Audit Cash Ballance (Chp 23)

5
Audit Kas (Chp 23) Jenis-Jenis Kas Kas Umum : Kas dimana tempat seluruh uang perusahaan disimpan. Dari kas ini lah semua arus kas mengalir Kas Impres : Kas yang digunakan untuk keadaan tertentu. Yang dimana penggunaan dan pengisianya untuk kondisi tertentu. Kas Impres sendiri bertujuan untuk pengendalia internal perusahaan agar dapat membedakan antara pengeluaran yang satu dengan yang lainya. Contoh : Pembayaran gaji karyawan menggunakan kas impres. Kas ini diisi dari kas umum sesuai dengan nominal yang telah ditentukan untuk pembayaran seluruh gaji karyawan Kas Cabang : Akun umum setingkat cabang Kas Kecil : Kas yang disiapkan oleh perusahaan untuk keperluan atau kebutuhan yang kecil-kecil. Nominal kas kecil sendiri ditentukan oleh perusahaan. Contoh : Pembelan Alat Tulis Kantor yang saat dibutuhkan maka dana untuk pembelianya diambil dari kas kecil Setara Kas : Kas yang tidak berbentuk uang tetapi dapat dicairkan berbentuk uang sewaktu-waktu jika dibutuhkan. Contoh : Deposito, Reksadana Transaksi-Transaksi Yang Memiliki Keterkaitan Dengan Arus Kas Penerbitan Saham Baru Pembayaran Gaji Karyawan Pembayaran Deviden Penjualan Penerimaan Piutang Pembayaran Utang Pembayaran Pajak Penerimaan dan Pengeluaran lainya Audit Atas Kas Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas, sebagaimana dinyatakan dalam neraca, dinyatakan dan diungkapkan dengan wajar sesuai lima dari keenam tujuan audit-terkait saldo untuk seluruh pengujian perincian saldo (keberadaan, kelengkapan, akurasi , pisah batas, dan kecocokan perincian). Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama dengan saldo akun neraca lainya.

description

cash

Transcript of Audit Cash Ballance (Chp 23)

  • Audit Kas (Chp 23) Jenis-Jenis Kas

    Kas Umum :

    Kas dimana tempat seluruh uang perusahaan disimpan. Dari kas ini lah semua arus kas mengalir

    Kas Impres :

    Kas yang digunakan untuk keadaan tertentu. Yang dimana penggunaan dan pengisianya untuk kondisi

    tertentu. Kas Impres sendiri bertujuan untuk pengendalia internal perusahaan agar dapat membedakan

    antara pengeluaran yang satu dengan yang lainya. Contoh : Pembayaran gaji karyawan menggunakan

    kas impres. Kas ini diisi dari kas umum sesuai dengan nominal yang telah ditentukan untuk pembayaran

    seluruh gaji karyawan

    Kas Cabang :

    Akun umum setingkat cabang

    Kas Kecil :

    Kas yang disiapkan oleh perusahaan untuk keperluan atau kebutuhan yang kecil-kecil. Nominal kas kecil

    sendiri ditentukan oleh perusahaan. Contoh : Pembelan Alat Tulis Kantor yang saat dibutuhkan maka

    dana untuk pembelianya diambil dari kas kecil

    Setara Kas :

    Kas yang tidak berbentuk uang tetapi dapat dicairkan berbentuk uang sewaktu-waktu jika dibutuhkan.

    Contoh : Deposito, Reksadana

    Transaksi-Transaksi Yang Memiliki Keterkaitan Dengan Arus Kas

    Penerbitan Saham Baru

    Pembayaran Gaji Karyawan

    Pembayaran Deviden

    Penjualan

    Penerimaan Piutang

    Pembayaran Utang

    Pembayaran Pajak

    Penerimaan dan Pengeluaran lainya

    Audit Atas Kas

    Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus mengakumulasikan bukti yang

    cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas, sebagaimana dinyatakan dalam neraca, dinyatakan

    dan diungkapkan dengan wajar sesuai lima dari keenam tujuan audit-terkait saldo untuk seluruh

    pengujian perincian saldo (keberadaan, kelengkapan, akurasi , pisah batas, dan kecocokan perincian).

    Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat diaplikasikan.

    Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama dengan saldo akun neraca lainya.

  • Tahap 1 :

    Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas

    Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi saldo ini

    sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah saji material dalam

    kas.

    Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk

    tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan berfokus pada audit saldo kas.

    Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.

