Audit

13

Click here to load reader

description

Sampling audit dalam pengujian pengendalian

Transcript of Audit

Page 1: Audit

1 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

BAB X SAMPLING AUDIT DALAM

PENGUJIAN PENGENDALIAN

KONSEP-KONSEP DASAR SAMPLING AUDIT

Sampling audit yaitu penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo rekening atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo rekening atau kelompok transaksi tersebut. Sampling ini dapat ditetapkan baik dalam pengujian pengendalian maupun pengujian subtantif. Walaupun sampling tidak dapat diterapkan pada semua prosedur audit yang biasa dipakai dalam melaksanakan pengujian. Ketidakpastian dan Sampling Audit

Penentuan risiko pengendalian yang dilakukan auditor berpengaruh terhadap sifat, saat, dan luasnya prosedur pengauditan yang akan digunakan. Auditor dapat dibenarkan untuk menerima sejumlah ketidakpastian, apabila menurut pertimbangannya biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan 100% akan besar dari pada akibat sebaliknya dari kemungkinan memberikan pendapat yang keliru berdasarkan pemeriksaan hanya atas suatu sampel data. Atas dasar alasan itulah sampling banyak digunakan dalam pengauditan. Sampling audit diterapkan pada dua komponen risiko audit :

1. Risiko pengendalian

Risiko bahwa pengendalian intern tidak akan dapat mendeteksi atau mencegah salah saji material dalam asersi-asersi laporan keuangan.

2. Risiko deteksi Risiko bahwa salah saji material tidak dapat ditemukan oleh auditor.

Risiko Sampling dan Risiko Non Sampling Risiko Sampling

Risiko sampling adalah kemungkinan bahwa suatu sampling yag telah diambil dengan benar tidak mewakili populasi. Risiko sampling timbul dari kemungkinan bahwa, jika suatu pengujian atas pengendalian atau pengujian substantif terbatas pada sampel. Dua tipe risiko sampling yang bisa terjadi :

Pengujian Pengendalian 1. Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah (risk

of assessing control risk too low), yaitu risiko menentukan tingkat risiko pengendalian, berdasarkan hasil sampel, terlalu rendah dibandingkan dengan efektivitas operasi prosedur atau kebijakan struktur pengendalian yang sesungguhnya.

2. Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi (risk

of assessing control risk too high), yaitu risiko menentukan tingkat

Page 2: Audit

2 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

risiko pengendalian, berdasarkan hasil sampel, terlalu tinggi dibandingkan dengan efektivitas operasi prosedur atau kebijakan struktur pengendalian yang sesungguhnya.

Pengujian Substantif 1. Risiko keliru menerima (risk of incorrect acceptance) 2. Risiko keliru menolak (risk of incorrect rejection)

Risiko Non Sampling

Risiko non sampling meliputi semua aspek risiko audit yang tidak berkaitan dengan sampling. Sumber risiko sampling meliputi :

Kesalahan manusia Ketidaktepatan penerapan prosedur audit terhadap tujuan audit Kesalahan dalam menafsirkan hasil sampel Kesalahan karena mengandalkan pada informasi keliru yang diterima

dari pihak lain Risiko non sampling tidak bisa diukur secara matematis. Risiko Sampling Untuk Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif

Jenis Risiko Sampling Untuk Pengujian Pengendalian

Keputusan yang benar

Resiko penetapan resiko pengendalian

terlalu rendah (Audit tidak efektif)

Resiko penetapan resiko pengendalian

terlalu tinggi (Audit tidak efisien)

Keputusan yang benar

Penetapan tingkat resiko pengendalian berdasarkan

sampel

Mendukung penetapan tingkat resiko pengendalian direncanakan

Mendukung penetapan tingkat resiko pengendalian direncanakan

Cukup untuk penetapan tingkat

resiko pengendalian direncanakan

Tidak Cukup untuk penetapan tingkat

resiko pengendalian direncanakan

Keefektifan Operasi Sesungguhnya Kebijakan Atau Prosedur Struktur Pengendalian Intern Klien

