Audit Manajemen Sektor Publik

46
BAB I Latar Belakang Peta jalan ini akan menuntun tim dalam perencanaan dan pelaksanaan audit. Untuk membuat peta jalan, tim audit harus mengenal dan memahami gambaran umum serta proses menajemen yang mencakup input, proses, output dan informasi lainnya dari entitas yang akan diaudit. Area kunci merupakan area atau kegiatan yang dilaksanakan oleh auditee,yang sangat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kinerja auditee yang bersangkutan.Dari sudut pandang auditor,pemilihan area kunci yang terlalu luas dan tidak ‘’bulat’’,sehingga rekomendasi yang diberikan oleh audito tidak tajam dan tidak menyentuh pokok permasalahan yang dihadapi auditee,sebaliknya, lingkup audit yang terlalu sempit dapat mengakibatkan temuan dan rekomendasi audit tidak mewakili permaslahan ang ada pada auditee. Bab ini akan membahas mengenai manfaat memahami entitas, informasi yang diperlukan untuk memahami entitas prosedur dan teknik pengumpulan informasi, cara penyajian informasi, panduan dalam memilih cara menguraikan informasi, serta laporan atas pemahaman antitas dan

description

1

Transcript of Audit Manajemen Sektor Publik

Page 1: Audit Manajemen Sektor Publik

BAB I

Latar Belakang

Peta jalan ini akan menuntun tim dalam perencanaan dan pelaksanaan audit.

Untuk membuat peta jalan, tim audit harus mengenal dan memahami gambaran

umum serta proses menajemen yang mencakup input, proses, output dan informasi

lainnya dari entitas yang akan diaudit.

Area kunci merupakan area atau kegiatan yang dilaksanakan oleh

auditee,yang sangat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kinerja auditee

yang bersangkutan.Dari sudut pandang auditor,pemilihan area kunci yang terlalu luas

dan tidak ‘’bulat’’,sehingga rekomendasi yang diberikan oleh audito tidak tajam dan

tidak menyentuh pokok permasalahan yang dihadapi auditee,sebaliknya, lingkup

audit yang terlalu sempit dapat mengakibatkan temuan dan rekomendasi audit tidak

mewakili permaslahan ang ada pada auditee.

Bab ini akan membahas mengenai manfaat memahami entitas, informasi yang

diperlukan untuk memahami entitas prosedur dan teknik pengumpulan informasi,

cara penyajian informasi, panduan dalam memilih cara menguraikan informasi, serta

laporan atas pemahaman antitas dan lingkungannya. Dan juga membahas tentang

identifikasi area kunci

Page 2: Audit Manajemen Sektor Publik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemahaman atas Entitas yang di audit.

“Apa kegiatan utama dari entitas yang diaudit ?” merupakan pertanyaan pertama yang

harus dijawab oleh tim audit sebelum melangkah ke tahap pekerjaan selanjutnya.

Pertanyaan yang kedua adalah bagaimana cara memperoleh informasi tersebut secara

lengkap dalam waktu yang singkat dan menyajikannya sehingga mampu membuat

peta jalan (road map) yang dapat menuntun tim dalam memasuki tahap audit

selanjutnya.

1. MANFAAT MEMAHAMI ENTITAS YANG DIAUDIT

Pemahaman yang objektif dan komprehensif atas entitas yang akan di audit sangat

penting untuk memprtajam tujun audit serta mengidentifikasi isu-isu kristis dan

penting sehingga audit dapat dilaksanakan secara lebih ekonomis, efisien, dan efektif.

Pemahaman tersebut juga membantu mencegah dihasilkannya temuan yang

menyesatkan (misleading). Untuk mendapatkan pengetahuan mengenai proses bisnis

entitas dibutuhkan suatu proses pengumpulan dan penilaian informasi aybg

berkelanjutan dan kumulatif. Di lain pihak, auditor perlu mempertimbangkan apakah

biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan informasi ini sepadan dengan nilai

tambah yang diberikan oleh informasi tersebut terhadap hasil audit. Hal ini

diperlukan untuk memastikan bahwa penggunaan sumber daya audit memberikan

manfaat yang maksimal.

2. ENTRY MEETING : LANGKAH AWAL YANG

STRATEGIS.

Page 3: Audit Manajemen Sektor Publik

Tantangan pertama yang dihadapi auditor dalam melaksanakan audit kinerja adalah

pada saat melaksanakan pertemuan pertama kali dengan auditee (entry meeting).

Dalam entry meeting, auditor harus mampu membangun kesamaan persepsi dengan

auditee agar terjalin kerja sama yang baik. Dengan kerja sama diharapakan auditiee

akan banyak membantu dalam memberikan informasi yang dibutuhkan selama

pelaksanaan audit. Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai program dan

kegiatan entitas yang diaudit maka cara terpenting adalah dengan melakukan diskusi

dengan menajemen entitas yang diaudit.

3. INFORMASI YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMAHAMI

ENTITAS.

Informasi yang dimiliki auditee sanagn beragam. Auditor dihadapkan pada persoalan

memilih berbagai jenis informasi tersebut dalam waktu yang relatif singkat untuk

memperoleh pemahaman yang memadai mengenai program dan kegiatan entitas.

Infotmasi tersebut meliputi gambaran umum, proses bisnis, dan informasi lainnya.

