ATANTARAS 1 KATANTARA Tabloid Karo KATANTARAS ......2018/10/01  · bagai tergugat Pemkab Karo yang...

12
KATANTARAS NOPEMBER 2018 1 Ersada Kita Megegeh, Teridah ras Mehaga Anthony , Keren !! M engalahkan para raksasa bu- lutangkis dunia, Anthony Sini- suka Ginting, menjadi juara dunia Cina Terbuka 2018, di Chang- zou, Cina, 23 September 2018. Se- talah di final berhasil mengalahkan Kento Momota, pebulutangkis Je- pang, dengan skor 23-21, 21-19. An- thony pun berhak atas hadiah senilai USD 70.000 atau sekitar 1 miliar rupi- ah yang diperebutkan di Super 1000. Gelar Super 1000 adalah salah satu kejuaruan bulutangkis paling bergengsi di dunia. Hanya ada tiga kejuaraan yang termasuk Super 1000, yaitu All England, China Open dan Indonesia Open. Kendati akhirnya menang den- gan dua set langsung, kubu Ginting sempat ketar ketir karena lawannya, Momota, tampil ngotot dan selalu unggul hingga jeda interval kedua game. Seorang merga Sitepu yang selalu menonton di tv setiap Anthony bertanding berkomentar, “Sport jan- Anthony Sinisuka Ginng juara China Open 2018 (Bersambung ke hal. 11 kol 1) Kabanjahe (Katantaras) P ara pedagang di Pusat Pasar Kabanjahe selama berbulan-bu- lan dicekam ketidakpastian, karena pada bulan November 2017 Ir Gembira Purba (62) warga Sei Siput Medan Baru, mengajukan gugatan ke PN Kabanjahe atas tanah Pusat Pas- ar Kabanjahe seluas 12.000 M2. Se- bagai tergugat Pemkab Karo yang telah menguasai aset itu sejak tahun 1958. Pertarungan lewat jalur hukum itu sekarang sudah berakhir, Para ped- agang itu pun sudah bisa bernafas lega. Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Kabanjahe (1/10) menolak guga- tan seluruhannya atas perkara perdata yang diajukan Ir Gembira Purba terse- but. Menurut majelis hakim Dahlan Tarigan, gugatan penggugat ditolak keseluruhannya, karena objek perbua- tan tergugat menguasai objek sengke- ta bukan merupakan perla wanan hukum. Tapi Pusat Pasar Kabanjahe digunakan untuk kepentingan umum. Oleh sebab itu, penguasaan tanah Pu- sat Pasar Kabanjahe selama ini oleh Pemkab Karo adalah untuk kepentin- gan masyarakat se hingga dinilai bu- kan suatu pelanggaran. Selain itu, seluruh bukti yang disampaikan penggugat dalam ben- tuk fotocopy tidak dapat diterima. Ke- pada penggugat dibebankan untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 2.165.000 dan menolak eksepsi ter- gugat. Persidangan itu dipimpin Ketua Majelis Hakim Dr Dahlan Tarigan SH MH yang juga Ketua PN Kabanjahe, hakim anggota Arif Nahumbang Har- ahap SH MH, Delima M Simanjuntak SH. Pengugat diwakili kuasa hukumn- ya, Sehati Halawa SH. Pemkab Karo diwakili Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Karo, Monica Purba SH dan stafnya Dina Kristina br Gultom SH, Isna Lewi br Tarigan dan Hosea Ginting SH. Jaksa Pengacara Negara (JPN) Ricardo Si- manjuntak SH MH yang mewakili Pem- kab Karo. Ketua Persatuan Pedagang Pusar Pasar Kabanjahe (P4K) Lloyd Reynold Ginting SP mewakili pedagang mengingatkan Bupati Karo Terkelin Brahmana SH agar segera mengurus sertifikat kepemilikan tanah Pusat Pas- ar Kabanjahe, agar tidak menjadi masa lah di kemudian hari. Selain itu, rekonvensi (gugatan balik) ini dipandang akan menjadi efek jera bagi masyarakat, agar tidak se- wenang-wenang melakukan gugatan atas sebuah objek milik pemerintah atau negara.(tmbrk) Gugatan Pemilikan Pusat Pasar Kabanjahe Ditolak Pengadilan Kata SUKI - O Pande, la ko jadi caleg bas pemilu ta- hun sireh? + Ih lang. La seh gedangku - Maksudmu? + Kurang gedang urat takalku….! Enca sinik ras melemuk 400 tahun dekahna, emaka ibas tahun 2010piga-piga kali deleng Sinabung mbatuki. Erbanca piga piga kuta sini teruh deleng lanai teringani, kerina anak kuta ngungsi.Gundari deleng enggo teneng, rupana pe enggo tempa “metua kal”. Emaka kuan-kuan “bagi si natap deleng” pe enggo arus isambari ertina. Dage, gundari dauh-dauh nari pe deleng e lanai teridah lit si mejilena (Foto Sadrah Peranginangin diambil dari Bukit Gundaling) Tabloid Karo KATANTARAS Edisi Perdana Nopember 2018 tung aku usur tiap nonton Ginting mer- gana ah main” tulisnya di group WA. Dengan kemenangan itu, Antho- ny disemati label berbau pujian oleh media sebagai pembunuh raksasa. Sebutan itu diberikan karena melihat lawan-lawan yang dia singkirkan hing- ga menjadi juara. Di babak pertama dia mendepak Lin Dan, pemain Cina peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012. Di babak kedua, giliran pemain nomor satu dunia asal Denmark, Viktor Axel- son, yang ia

Transcript of ATANTARAS 1 KATANTARA Tabloid Karo KATANTARAS ......2018/10/01  · bagai tergugat Pemkab Karo yang...

  • KATANTARASNOPEMBER 2018 1

    KATANTARASErsada Kita Megegeh, Teridah ras Mehaga

    Anthony , Keren !!

    Mengalahkan para raksasa bu-lutangkis dunia, Anthony Sini-suka Ginting, menjadi juara dunia Cina Terbuka 2018, di Chang-zou, Cina, 23 September 2018. Se-talah di final berhasil mengalahkan Kento Momota, pebulutangkis Je-pang, dengan skor 23-21, 21-19. An-thony pun berhak atas hadiah senilai USD 70.000 atau sekitar 1 miliar rupi-ah yang diperebutkan di Super 1000.

    Gelar Super 1000 adalah salah satu kejuaruan bulutangkis paling bergengsi di dunia. Hanya ada tiga kejuaraan yang termasuk Super 1000, yaitu All England, China Open dan Indonesia Open.

    Kendati akhirnya menang den-gan dua set langsung, kubu Ginting sempat ketar ketir karena lawannya, Momota, tampil ngotot dan selalu unggul hingga jeda interval kedua game. Seorang merga Sitepu yang selalu menonton di tv setiap Anthony bertanding berkomentar, “Sport jan-

    Anthony Sinisuka Ginting juara China Open 2018

    (Bersambung ke hal. 11 kol 1)

    Kabanjahe (Katantaras)

    Para pedagang di Pusat Pasar Kabanjahe selama berbulan-bu-lan dicekam ketidakpastian, karena pada bulan November 2017 Ir Gembira Purba (62) warga Sei Siput Medan Baru, mengajukan gugatan ke PN Kabanjahe atas tanah Pusat Pas-ar Kabanjahe seluas 12.000 M2. Se-bagai tergugat Pemkab Karo yang telah menguasai aset itu sejak tahun 1958. Pertarungan lewat jalur hukum itu sekarang sudah berakhir, Para ped-agang itu pun sudah bisa bernafas lega. Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Kabanjahe (1/10) menolak guga-tan seluruhannya atas perkara perdata yang diajukan Ir Gembira Purba terse-but.

    Menurut majelis hakim Dahlan Tarigan, gugatan penggugat ditolak keseluruhannya, karena objek perbua-tan tergugat menguasai objek sengke-ta bukan merupakan perla wanan hukum. Tapi Pusat Pasar Kabanjahe digunakan untuk kepentingan umum. Oleh sebab itu, penguasaan tanah Pu-sat Pasar Kabanjahe selama ini oleh Pemkab Karo adalah untuk kepentin-gan masyarakat se hingga dinilai bu-kan suatu pelanggaran.

    Selain itu, seluruh bukti yang disampaikan penggugat dalam ben-tuk fotocopy tidak dapat diterima. Ke-

    pada penggugat dibebankan untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 2.165.000 dan menolak eksepsi ter-gugat.

    Persidangan itu dipimpin Ketua Majelis Hakim Dr Dahlan Tarigan SH MH yang juga Ketua PN Kabanjahe, hakim anggota Arif Nahumbang Har-ahap SH MH, Delima M Simanjuntak SH. Pengugat diwakili kuasa hukumn-ya, Sehati Halawa SH.

    Pemkab Karo diwakili Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Karo, Monica Purba SH dan stafnya Dina Kristina br Gultom SH, Isna Lewi br Tarigan dan Hosea Ginting SH. Jaksa Pengacara Negara (JPN) Ricardo Si-manjuntak SH MH yang mewakili Pem-kab Karo.

    Ketua Persatuan Pedagang Pusar Pasar Kabanjahe (P4K) Lloyd Reynold Ginting SP mewakili pedagang mengingatkan Bupati Karo Terkelin Brahmana SH agar segera mengurus sertifikat kepemilikan tanah Pusat Pas-ar Kabanjahe, agar tidak menjadi masa lah di kemudian hari.

    Selain itu, rekonvensi (gugatan balik) ini dipandang akan menjadi efek jera bagi masyarakat, agar tidak se-wenang-wenang melakukan gugatan atas sebuah objek milik pemerintah atau negara.(tmbrk)

    Gugatan Pemilikan Pusat Pasar Kabanjahe Ditolak Pengadilan

    Kata SUKI

    - O Pande, la ko jadi caleg bas pemilu ta-hun sireh?

    + Ih lang. La seh gedangku- Maksudmu?

    + Kurang gedang urat takalku….!

    Enca sinik ras melemuk 400 tahun dekahna, emaka ibas tahun 2010piga-piga kali deleng Sinabung mbatuki. Erbanca piga piga kuta sini teruh deleng lanai teringani, kerina anak kuta ngungsi.Gundari deleng enggo teneng, rupana pe enggo tempa “metua kal”.

