran” sepenuhnya menjadi milik dan ditempati oleh VOC.

Dengan adanya perjanjian tersebut, daerah Tangerang seluruhnya masuk

kekuasaan Belanda. Kala itu, tentara Belanda tidak hanya terdiri dari bangsa asli

Belanda tetapi juga merekrut warga pribumi di antaranya dari Madura dan

Page 74: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

62

Makasar yang di antaranya ditempatkan di sekitar wilayah benteng. Tentara VOC

yang berasal dari Makasar tidak mengenal huruf mati, dan terbiasa menyebut

“Tangeran” dengan “Tangerang”. Kesalahan ejaan dan dialek inilah yang

diwariskan dari generasi ke generasi bahkan hingga saat ini.

Berlanjut ke masa pemerintahan awal di Tangerang pasca ditandatanganinya

perjanjian Banten dengan VOC. Kala itu, Pemerintah Belanda membentuk

pemerintahan kabupaten yang lepas dari Kesultanan Banten di bawah pimpinan

seorang bupati. Para bupati yang pernah memimpinan Tangerang di era

pemerintahan Belanda pada periode tahun 1682-1809 adalah Kyai Aria

Soetadilaga I-VII. Setelah pemerintahan keturunan Aria Soetadilaga, Belanda

menghapus pemerintahan ini dan memindahkannya ke Batavia. Kemudian

Belanda membuat kebijakan, sebagian tanah di Tangerang dijual kepada orang-

orang kaya di Batavia.

Nama wilayah Tangerang menjadi nama resmi pertama kali pada masa

pendudukan Jepang tahun 1942-1945. Pemerintah Jepang saat itu sempat

melakukan pemindahan pusat pemerintahan Jakarta Ken (wilayah administratif

setingkat Kabupaten) ke Tangerang yang dipimpin oleh Kentyo M. Atik Soeardi.

Peristiwa ini berdasarkan kepada keputusan Gunseikanbu, yang merupakan

pimpinan Departemen Militer Jepang, tanggal 9 boelan 11 hoen syoowa 18 (2603)

Osamu Sienaishi 1834. Keputusan tersebut juga akhirnya menunjuk Atik Soeardi

untuk menjabat pembantu Wakil Kepala Gunseibu Jawa Barat dan Raden Pandu

Suradiningrat menjadi Bupati Tangerang (1943-1944).

Page 75: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

63

Seiring berjalannya waktu, daerah Tangerang yang kala itu berbentuk

Kabupaten Daerah Tingkat II mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Letaknya yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota menjadikan beberapa

kecamatan yang berbatasan langsung menjadi pusat segala kegiatan baik

Pemerintah, Ekonomi, industri dan Perdagangan, Politik, Sosial Budaya.

Hal tersebut mendasari pemerintah memandang perlu untuk mengatur

penyelenggaraan pemerintahan secara khusus. Maka pada tanggal 28 Februari

1981 keluar Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1981 tentang Pembentukan

Kota Administratif Tangerang, dengan demikian Kecamatan Tangerang,

Kecamatan Batuceper, Kecamatan Ciledug, Kecamatan Benda dan Kecamatan

Jatiuwung masuk ke dalam Wilayah Kota Administratif Tangerang.

Dalam perjalanan kurun waktu 12 Tahun Kota Administratif Tangerang

kembali menunjukan perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat disegala

bidang, baik dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan

dan pembinaan kemasyarakatan. Dinamika kehidupan perekonomian kota ditandai

dengan berkembangnya unit-unit usaha dan perdagangan termasuk pertumbuhan

jumlah penduduk yang mencapai 921.848 jiwa, dengan laju pertumbuhan

mencapai 8,27 % yang diakibatkan derasnya arus urbanisasi yang pada akhirnya

berpengaruh bagi kehidupan sosial - politik, budaya dan perekonomian

masyarakat.

Perkembangan tersebut sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten

Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 4 Tahun 1985 tentang Rencana Umum Tata

Page 76: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

64

Ruang Kota yang peruntukannya sebagai daerah industri, perumahan,

perdagangan, dan jasa dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional.

Dengan struktur Pemerintahan yang masih berbentuk Kota Administratif

sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Jawa Barat Nomor : 650/SK-39-Pemda/1983 tanggal 14 Maret 1983 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Wilayah Kota Administratif Tangerang,

mengalami berbagai kesulitan karena terbatasnya kewenangan pemerintah kota

pada waktu itu. Selanjutnya Surat Keputusan Gubernur tersebut dijabarkan

melalui Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tangerang Nomor :

188.45/SK.40-HUK/1984 tanggal 17 Maret 1984 tentang Pelimpahan Pelaksanaan

Tugas dan Kewenangan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tangerang kepada

Walikota Administratif Tangerang.

Dengan perubahan struktur Pemerintah Kota Administratif tetap tidak dapat

mendukung dinamika pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat Kota

Tangerang, terlebih lagi aparat Pemerintah Kota hanya berjumlah 737 orang yang

terdiri dari 331 PNS dan 406 status magang/honor daerah. Untuk itulah dalam

rangka menunjang pelaksanaan pembinaan dan pengelolaan Kota Administratif

diperlukan struktur Pemerintahan yang lebih tinggi dari status Kota Administratif

yaitu dengan membentuk daerah otonom Kotamadya Daerah Tingkat II yang

mengatur rumah tangganya sendiri.

Adapun Walikota Administratif Tangerang yang telah menjabat mulai

terbentuk Kota Administratif adalah :

1. Periode 1982-1986 : Bapak KARSO PERMANA, BA

Page 77: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

65

2. Periode 1986-1990 : Bapak Drs. H. YITNO

3. Periode 1990-1993 : Bapak Drs. H. DJAKARIA MACHMUD

Proses pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang diawali

dengan adanya aspirasi sejumlah tokoh masyarakat yang disampaikan kepada

Bpk. Drs. H. YITNO sebagai Walikota Administratif Tangerang kemudian

direstui oleh Bapak H. TADJUS SOBIRIN sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat

II Tangerang pada waktu itu, selanjutnya diproses melalui DPRD Kabupaten

Daerah Tingkat II Tangerang.

Proses pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang secara

keseluruhan berlangsung selama 5 tahun 8 bulan 27 hari yaitu sejak tanggal 1 Juni

1987 sampai dengan 28 Februari 1993 dan secara resmi Kotamadya Daerah

Tingkat II Tangerang menjadi Daerah Otonom Ke-25 di Jawa Barat dan Ke-312

se Indonesia. Selanjutnya Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang diresmikan

oleh Bapak Jenderal TNI (Pur) RUDINI (Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia) pada hari Minggu tanggal 28 Februari 1993 bertepatan dengan bulan

Suci Ramadhan 1413 H sekaligus melantik Bapak Drs. H. DJAKARIA

MACHMUD sebagai Pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II

Tangerang.

Satu tahun kemudian, berdasarkan hasil pemilihan DPRD Kotamadya

Daerah Tingkat II Tangerang Bapak Drs. H. DJAKARIA MACHMUD terpilih

sebagai Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tangerang yang pertama.

Adapun urutan Walikotamadya Kepala Derah Tingkat II Tangerang adalah

sebagai berikut :

Page 78: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

66

1. Tahun 1993 – 1998 : Bpk Drs. H. DJAKARIA MACHMUD

2. Tahun 1998 – 2003 : Bpk Drs. H. MOCH. THAMRIN

3. Tahun 2003 – 2013 : Bpk Drs. H. WAHIDIN HALIM

4. Tahun 2013 – Sekarang : Bpk H. ARIEF R. WISMANSYAH, B.Sc.,

M.Kes.

Demikian sejarah singkat berdirinya Kotamadya Daerah Tingkat II

Tangerang dan sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 22

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka

sebutan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang menjadi Kota Tangerang.

(www.tangerangkota.go.id)

Letak Geografis

Letak Kota Tangerang Secara gafis Kota Tangerang terletak pada posisi 106

36 - 106 42 Bujur Timur (BT) dan 6 6 - 6 Lintang Selatan (LS).

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluk Naga dan Kecamatan Sepatan

Kabupaten Tangerang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Curug,

Kecamatan Serpong dengan DKI Jakarta, sedangkan sebelah Barat berbatasan

dengan Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.

Letak Kota Tangerang tersebut sangat strategis karena berada di antara

Ibukota Negara DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Sesuai dengan Instruksi

Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang Pengembangan Jabotabek (Jakarta,

Page 79: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

67

Bogor, Tangerang, Bekasi), Kota Tangerang merupakan salah satu daerah

penyangga Ibukota Negara DKI Jakarta.

Kota Tangerang terdiri atas 13 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah

104 kelurahan. Dahulu Tangerang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten

Tangerang, kemudian ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif, dan

akhirnya ditetapkan sebagai kotamadya pada tanggal 28 Februari 1993. Sebutan

'kotamadya' diganti dengan 'kota' pada tahun 2001.

Pada saat pembentukan Kotamadya Tangerang, hanya terdiri dari 6

kecamatan, yaitu:

1. Kecamatan Batuceper (terdiri dari Kelurahan Neglasari, Selapajang Jaya,

Karangsari, Batujaya, Poris Gaga, Batuceper, Benda, Belendung, Jurumudi,

Pajang, Kedaung Wetan)

2. Kecamatan Tangerang (terdiri dari kelurahan Sukarasa, Sukasari, Tanah

Tinggi, Cikokol)

3. Kecamatan Cimone (terdiri dari kelurahan Pabuaran, Gerendeng, Pabuaran

Tumpeng, Bugel, Pasar Baru, Karawaci, Cimone, Karawaci Baru)

4. Kecamatan Ciledug (terdiri dari kelurahan Pedurenan, Sudimara Barat,

Sudimara Timur, Tajur, Paninggilan, Parung Serab, Larangan Utara, Larangan

Selatan, Cipadu, Kreo, Pondok Bahar, Karang Tengah, Karang Mulya)

5. Kecamatan Jatiuwung (terdiri dari kelurahan Periuk, Gembor, Gebang Raya,

Jatiuwung, Keroncong, Jatake, Pasir Jaya, Gandasari, Cibodas, Panunggangan

Barat)

Page 80: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

68

6. Kecamatan Cipondoh (terdiri dari kelurahan Poris Plawad, Cipete,

Panunggangan, Kunciran, Pinang, Gondrong, Petir, Cipondoh)

Pada tahun 2001, saat penyebutannya diganti dari "Kotamadya" menjadi

"Kota", dibentuk 7 kecamatan baru dan beberapa kelurahan baru yang merupakan

pemekaran dari kecamatan induknya. Kecamatan-kecamatan baru tersebut, yaitu:

1. Kecamatan Benda, merupakan pemekaran dari Kecamatan Batuceper yang

meliputi kelurahan:

a. Jurumudi

b. Jurumudi Baru (pemekaran dari kelurahan Jurumudi)

c. Belendung

d. Pajang

e. Benda

2. Kecamatan Cibodas, merupakan pemekaran dari Kecamatan Jatiuwung yang

meliputi kelurahan:

a. Jatiuwung

b. Uwung Jaya (pemekaran dari kelurahan Cibodas)

c. Cibodas

d. Cibodasari (pemekaran dari kelurahan Cibodas)

e. Cibodas Baru (pemekaran dari kelurahan Cibodas)

f. Panunggangan Barat.

3. Kecamatan Karangtengah, merupakan pemekaran dari Kecamatan Ciledug

yang meliputi kelurahan:

a. Karang Tengah

Page 81: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

69

b. Karang Mulya

c. Karang Timur (pemekaran dari kelurahan Karang Tengah)

d. Pedurenan

e. Pondok Pucung (pemekaran dari kelurahan Pedurenan)

f. Pondok Bahar

g. Parung Jaya (pemekaran dari kelurahan Pondok Bahar)

4. Kecamatan Larangan, merupakan pemekaran dari Kecamatan Ciledug yang

meliputi kelurahan:

a. Larangan Utara

b. Larangan Selatan

c. Larangan Indah (pemekaran dari kelurahan Larangan Utara)

d. Gaga (pemekaran dari kelurahan Larangan Selatan)

e. Cipadu

f. Cipadu Jaya (pemekaran dari kelurahan Cipadu)

g. Kreo Utara (dahulu kelurahan Kreo)

h. Kreo Selatan (pemekaran dari kelurahan Kreo)

5. Kecamatan Neglasari, merupakan pemekaran dari Kecamatan Batuceper yang

meliputi kelurahan:

a. Karangsari

b. Karanganyar (pemekaran dari kelurahan Karangsari)

c. Selapajang Jaya

d. Kedaung Wetan

e. Kedaung Baru (pemekaran dari kelurahan Kedaung Wetan)

Page 82: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

70

f. Neglasari

g. Mekarsari (pemekaran dari kelurahan Neglasari)

6. Kecamatan Periuk, merupakan pemekaran dari Kecamatan Jatiuwung yang

meliputi kelurahan:

a. Periuk

b. Periuk Jaya (pemekaran dari kelurahan Periuk)

c. Gebang Raya

d. Sangiang Jaya (pemekaran dari kelurahan Gebang Raya)

e. Gembor

7. Kecamatan Pinang, merupakan pemekaran dari Kecamatan Cipondoh yang

meliputi kelurahan:

a. Cipete

b. Pakojan (pemekaran dari kelurahan Cipete)

c. Panunggangan

d. Panunggangan Utara (pemekaran dari kelurahan Panunggangan)

e. Panunggangan Timur (pemekaran dari kelurahan Panunggangan)

f. Kunciran

g. Kunciran Indah (pemekaran dari kelurahan Kunciran)

h. Kunciran Jaya (pemekaran dari kelurahan Kunciran)

i. Pinang

j. Neroktog (pemekaran dari kelurahan Pinang)

k. Sudimara Pinang (pemekaran dari kelurahan Pinang)

Page 83: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

71

Adapun kelurahan baru yang dibentuk tetapi masih menjadi bagian dari

kecamatan induknya, yaitu:

1. Kecamatan Batuceper:

a. Batusari (dari kelurahan Batujaya)

b. Kebon Besar (dari kelurahan Batuceper)

c. Poris Gaga Baru (dari kelurahan Poris Gaga)

d. Poris Jaya (dari kelurahan Poris Gaga)

2. Kecamatan Ciledug:

a. Sudimara Jaya (dari kelurahan Sudimara Timur)

b. Sudimara Selatan (dari kelurahan Sudimara Barat)

c. Paninggilan Utara (dari kelurahan Paninggilan)

3. Kecamatan Cipondoh:

a. Poris Plawad Utara (dari kelurahan Poris Plawad)

b. Poris Plawad Indah (dari kelurahan Poris Plawad)

c. Kenanga (dari kelurahan Gondrong)

d. Ketapang (dari kelurahan Petir)

e. Cipondoh Indah (dari kelurahan Cipondoh)

f. Cipondoh Makmur (dari kelurahan Cipondoh)

4. Kecamatan Jatiuwung:

a. Alam Jaya (dari kelurahan Gembor)

b. Manis Jaya (dari kelurahan Jatake)

5. Kecamatan Karawaci:

a. Bojong Jaya (dari kelurahan Karawaci)

Page 84: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

72

b. Cimone Jaya (dari kelurahan Cimone)

c. Koang Jaya (dari kelurahan Pasar Baru)

d. Margasari (dari kelurahan Bugel)

e. Nambo Jaya (dari kelurahan Pabuaran Tumpeng)

f. Nusa Jaya (dari kelurahan Karawaci Baru)

g. Sukajadi (dari kelurahan Gerendeng)

h. Sumur Pacing (dari kelurahan Pabuaran)

6. Kecamatan Tangerang:

a. Sukaasih (dari kelurahan Sukarasa)

b. Kelapa Indah (dari kelurahan Cikokol)

c. Babakan (dari kelurahan Sukasari)

d. Buaran Indah (dari kelurahan Tanah Tinggi)

Demografi

Luas Kota Tangerang adalah 153.93 km2 (59.43 sq mi), dengan jumlah

penduduk sekitar 2.139.891 jiwa. Terdiri dari beberapa suku bangsa diantaranya

adalah Sunda, Jawa, Batak, Betawi, Tionghoa dan lain-lain serta beragam agama,

diantaranya adalah Islam (87,31%), Kristen Protestan (5,72%), Buddha (4,19%),

Katholik (2,74%), Hindu (0,18%), Konghucu (0,02%) dan aliran kepercayaan

(0,02%).

