aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

87
Aturan Menggambar Benda Potongan ( Irisan ) Dalam menggambar sebuah benda ke bidang 2D di tetapkan pula aturan – aturan yang berlaku secara internasional. Salah satu nya adalah aturan untuk menggambar sebuah benda potongan atau irisan. Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga-rongga di dalamnya. Untuk menggambarkan bagian – bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan garis tersembunyi. Jika hal ini di laksanakan secara taat asas, maka akan menghasilkan sebuah gambar yang rumit sekali, dan susah di mengerti. Bayangkan jika sebuah roda gigi harus di gambar secara lengkap ! Untuk mendapatkan gambaran dari bagian – bagian yang tersembunyi ini, maka bagian yang menutupi di buang. Gambar demikian disebut gambar potongan, atau disingkat dengan potongan. Gambar di bawah ini memperlihatkan sebuah benda dengan yang tidak kelihatan. Bagian ini dapat di nyatakan dengan garis gores. Jika benda ini terpotong maka bentuk dalamnya akan lebih jelas lagi. Dalam hal-hal tertentu bagian bagian – bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak perlu digambar. Hanya jika bagian ini diperlukan, maka bagian di belakang potongan ini digambar dengan garis gores. Penjelasan mengenai potongan Pada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, dan potongannya di sebut sumbu utama. Jika perlu, maka bidang potong dapat dibuat di luar sumbu utama. Dalam hal ini bidang potongnya harus diberi tanda, dan arah penglihatannya dinyatakan dengan anak panah, seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Potongan tidak melalui garis sumbu Peraturan – peraturan umum yang berlaku untuk gambar – gambar proyeksi berlaku juga untuk gambar potongan. Letak potongan dan garis potong. Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan penjelasan lebih lanjut ( Gb. A). Jika letak bidang potong tidak jelas atau ada beberapa bidang potong, maka bidang potongnya harus di terangkan dalam gambar. Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong, yang di gambar dengan garis sumbu dan pada ujung – ujungnya dipertebal dan pada tempat – tempat dimana garis potongnya berubah arah. Pada ujung – ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar, dan diberi anak panah yang menunjukan arah penglihatan ( Gb. B ).

Transcript of aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Page 1: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Aturan Menggambar Benda Potongan ( Irisan )

Dalam menggambar sebuah benda ke bidang 2D di tetapkan pula aturan – aturan yang berlaku secara internasional. Salah satu nya adalah aturan untuk menggambar sebuah benda potongan

atau irisan. Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga-rongga di dalamnya. Untuk menggambarkan bagian – bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan garis tersembunyi.

Jika hal ini di laksanakan secara taat asas, maka akan menghasilkan sebuah gambar yang rumit sekali, dan susah di mengerti. Bayangkan jika sebuah roda gigi harus di gambar secara

lengkap ! Untuk mendapatkan gambaran dari bagian – bagian yang tersembunyi ini, maka bagian yang menutupi di buang. Gambar demikian disebut gambar potongan, atau disingkat dengan

potongan.

Gambar di bawah ini memperlihatkan sebuah benda dengan yang tidak kelihatan. Bagian ini dapat di nyatakan dengan garis gores. Jika benda ini terpotong maka bentuk dalamnya akan lebih

jelas lagi.  Dalam hal-hal tertentu bagian bagian – bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak perlu digambar. Hanya jika bagian ini diperlukan, maka bagian di belakang potongan ini

digambar dengan garis gores.

Penjelasan mengenai potongan

Pada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, dan potongannya di sebut sumbu utama. Jika perlu, maka bidang potong dapat dibuat di luar sumbu utama. Dalam hal ini bidang

potongnya harus diberi tanda, dan arah penglihatannya dinyatakan dengan anak panah, seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Potongan tidak melalui garis sumbu

Peraturan – peraturan umum yang berlaku untuk gambar – gambar proyeksi berlaku juga untuk gambar potongan.

Letak potongan dan garis potong.

Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan penjelasan lebih lanjut ( Gb. A). Jika letak bidang potong tidak jelas atau ada beberapa bidang potong, maka bidang

potongnya harus di terangkan dalam gambar. Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong, yang di gambar dengan garis sumbu dan pada ujung – ujungnya

dipertebal dan pada tempat – tempat dimana garis potongnya berubah arah. Pada ujung – ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar, dan diberi anak panah yang menunjukan arah

penglihatan ( Gb. B ).

Page 2: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gb. A. Potongan melalui garis sumbu

#POTONGAN (IRISAN) & ARSIRANPosted on 25 March 2013 by Fajar Junarto — No Comments ↓

POTONGAN

‘Untuk menggambarkan bagian-bagian benda yang berongga di dalamnya

diperlukan garis gores,yang menyatakan bagian-bagian benda yang

tersembunyi. Akan tetapi, jika hal ini dilakukan akan dihasilkan gambar yang

rumit dan sulit dimengerti. Pada Gambar 1 (a) memperlihatkan sebuah benda

dengan bagian yang tidak kelihatan. Bagian ini dapat dinyatakan dengan

garis gores. Jika benda ini dipotong, makabentuk dalamnya akan lebih jelas lagi.

Gambar 1 (b) memperlihatkan cara memotongnya, dan Gambar 1 (c) sisa

bagian benda setelah bagian yang menupupi disingkirkan. gambar sisa ini

diproyeksikan ke bidang potong, dan hasilnya disebut potongan (Gambar 1 (d)).

Gambar diselesaikan dengan garis tebal. Dari uraian Gambar 1 diatas dapat

dinyatakan bahwa fungsi gambar potongan adalah untuk menggambar benda

yang berongga dalam menggambar teknik.

Page 3: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

PENYAJIAN POTONGAN

Pada umum bidang potong dibuat melalui sumbu dasar (Gambar 10.1), dan

potongannya disebut potongan utama. Jika perlu, maka bidang potong dapat

dibuat di luar sumbu dasar. Dalam hal ini potongannya harus diberi tanda, dan

arah penglihatannya dinyatakan dengananak panah, seperti yang diperlihatkan

pada Gambar 2. Peraturan-peraturan umum yang berlaku untuk gambar-

gambar proyeksi, berlaku juga untuk gambar potongan.

LETAK POTONGAN DAN GARIS POTONG

Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan

penjelasanlebih lanjut (Gambar 3). Jika letak bidang potong tidak jelas, atau ada

beberapa bidang potong, maka bidang potongnya harus diterangkan

dalam gambar. Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah

garis potong, yang digambar dengan garis sumbu dan pada ujung-ujungnya

dipertebal, dan pada tempat-tempat di mana garis potongnya berubah arah.

Pada ujung-ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar, dan diberi anak

panah yang menunjukkan arah penglihatan (Gambar 4).

Page 4: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

CARA-CARA MEMBUAT POTONGAN

Selanjutnya akan diuraikan mengenai cara-cara membuat potongan. Cara-cara

membuat potongan pada benda adalah:

1. Potongan dalam satu bidang

Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, pada umumnya�  garis potongannya dan tanda-

tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar. Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu

dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya.

2. Potongan oleh lebih dari satu bidang

Potongan Meloncat. Untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu,

potongan-potongan dalam beberapa bidang sejajar dapat disatukan. Pada

Gambar 10.5 diperlihatkan sebuah benda yang dipotong menurut garis potong

Page 5: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

A-A. Potongan oleh dua bidang berpotongan. Bagian-bagian simetris dapat

digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu bidng

potongmerupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut

dengan bindang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah

diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar sehingga berhimpit

pada bidang proyeksi pertama. Gambar 5 menunjukkan bagaimana caranya

membuat gambar potongan demikian. Potongan pada bidang

berdampingan.Potongan pada pipa (Gambar 5) dapat dibuat dengan bidang-

bidang yang berdampingan melalui garis sumbunya. Potongan setempat dan

potongan penuh.Gambar potongan setempat digunakan untuk menggambar

benda kerja yang dipergunakan dari bagian kecil dari benda yang

tersembunyi. Untuk mendapatkan gambar yang tersembunyi dapat

juga dilakukan dengan penggambaran penuh, seperti terlihat pada Gambar 5

(a), (b), dan (c). Pada Gambar 6 diperlihatkan gambar potongan setempat yang

dilakukan pada bagian-bagian yang tidak boleh dipotong.

Page 6: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

POTONGAN SEPARUH

Bagian-bagian simetris dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan

dan setengahnya lagi sebagai pandangan (7). Dalam gambar ini garis-garis

yang tersembunyi tidak perlu digambar dengan garis gores lagi, karena sudah

jelas potongannya.

POTONGAN YANG DIPUTAR DITEMPAT ATAU DIPINDAHKAN

Benda-benda tertentu seperti ruji-ruji roda, tuas,pelek, rusu penguat atau kati

dapat digambar dengan pandangan setempat. Hal ini dapat dilihat pada Gambar

8. Gambar-gambar seperti tersebutdiatas, untuk bagian-bagian tertentu dapat

digambar potongan setempat. Atau setelah gambar potongannya diputar, maka

gambar tersebut dapat dipindahkan ke tempat lain. Contoh kasus tersebut

dapat dilihat pada Gambar 8a. Perbedaan antara Gambar 8b dan 8c adalah

pada gambar yang pertama digambar dengan garis tipis, sedangkan untuk

gambar yang kedua digambar dengan garis tebal biasa.

