AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

89
i AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN PENGELUARAN KAS PADA PT MULTISTRADA ARAH SARANA, TBK SKRIPSI Oleh Ervina Dian Monika 008201000207 Fakultas Ekonomi President University Untuk memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi President University Cikarang Baru – Bekasi Indonesia 2013

Transcript of AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

Page 1: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

i

AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN,

HUTANG DAGANG DAN PENGELUARAN KAS PADA

PT MULTISTRADA ARAH SARANA, TBK

SKRIPSI

Oleh

Ervina Dian Monika

008201000207

Fakultas Ekonomi

President University

Untuk memenuhi

Sebagian dari Syarat-Syarat Guna Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

President University

Cikarang Baru – Bekasi

Indonesia

2013

Page 2: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini, Penguji menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “AUDIT

OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN

PENGELUARAN KAS PADA PT MULTISTRADA ARAH SARANA, TBK”

(Penulis : Ervina Dian Monika, Fakultas Ekonomi) dinilai dan terbukti telah lulus

sidang pada 5 Maret 2013.

Ketua Penguji

…………………………………..

(Drs. H. Umar Subandijo, Ak, Mba)

Penguji 1

…………………………………...

(Monika Kussetya Ciptani, SE, M. Ak)

Penguji 2

……………………………………

(Yayas M Gitosaputro CPMA)

Page 3: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

iii

SURAT REKOMENDASI

Skripsi ini berjudul “Pemeriksaan Operasional terhadap Pembelian, Hutang dagang dan

Pengeluaran Kas pada PT Multistrada Arah Sarana, tbk” disusun dan disampaikan oleh

(Ervina Dian Monika) dalam pemenuhan sebagian dari persyaratan untuk gelar Sarjana

Ekonomi - Jurusan Akuntansi, telah ditinjau dan telah memenuhi persyaratan untuk

skripsi. Oleh karena itu, kami merekomendasikan mahasiswa tersebut untuk mengikuti

sidang.

Cikarang, Januari 2013

Menyetujui,

Kepala Program Studi Akuntansi Dosen Pembimbing,

Dr Sumarno Zain, SE, Ak, MBA Dr Sumarno Zain, SE, Ak, MBA

Page 4: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ervina Dian Monika

NIM : 008201000207

Fakultas/ Jurusan : Ekonomi/ Akuntansi.

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul AUDIT OPERASIONAL TERHADAP

PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN PENGELUARAN KAS PADA PT

MULTISTRADA ARAH SARANA, TBK ini adalah murni hasil karya sendiri.

Apabila saya menguntip dari karya orang lain, maka saya mencantumkan sumbernya

sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan saya bersedia dikenakan sanksi pembatalan

laporan skripsi ini, apabila terbukti melakukan tindakan plagiat.

Cikarang, Januari 2013

Ervina Dian Monika

NIM. 008201000207

Page 5: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

v

ABSTRAK

Pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting dan berpengaruh terhadap

kegiatan operasional perusahaan karena dari sinilah kegiatan operasional perusahaan

dimulai.

Metode penelitian dalam pemeriksaan operasional ini adalah penelitian

kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan

membaca literatur-literatur untuk mendapatkan teori yang berkaitan dengan

permasalahan yang dibahas. Penelitian lapangan dilakukan dengan wawancara,

observasi langsung, penelusuran dokumen yang terkait serta pembuatan checklist

mengenai pengendalian intern.

Beberapa kebaikan yang ditemukan yaitu terdapatnya struktur organisasi,

beserta tugas dan tanggung jawabnya, perusahaan memiliki fungsi penerimaan yang

bertugas memeriksa barang dari supplier, perusahaan memiliki bagian yang bertugas

melakukan pengecekan penagihan sebelum dilakukan pembayaran, sistem otorisasi

pembayaran sudah dilakukan dengan baik, perusahaan memiliki bagian quality control

yang bertugas memeriksa kualitas barang, bagian pembelian telah mengelola master

data supplier dengan baik. Penulis juga mendapatkan temuan audit yang menjadi

kelemahan yaitu kebijakan dan prosedur formal mengenai pencatatan hutang dan

pengeluaran kas belum tertera secara tertulis, adanya keterlambatan pembayaran

terhadap supplier, persediaan yang tidak terupdate pada sistem, beberapa PO baru

diterbitkan setelah dilakukan aktivitas pengiriman oleh supplier.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, dapat dilihat bahwa fungsi

pembelian, pencatatan hutang dan pengeluaran kas sudah cukup memadai. Berdasarkan

temuan audit, penulis memberikan beberapa saran untuk mengatasi kelemahan-

kelemahan yaitu pembuatan SOP yang mengatur proses pencatatan hutang dan

pengeluaran kas, menyarankan kepada bagian gudang dapat mengetahui TOP dari setiap

PO dan Bagian gudang juga mempunyai SOP mengenai batas waktu dalam penerbitan

RIR, bagian gudang harus lebih teliti dalam update dalam penggunaan persediaan pada

sistem sehingga tidak ada selisih antara aktual dan data di sistem dan bagian gudang

melakukan pengecekan aktual terhadap persediaan dalam periode tertentu, proses

penerbitan PO harus sesuai dengan prosedur operasional pembelian.

Page 6: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

vi

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi dengan judul “Audit Operasional Terhadap Pembelian, Hutang

Dagang dan Pengeluaran Kas pada PT Multistrada Arah Sarana, tbk” dalam rangka

memenuhi sebagian dari persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Presiden University.

Pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materiil sehingga skripsi

dapat selesai. Ucapan terima kasih ini khususnya penulis tujukan kepada :

1. Bapak Yayas M Gitosaputro, CPMA sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penulisan

skripsi ini.

2. Seluruh Dosen President University yang telah mendidik dan memberikan

bimbingan selama masa perkuliahan.

3. Pimpinan Perusahaan dan karyawan PT Multistrada Arah Sarana, tbk yang telah

memberikan kesempatan pada penulis untuk memperoleh data dan informasi dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Orang tua, suami dan keluarga yang telah memberikan dorongan moril dan materiil.

5. Teman-teman pelayanan di Pelangi GKPB MDC Lippo Cikarang yang telah

mendukung dalam doa dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

Page 7: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

vii

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, karena itu

penulis mengharapkan kritik maupun saran yang membangun demi perbaikan skripsi

ini.

Akhirnya penulis dengan segala kerendahan hati menyajikan skripsi ini dengan

harapan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Cikarang, Januari 2013

Penulis

(Ervina Dian Monika)

Page 8: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ....................................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii

SURAT REKOMENDASI ....................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................. v

KATA PEGANTAR .................................................................................................. vi

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xi

GLOSARIUM ............................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ..................................................... 3

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

1.6 Metologi Penelitian ................................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Audit Operasional .................................................................................. 7

2.1.1 Pengertian Auditing ......................................................................... 7

2.1.2 Jenis-Jenis Audit ............................................................................. 8

2.2 Audit Operasional .................................................................................. 9

2.2.1 Pengertian Audit Operasional ......................................................... 9

2.2.2 Tujuan Audit Operasional ............................................................... 10

2.2.3 Keterbatasan Audit Operasional ...................................................... 12

Page 9: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

ix

2.2.4 Tahapan Audit Operasional ............................................................. 13

2.2.5 Laporan Audit Operasional ............................................................. 15

2.3 Struktur Pengendalian Intern ................................................................. 16

2.3.1 Pengertian Struktur Pengendalian Intern ........................................ 16

2.4 Sistem Akuntansi Pembelian ................................................................. 19

2.4.1 Fungsi Sistem Akuntansi Pembelian ............................................... 19

2.4.2 Tujuan Audit Pembelian .................................................................. 22

2.4.3 Prosedur Sistem Akuntansi Pembelian ........................................... 22

2.4.4 Dokumen Akuntansi Pembelian ...................................................... 24

2.5 Pengertian Pengeluaran Kas .................................................................. 26

2.6 Tujuan Audit Hutang ............................................................................. 27

2.7 Pengertian Efektif dan Efisiensi ............................................................ 28

BAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN

3.1 Metodologi Penelitian yang digunakan ................................................. 30

3.2 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 31

3.3 Teknik Pengumpulan Instrumen ........................................................... 33

3.4 Sejarah Perusahaan ................................................................................ 33

3.5 Visi, Misi, Value dan Strategi Perusahaan ............................................ 34

3.6 Kegiatan Usaha ..................................................................................... 37

3.7 Uraian Tugas PT Multistrada Arah Sarana ............................................ 38

BAB IV AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG

DAGANG DAN PENGELUARAN KAS PADA PT MULTISTRADA

ARAH SARANA, TBK

4.1 Perencanaan Audit Operasional ............................................................. 43

4.2 Pelaksanaan Audit .................................................................................. 43

4.2.1 Survei Pendahuluan ...................................................................... 43

Page 10: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

x

4.2.2 Kebijakan Pembelian .................................................................... 45

4.2.3 Prosedur Pemesanan dan Pembelian Barang ................................ 46

4.2.4 Prosedur Penerimaan Barang ........................................................ 47

4.2.5 Prosedur Pencatatan Hutang dan Pengeluaran Kas ...................... 48

4.3 Prosedur Audit ....................................................................................... 49

4.3.1 Audit atas Prosedur Permintaan Pembelian .................................. 49

4.3.2 Audit atas Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan

Supplier ........................................................................................ 51

4.3.3 Audit atas Prosedur Pemesanan Pembelian .................................. 53

4.3.4 Audit atas Prosedur Penerimaan Barang ...................................... 55

4.3.5 Audit atas Prosedur Pencatatan Pembelian ................................... 58

4.3.6 Audit atas Prosedur Pemrosesan dan Pencatatan Pengeluaran Kas 60

4.4 Temuan Audit Operasional atas Fungsi Pembelian, Pencatatan Hutang dan

Pengeluaran Kas .................................................................................... 63

4.5 Laporan Hasil Audit Operasional ......................................................... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 74

5.2 Saran ..................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 77

LAMPIRAN

Page 11: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 FLOWCHART PROSES PEMBELIAN

LAMPIRAN 2 FLOWCHART PROSES PENCATATAN HUTANG

LAMPIRAN 3 ORGANIZATION CHART

LAMPIRAN 4 SURAT KETERANGAN PENELITIAN

LAMPIRAN 5 THESIS CONSULTATION AND ADVISING SHEET

Page 12: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

xii

GLOSARIUM

PO : Purchase Order

BSA : Bussines Support Administration

ROP : Re order point

PPC : Planning Product Control

PR : Purchase Requestition

RMAL : Raw Material Approval List

RIR : Receiving Inspection Report

Page 13: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk

mencapai keuntungan yang maksimum. Hal ini menyebabkan persaingan dalam dunia

usaha dimana perusahaan berupaya untuk tetap menghasilkan produk yang berkualitas

sesuai dengan keinginan pelanggan. Persaingan yang terjadi menyebabkan perusahaan

harus menyadari perlunya manajemen yang baik dengan menerapkan pengendalian intern

yang memadai agar tercapai pengelolaan yang lebih efektif dalam kegiatan perusahaan.

Perusahaan berusaha untuk memiliki suatu strategi dan perencanaan yang baik

dalam meningkatkan laba dan menekan biaya seefesien mungkin sehingga perusahaan

dapat bertahan bahkan terus berkembang. Salah satu unsur penting dalam meningkatkan

efektivitas dan efisiensi adalah adanya bagian internal auditor yang berperan dalam

melakukan pemeriksaan internal perusahaan. Pimpinan perusahaan memerlukan audit

operasional yang menyajikan informasi mengenai efektivitas dan efisiensi pengendalian

internal terhadap aktivitas operasional perusahaan. Audit operasional ini berfungsi untuk

menemukan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam pengendalian

internal sehingga pengendalian tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan manajemen.

Audit operasional merupakan evaluasi atas berbagai kegiatan operasional

perusahaan sedangkan sasarannya adalah untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan

operasional perusahaan telah sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang ditetapkan oleh

perusahaan. Apabila belum dilaksanakan, maka auditor akan memberikan rekomendasi atau

saran agar pada masa yang akan datang dapat berjalan dengan lebih baik.

Page 14: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

2

Suatu perusahaan pasti memiliki beberapa fungsi yang digunakan untuk

mengoperasikan perusahaannya dimana salah satunya adalah fungsi pembelian. Pembelian

merupakan salah satu fungsi yang penting dan berpengaruh terhadap kegiatan operasional

perusahaan karena dari sinilah kegiatan operasional perusahaan dimulai. Proses pembelian

dan pengeluaran kas melibatkan setiap keputusan dan proses yang diperlukan untuk

memperoleh barang dan jasa guna menjalankan operasi perusahaan. Proses pembelian

dapat berjalan dengan baik apabila proses pencatatan dan proses pembayaran hutang juga

terselenggara dengan baik. Pencatatan atas pengeluaran kas harus dilakukan dengan baik

dan benar karena kas merupakan harta perusahaan yang paling likuid dan paling mudah

dimanipulasi. Untuk itu diperlukan adanya audit operasional dalam proses pembelian,

pencatatan hutang dan pengeluaran kasnya agar perusahaan dapat meningkatkan proses

pembelian secara efesien, efektif dan ekonomis.

Penerapan audit operasional terhadap fungsi pembelian, hutang dagang dan

pengeluaran kas akan membantu manajemen dalam mengurangi kesalahan pencatatan

transaksi, mencegah kesempatan untuk mengadakan manipulasi dan pencurian serta

mencegah terjadinya pengeluaran biaya yang tidak berhubungan dengan kepentingan

perusahaan. Dengan demikian kinerja perusahaan akan dapat ditingkatkan.

