Audit Kecurangan

11
AUDIT KECURANGAN Karakteristik Kecurangan Dilihat dari pelaku fraud maka secara garis besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi dua jenis : 1. Oleh pihak perusahaan, yaitu : a. Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting). b. Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets). 2. Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asing yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya

Transcript of Audit Kecurangan

Page 1: Audit Kecurangan

AUDIT KECURANGAN

Karakteristik Kecurangan

Dilihat dari pelaku fraud maka secara garis besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi

dua jenis :

1. Oleh pihak perusahaan, yaitu :

a. Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan

pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting).

b. Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva

(misstatements arising from misappropriation of assets).

2. Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asing yang dapat

menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan

Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi

terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap

pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk

kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud),

misalnya berupa : Manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau

dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan. Kesengajaan

dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi,

kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan.

Salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva

Kecurangan jenis ini biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji

yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang

mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi

Page 2: Audit Kecurangan

yang berlaku umum. Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang

menghadapi masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan

pada pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut. Contoh

salah saji jenis ini adalah :

*Penggelapan terhadap penerimaan kas.

*Pencurian aktiva perusahaan.

*Mark-up harga

*Transaksi “tidak resmi”.

Dari penjelasan singkat di atas, hal yang menarik adalah dapat saja diklaim bahwa Fraud

dengan sengaja dilakukan demi kepentingan perusahaan. Demi kredibilitas perusahaan pihak

manajemen dengan sengaja melakukan katakanlah istilahnya Soft Fraud. Apakah tindakan ini

benar? Akan timbul perdebatan yang sangat panjang dan tak berakhir, namun satu yang

pasti : semuanya tergantung pada keyakinan yang memadai dari auditor. Jadi ? ( Alison,

Internal Audit)

Pengertian Audit Kecurangan,

Kecurangan harus dibedakan dengan kesalahan

- Kesalahan (error) dapat dideskripsikan sebagai suatu yang tidak disengaja dan ini dapat

terjadi dalam setiap tahap pengelolaan transaksi

- Kecurangan (fraud) adalah kesalahan yang disengaja

Kecurangan (fraud) adalah penipuan kriminal yang bermaksud untuk memperoleh manfaat

keuangan oleh si pelaku kecurangan. Karakteristik kecurangan ada tiga yaitu :

1.Penipuan (theft act)

2.Pengembangan atau peyembunyian fakta (concealment) agar penipuan tidak terlacak

3.Penggunaan hasil kecurangan (conversion)

Kecurangan Dalam Perspektif Akuntansi dan Audit

Page 3: Audit Kecurangan

Dari sudut pandang akuntansi dan audit, kecurangan adalah penggambaran yang salah dari

fakta material dalam buku besar atau laporan keuangan. Pernyataan yang salah dapat

ditujukan pada pihak dalam organisasi seperti pemegang saham atau kreditor, atau pada

organisasi itu sendiri dengan cara menutupi atau menyamarkan penggelapan uang,

ketidakcakapan, penerapan dana yang salah atau pencurian atau penggunaan aktiva organisasi

yang tidak tepat oleh petugas, pegawai atau agen.

Kecurangan dapat juga ditujukan pada organisasi oleh pihak luar misalnya penjual, pemasok,

kontraktor, konsultan dan pelanggan dengan cara penagihan yang berlebihan, dua kali

penagihan, substitusi material yang lebih rendah mutunya, pernyataan yang salah mengenai

mutu dan nilai beli barang yang dibeli atau besarnya kredit pelanggan. Pihak luar seperti itu

dapat juga bersalah dari korupsi di dalam misalnya perampokan komersial.

Kecurangan, pencurian, penggelapan uang dan perampokan komersial adalah puncak

perhatian dari auditor keuangan. Audit kecurangan adalah disiplin yang digunakan untuk

melihat, menemukan dan mendokumentasikan kejadian-kejadian itu. kejadian- kejadian ini

bisanya melibatkan pernyataan laba, aktiva dan pendapatan yang berlebihan, dan pernyataan

kerugian, hutang dan pengeluaran yang diperkecil atau kobinasi dengan kata ‘arbitrary‘,

misalnya tidak sama dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Maka membuktikan

kecurangan jenis yang sebelumnya (pemasukan yang salah dalam buku besar) pada umumnya

lebih mudah daripada membuktikan kecurangan dalam laporan keuangan. Pemasukan yang

salah dalam laporan keuangan dapat disebabkan kesalahan penilaian karena keteraturan

akuntansi cukup luas dan cukup kompleks untuk membingungkan akuntan yang pintar.

Peraturan presentasi laporan keuangan masih berkembang. Peraturan pembukuan relatif tetap.