Page 7: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

 

BAGIAN BENDA ATAU BENDA YANG TIDAK BOLEH DIPOTONG

Bagian-bagian benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah

memanjang. Begitu pulabenda-benda seperti baut, paku keling, pasak, poros

dsb tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Gambar 9 memperlihatkan

sebuahbenda yang dipotong, tetapi terdapat beberapa bagian benda, yaitu sirip,

poros, pasak, baut dsb. yang tidak boleh dipotong.

 

ARSIR

GARIS-GARIS ARSIR

Page 8: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan

arsir, yaitu garis-garis tipis miring.

Kemiringan garis arsir adalah 45 ° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis

gambar, seperti ditunjukan pada Gb. 1. Jarak garis-garis arsir disesuaikan

dengan besarnya gambar. Bagian-bagian potongan yang terpisah diarsir dengan

sudut yang sama.

Arsiran dari bagian-bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya, agar

jelas perbedaannya, seperti terlihat pada Gb. 2.

Penampang-penampang yang luas dapat diarsir secara terbatas, yaitu hanya

pada kelilingnya saja, dapat dilihat pada Gb. 3.

Potongan-potongan sejajar dari benda yang sama, yang terdapat pada potongan

meloncat diarsir serupa, tetapi dapat juga digeser jika dipandang perlu, lihat Gb.

4.

Page 9: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Garis-garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka, jika hal ini

tidak dapat dilakukan di luar daerah arsir (Gb. 5).

Jika garis arsir yang digambar dengan sudut 45° dengan garis datar akan sejajar

atau tegak lurus terhadap garis gambar yang tampak, sudutnya harus diubah

menjadi 30°, 60°, atau dengan sudut lainnya (Gbr. 8).

Page 10: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Ukuran harus dibuat di luar luasan yang dipotong, tetapi jika hal ini tidak dapat

dihindari, garis arsir harus dihilangkan di tempat pencantuman angka ukuran

tersebut (lihat Gbr. 9).

Garis arsir dapat ditarik berdekatan dengan batas luasan potongan (garis

gambar potongan), asalkan kejelasan tidak dikorbankan.

Luasan yang berarsir selalu dibatasi seluruhnya oleh garis tepi yang tampak,

tidak pemah dibatasi oleh garis tak tampak, seperti pada Gb. 10, karena dalam

setiap hal permukaan yang dipotong dan garis-garis batasnya akan selalu

tampak. Juga, garis tampak tidak dapat memotong luasan yang berarsir.

Pada pandangan potongan suatu benda, tersendiri atau rakitan, garis-garis arsir

pada luasan yang dipotong harus sejajar, tidak seperti yang ditunjukkan pada

Gb. 10. f. Penggunaan garis arsir dalam arah yang berlawanan merupakan

Page 11: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

pertanda bagian yang berbeda, seperti ketika dua elemen mesin atau lebih

bersebelahan dalam gambar rakitan.

Referensi

www.scribd.com/doc/26553452/Gambar-Potongan-Section

www.ie-trunojoyo.com

. GAMBAR POTONGAN

Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga–rongga didalamnya. Untuk menggambarkan bagian–

bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan garis–garis tersembunyi. Jika hal ini dilaksanakan

secara taat asas, maka akan dihasilkan sebuah gambar yang rumit sekali dan susah dimengerti. Bayangkan

saja jika sebuah lemari roda gigi harus digambar secara lengkap! Untuk mendapatkan gambaran dari

bagian–bagian yang tersembunyi ini, bagian yang menutupi dibuang. Gambar demikian disebut gambar

potongan, atau disingkat dengan potongan.

Gambar pada gambar 16a memperlihatkan sebuah benda dengan bagian yang tidak kelihatan. Bagian ini

dapat dinyatakan dengan garis gores. Jika benda ini dipotong, maka bentuk dalamnya akan lebih jelas lagi.

Page 12: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 16b memperlihatkan cara memotongnya, dan gambar 16c sisa bagian depan setelah bagian yang

menutupi disingkirkan. Gambar sisa ini diproyeksikan ke bidang potong, dan hasilnya disebut potongan

(gambar 16d. Gambarnya diselesaikan dengan garis tebal.

Dalam hal–hal tertentu bagian–bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak perlu digambar. Hanya

jika bagian ini diperlukan,  maka bagian di belakang potongan ini digambar dengan garis gores.

Gambar 16. Penjelasan Mengenai Potongan

Cara–Cara Membuat Potongan

Potongan Dalam Satu Bidang

(1) Potongan Oleh Bidang Potong Melalui Garis Sumbu Dasar

Jika bidang potongan melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongnya dan tanda tandanya tidak

perlu dijelaskan pada gambar. Foto demikian disebut potongan utama (gambar 17a)

(2) Potongan Yang Tidak Melalui Garis Sumbu Dasar

Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada

garis potongnya (gambar 17b).

Gambar 17a                                                                                           Gambar 17b

Page 13: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Potongan melalui garis sumbu dasar                                                   Potongan tidak melalui garis sumbu

dasar

Potongan Oleh lebih dari satu bidang

(1)   Potongan Meloncat

Untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu, potongan–potongan dalam beberapa bidang

sejajar dapat disatukan. Pada gambar 18a diperlihatkan sebuah benda yang dipotong menurut garis potong

A-A. sebenarnya bidang potongannya terdiri atas dua bidang, yang dalam hal ini akan disatukan. Potongan

demikian dinamakan potongan meloncat.

(2)   Potongan oleh dua bidang berpotongan

Bagian – bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu bidang

potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut dengan bidang pertama.

Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar hingga

berhimpit pada bidang proyeksi pertama. Gambar 18b menunjukkan bagaimana caranya membuat gambar

potongan demikian.

(3)   Potongan pada bidang berdampingan

Potongan pada pipa berbentuk seperti gambar 18c dapat dibuat dengan bidang–bidang yang berdampingan

melalui garis sumbunya.

gambar 18a              

gambar 18b                                       gambar 18c

Pot. meloncat                   Pot.  dua bidang menyudut         Pot. bidang berdampingan

Potongan Separuh

Bagian–bagian simetrik dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan dan setengahnya lagi

sebagai pandangan (gambar 19). Dalam gambar ini garis–garis yang tersembunyi tidak perlu digambar

dengan garis gores lagi. Karena sudah jelas pada gambar potongan.

Page 14: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 19. Potongan separuh

Potongan Setempat

Kadang–kadang diperlukan gambaran dari bagian kecil saja dari benda yang tersembunyi, misalnya benda

pada gambar 20a. Gambar–gambar 20b dan 20c  memperlihatkan gambar  yang dipotong setempat dan

potongan penuh. Potongan setempat juga dilakukan pada bagian–bagian yang tidak boleh dipotong (gambar

20d).

gambar 20a                                                                          gambar 20b

gambar 20c.  Potongan penuh                                                 gambar 20d

Bagian-bagian yang tidak boleh dipotong

Ada beberapa jenis benda yang tidak diperboleh kan untuk dipotong, yaitu :

Baut, Paku keling, pasak, poros, sirip penguat, tidak boleh dipotong simbol memanjang.

Arsir

Page 15: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu garis tipis miring.

Kemiringan garis arsir adalah 45° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar. Arsiran dari 2 bagian

yang berbeda dan berimpit harus dibedakan pitch-nya.

5. PENUNJUKKAN UKURAN

Poin yang akan dipelajasi pada pokok bahasan ini antara lain :

1. Jenis ukuran (berdasarkan obyek yang di beri ukuran)

2. Datum

3. Peraturan-peraturan dalam memberikan ukuran

Untuk memudahkan pemahaman, jenis ukuran dibagi dua, yaitu ukuran bentuk dan ukuran posisi.

Ukuran bentuk yaitu ukuran yang menunjukkan panjang dan lebar suatu obyek, termasuk di dalamnya

ukuran diameter, radius, dan lain-lain. Sedangkan ukuran posisi adalah ukuran yang menunjukkan jarak

obyek tersebut dari suatu bidan referensi tertentu (datum). Contoh ukuran bentuk : Obyek kotak segi empat

akan memiliki ukuran bentuk panjang dan lebar, lingkaran akan memiliki ukuran bentuk diameter atau

radius, segitiga akan memiliki ukuran bentuk panjang dan tinggi atau panjang dan sudut, dan lain-lain.

Gambar 21. Contoh

ukuran bentuk

Untuk memberikan ukuran posisi kita harus menentukan posisi datum terlebih dahulu.Datum adalah bidang

referensi. Datum ini bisa berupa titik sudut, garis, ataupun bidang pada suatu benda. Penentuan datum ini

didasarkan oleh hal-hal berikut ini :

1. Fungsi dari benda

2. Kemudahan pengerjaan

3. Kemudahan perakitan

Page 16: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 22. Contoh Datum

Aturan-aturan dalam pemberian ukuran :

1. Ukuran harus cukup jelas untuk bisa dibaca dengan mudah

2. Hindari pemberian ukuran ganda

3. Usahakan untuk menempatkan ukuran diluar area benda

4. Pastikan angka ukuran dan garis panahnya tidak ditabrak oleh garis yang lain

Gambar 23. Contoh cara penunjukkan ukuran yang benar

Hal penting yang lain dalam penunjukkan ukuran adalah penyederhanaan ukuran, artinya penunjukkan

ukuran dibuat sedemikian rupa hingga tidak memakan banyak area gambar yang berarti membuat gambar

menjadi lebih lapang dan mudah dibaca. Selain itu dengan efisiensi ukuran, gambar benda yang ditampilkan

bisa lebih besar (skala), dan pembacaan akan lebih mudah. Penyederhanaan boleh dilakukan dengan tanpa

mengurangi fungsi dari ukuran itu sendiri.

