aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx
-
Upload
iyad-nuryadin -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
Transcript of aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx
Aturan Menggambar Benda Potongan ( Irisan )
Dalam menggambar sebuah benda ke bidang 2D di tetapkan pula aturan – aturan yang berlaku secara internasional. Salah satu nya adalah aturan untuk menggambar sebuah benda potongan
atau irisan. Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga-rongga di dalamnya. Untuk menggambarkan bagian – bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan garis tersembunyi.
Jika hal ini di laksanakan secara taat asas, maka akan menghasilkan sebuah gambar yang rumit sekali, dan susah di mengerti. Bayangkan jika sebuah roda gigi harus di gambar secara
lengkap ! Untuk mendapatkan gambaran dari bagian – bagian yang tersembunyi ini, maka bagian yang menutupi di buang. Gambar demikian disebut gambar potongan, atau disingkat dengan
potongan.
Gambar di bawah ini memperlihatkan sebuah benda dengan yang tidak kelihatan. Bagian ini dapat di nyatakan dengan garis gores. Jika benda ini terpotong maka bentuk dalamnya akan lebih
jelas lagi. Dalam hal-hal tertentu bagian bagian – bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak perlu digambar. Hanya jika bagian ini diperlukan, maka bagian di belakang potongan ini
digambar dengan garis gores.
Penjelasan mengenai potongan
Pada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, dan potongannya di sebut sumbu utama. Jika perlu, maka bidang potong dapat dibuat di luar sumbu utama. Dalam hal ini bidang
potongnya harus diberi tanda, dan arah penglihatannya dinyatakan dengan anak panah, seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Potongan tidak melalui garis sumbu
Peraturan – peraturan umum yang berlaku untuk gambar – gambar proyeksi berlaku juga untuk gambar potongan.
Letak potongan dan garis potong.
Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan penjelasan lebih lanjut ( Gb. A). Jika letak bidang potong tidak jelas atau ada beberapa bidang potong, maka bidang
potongnya harus di terangkan dalam gambar. Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong, yang di gambar dengan garis sumbu dan pada ujung – ujungnya
dipertebal dan pada tempat – tempat dimana garis potongnya berubah arah. Pada ujung – ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar, dan diberi anak panah yang menunjukan arah
penglihatan ( Gb. B ).
Gb. A. Potongan melalui garis sumbu
#POTONGAN (IRISAN) & ARSIRANPosted on 25 March 2013 by Fajar Junarto — No Comments ↓
POTONGAN
‘Untuk menggambarkan bagian-bagian benda yang berongga di dalamnya
diperlukan garis gores,yang menyatakan bagian-bagian benda yang
tersembunyi. Akan tetapi, jika hal ini dilakukan akan dihasilkan gambar yang
rumit dan sulit dimengerti. Pada Gambar 1 (a) memperlihatkan sebuah benda
dengan bagian yang tidak kelihatan. Bagian ini dapat dinyatakan dengan
garis gores. Jika benda ini dipotong, makabentuk dalamnya akan lebih jelas lagi.
Gambar 1 (b) memperlihatkan cara memotongnya, dan Gambar 1 (c) sisa
bagian benda setelah bagian yang menupupi disingkirkan. gambar sisa ini
diproyeksikan ke bidang potong, dan hasilnya disebut potongan (Gambar 1 (d)).
Gambar diselesaikan dengan garis tebal. Dari uraian Gambar 1 diatas dapat
dinyatakan bahwa fungsi gambar potongan adalah untuk menggambar benda
yang berongga dalam menggambar teknik.
PENYAJIAN POTONGAN
Pada umum bidang potong dibuat melalui sumbu dasar (Gambar 10.1), dan
potongannya disebut potongan utama. Jika perlu, maka bidang potong dapat
dibuat di luar sumbu dasar. Dalam hal ini potongannya harus diberi tanda, dan
arah penglihatannya dinyatakan dengananak panah, seperti yang diperlihatkan
pada Gambar 2. Peraturan-peraturan umum yang berlaku untuk gambar-
gambar proyeksi, berlaku juga untuk gambar potongan.
LETAK POTONGAN DAN GARIS POTONG
Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan
penjelasanlebih lanjut (Gambar 3). Jika letak bidang potong tidak jelas, atau ada
beberapa bidang potong, maka bidang potongnya harus diterangkan
dalam gambar. Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah
garis potong, yang digambar dengan garis sumbu dan pada ujung-ujungnya
dipertebal, dan pada tempat-tempat di mana garis potongnya berubah arah.
Pada ujung-ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar, dan diberi anak
panah yang menunjukkan arah penglihatan (Gambar 4).
CARA-CARA MEMBUAT POTONGAN
Selanjutnya akan diuraikan mengenai cara-cara membuat potongan. Cara-cara
membuat potongan pada benda adalah:
1. Potongan dalam satu bidang
Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, pada umumnya� garis potongannya dan tanda-
tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar. Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu
dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya.
2. Potongan oleh lebih dari satu bidang
Potongan Meloncat. Untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu,
potongan-potongan dalam beberapa bidang sejajar dapat disatukan. Pada
Gambar 10.5 diperlihatkan sebuah benda yang dipotong menurut garis potong
A-A. Potongan oleh dua bidang berpotongan. Bagian-bagian simetris dapat
digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu bidng
potongmerupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut
dengan bindang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah
diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar sehingga berhimpit
pada bidang proyeksi pertama. Gambar 5 menunjukkan bagaimana caranya
membuat gambar potongan demikian. Potongan pada bidang
berdampingan.Potongan pada pipa (Gambar 5) dapat dibuat dengan bidang-
bidang yang berdampingan melalui garis sumbunya. Potongan setempat dan
potongan penuh.Gambar potongan setempat digunakan untuk menggambar
benda kerja yang dipergunakan dari bagian kecil dari benda yang
tersembunyi. Untuk mendapatkan gambar yang tersembunyi dapat
juga dilakukan dengan penggambaran penuh, seperti terlihat pada Gambar 5
(a), (b), dan (c). Pada Gambar 6 diperlihatkan gambar potongan setempat yang
dilakukan pada bagian-bagian yang tidak boleh dipotong.
POTONGAN SEPARUH
Bagian-bagian simetris dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan
dan setengahnya lagi sebagai pandangan (7). Dalam gambar ini garis-garis
yang tersembunyi tidak perlu digambar dengan garis gores lagi, karena sudah
jelas potongannya.
POTONGAN YANG DIPUTAR DITEMPAT ATAU DIPINDAHKAN
Benda-benda tertentu seperti ruji-ruji roda, tuas,pelek, rusu penguat atau kati
dapat digambar dengan pandangan setempat. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
8. Gambar-gambar seperti tersebutdiatas, untuk bagian-bagian tertentu dapat
digambar potongan setempat. Atau setelah gambar potongannya diputar, maka
gambar tersebut dapat dipindahkan ke tempat lain. Contoh kasus tersebut
dapat dilihat pada Gambar 8a. Perbedaan antara Gambar 8b dan 8c adalah
pada gambar yang pertama digambar dengan garis tipis, sedangkan untuk
gambar yang kedua digambar dengan garis tebal biasa.
BAGIAN BENDA ATAU BENDA YANG TIDAK BOLEH DIPOTONG
Bagian-bagian benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah
memanjang. Begitu pulabenda-benda seperti baut, paku keling, pasak, poros
dsb tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Gambar 9 memperlihatkan
sebuahbenda yang dipotong, tetapi terdapat beberapa bagian benda, yaitu sirip,
poros, pasak, baut dsb. yang tidak boleh dipotong.
ARSIR
GARIS-GARIS ARSIR
Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan
arsir, yaitu garis-garis tipis miring.
Kemiringan garis arsir adalah 45 ° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis
gambar, seperti ditunjukan pada Gb. 1. Jarak garis-garis arsir disesuaikan
dengan besarnya gambar. Bagian-bagian potongan yang terpisah diarsir dengan
sudut yang sama.
Arsiran dari bagian-bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya, agar
jelas perbedaannya, seperti terlihat pada Gb. 2.
Penampang-penampang yang luas dapat diarsir secara terbatas, yaitu hanya
pada kelilingnya saja, dapat dilihat pada Gb. 3.
Potongan-potongan sejajar dari benda yang sama, yang terdapat pada potongan
meloncat diarsir serupa, tetapi dapat juga digeser jika dipandang perlu, lihat Gb.
4.
Garis-garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka, jika hal ini
tidak dapat dilakukan di luar daerah arsir (Gb. 5).
Jika garis arsir yang digambar dengan sudut 45° dengan garis datar akan sejajar
atau tegak lurus terhadap garis gambar yang tampak, sudutnya harus diubah
menjadi 30°, 60°, atau dengan sudut lainnya (Gbr. 8).
