ATHEIS
Transcript of ATHEIS
ATHEIS
Dalam novel ‘Atheis’ karya Achdiat K. Miharja menceritakan tentang perjalanan hidup
seseorang bernama Hasan yang lahir dari sebuah keluarga yang sangat taat kepada agamanya
yaitu Islam.Hasan adalah anak tunggal dari pensiunan manteri guru yang tinggal di lereng
gunung Telaga Bodas ditengah-tengah pegunungan priangan yang indah bernama kampung
panyeredan di wilayah Bandung yang pada waktu itu masih dalam keadaan dijajah pemerintahan
Jepang.Sejak kecil Hasan dididik dengan cara Islam,Ayahnya Raden Wiradikarta menginginkan
Hasan menjadi anak yang baik,sopan,berilmu dan berakhlak sholeh.Oleh karena itu,walaupun
Hasan masih kecil tapi,dia sudah menunjukkan pribadi Islam yang taat.Hasan selalu patuh
kepada semua peraturan kedua orang tuanya.
Kedua orang tua Hasan semakin bangga melihat Hasan tumbuh dewasa dengan kadar
keimanan yang cukup tinggi, kebahagiaan dan kebanggaannya bertambah ketika Hasan berniat
untuk pergi memperdalam ilmu tarekat pada kiayi Mahmud seperti yang dilakukan oleh kedua
orang tuanya dulu. Keimanannya semakin meningkat setelah Hasan menimba ilmu disana dan
mengamalkannya dalam setiap langkah hidupnya. Setelah Hasan merasa cukup dengan ajaran-
ajaran dari kiayi Mahmud dan orang tuanya, maka setelah ia sekolah, Hasan pun bekerja
disebuah kantor milik Jepang. Kini Hasan harus terpisah dengan kedua orang tuanya, karena
pekerjaannya berada didaerah yang jauh dari desa tempat kelahirannya dulu. Walaupun Hasan
jauh dari kedua orang tuanya dan bekerja pada orang-orang Jepang tetapi Hasan masih
memegang teguh agamanya dan masih menjadi pribadi dengan keimanan yang kuat.
Suatu ketika,Hasan sedang bekerja pada loketnya,Hasan bertemu sahabat lamanya
bernama Rusli, dia teman kecil Hasan yang telah meraih kesuksesan dan memiliki pengalaman
hidup yang luas.Dalam waktu yang bersamaan,Rusli mengenalkan seorang perempuan bernama
Kartini yang bersamanya pada waktu itu kepada Hasan.Ketiganya saling bercakap-cakap sampai
pada titik kesimpulan bahwa Hasan disuruh berkunjung kerumah Rusli yang tidak jauh dari
perumahan yang ditempati Hasan.Hasan pun sering datang kerumah Rusli,Kartini pun selalu ada
disana.Hasan sangat senang bertemu dengan sahabat lamanya itu,ditambah lagi dengan adanya
Kartini yang menurut Hasan adalah sesosok perempuan yang sangat mirip dengan
Rukmini,kekasihnya dulu pada waktu dikampung.Baginya Kartini adalah jelmaan yang dikirim
Tuhan untuk menggantikan Rukmini yang telah pergi dari kehidupannya.
Meskipun Hasan bahagia dengan sahabat lamanya itu,tapi semua kebahagiaan itu belum
cukup karena ternyata kedua temannya itu mempunyai keyakinan yang berbeda dengan
dirinya,mereka beranggapan bahwa sebenarnya Tuhan itu tidak ada.Hal itulah yang membuat
Hasan berniat untuk mengIslamkan kedua temannya itu,tapi niat baiknya itu semakin terkikis
oleh kebaikan Rusli dan Kartini,Hasan sedikit melalaikan niat awalnya itu karena sering
berdiskusi tentang berbagai hal dengan Rusli ataupun Kartini.Walaupun niat Hasan mulai luntur
tapi dia masih taat pada ajaran Agamanya.Selain berkunjung kerumah Rusli,Hasan pun sering
diajak pergi ke Restoran oleh Rusli dan Kartini.Mereka selalu pergi bertiga hingga perasaan lain
pun datang kepada Hasan untuk Kartini,dia pun menerima perasaan Hasan.Sejak saat itu mereka
semakin dekat dan akrab,tapi sering pula Hasan berfikir,mengeluh,hatinya bimbang,terombang-
ambing antara dua pilihan.Tetap berada di jalan yang telah diajarkan oleh orang tuanya sejak
kecil yaitu jalan Agama atau memasuki dunia yang baru saja ia kenal dari sahabatnya Rusli dan
Kartini namun telah menariknya dengan kuat menjadi seorang Atheis.
Kehadiran Kartini mengubah seluruh hidup Hasan,berusaha menyesuaikan diri dengan
pergaulan Kartini dan paham yang diyakininya,Hasan mengalami berbagai konflik yang
menyebabkan pertentangan hebat didalam batinnya.Masalah meruncing ketika muncul
Anwar,seorang seniman dan sekaligus teman Rusli,Anwar dikenalkan Rusli kepada Hasan dan
Kartini ketika mereka berada disebuah Restoran.Sejak saat itu Hasan telah mengetahui bahwa
Anwar menaruh hati kepada Kartini.Mengetahui keadaan seperti itu,akhirnya Hasan menikahi
Kartini yang sudah menjadi cita-citanya dari sejak ia mengenalnya.Awalnya Hasan ingin
menuntun istrinya itu menjadi seorang muslimah dengan satu keyakinan dalam rumah tangga
yang baru saja ia masuki.Tapi semua harapan itu hilang ketika Kartini sering meninggalkan
rumah setelah beberapa bulan pernikahan,hal itu terjadi karena satu permasalahan antara Kartini
dengan orang tua Hasan yang memang dari semula tidak pernah menyetujui pernikahan mereka
karena Kartini seorang Atheis.
Rumah tangga yang semula diselimuti kabahagiaan harus berakhir dengan
perceraian,Hasan pun menceraikan Kartini karena dia beranggapan bahwa Kartini telah
berselingkuh dengan Anwar,dia selalu pergi dengan Anwar ketika meninggalkan
rumah.Begitulah pemikiran Hasan yang pada saat itu keadaannya yang sedang sakit TBC,dia
sangat sedih dan menyesal karena dia sudah melukai hati kedua orang tuannya dengan menjadi
Atheis dan menikahi Kartini yang akhirnya Ayah Hasan harus meninggal dunia dengan
membawa penyesalan yang mendalam karena perbuatan anaknya, Hasan.Hasan sangat menyesal
dengan apa yang telah dipilih dalam hidupnya, dengan penyakit TBC yang dideritanya ditambah
dengan penyesalan yang sangat dalam maka Hasan pun semakin lemah dan harapannya telah
kosong. Hidupnya berakhir apda peluru yang ditujukkan kepadanya ketika dia berjalan
sempoyongan di jalan oleh tentara Jepang yang pada waktu itu sedang mambabi buta di jalanan
sekitar perumahannya. Hasan pun tersungkur bermandikan darah dengan melepas kata
“ALLAHU AKBAR “ tak bergerak lagi..............