Di bawah ini adalah contoh bentuk-bentuk penyederhanaan ukuran yang distandardkan oleh ISO.

Page 17: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 24. Contoh gambar penyederhanaan ukuran

POTONGAN DAN PROYEKSI0 comments

POTONGAN DAN PROYEKSI

JENIS-JENIS POTONGAN

Potongan penuh

Potongan setengah

Potongan setempat

Potongan meloncat

POTONGAN PENUH

Page 20: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Potongan (irisan)           Penggunaan potongan sering kali ditemukan pada penggambaran benda-benda yang memiliki rongga di dalamnya. Untuk menggambarkan bagian benda yang tidak tampak dari luar dapat digunakan garis putus-putus. Tetapi jika bagian yang tersembunyi tersebut mempunyai bentuk yang rumit, maka akan didapat gambar yang rumit pula dan sulit dimengerti. Untuk mengatasi hal ini, maka dapat digunakan cara potongan atau penampang (cross-section).Gambar penampang/potongan dibayangkan sebagai potongan yang diambil melalui sebuah benda untuk memperlihatkan bentuk atau susunan bagian dalam.Contoh gambar potongan :

Page 21: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

              

 

Jenis-jenis potongan :1.Potongan penuh (full section)

  terjadi ketika bidang pemotong melalui benda seutuhnya seperti gambar di bawah ini.

 

2. Potongan separoh (half section) dibuat dengan menggunakan pemotongan separoh pada benda. Kemudian, separoh

digambar sebagai potongan dan separoh lainnya digambar dengan pandangan luar (outside). Biasanya, garis yang tidak tampak (tersembunyi) tidak digambar karena detail bagian dalam telah tampak pada bagian yang terpotong.

contoh gambar potongan separuh :

Page 22: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

                       

 

3.Potongan meloncat potongan meloncat atau potongan penuh dengan bidang offset dimana bidang pemotong

di-offset pada bagian lain untuk menunjukan beberapa detail yang terlewatkan. contoh gambar potongan meloncat :

Page 23: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

            

4.  Potongan yang diputar (Rotated Section). Bagian-bagian benda tertentu seperti : ruji-ruji roda, kait, tuas, rusuk penguat, dan

sebagainya, dapat ditampilkan hasil potongannya setelah lebih dahulu diputar 90°. Penggambarannya dapat di tempat potongan atau di tempat lain.

contoh gambar potongan yang diputar :

             

Page 24: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

 

5. Potongan Berurutan (Removed Section). Tipe pemotongan ini hampir sama dengan potongan yang diputar namun potongannya

digambarkan di luar benda. Potongan – potongan berurutan dapat disusun. Hal ini diperlukan untuk memberi ukuran atau alasan lain.

contoh gambar potongan berurutan :

                       

 

6. Potongan sobekan Potongan sobekan (Broken-Out Section), tipe ptotongan ini hanya beberapa bagian saja

yang dipotong. Bidang pemotong melalui sebagian benda. Bagian depan benda pada bidang dirobek dan dibuang sehingga menunjukan detail bagian dalam area ini. Garis tak beraturan digunakan untuk menunjukan robekan.

contoh gambar potongan sobekan :

Page 25: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

7. Potongan penampang tipis Penampang tipis : benda-benda yang terbuat dari plat dan profil dapat digambar dengan

garis tebal atau seluruhnya dihitamkan. Jika bagian-bagian terletak berdampingan, bagian yang berbatasan dibiarkan berwarna

putih. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

 

Bagian-bagian benda yang tidak boleh dipotong Bagian – bagian benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah memanjang.

Begitu pula benda – benda seperti baut, paku keling, pasak, poros dan lainnya tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. 

Page 26: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

 

ARSIRAN Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu garis-garis tipis miring. Kemiringan garis arsir adalah 45 ° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar. Jarak garis-garis arsir disesuaikan dengan besarnya gambar. Bagian-bagian potongan yang terpisah diarsir dengan sudut yang sama. Arsiran dari bagian-bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya, agar jelas perbedaannya.

Contoh garis-garis arsiran :

Asiran pada benda yang berdekatan harus miring 45 derajat dalam arah yang berlawanan. Jika terdapat 3 atau 4 bagian yang bergabung, biasanya asiran pada 30 derajat dan 60 derajat. Alternative lainnya adalah dengan memvariasi jarak antar garis asir tanpa mengubah sudut. Contoh pemberian arsiran pada benda yang berdekatan dapat dilihat pada gambar di bawah,

Page 28: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Bagian-bagian yang tidak boleh diarsir dalam gambar potongan :

 

Referensi :

Modul menggambar mesin, Studio gambar mesin, Universitas Brawijaya, 2013

blog.trisakti.ac.id/hmti/files/2011/06/Mengg-Teknik-6.pdf

http://ansuf.blogspot.com/2013/01/menggambar-teknik-mesin-gambar-potongan.html

zefry.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/Bahan-7-Gambar-potongan.pps

http://ansuf.blogspot.com/2013/01/menggambar-teknik-mesin-gambar-potongan_8.html

 http://blog.ub.ac.id/lucky777/2013/03/24/potongan-dan-arsiran/

http://etc.usf.edu/clipart/76600/76648/76648_materialsym.htm

 

 

 

Page 29: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

 

 

 

 

 

 

Posted in Uncategorized by M Ridlo Haqiqi at March 24th, 2013. 

Leave a Reply

 Name (required)

 Email (will not be published) (required)

 Website

Page 31: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

o Log in

o Entries   RSS

o Comments   RSS

o WordPress.org

Review IV (Potongan dan Arsir)POTONGAN

Gambar potongan atau irisan fungsinya untuk menjelaskan bagian-bagian gambar benda yang tidak kelihatan, misalnya dari benda yang dibor lubang-

lubang pada flens atau pipa-pipa, rongga-rongga pada rumah katup, dan rongga-rongga pada blok mesin. Bentuk rongga tersebut perlu dilengkapi

dengan penjelasan gambar potongan agardapat memberikan ukuran informasi yang jelas dan tegas, sehingga terhindar dari kesalahpahaman membaca

gambar.

A.) Penyajian Potongan

1. Pada dasarnya bidang potong dibuat memlalui sebuah sumbu potong.

2. Jika perlu dapat dibuat sumbu potong tambahan.

3. Bidang potongan harus diberi tanda, dan arah penglihatan dinyatakan dengan tanda panah.

 

 

B.) Letak Potongan Dan Garis Potong

1. Dalam membuat bidang potong perlu diperhatikan apakah benda yang akan dipotong masih memerlukan penjelasan lebih lanjut atau tidak.

2. Jika sekiranya perlu penjelasan, maka harus diterangkan dalam gambar

Page 32: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

 

C.) Cara Membuat Potongan

Dalam membuat potongan terdapat beberapa cara :

1. Potongan dalam satu bidang

2. Potongan oleh dari satu bidang

3. Potongan separuh

4. Potongan sebagian kecil bidang

5. potongan putar/dipindah

6. Potongan berurutan

D.) Potongan Dalam 1 Bidang

Dalam menyajikan potongan dalam 1 bidang beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Potongan melalui garis sumbu dasar. Pada umumnya garis potong dan tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar.

2. Potongan tidak melalui sumbu dasar. Pada model ini bidang potong harus dijelaskan.

 

 

E.) Potongan Oleh Lebih Dari 1 Bidang

Jenis potongan model ini adalah :

1. Potongan meloncat.

Jika bidang potong lebih dari 1 dan dapat disatukan, maka gambar akan dapat lebih sederhana dan mudah      dibaca.

Page 33: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

2. potongan oleh 2 bidang.

potongan ini dibentuk oleh sebuah bidang potong utama dengan bidang lain yang memiliki orientasi yang   berbeda dengan bidang potong utama.

 

F.) Potongan Separuh

Dalam menyajikan gambar potongan adakalanya tidak perlu dilakukan pemotongan keseluruhan, namun cukup sebagian saja, jika dirasa sudah cukup

jelas.

Page 34: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

 

 

G.) Potongan Sebagian kecil Bidang

jenis potongan ini hampir sama dengan potongan separuh, hanya saja luas wilayah potongan lebih kecil (kurang dari separuh).

 

 

H.) Potongan Putar/Dipindah

Benda tertentu seperti peleg, ruji roda, tuas, kait dan sebagainya dapat digambarkan dengan mudah, namun jika  benda tersebut dipotong maka cara

penyajian gambar potongan perlu dirubah agar mudah dibaca.