Tangerang juga memiliki jumlah komunitas Tionghoa yang cukup

signifikan, banyak dari mereka adalah campuran Tionghoa Benteng. Mereka

didatangkan sebagai buruh oleh kolonial Belanda pada abad ke 18 dan 19, dan

kebanyakan dari mereka tetap berprofesi sebagai buruh dan petani. Budaya

Page 85: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

73

mereka berbeda dengan komunitas Tionghoa lainnya di Tangerang: ketika hampir

tidak satupun dari mereka yang berbicara dengan aksen Mandarin, mereka adalah

pemeluk Confucianisme yang kuat dan tetap menjaga tempat-tempat ibadah dan

pusat-pusat komunitas mereka. Secara etnis, mereka tercampur, namun menyebut

diri mereka sebagai Tionghoa. Banyak makam Tionghoa yang berlokasi di

Tangerang, kebanyakan sekarang telah dikembangkan menjadi kawasan sub-

urban seperti Lippo Village.

Kawasan pecinan Tangerang berlokasi di Pasar Lama, Benteng Makassar,

Kapling dan Karawaci (bukan Lippo Village), dan Poris. Orang-orang dapat

menemukan makanan dan barang-barang berkhas China. Lippo Village adalah

lokasi permukiman baru. Kebanyakan penduduknya adalah pendatang, bukan asli

China Benteng.

4.1.2 Visi dan Misi Kota Tangerang

Visi

Terwujudnya Kota Tangerang yang Maju, Mandiri, Dinamis dan Sejahtera dengan

Masyarakat yang Berakhlakul Karimah.

Misi

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, akuntabel dan transparan didukung

dengan struktur birokrasi yang berintegritas, kompeten dan professional

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing tinggi.

3. Mengembangkan kualitas pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial

demi terwujudnya masyarakat yang berdaya saing di era globalisasi.

Page 86: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

74

4. Meningkatkan pembangunan sarana perkotaan yang memadai dan berkualitas.

5. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

bersih, sehat dan nyaman.

4.1.3 Struktur Pemerintahan Kota Tangerang

Gambar 4.1

Struktur Pemerintahan Kota Tangerang

Sumber: Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 13 Tahun 2014 tentang Organisasi

Perangkat Daerah

WALIKOTA

WAKIL WALIKOTA DPRD

Lembaga Lain Dinas Daerah Lembaga

Teknik Daerah

Asisten Tata

Pemerintahan

Asisten perekonomian, pembangunan

dan kesejahteraan

rakyat

Asisten Administrasi

Umum

Sekretariat DPRD

Kecamatan

Kelurahan

Sekretariat Daerah Staf Ahli

Keterangan :

: garis pertanggungjawaban

: garis lini

: garis koordinasi

Page 87: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

75

4.1.4 Gambaran Umum Program Tangerang Cerdas

4.1.4.1 Latar Belakang Program Tangerang Cerdas

Seiring dengan perkembangan teknologi yang hampir diseluruh bidang

bahkan tidak terkecuali dalam laporan dana bantuan personal pendidikan melalui

Tangerang Cerdas. Pada perkembangan ini memungkinkan seluruh kegiatan

dalam laporan dana bantuan personal melalui Program Tangerang Cerdas dapat

memanfaatkan teknologi informasi.

Di mana kebutuhan akan teknologi informasi berhubungan dengan peran

dari pengelolaan laporan dana bantuan personal pendidikan melalui program

Tangerang Cerdas sebagai program pendidikan yang diperlukan untuk membantu

membiayai kegiatan personal selama 12 (dua belas) bulan atau dua semester

sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan yang ditujukan pada peserta

didik yang kurang mampu untuk menunjang biaya pendidikannya agar satuan

pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan.

Walikota Tangerang melaunching dana bantuan melalui Program Tangerang

Cerdas pada 17 Agustus 2014 yang bertepatan dengan hari Kemerdekaan Negara

Indonesia, bagi peserta didik yang mendapat dana bantuan melalui Program

Tangerang Cerdas diberikan sebuah Kartu Tangerang Cerdas (KTC), di mana

biasanya nama-nama peserta didik yang menerima bantuan program Tangerang

Cerdas akan dipublikasikan di sekolah-sekolah sebagai bentuk transparansi agar

tepat sasaran dan mengena pada sasaran. Dari bantuan tersebut berupa

pembayaran SPP dan keperluan lainnya yang meliputi keperluan personal.

Page 88: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

76

Sumber dana yang digunakan untuk program Tangerang Cerdas berasal dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang.

Program Tangerang Cerdas merupakan bagian dari upaya peningkatan

Angka Partisipasi Kasar (APK) yang merupakan salah satu komponen dalam

Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Program ini sejalan dengan kebijakan

Pemerintah Pusat mengenai wajib belajar hingga 12 (dua belas) tahun.

4.1.4.2 Maksud dan Tujuan

Bantuan biaya personal pendidikan peserta didik melalui program Program

Tangerang Cerdas ini disusun untuk memberikan penjelasan latar belakang,

mekanisme dan ketentuan-ketentuan teknis pelaksanaanya dengan tujuan:

1) Memiliki persepsi yang sama tentang program pemberian Bantuan Biaya

Personal Pendidikan (BBPP) bagi peserta didik melalui Program Tangerang

Cerdas.

2) Menjabarkan secara operasional pemanfaatan pemberian Bantuan Biaya

Personal Pendidikan (BBPP) untuk kepentingan masyarakat tidak mampu pada

usia sekolah dasar sampai dengan menengah di Kota Tangerang.

3) Pemberian Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) untuk peserta didik

melalui Program Tangerang Cerdas dengan data yang cemat, akuntabel dan

tepat sasaran.

Page 89: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

77

4.1.4.3 Sasaran

Sasaran peserta didik yang dapat diusulkan sebagai calon penerima Program

Tangerang Cerdas adalah peserta didik warga Kota Tangerang dari keluarga tidak

mampu yang bersekolah di Kota Tangerang.

4.1.4.4 Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2009 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

4. Peraturan Wali (Perwal) Kota Tangerang Nomor 132 Tahun 2016 tentang

Perubahan Atas Perarturan Wali Kota Nomor 89 Tahun 2016 tentang Bantuan

Biaya Pendidikan Melalui Program Tangerang Cerdas.

4.1.4.5 Kriteria Siswa Miskin dan Persyaratan Penerima Bantuan

Biaya Personal Pendidikan (BBPP)

Untuk kepentingan pemenuhan kriteria program pemberian Bantuan Biaya

Personal Pendidikan (BBPP) bagi peserta didik SD/SDLB/MI,

SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/SMK/SMKLB/MA melalui Program

Tangerang Cerdas Tahun Anggaran 2014 harus memenuhi kriteria sebagai

berikut :

1. Tidak merokok dan atau mengkonsumsi narkoba.

2. Orang tua tidak memiliki penghasilan yang memadai

3. Menggunakan angkutan umum

Page 90: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

78

4. Daya beli untuk sepatu dan pakaian seragam sekolah/pribadi rendah

5. Daya beli untuk buku, tas, dan alat tulis rendah

6. Daya beli untuk konsumsi makan/jajan rendah

7. Daya pemanfaatan internet rendah

8. Tidak dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang berpotensi mengeluarkan

biaya

4.1.4.6 Unit Cost Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP)

Pemberian Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) bagi peserta didik

dari keluarga tidak mampu pada jenjang pendidikan SD/SDLB/MI,

SMP/SMPLB/MTS, SMA/SMALB/ SMK/SMKLB/MA melalui Program

Tangerang Cerdas didasarkan pada perhitungan besaran unit cost per peserta didik

per bulan untuk satu tahun anggaran sebagai berikut :

Adapun besaran dana bantuan yang diberikan, menurut catatan Dinas

Pendidikan Kota Tangerang, untuk SMP sebesar Rp 105 ribu, SMA Rp 200 ribu,

dan SMK sebesar Rp 300 ribu. Sementara, untuk siswa SD tidak diberikan karena

sudah terlebih dahulu mendapatkan bantuan dari Pemkot Tangerang.

4.1.4.7 Persyaratan dan Tahapan Proses Pengajuan Usulan

Kartu Tangerang Cerdas

1. Persyaratan calon penerima Bantuan Sosial Biaya Personal Pendidikan

melalui Program Tangerang Cerdas adalah sebagai berikut :

a. Warga Kota Tangerang dibuktikan dengan dokumen Kartu Keluarga

Penduduk Kota Tangerang.

Page 91: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

79

b. Diusulkan oleh Satuan Pendidikan, bagi peserta didik

SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/ MA dan SMK warga

DKI yang bersekolah di Kota Tangerang;

c. Diusulkan oleh Kasi Dikcam/Kantor Kemenag Kota, bagi peserta didik

SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/MA, dan SMK warga

Kota Tangerang.

d. Melampirkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Kelurahan.

2. Tahapan proses pengajuan Program Tangerang Cerdas sebagai berikut :

a. Pengajuan usulan Program Tangerang Cerdas melalui :

1) Satuan Pendidikan, untuk peserta didik warga Kota Tangerang yang

bersekolah di Kota Tangerang.

Peserta didik yang diusulkan Program Tangerang Cerdas wajib sudah

dilakukan verifikasi dan atau peninjauan lapangan.

2) Kasi Dikcam/Kantor Kemenag Kota, untuk peserta didik warga Kota

Tangerang yang bersekolah di luar Kota Tangerang.

Peserta didik yang diusulkan Program Tangerang Cerdas wajib sudah

dilakukan verifikasi dan atau peninjauan lapangan.

b. Daftar usulan kemudian diumumkan selama 7 hari kalender dengan cara

ditempel pada papan informasi sekolah/kelurahan/kecamatan untuk

mendapatkan tanggapan dari masyarakat (uji publik).

c. Bilamana ada pengaduan keberatan dari masyarakat terhadap peserta didik

yang diusulkan Program Tangerang Cerdas yang tertera dalam daftar

pengumuman, Kepala Sekolah dan Seksi Dikcam/Kantor Kemenag Kota

Page 92: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

80

melakukan verifikasi dan/atau peninjauan lapangan khusus terhadap

peserta didik yang diadukan karena dilaporkan berasal dari keluarga

mampu dan tidak layak mendapatkan Program Tangerang Cerdas.

d. Pengumuman calon penerima Program Tangerang Cerdas setelah

dilakukan verifikasi dan/atau peninjauan lapangan pasca terjadinya

pengaduan masyarakat, dilakukan selama 3 hari kalender .

e. Dilakukan rekapitulasi daftar usulan oleh :

1) Satuan Pendidikan, untuk peserta didik warga Kota Tangerang yang

bersekolah di Kota Tangerang.

Satuan Pendidikan selanjutnya menyerahkan rekapitulasi daftar usulan

kepada Suku Dinas Pendidikan.

2) Kasi Dikcam, untuk peserta didik SD, SMP, SMA, SMK warga Kota

Tangerang yang bersekolah di luar Kota Tangerang.

Kasi Dikcam selanjutnya menyerahkan rekapitulasi daftar usulan

kepada Suku Dinas Pendidikan.

3) Kantor Kemenag Kota/Kabupaten, untuk peserta didik MI dan MTs

warga Kota Tangerang yang bersekolah di luar Kota Tangerang.

Kantor Kemenag Kota/Kabupaten selanjutnya menyerahkan

rekapitulasi daftar usulan kepada Kanwil Kemenag.

4) Kanwil Kemenag, untuk peserta didik MA warga Kota Tangerang

yang bersekolah di luar Kota Tangerang.

f. Suku Dinas Pendidikan dan Kanwil Kemenag membuat surat usulan

tertulis calon penerima bantuan sosial biaya personal pendidikan untuk

Page 93: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

81

peserta didik dari keluarga tidak mampu melalui Program Tangerang

Cerdas kepada Dinas Pendidikan Provinsi Banten.

4.1.4.8 Proses Tahapan Penetapan Penerima Program Tangerang

Cerdas dan Penyaluran Bantuan Personal Pendidikan

1. Dinas Pendidikan menyampaikan hasil rekapitulasi dan usulan calon

Peserta Didik penerima Biaya Personal Pendidikan bagi Peserta Didik

dari keluarga tidak mampu berupa rekomendasi Kepada Wali Kota

Tangerang melalui Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dengan

tembusan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK).

2. Rekomendasi Dinas Pendidikan sebagai bahan pertimbangan untuk

menetapkan daftar penerima dan besaran bantuan Biaya Personal

Pendidikan bagi Peserta Didik dari keluarga tidak mampu.

3. Walikota Tangerang menetapkan daftar penerima dan besaran bantuan

Biaya Personal Pendidikan bagi Peserta Didik dari keluarga tidak

mampu dengan Keputusan Walikota.

4. Penyaluran bantuan Biaya Personal Pendidikan bagi Peserta Didik dari

keluarga tidak mampu didasarkan pada daftar penerima bantuan sosial

yang tercantum dalam Keputusan Walikota.