Page 3: Audit

3 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

Jenis Resiko Sampling Untuk Pengujian Substantif Sampling Non Statistik Dan Sampling Statistik

Perbedaan pokok antara keduanya adalah bahwa dalam sampling statistik digunakan hokum probabilitas untuk mengendalikan risiko sampling. Pemilihan antara kedua tipe tersebut didasarkan atas pertimbangan biaya dan manfaat. Dalam sampling nonstatistik, auditor menentukan ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel sepenuhnya berdasarkan kriteria subyektif serta pengalamannya. Sampling statistik akan bermanfaat bagi auditor dalam :

Merancang sampel yang efisien Mengukur kecukupan bukti yang diperoleh Menilai hasil sampel

Keputusan yang benar

Resiko keliru menerima

(Audit tidak efektif)

Resiko keliru menolak (Audit tidak efisien)

Keputusan yang benar

Estimasi sampel tentang saldo rekening atau

kekeliruan dalam saldo

rekening

Mendukung kesimpulan bahwa saldo rekening tidak salah saji material

Mendukung kesimpulan bahwa saldo rekening salah saji material

Salah saji tidak material

Salah saji material

Saldo rekening menurut catatan klien yang ditetapkan dengan benar

Page 4: Audit

4 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

Gambar Audit Statistik Dan Nonstatistik

Menentukan ukuran sampel berdasarkan pertimbangan yang

secara implisit memasukkan faktor-faktor yang relevan

Memilih sampel yang representasi berdasarkan

pertimbangan

Menerapkan prosedur audit

Menilai hasil berdasarkan

pertimbangan

Menentukan ukuran sampel berdasarkan pertimbangan yang secara implisit memasukkan faktor-faktor yang relevan

Memilih sampel yang representasi berdasarkan

pertimbangan

Menerapkan prosedur audit

Menilai hasil secara statistik dan

pertimbangan

Mendokumentasikan kesimpulan

Nonstatistik Statistik

Semua unsur

Sampel

Menentukan tujuan

pengujian

Menentukan prosedur untuk

mencapai tujuan

Berapa banyak unsur yang harus

diberikan

Jenis sampling

Page 5: Audit

5 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

Tehnik-Tehnik Sampling Audit

Auditor bisa menggunakan sampling untuk memperoleh informasi tentang berbagai macam karakteristik populasi yang berbeda-beda. Sampel ditunjukkan untuk memperkirakan :

Tingkat deviasi (penyimpangan) Jumlah rupiah

Tehnik-tehnik sampling tersebut :

1. Sampling atribut 2. Sampling variabel

Perbedaan pokok antara kedua tehnik tersebut : Tehnik sampling Jenis pengujian Tujuan Sampling atribut Pengujian pengendalian Untuk menaksir tingkat

deviasi dari pengendalian yang telah ditetapkan dalam suatu populasi

Sampling variable Pengujian substantif Untuk menaksir jumlah total rupiah suatu populasi atau jumlah rupiah kekeliruan dalam suatu populasi

PERANCANGAN SAMPEL ATRIBUT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN

Tahapan-tahapan dalam rencana sampling statistik untuk pengujian pengendalian yaitu :

1. Menentukan tujuan audit.

Tujuan utama pengujian pengendalian adalah menevaluasi keefektifan rancangan dan pengoperasian pengendalian intern. Hasil pengujian pengendalian yang dimasukkan ke dalam rencana sampling atribut selanjutnya digunakan untuk menentukan risiko pengendalian untuk asersi-asersi saldo rekening yang bersangkutan yang dipengaruhi oleh kelompok transaksi tersebut. 2. Merumuskan populasi dan unit sampling.

Populasi adalah kelompok transaksi yang akan diuji. Auditor harus menentukan bahwa perwujudan fisik dari populasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh rencana. Perumusan populasi meliputi pertimbangan tentang homogenitas populasi dalam hubungannya dengan pengendalian yang akan diuji.