Cara merubahnya dapat dengan diputar, dipindahkan, atau keduanya.

 

I.) Potongan Berurutan

Merupakan jenis potongan oleh dari 1 bidang potong yang disajikan berurutan.

Page 35: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

 

J.) Potongan Penampang tipis

Benda-benda yang memiliki ukuran penampang tipis seperti packing, baja profil, dll. Dapat digambar dengan garis tebal, atau dihitamkan

keseluruhannya.

 

K.) Bagian Yang Tidak Boleh dipotong

Berikut benda-benda yang tidak dapat dipotong secara memanjang :

1. baut

2. Paku keling

3. Pasak

4. Poros

5. Benda-benda dengan bentuk simetris

 

 

ARSIRAN POTONGAN

Page 36: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Dalam membuat arsiran potongan perlu dibedakan dari gambar pandangn dengan cara :

1. Membuat garis tipis miring (sudut 45) terhadap garis sumbu atau garis gambar.

2. Jarak antar arsiran disesuaikan dengan besar gambar.

3. Bagian potongan yang terpisah diarsir dengan sudut yang sama.

4. Arsiran dari bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya.

5. Penampang yang luas, cukup diarsir kelilingnya saja.

6. potongan sejajr dari benda yang sama pada potongan meloncat diarsir serupa, tetapi juga dapat digeser jika perlu.

7. Garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka, jika perlu.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Menggambar mesin menurut standar ISO . G Takeshi Sato, N Sugiarto.

2. Luzadder, Warren J., “Fundamentals of Engineering Drawing”;Printice-Hall,London.

3. Hoelscher, Richard P., et.all.; “Basic Drawing for Engineering Technology”,john willey & Sons,N.Y.

 

5.2.2 PotonganHal-hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah potongan adalah :5.2.2.1 Penyajian Penampang PotonganBanyak sekali ditemui benda-benda dengan bentuk berongga-rongga di dalamnya untuk menggambarkan bagian-bagian ini digunakan garis putus-putus, yang menyatakan garis yang tidak kelihatan. Untuk mendapatkan gambar yang jelas dari bagian yang tidak kelihatan itu maka bagian yang menutupi dibuang, sehingga akan didapatkan sebuah gambar dalam bentuk potongan.Dalam pandangan potongan merubah garis putus-putus menjadi garis tebal. Perlu diketahui bahwa bagian yang dibuang itu hanya dalam gambar potongan saja, tidak untuk gambar potongan yang lain.

Gambar 5.43 Penampang potonganPada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar seperti pada Gambar 5.44 dan potongannya disebut potongan utama. Jika perlu, maka bidang potong dapat dibuat

Page 37: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

di luar sumbu dasar. Dalam hal ini bidang potongnya harus diberi tanda, dan arah penglihatannya dinyatakan dengan anak panah.Peraturan-peraturan umum yang berlaku untuk gambar-gambar proyeksi, berlaku juga untuk gambar potongan.

5.2.2.2 Letak Potongan dan Garis PotonganJika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan penjelasan lebih lanjut. Jika letak bidang potong tidak jelas, atau ada beberapa bidang potong, maka bidang potongnya harus diterangkan dalam gambar.Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong, yang digambar dengan garis sumbu dan pada ujung-ujungnya dipertebal, dan pada tempat-tempat di mana garis potongnya berubah arah. Pada ujung-ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar, dan diberi anak panah yang menunjukkan arah penglihatan.

a. Aturan dan cara-cara penunjukan Garis dan huruf pada penampang potong• Garis penunjukan pemotongan, ditunjukan dengan garis strip titik yang ke dua ujungnya garis tebal.• Kemudian diberi tanda panah mengarah pada penampang potongnya.• Untuk pemotongan yang bercabang atau membelok, supaya lebih jelas dapat juga digambar garis tebal pada belokannya.• Huruf penunjukan ukuran dituliskan di luar tanda panah, dan ditulis pada posisi tegak terhadap kertas gambar.• Bila potongan lebih dari satu bidang potong pada satu benda, maka untuk memperjelas dapat dituliskan huruf pada belokannya.

Gambar 5.44 Cara penunjukan garis potongan dan huruf potonganb.Cara-cara membuat potongan– Tiga Potongan dalam satu bidang• Potongan dalam satu bidang potong melalui garis sumbu dasar.Jika bidang potong melalui sumbu dasar, pada umumnya garis potongnya dan tanda-tanda tidak perlu dijelaskan pada gambar. (disebut potongan utama).• Potongan yang tidak melalui sumbu dasarJika potongan tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya.

Gambar 5.45 Potongan melalui Garis sumbu dasar

Page 38: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 5.46 Potongan tidak melalui Garis sumbu dasar

Gambar 5.47 Potongan dengan garis bidang potong- Tiga Potongan dalam lebih dari satu bidang :• Potongan dalam 2 penampang potong (Potongan meloncat).• Potongan oleh dua bidang berpotongan.• Potongan pada bidang berdampingan.

Gambar 5.48 Potongan meloncat

Gambar 5.49 Potongan dengan dua bidang menyudut

Gambar 5.50 Potongan dengan bidang – bidang berdampinganc. Macam-macam potongan1. Potongan penuh (memotong seluruh bagian benda)2. Potongan setengah (hanya separoh penampang yang dipotong)3. Potongan setempat/sobekkan atau potongan lokal.

Page 39: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 5.51 Potongan penuh

Gambar 5.52 Potongan setengah

Gambar 5.53 Potongan setempat4. Potongan yang diputar di tempat atau dipindahkanBagian benda tertentu seperti ruji roda, tuas, peleg, rusuk penguat, kait dan sebagainya, penampangnya dapat digambarkan setempat atau setelah potongan diputar kemudian dipindah ke tempat lain.

Gambar 5.54 Potongan diputar

Gambar 5.55 Potongan diputar di tempat dan dipindahkan5. Susunan potongan-potongan berurutanPotongan-potongan berurutan dapat disusun seperti pada. Hal ini diperlukan untuk memberi ukuran atau alasan lain. Potongan-potongan pada Gambar 5.57 dan semuanya terletak pada sumbu utama. Pada Gambar 5.58 masing-masing terletak di bawah garis potongnya.

Gambar 5.56 Potongan berurutan di sebelah

Page 40: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 5.57 Potongan berurutan dibawah6. Potongan benda tipisPenampang-penampang tipis, seperti misalnya benda-benda yang terbuat dari plat, baja profil, dsb atau paking dapat digambar dengan garis tebal, atau seluruhnya dihitamkan. Jika bagian-bagian demikian terletak berdampingan, bagian yang berbatasan dibiarkan putih.

Gambar 5.58 Potongan benda tipis

Gambar 5.59 Potongan benda tipis dengan ruang kosong diantaranya

Gambar 5.60 Potongan benda tipis digambar dengan garis tebald. Bagian benda atau benda yang tidak boleh dipotong arah memanjang. Bagian-bagian benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong arah memanjang. Begitu pula benda-benda seperti:• Baut• Paku keling• Pasak• Poros dan sebagainya

Page 41: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Lihat gambar 5.60

Gambar 5.61 Bagian yang tidak boleh dipotong5.2.2.3 Garis Arsir :• Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan diperlukan arsir, yaitu garis-garis tipis miring. tehadap garis sumbu, atau garis gambar.• Kemiringan garis arsir adalah 45• Sebuah benda atau benda yang sama harus diarsir dengan jarak dan kemiringan yang sama.• Untuk arsiran bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya (kemiringan), agar jelas.• Penampang-penampang yang luas dapat diarsir secara terbatas yaitu hanya pada keliling saja.• Garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka, jika tidak dapat dilakukan di luar daerah arsir.

Gambar 5.62 Macam-macam model arsir

Gambar 5.63 Arsir pada potongan sejajar (meloncat)

Gambar 5.64 Arsir dari bagian-bagian yang berdampingan

Page 42: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 5.65 Arsir dan angka

Gambar 5.66 Arsir bagian yang luasMacam-macam arsir untuk bahan yang berbeda:Baja, besi tuang, tembaga baja tuang, perunggu, aluminium, dll.Timbel (timah hitam), timah putih, seng, dll.Bahan isolasi, bahan-bahan sintetis, dll.Batu, poroselin, marmer, keramik, dll5.2.3 Ukuran Dan Tanda PengerjaanUkuran dan tanda pengerjaan sangat diperlukan dalam gambar kerja, supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengerjakan sebuah benda kerja.

5.2.3.1 Fungsi Penunjukan Ukuran GambarUntuk memberikan suatu penjelasan gambar yang lengkap pada suatu gambar kerja, maka semua keterangan pada gambar tersebut harus lengkap. Diantaranya adalah ukuran gambar tersebut. Sehingga dengan ukuran ini benda kerja dapat dibuat oleh pelaksana (operator).Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah:– Harus dipikirkan bagaimana benda tersebut dibuat dan ukuran mana yang harus diperhatikan.– Perencana harus memberikan ukuran-ukuran tersebut pada tempat yang tepat, benar serta mudah dilihat.– Dalam gambar kerja ukuran dari suatu bagian tidak boleh ditunjukan lebih dari satu.