5. Pencairan bantuan sosial berupa uang dilakukan dengan cara

pembayaran langsung (LS).

6. Penyaluran bantuan Biaya Personal Pendidikan bagi Peserta Didik dari

keluarga tidak mampu penerima biaya personal pendidikan dilakukan

melalui rekening Peserta Didik pada Bank Jawa Barat.

Page 94: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

82

7. Penyaluran bantuan Biaya Personal Pendidikan bagi Peserta Didik dari

keluarga tidak mampu dilengkapi dengan bukti transfer yang

dikeluarkan oleh Bank Jawa Barat.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Humas Pemerintah Kota Tangerang

melakukan berbagai strategi dalam menyosialisasikan Program Tangerang Cerdas

diantaranya memberikan penyuluhan mengenai penggunaan Kartu Tangerang

Cerdas, memberikan latihan teknik pengoperasi Sistem Informasi Manajemen

Program Tangerang Cerdas, menyampaikan data siswa calon penerima Program

Tangerang Cerdas di 6 wilayah serta menjabarkan secara operasional

pemanfaatan Porgram Tangerang Cerdas untuk kepentingan masyarakat tidak

mampu pada usia SD hingga SMU di Kota Tangerang, dan tak terkalah penting

Humas Pemerintah Kota Tangerang juga menggunakan bentuk kegiatan yang

dipandang tepat guna menyosialisasikan Program Tangerang Cerdas kepada

masyarakat dengan melakukan talk show, iklan layanan masyarakat, road show,

dan konferensi pers. Dan hal tersebut terlihat jitu dan tepat sasaran. Ini artinya,

sosialisasi berhasil dan Program Tangerang Ceras bisa berjalan sampai sekarang

ini dan merupakan program unggulan dari Walikota Tangerang.

4.2 Hasil Penelitian

Dalam bagian ini, penelitiakan menguraikan hasil penelitian yaitu mengenai

Audit Public Relations Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam program

Tangerang Cerdas. Hasil penelitian didapatkan menggunakan teknik pengumpulan

data melalui wawancara mendalam, wawancara kelompok dan observasi.

Page 95: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

83

Penelitimenguraikan hasil penelitian dengan mengacu pada identifikasi masalah

yang penelitibuat yaitu perencanaan program Tangerang Cerdas sebagai proses

input kegiatan, pelaksanaan program sebagai proses output kegiatan dan hasil

akhir program sebagai outcome kegiatan.

4.2.1 Ketercapaian Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas Pada Proses Input

Kegiatan

Menurut Dody M. Gozali dalam bukunya “Communication Measurement:

Konsep dan Aplikasi Pengukuran Kinerja Public Relations”, pengertian tahapan

input dalam pengukuran komunikasi dalam komponen-komponen fisik seperti

pilihan media (misalnya event, publikasi,web dan sebagainya), konten (misalnya

teks dan foto) dan format. (Gozali, 2005: 27)

Dapat diartikan bahwa tahapan input ini merupakan pencernaan atau

rancangan dari suatu kegiatan atau program komunikasi yang nantinya ini akan

menjadi acuan atau pedoman dalam proses pelaksanaan kegiatan atau program

komunikasi tersebut.

Berdasarkan teknik yang digunakan penelitidalam Audit Public Relations

(PR) Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam program Tangerang Cerdas yaitu

analysis of Existing data, maka evaluasi pada tahap input ini akan dikelompokkan

berdasarkan bentuk data yang diperoleh yaitu data dokumentasi dan data in-depth

interview mencakup

Page 96: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

84

1. Latar belakang

Program Tangerang Cerdas yang digulirkan merupakan jaminan kepada

seluruh warga untuk bisa bersekolah tanpa masalah biaya. Realisasi dari

program Tangerang Cerdas adalah, Pemkot Tangerang memberikan bantuan

kepada pelajar dari tingkat SD hingga SMA/SMK berupa pembayaran SPP

dan keperluan lainnya meliputi sepatu, seragam sekolah, tas sekolah dan

penunjang proses belajar mengajar.

Informan 1 memberikan jawaban yang relevan dengan data

dokumentasi Humas Pemerintah Kota Tangerang, terkait dengan Humas

Pemerintah Kota Tangerang dalam menyosialisasikan Program Tangerang

Cerdas.

“Tangerang Cerdas sebagai salah satu program andalan untuk

menggenjot kualitas pendidikan formal dan nonformal. Tangerang

Cerdas membantu siswa-siswi yang kurang mampu untuk

menunjang biaya pendidikannya.”

Dalam hal ini, Pemerintah Kota Tangerang selektif menyortir

siswa/siswi penerima Kartu Tangerang Cerdas berdasarkan data yang diterima

atau adanya laporan dari Ketua RT/RW setempat, yang mengetahui kondisi

dan keadaan orangtua anak penerima Kartu Tangerang Cerdas. Selain itu,

untuk pendidikan nonformal Pemkot Tangerang akan fokus melakukan

pelatihan-pelatihan ke masyarakat, termasuk mengalokasikan anggaran untuk

itu.

Hal senada juga diungkapkan oleh Informan 2, di mana mereka

mengatakan bahwa program unggulan ini dilaksanakan karena berdasarkan

Page 97: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

85

pertimbangan akan pentingnya warga miskin di Kota Tangerang untuk

bersekolah tanpa dibebani biaya alias gratis dan masyarakat merasa senang.

“Sikap masyarakat terhadap Program Tangerang Cerdas pada

dasarnya masyarakat senang, dan masyarakat mendukung dan

mengapresiasi langkah Walikota Tangerang sebagai sikap yang

brilian, yang selalu mementingkan dan menjunjung tinggi dunia

pendidikan di Kota Tangerang.”

Sikap masyarakat terhadap Kartu Tangerang Cerdas beragam dan ini

memberikan pemaparan spesifik terhadap langkah Jokowi berkenaan

dengan program Kartu Tangerang Cerdas. Kartu Tangerang Cerdas sudah

berpikir untuk menjadikan Kartu Tangerang Cerdas sebagai program

nasional. Hal tersebut disampaikan oleh Walikota Tangerang ketika

mengunjungi beberapa sekolah yang tersebar di Kota Tangerang.

Walikota Tangerang memperkirakan dengan anggaran pendidikan

yang 20 persen. Bisa dilakukan karena apa, kita lihat baik di SMP dan SD

sangat dibutuhkan sekali. Walikota Tangerang mengatakan, Kartu

Tangerang Cerdas sangat dibutuhkan oleh anak-anak terutama dari keluarga

yang tidak mampu. Pasalnya, selama ini banyak orang tua yang tidak

memahami biaya pendidikan. Padahal, biaya pendidikan sangat banyak.

Masalah tas, buku seragam. Kita punya anak tidak punya seragam, mau

disuruh sekolah. Itu hal sepele, kita tidak lihat di lapangan.

Menurut Walikota Tangerang, sistem di sebuah kota atau provinsi

sama saja, tetapi permasalahannya adalah apakah ada niat untuk mengubah

atau tidak. Dengan demikian, sistem yang diterapkan untuk Kartu

Page 98: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

86

Tangerang Cerdas ini diharapkan bisa menjadi tolak ukur sistem nasional

dalam mendengar keinginan masyarakat dalam persoalan pendidikan.

Manajemen sistem sama saja hanya kita mau atau tidak mau.

Artinya ada manajemen sistem nasional yang mendengar keinginan dari

anak-anak tidak mampu.

Informan 1 menjelaskan bahwa sebelum pemberian Kartu

Tangerang Cerdas, terlebih dahulu siswa diberikan pengarahan atau

sosialisasi terkait dengan Program Tangerang Cerdas.

“ada, sosialisasi disampaikan oleh Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Tangerang yang diadakan di sekolah”

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menghindari adanya

manipulasi data dari pihak sekolah kepada kami di Dinas Pendidikan.

Verifikasi dilakukan guna mengecek kembali data siswa penerima yang

meninggal atau pindah sekolah. Berdasarkan anggaran yang diberikan oleh

Pemerintah Kota Tangerang, masyarakat diminta agar sungguh-sungguh

untuk belajar dan berharap siswa penerima Kartu Tangerang Cerdas lebih

semangat lagi dalam belajar dan juga bisa meraih prestasi setinggi-

tingginya.

Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan melakukan Sosialisasi dan Verifikasi Data Penerima Bantuan

Program Tangerang Cerdas, Tingkat SMP/MTs Negeri dan Swasta Se-Kota

Tangerang. Sosialisasi ini dianggap perlu dilakukan karena dalam

pelaksanaan terdapat beberapa penyesuaian tehadap Program Tangerang

Cerdas sebagaimana diatur dalam Peraturan Wali (Perwal) Kota

Page 99: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

87

Tangerang Nomor 132 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Perarturan

Wali Kota Nomor 89 Tahun 2016 tentang Bantuan Biaya Pendidikan

Melalui Program Tangerang Cerdas.

Dengan adanya program Tangerang Cerdas, maka siswa merasa tidak

terbebani dan bisa memanfaatkan Kartu Tangerang Cerdas untuk keperluan

sekolah. Hal ini senada dengan pendapat informan 1.

“Pada dasarnya perilaku siswa setelah mendapatkan Kartu

Tangerang Cerdas terlihat senang, sumringah dan antusias sekali,

mengingat mereka bisa menggunakan Kartu Tangerang Cerdas ini

untuk beli seragam, buku dan sepatu.”

Siswa antusias dan semangat setelah mendapatkan Kartu Tangerang

Cerdas. Perilaku ini muncul ketika peluncuran Kartu Tangerang Cerdas.

Mekanisme penyaluran dan penggunaannya terus dimatangkan. Pemerintah

Kota Tangerang yakin bahwa kartu ini akan menjadi terobosan untuk

mendidik peserta didik secara lebih luas.

Kartu Kartu Tangerang Cerdas akan disalurkan dengan tepat sasaran.

Hal itu dimungkinkan karena data siswa miskin yang diperoleh merujuk pada

usulan sekolah sebagai pihak yang paling mengetahui kategori siswa dari sisi

finansial.

Pemerintah Kota Tangerang bisa pastikan kartu ini disalurkan tepat

sasaran karena yang diberikan adalah yang diusulkan oleh sekolah. Seleksi

dan verifikasi data dalam pembuatan Kartu Jakarta Pintar juga sangat ketat.

Sedikitnya ada 24 kolom data yang harus diisi oleh siswa para calon penerima

kartu tersebut, mulai dari nama yang tak boleh disingkat, asal sekolah, dan hal

lain yang dipertimbangkan mampu menjaring target secara tepat dan akurat.

Page 100: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

88

Setelah memastikan tepat sasaran, tugas penting lainnya adalah

menjamin kartu tersebut dapat digunakan secara tepat sesuai peruntukannya,

yakni menutup biaya personal masing-masing peserta didik. Kebutuhan itu

meliputi pembelian seragam, buku tulis/cetak, dan biaya transportasi.

Sadar akan hal itu, Pemerintah Kota Tangearng telah menyiapkan

solusinya. Pemerintah Kota Tangerang dalam hal ini melibatkan sekolah dan

orangtua untuk memberi pemahaman kepada siswa terkait cara memanfaatkan

Kartu Tangerang Cerdas. Sekolah dan orangtua juga diminta melakukan

pengawasan.

Dengan adanya Kartu Tangerang Cerdas, siswa bisa memenuhi

kebutuhan sekolah secara berdaya guna. Hal ini senada dengan pendapat

Informan 2.

“Manfaatnya banyak, untuk membeli kebutuhan sekolah baik

baju sekolah (seragam), alat tulis, sepatu, dan lain-lain.

Bantuan yang diberikan guna mendanai biaya personal dan biaya SPP

untuk peserta didik yang nama tercantum dalam data BPS, khususnya kepada

siswa didik terverifikasi kurang lebih ada 2076 orang peserta didik miskin

yang berhak mendapatkan bantuan biaya pendidikan periode Juli – Desember

2017, mereka semua berasal dari 69 SMP/MTs Negeri maupun Swasta di Kota

Tangerang, yang terbagi dalam 4 Rayon. Penerima KTC ini mengalami

perubahan yang signifikan, karena dari data siswa miskin penerima KTC pada

periode Januari – Juni 2017, dalam tahun anggaran yang sama, sebelumnya

hanya ada 1000 orang peserta didik dari 67 sekolah SMP/MTs Negeri maupun

Swasta dengan Rayan yang sama.

Page 101: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

89

Berdasarkan uraian dan paparan tersebut di atas, jelas bahwa seluruh

anak-anak di Kota Tangerang telah terjamin dan bisa bersekolah tanpa adanya

masalah biaya sebab telah ditanggung oleh Pemerintah Kota Tangerang.

Untuk menjalankan program Tangerang Cerdas, Pemerintah Kota Tangerang

telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 80 Miliar yang bersumber dari

APBD Kota Tangerang.

2. Tujuan program

Dalam setiap pembuatan program, pastilah memiliki tujuan positif yang

ingin dicapai oleh pelaksana melalu program tersebut. Tujuan merupakan

target yang menjadi alat ukur keberhasilan atau kegagalan program sesuai

sasaran yang diharapkan dan direncanakan ketiga program ini dibentuk. Perlu

diketahui bahwa program ini merupakan program unggulan dalam dunia

pendidikan di Kota Tangerang.

Dari hasil wawancara dengan informan 1, peneliti mendapatkan

penjelasan bahwa tujuan dari program Tangerang Cerdas secara umum sama

dengan tujuan awal, di mana dengan kehadiran Program Tangerang Cerdas

diharapkan anak dari masyarakat yang tidak mampu bisa bersekolah dan lebih

bisa berdaya dan mandiri dan telah disosialisasikan ke publik atau masyarakat.

“Program Kartu Tangerang Cerdas merupakan program publik

yang diperuntukkan bagi siswa yang tidak mampu, dan program

Kartu Tangerang Cerdas merupakan terobosan Walikota

Tangerang dalam dunia pendidikan. Dan Walikota Tangerang

mewanti-wanti agar Kartu Tangerang Cerdas ini bisa digunakan

untuk kebutuhan dasar pendidikan. Kebutuhan dasar pendidikan

yang dimaksud mencakup : seragam, sepatu, dan tas sekolah,

biaya transportasi, makanan serta biaya ekstrakurikuler.”

Page 102: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

90

Program publik terkait Kartu Tangerang Cerdas dianggap merupakan

terobosan baru dan tepat guna. Tepat guna adalah tantangan terbesarnya. Di

sinilah tugas sekolah dan orangtua untuk menjelaskan cara penggunaannya.

Ini terkait dengan pengelolaan diri dan pengelolaan keuangan.