Page 6: Audit

6 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

Unit sampling adalah suatu elemen individual dalam populasi. Suatu unit sampling bisa berupa dokumen, suatu baris tertentu dalam suatu dokumen, suatu ayat dalam sebuah jurnal atau register, atau suatu record dalam suatu file computer. Unit sampling bisa mempunyai pengaruh signifikan terhadap efisiensi audit. Efisiensi akan tercapai apabila unsur dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian untuk berbagai asersi. 3. Menetapkan atribut-atribut.

Atibut adalah karakteristik dalam populasi yang akan diuji. Atribut harus diidentifikasi untuk setiap pengendalian yang diperlukan guna mengurangi risiko pengendalian atas suatu asersi. Atribut yang berkaitan dengan prosedur pengendalian yang membentuk alur bukti dokumen pelaksanaan transaksi :

Atribut Penjelasan tentang Atribut 1 Keberadaan salinan faktur penjualan beserta dokumen

pengiriman pendukung, order penjualan, dan pesanan dari pembeli.

2 Otorisasi penjualan dari pegawai bagian penjualan yang berguna.

3 Verifikasi departemen order penjualan mengenai kesesuaian antara order penjualan dengan pesanan dari pembeli mengenai kuantitas, keterangan, dan harga.

4 Persetujuan kredit dari personil departemen kredit yang berwenang.

5 Verifikasi departemen pengiriman tentang barang yang dikirimkan dan order penjualan.

6 Verifikasi bagian faktur tentang kesesuaian antara faktur penjualan dengan dokumen pengiriman dan order penjualan.

7 Verifikasi bagian faktur mengenai harga dan ketelitian perhitungan dalam faktur penjualan.

8 Kecocokan detil jurnal penjualan dan pembukuan ke buku besar pembantu dengan faktur penjualan.

4. Menentukan ukuran sampel.

Untuk dapat menentukan suatu ukuran sampel bagi setiap atribut atau pengendalian yang akan diuji, auditor harus merumuskan suatui nilai berupa angka (numerical value) untuk setiap faktor berikut :

Risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah. Tingkat deviasi bisa ditoleransi. Tingkat deviasi populasi diharapkan.

Page 7: Audit

7 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

Tabel Ukuran Sampel Cara penggunaan table :

a. Memilih table yang sesuai dengan risiko yang ditetapkan untuk penentuan risiko pengendalian terlalu rendah.

b. Menetapkan kolom yang sesuai dengan tingkat deviasi yang bisa ditoleransi yang telah ditetapkan.

c. Menetapkan baris yang berisi tingkat deviasi populasi yang diharapkan. d. Membaca ukuran sampel yang terletak pada persilangan antara kolom dan

baris yang ditetapkan pada tahap dua atau tiga di atas.

Tabel Ukuran Sampel Ukuran Sampel Statistik Untuk Pengujian Pengendalian

(untuk populasi > 5000 unit)

Tabel 1. Resiko Penetapan Resiko Pengendalian Terlalu Rendah 5%

Tingkat Deviasi Populasi

diharapkan (%)

Tingkat Deviasi Bisa Ditoleransi 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10%

0.00 149 99 74 59 49 42 36 52 29 0.50 * 157 117 93 78 66 58 51 46 1.00 * * 156 93 78 66 58 51 46 1.50 * * 192 124 103 66 58 51 46 2.00 * * * 181 127 88 77 68 46 2.50 * * * * 150 109 77 68 61 3.00 * * * * 195 129 95 84 61 4.00 * * * * * * 146 103 89 5.00 * * * * * * * 158 116 6.00 * * * * * * * * 179

Tabel 2. Resiko Penetapan Resiko Pengendalian Terlalu Rendah 10%

Tingkat Deviasi Populasi

diharapkan (%)

Tingkat Deviasi Bisa Ditoleransi 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10%

0.00 114 76 57 45 38 32 28 25 29 0.50 194 129 96 77 64 55 48 42 38 1.00 * 176 96 77 64 55 48 42 38 1.50 * * 132 105 64 55 48 42 38 2.00 * * 198 132 88 75 48 42 38 2.50 * * * 158 110 75 65 58 38 3.00 * * * * 132 94 65 58 52 4.00 * * * * * 149 98 73 65 5.00 * * * * * * 160 115 78

Page 8: Audit

8 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

6.00 * * * * * * * 182 116

Risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah (%)