Gambaran Umum Entitas

Gambaran umum entitas adalah segala informasi yang terkait dengan entitas, yang

dapat memberikan gambaran secara utuh mengenai entitas. Informasi gambaran

umum entitas mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Visi, misi dan strategi entitas;

2. Peraturan terkait ( legal mandate );

3. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan entitas;

4. Lingkungan internal, eksternal, dan pihak terkait (stakeholders);

5. Tugas pokok dan fungsi entitas;

Page 4: Audit Manajemen Sektor Publik

6. Struktur organisasi;

7. Anngaran dan realisasi;

8. Petunjuk pelaksanaan internal dan pedoman operasional yang ada;

9. Uraian tentang sitem informasi manajemen;

10. Key performance indicators (KPI);

11. Catatan entitas yang berupa notulen rapat pimpinan/manajemen;

12. Hasil-hasil diskusi dengan manajemen dan stakeholders;

13. Hasil evaluasi dan laporan audit internal entitas;

14. Evaluasi program entitas dan rencana audit internal; serta

15. Hasil audit terdahulu.

Auditor harus memberikan perhatian yang lebih besar pada peraturan perundang-

undangan yang berlaku, ketentuan-ketentuan lain, dan kebijakan-kebijakan yang

ditetapkan terkait dengan entitas, mengingat pada organisasi public ketentuan dan

kebijakan yang ditetapkan pemerintah bersama DPR merupakan landasan kegiatan

operasi auditee.

a. Pemahaman Atas Input, Proses Dan Output Entitas

Pemahaman ini merupakan sasaran pokok karena langsung berkaitan dengan evaluasi

terhadap aspek ekonomi, efisiensi dan efektivitas yang merupakan anatara input,

proses, dan output. Pemahaman terhadap input, proses, dan output entitas

dimaksudkan agar auditor dapat memahami proses pelayanan yang diberikan oleh

entitas, sumber daya yang digunakan sebagai input, bagaimana sumber daya tersebut

diproses untuk menghasilkan output, dan output apa (berupa barang atau jasa) yang

dihasilkan dari proses produksi tersebut. Pemahaman input, proses, dan output akan

Page 5: Audit Manajemen Sektor Publik

memudhkan auditor untuk mengidentifikasi permasalahan yang akan timbul dan

akibat dari permasalan tersebut.

b. Informasi Lain

Auditor juga harus memperoleh informasi penting lain yang berkaitan dengan entitas

untuk melengkapi dua jenis informasi sebelumnya. Seperti hal-hal berikut :

1. Pendapat public yang direfleksikan dalam keputusan-keputusan atau risalah-

risalah siding/rapat DPR

2. Hasil studi yang dilakukan oleh industry, professional atau kelompok-

kelompok yang mempunyai kepentingan dengan kepentingan yang diaudit.

3. Informasi lain yang diperoleh melalui koordinasi antardepartemen.

4. Hasil-hasil penelitian akademis.

5. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh negara lain.

6. Hasil liputan media masa.

Sumber-sumber informasi tersebut dapat memberikan masukan yang berarti bagi

auditor untuk menghindari pekerjaan yang tidak perlu pada saat pengujian terinci

sehingga dapat lebih focus pada permasalahan yang belum dapat diatasi oleh auditor

dalam audit sebelumnya. Hasil audit yang lain dan hasil review dapat menjadi sumber

informasi yang sangat berguna. Informasi tersebut dapat menghindarkan auditor dari

pekerjaan yang tidak diperlukan, seperti mengaudit area yang baru saja diaudit secara

terinci dan telah ditemukan kelemahannya tetapi belum dilakukan perbaikan.

Dalam rangka memahami entitas, salah satu cara yang dilakukan auditor adalah

dengan memahami system pengendalian internal (pengendalian manajemen) entitas

yang akan diperiksa. Pengendalian internal yang dimaksud oleh Standar Pemeriksaan

Page 6: Audit Manajemen Sektor Publik

Keuangan Negara (SPKN) mengacu pada konsep pengendalian internal menurut

COSO. Tujuan pengendalian internal meliputi : (1)Efektivitas dan efesiensi operasi,

(2)Kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan serta, (3)Kendalan laporan keuangan.

Adapun komponen system pengendalian internal (SPI) adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan Pengendalian (control environment) adalah kondisi lingkungan

organisasi yang menetapkan corak suatu organisasi dan mempengaruhi

kesadaran akan pegendalian. Lingkungan pengendalian merupakan dasar

untuk semua komponen pengendalian internal, meliputi integritas dan nilai

etika, komitmen terhadap kompetensi, partisipasi dewan komisaris atau

komite audit,filsofi dan gaya operasi manajemen, struktur organisasi,

pemberian wewenang dan tanggung jawab, serta kebijakan dan praktik

sumber daya manusia.

2. Penaksiran risiko (risk assessment) adalah proses yang meliputi identifikasi,

analisis, dan pengelolaan risiko yang dihadapi oleh manajemen, yang dapat

menghambat pencapaian tujuan organisasi. Dalam penentuan area kunci

dengan menggunakan pendekatan factor pemilihan,penaksiran, risiko

termasuk ke dalam ke dalam altivitas identifikasi risiko manajemen.

3. Aktivitas pengendalian (control activities) adalah kebijakan dan prosedur

yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas

pengendalian dapat meliputi review kinerja, pengolahan informasi,

pengendalian fisik, serta pemisahan tugas.

4. Informasi dan komunikasi (information and communication) adalah

pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi yang

memungkinkan setipa orang dapat melaksanakan tanggung jawab mereka.

System informasi menghasilkan laporan atas hal-hal yang terkait dengan

operasional, keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan.

5. Pemantauan (monitoring) adalah kondisi dimana seluruh system

penegndalian organisasi harus dimonitor untuk menilai mutu dari system

Page 7: Audit Manajemen Sektor Publik

penegndalian tersebut. Kelemahan dalam system pengendalian harus

dilaporkan kepada manajemen tingkat atas. Selain itu, harus dilakukan

evaluasi yang independen atau system penegndalian internal. Frekuensi dan

lingkup evaluasi bergantung pada penaksiran risiko serta efektivitas prosedur

pengawasan.

4. PROSEDUR DAN TEKNIK PENGUMPULAN

INFORMASI

Beberapa teknik dan prosedur yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi

dalam rangka pemahaman entitas antara lain sebagai berikut :

1. Melakuan wawancara (interview) dengan manajemen dan staf kunci.

2. Melakukan review atas perundang-undangan, peraturan dan kebijakan,

pengarahan-pengarahan, serta dokumen-dokumen.

3. Melakukan review atas laporan kinerja entitas serta laporan mengenai

rencana kerja dan prioritasnya.

4. Melakukan review fisik terhadap fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh

entitas.

5. Menelusuri system dan prosedur penegndalian.

6. Melakukan analisis terhadap hubungan anatara pemanfaatan sumber daya

dan hasilnya.