Penggunaan kartu ini juga akan membuat siswa dari keluarga miskin

memiliki kesempatan untuk dekat dengan teknologi perbankan. Hal itu karena

kartu tersebut dikeluarkan dalam format ATM Bank Jawa Barat (BJB) dan

setiap siswa akan memiliki personal identity number (PIN) yang berbeda-

beda.

Di sinilah letak pendidikan dalam arti luas, anak-anak dari keluarga

miskin akan semakin ramah dengan teknologi banking. Tugas Bank DKI

untuk mendekatkan mesin ATM dengan permukiman padat. Dalam

perkembangan berikutnya, Pemerintah Kota Tangerang berencana

memberikan kartu ini untuk peserta didik ke jenjang dasar sampai menengah.

Hal senada juga disampaikan oleh informan 1 terkait dengan strategis

Humas Kota Tangerang dalam menyosialisasikan Program Tangerang Cerdas.

“Strategi Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam

menyosialisasikan program Kartu Tangerang Cerdas adalah talk

show / dialog interactive melalui media televisi dan radio, iklan

layanan masyarakat, road show dan konferensi Pers.”

Strategi Humas Pemerintah Kota Tangearng dalam menyosialisasikan

Kartu Tangerang Cerdas dirasa sangat signifikan dan memiliki tendensi yang

luas terhadap keberhasilan program pendidikan di Kota Tangerang. Dinas

Pendidikan Kota Tangearng mengaku telah melakukan uji publik terhadap

peserta penerima Kartu Kartu Tangerang Cerdas. Uji publik ini untuk

Page 103: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

91

mengetahui layak atau tidaknya calon penerima Kartu Tangerang Cerdas

menerima kartu tersebut.

Setelah memberikan surat keterangan tidak mampu (SKTM), uji publik

dengan dipampang nama-namanya di sekolah dan wilayah Kota Tangarang.

Sehingga, masyarakat termasuk pihak sekolah bisa menilai apa mereka

memang benar-benar tidak mampu atau tidak.

Dalam prosesnya masyarakat dapat ikut mengawasi pelaksanaan dan

penggunaan Kartu Tangerang Cerdas. Masyarakat berhak menilai, agar benar-

benar kepada orang yang tepat dan digunakannya juga tepat. Pemerintah Kota

Tangerang telah membagikan Kartu Tangerang Cerdas untuk siswa SD, SMP,

SMA dan siswa sederajat, dalam dua tahap.

Di sisi lain, informan 2 juga melakukan tindakan dan komunikasi yang

dilakukan Humas Pemerintah Kota Tangerang terkait dengan sosialisasi Kartu

Tangerang Cerdas, di mana berbagai pihak juga turun ke lapangan dengan

melakukan penyuluhan dan sosialisasi.

“Tindakan Pemerintah Kota Tangerang dalam

menyosialisasikan Kartu Tangerang Cerdas adalah dengan terjun

langsung ke masyarakat guna memberikan pemahaman

mengenai penggunaan kartu Kartu Tangerang Cerdas,

memberikan latihan atau penyuluhan berkenaan dengan Sistem

Informasi Manajemen Kartu Tangerang Cerdas menyampaikan

data siswa calon penerima Kartu Tangerang Cerdas di beberapa

wilayah Kota Tangerang.

Ini artinya bahwa tindakan komunikasi yang dilakukan Pemerintah

Kota Tangerang dalam melakukan sosialisasi Kartu Tangerang Cerdas dirasa

sudah tepat. Dan ini merupakan kebijakan Walikota Tangerang dalam dunia

pendidikan.

Page 104: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

92

Rangkaian program pembangunan Kota Tangerng yang dirancang

pasangan tersebut sejak masa kampanye mereka yang dikenal dengan "Kota

Tangerang" perlahan mulai diwujudkan melalui langkah-langkah nyata.

Menyikapi langkah Pemerintah Kota Tangerang dalam melakukan

penilaian dan persiapan atas program Tangerang Cerdas, tentunya banyak hal

yang perlu diperhatikan, seperti apa yang diungkapkan oleh informan 2.

“Pemerintah Kota Tangerang melakukan penilaian atas

persiapan program Kartu Tangerang Cerdas dengan tujuan agar

pada saat launching Kartu Tangerang Cerdas apa yang diberikan

dan disampaikan tepat sasaran, ini artinya bahwa persiapan

program Kartu Tangerang Cerdas ini dilakukan secara matang

agar kedepannya Kartu Tangerang Cerdas ini bisa berjalan sesuai

dengan harapan kita semua.”

Dalam hal ini, Pemerintah Kota Tangerang melakukan penilaian atas

progam Kartu Tangerang Cerdas ini diamksudkan agar berbagai pelanggaran

atas Kartu Tangerang Cerdas ini bisa dideteksi dan bisa diminimalisir.

Mengingat Dana bantuan untuk pelajar keluarga miskin kini mulai

tersosialisasi dengan baik dan diluncurkan dengan sukses.

Meski jumlah siswa penerima Kartu Tangerang Cerdas mengalami

peningkatan, Pemerintah Kota Tangerang tidak begitu saja puas. Dia mengaku

akan terus melakukan sosialisasi terhadap program ini, agar dana bantuan

sampai kepada yang berhak menerimanya, data yang digunakan dalam

pemberian Kartu Tangerang Cerdas ini berbeda dengan data saat pemberian

beasiswa Rawan Putus Sekolah (RPS).

Page 105: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

93

Pemerintah Kota Tangerang sudah tidak menggunakan data itu karena

sebagian siswa kan sudah lulus sekolah. Jadi, kita ada perbaruan data siapa

saja siswa yang layak dapat Kartu Tangerang Cerdas ini.

Seperti yang dijelaskan di awal, bahwa komunikasi disampaikan secara

dua arah, baik bagian Humas dan siswa penerima kartu Tangerang Cerdas,

seperti yang dijelaskan oleh informan 2.

“Komunikasi yang disampaikan Pemerintah Kota Tangerang

terkait dengan program Kartu Tangerang Cerdas adalah pertama-

tama Pemerintah Kota Tangerang menyampaikan akan ada

launching program Kartu Tangerang Cerdas, kedua, melakukan

penyaringan terhadap siswa yang berhak mendapat Kartu

Tangerang Cerdas, dan ketiga menyosialisasi terhadap orang tua

siswa akan manfaat Kartu Tangerang Cerdas bagi siswa dan

keempat membagikan Kartu Tangerang Cerdas kepada siswa

yang berhak menerimanya.”

Berdasarkan hal tersebut, tentunya komunikasi terkait dengan Kartu

Tangerang Cerdas terus dilakukan oleh banyak pihak tak terkecuali Humas

Pemerintah Kota Tangerang, ini dengan tujuan agar program Kartu

Tangerang Cerdas bisa berhasil dan tepat sasaran, mengingat jumlah

penerima Kartu Tangerang Cerdas di Kota Tangerang membengkak dari

yang diperkirakan. Jumlah tersebut mengacu pada data siswa rawan putus

sekolah (RPS) yang dikeluarkan Sudin Pendidikan Menengah Kota

Tangerang.

Jumlah penerima Kartu Tangerang Cerdas di Kota Tangerang masih

bisa terus bertambah mengingat sudah banyak pengajuan Kartu Tangerang

Cerdas yang masuk. Pihaknya, juga akan membuat sistem pengawasan

terpadu bagi pengguna mulai dari tingkat seksi pendidikan di tingkat

Page 106: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

94

kecamatan hingga RT/RW. "Jadi jika terjadi pelanggaran bisa langsung

ditindak.

Pemberian sanksi, dilakukan jika pemakaian Kartu Tangerang

Cerdas tidak tepat guna. "Jadi, kalau Kartu Tangerang Cerdas dipakai

keluarga buat modal dagang maka akan kami cabut. Tapi, dia bisa

mengajukan kembali, asal tidak mengulang kesalahan. Tak hanya itu, jika

siswa ketahuan merokok, tawuran, mabuk-mabukan, maka Kartu Tangerang

Cerdas-nya juga akan kami cabut dan tidak bisa mengajukan kembali.

Hal yang perlu dimengerti bahwa Program Tangerang Cerdaspun menjadi

bagian dari upaya peningkatan angka partisipasi kasar (APK) yang

merupakan salah satu komponen dalam Indeks Pembangunan Manusia

(IPM).

Tak hanya itu saja, Program Tangerang Cerdas pun sejalan dengan

kebijakan pemerintah pusat mengenai wajib belajar hingga 12 tahun.

"Artinya, program ini sejalan dengan yang diinginkan pemerintah pusat. Di

Kota Tangerang, seluruh siswa telah di jamin biaya sekolahnya.

3. Rancangan Kegiatan

Berjalannya suatu program atau kegiatan dengan lancar dan sesuai

rencana, tentulah menjadi sesuatu yang diinginkan dalam pelaksanaan suatu

program yang telah dibuat. Oleh karena itu dibuat atau diperlukan suatu

rencangan kegiatan atau kerangka kerja sebagai acuan untuk mengetahui apa

saja yang harus dilakukan saat pelaksanaan program. Dengan melaksanakan

Page 107: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

95

kegiatan sesuai dengan perencanaan awal di kerangka kerja, besar

kemungkinan semua tujuan dari program tersebut akan lebih mudah tercapai.

Point pertama yang menjadi rancangan kegiatan program Audit Public

Relations (PR) Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Tangerang

Cerdas adalah survei lokasi dan penerima manfaat kartu Tangerang Cerdas.

Dari hasil wawancara ke informan 1, didapat bahwa implementasi

pelaksanaan Kartu Tangerang Cerdas dalam rangka rancangan kegiatan awal

saat melakukan survey lokasi dan penerima manfaat.

“Penerima manfaat bagi siswa yang mendapatkan Kartu

Tangerang Cerdas adalah berdasarkan data BPS, khususnya

kepada siswa didik terverifikasi kurang lebih ada 2076 orang

peserta didik miskin yang berhak mendapatkan bantuan biaya

pendidikan periode Juli – Desember 2017, mereka semua berasal

dari 69 SMP/MTs Negeri maupun Swasta di Kota Tangerang,

yang terbagi dalam 4 Rayon. Penerima KTC ini mengalami

perubahan yang signifikan, karena dari data siswa miskin

penerima KTC pada periode Januari – Juni 2017, dalam tahun

anggaran yang sama, sebelumnya hanya ada 1000 orang peserta

didik dari 67 sekolah SMP/MTs Negeri maupun Swasta dengan

Rayan yang sama.”

Perlu diketahui bahwa Jumlah siswa yang masuk dalam program

Tangerang cerdas yakni sebanyak 45 ribu orang terdiri dari tingkat SD hingga

SMA/SMK. Pemberian dana bantuan dari Pemkot Tangerang kepada

penerima program tangerang cerdas, dilakukan melalui sekolah masing -

masing. Nantinya, setiap siswa yang masuk dalam program tangerang cerdas

akan diberikan sebuah kartu Tangerang Cerdas (KTC). Sementara itu, dana

yang diberikan dalam program tangerang cerdas di setiap tingkatakn yakni

Page 108: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

96

untuk SD Rp100 ribu per bulan, SMP Rp 150 per bulan, SMA Rp 200 ribu per

bulan dan SMK Rp 300 ribu per bulan.

Senada dengan informan ke-1 bahwa yang pertama kali dilakukan

adalah melakukan survei baru kemudian baru masuk ke kegiatan selanjutnya

yaitu memberikan pelatihan atau training kepada para penerima manfaat:

“Sebelumnya pasti kita menyiapkan kerangka kerja dulu ya, kemudian

kita melakukan survey, lalu kita evaluasi, trus kita adakan semacam

pelatihan atau training dulu agar si penerima manfaat ini bisa

menggunakan Kartu Tangerang Cerdas ini yang sesuai dengan SOP nya

lah ya tentang penggunaan dan pemanfaatannya.”

Adapun untuk mencari calon penerima manfaat dari Kartu Tangerang

Cerdas untuk dikemudian diberikan pelatihan, informan ke-2 mengatakan

bahwa Kartu Tangerang Cerdas ini tidak serta merta diberikan kepada

sembarang orang tapi melalui evaluasi yang ketat.

“Kartu Tangerang Cerdas diberikan melalui data konkrit yang

dikeluarkan oleh Humas Pemerintah Kota Tangerang berdasarkan data

BPS, khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu”.

Hal serupa dijelaskan pula oleh informan ke-1 yang menjelaskan bahwa

pemilihan calon peneriman manfaat Kartu Tangerang Cerdas ini dilakukan

dengan melalui seleksi ketat ole pemerintah bekerja sama dengan instansi

terkait (kelurahan).

“…Jadi begini, peminatnya banyak, nah dari data masuk itu kita

seleksi kembali berdasarkan data yang ada dan konkrit adanya, tidak

asal. Jadi disaring mana yang benar-benar sebagai penerima manfaat

yang sebenarnya.”

Informan ke-1 mengungkapkan bahwa setelah penerima manfaat

tersebut sudah terpilih, langkah selanjutnya adalah penyerahan Kartu

Page 109: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

97

Tangerang Cerdas, sambil memberikan pengarahan. Tidak selesai sampai di

situ, ia juga menjelaskan bahwa setelah penyerahan Kartu Tangerang Cerdas,

para penerima manfaat juga tetap diberikan pelatihan dan pendampingan.

“selanjutnya itu kita memberikan Kartu Tangerang Cerdas itu ke

yang berhak menerima berdasarkan data yang valid, sambil terus

kita dampingi dan kasih pelatihan-pelatihan tentang cara

penggunaan, pemanfaatan, sehingga Kartu Tangerang Cerdas ini

menjadi berdaya guna”

Jika melihat semua jawaban yang dipaparkan oleh para informan, peneliti

menilai bahwa semua pelaksanaan program Tangerang Cerdas memiliki

persepsi yang sama mengenai rancangan kegiatan program.

4.2.2 Ketercapaian Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas Pada Proses

Output Kegiatan

Menurut Dodi M. Gozali dalam bukunya yang berjudul “Communication

Measurement: Konsep dan Aplikasi Pengukuran Kinerja Public Relations”,

pengertian tahapan output dalam pengukuran komunikasi adalah “materi-materi

fisik dan kegiatan-kegiatan yang diproduksi (misalnya publisitas media, event,

publikasi, intranet dan sebagainya), serta untuk menghasilkan (tulisan, rancangan

dan sebagainya). (Gozali, 2005: 27)

Setelah setelah melihat ketercapaian pada tahap input, maka masuklah

pada tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi pada

tahap ini bisa disebut denga tahap evaluasi output yang dilakukan untuk

mengevaluasi kesuksesan jalannya program tersebut.