PT Multistrada arah Sarana, tbk merupakan perusahaan manufaktur bidang otomotif

yang memproduksi ban luar kendaraan roda dua dan roda empat. PT Multistrada Arah

Sarana, tbk memiliki prosedur pembelian, hutang dagang dan pengeluaran kas juga harus

menyelenggarakan dan mengendalian fungsi ini dengan baik sehingga efesiensi dan

efektivitas perusahaan dapat tercapai.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai

pemeriksaan operasional terhadap pembelian, hutang dagang dan pengeluaran kas pada PT

Page 15: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

3

Multistrada Arah Sarana, tbk dan diharapkan dapat membantu perusahaan dalam

meminimalisir resiko kerugian yang terjadi. Oleh karena itu, penulis menyusun skripsi

dengan judul “AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG

DAGANG DAN PENGELUARAN KAS PADA PT MULTISTRADA ARAH

SARANA, TBK”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Fungsi pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting dalam perusahaan,

maka pengendalian yang tidak memadai dapat mengakibatkan terganggunya kelancaran

kegiatan operasional perusahaan. Dalam skripsi ini, penulis mengidentifikasi masalah di

dalam perusahaan yaitu adanya keterlambatan pembayaran dan tidak ada prosedur secara

tertulis mengenai proses pengeluaran kas. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis akan

melakukan penelitian dengan pembahasan masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut

:

a) Apakah pelaksanaan operasional atas pembelian, hutang dagang dan pengeluaran kas

PT Multistrada Arah Sarana, tbk telah berjalan dengan efektif dan efisensi dan sudah

sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan?

b) Apakah struktur pengendalian intern atas pembelian, hutang dagang dan pengeluaran

kas PT Multistrada Arah Sarana, tbk telah dilaksanakan dengan semestinya?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Pembahasan dalam audit operasional pada PT Multistrada Arah Sarana, tbk

mencakup pemeriksaan operasional terhadap kegiatan pembelian bahan baku, non raw

material secara kredit, pencatatan hutang dagang dan pengeluaran kas atas pembayaran

Page 16: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

4

hutang dagang. Penulis membatasi ruang lingkup audit operasional terhadap fungsi

pembelian barang terhadap supplier-supplier lokal saja. Adapun pembahasan audit

operasional atas fungsi pembelian, hutang dagang dan pengeluaran kas pada PT Multistrada

Arah Sarana, tbk dibatasi pada pembahasan mengenai evaluasi sistem pengendalian

manajemen dan prosedur penyusunan audit untuk tahap audit rinci dalam fungsi pembelian,

pencatatan hutang dagang dan pengeluaran kas dengan tujuan mengukur efektivitas dan

efisiensi operasi perusahaan.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk :

1. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan operasional atas pembelian, hutang dagang

dan pengeluaran kas PT Multistrada Arah Sarana, tbk telah berjalan dengan efektif

dan efisensi dan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan

2. Untuk mengetahui apakah struktur pengendalian intern atas pembelian, hutang

dagang dan pengeluaran kas PT Multistrada Arah Sarana, tbk telah dilaksanakan

dengan semestinya

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan:

a. Sebagai masukan untuk mengetahui kelemahan sistem pengendalian internal

dalam aktivitas fungsi pembelian, hutang dagang dan pengeluaran kas.

Page 17: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

5

b. Audit operasional dalam rangka membantu manajemen dalam meningkatkan

efisiensi dan efektivitas dari aktivitas pembelian, hutang dagang dan

pengeluaran kas.

c. Rekomendasi hasil audit yang diusulkan dapat sebagai bahan pertimbangan

dalam meningkatkan keandalan pengendalian intern atas fungsi pembelian,

hutang dagang dan pengeluaran kas serta memperbaiki sistem pengendalian

intern.

2. Bagi penulis, untuk menambah wawasan mengenai audit operasional atas fungsi

pembelian, hutang dagang dan pengeluaran kas.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan referensi dalam memahami kegiatan audit

operasional atas fungsi pembelian, hutang dagang dan pengeluaran kas.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode

deskripsi analitis, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang dapat

memberi gambaran mengenai suatu objek penelitian dan menganalisis objek penelitian

tersebut.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Riset perpustakaan (library research)

Riset yang dilakukan dengan menggunakan buku-buku referensi sebagai acuan dalam

mengadakan penelitian. Riset dilakukan dengan membaca, mempelajari dan menelaah

literatur-literatur yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Jadi tujuan riset

perpustakaan adalah untuk memperoleh dasar-dasar teoritis yang akan digunakan

sebagai pedoman untuk menganalisa perusahaan.

Page 18: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

6

2. Riset Lapangan (field research)

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data dan gambaran nyata dengan

mengunjungi dan meninjau secara langsung ke lapangan untuk memperoleh data dan

informasi yang dibutuhkan, melalui :

a. Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung mengenai cara kerja serta prosedur yang

berkaitan dengan pembelian, hutang dagang dan pengeluaran kas.

b. Wawancara (interview)

Melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait di perusahaan mengenai

objek permasalahan yang dibahas oleh penulis.

c. Pembuatan checklist

Menggunakan formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dengan

“Ya” atau “Tidak” yang diisi oleh pihak-pihak terkait sebagai dasar untuk menilai

adanya struktur pengendalian intern.

Page 19: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Audit Operasional

2.1.1 Pengertian Auditing

Dalam lingkungan ekonomi yang semakin bersaing saat ini, tingkat pencapaian

keekonomisan, efisiensi dan efektivitas dari kegiatan operasi perusahaan mempunyai

peranan yang sangat besar. Kebutuhan akan pemeriksaan operasional didasari suatu

pemikiran bahwa jika para manajer ingin menjalankan kegiatan operasi perusahaan secara

ekonomis, efisien dan efektif maka tentu diperlukan suatu alat yang dapat mendeteksi

masalah atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada kegiatan operasional

perusahaan sehingga dapat membantu para manajer menetukan tindak lanjut untuk

mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.

Menurut Arens, Eider dan Beasley (2010) "Auditing is the accumulation and

evaluationof evidence about information to determine and report on the degree of

correspondence between the information and established criteria. Auditing should

be done by a competent, independent person."(h.4)

Menurut Amin Widjaja Tunggal dalam buku internal auditing (2011) sebagai

berikut: “Audit (auditing) adalah suatu proses sistematis mendapatkan dan mengevaluasi

bukti-bukti secara objektif sehubungan dengan asersi atas tindakan dan peristiwa ekonomi

untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan menetapkan kriteria

serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”

Page 20: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

8

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa auditing memiliki

karakteristik sebagai berikut :

1. Suatu proses yang sistematis yang terdiri dari serangkaian prosedur yang terstruktur.

2. Mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif.

3. Adanya pembandingan informasi perusahaan yang dapat diukur dengan kriteria yang

telah ditetapkan untuk menentukan kesesuaian antara keduanya.

4. Pemeriksaan dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen yaitu mempunyai

pengetahuan yang cukup sehingga dapat memahami kriteria yang ditetapkan, juga

kompeten dalam menentukan jumlah dan jenis bukti yang dibutuhkan agar dapat

menarik kesimpulan dengan tepat. Sikap independen ditunjukkan dengan memiliki

mental yang bebas dan sikap tidak memihak.

5. Adanya komunikasi yang melaporkan hasil penemuan audit dan sejauh mana

kesesuaian informasi perusahaan dengan kriteria yang telah ditetapkan kepada pihak

yang berkepentingan.

2.1.2 Jenis-Jenis Audit

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2003), “audit dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan

secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi telah

disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya kriteria itu adalah

Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum. Seringkali juga dilakukan audit laporan

keuangan yang disusun berdasarkan basis kas atau basis akuntansi lainnya yang

sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan.

2. Audit Operasional

Page 21: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

9

Merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi

suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitas. Umumnya pada saat selesai

audit operasional, auditor akan memberikan saran kepada manajemen untuk

memperbaiki jalannya operasi perusahaan yang menyangkut efisien, efektifitas dan

ekonomis.

3. Audit Kepatuhan

Bertujuan mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti prosedur atau aturan

tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. Suatu

audit ketaatan dalam perusahaan, dapat termasuk penentuan apakah para pelaksana

telah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, peninjauan tingkat

upah untuk menentukan kesesuaian dengan peraturan dengan upah minimum untuk

memastikan bahwa perusahaan tersebut telah memenuhi ketentuan hukum yang

berlaku umum.” (h.18).

2.2 Audit Operasional

Audit operasional sering disebut sebagai audit manajemen, audit prestasi, audit

sistem dan audit efisiensi. Audit operasional pada dasarnya memiliki pengertian yang luas,

sehingga sampai saat ini belum ditemukan kesepakatan mengenai istilah-istilah dari audit

operasional tersebut.

Dalam skripsi ini, penulis menggunakan istilah audit operasional secara luas,

sepanjang tujuannya adalah untuk menentukan efisiensi dan efektivitas organisasi maupun

bagian-bagiannya.

2.2.1 Pengertian Audit Operasional

Page 22: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

10

Ada banyak pengertian yang didefinisikan oleh para ahli mengenai audit

operasional. Salah satunya menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan Jusuf

A.A (2003), ”Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian maupun dari prosedur

dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya. Umumnya,

pada saat penyelesaian audit operasional, auditor akan memberikan sejumlah saran kepada

manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan.”(h.4).

Menurut Tunggal, A.W. (2008) menyatakan, “Audit operasional merupakan audit

atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi,

efisiensi dan efetifitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas hanya pada keinginan

manajemen”.(h.11).

Agoes. S (2004) mendefinisikan, “audit operasional adalah suatu pemeriksaan

terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan

operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan

operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.” (h.9).

Dari beberapa definisi audit operasional di atas, dapat disimpulkan bahwa pada

prinsipnya audit operasional dilakukan untuk menilai dan mengevaluasi efisiensi dan

efektivitas kegiatan objek yang diaudit sehingga jika ada suatu masalah yang timbul dapat

segera diidentifikasi untuk dicari pemecahannya. Pemeriksaan operasional digambarkan

sebagai review (kaji ulang) terhadap prosedur dan metode operasi perusahaan dengan

tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya. Audit operasional tidak dapat

memecahkan semua masalah tapi hanya membantu memecahkan masalah yang mempunyai

pengaruh cukup besar dalam kegiatan objek yang diaudit.

2.2.2 Tujuan Audit Operasional

Page 23: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

11

Dalam mengadakan pemeriksaan, titik berat perhatian utama diarahkan kepada

kegiatan-kegiatan yang diperkirakan dapat diperbaiki di masa yang akan datang. Tujuan

audit operasional tidak hanya ingin mendorong dilakukannya tindakan perbaikan tetapi juga

untuk menghindari kemungkinan terjadinya kekurangan atau kelemahan di masa yang akan

datang.

Tujuan umum audit operasional dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Menilai kinerja

Menilai kinerja adalah dengan membandingkan cara suatu organisasi melaksanakan

aktivitasnya dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen, seperti kebijakan

organisasional, standar, tujuan dan rencana detil. Tujuan kedua adalah perbandingan

dengan fungsi lain yang sama atau individual dalam organisasi (bench marking

external).

2. Mengidentifikasi untuk memperbaiki

Meningkatkan ekonomi, efisiensi, dan efektivitas merupakan kategori luas dengan

mana kebanyakan perbaikan diklasifikasikan. Auditor dapat mengidentifikasi

peluang-peluang khusus (praktik terbaik) dengan menganalisis wawancara dengan

individual (dalam atau di luar organisasi), mengamati operasi, menelaah data masa

lalu dan sekarang mengalisis transaksi, melakukan perbandingan internal dan

eksternal, dan melakukan pertimbangan profesional berdasarkan pengalaman

dengan organisasi tertentu atau yang lain.

3. Mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan atau tindak lanjut

Page 24: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

12

Sifat dan lingkup dari rekomendasi yang dikembangkan dalam pelaksanaan audit

operasional beraneka ragam. Dalam banyak hal, auditor mungkin dapat melakukan

rekomendasi khusus. Dalam hal lain, studi lebih lanjut yang tidak dalam lingkup

audit mungkin diperlukan.

Menurut Tunggal, A. W. (2008) menyatakan, ”Beberapa tujuan dari audit

operasional

ialah :

1. Objek dari audit operasional adalah mengungkapkan kekurangan dan

ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor operasional dan untuk

menunjukkan perbaikan apa yang memungkinkan untuk memperoleh hasil yang

terbaik dari operasi yang bersangkutan.

2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling efisien.

3. Untuk mengusulkan kepada manajemen cara-cara dan alat-alat untuk mencapai

tujuan apabila manjemen organisasi kurang pengetahuan tentang pengelolaan yang

efisien.

4. Audit operasional bertujuan untuk mencapai efisiensi dari pengelolaan.

5. Untuk membantu manajemen, auditor operasional berhubungan dengan setiap fase

dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan kepada manajemen.

6. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dalam pelaksanaan yang efektif

dan efisien dari tujuan dan tanggung jawab mereka.” (h.40).

2.2.3 Keterbatasan Audit Operasional

Page 25: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

13

Audit operasional merupakan suatu alat bantu yang baik, akan tetapi audit

operasional ini tetap memiliki keterbatasan-keterbatasan, yaitu:

1. Keterbatasan waktu pemeriksaan.

2. Keterbatasan pengetahuan/keahlian pemeriksa.

3. Adanya hambatan dari pihak yang terkait didalam pemeriksaan.

4. Keterbatasan biaya pemeriksaan.

2.2.4 Tahapan Audit Operasional

Dalam melakukan audit operasional diperlukan adanya suatu kerangka tugas sebgaai

pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan. Kerangka tugas dalam suatu audit operasional

terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan (The Planning Phase)

Tujuan utama dari tahap ini adalah :

a. Mengumpulkan informasi mengenai area atau fungsi operasional.

b. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi pada area operasional.

c. Mulai mengembangkannya menjadi audit program tahap perencanaan.

2. Tahap Penyusunan Audit Program (Audit Program Phase)

Tujuan dari audit program ini adalah untuk :

a. Sebagai rencana tindakan untuk melaksanakan audit operasional

b. Melakukan pemeriksaan pendahuluan (Preliminery review) pada tahap perencanaan.

c. Sebagai jembatan atau penghubung antara tahap perencanaan dengan tahap kerja

lapangan.

d. Melaksanakan pemeriksaan operasional secara efisien dan efektif.