    Emaka kuan-kuan “bagi si natap deleng” pe enggo arus isambari ertina. Dage, gundari dauh-dauh nari pe deleng e lanai teridah lit si mejilena (Foto Sadrah Peranginangin diambil dari Bukit Gundaling)

    Tabloid Karo KATANTARAS Edisi Perdana Nopember 2018

    tung aku usur tiap nonton Ginting mer-gana ah main” tulisnya di group WA.

    Dengan kemenangan itu, Antho-ny disemati label berbau pujian oleh media sebagai pembunuh raksasa. Sebutan itu diberikan karena melihat lawan-lawan yang dia singkirkan hing-ga menjadi juara. Di babak pertama dia mendepak Lin Dan, pemain Cina peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012. Di babak kedua, giliran pemain nomor satu dunia asal Denmark, Viktor Axel-son, yang ia

  • KATANTARAS NOPEMBER 20182

    Kenca arih-arih piga-pi-ga wari dekhna, dungna ersada ukur kami guna nerbitken sada tabloid Karo. Memang sempat monce-once ukur kami. Erkiteken ibas era intenet enda surat kabar nasi-onal pe enggo reh urakna jum-lah halamena. Tanda erkurang-na jelma si ngogesa perbahan berita kai pe enggo banci i ikuti lewat internet. Bage gia sekali, tapi erkiteken enggo tetap ukur guna ngelitken sada media ce-tak Karo bulanen, alu peng-arapen isina arus erguna ras menarik man pembaca janah si la banci langna la idat ibas internet, emaka iterusken me sura-sura enda. Ja pagi ton-delna je ka pagi kita erkusur. Si penting dalani saja lebe, nina si ikut runggu bas WA.

    Enca bage, turah penungkunen berikutna: kai gelar tabloid e ibahan. Kerina peserta diskusi mereken usu-len gelar guna i arihken. Dung-na isetujui usul si peseh Arthur Sembiring (Bandung) nari, emekap KATANTARAS. Ker-ina setuju. Katantaras ertina konsensus, kesepakatan ber-sama, agreement nina cakap Manggrisna. Alu bage, tujuan tabloid enda selaku media ko-munikasi, gelah min ban ci si persada gegehta erbahan kai si akap perlu guna pengem-ba ngen kebudayaan Karo, bagepe guna kemajun kuta kemulihen Taneh Karo.

    Kenca gelar tabloid en-ggo lit, emaka seh paksana encakapken motto tah pe slo-gan tabloid KATANTARAS. Ju lianus Liembeng ngusulken “Ersada Kita Megegeh, Ersa-da Kita Teridah”. Kerina setuju. Tapi lit usul gelah min itam-

    bahken kata “mehaga”. Ema-ka i singguken duana, motto tabloid enda jadina “Ersada Kita Megegeh, Teridah ras Me-haga”. Enda semacam visi. Adi kita kalak Karo erasada, enggo pasti kita jadi megegeh, teridah ras mehaga ka pe. Si enda tentu labo banci jadi bag-esaja, tapi arus ka nge sida-hiken baginta sekalak-sekalak, gelah min visi enda banci seh bagi si i suraken (terwujud).

    Em perayaken (ideal-isme) tabloid KATANTARAS si kitik enda. Tah sitik ngenca asilna pepagi, si penting lit gu-nana man banta kerina. Sen-dalanen ras filosofi nggeluh mendiang Prof Masri Singa-rimbun, ibas profilna bas surat kabar KOMPAS mbarenda ija nina: ibarat membangun ru-mah, saya hanya menancap-kan sebuah paku di dinding, jika ada orang yang datang sudah ada tempat untuk men-yangkutkan pakaian. Cakap Karona : enggo lit ingan nang-kutken uisna.

    Bas nomor pemena en-da, i elaken kami berita ten-tang pebu lutangkis Anthony Ginting si jadi juara bas turna men China Open. La saja jadi kemegahen man banta kalak Karo, tapi pe jadi keria hen simbelin man bangsata (nasi-onal). Sideban, jadi profil eme-kap novelis Ita Sembiring si enggo melala novel si tulisna. Selain e, ia pe nulis skenario film, ras jadi host talkshow.

    Kata pendungi bas kami nari, isehken kami selamat membaca. Entah ija kari lit salah lepakna, em dalinta sia-jar-ajaren janah adi lit kirimen tulisendu, i alo- alo kami alu dem keriahen ukur.

    KlAlTlA l Nl AlKlAlN

    Enda Tabloidta

    Pimpinan Umum/Pimpinan Redaksi : Simson Gintings, Wakil Pimpinan Umum/Pim pinan Redaksi : Julianus P. Liembeng. Dewan Redaksi : Robinson Sembiring, Yoel Kaban. Artistik : Arthur Sembir-ing. Photografer : Sadrah Ps., Jupiter Maha. Tata Letak : JES Depa-ri. Kontributor : Moses Pinem, Salmen Kembaren, Imanuel tarigan, Tridah Sembiring, Septa Sembiring, Imanuel Bukit, Emma Sinulingga (Medan), Ezra Deardo Purba (Yogyakarta), Oren B. Peranginangin (Bandar Lampung).Pimpinan Perusahaan : Asmanta Barus, Sekretaris : Eko Tarigan.Alamat Redaksi : Jl. Marsaid I No. 44 Rt.01 Rw.06, Marga Jaya Bekasi Selatan. E-mail : [email protected] Rekening BNI No. 0753540507 An. Simson Gintings, Percetakan : Aneska Grafindo

    Katantaras, Dokan

    Penduduk desa Dokan berduka. Rumah adat si waluh jabu yang baru dibangun, milik Sekula Tarig-an (65), terbakar habis dilalap api, Rabu (26/9) sekitar pukul 23.30 WIB. Pemba ngunan ru-mah adat itu ditaksir memakan biaya sekitar Rp 1,5 miliar dan sekarang tinggal puing-puing

    Keterangan pihak kepoli-sian Polsek Tigapanah men-yatakan kebakaran itu diketa-hui berawal dari asap yang mengepul dari dalam rumah adat Karo itu. Sementara pemi-liknya Sekula Tarigan sebelum kejadian sekitar pukul 17.30 WIB, tampak berada di lokasi melakukan bersih-bersih.

    Pemilik rumah sempat memastikan bahwa api yang tadinya ada ditungku masak untuk membakar sisa-sisa sampah di dalam rumah sudah

    dimatikan dengan cara meny-iramkan air. Namun setelah dia ke luar tanpa diketahui ternya-ta api itu tidak sepenuhnya padam, sehingga beberapa saat kemudian, sekitar pukul 23.30 terlihat kepulan asap keluar dari dalam rumah adat itu. Kepulan asap itu kemudi-an disertai api membumbung ke udara. Melihat itu, warga desa berusaha melakukan pemadaman dengan peralatan seadanya. Namun upaya itu tidak berhasil. Tiga unit mobil damkar milik Pemkab Karo di-kerahkan turun ke lokasi dan tiba sekitar sejam kemudian. Namun bangunan rumah adat itu sudah tidak terselematkan.

    Rumah adat Siwaluh Jabu itu berada di atas tanah agak tinggi di pinggir per-mukiman warga desa Dokan, bangunan terbuat dari kayu dan ijuk, lokasi dipagar tembok

    keliling dan gerbang terbuat dari besi tertutup rapat saat kejadian. Menurut penyele-dikan pihak kepolisian terjad-inya peristiwa kebakaran itu, tidak ada unsur kesengajaan.

    Desa Dokan dikenal se-bagai desa budaya, seperti halnya desa Lingga dan desa Peceren dimana terdapat ru-mah adat Siwaluh Jabu yang berusia ratusan Tahun. Desa Dokan juga terkenal karena inisiatif generasi muda desa itu telah menyelenggarakan Dokan Arts Festival selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2015, 2016 dan tahun 2017. Dana acara itu hasil swadaya masyatakat Dokan. Sayang, kali ini desa Dokan menja-di perhatian masyarakat luas karena musbah terbakarnya rumah adat si waluh jabu yang pembangunannya hamper selesai.***

    RUMAH SI WALUH

    JABU DESA

    DOKAN TERBAKAR

    Redaksi KATANTARAS

    Si jago merah melahap semua bangunan Rumah adat si Waluh Jabu Desa Dokan yang hanya menyisakan rasa miris. (Foto. dok)

    Editorial

    Katantaras, Jakarta

    Kabupaten Karo ikut serta dalam pameran kerajinan nasional Kri-yaNusa 2018 yang diselengga-rakan oleh Dewan Kerajinan Nasional yang berlangsung dari 26 – 30 Sepe-tember 2018 di Jakatrta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.

    Stand Kabupaten Karo menampil-kan kerajinan Karo seperti berbagai jenis uis nipes dan juga hadir pengra-jin uis nipes, kopi dari Karo yang bisa dinikmati pengunjung secara langsung, dan beberapa jenis minyak Karo (mi-nak pengalun). Juga ditampilkan ha-sil produksi para pengsungsi gunung Sinabung berupa keripik aneka rasa seperti kentang, wortel, brokoli, jagung dan kulit kopi.

    Menurut penjelasan Kadis Ko-perindag Almina br Bangun, pembeli minyak Karo cukup banyak dari orang yang bukan suku Karo. Hal ini menun-jukkan pasar minyak Karo teus sema-kin luas.

    Tujuan Pemkab Karo mengiku-ti pameran ini untuk memperkenalkan kerajinan Karo di tingkat nasional.

    KABUPATEN KAROIKUTI PAMERAN

    Sekaligus untuk menunjukkan bah-wa Karo juga mempunyai potensi di bidang kerajinan, jelas Almina br Ban-gun lewat WA.

    Hadir dalam acara pameran di stand Kabupaten Karo, Kadis Koper-indag Almina br Bangun, Kadis Per-hubungan, Kadis Ketahanan Pangan, Kabid Perindustrian, dan 2 orang kepa-la seksi. **

    KERAJINAN DI JAKARTA

    Redaksi menerima kiriman tulisan dari pembaca, berupa cerpen, puisi, dan artikel yang berkaitan dengan suku Karo. Tulisan dapat dalam bahasa In-donesia atau bahasa Karo dan dikirimkan ke email Redaksi : [email protected]. Isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis Redaksi berhak mengedit artikel tanpa mengubah isi dan substansi dari tulisan. Hak cipta tulisan tetap menjadi milik penulis. Tulisan yang dimuat tidak mendapat honorarium.