Page 110: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

98

Seperti yang dijelaskan dalam Pyramid Model of PR Research, bahwa

dalam melaksanakan evaluasi program public relations, proses evaluasi tidak

boleh dilakukan setengah-setengah, melainkan harus dimulai dari awal program

tersebut dibentuk, yaitu ketika manajemen baru mulai menyusun tujuan awal

program atau disebut sebagai tahap perencanaan/input, berlanjut pada tahap

pelaksanaan/output, hingga tahap hasil akhir (outcome).

Penelitimelihat bahwa dalam pelaksanaannya, terkait Audit Public

Relations (PR) Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam program Tangerang

Cerdas, Pemerintah Kota Tangerang telah melaksanakan program ini dengan

perencanaan dengan baik dan matang, akan tetapi dalam keberlangsungannya

tetap saja ada hal-hal yang nyatanya luput dari perhatian pihak pelaksana,

berdasarkan hasil wawancara dengan para penerima manfaat, penelitimenemukan

bahwa dalam pelaksanaannya, pelatihan yang diberikan oleh pihak pelaksana

sudah cukup baik dan bermanfaat untuk keberlangsungan kegiatan atau program

Tangerang Cerdas sampai kepada pihak yang benar-benar membutuhkan.

Peneliti juga menemukan bahwa meskipun hasil dari kegiatan ini

memenuhi harapan, namun pada dasarnya para penerima kartu Tangerang Cerdas

merasa puas dan merasa terbantu dengan adanya Tangerang Cerdas ini.

Berdasarkan paparan dari wawancara informan 1, didapat bahwa

pelaksanaan Program Tangerang Cerdas menjadi program unggulan dan sebagai

wujud nyata kepedulian pemerintah Kota Tangerang dalam bidang pendidikan.

“Program Tangerang Cerdas menjadi wujud nyata kepedulian

Pemerintah Kota Tangerang dalam bidang pendidikan, dan

diharapkan warga miskin bisa mengenyam pendidikan tanpa

memikirkan biaya karena semua sudah ditanggung pemerintah,

tentunya penerima manfaat ini berdasarkan data BPS pemerintah.”

Page 111: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

99

4.2.3 Ketercapaian Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas Pada Proses Outcome

Kegiatan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa outcome merupakan

dampak yang diharapkan timbul pada target dan merupakan tujuan utama dari

keseluruhan program yang telah dilaksanakan yang juga mewakili tujuan dari

program ini. Dampak tersebut dapat berupa perubahan sikap, perubahan

pengetahuan ataupun perubahan perilaku ke arah yang diharapkan oleh

Pemerintah Kota Tangerang. Tahapan outcome dalam pengukuran komunikasi

menurut Dodi M. Gozali adalah dampak-dampak komunikasi, baik terhadap sikap

maupun perilaku. (Gozali, 2005: 27)

Mengukur ketercapaian tahap outcome dari sebuah program berarti

mengevaluasi tercapai atau tidaknya tujuan besar dari program tersebut, di mana

dalam hal ini, program Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam program Tangerang Cerdas memiliki tujuan yang besar dan

jangka panjang.

Untuk mengevaluasi tahap outcome ini, model audit komunikasi Pyramid

Model of PR Research menawarkan beberapa teknik yang dapat digunakan, salah

satunya adalah in-depth interview. Teknik tersebutlah yang dipilih oleh

penelitidengan tujuan dapat mengerti alasan di balik sikap, tingkah laku dan

kepercayaan dari narasumber setelah dilaksanakannya program Audit Public

Relations (PR) Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam program Tangerang

Cerdas sekaligus untuk melihat pencapaian dari tujuan besar program tersebut.

Page 112: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

100

Yang diukur dalam tahap ini adalah perubahan pengetahuan, sikap,

tingkah laku dan kepercayaan dari penerima manfaat program Tangerang Cerdas

ke arah yang diharapkan oleh banyak pihak, terealisasi sesuai rencana.

Dalam kaitannya dengan wawancara dengan informan 1, peneliti melihat

bahwa tujuan besar dari program ini dikatakan cukup berhasil. Karena dengan

adanya program ini para penerima manfaat merasa sangat dibantu untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut dibuktikan dengan pernyataan

informan 2 yang menyatakan bahwa program ini sangat membantu dan mereka

merasa senang mendapatkan manfaat dari Program Tangerang Cerdas.

“Program ini sangat membantu banget untuk masyarakat kecil

seperti kami, ini sangat membantu saya dan keluarga saya,

...program ini sangat bagus, sangat bagus. Kalau keluarga saya

mendapatkan program ini sampai ke jenjang SLTA, mengingat anak

saya masih didukung di bangku MTS/SMP.”

Di sisi lain, menurut informan ke-1 hasil implementasi program Tangerang

Cerdas di Kota Tangerang menjadi barometer atau tolok ukur program-program

lainnya yang akan dan sudah dijalankan di Kota Tangerang.

“Keberhasilan suatu penerapan program Kartu Tangerang Cerdas

selalu berafiliasi terhadap kondisi pendidikan di Kota Tangerang.

Dan diharapkan pendidikan Kota Tangerang menjadi pelopor

pendidikan di Indonesia. Dan yang terpenting penerapan program

Kartu Tangerang Cerdas ini selalu diawasi atau adanya pengawasan

dari dinas terkait atau dari Pemerintah Kota Tangerang secara

langsung, sehingga berbagai masukan terhadap Kartu Tangerang

Cerdas bisa ditampung dan diterima, dan bisa diketahui kelebihan

dan kelemahan Kartu Tangerang Cerdas sehingga bisa dipelajari dan

dicari solusi yang terbaik.”

Hasil dari implementasi program Kartu Tangerang Cerdas dilakukan sebagai

bentuk kepedulian pemerintah terhadap dunia pendidikan, khususnya yang terjadi

di Kota Tangerang. Dan yang terpenting, Pemerintah Kota Tangerang akan

Page 113: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

101

mengawal dan selalu mengontrol penggunaan KJP dalam waktu tiga bulan

kedepan. Dikatakannya, hal tersebut perlu dilakukan untuk melihat apa saja yang

masih menjadi kekurangan dalam program tersebut.

Program Tangerang Cerdas ini perlu dievaluasi agar maksud dari program

ini tidak melenceng dari yang kami inginkan. Tiga bulan akan kelihatan dimana

kekurangannya. Pemerintah Kota Tangerang juga menyediakan tim khusus untuk

mengontrol penerapan Kartu Tangerang Cerdas. Hal itu sangat perlu sebagai

bagian dari manajemen kontrol.

Selain itu, pada saat pihaknya melakukan sosialisasi tentang masalah

pendidikan ini ada temuan dari masyarakat terutama menyangkut program Kartu

Tangerang Cerdas yang merupakan kebijakan dari Walikota Tangerang.

Sesuai pendapat informan 1, bahwa hal yang tak terkalah penting terkait

hasil dari Program Tangerang Cerdas adalah langkah konkrit sehingga program

ini berjalan dan berhasil tentunya.

“…. hasil yang didadapat setelah meluncurkan program Kartu

Tangerang Cerdas, siswa dari latar belakang ekonomi yang tidak

mampu bisa memenuhi kebutuhan sekolah seperti beli sepatu, beli

seragam, beli tas dan lain-lain. Ini artinya ada manfaat positif yang

didapatkan siswa setelah bergulirnya program Kartu Tangerang

Cerdas ini. Dan ini pula membuktikan bahwa langkah Pemerintah

Kota Tangerang telah tepat, mengingat Kota Tangerang merupakan

barometer atau tolok ukur pendidikan di wilayah Banten.

Berbagai langkah konkrit yang telah dilakukan Pemerintah Kota Tangerang

membuktikan bahwa Pemerntah Kota Tangerang memiliki berbagai kebijakan

pendidikan yang dirasa positif dan kebijakan-kebijakan itu menjadi penilaian

sendiri terhada perkembangan dunia pendidikan di Kota Tangerang.

Page 114: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

102

Dan ini tentunya harus banyak didukung oleh stakeholder baik dari pihak

pemerintah, swasta dan orang tua murid. Ketiga instrumen ini harus bahu

membahu untuk bagaimana dunia pendidikan di Kota Tangerang berkembang,

maju dan mampu bersaing dengan dunia pendidikan di luar negeri.

Terkait dengan masalah taktik jitu agar Program Tangerang Cerdas

berhasil adalah adanya publisitas, hal ini senada dengan wawancara dengan

informan 1.

“Tentunya ada taktik jitu terkait keberhasilan suatu program, di

mana pada dasarnya taktiknya sama dengan strategi yang dilakukan

sebelumnya, hanya saja pada taktik ini Pemerintah Kota Tangerang

melakukan berbagai implementasi logis, Pemerintah Kota Tangerang

mengganti media, mengingat dalam hal peran Media untuk

menjangkau publik guna mendapatkan publisitas mengenai kegiatan

Humas mampu meningkatan kepercayaan dan tercapainya tujuan

individu maupun lembaga/instansi/organisasi.”

Taktik Pemerintah Kota Tangerang memiliki skenario yang sama dalam

menyosialisasikan Kartu Tangerang Cerdas. Namun intinya Kartu Tangerang

Cerdas yang diterbitkan oleh Waliktoa Tangerang untuk siswa SD, SMP, dan

SMA atau SMK yang sudah diluncurkan akhir tahun lalu mulai memberikan

dampak positif bagi seluruh siswa yang mendapatkannya. Kartu Tangerang

Cerdas yang diluncurkan oleh Walikota Tangerang memiliki banyak fungsi. Kartu

berbentuk seperti ATM ini bisa digunakan para siswa untuk membeli buku,

seragam, dan keperluan sekolah lainnya.

Akses untuk menuntut ilmu sampai tingkat Sekolah Menengah Atas sudah

sangat mudah karena sekolah sudah tidak memungut biaya lagi. Bahkan bagi

siswa yang berprestasi untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri secara gratis juga

sudah ada jalannya.

Page 115: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

103

Saat ini ada SNMPTN Undangan yang bisa diikuti oleh seluruh murid dan

pendaftarannya pun juga gratis. “Semua murid bisa ikut tesnya secara gratis dan

bagi yang tidak mampu, sekolah mengusahakan program didik misi agar bisa

kuliah secara gratis sampai lulus. Intinya dalam sosialisasi ini, Pemerintah Kota

Tangerang melakukan paparan konkrit dengan melalui iklan layanan masyarakat,

road show dan lain-lain.

Dalam hubungannya dengan keberhasilan Program Tangerang Cerdas,

tentunya ada sasaran dari program tersebut. Dalam hal ini, berdasarkan

wawancara dari informan 1 adalah siswa dengan latar belakang ekonomi orang

tua yang tidak mampu.

“Sasaran yang diharapkan tentunya adalah siswa dengan latar

belakang ekonomi orang tua yang tidak mampu, ini diperuntukkan

agar mereka bisa mengenyam pendidikan setara dengan usianya yang

berasal dari keluarga mampu, dan diharapkan mereka bisa memenuhi

kebutuhan sekolahnya, baik mereka yang berada di tingkat SLTP atau

SMU.”

Sasaran dari program Kartu Tangerang Cerdas adalah siswa dengan latar

belakang ekonomi yang tidak mampu. Dan ini tentunya Pemerintah Kota

Tangerang melakukan pengawasan secara ketat. Namun sangat disayangkan

program yang sudah sangat baik dari pemerintah ini belum dimaksimalkan oleh

masyarakat. Masih banyak masyarakat yang belum mampu membentengi diri

terhadap kemajuan teknologi.

Sangat disayangkan pemerintah sudah sangat memperhatikan tetapi masih

belum berjalan lancar karena masyarakat belum bisa membentengi dirinya dari

kemajuan teknologi dari hal-hal negatif. Tak ada lagi alasan khususnya bagi

masyarakat Jakarta untuk tidak bersekolah. Berbagai macam sosialisasi juga

Page 116: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

104

sudah dilakukan oleh pihak sekolah. “Untuk anak Jakarta sangat beruntung karena

tanpa biaya sudah bisa bersekolah sampai SMA bahkan gratis untuk masuk

perguruan tinggi asalkan rajin dan berprestasi. Sekolah juga sudah melakukan

sosialisasi dengan memanggil orangtua murid.

Program Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah Kota Tangerang

dalam program Tangerang Cerdas memiliki tujuan besar yang diharapkan dapat

tercapai yaitu dapat menjadi sarana dalam proses transformasi bagi masyarakat

yang kurang mampu menjadi masyarakat yang mandiri dan mampu memenuhi

kebutuhan hidupnya melalui pendidikan. Dalam hal ini, penelitimelihat bahwa

tujuan besar program ini pertama telah dikatakan cukup berhasil, karena adanya

program ini para penerima manfaat merasa sangat dibantu untuk memenuhi

kebutuhan untuk keperluan sekolahnya.

4.3 Pembahasan

Dalam pembahasan ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian

mengenai Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam

program Tangerang Cerdas dengan mengacu pada rumusan masalah.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa komunikasi dapat

dikatakan berhasil, jika seseorang (komunikan) mampu mengubah sikap, pendapat

atau perilaku orang lain (komunikator) melalui pesan yang disampaikan. Dalam

proses komunikasi tersebut pastilah ada kemacetan-kemacetan atau hambatan-

hambatan yang dapat membuat komunikasi tersebut tidak efektif. Untuk

mengetahui kemacetan-kemacetan atau hambatan-hambatan tersebut, perlu

dilakukan audit komunikasi. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Andre Hardjana

Page 117: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

105

dalam ukunya Audit Komunikasi bahwa salah satu tujuan dari audit komunikasi

adalah “menemukan lokasi di mana kelebihan muatan ataupun kekurangan

muatan yang terjadi berkaitan dengan topik-topik, sumber-sumber dan saluran-

saluran komunikasi tertentu. (Hardjana, 2000: 16).

Untuk mengetahui hal tersebut, penelititerjun langsung dan mengamati

bagaimaan audit komunikasi program Audit Public Relations (PR) Humas

Pemerintah Kota Tangerang dalam program Tangerang Cerdas guna mengetahui

bagaimana proses perencanaan program, pelaksanaan program, da hasil akhir dari

program tersebut.

Sesuai dengan model audit komunikasi Pyramid Model of PR Research

dikatakan bahwa dalam melakukan audit komunikasi atau atau evaluasi

kehumasan terdapat empat fase. (Macnama: 2005, 15). Fase pertama yaitu

menentukan tujuan dari suatu kegiatan atau program. Fase kedua yaitu

Mulai menentukan target audiens, mulai membuat rangkaian acara, serta

mulai membuat perencanaan keuangan. Selanjutnya di fase ketiga adalah

pengaplikasian atau mulai melaksanakan program yang telah direncanakan tadi.