    Menilai Risiko Pengendalian

    Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi menjadi dua kategori,

    yaitu:

    1. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan penerimaan kas dan pengeluaran kas. Misalnya dalam siklus akuisisi, pengendalian utama meliputi pengendalian pembagian tugas yang memadai antara penandatangan cek dan fungsi utang dagang,penandatanganan cek hanya dilakukan oleh personel yang berwenang, menggunakan cek yang bernomor urut yang dicetak pada kertas khusus, adanya telaah yang saksama atas dokumen pendukung sebelum cek ditandatangani oleh personel yang berwenang, dan verifikasi internal yang memadai. Jika penegendalian yang memengaruhi kas terkait transaksi beroperasi efektif, maka risiko pengendalian berkurang sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun.

    2. Rekonsiliasi bank independen Rekonsiliasi membantu mencatat akuntansi agar mencerminkan saldo kas yang lama antar saldo kas aktual di bank setelah mempertimbangkan transaksi-transaksi yang memerlukan rekonsiliasi. Lebih penting lagi, verifikasi atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dapat dilakukan dalam rekonsiliasi yang independen.

    Tahap 2 : Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif Atas Transaksi Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan pergudangan, maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas. Dalam bab-bab sebelumnya, telah membahas secara terperinci mengenai pengujian pengendalian dan pegujian substansif yang memadai untuk audit setiap siklus. Misalnya, pengendalian atas penerimaan kas. Transaksi kas diaudit melalui pengujian siklus transaksi tersebut.

    Tahap 3 :

    Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis

    Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek

    beredar, dan jenis rekonsiliasi lainya dengan rekonsiliasi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

    Auditor juga membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulan-bulan sebelumnya. Prosedur analtis ini

    dapat ditemukan salah saji pada kas.

  • Mendesaian Pengujian Perincian Saldo Kas Titik awal verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah dengan mendapatkan rekonsiliasi bank dari klien dengan memasukkan dokumentasi auditor. Untuk mengaudit kas dibank, auditor melakukan verifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima klien sudah benar. Tujuan audit-terkait saldo dan pengujian perincian saldo dalam audit kas yang paling penting adalah keberadaan, kelengkapan, dan akurasi, oleh karena itu harus diperhatikan. Auditor juga melakukan pengujian yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan, seperti menelaah hasil pertemuan dewan direksi dan penyajian utang untuk menentukan apakah ada restriksi atas kas yang harus diugkapkan. Dalam area audit lainya, prosedur audit aktual bergantung pada materialitas dan risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor pada audit di bagian lainya.

    Pengujian Rekonsiliasi Bank

    Rekonsiliasi bank yang dilakukan dengan benar oleh pihak independen merupakan pengendalian

    internal penting atas kas. Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah pihak klien sudah

    menyiapkan rekonsiliasi denga gati-hati dan melakukan verifikasi apakah saldo bank yang dicatat klien

    sama jumlahnya dengan kas di bank, kecuali bila ada setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis

    rekonsiliasi lainnya.

    Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam laporan bank atas pisah batas untuk melakukan verifikasi kewajaran rekonsiliasi. Verifikasi auditor dalam rekonsiliasi meliputi beberapa prosedur:

    Melakukan verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara matematis. Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan pisah batas ke saldo per

    bank pada rekonsiliasi bank utnuk memastikan jumlahnya sama. Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukkan ke laporan bank

    atas pisah batas ke daftar cek beredar pada rekonsiliasi bank dan juga jurnal pengeluaran kas dalam periode neraca atau periode sebelumnya. Seluruh cek yang dikliring bank setelah tanggal neraca dan dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas harus dimasukkan dalam daftar cek beredar. Jika cek dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas, maka seharusanya dianggap cek beredar karena tidak dikliring di bank sebelum tanggal neraca, maka tidak boleh dimasukkan dalam rekonsiliasi bank.

    Memeriksa seluruh cek yang jumlahnya besar dan termasuk dalam daftar cek beredar yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas. Langkah pertama dalam pemeriksaan ini harus dilakukan dengan menelusuri jumlah yang belum dikliring dalam jurnal pengeluaran kas. Alasan mengapa cek belum diuangkan, harus dibahas dengan klien, dan jika auditor khawatir telah terjadi kecurangan, maka vendor yang termasuk dalam saldo utang dagang harus dikonfirmasi untuk menentukan apakah vendor tersebut sudah mengakui penerimaan kas dalam pecatatannya. Ditambah lagi, cek yang dibatalkan perlu diperiksa sebelum tanggal terakhir audit jika memang ada.

    Menerima kas yang tidak disetorkan ke bank di akhir tahun harus ditelusuri ke laporan pisah batas untuk memastikan bahwa kas tersebut disetorkan segera di awal tahun berikutnya.