Page 26: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

14

3. Tahap Pemeriksaan Lanjutan (Field Work Phase)

Auditor menganalisa kegiatan untuk menentukan keefektifan dari manajemen dan

pengawasan yang berhubungan. Fungsi semacam ini diuji dalam operasi yang

sebenarnya dengan penekanan khusus pada daerah yang sulit dikontrol dan memiliki

titik kelemahan yang tinggi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan apakah

suatu situasi membutuhkan peningkatan, apakah situasi tersebut menuntut perhatian

lebih dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut.

4. Tahap Pengembangan Temuan Audit (Development of Audit Findings)

Tahap ini meliputi :

a. Pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang signifikan.

b. Evaluasi temuan, yang mengandung unsur :

- Kondisi : Apa yang ditemukan?

- Kriteria : Apa yang seharusnya terjadi?

- Akibat : Apa akibatnya bagi kegiatan perusahaan?

- Penyebab : Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

- Rekomendasi : Apa yang dilakukan untuk memperbaiki situasi tersebut?

5. Tahap Pelaporan (Reporting Phase)

Tujuan dari pembuatan laporan pemeriksaan adalah untuk :

a. Menyajikan informasi yang bermanfaat dan tepat waktu atas operasi yang tidak

efisien dan masalah lainnya.

b. Merekomendasikan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan.

Laporan pemeriksaan (audit report) merupakan kesimpulan dari seluruh hasil dari

pelaksanaan pemeriksaan operasional.

Page 27: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

15

2.2.5 Laporan Audit Operasional

Seperti halnya audit laporan keuangan, sebagai hasil akhir audit opersional akan

dikeluarkan pula suatu laporan hasil audit oleh auditor. Bagi pimpinan organisasi

perusahaan yang tersangkut di dalam audit, laporan audit merupakan bukti nyata yang

mereka lihat mengenai audit yang telah dilakukan.

Fungsi audit report adalah :

1. Mengkomunikasikan hasil pemeriksaan operasional.

2. Memperngaruhi manajemen dan meminta melakukan tindakan.

3. Menanyakan manfaat pemeriksaan operasional bagi manajemen.

4. Menarik perhatian manajemen.

Bentuk laporan audit operasional dapat berupa lisan maupun dengan tertulis.

Laporan harus ditulis dari konsep ke rincian serta temuan harus diuraikan secara spesifik

dan manfaat yang akan diperoleh jika rekomendasi dilaksanakan. Pada umumnya suatu

laporan audit operasional akan meliputi unsur-unsur :

1. Tujuan dan ruang lingkup

2. Prosedur-prosedur yang digunakan oleh auditor

3. Temuan-temuan khusus

4. Rekomendasi-rekomendasi bila diperlukan

Ringkasan laporan hasil audit itu hendaknya :

1. Menjelaskan ruang lingkup dan tujuan audit

2. Menyajikan hal-hal aktual dengan akurat, lengkap dan wajar.

3. Menjelaskan temuan dan rekomendasi.

4. Mencantumkan informasi, temuan dengan didukung oleh bukti-bukti yang cukup untuk

menunjukan dasar permasalahanyang dilaporkan serta kebenaran dan kelayakannya.

Page 28: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

16

5. Membuat identifikasi dan penjelasan mengenai masalah dan peryataan yang memerlukan

penelaahan dan pertimbangan lebih lanjut dari auditor.

6. Menyertakan tindakan manajemen yang patut diperhatikan terutama dalam perbaikan

manajemen yang memerlukan perluasan lebih lanjut.

7. Menempatkan prioritas pada perbaikan di masa depan dan bukannya pada kritik di masa

lalu.

2.3 Stuktur Pengendalian Intern

2.3.1 Pengertian Struktur Pengendalian Intern

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007) "Pengendalian internal adalah sistem

yang meliputi organisasi semua metode dan ketentuan yang terorganiasi yang

dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mencek kecermatan

dan keandalan data akuntansi serta meningkatkan efisiensi usaha.”(h.39)

Struktur pengendalian intern menurut COSO (Committee of Sponsoring

Organizations of the Treadway Commission) mencakup lima kategori dasar kebijakan

dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan

memadai bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi. Pengendalian intern terdiri dari lima

komponen yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang

mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan komisaris dan

pemilik suatu satuan terhadap pengendalian dan pentingnyaterhadap satuan usaha

tersebut.

Page 29: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

17

Berikut ini merupakan komponen yang sangat penting dalam lingkungan pengendalian

yang harus menjadi bahan pertimbangan bagi para auditor:

a. Nilai integritas dan etika

Hal ini meliputi tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi intensif

dan godaan yang dapat menyebabkan pegawai bertindak tidak jujur, melanggar

hukum.

b. Komitmen terhadap kompetensi

Kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas-tugas. Komitmen terhadap kompetensi meliputi pertimbangan

manajemen atas pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dan paduan antara

kecerdasan, pelatihan dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan

kompetensi.

c. Dewan komisaris atau komite audit

Dewan komisaris yang efektif adalah yang independen dari manajemen dan anggota-

anggotanya aktif serta menilai aktivitas manajemen. Tanggung jawab komite audit

adalah mengawasi proses pelaporan keuangan, mencakup struktur pengendalian

intern dan ketaatan kepada undang-undang dan peraturan.

d. Falsafah manajemen dan gaya operasi

Falsafah adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi

perusahaan dan karyawannya. Sedangkan gaya operasi mencerminkan ide manajer

tentang bagaimana operasi suatu entitas harus dilaksanakan. Pemahaman mengenai

falsafah manajemen an gaya operasi ini membuat auditor dapat merasakan sikap

mereka terhadap pengendalian.

e. Struktur organisasi

Page 30: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

18

Struktur organisasi suatu satuan usaha membatasi garis tanggung jawab dan

wewenang yang ada. Dengan memahami struktur organisasi, auditor dapat

mempelajari manajemen dan elemen fungsional usaha dan menaksir bagaimana

kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan pengendalian dilaksanakan.

f. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab

Hal ini mencakup cara-cara seperti memo dari manajemen tentang pentingnya

pengendalian dan masalah yang berkaitan dengan pengendalian, organisasi formal

dan rencana operasi, deskripsi tugas pegawai dan kebijakan terkait dan dokumen

kebijakan yang menggambarkan perilaku pegawai.

g. Kebijakan dan prosedur kepegawaian

Aspek yang paling penting dalam pengendalian adalah pegawai. Oleh karena itu,

metode bagaimana pegawai direkrut, dievaluasi dan digaji harus diperhatikan dan

dikendalikan dengan baik.

2. Penetapan Resiko oleh Manajemen

Penetapan resiko dilakukan sebagai bagian dari perancangan dan pengoperasian struktur

pengendalian intern untuk meminimalkan salah saji dan ketidakberesan. Jika manajemen

secara efektif menilai dan bereaksi terhadap resiko, auditor biasanya mengumpulkan

lebih sedikit bahan bukti dibandingkan jika manajemen tidak dapat mengidentifikasi

atau bereaksi terhadap resiko yang signifikan.

3. Sistem Akuntansi

Kegunaan sistem akuntansi satu satuan usaha untuk mengidentifikasikan,

menggabungkan, mengklasifikasikan, menganalisa, mencatat dan melaporkan transaksi

satu satuan usaha serta mengelola akuntanbilitas atas aktiva terkait. Untuk perusahaan

kecil dengan keterlibatan aktif pemilik, sistem akuntansi sederhana dengan suatu mikro

Page 31: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

19

komputer yang mencakup seorang akuntan yang jujur dan kompetem akan memberikan

sistem akuntansi yang memadai. Perusahaan yang lebih besar memerlukan sistem yang

makin kompleks.

4. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan

keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh pihak manajemen telah dilaksanakan.

Aktivitas pengendalian dibagi menjadi lima kategori yaitu pemisahan tugas yang cukup,

otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas, dokumen dan catatan yang memadai,

pengendalian fisik atas aktiva dan catatan dan pengecekan independen atas pelaksanaan.

5. Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern

sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh personel yang seharusnya melakukan

pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian.

Pemantauan dilakukan pada saat yang tepat untuk menetukan apakah struktur

pengendalian intern beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan untuk menentukan

apakah struktur pengendalian intern tersebut telah memerlukan perubahan karena

terjadinya perubahan keadaan.

2.4 Sistem Akuntansi Pembelian

2.4.1 Fungsi Sistem Akuntansi Pembelian

Pembelian merupakan titik awal dimana produksi dilakukan, tanpa ada pembelian

maka produksi tidak bisa dijalankan yang bisa membuat perusahaan tidak mendapatkan

keuntungan. Menurut Arens dan Loebbecke (2003) mendefinisikan “Permintaan

pembelian adalah permintaan akan barang dan jasa oleh pegawai yang berwenang.

Page 32: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

20

Bentuknya dapat berupa permintaan perolehan untuk bahan-bahan oleh mandor atau

pengawas gudang, reparasi di luar oleh pegawai kantor atau pabrik, atau asuransi

oleh direktur perusahaan yang bertanggung jawab atas property dan peralatan.” (p.558).

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Mulyadi (2001), “Sistem akuntansi

pembelian digunakan untuk melaksanakan pengadaan barang kebutuhan perusahaan.

Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah : prosedur

permintaan pembelian, prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok,

prosedur order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur pencatatan utang, dan

prosedur distribusi pembelian.”(h.326). Sedangkan menurut Tata Sutarbi (2004) dalam

bukunya Sistem Informasi Akuntansi, menjelaskan bahwa sistem akuntansi pembelian

memiliki lima fungsi dasar, yaitu:

“1. Seseorang yang bukan karyawan departemen pembelian menentukan bahan-bahan

yang dibutuhkan, permintaan disajikan, dan disahkan.

2. Tender dikeluarkan, pemasok dipilih, dan order pembelian diterbitkan oleh

departemen pembelian.

3. Pada saat bahan diterima, laporan penerimaan dibuat oleh departemen penerimaan.

Dalam banyak kasus, hanya orang yang punya kemampuan teknis yang dapat

melakukan pemeriksaan bahan dan memberikan jaminan kepada departemen yang

akan menggunakan bahan. Dalam kasus lain, mungkin saja dilakukan pengujian

terhadap bahan yang dibeli sebelum pembayaran dilakukan. untuk itu, fungsi

pengujian dapat dibentuk sebagai bagian departemen penerimaan dan departemen

tersendiri.

Page 33: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

21

4. Rincian faktur yang diberikan kepada pemasok dibandingkan dengan order pembelian

dan dengan laporan penerimaan. Faktur diteliti akurasi matematisnya. Jika semuanya

sudah tercakup dalam order, maka faktur disahkan untuk pembayaran.

5. Cek disiapkan dan dikirim ke pemasok, dan semua dokumen sebelumnya dibatalkan

untuk menghindari pembayaran ganda.” (h.129).

Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua yaitu pembelian lokal dan

pembelian ekspor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri,

sedangkan impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri.

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian adalah:

1. Fungsi Gudang

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk

mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang

dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Untuk

barang-barang yang langsung dipakai (tidak diselenggarakan persediaan barang di

gudang), permintaan pembelian diajukan oleh pemakai barang.

2. Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga

barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan

order pembelian kepada pemasok yang dipilih.

3. Fungsi Penerimaan

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan

pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok

guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi

Page 34: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

22

ini juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari

transaksi retur penjualan.

4. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan

utang dan fungsi pencatatan persediaan. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi

pencatatan utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam

register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti

kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau menyelenggarakan kartu utang

sebagai buku pembantu utang. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatatan

persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang

dibeli ke dalam kartu persediaan.

2.4.2 Tujuan Audit Pembelian

Menurut Agoes, S (2004) “Tujuan audit pembelian antara lain :

1. Menilai ketaatan kegiatan pembelian terhadap prosedur dan kebijakan

perusahaan yang berlaku.

2. Menilai efekifitas kegiatan pembelian dalam penyediaan bahan baku dan

bahan pembantu yang dibutuhkan.

3. Menilai efisiensi kegiatan pembelian yang dapat dilihat dari biaya yang

dikeluarkan untuk mendapatkan dan memelihara bahan baku dan bahan pembantu

yang dibeli.

4. Memberikan saran-saran dan rekomendasi yang diperlukan.” (p.117).

2.4.3 Prosedur Sistem Akuntansi Pembelian

Kegiatan pembelian berhubungan dengan pengadaan persediaan barang, baik

barang dagang maupun barang yang dibutuhkan selama kegiatan perusahaan. Fungsi

Page 35: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

23

pembelian harus selalu mengetahui informasi mengenai ketersediaan barang yang

dibutuhkan dan mencari informasi dari para supplier terkait. Untuk itu, penting bagi fungsi

pembelian untuk mengetahui dan mematuhi prosedur pembelian yang telah dirancang dan

ditetapkan oleh perusahaan, agar kegiatan pembelian dapat berjalan dengan efektif dan

efisien.

Beberapa jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian sebagai

berikut :

1. Prosedur Permintaan Pembelian

Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir

surat pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang,

misalnya untuk barang-barang yang langsung dipakai, fungsi yang memakai barang

mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan

menggunakan surat permintaan pembelian.

2. Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok

Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga

kepada pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai

syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan

ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. Perusahaan

seringkali menetukan jenjang wewenang dalam pemilihan pemasok sehingga sistem

akuntansi pembelian dibagi menjadi sistem akuntansi pembelian dengan pengadaan

langsung, sistem akuntansi pembelian dengan penunjukan langsung, sistem akuntansi

pembelian dengan lelang.

3. Prosedur Order Pembelian

Page 36: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

24

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok

yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan

(misalnya fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang, dan fungsi pencatat utang)

mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

4. Prosedur Penerimaan Barang

Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis,

kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat

laporan penerimaan barang untuk menyatakan pernerimaan barang dari pemasok

tersebut.

5. Prosedur Pencacatan Utang

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari

pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsip dokumen sumber

sebagai catatan utang.

6. Prosedur Distribusi Pembelian

Prosedur ini melipurti distribusi rekening yang didebit dari transaksi pembelian untuk

kepentingan pembuatan laporan manajemen.

Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari sistem akuntansi pembelian adalah :

a. Jenis persediaan yang telah mencapai titik pemesanan kembali (reorder point).

b. Order pembelian yang telah dikirim kepada pemasok.

c. Total saldo utang dagang pada tanggal tertentu.

d. Saldo utang dagang kepada pemasok tertentu.

e. Tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan dari pembelian.

2.4.4 Dokumen Sistem Akuntansi Pembelian

Page 37: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

25

Dokumen-dokumen yang digunakan oleh sistem akuntansi pembelian adalah

1. Surat Permintaan Pembelian

Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai

barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis,

jumlah dan mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut.

2. Surat Permintaan Penawaran Harga

Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang

pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak repetitif), yang menyangkut

nilai atau jumlah rupiah pembelian yang besar.

3. Surat Order Pembelian

Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.

4. Laporan Penerimaan Barang

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang

diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti

yang tercantumdalam surat order pembelian.

5. Surat Perubahan Order Pembelian

Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya

telah diterbitkan. Perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi

dengan menggunakan surat perubahan order pembelian.

6. Bukti Kas Keluar

Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian.

Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang

kepada pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat pembeitahuan kepada

kreditur mengenai maksud pembayaran (berfungsi sebagai remittance advice)

Page 38: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

26

2.5 Pengertian Pengeluran Kas

Proses bisnis account payable menurut Bodnar dan Hopwood berkaitan dengan

pengeluaran kas dimana bagian account payable mengakses dokumen yang diperlukan

untuk mendukung pengeluaran kas, dokumen tersebut telah di telaah, lalu disertakan juga

dokumen kelengkapannya, dan diproses untuk menyaipkan sebuah voucher.

Account payable memulai pemrosesan pembayaran, yang meliputi perhitungan

jumlah yang jatuh tempo. Voucher diposting ke buku besar account payable, lalu voucher

yang disetujui diteruskan kebagian pengeluaran kas. Bagian pengeluaran kas mengontrol

pengeluaran cek tersebut seperti halnya pengeluaran tunai. Biasanya, cek digunakan untuk

mayoritas pengeluaran yang besar. Konsep dana pembayaran untuk uang muka tidak

dibatasi untuk control kas kecil. Dana pembayaran di muka adalah dana yang dipelihara

pada jumlah tertentu yang telah ditentukan sebelumnya oleh perusahaan.

Dalam sistem account payable diperlukan pengendalian dalam hal pengeluaran

kasnya. Menurut Marshal dan Paul “Sistem Informasi Akuntansi” (2005) mengatakan

bahwa :“Siklus pengeluaran adalah suatu rangkaian kegiatan bisnis dan operasional

pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan

jasa.” (h.187)

Menurut Krismiaji “Sistem Informasi Akuntansi” (2005) mengatakan bahwa “hal-

hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian pengeluaran kas adalah :

1) Otorisasi transkasi

Dimana bagian account payable harus mengotorisasi pengeluaran kas, dan bagian

keuangan menyetujuinya.

Page 39: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

27

2) Pengamanan terhadap cek

Cek harus dibuat atas dasar paket voucher, cek harus mempunyai nomor urut

tercetak, hanya ditandatangani jika dibuat dengan benar, dan ditandatangani

stidaknya oleh dua pejabat bila nilainya melebihi angka tertentu, selain itu cek yang

masih beredar harus dicatat.

3) Pemisahan tugas

Diperlukan pemisahan tugas antara bagian account payable dan bagian pengeluaran

kas, lalu bagian pengeluaran kas dengan bagian buku besar, selain itu bagian buku

besar juga harus terpisah dari bagian account payable.

4) Dokumen dan catatan yang memadai

Harus dilakukan pengecekan terhadap paket voucher, khususnya faktur asli.

Dibatalkan segera cek ditandatangani, lalu account payable harus diposting setiap

hari, dan jurnal pengeluaran kas juga harus dibuat setiap hari.” (h.67).

2.6 Tujuan Audit Hutang

Tujuan audit terhadap hutang adalah:

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan

dengan hutang usaha.

Dalam memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi

yang mendukung informasi hutang usaha, auditor harus melakukan rekonsiliasi

antara saldo hutang usaha yang dicantumkan dalam neraca dengan akun Hutang

usaha dalam buku besar.

Page 40: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

28

2. Membuktikan keberadaan hutang dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan

hutang yang dicantumkan di neraca. Untuk membuktikan asersi keberadaan aktiva

dan keterjadian transaksi yang bersangkutan dengan hutang lancar, auditor

melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini :

a. Pengujian analitik

b. Pemeriksaaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan hutang

dagang.

c. Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan hutang dagang.

d. Konfirmasi hutang dagang.

3. Membuktikan asersi kelengkapan hutang dagang yang dicantumkan di neraca.

Hutang dagang harus disajikan di neraca pada fakta pada tanggal neraca atau

dengan kata lain sebesar jumlah yang menjadi kewajiban klien kepada kreditur

pada tanggal neraca.

4. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca hutang dagang yang

ada pada tanggal neraca merupakan kewajiban klien kepada kreditur pada tanggal

tersebut.

5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang dagang di neraca.

Pengujian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada

prinsip akuntansi berterima umum (PABU).

2.7 Pengertian Efisiensi dan Efektivitas

Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan merupakan

salah satu tujuan audit operasional yang dilaksanakan, dan berikut ini adalah gambaran

Page 41: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

29

mengenai efektifitas dan efisiensi menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh

Jusuf, A.A (2003) :

1. Efektifitas mengacu kepada pencapaian suatu tujuan yang hendak dicapai dengan

memenuhi setiap standar atau kondisi yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Efisiensi adalah suatu tindakan dengan cara yang dapat meminimalisir kerugian atau

pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan sesuatu.

Dari pengertian di atas, dapat dilihat bahwa efektivitas lebih menitikberatkan pada

tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata

lain, penilaian efektivitas didasarkan atas tujuan suatu organisasi yang dapat dicapai.

Sedangkan efisiensi lebih menitikberatkan pada kemampuan dan kehematan organisasi

dalam menggunakan sumber-sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

Dalam mengevaluasi keekonomisan dan efisiensi, auditor menganalisa daya guna

dari sumber daya manusia, fasilitas, peralatan, persediaan, dan uang. Sedangkan efektivitas

merupakan pencapaian organisasi suatu hasil atau manfaat berdasarkan tujuan yang

ditetapkan. Efisiensi dan efektivitas operasi suatu organisasi jauh lebih sulit

pengevaluasiannya secara obyektif dibandingkan penerapan dan penyajian laporan

keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Page 42: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

30

BAB III

DESKRIPSI PERUSAHAAN

3.1 Metodologi Penelitian yang Digunakan

Metodologi penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah:

1. Metode Historis

Metode berdasarkan data historis yang ada pada perusahaan dilaksanakan dengan

mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini

yang ada dalam perusahaan yang diteliti.

2. Metode Deskriptif Analisis

Suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan yang sebenarnya berdasarkan

apa yang terlihat, biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menyajikan

data yang digunakan, dianalisis yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas

mengenai objek yang diteliti. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam

pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah dimulai dari

metode pengumpulan data, operasionalisasi variabel, pengembangan instrumen,

analisis data dan pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan.

3. Metode Kepustakaan

Penelitian dengan membaca, mempelajari buku-buku referensi dan sumber-sumber

lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Page 43: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

31

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah pertama penulis dalam melakukan

penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian dan pengumpulan data

penelitian ini adalah :

1. Studi Lapangan (Field Research)

Yaitu peninjauan yang dilaksanakan mengadakan peninjauan langsung ke tempat

terdapatnya masalah, hal ini dengan dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat

dan relevan. Studi ini meliputi pengumpulan data langsung dengan mengadakan

penelitian terhadap objek-objek yang diteliti untuk memperoleh data primer, dengan

melakukan:

a. Pengamatan Langsung (Observasi)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek

penelitian dengan melihat kegiatan yang ada hubungannya dengan objek yang

diteliti.

b. Wawancara (Interview)

Yaitu tanya jawab secara langsung dengan bagian yang terkait yang berhubungan

dengan objek yang diteliti yang ada dalam perusahaan. Dalam wawancara

tersebut penulis melakukan konsultasi dan tanya jawab langsung dengan orang

yang berwenang dalam instansi yang bersangkutan. Dari wawancara tersebut

akan diperoleh data mengenai sturktur organisasi, uraian tugas dan proses

pembelian, hutang dagang dan pengeluaran kas. Data yang telah diperoleh akan

dianalisis untuk kemudian dibuat simpulan.

Page 44: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

32

c. Check List

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti kemudian

diajukan penulis kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti. Check list berisi pertanyaan yang dijawab “Ya” atau “tidak” mengenai

proses pembelian, hutang dagang dan pengeluaran kas. Data yang diperoleh dari

check list ini berupa data primer dan akan dianalisi.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan yaitu teknik berdasarkan literatur guna memperoleh dasar teoritis

dalam pemecahan masalah yang diteliti. Data dari literatur berguna sebagai bahan

pertimbangan atas data yang diperoleh dari penelitian. Dilakukan untuk

memperoleh data sekunder yang diperoleh dengan penelaahan buku-buku referensi

dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk

dijadikan dasar melakukan analisis terhadap operasi perusahaan. Dengan studi

kepustakaan, akan diperoleh gambaran dalam menganalisis temuan-temuan audit

terhadap pembelian, hutang dagang dan pengeluaran kas.

Data yang diperoleh akan diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar-

dasar teori yang telah dipelajari, sehingga akhirnya dapat disimpulkan yang akan menjawab

permasalahan. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan analisis agar lebih mudah

dipahami dan ditindaklanjuti.

Page 45: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

33

3.3 Teknik Pengumpulan Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk menghimpun data.

Data yang diharapkan oleh penelitian ini adalah bersumber dari kepustakaan dan lapangan.

Data kepustakaan merupakan data sekunder dan lebih dimanfaatkan untuk mengidentifikasi

indikator penerapan internal control terhadap pembelian, hutang dagang dan pengeluaran

kas. Data primer diperoleh melalui penelitian lapangan yaitu dengan mengadakan

wawancara dan check list yang berasal dari responden yang termasuk dalam sampel

penelitian.

3.4 Sejarah Perusahaan

PT Multistrada Arah Sarana Tbk, atau ‘MASA’ (Perseroan), merupakan produsen

ban di Indonesia yang beralamat di Jl. Raya Lemahabang Km 58,3 Desa Karangsari

Cikarang Timur – Bekasi Jawa Barat 17550.

MASA memproduksi ban luar kendaraan bermotor roda dua dan roda empat baik

merek sendiri (Achilles, Corsa & Strada), dengan area pemasaran di pasar domestik dan

internasional. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1988 dengan nama PT. Oroban Perkasa.

Pada masa awal berdiri, perusahaan di desain dan mendapatkan teknologi dari Pirelli-Itali

juga teknis dan distribusi dari Continental GMbh-Jerman. Selama krisis di Asia tahun 1999,

seluruh kewajiban perusahaan dialihkan ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Sukses bisnis perusahaan saat ini dimulai sejak perusahaan yang sekarang diambil

alih oleh manajemen baru (PVP XVIII Pte Ltd dan PT. Indokemika Jayatama) pada tahun

2004 dan melakukan proses restrukturisasi, termasuk konversi dari pinjaman menjadi

ekuitas dan melakukan penawaran umum saham perdana/IPO pada tahun 2005. Dari masa

Page 46: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

34

tersebut sampai dengan sekarang perusahaan ini terus meningkatkan kapasitas dan kualitas

produksi yang dibiayai dengan penambahan modal saham dan pinjaman sindikasi. Sukses

berkelanjutan dengan dukungan dari jaringan dealer yang makin luas dan tumbuhnya

reputasi menandai berkembangnya produk-produk perusahaan dari tahun ke tahun. Dari

tahun 2004 sampai dengan 2011 penjualan bersih perusahaan tumbuh sebesar CAGR 38%.

Hal ini dapat dicapai karena perusahaan telah mencapai reputasi yang baik dari produk di

pasaran domestik maupun internasional.

Meningkatnya penjualan dan pengakuan atas produk perusahaan oleh pasar otomotif

di seluruh Indonesia dan lima benua di dunia memberikan keyakinan untuk terus berusaha

meningkatkan kinerja yang sesuai dengan status sebagai produsen ban kelas dunia. Produk-

produknya pun telah mendapatkan sertifikasi pemenuhan standar kualitas baik secara

domestik maupun internasional.

Permintaan saat ini cukup baik dan melebihi kapasitas produksi, dan perusahaan ini

berusaha keras untuk memenuhinya dengan terus meningkatkan kapasitas produksi dan

terus mengembangkan jaringan distribusi baik di pasar domestik maupun internasional

sebagai upaya mempertahankan bahkan meningkatkan pangsa pasar yang sudah ada.

Dengan menggabungkan kemampuan teknis dan bisnis serta keunggulan pada fasilitas yang

dimiliki, serta sinergi dari seluruh karyawan yang bekerja bersama, perusahaan ini terus

memfokuskan diri pada perubahan dan inovasi untuk peningkatan penjualan dan

peningkatan image di pasar dunia

3.5 Visi, Misi, Value dan Strategi Perusahaan

Semua pemain tim kerja MASA bertujuan untuk mencapai tujuan yaitu keunggulan

dalam pembuatan ban di Indonesia, hingga standar kelas dunia. Dalam menjalankan hal ini

Page 47: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

35

kami melaksanakan bisnis kami untuk manfaat distributor yang bernilai, dealer dan

konsumen, melalui hubungan kerja pribadi dan etika kerja standar internasional.

Visi:

"Sebagai pemimpin dan trendsetter dalam industri ban"

Misi:

"Untuk membuat dunia lebih baik dan sejahtera"

Value Perusahaan sebagai berikut :

1. Spiritual

Karyawan dibimbing oleh komitmen spiritual terhadap yang Maha Tinggi, dan cara

spiritual berhubungan dengan orang lain, sepanjang hari kerja.

2. Jujur dan Bertanggungjawab

Hal ini berarti bertindak dengan cara yang jujur dan bertanggungjawab dalam

semua urusan apakah itu dengan perusahaan, pemasok, distributor, pelanggan atau

pejabat.