Dan yang terakhir adalah fase keempat yaitu menganalisa hasil yang diperoleh

dari implementasi program. Pada fase kedua yaitu mulai menentukan target

audiens, mulai membuat program rundown (susunan) acara, serta mulai membuat

perencanaan keuangan, menghasilkan suatu bahan yang disebut input. Di fase

ketiga, dimana program yang telah direcanakan sebelumnya sudah mulai

dilaksanakan atau diimplementasikan hasil yang didapatkan adalah output, atau

sesuatu yang nyata misalnya audiens yang hadir. Dan yang terakhir fase keempat

Page 118: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

106

yaitu menganalisa hasil, akan menghasilkan apa yang disebut outcome yang

merupakan suatu perubahan yang terjadi atau suatu feedback seperti perubahan

pengetahuan.

4.3.1 Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam

Program Tangerang Cerdas

Dalam model audit komunikasi Pyramid Model of PR Research terdapat

beberapa tahapan yang perlu dilakukan dan sesuai dengan model audit

komunikasi tersebut, maka peneliti akan menjabarkan sesuai dengan tahapan-

tahapan yang telah dijabarkan sebelumnya yaitu perencanaan sebagai tahapan

input, pelaksanaan sebagai tahapan Output dan hasil akhir sebagai tahapan

outcome.

4.3.1.1 Evaluasi Ketercapaian Audit Public Relations (PR) Humas

Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas

pada Proses Input Kegiatan

Evaluasi sangat penting dilakukan pada sautu program atau kegiatan untuk

mengetahui tingkat keefektifan dari program tersebut, serta untuk mengetahui

apakah program tersebut dapat dilanjutkan, dihentikan atau dilanjutkan dengan

strategi dan taktik yang baru sehingga bisa mendapatkan hasil akhir terbaik dari

program tersebut.

Menurut Yosal Iriantara dalam bukunya Public Relations Writing,

pengertian evaluasi adalah “proses penilaian berdasarkan standar dan tujuan,

stadnar disini adalah hasil yang diinginkan atau peristiwa yang diharapkan terjadi

yang digunakan untuk melihat tujuan dengan cara membandingkan dengan hasil.

Page 119: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

107

(Iriantara, 2006: 53) Untuk keberhasilan suatu program diperlukan rencana yang

terarah untuk dapat menentukan arah dan tujuan yang jelas, karena apabila tanpa

rencana yang terarah, maka tujuan bisa melenceng dan tidak sesuai harapan.

Hal tak terkalah penting, bahwa Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam

pelaksanaannya terkait dengan program Tangerang Cerdas melakukan beberapa

strategi dan taktik yang tepat guna mewujudkan target dan tujuan organisasi,

diantaranya adalah :

1. Menetapkan saran

2. Merumuskan strategi untuk mencapai target sasaran.

3. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan.

4. Menetapkan standar dan indikator keberhasilan dalam pencapaian dan target

sasaran.

Dengan menggunakan keempat hal tersebut di atas, maka peneliti dapat

mengetahui perencanaan program Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah

Kota Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas antara lain adalah :

1. Menetapkan sasaran.

Tahap ini Humas Pemerintah Kota Tangerang menentukan apa yang menjadi

goal dari Program Tangerang Cerdas. Berdasarkan hasil wawancara dari

peneliti, didapatkan bahwa pelaksana program menetapkan sasaran dengan

melakukan fact finding agar tidak salah sasaran. Adapun yang ingin dicapai

melalui program ini adalah :

a. Program Tangerang Cerdas ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam

proses transformasi masyarakat yang dahulu merasa keberatan dengan

Page 120: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

108

biaya pendidikan, saat ini merasa terbantu dan bisa menyekolahkan

anaknya.

b. Menjadi sarana dalam proses transformasi ke pendidikan yang lebih tinggi.

c. Dengan bantuan pelatihan dan pembinaan berkala, diharapkan dalam

memberikan masukan dan pembelajaran bagi penerima Kartu Tangerang

Cerdas, sehingga akan merubah pola pikir para penerima manfaat

Tangerang Cerdas guna mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

2. Merumuskan strategi untuk menetapkan target sasaran.

Pada tahap ini, pelaksana program (Pemerintah Kota Tangerang) merumuskan

pendekatan yang digunakan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan,

dalam hal ini pelaksana program membuat perencana strategis tentang

bagaimana menjalankannya.

Dalam penelitian ini, strategi yang dirumuskan oleh Humas Pemerintah Kota

Tangerang selaku pelaksana program adalah melakukan survei secara akurat

guna memilih penerima manfaat Kartu Tangerang Cerdas serta lokasi sekolah,

lalu melakukan wawancara informal dengan perangkat desa (Kelurahan,

sekolah, RT/RW), selain itu pelaksana program menyusun rencana kerja,

menentukan pelatihan-pelatihan yang akan diberikan kepada penerima

manfaat Kartu Tangerang Cerdas seperti bagaimaan cara penggunaan atau

pemanfaatannya.

3. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan.

Pada tahap ini, Humas Pemerintah Kota Tangerang melakukan pendataan

terkait siapa dan apa yang yang diperlukan untuk Program Tangerang Cerdas

Page 121: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

109

tersebut, mulai dari pihak yang bertanggungjawab terbesar dalam pelaksana

program selama pelaksanaan Program Tangerang Cerdas. Pada tahap ini para

pelaksana program juga membuat rancangan biaya yang diperlukan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak terkait, di mana

sebelumnya dilakukan perencanaan matang terkait dengan uraian latar

belakang program, tujuan program hingga biaya yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan Program Tangerang Cerdas.

4. Menetapkan standar atau indikator keberhasilan dalam pencapaian dan target

sasaran.

Ini adalah tahap di mana pelaksana Program Tangerang Cerdas menetapkan

apa yang menjadi tolok ukur keberhasilan dari program ini, dan berdasarkan

hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti, pelaksana program

mengatakan bahwa program ini akan dikatakan berhasil apabila penerima

manfaat (dalam hal ini warga miskin tidak ada yang putus sekolah) dan bisa

mengenyam pendidikan (bersekolah) tanpa memikirkan biaya.

Berdasarkan keempat yang telah dilakukan oleh pihak Humas Pemerintah

Kota Tangerang selaku pelaksana program, peneliti melihat bahwasanya usaha

atau tindakan yang dilakukan oleh pihak Humas Pemerintah Kota Tangerang

dalam Program Tangerang Cerdas dapat dikatakan sesuai harapan, meskipun

terdapat berbagai kekurangan, namun pada dasarnya hal itu diatasi.

Page 122: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

110

4.3.1.2 Evaluasi Ketercapaian Audit Public Relations (PR) Humas

Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas

pada Proses Output Kegiatan

Sebaik-baiknya perencanaan, tidak akan menuai hasil yang maksimal bila

tanpa diimbangi dengan pelaksanaan kerja yang baik, sehingga sangat diperlukan

sumber daya manusia yang mampu bekerja secara optimal untuk mencapai tujuan-

tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Semua kegiatan dalam pelaksanaan

harus sesuai dengan rencana kerja yang telah dirancang sebelumnya, dan semua

pelaksana harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan kompetensinya guna

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Adapun pelaksanaan dalam penelitian ini

meliputi :

1. Melakukan survei lapangan untuk pemilihan lokasi dan penerima manfaat

Kartu Tangerang Cerdas.

2. Melakukan pelatihan untuk menentukan penerima manfaat.

3. Memberikan pelatihan dan pendampingan per periodik tentang bagaimana

menggunakan kartu Tangerang Cerdas sesuai harapan.

Dalam pelaksanaannya, pelaksana program telah melakukan semua hal

yang ada dalam rancangan kegiatan yang telah disusun sebelumnya pada tahap

perencanaan program, melihat hal tersebut peneliti memahami bahwa dalam

pelaksanaan program Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas telah melaksanakan tugas dan

penjelasan rutin mengenai pekerjaan dan menjelaskan kebijakan yang telah

ditetapkan. Hanya saja dalam realisasinya, peneliti menemukan bahwa ada sedikit

Page 123: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

111

kekurangan pada kegiatan pelatihan dan pendampingan. Di mana dalam

rancangan kegiatan yang dibuat sebelumnya ada pelatihan terkait dengan

program Tangerang Cerdas.

Di mana dalam rancangan kegiatan sebelumnya, ditemukan bahwa

pelaksana program belum memberikan pelatihan tersebut secara lebih mendalam,

akibatnya penerima manfaat mengaku sangat kesulitan dalam pemanfaatan atau

penggunaannya. Hal tersebut yang menjadi faktor terbesar penyebab stagnannya

program ini, sehingga apabila kekurangan dalam pemberian pelatihan tersebut

tidak segera dilakukan, maka proses pelaksanaannya terhambat dan tujuan

program tersebut tidak tercapai secara maksimal.

4.3.1.3 Evaluasi Ketercapaian Audit Public Relations (PR) Humas

Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas

pada Proses Outcome Kegiatan

Outcome merupakan dampak yang diharapkan timbul pada target yang

merupakan tujuan utama dari keseluruhan program yang telah dilaksanakan yang

juga mewakili tujuan dari perusahaan. Dampak tersebut dapat berupa perubahan

perilaku ke arah yang diharapkan oleh pemerintah, khususnya Pemerintah Kota

Tangerang.

Perlu diketahui bahwa tujuan besar dari program Audit Public Relations

(PR) Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas

adalah :

Page 124: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

112

1. Memberikan bantuan kepada pelajar dari tingkat SD hingga SMA/SMK

berupa pembayaran SPP dan keperluan lainnya meliputi sepatu, seragam

sekolah, tas sekolah dan penunjang proses belajar mengajar.

2. Anak di Kota Tangerang telah terjamin dan bisa bersekolah tanpa adanya

masalah biaya sebab telah ditanggung oleh Pemkot Kota Tangerang.

3. Program Tangerang Cerdas pun sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat

mengenai wajib belajar hingga 12 tahun.

Kurang maksimalnya pencapaian tujuan program ini juga dikarenakan tidak

efektifnya pelaksana dalam memilih penerima kartu Tangerang Cerdas, sehingga

penerima manfaat kesulitan untuk menggunakannya. Akan tetapi tujuan lainnya

sudah tercapai, karena penerima manfaat berinisiatif menggunakan dana dari kartu

Tangerang Cerdas ini untuk keperluan sekolah. Dari pernyataan informan

pendukung yang diungkapkan saat wawancara mendalam, peneliti bisa menilai

bahwa Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam

Program Tangerang Cerdas telah berhasil dan memberi manfaat bagi siswa.

Testimoni yang diberikan oleh penerima manfaat tersebut secara otomatis mampu

membangun reputasi Pemerintah Tangerang dalam menyosialisasikan program

Tangerang Cerdas dan program-program lainnya ke arah yang lebih baik dan

mampu memberi manfaat secara keseluruhan bagi siswa. Hal yang perlu

dimengerti bahwa program Tangerang Cerdas ini sejalan dengan kebijakan

Pemerintah Pusat mengenai wajib belajar hingga 12 tahun.

Terkait dengan pelaksanaan program Tangerang Cerdas, tentu ada

beberapa faktor-faktor penunjang apa saja yang membuat program Kartu

Page 125: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

113

Tangerang Cerdas ini dapat berjalan dan faktor-faktor apa saja yang membuat

terhambatnya program Kartu Tangerang Cerdas di Kota Tangerang. Berikut

adalah pembahasan dari masing-masing indikator yang digunakan yaitu

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Dalam dimensi ukuran dan tujuan kebijakan diketahui bahwa ukuran

dan tujuan program Kartu Tangerang Ceras sudah cukup jelas dan mudah

dipahami oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang selaku pelaksana teknis

program. Berdasarkan pemaparan di atas mengenai Program Kartu Tangerang

Cerdas di Kota Tangerang dapat diketahui bahwa ukuran dan tujuan kebijakan

merupakan standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para

pelaksana program. Di mana Dinas Pendidikan Kota Tangerang adalah

implementor utama dari program Kartu Tangerang Cerdas ini.

Adapun ukuran dan tujuan pada program Kartu Tangerang Cerdas ini,

tujuan utamanya adalah dalam rangka memberikan Bantuan Biaya Personal

Pendididkan (BBPP) kepada peserta didik dari keluarga tidak mampu. Perlu

diketahui bahwa program Tangerang Cerdas yang digulirkan merupakan

jaminan kepada seluruh warga untuk bisa bersekolah tanpa masalah biaya.

Realisasi dari program Tangerang Cerdas adalah, Pemkot Tangerang

memberikan bantuan kepada pelajar dari tingkat SD hingga SMA/SMK

berupa pembayaran SPP dan keperluan lainnya meliputi sepatu, seragam

sekolah, tas sekolah dan penunjang proses belajar mengajar.

Untuk mendukung terselenggaranya wajib belajar 12 (dua belas) tahun,

mencegah peserta didik dari SD hingga SMA/SMK yang kemungkinan putus

Page 126: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

114

sekolah akibat kesulitan biaya pendidikan dan menarik peserta didik untuk

bersekolah, memberi peluang bagi lulusan sekolah menengah

pertama/madrasah tsanawiyah atau yang sederajat dari MBR agar dapat

melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, dan memberi penghargaan atau

motivasi peserta didik SD hingga SMA/SMK yang berprestasi.

Tujuan secara khususnya dari program ini adalah untuk meningkatkan

angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni pada jenjang pendidikan

menengah di Kota Tangerang. Sebuah program dikatakan sudah berhasil

apabila sudah mencapai target yang ditetapkan. Untuk menjalankan program

Tangerang Cerdas, Pemkot Tangerang telah mengalokasikan anggaran sebesar

RP80 Miliar yang bersumber dari APBD Kota Tangerang mengingat jumlah

siswa yang masuk dalam program Tangerang cerdas yakni sebanyak 45 ribu

orang terdiri dari tingkat SD hingga SMA/SMK.

Sasaran program Tangerang Cerdas ini adalah :

a. Siswa dan siswi SD hingga SMA/SMK dari Masyarakat Berpenghasilan

Rendah (MBR) dan/ atau memiliki prestasi akademik/ non akademik yang

ada di wilayah Kota Tangerang dan diselenggarakan oleh Dinas

Pendidikan Kota Tangerang.

b. Siswa dan siswi MAN dari Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

dan/ atau memiliki prestasi akademik/ non akademik yang ada di wilayah

Kota Tangerang dan diselenggarakan oleh Kantor Kementrian Agama

Kota Tangerang.

