AUDIT ATAS AKUN PIUTANG, INVESTASI DAN EKUITAS SERTA...
Transcript of AUDIT ATAS AKUN PIUTANG, INVESTASI DAN EKUITAS SERTA...
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS AKUN PIUTANG, INVESTASI DAN EKUITAS
SERTA ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN SAK ETAP
PADA PT DEF
LAPORAN MAGANG
GHAISANI KATYA
1106075925
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2015
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS AKUN PIUTANG, INVESTASI DAN EKUITAS
SERTA ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN SAK ETAP
PADA PT DEF
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
GHAISANI KATYA
1106075925
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JULI 2015
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas karunia dan
berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini. Adapun penulisan
laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universeitas Indonesia. Laporan magang ini ditulis berdasarkan
pengalaman penulis selama melaksanakan program magang di Kantor Akuntan
Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, dan Saptoto.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, semangat dan doa
dari berbagai pihak, dari mulai awal masa perkuliahan sampai pada penyusunan
laporan magang ini, sulit bagi penulis untuk melewatinya. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Salim Siagian, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis menyelesaikan dan
ikut membantu brainstorming dalam laporan magang ini.
2. Bapak Yan Rahadian dan Bapak Mafrizal Heppy, selaku dosen penguji
yang telah mengevaluasi untuk menyempurnakan hasil terbaik laporan
magang ini.
3. Keluarga penulis, terutama Ayah dan Bunda yang selalu memberikan
cinta, doa, dukungan dan semua kebutuhan yang diperlukan. Terima kasih
atas segala didikannya dan kesabarannya untuk menjadikan Katya yang
sekarang. Dan juga kedua adik penulis, Farhan dan Irvan, atas sindiran-
sindiran akan laporan magang ini untuk diselesaikan. Alhamdulillah
Kakak udah lulus :”)
4. KAP RSM AAJ yang telah memberikan penulis kesempatan untuk
melaksanakan program magang. Uni Defi, selaku manager dan Kak Nisa,
Kak Ita, Kak Maria, Icul serta Ade selaku senior di KAP AAJ atas
bimbingan dan ilmu yang diberikan selama berlangsungnya program
magang.
5. My xoxo girls, Dhiba Maizura, Jesika Harsya, Dian Purnamasari, dan plus
plus untuk Libertina Judith yang selalu membantu memberi inspirasi
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
vi
dalam penulisan laporan ini, telah menjadi teman-teman kuliah tersayang
selama masa perkuliahan, menjadi tempat sampah dan heboh bersama di
setiap waktu dimanapun kita berada dan juga semangat tanpa henti pada
saat demotivasi. Sukses untuk kita semua!!
6. Teman-teman yapo Mega Rosiana, Merzha Qulam, Coniah dan Fian Fitra
(si partner skripsian) atas doa dan supportnya sampai selesainya laporan
ini. Akhirnya ga pake ngeluh lagi :”)
7. Tita Miasari yang suka menemani penulis dalam mengerjakan lapgang ini,
juga Meirissa dan Revita, atas seluruh hiburan di grup walaupun jarak
memisahkan kita, luv greeny and friends!
8. Pengurus Inti PBKM 2014, Rafikun, Danar, Peni, especially untuk Meily
yang telah memberi kesempatan buat bertemu keluarga baru dan menjadi
teman dikala bm hahaha. Terima kasih atas kerjasamanya dan pengalaman
perjalanan selama tahun 2014
9. BPH dan staff Finance tercinta terutama Hanif, Riska, thanks for being the
best BPH I’ve ever had dan maaf kalau belum bisa jadi kabid yang baik!
Vania Khanza dan Glory sahabat PBKM paling luv yang udah menjadi
pendengar curhat setia, dan seluruh teman-teman PBKM 2014. Semoga
kekeluargaan itu akan tetap ada
10. Mentor OPK Kak Kei dan Kak Jati atas perkenalan kampus dan menjadi
penyelamat pada saat ospek, serta teman-teman kelompok 11 BRP.
11. Kak Fadhlil yang telah menjadi abang ojek terbaik se-Bekasi.
Alhamdulillah udah menyusul jadi Sarjana nih Kak! Dan juga Hafidh yang
telah bersedia membantu penulis dalam penyelasaian laporan magang ini.
12. Teman-teman Scholarship Fair, IAF 14, Economix 11: Ginda, Feny,
Almira, Ayu, Gorby, Naths, Kak Ifne, Kak Anissa, Alvin Ulido, Amira,
Ino, Ria, dan Fariz atas perjalanan, pengalaman dan perjuangan yang tidak
terlupakan.
13. Terakhir, untuk teman-teman satu tim magang di KAP AAJ, Leli Astuti,
Gyanthia, Vania Rebecca, Kak Fauzy dan teman-teman tim lainnya yang
menjadi teman bersenang-senang dan bergosip selama magang.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
vii
Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih memiliki
banyak kekurangan. Semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya. Terima kasih.
Depok, 7 Juli 2015
Penulis
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
ix
ABSTRAK
Nama : Ghaisani Katya
Program Studi : Akuntansi
Judul : Audit Atas Akun Piutang, Investasi dan Ekuitas Serta
Analisis Kesesuaian Penerapan SAK ETAP Pada PT DEF
Laporan ini bertujuan untuk memperlihatkan penerapan SAK ETAP pada PT DEF
dan kelayakannya, serta berfokus pada beberapa akun yang signifikan pada PT
DEF yakni piutang, investasi, dan ekuitas. Pembahasan mencakup kewajaran
pencatatan saldo PT DEF melalui prosedur audit yang dilakukan, kesesuaian
penyajian laporan keuangan menurut aturan SAK ETAP dan kelayakan PT DEF
dalam menggunakan SAK ETAP sesuai aturan yang berlaku. Hasilnya, PT DEF
telah memenuhi syarat dalam menggunakan SAK ETAP, begitu pula kesesuaian
pencatatan saldo dan bentuk penyajian laporan keuangan PT DEF menurut SAK
ETAP.
Kata kunci:
Standar akuntansi, SAK ETAP, audit, piutang, investasi, ekuitas
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
x
ABSTRACT
Name : Ghaisani Katya
Study Program : Accounting
Title : Auditing Receivables, Investment, Equity and Analysis of
SAK ETAP Implementation at PT DEF
This report aims to show implementation of SAK ETAP (IFRS for SMEs) in PT
DEF and its appropriateness, whilst also focusing on significant accounts in PT
DEF: receivables, investment, and equity. The analysis consists of fairness of
balance stated with the audit procedures, the appropriateness of the presentation of
financial statement according to SAK ETAP, and the appropriateness of using
SAK ETAP by PT DEF according to prevailing regulations. It is assured that PT
DEF has fulfilled the requirements of using SAK ETAP, along with the balance
stated and the format of financial statement according to SAK ETAP.
Keywords:
Accounting standards, SAK ETAP, auditing, receivables, investments, equity
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii
TANDA PERSETUJUAN ................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Pelaksanaan Magang dan Penulisan Laporan Magang .................... 2
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang .................................................... 3
1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang .................................................................... 3
1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang ................................................ 4
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................. 5
BAB 2 LANDASAN TEORI ......................................................................... 7 2.1 Standar Akuntansi ........................................................................................ 7
2.2 SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik) .......................................................................................................... 8
2.2.1 Definisi SAK ETAP ............................................................................ 8
2.2.2 Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP ..................................... 9
2.2.3 Pengaturan Akun Pada SAK ETAP .................................................. 12
2.3 Pengauditan ................................................................................................ 17
2.3.1 Definisi Audit .................................................................................... 17
2.3.2 Jenis Audit ......................................................................................... 17
2.3.3 Tujuan Audit ..................................................................................... 18
2.3.4 Prosedur Audit .................................................................................. 20
2.3.5 Audit atas Piutang ............................................................................. 20
2.3.6 Audit Atas Investasi .......................................................................... 22
2.3.7 Audit Atas Ekuitas ............................................................................ 22
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................ 25 3.1 Profil Perusahaan Magang (KAP RSM AAJ) ............................................ 25
3.1.1 Gambaran Umum .............................................................................. 25
3.1.2 Visi, Misi, dan Nilai-nilai yang Dianut ............................................. 25
3.1.3 Jasa yang Ditawarkan ........................................................................ 26
3.2 Profil PT DEF ............................................................................................ 28
3.2.1 Gambaran Umum PT DEF ................................................................ 28
3.2.2 Kegiatan Usaha PT DEF ................................................................... 29
3.2.3 Struktur Kepemilikan PT DEF .......................................................... 31
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
xii
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN .................................................. 32 4.1 Analisis Keseuaian Penyajian Akun Piutang, Investasi, dan Ekuitas ........ 32
4.1.1 Piutang .............................................................................................. 34
4.1.2 Investasi ............................................................................................ 40
4.1.3 Ekuitas ............................................................................................... 46
4.2 Analisis Kesesuaian Format Penyajian Laporan Keuangan PT DEF
Dengan Aturan SAK ETAP ....................................................................... 50
4.2.1 Neraca ............................................................................................... 50
4.2.2 Laporan Laba Rugi ............................................................................ 53
4.2.3 Laporan Perubahan Ekuitas............................................................... 55
4.2.4 Laporan Arus Kas ............................................................................. 56
4.3 Penerapan Standar Akuntansi Pada PT DEF ............................................. 58
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 63 5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 63
5.2 Saran .......................................................................................................... 64
5.2.1 Saran untuk PT DEF ......................................................................... 64
5.2.2 Saran untuk KAP AAJ ...................................................................... 64
5.2.3 Saran untuk Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Indonesia ............................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 64
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Prosedur Audit Atas Akun Piutang ....................................................... 20
Tabel 2.2 Prosedur Audit Atas Ekuitas ................................................................. 23
Tabel 3.1 Pembagian Divisi RSM AAJ ................................................................ 27
Tabel 3.2 Daftar Kepemilikan Saham PT DEF .................................................... 31
Tabel 4.1 RSM Methodology terkait penentuan Overall Materiality ................... 32
Tabel 4.2 Perhitungan Overall Materiality ........................................................... 33
Tabel 4.3 Prosedur Analitis Piutang PT DEF ....................................................... 36
Tabel 4.4 Pemeriksaan Subsequent Event ............................................................ 37
Tabel 4.5 Piutang PT DEF Setelah Audit ............................................................. 40
Tabel 4.6 Rincian Investasi PT DEF ..................................................................... 41
Tabel 4.7 Investasi PT DEF Setelah Audit ........................................................... 45
Tabel 4.8 Struktur Kepemilikan PT DEF 2013 .................................................... 46
Tabel 4.9 Struktur Kepemilikan PT DEF 2014 (Setelah Adanya Uang Muka
Setoran Modal) ..................................................................................... 48
Tabel 4.10 Neraca PT DEF 2014 .......................................................................... 50
Tabel 4.11 Laporan Laba Rugi PT DEF 2014 ...................................................... 54
Tabel 4.12 Laporan Perubahan Ekuitas PT DEF 2014 ......................................... 55
Tabel 4.13 Laporan Arus Kas PT DEF 2014 ........................................................ 56
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
1
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini, persaingan terjadi tidak hanya terjadi antar
perusahaan dalam memasarkan produknya, tetapi juga persaingan dalam
memasuki dunia kerja bagi para tenaga kerja dalam memasarkan dirinya masing-
masing. Terlebih lagi dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang
merupakan realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia
Tenggara yang rencananya akan dimulai pada akhir tahun 2015. Salah satu
persyaratan MEA adalah adanya penghapusan aturan-aturan yang sebelumnya
menghalangi perekrutan tenaga kerja asing, terutama dalam sektor tenaga kerja
professional sehingga dapat mambuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi
berbagai jabatan atau profesi di Indonesia yang minim tenaga kerja asingnya. Hal
ini membuat kekhawatiran Ketua Institut Akuntan Publik Indonesia, Tarko
Sunaryo, yang merasa masih banyak pekerja muda yang belum menyadari adanya
kompetisi yang semakin ketat dikarenakan kemampuan berbahasa Inggris yang
kurang, serta kurangnya kesiapan mental untuk bersaing dengan akuntan luar
negeri. Dengan ini, pastinya perguruan tinggi di Indonesia juga ingin untuk
menghasilkan sumber daya yang berkualitas, mempunyai mental yang kuat dan
berkompeten tidak hanya dalam bidang akademis, tetapi juga kemampuan teknis
sesuai dengan bidangnya masing-masing sehingga mempunyai daya saing yang
tinggi dalam menghadapi dunia kerja nantinya.
Untuk mencetak lulusan yang berkualitas, salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh perguruan tinggi, termasuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia (FEB UI) adalah menyediakan program magang untuk
memperkenalkan mahasiswa/i bagaimana dunia kerja dan sebagai tempat untuk
mengaplikasikan teori dari apa yang telah dipelajari pada saat kuliah sebelumnya,
serta mempersiapkan mahasiswa/i untuk memiliki kualitas dan daya saing tinggi
dalam menghadapi dunia kerja.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
2
Universitas Indonesia
Pada saat menjalani program magang, penulis mendapatkan tugas untuk
mengaudit klien PT DEF yang menggunakan standar akuntansi SAK ETAP disaat
klien lainnya telah menggunakan PSAK umum. Melalui penulisan laporan
magang ini, penulis tertarik mengenai pembahasan SAK ETAP ini karena penulis
menganggap SAK ETAP diperuntukkan untuk membantu perusahaan kecil dan
menengah dalam melakukan pencatatan, namun belum ada aturan yang benar-
benar menjelaskan batasan dimana perusahaan tidak dapat menggunakan SAK
ETAP sebagai standar akuntansi keuangan dan harus menggunakan PSAK
berbasis IFRS. Sehingga hal ini memicu penulis untuk menganalisa kelayakan
penerapan SAK ETAP pada PT DEF dan jika dikaitkan dengan magang penulis
mengenai bagaimana kewajaran penyajian saldo akun PT DEF melalui audit
terhadap beberapa akun pada laporan keuangan PT DEF.
1.2 Tujuan Pelaksanaan Magang dan Penulisan Laporan Magang
Program magang adalah salah satu program pilihan pengganti skripsi yang
diberikan oleh Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Indonesia (FEB UI) sebagai syarat wajib kelulusan bagi mahasiswa tingkat akhir
yang ingin menyelesaikan program studinya. Melalui program ini, FEB UI
bertujuan memberikan pengenalan dunia kerja dan mempersiapkan lulusannya
agar dapat bersaing dengan bertambahnya jaringan bagi para lulusannya.
Bagi mahasiswa jurusan akuntansi sendiri, Kantor Akuntan Publik (KAP)
menjadi salah satu tujuan utama tempat pelaksanaan magang karena dianggap
dapat menjadi salah satu media untuk mengenal secara nyata bagaimana profesi
sebagai auditor. Selain itu, melalui program magang juga dapat membuka peluang
bagi para mahasiswa untuk menjadi calon karyawan dari tempat magang (direct
hiring). Sementara, bagi perusahaan magang sendiri dapat menjadi sarana
penyebaran brand awareness bagi kalangan mahasiswa di kampus sehingga dapat
menjadi sasaran para mahasiswa yang akan lulus.
Selain itu, tujuan dari penulisan laporan magang ini berdasarkan latar
belakang yang telah disebutkan sebelumnya, untuk melihat kewajaran penyajian
saldo beberapa akun laporan keuangan PT DEF melalui prosedur audit yang
dilakukan pada saat program magang, bagaimana penerapan SAK ETAP pada PT
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
3
Universitas Indonesia
DEF melalui kesesuaian penyajian laporan keuangan PT DEF dengan aturan dan
kelayakan PT DEF dalam menggunakan SAK ETAP sebagai standar akuntansi
keuangan entitas.
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
Penulis mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan magang di
Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto yang memiliki
afiliasi dengan firma internasional RSM yang sekarang biasa disebut RSM AAJ
Associates. Periode magang dilakukan sesuai dengan kontrak yang ditandatangani
penulis, yaitu per tanggal 5 Januari 2015 hingga 2 April 2015. Di KAP RSM AAJ
Associates, penulis ditempatkan di divisi Green yang menyediakan jasa audit
eksternal bagi perusahaan yang umumnya bergerak di bidang manufacturing.
1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang
Dalam pelaksanaan magang yang dilakukan selama tiga bulan, penulis
difungsikan sebagai Associate yang diperlakukan selayaknya pegawai dalam
melakukan tugasnya sebagai junior auditor. Secara umum, penulis terlibat dalam
pelaksanaan audit umum laporan keuangan beberapa perusahaan tahun 2013,
antara lain PT MYA, PT ECA, dan PT DEF yang merupakakan klien dari KAP
AAJ. Dalam melakukan audit, setiap prosedur yang dikerjakan dalam satu area
disatukan menjadi working paper dengan format pada Ms. Excel. Prosedur yang
umumnya dilakukan dapat berupa:
a. Confirmation test terhadap akun kas, piutang usaha, hutang usaha,
investasi, dan modal
b. Recalculation test terhadap beban dibayar dimuka, transaksi yang
menggunakan mata uang asing, ataupun laba ditahan
c. Analytical review terhadap beberapa akun dalam laporan keuangan
d. Rekapitulasi pajak yang berkaitan dengan perusahaan klien
e. Vouching terhadap dokumen yang terkait untuk menguji test of control
ataupun test of details suatu akun
Selain kegiatan diatas, penulis juga berkesempatan untuk terlibat dalam
pembuatan laporan audit atas laporan keuangan klien dengan membantu drafting
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
4
Universitas Indonesia
dan footing untuk memastikan penjumlahan dan kesesuaian angka-angka yang
tercantum di laporan audit.