5.2.3.2 Cara-cara pemberian penunjukan ukuranBeberapa bagian benda dapat diberi penunjukan ukuran dengan mudah dan sistematis dengan membagi-bagi bagian tersebut menjadi bentuk sederhana. Untuk bentuk bagian yang rumit, apabila kita analisa, maka akan kita dapatkan bentuk-bentuk berupa Silinder, Prisma, Piramid, Konis dan bentuk segi teratur lainnya.Penunjukan ukuran dari suatu objek dapat dilakukan dengan penunjukan ukuran dari masing-masing bentuk elemennya serta menentukan bidang patokan ukuran (basis ukuran).

a. Prinsip penunjukan ukuran• Satuan ukuranSatuan ukuran adalah angka/besaran ukuran, ditentukan dalam satuan yang sama yaitu dalam satuan mm (mili meter).Jika dikehendaki satuan lain, misal cm (centi meter) maka satuan harus dicantumkan.• Garis proyeksiGaris proyeksi atau garis bantu penunjukan ukuran, umumnya digambar tegak lurus

Page 43: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

pada bagian yang diberi ukuran, dilukis dengan garis tipis.• Garis petunjuk ukuranGarisnya digambar dengan garis tipis dan diakhiri dengan tanda panah.• Tanda panah tebal garis ukuran.Tanda panah adalah suatu tanda awal dan akhir suatu penunjukan ukuran panjang anak panah (L) diambil 12

Gambar 5. 67 Penunjukan ukuranb. Sifat-sifat penunjukan ukuran• Penunjukan ukuran besaranMenunjukkan berapa panjang, lebar, tinggi dari suatu benda kerja, komponen, lubang atau alur.• Penunjukan ukuran kedudukanMenunjukkan berapa jarak kedudukan lubang atau alur dan bentuk lainnya yang diukur dari suatu bidang patokan ukuran (basis ukuran).

Gambar 5. 68 Penunjukan ukuran besaran

Gambar 5. 69 Penunjukan ukuran kedudukan• Penunjukan ukuran pembantuPemberian ukuran berlebihan harus dihindari. Bila harus dicantumkan maka pencan-tumannya harus dalam tanda kurung (…….) yang disebut ukuran pembantu.

Gambar 5. 70 Penunjukan ukuran pembantuc. Sistem penunjukan ukuran• Penunjukan ukuran sistem berantaiDigunakan apabila jarak setiap lubang lebih berfungsi dari panjang keseluruhan.

Page 44: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 5. 71 Penunjukan ukuran sistem berantai• Penunjukan ukuran sistem paralel/sejajarPenunjukan ukuran dari satu patokan yang sama dan jarak antara setiap lubang tidak begitu berfungsi

Gambar 5. 72 Penunjukan ukuran sistem sejajar• Penunjukan ukuran gabungan (kombinasi)Penunjukan sistem ini paling banyak dipakai yaitu peng-gunaan dari sistem berantai dan sejajar.

Gambar 5.73 Penunjukan ukuran sistem kombinasi• Penunjukan ukuran dalam dan luarPenunjukan ukuran dalam dan luar harus dipisahkan sejauh mungkin.

Gambar 5. 74 Penunjukan ukuran Dalam dan luard.Penggolongan penunjukan ukuranPenunjukan ukuran fungsi (F) Digunakan untuk menentukan suatu bentuk ukuran dan posisi komponen, ditinjau langsung terhadap fungsi dari benda kerja atau susunan tersebut, yang dianggap paling penting.• Penunjukan ukuran non fungsi (NF)Digunakan apabila memberikan penunjukan ukuran suatu bentuk, posisi yang tidak ditinjau dari fungsinya, melainkan ditinjau terhadap hal lain, misalnya pertimbangan kekuat-an, pengerjaan, pengecekan ukuran dan lain sebagainya.• Penunjukan ukuran pembantu (H)Adalah penunjukan ukuran tambahan, yang berfungsi sebagai pembantu operator agar tidak menghitung sisa ukurannya.

Page 45: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 5.75 Penampang ulir luar dan ulir dalam

Gambar 5.76 Penunjukan ukuran fungsi dan non fungsie. Pengaturan Penunjukan Ukuran• Penunjukan ukuran champer

Gambar 5.77 Penunjukan ukuran champer maka penunjukan ukuran dapat seperti gambar di bawah ini.Jika sudut champer 45

Gambar 5.78 Penunjukan ukuran champer 45o• Penunjukan ukuran untuk jarak yang samaMetode ini digunakan, apabila jarak pengambilan dalam gambar sama atau bentuk yang teratur.

Gambar 5.79 Penunjukan ukuran jarak panjang yang sama

Page 46: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 5.80 Penunjukan ukuran sudut yang sama

Gambar 5.81 Penunjukan ukuran untuk bidang simetris• Penunjukan ketirusanSimbol penunjukan tirus yang beraturan, letak simbol harus sesuai dengan arah tirusnya.

Gambar 5.82 Simbol penunjukan tirus

Gambar 5.83 Penunjukan ukuran tirus• Penunjukan kemiringanSimbol untuk kemiringan bidang datar yang beraturan, dan ditunjukkan sesuai dengan arah dari kemiringan.

Gambar 5.84 Simbol penunjukan kemiringan

Page 47: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 5.85 Penunjukan ukuran kemiringan• Penunjukkan ukuran khusus dapat digambar miring, tetapi dengan yang lainnya harus sejajar.

Gambar 5.86 Penunjukan ukuran khusus• Penunjukkan ukuran ujungnya mempunyai sudut, radius di champer.

Gambar 5.87 Penunjukan ukuran bidang menyudut• Penunjukan ukuran tali busur, lengkung dan sudut

Gambar 5.88 Penunjukan ukuran tali busur, lengkung dan sudut• Penunjukan ukuran untuk pandangan sebagian

Gambar 5.89 Penunjukan ukuran Pandangan sebagian• Penunjukkan ukuran untuk Radius :, dan untuk lengkung ditandai dengan Radius R.5. Untuk lubang harus ditandai dengan diameter

Page 48: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

6. Penunjukkan radius, tetapi alur yang berujung radius cukup dengan lebarnya7. Penunjukkan lubang atau poros yang berulir harus dicantumkan pada diameter yang terbesar dari ulir tersebut.

Gambar 5.90 Penunjukan ukuran radius

Gambar 5.91 Penunjukan ukuran alur lubang

Gambar 5.92 Penunjukan ukuran poros berulir

Gambar 5.93 Penunjukan ukuran lubang berulir• Penunjukan Huruf dan tanda-tanda untuk pelengkap

Gambar 5.94 Penunjukan huruf dan simbol pelengkap yang benar

Page 49: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 5.95 Penunjukan symbol pelengkap harus dihilangkan

Gambar 5.96 Penunjukan perintah

Gambar 5.97 Penunjukkan ketebalan material• Penunjukkan untuk radius atau diameter dari suatu bentuk “bola”, angka ukuran harus didahului oleh kata “bola” atau S (Share)

Gambar 5.98 Penunjukan symbol bentuk bola

Gambar 5.99 Penunjukan symbol bentuk lubang bola• Pemberian tanda-tanda khususApabila dari suatu komponen/bagian, sebagaian permukaan yang harus dikerjakan lanjut, maka permukaan tersebut diberi tanda dengan garis strip-strip titik tebal.

Page 50: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 5.100 Penunjukan tanda khusus pengerjaan lanjutThis entry was posted in BUKU OTROTONIK 1.1 on 9 April 2014.

Potongan

Sering sekali, dalam menggambar suatu benda, banyak ditemui bahwa didalam

benda tersebut memiliki rongga-rongga. Untuk menggambarkan rongga-rongga

tersebut tetntu saja menggunakan garis gores, dimana garis gores tersebut

untuk menggambarkan bagian-bagian yang tertutup atau tersembunyi. Namun,

jika menggunakan metode seperti ini tentunya gambar yang dihasilkan akan

menjadi sebuah gambar yang sulit dipahami dan menjadi gambar yang rumit.

Maka dari itu, untuk mendapatkan gambaran dari bagian-bagian yang

tersembunyi ini diperlukan suatu cara tertentu, dimana cara tersebut bertujuan

untuk membuang bagian yang menutupi bagian yang kita inginkan. Cara seperti

ini disebut potongan atau irisan.

 

 

Penyajian Potongan

Pada umumnya, bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, dan potongannya

disebut potongan utama. Namun untuk keadaan tertentu terkadang bagian

Page 51: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

yang dipotong tidak harus mengikuti atau melalui sumbu dasar, melainkan

dapat dibuat diluar sumbu dasar. Penerapan ini tentunya harus disertai dengan

informasi atau pemberian tanda yang menandakan potongan tadi diluar sumbu

utama.

 

penandaan suatu potongan yang tidak mengikuti sumbu utama

 

Letak Potongan dan Garis Potong

Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, maka tidak

diperlukan penjelasan lebih lanjut. Namun jika letak bidang potong belum jelas,

maka bidang potongnya harus diterangkan dalam gambar. Letak garis potong

juga harus diberi informasi dengan menaruh tanda dengan huruf besar dan

diberi anak panah yang menunukan arah penglihatan potongan.