Tingkat devisiasi bisa ditoleransi

(%)

Tingkat devisiasi populasi

diharapkan

Ukuran sampel

5 4 1,0 156 5 6 2,0 127 10 5 1,0 77 10 6 2,0 88

Tabel untuk tambahan nilai risiko penentuan risiko pengendalian terlalu

rendah dapat diperoleh dalam Auditing and Accounting Guide: Audit Sampling yang diterbitkan oleh AICPA. Risiko Penetapan Risiko Pengendalian Terlalu Rendah

Ada dua tipe risiko sampling yang berhubungan dengan pengujian pengendalian :

1. Risiko penetatan risiko pengendalian terlalu tinggi, yang berhubungan

dengan efisiensi audit.

2. Risiko penetatan risiko pengendalian terlalu rendah, yang berkaitan dengan efektifitas audit.

Tingkat Deviasi Bisa Diterima

Tingkat deviasi bisa diterima adalah tingkat deviasi maksimum dari suatu pengendalian yang akan diterima oleh auditor dam masih menggunakan risiko pengendalian direncanakan. Dalam memutuskan tingkat yang bisa ditoleransi, auditor harus mempertimbangkan hubungan dari masing-masing deviasi terhadap :

Catatan akuntansi yang diuji. Setiap pengendalian yang berkaitan. Tujuan evaluasi yang dilakukan oleh auditor.

The Audit Sampling Guide memberikan pedoman berikut untuk

mengkuantifikasi suatu rentang tingkat deviasi yang bisa ditoleransi :

Risiko pengendalian direncanakan

Tingkat deviasi bisaditoleransi Rentang (%)

Rendah 2-7 Moderat 6-12

tinggi 11-20

Page 9: Audit

9 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

Tingkat Deviasi Populasi Diharapkan Untuk menaksir tingkat deviasi populasi diharapkan, auditor menggunakan :

Tingkat deviasi tahun lalu, disesuaikan dengan pertimbangan auditor untuk perubahan dalam efektivitas pengendalian pada tahun ini.

Estimasi semat-mata didasarkan pada penilaian auditor atas pengendalian tahun ini.

Tingkat tertentu yang diperoleh pada sampel pendahuluan kurang-lebih 50 unsur.

Tingkat deviasi populasi diharapkan memiliki arti penting dan berhubungan

langsung dengan ukuran sampel. Ukuran Populasi

Ukuran populasi tidak berpengaruh atau hanya mempunyai pengaruh yang kecil terhadap ukuran sampel. Penentuan ukuran sampel harus dilakukan melalui estimasi yang lebih mendekati ukuran populasi, dan selanjutnya digunakan formula atau berbagai table untuk ukuran populasi yang berbeda. 5. Menentukan metoda pemilihan sampel.

Unsur sampel harus dipilih dengan cara sedemikian rupa sehingga apa yang terkandung dalam sampel mewakili populasi. Metoda pemilihan secara acak paling banyak digunakan dalam sampling atribut adalah sampling nomor acak (random number sampling) dan sampling sistematik (systematic sampling).

Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran sampel.

Faktor Hubungan terhadap ukuran sampel Risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah

Terbaik

Tingkat deviasi bisa ditoleransi Terbaik Tingkat deviasi populasi diharapkan

Langsung

Ukuran populasi : 5.000 unit ke atas Tidak berpengaruh Lebih kecil dari 5.000 unit Langsung

Sampling Nomor Acak Syarat menggunakan sampling nomor acak:

Audit harus memiliki suatu dasar untuk mengaitkan suatu nomor yang khas untuk setiap unsur dari populasi.

Page 10: Audit

10 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

Audit melakukan pemilihan nomor-nomor untuk memilih unsur-unsur individual yang akn menjadi sampel.

Dalam menggunakan table, auditor harus:

Menetapkan titik awal dalam table secara sembarang. Menentukan arah atau rute untuk membaca tabel.

