Audit

27
PENGAUDITAN II “PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PERSEDIAAN DAN SALDO GAJI DAN UPAH” Oleh: Kelompok 6 Ratna Alifia 1106305023 Ni Made Wiwik Menawati 1106305024 Frensisca Citra Dewi 1106305054 Gusti Ayu Made Sari Dewi 1106305034

Transcript of Audit

Page 1: Audit

PENGAUDITAN II

“PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PERSEDIAAN DAN

SALDO GAJI DAN UPAH”

Oleh:

Kelompok 6

Ratna Alifia 1106305023

Ni Made Wiwik Menawati 1106305024

Frensisca Citra Dewi 1106305054

Gusti Ayu Made Sari Dewi 1106305034

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2013

Page 2: Audit

1. Penentuan Risiko Deteksi

1) Penentuan Risiko Deteksi atas Saldo Persediaan

Penetapan risiko pengendalian yang relevan didasarkan pada kelompok

transaksi yang mempengaruhi rekening persediaan tertentu, yang akan disajikan

dalam tabel berikut.

Rekening

Persediaan

Kelompok Transaksi yang Menyebabkan

Rekening Bertambah Rekening Berkurang

Persediaan

Barang Dagangan

Pembelian Penjualan

Bahan Baku Pembelian Transaksi manufaktur yang

mentransfer biaya bahan baku ke

produksi

Barang dalam

Proses

Transaksi-transaksi manufaktur

yang mentransfer biaya bahan

baku, tenaga kerja, dan

overhead

Transaksi-transaksi manufaktur

yang mentransfer biaya-biaya ke

barang dalam proses lain atau ke

barang jadi

Barang Jadi Transaksi-transaksi manufaktur

yang mentransfer harga pokok

produksi selesai ke barang jadi

Penjualan

Dalam menetapkan risiko pengendalian untuk asersi keberadaan atau

keterjadian untuk persediaan barang dagangan, auditor harus mempertimbangkan

penetapan yang dilakukan untuk asersi keberadaan atau keterjadian atas transaksi

pembelian yang telah menyebabkan bertambahnya saldo persediaan, dan asersi

kelengkapan untuk transaksi penjualan yang telah menyebabkan berkurangnya saldo

persediaan. Alasannya adalah apabila sejumlah penjualan tidak dicatat, maka

sejumlah persediaan sebenarnya sudah tidak ada.

Mengingat bahwa penetapan risiko bawaan dan risiko pengendalian gabungan

untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan asersi penilaian atau pengalokasian

untuk saldo rekening biasanya tinggi, maka tingkat risiko deteksi bisa diterima akan

lebih rendah untuk asersi-asersi ini daripada untuk yang lainnya. Hal ini selanjutnya

akan berpengaruh terhadap keputusan perancangan pengujian substantif, dan

perpaduan prosedur analitis dan pengujian detil.

1

Page 3: Audit

2) Penentuan Risiko Deteksi atas Saldo Gaji dan Upah

Pengujian substantif atas saldo-saldo penggajian atau pengupahan biasanya

dilakukan pada tanggal neraca atau mendekati tanggal neraca. Saldo-saldo rekening

yang tercakup dalam transaksi ini meliputi pula utang gaji, upah, komisi, bonus,

kesejahteraan pegawai, pajak penghasilan karyawan, dan rekening-rekening biaya

yang bersangkutan. Tingkat risiko deteksi yang bisa diterima untuk kebanyakan asersi

penggajian-penggajian adalah moderat atau tinggi. Sehingga pengujian substantif atas

saldo-saldo penggajian/pengupahan seringkali dibatasi hanya dengan menerapkan

prosedur analitis atas rekening-rekening biaya dan utang biaya yang bersangkutan,

serta pengujian detil terbatas. Apabila prosedur analitis menunjukkan adanya fluktuasi

tidak wajar, maka diperlukan pengujian detil lebih banyak.

2. Merancang Pengujian Substantif

1) Perancangan Pengujian Substantif atas Saldo Persediaan

Bukti yang diperoleh dari pengujian atas persediaan barang dagangan dan

persediaan barang jadi juga berkaitan dengan tujuan untuk rekening harga pokok

penjualan yang bersangkutan karena ada hubungan terbalik antara rekening-rekening.

Pengujian substantif yang mungkin dilakukan untuk asersi-asersi saldo persediaan dan

tujuan khusus audit saldo rekening yang bersangkutan disajikan dalam tabel berikut.