7. Mengidentifikasi risiko entitas.

8. Melakukan review atas laporan-laporan audit dan studi yang telah

dilakukan sebelumnya, termasuk laporan audit yang dilakukan oleh

auditor lainnya.

Page 8: Audit Manajemen Sektor Publik

Pemantuan

Proses untuk menentukan apakah penegndalian internal dirancang secara memadai dan dilaksanakan secara efektif dan adiptif.

Informasi dan komunikasi

Proses untuk meyakinkan bahwa informasi yang relevan diidentifikasi dan dikomunikasikan secara tepat waktu.

Aktivitas pengendalian

Kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan diidentifikasi untuk mengelola resiko dilaksanakan secara tepat waktu.

Penilaian risikoEvaluasi atas factor internal dan eksternal yang memengaruhi kinerja organisasi.

Lingkungan pengendalian

Kondisi lingkungan organisasi yang menetapkan corak suatu organisasi dan memengaruhi kesadaran penegndalian orang-orangnya.

Page 9: Audit Manajemen Sektor Publik

Seperi yang telah disebutkan diatas, salah satu alat utama yang digunakan

untuk mengumpulkan informasi adalah dengan wawancara. Selain digunakan dalam

survey pendahuluan, wawancara jiga merupakan salah satu teknik yang pentingdalam

mengumpulkan bukti audit pada pengujian terinci. Dengan demikian, uraian

selengkapnya mengenai proses wawancara akan dijelaskan di Bab 14: Pengumpulan

dan Pengujian Audit.

5. CARA PENYAJIAN INFORMASI

Pada tahap pengumpulan informasi. Auditor sudah memiliki beragam informasi

sebagai bahan penyusunan rencana audit. Informasi ini harus diseleksi, diringkas, dan

dipadukan untuk memudahkan auditor dalam memahami timgkat kegunaan informasi

tersebut. Selain itu, informasi yang diperoleh harus didiskusikan dengan pejabat yang

tepat untuk mendeteksi kemungkinan adanya perubahan system operasional dan

personel pada entitas yang diaudit. Informasi yang terkumpul pada tahap ini

akanmengarahkan auditor untuk menentukan kegiatan, system, dan kebijakan yang

akan ditelaah dan diaudit lebih lanjut.

Informasi harus disajikan sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti oleh

pihak-pihak yang akan menggunakan informasi tersebut. Informasi yang

dikumpulkan oleh auditor dapat disajikan atau diadministrasikan dalam beberapa

bentuk, seperti uraian tertulis,fotokopi,rekaman, ataupun dengan menggunakan model

atau grafik. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, sebagaimana

dijelaskan pada Tabel 7.1.

Berdasarkan penjelasan diatas, terlihat bahwa penyajian dalam bentuk model

mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan bentuk penyajian yang lain.

Penyajian dalam bentuk model dapat dibuat beragam,mulai dari yang sederhana

sampai dengan yang rumit. Diliaht dari susunannya, ada informasi yang disajikan

Page 10: Audit Manajemen Sektor Publik

dalam bentuk angka-angka, kata-kata, atau gambar-gambar sebagai symbol. Beberapa

jenis model antara lain seperti berikut.

1. Model akuntansi keuangan ( financial accounting model). Model ini

biasanya disajikan dalam bentuk neraca atau laporan laba rugi perusahaan.

2. Model bagan organisasi (organization chart model).model ini

menggambarkan susunan orgnisasi ditinjau dari hubungan kerja,

pendelegasian wewenang, tanggung jawab, dan kegiatan formal.

3. Model bagan alir (flowchat model). Model ini menggambarkan hubungan

manusia dan pekerjaannya dalam bentuk matriks.

4. Model system pengendalian (control system model). Model ini lebih spesifik

karena menggambarkan unsur-unsur dasar kegiatan dan keterkaitannya

dengan system pengendalian.

5. Model input-proses-output ( input-procces-output model). Model ini

menggambarkan suatu urutan proses yang dimuai dari input, proses, output,

dan perbandingannya dengan standar. Model ini dapat digunakan untuk

mengambil tindakan perbaikan atas input atau proses untuk menjamin output

yang tepat.

Pendokumntasian pemahaman atas entitas dengan menggunakan model-model diats

dapat membantu auditor dapat menyusun kertas kerja audit yang singkat, akurat, jelas

dan mudah dimengerti.

6. PANDUAN DALAM MEMILIH CARA MENGURAIKAN

INFORMASI.

Pada dasarnya pemilihn cara-cara menguraikan informasi bergantung pada

pertimbangan auditor dan keadaan yang paling sesuai dnegan penggunaan cara

Page 11: Audit Manajemen Sektor Publik

Tabel 7.1 Kelebihan dan Kekurangan Berbagai Cara Penyajian Informasi

Cara penyajian

informasi

Kelebihan Kekuranagan

Uraian tertulis Mudah disusun Dapat menjadi sangat panjang

Sulit dimengerti (terutama untuk

menguraikan bidang-bidang yang

rumit dan saling berkaitan)

Pembaca dapat kehilangan maksud

dari pesan yang di informasikan.

Fotokopi

dokumen

Mudah dilaksanakan Sulit diatur, ditangani, dan disimpan.

Kurang dapat memahami pengertian

dalam dokumen.

Fotokopi dokumen mungkin tidak

secara langsung mengandung

informasi mengenai bidang yang

diaudit.

Rekaman pita

kaset

Mempercepat

pengumpulan data

Sulit dimengerti pendengar.

Sulit dikoordinasikan dengan cara

penyajian informasi lainnya.

Pemotretan Cepat dan

menggambarkan hal-hal

yang bersifat fisik

Memerlukan peralatan khusus untuk

mengambil gambar-gambar yabg

dibutuhkan

Diperlukan alat pencetakan dan

penyimpanan secara khusus untuk

melindungi gambar dari kerahasiaan

dan kerusakan.

Terbatas pada hasil observasi fisik

dan tidak mengandung analisis atau

Page 12: Audit Manajemen Sektor Publik

keterpaduan dengan informasi lainnya

yang saling berkaitan.

Model atau

grafik

Mudah dikomunikasikan

dan didiskusikan dengan

auditor lainnya atau

pimpinan.