Page 127: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

115

2. Sumber daya

Sumber daya terbagi dalam empat jenis diantaranya sumber daya

manusia, sumber daya finansial, sumber daya sarana dan prasarana dan

sumber daya waktu. Keempat sumber daya ini adalah sebagai penunjang

keberhasilan program Kartu Tangerang Cerdas. Dalam pelaksanaan program

Kartu Tangerang Cerdas di Kota Tangerang yang menjadi leading sector

program ini adalah Dinas Pendidikan Kota Tangerang, selain itu agen

pelaksana yang membantu dalam mensukseskan program ini adalah SD

sampai SMA/SMK dan MAN di bawah naungan Kantor Kemenag Kota

Tangerang.

Berdasarkan hal tersebut dalam implementasi program Kartu Tangerang

Cerdas ketersediaan sumberdaya manusia (staf) dalam melaksanakan sebuah

program merupakan salah satu faktor yang utama. Hambatan akan lebih

banyak dijumpai ketika agen pelaksana (staf) tidak memadai, tidak berimbang,

ataupun tidak kompeten di bidang serta tugas yang diberikan. Dalam hal ini

peneliti menemukan terdapat kelemahan dari segi sumberdaya ini karena

kurangnya agen pelaksana di tingkat sekolah, dimana hanya ada 1 orang yang

bertugas menjadi operator program Kartu Tangerang Cerdas sehingga

menyulitkan pihak sekolah untuk melaksanakan tahapan-tahapan verifikasi

usulan peserta dan saat proses pencairan dana Kartu Tangerang Cerdas karena

operator yang bertugas di sekolah juga menjalankan program bantuan lain dari

pemerintah pusat seperti Kartu Indonesia Cerdas. Dana yang diberikan dalam

Program Tangerang Cerdas di setiap tingkatan yakni untuk SD Rp100 ribu per

Page 128: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

116

bulan, SMP Rp 150 per bulan, SMA Rp 200 ribu per bulan dan SMK Rp 300

ribu per bulan.

Dari segi sember daya waktu. Kecukupan waktu yang diberikan adalah

3 bulan dari mulai pendataan sampai pencairan tiap semester. Sekolah bisa

mempersiapkan persaratan sebelum ada info digulirkan oleh pihak dinas

karena program Kartu Tangerang Cerdas rutin dilaksanakan setiap tahun,

namun sekolah memiliki kendala atau hambatan yang berbeda dikarenakan

kurang siap nya operator yang bertugas menjalankan pelaksanaan program

Kartu Tangerang Cerdas.

3. Karakteristik agen pelaksana

Karakteristik agen pelaksana. Program Kartu Tangerang Cerdas adalah

salah satu program unggulan Pemerintah Kota Tangerang. Yang menjadi

leading sector program Kartu Tangerang Cerdas adalah Dinas Pendidikan

Kota Tangerang, Bidang Pendidikan Menengah dengan seksi kesiswaan

adalah ujung tombak dalam Program Kartu Tangerang Cerdas memiliki peran

dalam pendataan dan verifikasi serta sosialisasi pelatihan kepada operator-

operator sekolah.

Selain Dinas Pendidikan Kota Tangerang sebagai pelaksana utama atas

program Kartu Tangerang Cerdas, peran aparatur lainnya juga berpengaruh

penting dalam program ini seperti peran dari pihak sekolah sebagai objek

sasaran program yang memberikan data peserta didik dan memverifikasi

SOP. Bantuan Biaya Personal Pendidikan bagi peserta didik dari

keluarga tidak mampu disalurkan oleh Bank BJB setiap satu semester sekali

Page 129: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

117

dan bagi siswa penerima Kartu Tangerang Cerdas dapat melakukan penarikan

Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) untuk dibelanjakan guna

memenuhi kebutuhan sekolah.

Verifikasi data usulan peserta dilakukan oleh pihak sekolah SD sampai

SMA/SMK dan diusulkan kepada Dinas Pendidikan Kota Tangerang.

Sedangkan sekolah madrasah aliyah dilakukan oleh Kemenag Kota Tangerang

untuk diusulkan ke Dinas Pendidikan Kota Tangerang. Peserta didik yang

mengajukan permohonan bantuan Kartu Tangerang Cerdas harus memiliki

SKTM yang diterbitkan pihak kelurahan, namun dalam temuan dilapangan

peneliti menemukan adanya pembuatan SKTM tanpa melihat kondisi ekonomi

peserta didik. Selain itu persyaratan lainnya adalah fotokopi Kartu Keluarga

(KK), fotokopi KTP orangtua, dan untuk siswa berprestasi calon penerima

Kartu Tangerang Cerdas harus memiliki surat keterangan prestasi akademik

juara 1 (satu) tiap kelas per tingkatan dari kepala satuan pendidikan.

Peneliti dalam hal ini menemukan bahwa adanya siswa atau orangtua

yang tidak mematuhi peraturan terkait dengan pemberian Kartu Tangerang

Cerdas, khususnya dalam hal peruntukannya, di mana ada pemanfaatan yang

tidak digunakan untuk kebutuhan sekolah, namun digunakan untuk kebutuhan

pribadi (pembelian HP dan perabot rumah tangga, dan lain-lain).

Sanksi. Pengimplementasian suatu program akan berjalan dengan baik

dan sesuai pada perencanaan yang ada jika karakteristik dari para implementor

keras dan tegas terhadap aturan serta taat pada sanksi hukum yang telah

ditentukan.

Page 130: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

118

Pihak sekolah berperan secara langsung dalam mengawasi peserta didik

penerima bantuan Kartu Tangerang Cerdas di sekolahnya masing-masing.

Karena pihak sekolah merupakan agen pelaksana terdepan program Kartu

Tangerang Cerdas.

4. Sikap dan disposisi dari para pelaksana

Dalam pelaksanaan program Kartu Tangerang Cerdas, sikap para

pelaksana dituntut dapat memeberi pemahaman lebih kepada masyarakat.

Pemahaman tersebut dibentuk saat sosialisasi, saat sosialisasi masyarakat

diberikan pemahaman-pemahaman tentang Program Kartu Tangerang Cerdas,

bahwa program ini adalah bantuan biaya personal pendidikan untuk peserta

didik yang kurang mampu dan siswa berprestasi pada jenjang sekolah SD

sampai dengan SMA/SMK Program Kartu Tangerang Cerdas merupakan

program yang menggunakan pendekatan top down. Artinya program tersebut

dibuat oleh pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota

Tangerang. Keberhasilan program tersebut diraih apabila kognisi agen

pelaksana yang baik dan mendapatkan dukungan penuh serta persetujuan para

stakeholder yang terlibat dalam hal ini para agen pelaksana.

Kognisi (pemahaman) para agen pelaksana sepenuhnya memahami

bahwa Program Kartu Tangerang Cerdas merupakan kebijakan program Kota

Tangerang dalam bidang pendidikan untuk sekolah jenjang SD sampai dengan

SMA/SMK dan yang memegang kendali dalam kebijakan ini adalah Dinas

Pendidikan Kota Tangerang.

Page 131: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

119

Sementara mengenai respons (dukungan/persetujuan) pelaksana,

peneliti dapat menganalisis bahwa semua agen pelaksana sepenuhnya

mendukung program Kartu Tangerang Cerdas meskipun program ini akan

diberhentikan karena sesuai dengan UU No 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah yaitu bidang SMA, SMK dan MA akan diambil oleh Dinas

Pendidikan Provinsi Banten. Respon implementor dalam hal ini mendukung

agar program Kartu Tangerang Cerdas tetap dilanjutkan oleh Pemerintah

Provinsi Banten.

5. Komunikasi antar organisasi

Kordinasi adalah bentuk atau cara komunikasi yang baik dalam

pelaksanaan sebuah program kebijakan. Karena tanpa kordinasi program

tersebut tidak berjalan secara optimal. Peneliti melihat komunikasi atau

kordinasi yang baik dan teratur hanya terjadi di lingkungan agen pelaksana di

Dinas Pendidikan terkait, kordinasi dilakukan dengan saling kroscek data.

Dinas Pendidikan Kota Tangerang mengundang rapat seluruh operator yang

ada di tiap sekolah menengah untuk memberitahukan berapa kuota peserta

yang diberikan untuk masing-masing sekolah kemudian memverifikasi data

yang diusulkan oleh sekolah. Namun kordinasi antara Dinas Pendidikan

dengan Kantor Kemenag maupun Dewan Pendidikan masih belum dilakukan

dengan baik karena kordinasi hanya dilakukan pada saat awal peluncuran

program Kartu Tangerang Cerdas saja.

Sosialisasi program Kartu Tangerang Cerdas dilakukan oleh Dinas

Pendidikan melalui SD sampai dengan SMA dan SMK dengan cara

Page 132: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

120

memberikan penyuluhan atau sosialisasi kepada pihak sekolah kemudian

pihak sekolah menjadi ujung tombak dalam proses sosialisasi kepada peserta

didik atau bahkan ke masyarakat luas.

Tidak adanya sosialisasi langsung yang diberikan oleh Dinas

Pendidikan Kota Tangerang kepada masyarakat luas baik secara langsung

maupun melalui spanduk dan situs atau website, pihak sekolah sebagai agen

pelaksana yang membantu Dinas Pendidikan Kota Tangerang, sekolah SD

sampai SMAN, SMKN dan MAN penerima bantuan program Kartu

Tangerang Cerdas adalah pihak yang sangat diharapkan dalam

menginformasikan secara langsung kepada sekolah-sekolah mengenai

program Kartu Tangerang Cerdas.

6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik.

Lingkungan Eksternal juga turut mempengaruhi implementasi kebijakan

publik disamping dari lingkungan internal organisasi.

Peneliti melihat kondisi ekonomi Kota Tangerang khususnya bagian

Barat memang memiliki banyak peserta didik dari keluarga tidak mampu.

Permasalahan yang ditemukan diantaranya banyak peserta didik yang berasal

dari keluarga tidak mampu justru tidak mendapat bantuan program Kartu

Tangerang Cerdas dikarenakan adanya kuota yang diberikan dari pemerintah

kota karena keterbatasannya anggaran yang diberikan. Terkait dengan situasi

politik. Sejauh dilaksanakannya program Kartu Tangerang Cerdas hingga

sekarang belum ada penolakan-penolakan terhadap program tersebut.

Implementasi kebijakan program masih tetap berjalan baik dan kondusif.

Page 133: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

121

Lingkungan eksternal mendukung adanya program Kartu Tangerang

Cerdas, bahwa adanya program Kartu Tangerang Cerdas mendapat tanggapan

yang baik di masyarakat Kota Tangerang sehingga situasi politik dalam

implementasi Kartu Tangerang Cerdas ini relatif terkendali sehingga tidak

menimbulkan penolakan-penolakan atau konflik dari masyarakat.

Page 134: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

122

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya yang sesuai dengan tujuan dari

penelitian ini yaitu ingin mengetahui bagaimana Audit Public Relations (PR)

Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam menyosialisasikan Program Tangerang

Cerdas melalui iklan layanan masyarakat di televisi atau dalam kaitannya dengan

analisis kualitatif yang dilakukan penulis di Pemerintah Kota Tangerang terkait

dengan Program Tangerang Cerdas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut :

1. Tahapan input program “Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas” secara garis besar sudah

tercapai, karena hampir semua persepsi para pelaksana mengenai latar

belakang program, tujuan program dan rancangan kegiatan program memiliki

acuan yang sama, serta sesuai dengan rancangan yang ditetapkan pada data

dokumentasi program tersebut. Namun hasil penelitian menemukan beberapa

kekurangan yang perlu perhatian untuk diperbaiki. Tahapan pelaksanaan

program Kartu Tangerang Cerdas dimulai dari sosialisasi, verifikasi data

usulan penerima, Penyaluran dana dan pelaporan pembelanjaan dana. Dalam

tahapan pelaksanaan ini masih ditemukan sejumlah ketidakberhasilan

diantaranya belum optimalnya sosialisasi program Kartu Tangerang Cerdas

yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang karena sosialisasi

Page 135: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

123

hanya dilakukan sampai pada tingkat perangkat sekolah saja, sedangkan untuk

masyarakat pada umumnya masih belum optimal.

2. Tahapan output program “Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah

Kota Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas” menunjukan bahwa

pelaksanaan program ini belum sesuai harapan, namun pada dasarnya telah

berjalan lancar. Faktor pendukung keberhasilan kebijakan program Kartu

Tangerang Cerdas, ditemukan sejumlah pendukung diantaranya ukuran dan

tujuan kebijakan jelas dan mudah dipahami, ketegasan implementor dalam

memberikan sanksi, prosedur verifikasi dan pelaporan pembelanjaan dana

cukup jelas, serta semua agen pelaksana mendukung adanya program Kartu

Tangerang Cerdas.

3. Tahapan outcome program “Audit Public Relations (PR) Humas Pemerintah

Kota Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas” menunjukan bahwa, pada

dasarnya tujuan besar dari program ini sudah tercapai meskipun belum

maksimal. Diantaranya masih adanya siswa penerima manfaat Kartu

Tangerang Cerdas yang tidak menggunakannya untuk keperluan sekolah (baik

untuk membeli seragam, sepatu, buku-buku, topi dan alat-alat tulis) dan

disinyalir masih adanya anak penerima Kartu Tangerang Cerdas yang

menggunakannya selain untuk kebutuhan sekolah yaitu untuk membeli

handphone, televisi dan lain-lain. Akan tetapi, tujuan lainnya sudah tercapai

sepenuhnya, yaitu pengetahuan masyarakat bertambah, dan pola pikir

penerima manfaatpun berubah, sekarang mereka lebih tenang dalam meraih

cita-citanya, karena biaya pendidikan telah tercover oleh Pemerintah Kota

Tangerang.

Page 136: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

124

5.2 Saran

Setelah penulis menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan identifikasi

masalah, selanjutnya peneliti memiliki beberapa saran yang diharapkan dapat

dijadikan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Tangerang dalam Program

Tangerang Cerdas dalam meningkatkan mutu dan pemerintahan di bidang

pendidikan antara lain adalah :

5.2.1 Saran Teoritis

Penelitian mengenai audit public relations (PR) humas Pemerintah Kota

Tangerang dalam Program Tangerang Cerdas menjadi hal yang sangat penting

guna memberikan bahan penilaian tentang berhasil atau tidaknya suatu kegiatan

atau program, serta dijadikan acuan untuk memperbaiki dan memaksimalkan

kinerja suatu organisasi atau pemerintahan. Penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan rujukan dan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan

penelitian mengenai audit humas terkait dengan program yang dijalankan.