2

Page 4: Audit

Kategori Pengujian Substantif Tujuan Audit Saldo RekeningAT# L# HK2 NA# SU#

Prosedur-prosedur awal

1. Dapatkan pemahaman mengenai bisnis dan bidang usaha klien dan tentukan:a. Signifikansi harga pokok penjualan dan persediaan bagi perusahaan.b. Pemicu-pemicu ekonomi kunci yang berpengaruh terhadap harga pokok penjualan, laba kotor, dan kemungkinan

keusangan persediaan.c. Seberapa banyak perusahaan memiliki barang konsumsi.d. Ada tidaknya komitmen pembelian dan konsentrasi kegiatan dengan pemasok-pemasok tertentu.

2. Lakukan prosedur-prosedur awal atas saldo persediaan dan catatan-catatan yang akan diuji lebih lanjut:a. Telusur saldo awal persediaan ke kertas kerja tahun lalu.b. Review aktivitas dalam rekening persediaan dan selidiki ayat-ayat jurnal yang luar biasa jumlah atau sumbernya.c. Verifikasi jumlah-jumlah dalam catatan perpetual dan daftar persediaan serta kecocokannya dengan saldo akhir di

buku besar.

2

Prosedur-prosedur analitis

3. Lakukan prosedur analitis.a. Review pengalaman dan trend bidang usaha.b. Periksalah analisis perputaran persediaan.c. Review hubungan antara saldo persediaan dengan pembelian terakhir, produksi, dan kegiatan penjualan.d. Bandingkan saldo persediaan dengan taksiran volume penjualan.

2, 3

2, 3

2, 3

Pengujian detil transaksi

4. Pilihlah suatu sampel ayat-ayat jurnal yang dibukukan ke rekening persediaan dan cocokkanlah ayat-ayat jurnal tersebut dengan bukti pendukungnya (misalnya, faktur dari penjual, catatan biaya produksi, laporan produksi selesai, dan catatan penjualan serta retur penjualan)

5. Atas dasar suatu sampel, telusur data dari pembelian, produksi, produksi selesai, dan catatan penjualan ke rekening persediaan.

6. Ujilah pisah batas pembelian dan retur penjualan (penerimaan), perpindahan barang antar departemen produksi, dan penjualan (pengiriman).

2, 3

2, 3

2, 3

2, 3

2, 3

2, 3

2, 3

2, 3

Pengujian detil saldo

7. Observasi perhitungan fisik persediaan yang dilakukan klien.a. Tentukan waktu dan luasnya pengujian.b. Evaluasi kecukupan rencana perhitungan persediaan yang dibuat klien.c. Observasi ketelitian perhitungan yang dilakukan klien dan lakukan pengujian perhitungan.d. Periksa petunjuk adanya barang lambat laku, persediaan yang rusak, atau usang.e. Hitung semua kartu barang dan formulir berita acara yang digunakan dalam perhitungan fisik.

8. Ujilah ketelitian pencatatan dalam daftar persediaan.a. Hitung ulang penjumlahan-penjumlahan dan perkalian antara kuantitas dengan harga per unit.b. Telusur hasil uji perhitungan ke daftar persediaan.c. Cocokkan barang yang tercantum dalam daftar persediaan ke kartu perhitungan persediaan dan berita acara

2

2

2

2

2

2

1

Page 5: Audit

perhitungan fisik.d. Rekonsiliasi hasil perhitungan fisik dengan catatan perpetual dan saldo buku besar dan review ayat jurnal

penyesuaian.9. Ujilah penetapan persediaan.

a. Periksalah faktur-faktur penjual yang telah dibayar untuk pembelian persediaan.b. Periksalah ketepatan biaya tenaga kerja dan tarif overhead, biaya standar, dan disposisi selisih yang berkaitan

dengan persediaan hasil produksi.10.Konfirmasi persediaan yang disimpan di gudang yang berlokasi di luar perusahaan.11.Periksalah perjanjian konsinyasi dan kontrak-kontrak.

2 2

2

2Pengujian detil saldo: estimasi akuntansi

12.Evaluasi penetapan nilai bersih persediaan:a. Periksalah faktur-faktur penjualan setelah akhir tahun dan lakukan pengujian mana yang lebih rendah antara harga

pasar dan harga pokok.b. Bandingkan persediaan dengan katalog penjualan yang berlaku sekarang dan laporan penjualan.c. Ajukan pertanyaan mengenai persediaan lambat-laku, kelebihan, atau persediaan usang dan tentukan perlu

tidaknya menurunkan nilai persediaan.d. Evaluasi proses manajemen untuk menaksir nilai bersih bisa direalisasi dengan menggunakan pengalaman masa

lalu.e. Evaluasi nilai bersih bisa direalisasi dengan menggunakan informasi tentang:

Trend bidang usaha Trend perputaran persediaan Persediaan lambat laku tertentu

2

Prosedur diwajibkan

Observasi perhitungan fisik persediaan yang termasuk dalam tahap 7 di atas.