3. Sinergi

Perusahaan menyadari bahwa semua aspek usaha dari sumber ke pabrikan hingga

waktu ban sampai ke pintu, terhubung dan terkait satu sama lain, perusahaan

mempraktekkan sinergi dalam pengambilan keputusan, yang menggunaakan secara

bersama-sama setiap elemen perusahaan untuk melihat apa yang "paling tepat" akan

meningkatkan tujuan korporasinya.

4. Proaktif

Page 48: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

36

Dalam setiap kegiatan sehari-hari, karyawan mengambil posisi belajar proaktif yang

bergerak ke depan secara yakin dengan konsep-konsep baru, rencana asli, skema

pemotongan biaya dalam jumlah besar dan perampingan organisasi yang lebih

efisien.

5. Loyal

Pada setiap saat pandangan ditujukan kepada perusahaan sebagai sumber inspirasi

dan kemajuan karirnya, sebuah alasan untuk makmur dan kaya. Dengan demikian,

karyawan benar-benar loyal kepada majikan, membela kepentingannya dan

mendukung tujuan-tujuannya pada setiap momen selama hari kerja.

Strategi PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk antara lain:

1. Menjadikan perusahaan ban yang dapat bersaing dengan perusahaan ban-ban lain

di Indonesia dengan mengedepankan kualitas ban terbaik yang sesuai dengan

Standar Nasional Indonesia (SNI).

2. Mengedepankan Customer Satisfaction dalam segala aspek kebutuhan baik

kebutuhan pasar, harga, servis, dsb.

3. Selalu berinovasi dan mengembangkan produk-produk ban baik ban passenger,

motorcycle, maupun yang terakhir sekarang dalam pengembangan adalah ban

untuk truk. Sehingga akan semakin dikenal oleh masyarakat luas baik Indonesia

maupun di luar negeri.

4. Melakukan promosi terus-menerus dengan kemasan yang menarik dalam setiap

event-event yang dilaksankan baik di Indonesia maupun di luar negeri guna

memperkenalkan produk-produk dari PT. Multistrada Arah Saran, Tbk dengan

tujuan Brand Awareness.

Page 49: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

37

3.6 Kegiatan Usaha

Proses produksi pembuatan ban terbagi dalam 4 tahapan yaitu :

1. Persiapan komponen

Tahapan ini dimulai dengan penimbangan karet alam, karet sintetis, bahan kimia,

carbon black dan polimer serta minyak sebagai bahan baku. Bahan baku tersebut

dicampur dalam banburry mixer. Bahan yang telah tercampur itu terdiri dari

beberapa variasi campuran yang disesuaikan dengan kegunaannya dalam konstruksi

ban, secara umum campuran tersebut disebut compound. Komponen ban antara lain

komponen untuk telapak ban, dinding ban, kerangka (carcass), sabuk ban, kawat

bead, inner liner dan sebagainya. Masing-masing komponen ini akan menggunakan

compound yang berbeda-beda dan dibuat pada mesin yang berbeda, misalnya

telapak ban dan dinding ban dibuat pada mesin yang disebut extruder. Komponen

kerangka (carcass) dibuat pada mesin calender dan mesin cutter. Komponen kawat

bead dibuat pada mesin bead grommet.

2. Perakitan komponen

Setelah selesai dibuat, komponen material tersebut dirakit dengan menggunakan

mesin tire building didalam ruang khusus untuk menghasilkan green tire. Green tire

ini dibuat berdasarkan ukuran ban yang telah direncanakan sesuai permintaan

bagian penjualan.

3. Pemasakan Green Tire

Setelah jadi, green tire dikirim ke ruang pemasakan atau curing. Di dalam ruang

pemasakan terdapat mesin curing press. Green tire akan dimasak di dalam cetakan

Page 50: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

38

menurut pola telapak dan ukuran tertentu. Proses pemasakan ini menggunakan

pemanasan dengan steam atau gas dengan tekanan, waktu, dan suhu tertentu.

4. Seleksi ban jadi dan pemeriksaan kualitas

Dari ruang press curing, ban yang telah jadi dikirim ke ruangan seleksi untuk

diperiksa oleh inspektor. Pemeriksaan dilakukan mulai dari pemeriksaan secara

visual untuk mensortir ban yang terlihat cacat sampai dengan pemeriksaan dengan

mesin yang disebut uniformity machine yakni mesin untuk memeriksa apakah ban

telah memenuhi standar yang ditetapkan untuk digunakan pada kendaraan. Dan

dengan mesin ini, pemeriksaan visual dilakukan untuk seluruh produk sebelum

dikirim ke gudang penyimpanan.

3.7 Uraian Tugas PT Multistrada Arah Sarana

Melalui wawancara dengan pihak perusahaan, diperoleh informasi mengenai tugas

dan tanggung jawab setiap bagian yang terdapat pada struktur organisasi PT Multistrada

Arah Sarna, tbk. Seacara garis besar tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian

diuraikan sebagai berikut:

a. Presiden Direktur

1. Bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan kinerja dan operasional

perusahaan.

2. Menetapkan kebijakan, sasaran dan strategi perusahaan untuk dapat mencapai

keunggulan bersaing dan keuntungan jangka panjang.

3. Mengarahkan perusahaan agar lebih maju dalam industri ban.

Page 51: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

39

4 Meningkatkan perencanaan strategis dan mereaslisasikan misi perusahaan agar

sesuai dengan falsafah perusahaan yang sudah ditentukan.

5 Mengarahkan operasi perusahaan, menkoordinasikan kebijakan dan pengambilan

keputusan dengan direktur-direktur lainnya.

6 Melaporkan kegiatan operasi perusahaan kepada RUPS.

b. Komite Audit

1. Bertugas membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan pengawasan atas kinerja

perusahaan.

2. Memberikan pendapat atas laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi

kepada Dewan Komisaris.

3. Mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan perhatian khusus Dewan Komisaris,

dan tugas-tugas lain seperti melakukan penelaahan atas informsi keungan, ketaatan

perseroan terhadap perundang-undangan, pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor

internal.

4. Memeriksa dan melaporkan setiap temuan hasil dari penyelidikan internal apabila

ditemukan adanya kemungkinan kecurangan, atau kegagalan sistem kendali

internal, atau pelanggaran hukum dan peraturan.

c. Finance and Accounting Division Head

1. Memastikan perencanaan, kebijakan dan strategi bidang keuangan agar terlaksana

sesuai dengan sasaran perusahaan, termasuk memantau seluruh aspek keuangan

perusahaan.

2. Memimpin serta mengkoordinasikan pekerjaan administratif.

3. Menentukan kebijakan keuangan perusahaan.

Page 52: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

40

4. Perencanaan usaha dan anggaran serta terus memperbaharui sistem pengawasan

internal.

5. Menandatangani faktur penjualan.

Terdiri dari :

1) Finance Departement Head

a. Menyediakan dana dengan cara mengatur arus dana masuk dan keluar

dengan lancar, sehingga dana digunakan secara optimal.

b. Memeriksa pembayaran dengan giro atau cek sesuai dengan prosedur

yang berlaku.

c. Menyetujui dokumen pengiriman yang telah disiapkan oleh bagian

penjualan.

d. Bertanggungjawab terhadap penagihan piutang A/R

2) Accounting Department Head

a. Menyediakan dan mengevaluasi laporan keuangan yang akurat, tepat

waktu dan dapat dipertanggungjawabkan.

b. Melakukan pengawasan terhadap pembuatan dan penyampaian laporan-

laporan yang berhubungan dengan pajak.

c. Mencatat dan memeriksa transaksi keuangan secara menyeluruh .

d. Direktur Sales Marketing International

1. Menentukan strategi pemasaran pasar ekspor

2. Mencapai target penjualan

3. Analisa dan evaluasi produk-produk baru

e. IT Departtement Head

1. Pengembangan terhadap teknologi informasi, sistem informasi dan sistem jaringan.

Page 53: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

41

2. Bertanggung jawab terhadap pengadaan, penggantian, dan pengembangan peralatan

dan fasilitas teknologi informasi.

e. HRD Divison Head

1. Melakukan perencanaan kebutuhan karyawan.

2. Melakukan seleksi dan mengidentifikasi tingkat kemampuan sesuai dengan yang

dibutuhkan.

3. Bertanggung jawab terhadap pembayaran gaji karyawan.

4. Bertanggung jawab terhadap penyelesaian perselisihan antar karyawan, karyawan

dengan perusahaan.

5. Bertanggung jawab terhadap pengendalian kedisiplinan karyawan.

f. Warehouse Division Head

1. Bertanggung jawab terhadap keamanan persediaan barang.

2. Memastikan pengiriman barang kepada pelanggan tepat waktu.

3. Menyediakan barang dalam jumlah dan kondisi yang memadai.

4. Menyelenggarakan suatu sistem informasi dan administrasi pergudangan yang

efektif dan efisien.

g. Bagian Purchasing

1. Melakukan pemesanan pembelian barang.

2. Melakukan penawaran harga dengan supplier.

3. Membuat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan aktivitas pembelian.

4. Follow up kedatangan barang yang dipesan

h. Bagian Bussines Support Administration

1. Membuat dokumen PO dari PR yang sudah disetujui oleh bagian pembelian.

2. Menerima tagihan dari supplier.

Page 54: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

42

3. Melengkapi dokumen penagihan yang akan diberikan ke bagian keuangan.

4. Mengurus dokumen bea cukai

Page 55: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

43

BAB IV

AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN

PENGELUARAN KAS PADA PT MULTISTRADA ARAH SARANA, TBK

4.1 Perencanaan Audit Operasional

Tahap ini digunakan penulis untuk memperoleh informasi umum mengenai

perusahaan secara garis besar seperti informasi bidang usaha yang dikelola, tujuan dan

sasaran perusahaan serta bagaimana organisasi dan aktivitas perusahaan dikelola untuk

mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efesiensi, efektifitas dan

keekonomisan kegiatan operasi sebuah perusahaan. Untuk memulai audit, seorang auditor

harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan audit merupakan

penyusunan strategis menyeluruh mengenai tindakan yang akan dilakukan dan ruang

lingkup audit. Luas sempitnya ruang lingkup audit operasional akan tergantung pada

pengendalian intern. Semakin baik pengendalian intern di suatu perusahaan maka semakin

sempit pula ruang lingkup audit operasional yang perlu diteliti oleh auditor. Begitu pula

sebaliknya, semakin buruk pengendalian intern di suatu perusahaan akan semakin luas

ruang lingkup audit operasional yang perlu diteliti oleh auditor.

4.2 Pelaksanaan Audit

4.2.1 Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan untuk memperoleh informasi latar belakang perusahaan dan

mengumpulkan informasi mengenai gambaran aktifitas pembelian, pencatatan hutang

Page 56: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

44

dagang, dan pengeluaran kas pada PT Multistrada Arah Sarana, tbk yang dilakukan sebagai

berikut:

1. Melakukan wawancara dengan kepala bagian keuangan dan beberapa karyawan

yang dapat memberikan informasi yang diperlukan serta menjelaskan tujuan dan

sasaran pemeriksaan ini.

2. Mengumpulkan data-data tertulis mengenai sejarah perusahaan, operasi perusahaan,

struktur organisasi dan uraian tugasnya, serta prosedur operasional yang

berhubungan dengan fungsi pembelian, pencatatan hutang dagang dan pengeluaran

kas yang telah ditetapkan perusahaan.

3. Melakukan tanya jawab berupa wawancara langsung dengan bagian pembelian,

bagian gudang, bagian BSA (Bussines Support Administration), bagian keuangan

dan bagian akuntansi PT Multistrada Arah Sarana, tbk untuk mengetahui kebijakan

dan prosedur baik secara umum maupun khusus yang diterapkan oleh perusahaan.

4. Mempelajari prosedur pemesanan pembelian, penerimaan barang, pencatatan

hutang dan pengeluaran kas.

5. Memberikan check list yang berkaitan dengan pemesanan pembelian, penerimaan

barang, pencatatan hutang dan pengeluaran kas kepada bagian pembelian, bagian

gudang, bagian BSA (Bussines Support Administration), bagian keuangan dan

bagian akuntansi.

6. Melakukan pengamatan langsung terhadap cara kerja karyawan yang terkait dalam

proses pembelian, pencatatan hutang dagang dan pengeluaran kas.

7. Mengevaluasi hasil dari wawancara, check list dan pengamatan langsung.

Page 57: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

45

8. Membuat ikhtisar atas temuan-temuan penting.

4.2.2 Kebijakan Pembelian

Penulis mendapat informasi mengenai kebijakan pembelian dan penilaian mutu

terhadap produk sebagai berikut:

1. Pembelian dibagi menjadi dua yaitu pembelian non raw material dan pembelian

raw material.

2. Ketentuan untuk kebutuhan pembelian raw material berdasarkan perhitungan re

order point (ROP).

3. Ketentuan untuk kebutuhan pembelian non raw material berdasarkan job order

departemen yang membutuhkan.

• Ketentuan Penilaian mutu produk untuk calon vendor baru :

1. Calon vendor baru diminta contoh barang menurut spesifikasi atau klasifikasi yang

diinginkan.

2. Untuk vendor baru, contoh barang harus dilengkapi dengan certificate atau identitas

yang jelas (certificate of analisys), kemudian bagian laboratorium melakukan

pengujian physical dan chemical test yang disahkan oleh manajer R&D.

3. Untuk calon vendor baru harus dilakukan audit atas sistem proses produksi.

• Ketentuan Penilaian mutu produk untuk vendor yang sudah berjalan :

Page 58: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

46

1. Untuk vendor yang sudah berjalan tetapi belum memiliki sertifikat dari badan

sertifikasi tidak perlu dilakukan survei/audit ke pabrik, tetapi dilakukan hal-hal

sebagai berikut :

a. Adanya surat pernyataan dari vendor bahwa akan segera mendapatkan sertifikat

atas manajemen mutu dari salah satu badan sertifikasi.

b. Harus dilakukan audit atas sistem mutu dan proses produksi.