Ukuran harus dibuat di luar luasan yang dipotong, tetapi jika hal ini tidak dapat
dihindari, garis arsir harus dihilangkan di tempat pencantuman angka ukuran
tersebut (lihat Gbr. 9).
Garis arsir dapat ditarik berdekatan dengan batas luasan potongan (garis
gambar potongan), asalkan kejelasan tidak dikorbankan.
Luasan yang berarsir selalu dibatasi seluruhnya oleh garis tepi yang tampak,
tidak pemah dibatasi oleh garis tak tampak, seperti pada Gb. 10, karena dalam
setiap hal permukaan yang dipotong dan garis-garis batasnya akan selalu
tampak. Juga, garis tampak tidak dapat memotong luasan yang berarsir.
Pada pandangan potongan suatu benda, tersendiri atau rakitan, garis-garis arsir
pada luasan yang dipotong harus sejajar, tidak seperti yang ditunjukkan pada
Gb. 10. f. Penggunaan garis arsir dalam arah yang berlawanan merupakan
pertanda bagian yang berbeda, seperti ketika dua elemen mesin atau lebih
bersebelahan dalam gambar rakitan.
Referensi
www.scribd.com/doc/26553452/Gambar-Potongan-Section
www.ie-trunojoyo.com
. GAMBAR POTONGAN
Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga–rongga didalamnya. Untuk menggambarkan bagian–
bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan garis–garis tersembunyi. Jika hal ini dilaksanakan
secara taat asas, maka akan dihasilkan sebuah gambar yang rumit sekali dan susah dimengerti. Bayangkan
saja jika sebuah lemari roda gigi harus digambar secara lengkap! Untuk mendapatkan gambaran dari
bagian–bagian yang tersembunyi ini, bagian yang menutupi dibuang. Gambar demikian disebut gambar
potongan, atau disingkat dengan potongan.
Gambar pada gambar 16a memperlihatkan sebuah benda dengan bagian yang tidak kelihatan. Bagian ini
dapat dinyatakan dengan garis gores. Jika benda ini dipotong, maka bentuk dalamnya akan lebih jelas lagi.
Gambar 16b memperlihatkan cara memotongnya, dan gambar 16c sisa bagian depan setelah bagian yang
menutupi disingkirkan. Gambar sisa ini diproyeksikan ke bidang potong, dan hasilnya disebut potongan
(gambar 16d. Gambarnya diselesaikan dengan garis tebal.
Dalam hal–hal tertentu bagian–bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak perlu digambar. Hanya
jika bagian ini diperlukan, maka bagian di belakang potongan ini digambar dengan garis gores.
Gambar 16. Penjelasan Mengenai Potongan
Cara–Cara Membuat Potongan
Potongan Dalam Satu Bidang
(1) Potongan Oleh Bidang Potong Melalui Garis Sumbu Dasar
Jika bidang potongan melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongnya dan tanda tandanya tidak
perlu dijelaskan pada gambar. Foto demikian disebut potongan utama (gambar 17a)
(2) Potongan Yang Tidak Melalui Garis Sumbu Dasar
Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada
garis potongnya (gambar 17b).
Gambar 17a Gambar 17b
Potongan melalui garis sumbu dasar Potongan tidak melalui garis sumbu
dasar
Potongan Oleh lebih dari satu bidang
(1) Potongan Meloncat
Untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu, potongan–potongan dalam beberapa bidang
sejajar dapat disatukan. Pada gambar 18a diperlihatkan sebuah benda yang dipotong menurut garis potong
A-A. sebenarnya bidang potongannya terdiri atas dua bidang, yang dalam hal ini akan disatukan. Potongan
demikian dinamakan potongan meloncat.
(2) Potongan oleh dua bidang berpotongan
Bagian – bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu bidang
potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut dengan bidang pertama.
Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar hingga
berhimpit pada bidang proyeksi pertama. Gambar 18b menunjukkan bagaimana caranya membuat gambar
potongan demikian.
(3) Potongan pada bidang berdampingan
Potongan pada pipa berbentuk seperti gambar 18c dapat dibuat dengan bidang–bidang yang berdampingan
melalui garis sumbunya.
gambar 18a
gambar 18b gambar 18c
Pot. meloncat Pot. dua bidang menyudut Pot. bidang berdampingan
Potongan Separuh
Bagian–bagian simetrik dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan dan setengahnya lagi
sebagai pandangan (gambar 19). Dalam gambar ini garis–garis yang tersembunyi tidak perlu digambar
dengan garis gores lagi. Karena sudah jelas pada gambar potongan.
Gambar 19. Potongan separuh
Potongan Setempat
Kadang–kadang diperlukan gambaran dari bagian kecil saja dari benda yang tersembunyi, misalnya benda
pada gambar 20a. Gambar–gambar 20b dan 20c memperlihatkan gambar yang dipotong setempat dan
potongan penuh. Potongan setempat juga dilakukan pada bagian–bagian yang tidak boleh dipotong (gambar
20d).
gambar 20a gambar 20b
gambar 20c. Potongan penuh gambar 20d
Bagian-bagian yang tidak boleh dipotong
Ada beberapa jenis benda yang tidak diperboleh kan untuk dipotong, yaitu :
Baut, Paku keling, pasak, poros, sirip penguat, tidak boleh dipotong simbol memanjang.
Arsir
Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu garis tipis miring.
Kemiringan garis arsir adalah 45° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar. Arsiran dari 2 bagian
yang berbeda dan berimpit harus dibedakan pitch-nya.
5. PENUNJUKKAN UKURAN
Poin yang akan dipelajasi pada pokok bahasan ini antara lain :
1. Jenis ukuran (berdasarkan obyek yang di beri ukuran)
2. Datum
3. Peraturan-peraturan dalam memberikan ukuran
Untuk memudahkan pemahaman, jenis ukuran dibagi dua, yaitu ukuran bentuk dan ukuran posisi.
Ukuran bentuk yaitu ukuran yang menunjukkan panjang dan lebar suatu obyek, termasuk di dalamnya
ukuran diameter, radius, dan lain-lain. Sedangkan ukuran posisi adalah ukuran yang menunjukkan jarak
obyek tersebut dari suatu bidan referensi tertentu (datum). Contoh ukuran bentuk : Obyek kotak segi empat
akan memiliki ukuran bentuk panjang dan lebar, lingkaran akan memiliki ukuran bentuk diameter atau
radius, segitiga akan memiliki ukuran bentuk panjang dan tinggi atau panjang dan sudut, dan lain-lain.
Gambar 21. Contoh
ukuran bentuk
Untuk memberikan ukuran posisi kita harus menentukan posisi datum terlebih dahulu.Datum adalah bidang
referensi. Datum ini bisa berupa titik sudut, garis, ataupun bidang pada suatu benda. Penentuan datum ini
didasarkan oleh hal-hal berikut ini :
1. Fungsi dari benda
2. Kemudahan pengerjaan
3. Kemudahan perakitan
Gambar 22. Contoh Datum
Aturan-aturan dalam pemberian ukuran :
1. Ukuran harus cukup jelas untuk bisa dibaca dengan mudah
2. Hindari pemberian ukuran ganda
3. Usahakan untuk menempatkan ukuran diluar area benda
4. Pastikan angka ukuran dan garis panahnya tidak ditabrak oleh garis yang lain
Gambar 23. Contoh cara penunjukkan ukuran yang benar
Hal penting yang lain dalam penunjukkan ukuran adalah penyederhanaan ukuran, artinya penunjukkan
ukuran dibuat sedemikian rupa hingga tidak memakan banyak area gambar yang berarti membuat gambar
menjadi lebih lapang dan mudah dibaca. Selain itu dengan efisiensi ukuran, gambar benda yang ditampilkan
bisa lebih besar (skala), dan pembacaan akan lebih mudah. Penyederhanaan boleh dilakukan dengan tanpa
mengurangi fungsi dari ukuran itu sendiri.
Di bawah ini adalah contoh bentuk-bentuk penyederhanaan ukuran yang distandardkan oleh ISO.
Gambar 24. Contoh gambar penyederhanaan ukuran
POTONGAN DAN PROYEKSI0 comments
POTONGAN DAN PROYEKSI
JENIS-JENIS POTONGAN
Potongan penuh
Potongan setengah
Potongan setempat
Potongan meloncat
POTONGAN PENUH
POTONGAN SETENGAH
POTONGAN MELONCAT (Gambar 1 dan 2 )
Potongan (irisan) Penggunaan potongan sering kali ditemukan pada penggambaran benda-benda yang memiliki rongga di dalamnya. Untuk menggambarkan bagian benda yang tidak tampak dari luar dapat digunakan garis putus-putus. Tetapi jika bagian yang tersembunyi tersebut mempunyai bentuk yang rumit, maka akan didapat gambar yang rumit pula dan sulit dimengerti. Untuk mengatasi hal ini, maka dapat digunakan cara potongan atau penampang (cross-section).Gambar penampang/potongan dibayangkan sebagai potongan yang diambil melalui sebuah benda untuk memperlihatkan bentuk atau susunan bagian dalam.Contoh gambar potongan :
Jenis-jenis potongan :1.Potongan penuh (full section)
terjadi ketika bidang pemotong melalui benda seutuhnya seperti gambar di bawah ini.