Penyajian dan pengungkapan

13.Bandingkan penyajian di laporan dengan prinsip akuntansi berlaku umum.a. Konfirmasi kesesuaian persediaan yang digadaikan atau dijaminkan.b. Review penyajian dan pengungkapan persediaan dalam konsep (draft) persediaan dan tentukan kesesuaiannya

dengan prinsip akuntansi berlaku umum.

2,3,4

2

Page 6: Audit

2) Perancangan Pengujian Substantif atas Saldo Gaji dan Upah

Uraian tentang pengujian substantif khusus untuk saldo-saldo penggajian atau

pengupahan adalah sebagai berikut:

a. Menghitung ulang utang-utang yang berkaitan dengan penggajian/pengupahan.

Utang gaji/upah pada akhir tahun kemungkinan besar berupa kurang saji dan

penerapan metoda pengitungannya tidak konsisten dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Auditor harus mereview perhitungan yang dibuat manajemen atau

melakukan perhitungan secara independen.

b. Mengaudit program kesejahteraan karyawan dan program pensiun.

Risiko paling besar berkaitan dengan salah saji dalam asersi penilaian atau

pengalokasian (penentuan biaya pensiun) dan asersi penyajian dan pengungkapan

(penulisan catatan kaki tentang pensiun). Auditor biasanya mempekerjakan tenaga

ahli dari luar untuk mengaudit asumsi-asumsi akturial penting yang diperlukan

untuk menentukan biaya pensiun dan proyeksi kewajiban perusahaan. Auditor

juga harus menilai kewajiban estimasi-estimasi akuntansi yang penting, dan

tingkat bunga yang digunakan untuk menentukan proyeksi kewajiban di masa

datang. Hal ini biasanya menyangkut pengauditan tingkat bunga jangka panjang

yang diterima dari aktiva-aktiva yang bersangkutan dengan program, serta

mengevaluasi return jangka panjang yang dilaporkan oleh perusahaan-perusahaan

lain yang bergerak dalam bidang usaha yang sama.

c. Mengaudit opsi saham.

Auditor harus menentukan metode kompensasi insentif (penggunaan insentif opsi

saham dan hak lebih dahulu untuk membeli saham/stock appreciation rights) yang

digunakan klien dan membaca kontrak yang mendasarinya untuk mengidentifikasi

hal-hal penting yang berkaitan dengan program kompensasi insentif. Kemudian

auditor mengevaluasi dengan cermat ketepatan penerapan prinsip akuntansi

dalam, konteks ketentuan-ketentuan pada perjanjian. Auditor harus mengaudit

model penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai wajar opsi saham. Pada

waktu mengevaluasi kewajaran penyajian di laporan keuangan, auditor harus

mengevaluasi asumsi-asumsi yang meliputi risk-free-rate, taksiran umur opsi,

taksiran volatilitas saham, dan taksiran dividen. Auditor juga harus mengevaluasi

kewajaran penyajian pengungkapan termasuk penjelasan umum tentang program

dan jumlah serta rata-rata tertimbang harga opsi yang ada pada awal tahun dan

akhir tahun, serta informasi opsi lainnya.

1

Page 7: Audit

d. Melakukan verifikasi atas kompensasi kepada para pejabat perusahaan.

Verifikasi merupakan hal yang amat penting karena: (1) pengungkapan terpisah

tentang kompensasi kepada para pejabat perusahaan dalam perusahaan-perusahaan

publik diharuskan dalam laporan ke Bapepam, dan (2) para pejabat perusahaan

bisa melanggar pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi saham, dan berbagai

bentuk kompensasi lain dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang telah

ditetapkan perusahaan. Pengujian ini berkaitan dengan semua kategori asersi.

3. Prosedur Awal

Prosedur awal yang penting adalah mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan

bidang industry klien untuk merancang lingkup penilaian prosedur analitis dan pengujian

detail. Apabila klien merupakan perusahaan manufaktur, maka auditor harus mengetahui

komposisi biaya tetap dan biaya variabel dalam proses produksi. Apabila produksi

bersifat padat modal, maka dibutuhkan tingkat aktivitas yang tinggi. Bila klien adalah

perusahaan pengecer, maka perlu diketahui sumber pasokan barang dagangan dan peran

klien dalam pendistribusian barang-barang tersebut. Auditor juga harus memahami

perdagangan konsinyasi, baik dalam hal klien bertindak sebagai consignor maupun

sebagai consignee.