  • KATANTARASNOPEMBER 2018 3

    Katantaras, Lau Sim0mo

    Gedung gereja GBKP di Lau Simomo memiliki sejarah yang panjang. Para anggota jemaat GBKP generasi tahun 50-an pas-ti punya kenangan tersendiri dengan gedung gereja ini. Se-jak dua bulan yang lalu gere-ja itu sudah mulai direnovasi dengan biaya sekitar Rp 500 juta. Diperkirakan selesai bu-lan Desember tahun ini.

    Sejarah pembangunan gedung gereja Lau Simomo su-dah dimulai tahun 1915, dilaku kan Pdt. L Bodaan ketika ber-tugas disana. Gedung gereja dibuat berdinding papan yang disusun secara sederhana dan beratap seng. Pembangunan-nya dilakukan secara swa-

    RENOVASI dan SEJARAH

    GBKP LAU SIMOMO karsa dan bergotong-royong yang dilakukan oleh para pen-derita kusta. Kemudian pada tahun 1923 di bawah pimpinan H.G. Van Eelen barulah gere-ja itu mulai dibangun dengan konstruksi seperti sekarang ini dan diresmikan pada tanggal 9 Desember 1923.

    Gereja Lau Simomo ter-letak di sebidang lahan datar dan dikelilingi oleh halaman be-rumput berukuran sekitar 1800 m2. Di bagian barat gereja di-tanami dengan pohon bambu sebagai pembatas areal gere-ja. Posisi gereja ini di bagian tengah areal permukiman ber-batasan dengan rumah sakit di bagian timur, perkebunan kelapa sawit di bagian selatan, perumahan penderita kusta di

    Desa Dokan, Kecamatan Merek, dengan populasi seki-tar 300 keluarga, menjadi situs kebudayaan Karo yang telah disahkan pemerintah menjadi sebuah desa budaya. Karena di desa ini masih terdapat 5 rumah adat Karo yang dise-but rumah siwaluh jabu, ma-sih dihuni, biasanya terdapat 8 kepala keluarga di setiap rumah adat. Penduduk desa Dokan hidup secara tradional dengan memepertahankan nilai-nilai budaya Karo. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam acara ritual dan kegiatan budaya lainnya termasuk tari-tarian.

    Desa ini memiliki lan-dasan yang kuat bagi muncul-nya gagasan dari warga ter-masuk pegiat seni budaya di

    MENGENAL SANGGAR TARI “MBUAH PAGE”

    (Bersambung ke hal. 11 kol 1)Foto bersama anggota Sanggar Mbuah Page sesaat setelah tampil secara langsung di studio TVRI Medan (Foto : dok.Sanggar MP)

    bagian barat, serta jalan dan perumahan paramedis di ba-gian utaranya. Bangunan ge-reja menghadap ke arah jalan di bagian utara.. Bangunan ini berdinding papan bercat kun-ing dan beratap seng bercat merah.

    Gereja Lau Simomo adalah satu-satunya gereja yang dibangun secara theol-ogis. Karena gereja ini diban-gun dengan berbentuk salib dan 4 serambi sebagai simbol 4 Injil sebagai jalan masuk/bertemu dengan Allah. Gereja ini dibangun dengan seni arsi-tektur gothik yang dipadukan dengan simbol Karo sebagai bentuk upaya kontekstualisasi pembangunan gedung gereja, Hal itu simpaikan Pdt Krismas Barus dalam khotbahnya pada kebaktian lelang tingkat sinodal dan perayaan 80 tahun GBKP Lau Simomo dan perayaan 110 tahun pelayanan Rumah

    Sakit Lau Simomo, bertempat di Lapangan Bola Kaki Desa Lau Simomo, lebih dua tahun yang lalu (17/4/2016).

    Generasi demi genera-si berlalu, akan tetapi gedung gereja Lau Simomo akan tetap

    bertahan dan berdiri dengan kokoh disana. Ia menjadi saksi tentang kasih sayang kepada sesama manusia, terutama yang menderita sakit kusta, bagi kemuliaan nama Tuhan semata. (Namorambe)

    Kabanjahe, Katantaras

    Konser mini musik tiup atau brass band telah terselenggara deng an semarak di gedung gereja GBKP Kabanjahe Kota (18/9) yang berlangsung dari pukul 20.00 – 22.30. Hadir sekitar 1000 orang jemaat. Kon-ser itu digarap oleh Team Brass for Peace dari Jerman (Prof Monika Hoff-man, Christian Syperek, Friedstoff dan Pdt Eberhard) bersama Tim BPMIG (Badan Pengembangan Ibadah dan Musik Gereja) GBKP.

    Dalam konser itu tampil juga paduan suara binaan BPMIG, seperti Paduan Suara Moria GBKP Rayon Ka-banjahe yang menampilkan kekayaan etnik Karo lewat kolaborasi dengan

    KONSER MINI BRASS DAN PADUAN SUARA GBKP

    Disambut sekitar 1000 jemaat memenuhi gereja Kabanjahe Kota

    musik tradisional Karo. Mereka mem-bawakan lagu Gotong Royong, Mbuah Page dan Muro Perik (atau judul yang sering disebut publik dengan keliru Wayah e Wayah).

    Sedangkan Paduan Suara Mam-re GBKP Rayon Gugung dan Karo Children Choir menyajikan lagu Abide With Me dan Praise the Lord.

    Selain itu juga tampil penyanyi solo gereja yang sudah ternama, Nina Grace, Netania dan Yemima.

    Konser mini musik tiup itu mer-upakan rangkaian dari workshop mu-sic brass yang berlangsung selama 5 hari (13-18/9) di Retreat Center GBKP Sukamakmur. Diselenggarakan oleh BPIMG GBKP bekerjasama dengan

    Nusantara

    Penampilan luar biasa dari Karo Children Choir yang hanya berlatih beberapa hari saja. Mereka menyajikan lagu Abide With Me dan Praise the Lord.

    komunitas Brass for Peace dari gereja Jerman sebagai mitrakerja GBKP.

    Seluruh rangkaian kegiatan itu dimaksudkan sebagai wadah pendi-

    dikan dan pembinaan di bidang musik gerejawi bagi generasi muda Karo, khususnya generasi muda gereja. (Pdt Abdi Jaya Barus/Tambur)

    kota Medan, untuk berkspresi sebagai perawat kebudayaan, Maka sejak tahun 2015 per-nah diadakan tiga kali Dokan Arts Festival yang ternyata cukup berhasil dan mendapat

    respons dan anatusiasme dari masyarakat Dokan sendiri. Ke-giatan itu pun mendapat lipu-tan di media di Medan, bahkan media nasional seperti Kom-

    pas. Pada Dokan Arts Festival tahun 2016 tampil tim Victor Hugo Hidalgo dari Meksiko dengan menampilkan Gnaya Puppet.

    Salah satu pendukung yang penting dalam penye-lenggaraan Dokan Arts Festi-val adalah keberadaan Sang-gar Tari “Mbuah Page” yang berdiri tahun 2009. Sanggar ini selalu berpartisipasi bah-kan menjadi tulang punggung dalam setiap festival. Sanggar ini juga aktif dalam kegiatan budaya lainnya. Sanggar ini dibentuk dengan tujuan men-jaga dan merawat budaya Karo di desa Dokan. Saat ini Modesta br Tarigan merupa-kan ketua harian sanggar dan Ribka E.N. Ginting, SP (sek-retaris)

    “Melalui sanggar tari ini kami terus mendorong dan memotivasi generasi muda untuk mempelajari seni bu-daya Karo” ujar Jeremia Gint-ing, sesepuh masyarakat desa

    Dokan dan juga pendiri sang-gar ini. Diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal, mencin-tai, sekaligus melestarikan nilai–nilai seni budaya lokal yang kita miliki di daerah khu-susnya budaya Karo. Juga ke-giatan sanggar ini dapat mem-bentengi masyarakat terutama generasi muda dari pengaruh budaya asing, ia menjelaskan.

    Sanggar Tari “Mbuah Page” telah berkiprah dalam berbagai kegiatan budaya di berbagai tempat, seperti pertandingan Tari Tradisional Karo se- Tanah Karo di Tiga Binanga tahun 2013 (juara II), ikut ambil bagian dalam pertandingan Tari Tradisional Karo Lima Serangkai mewakili Kecamatan Merek di Festival Pesta Bunga dan Buah, Ber-astagi (2015). Sanggar ini juga pernah tampil di TVRI satisun Medan secara live (2016).

    “Sanggar kami juga

    Gereja GBKP di Desa Lau Simomo yang memiliki empat serambi. Foto ; Sadrah Ps.

  • KATANTARAS NOPEMBER 20184Jalan Tembus Karo – Langkat

    Dalam Kacamata Sosial dan Lingkungan

    Jalan penghubung Kabu-paten Karo dan Langkat secara resmi bergulir Sep-tember 2018. Ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian kerja sama antara Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser dengan Kepa-la Dinas Bina Marga (18/09). Pengerjaan segera dimulai se telah penandatanganan PKS dilakukan. Pengerjaan proyek dimulai dari ujung jalan di ba-tas kawasan TNGL di Pamah Semelir, Sei Bingei.

    Secara historis, secara turun temurun masyarakat Karo mengakui bahwa jalur tersebut dulunya memang jal-ur ekonomi. Masyarakat Karo menamainya dengan jalur “perlanja sira” atau dapat di-artikan sebagai jalur perda-gangan garam masa lampau. Masyarakat Karo pegunungan membawa hasil bumi ke pesi-sir untuk ditukar dengan garam dan kebutuhan lainnya yang dihasilkan masyarakat pesisir.