Dalam pemakaian table nomor acak, bisa terjadi nomor yang sama ditarik

lebih dari satu kali. Jika nomor tersebut diabaikan, maka disebut sampling tanpa pengganti. Tabel statiatik digunakan auditor untuk menentukan ukuran sampel dan biasanya didasarkan pada sampling dengan pengganti. Sampling Sistematik

Sampling sistematik meliputi pemilihan unsur ke n dalam populasi dari satu atau lebih nomor acak awal. Intervala antara unsur yang satu dengan unsur yang lain disebut skip interval. Apabila hanya digunakan satu nomor acak awal, maka interval dapat dihitung dengan cara membagi ukuran populasi dengan ukuran sampel. Keuntungan utama pemilihan sampel sistematik:

Tidak banyak memakan waktu dibandingkan dengan metoda

sampel lainnya. Tidak perlu memberi nomor pada unsut-unsur dalam populasi,

auditor hanya tinggal menghitung setiap unsur ke n. 6. Melaksanakan rencana sampling.

Melaksanakan sampel berarti melakukan pengambilan unsur-unsur yang terpilih untuk menjadi sampel dan melakukan pengujian pengendalian unsur-unsur tersebut. Deviasi bisa berupa dokumen hilang, tidak ada paraf yang menunjukkan bahwa pengendalian telah dilakukan, terdapat selisih antara detil dokumen yang bersangkutan dengan catatan, harga tidak diotorisasi, dan kekeliruan perhitungan yang ditemukan melalui pengerjaan ulang yang dilakukan auditor. Bila unit sanpel berupa dokumen, auditor bisa memilih suatu jumlah yang sedikit lebih banyak dari jumlah yang diminta. “Kelebihan” akan digunakan untuk mengganti dokumen yang dibatalkan, atau terdapat unsur yang tidak sesuai dan telah ikut terpilih sebagai sampel. 7. Mengevaluasi hasil sampel.

Mengevaluasi hasilnya berarti menentukan apakah sampel mendukung atau tidak mendukung risiko pengendalian direncanakan berdasarkan frekuensi deviasi dari pengendalian yang diobservasi dalam sampel. Deviasi yang ditemukan dalam sampel harus ditabulasi, diringkas, dan dievaluiasi. Faktor-faktor dalam melakukan evaluasi:

1. Menghitung Deviasi Sampel. Tingkat deviasi sampel dihitung dengan

membagi jumlah deviasi yang ditemukan dengan ukuran sampel yang

Page 11: Audit

11 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

diperiksa. Tingkat deviasi adalah estimasi terbaik auditor dengan tingkat deviasi sesungguhnya dalam populasi.

2. Menentukan Batas Atas Deviasi.Batas atas deviasi menunjukkan tingkat deviasi maksimum dalam populasi berdasarkan jumlah deviasi yang ditemukan dalam sampel. Batas atas dinyatakan dalam presentase dan sering juga disebut tingkat deviasi maksimum populasi. Batas atas deviasi ditentukan dari tabel evaluasi. Untuk menggunakan tabel auditor harus:

Memilih tabel yang sesuai dengan risiko penetuan risiko

pengendalian terlalu rendah. Menetukan kolom yang berisi jumlah deviasi yang sesungguhnya

yang ditemukukan dalam sampel. Menentukan baris yang berisi ukuran sampel yang digunakan. Membaca batas atas deviasi dari perpotongan antara kolom dan

baris yang ditentukan dalam langkah dua dan tiga.

Apabila ukuran sampel yang digunakan tidak tercantum dalam tabel evaluasi, maka auditor bisa:

Menggunakan ukuran sampel terbesar dalam tabel, tidak melebihi

ukuran sampel sesungguhnya yang digunakan. Interpolasi Mencari tabel yang lebih luas / besar, atau menggunakan program

computer yang akan menghasilkan batas atas untuk segala ukuran sampel.

Batas atas deviasi yang ditentukan dari tabel secara implisit meliputi

cadangan untuk risiko sampel. Batas atas deviasi digunakan untuk menentukan apak suatu sampel mendukung rencana risiko pengendalian.