2. Potongan separoh (half section) dibuat dengan menggunakan pemotongan separoh pada benda. Kemudian, separoh
digambar sebagai potongan dan separoh lainnya digambar dengan pandangan luar (outside). Biasanya, garis yang tidak tampak (tersembunyi) tidak digambar karena detail bagian dalam telah tampak pada bagian yang terpotong.
contoh gambar potongan separuh :
3.Potongan meloncat potongan meloncat atau potongan penuh dengan bidang offset dimana bidang pemotong
di-offset pada bagian lain untuk menunjukan beberapa detail yang terlewatkan. contoh gambar potongan meloncat :
4. Potongan yang diputar (Rotated Section). Bagian-bagian benda tertentu seperti : ruji-ruji roda, kait, tuas, rusuk penguat, dan
sebagainya, dapat ditampilkan hasil potongannya setelah lebih dahulu diputar 90°. Penggambarannya dapat di tempat potongan atau di tempat lain.
contoh gambar potongan yang diputar :
5. Potongan Berurutan (Removed Section). Tipe pemotongan ini hampir sama dengan potongan yang diputar namun potongannya
digambarkan di luar benda. Potongan – potongan berurutan dapat disusun. Hal ini diperlukan untuk memberi ukuran atau alasan lain.
contoh gambar potongan berurutan :
6. Potongan sobekan Potongan sobekan (Broken-Out Section), tipe ptotongan ini hanya beberapa bagian saja
yang dipotong. Bidang pemotong melalui sebagian benda. Bagian depan benda pada bidang dirobek dan dibuang sehingga menunjukan detail bagian dalam area ini. Garis tak beraturan digunakan untuk menunjukan robekan.
contoh gambar potongan sobekan :
7. Potongan penampang tipis Penampang tipis : benda-benda yang terbuat dari plat dan profil dapat digambar dengan
garis tebal atau seluruhnya dihitamkan. Jika bagian-bagian terletak berdampingan, bagian yang berbatasan dibiarkan berwarna
putih. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Bagian-bagian benda yang tidak boleh dipotong Bagian – bagian benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah memanjang.
Begitu pula benda – benda seperti baut, paku keling, pasak, poros dan lainnya tidak boleh dipotong dalam arah memanjang.
ARSIRAN Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu garis-garis tipis miring. Kemiringan garis arsir adalah 45 ° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar. Jarak garis-garis arsir disesuaikan dengan besarnya gambar. Bagian-bagian potongan yang terpisah diarsir dengan sudut yang sama. Arsiran dari bagian-bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya, agar jelas perbedaannya.
Contoh garis-garis arsiran :
Asiran pada benda yang berdekatan harus miring 45 derajat dalam arah yang berlawanan. Jika terdapat 3 atau 4 bagian yang bergabung, biasanya asiran pada 30 derajat dan 60 derajat. Alternative lainnya adalah dengan memvariasi jarak antar garis asir tanpa mengubah sudut. Contoh pemberian arsiran pada benda yang berdekatan dapat dilihat pada gambar di bawah,
Contoh gambar pengunaan arsiran yang disertai angka :
Jenis arsiran untuk beberapa jenis material :
Bagian-bagian yang tidak boleh diarsir dalam gambar potongan :
Referensi :
Modul menggambar mesin, Studio gambar mesin, Universitas Brawijaya, 2013
blog.trisakti.ac.id/hmti/files/2011/06/Mengg-Teknik-6.pdf
http://ansuf.blogspot.com/2013/01/menggambar-teknik-mesin-gambar-potongan.html
zefry.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/Bahan-7-Gambar-potongan.pps
http://ansuf.blogspot.com/2013/01/menggambar-teknik-mesin-gambar-potongan_8.html
http://blog.ub.ac.id/lucky777/2013/03/24/potongan-dan-arsiran/
http://etc.usf.edu/clipart/76600/76648/76648_materialsym.htm
Posted in Uncategorized by M Ridlo Haqiqi at March 24th, 2013.
Leave a Reply
Name (required)
Email (will not be published) (required)
Website
CAPTCHA Code *
Search for:
Recent Postso KONTROL PEMROGRAMAN
o METODE NEWTON-RAPHSON DAN ITERASI TITIK TETAP
o METODE-METODE DALAM METODE NUMERIK
o PENGERTIAN METODE NUMERIK DAN ITERASI
o POTONGAN / IRISAN & ARSIRAN PADA GAMBAR MESIN
Recent Commentso Student Blog on Hello world!
Archiveso April 2014
o September 2013
o March 2013
o February 2013
Categorieso Uncategorized
Metao Register
Submit Comment
Search
o Log in
o Entries RSS
o Comments RSS
o WordPress.org
Review IV (Potongan dan Arsir)POTONGAN
Gambar potongan atau irisan fungsinya untuk menjelaskan bagian-bagian gambar benda yang tidak kelihatan, misalnya dari benda yang dibor lubang-
lubang pada flens atau pipa-pipa, rongga-rongga pada rumah katup, dan rongga-rongga pada blok mesin. Bentuk rongga tersebut perlu dilengkapi
dengan penjelasan gambar potongan agardapat memberikan ukuran informasi yang jelas dan tegas, sehingga terhindar dari kesalahpahaman membaca
gambar.
A.) Penyajian Potongan
1. Pada dasarnya bidang potong dibuat memlalui sebuah sumbu potong.
2. Jika perlu dapat dibuat sumbu potong tambahan.
3. Bidang potongan harus diberi tanda, dan arah penglihatan dinyatakan dengan tanda panah.
B.) Letak Potongan Dan Garis Potong
1. Dalam membuat bidang potong perlu diperhatikan apakah benda yang akan dipotong masih memerlukan penjelasan lebih lanjut atau tidak.
2. Jika sekiranya perlu penjelasan, maka harus diterangkan dalam gambar
C.) Cara Membuat Potongan
Dalam membuat potongan terdapat beberapa cara :
1. Potongan dalam satu bidang
2. Potongan oleh dari satu bidang
3. Potongan separuh
4. Potongan sebagian kecil bidang
5. potongan putar/dipindah
6. Potongan berurutan
D.) Potongan Dalam 1 Bidang
Dalam menyajikan potongan dalam 1 bidang beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Potongan melalui garis sumbu dasar. Pada umumnya garis potong dan tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar.
2. Potongan tidak melalui sumbu dasar. Pada model ini bidang potong harus dijelaskan.
E.) Potongan Oleh Lebih Dari 1 Bidang
Jenis potongan model ini adalah :
1. Potongan meloncat.
Jika bidang potong lebih dari 1 dan dapat disatukan, maka gambar akan dapat lebih sederhana dan mudah dibaca.
2. potongan oleh 2 bidang.
potongan ini dibentuk oleh sebuah bidang potong utama dengan bidang lain yang memiliki orientasi yang berbeda dengan bidang potong utama.
F.) Potongan Separuh
Dalam menyajikan gambar potongan adakalanya tidak perlu dilakukan pemotongan keseluruhan, namun cukup sebagian saja, jika dirasa sudah cukup
jelas.
G.) Potongan Sebagian kecil Bidang
jenis potongan ini hampir sama dengan potongan separuh, hanya saja luas wilayah potongan lebih kecil (kurang dari separuh).
H.) Potongan Putar/Dipindah
Benda tertentu seperti peleg, ruji roda, tuas, kait dan sebagainya dapat digambarkan dengan mudah, namun jika benda tersebut dipotong maka cara
penyajian gambar potongan perlu dirubah agar mudah dibaca.
Cara merubahnya dapat dengan diputar, dipindahkan, atau keduanya.
I.) Potongan Berurutan
Merupakan jenis potongan oleh dari 1 bidang potong yang disajikan berurutan.
J.) Potongan Penampang tipis
Benda-benda yang memiliki ukuran penampang tipis seperti packing, baja profil, dll. Dapat digambar dengan garis tebal, atau dihitamkan
keseluruhannya.
K.) Bagian Yang Tidak Boleh dipotong
Berikut benda-benda yang tidak dapat dipotong secara memanjang :
1. baut
2. Paku keling
3. Pasak
4. Poros
5. Benda-benda dengan bentuk simetris
ARSIRAN POTONGAN
Dalam membuat arsiran potongan perlu dibedakan dari gambar pandangn dengan cara :
1. Membuat garis tipis miring (sudut 45) terhadap garis sumbu atau garis gambar.
2. Jarak antar arsiran disesuaikan dengan besar gambar.
3. Bagian potongan yang terpisah diarsir dengan sudut yang sama.
4. Arsiran dari bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya.
5. Penampang yang luas, cukup diarsir kelilingnya saja.
6. potongan sejajr dari benda yang sama pada potongan meloncat diarsir serupa, tetapi juga dapat digeser jika perlu.
7. Garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka, jika perlu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Menggambar mesin menurut standar ISO . G Takeshi Sato, N Sugiarto.
2. Luzadder, Warren J., “Fundamentals of Engineering Drawing”;Printice-Hall,London.
3. Hoelscher, Richard P., et.all.; “Basic Drawing for Engineering Technology”,john willey & Sons,N.Y.
5.2.2 PotonganHal-hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah potongan adalah :5.2.2.1 Penyajian Penampang PotonganBanyak sekali ditemui benda-benda dengan bentuk berongga-rongga di dalamnya untuk menggambarkan bagian-bagian ini digunakan garis putus-putus, yang menyatakan garis yang tidak kelihatan. Untuk mendapatkan gambar yang jelas dari bagian yang tidak kelihatan itu maka bagian yang menutupi dibuang, sehingga akan didapatkan sebuah gambar dalam bentuk potongan.Dalam pandangan potongan merubah garis putus-putus menjadi garis tebal. Perlu diketahui bahwa bagian yang dibuang itu hanya dalam gambar potongan saja, tidak untuk gambar potongan yang lain.
Gambar 5.43 Penampang potonganPada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar seperti pada Gambar 5.44 dan potongannya disebut potongan utama. Jika perlu, maka bidang potong dapat dibuat
di luar sumbu dasar. Dalam hal ini bidang potongnya harus diberi tanda, dan arah penglihatannya dinyatakan dengan anak panah.Peraturan-peraturan umum yang berlaku untuk gambar-gambar proyeksi, berlaku juga untuk gambar potongan.
5.2.2.2 Letak Potongan dan Garis PotonganJika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan penjelasan lebih lanjut. Jika letak bidang potong tidak jelas, atau ada beberapa bidang potong, maka bidang potongnya harus diterangkan dalam gambar.Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong, yang digambar dengan garis sumbu dan pada ujung-ujungnya dipertebal, dan pada tempat-tempat di mana garis potongnya berubah arah. Pada ujung-ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar, dan diberi anak panah yang menunjukkan arah penglihatan.
a. Aturan dan cara-cara penunjukan Garis dan huruf pada penampang potong• Garis penunjukan pemotongan, ditunjukan dengan garis strip titik yang ke dua ujungnya garis tebal.• Kemudian diberi tanda panah mengarah pada penampang potongnya.• Untuk pemotongan yang bercabang atau membelok, supaya lebih jelas dapat juga digambar garis tebal pada belokannya.• Huruf penunjukan ukuran dituliskan di luar tanda panah, dan ditulis pada posisi tegak terhadap kertas gambar.• Bila potongan lebih dari satu bidang potong pada satu benda, maka untuk memperjelas dapat dituliskan huruf pada belokannya.
Gambar 5.44 Cara penunjukan garis potongan dan huruf potonganb.Cara-cara membuat potongan– Tiga Potongan dalam satu bidang• Potongan dalam satu bidang potong melalui garis sumbu dasar.Jika bidang potong melalui sumbu dasar, pada umumnya garis potongnya dan tanda-tanda tidak perlu dijelaskan pada gambar. (disebut potongan utama).• Potongan yang tidak melalui sumbu dasarJika potongan tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya.
Gambar 5.45 Potongan melalui Garis sumbu dasar
Gambar 5.46 Potongan tidak melalui Garis sumbu dasar
Gambar 5.47 Potongan dengan garis bidang potong- Tiga Potongan dalam lebih dari satu bidang :• Potongan dalam 2 penampang potong (Potongan meloncat).• Potongan oleh dua bidang berpotongan.• Potongan pada bidang berdampingan.
Gambar 5.48 Potongan meloncat
Gambar 5.49 Potongan dengan dua bidang menyudut
Gambar 5.50 Potongan dengan bidang – bidang berdampinganc. Macam-macam potongan1. Potongan penuh (memotong seluruh bagian benda)2. Potongan setengah (hanya separoh penampang yang dipotong)3. Potongan setempat/sobekkan atau potongan lokal.
Gambar 5.51 Potongan penuh
Gambar 5.52 Potongan setengah
Gambar 5.53 Potongan setempat4. Potongan yang diputar di tempat atau dipindahkanBagian benda tertentu seperti ruji roda, tuas, peleg, rusuk penguat, kait dan sebagainya, penampangnya dapat digambarkan setempat atau setelah potongan diputar kemudian dipindah ke tempat lain.
Gambar 5.54 Potongan diputar
Gambar 5.55 Potongan diputar di tempat dan dipindahkan5. Susunan potongan-potongan berurutanPotongan-potongan berurutan dapat disusun seperti pada. Hal ini diperlukan untuk memberi ukuran atau alasan lain. Potongan-potongan pada Gambar 5.57 dan semuanya terletak pada sumbu utama. Pada Gambar 5.58 masing-masing terletak di bawah garis potongnya.
Gambar 5.56 Potongan berurutan di sebelah
Gambar 5.57 Potongan berurutan dibawah6. Potongan benda tipisPenampang-penampang tipis, seperti misalnya benda-benda yang terbuat dari plat, baja profil, dsb atau paking dapat digambar dengan garis tebal, atau seluruhnya dihitamkan. Jika bagian-bagian demikian terletak berdampingan, bagian yang berbatasan dibiarkan putih.
Gambar 5.58 Potongan benda tipis
Gambar 5.59 Potongan benda tipis dengan ruang kosong diantaranya
Gambar 5.60 Potongan benda tipis digambar dengan garis tebald. Bagian benda atau benda yang tidak boleh dipotong arah memanjang. Bagian-bagian benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong arah memanjang. Begitu pula benda-benda seperti:• Baut• Paku keling• Pasak• Poros dan sebagainya
Lihat gambar 5.60
Gambar 5.61 Bagian yang tidak boleh dipotong5.2.2.3 Garis Arsir :• Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan diperlukan arsir, yaitu garis-garis tipis miring. tehadap garis sumbu, atau garis gambar.• Kemiringan garis arsir adalah 45• Sebuah benda atau benda yang sama harus diarsir dengan jarak dan kemiringan yang sama.• Untuk arsiran bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya (kemiringan), agar jelas.• Penampang-penampang yang luas dapat diarsir secara terbatas yaitu hanya pada keliling saja.• Garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka, jika tidak dapat dilakukan di luar daerah arsir.
Gambar 5.62 Macam-macam model arsir
Gambar 5.63 Arsir pada potongan sejajar (meloncat)
Gambar 5.64 Arsir dari bagian-bagian yang berdampingan
Gambar 5.65 Arsir dan angka
Gambar 5.66 Arsir bagian yang luasMacam-macam arsir untuk bahan yang berbeda:Baja, besi tuang, tembaga baja tuang, perunggu, aluminium, dll.Timbel (timah hitam), timah putih, seng, dll.Bahan isolasi, bahan-bahan sintetis, dll.Batu, poroselin, marmer, keramik, dll5.2.3 Ukuran Dan Tanda PengerjaanUkuran dan tanda pengerjaan sangat diperlukan dalam gambar kerja, supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengerjakan sebuah benda kerja.
5.2.3.1 Fungsi Penunjukan Ukuran GambarUntuk memberikan suatu penjelasan gambar yang lengkap pada suatu gambar kerja, maka semua keterangan pada gambar tersebut harus lengkap. Diantaranya adalah ukuran gambar tersebut. Sehingga dengan ukuran ini benda kerja dapat dibuat oleh pelaksana (operator).Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah:– Harus dipikirkan bagaimana benda tersebut dibuat dan ukuran mana yang harus diperhatikan.– Perencana harus memberikan ukuran-ukuran tersebut pada tempat yang tepat, benar serta mudah dilihat.– Dalam gambar kerja ukuran dari suatu bagian tidak boleh ditunjukan lebih dari satu.