Mempermudah

pemahaman auditor

secara menyeluruh

terhadap objek yang

diaudit.

Memudahkan auditor

dalam

mengkomunikasikan

pengetahuannya kepada

auditor lainnya atau

kepada atasannya.

Informasinya digunakan

sebagai adasr untuk

mengarahkan audit.

Misalnya, bagan alir

memperlihatkan secara

tepat dan jeas arus

dokumen saru bgian ke

bagian lainnya.

Auditor dapat

memusatkan

perhatiannya pada

Penyusunan model atau grafik

membutuhkan keahlian, pengalaman,

dan juga banyak waktu.

Bukan ditunjukkan untuk

mengidentifikasi masalah.

Page 13: Audit Manajemen Sektor Publik

bidang yang akan

diaudit.

Sebagai alat penyaji

informasi yang lebih

cepat dibandingkan

dengan alat penyaji

informasi lainnya.

Penting sebagai alat

untuk melatih auditor.

Misalnya bagan alir

selalu dipelajari dalam

praktik dan auditor

biasanya lebih cepat

menggunakan model ini

bersama-sama dengan

pengalamnnya.

Dapat digunakan untuk

bahan perencanaan audit.

Sumber : Diolah dari beberapa panduan audit kinerja yang dikeluarkan oleh Negara-negara

anggota Asian Organization of Supreme Audit Institutions (ASOSAI).

Cara tersebut. Dibawah ini disajikan beberapa pertimbangan dalam memilih cara

menguraikan informasi.

1. Uraian tertulis lebih tepat untuk menyampaikan informasi yang bersifat

analitis.

Page 14: Audit Manajemen Sektor Publik

2. Fotokopi dokumen lebih tepat apabila auditor menganggap bahwa informasi

yang terkandung didalamnya sudah mewakili dan tidak memerlukan

penjelasan terlalu banyak.

3. Rekaman lebih sesuai apabila auditor mempunyai waktu singkat, sedangkan ia

ingin memperoleh seluruh informasi yang diberikan oleh seseorang. Cara ini

juga dapat menghindari kealpaan terhadap hal-hal penting untuk di ingat

kembali.

4. Potret atau pengambilan gambar kondisi fisik lebih sesuai digunakan untuk

menggambarkan tata urutan dan dapat disajikan langsung dalam laporan audit.

Dengan demikian, tidak ada cara terbaik atau terburuk. Cara terbaik adalah

memilih metode yang paling sesuai dengan kondisi dan situasi dilapangan.

7. LAPORAN ATAS PEMAHAMAN ENTITAS DAN

LINGKUNGANNYA.

Untuk mendokumentasikan pemahaman terhadap entitas, auditor sebaiknya membuat

laporan atas pemahaman entitas. Hal-hal yang sebaiknya tercakup dalam laporan

tersebut adalah sebagai berikut .

Tujuan Entitas

Tujuan entitas merupakan tujuan organisasi secara umum dan komprehensif. Tujuan

ini dapat digambarkan dalam bentuk finansial (keuangan) dan nonfinansial. Contoh

dalam bentuk finansial berupa anggaran atau laporan keuangan. Contoh dalam bentuk

nonfinansial berupa output, outcome (hasil), maupun dampak (impact) yang

diharapkan. Auditor harus mewaspadai adanya tujuan entitas yang saling

bertentangan sehingga mempengaruhi kemampuan entitas dalam mencapai tujuannya.

Page 15: Audit Manajemen Sektor Publik

Hubungan Akuntanbilitas

Terdapat dua jenis hubungan akuntabilitas, yaitu hubungan akuntabilitas secara

internal dan hubungan akuntabilitas secara eksternal. Hubungan akuntabilitas secara

internal bergantung pada kewenangan yang diberikan kepada manajemen. Melalui

kewenangan tersebut, manajemen senior bertanggung jawab atas pencapaian kinerja

dari para stafnya. Auditor harus dapat mengidentifikasi cara, kepada siapa, dan sejauh

mana desentralisasi kewenangan tersebut diberikan. Disamping itu, auditor juga harus

mengetahui masalah yang masih dalam kendali (controllable) dan diluar kendali

(uncontrollable) auditee. Hubungan akuntabilitas secara eksternal adalah hubungan

akuntabilitas antara manajemen dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan atas

kinerja entitas, misalnya legislative dan masyarakat.

Sumber Daya

Sumber daya organisasi dapat berupa sumber daya material (sumber daya fisik),

sumber daya keuangan dan sumber daya manusia (SDM). Sumber daya fisik meliputi

persediaan asset-aset lainnya. Sumber daya keuangan digambarkan melalui

pendapatan, pengeluaran asset, dan kewajiban yang dimiliki entitas. Pengetahuan

tentang sumber daya keuangan memungkinkan auditor untuk memahami dimensi

keuangan entitas, seperti jumlah transaksi, saldo dan sumbernya. SDM meliputi

manajemen dan karyawan entitas. SDM dipengaruhi oleh anggaran yang dimiliki dan

keterbatasan kemampuan personal, yang pada akhirnya mempengaruhi pengendalian

dan kinerja entitas. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan oleh auditor dalam

memahami sumber daya.

1. Auditor harus dapat menilai sumber, sifat dan nilai dari sumber daya

tersebut serta bagaimana pengguanaannya didalam kegiatan entitas.

Page 16: Audit Manajemen Sektor Publik

2. Auditor harus memahami hubungan antara sumber daya yang dimiliki

entitas dan tujuan kinerja yang ingin dicapai/

3. Auditor harus mengetahui prioritas alokasi pada program, operasi, dan

aktivitas entitas.

Proses Manajemen

Auditor harus memiliki pengetahuan tentang proses manajemen suatu entitas untuk

mengetahui kesesuaian proses tersebut dengan program dan operasi entitas serta

untuk mengintifikasi risiko-risiko yang dihadapi oleh entitas. Beberapa factor yang

harus di identifikasi oleh auditor antar lain : unsur-unsur kinerja yang dinilai oleh

manajemen, sifat dan frekuensi laporan, kriteria kinerja, metode yang digunakan

dalam mengumpulkan dan menganalisis data, serta pemanfaatan informasi kinerja.