2. Untuk vendor yang sudah berjalan, audit dilakukan berdasarkan prioritas vendor

yang bermasalah dan area domisili (pabrik).

4.2.3 Prosedur Pemesanan dan Pembelian Barang

Pemesanan barang untuk bahan baku dilakukan oleh Departemen Planning Product

Control (PPC) dengan membuat formulir permintaan barang/jasa atau dinamakan purchase

requestition (PR) pada sistem bila barang sudah dalam persediaan minimum. PR di print

out untuk disetujui oleh pimpinan departemen dan GM divisi. Sedangkan untuk pembelian

non raw material, departemen yang membutuhkan membuat PR. Untuk permintaan

pembelian fixed asset, harus menggunakan form Fixed asset yang disetujui oleh GM dan

BOD. Permintaan pembelian yang ditolak akan dikembalikan ke departemen yang

membutuhkan (user). PR yang sudah disetujui kemudian diserahkan kepada bagian

pembelian. Bagian pembelian akan melakukan seleksi vendor dari RMAL (Raw Material

Approval List) dengan mencari minimal 2 vendor. RMAL adalah dokumen yang berisi

tentang daftar material dan vendor yang sudah mendapatkan pengesahan untuk digunakan

secara reguler. Persetujuan material ini diberikan secara spesifik untuk tiap jenis material,

brand name, dan manufacturer (plant maker).

Page 59: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

47

Bagian pembelian meminta penawaran kepada kandidat vendor. Permintaan

penawaran kepada vendor hanya boleh dilakukan kepada perusahaan yang telah disetujui.

Bagian pembelian memberitahukan kepada user untuk menyiapkan persetujuan pembelian

jika pembelian per itemnya diatas 100 juta yang harus disetujui oleh GM division dan

BOD. Bagian pembelian membuat evaluation sheet dengan memilih vendor berdasarkan

kriteria harga, kualitas dan performance delivery. PR beserta evaluation sheet akan

diserahkan ke bagian BSA (Bussines Support Administration) untuk dibuatkan PO

(Purchase Order) pada sistem. BSA akan melakukan circulation approval PO yang harus

ditandatangani oleh BOD, GM pembelian, manajer pembelian dan bagian pembelian. BSA

akan memberitahukan PO melalui fax atau email kepada vendor dan menunggu konfirmasi

penerimaan PO. PO yang sudah mendapat konfirmasi dari vendor akan diposting pada

sistem oleh BSA. Pada saat posting PO dilakukan jurnal pembelian sudah terbentuk pada

sistem.

Setelah PO diterima oleh vendor, bagian pembelian melakukan konfirmasi atas

kesanggupan untuk memenuhi PO dalam hal jadwal dan jumlah yang tercantum pada PO.

Bagian pembelian akan mengontrol kedatangan barang yang telah dipesan dari vendor. Jika

barang belum datang sesuai dengan tanggal yang diminta, maka bagian pembelian akan

melakukan follow up kepada vendor mengenai jadwal kedatangan barang.

4.2.4 Prosedur Penerimaan Barang

Barang dari vendor akan dicek kesesuaian barang dengan surat jalan oleh bagian

gudang. Jika jumlah surat jalan tidak sesuai, maka dilakukan koreksi terhadap surat jalan.

Jika barang sesuai, maka surat jalan ditandatangani dan dicap oleh bagian gudang. Surat

Page 60: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

48

jalan copy diserahkan ke bagian gudang dan surat jalan asli digunakan oleh vendor sebagai

penagihan.

Setelah menerima barang, bagian gudang akan menempatkan barang pada area yang

telah ditentukan dan membuat RIR (Receiving Inspection Report) berdasarkan surat jalan

dan pengujian terhadap barang yang diterima (terhadap barang tertentu dibutuhkan uji lab).

Jika hasil uji atas barang tersebut menyatakan kualitas tidak OK maka beri tanda “NG” dan

buat surat klaim dan didistribusikan ke departemen yang terkait. Jika hasilnya menyatakan

barang OK, maka RIR akan ditandatangani oleh user (departemen yang memesan

barang/jasa) dan bagian gudang. Bagian gudang akan melakukan posting RIR pada sistem,

pada saat posting akan terbentuk jurnal persediaan. RIR asli akan didistribusikan ke bagian

BSA (Bussines Support Administration) dan copy diserahkan ke bagian accounting.

4.2.5 Prosedur Pencatatan Hutang dan Pengeluaran Kas

Vendor menyerahkan invoice, faktur pajak, surat jalan/berita cara asli dan copy PO

ke bagian BSA (Bussines Support Administration). Bagian BSA akan mengecek kesesuaian

PO dengan faktur, surat jalan/berita acara dan faktur pajak, jika sudah sesuai maka bagian

BSA akan melakukan input pada sistem dan mencetak bukti penerimaan invoice. Bukti

penerimaan faktur asli akan diserahkan kepada vendor. Bagiaan BSA menerima RIR

(Receiving Inspection Report) dari bagian gudang raw material dan gudang non raw

material. Jika hasil RIR menyatakan ok, maka RIR dilampirkan pada dokumen penagihan

beserta dengan PO asli. BSA akan menyerahkan dokumen penagihan yang sudah lengkap

(PO asli, faktur, faktur pajak, surat jalan/berita acara, RIR asli) ke bagian keuangan. Bagian

keuangan akan melakukan posting faktur pada sistem dengan mengecek kesesuaian faktur

dengan sistem. Posting faktur pada sistem sebagai jurnal pengakuan hutang dagang. Bagian

Page 61: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

49

keuangan kemudian menyiapkan voucher pengeluaran kas dengan menginput jurnal

pengeluaran kas pada sistem. Voucher akan diotorisasi oleh head supporting dan head cash

management. Bagian keuangan akan membuat slip transfer dan ditandatangani oleh BOD

yang berwenang. Setelah pembayaran ditransfer kepada vendor, maka voucher pembayaran

akan diposting pada sistem. Voucher yang sudah diposting jurnal pengeluaran kasnya akan

diserahkan ke bagian accounting. Bagian accounting akan mengecek dokumen pembayaran

dan transaksi pembayaran pada sistem sebelum diarsip.

4.3 Prosedur Audit

4.3.1 Audit atas Prosedur Permintaan Pembelian

Tujuan audit terhadap prosedur permintaan pembelian adalah untuk menilai apakah

prosedur permintaan pembelian dilakukan secara benar agar barang yang tersedia saat

dibutuhkan dengan jumlah tidak terlalu sedikit atau terlalu banyak. Dengan pemeriksaan ini

diharapkan proses permintaan pembelian dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Prosedur Audit :

1. Melakukan wawancara dengan pihak yang terkait dalam permintaan pembelian

untuk mengetahui mekanisme prosedur di lapangan.

2. Mempelajari dan mengevaluasi kebijakan, pengendalian internal dan prosedur

permintaan pembelian.

3. Telusuri yang menjadi dasar dalam permintaan pembelian.

4. Menilai kelayakan prosedur otorisasi permintaan pembelian.

Page 62: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

50

5. Analisis kemungkinan adanya kelemahan yang terdapat dalam prosedur permintaan

pembelian yang menyebabkan pelaksanaan prosedur tersebut menjadi tidak efektif

dan efisien.

6. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan

Berikut program audit terhadap prosedur permintaan pembelian :

NO PERTANYAAN Y T KOMENTAR

1. Periksa dan pastikan, apakah hanya

satu bagian saja yang dapat melakukan

permintaan pembelian? √

2. Apakah dalam melakukan permintaan

pembelian, bagian yang bersangkutan

menggunakan formulir permintaan

barang?

3. Apakah permintaan pembelian

berdasarkan batas minimum

persediaan? √

Pembelian raw material dan non raw material

dikoordinasi dengan Standard Stock Level

4. Apakah bagian yang melakukan

permintaan pembelian menyimpan

formulir permintaan barang sebagai

dokumen atau arsip?

5.

Apakah permintaan pembelian √

Page 63: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

51

prenumbered dan telah memenuhi

penentuan identifikasi dan spesifikasi

produk?

6. Apakah permintaan pembelian

ditandatangani oleh pejabat yang

berwenang? √

4.3.2 Audit atas Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Supplier

Tujuan audit terhadap prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan supplier

adalah untuk menilai apakah bagian pembelian melakukan prosedur penawaran harga dan

pemilihan supplier dengan baik sehingga dapat mencapai barang yang berkualitas tinggi

dengan harga yang kompetitif.

Prosedur Audit

1. Melakukan wawancara dengan bagian pembelian untuk mengetahui mekanisme

prosedur penawaran harga dan pemilihan supplier.

2. Memastikan ditaatinya kebijakan dan prosedur pelaksanaan penawaran harga dan

pemilihan pemasok.

3. Periksa dan pastikan apakah dalam melakukan penawaran harga, bagian pembelian

menggunakan formulir permintaan penawaran harga.

4. Periksa apakah penawaran harga selalu dilakukan dalam setiap perencanaan

pembelian atau hanya pada saat pembelian tertentu saja.

Page 64: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

52

5. Periksa apakah bagian pembelian melakukan perbandingan harga antara supplier

yang lama dengan supplier yang baru.

6. Analisis kemungkinan adanya kelemahan yang terdapat dalam prosedur penawaran

harga dan pemilihan supplier yang menyebabkan pelaksanaan prosedur tersebut

menjadi tidak efektif dan efisien.

7. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan

Berikut program audit terhadap prosedur permintaan penawaran harga :

NO PERTANYAAN Y T KOMENTAR

1. Apakah bagian pembelian melakukan

penawaran harga kepada beberapa

supplier kemudian membandingkan

harga-harga yang telah didapatkan dari

supplier-supplier tersebut?

2. Apakah penawaran pembelian selalu

dilakukan dalam setiap perencanaan

pembelian atau hanya pada saat

pembelian tertentu saja?

Tapi terkadang tidak dilakukan,

apabila pembelian dilakukan dengan

supplier

langganan

3. Apakah bagian pembelian melakukan

perbandingan harga antara supplier

yang lama dengan supplier yang baru? √

4.

Apakah harga penawaran pemasok √

Page 65: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

53

yang terdaftar ditinjau secara berkala

untuk memastikan bahwa selalu

merupakan harga yang bersaing?

5. Apakah hasil negoisasi dengan para

supplier dilaporkan secara formal

dengan mencantumkan tanggal, serta

ditandatangani oleh seluruh partisipan?

Dilaporkan dalam dokumen

evaluation sheet

dengan membandingkan minimal 2 vendor

4.3.3 Audit atas Prosedur Pemesanan Pembelian

Tujuan audit atas prosedur pemesanan pembelian adalah untuk menilai efektifitas

pelaksanaan proses pemesanan pembelian raw material dan non raw material.

Prosedur Audit

1. Melakukan wawancara dengan bagian pembelian untuk mengetahui mekanisme

prosedur pemesanan pembelian ke supplier.

2. Periksa dan pastikan apakah kegiatan pembelian dilakukan berdasarkan permintaan

dari bagian yang membutuhkan dengan mencocokkan formulir permintaan

pembelian dengan Purchase order.

3. Telusuri apakah ada surat atau memo yang dapat membuktikan telah dilakukannya

kegiatan permintaan pembelian dari bagian yang membutuhkan.

4. Pastikan terdapat otorisasi atas pesanan pembelian oleh pejabat yang berwenang,

untuk memeriksa keabsahan Purchase order.

Page 66: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

54

5. Analisis kemungkinan adanya kelemahan yang terdapat dalam prosedur pemesanan

pembelian yang menyebabkan pelaksanaan prosedur tersebut menjadi tidak efektif

dan efisien.

6. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan

Berikut Program Audit terhadap prosedur pemesanan pembelian :

NO PERTANYAAN Y T KOMENTAR

1. Apakah sebelum dipersiapkan pesanan

pembelian, disyaratkan harus ada

permintaan pembelian dari bagian yang

membutuhkan?

2. Apakah kegiatan pembelian dilakukan

berdasarkan permintaan dari bagian

yang membutuhkan dengan

mencocokan formulir permintaan

pembelian dengan PO?

3. Apakah terdapat ruang yang cukup

pada setiap formulir (khususnya untuk

PO) untuk menuliskan semua

informasi yang dibutuhkan?

4. Apakah semua syarat pembelian ditulis

pada PO? √

Page 67: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

55

5. Pastikan, apakah terdapat otorisasi atas

pesanan pembelian oleh pejabat yang

berwenang, untuk memeriksa

keabsahan PO?

6. Apakah bagian pembelian membuat

laporan pembelian secara periodik? √

7. Apakah bagian pembelian memantau

kegiatan Supplier untuk memenuhi

tanggal pengiriman barang yang telah

disetujui bersama?

Beberapa supplier

sering terjadi

keterlambatan

dalam pengiriman

bahan baku

4.3.4 Audit atas Prosedur Penerimaan Barang

Tujuan audit terhadap atas prosedur penerimaan barang adalah untuk menilai

keefektifan prosedur penerimaan barang yang dilakukan perusahaan dalam upaya

meningkatkan pengendalian intern perusahaan agar memperoleh barang dan jasa dengan

kuantitas yang tepat dan kualitas yang baik.

Prosedur Audit

1. Periksa dan pastikan apakah hanya bagian gudang yang dapat melakukan

penerimaan barang dari supplier.

Page 68: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

56

2. Periksa dan pastikan apakah bagian gudang benar-benar melakukan

pemeriksaan terhadap kuantitas barang yang diterima dengan mencocokan

barang yang diterima dengan Surat Jalan yang diterima dari supplier.

3. Periksa dan pastikan apakah bagian gudang melakukan crosscheck antara

Purchase order dengan Surat Jalan untuk memastikan kesesuaian antara barang

yang diterima dengan barang yang dipesan.

4. Periksa apakah dalam Surat Jalan yang dipilih secara sampling (penulis

memilih Surat Jalan dengan kuantitas yang besar dan jenis barang yang banyak)

terdapat tanda terima dan diotorisasi oleh pihak gudang.

5. Periksa dan pastikan apakah bagian quality control melakukan pemeriksaan

terhadap jenis dan kualitas barang yang diterima.