5.2.3.2 Cara-cara pemberian penunjukan ukuranBeberapa bagian benda dapat diberi penunjukan ukuran dengan mudah dan sistematis dengan membagi-bagi bagian tersebut menjadi bentuk sederhana. Untuk bentuk bagian yang rumit, apabila kita analisa, maka akan kita dapatkan bentuk-bentuk berupa Silinder, Prisma, Piramid, Konis dan bentuk segi teratur lainnya.Penunjukan ukuran dari suatu objek dapat dilakukan dengan penunjukan ukuran dari masing-masing bentuk elemennya serta menentukan bidang patokan ukuran (basis ukuran).
a. Prinsip penunjukan ukuran• Satuan ukuranSatuan ukuran adalah angka/besaran ukuran, ditentukan dalam satuan yang sama yaitu dalam satuan mm (mili meter).Jika dikehendaki satuan lain, misal cm (centi meter) maka satuan harus dicantumkan.• Garis proyeksiGaris proyeksi atau garis bantu penunjukan ukuran, umumnya digambar tegak lurus
pada bagian yang diberi ukuran, dilukis dengan garis tipis.• Garis petunjuk ukuranGarisnya digambar dengan garis tipis dan diakhiri dengan tanda panah.• Tanda panah tebal garis ukuran.Tanda panah adalah suatu tanda awal dan akhir suatu penunjukan ukuran panjang anak panah (L) diambil 12
Gambar 5. 67 Penunjukan ukuranb. Sifat-sifat penunjukan ukuran• Penunjukan ukuran besaranMenunjukkan berapa panjang, lebar, tinggi dari suatu benda kerja, komponen, lubang atau alur.• Penunjukan ukuran kedudukanMenunjukkan berapa jarak kedudukan lubang atau alur dan bentuk lainnya yang diukur dari suatu bidang patokan ukuran (basis ukuran).
Gambar 5. 68 Penunjukan ukuran besaran
Gambar 5. 69 Penunjukan ukuran kedudukan• Penunjukan ukuran pembantuPemberian ukuran berlebihan harus dihindari. Bila harus dicantumkan maka pencan-tumannya harus dalam tanda kurung (…….) yang disebut ukuran pembantu.
Gambar 5. 70 Penunjukan ukuran pembantuc. Sistem penunjukan ukuran• Penunjukan ukuran sistem berantaiDigunakan apabila jarak setiap lubang lebih berfungsi dari panjang keseluruhan.
Gambar 5. 71 Penunjukan ukuran sistem berantai• Penunjukan ukuran sistem paralel/sejajarPenunjukan ukuran dari satu patokan yang sama dan jarak antara setiap lubang tidak begitu berfungsi
Gambar 5. 72 Penunjukan ukuran sistem sejajar• Penunjukan ukuran gabungan (kombinasi)Penunjukan sistem ini paling banyak dipakai yaitu peng-gunaan dari sistem berantai dan sejajar.
Gambar 5.73 Penunjukan ukuran sistem kombinasi• Penunjukan ukuran dalam dan luarPenunjukan ukuran dalam dan luar harus dipisahkan sejauh mungkin.
Gambar 5. 74 Penunjukan ukuran Dalam dan luard.Penggolongan penunjukan ukuranPenunjukan ukuran fungsi (F) Digunakan untuk menentukan suatu bentuk ukuran dan posisi komponen, ditinjau langsung terhadap fungsi dari benda kerja atau susunan tersebut, yang dianggap paling penting.• Penunjukan ukuran non fungsi (NF)Digunakan apabila memberikan penunjukan ukuran suatu bentuk, posisi yang tidak ditinjau dari fungsinya, melainkan ditinjau terhadap hal lain, misalnya pertimbangan kekuat-an, pengerjaan, pengecekan ukuran dan lain sebagainya.• Penunjukan ukuran pembantu (H)Adalah penunjukan ukuran tambahan, yang berfungsi sebagai pembantu operator agar tidak menghitung sisa ukurannya.
Gambar 5.75 Penampang ulir luar dan ulir dalam
Gambar 5.76 Penunjukan ukuran fungsi dan non fungsie. Pengaturan Penunjukan Ukuran• Penunjukan ukuran champer
Gambar 5.77 Penunjukan ukuran champer maka penunjukan ukuran dapat seperti gambar di bawah ini.Jika sudut champer 45
Gambar 5.78 Penunjukan ukuran champer 45o• Penunjukan ukuran untuk jarak yang samaMetode ini digunakan, apabila jarak pengambilan dalam gambar sama atau bentuk yang teratur.
Gambar 5.79 Penunjukan ukuran jarak panjang yang sama
Gambar 5.80 Penunjukan ukuran sudut yang sama
Gambar 5.81 Penunjukan ukuran untuk bidang simetris• Penunjukan ketirusanSimbol penunjukan tirus yang beraturan, letak simbol harus sesuai dengan arah tirusnya.
Gambar 5.82 Simbol penunjukan tirus
Gambar 5.83 Penunjukan ukuran tirus• Penunjukan kemiringanSimbol untuk kemiringan bidang datar yang beraturan, dan ditunjukkan sesuai dengan arah dari kemiringan.
Gambar 5.84 Simbol penunjukan kemiringan
Gambar 5.85 Penunjukan ukuran kemiringan• Penunjukkan ukuran khusus dapat digambar miring, tetapi dengan yang lainnya harus sejajar.
Gambar 5.86 Penunjukan ukuran khusus• Penunjukkan ukuran ujungnya mempunyai sudut, radius di champer.
Gambar 5.87 Penunjukan ukuran bidang menyudut• Penunjukan ukuran tali busur, lengkung dan sudut
Gambar 5.88 Penunjukan ukuran tali busur, lengkung dan sudut• Penunjukan ukuran untuk pandangan sebagian
Gambar 5.89 Penunjukan ukuran Pandangan sebagian• Penunjukkan ukuran untuk Radius :, dan untuk lengkung ditandai dengan Radius R.5. Untuk lubang harus ditandai dengan diameter
6. Penunjukkan radius, tetapi alur yang berujung radius cukup dengan lebarnya7. Penunjukkan lubang atau poros yang berulir harus dicantumkan pada diameter yang terbesar dari ulir tersebut.
Gambar 5.90 Penunjukan ukuran radius
Gambar 5.91 Penunjukan ukuran alur lubang
Gambar 5.92 Penunjukan ukuran poros berulir
Gambar 5.93 Penunjukan ukuran lubang berulir• Penunjukan Huruf dan tanda-tanda untuk pelengkap
Gambar 5.94 Penunjukan huruf dan simbol pelengkap yang benar
Gambar 5.95 Penunjukan symbol pelengkap harus dihilangkan
Gambar 5.96 Penunjukan perintah
Gambar 5.97 Penunjukkan ketebalan material• Penunjukkan untuk radius atau diameter dari suatu bentuk “bola”, angka ukuran harus didahului oleh kata “bola” atau S (Share)
Gambar 5.98 Penunjukan symbol bentuk bola
Gambar 5.99 Penunjukan symbol bentuk lubang bola• Pemberian tanda-tanda khususApabila dari suatu komponen/bagian, sebagaian permukaan yang harus dikerjakan lanjut, maka permukaan tersebut diberi tanda dengan garis strip-strip titik tebal.
Gambar 5.100 Penunjukan tanda khusus pengerjaan lanjutThis entry was posted in BUKU OTROTONIK 1.1 on 9 April 2014.
Potongan
Sering sekali, dalam menggambar suatu benda, banyak ditemui bahwa didalam
benda tersebut memiliki rongga-rongga. Untuk menggambarkan rongga-rongga
tersebut tetntu saja menggunakan garis gores, dimana garis gores tersebut
untuk menggambarkan bagian-bagian yang tertutup atau tersembunyi. Namun,
jika menggunakan metode seperti ini tentunya gambar yang dihasilkan akan
menjadi sebuah gambar yang sulit dipahami dan menjadi gambar yang rumit.
Maka dari itu, untuk mendapatkan gambaran dari bagian-bagian yang
tersembunyi ini diperlukan suatu cara tertentu, dimana cara tersebut bertujuan
untuk membuang bagian yang menutupi bagian yang kita inginkan. Cara seperti
ini disebut potongan atau irisan.
Penyajian Potongan
Pada umumnya, bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, dan potongannya
disebut potongan utama. Namun untuk keadaan tertentu terkadang bagian
yang dipotong tidak harus mengikuti atau melalui sumbu dasar, melainkan
dapat dibuat diluar sumbu dasar. Penerapan ini tentunya harus disertai dengan
informasi atau pemberian tanda yang menandakan potongan tadi diluar sumbu
utama.
penandaan suatu potongan yang tidak mengikuti sumbu utama
Letak Potongan dan Garis Potong
Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, maka tidak
diperlukan penjelasan lebih lanjut. Namun jika letak bidang potong belum jelas,
maka bidang potongnya harus diterangkan dalam gambar. Letak garis potong
juga harus diberi informasi dengan menaruh tanda dengan huruf besar dan
diberi anak panah yang menunukan arah penglihatan potongan.
Cara Membuat potongan
Berikut ini adalah beberapa cara dalam membuat potongan
Potongan dalam satu bidang
Potongan oleh lebih dari satu bidang
Potongan separuh
Potongan yang diputar di tempat atau dipindahkan
Susunan potongan-potongan berurutan
Potongan setempat
Potongan Dalam Satu Bidang
Potongan oleh bidang potong melalui garis sumbu dasar
Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, maka garis potongnya dan tanda-
tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar.