    Setidaknya ada 4 jal-ur “perlanja sira” dari Karo pegu nungan dengan Karo di dataran rendah. Semua jalur tersebut menembus hutan rim-ba, baik yang di Deli Serdang maupun di Langkat. Salah

    satu jalur yang telah menjadi jalan nasional Medan-Berasta-gi (dimulai tahun 1906), meski-pun telah berubah jalurnya mulai dari Sibolangit. Jalur lainnya yang sering digaung-kan akan dibangun menjadi jalan alternatif yakni Telagah Kuta Rayat (di Langkat) dan Serdang Rumah Liang (Deli Serdang). Namun, sepertinya jalur baru yang akan terealisa-si sampai tahun ini adalah jalur Telagah Kuta Rayat.

    Sejauh ini, harapan pe-merintah daerah dibukanya jalan tersebut untuk jalur eva kuasi erupsi Sinabung dan untuk peningkatan ekonomi. Sejak Sinabung meletus tahun 2010, beberapa desa yang terkena dampaknya memang mengungsi ke Desa Telagah, Sei Bingei. Dengan kondisi ja lan yang masih berbatu–batu mereka dapat menempuh nya sekitar 40 menit (sekitar 8 Km). Dengan perbaikan jalan yang berada di kawasan TNGL (sepanjang sekitar 5 Km) maka jalur evakuasi tersebut dapat ditempuh kurang dari setengah jam. Berarti evakua-si lebih efektif dibanding den-gan mengungsi ke Kabanjahe atau Berastagi. Selain itu pros-

    es evakuasi ke arah Telagah lebih aman mengingat dampak letusan Sinabung jarang men-garah ke Langkat.

    Secara ekonomi, diharap kan jalur ini menjadi jalur al-ternatif menuju Medan dan membangkitkan perekonomi-an masyarakat. Pertama, jal-ur ini menjadi jalur alternatif Berastagi - Medan yang ser-ing dilanda kemacetan parah seperti yang sering dilontarkan Bupati Karo. Diperkirakan per-jalanan dari Berastagi – Binjai dapat ditempuh dalam waktu 1 ½ jam . Dengan demikian jarak tempuh Berastagi-Medan seki-tar 2 – 2 ½ jam. Dengan adan-ya jalur ini kenderaan dari arah Karo, Tapanuli, Dairi, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara menuju Binjai, Stabat dan Lin-tas Timur Aceh, tidak perlu lagi melintasi Medan atau meng-hemat waktu sekitar setengah sampai satu jam.

    Kedua, jalur perdagan-gan terutama dari Karo menu-ju Binjai, Stabat dan Aceh Timur diharapkan menjadi lebih efektif dan efisien. Se-lama ini beberapa pedagang sayur dan buah dari Karo nekat melalui jalanan berba-tu tersebut menuju Langkat. (Bersambung ke hal. 11 kol 1.)

    Dengan membaiknya kondisi jalan tentunya para pedagang akan akan beralih melalui jalur tersebut.

    Terakhir, jalur pariwisata baru. Wisata di Kecamatan Sei Bingei beberapa tahun terakh-ir mengalami geliat yang luar biasa. Destinasi wisata baru hampir setiap tahun bertambah mulai dari air terjun Tongkat, kolam abadi, panorama Bukit Perteguhen, dan sebagainya. Belum lagi potensi wisata yang ada di TNGL yang belum diek-spose pada resort Bekancan. Destinasi baru sepanjang jal-ur jalan ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berniat melakukan wisa-

    ta ke Karo dan Danau Toba.Disisi lain, membuka

    jalan dalam kawasan hutan konservasi tentu memiliki dampak kurang baik juga. Sep-erti yang terjadi di Amerika Se-latan, Afrika dan Asia, bahwa pembukaan jalan di area kon-servasi sering diikuti dengan meningkatnya aktivitas illegal dalam kawasan hutan. Aktivi-tas illegal yang paling banyak terjadi adalah pembalakan, perambahan dan pendudukan lahan.

    Seperti halnya di ka-wasan TNGL, ancaman ak-tivitas illegal menjadi fokus

    Asum aku danak-danak denga tahun 1970-an, ope tunduh Nande Beru Tarigan Tambak ndube, mega-ti kel erbahan turi-turin. Salah sada turi-turin sini pernah turikenna janah kuinget seh gundari eme Namo Dung-Dung. Turi-turin enda kutulis, mperin-geti nande beru tarigan, pas kel telu tahun enggo ngadap man Dibata.

    Hio.., nai i Lau Belumai lit me sada turi-turin kerna dung-dung, eme sada binurung bagi belut si lit nggeluh ibas sada namo i Lau Belumai. Tu-ri-turin enda cukup termur-mur sekitar daerah Serdang hulu.

    Lau Belumai eme sada lau si cuk-up mbelin, jadi tapin man anak kuta, ingan ridi, naptapi gonjei, mbuat lau, nawen bubu, salir, bagepe ingan eng-kawil. Tuhu mbue binurungna, lit can-can, jurung, sibaro, gampual, kaperas, dung-dung ras sidebanna. I tepi lau e mbue denga je bantang kayu, ter-masuk lit sada batang kayu si seh kel galangna, eme batang tualang. Launa maler julu nari meciho kel, emaka me-las ate nginemsa amin gia langa tang-gerken. Ije pe lit sada sumbul si launa mbergeh kel.

    Ibas lau e pe, lit ka sada namo si mbages ras mbelang. Ban bagesna tempa bagi meratah idah rupana. I duru lit me sada batu galang, ingan pernanden biasana naptapi baju. Ibas sada paksa, sekalak pernanden mbaba anakna naptapi ku lau. Lit me teridah i tengah namo bagi bunga kacemba, rupana mentar ku megersingna, njol-er bas namo e nari. Erkiteken teridah

    mejile, emaka anakna si kitik denga mindo man nandena gelah muat bun-ga kacemba ndai. “Mbages…” nina nandena. Tapi erkiteken lalap erdenge-denge anakna ndai, emaka ipala-palai pernanden e me erlangi ku tengah namo mbuat bunga kacemba ndai. Tapi bage kenca atena njaka bunga e, min ter bagi irintakken e pernanden ndai ku teruh. Bene. Lanai teridah. Tading me anakna ndai tangis serko sekalak i lau, erkiteken lanai idahna nandena. Ken-ca lit kalak ku lau, idapetina me anak ndai sekalak ngandung perban nan-dena lanai teridah. Guntar me kuta. Si beluh erkeneng enggo erkeneng, janah enggo ser-ser idarami ku jahe tapin, tapi penandena ndai lalap la teridah. Bagem la ieteh anak kuta ku ja lawesna pernanden ndai.

    La ndekahsa kenca kejadin si ndai. Lit ka pernanden ras anakna ku lau. Idahna ka bagi bunga kacemba ibas namo. Bunga ndai mulgap ter-uh nari janah mutar-mutar ibas namo e. Perban jilena minter kin turah ate mbuatsa. Emaka ibuat anakna me ate na, erkiteken bunga e enggo joler nde-her ku duru. Bage kenca tanna njaka bunga e, minter anakna ndai pe bene bagi sirintakken e. Sengget kel per-nanden ndai janahna serko, ngidah maka bunga kacemba ndai kepeken dilah dung-dung si seh kel belinna. Anakna ndai enggo ibendut dung-dung si galang. Serko me pernanden ndai mulih ku kuta janah entam-entamken-na takalna ku taneh. Isungkuni la ter-sungkuni. “Anakku… anakku enggo

    ipan dung-dung…” nina janah serko. Emaka kiam me anak kuta ku lau, tapi kai pe lanai teridah ije.

    Mbiar me anak kuta. Lanai ise pe pang ridi ku tapin. Lanai pang naptapi ras mbuat lau. Mehantu me akap anak kuta lau e. Erkiteken dua kesah ije bene. Bagepe dung-dung si galang e pe enggo iakap mehantu, janah lit kera-matna, emaka ipanna jelma. Pulung dingen runggu me anak kuta uga cara-na gelah banci dung-dung si galang e itangkap. Lit deba ngata kenca la ban-ci kawili, sebab adi dung-dung enggo galang e tandana dung-dung keramat, banci saja jadi tulah man sada kuta. Tapi lit ka deba ngatakenca arus itang-kap dingen i bunuh, sebab lanai banci ku lau, janah turah kebiaren man anak kuta. Dungna ersada arih anak kuta maka dung-dung e itangkap.

    Bagi asil runggu, emaka ibah-an me tinali kawil ibas nali sienteguh-na, janah empanna ibahan me manuk megersing sibiasa ibahan jadi kahul. Erpagi-pagi berkat me anak kuta ku lau, janah ibas namo e teridah ka me mulgap teruh lau nari bagi bunga kacemba. Ibenterken me ku namo ma-nuk ndai. La man timan ndekah, minter me ipan dung-dung kawil ndai. Bage itarik, retap me tinali ndai. Pepagina ibahan anak kuta ka me tinali terga-langen, janah empanna anak babi ja-rah-jarah. La ndekahsa mis ka ipanna empan ndai. Emaka mis itarik piga-pi-ga perbapan. Tapi latertarik. Emaka isampati kerina anak kuta me nariksa erkiteken mberatna nariksa tinali kawil si galang ndai. Tuhu-tuhu mesera na-riksa. Kenca ndarat takalna tepi tapin, sengget kel anak kuta erkiteken la per-nah idahna bage galangna dung-dung.

    Ipala-palai me Tarik anak kuta. Eng-go pe seh bas kesain, ikur dung-dung e bas lau denga. Bageme galangna dung-dung enda. Rikut ras rawa janah ngilas, emaka ibunuh me dung-dung enda, janah ibagi-bagiken man anak kuta, ijadiken gulen. Ise si la ikut narik-sa maka la dat panggung. Dung-dung e me ibahan anak kuta gulen ciger bagepe gulen berngi. Sisana pe mbue denga.

    Emaka kenca sundut matawari bengket ku berngina, lit tempa turah ke-biaren man anak kuta erkiteken ngidah galangna dung-dung ndai. Daging sisa iparaken gelah ula maru. Sekalak ngenca pernanden janda la ikut ku lau engkawil ndai erkiteken enggo metua janah kurang sehatna. Tengah berngi kenca anak kuta enggo mulai badeh pertunduhna, emaka terbegi me sora penganak erdeping-deping ibas bang kayu tualang nari, “Pong…. Pong… ulihken gendit ku ndai…..” La ernga-di-ngadi terbegi sora e datas batang kayu ndai nari. “Pongg…. Pongg….. ulihken kena bentingku ndai …..ulih-ken gendit ku ndai” nina. Kenca bage sora e lanai idatas batang tualang nari, tapi enggo keliling-keliling tengah kes-ain. Bagem sora e keliling-keliling lal-ap itengah kesain ibas berngi e. Tuhu-tuhu mbiar anak kuta e kerina, sad ape la pang ndarat rumah nari. “Ulihken gendit ku ndai.. ulihken bentingku ndai” nina sora janah terbegi sora penganak ipalui.