3. Menentukan Cadangan untuk Risiko Sampling. Cadangan untuk risiko

sampling ditambahkan pada tingkat deviasi sampel sehingga bisa ditetapkan batas atas deviasi yang akan lebih besar dari tingkat deviasi populasi sesungguhnya. Apabila digunakan tabel evaluasi, maka cadangan untuk risiko sampling ditentukan dengan mengurangkan tingkat deviasi sampel dari batas atas deviasi. Dasar evaluasi yang dilakukan auditor harus didokumentasi dalam kertas kerja.

4. Mempertimbangkan Aspek Kualitatif dari Deviasi. Auditor harus

mempertimbangkan apakah deviasi akan mempunyai pengaruh langsung terhadap laporan keuangan. Deviasi yang tidak sistematis biasanya hanya merupakan kejadian sesaat dan tidak sengaja. Jika deviasi menunjukan pola yang sistematis, maka hal itu merupakan adanya petunjuk adanya pelanggaran serius terhadap pengendalian yang berakibat terjadinya kekeliruan disengaja, atau usaha untuk memanipulasi data, atau menyembunyikan transaksi tidak sah.

Page 12: Audit

12 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

5. Merumuskan Kesimpulan. Auditor menggunakan hasil sampel, pengetahuan tentang lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi, pertimbangan profesional untuk membuat penetapan akhir risiko pengendalian dan untuk pengendalian yang diwakili oleh atribut – atribut yang termasuk dalam rencana sampling. Dan apabila hasil akhir risiko pengendalian tidak sesuai dengan yang direncanakan pada tahap awal, maka auditor harus merevisi strategi tersebut.

JENIS SAMPLING LAINNYA

1. Sampling Temuan Sampling temuan (discovery sampling) adalah suatu bentuk sampling

atribut yang dirancang untuk melokalisasi paling sedikit satu penyimpangan, apabila tingkat deviasi dalam populasi berada pada atau di atas tingkat yang ditetapkan. Metoda sampling ini digunakan untk mencari deviasi-deviasi penting yang bisa memberi petuntuk adanya ketidakberesan. Sampling temuan akan berguna bila auditor:

Memeriksa populasi yang besar dan terdiri dari unsur-unsur yang berisi

proporsi risiko pengendalian sangat tinggi. Menduga bahwa ketidakberesan telah terjadi. Menginginkan tambahan bukti pada kasus tertentu untuk menentukan

apakah ketidakberesan yang telah diketahui merupakan suatu kejadian kebetulan atau merupakan bagian dari pola yang berulang.

2. Sampling Nonstatistik

Perbedaan besar antara sampling nonstatistik dan sampling statistik dalam melaksanakan langkah-langkah sampling:

Menentukan Ukuran Sampel Determinan utama dari ukuran sampel dalam sampling nonstatistik:

1. Risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah. 2. Tingkat deviasi bisa ditoleransi. 3. Tingkat deviasi populasi diharapkan untuk setiap atribut

. Menentukan Metoda Pemilihan Sampel

1. Sampling Blok Metoda ini terdiri dari pemilihan transaksi yang serupa yang terjadi dalam suatu periode waktu tertentu.

2. Sampling Sembarang Metoda ini menyangkut pemilihan unsur-unsur sekenanya, tanpa memperhatikan nomor dokumen, jumlah, atau hal lainnya.

Mengevaluasi Hasil Sampling Dalam sampling nonstatistik, auditor tidak menentukan: 1. Batas atas deviasi

Page 13: Audit

13 Feel What I Feel. . . Havid Lutvi S.

2. Secara statistik menetapkan cadangan untuk risiko sampling yang berhubungan dengan suatu hasil sampel dan risiko penentuan risiko pengendalian terlalu rendah tertentu.

Auditor harus mengaitkan tingkat deviasi yang ditemukan dalam sampel

dengan tingkat yang bisa ditoleransi tertentu yang bersangkutan dalam menentukan ukuran sampel. Selisihnya bisa dipandang sebagai suatu cadangan untuk risiko sampling. Dalam melakukan penilaian atas hasil sampel nonstatistik. Auditor harus mempertimbangkan aspek kualitatif atas deviasi yang ditemukan dalam suatu sampel, beserta frekuensi terjadinya deviasi.