Potongan yang tidak melalui sumbu dasar
Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, maka letak bidang
potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya.
Potongan Oleh Lebih Dari Satu Bidang
Potongan melocat
Untuk menyerdehanakan gambar dan penghematan waktu potongan dalam
beberapa bidang sejajar dapat disatukan, dengan kata lain gambar yang
harusnya dipotong oleh 2 bidang dapat disatukan menjadi 1 bidang
Potongan oleh dua bidang berpotongan
Potongan dimana bagian-bagian yang simetrik dapat digambar pada dua bidang
potong yang saling berpotongan. Satu bidang potongan merupakan potongan
utama dan potongan yang dibentuk bidang lain membentuk sudut terhadap
potongan utama.
Potongan pada bidang berdampingan
Potongan ini biasanya digunakan untuk membuat potongan pada benda seperti
pipa. Dibuat dengan membuat bidang potong yang berdampingan melalui garis
sumbunya.
Potongan Separuh
Potongan dimana bagiannya simetrik, yang satu menunjukan gambar
pandangan dan satu lagi untuk menunjukan pandangan potongnya.
Potongan setempat ( sebagian kecil bidang )
Terkadang dibutuhkan gambaran dari sebagian bagian kecil dari suatu benda
saja. Untuk menampakan bagian kecil yang tersembunyi itu dibutuhkan suatu
potongan yang hanya menunjukan bagian kecil yang diinginkan tersebut. Kita
dapat menggunakan potongan setempat/ potongan sebagian kecil bidang.
Potongan yang diputar ditempat atau dipindahkan
Pada benda-benda tertentu penampangnya dapat digambarkan setempat atau
dapat juga digambar dengan diputar terlebih dahulu lalu dipindahkan.
Susunan Potongan-potongan Berurutan
Potongan berurutan diperlukan dalam member ukuran atau alasan lain, dimana
semua potongannya terletak pada sumbu utama, dan masing-masing terletak di
bawah garis potongnya.
potongan berurutan dan potongan yang diputar
Penampang-penampang pada benda Tipis
Penampang-penampang tipis, misalnya benda-benda yang terbuat dari plat,
contohnya baja profil atau paking, dapat digambar dengan garis tebal dan
bukan dengan pemberian arsiran, atau dapat juga seluruhnya dihitamkan. Jika
bagian-bagian yang dipotong berbatasan maka batas-batasnya dibiarkan
berwarna putih.
Bagian Benda yang Tidak Boleh Dipotong
Beberapa benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah
memanjang. Begitu pula benda-benda seperti baut, paku, pasak ,dan
sebagainya tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Berikut ini adalah
gambar dimana benda tersebut dipotong namun terdapat beberapa benda yang
tidak ikut terpotong.
Arsiran
Arsiran dipergunakan untuk menandakan sebuah bidang yang terkena
potongan. Garis arsir umumnya atau kebanyakan berorientasi kea rah kanan
dengan membentuk sudut 45° terhadap garis sumbunya atau garis gambarnya.
Dengan jarak garis arsiran yang disesuaikan dengan besarnya gambar.
Berikut ini adalah beberapa aturan-aturan arsiran yang lain
Arsiran dari bagian-bagian benda yang berdampingan harus dibedakan
arah orientasinya
Penampang-penampang yang luas dapat diarsir terbatas yaitu hanya pada
sekelilingnya saja.
Potongan sejajar dari benda yang sama dapat diarsir dengan arsiran
serupa atau bisa juga digeser.
Garis-garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka sebuah
informasi gamba, jika pemberian angka maupun huruf ini tidak dapat
dilakukan pada bagian luar arsiran.
Referensi
Sato,G.Takeshi. Hartanto,N.Sugiarto.Menggambar Mesin Menurut Standar
ISO.Cet.11.2005.Jakarta : Pradnya Paramitha.
Dokumen Pribadi
Aturan Menggambar Benda Potongan ( Irisan )
Dalam menggambar sebuah benda ke bidang 2D di tetapkan pula aturan – aturan yang berlaku secara
internasional. Salah satu nya adalah aturan untuk menggambar sebuah benda potongan atau irisan.
Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga-rongga di dalamnya. Untuk menggambarkan bagian –
bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan garis tersembunyi. Jika hal ini di laksanakan
secara taat asas, maka akan menghasilkan sebuah gambar yang rumit sekali, dan susah di mengerti.
Bayangkan jika sebuah roda gigi harus di gambar secara lengkap ! Untuk mendapatkan gambaran dari
bagian – bagian yang tersembunyi ini, maka bagian yang menutupi di buang. Gambar demikian disebut
gambar potongan, atau disingkat dengan potongan.
Gambar di bawah ini memperlihatkan sebuah benda dengan yang tidak kelihatan. Bagian ini dapat di
nyatakan dengan garis gores. Jika benda ini terpotong maka bentuk dalamnya akan lebih jelas lagi.
Dalam hal-hal tertentu bagian bagian – bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak perlu
digambar. Hanya jika bagian ini diperlukan, maka bagian di belakang potongan ini digambar dengan garis
gores.
Penjelasan mengenai potongan
Pada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, dan potongannya di sebut sumbu utama.
Jika perlu, maka bidang potong dapat dibuat di luar sumbu utama. Dalam hal ini bidang potongnya harus
diberi tanda, dan arah penglihatannya dinyatakan dengan anak panah, seperti yang diperlihatkan pada
gambar di bawah ini.
Potongan tidak melalui garis sumbu
Peraturan – peraturan umum yang berlaku untuk gambar – gambar proyeksi berlaku juga untuk gambar
potongan.
Letak potongan dan garis potong.
Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan penjelasan lebih lanjut ( Gb.
A). Jika letak bidang potong tidak jelas atau ada beberapa bidang potong, maka bidang potongnya harus
di terangkan dalam gambar. Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong,
yang di gambar dengan garis sumbu dan pada ujung – ujungnya dipertebal dan pada tempat – tempat
dimana garis potongnya berubah arah. Pada ujung – ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar,
dan diberi anak panah yang menunjukan arah penglihatan ( Gb. B ).
Gb. A. Potongan melalui garis sumbu
http://feeds.feedburner.com/TeknikAutocad
(Gambar 2)
Cara – cara membuat gambar potongan ( 1 )
Ada beberapa aturan dan cara dalam menyajikan gambar potongan, maka pada kesempatan kali ini saya coba untuk menulis dan membahas tentang hal tersebut.
1. Potongan dalam satu bidang.
Potongan oleh bidang potong melalui garis sumbu dasar.
Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongnya dan tanda – tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar. Foto demikian disebut potongan
utama.
Potongan yang tidak melalui sumbu dasar.
Jika diperlukan potongan yang melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya.
2. Potongan oleh lebih dari satu bidang.
Potongan meloncat
Untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu potongan – potongan dalam beberapa bidang sejajar dapat disatukan. Pada gambar diperlihatkan sebuah benda
yang dipotong menurut garis potong A-A. Sebenarnya bidang potongnya terdiri atas dua bidang, yang dalam hal ini dapat di satukan. Potongan demikian dinamakan potongan
meloncat.
Potongan meloncat
Potongan oleh dua bidang berpotongan
Bagian – bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu bidang potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain
menyudut dengan bidang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah diselesaikan menurut aturan – aturan yang berlaku, diputar hingga berhimpit pada bidang proyeksi
pertama. Pada gambar dibawah ini menunjukan bagaimana caranya membuat gambar potongan demikian.
Potongan dengan dua bidang menyudut
Potongan pada bidang berdampingan
Potongan pada pipa berbentuk seperti dibawah ini dapat dibuat dengan bidang-bidang berdampingan melalui garis sumbunya.
Potongan dengan bidang-bidang berdampingan
Gambar Potongan
1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2
1. Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam cara/teknik pe-
motongan benda.
2. Mahasiswa dapat menggambar pandangan potongan benda
yang dipotong secara penuh.
3. Mahasiswa dapat menggambar pandangan potongan benda
yang dipotong separuh.
4. Mahasiswa dapat menggambar pandangan potongan benda
yang dipotong sebagian/lokal.
2. Uraian Materi 2
1. Prinsip-prinsip Pemotongan
Pada benda-benda teknik, banyak ditemui benda dengan
rongga di dalamnya. Untuk menggambar bagian-bagian ini di-
pergunakan garis putus-putus, yang menyatakan garis-garis
tersembunyi. Bila hal ini dilaksanakan secara taat asas, maka akan
dihasilkan sebuah gambar yang rumit sekali dan susah di-mengerti.
Misalnya saja, sebuah almari roda gigi (gear box) bila harus
digambar secara lengkap. Untuk mendapatkan gambaran dari
bagian-bagian yang tersembunyi ini, maka bagian yang menutupi
dibuang. Gambar seperti ini disebut gambar potongan, atau
disingkat dengan potongan saja.