    Kenca erpagi-pagi, medak me pernanden si la ikut ngkawil ndai. Ia ngenca la dat daging dung-dung ndai. Sengget kel ia, la bagi biasana. Sada

    Namo Dung DungJulianus P Limbeng

    (Bersambung Ke Halaman 11}

  • KATANTARASNOPEMBER 2018 5

    Pa Katanras

    Pa Taras

    Pa Katan: Kai ertina “jenda nari ku pudi”? Kuidah lit ka monmon ka-lak erbelas “jenda nari ku lebe”. Kempunta sikitik rusur ka nungkun kai kin lit i pudi, janah kai ka si ilebe bulang, nina.

    Pa Taras: Ena bali ras lit ka kalak erbelas “ikut erceda ate” ence lit ka si erbelas “ikut ermorah ate”. Uga ka kap ko e yah?

    Pa Katan: Timai lebe nak. Penungkunenku ndai pe lenga jababmu, banko ka penungkunen sideban.

    Pa Taras: Maksudku bagem kita gundari enda erbelas. Lanai bo si-ukurken uga pengangkan kalak. Kai ateta sibelasken, mis sibelasken. Adi cakap Karo oratna ninta jenda nari kupudi. Labo jenda nari ku lebe. Adi lit si atena sitahanen kerna si e, banci tenahken ko reh ku jenda gelah sicakapken aru njolmit. Dahko nak, kita kalak Karo secara perukuren, labo kita erdalan ndahi wari. Kita ngadi nimai wari, sebab wari e nge si reh ndahi kita. Emaka sendah reh wari sisepuluh dua, pudi ne reh wari si sepuluh telu, ras siterusna.

    Pa Katan: Eak, kerna penungkunenmu ndai uga ka? Engkai maka lit erbelas ikut erceda ate, ence lit ka erbelas ikut ermorah ate? Ija ka rongketna?

    Pa Taras: Aku pe la kap terkeri aku kerna si e. Adi lit kap ko si mate, ence seh berita man ita. Me oratna dahko erbelas ita me erkiteken kematenna e nge? Emaka, ceda ateta nin-ta. Ceda atenta erkiteken itadingkenna. Tapi rehka nina temanta sideban, morah atenta. Morah atenta engkai? Nina, morah atenta perbahan ita pe merhat bagi si mate e; jumpa ras Dibata Bapa ???

    Pa Katan: Ikhh, aku lang nak. Kuidah denga min ateku kempunta sikitik erjabu!

    Pa Katan ras Pa Taras erkandu-kandu kitik nari seh gundari enggo metua dagingna. Teptep wari jumpa kalak enda i kede kopi. Lit saja rusur man bualenna. Sada ngenca erbansa la kalak enda jumpa i kede, emkap adi lit

    kerja-kerja tah nguta nguta.

    Jujur saja. Masih belum ada tanda-tanda muncul-nya pecatur Karo yang bakal berkiprah di tingkat na-sional seperti dulu. Tonggak kejayaan pecatur Karo adalah tahun 1984. Dari 6 kontingen Indonesia ke Olympiade Ca-tur di Tessaloniki, Yunani, 3 orang diantanya orang Karo, yaitu Nasib Ginting, Monang Sinulingga dan Cerdas Barus. Sepanjang sejarah Percasi be-lum peranah terjadi komposisi seperti itu.

    Mereka ke Yunani bersa ma Ardiansyah, Ronny Gun-awan, dan Edy Handoko. Dan prestasi Indonesia di olympi-ade itu cukup lumayan. Bera-da di urutan ke 29. Pada Olym-piade di Nice, Perancis, tahun 1974 dimana Monang Sinul-ingga turut serta, Indonesia berada di urutan ke 39.

    Perlu dicatat, penentuan kontingen Indonesia ke Olym-piade Yunani melalui proses yang cukup berat. Seleksi dila kukan lewat Kejurnas Catur Ke- 22 tahun 1984 di Jakarta. Keluar sebagai juara waktu itu Edy Handoko dengan nilai 12 MP, disusul Nasib Ginting 11 ½ MP, Ardiansyah 10 MP, Ronny Gunawan 10 MP, Monang Si nulingga 9 ½ MP dan Cerdas Barus 9 ½ MP. Dari ketiga pe catur Karo itu hanya Nasib Ginting yang mendalami teori. Sedangkan Monang Sinuling-ga dan Cerdas Barus pemain alam.

    Cerdas Barus memang pemain alam yang luar biasa. Ia gmeraih gelar GM tahun 2003, pernah tiga kali juara na-sional terbuka (1987, 1999 dan 2002). Nasib Ginting meraih

    ADAKAH GENERASI BARUPECATUR KARO YANG HANDAL ?

    gelar MI tahun 1990, pernah dua kali juara Indonesi terbu-ka (1990 dan 1994) Kapan lagi pecatur Karo dapat melampaui atau menyamai kalagia pre-satasi mereka? Sangat sulit menjawabnya.

    Dulu, kede kopi merupa-kan “gelanggang” catur bagi kalangan remaja dan orang dewasa. Ombang-ombang satur (chess puzzle) dikupas dengan panjang lebar disana. Lit ka lapikna alias taruhan uang. Itu yang membuat per-maincan catur menarik dan menengangkan. Tapi seka-rang catur di kede kopi, baik di Medan maupun di Tanah Karo, konon sudah sepi. Gadget dan internet yang menawarkan pe-mainan (games) tampaknya jadi faktor utama yang menye-babkan menurunnya minat anak remaja akan catur. Pada-hal dulu catur merupakan pe-mainan anak laki-laki. Mereka senang adu otak. Duel of the mind, nina kalak Manggris.

    Peranyaannya : apa yang bisa dilakukan untuk men-dongkrak minat masyarakat Karo akan catur? Sukulna lit bas Pemkab Karo, diantaran-ya dengan menyelenggarakan turnamen catur secara teratur. Dengan hadiah-hadiah yang menarik (hadiah berupa uang pasti menarik). Turnamen ini bisa dilakukan berdasarkan

    kelompok umur, tingkat SD, SMP dan SMA, kemudian ada turnamen untuk umum atau sering siebut kejuaraan terbu-ka.

    Selain itu, mendirikan se-kolah catur di Kabanjahe atau Berastagi tampknya ide yang sangat baik. Sebagai perband-ingan, MI Nasib Ginting yang sudah cukup lama berdomis-ili di Kaltim, hasilnya nyata. Kontingen catur Kaltim di PON XIX/2016 Jawa Barat, berhasil merebut medali emas. MI Na-sib Ginting juga menyumbang emas untuk catur cepat beregu putra.. Tidak itu saja. Kaltim juga mendirikan Sekolah Khu-sus Olahragawan Internasion-al (SKOI) dan Nasib Ginting sebagai pelatih caturnya. Anak didiknya Dicky Aria murid kelas VI keluar sebagai juara pada Olimpiade Olahraga Siswa (O2SN) tahun 2016 di Jakar-ta. Maka, Dicky menjadi wakil Indonesia ke kejuaraan dun-ia antarpelajar untuk cabang olahraga catur kategori junior di Moskow, Rusia. 2016. Tak kurang jumlah peca-tur Karo yang dapat menja-di pelatih. Kuncinya memang serpi. Diperlukan dana Apa-kah Pemkab Karo berniat un-tuk mewujud kannya dengan menyediakan angaran untuk

    (Bersambung ke hal. 11 kol 2)

    Seniman musik Karo An-tha Pryma Ginting men-gatakan saat ini industri musik Karo sangat memprihat-inkan. Penjualan fisik seperti VCD,DVD dan lain lainnya sudah sangat merosot. Bahkan sebentar lagi akan habis masanya, ujarnya dengan nada sedih.

    Untuk mengatasi ma-salah ini, dengan berterus terang ia berharap kepada pemerintah Kab Karo mau pun pemerintah pusat bisa ambil bagian. Sekarang ini indus-tri musik sudah sampai pada masa transisi ke penjualan online seperti Joox, spotify, i tune, youtube dan lain lain. Antha juga beharap kepada para musisi agar lebih kreat-if lagi, dan bisa menghada-pi tekhnologi supra modern sekarang ini. Untuk itu perlu kerja sama antara pemerin-tah dan musisinya, imbuhnya. Selain risau akan masa depan musik pop Karo, Antha juga sa ngat berharap agar musik tra disional Karo bisa mendunia,

    INDUSTRI MUSIK KARO MEMPRIHATINKAN

    dan untuk itu is melihat peran pemerintah daerah dan pe-merintah sangat di perlukan.

    Mudah-mudahan den-gan adanya FORSASE (Forum Sosial Seniman Ermedate), selain bergerak di bidang so-sial, organisasi ini bisa pula bekerja sama dengan pemer-intah dalam meningkatkan kesejahteraan para seniman Karo. Sekaligus bersama-sa-ma melestarikan budaya Karo yang sangat kita cintai ini, ujar pelantun lagu Perawat Cinta ini mengkahiri keerangannya. (JL/Kaci)

    Antha Pryma Ginting

    dari masalah kemacetan yang sudah kronis ini. Langkah tero-bosan itu sudah mulai bergulir. Bupati Karo Terkelin Brahma-na dan Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan sempat berbincang-bincang dengan serius saat keduanya mengh-adiri acara syukuran kenaikan pangkat Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring SIP di Audi-torium Deli Husada Sembiring, Delitua (30/6).

    Menurut Bupati Terkelin, dalam percakapan itu Bupa-ti Deli Serdang berjanji akan

    Kabanjahe, Katantaras.