Selain itu, auditor juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini.

1. System dan pengendalian untuk mengamankan dan mengawasi sumber daya

fisik, sumber daya keuangan, sumber daya manusia, serta informasi yang

dimiliki entitas.

2. Keterlibatan auditor internal dalam audit kinerja. Pengetahuan ini akan

memudahkan auditor untuk mengidentifikasi sifat, sumber. Dan tersedianya

bukti audit.

Tujuan Kinerja

Tujuan kinerja merupakan bagian dari tujuan entitas yang lebih spesifik, yang ingin

dicapai organisasi terkait dengan pelaksaan program / kegiatan untuk memenuhi

aspek ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Auditor harus memiliki pengetahuan

mengenai tujuan kinerja entitas agar dapat memahami keterkaitan antara kegiatan-

Page 17: Audit Manajemen Sektor Publik

kegiatan entitas dan tujuan pokoknya. Setelah memahami tujuan kinerja entitas,

auditor harus menilai kelayakan dari tujuan kinerja entitas.

Program dan Operasi

Pemahaman atas program dan operasi entitas memungkinkan auditor untuk

menentukan apakah entitas beroperasi sesuai dengan kewenangannya dan bagaimana

entitas mencapai tujuan dan target kinerjanya. Auditor harus memperoleh informasi

tentang struktur organisasi entitas dan karakteristikny, imput, output, outcome, serta

impact dari program dan opearsi entitas. Karakteristik dari program dan operasi

meliputi sumber, sifat. Dan jumlah sumber daya digunakan dalam menjalankan

program tersebut serta struktur pembiayaanya. Output (barang/jasa) ditentukan oleh

tujuan pendirian entitas. Adapun hasil dan dampak berupa pengaruh positif atau

negative, diinginkan atau tidak diinginkannya suatu program dan operasi. Struktur

organisasi dapat menunjukkan bagaimana program dan operasi tersebut

diorganisasikan untuk mencapai tujuan dan target kinerja entitas. Pemahaman

terhadap struktur oeganisasi meliputi mengidentifikasi devisi atau cabang yang

signifikan serta mengukur tingkat tanngung jawab dan kewenangannya.

Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal entitas mencakup factor-faktor yang relative sulit untuk

dikendalikan oleh manajemen (uncontrollable0 seperti factor ekonomi, politik, dan

social. Auditor harus memiliki pengetahuan mengenai lingkungan eksternal karena

perubahan yang terjadi di limgkungan eksternal sangat memengaruhi tujuan entitas

(termasuk tujuan kinerja), hubungsn skuntsbilitas, sumber daya, dan proses

manajemen.

Page 18: Audit Manajemen Sektor Publik

RINGKASAN STUDI KASUS 1

Untuk membantu anda dalam memahami bagaimana proses pemahaman entitas

dilakukan oleh seorang auditor, mulai bab ini akan disajikan langkah – langkah audit

kinerja yang dilakukan dalam audit atas Kantor Pelayanan Agraria (KPA) adipura

sebagaimana digambarkan dalam bagian studi kasus buku ini. Pada studi kasus 1,

anda akan diajak untuk mmahami dokumentasi atas pemahaman entitas yang

mencakup:

a. Gambaran umum atas KPA adipura

b. Pemahaman atas input, proses dan output KPA adipura

c. Informasi lainnya yang terkait dengan KPA adipura yang didapatkan dengan

mengumpulkan berita – berita mengenai pelayanan pertanahan dari berbagai

macam sumber seperti media massa dan media elektronik.

Pembahasan

PEMAHAMAN ATAS ENTITAS YANG DIAUDIT

Sebagai tindak lanjut penunjukkan sebelumnya, Anda sebagai ketua tim untuk melakukan audit kinerja pada KPA. Anda akan mendapatkan surat tugas audit.

Selanjutnya, setelah Anda mendapat surat penugasan resmi berupa Surat Tugas audit, Anda memberitahukan kepada KPA bahwa minggu depan Anda akan mulai melaksanakan audit kinerja. Anda juga minta kepada Pimpinan KPA untuk bertemu dengan beberapa pejabat yang ingin Anda wawancarai, mintakan informasi dan dokumen-dokumen yang Anda butuhkan. Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah awal yang dilakukan oleh tim audit untuk memahami entitas yang akan diaudit. Sebagai catatan, hal ini ditempuh untuk menghindari adanya unsur “pendadakan“ yang tidak perlu dalam audit kinerja karena akan memperlambat perolehan informasi dan bahan yang diperlukan.

Seminggu kemudian, Anda dengan ditemani oleh seluruh anggota tim mengadakan pertemuan singkat (entry meeting) dengan Kepala Kantor yang didampingi oleh pejabat terkait di KPA. Sebagai Pemimpin Tim,

Page 19: Audit Manajemen Sektor Publik

Anda menyerahkan surat tugas dan menjelaskan mandat yang dimiliki oleh Lembaga Auditor tempat anda bekerja1. Anda juga perlu menjelaskan tujuan, kebijakan, standar audit, dan rencana audit yang akan dilakukan. Anda juga memberikan kesempatan kepada pejabat yang diaudit untuk mengajukan pertanyaan sehubungan dengan penugasan anda di KPA. Kepala KPA dan pejabat yang terkait menyambut baik audit yang akan Anda lakukan dan memberikan jaminan bahwa seluruh jajaran KPA akan sepenuhnya membantu pelaksanaan audit kinerja tersebut. KPA menunjuk Kepala Bagian Pengawas Intern sebagai pendamping tim audit dalam melakukan kegiatan pemeriksaannya.

Lembaga Audit Sektor Publik

TIM AUDIT KINERJA

KANTOR PELAYANAN AGRARIA ADIPURA

Auditee : Kantor Pelayanan Agraria Adipura

Tahun Buku: 2005 dan 2006

Kertas Kerja Audit Dibuat Oleh: SGW

Direvieu Oleh : ABI

1 Umumnya auditor pemerintah melaksanakan penugasan berdasarkan surat tugas dari pimpinan lembaga audit sesuai kewenangan yang diperoleh dari ketentuan perundangan. Hal ini merupakan bentuk perikatan yang digunakan antara auditor dan auditee.