Penulis mendapat tugas pertama untuk audit lapangan di klien PT MYA
yang merupakan perusahaan air yang berlokasi di Jakarta dan memiliki induk di
Singapura. PT MYA bekerja sama dengan pemerintah dalam membangun den
mengelola pengolahan air segar untuk menjadi pemasok air bersih di beberapa
kota di Indonesia. PT MYA juga memiliki beberapa anak perusahaan yang dibagi
sesuai dengan kota tempat pemasokan air bersih antara lain Tangerang, Bekasi,
dan Makassar. Dalam penugasan audit ini, penulis diberi tanggung jawab untuk
memegang seluruh working paper dari salah satu anak perusahaannya.
Kemudian penulis bersama tim yang baru, bersama satu senior associates
dan satu associates, mengaudit PT ECA yang merupakan salah satu perusahaan
terbuka yang listed di bursa efek. PT ECA adalah perusahaan retail terbesar dalam
penyediaan produk rumah tangga. Dalam audit lapangan, penulis membantu untuk
mengisi beberapa working paper area asset, antara lain seperti kas dan bank,
piutang, piutang lain-lain, intangible assets, investments, prepaid expenses,
advances, asset lain-lain serta working paper untuk operating costs.
Yang terakhir, PT DEF yang juga menjadi subjek laporan magang penulis.
PT DEF memiliki beberapa entitas asosiasi di lokasi yang sama dengan PT DEF,
antara lain PT HAL dan PT BSW. Kedua entitas asosiasi tersebut juga menjadi
klien RSM AAJ yang juga ditugaskan kepada tim penulis untuk audit lapangan
yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, bedanya PT BSW merupakan
induk perusahaan yang melakukan konsolidasi serta kedua entitas selain PT DEF
menerapkan PSAK Umum sebagai standar akuntansi keuangannya. Penulis
membantu prosedur audit masing-masing perusahaan dengan area yang berbeda-
beda.
1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang
Pada laporan magang ini, penulis akan membahas mengenai analisis
penerapan SAK ETAP pada PT DEF dan kelayakan perusahaan dalam
menggunakan SAK ETAP sebagai standar akuntansi melalui aturan yang berlaku.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
5
Universitas Indonesia
Sehingga, akan melibatkan penyajian laporan keuangan tahunan PT DEF secara
umum pada tahun 2014. Secara lebih spesifik, pembahasan akan mengenai audit
terhadap beberapa akun dalam laporan keuangan PT DEF, yaitu piutang, investasi
dan ekuitas.
1.6 Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun terdiri dari lima bab yang dilengkapi lampiran sebagai
pendukung dengan sistematika sebagai berikut:
BAB 1: PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang program magang, tujuan
penulisan magang, tempat, waktu, dan pelaksanaan magang, ruang lingkup
dan juga sistematika penulisan laporan magang.
BAB 2: LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas mengenai teori sebagai dasar analisis terkait
dengan tema yang diangkat dalam laporan ini. Teori yang dimaksud
mencakup standar akuntansi, SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik), dan juga audit terhadap akun piutang,
investasi dan ekuitas.
BAB 3: PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini berisi deskripsi mengenai gambaran umum, bidang kegiatan
perusahaan, serta susunan organisasinya. Bab ini terdiri dari dua bagian,
yang pertama menjelaskan gambaran umum tempat program magang yaitu
KAP RSM AAJ Associates dan yang kedua menjelaskan PT DEF sebagai
klien yang menjadi subjek pembahasan dalam laporan magang ini.
BAB 4: PEMBAHASAN,
Bab ini pada awalnya akan menjelaskan mengenai kewajaran penyajian
saldo akun investasi, piutang, dan ekuitas. Kemudian akan dibahas juga
mengenai kesesuaian penerapan penyajian laporan keuangan PT DEF
terhadap aturan SAK ETAP. Dan yang terakhir, ketiga analisis secara
keseluruhan mengenai penerapan standar akuntansi pada PT DEF.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
6
Universitas Indonesia
BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi ringkasan dari analisis terhadap perusahaan PT DEF dan
aktivitas magang. Juga berisi saran yang berupa usulan ataupun masukan
yang menjadi fokus perhatian penulis kepada pihak klien, kantor akuntan
publik, serta Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Standar Akuntansi
Standar akuntansi adalah suatu prinsip yang dapat menjadi pedoman
dalam standardisasi praktik akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan. Hal
ini sangat penting agar terjadinya keseragaman laporan keuangan agar dapat
memudahkan pembaca laporan keuangan dalam menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan dari entitas yang berbeda. Untuk secara global,
sampai saat ini masih ada perdebatan antara U.S. GAAP (The Generally Accepted
Accounting Principles) dan IFRS (International Finacnial Reporting Standards).
Indonesia sendiri mempunyai empat pilar dalam standar akuntansi, yaitu:
a. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengadopsi IFRS
secara penuh pada tahun 2012 dan dilakukannya revisi pada tahun 2013
pada beberapa standar serta penambahan standar baru yang berlaku efektif
pada tahun 2015. PSAK berbasis IFRS ini wajib diterapkan pada entitas
dengan akuntabilitas publik seperti perusahaan terbuka, perbankan,
asuransi, dan lain-lain.
b. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-
ETAP) yang secara konsep mirip dengan IFRS for Small Medium
Enterprises (SMEs) bertujuan dibuat untuk perushaan tanpa akuntabilitas
publik seprerti UKM, koperasi, dan perusahaan tertutup. Standar ini
disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tahun 2009 yang berlaku efektif
pada 1 Januari 2011.
c. Standar Akuntansi Syariah yang awal mulanya dari PSAK 59 yang
dikhususkan bagi perbankan syariah hingga akhirnya sekarang
dikarenakan semakin menjamurnya entitas syariah, dibentuk PSAK khusus
mengenai transaksi keuangan syariah untuk berbagai Lembaga Keuangan
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
8
Universitas Indonesia
Syariah (LKS). Hingga saat ini, sudah ada 10 PSAK Syariah yang telah
disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (DSAS).
d. Standar Akuntansi Pemerintahan dibentuk oleh Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan. Bentuk dari standar ini adalah berupa Peraturan Pemerintah
(PP) yang dapat membantu entitas pemerintah dalam menyusun Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKDD). Standar Akuntansi Pemerintahan ini diterapkan untuk
entitas pemerintah seperti pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Selain PSAK untuk umum, standar keuangan lainnya yang telah
disebutkan diatas merupakan pengembangan standar akuntansi keuangan di
Indonesia dikarenakan belum adanya pengaturan dalam standar akuntansi
internasional yang telah disesuaikan dengan kebutuhan di Indonesia seperti
Standar Akuntansi Syariah dan Standar Akuntansi Pemerintahan yang mempunyai
karakteristik berbeda dengan transaksi usaha pada umumnya.
2.2 SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik)
2.2.1 Definisi SAK ETAP
Berdasarkan Bab 1 pada SAK ETAP mengenai Ruang Lingkup, SAK
ETAP dimaksudkan dibuat untuk digunakan oleh entitas yang:
a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan
b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement) bagi pengguna eksternal seperti kreditur
Dimana yang dimaksud dengan entitas yang memiliki akuntabilitas publik
signifikan adalah jika entitas telah mengajukan pernyataan atau dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal ataupun entitas yang
menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana dan bank investasi. Tetapi, entitas yang memiliki
akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas
berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan ETAP seperti Bank BPR.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
9
Universitas Indonesia
Timbulnya SAK ETAP, berawal dari sulitnyya penerapan PSAK – IFRS
bagi perusahaan menengah kecil (UMKM) dalam menyajikan laporan keuangan
seperti adanya perhitungaan penentuan fair value yang tidak murah karena harus
menggunakan professional judgment ataupun rumitnya implementasi seperti
PSAK 50 dan PSAK 55 mengenai penyajian instrumen keuangan. Padahal,
dengan menyajikan laporan keuangan secara wajar dan benar sesuai standar
akuntansi yang berlaku, dapat memberi manfaat bagi entitas seperti dalam
meminjam dana ke bank untuk mengajukan pinajaman yang sulit diberikan bank
karena banyaknya persyaratan dan risiko ketidaklancaran pembayaran utang calon
entitas. Sehingga dianggap SAK ETAP adalah sebagai solusi untuk Small Medium
Enterprises (SME).
2.2.2 Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP
Dalam melakukan penyajian laporan keuangan, dijelaskan melalui Bab 3
dari SAK ETAP mengenai laporan keuangan yang memenuhi persyaratan SAK
ETAP serta pengertian laporan keuangan yang lengkap.
Laporan keuangan lengkap yang dimaksud dalam paragraf 3.12 antara lain
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan seluruh
perubahan dalam ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan
yang berisi mengenai kebijakan akuntansi yang signigikan dan informasi
penjelasan yang sesuai.
2.2.2.1 Neraca
Dalam SAK ETAP bab 4, neraca menyajikan asset, kewajiban, dan ekuitas
suatu entitas pada tanggal tertentu yang merupakan akhir periode laporan dengan
mencakup minimal pos-pos berikut:
a. Kas dan setara kas
b. Piutang usaha dan piutang lainnya
c. Persediaan
d. Properti investasi
e. Asset tetap
f. Asset tidak berwujud
g. Utang usaha dan utang lainnya
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
10
Universitas Indonesia
h. Asset dan kewajiban pajak
i. Kewajiban diestimasi
j. Ekuitas
Mengenai urutan terhadap pos yang disajikan tidak ada ketentuan yang
berlaku, dan pos ataupun judul lainnya tidak wajib semua ada, hanya perlu relevan
dalam memahami posisi keuangan entitas. Untuk klasifikasi aset dan kewajiban,
diwajibkan disajikan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang.
2.2.2.2 Laporan Laba Rugi
Pengaturan mengenai laporan laba rugi diatur dalam SAK ETAP bab 5.
Laporan laba rugi menyajikan seluruh penghasilan dan beban entitas suatu periode
dengan mencakup minimal pos-pos berikut:
a. Pendapatan
b. Beban keuangan
c. Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas
d. Beban pajak
e. Laba atau rugi neto
Seperti penyajian neraca, entitas menyajikan pos, judul, dan sub jumlah
lainnya hanya yang relevan dengan kinerja enttias. Serta, entitas tidak boleh
menyajikan pos luar biasa seperti dalam PSAK Umum. Entitas dalam menyajikan
beban laporan laba rugi dapat menggunakan dua metode analisis:
a. Sifat beban
Dengan menggunakan metode ini, beban dikumpulkan dalam laporan laba rugi
berdasarkan sifatnya, dan tidak dialokasikan kembali berdasarkan fungsinya
dengan contoh seperti penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi.
b. Fungsi beban
Dengan menggunakan metode ini, beban dikumpulkan berdasarkan fungsinya dari
beban tersebut apakah bagian dari biaya penjualan atau biaya lain seperti aktivitas
pemasaran atau administrasi. Sekurang-kurangnya, entitas harus mengungkapkan
biaya penjualannya sesuai metode ini terpisah dari beban lainnya.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
11
Universitas Indonesia
2.2.2.3 Laporan Perubahan Ekuitas
Dalam pembuatan laporan perubahan ekuitas diatur dalam SAK ETAP
Bab 6. Laporan perubahan ekuitas bertujuan untuk menunjukkan:
Laba atau rugi untuk periode
Pendapatan dan beban yang diakui langsung
Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan
Rekonsiliasi laba atau rugi, pendapatan dan beban yang diakui langsung,
jumlah investasi, dividen dan distribusi lain ke pemilik ekuitas, serta
perubahan kepemilikan dalam entitas anak
Dalam paragraf 3.13, disebutkan bahwa entitas diizinkan untuk
menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba menggantikan laporan laba rugi dan
laproan perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba
atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalah periode lalu, dan perubahan
kebijakan akuntansi. Jika entitas menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba
sebagai pengganti, berikut pos-pos yang disyaratkan sebagai tambahan informasi
dalam laporan laba rugi:
Saldo laba pada awal periode pelaporan
Dividen yang diumumkan dibayarkan atau terutang selama periode
Penyajian kembali saldo laba setelah koreksi kesalahan periode lalu
Penyajian kembali saldo laba setelah perubahan kebijakan akuntansi
Saldo laba pada akhir periode pelaporan
2.2.2.4 Laporan Arus Kas
Dalam pembuatan laporan arus kas SAK ETAP dalam Bab 7, disebutkan
bahwa penyajian arus kas berupa informasi perubahan kas dan setara kas yang
terjadi dalam satu periode melalui aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
(indirect method).
a. Aktivitas operasi
Arus kas aktivitas ini diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan
entitas. Umumnya, berasal dari transaksi dan peristiwa yang
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
12
Universitas Indonesia
mempengaruhi penetapan laba atau rugi. Contoh arus kas dari aktivitas
operasi berupa:
Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, royalti, komisi dan
pendapatan lain-lain
Pembayaran kas kepada pemasok barang, jasa, dan karyawan
b. Aktivitas investasi
Arus kas aktivitas ini diperoleh dari pengeluaran kas yang berhubungan
dengan sumber daya yang bertujuan utnuk mengjhasilkan pendapatan dan
arus kas masa depan. Contoh arus kas dari aktivitas investasi berupa:
Pembayaran dan penerimaan kas dalam memperoleh atau menjual aset
tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lainnya
Pembayaran dan penerimaan kas dalam memperoleh atau menjual efek
ekuitas atau efek utang dari entitas lain dan bunga dari joint venture
Uang muka dan pinajman yang diberikan dan penerimaan kas dari
pembayaran pinajaman yang diberikan kepada pihak lain
c. Aktivitas pendanaan
Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan berupa:
Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain,
penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka pendek atau panjang
lainnya
Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham entitas
Pelunasan pinjaman
2.2.3 Pengaturan Akun Pada SAK ETAP
2.2.3.1 Piutang
Tidak ada aturan yang pasti mengenai pencatatan piutang dalam bab
tersendiri di SAK ETAP. Hanya saja ada kewajiban untuk mengungkapkan
kelompok aset mengenai pinjaman yang diberikan entitas dan rincian mengenai
transaksi dengan pihak berelasi dalam catatan berdasarkan paragraf 4.12 SAK
ETAP.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
13
Universitas Indonesia
2.2.3.2 Investasi
Pengaturan pencatatan mengenai investasi pada suatu entitas pada SAK
ETAP terdapat dalam bab 12 dan 13 yang terbagi menjadi:
a. Entitas Asosiasi
Merupakan suatu entitas, termasuk entitas bukan Perseroan Terbatas
seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan
merupakan entitas anak ataupun bagian dalam joint venture. Pengaruh signifikan
adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan keuangan
dan stratejik suatu entitas, tetapi tidak mengendalikan ataupun mengendalikan
bersama, dengan syarat:
Investor memiliki secara langsung atau tidak langsung (misalnya melalui
entitas anak) 20% atau lebih hak suara investee maka punya pengaruh
signifikan kecuali dapat ditunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan
Investor memiliki secara langsung atau tidak langsung (misalnya melalui
entitas anak) kurang dari 20% hak suara investee maka tidak punya
pengaruh signifikan kecuali dapat ditunjukkan bahwa investor mempunyai
pengaruh signifikan
Dalam pengukuran investasi pada entitas asosiasi menggunakan cost
method dimana investasi diukur pada biaya perolehan dikurang akumulasi
kerugian penurunan nilai. Entitas juga harus mengungkapkan jumlah dividen dan
penerimaan distribusi lainnya sebagai penghasilan namun tidak berpengaruh
terhadap jumlah investasi.
b. Entitas Anak
Merupakan suatu entitas yang dikendalikan oleh entitas induk, dimana
entitas induk memiliki secara langsung maupun tidak langsung lebih dari setengah
hak suara dari suatu entitas. Tetapi, suatu entitas yang memiliki setengah atau
kurang hak suara suatu entitas juga memiliki pengendalian jika ada suatu
perjanjian untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional, ataupun
mempunyai hak untuk menunjuk atau memberhentikan mayoritas anggota dewan
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
14
Universitas Indonesia
direksi atau badan yang setara dan pengendalian entitas dilakukan oleh dewan
atau badan tersebut.
Dalam pengukuran invesatasi pada entitas anak menggunakan metode
ekuitas. Dimana pada awalnya investasi diakui pada biaya perolehan dan
disesuaikan untuk mencerminkan bagian investor atas laba atau rugi pendapatan
dan beban dari entitas anak, tetapi tidak dikonsolidasikan dalam laporan keuangan
investor sebagai entitas induk. Selain itu, investor juga harus mengungkapkan laba
atau rugi dan bagiannya atas operasi yang dihentikan dari entitas anak tersebut.
Pada saat mengungkapkan investasi pada entitas asosiasi dan anak investor
juga harus mengungkapkan beberapa hal, antara lain:
Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk investasi pada entitas asosiasi
dan anak
Jumlah tercatat investasi pada kedua jenis entitas tersebut
Nilai wajar (fair value) investasi pada entitas yang tersdia kuotasi harga
yang dipublikasikan
c. Investasi Pada Joint Venture
Joint venture merupakan perjanjian kontraktual dimana dua pihak atau lebih
menjalankan aktivitas ekonomi yang menjadi subjek dari pengendalian bersama
yang dapat terbentuk menjadi tiga jenis:
Pengendalian bersama operasi: pemanfaatan aset dan sumber daya lainnya
dari para venture dan tidak memerlukan pemmbentukan suatu badan usaha
lain atau suatu pengelolaan keuangan yang terlepas dari ventures. Setiap
venture mengelola sendiri persediaannya, mempunyai kewajiban dan
mencari sumber pendanaannya sendiri. Sehingga biasanya dibentuk untuk
mengatur pembagian pendapatan dari penjualan produk bersama atau
pembagian beban bersama.