    Entah sudah sejak kapan, tidak ada yang ingat se-cara pasti. Yang jelas su-dah cukup lama. Lalu lintas Be-rastagi – Medan sering sekali tersendat. Bahkan macet total bila terjadi kecelekaan. Seper-ti tabrakan antara dua mobil, atau ada mobil yang mogok ataupun terguling seperti keja-dian tgl 20 Oktober yang lalu. Sebuah truk tangki terbalik setelah menabrak tiang listrik di daerah pemandian Sem-bahe, Kecamatan Sibolangit. Akibatnya, jarak yang hanya sekitar 60 km pun harus ditem-puh dalam waktu 4 atau 5 jam!

    ADA HARAPAN, KEMACETAN LALULINTAS

    MEDAN BERASTAGI AKAN TERATASI

    Tidak hanya masalah waktu saja yang jadi persoa-lan. Atau aspek keuangan bagi mereka yang tiketnya hangus karena terlambat tiba di ban-dara Kuala Namu. Yang paling berat adalah masalah psikol-ogis. Menggerutu dan meng-umpat, setidaknya dalam hati. Apalagi menyaksikan tingkah laku pengemudi yang tidak rela antri, menyelinap seenaknya. Menambah buruk keadaan. Rasa jengkel bisa berkepan-jangan selama beberapa hari. Lelah fisik dan psikis.

    Tapi tampaknya sudah ada titik terang jalan keluar Bersambung Ke Halaman 11}

  • KATANTARAS NOPEMBER 20186

    Katataras, Jakarta.

    Reuni warga Kabanjahe yang ber-tajuk “Kabanjahe Kuta Kemuli-henku” berlangsung di anjungan Transportasi Taman Mini Indonesia In-dah (Sabtu, 27/10). Acara ini diseleng-garakan untuk temu kangen warga Kabanjahe yang meninggalkan kota itu untuk merantau ke seluruh pelosok In-donesia bahkan sampai ke luar negeri. Namun demikian, pada acara tersebut ada juga yang hadir dari Medan dan kota Kabanjahe itu sendiri.

    Tampak hadir Bupati Karo Ter-kelin Brahmana didampingi Kepala Dinas Pertanian Karo, Marsekal Muda Timbang Sembiring Meliala (Danlud Suryadarma), AKBP Marinus Maran-tika Sitepu (Kapolres Tanjung Jabung Timur, Jambi), dan Andreas Sitepu (mantan Duta Besar RI untuk PNG) yang dalam acara ini tampak antusias sekali menari.

    Gagasan untuk mengadakan acara reuni ini berawal dari perbincan-gan 3 orang pada tahun 2017 kemudi-an disepakati membentuk kepanitiaan tediri dari 50 orang, diketuai T. Nelson Purba, dan 5 penasehat yaitu : Robert B. Tarigan, Nelson Barus, Helman Pan-

    REUNI WaRga KaBaNJaHE DI TMII

    dia, Brigjen (Purn) Salas Kembaren dan H. Atal Depari (Ketua PWI Pusat).

    Robert Beres Tarigan pada saat menyampaikan kata sambutan yang mewakili para penasehat, mengutara-kan kegembiraannya atas terselengga-

    ranya acara reuni tersebut. Dia meng-harapkan pertemuan itu tidak hanya berhenti hanya sekedar memuaskan rasa kangen kepada teman sepermain-an saja, tapi juga harus memberikan sumbangsih pemikiran bagi perkem-

    Robert B. Tarigan selaku Penasehat menyampaiikan kata sambutan didampingi oleh Atal Depari, Helman Pandia, Nelson Barus dan Salas Kembaren.

    bangan Tanah Karo secara umum, khususnya bagi kemajuan Kabanja-he. Pada kesempatan itu Robert juga memunculkan ide dan harapannya agar warga Kabanjahe dapat memiliki sebuah “Rumah Singgah” yang dapat menampung mahasiswa dari Karo yang akan melanjutkan pendidikannya ke universitas di Jawa. Hal itu mengin-gat pengalamannya saat baru menjadi mahasiswa di Yogyakarta yang mera-sakan bagaimana sulitnya untuk men-cari tempat tinggal.

    Acara reuni ini berlangsung dari pagi hingga malam hari. Hal ini mem-berikan kesempatan kepada peser-ta untuk tetap hadir sekalipun sudah memiliki acara lain. Terlebih kegiatan acara reuni ini dilaksanakan pada hari Sabtu, dimana biasanya dilakukan acara keluarga seperti MBS ataupun pesta pernikahan. Sehingga ada pe-serta yang pulang duluan dan sebali-knya ada juga yang datang siang atau sore hari.

    Selain menyediakan makan si ang dan makan malam, panitia juga menyediakan makanan kecil seper-ti roti kosong jajanan khas Kabanja-he . Peserta reuni juga disuguhi aca-ra hiburan dari artis perkolong kolong dan penyanyi top Karo Ramona Purba yang tampil bersama grup band nya. *** (Lapanna Kapak)

    Pimpinan & Karyawan Percetakan Offset

    ANESKA GRAFINDO

    Menyampaikan Ucapan Selamat Atas Terbitnya Tabloid Karo

    KATANTARASSemoga dapat mewujudkan themanya

    “ Ersada Kita Megegeh, Teridah ras Mehaga”

    bagi Masyarakat Karo

    Segenap Staf dan Redaksi

    KATANTARAS Mengucapkan

    Selamat Menempuh Hidup Baru

    kepada

    Setia Ebenezer Limbeng, S.Sndengan

    Lia Ariesti br. Muham, SEKiranya Tuhan Yesus Kristus menjadi Kepala dalam

    Rumah Tangga kalian untuk selamanya.

    Seperti halnya setiap suku atau daerah di Nusantara ini memiliki makanan khas daer-ah masing-masing. Dhabu-dhabu dari Manado, Gudeg dari Yogyakar-ta, rendang dari Sumatra Barat dan lain sebagainya. Maka suku Karo juga memiliki makanan khas. Satu diantaranya yang sudah dikenal dan digemari suku lain adalah BPK alias Babi Panggang Karo.

    Selain itu masyarakat Karo juga memiliki makanan khas lain-

    nya yang cukup lezat. Yang sudah mulai dikenal diantaranya, Cipera, Trites, Kidu-kidu, Tasak Telu dan masih banyak lagi yang belum dipromosikan diluar masyarakat Karo.

    Sekalipun sudah sering men-dengar dan sudap acap juga mera-sakannya, namun barangkali di-antara masyarakat Karo itu sendiri masih banyak yang belum cara mengolahnya. Terutama bagi warga Karo yang berdomisili di perantau-

    an.Oleh karena itu disini kami

    mencoba untuk menyuguhkan cara membuat salah satu masakan khas Karo yaitu “Tasak Telu”. Berikut ini cara mengolah Tasak Telu.

    1. Potong 1 ekor ayam yang masih muda. Tampung darahnya, pisahkan bagian dalam dan belah dagingnya menjadi 8 bagian. Rebus semuanya bersama 1 lengkuas, 1 jahe, 1 batang sereh yang sudah di keprek, dan tambahkan 3 helai daun jeruk nipis dan garam secukupnya. Setelah matang diambil dagingnya dibelah halus sedangkan bagian

    dalam dicincang.2. Ambil 2 ikat daun singkong,

    rebus hingga matang dan diiris ha-lus. Kemudian digongseng sebentar saja dengan kelapa yang sudah di-parut.

    3. Ulek sampai halus Cabe rawit kira-kira 0.5 ons dengan 1 si-ung bawang merah, 1 siung bawang putih. Dicampur dengan darah ayam, garam dan perasan 4 buah jeruk nipis. Lalu ditambahkan sedik-it air dan dimasak.

    4. Setelah itu campurkan semuanya dan Tasak Telu siap di sajikaan. ***(Go)

    Cara Mengolah “Tasak Telu”

  • KATANTARASNOPEMBER 2018 7

    ROKOK PERDAMAIAN.

    Saat pulang sekolah naik Motor, Ba-sia disetop Polisi karena tidak meng-gunakan helm.Polisi : Mana SIM mu, kamu ha rus di tilang karena tidak memakai helmBasia : Maaf pak, tolong pak, jangan di tilang pak, damai aja pak.Polisi : Damai ? Memangnya kau

    Katantaras, Jakarta.

    Tanah Karo mendapat penghargaan sebagai Kabupaten Layak Pemu-da mewakili Pulau Sumatera. Anugerah ini diberikan Men-teri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi kepada Bupati Karo Terkelin Brahmana, da-lam acara “Malam Anugerah Kepemudaan Tahun 2018” (29/10) di Balai Samudra, Ke-lapa Gading, Jakarta.

    Syarat ukuran untuk men dapatkan anugerah tersebut di antaranya peran serta Pemer-intah Kabupaten Karo melalui Dispora yang dinilai mampu melakukan inovasi, pendamp-ingan dan menggerakkan ke-giatan ke pemudaan bersama masyarakat Karo khususnya,” ujar Terkelin.

    Menurut Bupati Terke-lin Brahmana, kehadirannya dalam acara malam penga-nugerahan, layak Pemuda, ka rena Kab.Karo terpilih salah satu dari 20 Kabupaten/kota yang terdiri dari 10 Kabupa ten dan 10 kota, yang berhak mendapat penghargaan dari Menpora. Menurutnya capaian ini sebagai sesuatu yang luar biasa.

    Bupati menambahkan, Menpora mengucapkan terima kasih telah berkenan hadir, dan mengucapkan selamat kepada Bupati Karo, atas kesunggu-hannya dalam membina pemu-

    langsung dengan tingkah be-berapa kelompok yang mena-makan organisasi kepemu-daan melakukan pemungutan liar disana sini. Banyak ang-gota masyarakat yang eng-gan menyebutkan identitasnya mengeluh akan kondisi ini.

    “Ini sudah menjadi raha-sia umum” ujar AS. “Bila ada yang membangun atau mere-novasi rumah atau perkanto-ran, mereka datang meminta uang” ujarnya. Untuk mem-buktikan hal ini sebenarnya tidak sulit.

    Seperti yang dikemuka-kan oleh Kadispora Kab. Karo Robert Billy Peranginangin di atas, seluruh pemangku kepentingan harus perduli ter-hadap pembinaan generasi

    TANAH KARO TERIMA PENGHARGAAN

    KEPEMUDAAN TERBAIK 2018 DARI MENPORA

    da di Tanah Karo, sehingga ti-dak sia-sia akhirnya malam ini mendapat penghargaan, tidak semua bisa mendapatkan hal ini, “ ungkap Terkelin mengutip ucapan Menpora.