6. Analisis kemungkinan adanya kelemahan yang terdapat dalam prosedur

penerimaan barang yang menyebabkan pelaksanaan prosedur tersebut menjadi

tidak efektif dan efisien.

7. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan

Berikut program audit terhadap prosedur penerimaan barang :

NO PERTANYAAN Y T KOMENTAR

1. Apakah hanya bagian gudang yang

dapat melakukan penerimaan barang

dari supplier? √

Page 69: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

57

2. Apakah bagian quality control benar-

benar melakukan pemeriksaan

terhadap jenis dan kualitas barang yang

diterima?

3. Apakah bagian gudang melakukan

pengecekan kuantitas dengan

mencocokan barang yang diterima

dengan surat jalan yang diterima dari

supplier?

4. Apakah bagian gudang melakukan

pengecekan antara PO dengan surat

jalan untuk memastikan kesesuaian

antara barang yang diterima dengan

barang yang dipesan?

5. Apakah bagian penerimaan hanya

menerima dan memeriksa barang jika

telah menerima tembusan PO dari

bagian pembelian?

6. Apakah dalam surat jalan yang dipilih

secara sampling (penulis memilih surat

jalan dengan kuantitas yang besar dan

jenis barang yang banyak) terdapat

Page 70: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

58

tanda terima yang sah dari pihak

gudang?

7. Bila terdapat ketidaksesuaian antara

barang yang dipesan dengan barang

yang dikirim oleh pemasok, apakah

dibuat catatan atas penolakan barang

pada surat jalan?

4.3.5 Audit atas Prosedur Pencatatan pembelian

Tujuan audit atas prosedur pencatatan pembelian adalah untuk mengetahui apakah

telah dilakukan langkah-langkah pengendalian yang memadai sebelum pembayaran

dilakukan pembayaran.

Prosedur Audit

1. Melakukan wawancara dengan bagian keuangan dan akunting untuk mengetahui

mekanisme prosedur pencatatan utang.

2. Periksa apakah seluruh transaksi pembelian sudah dicatat ke jurnal yang tepat.

3. Periksa dan pastikan apakah pencatatan penambahan utang dagang dilakukan

berdasarkan faktur dari supplier.

4. Periksa apakah bagian akuntansi melakukan crosscheck antara PO, Surat Jalan dan

Faktur sebelum melakukan pencatatan untuk memastikan bahwa ada kesesuaian

Page 71: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

59

dalam ketiga formulir tersebut yang dapat dijadikan bukti dan dasar dari pencatatan

pembelian.

5. Analisis kemungkinan adanya kelemahan yang terdapat dalam prosedur penerimaan

barang yang menyebabkan pelaksanaan prosedur tersebut menjadi tidak efektif dan

efisien.

6. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan

Berikut program audit terhadap prosedur pencatatan pembelian :

NO PERTANYAAN Y T KOMENTAR

1. Periksa apakah seluruh transaksi

pembelian sudah dicatat ke jurnal yang

tepat? √

2. Apakah pencatatan penambahan utang

dagang dilakukan berdasarkan faktur

dari supplier? √

3. Apakah bagian akuntansi melakukan

cross check antara PO, surat jalan dan

faktur sebelum melakukan pencatatan

untuk memastikan bahwa ada

kesesuaian dalam ketiga dokumen

tersebut yang dapat dijadikan bukti dan

dasar dari pencatatan utang?

Page 72: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

60

4. Apakah bagian akuntansi

mendokumentasikan bukti pembelian

sebagai dasar pencatatan pembelian? √

4.3.6 Audit atas Prosedur Pemrosesan dan Pencatatan Pengeluaran Kas

Tujuan audit ini adalah untuk mengetahui apakah pencatatan pengeluaran kas

perusahaan telah berjalan secara efisien dan efektif. Pengeluaran kas yang dicatat untuk

barang/jasa secara aktual telah diterima, transaksi pengeluaran kas yang ada telah dicatat

dengan benar serta diklasifikasikan dengan semestinya. Pengeluaran kas juga harus dicatat

tepat waktu dan dimasukkan dengan semestinya dalam berkas induk hutang.

Prosedur Audit

1. Melakukan wawancara dengan bagian keuangan dan akunting untuk mengetahui

mekanisme prosedur pemrosesan dan pencatatan pengeluaran kas.

2. Periksa apakah kebijakan pemrosesan dan pencatatan pengeluaran kas tersebut telah

berjalan secara efisien, efektif dan ekonomis.

3. Periksa apakah pengeluaran kas dari hasil pembelian kredit telah dicatat dan

dipostingkan ke akun yang benar.

4. Periksa apakah bukti pengeluaran kas telah sesuai dengan faktur yang diterima dari

supplier.

5. Periksa apakah ada review dokumentasi seperti ikhtisar kas harian, duplikasi slip

pembayaran, serta laporan bank (rekonsiliasi).

Page 73: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

61

6. Pastikan bahwa pembayaran selalu dilakukan tepat waktu sesuai dengan tanggal

jatuh tempo.

7. Analisis kemungkinan adanya kelemahan yang terdapat dalam prosedur penerimaan

barang yang menyebabkan pelaksanaan prosedur tersebut menjadi tidak efektif dan

efisien.

8. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan

Berikut program audit terhadap prosedur pemrosesan dan pencatatan pengeluaran kas

adalah :

NO PERTANYAAN Y T KOMENTAR

1. Apakah terdapat pemisahan fungsi

antara bagian pencatatan hutang

dengan pelaksana pembayaran? √

2. Apakah kebijakan pemrosesan dan

pencatatan pengeluaran kas tersebut

telah berjalan secara efisien, efektif

dan ekonomis?

Sering terjadi keterlambatan pembayaran

karena pembayaran berdasarkan invoice yang

masuk ke bagian keuangan

3. Apakah terdapat pengecekan yang

cermat terhadap kelengkapan dokumen

termasuk harga, syarat pembelian dan

ketelitian perkalian dalam faktur

tersebut sebelum diproses untuk

Page 74: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

62

otorisasi pembayaran?

4. Apakah pengeluaran kas dari hasil

pembelian kredit telah dicatat dan

dipostingkan ke akun yang benar? √

5. Apakah bukti pengeluaran kas telah

sesuai dengan faktur yang diterima dari

supplier? √

6. Apakah orang yang menyiapkan cek

terpisah dari:

a. Orang yang menandatangani

cek?

b. Orang yang membayarkan uang

kas?

√ √

7. Apakah ada review dokumentasi

seperti ikhtisar kas harian, duplikasi

slip pembayaran, serta laporan bank

(rekonsiliasi)?

8. Periksa, apakah bagian akuntansi

melakukan crosscheck antara Purchase

Order, surat jalan dan faktur sebelum

melakukan pencatatan untuk

memastikan bahwa ada kesesuaian

Page 75: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

63

dalam ketiga formulir tersebut yang

dapat dijadikan bukti dan dasar dari

pencatatan pembelian?

9. Apakah laporan atas pengeluaran kas

dibuat setiap periode, yang diatur oleh

bagian keuangan? √

10. Apakah formulir-formulir yang

berhubungan dengan pengeluaran kas

telah bernomor urut tercetak?

11. Apakah setiap cek yang dikeluarkan

diotorisasi oleh Dirut atau pejabat yang

berwenang?

12. Apakah pembayaran hutang dagang

dilakukan sesuai dengan Term of

payment pada PO?

Sering terjadi

pembayaran

dilakukan tidak

tepat waktu

4.4 Temuan Audit Operasional atas Fungsi Pembelian, Pencatatan Hutang dan

Pengeluaran Kas

Berdasarkan hasil audit yang dilakukan sesuai dengan prosedur audit terhadap

pembelian, hutang dagang dan pengeluaran kas ditemukan beberapa kebaikan dan

kelemahan.

Page 76: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

64

Kebaikan-kebaikan yang ditemukan dalam fungsi pembelian dan pencatatan hutang

pada PT Multistrada Arah Sarana, tbk adalah sebagai berikut:

1. Terdapat struktur organisasi dengan tugas-tugas dan tanggung jawab yang jelas

antar masing-masing yang menunjang perusahaan dalam menjalankan operasional

perusahaan, khususnya bagian pembelian, pencatatan hutang dagang dan

pengeluaran kas.

2. Perusahaan memiliki fungsi gudang yang bertugas memeriksa apakah jumlah

barang yang diterima sesuai dengan jumlah barang yang dikirim. Apabila jenis,

kuantitas dan kualitas barang yang diterima telah sesuai dengan yang dipesan, maka

bagian gudang akan memberi cap tanda terima dari raw material warehouse atau

non raw mateial warehouse pada surat jalan dari supplier.

3. Perusahaan memiliki bagian yang bertugas melakukan pengecekan terhadap

dokumen penagihan sebelum dilakukan pembayaran oleh bagian keuangan sehingga

akurasi terhadap dokumen tersebut dapat dipercaya. Pengecekan tersebut terhadap

harga, syarat pembelian dan ketelitian perkalian dalam faktur.

4. Sistem otorisasi perusahaan telah dilakukan dengan baik. Hal ini dibuktikan dalam

pembuatan Purchase order oleh bagian BSA (Bussines Support Administration)

sebagai bukti pendukung transaksi pembelian harus diotorisasi oleh pejabat yang

berwenang.

5. Perusahaan memiliki bagian quality control yang bertugas memeriksa kualitas

barang apakah sesuai dengan barang yang dipesan. Hasil pemeriksaan ini dibuat

dalam dokumen yaitu RIR (Receiving Inspection Report) yang diotorisasi oleh

Page 77: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

65

pihak quality control dan user sebagai pemesan barang. Laporan penerimaan ini

memuat nama produk, jumlah barang yang diterima dan jumlah barang yang rusak

bila hasil pemeriksaan tidak sesuai. Dokumen ini juga digunakan sebagai

pendukung pembayaran yang akan dilakukan oleh bagian keuangan.

6. Bagian pembelian telah mengelola master data supplier dengan baik dengan

melakukan pengklasifikasian terhadap jenis-jenis supplier dan filing mengenai

dokumentasi supplier yang memadai. Hal ini terbukti dengan adanya persyaratan

terhadap supplier untuk mengisi formulir baik data operasional maupun data

keuangan yang berguna untuk kelancaran proses pembelian dengan pihak supplier.

Setiap penambahan, perubahan dan penghapusan master data supplier harus

diketahui oleh bagian akuntansi dan keuangan.

7. Adanya pemisahan antara bagian pencatatan utang dengan bagian pembayaran.

Bagian akuntansi melakukan crosscheck antara Purchase Order, surat jalan dan

faktur sebelum melakukan pencatatan dan dipostingkan ke dalam akun yang benar.

Dari beberapa poin diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern pada PT

Multistrada Arah Sarana,tbk sudah memadai, akan tetapi masih memiliki beberapa

kelemahan.

Berdasarkan penelitian, penulis mendapatkan temuan-temuan audit (audit findings)

dan menentukan tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan oleh manajemen dan pegawai

khususnya pada bagian pembelian yang dijabarkan sebagai “Kondisi” yang merupakan

penyimpangan-penyimpangan terhadap “Kriteria” yang telah ditentukan. Penulis akan

mengidentifikasikan apa saja “Sebab” yang mendasari terjadinya penyimpangan-

penyimpangan tersebut dan bagaimana “Akibat” yang ditimbulkan atas penyimpangan-

Page 78: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

66

penyimpangan tersebut yang dapat menimbulkan dampak inefektivitas dan inefisiensi bagi

kinerja operasional pembelian, pencatatan hutang dan pengeluaran kas.

Dari temuan-temuan audit tersebut, penulis dapat memberikan “Rekomendasi” yang

berupa saran atau masukan yang ditujukan bagi setiap bagian yang terkait agar inefektivitas

dan inefisiensi yang ditimbulkan dari penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat diatasi.

Temuan-temuan audit (audit findings) yang dijabarkan secara rinci ini merupakan pedoman

dasar yang diperlukan untuk penyusunan laporan audit operasional. Beberapa temuan audit

terhadap pembelian, pencatatan utang dan pengeluaran kas pada PT Multistrada Arah

Sarana, tbk adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan dan Prosedur Formal mengenai pencatatan hutang dan

pengeluaran kas

Kondisi

Perusahaan belum memiliki SOP (standard operating prosedure) yang mengatur

kegiatan pencatatan hutang dan pengeluaran kas.

Kriteria

Perusahaan memiliki SOP pencatatan hutang dan pengeluaran kas yang sudah

disetujui oleh bagian yang berwenang dan didistribusikan ke bagian lain yang

menjalankan SOP tersebut. Apabila terdapat perubahan SOP sewaktu-waktu, SOP

yang lama harus segera diperbaharui sesuai dengan SOP yang baru yang diinginkan

dan harus diotorisasi oleh bagian yang berwenang. Perubahan SOP tidak boleh

dilakukan apabila tidak ada persetujuan dari bagian yang berwenang.

Sebab

Page 79: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

67

a. Perusahaan masih melakukan kegiatan tersebut berdasarkan rutinitas kerja

secara lisan dan ingatan, tidak tertulis secara baku sebagai paduan kerja

perusahaan.

b. SOP dan instruksi kerja untuk pencatatan hutang dan pengeluaran kas belum

tersosialisasi dengan baik dan benar

Akibat

SOP memberikan petunjuk bagi manajer departemen dan karyawan dalam

melakukan aktivitas dan tugas terkait dengan pencatatan hutang dan pengeluaran

kas. Dengan tidak adanya SOP akan berakibat sebagai berikut:

a. Tidak adanya petunjuk mengenai bagaimana suatu aktivitas harus dilakukan

mengakibatkan kemungkinan aktivitas yang dilakukan menjadi tidak relevan

atau tidak konsisten, sehingga kebutuhan user dan manajemen menjadi tidak

terpenuhi.

b. Kemungkinan terjadinya double pembayaran

Rekomendasi

Berdasarkan kelemahan diatas, maka penulis menyarankan perusahaan agar:

a. Membuat SOP yang mengatur proses pencatatan hutang dan pengeluaran kas.