Debet sama dengan kredit. Kolom harus dijumlahkan tanpa kesalahan matematika. Penjualan

dan pengeluaran dimasukkan ketika selesai atau terjadi dengan jumlah yang tepat, akun yang

tepat, dan periode yang tepat. (Amin Wijaya Tunggal, 2001:10)

Audit Intern Berbasis Risiko

Audit intern berbasis risiko (risk based auditing) adalah suatu kegiatan audit yang berpeduli

resiko, suatu audit yang dimulai dengan proses penilaian resiko audit, sehinga dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan auditnya lebih difokuskan pada area-area penting

yang beresiko dari penyimpangan, kecurangan/fraud. Dengan demikian audit berbasis resiko

Page 4: Audit Kecurangan

bukanlah merupakan suatu jenis audit, tetapi lebih merupakan suatu pendekatan dalam

melaksanakan suatu audit.

Pengendalian (control) adalah merupakan salah satu fungsi dari manajemen (POAC) dan

kegiatan audit merupakan salah satu unsur dalam pelaksanaan pengendalian (controlling)

tersebut. Dalam Manajemen Risiko, pengendalian (control) merupakan fungsi dari

manajemen risiko, dan audit yang berbasis pada risiko (Risk-Base Audit) merupakan salah

satu unsur pengendalian yang mutlak harus dilakukan sebagai proses yang inherent dalam

manajemen risiko. Audit Berbasis Risiko (Risk-Base Audit) adalah mata rantai dari

Manajemen Risiko yang berada dalam satu paket program penerapan Manajemen Risiko

yang dilaksanakan.

Audit berbasis risiko menetapkan fokus dan prioritas pemeriksaan berbasis risiko. Dengan

demikian kegiatan audit akan diarahkan ke area yang dianggap berisiko tinggi, kemudian ke

area risiko yang di atas rata-rata dan seterusnya ke area risiko yang lebih rendah. Menetapkan

fokus pemeriksaan audit pada area yang berisiko tinggi dan kemudian ke risiko yang lebih

rendah sangat menghemat tenaga dan lebih efektif dalam mencapai sasaran. Walaupun

demikian tidak berarti bahwa area yang lebih rendah risikonya tidak diperiksa, yang terjadi

adalah frekuensi pemeriksaan area berisiko rendah tidak sebanyak frekuensi pemeriksaan

area yang berisiko tinggi.

Penyediaan tenaga auditor yang memadai dalam hal kuantitas dan kualitas menjadi tantangan

tersendiri untuk mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan bisnis bank yang pesat.

Auditor yang baik memerlukan ‘jam terbang’ tertentu, karena keterbatasan ketersediaan

tenaga tersebut memfokuskan kegiatan dan pemeriksaan audit pada area berisiko tinggi

menjadi hal yang beralasan.

Audit coverage adalah rasio (perbandingan) antara Satuan Kerja yang di audit dengan seluruh

Satuan Kerja dalam bank yang seharusnya menjadi objek audit. Berkaitan dengan Audit

Berbasis Risiko yang memprioritaskan pemeriksaan ke Satuan Kerja yang dianggap berisiko

tinggi saja (tidak secara keseluruhan dan tentu saja menurunkan persentase audit coverage)

tentu saja menimbulkan kekhawatiran apakah Satuan Kerja yang tidak diperiksa benar-benar

aman dan apakah kecenderungan akan semakin banyaknya penyimpangan dapat

dikendalikan? Dengan penerapan Audit Berbasis Risiko efektifitas audit tidak lagi diukur

Page 5: Audit Kecurangan

oleh luasnya cakupan audit coverage melainkan apakah area yang dan aspek kegiatan bank

yang berisiko tinggi (high risk dan above average risk) sudah seluruhnya tercakup dalam

pemeriksaan, sehingga dengan demikian kekhawatiran atas semakin banyaknya

penyimpangan yang tidak dapat dikendalikan dapat diminimalisir.

Pembiayaan (kredit) adalah salah satu kegiatan bank yang mengandung risiko yang tinggi.

Risiko pembiayaan (kredit) sebagaimana disebutkan di atas adalah risiko yang terjadi akibat

kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko pembiayaan (kredit)

dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan (penyediaan

dana), tresuri dan investasi, dan pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book

maupun trading book

Beberapa risiko pembiayaan yang merupakan risiko inherent antara lain :

1.Apabila debitur (counter party) gagal memenuhi kewajibannya baik hutang pokok maupun

bagi hasilnya, maka risiko tersebut dinamakan risiko pembiayaan, yaitu gagalnya debitur

memenuhi perjanjian yang disepakati. Risiko pembiayaan disebut juga sebagai “borrower’s

default” atau “counter party default”.

2.Pembiayaan yang gagal dibayar debitur menyebabkan dana bank tidak kembali, dana yang

seharusnya dapat dipakai untuk memenuhi kewajiban bank tertahan pada debitur yanng

bersangkutan sehingga bank tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada pihak ketiga

lainnya. Hal ini disebut risiko likuiditas.