Dalam menelusur saldo-saldo rekening persediaan awal ke kertas kerja tahun lalu,

auditor harus yakin bahwa penyesuaian audit yang diusulkan auditor dalam audit tahun

lalu telah dibukukan dan dengan demikian telah tercermin dalam saldo awal tersebut.

Ayat-ayat jurnal yang dibukukan ke rekening persediaan selama tahun yang diperiksa

harus diperiksa secara sepintas (scanning) untuk melihat kemungkinan adanya

pendebatan atau pengkreditan yang luar biasa jumlahnya.

4. Prosedur Analitis

Review pengalaman bidang usaha dan trend bidang usaha diperlukan untuk

membuat perkiraan-perkiraan yang akan digunakan dalam mengevaluasi data analitis

klien. Review tentang hubungan antara persediaan dengan pembelian terakhir, produksi,

dan aktivitas penjualan juga akan membantu auditor dalam memahami tingkat

persediaan. Mengingat adanya hubungan terbalik antara persediaan dengan harga pokok

penjualan, maka prosedur ini juga bisa menjadi bukti yang berguna dalam menentukan

kelayakan asersi-asersi manajemen untuk kedua rekening tersebut. Auditor juga perlu

2

Page 8: Audit

memahami dan mengevaluasi komposisi biaya produksi tetap dan biaya produksi

variabel, serta hubungan antar biaya, volume, dan laba kotor.

5. Prosedur Rincian Transaksi

Pengujian ini meliputi prosedur pencocokan dengan bukti pendukung dan

penelusuran untuk mendapatkan bukti tentang pengolahan transaksi-trasaksi individual

yang berpengaruh terhadap saldo persediaan.

1) Pengujian Ayat-ayat Jurnal yang Dibukukan ke Rekening Persediaan

Sebagian atau seluruh pengujian ini bisa dilakukan sebagai bagian dari

pengujian dengan tujuan ganda selama periode interim. Contoh pencocokan ayat-ayat

jurnal yang dibukukan ke rekening persediaan dengan bukti pendukungnya meliputi

pencocokan ke dokumen tentang:

a. Pendebetan dalam rekening persediaan barang dagangan atau persediaan bahan

baku ke faktur dari penjual, laporan penerimaan barang, dan order pembelian.

b. Pendebetan pada rekening barang dalam proses atau persediaan barang jadi ke

catatan biaya produksi dan laporan produksi.

c. Pengkreditan dalam persediaan barang dagangan dan persediaan barang jadi ke

dokumen-dokumen dan catatan penjualan.

d. Pengkreditan dalam persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi ke catatan

biaya produksi dan laporan produksi.

Pencocokan ke dokumen pendukung atas ayat jurnal yang menyebabkan

bertambahnya saldo persediaan akan memberi bukti tentang keberadaan dan penilaian

persediaan pada saat transaksi terjadi. Penelusuran dan pencocokan ke dokumen juga

memberi bukti tentang asersi hak dan kewajiban (pemilikan) persediaan.

2) Pengujian Pisah Batas Transaksi Pembelian, Produksi, dan Penjualan

Dalam perusahaan manufaktur, harus ditentukan bahwa jurnal-jurnal untuk

transfer harga pokok telah dicatat pada periode akuntansi yang tepat untuk

pemindahan antara: (1) gudang dan departemen produksi, (2) suatu departemen

produksi dengan departemen produksi lainnya, dan (3) departemen produksi dan

barang jadi.

Dalam setiap hal diatas, auditor harus memastikan melalui inspeksi atas

dokumen dan observasi fisik bahwa kertas-kertas kerja pisah batas dan pisah batas

fisik untuk perhitungan fisik persediaan terkoordinasi dengan baik. Bukti yang

3

Page 9: Audit

diperoleh dari pengujian pisah batas berkaitan dengan asersi-asersi keberadaan atau

keterjadian dan kelengkapan persediaan.

6. Prosedur Rincian Saldo

Pengujian ini digunakan sangat ekstensif dalam pengauditan persediaan, terutama

karena adanya prosedur yang harus dilakukan berupa observasi atas perhitungan fisik

persediaan serta pengujian yang bersangkutan.