SOP tersebut harus secara formal disetujui oleh manajemen, selalu diperbaharui

sesuai kondisi terkini dan dikomunikasikan ke seluruh personil yang

berkepentingan secara berkala.

Page 80: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

68

b. Eksekusi dari prosedur yang dilakukan harus dipantau untuk memastikan

kesesuaian implementasi prosedur.

2. Pembayaran hutang bukan berdasarkan dari hutang jatuh tempo

Kondisi

Berdasarkan wawancara dengan bagian keuangan dan yang didukung oleh observasi

dengan membandingkan antara bukti pengeluaran kas dengan term of payment

dalam faktur, penulis menemukan masalah keterlambatan pembayaran dari pihak

perusahaan terhadap supplier.

Kriteria

Pembayaran seharusnya dilakukan tepat waktu oleh pihak perusahaan sesuai

kesepakatan dengan supplier yang sesuai tertera pada Purchase Order.

Sebab

Penerimaan Receiving Inspection Report (RIR) yang terlambat diberikan kepada

BSA sebagai dokumen pendukung pembayaran.

Akibat

Perusahaan akan kehilangan kepercayaan oleh pihak supplier. Keterlambatan

pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan dapat menimbulkan keragu-raguan

dari pihak supplier untuk memberikan kredit terhadap perusahaan di masa yang

akan datang. Apabila hal ini terjadi pada supplier-supplier yang direkomendasikan

akan berakibat pada kontinuitas penyediaan barang oleh supplier menjadi

terganggu.

Page 81: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

69

Rekomendasi

Untuk mencegah terjadinya keterlambatan pembayaran kepada vendor, penulis

menyarankan kepada bagian gudang untuk mempunyai SOP mengenai batas waktu

dalam penerbitan RIR sehingga tidak mengganggu proses pembayaran.

3. Kehabisan persediaan dan/atau kelebihan persediaan

Kondisi

Berdasarkan informasi dari bagian pembelian non raw material, aktual persediaan

yang ada di gudang tidak sesuai dengan data persediaan yang ada pada sistem.

Bagian administrasi gudang yang mengambil persediaan tidak melakukan update di

sistem sehingga ada perbedaan antara aktual dengan data persediaan. Jika aktual

persediaan tidak mencukupi, bagian gudang belum dilakukan permintaan pembelian

mengakibatkan terhambatnya proses produksi perusahaan. Permintaan pembeliaan

yang terlalu cepat terjadi apabila aktual persediaan lebih besar dari data persediaan

dikarenakan bagian gudang yang mengembalikan persediaan ke gudang tidak

melakukan update pada sistem.

Kriteria

Dasar permintaan pembelian dilakukan harus sesuai dengan minimum persediaan

yang tercatat pada sistem. Pengecekan terhadap data persediaan yang ada pada

sistem dan aktual sebaiknya dilakukan agar tidak terjadi kelebihan dan atau

kehabisan persediaan.

Sebab

Page 82: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

70

Bagian gudang yang mengambil persediaan non raw material dan kelebihan

penggunaan persediaan yang dikembalikan ke gudang tidak melakukan update pada

sistem.

Akibat

Data persediaan yang tidak sesuai akan mempengaruhi dalam permintaan

pembeliaan. Ketidaksesuaian ini akan mengakibatkan terhambatnya proses produksi

karena persediaan aktual yang tidak mencukupi. Ketidaksesuaian persediaan juga

mengakibatkan kelebihan persediaan karena adanya permintaan pembelian yang

terlalu cepat.

Rekomendasi

Bagian gudang harus lebih teliti mengupdate data persediaan pada sistem sehingga

tidak ada selisih antara aktual dan data di sistem. Untuk mencegah terjadinya

kelebihan dan atau kehabisan persediaan sebaiknya bagian gudang melakukan

pengecekan aktual terhadap persediaan dalam periode tertentu, sehingga data untuk

melakukan permintaan pembelian merupakan data yang valid. Pengecekan ini akan

mencegah terjadinya selisih persediaan dan menghindari kehabisan persediaan yang

menghambat proses produksi.

4. Beberapa Purchase Order baru diterbitkan setelah dilakukannya aktivitas

pengiriman oleh Supplier.

Kondisi

Evaluasi terhadap penerbitan PO, terdapat fakta bahwa beberapa PO non raw

marterial yang bernilai besar baru dikeluarkan perusahaan ketika barang sudah

Page 83: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

71

dikirim oleh supplier atau jasa telah dikerjakan oleh supplier. Oleh sebab itu,

terkadang terdapat beberapa invoice yang diterima sebelum dikeluarkannya PO.

Kriteria

Penerbitan PO dimulai dari permintaan pembelian barang/jasa dari departemen yang

membutuhkan. PO yang sudah diterima oleh supplier akan diproses dengan

pengiriman barang.

Sebab

Kebutuhan barang/jasa yang mendesak memaksa kepada pihak supplier untuk

melakukan pengiriman barang/pengerjaan terlebih dahulu sebelum penerbitan PO.

Akibat

Pengiriman barang terlebih dahulu sebelum penerbitan PO akan berdampak pada

tanggal faktur pajak yang tidak sesuai dengan tanggal surat jalan. Dimana ada

ketentuan dari perpajakan bahwa tanggal pada surat jalan harus sesuai dengan

tanggal pada faktur pajak. Selain itu juga terdapat beberapa invoice yang diterima

sebelum dikeluarkannya PO.

Rekomendasi

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, disarankan agar proses penerbitan PO harus

sesuai dengan prosedur operasional pembelian dan harus diberikan kepada supplier

terpilih sebelum adanya pengiriman barang atau pengerjaaan yang dilakukan oleh

supplier.

Page 84: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

72

4.5 Laporan Hasil Audit Operasional

Laporan audit dibuat oleh tim auditor untuk mengkomunikasikan hasil audit

operasional kepada manajemen terkait dan stafnya. Selain itu, laporan audit menyajikan

hasil audit yang berguna pula bagi auditor sendiri. Bagi tim audit, laporan audit merupakan

sumber informasi untuk kegiatan yang telah dilakukan dan untuk audit yang akan datang.

Berikut ini penulis akan menyajikan laporan hasil audit atas pembelian, pencatatan

hutang dan pengeluaran kas sebagai berikut:

1 Oktober 2012

Kepada Yth.

Direktur Utama

PT Multistrada Arah Sarana, tbk

Lemah Abang-Bekasi

Audit operasional atas fungsi pembelian, pencatatan utang, dan pengeluaran kas pada PT Multistrada Arah Sarana, tbk telah selesai pada akhir bulan Agustus 2012..

Ruang Lingkup Audit

Ruang lingkup audit operasional yang telah dilakukan, dibatasi hanya aktivitas, prosedur, dan kebijakan yang berhubungan dengan fungsi pembelian, pencatatan utang dan pengeluaran kas untuk pembayaran utang dagang.

Audit operasional dilaksanakan melalui wawancara dengan pihak manajemen dan personil yang terkait dengan fungsi pembelian. Selain itu juga dilakukan evaluasi terhadap dokumen-dokumen, laporan-laporan, sistem dan prosedur serta berbagai kebijakan manajemen dari fungsi yang bersangkutan.

Setelah menganalisa data-data yang diperoleh, maka berikut ini telah disusun hasil temuan beserta rekomendasi yang mungkin dapat membantu meningkatkan efisiensi, efektivitas dan keekonomisan pada fungsi pembelian PT Multistrada Arah Sarana, tbk.

Ringkasan dan Temuan-Temuan

1. Perusahaan belum memiliki SOP (standard operating prosedure) yang mengatur kegiatan pencatatan utang dan pengeluaran kas.

Page 85: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

73

Perusahaan masih melakukan kegiatan tersebut berdasarkan rutinitas kerja secara lisan dan ingatan, tidak tertulis secara baku sebagai paduan kerja perusahaan. Perusahaan sebaiknya membuat SOP yang mengatur proses pencatatan utang dan pengeluaran kas. SOP tersebut harus secara formal disetujui oleh manajemen, selalu diperbaharui sesuai kondisi terkini dan dikomunikasikan ke seluruh personil yang berkepentingan secara berkala.

2. Keterlambatan pembayaran dari pihak perusahaan terhadap supplier.

Untuk mencegah terjadinya keterlambatan pembayaran kepada supplier, penulis menyarankan kepada bagian gudang untuk mempunyai SOP mengenai batas waktu dalam penerbitan RIR sehingga tidak mengganggu proses pembayaran.

3. Data persediaan yang ada pada sistem di gudang tidak sesuai dengan aktual persediaan.

Bagian gudang harus lebih teliti dalam update penggunaan persediaan pada sistem sehingga tidak ada selisih antara aktual dan data di sistem. Untuk mencegah terjadinya kelebihan dan atau kehabisan persediaan sebaiknya bagian gudang melakukan pengecekan aktual terhadap persediaan dalam periode tertentu, sehingga data untuk melakukan permintaan pembelian merupakan data yang valid. Pengecekan ini akan mencegah terjadinya selisih persediaan dan menghindari kehabisan persediaan yang akan menghambat proses produksi.

4. Beberapa Purchase Order baru dikeluarkan setelah dilakukannya aktivitas pengiriman oleh Supplier.

Proses penerbitan PO diharapkan sesuai dengan prosedur operasional pembelian dan harus diberikan kepada supplier terpilih sebelum adanya pengiriman barang atau pengerjaaan yang dilakukan oleh supplier.

Demikianlah laporan internal audit yang kami buat. Terima kasih atas kerja sama dan bantuan kepada kami selama pemeriksaan.

Hormat kami,

(Tim Auditor)

Page 86: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Audit operasional merupakan suatu alat pengendalian yang penting untuk

mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kegiatan obyek yang diaudit sehingga jika ada suatu

masalah yang timbul dapat segera diidentifikasi dan diharapkan untuk tidak terulang lagi di

masa yang akan datang.

Berdasarkan hasil dari pelaksanaan audit operasional terhadap pembelian, hutang

dagang dan pengeluaran kas PT Multistrada Arah Sarana, tbk, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan operasional terhadap fungsi pembelian, hutang dagang dan

pengeluaran kas PT Multistrada Arah Sarana, tbk sudah terselenggara dengan baik

sehingga efisiensi dan efektivitas perusahaan dapat tercapai. Berikut temuan-temuan

audit yang kemudian dilaporkan perusahaan melalui tahap pelaporan:

a. Kebijakan dan prosedur formal mengenai pencatatan hutang dan pengeluaran

kas belum tertera secara tertulis.

b. Adanya pembayaran yang terlambat kepada supplier.

c. Adanya selisih persediaan antara aktual dan data pada sistemdikarenakan adanya

data yang tidak terupdate pada sistem.

d. Beberapa PO baru diterbitkan setelah dilakukan aktivitas pengiriman oleh

supplier.

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

pengendalian terhadap fungsi pembelian, hutang dagang dan pengeluaran kas sudah

Page 87: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

75

memadai. Berikut beberapa pengendalian intern yang telah dilakukan oleh PT

Multistrada Arah Sarana, tbk :

a. Terdapatnya struktur organisasi, beserta tugas dan tanggung jawabnya.

b. Perusahaan memiliki fungsi penerimaan yang bertugas memeriksa barang dari

supplier.

c. Perusahaan memiliki bagian yang bertugas melakukan pengecekan penagihan

sebelum dilakukan pembayaran.

d. Sistem otorisasi pembayaran sudah dilakukan dengan baik.

e. Perusahaan memiliki bagian quality control yang bertugas memeriksa kualitas

barang.

f. Bagian pembelian telah mengelola master data supplier dengan baik.

5.2 Saran

Berdasarkan temuan-temuan audit tersebut di atas, maka penulis memberikan

beberapa saran untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sebagai berikut:

1. Perusahaan diharapkan dapat mempunyai SOP yang mengatur proses pencatatan

hutang dan pengeluaran kas. SOP tersebut harus secara formal disetujui oleh

manajemen, selalu diperbaharui sesuai kondisi terkini dan dikomunikasikan ke

seluruh personil yang berkepentingan secara berkala.

2. Penulis menyarankan kepada bagian gudang mempunyai SOP mengenai batas

waktu dalam penerbitan RIR sehingga tidak mengganggu proses pembayaran.

3. Bagian gudang harus lebih teliti mengupdate data persediaan pada sistem sehingga

tidak ada selisih antara aktual dan data di sistem. Untuk mencegah terjadinya

kelebihan dan atau kehabisan persediaan sebaiknya bagian gudang melakukan

Page 88: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

76

pengecekan aktual terhadap persediaan dalam periode tertentu, sehingga data untuk

melakukan permintaan pembelian merupakan data yang valid.

4. Untuk memproses penerbitan PO harus sesuai dengan prosedur operasional

pembelian dan harus diberikan kepada supplier terpilih sebelum adanya pengiriman

barang atau pengerjaaan yang dilakukan oleh supplier.

Page 89: AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PEMBELIAN, HUTANG DAGANG DAN …

77

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Arens, A. Loebbecke, J.K. (2003). Auditing Pendekatan Terpadu buku satu. Edisi

Indonesia. Terjemahan Jusuf, Amir A. Salemba Empat, Jakarta. Arens, Alvin A., Elder, Randal J., & Beasly, Mark.S. (2010). Auditing and assurance

services: An Integrated Approach, 13th Edition, New Jersey: Prentice Hall International,Inc

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley.(2003).Auditing and Assurance

Services an Integrated Approach. Pearson Education.New Jersey: Upple Saddle River

Bodnar, George H. dan Hopwood, William S. (2001). Accounting Information Systems. Eight Edition. New Jersey: Prentice Hall International,Inc.

Ikatan Akuntansi Indonesia.(2007).Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Krismiaji.(2005). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Marshall, Paul Jhon. (2005). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Sembilan, Jakarta: Salemba Empat

Tata Sutabri. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Andi Offset

Tunggal, Amin Widjaja.(2008). Dasar-dasar Audit Operasional. Jakarta : Harvarindo

Tunggal, Amin Widjaja. (2011). Pengantar Internal Auditing. Jakarta: Harvarindo