Pengendalian bersama aset: pengendalian bersama, terkadang kepemilikan
bersama atas satu aset atau lebih yang dikontribusikan atau diperoleh
untuk joint venture sehingga venturer harus mengakui bagiannya atas
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
15
Universitas Indonesia
pengendalian bersama aset berupa pendapatan ataupun kewajiban yang
timbul bersama.
Pengendalian bersama entitas: melibatkan pendirian suatu perusahaan
dimana setiap venture memiliki bagian.
2.2.3.3 Ekuitas
Menurut Bab 19 SAK ETAP, ekuitas dilaporkan untuk memberikan
informasi mengenai sumber pendanaan secara jelas dan telah disajikan sesuai
dengan peraturan peundangan dan akta pendirian yang berlaku.
Bentuk hukum dan entitas yang terkait dapat berupa:
a. Entitas perorangan: bukan merupakan badan hukum dan modalnya
merupakan harta kekayaan pribadi yang melibatkan utang piutang usaha
perorangan
b. Persekutuan perdata: bukan merupakan badan hukum yang didirikan
beberapa orang dan modalnya tidak terdiri atas saham
c. Firma: modal tidak terbagi atas saham dan para anggota firma bertanggung
jawab sebagai persekutuan perorangan
d. Commandtaire Vennootschap (CV): modalnya dipisahkan antara Modal
Persero Aktif yang bertindak aktif sebagai pengurus CV dan Modal
Persero Komanditer yang bertanggung jawab sebatas modal CV yang
menjadi bagiannya
e. Perseroan Terbatas (PT): modal terdiri atas saham, bertanggung jawab
pada jumlah modal saham yang disetor jika PT telah disahkan Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
f. Koperasi: badan hukum yang modalnya terdiri dari simpanan pokok
anggota, tidak dapat dipindahtangankan tetapi dapat diambil kembali saat
anggota keluar dari keanggotaan.
Untuk pencatatan akuntansi mengenai ekuitas untuk badan usaha
berbentuk PT terdiri dari beberapa bagian. Modal saham terbagi menjadi saham
preferen, saham biasa dan akun tambahan modal disetor. Akun tambahan modal
disetor terdiri dari berbagai mancam unsur penambah modal, dapat berupa agio
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
16
Universitas Indonesia
saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga yang lebih
rendah, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan
harga diatas jumlah pembayaran pada saat perolehannya, tambahan modal dari
perbedaan kurs. Tetapi akun ini tidak boleh didebit atau dikredit dengan pos laba
rugi.
Pencatatan penambahan modal dicatat berdasarkan:
a. Jumlah uang yang diterima
b. Setoran saham dalam bentuk uang, sesuai transaksi nyata
c. Utang yang dikonversi menjadi modal
d. Setoran dalam dividen saham yang dilakukan dengan harga saham wajar
yang disepakati RUPS
e. Nilai wajar aset
f. Setoran saham yang berbentuk barang, menggunakan nilai wajar aset,
bukan kas yang diserahkan
Berdasarkan paragraf 19.22 dalam menyajikan modal dalam neraca
dilakukan sesuai dengan ketentuan pada akta pendirian entitas dan peraturan yang
berlaku. Pengungkapan saham juga dirinci atas modal dasar, modal yang
ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal dan banyaknya saham untuk
setiap jenis saham juga dinyatakan dalam neraca. Jika ada perubahan atas modal
tahun berjalan juga wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Sementara untuk dividen, pengungkapan meliputi jumlah dividen, dividen per
lembar saham, bentuk dividen, batasan saldo laba minimum, utang dividien, utang
dividen per lembar saham, pengumuman pembagian dividen,serta jumlah
kapitalisasi dividen saham dan pemecahan saham, per lembar dan jumlah
keseluruhan.
Untuk pencatatan saldo laba, berdasarkan paragraf 19.28 dihitung
berdasarkan akumulasi hasil usaha periode tahun berjalan setelah pembagian
dividen dan koreksi laba rugi periode sebelumnya. Saldo laba juga dapat tersedia
sebagai dividen jika tidak ada pembatasan seperti pencadangan dana untuk
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
17
Universitas Indonesia
perluasan pabrik dan lain sebagainya yang wajib dilaporkan dalam akun tersendiri
untuk penggambaran tujuan akun tsb.
Pengakuan saldo laba juga terdiri dari pengungkapan penjatahan dan
pemisahan laba, peraturan dan jumlah batasan saldo laba, koreksi masa lalu,
pengungkapan jumlah dividen, tunggakan dividen, serta pengungkapan deklarasi
dividen setelah tanggal neraca dan sebelum tanggal penyelesaian laporan
keuangan.
2.3 Pengauditan
2.3.1 Definisi Audit
Menurut Elder, Beasley, Arens, dan Jusuf (2009) audit didefinisikan
sebagai proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti mengenai suatu informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan
kriteria yang telah ditentukan yang dilakukan oleh orang yang berkompeten dan
independen.
2.3.2 Jenis Audit
Dalam melaksanakan audit, Arens et al (2009) membedakan tiga jenis jasa
audit:
a. Audit operasional yang bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas setiap prosedur dan metode dari operasional perusahaan. Hasil
review dari audit operasional tidak hanya menyangkut mengenai akuntansi
perusahaan, tetapi juga secara struktur perusahaan maupun metode
produksi yang digunakan perusahaan. Sehingga audit operasional
dianggap lebih mirip management consulting dan diniliai lebih sulit untuk
objektif karena menentukan kriteria dalam mengevaluasi audit operasional
sangat subjektif.
b. Audit kepatuhan yang bertujuan untuk mempertimbangkan apakah suatu
perusahaan telah mematuhi prosedur yang spesifik, aturan atau regulasi
yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Hasil dari audit
kepatuhan ini biasanya dilaporkan ke pihak manajemen, tidak seperti audit
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
18
Universitas Indonesia
laporan keuangan yang laporan auditnya digunakan untuk para pengguna
laporan keuangan.
c. Audit laporan keuangan seperti yang berkaitan dengan laporan magang ini
yang bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan dan informasi
yang ada di dalamnya telah disajikan sesuai dengan aturan yang
ditetapkan. Aturan yang dimaksud adalah seperti PSAK di Indonesia.
Dalam menenentukan apakah nilai yang disajikan telah sesuai dengan
standar akuntansi yang ada, auditor mengumpulkan bukti untuk
menentukan apakah penyajian tersebut terdiri dari error yang material
ataupun salah saji lainnya.
2.3.3 Tujuan Audit
Menurut SA seksi 110, tujuan dilakukannya audit adalah untuk
menyediakan kepada pengguna laporan keuangan dengan opini dari auditor
mengenai kewajaran dari penyajian angka di laporan keuangan dalam hal yang
material, serta sesuai dengan kerangka akuntansi keuangan yang berlaku. Jika
auditor meyakini bahwa laporan keuangan tersebut disajikan secara tidak wajar
ataupun auditor tidak dapat memberi kesimpulan karena kurangnya bukti, auditor
bertanggung jawab untuk memberi peringatan melalui laporan audit yang
dikeluarkan auditor kepada pengguna laporan keuangan.
Tujuan audit terbagi menjadi tiga kategori, antara lain:
1. Tujuan Audit Terkait Transaksi
Occurrence: Bertujuan untuk memastikan transaksi yang telah tercatat
memang benar terjadi.
Completeness: Bertujuan untuk memastikan seluruh transaksi yang
seharusnya dicatat telah tercatat.
Accuracy: Bertujuan untuk memastikan seluruh transaksi yang telah
tercatat dinyatakan dalam jumlah yang benar.
Posting and summarization: Bertujuan untuk memastikan transaksi yang
tercatat pada saat mencatat jurnal ke master file telah sesuai dan telah
diringkas secara benar.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
19
Universitas Indonesia
Classification: Bertujuan untuk memastikan transaksi yang telah tercatat
pada akun yang seharusnya.
Timing: Bertujuan untuk memastikan transaksi dicatat pada tanggal
terjadinya transaksi.
2. Tujuan Audit Terkait Saldo
Existence: Bertujuan untuk menentukan jumlah yang ada dalam laporan
keuangan memang seharusnya ada dalam laporan keuangan tersebut.
Completeness: Bertujuan untuk memastikan jumlah saldo tiap transaksi
telah benar dimasukkan dalam laporan keuangan, termasuk penyesuaian.
Accuracy: Bertujuan memastikan jumlah yang dimasukkan dalam laporan
keuangan sudah dihitung secara benar.
Classification: Bertujuan untuk menentukan apakah akun yang dicatat
dikalsifikasikan pada akun yang seharusnya, seperti dalam klasifikasi
jangka panjang dan jangka pendek.
Cut off: Bertujuan untuk menentukan apakah suatu transaksi dicatat dalam
periode yang tepat.
Detail tie-in: Bertujuan untuk memastikan rincian saldo akun yang ada
pada laporan keuangan telah sesuai dengan total yang ada pada buku besar
dan master file klien.
Realizable value: Bertujuan untuk melihat apakah nilai suatu aset telah
dikurangi dari historical cost-nya menjadi net realizable value, contohnya
seperti piutang usaha yang telah disesuaikan dengan piutang tak tertagih.
Rights and obligations: Bertujuan untuk memastikan bahwa aset maupun
kewajiban dimiliki secara sah oleh klien sehingga dapat diakui dan
dimasukkan dalam laporan keuangan.
3. Tujuan Audit Terkait Penyajian dan Pengungkapan
Konsep atas tujuan audit ini hampir mirip dengan konsep atas tujuan audit atas
saldo. Perbedaannya, tujuan audit ini diaplikasikan untuk penyajian dan
pengungkapan.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
20
Universitas Indonesia
2.3.4 Prosedur Audit
Pada umumnya, menurut Arens et al. (2009) prosedur audit dibagi menjadi
empat tahap:
1. Merencanakan dan mendesain pendekatan audit
2. Melakukan uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi
3. Melakukan prosedur analitis dan uji rincian saldo
4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit
Saat melakukan planning dalam audit, dilakukan perhitungan materialitas
terhadap klien serta analisis risiko dan materialitas. Menurut ISA 320.2,
materialitas adalah salah saji yang dianggap material yang dapat menjadi alasan
untuk mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi para pengguna laporan
keuangan. Dalam menentukan nilai materialitas, perlu profesionalisme auditor
karena dipengaruhi oleh persepsi auditor dalam kebutuhan informasi keuangan
apa yang diperlukan oleh para penggunanya.
Berdasarkan RSM Manual, dalam membuat strategi audit secara
keseluruhan,, auditor dapat menentukan materialitas terhadap laporan keuangan
secara keseluruhan terlebih dahulu, dan tingkatan materialitas lainnya jika
memungkinkan untuk transaksi atau akun tertentu. Selain itu, auditor juga
sebaiknya menentukan performance materiality untuk menilai risiko dari salah
saji material dan menentukan nature, waktu, dan prosedur audit selanjutnya.
2.3.5 Audit atas Piutang
Dalam melakukan audit atas piutang, tujuan audit terkait saldo bisa dapat
dilakukan dengan program yang terdapat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Prosedur Audit Atas Akun Piutang
Tujuan Audit Atas Saldo Prosedur Audit
Akun piutang pada trial balance sesuai
dengan jumlah pada master file dan
totalnya sesuai dengan jumlah pada
general ledger (detail tie-in)
Memeriksa total akun piutang
dengan master file
Melakukan footing pada tiap akun
Menyesuaikan saldo pada neraca
dengan general ledger
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
21
Universitas Indonesia
Tabel 2.2 Prosedur Audit Atas Akun Piutang (lanjutan)
Piutang yang tercatat pada trial balance
benar adanya (existence)
Mengirim surat konfirmasi
Melakukan prosedur alternatif jika
tidak ada surat balasan
Semua transaksi piutang telah tercatat
(completeness)
Memeriksa transaksi akun piutang
yang ada pada master file dengan
yang ada dalam neraca
Piutang yang tercatat dalam neraca
telah akurat (accuracy)
Mengirim surat konfirmasi
Melakukan review terhadap piutang
dengan jumlah besar dan tidak umum
Piutang yang tercatat dalam neraca
telah diklasifikasikan secara benar
(classification)
Melakukan review terhadap aging
schedule piutang yang tercatat dalam
neraca dan piutang pihak berelasi
Melakukan inquiry kepada
manajemen jika ada transaksi piutang
jangka panjang dalam neraca
Transaksi piutang dicatat pada periode
yang benar (cut off)
Melakukan prosedur subsequent
event
Piutang dicatat pada nilai realisasinya
(realizable value)
Memeriksa transaksi dari aging
schedule pada master file untuk
menguji perhitungan umur piutang
dan saldonya
Melakukan diskusi dengan
manajemen terhadap umur piutang
yang melebihi 90 hari untuk
dievaluasi apakan piutang tersebut
dapat ditagih
Klien memiliki hak atas piutang yang
tercatat dalam neraca (rights)
Melakukan inquiry pada manajemen
apakah ada piutang yang dijaminkan
Sumber: Arens et al (2009)
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
22
Universitas Indonesia
2.3.6 Audit Atas Investasi
Dalam melakukan audit terhadap akun investasi, terdapat beberapa tujuan
yang ingin dicapai, antara lain:
Memiliki keandalan terhadap catatan akuntansi yang berkaitan dengan
investasi
Semua transaksi yang terjadi selama periode berjalan telah tercatat
(completeness – tujuan terkait transaksi)
Saldo investasi yang disajikan dalam neraca memang benar adanya milik
klien (rights – tujuan terkait saldo)
Memastikan saldo investasi dalam neraca telah disajikan secara wajar
(accuracy – tujuan terkait saldo)
Menyajikan dan mengungkapkan investasi dalam neraca secara wajar
(tujuan terkait presentation dan disclosure)
Untuk itu, prosedur audit yang dapat dilakukan terhadap akun invetasi
dapat berupa:
1. Menelusuri saldo akun investasi dalam buku besar, menguji kesesuaian
saldo dalam buku besar ke buku pembantu investasi, dan melakukan
review terhadap transaksi dalam jumlah besar.
2. Melakukan prosedur analitis dengan menghitung rasio tertentu.
3. Memeriksa dokumen pendukung transaksi pembelian dan penjualan
investasi.
4. Rekalkulasi pendapatan bunga dan dividen yang diperoleh.
5. Rekalkulasi laba dan rugi akibat adanya transaksi penjualan surat berharga
maupun penjualan investasi
2.3.7 Audit Atas Ekuitas
Dalam mengaudit ekuitas, terdiri dari beberapa akun yaitu saham dan agio
saham, dividen, dan laba ditahan. Sehingga prosedur audit yang dapat dilakukan
dalam mengaudit ekuitas dapat dilihat dalam Tabel 2.3.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
23
Universitas Indonesia
Tabel 2.3 Prosedur Audit Atas Ekuitas
Tujuan Audit Prosedur Audit
Audit Atas Saham dan Agio Saham
Transaksi modal saham yang ada telah
tercatat (completeness – tujuan terkait
transaksi)
Melakukan review terhadap hasil rapat
pemegang saham pada periode berjalan
jika adanya perubahan kepemilikan
saham dan memastikan bahwa
tercatatnya transaksi tersebut
Transaksi yang tercatat terjadi dan
dicatat secara akurat (occurrence dan
accuracy – tujuan terkait transaksi)
Menelusuri jumlah yang dicatat dalam
transaksi dengan bukti penerimaan kas
ataupun memeriksa notulen rapat
pemegang saham jika ada pengeluaran
saham baru pada saat melakukan
merger dengan perusahaan lain, ada
pembelian saham kembali, dll
Modal saham tercatat secara akurat
(accuracy – tujuan terkait saldo)
Mengirimkan surat konfirmasi pada
pemilik saham
Menghitung ulang jumlah saham
yang tercatat dengan nilai par-nya
untuk memastikan kesesuaian
pencatatan agio saham
Modal saham telah disajikan dan
diungkapkan secara benar (presented
and disclosed – tujuan pengungkapan)
Memastikan setiap kategori saham telah
memiliki pengertian yang benar,
termasuk jumlah saham yang
diterbitkan dan diedarkan serta hak
khusus untuk kelas individu melalui
dokumentasi dokumen hukum atau
bahan bukti lain terkait mengenai
peraturan-peraturan tersebut seperti
akta pendirian perusahaan, notulen
rapat pemegang saham.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
24
Universitas Indonesia
Tabel 2.4 Prosedur Audit Atas Ekuitas (lanjutan)
Audit Atas Dividen
Mencatat pembagian dividen dan utang
dividen yang terjadi (occurrence –
tujuan atas transaksi)
Memeriksa hasil dari rapat pemegang
saham mengenai otorisasi dari besaran
dividen dan tanggal pembagian dividen
Setiap transaksi pembagian dividen
ataupun utang dividen telah dicatat
(completeness – tujuan atas transaksi)
Pembagian dividen dan utang dividen
dicatat secara akurat (accuracy – tujuan
atas transaksi)
Rekalkulasi jumlah dividen yang
dibagikan
Memeriksa bukti pengeluaran kas
atas pembayaran dividen
Mengirimkan surat konfirmasi
Audit Atas Laba Ditahan
Transaksi yang berkaitan dengan laba
ditahan telah dicatat (completeness)
Memeriksa transaksi seperti
pengumuman pembayaran saham
ataupun penyesuaian terhadap nilai
pasar dari saham yang dikeluarkan dan
harus dikapitalisasi yang belum tercatat
Memastikan besaran jumlah laba
ditahan (accuracy)
Menelusuri transaksi dalam laba
ditahan ke dalam laba bersih pada
perhitungan laba rugi
Mengungkapkan laba ditahan secara
benar dalam catatan atas laporan
keuangan (presentation & disclosure)
Melakukan inquiry pada klien apakah
ada keberadaan pembatasan terhadap
pembayaran dividen seperti perjanjian
dengan bankir, pemegang saham
ataupun kreditor lainnya
Sumber: Arens et al (2009)
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
Universitas Indonesia
25
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini, penulis akan membahas mengenai profil perusahaan tempat
magang penulis dan juga perusahaan klien dari perusahaan tempat magang penulis
yang menjadi topik penulis dalam laporan magang ini.