1) Observasi Atas Perhitungan Fisik Persediaan yang Dilakukan Klien

Observasi persediaan harus dilakukan apabila persediaan dalam laporan

keuangan perusahaan yang diaudit cukup material, dan apabila hal tersebut praktis

serta beralasan. Dalam melakukan prosedur pengauditan ini, klien bertanggung jawab

untuk melaksanakan perhitungan fisik persediaan. Dari pengujian substantif ini

auditor memperoleh pengetahuan langsung tentang efektivitas perhitungan fisik yang

dilakukan klien, dan mengukur seberapa jauh hal itu bisa diandalkan untuk asersi

manajemen yang berkaitan dengan kuantitas dan kondisi persediaan. Dalam hal

tertentu, kadang-kadang dibutuhkan spesialis dari luar yang disewa klien untuk

melakukan perhitungan fisik persediaan. Jika hal ini terjadi, auditor juga harus hadir

untuk mengamati perhitungan, karena dari sudut pandang pengauditan, spesialis dari

luar pada dasarnya sama dengan karyawan perusahaan.

a. Saat dan Luasnya Pengujian

Saat pengamatan persediaan tergantung pada sistem persediaan yang dianut klien

dan efektivitas pengendalian intern. Dalam sistem persediaan periodik, kuantitas

ditentukan berdasarkan perhitungan fisik, dan semua perhitungan dilakukan pada

suatu tanggal tertentu. Tanggalnya harus tanggal neraca atau mendekati tanggal

neraca, dan auditor juga harus hadir pada tanggal tersebut.

b. Perencanaan Perhitungan Fisik Persediaan

Perhitungan fisik persediaan oleh klien biasanya dilakukan berdasarkan suatu

rencana atau suatu daftar instruksi. Instruksi klien harus meliputi hal-hal berikut.

a) Nama pegawai yang bertanggung jawab mengawasi perhitungan fisik.

b) Tanggal Perhitungan.

c) Lokasi perhitungan.

d) Instruksi detil tentang bagaimana perhitungan harus dilakukan.

e) Penggunaan dan pengawasan kartu perhitungan persediaan (inventory tag) dan

formulir daftar persediaan.

4

Page 10: Audit

f) Ijin melakukan penerimaan, pengiriman, dan pemindahan barang selama

pelaksanaan perhitungan, apabila hal-hal tersebut tidak dapat dihindarkan.

g) Pemisahan atau pengidentifikasian barang yang bukan milik perusahaan.

Auditor harus mereview dan mengevaluasi rencana perhitungan fisik yang akan

dilakukan klien, sebelum perhitungan fisik dilaksanakan. Dengan tenggang waktu

yang cukup, klien akan mempunyai waktu yang cukup untuk mengadakan

penyempurnaan atas rencana perhitungan yang disarankan auditor. Kadang-kadang

auditor membantu klien dalam merancang rencana perhitungan fisik yang meliputi

pelaksaaan perhitungan dan pengamatan persediaan.

Perencanaan dimuka harus dilakukan auditor agar pengamatan persediaan dapat

dilakukan dengan efektif dan efisien. Auditor yang telah berpengalaman biasanya

bertanggungjawab untuk: (1) merencanakan prosedur, (2) menentukan kebutuhan

tenaga, (3) menunjuk anggota tim audit pada lokasi-lokasi tertentu.

2) Pelaksanaan Pengujian

Dalam mengamati persediaan, auditor harus:

a. Mencermati apakah pegawai klien telah mengikuti/menaati rencana perhitungan

yang telah ditetapkan.

b. Melihat apakah semua barang telah ditempel/digantungi kartu atau tidak ada

barang yang diberi kartu lebih dari satu.

c. Memastikan bahwa kartu perhitungan persediaan bernomor tercetak dan formulir

daftar persediaan diawasi penggunaannya.

d. Melakukan sejumlah pengujian perhitungan dan menelusuri jumlah hasil pengujian

perhitungan ke daftar persediaan.

e. Waspada terhadap kemungkinan bahwa tempat-tempat penyimpanan tidak ada

isinya atau tumpukan persediaan sebenarnya kosong didalamnya, serta

kemungkinan-kemungkinan lain semacam itu.

f. Mengamati dengan seksama ada tidaknya barang rusak atau usang.

g. Menilai kondisi umum persediaan.

h. Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan dokumen pengiriman yang terakhir

digunakan untuk memastikan bahwa barang yang diterima selama berlangsungnya

proses perhitungan telah dipisahkan.

i. Mengajukan pertanyaan mengenai ada tidaknya persediaan-persediaan yang lambat

laku.

5

Page 11: Audit

Luasnya pengujian perhitungan oleh auditor tergantung (untuk sebagian) pada

kesungguhan yang ditunjukkan pegawai-pegawai klien dalam melakukan perhitungan

fisik persediaan, sifat dan komposisi persediaan, dan efektivitas pengendalian yang

berkaitan dengan pengamanan fisik persediaan dan pemeliharaan catatan persediaan.