3.Recovery kredit macet dapat diusahakan dari eksekusi jaminan yang diserahkan kepada

bank, tetapi karena proses pengikatan jaminan tidak dilakukan atau tidak sempurna berakibat

eksekusi jaminan tidak dapat dijalankan sehingga akhirnya recovery pembiayaan tersebut

gagal. Hal ini disebut sebagai risiko operasional karena kesalahan proses.

4.Apabila pembiayaan tersebut diberikan dalam mata uang asing (valas), dan terjadi fluktuasi

nilai tukar maka risiko kerugian bank menjadi lebih besar akibat (misalnya) terjadi penurunan

nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing tersebut. Hal ini disebut sebagai risiko nilai

tukar.

5.Apabila pembiayaan bermasalah tersebut disebabkan karena rekayasa analis officer

pembiayaan dalam memproses maka hal ini disebut sebagai risiko kecurangan/fraud. Risiko

kecurangan termasuk dalam risiko operasional. Dan apabila masalah kecurangan ini mencuat

dan tersebar ke masyarakat sehingga menyebabkan citra dan reputasi bank menjadi jelek, hal

Page 6: Audit Kecurangan

ini disebut juga risiko reputasi. (Z. Dunil, 2003)

Auditor tertarik pada pencegahan, deteksi dan pengungkapan kesalahan karena alasan:

*Eksistensi kesalahan dapat menunjukkan bahwa catatan akuntansi kliennya tidak dapat

dipercaya

*Apabila pengujian ketaatan (compliance test) menunjukkan sejumlah kesalahan, auditor

tidak dapat mempercayai pengendalian intern

*Apabila kesalahan cukup material, dapat mempengaruhi kebenaran(truth), dan

kewajaran(fairness) atas laporan keuangan.

Kecurangan (fraud) digunakan untuk berbagai perbuatan dosa termasuk:

*Kecurangan dengan cara penipuan untuk mendapatkan keuntungan keuangan yang illegal

*Pernyataan salah yang disengaja dalam penghilangan jumlah atau pengungkapan dari

catatan akuntansi atau laporan keuangan

*Pencurian (theft)

Penyebab terjadinya kecurangan

Penyebab umum;

*Penyembunyian (concealment)

Kesempatan tidak terdeteksi. Pelaku perlu menilai kemungkinan dari deteksi dan hukuman

sebagi akibatnya.

*Kesempatan / peluang

Pelaku perlu berada pada tempat yang tepat, waktu yang tepatn agr dapat emndapatkan

keuntungan atas kelemahan khusus dalam system dan juga menghindari deteksi.

*Motivasi

Pelaku membutuhkan motivasi untuk melakukan aktifitas demikian, suatu kebutuhan pribadi

seperti kematamakan/kelombaan/kerakusan dan motivator yang lain.

*Daya tarik

Sasaran dari kecurangan yang dipertimbangkan perlu menarik dari pelaku.

*Keberhasilan

Page 7: Audit Kecurangan

Pelaku perlu menilai peluang berhasil, yang dapar diukur baik menghindari penuntutan atau

deteksi.

Penyebab sekunder

*Pengendalian yang lemah

Kurang pengedalian, mengambil keuntungan aktiva organisasi dipertimbangkan sebagi suatu

tunjangan karyawan.

*Hubungan antara pemberi kerja dengan pekerja jelek

Yaitu saling kepercayaa dan penghargaan telah gagal. Pelaku dapat mengemukakan alas an

bahwa kecurangan hanya merupakan kewajibannya.

*Balas dendam (revenge)

Ketidaksukaan yang hebat terhadap organisasi dapt mengakibatkan pelaku berusaha

merugikan organisasi tersebut.

*Tantangan (challenge)

Karyawan yang bosan dengan lingkungan kerja mereka dapat mencari stimulasi dengan

berusaha untuk “memukul system”, sehingga mendapatkan suatu arti pencapain, atau

pembebasan frustasi.

Beberapa contoh yang mengungkap ketidakberesan

*Modal kerja yang tidak cukup

*Perputaran yang cepat dalam posisi keuangan

*Biaya perjalanan yang berlebihan

*Pemindahan dana antar divisi atau afiliasi

*Perubahan auditor luar

*Biaya konsultan yang berlebihan

*Ratio finasial menurun

*Benturan kepentingan

*Penurunan kinerja

*Kesulitan penagihan

*Laporan terlambat

*Pengendalian manajemen oleh sedikit orang, dsb

Berdasarkan statement on auditing standards (SAS) no 16 yang menyatakan:

Page 8: Audit Kecurangan

“Auditor independend mempunyai tanggung jawab dengan keterbatasan yang melekat pada

proses auditing, untuk merencanakan pengujian dan mencari kesalahan / ketidakberesan yang

berpengaruh secara material atas laporan keuangan dan melakukan kemahiran secara

profesional secara cermat dan seksama.”