Pada benda-benda yang kompleks, pemotongan dapat dila-
kukan lebih dari satu kali, oleh karena bila hanya dipotong se-kali
belum diperoleh bentuk gambar yang jelas. Jadi, dengan potongan
berganda ini akan memperjelas penunjukan dalam benda tersebut,
sehingga dapat dilihat dengan jelas bagian da-lam maupun bagian
luarnya.
2. Macam-macam Teknik Pemotongan
Dalam gambar teknik, dikenal ada tiga cara pemotongan,
yaitu: pemotongan penuh/seluruhnya, pemotongan separuh/
setengah dan pemotongan lokal. Gambar 11 memperlihatkan
contoh gambar benda yang dipotong secara penuh.
(a) (b) (c)
Gambar 11. Potongan penuh
Cara memotong benda ditunjukkan pada Gambar 11 (a), hasil
pemotongan dalam bentuk gambar tiga dimensi (proyeksi piktorial)
ditunjukkan pada Gambar 11 (b) dan penyajian po-tongan dalam
proyeksi ortogonal, berupa pandangan potongan, ditunjukkan pada
Gambar 11 (c).
Gambar 12 menunjukkan cara pemotongan separuh.
Gambar 12. Potongan separuh
Pada Gambar 12 (a) ditunjukkan cara memotong benda se-
paruh bagian. Benda tersebut dipotong menurut garis potong BOB,
Gambar 12 (b). Bagian yang diambil adalah seperempat bagian
dari benda tersebut. Selanjutnya gambar tersebut di-gambar dalam
proyeksi ortogonal seperti terlihat pada Gambar 12 (b) dan (c).
Selanjutnya, Gambar 13 menunjukkan cara memotong de-ngan
pemotongan sebagian/lokal.
Gambar 13. Potongan lokal
Potongan semacam ini dilakukan hanya memotong sebagi-an
dari (ujung) benda tersebut. Di sini dimaksudkan untuk meli-hat
bagian dalam dari salah satu ujung yang diperlukan. Bentuk benda
semacam ini tidak boleh dipotong memanjang secara pe-nuh.
Yang perlu diperhatikan dalam gambar potongan adalah bahwa
pada gambar pandangan (yang utuh) tidak boleh diarsir,
sedangkan pada bagian yang dipotong atau penampang
potongan diarsir menggunakan garis tipis.
Contoh-contoh gambar potongan yang lain diberikan pada
uraian berikut.
Gambar 14. Penekan paking
Pada Gambar 14, diperlihatkan penekan paking yang di-gambar
dalam proyeksi ortogonal. Gambar 14 (b) dan (c) ada-lah
pandangan muka dan samping dalam bentuk pandangan potongan.
Gambar 15. Simbol bidang potong
Untuk menunjukkan bidang pemotongan digunakan garis gores-
titik tipis (strip-titik) yang dipertebal pada ujung-ujung dan titik
beloknya (Gambar 15). Tanda anak panah menunjuk-kan arah
pandang bidang yang dipotong. Pada Gambar 16 di-berikan contoh
sebuah benda yang dipotong, dengan garis po-tong A-A yang
berbelok untuk memperjelas lubang yang ada pada benda tersebut.
Pandangan potongannya seperti terlihat pada Gambar 16 yang
kanan.
Gambar 16. Potongan menurut garis A-A
Untuk menandai bahwa bagian benda tersebut dalam kon-disi
dipotong, maka bagian yang dipotong pada pandangan po-tongan
haruslah diarsir. Garis arsir ini berupa garis tipis dan di-gambar
membentuk sudut 45o terhadap garis benda atau garis sumbu.
Jarak antar garis arsir minimal tiga kali tebal garis yang paling tebal
pada gambar/garis benda nyata (Gambar 17).
Gambar 17. Garis arsir
Untuk membedakan dua macam benda atau lebih yang di-
potong, maka penarikan garis arsirnya harus dibedakan arah-nya
(Gambar 18), atau kalaupun arahnya sama maka dibeda-kan letak
garis arsirnya. Dalam hal ini, antar garis arsir dari benda yang
berdampingan tidak boleh satu garis yang menerus (Gambar 19).
Gambar 18. Arsir dua Gambar 19. Arsir banyak
komponen komponen
Perlu diperhatikan pula bahwa jarak garis arsir itu tidak ada
peraturan yang pasti, hanya sebaiknya dalam membuat garis arsir
disesuaikan dengan luas bidang potongannya. Bila benda yang
diarsir sangat lebar, dapat juga diarsir dengan cara seperti Gambar
20.
Gambar 20. Penampang potong luas
Pada penampang potong yang lebar atau luas, tidak perlu diar-sir
penuh, tetapi cukup diarsir pada bagian tepi dari penampang
potong.
Gambar 21 sebuah benda berbentuk silinder dipotong me-nurut
potongan A-A. Pada penampang potong ini lubang-lubang yang
dilalui bidang potong diproyeksikan ke pandangan depan.
Gambar 21. Potongan diputar
ke garis sumbu
Posisi pemotongan semacam ini garis penunjukan potongan
diputar ke garis sumbu horizontal. Dengan demikian bila dipro-
yeksikan ke pandangan depan tidak mengalami pengurangan
diameter lingkaran jarak dari benda tersebut.
Gambar 22 menunjukkan bagian dari gambar potongan yang
dipotong separuh. Cara ini sering digunakan pada gambar susunan,
dan pada benda-benda yang simetris terhadap garis sumbu.
Gambar 22. Benda dipotong separuh
Separuh dari gambar tersebut digambar bagian luarnya, se-
dang separuh yang lain akan tampak bagian dalamnya. Garis yang
tidak tampak pada penampang yang dipotong tidak perlu
ditunjukkan, tetapi garis tidak tampak pada bagian yang tidak
dipotong sebaiknya ditunjukkan.
Gambar 23 memperlihatkan potongan dari benda yang me-
miliki rusuk penguat. Pemotongan pada benda seperti ini tidak
boleh dilakukan dengan arah memanjang, tapi hanya boleh di-
potong arah melintang.
Gambar 23. Potongan benda berusuk
Sementara itu, pada plat-plat yang tipis seperti sheet metal,
gasket, paking, bila dilakukan pemotongan maka penampang
potongnya tidak perlu diarsir, tetapi penampang potong itu di-blok
hitam semua seperti ditunjukkan pada Gambar 24.
Gambar 24. Potongan pada plat tipis
Gambar 25 menunjukkan suatu keadaan benda yang dipo-tong,
bilamana ada bagian benda yang berada di depan bidang potong
ingin ditunjukkan, maka bagian tersebut digambar de-ngan garis
strip-titik.
Gambar 25. Penggambaran bagian benda yang
berada di depan bidang potong
Gambar 26 adalah untuk menunjukkan cara memindahkan atau
memutar posisi potongan suatu benda. Cara ini sering di-gunakan
untuk menggambar potongan dari benda berusuk dan benda-benda
profil.
Gambar 26. Posisi potongan yang
dipindah/diputar
Gambar 27 dan 28 menunjukkan cara pemotongan untuk benda
kerja (poros) yang berurutan. Di sini diberikan dua alter-natif
peletakan gambar pandangan potongannya, yaitu seperti Gambar
27 bila ukuran atau panjang kertas gambar memung-kinkan, atau
seperti Gambar 28 bila panjang kertas tidak me-mungkinkan.
Gambar 27. Potongan diletakkan ke samping
Gambar 28. Potongan diletakkan ke bawah
Gambar 29 menunjukkan suatu obyek benda tunggal yang
ditunjukkan dengan gambar pertolongan (dengan garis strip-titik).
Cara seperti ini dilakukan agar supaya dapat memberikan
ukuran (lebar) dari obyek tersebut. Hal serupa juga ditunjukkan
pada Gambar 30.
Gambar 29. Gambar pertolongan
Gambar 30. Gambar pertolongan (untuk
benda yang berbeda)
Dalam Gambar 31 bendanya berupa flens yang dipotong
menurut potongan A-A melewati dua lubang. Gambar pandang-an
potongannya dapat digambar seperti Gambar 31 yang kanan
(Potongan A-A). Cara lain dapat digambar seperti yang diperli-
hatkan pada Gambar 32. Hal tersebut dimaksudkan untuk me-
nyingkat waktu dalam pembuatan gambar, di samping untuk
menghemat ruangan gambar.
Penunjukan bahwa benda tersebut simetri adalah dengan
memberikan tanda sama dengan pada sumbu tersebut. Tanda
tersebut ditempatkan pada masing-masing sisinya, dan tegak lurus
terhadap sumbu obyeknya.