Biasanya auditor mengelompokkan persediaan berdasarkan nilainya. Barang-barang

bernilai tinggi dihitung semua sedangkan barang yang lainnya hanya dihitung

berdasarkan sampel. Dalam melakukan pengujian perhitungan, auditor harus mencatat

hasil perhitungannya disertai deskripsi untuk setiap jenis (nomor kode barang, satuan

pengukur, lokasi dan sebagainya).

Sebagai kesimpulan dari pengamatan persediaan, anggota tim audit yang

ditunjuk harus membuat ikhtisar persediaan keseluruhan. Ikhtisar tersebut harus

mencakup uraian mengenai: (1) penyimpangan atas rencana perhitungan fisik yang

telah dibuat klien, (2) luas pengujian perhitungan dan selisih-selisih material yang

ditemukan, dan (3) kesimpulan tentang ketelitian perhitungan dan kondisi umum

persediaan.

Apabila persediaan berjumlah material dan auditor tidak melakukan pengamatan

persediaan pada tanggal akhir tahun atau mendekati akhir tahun, SA 331.06

menyatakan bahwa:

a. Pengujian atas catatan akuntansi saja tidak cukup bagi auditor untuk memperoleh

keyakinan tentang kuantitas persediaan.

b. Selalu diperlukan oleh auditor untuk melakukan, atau mengamati, beberapa

perhitungan fisik persediaan dan menerapkan pengujian yang memadai atas

transaksi yang terkait.

Kalimat diatas tidak tegas, pengamatan (atau perhitungan) persediaan bisa

ditunda atau diundur, tetapi tidak bisa ditiadakan. Auditor harus memperoleh

sejumlah bukti fisik berkaitan dengan persediaan akhir agar sesuai dengan prinsip

akuntansi berlaku umum. Selain itu, auditor harus melakukan review atas catatan

perhitungan yang dibuat klien.

a. Perhitungan Persediaan dengan Sampling Statistik

Apabila klien menggunakan metoda statistik, SA 331.05 menyatakan bahwa

auditor harus memastikan bahwa (1) rencana sampling memiliki validitas statistik,

(2) diterapkan dengan tepat, dan (3) hasilnya (dalam arti ketepatan dan

keandalannya) cukup wajar sesuai dengan keadaannya.

6

Page 12: Audit

b. Pengamatan atas Persediaan Awal

Apabila klien telah diaudit oleh kantor akuntan publik yang lain untuk periode

(atau periode-periode yang lalu), maka prosedur pengauditan lain bisa berupa

review atas laporan auditor pendahulu dan/atau kertas kerjanya dan mereview

daftar persediaan klien untuk periode (atau periode-periode) yang lalu. Jika klien

belum pernah diaudit pada tahun-tahun sebelumnya, auditor bisa memperoleh

keyakinan audit dengan cara mereview daftar persediaan yang dihasilkan dari

perhitungan klien, menguji transaksi-transaksi persediaan tahun lalu, dan

menerapkan pengujian laba kotor atas persediaan. Namun demikian, prosedur ini

hanya tepat digunakan apabila auditor bisa memeriksa keabsahan (validitas) dan

ketepatan persediaan untuk periode yang diperiksa.

a) Pengaruh Terhadap Laporan Auditor

Apabila persediaan telah diamati (diobservasi), auditor dimungkinkan untuk

memberi pendapat wajar tanpa pengecualian dalam laporan auditnya. Hal ini

berlaku pula bila auditor telah menggunakan prosedur pengujian substantif

alternatif untuk memeriksa persediaan awalnya. Namun apabila untuk

persediaan awal tidak diperoleh bukti yang cukup atau auditor tidak dapat

melakukan pengamatan persediaan akhir, maka auditor tidak dimungkinkan

untuk menerbitkan laporan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

b) Penerapan untuk Asersi-asersi

Pengamatan atas perhitungan persediaan bisa menjadi bukti untuk berbagai

asersi. Pengujian ini merupakan sumber bukti utama mengenai keberadaan

persediaan. Selain itu, pengujian ini juga berkaitan dengan asersi-asersi berikut:

7

Page 13: Audit

Pengamatan tidak bisa menjadi bukti untuk asersi hak dan kewajiban karena barang

yang ada ditangan bisa saja merupakan barang konsinyasi yang bukan milik klien,

atau bisa juga merupakan barang yang telah diberli konsumen teetapi belum

dikirimkan oleh klien.