3.1 Profil Perusahaan Magang (KAP RSM AAJ)
3.1.1 Gambaran Umum
RSM AAJ merupakan salah satu kantor akuntan publik yang pada awalnya
didirikan dengan nama KAP Amir Abadi Jusuf (AAJ Associates) pada tahun
1985. Kemudian pada tahun 1992, AAJ Associates bergabung menjadi member
dari RSM International menjadi representatif dari Indonesia. RSM sendiri adalah
salah satu perusahaan jasa profesional independen internasional yang
menyediakan jasa audit, perpajakan dan konsultasi dan telah berdiri sejak tahun
1964 serta memiliki jaringan di 106 negara dan 700 kantor yang tersebar di
seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, kantor pusat RSM AAJ terletak bertempat di
Gedung Plaza ABDA lantai 10-11, Jl. Jenderal Sudirman kav.59 Jakarta dan
memiliki branch office yang terletak di Surabaya.
3.1.2 Visi, Misi, dan Nilai-nilai yang Dianut
Adapun visi, misi, dan nilai-nilai yang dianut oleh RSM AAJ adalah :
Visi : “To be the right partner to its stakeholders.”
Misi:
- Membantu pencapaian prestasi klien dengan memberikan jasa professional
yang berkelas dunia.
- Memberikan kontribusi dan ekonomi Indonesia.
- Menyediakan suasana bekerja dan belajar yang nyaman dan apresiatif.
Nilai-nilai :
- Smart, bekerja dengan cerdas dan bukan hanya rajin.
- Trust, membangun serta menjaga kepercayaan klien.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
26
Universitas Indonesia
- Action, berkomitmen dan membuat segala nyata.
- Respect, menghormati diri sendiri dan orang lain.
3.1.3 Jasa yang Ditawarkan
Dalam menjalankan usahanya, RSM AAJ bergerak dalam bidang
pemberian layanan jasa professional yang terbagi dalam beberapa line of business
(LOB), antara lain:
a. Audit Assurance Services
Jasa ini tidak hanya mencakup audit umum terhadap laporan keuangan,
tetapi juga memberikan review informasi keuangan yang meliputi
informasi keuangan secara historis, pengujian atas informasi keuangan
secara prospektif, dan kesesuaian prosedur dengan informasi keuangan
serta jasa konversi IFRS ataupun audit laporan keuangan berstandar IFRS.
b. Corporate Fiannce and Transaction Support Services
Jasa dalam bidang ini antara lain melakukan review atas prediksi keuangan
dan modal kerja (working capital), due diligence, analisis transaksi, dan
integrasi pasca merger. Selain itu, dalam transaction support jasa dapat
berupa persiapan pra-IPO, IPO support, jasa penasihat pasca IPO, merger
dan akuisisi, strukturisasi dan permulaan perjanjian, serta perencanaan
bisnis.
c. Outsourcing Serivces
Jasa ini merupakan jasa dalam penggabungan perusahaan dan pendirian
kantor perwakilan (company incorporation & reseprentative office
establishment). Tidak hanya itu, jasa ini juga meliputi jasa kesekretariatan
perusahaan, pencarian dan perekrutan eksekutif, dan penyediaan jasa
akuntansi dan penggajian perusahaan klien (payroll).
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
27
Universitas Indonesia
d. Governance, Risk and Control Advisory Services
Jasa ini menawarkan jasa penasihat terhadap tata kelola perusahaan dan
audit internal yang meliputi outsources internal audit, audit kesesuaian,
audit kinterja, pengujian pengendalian internal, dan review atas quality
assurance pada aktivitas audit. Selain itu, dalam risk advisory juga
ditawarkan jasa penasihat terhatap sistem informasi yang meliputi audit
IT, pengujian penetrasi, kesiapan sistem dan perencanaan IT serta
penasihat manajemen risiko dan pengendalian internal yang meliputi
penilaian risiko, pencegahan kecurangan (fraud), whistleblowing,
pengembangan kerangka kerja dan prosedur.
e. Tax Advisory Service
Jasa ini meliputi jasa litigasi pajak dan perselisihan pajak, melakukan
review dan dokumentasi mengenai transfer pricing, strukturisasi
perpajakan secara internasional, kesesuaian pajak, audit perpajakan, dan
juga konsultasi perpajakan.
Dalam membagi fungsi setiap lini bisnis, RSM AAJ membentuk beberapa
divisi dengan rincian seperti dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pembagian Divisi RSM AAJ
Divisi Line of Business Fokus Industri
Blue Audit Assurance Perusahaan trading, service,
investment, dan organisasi
nirlaba
Green Audit Assurance Perusahaan manufacturing dan
mining
Red Audit Assurance Perusahaan financial services
dan agrikultur
Tosca Audit Assurance Perusahaan properti dan real
estate, serta infrastruktur
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
28
Universitas Indonesia
Tabel 3.2 Pembagian Divisi RSM AAJ (lanjutan)
IT Audit IT Audit Tidak ada fokus industri
White Risk and Internal Audit Tidak ada fokus industri
Purple Tax Tidak ada fokus industri
Maroon Outsourcing Tidak ada fokus industri
Orange Transaction support Tidak ada fokus industri
Bisnis utama dari RSM AAJ adalah jasa audit, karena banyakya klien yang
menggunakan jasa audit assurance dibandingkan lainnya. Terbukti juga saat ini
perkembangan perusahaan untuk bersaing juga tinggi dengan KAP Big Four, jika
dilihat dari banyaknya perusahaan terbuka yang menggunakan jasa auditnya untuk
laporan keuangan tahunan mereka.
3.2 Profil PT DEF
Dalam pelaksanaan audit lapangan PT DEF, penulis mendapatkan
penugasan bersama tim audit bersama satu senior dan satu junior, untuk
membantu mengaudit laporan keuangan PT DEF, bersamaan dengan anak
perusahaan lainnya yaitu PT HAL dan PT BSW. Untuk menjaga kerahasiaan data,
nama perusahaan disamarkan, dan data tidak semua dijelaskan secara spesifik.
3.2.1 Gambaran Umum PT DEF
PT DEF didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 1 pada tanggal 23
November 2005 yang disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dalam keputusan Surat No C-34740 HT 01.01.Tahun 2005
tanggal 28 Desember 2005. Perusahaan ini berlokasi di Alamanda Tower, Jakarta
Selatan.
Perusahaan ini merupakan perusahaan holding yang dimiliki oleh anak-
anak dari CEO salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG)
ternama di Indonesia. Dikarenakan fokus untuk menjadi perusahaan holding,
maka sebenarnya bisnis utamanya tidak terfokus dalam satu bisnis untuk
mengurangi risiko perusahaan. Selain itu, perusahaan ini hanya terdiri dari 21
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
29
Universitas Indonesia
orang karyawan yang mayoritas berposisi sebagai manager. Saat ini, PT DEF
menggunakan SAK ETAP sebagai standar akuntansi perusahaan guna
mempermudah pencatatan pelaporan keuangan.
3.2.2 Kegiatan Usaha PT DEF
Berdasarkan Akta No. 79 Tanggal 23 April 2014 mengenai perubahan
bidang usaha PT DEF, jenis pendapatan perusahaan mengalami perubahan dan
penambahan kegiatan usaha perusahaan yang terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Pendapatan Project
Pendapatan ini terdiri dari pengoperasian dan pemeliharaan coal & ash
handling, alat berat, mill (mesin penumbuk batu bara) di Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara yang merupakan cabang dari PLN.
Transaksi penjualan jasa yang dilakukan perusahaan terjadi umumnya satu
bulan sekali untuk maintenance, dimana pada awalnya ada bentuk kontrak antara
perusahaan dengan PLN dalam penggunaan jasa tersebut. Setelah dilakukan
pemberian jasa, perusahaan akan mengeluarkan invoice sebagai bukti tagih
terhadap PLN atas penyelesaian kontrak setiap bulannya.
2. Pendapatan Trading
Menjadi distributor utama perdagangan bahan-bahan kimia, seperti
Alumunium Sulfat, Natrium Hyprochlorite, Sodium Chlorite, Hydrocloric Acid,
Natrium Hydroksida, Ammonium Hydroksida, Hydrazine, Trisodium Phospate,
Citric Acid, Sodium Metabisulfite dan bahan kimia lainnya sesuai izin pemerintah
serta perdagangan mesin kantor seperti ketel uap, fan udara, turbin uap, generator,
pompa-pompa, belt conveyor, alat penukar panas dan mesin lain yang berkaitan.
Peran distributor utama bagi PT DEF hanya menjadi perantara pembeli dan
penyedia barang, sehingga tidak ada persediaan berupa bahan kimia yang dicatat
atua berada di PT DEF.
3. Pendapatan Management Fee
Selain pendapatan project dan trading, perusahaan juga memiliki
pendapatan manajemen yang diakui sebagai pendapatan lain-lain, dimana
pendapatan didapat dari penyediaan dan penyaluran tenaga kerja serta pengaturan
manajemen dari perusahaan yang merupakan klien PT DEF. Kegiatan yang
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
30
Universitas Indonesia
dilakukan mulai dari rekruting tenaga kerja hingga mengurus surat izin
rekomendasi dan surat lainnya dan menjalankan usaha sebagai perwakilan tenaga
kerja serta kegiatan usaha terkait. Sehingga transaksi ini terjadi setiap bulannya.
Karena PT DEF merupakan perusahaan holding dan tidak fokus pada
transaksi penjualan, maka PT DEF aktif dalam melakukan investasi. Disini,
perusahaan menanamkan sahamnya dengan entitas asosiasi, sebagai entitas anak,
ataupun dengan bentuk pengendalian bersama operasi atau biasa disebut Kerja
Sama Operasi (KSO) dengan rincian sebagai berikut:
1. Investasi pada entitas asosiasi
Perusahaan memiliki saham secara langsung atau tidak langsung dengan
persentasi dibawah 50%, sehingga mempunyai pengaruh signifikan untuk
mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas, tetapi tidak
mengendalikan kebijakan tersebut. Dalam investasi pada entitas asosiasi, saat ini
PT DEF memiliki 10 entitas asosiasi, antara lain: PT GBJ, PT SIS, PT DI, PT
BSW, GPFP Ltd, PT PI, PT CBJ, PT TPPJ, PT GBP, PT SinBW, dan PT CL.
2. Investasi pada anak perusahaan
Perusahaan memiliki pengendalian baik secara langsung atau tidak
langsung untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasionalnya. Saat ini, PT
DEF memiliki lima anak perusahaan dengan kepemilikan diatas 50%, antara lain:
PT CIS, PT SenBW, PT SasBW, PT BARA, dan PT BEW.
3. Pengendalian bersama operasi (KSO)
Perusahaan melakukan kerja sama dengan PT Z yang dalam rangka
melaksanakan kegiatan penambangan dan produksi melalui CV MM sebagai
pemilik izin usaha pertambangan. Perusahaan menempatkan dana sebagai modal
kerja untuk melakukan seluruh kegiatan penambangan dan pengoperasian.
Dimana jika terjadi kenaikan kebutuhan dana operasional untuk mencapai target
produksi, kedua pihak menanggung tambahan dana dengan komposisi 50:50 dan
jika nantinya akan mendapatkan keuntungan, akan dibagikan dengan porsi 50:50
dari laba setelah pajak dari Laporan Laba Rugi yang diterima.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
31
Universitas Indonesia
3.2.3 Struktur Kepemilikan PT DEF
Walaupun PT DEF bukan perusahaan yang listing di bursa efek,
kepemilikan dari PT DEF berdasarkan surat keputusan sirkular pemegang saham
PT DEF pada tahun 2014 berupa saham yang dimiliki oleh beberapa orang dan
perusahaan dengan komposisi seperti yang terdapat dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Daftar Kepemilikan Saham PT DEF
Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Total
A 8,997,300 8,997,300,000
B 8,997,300 8,997,300,000
C 8,997,300 8,997,300,000
D 2,999,100 2,999,100,000
X Pte. Ltd. 15,736,000 15,736,000,000
Y Ltd. 12,711,600 12,711,600,000
Total 58,438,600 58,438,600,000
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
32
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini, analisis dan pembahasan terkait dengan laporan keuangan
PT DEF yang berakhir pada 31 Desember 2014, penulis akan membagi
pembahasan ini menjadi tiga bagian. Pertama, pembahasan mengenai kesesuaian
saldo beberapa akun di PT DEF yang dinilai cukup signifikan, antara lain
investasi, piutang, dan ekuitas. Kedua, kesesuaian penerapan penyajian laporan
keuangan PT DEF terhadap aturan SAK ETAP. Lalu yang terakhir, ketiga analisis
secara keseluruhan mengenai penerapan standar akuntansi pada PT DEF.
4.1 Analisis Keseuaian Penyajian Akun Piutang, Investasi, dan Ekuitas
Melalui sub bab ini, penulis akan membahas mengenai kewajaran
penyajian saldo beberapa akun PT DEF berdasarkan audit yang telah dilakukan
sebelumnya. Namun, melalui penulisan ini, prosedur audit yang akan dibahas
hanya mengenai audit lapangan sesuai dengan pengalaman penulis. Sebelum
melakukan audit lapangan, telah dilakukan perencanaan dan perancangan
pendekatan audit, yang terdiri dari memahami bisnis dan industri klien,
melakukan penilaian terhadap risiko klien, serta penentuan tingkat materialitas.
Dalam menghitung besaran materialitas untuk PT DEF yang dibagi menjadi tiga,
yaitu:
1. Overall Materiality (OML)
Tabel 4.1 RSM Methodology terkait penentuan Overall Materiality
Total Assets Net Assets Income Before Tax
USD m % USD m % USD m %
First 25 2.00% 10 5.00% 5 10.00%
Next 50 1.50% 20 4.00% 10 7.50%
Next 75 1.00% 30 3.50% 15 6.00%
Next 100 0.75% 40 3.25% 20 5.50%
Balance 0.50% 3.00% 5.00%
Sumber: KAP AAJ (telah diolah kembali)
Berdasarkan RSM Methodology, dalam mengukur overall materiality
terdapat tiga tolak ukur yang digunakan yaitu total assets/revenue, net asset, dan
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
33
Universitas Indonesia
income before taxes. Setelah menentukan tolak ukur, kemudian auditor
melakukan perhitungan berdasarkan RSM Methodology seperti dalam Tabel 4.1.
Melalui Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa perhitungan overall materiality
dilakukan dengan cara progresif dan menggunakan tolak ukur US$. Sehingga,
penentuan tolak ukur harus dikonversikan terlebih dahulu ke US$ berdasarkan
kurs tengah Bank Indonesia per 31 Desember 2014 senilai Rp 12.440 dan baru
dihitung sesuai tingkatan jumlah total aset dan dikalikan persentasenya.
Perhitungan overall materiality PT DEF dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Perhitungan Overall Materiality
Total Assets Rp 99.778.317.676
Konversi Assets ke US$ US$ 8.020.765
Balance US$ 8.020.765 2% US$ 160.415
Total OML dalam US$ US$ 160.415
Total OML dalam Rupiah Rp 1.995.562.600
Sumber: KAP AAJ (telah diolah kembali)
Berdasarkan judgment tim audit dan kondisi perusahaan mengikuti
perhitungan OML pada tahun sebelumnya, untuk menghitung secara keseluruhan
dari overall materiality menggunakan total assets karena menurut tim audit, total
aset dianggap relevan dan cukup signifikan dibandingkan dengan pendapatan
entitas. Hasil yang didapat dalam menghitung OML sebesar Rp 1.995.562.600
merupakan batas salah saji yang diperbolehkan untuk laporan keuangan PT DEF
secara keseluruhan yang tidak akan mempengaruhi pengambilan keputusan
pengguna laporan keuangan jika menggunakan informasi berdasarkan laporan
keuangan tersebut.