    Sementara Robert Bil-ly Peranginangin Kadispora

    Kab. Karo mengatakan san-gat bersyukur dan berterimak-asih kepada pemerintah pusat dalam hal ini melalui Ment-eri Pemuda dan Olah Raga,

    nya mari kita bersama-sama lebih meningkatkan lagi apa yang telah dicapai selama ini, sudah membuahkan hasil. Oleh sebab itu, ia menghara-pkan baik pemangku kepent-ingan, stakeholder dan mas-yarakat lebih peduli terhadap pembinaan generasi muda, karena Kab. Karo menjadi pi-lot percontohan pembinan kepemudaan bagi kabupaten/kota yang belum terpilih, ujar Robert.

    Penghargaan Kab Karo sebagai Kabupaten Layak Pemuda mewakili Pulau Su-matera sungguh membangga-kan. Mengingat penghargaan itu diberikan oleh pemerintah pusat melalui Menpora. Sia-paun tidak dapat menyangkal

    yang telah memilih Kabupat-en Karo. Salah satu sebagai kreteria menjadi Kabupaten Layak pemuda 2018 terbaik, syarat ukuran diantaranya Kab Karo dinilai mampu melaku-kan inovasi, pendampingan dan menggerakkan kegiatan

    ke pemudaan bersama mas-yarakat Karo khususnya,” be-ber Robert.

    Melalui anugerah peng-hargaan malam ini, kedepan-

    signifikansi pengharagaan itu. Namun demikian, pihak penilai yang sesungguhnya adalah masyarakat di Kab Karo sendi-ri. Mereka yang berhubungan

    muda, maka seruan penting ini sangat jelas dan relevan. Kare-nanya harus dikerjakan demi kenyamanan masyarakat, be-gitulah harapan mereka. (JRR)

    punya uang brapa ?Basia : Gak ada uang pak, saya kan masih sekolah pak...Polisi : Jadi, damai apa maksudmu ?!Basia : Tolonglah pak...saya beli rokok bapak aja ya...Polisi : Sudah sana ! belikan Samsu 2 bungkus ya...Basia : Iya pak, jawab Basia sambil nyebrang ke warung rokok.Basia : Pak, rokok Samsu 4 bungkus, nanti pak polisi itu yang bayar pak Penjual rokok : Polisi yang mana ??

    TEMAN SI LA ARUS

    Bajing ras Bagong erkandu-kandu nai-nai nari. Asum anak perana denga ku-japape ras, termasuk ndarami si rukat nakanna gundari enda. Emaka labo ate kalak mamang adi seh asa gundari enggo pe mbelin anak ipupus kompak denga silalap. Rebinai rempet Bajing sakit mekelek. Menam menam mate akapna bana. Emaka asum reh Bagong nungkir, iturikenna me sada rusia si bunikenna selama enda.

    Bajing: Gong, lit sitik siman turinken-ku man bam nak....nina erkusik kusik.Bagong : La padah gundari, istirahat-ken saja lebe nak...Bajing : Enda rusia si mbelin si sela-ma enda la aku pang nurikenca man bam....Bagong : enggo kuangka nak, lapa-dah turikenmu..Bajing : Mberat kal min kuakap nurikenca nak, tapi enda arus kuturik-en. Ntah mate kari aku gelah enggo salang sai kerina. Bagong : Labo man ukuren kerina e...sipenting sehat ko..Bajing : Bagenda, perlebe mindo ma-hap aku man bam, ula ukurmu kitik.., selama enda aku enggo encedai per-temanenta, aku erlua-lua ras agi ah...! kuakap anakta si nguda ah, aku nge bapana! Bagong : Enggo kueteh nak...! eng ko pe ula ka ukurmu kitik ! Enam dalinna maka kutama racun bas kopi si inemu rebih.**(Jq).

    TAWARASTAWA

    Basia : Pak, rokoknya Samsu kan ?! katanya berteriak sambil meng acungkan rokok arah Polisi.Polisi : “Iyaaaa...” sahut Polisi juga berteriak. Kemudian Basia menyerah-kan 2 bungkus rokok kepada polisi dan mengontongi sisanyaPolisi : Lain kali kalau naik motor pa-kai helm ya...Basia : Iya pak, Terimakasih pak kata Basia sambil senum senum (jq)

  • KATANTARAS NOPEMBER 20188

    Sobatku seorang ahli bangunan. Cocoknya, dia jadi konsultan bangunan, namun nasib meng antarnya jadi tu-kang. Keahliannya yg lain, mengutak-atik mesin mobil hingga sepeda motor. Overlay dengan amatan Gus Dur di ta-hun 80-an tentang orang Karo, maka sobatku ini pastilah Karo sejati. Tiada hari tanpa utak-atik mesin. Namun belakan-gan ini “rejeki”nya lebih sering nyangkut proyek bangunan. Katanya: “Rejeki ibarat musim ditengah climate change yang meng-global. Susah meraba musim; yang penting nyala api tidak menjulang ke atas (la pa-jek gara api) di dapur.”

    Ketika pada suatu sore yang mengelinyang, kami ngo-brol, bual utara-selatan. Dise-la obrolan yang seperti rantai sepeda, saya klik pada android sebuah video klip lagu Karo yang diposting oleh seorang pemusik Karo sebuah lagu yang dilantunkan Femila Sinu-kaban, “Ara Sitengen-tengen”.

    Sontak, sobatku me nyemburkan komentar: “Sa yang sekali, sayang sekali...” Kenapa? Jawabnya: “Potensi anak muda Karo jaman now sedemikian besar, tapi tak cu kup untuk menerbangkannya ke orbit angkasa”. Dalam pan-

    dangannya, bakat, kreativitas dan keterampilan tak cukup mengangkat karya seni anak muda Karo hingga orbit lan-git musik Indonesia, apalagi ke orbit musik internasional. Di butuhkan gawe bersama antar kelompok, dan antar generasi. Dalam pandangan-nya generasi Karo sebelum-nya tak punya greget bantu pemusik dan penyanyi muda Karo. Jangan-jangan mereka tidak care sama sekali. Kena pa? Mereka menganggap musik Karo adalah musik Karo yang dulu mereka sering deng ar. Mendengar musik adalah nostalgia, mengenang masa lalu. Musik sekarang seharus-nya tetap pada pakem lama, jika pun berubah ya seperti musik gendang kibod salih ku patam-patam atau lagu dan musik jaman Jaga Depari, Ju-suf Sitepu, Hormat Barus atau Darmi Perangin-angin.

    Musik untuk nostalgia? Sobatku sangat meyakini trend itu. Seolah-olah karya baru dengan sentuhan baru tidak lah begitu direspons. Tidak meng-gores kalbu! Tidak menyentuh perasaan. Akhirnya lewat begi-tu saja tanpa diterge. Tak ada bual kede kopi yang membu-ras soal musik anak muda. Tak ada yang bahas tentang kons-er Plato Ginting, konser Murni Surbakti, atau konser Averiana

    Br. Barus.Dalam sebuah grup

    WA orang Karo, hanya 2 - 3 orang yang merespons ketika seorang partisipan menyam-paikan info bahwa lagu Karo Famili Taksi yang dinyanyikan B3Voice telah ditonton lebih dari 2 juta penonton. Obrolan tentang kelakuan Gubernur Sumatera Utara yang diwa wancarai reporter TV atau ra-malan nomer togel jauh lebih menggoda. Akh...

    Menurut sobat saya yang lain, seorang dosen di Medan, jangan tangisi situasi ini. Kita memang tidak memi-liki habitus yang secara khu-sus concern untuk mengamati, membincangkan, menikmati, lengkapnya mengapresiasi karya-karya seni dari segment masyarakat kita. Lebih dari itu, kita tidak memiliki agency structure sebagaimana yang terdapat pada sistem sosial bangsa lain yang secara khu-sus concern bertanggung-jawab mengurusi produk bu-daya dari masyarakat/etnik. Agency ini lah yang memberi suatu ruang dalam kehidupan setiap sistem sosial untuk mengguyurkan karyanya un-tuk dinikmati seluruh anggota masyarakat.

    Kembali pada sobatku sang tukang. Ketika sore kian tertutup tirai hari, dia menga-

    Pada Suatu Sore: Obrolan Musik Karo

    Robinson Sembiring

    khiri semburatannya dengan mengajukan pertanyaan pilu sepilu suara serak surdam, kapankah orang Karo yang telah mapan secara ekonomi mau bersama-sama menye-diakan panggung besar se-cara reguler bagi karya-karya anak muda Karo yang akan mengangkat nama Karo?

    La Ba

    nci NGEBonKE

    DENTARASSekalipun merknya Keden-taras tapi uniknya, sia-papun tidak bisa ngutang di sana. Bahkan langganan yang paling setia sekalipun tidak diperbo-lehkan mengutang. Utang encedai perkade-kaden, itu filosofinya yang dicetuskan oleh Tadukan ketika mer-eka diskusi tentang merk kede kopi yang ingin mereka dirikan lima bulan silam. Perkede lagsung menyetujuin-ya. Kalau Perkeda selaku pemegang saham mayoritas sudah setuju, maka penghuni lain, Dungil Pemanis, Ban-ingta Mabatuah, dan Tamburakrak II mengangguk-angguk tanda juga setuju (perlu dicatat, Tamburakrak membubuhkan angka II di belakang namanya mengikuti tokoh sejarah Amangkurat II yang pernah didengar-nya waktu SMP).

    Di dinding kede bergantung sebuah foto ukuran setengah poster besarnya. Foto penghuni kede ber-sama tiga dara jelita, tetangga mere-ka, Colenta, Adinda dan Ale Rudang. Foto itu diambil dua bulan yang lalu ketika mereka piknik ke Uruk Tiwen Gajah. Foto itu diambil oleh tukang foto keliling, Jepretta Ginting, sahabat kental Perkede yang mangkal di sana -- ongkos cetak foto itu bisa dame-dame jadinya. Harga persaudaraan.