3) Pengujian Ketelitian Pencatatan Dalam Daftar Persediaan

Pengujian ketelitian pencatatan mencakup perhitungan ulang atas jumlah-

jumlah yang tercantum dalam daftar persediaan dan memeriksa ketelitian hasil

perkalian antara kuantitas dengan harga per unit yang biasanya dilakukan atas suatu

sampel tertentu. Untuk memastikan bahwa daftar telah secara tepat mencerminkan

hasil perhitungan, auditor menelusur hasil perhitungannya sendiri ke daftar

persediaan, dan mencocokkan setiap unsur dalam daftar ke kartu perhitungan

persediaan dan formulir perhitungan yang digunakan pada waktu dilakukan

perhitungan fisik. Hasil perhitungan fisik selanjutnya dibandingkan dengan jumlah

dalam catatan persediaan perpetual (bila memungkinkan) dan semua perbedaan

dicatat dan diselidiki serta di telusur ke ayat jurnal penyesuaian. Pengujian ini

memberi bukti tentang asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian

atau pengalokasian.

4) Pengujian Harga Persediaan

Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumen-dokumen pendukung yang

berkaitan dengan harga pokok (cost) maupun nilai pasar persediaan. Dengan

demikian, hal ini berkaitan dengan asersi penilaian atau pengalokasian. Hal ini juga

menyangkut pembuktian bahwa prosedur penetapan harga pokok telah diterapkan

secara konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya.

Konsistensi dalam penetapan harga dapat mengacu pada kertas kerja tahun lalu,

jika audit merupakan audit ulangan, dan/atau laporan keuangan tahun lalu. Tahap

pemeriksaan penetapan harga ini mencakup pula review atas harga untuk barang rusak

dan barang usang untuk memastikan bahwa barang-barang tersebut tidak dilaporkan

di laporan keuangan dengan nilai yang melebihi nilai bersih yang dapat direalisasi per

tanggal laporan. Bukti pendukung harga pokok per unit bisa berbeda-beda tergantung

pada jenis persediaan yang dimiliki perusahaan. Untuk barang-barang yang dibeli

untuk dijual kembali, digunakan atau dipakai (barang dagangan, bahan baku, dan

supplies), harga pokok harus dicocokkan ke faktur dari penjual.

5) Pengujian Harga Pokok Persediaan Hasil Produksi

8

Page 14: Audit

Sifat dan luasnya pengujian harga yang dilakukan auditor atas barang dalam

proses dan barang jadi tergantung pada keandalan catatan akuntansi biaya klien dan

metoda yang digunakan klien dalam pengumpulan biaya-biaya tersebut. Metoda harus

direview oleh auditor yang meliputi ketepatan, ketelitian dan konsistensi

penerapannya. Apabila rekening selisih menunjukkan saldo yang besar auditor harus

mempertimbangkan apakah penyajian yang wajar mengharuskan pengalokasian

secara merata ke persediaan dan harga pokok penjualan, atau hanya

membebankannya ke rekening harga pokok penjualan. Apabila asersi-asersi klien

tentang sifat persediaan menyangkut masalah teknis, auditor bisa meminta bantuan

tenaga ahli dari luar.

6) Konfirmasi Persediaan yang Berada di Gudang Luar atau Gudang Umum

Auditor harus mendapatkan bukti mengenai keberadaan persediaan yang

disimpan perusahaan di gudang umum atau gudang sewaan yang berada di luar

perusahaan dengan cara melakukan komunikasi langsung dengan penyimpan barang.

Jenis bukti ini bisa dianggap mencukupi, kecuali apabila jumlah barang yang

tersimpan di gudang luar tersebut mencerminkan bagian yang signifikan dari aktiva

lancar atau total aktiva perusahaan klien. Apabila hal ini dijumpai auditor, maka

menurut SA 331.08 auditor harus melakukan satu atau lebih prosedur berikut.

a. Menguji prosedur penyelidikan yang digunakan oleh pemilik gudang atas penjaga

gudang dan penilaian kinerja penjaga gudang.

b. Memperoleh laporan auditor independen atas prosedur pengawasan yang

digunakan oleh penjaga gudang yang berhubungan dengan penyimpanan barang

dan, jika dimungkinkan, atas tanda terima barang dari pemilik gudang sewaan yang

digadaikan oleh klien sebagai jaminan penarikan utang, atau menerapkan prosedur

alternatif di gudang untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa informasi

yang diterima dari penjaga gudang dapat diandalkan.

c. Melakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik barang, jika dapat

dilaksanakan dan beralasan.

d. Jika tanda terima barang telah digadaikan oleh klien sebagai jaminan utang, maka

auditor perlu mendapatkan konfirmasi dari kreditur yang bersangkutan mengenai

tanda terima gudang yang digadaikan tersebut (dalam bentuk pengujian, ini

dimungkinkan).