Gambar 31. Potongan obyek simetris
Gambar 32. Alternatif lain potongan
obyek simetris
Jika garis potong yang melalui sumbu pada bentuk pengu-at,
sirip, gigi atau pada bentuk plat dan sejenisnya, maka di-gambar
seperti pada Gambar 33. Garis potong A-A melewati sumbu
penguat. Pada penunjukan semacam ini maka panam-pang potong
yang benar adalah seperti ditunjukkan pada Gam-bar 33 (b).
Sementara itu, penunjukan seperti pada Gambar 33 (c) adalah
tidak benar menurut peraturan gambar teknik mesin. Hal ini
disebabkan pada bentuk sirip atau penguat dan sejenis-nya harus
digambar utuh. Bila diinginkan pemotongan pada si-rip atau
penguat harus dilakukan dengan pemotongan melin-tang, yaitu
seperti ditunjukkan pada penampang potong B-B, Gambar 33 (a).
Gambar 33. Potongan pada benda berusuk/sirip
Cara-cara pemotongan bentuk yang lain seperti ditunjukkan
pada Gambar 34. Garis potongnya membentuk sudut, maksud-nya
adalah tidak melalui garis sumbu. Untuk menggambar pe-nampang
potongnya dilakukan dengan cara memutar bidang potong ke arah
sumbu tegak.
Gambar 34. Garis potong menyudut
Gambar 35 adalah suatu plat berlubang dan dipotong mela-lui
lubang yang ada, sehingga garis potongnya membentuk su-dut. Hal
ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan lubang yang dibuat
dengan counterbor. Bentuk penampang potong yang betul adalah
seperti Gambar 35 (b). Gambar 35 (c) adalah penampang potong
bila pemotongannya melalui garis sumbu tegak, atau dipotong
penuh, di mana hal semacam ini jarang dilakukan dalam praktik.
Untuk menggeser atau memutar ben-tuk potongan yang miring,
tidak boleh melebihi 90o.
Gambar 35. Contoh lain garis potong menyudut
Pada Gambar 36 ditunjukkan cara pemotongan bentuk si-rip,
dimana pada bagian sirip tetap digambar utuh. Sementara itu, sirip
boleh digambar terpotong dengan arah pemotongan melintang,
seperti ditunjukkan pada Gambar 37.
Gambar 36. Potongan sirip
digambar utuh
Gambar 37. Potongan sirip
digambar terpotong
Dalam Gambar 38 adalah bentuk pemotongan yang lebih rumit
lagi. Bidang potongnya ditunjukkan seperti pada Gambar 38 (a).
Garis potong sebagian melalui garis sumbu, kemudian berbelok
melewati lubang. Dari potongan ini gambar penam-pang potong
yang betul adalah seperti Gambar 38 (b), semen-tara Gambar 38
(c) salah, oleh karena bidang yang dipotong miring tidak diputar ke
sumbu tegak terlebih dahulu, sehingga bentuk gambarnya menjadi
tidak jelas.
Gambar 38. Pemotongan benda yang kompleks
Potongan (Irisan)Posted: 26th March 2013 by Muhammad Jihad Zulfikar in Tugas Kuliah Gambar Mesin
0
Sering sekali, dalam menggambar suatu benda, banyak ditemui bahwa didalam benda tersebut
memiliki rongga-rongga. Untuk menggambarkan rongga-rongga tersebut tentu saja tidak digambarkan
sebagai ”gambar benda tidak tampak / terhalang”. Karena jika menggunakan metode seperti ini
tentunya gambar yang dihasilkan akan menjadi sebuah gambar yang sulit dipahami dan menjadi
gambar yang rumit. Maka dari itu, diumpamakan bagian gambar yang menutupi dibuang. Cara ini
disebut dengan cara potongan.
Penyajian Potongan
Pada umumnya, bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, dan potongannya disebut potongan
utama. Namun untuk keadaan tertentu terkadang bagian yang dipotong tidak harus mengikuti atau
melalui sumbu dasar, melainkan dapat dibuat diluar sumbu dasar. Penerapan ini tentunya harus diberi
tanda agar lebih jelas, yaitu dengan anak panah, dimana arah anak panah menunjukkan arah
pandangan.
Letak Potongan dan Garis Potong
Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, maka tidak diperlukan penjelasan lebih
lanjut. Namun jika letak bidang potong belum jelas, maka bidang potongnya harus diterangkan dalam
gambar. Letak garis potong juga harus diberi informasi dengan menaruh tanda dengan huruf besar
dan diberi anak panah yang menunukan arah penglihatan potongan.
Cara Membuat Potongan
Potongan dalam satu bidang
> Potongan oleh bidang potong melalui garis sumbu dasar
Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, maka garis potongnya dan tanda-tandanya tidak perlu
dijelaskan pada gambar.
> Potongan yang tidak melalui sumbu dasar
Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, maka letak bidang potongnya harus
dijelaskan pada garis potongnya.
Potongan oleh lebih dari satu bidang
> Potongan melocat
Untuk menyerdehanakan gambar dan penghematan waktu potongan dalam beberapa bidang sejajar
dapat disatukan, dengan kata lain gambar yang harusnya dipotong oleh 2 bidang dapat disatukan
menjadi 1 bidang
> Potongan oleh dua bidang berpotongan
Potongan dimana bagian-bagian yang simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling
berpotongan. Satu bidang potongan merupakan potongan utama dan potongan yang dibentuk bidang
lain membentuk sudut terhadap potongan utama.
> Potongan pada bidang berdampingan
Potongan ini biasanya digunakan untuk membuat potongan pada benda seperti pipa. Dibuat dengan
membuat bidang potong yang berdampingan melalui garis sumbunya.
Di bawah ini adalah gambar potongan lebih dari satu bidang yang meliputi potongan melocat,
potongan oleh dua bidang berpotongan, dan potongan pada bidang berdampingan.
Potongan separuh
Potongan dimana bagiannya simetrik, yang satu menunjukan gambar pandangan dan satu lagi untuk
menunjukan pandangan potongnya.
Potongan setempat (sebagian kecil bidang)
Terkadang dibutuhkan gambaran dari sebagian bagian kecil dari suatu benda saja. Untuk
menampakan bagian kecil yang tersembunyi itu dibutuhkan suatu potongan yang hanya menunjukan
bagian kecil yang diinginkan tersebut. Kita dapat menggunakan potongan setempat/ potongan
sebagian kecil bidang.
Potongan yang diputar ditempat atau dipindahkan
Pada benda-benda tertentu penampangnya dapat digambarkan setempat atau dapat juga digambar
dengan diputar terlebih dahulu lalu dipindahkan.
Susunan Potongan-potongan Berurutan
Potongan berurutan diperlukan dalam member ukuran atau alasan lain, dimana semua potongannya
terletak pada sumbu utama, dan masing-masing terletak di bawah garis potongnya.
Penampang-penampang Benda Tipis
Penampang-penampang tipis, misalnya benda-benda yang terbuat dari plat, contohnya baja profil atau
paking, dapat digambar dengan garis tebal dan bukan dengan pemberian arsiran, atau dapat juga
seluruhnya dihitamkan. Jika bagian-bagian yang dipotong berbatasan maka batas-batasnya dibiarkan
berwarna putih.
Bagian Benda yang Tidak Boleh Dipotong
Beberapa benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Begitu pula
benda-benda seperti baut, paku, pasak ,dan sebagainya tidak boleh dipotong dalam arah memanjang.
Berikut ini adalah gambar dimana benda tersebut dipotong namun terdapat beberapa benda yang
tidak ikut terpotong.
Arsiran
Arsiran dipergunakan untuk menandakan sebuah bidang yang terkena potongan. Garis arsir umumnya
atau kebanyakan berorientasi ke arah kanan dengan membentuk sudut 45° terhadap garis sumbunya
atau garis gambarnya. Dengan jarak garis arsiran yang disesuaikan dengan besarnya gambar.
> Berikut ini adalah beberapa aturan-aturan arsiran yang lain
~ Arsiran dari bagian-bagian benda yang berdampingan harus dibedakan arah orientasinya
~ Penampang-penampang yang luas dapat diarsir terbatas yaitu hanya pada sekelilingnya saja.
~ Potongan sejajar dari benda yang sama dapat diarsir dengan arsiran serupa atau bisa juga digeser.
~ Garis-garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka sebuah informasi gamba, jika
pemberian angka maupun huruf ini tidak dapat dilakukan pada bagian luar arsiran.
Beberapa Catatan Tentang Potongan
> Potongan hanya dapat digunakan apabila dengan cara memotong bendanya bentuk bagian dalam
bendanya bisa tampak lebih jelas. Apabila tanpa benda sudah tampak dengaan jelas, maka gambar
potongan tidak perlu dibuat
> Beberapa bagian benda yang tidak boleh dipotong secara memanjang antara lain: gigi, ruji, baut
penetap, pasak, pena tirus, poros, sirip, cincin, mur dan baut.