 

Page 52: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

 

Cara Membuat potongan

Berikut ini adalah beberapa cara dalam membuat potongan

Potongan dalam satu bidang

Potongan oleh lebih dari satu bidang

Potongan separuh

Potongan yang diputar di tempat atau dipindahkan

Susunan potongan-potongan berurutan

Potongan setempat

 

Potongan Dalam Satu Bidang

Potongan oleh bidang potong melalui garis sumbu dasar

Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, maka garis potongnya dan tanda-

tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar.

Potongan yang tidak melalui sumbu dasar

Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, maka letak bidang

potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya.

 

Potongan Oleh Lebih Dari Satu Bidang

Page 53: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Potongan melocat

Untuk menyerdehanakan gambar dan penghematan waktu potongan dalam

beberapa bidang sejajar dapat disatukan, dengan kata lain gambar yang

harusnya dipotong oleh 2 bidang dapat disatukan menjadi 1 bidang

Potongan oleh dua bidang berpotongan

Potongan dimana bagian-bagian yang simetrik dapat digambar pada dua bidang

potong yang saling berpotongan. Satu bidang potongan merupakan potongan

utama dan potongan yang dibentuk bidang lain membentuk sudut terhadap

potongan utama.

Potongan pada bidang berdampingan

Potongan ini  biasanya digunakan untuk membuat potongan pada benda seperti

pipa. Dibuat dengan membuat bidang potong yang berdampingan melalui garis

sumbunya.

 

Potongan Separuh

Potongan dimana bagiannya simetrik, yang satu menunjukan gambar

pandangan dan satu lagi untuk menunjukan pandangan potongnya.

Page 54: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Potongan setempat ( sebagian kecil bidang )

Terkadang dibutuhkan gambaran dari sebagian bagian kecil dari suatu benda

saja. Untuk menampakan bagian kecil yang tersembunyi itu dibutuhkan suatu

potongan yang hanya menunjukan bagian kecil yang diinginkan tersebut. Kita

dapat menggunakan potongan setempat/ potongan sebagian kecil bidang.

Potongan yang diputar ditempat atau dipindahkan

Pada benda-benda tertentu penampangnya dapat digambarkan setempat atau

dapat juga digambar dengan diputar terlebih dahulu lalu dipindahkan.

Susunan Potongan-potongan Berurutan

Potongan berurutan diperlukan dalam member ukuran atau alasan lain, dimana

semua potongannya terletak pada sumbu utama, dan masing-masing terletak di

bawah garis potongnya.

Page 55: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

potongan berurutan dan potongan yang diputar

Penampang-penampang pada benda Tipis

Penampang-penampang tipis, misalnya benda-benda yang terbuat dari plat,

contohnya baja profil atau paking, dapat digambar dengan garis tebal dan

bukan dengan pemberian arsiran, atau dapat juga seluruhnya dihitamkan. Jika

bagian-bagian yang dipotong berbatasan maka batas-batasnya dibiarkan

berwarna putih.

Bagian Benda yang Tidak Boleh Dipotong

Beberapa benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah

memanjang. Begitu pula benda-benda seperti baut, paku, pasak ,dan

sebagainya tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Berikut ini adalah

gambar dimana benda tersebut dipotong namun terdapat beberapa benda yang

tidak ikut terpotong.

Page 56: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Arsiran

Arsiran dipergunakan untuk menandakan sebuah bidang yang terkena

potongan. Garis arsir umumnya atau kebanyakan berorientasi kea rah kanan

dengan membentuk sudut 45° terhadap garis sumbunya atau garis gambarnya.

Dengan jarak garis arsiran yang disesuaikan dengan besarnya gambar.

Berikut ini adalah beberapa aturan-aturan arsiran yang lain

Arsiran dari bagian-bagian benda yang berdampingan harus dibedakan

arah orientasinya

Penampang-penampang yang luas dapat diarsir terbatas yaitu hanya pada

sekelilingnya saja.

Potongan sejajar dari benda yang sama dapat diarsir dengan arsiran

serupa atau bisa juga digeser.

Garis-garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka sebuah

informasi gamba, jika pemberian angka maupun huruf ini tidak dapat

dilakukan pada bagian luar arsiran.

Page 57: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

 

 

 

 

 Referensi

Sato,G.Takeshi. Hartanto,N.Sugiarto.Menggambar Mesin Menurut Standar

ISO.Cet.11.2005.Jakarta : Pradnya Paramitha.

Dokumen Pribadi

Aturan Menggambar Benda Potongan ( Irisan )

Dalam menggambar sebuah benda ke bidang 2D di tetapkan pula aturan – aturan yang berlaku secara

internasional. Salah satu nya adalah aturan untuk menggambar sebuah benda potongan atau irisan.

Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga-rongga di dalamnya. Untuk menggambarkan bagian –

bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan garis tersembunyi. Jika hal ini di laksanakan

secara taat asas, maka akan menghasilkan sebuah gambar yang rumit sekali, dan susah di mengerti.

Bayangkan jika sebuah roda gigi harus di gambar secara lengkap ! Untuk mendapatkan gambaran dari

Page 58: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

bagian – bagian yang tersembunyi ini, maka bagian yang menutupi di buang. Gambar demikian disebut

gambar potongan, atau disingkat dengan potongan.

Gambar di bawah ini memperlihatkan sebuah benda dengan yang tidak kelihatan. Bagian ini dapat di

nyatakan dengan garis gores. Jika benda ini terpotong maka bentuk dalamnya akan lebih jelas lagi.

Dalam hal-hal tertentu bagian bagian – bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak perlu

digambar. Hanya jika bagian ini diperlukan, maka bagian di belakang potongan ini digambar dengan garis

gores.

Penjelasan mengenai potongan

Pada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, dan potongannya di sebut sumbu utama.

Jika perlu, maka bidang potong dapat dibuat di luar sumbu utama. Dalam hal ini bidang potongnya harus

diberi tanda, dan arah penglihatannya dinyatakan dengan anak panah, seperti yang diperlihatkan pada

gambar di bawah ini.

Potongan tidak melalui garis sumbu

Peraturan – peraturan umum yang berlaku untuk gambar – gambar proyeksi berlaku juga untuk gambar

potongan.

Letak potongan dan garis potong.

Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan penjelasan lebih lanjut ( Gb.

A). Jika letak bidang potong tidak jelas atau ada beberapa bidang potong, maka bidang potongnya harus

di terangkan dalam gambar. Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong,

yang di gambar dengan garis sumbu dan pada ujung – ujungnya dipertebal dan pada tempat – tempat

dimana garis potongnya berubah arah. Pada ujung – ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar,

dan diberi anak panah yang menunjukan arah penglihatan ( Gb. B ).

Page 59: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gb. A. Potongan melalui garis sumbu

http://feeds.feedburner.com/TeknikAutocad

(Gambar 2)

Cara – cara membuat gambar potongan ( 1 )

Ada beberapa aturan dan cara dalam menyajikan gambar potongan, maka pada kesempatan kali ini saya coba untuk menulis dan membahas tentang hal tersebut.

1.  Potongan dalam satu bidang.

Potongan oleh bidang potong melalui garis sumbu dasar.

Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongnya dan tanda – tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar. Foto demikian disebut potongan

utama. 

Potongan yang tidak melalui sumbu dasar.

Jika diperlukan potongan yang melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya. 

   2.   Potongan oleh lebih dari satu bidang.

Potongan meloncat

Untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu potongan – potongan dalam beberapa bidang sejajar dapat disatukan. Pada gambar diperlihatkan sebuah benda

yang dipotong menurut garis potong A-A. Sebenarnya bidang potongnya terdiri atas dua bidang, yang dalam hal ini dapat di satukan. Potongan demikian dinamakan potongan

meloncat.

Page 60: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Potongan meloncat

Potongan oleh dua bidang berpotongan

Bagian – bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu bidang potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain

menyudut dengan bidang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah diselesaikan menurut aturan – aturan yang berlaku, diputar hingga berhimpit pada bidang proyeksi

pertama. Pada gambar dibawah ini menunjukan bagaimana caranya membuat gambar potongan demikian.

Potongan dengan dua bidang menyudut

Potongan pada bidang berdampingan

Potongan pada pipa berbentuk seperti dibawah ini dapat dibuat dengan bidang-bidang berdampingan melalui garis sumbunya. 

Page 61: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Potongan dengan bidang-bidang berdampingan

Gambar Potongan

1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2

1. Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam cara/teknik pe-

motongan benda.

2. Mahasiswa dapat menggambar pandangan potongan benda

yang dipotong secara penuh.

3. Mahasiswa dapat menggambar pandangan potongan benda

yang dipotong separuh.

4. Mahasiswa dapat menggambar pandangan potongan benda

yang dipotong sebagian/lokal.

2. Uraian Materi 2

1. Prinsip-prinsip Pemotongan

Pada benda-benda teknik, banyak ditemui benda dengan

rongga di dalamnya. Untuk menggambar bagian-bagian ini di-

Page 62: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

pergunakan garis putus-putus, yang menyatakan garis-garis

tersembunyi. Bila hal ini dilaksanakan secara taat asas, maka akan

dihasilkan sebuah gambar yang rumit sekali dan susah di-mengerti.