2. Performance Materiality (PM)
Performance materiality merupakan nilai yang ditentukan oleh auditor,
yang lebih kecil dari overall materiality untuk mengurangi probabilitas bahwa
secara agregat salah saji yang tidak dikoreksi dan tidak terdeteksi melebihi overall
materiality yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam menentukan performance
materiality, auditor menghitung persentase dari besaran overall materiality yang
ditentukan sebelumnya dengan ketentuan untuk keseluruhan risiko audit rendah
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
34
Universitas Indonesia
sebesar 80% dari OML, sementara untuk keseluruhan risiko audit tinggi sebesar
70% dari OML. Untuk PT DEF dianggap merupakan perusahaan dengan
keseluruhan risiko audit rendah, sehingga besaran performance materiality
ditetapkan 80% dari overall materiality senilai Rp 1.596.450.080. Biasanya, yang
dikategorikan dengan risiko audit keseluruhan tinggi merupakan perusahaan
terbuka karena memiliki pertanggungjawaban pada publik. Berdasarkan hasil
perhitungan PM juga dapat menentukan tingkat materialitas suatu akun, jika suatu
akun nilainya melebihi PM, maka akun tersebut dinilai material. Untuk akun
piutang, investasi, maupun ekuitas memiliki nilai yang melebihi performance
materiality sehingga dinilai bersifat material.
3. Summary of Unadjusted Balance (SUD)
Summary of unadjusted balance merupakan batas maksimal atas agregat
salah saji diperbolehkan untuk tidak dilakukan adjustment. Tim audit menetapkan
nilai SUD sebesar 3% dari OML, yakni senilai Rp 598.668.780.
4.1.1 Piutang
Pada laporan keuangan PT DEF pada tahun 2014, tercatat besaran jumlah
piutang yang terbagi menjadi dua, berupa piutang usaha sebesar Rp 239.826.590
dan piutang non usaha sebesar Rp 38.408.649.521. Piutang usaha timbul akibat
adanya pendapatan project maupun pendapatan trading dari pada pihak ketiga
yang belum dibayar. Selain itu sebagai perusahaan induk, PT DEF menjadi tempat
peminjaman modal para entitas anak maupun entitas asosiasinya yang pada
umumnya untuk mengembangkan perusahaannya.
Adapun pengungkapan yang dilakukan oleh PT DEF atas piutang adalah
sebagai berikut:
1. Untuk piutang usaha, pengakuan piutang dilakukan saat telah menerbitkan
invoice kepada penerima jasa. Penerbitan invoice dilakukan setelah
pemberian jasa telah selesai dilakukan.
2. Untuk piutang non usaha, pengakuan piutang dilakukan pada saat telah
mengeluarkan uang kas sebagai pinjaman ke pihak berelasi maupun ke
pihak ketiga. Untuk pinjaman ke pihak berelasi, umumnya tidak dikenakan
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
35
Universitas Indonesia
bunga, namun untuk pihak ketiga dikenakan bunga yang berbeda-beda
sesuai dengan perjanjian antar kedua belah pihak pada awal kesepakatan.
Dalam memastikan penyajian akun piutang PT DEF, dapat dilakukan
prosedur audit untuk melihat kewajaran pencatatan nilai piutang bahwa saldo
piutang yang ada benar adanya serta apakah piutang tersebut dapat ditagih.
Prosedur ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Konfirmasi keberadaan piutang pada pihak ketiga dan pihak berelasi
Prosedur awal yang dapat langsung dilakukan pada audit lapangan adalah
dengan mengirimkan surat konfirmasi kepada seluruh pihak ketiga
ataupun pihak berelasi baik dari piutang usaha maupun piutang non usaha.
Hal ini dilakukan untuk memastikan sebagai verifikasi bahwa transaksi
benar adanya dengan jumlah yang spesifik dan kelengkapan semua
transaksi telah dicatat sehingga tujuan audit accuracy terpenuhi. Auditor
menyiapkan surat konfirmasi tersebut terlebih dahulu dan kemudian
dicetak menggunakan kop surat dari PT DEF yang telah ditandatangani
oleh finance manager PT DEF. Jenis surat konfirmasi yang dikirimkan
berupa blank confirmation yang mana surat tersebut akan menulis saldo
utang perusahaan dari sisi pihak ketiga tersebut terhadap PT DEF.
Pengiriman surat konfirmasi balasan paling lambat dikirim kembali
kepada auditor setelah dua minggu dikirim. Hasil dari prosedur ini dinilai
cukup efektif karena hampir semua konfirmasi diterima oleh auditor dan
umumnya piutang banyak dimiliki oleh pihak berelasi sehingga mudah
dihubungi. Jika ada surat konfirmasi yang belum mendapat balasan,
biasanya akan dihubungin untuk dibantu follow up oleh klien.
b. Mencocokkan subledger dengan general ledger
Proses ini biasa dilakukan pada saat menjelang sebelum melakukan audit
lapangan, auditor mencocokkan angka saldo akhir piutang pinjaman
dengan rincian pinjaman yang tercatat di buku besar juga. Setelah itu,
saldo akhir tersebut yang sudah dijumlahkan tiap perusahaan dicocokkan
dengan angka yang ada dalam neraca. Hal ini dilakukan untuk menguji
detail tie-in saldo piutang yang ada di neraca dan yang tercatat dalam
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
36
Universitas Indonesia
daftar rincian piutang. Jika terdapat selisih, maka bisa ditanyakan kepada
pihak manajemen terlebih dahulu. Sehingga dari prosedur ini diketahui
bahwa saldo akhir piutang telah sesuai dengan rincian piutang yang ada
telah terjadi kecocokan dan akun tersebut telah siap untuk diaudit.
c. Melakukan prosedur analitis
Prosedur yang dapat dilakukan oleh auditor terhadap akun piutang
mengacu pada data laporan keuangan periode tahun berjalan dan tahun
sebelumnya. Dari angka yang tersaji, auditor dapat melihat seberapa besar
persentase perubahan piutang dari tahun sebelumnya. Sehingga dapat
terlihat jika ada perubahan signifikan dan dapat ditelusuri penyebabnya.
Secara keseluruhan, peningkatan piutang usaha meningkat sebesar 247%
sementara piutang non usaha meningkat secara keseluruhan hampir
sebesar 100% yang terdapat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Prosedur Analitis Piutang PT DEF
2014 2013 %
Piutang Usaha
Pihak Ketiga 239,826,590 69,076,590 247.19%
Total Piutang Usaha 239,826,590 69,076,590 247.19%
Piutang Non Usaha
Pihak Berelasi 22,463,774,409 9,399,459,626 138.99%
Pihak Ketiga 15,944,875,113 9,812,410,243 62.50%
Total Piutang Non Usaha 38,408,649,522 19,211,869,868 99.92%
Sumber: KAP AAJ (telah diolah kembali)
Berdasarkan inquiry terhadap manajemen PT DEF, mendapat informasi
antara lain:
Piutang usaha yang sangat signifikan merupakan adanya beberapa
transaksi pendapatan trading menjelang akhir tahun yang belum
dibayar karena biasanya pembayaran dilakukan setelah penerbitan
invoice selama kurang lebih 3 bulan.
Piutang non usaha dari pihak berelasi meningkat dikarenakan semakin
banyaknya peminjaman dari entitas anak ataupun asosiasi karena
banyak yang sedang berkembang seperti PT BSW yang sedang
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
37
Universitas Indonesia
membutuhkan modal. Sedangkan yang lainnya masih banyak yang
berasal dari piutang yang tidak bergerak dari tahun sebelumnya.
Piutang non usaha pihak ketiga meningkat hampir dua kali lipat karena
adanya perusahaan pihak ketiga yang menjadi sumber pendapatan
management fee PT DEF.
Tidak adanya kebijakan untuk cadangan penyisihan piutang usaha.
d. Melakukan pemeriksaan subsequent event
Pemeriksaan terhadap transaksi yang terjadi pada subsequent event
dilakukan dengan memeriksa dokumen pembayaran piutang berupa
invoice, bukti pembayaran piutang dari pihak ketiga, dan pengecekan
terhadap pemasukan kas di rekening koran yang terjadi antara setelah
tanggal neraca hingga tanggal pada saat audit fieldwork untuk mengetahui
jika adanya pembayaran pada tahun 2015 yang tercatat pada tahun 2014
untuk memastikan besaran piutang yang dapat diakui per 31 Desember
2014 (cut-off). Hasil pemeriksaan subsequent event terhadap piutang dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Pemeriksaan Subsequent Event
No Pihak Terkait Tanggal
Invoice
Tanggal
Pembayaran
Jumlah
Pembayaran (Rp)
Piutang Usaha
1 PT ZZ 28-Nov-14 15-Jan-15 67,750,000
Piutang Non Usaha Pihak Berelasi
1 PT HAL 31-Dec-14 05-Jan-15 600,000,000
2 PT HAL 1-Dec-14 19-Jan-15 27,000,000
3 PT STM 29-Sep-14 06-Jan-15 750,000,000
Piutang Non Usaha Pihak Ketiga
1 AHS 17-Nov-14 15-Jan-15 250,000,000
Sumber: KAP AAJ (telah diolah kembali)
e. Mengevaluasi kebijakan penyisihan piutang tak tertagih
Prosedur audit ini dilakukan untuk menilai apakah besaran piutang sudah
sesuai dengan net realizable value. Untuk saat ini, PT DEF tidak
menerapkan kebijakan perhitungan untuk piutang tak tertagih untuk
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
38
Universitas Indonesia
piutang usaha maupun piutang non usaha. Hal ini juga tidak menyalahi
aturan pada SAK ETAP mengingat tidak adanya kewajiban entitas untuk
melakukan hal tersebut. Untuk piutang usaha dengan umur lebih dari satu
tahun tersebut juga tidak diturunkan nilainya dengan asumsi piutang
tersebut akan tetap dibayar oleh PT ZZ karena merupakan kontrak
pemberian jasa dengan BUMN. Sementara untuk piutang non usaha pada
pihak berelasi dianggap tidak diperlukan penyisihan dan untuk piutang
pihak ketiga yang tidak dibayar lebih dari satu tahun, dianggap perlu
dilakukan penyesuaian.
Berdasarkan prosedur yang telah dilakukan, tidak terdapat kesalahan
penyajian yang bersifat material dari akun piutang PT DEF. Namun, yang menjadi
perhatian adalah adanya umur piutang yang sudah melebihi satu tahun dan tidak
mendapatkan surat konfirmasi balasan, sehingga auditor mengajukan adjustment
untuk menghapus piutang yang diasumsikan tidak dapat tertagih, antara lain:
1. Penghapusan piutang
Untuk piutang lainnya dari pihak ketiga yang tidak ada transaksi
pembayaran dari tahun sebelumnya, menjadi perhatian auditor karena
berarti umur piutang sudah melebihi dari dua belas bulan. Antara lain
adalah:
a) PT TSI
b) PT TB
c) PT BMJ
Setelah dilakukan penelusuran dan tidak adanya surat konfirmasi balasan,
auditor melakukan wawancara dengan pihak mannajemen PT DEF untuk
menanyakan kemungkinan dapat ditagihnya piutang tersebut. Kemudian,
setelah itu pihak PT DEF menyetujui untuk menghapuskan piutang dari
PT TSI dan PT TB yang kemudian dimasukkan sebagai beban. Untuk PT
BMJ, tidak dilakukan penyisihan dikarenakan PT BMJ juga masih
mengakui besaran piutang tersebut dan akan melunasi piutangnya
sehingga diasumsikan piutang tersebut masih dapat tertagih. Sehingga
penyesuaian akan dicatat sebagai akun berikut.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
39
Universitas Indonesia
2. Temuan dalam akun piutang komisaris
Dalam rincian piutang, terdapat piutang komisaris dengan nilai yang
cukup besar, senilai Rp 6,553,655,569. Ternyata setelah dilakukan
wawancara terhadap PT DEF dan meminta rincian dari piutang komisaris
tersebut, tidak semua besaran merupakan hutang pribadi komisaris,
melainkan ada transaksi pembayaran utang PT DEF dan piutang pihak lain
yang bukan merupakan hutang dari komisaris, sementara piutang yang
tidak dapat ditelusuri dimasukkan sebagai beban lain-lain sehingga
diajukan penyesuaian sebagai berikut.
3. Perbedaan jumlah pencatatan piutang PT BEW dengan surat konfirmasi
Dalam melakukan konfirmasi piutang, terdapat perbedaan pencatatan PT
DEF dengan surat konfirmasi balasan dari PT BEW senilai Rp
247,500,000. Setelah dilakukan inquiry pada pihak manajemen PT DEF,
ternyata selisih tersebut berasal dari pengalokasian piutang menjadi
setoran modal PT BEW dan sudah tercatat sebagai pemegang saham
dengan kepemilikan 99% menurut akta sebagai tambahan bukti, sehingga
perlu penyesuaian sebagai berikut:
Dalam pengaturan SAK ETAP, tidak ada aturan spesifik mengenai
penyajian piutang, hanya saja jumlah piutang usaha, piutang dari pihak berelasi,
ataupun piutang lainnya wajib diungkapkan dan diinformasikan dalam catatan
atas laporan keuangan. Sehingga, setelah dilakukannya beberapa penyesuaian,
Dr. Beban Lain-lain 47,958,750
Cr. Piutang PT TSI 33,458,750
Cr. Piutang PT TB 14,500,000
Dr. Piutang YBAI 1,135,712,451
Dr. Utang X Ltd. 1,035,000,000
Dr. Utang SAI 2,917,875,371
Dr. Piutang Komisaris 1,404,177,000
Dr. Biaya lain-lain 60,890,748
Cr. Piutang Komisaris 6,553,655,569
Dr. Investasi - PT BEW 247,500,000
Cr. Piutang - PT BEW 247,500,000
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
40
Universitas Indonesia
maka besaran penyajian piutang beserta rincian dari tiap pihak yang terkait
transaksi piutang sebagai informasi dalam laporan keuangan PT DEF dapat dilihat
melalui Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Piutang PT DEF 2014 Setelah Audit
Unaudited Adjustment Audited
Piutang Usaha
Pihak Ketiga
PT ZZ 239,826,590 - 239,826,590
Total Piutang Usaha 239,826,590 - 239,826,590
Piutang Non Usaha
Pihak Berelasi
PT BNM 578,125,000 - 578,125,000
PT SahBW 21,173,075 - 21,173,075
PT BSW 4,519,500,000 - 4,519,500,000
PT SasBW 12,627,500 - 12,627,500
PT HAL 2,379,700,000 - 2,379,700,000
PT BEW 761,485,429 (247,500,000) 513,985,429
Yayasan BPL 7,630,394,711 - 7,630,394,711
PT BEA 7,113,125 - 7,113,125
Yayasan BAI - 1,135,712,451 1,135,712,451
Komisaris 6,553,655,570 - 6,553,655,570
-
Pihak Ketiga -
Karyawan 28,335,000 - 28,335,000
PT STM 7,576,101,111 - 7,576,101,111
PT TSI 33,458,750 (33,458,750) -
PT TB 14,500,000 (14,500,000) -
PT BMJ 8,042,480,252 - 8,042,480,252
AHS 250,000,000 - 250,000,000
Total Piutang
Non Usaha 38,408,649,522 840,253,701 39,248,903,223
Sumber: KAP AAJ (telah diolah kembali)
4.1.2 Investasi
Seperti yang telah diterangkan pada sebelumnya, dikarenakan PT DEF
merupakan perusahaan holding, kegiatan utama PT DEF berperan sebagai
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
41
Universitas Indonesia
penyedia modal bagi entitas anak ataupun entitas asosiasinya. Adapun rincian atas
kepemilikan suatu entitas oleh PT DEF dapat dilihat pada Tabel 4.6 berdasarkan
persentase kepemilikan dan jumlah total investasi.
Tabel 4.6 Rincian Investasi PT DEF
Sumber: Laporan Keuangan PT DEF (telah diolah kembali)
Adapun pengungkapan yang dilakukan oleh PT DEF atas investasinya
adalah sebagai berikut:
1. PT GBJ, PT SIS, PT DI, PT BSW, GPFP Ltd, PT PI, PT CBJ, PT TPPJ,
PT GBP, PT SinBW, dan PT CL merupakan entitas asosiasi PT DEF
dengan kepemilikan dibawah 50% yang dicatat menggunakan cost
method. Dimana pencatatan jumlah investasi sesuai dengan harga pada
saat pembelian dan akan bertambah pada saat ada penambahan pembelian
saham entitas asosiasi ataupun berkurang pada saat ada penjualan sahan
entitas asosiasi.
2. PT CIS, PT SenBW, PT SasBW, PT BARA, dan PT BEW merupakan
entitas anak PT DEF dengan kepemilikan diatas 50% yang dicatat
Kepemilikan Jumlah Saham Total Investasi
Investment in Subsidiaries (%) (lbr) (Rp)
Investasi pada Anak Perusahaan
PT CIS 71.82% 15,965,106 7,982,553,000
PT SenBW 90.00% 4,500,000 2,195,481,011
PT SasBW 90.00% 2,250 1,125,000,000
PT BARA 63.00% 630,000 315,000,000
Investment in Associates PT BEW 99.00% 495 247,500,000
Investasi pada Entitas Asosiasi
PT GBJ 1.75% 145,074,068 7,253,703,400
PT SIS 39.44% 11,455,223 5,727,611,500
PT DI 8.72% 3,750,000 1,875,000,000
PT BSW 10.00% 2,700,000 1,350,000,000
GPFP Ltd 10.00% 726,041 877,241,072
PT PI 3.33% 500,000 250,000,000
PT CBJ 22.00% 220,000 110,000,000
PT TPPJ 0.09% 219,529 107,514,328
PT GBP 0.90% 207 103,500,000
PT SinBW 1.00% 25 12,500,000
Jointly Controlled Operation PT CL 1.00% 5 2,500,000
Pengendalian Bersama Operasi
PT BPP - 13,357,554,567
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
42
Universitas Indonesia
menggunakan equity method. Dimana pencatatan pembelian investasi akan
dicatat sesuai harga perolehan, kemudian disesuaikan dengan bagian
perusahaan atau entitas anak atas laba atau rugi bersih dari entitas
penerima investasi, dikurangi dividen yang diterima.