Pengujian ini juga memberi bukti tentang asersi hak dan kewajiban. Selain itu,

pengujian ini juga akan memberi bukti tentang asersi kelengkapan apabila penyimpan

9

Page 15: Audit

barang memberi konfirmasi tentang barang di tangan dalam jumlah yang lebih banyak

daripada yang tercantum dalam permintaan konfirmasi. Konfirmasi persediaan tidak

memberi bukti tentang nilai persediaan, karena menyimpan barang tidak diminta

untuk melaporkan tentang harga pokok, kondisi, ataupun nilai pasar barang yang

disimpan di gudang yang bersangkutan.

7) Pemeriksaan atas Perjanjian Konsinyasi dan Kontrak-kontrak

Auditor harus mengajukan pertanyaan kepada manajemen mengenai setiap

barang yang disimpan sebagai konsinyasi. Apabila dalam perusahaan klien terdapat

barang konsinyasi, maka perjanjian konsinyasi perlu diperiksa terutama yang

berkaitan dengan syarat-syarat dalam perjanjian. Apabila klien menitipkan barang

miliknya kepada pihak lain sebagai barang konsinyasi, auditor harus mereview

dokumen-dokumen untuk menentukan bahwa barang yang disimpan atau dititipkan

sebagai barang konsinyasi telah dimasukkan sebagai persediaan klien per tanggal

neraca.

7. Membandingkan Penyajian Laporan dengan GAAP

Dalam pelaporan persedian di laporan keuangan, persedian harus dilaporkan di

neraca dengan pengelompokan tertentu berdasarkan kelompok utama persediaan pada

perusahaan yang bersangkutan, demikian pula untuk harga pokok penjualan yang akan

dilaporkan dalam laporan laba-rugi. Selain itu dalam laporan perlu diungkapkan metoda

harga pokok yang digunakan, penjamin persediaan dalam rangka penarikan utang dan

adanya komitmen pembelian.

Bukti tentang penyajian dan pengungkapan diperoleh melalui pengujian substantif

yang telah diuraikan di atas. Bukti selanjutnya bisa diperoleh (apabila diperlukan)

melalui review atas notulen rapat dewan komisaris dan hasil pengajuan pertanyaan

kepada manajemen. Berdasarkan bukti dan pembanding antara laporan keuangan klien

dengan prinsip akuntansi berlaku umum, auditor menentukan ketepatan penyajian dan

pengungkapan.

Pengajuan pertanyaan kepada manajemen juga digunakan untuk menentukan

keberadaan kontrak-kontrak penawaran untuk pembelian barang di masa yang akan

datang. Apabila ada komitmen-komitmen semacam itu, auditor harus memeriksa

persyaratan-persyaratan dalam kontrak dan menilai ketepatan perusahaan dalam

akuntansi dan pelaporan hal tersebut. Jika terjadi kerugian material sebagai akibat

10

Page 16: Audit

komitmen pembelian, hal itu harus diakui dalam laporan keuangan dan diungkapkan

keberadaannya .

Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh melalui berbagai pengujian substantif

seperti telah diuraikan di atas, auditor akan dapat menarik kesimpulan untuk setiap

tujuan audit saldo rekening.

8. Jasa Bernilai Tambah dalam Siklus Produksi dan Jasa Personalia

1) Jasa bernilai tambah dalam siklus produksi

Banyak akuntan publik yang telah membantu klien mengembangkan sistem

persediaan just-in-time dengan menggunakan pertukaran data elektronik (EDI) untuk

berkomunikasi dengan pemasok. Selain itu, mereka juga membantu klien dalam

mengeliminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dalam proses pabrikasi.

Para akuntan publik ini secara teratur memberikan rekomendasi untuk

menyempurnakan sistem informasi yang memungkinkan manajemen memantau dan

mengendalikan penciutan persediaan dengan lebih baik, serta mencocokan kuantitas

persediaan dengan permintaan secara lebih baik.

2) Jasa bernilai tambah dalam siklus jasa personalia

Akuntan publik dapat membantu dengan:

a. Menyarankan ukuran produktivitas karyawan yang tepat

b. Mengindentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil klien untuk meningkatkan

produktivitas.

11

Page 17: Audit

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Al Haryono. 2002. Auditing (Pengauditan). Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.