Misalnya saja, sebuah almari roda gigi (gear box) bila harus

digambar secara lengkap. Untuk mendapatkan gambaran dari

bagian-bagian yang tersembunyi ini, maka bagian yang menutupi

dibuang. Gambar seperti ini disebut gambar potongan, atau

disingkat dengan potongan saja.

Pada benda-benda yang kompleks, pemotongan dapat dila-

kukan lebih dari satu kali, oleh karena bila hanya dipotong se-kali

belum diperoleh bentuk gambar yang jelas. Jadi, dengan potongan

berganda ini akan memperjelas penunjukan dalam benda tersebut,

sehingga dapat dilihat dengan jelas bagian da-lam maupun bagian

luarnya.

2. Macam-macam Teknik Pemotongan

Dalam gambar teknik, dikenal ada tiga cara pemotongan,

yaitu: pemotongan penuh/seluruhnya, pemotongan separuh/

setengah dan pemotongan lokal. Gambar 11 memperlihatkan

contoh gambar benda yang dipotong secara penuh.

 

(a) (b) (c)

Gambar 11. Potongan penuh

Page 63: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Cara memotong benda ditunjukkan pada Gambar 11 (a), hasil

pemotongan dalam bentuk gambar tiga dimensi (proyeksi piktorial)

ditunjukkan pada Gambar 11 (b) dan penyajian po-tongan dalam

proyeksi ortogonal, berupa pandangan potongan, ditunjukkan pada

Gambar 11 (c).

Gambar 12 menunjukkan cara pemotongan separuh.

 

Gambar 12. Potongan separuh

Pada Gambar 12 (a) ditunjukkan cara memotong benda se-

paruh bagian. Benda tersebut dipotong menurut garis potong BOB,

Gambar 12 (b). Bagian yang diambil adalah seperempat bagian

dari benda tersebut. Selanjutnya gambar tersebut di-gambar dalam

proyeksi ortogonal seperti terlihat pada Gambar 12 (b) dan (c).

Selanjutnya, Gambar 13 menunjukkan cara memotong de-ngan

pemotongan sebagian/lokal.

Page 64: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 13. Potongan lokal

Potongan semacam ini dilakukan hanya memotong sebagi-an

dari (ujung) benda tersebut. Di sini dimaksudkan untuk meli-hat

bagian dalam dari salah satu ujung yang diperlukan. Bentuk benda

semacam ini tidak boleh dipotong memanjang secara pe-nuh.

Yang perlu diperhatikan dalam gambar potongan adalah bahwa

pada gambar pandangan (yang utuh) tidak boleh diarsir,

sedangkan pada bagian yang dipotong atau penampang

potongan diarsir menggunakan garis tipis.

Contoh-contoh gambar potongan yang lain diberikan pada

uraian berikut.

Gambar 14. Penekan paking

Page 65: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Pada Gambar 14, diperlihatkan penekan paking yang di-gambar

dalam proyeksi ortogonal. Gambar 14 (b) dan (c) ada-lah

pandangan muka dan samping dalam bentuk pandangan potongan.

Gambar 15. Simbol bidang potong

Untuk menunjukkan bidang pemotongan digunakan garis gores-

titik tipis (strip-titik) yang dipertebal pada ujung-ujung dan titik

beloknya (Gambar 15). Tanda anak panah menunjuk-kan arah

pandang bidang yang dipotong. Pada Gambar 16 di-berikan contoh

sebuah benda yang dipotong, dengan garis po-tong A-A yang

berbelok untuk memperjelas lubang yang ada pada benda tersebut.

Pandangan potongannya seperti terlihat pada Gambar 16 yang

kanan.

Gambar 16. Potongan menurut garis A-A

Page 66: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Untuk menandai bahwa bagian benda tersebut dalam kon-disi

dipotong, maka bagian yang dipotong pada pandangan po-tongan

haruslah diarsir. Garis arsir ini berupa garis tipis dan di-gambar

membentuk sudut 45o terhadap garis benda atau garis sumbu.

Jarak antar garis arsir minimal tiga kali tebal garis yang paling tebal

pada gambar/garis benda nyata (Gambar 17).

Gambar 17. Garis arsir

Untuk membedakan dua macam benda atau lebih yang di-

potong, maka penarikan garis arsirnya harus dibedakan arah-nya

(Gambar 18), atau kalaupun arahnya sama maka dibeda-kan letak

garis arsirnya. Dalam hal ini, antar garis arsir dari benda yang

berdampingan tidak boleh satu garis yang menerus (Gambar 19).

Gambar 18. Arsir dua Gambar 19. Arsir banyak

Page 67: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

komponen komponen

Perlu diperhatikan pula bahwa jarak garis arsir itu tidak ada

peraturan yang pasti, hanya sebaiknya dalam membuat garis arsir

disesuaikan dengan luas bidang potongannya. Bila benda yang

diarsir sangat lebar, dapat juga diarsir dengan cara seperti Gambar

20.

Gambar 20. Penampang potong luas

Pada penampang potong yang lebar atau luas, tidak perlu diar-sir

penuh, tetapi cukup diarsir pada bagian tepi dari penampang

potong.

Gambar 21 sebuah benda berbentuk silinder dipotong me-nurut

potongan A-A. Pada penampang potong ini lubang-lubang yang

dilalui bidang potong diproyeksikan ke pandangan depan.

Page 68: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 21. Potongan diputar

ke garis sumbu

Posisi pemotongan semacam ini garis penunjukan potongan

diputar ke garis sumbu horizontal. Dengan demikian bila dipro-

yeksikan ke pandangan depan tidak mengalami pengurangan

diameter lingkaran jarak dari benda tersebut.

Gambar 22 menunjukkan bagian dari gambar potongan yang

dipotong separuh. Cara ini sering digunakan pada gambar susunan,

dan pada benda-benda yang simetris terhadap garis sumbu.

Gambar 22. Benda dipotong separuh

Page 69: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Separuh dari gambar tersebut digambar bagian luarnya, se-

dang separuh yang lain akan tampak bagian dalamnya. Garis yang

tidak tampak pada penampang yang dipotong tidak perlu

ditunjukkan, tetapi garis tidak tampak pada bagian yang tidak

dipotong sebaiknya ditunjukkan.

Gambar 23 memperlihatkan potongan dari benda yang me-

miliki rusuk penguat. Pemotongan pada benda seperti ini tidak

boleh dilakukan dengan arah memanjang, tapi hanya boleh di-

potong arah melintang.

Gambar 23. Potongan benda berusuk

Sementara itu, pada plat-plat yang tipis seperti sheet metal,

gasket, paking, bila dilakukan pemotongan maka penampang

potongnya tidak perlu diarsir, tetapi penampang potong itu di-blok

hitam semua seperti ditunjukkan pada Gambar 24.

Page 70: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 24. Potongan pada plat tipis

Gambar 25 menunjukkan suatu keadaan benda yang dipo-tong,

bilamana ada bagian benda yang berada di depan bidang potong

ingin ditunjukkan, maka bagian tersebut digambar de-ngan garis

strip-titik.

Gambar 25. Penggambaran bagian benda yang

berada di depan bidang potong

Gambar 26 adalah untuk menunjukkan cara memindahkan atau

memutar posisi potongan suatu benda. Cara ini sering di-gunakan

untuk menggambar potongan dari benda berusuk dan benda-benda

profil.

Gambar 26. Posisi potongan yang

Page 71: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

dipindah/diputar

Gambar 27 dan 28 menunjukkan cara pemotongan untuk benda

kerja (poros) yang berurutan. Di sini diberikan dua alter-natif

peletakan gambar pandangan potongannya, yaitu seperti Gambar

27 bila ukuran atau panjang kertas gambar memung-kinkan, atau

seperti Gambar 28 bila panjang kertas tidak me-mungkinkan.

Gambar 27. Potongan diletakkan ke samping

Gambar 28. Potongan diletakkan ke bawah

Page 72: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 29 menunjukkan suatu obyek benda tunggal yang

ditunjukkan dengan gambar pertolongan (dengan garis strip-titik).

Cara seperti ini dilakukan agar supaya dapat memberikan

ukuran (lebar) dari obyek tersebut. Hal serupa juga ditunjukkan

pada Gambar 30.

Gambar 29. Gambar pertolongan

Gambar 30. Gambar pertolongan (untuk

benda yang berbeda)

Dalam Gambar 31 bendanya berupa flens yang dipotong

menurut potongan A-A melewati dua lubang. Gambar pandang-an

potongannya dapat digambar seperti Gambar 31 yang kanan

(Potongan A-A). Cara lain dapat digambar seperti yang diperli-

Page 73: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

hatkan pada Gambar 32. Hal tersebut dimaksudkan untuk me-

nyingkat waktu dalam pembuatan gambar, di samping untuk

menghemat ruangan gambar.

Penunjukan bahwa benda tersebut simetri adalah dengan

memberikan tanda sama dengan pada sumbu tersebut. Tanda

tersebut ditempatkan pada masing-masing sisinya, dan tegak lurus

terhadap sumbu obyeknya.