3. PT BPP merupakan mitra PT DEF dalam Kerja Sama Operasi (KSO)
untuk melaksanakan kegiatan pertambangan dan produksi melalui CV
IKM sebagai pemilikik izin usaha pertambangan. KSO merupakan suatu
perjanjian kontraktual untuk mengendalikan bersama entitas KSO yang
mana setiap venturer mempunyai bagian partisipasi. Pencatatan dilakukan
berdasarkan besaran pengeluaran pada kesepakatan awal sebagai modal
kerja untuk melakukan kegiatan penambangan dan pengoperasian, akan
bertambah jika ada kenaikan kebutuhan dana operasional disebut sebagai
titipan tambahan. Selain itu, juga pada saat mendapatkan keuntungan dari
laba setelah pajak dari laporan laba rugi yang didapat. Semua biaya
maupun keuntungan ditanggung oleh setiap venturer dengan komposisi
50:50. Namun, pada saat ini kegiatan KSO ini mengalami penundaan
sehingga tidak ada transaksi pada periode 2014.
Untuk membuktikan bahwa pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan investasi yang dimiliki PT DEF telah sesuai dengan ketentuan
dalam SAK ETAP, analisis terhadap akun ini diperkuat dengan hasil dari proses
audit yang dilakukan KAP AAJ. Prosedur audit yang dilakukan antara lain:
a. Mengecek seluruh transaksi investasi selama tahun berjalan
Hal yang pertama dapat dilakukan adalah dengan melihat seluruh transaksi
investasi PT DEF melalui buku besar kemudian menguji kesesuaian
jumlah angka pada saat pencatatan dengan angka pada pelaporan
keuangan. Kemudian, jika ada transaksi penambahan pembelian maupun
penjualan investasi, auditor meminta dokumen dukungan sebagai bukti.
Sehingga dapat dilakukan vouching dari dokumentasi tersebut yang
kemudian dibuat ringkasan surat perjanjian jika ada dan dilampirkan di
working paper. Dalam tahap ini auditor mencatat koreksi di laporan
keuangan karena adanya reklasifikasi atas beberapa akun yang seharusnya
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
43
Universitas Indonesia
dicatat sebagai investasi yang akan dijabarkan di bersamaan dengan
temuan lainnya. Melalui prosedur ini tujuan audit berupa existence,
completeness, dan accuracy terpenuhi.
b. Melakukan pengecekan kembali dan rekalkulasi terhadap saldo laba rugi
investasi anak yang mengguakan equity method
Dalam kasus ini, equity method berlaku untuk seluruh entitas anak dari PT
DEF sesuai dengan aturan SAK ETAP. Untuk PT BARA dan PT BEW
belum melakukan aktivitas operasi sampai dengan saat ini sehingga tidak
adannya laporan laba rugi menyebabkan tidak adanya serap laba bagi PT
DEF. Begitu pula tidak adanya serap laba pada PT CIS disebabkan karena
untuk sementara tidak melakukan aktivitas operasi sejak Juli 2011.
Sehingga pengecekan dilakukan ulang untuk penyesuaian laba rugi atas
investasi di PT SenBW dan PT SasBW. Namun, per 31 Desember 2014
belum dilakukan penyerapan laba atas PT SenBW dan PT SasBW
sehingga dilakukan penyesuaian pada saat audit.
c. Konfirmasi jumlah investasi pada seluruh entitas anak dan entitas asosiasi
Prosedur ini juga dilakukan sama seperti piutang, mengirim blank
confirmation untuk menyamakan jumlah penanaman modal PT DEF
terhadap entitas terkait. Hanya saja perbedaan terletak pada konten yang
lebih detail dalam surat konfirmasi tersebut. Konten yang dimaksud adalah
jenis investasi apa yang dimiliki, banyaknya unit dari investasi tersebut,
nilai nominal/par dari setiap unit, nilai pasar per 31 Desember 2014, serta
informasi relevan lainnya jika ada. Hal ini juga dilakukan dengan tujuan
mengenai penyamaan pencatatan besaran pengakuan kepemilikan saham
PT DEF atas suatu entitas.
d. Melakukan vouching dari seluruh surat berharga berupa pembelian dan
penjualan investasi pada entitas anak maupun entitas asosiasi
Vouching dilakukan mengecek dokumen pendukung seperti akta rapat
sirkular saham penerima investasi mengenai struktur kepemilikan dari
transaksi penjualan ataupun pembelian suatu entitas atau bukti penerimaan
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
44
Universitas Indonesia
dan pengeluaran kas perusahaan dan membuat summary dari akta tersebut
sebagai bukti dokumentasi.
e. Melakukan vouching atas penerimaan dividen
Pada periode tahun 2014, terdapat pendapatan dividen hanya dari dua
entitas asosiasi, kemudian di vouching mengenai besaran yang diterima
dari bukti penerimaan kas PT DEF. Prosedur ini dilakukan untuk
memastikan keseusaian besaran dividen yang diterima dengan yang
diumumkan.
Pada saat melakukan prosedur audit diatas, dilakukan juga beberapa
penyesuaian atau reklasifikasi akun yang tidak sesuai selain penyesuaian antara
piutang dan investasi pada PT BEW pada sub bab sebelumnya, antara lain:
1. Perbedaan jumlah pencatatan investasi pada GPFP Ltd. dan PT SinBW
dengan surat konfirmasi
Pada saat pengembalian surat konfirmasi, nominal yang dicatat oleh GPFP
Ltd. dan PT SinBW memiliki perbedaan nominal dengan yang dicatat PT
DEF. Berdasarkan surat konfirmasi, terdapat transaksi terakhir penyertaan
modal sebanyak 80.000 saham GPFP Ltd. yang masih dicatat sebagai
pending allotment yang berarti setoran modal yang belum disahkan secara
legal sebagai modal saham. Sama halnya seperti dengan PT SinBW,
transaksi penyetoran modal saham dilakukan oleh PT DEF pada tanggal
31 Desember 2014 sehingga saham tersebut belum diakui secara legal.
Untuk itu, perlu dilakukan penyesuaian senilai pembelian saham terakhir
masing-masing perusahaan penerima investasi untuk direklasifikasi
tersebut dengan akun sebagai berikut:
2. Pencatatan serap laba rugi entitas anak dari PT DEF
Dalam melakukan pencatatan investasi yang menggunakan equity method
perlu dilakukan serap laba dari entitas anak. Namun, pada 31 Desember
2014, PT DEF belum melakukan pencatatan dikarenakan belum pastinya
Dr. Uang muka investasi - GPFP Ltd. 202,920,725
Dr. Uang muka investasi - PT SinBW 41,500,000
Cr. Investasi - GPFP Ltd. 202,920,725
Cr. Investasi - PT SinBW 41,500,000
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
45
Universitas Indonesia
besaran laba rugi entitas anak setelah diaudit. Sehingga pada saat
menjelang selesai audit baru dilakukan penyesuaian tersebut. Dari lima
entitas anak PT DEF yaitu PT CIS, PT SenBW, PT SasBW, PT BARA,
dan PT BEW, penyerapan laba rugi hanya dilakukan dari PT SenBW dan
PT SasBW yang masih aktif beroperasi pada tahun 2014. Berikut
penyesuaian yang dilakukan terhadap laba rugi investasi tersebut:
Maka, setelah dilakukan penyesuaian, penyajian investasi dalam laporan
keuangan PT DEF akan dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Investasi PT DEF Setelah Audit
Unaudited Adjustment Audited
Investasi pada Anak Perusahaan
PT CIS 7,982,553,000 -- 7,982,553,000
PT SenBW 2,195,481,012 (541,569,897) 1,653,911,115
PT SasBW 1,125,000,000 (184,866,468) 940,133,532
PT BARA 315,000,000 -- 315,000,000
PT BEW -- 247,500,000 247,500,000
Investasi pada Entitas Asosiasi
PT GBJ 7,253,703,400 -- 7,253,703,400
PT SIS 5,727,611,500 -- 5,727,611,500
PT DI 1,875,000,000 -- 1,875,000,000
PT BSW 1,350,000,000 -- 1,350,000,000
GPFP Ltd 1,080,161,798 (202,920,725) 877,241,073
PT PI 250,000,000 -- 250,000,000
PT CBJ 110,000,000 -- 110,000,000
PT TPPJ 107,514,328 -- 107,514,328
PT GBP 103,500,000 -- 103,500,000
PT SinBW 54,000,000 (41,500,000) 12,500,000
PT CL 2,500,000 -- 2,500,000
Pengendalian Bersama Operasi
PT BPP 13,357,554,567 -- 13,357,554,567
Total Investasi 42,889,579,604 42,166,222,514
Sumber: KAP AAJ (telah diolah kembali)
Dr. Rugi pada Investasi - PT SenBW 541,569,897
Dr. Rugi pada Investasi - PT SasBW 184,866,468
Cr. Investasi - PT SenBW 541,569,897
Cr. Investasi - PT SasBW 184,866,468
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
46
Universitas Indonesia
Dalam aturan SAK ETAP, tidak ditetapkan batasan kepemilikan untuk
penggolongan entitas anak atau entitas asosiasi. Hanya yang membedakan antara
entitas anak dan asosiasi adalah entitas anak merupakan investasi di mana PT
DEF memiliki pengendalian secara langsung atau tidak langusng dalam mengatur
kebijakan keuangan dan operasional sementara entitas asosiasi merupakan
investasi di mana PT DEF memiliki pengaruh signifikan untuk mengatur
kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas. Untuk pencatatan akuntansinya,
telah dilakukan sesuai dengan aturan yang mana dalam melakukan pencatatan atas
entitas asosiasi menggunakan metode biaya dan entitas anak menggunakan
metode ekuitas. Berbeda dengan aturan PSAK umum yang telah ada
penggolongan tersendiri mengenai besaran kepemilikannya beserta jenis
investasinya. Contohnya, untuk kepemilikan saham suatu entitas dibawah 20%,
dianggap sudah tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap investee, sehingga
investasi pun dicatat dengan metode ekuitas dan terdapat perbedaan persepsi
mengenai pengaruh PT DEF terhadap investee karena hampir semua entitas
asosiasi PT DEF dengan kepemilikan dibawah 20% menerapkan PSAK umum
seperti PT BSW dan PT TPPJ.
4.1.3 Ekuitas
Pada awalnya untuk modal saham, PT DEF berdiri dengan kepemilikan
perseorangan, dimana seluruh kepemilikan dimiliki oleh kakak beradik anak dari
salah satu pengusaha ternama di Indonesia.
Tabel 4.8 Struktur Kepemilikan PT DEF 2013
Pemegang Saham Total Saham Persentase
Kepemilikan (%)
Total Modal
Disetor
X Pte. Ltd. 15,736,000 48.50 7,868,000,000
A 5,013,000 15.45 2,506,500,000
B 5,013,000 15.45 2,506,500,000
C 5,013,000 15.45 2,506,500,000
D 1,671,000 5.15 835,500
Total 32,446,000 100.00 16,223,000,000
Sumber: KAP AAJ (telah diolah kembali)
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
47
Universitas Indonesia
Namun, pada tahun 2013 perusahaan mendapatkan persetujuan dari
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengenai perubahan status
perusahaan menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) yang kemudian di tahun
yang sama terdapat setoran modal pemegang saham baru yang telah disetujui para
direksi yang berasal dari negeri asing. Berikut susunan kepemilikan modal saham
PT DEF pada tahun 2013 pada Tabel 4.8.
Melalui Tabel 4.8, per tahun 2013 terlihat bahwa hampir setengah
kepemilikan PT DEF dimiliki oleh X Pte. Ltd. yang merupakan perusahaan
holding di Singapura. Pte. Ltd. sendiri adalah bentuk kepanjangan dari “private
limited” yang dimaksud dengan jenis perusahaan swasta dengan saham terbatas
dan terdaftar melalui Accounting and Corporate Regulatory Authority (ACRA).
ACRA merupakan badan regulator nasional untuk entitas bisnis dan akuntan
publik di Singapura yang juga berperan sebagai fasilitator dalam pengembangan
entitas bisnis dan profesi akuntan publik. Sehingga, dapat diketahui bahwa X Pte.
Ltd. merupakan jenis perusahaan tertutup dan berarti tidak memiliki
pertanggungjawaban publik. Entitas di Singapura juga memiliki standar akuntansi
sendiri seperti PSAK di Indonesia yang disebut juga Singapore Financial
Reporting Standard yang juga mengadopsi full IFRS sebagai acuannya.
Berdasarkan rapat sirkular pemegang saham pada selama tahun berjalan,
para pemegang saham mendapatkan penjelasan dari Direksi Perseroan mengenai
keadaan keuangan dan prospek usaha PT DEF bahwa PT DEF memerlukan
tambahan modal dalam mengembangkan rencana kegiatan pengembangan usaha
sebagaimana yang telah dielaskan kepada para pemegang saham, dan
mengusulkan untuk melakukan penambahan modal kerja. Oleh karena itu, para
pemegang saham bersepakat untuk meningkatkan modal ditempatkan dan
mengeluarkan saham-saham baru perusahaan serta memberikan pinjaman atau
hutang yang dapat dikonversi dengan saham-saham baru yang akan dikeluarkan
perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut dalam melunasi hutang jangka
panjang pada suatu bank, PT DEF membayar hutang tersebut dengan
mendapatkan pinjaman dari Y Ltd. yang merupakan sebuah perusahaan yang
terletak di Singapura juga. Pinjaman yang diterima dari Y Ltd. tersebut sebagian
dicatat sebagai hutang, namun sebagian lagi dikonversikan sebagai penerbitan
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
48
Universitas Indonesia
saham baru. Selain itu, para pemegang saham yang lain juga menambahkan
setoran uang modal untuk membantu ekspansi perusahaan, sehingga penyajian
berdasarkan hasil rapat sirkular terakhir pada tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel
4.9.
Tabel 4.9 Struktur Kepemilikan PT DEF 2014 (Setelah Adanya Uang Muka
Setoran Modal)
Pemegang Saham Total Saham Persentase
Kepemilikan (%)
Total Modal
Disetor
X Pte. Ltd. 15,736,000 26.93 7,868,000,000
Y Ltd 12,711,600 21.76 6,355,800,000
A 8,997,300 15.40 4,498,650,000
B 8,997,300 15.40 4,498,650,000
C 8,997,300 15.40 4,498,650,000
D 2,999,100 5.15 1,499,550,000
Total 58,438,600 100.00 29,219,300,000
Sumber:KAP AAJ (telah diolah kembali)
Namun, penambahan modal yang terjadi pada transaksi 2014 masih dicatat
sebagai uang muka setoran modal karena belum disahkannya secara legal untuk
akta notaris dalam meresmikan Y Ltd. sebagai pemegang saham sehingga
nantinya dilakukan penyesuaian terhadap transaksi tersebut untuk diakui sebagai
utang dan dianggap sebagai pihak ketiga.
Adapun kebenaran penyajian akun ekuitas PT DEF dapat dibuktikan melalui
proses audit seperti:
a. Konfirmasi jumlah modal saham pada pemilik saham
Prosedur awal yang dapat dilakukan penulis pada saat fieldwork audit atas
akun ekuitas adalah melakukan verifikasi terhadap jumlah saham yang
dimiliki para pemilik saham. Caranya adalah dengan mengirimkan surat
konfirmasi pada seluruh pemilik saham PT DEF, yaitu X Pte. Ltd., A, B,
C, dan D, untuk memastikan bahwa saldo yang dicatat oleh pemilik saham
sama dengan yang tercatat oleh PT DEF. Jenis surat konfirmasi yang
dikirimkan juga mirip dengan format blank confirmation untuk konfirmasi
investasi dengan isi seperti jumlah saham yang dimiliki, nilai nominal
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
49
Universitas Indonesia
saham, persentase dari investasi dan junlah penerimaan dividen pada tahun
2014.
b. Melakukan rekalkulasi terhadap saldo laba ditahan
Perhitungan ini dilakukan untuk melihat kesesuaian antara saldo akhir
tahun 2013 dengan saldo awal tahun 2014 dan memastikan jika ada selisih
karena adanya kemungkinan ada adjustment dari tahun sebelumnya yang
belum dicatat.
c. Membuat summary dari setiap pernyataan keputusan sirkular pemegang
saham PT DEF
Hal ini perlu dilakukan sebagai bukti dokumentasi untuk informasi audit
seperti rincian kepemilikan saham jika ada penambahan dan pengurangan
modal ataupun pergantian kepemilikan saham.
Prosedur yang dilakukan menjadi lebih sedikit dikarenakan tidak adanya
akun dividen karena tidak ada pembayaran dividen pada periode berjalan. Setelah
dilakukan prosedur audit tersebut, menunjukkan bahwa penyajian saldo dalam
setiap akun di neraca juga sudah dicantumkan dalam nilai wajar, namun untuk
uang muka setoran modal yang belum disahkan secara legal sebagai komposisi
pemegang saham yang baru, belum bisa diakui sebagi ekuitas, sehingga dilakukan
penyesuaian untuk akun tersebut diakui sebagai utang terhadap pihak terkait
terlebih dahulu sebelum diakui secara legal. Adjustment yang dilakukan dapat
berupa sebagai berikut:
Sesuai dengan aturan SAK ETAP, pencatatan ekuitas untuk badan usaha
berbentuk PT seperti PT DEF terdiri dari modal saham biasa, tambahan modal
disetor yang terdiri dari agio saham perusahaan, serta saldo laba. Dalam tahun
berjalan, tidak ada dividen yang dibagikan oleh PT DEF karena kondisi entitas
yang masih ada dalam posisi merugi. Sehingga penyajian ekuitas dalam laporan
keuangan PT DEF dapat dilihat pada Tabel 4.10 Neraca PT DEF 2014.