5.2.2 Saran Praktis

1. Untuk menghindari terjadinya pelanggaran atau penyimpangan terhadap

penggunaan Kartu Tangerang Cerdas, seharusnya Pemerintah Kota Tangerang

melakukan pengawasan atau monitoring secara langsung kepada masyarakat

sehingga Kartu Tangerang Cerdas bisa tepat sasaran dan Pemerintah Kota

Tangerang juga harus lebih bijaksana didalam melakukan penyaringan kepada

siswa yang benar-benar tidak mampu untuk diprioritaskan mendapatkan Kartu

Tangerang Cerdas.

Page 137: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

125

2. Hal yang paling penting terhadap Kartu Tangearng Cerdas ini adalah kontrol

atau pengawasan terhadap penggunaan uangnya, dan semua pihak harus

berpikiran positif bahwa anak anak dapat bertanggung jawab menggunakan

uang sesuai peruntukannya, dengan mengawasi suatu program itu bukan

berarti kita tidak percaya dengan mereka, pengawasan itu diperlukan agar

program berjalan sesuai apa tujuan dari program Kartu Tangerang Cerdas

tersebut.

3. Diharapkan Humas Pemerintah Kota Tangerang lebih maksimal dalam

melaksanakan strategi Humas terkait dengan Kartu Tangerang Cerdas guna

mencapai tujuan yang diinginkan.

Page 138: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

127

DAFTAR PUSTAKA

A.W. Widjaja, 1999. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi

Aksara.

Ardianto, Elvinaro. 2002. Dasar-dasar Publik Relations. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Cutlip, M.Scott, Allen H. Center dan Glen M. Broom, 2007. Effective Public

Relations. Jakarta: Kencana (Prenada Media Group).

Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Pamulang-Tangerang

Selatan: Kharisma Publishing Group.

Effendy, Uchjana Onong, 1993. Dinamika Komunikasi, Bandung: PT. remaja

Rosdikarya.

Effendy, Uchjana Onong. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:

PT. Remaja Rosdikarya.

Faisal, Sanapiah. 2010. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Gozali, Dodi M. 2005, Communication Measurement; Konsep dan Aplikasi

Pengukuran Kinerja Public Relations, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hafied Cangara. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada.

Hafied Cangara. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Jefkins, Frank, 1992. Hubungan Masyarakat, Jakarta: Erlangga.

Joseph A. Devito, 1997. Human Communication, New York: Harper Collinc.

College Publisher.

Lincoln, Yvonna S & Egon G. Guba, 1985. Naturalistic Inquiry, California: Sage

Macnamara, Jim. 2002. PR Metric – Research for Planning & Evaluation of PR &

Corporate Communication, Mass Communication Group Pty Limited.

Page 139: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

128

Mas’od, Mohtar, 1994. Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES.

Moleong, J. Lexy, 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Deddy, 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja

Rosdikarya.

Rhenald, Kasali. 1992. Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di

Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Ritonga, 2004. Jamiluddin, Riset Kehumasan, Jakarta: PT. Grasindo.

Robbin, James G. dan Barbara S. Jones, 1995. Komunikasi yang Efektif, Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya.

Ruslan, Rosady, 2002. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Salim, Agus, 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: PT.

Tiara Wacana Yogya.

Sendjaja, Djuarsa Sasa, 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Sugiono, 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiyadi Akbar, 2005. Metode Penelitian Sosial.

Bandung: Bumi Aksara.

Sumber Lain :

Zuliansyah, Rangga A. http://tangerangnews.com/kota-tangerang/read/20092/

Selamat-40-Tahun-Wali-Kota-Tangerang-Pejuang-Pendidikan, diakses

12 September 2018.

Page 140: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

129

Wawancara dengan Bapak Felix Mulyawan, Kepala Bagian Humas dan

Protokol Pemerintah Kota Tangerang, selaku Informan ke-1 pada tanggal

………….. pukul ………..WIB

Lokasi: Di ruang kerja Humas Pemerintah Kota Tangerang.

T : Bagaimana tanggapan Bapak mengenai Program Tangerang Cerdas yang

digulirkan Walikota Tangerang?

J : Tangerang Cerdas sebagai salah satu program andalan untuk menggenjot

kualitas pendidikan formal dan nonformal. Tangerang Cerdas membantu

siswa-siswi yang kurang mampu untuk menunjang biaya pendidikannya

T : Apakah ada sosialisasi terhadap penerima kartu Tangerang Cerdas

sebelumnya?

J : Ada, sosialisasi disampaikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Tangerang yang diadakan di sekolah”

T : Bagaimana perilaku siswa yang mendapatkan Kartu Tangerang

Cerdas

J : Pada dasarnya perilaku siswa setelah mendapatkan Kartu Tangerang

Cerdas terlihat senang, sumringah dan antusias sekali, mengingat mereka

bisa menggunakan Kartu Tangerang Cerdas ini untuk beli seragam, buku

dan sepatu.”

T : Bagaimana peruntukan Kartu Tangerang Cerdas bagi masyarakat?

J : Program Kartu Tangerang Cerdas merupakan program publik yang

diperuntukkan bagi siswa yang tidak mampu, dan program Kartu

Tangerang Cerdas merupakan terobosan Walikota Tangerang dalam dunia

pendidikan. Dan Walikota Tangerang mewanti-wanti agar Kartu

Tangerang Cerdas ini bisa digunakan untuk kebutuhan dasar pendidikan.

Page 141: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

130

Kebutuhan dasar pendidikan yang dimaksud mencakup: seragam, sepatu,

dan tas sekolah, biaya transportasi, makanan serta biaya ekstrakurikuler.”

T : Bagaimana strategi pemerintah Kota Tangerang dalam menyosialisasikan

Program Tangerang Cerdas?

J : Strategi Humas Pemerintah Kota Tangerang dalam menyosialisasikan

program Kartu Tangerang Cerdas adalah talk show / dialog interactive

melalui media televisi dan radio, iklan layanan masyarakat, road show dan

konferensi Pers.

T : Apakah ada kriteria bagi penerima Kartu Tangerang Cerdas?

J : Penerima manfaat bagi siswa yang mendapatkan Kartu Tangerang Cerdas

adalah berdasarkan data BPS, khususnya kepada siswa didik terverifikasi

kurang lebih ada 2076 orang peserta didik miskin yang berhak

mendapatkan bantuan biaya pendidikan periode Juli – Desember 2017,

mereka semua berasal dari 69 SMP/MTs Negeri maupun Swasta di Kota

Tangerang, yang terbagi dalam 4 Rayon. Penerima KTC ini mengalami

perubahan yang signifikan, karena dari data siswa miskin penerima KTC

pada periode Januari – Juni 2017, dalam tahun anggaran yang sama,

sebelumnya hanya ada 1000 orang peserta didik dari 67 sekolah SMP/MTs

Negeri maupun Swasta dengan Rayan yang sama.”

T : Apakah selama ini adalah kerangka kerja dan evaluasi terkait dengan

Program Tangerang Cerdas?

J : Sebelumnya pasti kita menyiapkan kerangka kerja dulu ya, kemudian kita

melakukan survey, lalu kita evaluasi, trus kita adakan semacam pelatihan

atau training dulu agar si penerima manfaat ini bisa menggunakan Kartu

Tangerang Cerdas ini yang sesuai dengan SOP nya lah ya tentang

penggunaan dan pemanfaatannya.”

T : Apakah Kartu Tangerang diberikan ke penerima manfaat berdasarkan data

BPJS?

Page 142: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

131

J : Kartu Tangerang Cerdas diberikan melalui data konkrit yang dikeluarkan

oleh Humas Pemerintah Kota Tangerang berdasarkan data BPS, khususnya

bagi masyarakat yang kurang mampu”.

T : Apakah ada penyaringan bagi penerima kartu Tangerang Cerdas?

J : Jadi begini, peminatnya banyak, nah dari data masuk itu kita seleksi

kembali berdasarkan data yang ada dan konkrit adanya, tidak asal. Jadi

disaring

T : Bagaimana langkah selanjutnya setelah data valid?

J : Selanjutnya itu kita memberikan Kartu Tangerang Cerdas itu ke yang

berhak menerima berdasarkan data yang valid, sambil terus kita dampingi

dan kasih pelatihan-pelatihan tentang cara penggunaan, pemanfaatan,

sehingga Kartu Tangerang Cerdas ini menjadi berdaya guna.

T : Apakah Program Tangerang Cerdas merupakan wujud nyata kepedulian

Pemkot Kota Tangerang dalam bidang pendidikan?

J : Program Tangerang Cerdas menjadi wujud nyata kepedulian Pemerintah

Kota Tangerang dalam bidang pendidikan, dan diharapkan warga miskin

bisa mengenyam pendidikan tanpa memikirkan biaya karena semua sudah

ditanggung pemerintah, tentunya penerima manfaat ini berdasarkan data

BPS pemerintah.”

T : Apakah program Tangerang Cerdas menjadi barometer atau tolok ukur

program-program lainnya yang akan dan sudah dijalankan di Kota

Tangerang?

J : Keberhasilan suatu penerapan program Kartu Tangerang Cerdas selalu

berafiliasi terhadap kondisi pendidikan di Kota Tangerang. Dan

diharapkan pendidikan Kota Tangerang menjadi pelopor pendidikan di

Indonesia. Dan yang terpenting penerapan program Kartu Tangerang

Cerdas ini selalu diawasi atau adanya pengawasan dari dinas terkait atau

Page 143: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

132

dari Pemerintah Kota Tangerang secara langsung, sehingga berbagai

masukan terhadap Kartu Tangerang Cerdas bisa ditampung dan diterima,

dan bisa diketahui kelebihan dan kelemahan Kartu Tangerang Cerdas

sehingga bisa dipelajari dan dicari solusi yang terbaik.”

T : Bagaimana langkah konkrit sehingga program ini berjalan dan berhasil

tentunya?

J : Hasil yang didadapat setelah meluncurkan program Kartu Tangerang

Cerdas, siswa dari latar belakang ekonomi yang tidak mampu bisa

memenuhi kebutuhan sekolah seperti beli sepatu, beli seragam, beli tas dan

lain-lain. Ini artinya ada manfaat positif yang didapatkan siswa setelah

bergulirnya program Kartu Tangerang Cerdas ini. Dan ini pula

membuktikan bahwa langkah Pemerintah Kota Tangerang telah tepat,

mengingat Kota Tangerang merupakan barometer atau tolok ukur

pendidikan di wilayah Banten.

T : Apakah ada taktik jitu agar Program Tangerang Cerdas berhasil ?

J : Tentunya ada taktik jitu terkait keberhasilan suatu program, di mana pada

dasarnya taktiknya sama dengan strategi yang dilakukan sebelumnya,

hanya saja pada taktik ini Pemerintah Kota Tangerang melakukan berbagai

implementasi logis, Pemerintah Kota Tangerang mengganti media,

mengingat dalam hal peran Media untuk menjangkau publik guna

mendapatkan publisitas mengenai kegiatan Humas mampu meningkatan

kepercayaan dan tercapainya tujuan individu maupun

lembaga/instansi/organisasi.”

T : Bagaimana sasaran dari program ini?

J : Sasaran yang diharapkan tentunya adalah siswa dengan latar belakang

ekonomi orang tua yang tidak mampu, ini diperuntukkan agar mereka bisa

mengenyam pendidikan setara dengan usianya yang berasal dari keluarga

mampu, dan diharapkan mereka bisa memenuhi kebutuhan sekolahnya,

baik mereka yang berada di tingkat SLTP atau SMU.”

Page 144: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

133

Wawancara dengan ….., selaku Informan ke-2 pada tanggal …………..

pukul ………..WIB

Lokasi: …..

T : Bagaimana sikap masyarakat terkait dengan Program Tangerang Cerdas?

J : Sikap masyarakat terhadap Program Tangerang Cerdas pada dasarnya

masyarakat senang, dan masyarakat mendukung dan mengapresiasi

langkah Walikota Tangerang sebagai sikap yang brilian, yang selalu

mementingkan dan menjunjung tinggi dunia pendidikan di Kota

Tangerang.”

T : Apa manfaat dari Kartu Tangerang Cerdas ini?

J : Manfaatnya banyak, untuk membeli kebutuhan sekolah baik baju sekolah

(seragam), alat tulis, sepatu, dan lain-lain.

T : Bagaimana menurut anda cara Pemerintah Kota Tangerang

menyosialisasikan Kartu Tangerang Cerdas ke masyarakat ?

J : Tindakan Pemerintah Kota Tangerang dalam menyosialisasikan Kartu

Tangerang Cerdas adalah dengan terjun langsung ke masyarakat guna

memberikan pemahaman mengenai penggunaan kartu Kartu Tangerang

Cerdas, memberikan latihan atau penyuluhan berkenaan dengan Sistem

Informasi Manajemen Kartu Tangerang Cerdas menyampaikan data siswa

calon penerima Kartu Tangerang Cerdas di beberapa wilayah Kota

Tangerang.

T : Apakah selama ini ada penilaian atau evaluasi bagi penerima kartu

Tangerang Cerdas?

J : Pemerintah Kota Tangerang melakukan penilaian atas persiapan program

Kartu Tangerang Cerdas dengan tujuan agar pada saat launching Kartu

Tangerang Cerdas apa yang diberikan dan disampaikan tepat sasaran, ini

Page 145: AUDIT PUBLIC RELATIONS (PR) HUMAS PEMERINTAH KOTA ...repository.fisip-untirta.ac.id/1407/1/SKRIPSI JILIUS - Copy.pdfHubungan masyarakat (public relations) merupakan cabang utama dalam

134

artinya bahwa persiapan program Kartu Tangerang Cerdas ini dilakukan

secara matang agar kedepannya Kartu Tangerang Cerdas ini bisa berjalan

sesuai dengan harapan kita semua.”

T : Apakah selama ini ada komunikasi antara anda dan pihak Pemerintah Kota

Tangerang?

J : Komunikasi yang disampaikan Pemerintah Kota Tangerang terkait dengan

program Kartu Tangerang Cerdas adalah pertama-tama Pemerintah Kota

Tangerang menyampaikan akan ada launching program Kartu Tangerang

Cerdas, kedua, melakukan penyaringan terhadap siswa yang berhak

mendapat Kartu Tangerang Cerdas, dan ketiga menyosialisasi terhadap

orang tua siswa akan manfaat Kartu Tangerang Cerdas bagi siswa dan

keempat membagikan Kartu Tangerang Cerdas kepada siswa yang berhak

menerimanya.”

T : Apakah program Tangerang Cerdas ini sangat membantu bagi anda?

J : Program ini sangat membantu banget untuk masyarakat kecil seperti

kami, ini sangat membantu saya dan keluarga saya, ...program ini sangat

bagus, sangat bagus. Kalau keluarga saya mendapatkan program ini

sampai ke jenjang SLTA, mengingat anak saya masih duduk di bangku

MTS/SMP.”