Gambar 31. Potongan obyek simetris

Gambar 32. Alternatif lain potongan

obyek simetris

Jika garis potong yang melalui sumbu pada bentuk pengu-at,

sirip, gigi atau pada bentuk plat dan sejenisnya, maka di-gambar

seperti pada Gambar 33. Garis potong A-A melewati sumbu

penguat. Pada penunjukan semacam ini maka panam-pang potong

yang benar adalah seperti ditunjukkan pada Gam-bar 33 (b).

Page 74: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Sementara itu, penunjukan seperti pada Gambar 33 (c) adalah

tidak benar menurut peraturan gambar teknik mesin. Hal ini

disebabkan pada bentuk sirip atau penguat dan sejenis-nya harus

digambar utuh. Bila diinginkan pemotongan pada si-rip atau

penguat harus dilakukan dengan pemotongan melin-tang, yaitu

seperti ditunjukkan pada penampang potong B-B, Gambar 33 (a).

Gambar 33. Potongan pada benda berusuk/sirip

Cara-cara pemotongan bentuk yang lain seperti ditunjukkan

pada Gambar 34. Garis potongnya membentuk sudut, maksud-nya

adalah tidak melalui garis sumbu. Untuk menggambar pe-nampang

potongnya dilakukan dengan cara memutar bidang potong ke arah

sumbu tegak.

Page 75: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 34. Garis potong menyudut

Gambar 35 adalah suatu plat berlubang dan dipotong mela-lui

lubang yang ada, sehingga garis potongnya membentuk su-dut. Hal

ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan lubang yang dibuat

dengan counterbor. Bentuk penampang potong yang betul adalah

seperti Gambar 35 (b). Gambar 35 (c) adalah penampang potong

bila pemotongannya melalui garis sumbu tegak, atau dipotong

penuh, di mana hal semacam ini jarang dilakukan dalam praktik.

Untuk menggeser atau memutar ben-tuk potongan yang miring,

tidak boleh melebihi 90o.

Gambar 35. Contoh lain garis potong menyudut

Page 76: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Pada Gambar 36 ditunjukkan cara pemotongan bentuk si-rip,

dimana pada bagian sirip tetap digambar utuh. Sementara itu, sirip

boleh digambar terpotong dengan arah pemotongan melintang,

seperti ditunjukkan pada Gambar 37.

Gambar 36. Potongan sirip

digambar utuh

Gambar 37. Potongan sirip

digambar terpotong

Dalam Gambar 38 adalah bentuk pemotongan yang lebih rumit

lagi. Bidang potongnya ditunjukkan seperti pada Gambar 38 (a).

Garis potong sebagian melalui garis sumbu, kemudian berbelok

melewati lubang. Dari potongan ini gambar penam-pang potong

yang betul adalah seperti Gambar 38 (b), semen-tara Gambar 38

(c) salah, oleh karena bidang yang dipotong miring tidak diputar ke

sumbu tegak terlebih dahulu, sehingga bentuk gambarnya menjadi

tidak jelas.

Page 77: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Gambar 38. Pemotongan benda yang kompleks

Potongan (Irisan)Posted: 26th March 2013 by Muhammad Jihad Zulfikar in Tugas Kuliah Gambar Mesin

0

 

Sering sekali, dalam menggambar suatu benda, banyak ditemui bahwa didalam benda tersebut

memiliki rongga-rongga. Untuk menggambarkan rongga-rongga tersebut tentu saja tidak digambarkan

sebagai ”gambar benda tidak tampak / terhalang”. Karena  jika menggunakan metode seperti ini

tentunya gambar yang dihasilkan akan menjadi sebuah gambar yang sulit dipahami dan menjadi

gambar yang rumit. Maka dari itu, diumpamakan bagian gambar yang menutupi dibuang. Cara ini

disebut dengan cara potongan.

Page 78: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

 

Penyajian   Potongan  

Pada umumnya, bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, dan potongannya disebut potongan

utama. Namun untuk keadaan tertentu terkadang bagian yang dipotong tidak harus mengikuti atau

melalui sumbu dasar, melainkan dapat dibuat diluar sumbu dasar. Penerapan ini tentunya harus diberi

tanda agar lebih jelas, yaitu dengan anak panah, dimana arah anak panah menunjukkan arah

pandangan.

 

Letak   Potongan   dan   Garis   Potong

Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, maka tidak diperlukan penjelasan lebih

lanjut. Namun jika letak bidang potong belum jelas, maka bidang potongnya harus diterangkan dalam

gambar. Letak garis potong juga harus diberi informasi dengan menaruh tanda dengan huruf besar

dan diberi anak panah yang menunukan arah penglihatan potongan.

 

Page 79: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Cara   Membuat   Potongan

Potongan dalam satu bidang 

  >   Potongan   oleh   bidang   potong   melalui   garis   sumbu   dasar  

Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, maka garis potongnya dan tanda-tandanya tidak perlu

dijelaskan pada gambar.

> Potongan   yang   tidak   melalui   sumbu   dasar

Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, maka letak bidang potongnya harus

dijelaskan pada garis potongnya.

 

Potongan oleh lebih dari satu bidang

> Potongan   melocat

Untuk menyerdehanakan gambar dan penghematan waktu potongan dalam beberapa bidang sejajar

dapat disatukan, dengan kata lain gambar yang harusnya dipotong oleh 2 bidang dapat disatukan

menjadi 1 bidang

> Potongan   oleh   dua   bidang   berpotongan  

Potongan dimana bagian-bagian yang simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling

berpotongan. Satu bidang potongan merupakan potongan utama dan potongan yang dibentuk bidang

lain membentuk sudut terhadap potongan utama.

> Potongan   pada   bidang   berdampingan  

Potongan ini  biasanya digunakan untuk membuat potongan pada benda seperti pipa. Dibuat dengan

membuat bidang potong yang berdampingan melalui garis sumbunya.

Page 80: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Di bawah ini adalah gambar potongan lebih dari satu bidang yang meliputi potongan melocat,

potongan oleh dua bidang berpotongan, dan potongan pada bidang berdampingan.

 

Potongan separuh 

Potongan dimana bagiannya simetrik, yang satu menunjukan gambar pandangan dan satu lagi untuk

menunjukan pandangan potongnya.

 

Potongan setempat (sebagian kecil bidang)

Page 81: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Terkadang dibutuhkan gambaran dari sebagian bagian kecil dari suatu benda saja. Untuk

menampakan bagian kecil yang tersembunyi itu dibutuhkan suatu potongan yang hanya menunjukan

bagian kecil yang diinginkan tersebut. Kita dapat menggunakan potongan setempat/ potongan

sebagian kecil bidang.

 

Potongan yang diputar ditempat atau dipindahkan 

Pada benda-benda tertentu penampangnya dapat digambarkan setempat atau dapat juga digambar

dengan diputar terlebih dahulu lalu dipindahkan.

 

Page 82: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Susunan Potongan-potongan Berurutan 

Potongan berurutan diperlukan dalam member ukuran atau alasan lain, dimana semua potongannya

terletak pada sumbu utama, dan masing-masing terletak di bawah garis potongnya.

 

Penampang-penampang   Benda   Tipis

Penampang-penampang tipis, misalnya benda-benda yang terbuat dari plat, contohnya baja profil atau

paking, dapat digambar dengan garis tebal dan bukan dengan pemberian arsiran, atau dapat juga

seluruhnya dihitamkan. Jika bagian-bagian yang dipotong berbatasan maka batas-batasnya dibiarkan

berwarna putih.

Page 83: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

 

Bagian   Benda   yang   Tidak   Boleh   Dipotong

Beberapa benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Begitu pula

benda-benda seperti baut, paku, pasak ,dan sebagainya tidak boleh dipotong dalam arah memanjang.

Berikut ini adalah gambar dimana benda tersebut dipotong namun terdapat beberapa benda yang

tidak ikut terpotong.

 

Arsiran

Page 84: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

Arsiran dipergunakan untuk menandakan sebuah bidang yang terkena potongan. Garis arsir umumnya

atau kebanyakan berorientasi ke arah kanan dengan membentuk sudut 45° terhadap garis sumbunya

atau garis gambarnya. Dengan jarak garis arsiran yang disesuaikan dengan besarnya gambar.

>   Berikut ini adalah beberapa aturan-aturan arsiran yang lain

~ Arsiran dari bagian-bagian benda yang berdampingan harus dibedakan arah orientasinya

~ Penampang-penampang yang luas dapat diarsir terbatas yaitu hanya pada sekelilingnya saja.

~ Potongan sejajar dari benda yang sama dapat diarsir dengan arsiran serupa atau bisa juga digeser.

~ Garis-garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka sebuah informasi gamba, jika

pemberian angka maupun huruf ini tidak dapat dilakukan pada bagian luar arsiran.

 

Beberapa   Catatan   Tentang   Potongan

Page 85: aturanmenggambarbendapotongan-140813074346-phpapp02.docx

> Potongan hanya dapat digunakan apabila dengan cara memotong bendanya bentuk bagian dalam

bendanya bisa tampak lebih jelas. Apabila tanpa benda sudah tampak dengaan jelas, maka gambar

potongan tidak perlu dibuat

> Beberapa bagian benda yang tidak boleh dipotong secara memanjang antara lain: gigi, ruji, baut

penetap, pasak, pena tirus, poros, sirip, cincin, mur dan baut.