Dr. Uang Muka Setoran Modal 21,788,260,000
Cr. Utang A 2,341,650,000
Cr. Utang B 2,341,650,000
Cr. Utang C 2,341,650,000
Cr. Utang D 780,550,000
Cr. Utang Y Ltd. 13,982,760,000
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
50
Universitas Indonesia
4.2 Analisis Kesesuaian Format Penyajian Laporan Keuangan PT DEF
Dengan Aturan SAK ETAP
Jika disesuaikan dengan aturan penyajian laporan keuangan yang lengkap
secara aturan yang ada pada Bab 3 SAK ETAP, PT DEF telah menyajikan sesuai
dengan aturan. Penyajian laporan keuangan PT DEF meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan. Namun, pada sub bab ini akan dibahas seluruh konten dari laporan
keuangan perusahaan kecuali catatan atas laporan keuangan.
4.2.1 Neraca
Penyajian neraca dalam laporan keuangan PT DEF dapat dilihat pada
Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Neraca PT DEF 2014
2014 2013
Rp Rp
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 1,102,964,242
2,188,297,715
Piutang Usaha
Pihak Ketiga 239,826,590
69,076,590
Piutang Lainnya
Pihak Berelasi 18,202,508,290
9,405,985,764
Pihak Ketiga 15,896,916,363
9,822,525,243
Persediaan 2,972,463
12,111,499
Pajak Dibayar di Muka 305,955,610
387,869,036
Uang Muka 5,230,289,725
--
Biaya Dibayar di Muka 75,019,605
43,390,888
Total Aset Lancar 41,056,452,887
21,929,256,734
ASET TIDAK LANCAR
Investasi 42,166,222,514
42,363,784,503
Aset Tetap 10,503,215,452
3,963,803,732
Aset Tidak Lancar Lainnya 813,649,581
1,012,751,694
Total Aset Tidak Lancar 53,483,087,546
47,340,339,929
TOTAL ASET 94,539,540,433
69,269,596,663
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
51
Universitas Indonesia
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Bank Jangka Pendek --
31,779,000,000
Utang Usaha - Pihak Ketiga -- 15,690,807
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek
Pihak Berelasi 7,805,500,000 --
Pihak Ketiga 13,993,497,500 111,424,885
Utang Pajak 15,085,077 24,998,676
Beban Akrual 2,504,754 770,403,376
Bagian Lancar Liabilitas Jangka Panjang
Utang Pembiayaan Konsumen 151,967,310 --
Utang Bank 410,725,312 --
Total Liabilitas Lancar 22,379,279,952 32,701,517,843
LIABILITAS TIDAK LANCAR
Liabilitas Jangka Panjang - Setelah dikurangi
bagian Jatuh Tempo dalam 1 Tahun
Utang Pembiayaan Konsumen 325,147,534 --
Utang Bank 6,740,591,500 --
Liabilitas Keuangan Jangka Panjang
Pihak Berelasi 22,034,000,174 9,013,965,545
Pihak Ketiga 17,796,240,000 --
Estimasi Liabilitas Imbalan Kerja 203,355,000 104,103,000
Total Liabilitas Tidak Lancar 47,099,334,207 9,118,068,545
Total Liabilitas 69,478,614,159 41,819,586,388
EKUITAS
Modal Saham - Nilai Nominal Rp 1.000 per
Saham
Modal Dasar - 80.000.000 dan 8.000.000
Saham
Per 31 Desember 2014 dan 2013
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh -
32.446.000
Per 31 Desember 2014 dan 2013 16,223,000,000
16,223,000,000
Tambahan Modal Disetor 17,032,000,000 17,032,000,000
Saldo Defisit (8,194,073,726) (5,804,989,725)
Total Ekuitas 25,060,926,274 27,450,010,275
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 94,539,540,433 69,269,596,663
Sumber: Laporan Keuangan PT DEF (telah diolah kembali)
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
52
Universitas Indonesia
Sebelumnya, telah disebutkan bahwa dalam membuat neraca dalam
laporan keuangan, ada beberapa minimal pos yang harus dicakup dan disajikan
dalam suatu neraca:
Tabel 4.11 Pos Dalam Neraca PT DEF
Kas dan setara kas Ada Terdiri dari uang yang dimiliki
perusahaan di tangan dan yang
berada di bank
Piutang usaha dan lainnya Ada Berupa piutang yang berkaitan
dengan usaha perusahaan kepada
pihak berelasi maupun pihak ketiga,
dan pinjaman pihak berelasi
Persediaan Ada Berupa material untuk maintenance
mesin sebagai perlengkapan untuk
digunakan dalam proses produksi
atau pemberian jasa
Properti investasi Tidak ada
Aset tetap Ada Terdiri dari bangunan, kendaraan,
dan peralatan kantor
Aset tidak berwujud Tidak ada
Utang usaha dan lainnya Ada Berupa utang berkaitan usaha, bank
untuk tambahan dana operasional
perusahaan
Aset dan kewajiban pajak Ada Utang pajak terdiri dari utang PPN,
PPh 21/26, dan PPh 23/25
Kewajiban diestimasi Ada Berupa estimasi liabilitas imbalan
kerja pegawai entitas
Ekuitas Ada Terdiri dari jumlah modal saham,
tambahan modal dan laba ditahan
Berdasarkan pos-pos minimal yang terdapat di neraca, ada beberapa pos
neraca yang tidak ada pada neraca PT DEF, yaitu pos Properti Investasi dan Aset
Tidak Berwujud. Berdasarkan SAK ETAP, definisi dari Properti Investasi adalah
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
53
Universitas Indonesia
property berupa tanah atau bangunan yang dikuasai untuk menghasilkan swa atau
untuk kenaikan nilai dan tidak untuk digunakan dalam produksi. Sementara
definisi Aset Tidak Berwujud adalah aset non moneter yang tidak mempunyai
wujud fisik dan dapat diidentifikasi biasanya berupa hak paten, trademark, dll.
Dalam hal ini PT DEF tidak memiliki aset yang sesuai dengan yang didefinisikan
SAK ETAP tersebut. Investasi yang dimiliki PT DEF hanya berupa investasi pada
entitas asosiasi dan entitas anak, serta aset yang dimiliki oleh PT DEF hanya aset
tetap yang berupa bangunan, kendaraan, dan peralatan kantor. Oleh karena itu,
dengan tidak adanya kedua pos itupun bukanlah merupakan pelanggaran terhadap
dan sub jumlah lainnya disajikan seperti sesuai ketentuan bilamana itu relevan
dalam rangka pemahaman terhadap posisi keuangan entitas.
Dalam SAK ETAP, urutan dan format pos dalam neraca tidak ditentukan
mana yang wajib disajikan terlebih dahulu. Tetapi, jika dilihat neraca PT DEF,
klasifikasi aset dan kewajiban mengikuti aturan SAK ETAP seperti pada paragraf
4.5 menjadi aset lancar, aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang.
4.2.2 Laporan Laba Rugi
Pengaturan tentang penyusunan laporan laba rugi dijelaskan pada SAK
ETAP Bab 5. Dalam pengaturannya, terdapat beberapa pos minimal yang harus
disajikan suatu entitas, antara lain:
Pendapatan
Beban keuangan
Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas
Beban pajak
Laba atau rugi netto
Penyajian neraca dalam laporan keuangan PT DEF dapat dilihat pada
Tabel 4.12.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
54
Universitas Indonesia
Tabel 4.12 Laporan Laba Rugi PT DEF 2014
2014 2013
Rp Rp
PENDAPATAN 2,310,505,000 944,579,650
BEBAN POKOK PENJUALAN 2,133,024,525 410,421,982
LABA KOTOR 177,480,475 534,157,669
Beban Umum dan Administrasi (2,402,101,595) (1,499,229,438)
Pendapatan Lainnya 3,608,365,445 740,197,009
Beban Lainnya (3,772,828,327) (10,339,994,850)
LABA (RUGI) USAHA (2,389,084,001) (10,564,869,610)
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (2,389,084,001) (10,564,869,610)
BEBAN PAJAK PENGHASILAN -- --
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN (2,389,084,001) (10,564,869,610)
Sumber: Laporan Keuangan PT DEF (telah diolah kembali)
Jika dilihat dari Tabel 4.12, pos yang tidak terdapat pada Laporan Laba
Rugi PT DEF adalah pos mengenai bagian laba atau rugi yang menggunakan
metode ekuitas. Untuk pendapatan, sesuai dengan paragraf 2.36 SAK ETAP,
penghasilan yang diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi
di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Pendapatan yang diakui oleh PT DEF
dalam laporan laba rugi, adalah total dari pendapatan project dan pendapatan
trading. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Untuk analisis beban, berdasarkan
paragraf 5.6 SAK ETAP, PT DEF menggunakan fungsi beban dimana beban
dikumpulkan sesuai fungsinya. Penggunaan analisis ini dapat dilihat dari
pengungkapan biaya penjualan terpisah dari beban lainnya seperti beban umum
dan administrasi. Ketiadaan bagian laba atau rugi dari investasi yang
menggunakan metode ekuitas disebabkan oleh pencatatan laba rugi dari metode
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
55
Universitas Indonesia
ekuitas yang berakhir per tanggal 31 Desember 2014 dimasukkan sebagai beban
lainnya. Sementara ketiadaan jumlah pada pos beban pajak dikarenakan PT DEF
mengalami kerugian, sehingga tidak ada nilai objek pajak yang menjadi beban
pajak. Berdasarkan aturan, PT DEF tidak melanggar karena sama halnya dengan
neraca, SAK ETAP juga menerangkan bahwa penyajian pos, judul dan sub jumlah
lainnya pada laporan laba rugi entitas disesuaikan dengan relevansi transaksi
entitas pada periode tersebut. Melalui tabel tersebut, juga dapat dilihat mengenai
besarnya beban yang melebihi dari pendapatan PT DEF. Setelah ditelusuri, beban
yang paling besar didominasi oleh beban gaji dan biaya bunga bank. Biaya bunga
bank timbul setiap bulan yang berasal dari pinjaman PT DEF terhadap bank
ataupun pihak ketiga dari luar negeri.
4.2.3 Laporan Perubahan Ekuitas
PT DEF menyajikan laporan perubahan ekuitas perusahaan dengan
ilustrasi yang terdapat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Laporan Perubahan Ekuitas PT DEF 2014
Sumber: Laporan Keuangan PT DEF (telah diolah kembali)
Berdasarkan aturan, suatu entitas yang menerapkan SAK ETAP dapat
membuat laporan laba rugi dan saldo laba untuk menggantikan laporan laba rugi
dan laporna perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba
atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalah periode lalu, dan perubahan
kebijakan akuntansi. Namun seperti dalam Tabel 4.13, PT DEF tetap membuat
Modal
Ditempatkan Tambahan Laba Total
& Disetor Modal Ditahan Ekuitas
Penuh Disetor
Rp Rp Rp Rp
SALDO PER 31 DES 2012 1,000,000,000 4,818,892,356 6,209,879,886 12,028,772,241
Setoran Modal 15,223,000,000 12,213,107,645 -- 27,436,107,645
Laba Bersih tahun berjalan -- -- (10,564,869,610) (10,564,869,610)
Cash Dividend -- -- (1,450,000,000) (1,450,000,000)
SALDO PER 31 DES 2013 16,223,000,000 17,032,000,000 (5,804,989,725) 27,450,010,276-- --
Rugi Bersih tahun berjalan -- -- (2,389,084,002) (2,389,084,002)
SALDO PER 31 DES 2014 16,223,000,000 17,032,000,000 (8,194,073,726) 25,060,926,274--
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
56
Universitas Indonesia
laporan perubahan ekuitas yang menyajikan laba atau rugi pada periode tersebut,
pendapatan atau beban yang diakui secara langsung, koreksi kesalahan terhadap
pengaruh kebijakan akuntansi, serta pembayaran dividen walaupun secara aturan
diperbolehkan menggunakan laporan laba rugi dan saldo laba.
4.2.4 Laporan Arus Kas
PT DEF menyajikan laporan arus kas perusahaan dengan ilustrasi yang
terdapat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Laporan Arus Kas PT DEF 2014
2014 2013
Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Laba (Rugi) Setelah Pajak Penghasilan (2,389,084,002) (21,129,739,220
Penyesuaian untuk:
Penyusutan 382,039,509 500,676,220
Beban Imbalan Kerja 99,252,000 208,206,000
Kerugian dari Penjualan Aset Tetap 8,948,215 --
Rugi Selisih Kurs -- 11,823,000,000
Bagian atas Entitas Bersih Asosiasi 726,436,365 109,037,977
Laba (Rugi) Operasi Sebelum
(1,172,407,913) (8,488,819,023) Perubahan Modal Kerja
Penurunan (Kenaikan) pada:
Piutang Usaha (170,750,000) 6,431,689,251
Piutang Lain-lain (6,074,391,121) 3,251,345,803
Persediaan 9,139,037 31,363,501
Pajak Dibayar di Muka 81,913,427 (64,749,094)
Uang Muka (5,261,918,442) (23,329,075)
Aset Tidak Lancar Lainnya 199,102,114 (611,449,205)
Kenaikan (Penurunan) pada:
Utang Usaha (15,690,807) (1,466,463)
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek 13,882,072,615 53,314,976
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek
Lainnya 17,796,240,000 -
Utang Pembiayaan Konsumen 477,114,843 -
Utang Pajak (9,913,599) (29,759,683)
Beban Akrual (767,898,723) 770,403,446
Arus Kas Bersih Diperoleh dari
(Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 18,972,611,432 5,562,954,446
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
57
Universitas Indonesia
Tabel 4.15 Laporan Arus Kas PT DEF 2014 (lanjutan)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI
Penambahan Penyertaan Saham
(1,898,289,138)
(1,511,676,053)
Pengurangan Penyertaan Saham 1,369,414,762 -
Penambahan Aset Tetap (6,930,399,444) (751,570,029)
Arus Kas Digunakan untuk Aktivitas
Investasi
(7,459,273,820)
(2,263,246,082)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN
Pembayaran Pinjaman Bank
(31,827,683,188)
(24,900,000,000)
Penerimaan Pinjaman Bank 7,200,000,000 --
Penambahan Modal -- 27,436,107,645
Pembayaran ke Pihak Berelasi (26,134,526,572) (7,816,196,577)
Penerimaan dari Pihak Berelasi 38,163,538,674 4,507,500,000
Pembayaran Deviden -- (1,450,000,000)
Arus Kas Bersih Diperoleh dari
(Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
(12,598,671,086)
(2,222,588,932)
KENAIKAN BERSIH
SALDO KAS DAN SETARA KAS (1,085,333,474) 1,077,119,432
SALDO KAS DAN SETARA KAS
AWAL TAHUN 2,188,297,715 1,111,178,283
SALDO KAS DAN SETARA KAS 1,102,964,242 2,188,297,715
Kas dan Setara Kas terdiri dari:
Kas 1,304,401 1,542,352
Bank 1,101,659,841 68,579,307
Deposito Berjangka -- 2,118,176,057
Jumlah
1,102,964,242
2,188,297,715
Sumber: Laporan Keuangan PT DEF (telah diolah kembali)
Berdasarkan Bab 7 SAK ETAP mengenai laporan arus kas, kegunaan dari
penyajian laporan arus kas adalah informasi mengenai perubahan historis atas kas
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
58
Universitas Indonesia
dan setara kas yang disajikan dengan mengklasifikasikan berdasarkan aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan. Menurut aturan, disyaratkan penggunaan
metode tidak langsung dalam menyusun laporan arus kas aktivitas operasi sesuai
dengan paragraf 7.7. Jika dilihat ilustrasi laporan arus kas PT DEF pada Tabel
4.14, hal ini sudah sesuai dengan penyusunan yang dilakukan oleh PT DEF
menggunakan metode tidak langsung pada aktivitas operasi. Pelaporan arus kas
dilakukan berdasarkan penyesuaian jumlah laba atau ruginya dengan transaksi
non kas, seperti penyusutan, beban imbalan kerja, kerugian dari penjualan aset
tetap, bagian keuntungan atas entitas asosiasi, serta perubahan persediaan,
piutang, dan utang usaha dari aktivitas operasi. Kemudian, untuk pelaporan arus
kas dari aktivitas investasi berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan
aruskas masa depan sesuai dengan paragraf 7.5 SAK ETAP seperti penambahan
atau pengurangan penyertaan saham untuk investasi dan adanya penambahan aset
tetap. Sesuai aturan, arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan
dibayarkan diungkapkan secara terpisah. Untuk PT DEF, dividen yang dibayarkan
diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan
sumber daya keuangan.
4.3 Penerapan Standar Akuntansi Pada PT DEF
Berdasarkan tujuannya, SAK ETAP dibentuk dengan tujuan memudahkan
pelaporan dan penyajian laporan keuangan untuk entitas kecil menengah,
khususnya untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan
dan yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum. Ini jelas diterangkan
pada ruang lingkup Bab 1 SAK ETAP yang berlaku efektif per 1 Januari 2011.