Indeks

Page 20: Audit Manajemen Sektor Publik

PEMAHAMAN ATAS ENTITAS YANG DIAUDIT

Tujuan

Memahami Kantor Pelayanan Agraria

Langkah-langkah

1. Interviu dengan manajemen dan staf kunci.2. Reviu terhadap kebijakan-kebijakan, pengarahan-pengarahan,

dan dokumen-dokumen.3. Reviu terhadap laporan kinerja entitas, laporan mengenai

rencana kerja dan prioritasnya.4. Reviu dan peninjauan fisik terhadap fasilitas-fasilitas yang

dimiliki oleh entitas.5. Menelusuri sistem dan prosedur pengendalian.6. Analisis terhadap hubungan antara pemanfaatan sumber daya

dan hasilnya.7. Mengidentifikasi risiko entitas.8. Reviu atas laporan-laporan audit dan studi yang telah

dilakukan sebelumnya, termasuk laporan audit yang dilakukan oleh auditor lainnya.

Hasil

1. Gambaran Umum Entitas (KKA Indeks A.1.1)2. Pemahaman atas Input, Proses, dan Output Entitas (KKA

Indeks A.1.2)3. Informasi Lainnya (KKA Indeks A.1.3)

Page 21: Audit Manajemen Sektor Publik

Lembaga Audit Sektor Publik

TIM AUDIT KINERJA

KANTOR PELAYANAN AGRARIA ADIPURA

Auditee : Kantor Pelayanan Agraria Adipura

Tahun Buku :2005 dan 2006

Kertas Kerja Audit Dibuat Oleh :SGW

Direvieu Oleh :ABI

A. Gambaran Umum Entitas

1. Perencanaan Strategis KPARencana strategis merupakan rencana KPA dalam rangka mencapai tujuan yang maksimal, terarah, sistematik serta profesional dengan berpijak pada:

(1) tugas pokok dan fungsi KPA.(2) arti dan fungsi tanah di tengah masyarakat serta

kondisi saat iniMaksud dan Tujuan Rencana Strategis (Renstra):

(1) Setiap kebijakan yang menyangkut bidang pertanahan dapat terencana, terarah, berkesinambungan dan adil guna menghindari adanya pertentangan/konflik;

Indeks

A.1.1

Page 22: Audit Manajemen Sektor Publik

(2) Penjabaran visi, misi dari wilayah tempat KPA berada (Kabupaten Adipura) yaitu manusia unggul yang agamis berbasis agribisnis dan industri yang berwawasan lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat dan pelayanan prima serta dapat mengantisipasi segala tantangan dan permasalahan yang timbul sebagai akibat dari pengaruh globalisasi, teknologi dan informasi;

(3) Sebagai bahan penilaian keberhasilan kerja (akuntabilitas) Kantor Pertanahan.

2. VisiTerwujudnya pelayanan prima di bidang pertanahan bagi masyarakat melalui tertib pengelolaan pertanahan.

3. MisiMisi yang diemban Kantor Pelayanan Agraria adalah:

(1) meningkatkan kualitas pelayanan di bidang pertanahan;

(2) mendorong percepatan pendaftaran tanah untuk pertama kali;

(3) menumbuhkembangkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan bidang pertanahan

(4) meningkatkan kualitas pengawasan dan pengendalian teknis operasional bidang pertanahan.

4. Nilai StrategisNilai-nilai strategis yang menjadi acuan KPA dalam melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan dalam mewujudkan visi misi adalah tekad, adaptasi, dan terukur.

5. Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan

Page 23: Audit Manajemen Sektor Publik

Faktor-faktor kunci keberhasilan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

(1) sumber daya manusia baik secara kualitatif maupun kuantitatif;

(2) sistem kerja yang terukur sehingga setiap gerak langkah organisasi dapat dipertanggungjawabkan kepada publik;

(3) teknologi informasi sebagai sarana untuk memperoleh informasi dalam pengambilan keputusan di bidang pelayanan dan pendapatan dari sektor pertanahan;

(4) pelayanan pertanahan yang terorganisir dan sistematis;

(5) koordinasi dengan instansi terkait.

6. Tujuan(1) Meningkatnya pelaksanaan pelayanan sesuai

dengan mekanisme dan prosedur.(2) Meningkatnya fasilitas penunjang sesuai dengan

kebutuhan dan tuntutan pelayanan.

7. Sasaran(1) Terlaksananya mekanisme pelayanan yang

terarah dan transparan.(2) Tercapainya penyempurnaan sarana fisik dan

pemenuhan dana untuk menunjang kegiatan pelayanan kantor.

8. KebijakanDalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran KPA untuk Tahun 2005-2009 arah kebijakan yang diambil mengacu pada:

(1) mendelegasikan 9 (sembilan) kewenangan pemerintah kepada Pemerintah Kabupaten sesuai dengan Kepress Nomor 34 Tahun 2003 dalam penyelenggaraan pelayanan di bidang

Page 24: Audit Manajemen Sektor Publik

pertanahan;(2) memberikan fasilitas bagi terwujudnya data

fisik dan yuridis yang akurat;(3) menata kembali penempatan sumber daya

manusia sesuai dengan bidang keahliannya;(4) memberikan fasilitas bagi tersusunnya

perencanaan organisasi yang rasional;(5) memberikan fasilitas bagi terselenggaranya SIM

Pertanahan;(6) pengaturan pertanahan untuk memenuhi

kebutuhan daerah;(7) memberikan fasilitas bagi terselenggaranya

pembinaan kepada pelaku jasa pertanahan kepada masyarakat;

(8) memberikan fasilitas bagi terselenggaranya pengawasan dan pengendalian penggunaan tanah yang berwawasan lingkungan serta pengendalian penguasaan pemilikan tanah;

9. Kegiatan KPA yang terdiri atas:(1) Pelayanan, pengukuran, dan pemetaan bidang

tanah(2) Pelayanan pendaftaran pertama kali(3) Pelayanan pemeliharaan data pendaftaran tanah(4) Pelayanan pemeriksaan tanah(5) Pelayanan informasi tanah.