    Memperhatikan jenis rekonsiliasi lain ke laporan bank dan rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi biaya jasa bank, kesalahan dan pembetulan bank, dan transaksi tak tercatat yang didebet atau dikredit langsung ke akun bank oleh pihak bank. Jenis rekonsiliasi ini perlu di investigasi untuk memastikan sudah diperlukan dengan benar oleh klien.

    Salah saji yang mungkin tidak ditemukan sebagai bagian dari audit atas rekonsiliasi bank

    1. Kegagalan untuk menagih konsumen

  • 2. Uang suap/Penggelapan yang dilakukan oleh konsumen

    3. Kesalahan duplikasi pembayaran

    4. Pembayaran untuk keperluan pribadi

    5. Pembayaran untuk bahan baku tidak menerima

    6. Pembayaran kepada karyawan selama berjam-jam tidak bekerja

    7. Pembayaran bunga berlebihan kepada pihak terkait

    Salah saji yang biasanya ditemukan sebagai bagian dari tes dari rekonsiliasi bank

    1. Kesalahan untuk memasukan daftar cek yang beredar (Outsatnding Check)

    2. Penerimaan kas dari konsumen dicatat pada periode yang salah

    3. Setoran yang tercatat di dekat akhir tahun, disimpan di bank di bulan yang sama, dan termasuk

    dalam rekonsiliasi bank sebagai deposit in transit. Setoran bank yang belum tercatat (deposit in

    transit)

    4. Pembayaran wesel bayar didebet langsung dengan saldo bank tetapi tidak masuk dalam

    catatan klien

    Pengujian lebih jauh untuk terdapatnya kecurigaan terjadinya kecurangan

    Kecurangan atas saldo kas umum ini terjadi karena tidak memadainya pemisahan tugas antara

    pemegang kas dan pencatatn transaksi kas dalam pencatatan akuntansi dan kurangnya rekonsiliasi bank

    bulanan yang independen. Prosedur yang harus dilakukan auditor untuk menemukan kecurangan atas

    penerimaan kas meliputi, mempertimbangkan sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis

    kecurangan yang dapat terjadi dari kekurangan tersebut, potensi materialitas kecurangan, konfirmasi

    piutang dagang, pengujian yang dilakukan untuk menemukan pencurian uang, penelaahan aktivitas

    akun kas atas transaksi yang tidak lazim, pemeriksaan persetujuan dan dokumen pendukung untuk

    piutang tidak tertagih dan retur dan cadangan penjualan, serta prosedur audit yang palin efektif untuk

    menemukan kecurangan. Prosedur untuk menemukan kecurangan berikut langsung terkait dengan

    saldo kas akhir tahun;

    Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank

    Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan perluasan pengujian atas

    rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur yang dilakukan auditor :

    1. Memulai rekonsiliasi bank untuk bulan/tahun tertanggal, dan membandingkan seluruh bagian

    rekonsiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lainnya dalam laporan bank tertanggal.

    2. Membandingkan sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank tertanggal

    dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas bulan/tahun tertanggal.

    3. Menelusuri seluruh bagian yang tidak jelas dalam rekonsiliasi bank dan jurnal penerimaan dan

    pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua sudah dimasukkan.

    4. Melakukan verifikasi seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank dari jurnal untuk

    rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke bank.

  • Pembuktian Kas Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menentkan apakah,

    Seluruh penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan. Seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi Seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank Seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat.

    Pembuktian kas meliputi empat rekonsiliasi berikut ini :

    1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode pembuktian kas.

    2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.

    3. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan di kliring bank dengan yang dicatatdalam jurnal pengeluaran kas untuk periode tertentu.

    4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode pembuktian kas. Saat melakukan pembuktian kas, auditor menggabungkanpengujian susbtantif atas transaksi dan pengujian perincian saldo. Pembuktian kas merupakan metode yang sangat baik dalam membandingkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan rekonsiliasi bank. Pengujian Transfer Antarbank Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai berikut :

    Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi. Auditor harus mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul ke pencatatan pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya.

    Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim. Asumsikan terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi hanya pengeluarannya yang dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang ditutupi.

    Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan di tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun fiskal berjalan dan pengeluaran kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal tersebut bisa saja dilakukan untuk menutupi berkurangnya kas.

    Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkandengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar. Dalam akun kas umum harus dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.

    Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun tabungan dan penggajian harus mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk transfer rekonsiliasi bank. Lebih saji atas setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.

    Sumber : https://ikarosalia.wordpress.com/2012/06/04/audit-saldo-kas/