Dalam pencatatan dan pembuatan laporan keuangan, PT DEF menerapkan
SAK ETAP sebagai standar akuntansinya semenjak standar akuntansi ini
diberlakukan secara efektif pada penyusunan laporan keuangan untuk periode
yang berakhir pada tahun 1 Januari 2011. Hal ini dilakukan karena dengan
anggapan dapat memberi kemudahan untuk membantu PT DEF dalam melakukan
pencatatan. Melalui audit atas beberapa akun sebelumnya, menunjukkan bahwa
PT DEF telah melakukan pencatatan sesuai dengan aturan SAK ETAP, begitupun
dari sisi format penyajian laporan keuangannya, Berdasarkan definisi ruang
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
59
Universitas Indonesia
lingkup pada Bab 1 SAK ETAP, SAK ETAP dimaksudkan digunakan sebagai
standar akuntansi untuk perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang
signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum. Yang
dimaksudkan dengan akuntabilitas publik signifikan jika suatu entitas telah
mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pendaftaran
pada otoritas pasar modal dengan tujuan penerbitan efek di pasar modal atau
menguasai aset dalam kapasitas sebagai jaminan untuk sekelompok besar
masyarakat. Jika dikaitkan dengan definisi tersebut, PT DEF diperbolehkan atau
tidak melanggar aturan jika menggunakan SAK ETAP karena bukan merupakan
entitas publik, tidak menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk
sekelompok besar masyarakat, ataupun tidak merencanakan atau sedang
mendaftarkan untuk menjadi entitas go public selama lima tahun kedepan
sehingga dapat disimpulkan PT DEF merupakan entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas signifikan berdasarkan aturan.
Namun jika dikaji lebih dalam, terdapat kemungkinan adanya dorongan
bagi PT DEF untuk tidak menerapkan SAK ETAP sebagai standar akuntansi
perusahaan dan mengganti standar akuntansinya menjadi PSAK berbasis IFRS.
Hal ini dapat dikaji dari sisi pertanggungjawaban pelaporan keuangan perusahaan
dengan pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan PT DEF. Dalam penanaman
modal, PT DEF merupakan perusahaan dengan Penanaman Modal Asing.
Sehingga kepemilikannya, terdapat X Pte. Ltd. dan Y Ltd. saat sudah legalisasi
sebagai pemilik saham. X Pte. Ltd. merupakan perseroan terbatas yang tertutup
dan berarti tidak memiliki pertanggungjawaban publik, begitu pula Y. Perbedaan
antara X Pte. Ltd. dan Y adalah X Pte. Ltd. diketahui merupakan perusahaan
holding yang berarti merupakan perusahaan induk yang memiliki entitas anak.
Hanya saja, terbatas juga informasi mengenai X Pte. Ltd., tidak diketahuinya
standar akuntansi yang dipakai. Di Singapura, terdapat pula sejenis dengan SAK
ETAP atau IFRS for SMEs dengan sebutan SFRS for Small Entities. Namun,
perbedaan SFRS for Small Entities dengan SAK ETAP di Indonesia adalah
adanya kualifikasi sebagai entitas kecil dengan memenuhi minimal dua syarat
dibawah ini:
1. Total annual revenue tidak melebihi S$ 10.000.000
2. Total gross assets tidak melebihi S$ 10.000.000
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
60
Universitas Indonesia
3. Total karyawan tidak melebihi 50 orang
Jika ternyata X Pte. Ltd. tidak memenuhi persyaratan, maka
memungkinkan penggunaan Singapore FRS sebagai standar akuntansi yang juga
merupakan adopsi dari IFRS. Sehingga, sebagai entitas induk perlu membuat
laporan konsolidasi. Berdasarkan IAS 10 mengenai Laporan Keuangan
Konsolidasi atau seperti PSAK 65 di Indonesia dan FRS 110 di Singapura, suatu
entitas induk wajib membuat laporan konsolidasi yang merupakan penggabungan
laporan keuangan entitas induk dengan entitas anak yang didalamnya aset,
liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas disajikan sebagai suatu entitas
ekonomi tunggal kecuali entitas induk tersebut merupakan entitas investasi yang
dikecualikan dalam menyajikan membuat laporan konsolidasi karena entitas
investasi disyaratkan untuk mengukur seluruh entitas anaknya pada nilai wajar
melalui laba rugi yang diatur pada paragraf tersendiri. Dalam menyusun laporan
keuangan konsolidasi, disebutkan kewajiban menggunakan kebjiakan akuntansi
yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa, jika
tidak sama harus dilakukan penyesuaian. Penyajian laporan konsolidasi ditetapkan
ketika suatu entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain. Pengendalian juga
dapat dimiliki investor tanpa adanya hak suara mayoritas yang berarti memiliki
setengah atau kurang kepemilikan di beberapa kondisi, sehingga perlu
diperhatikan apakah X Pte. Ltd. memiliki kendali atas PT DEF. Tetapi, dengan
kepemilikan X Pte. Ltd. per akhir tahun 2014 sebesar 48.5% menunjukkan bahwa
walaupun mendominasi dibandingkan dengan pemegang saham yang lain, X Pte.
Ltd. tidak memiliki kekuasaan atas PT DEF, karena pihak lainnya seperti A, B,
dan C dengan kepemilikan masing-masing sebesar 15.45% dan D sebesar 5.15%
secara bersama-sama dapat mencegah X Pte. Ltd. untuk mengambil keputusan
terkait aktivitas entitas. Sehingga, jika X Pte. Ltd. tidak memiliki pengendalian
atas PT DEF, tidak perlu dilakukan konsolidasi antara X dan PT DEF. Begitu pula
hal yang sama setelah resminya Y Ltd. menjadi pemegang saham. Selama PT
DEF tidak dikendalikan oleh suatu perusahaan induk yang menggunakan standar
akuntansi IFRS ataupun yang berbasis IFRS terlebih lagi merupakan listed
company, atau tidak menjadi bagian dalam grup konsolidasi yang menggunakan
full IFRS karena berdasarkan aturan IFRS for SMEs disebutkan dilarang
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
61
Universitas Indonesia
menggunakan IFRS for SMEs, sehingga tidak ada kebutuhan bagi PT DEF untuk
menyamakan standar akuntansi dengan entitas induknya ataupun mengganti
standar akuntansi SAK ETAP, hanya saja dalam laporan konsolidasi tersebut
pencatatan investasi PT DEF dicatat menggunakan metode ekuitas.
Walaupun secara aturan PT DEF diperbolehkan menggunakan SAK
ETAP, akan lebih baik jika PT DEF menerapkan PSAK sebagai standar
akuntansinya karena beberapa hal yang mungkin dapat menjadi keuntungan bagi
PT DEF jika menerapkan PSAK.
Dalam penyajian neraca atau disebut laporan posisi keuangan dalam
aturan PSAK 1, perbedaan dalam menerapkan SAK ETAP dan PSAK adalah
jumlah minimal pos yang disajikan dalam neraca dan banyaknya metode
pengukuran dalam akun-akun tertentu tidak seperti SAK ETAP yang hanya
mengenal metode biaya dan ekuitas. Dengan menggunakan PSAK umum,
pencatatan banyak dilakukan dengan menggunakan fair value, nilai realisasi
bersih ataupun nilai kini, yang lebih menunjukkan aset ataupun liabilitas entitas
pada saat ini, tidak seperti SAK ETAP karena mengutamakan kesederhanaan
pencatatan dan mengurangi professional judgment, pencatatan banyak dilakukan
menggunakan biaya historis.
Dalam penyajian laporan laba rugi, akan terlihat perbedaan jumlah
penyajian saldo laba rugi. Jika menggunakan PSAK Umum, maka laporan laba
rugi yang disajikan haruslah berupa laporan laba rugi komprehensif. Yang
membedakan laporan laba rugi biasa dengan laporan laba rugi komprehensif
adalah selain adanya komponen laba rugi, terdapat komponen pendapatan
komprehensif lain. Pendapatan komprehensif lain tersebut terdiri dari perubahan
dalam revaluasi aset tetap dan aset tidak berwujud, dampak dari translasi laporan
keuangan, serta perubahan nilai investasi available for sales yang biasanya
merupakan kepemilikan saham entitas lain dibawah 20%.
Dalam penyajian laporan arus kas, dalam PSAK 2 disebutkan penyajian
laporan arus kas dapat disajikan dengan dua metode yakni metode langsung dan
tidak langsung. Dengan menggunakan metode langsung, memiliki informasi yang
lebih berguna bagi para stakeholders karena dengan menununjukkan arus kas
operasi melalui penerimaan dan pembayaran kas dapat menjelaskan kemampuan
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
62
Universitas Indonesia
perusahaan yang memadai untuk membayar utang, membiayai kembali kegiatan
operasi, dan membayar dividen ke pemegang saham.
Melalui hal-hal tersebut, dapat mendorong PT DEF untuk merubah standar
akuntansi keuangan entitas menjadi PSAK Umum. Terlebih lagi PT DEF yang
merupakan perusahaan holding, walaupun entitas anak walaupun saat ini yang
beroperasi hanya dua entitas, dianggap lebih relevan dapat memberikan informasi
yang lebih akurat karena melalui penyajian neraca dengan pos yang lebih detail,
laporan laba rugi komprehensif, penggunaan laporan arus kas metode langsung,
dan catatan atas laporan keuangan yang lebih lengkap dapat membantu PT DEF
dalam menyajikan laporan keuangan yang lebih berkualitas, yang dapat
menggambarkan dengan jelas kondisi perusahaan untuk dipertanggungjawabkan
kepada para stakeholders seperti pemegang saham ataupun kreditur. Sebagai
contoh, pengauditan PT DEF oleh auditor dikarenakan sebagai salah satu syarat
sebagai pertanggungjawaban kepada bank yang meminjamkan dana pada PT DEF
untuk menunjukkan kemampuan PT DEF dalam membayar pinjaman. Dan hal
tersebut akan lebih tercerminkan dan dapat diandalkan dengan menyajikan
laporan keuangan menggunakan PSAK Umum.
Kelayakan PT DEF dalam menerapkan SAK ETAP hanya sebagai suatu
contoh yang dapat menjadi masukan bagi regulator dalam mengatur batasan
mengenai penggunaan standar ini karena dapat menimbulkan kerancuan dan
pemanfaatan entitas untuk pencatatan yang lebih sederahana dan tidak
memerlukan banyak biaya. Jika SAK ETAP mengacu pada IFRS for SMEs,
disebutkan bahwa IFRS for SMEs tersedia bagi wilayah hukum apapun untuk
diadopsi, dan tergantung kebijakannya dalam menentukan entitas apa yang
menggunakan standar tersebut, selama entitas tersebut bukan merupakan listed
companies atau financial institutions. Melalui ruang lingkup yang terdapat pada
aturan SAK ETAP juga mengacu pada IFRS for SMEs bahwa standar akuntansi
tersebut digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik, berbeda dengan
Singapura yang memiliki karakteristik dalam membatasi perusahaan kecil
menengah.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
63
BAB 5
KESIMPULAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Piutang dan investasi merupakan aset dengan proporsi yang besar dalam
neraca PT DEF. Sementara melalui akun ekuitas, dapat diketahui mengenai
kepada siapa bentuk pertanggungjawaban laporan keuangan PT DEF melaui
kepemilikannya. Sehingga, audit terhadap beberapa akun yaitu piutang, investasi,
dan ekuitas dianggap dapat menjadi representatif dalam menyimpulkan bahwa PT
DEF telah menyajikan saldo dalam laporan keuangan secara wajar dan bebas dari
salah saji yang material melalui prosedur audit yang telah dilakukan tim audit
KAP AAJ dan juga berarti telah melakukan pencatatan sesuai dengan aturan SAK
ETAP.
Setelah penyajian saldo dalam neraca PT DEF telah dianggap dilakukan
secara wajar, begitu pun dengan penerapan aturan format laporan keuangan PT
DEF. Mulai dari neraca dan laporan laba rugi yang telah menyajikan minimal pos
yang harus ada, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas yang hanya
diperbolehkan menggunakan metode tidak langsung juga telah disajikan
menyesuaikan aturan pada SAK ETAP.
Kebijakan dalam perusahaan untuk menggunakan SAK ETAP sebagai
standar akuntansi secara ruang lingkup pada SAK ETAP sudah sesuai dengan
aturan karena PT DEF bukan merupakan perusahaan dengan akuntabilitas publik
yang signifikan. Selain itu, dari bentuk pertanggungjawaban PT DEF selama hak
mayoritas tidak dimiliki oleh perusahaan baik asing ataupun tidak yang
merupakan perusahaan induk, dan sampai saat ini secara mayoritas dimiliki oleh
perseorangan, tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian kebijakan standar
akuntansi perusahaan. Juga tidak terdapat pertanggungjawaban terhadap pihak
berelasi yang merupakan perusahaan terbuka. Namun, jika disesuaikan dengan
kondisi PT DEF saat ini, akan lebih baik jika PT DEF mengganti standar
akuntansi perusahaan menjadi PSAK umum karena lebih menggambarkan nilai
perusahaan saat ini sebagai pertanggungjawaban pada pemegang saham ataupun
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
64
Universitas Indonesia
kreditur untuk merepresentasikan memadainya PT DEF dalam membayar
pinjaman. Hal ini juga dapat menjadi masukan bagi regulator untuk membuat
batasan atau karakteristik yang lebih mendalam mengenai ruang lingkup entitas
yang menggunak SAK ETAP.
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk PT DEF
Saat ini perusahaan menggunakan kebijakan penggunaan SAK ETAP
sebagai standar akuntasi perusahaan. Alasan utama perusahaan menggunakan
standar kebijakan ini adalah untuk memudahkan pencatatan laporan keuangan PT
DEF. Namun, awal tujuan SAK ETAP ini dibuat adalah untuk membantu sistem
pencatatan dari perusahaan kecil, terutama UKM agar dapat menggunakan
laporan keuangan tersebut untuk mendapatkan dana dalam mengembangkan
usahanya karena umumnya untuk melakukan pinjaman ke bank harus sesuai
dengan aturan akuntansi yang berlaku. Oleh sebab itu, penulis berpendapat bahwa
akan lebih baik apabila perusahaan menerapkan PSAK Umum karena dianggap
kegiatan perusahaan juga dinilai sudah cukup memiliki kompleksitas dan juga PT
DEF bukan merupakan UKM. Terlebih jika dilihat dari kegiatan transaksi dengan
pihak ketiga,Dari sisi pemegang saham, jika pemegang saham secara mayoritas
dipegang oleh perusahaan asing dengan asumsi menerapkan standar akuntansi
adopsi IFRS kemungkinan dapat mendorong PT DEF untuk mengganti standar
akuntansi menggunakan PSAK Umum karena pemegang saham tersebut harus
melakukan serap laba akibat pencatatan investasinya yang menggunakan metode
ekuitas. Sementara, salah satu perbedaan besar dalam SAK ETAP dan PSAK
Umum terletak pada penyajian laporan laba ruginya dimana PSAK Umum
menggunakan laporan laba rugi komprehensif sehingga dapat terjadi perbedaan
jumlah penyerapan laba atau rugi yang dicatat.
5.2.2 Saran untuk KAP AAJ
Menurut penulis, beban tanggung jawab yang dimiliki setiap peserta
magang cukup besar. Sebenarnya, ini merupakan peluang yang sangat baik untuk
belajar bagi yang mengikuti program magang. Namun, terkadang komposisi
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
65
Universitas Indonesia
sumber daya yang dipergunakan pada saat audit lapangan sangat sedikit,
seringkali anak magang memiliki pendampingan yang kurang dari senior dan
kemungkinan dapat menghambat proses audit karena belum terlalu menguasai
setiap prosedur audit yang ada. Sehingga, akan lebih baik jika senior benar-benar
memerhatikan setiap prosedur audit yang dilakukan anak magang dan dilakukan
evaluasi secara berkala.
5.2.3 Saran untuk Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia
Melalui program magang di kantor akuntan publik, penulis merasa
mendapatkan pengalaman dan ilmu yang sangat berkaitan dengan apa yang
dipelajari pada saat perkuliahan. Namun, penulis merasa akan lebih baik jika
memperbanyak kerjasama dengan perusahaan yang lebih variatif dalam
pelaksanaan program magang sehingga dapat memudahkan mahasiswa untuk
mengambil pilihan program magang. Selain itu, adanya penyesuaian
perkembangan teknologi dengan mata kuliah terkait. Seperti pembelajaran
mengenai lab manual audit menggunakan komputer mengenai pengerjaan working
paper, tidak secara manual karena penulis merasa sangat berbeda dengan contoh
prosedur yang dialami saat magang.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015
66
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Mark S. Beasley, Randal J. Elder, dan Amir Abadi Jusuf. (2009).
Auditing and Assurance Services, an Integrated Approach – Indonesian
Adaptation. Singapore: Prentice Hall.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Jakarta: IAI.
International Accounting Standards Board. (2009). The International Financial
Reporting Standard for Small and Medium-sized Entities (IFRS for SMEs).
London: IASB.
Martani, Dwi. (2013). SAK ETAP. Depok.
RSM International. (2014). RSM Audit Manual version 2014.1.
Sartika, Puspa Rani. (2014). Analisis Penerapan SAK ETAP Pada PT PRS.
Depok: Universitas Indonesia.
Ulfah, Putri Athirah. (2013). Penerapan SAK ETAP Pada Koperasi X. Depok:
Universitas Indonesia.
Audit atas..., Ghaisani Katya, FEB UI, 2015