10. Tugas dan FungsiKantor Agraria mempunyai tugas dan fungsi Biro Agraria dalam lingkungan wilayah Kabupaten yang bersangkutan (Wilayah Kabupaten Adipura) sesuai dengan Keputusan Kepala Biro Agraria (BA) No. 01 Tahun 1989 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor wilayah dan Kantor Agraria.

Fungsi – fungsi yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan Agraria Adipura adalah:

(1) menyiapkan kegiatan di bidang pengaturan

Page 25: Audit Manajemen Sektor Publik

penguasaan tanah, penatagunaan tanah, pengurusan hak-hak atas tanah, serta pengukuran dan pendaftaran tanah;

(2) melaksanakan kegiatan pelayanan di bidang pengaturan penguasaan tanah, pengurusan hak-hak tanah, pengukuran dan pendaftaran;

(3) menyiapkan rencana, program, dan penganggaran dalam rangka pelaksanaan tugas pertanahan;

(4) memberikan pelayanan, perizinan dan rekomendasi di bidang pertanahan;

(5) melaksanakan survei, pengukuran dan pemetaan dasar, pengukuran dan pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah;

(6) mengusulkan dan melaksanakan penetapan hak tanah, pendaftaran hak tanah, pemeliharaan data pertanahan dan administrasi tanah aset pemerintah;

(7) menangani konflik, sengketa, dan perkara pertanahan;

(8) mengelola Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS).

(9) melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.

11. Uraian Struktur OrganisasiBerdasarkan Peraturan Kepala Biro Agraria struktur organisasi KPA Adipura adalah sebagai berikut.

Page 26: Audit Manajemen Sektor Publik

Sub Bagian Tata Usaha

Urusan Perencanaan & Keuangan

Urusan Umum & Kepegawaian

Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan

Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

Seksi Pengaturan & Penataan Tanah

Seksi Pengendalian & Pemberdayaan

Seksi Sengketa Konflik & Perkara

Sub Seksi Pengukuran & Pemetaan

Sub Seksi Penetapan Hak Tanah

Sub Seksi Penatagunaan Tanah & Kawasan Tertentu

Sub Seksi Pengendalian Pertanahan

Sub Seksi Sengketa & Konflik Pertanahan

Sub Seksi Tematik & Potensi Tanah

Sub Seksi Pengaturan Tanah Pemerintahan

Sub Seksi Landreform & Konsolidasi Tanah

Sub Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Sub Seksi Perkara Pertanahan

Sub Seksi Pendaftaran Hak

Sub Seksi Peralihan Pembebanan Hak & PPAT

Kepala Kantor

12. Anggaran dan Realisasi Keuangan serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kantor Pelayanan Agraria (KPA)Berkaitan dengan pelayanan yang diberikan, KPA mempunyai sumber daya keuangan sebagai berikut.

Page 27: Audit Manajemen Sektor Publik

Tahun Anggaran

Anggaran Realisasi

2005 12.400.000.000 7.000.000.000 56%

2006 16.000.000.000 10.000.000.000 63%

PNBP pada KPA terdiri atas (i) Pelayanan Pendaftaran Tanah; (ii) Pelayanan Pemeriksaan Tanah; (iii) Pelayanan Informasi Pertanahan, dan; (iv) Pelayanan Penetapan Hak atas Tanah.

Penerimaan terbesar Tahun Anggaran 2005 dan 2006 adalah dari kegiatan Pengukuran dan Pemetaan yaitu Tahun 2005 sebesar Rp4.500.000.000 atau 51% dari total penerimaan Rp8.900.000.000 dan Tahun 2006 sebesar Rp4.000.000.000 atau 48% dari total penerimaan Rp8.300.000.000.

B. Identifikasi Area Kunci

Area kunci merupakan area atau kegiatan yang dilaksanakan oleh auditee,yang sangat

menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kinerja auditee yang

bersangkutan.Dari sudut pandang auditor,pemilihan area kunci yang terlalu luas dan

tidak ‘’bulat’’,sehingga rekomendasi yang diberikan oleh audito tidak tajam dan tidak

menyentuh pokok permasalahan yang dihadapi auditee,sebaliknya, lingkup audit

yang terlalu sempit dapat mengakibatkan temuan dan rekomendasi audit tidak

mewakili permaslahan ang ada pada auditee.

1. PENGERTIAN AREA KUNCI

Page 28: Audit Manajemen Sektor Publik

Area Kunci (key area) adalah area,bidang,atau kegiatan yang merupakan

fokus audit dalam entitas. Pemilihan area kunci harus dilakukan mengingat lausnya

bidang,program,dan kegiatan pada entitas yang diaudit sehingga tidak mungkin

melakukan audit diseluruh area entitas.

2. MANFAAT IDENTIFIKASI AREA KUNCI

Pemilihan area kunci yang tepat memungkinkan penggunaan sumber daya

audit secara lebih efisien dan efektif karena dapat memfokuskan sumber daya pada

area audit yang memiliki nilai tambah yang maksimum. Tentu saja hal ini lebih baik

dibandingkan dengan mengalokasikan seluruh sumber daya audit pada seluruh area

secara merata.

3. PENDEKATAN UNTUK IDENTIFIKASI AREA KUNCI

Penentuan area kunci dapat dilakukan berdasarkan faktor pemilihan (selection

factor) yang terdiri atas :

a. Resiko manajemen

b. Signifikansi program, yang mencakup materialitas keuangan, batas keritis

keberhasilan,dan fisibilitas

c. Dampak audit

d. Auditabilitas

Risiko Manajemen

Pendekatan audit berbasis resiko (risk-based audit approuch), yaitu suatu

pendekatan dengan enggunakan analisis resiko untuk menentukan area penting yang

seharusnya menjadi fokus audit. Dalam audit kinerja, pendekatan audit berbasis

resiko lebih ditekankan pada resiko yang ditanggung manajemen terkait dengan aspek

ekonomi,efisiensi,dan efektifitas. Beberapa hal yang dapat digunakan untuk mrnilai

Page 29: Audit Manajemen Sektor Publik

kemungkinan terjadinya resiko manajemen dari sisi ekonomi,efisiesi, dan efektifitas

antara lain sebagai berikut

1. Pengeluaran dibawah atau diatas anggaran, dimana pengeluaran tersebut

cukup signifikan.

2. Tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

3. Tingginya mutasi pegawai.

4. Manajemen tidak bereaksi atas kelemahan yang ditemukan.

5. Ekspansi program secara mendadak.

6. Hubungan dan tanggung jawab yang tumpang tindih, tidak jelas atau

membingungkan.

7. Aktifitas yang bersifat rumit dalam suatu lingkungan yang penuh dengan

ketidakpastian.Beberapa indikator ketidak pastian antara lain :

a. Kegitan yang terdesentralisasi dengan banyak pihak yang berkepentingan.

b. Penggunaan teknologi yang berkembang sangat pesat dan canggih.

c. Lingkungan yang dinamis dan kompetitif.

d. Melibatkan berbagai macam instansi/lintas sektoral, dan

e. Proyek atau aktivitasn yang baru.

Penentuan resiko manajemen sangat dipengaruhi oleh auditor atas

pengendalian internal. Pengendalian yang lemah atas suatu program

/kegitan menunjukan adanya resiko tinggi.

Signifikan

Signifikansi suatu area audit berkaitan dengan dampak yang dihasilkan area

tersebut terhadap objek audit secara berkeseluruhan. Signifikansi tergantung pada

apakah suatu kegiatan dalam suatu area audit secara koparatif memilki pengaruh yang

besar terhadap kegiatan lainnya dalam objek audit secara keseluruhan. Penentuan

signifikansi merupakan penilaian profesional dimana seorang auditor harus

Page 30: Audit Manajemen Sektor Publik

mempertimbangkan faktor-faktor secara materialitas keuangan, batas keritis

keberhasilan dan fisibilitas

Materialitas keuangan merupakan salah satu faktor dalam menentukan tingkat

signifikansi. Faktor didasarkan pada penilaian total nilai kekayan entitas, pengeluaran

tahunan, dan/ penerimaan tahunan dalam area yang dapat diaudit. Semakin material

suatu area maka semakin tinggni prioritas yang diberikan pada area tersebut.

Batas kritis keberhasilan menunjukan pentingnya suatu area dalam

menentukan keberhasilan suatu entitas.Apabila perbaikan yang ditimbulkan akan

memberikan dampak yang signifikan terhadap operasi entitas maka tingkat

signifikansinya relatif tinggi.

Fisibilitas atau kejelasan suatu area berkaitan erat dengan danpak eksternal

dari kegiatan tersebut.Hal ini berkaitan dengan faktor sosial ekonomi dan

lingkungan,serta pentingnya kegitan tersebut terhadap progran

pemerintah/masyarakat.

Dampak Audit

Dampak audit merupakan nilai tambah yang diharapkan dari audit tersebut

yaitu suatu perubahan dan perbaikan yang dapat meningkatkan “3 E”.

Berikut disajikan beberapa kemungkinan dampak audit yang diharapkan.

1. Aspek Ekonomi

2. Aspek Efisiensi

3. Aspek Efektivitas

4. Peningkatan Perencanaan,Pengdalian dan Manajemen

5. Peningkatan Akuntabilitas

6. Peningkatan Mutu Pelayanan

Page 31: Audit Manajemen Sektor Publik

Auditabilitas

Auditabilitas berkatian dengan kemampun tim audit untuk melaksanakan

audit sesuai dengan standar audit.Berbagai keadaan yang menyebabkan auditor

memutuskan untuk tidak melakukan audit dalam area tertentu,walaupun hal tersebut

sangat signifikan,dapat terjadi.

Berbagai situasi mungkin terjadi,sehingga auditor memutuskan untuk tidak

melaksanakan audit secara profesional pada beberapa area tertentu atau bahkan pada

seluruh area entitas,baik karena keadaan entittas maupun keadaan auditor itu

sendiri.Dalam memutuskan hal tersebut,auditor dapat mempertimbangkan hal hal

tersebut.

1. Sifat kegiatan yang tidak memungkinkan untuk tidak diaudit,misalnya untuk

melakukan audit atas pertimbangan pertimbangan teknis suatu fasilitas

penelitian.

2. Bila auditor tidak memiliki atau mendapatkan keahlian yang diisyaratkan

3. Area tersebut sedang dalam perubahan yang signifikan dan mendasar.

4. Kriteria yang sesuai atau pantas tidak tersedia untuk menilai kinerja

5. Lokasi pekerjaan lapangan tidak dapat dijangkau sehubungan dengan bencana

alam atau alasan lain.

RINGKASAN STUDI KASUS 2

Pada studi kasus 2,Anda akan jelaskan mengenai penentuan area kunci berdasarkan

pendekatan faktor faktor pemilihan (selection factors approach).faktor faktor yang

dipertimbangkan adalah risiko manajemen,signifikansi,dampak potensial audit,dan

auditabilitas.Dalam studi kasus digambarkan bahwa sebelum menentukan area

kunci,tim audit melakukan pemilihan atas area potensial yang akan dilakukan. Kantor

Pelayan Agraria (KPA) Adipura memiliki empat tugas utama yang dijadikan sebagai

Page 32: Audit Manajemen Sektor Publik

area audit potensial oleh auditor ,yaitu : 1).pengelolaan penerimaan bukan

pajak,2).penggunaan belanja penerimaan negara bukan pajak. 3).Pengelolaan

pelayanan kepada pemohon, 4).pengelolan dalam pelayanan penanganan

sengketa,konflik dan perkara.Berdasarkan evaluasi dengan menggunakan pendekatan

faktor faktor pemilihan,disimpulkan bahwa “pengelola pelayanan kepada pemohon”

mendapat prioritas tertinggi untuk dilakukan audit.

Pengelolaan pelayanan kepada pemohon di KPA Adipura terdiri atas 48 jenis

pelayanan.Dari semua jenis pelayanan tersebut,dengan menerapkan faktor faktor

pemilihan yang sama,akan dipilih area kunci yang menjadi fokus utama dalam

pelaksanaan audit dilapangan,yaitu area pengukuran dan area peningkatan Hak Guna

Bangunan (HGB) ke Hak Milik tanpa Ganti Blanko.