    Dalam foto itu, si tiga jelita itu duduk dengan anggun di atas bangku taman. Senyum mereka yang manis membuat si tukang foto di balik tustel

    J U R K A M

    Nikon-nya terpesona beberapa detik lamanya. Perkede, Tamburakrak II, Tadukan, Dungil dan Baningta berdiri di belakang 3 dara itu. Masing-masing dengan sekuat tenaga mengerahkan kreatifitasnya agar nampak gagah per-kasa.

    Sekarang, mereka semua me-mandang foto itu, tepatnya meman-dang diri masing-masing. Ketiga dara juga hadir khusus untuk melihat foto itu yang baru selesai dicetak Jepretta Ginting. Semuanya merasa puas, ter-utama penghuni kede. Karena mereka tampak lebih menarik dari yang ses-ungguhnya penampilan mereka se-hari-hari. Si tukang foto keliling itu telah berhasil memanipulasi wajah mere-ka sedemikian rupa sehingga tampak ganteng dan gagah sekali. Soal foto itu tidak sesuai dengan kenyataan itu persoalan lain. Pekerjaan tukang foto sejati bukan untuk merekam kenyataan

    secara apa adanya. Melainkan untuk memperindah kenyataan itu dengan tekhnik fotografi dan seni tingkat tinggi.

    “Ahaaa!” tiba-tiba Tamburakrak II berteriak bagaikan Archimedes berse-ru Eureka ribuan tahun lalu. “Pemilu! Pemilu! Pileg nake!“

    “Pileg tah pilek, kai maksudmu?“ teriak Tadukan yang sering mengang-gap dirinya ersenina dengan bintang film Bollywood Shahrukh Khan itu, dengan perasaan jengkel. Pasalnya lamunannya yang indah tadi menjadi buyar dibuat Tamburakrak. Tadi dia se-dang asyik memandang foto itu sambil menimbang-nimbang dalam hati, siapa gerangan diantara ketiga dara elok rupa itu yang paling cocok jadi pendamping hidupnya kelak. Tadukan selalu berpikir positif. Tidak pernah dia berpikir jika tak satupun dari ketiga dara jelita itu akan sudi jadi teman hidupnya. Tidak. Dia orang yang sangat optimistis sekalipun tidak ada alasan yang logis yang men-dukung optimismenya itu..

    “Nandangi pemilu bagenda, ker-ina caleg perlu sekalak tah piga-piga kalak tukang foto keliling si bagi gu Jepretta jagona“ ujarnya. Dia pikir den-gan keterangan itu semua orang sudah dapat mengerti apa maksudnya. Tapi ternyata tidak.

    “Uga maksudmu?“ bertanya Perkede.

    “Gini, gini... Kalian dengarkan aku“ Karena merasa bangga atas buah pikirannya itu tanpa sadar Tamburkrak II mulai bericara dalam bahasa Indo-nesia. Suatu hal yang sangat jarang

    terjadi dalam hidupnya sehingga lo-gatnya pun tidak pas.. “Tukang foto sekaliber gu Jepretta adalah manipu-lator ulung. Kotoran lembu pun dapat difotonya sedemikian rupa sehingga tampak menggiurkan seperti kue tart“

    “Lantas?“ Kali ini terdengar su-ara Ale Rudang bertanya dengan su-ara yang lembut. Tamburakrak sema-kin bergairah jadinya. Sementara itu Perkede terkulai lesu melihat Ale Ru-dang mengalihkan perhatian dari dir-inya kepada Tamburakrak. Betapa ia merasa terpencil dan terkucil dirinya. Serasa Ale Rudang berada nun jauh di seberang gunung.

    “Lantas nindu dekku?“ Tam-burakrak tersenyum bangga. “Begini dekku. Jelma si enterem arus ati-ati nandangi juru kampanye setiap ca-leg itu. Arus metenget. Inget, kotoran lembu banci idah bagi roti tart. Sep-erti itulah tugas jurkam. Jadi tukang sulap. Tukang koyok kelas berat. Si mejin ibahana idah mejile tempa“.

    Semua mengangguk-angguk mendengar penjelasan Tamburakrak II itu. Tadukan , manusia paling ber-pengetahuan luas diantara mereka, dia tamatan SMA Pedas Beluh, kali ini geleng-geleng kepala karena takjub terhadap analisa Tamburakrak. Koq bisa otaknya mendadak cemerlang seperti itu. Simejin pe ibahan jurkam teri dah me-jile tempa, mengiang-ngiang terus di telinga mereka.Bahkan saat mereka hendak tidur. Pendapat Tamburakrak terus memburu mereka  ini.(Ucleitings)

    Sambil menggulung sampannya dia melontarkan keyakinannya bahwa terang-katnya sebuah karya seni akan menginspirasi karya dan prestasi di bidang lain seperti olah raga maupun pendidikan dan teknologi.

    *) Sampan = Kampoh

    OM

    BA

    NG

    OMBANG

    SA

    TU

    R

    Man Tambar lungun dingen erlajar, ijenda i elaken kami man bandu sada

    Ombang-ombang Satur. Adi enggo datndu jababna, kiremken NOTASI na

    ku redaksi Tabloid KATANTARAS Adi payo jababna i bereken hadiah Tabloid KATANTARAS GRATIS 1 tahun.

    Aturenna :- Ibas 3 (telu) langkah mbiring emat.

    - Mbentar lebe si erdalan. - Posisi buah Mbentar,

    Raja ibas A2, Mentri ibas A6, Gajah ibas F7, Kuda ibas C2.

    - Posisi buah Mbiring, Raja ibas C5, Bidak ibas E6

    - Ilakoken Peraturen Catur FIDEMari radu ras kita ngukurkenca

  • KATANTARASNOPEMBER 2018 9

    MURO PERIK

    Wayah e wayah mulih ko perik Bias me gelah tadingken sitik La kin pe itambahi ateku nggo mesui Penadingken ateku jadi Ingetenku surai berngi

    Bicara kin gelgel bagenda paksana muroLit ka me temanku arih ras petungko-tungko

    O turang si besan kuja kena kudiloOla kal pagi arihta jadi loloKuja kam turang ku alo-aloKuja kam turang ku alo-alo

    Wayah e perik e wayah mulih ko perikWayah e perik mulih ko perik

    Membicarakan karya-karya Dja-ga Depari tidak akan pernah habis-habisnya. Begitu banyak keindahan lirik yang puitis dan mengandung makna yang dalam kita temui pada setiap karya komponis besar itu. Seperti lirik lagu “Muro Perik“ yang lajimnya dinyanyikan oleh wanita, berbicara tentang pergulatan hidup. Pergulatan semacam itu juga dialami oleh kita yang hidup di era modern ini, sehingga semakin relevan untuk diperbincangkan.

    Pada bait pertama, dengan bahasa yang mudah dimengerti, Djaga Depari mengungkapkan tentang „akumulasi“ beban hidup . Wayah e wayah mulih ko perik Bias me gelah tadingken sitik La kin pe itambahi ateku nggo mesui

    Tokoh dalam lagu itu berbicara kepada burung, megutarakan keluh kesahnya, dengan harapan burung-burung itu bisa mengerti tentang kea daan hidupnya yang sedang dirundung persoalan berat. La kin pe itambahi ateku nggo mesui. Ungakapan ini sungguh luar biasa. Di tangan seniman besar kita Djaga Depari bahasa Karo sangat ampuh melukiskan tentang ate mesui.

    Apa gerangan persoalan yang dihadapi gadis itu?

    Penadingken ateku jadiIngetenku surai berngiKekasihnya (idaman hati, bisa

    juga melambangkan suatu keadaan yang ideal) pergi jauh (tidak menjadi realitas), dia merasa susah sekali, penderitaan itu ditambahi pula oleh burung-burung tersebut dengan menggasak padinya yang tengah menguning. Janganlah kau tambahi penderitaanku ini, la kin pe itambahi ateku enggo mesui, pintanya kepada burung-burung di ladang.

    Penderitaan yang radikalKita segera mengerti keadaan

    hidup gadis dalam lirik lagu itu. Yang menimbulkan suasana dramatis ada lah tindakannya mengungkapkan kelu hannya kepada burung. Secara rasional itu adalah tindakan yang bodoh dan sia-sia. Apa gunanya berbicara kepada burung. Apalagi soal penderitaan hidup. Tapi secara emosional hal itu justeru memberikan gambaran yang sangat jelas betapa berat beban hidup yang dipikul gadis itu. Cara Djaga Depari mengungkapkannya sangat halus. Tidak dengan raungan atau ekspresi yang telpus-telpus (blak-blakan).

    Untuk membantu penghayatan kita, sekedar perbandingan, dapat diambil sebagai contoh tindakan seseorang meratapi anak atau orang yang sangat dikasihi meninggal dunia. Saking sedihnya, si peratap itu tidak lagi menangis, tapi berbicara, ataupun yang sudah meninggal itu dijadikan sebagai teman berbicara. Katakanlah penyebab dari kematian itu adalah penyakit yang diderita oleh si almarhum dalam waktu yang cukup lama. Datanglah sanak famili yang dari jauh sudah meraung seraya berkata “I begi kami sakit kam kedekah enda anakku“. Lalu orang tua yang meninggal itu menjawabnya, “Enggo malem kal pinakitku ndai, nindu anakku. Enggo sehat kal aku, emaka kam pe kerina kutadingken sehat-sehatlah nindu man bibi tuandu ena anakku“.

    Bila kita berfikir secara rasional, berbicara kepada orang yang sudah meninggal adalah tindakan yang aneh dan sia-sia. Tapi tanjakan emosi sudah mencapai puncaknya, kadar kesedihan sudah mencapai voltase yang demikian tinggi, sehingga perasaan sedih sudah tidak memadai lagi jika diungkapkan lewat tangisan. Melainkan dengan cara berbicara seolah-olah orang yang

    meninggal itu masih hidup! Agaknya kurang lebih seperti itulah keadaan yang dialami oleh perempuan yang digambarkan dalam lirik lagu “Muro Perik“. Karena beban hidupnya sudah demikian berat, lalu datang burung-burung yang tidak perduli dengan keadaan hidupnya, mereka dijadikan sebagai tempat untuk menumpahkan isi hatinya. Dalam kesendiriannya, siapa lagi yang bisa dia sapa?

    Apa yang menyebabkan gadis itu demikian menderita hidupnya? Dalam larik ke 4 dan ke 5 bait pertama tampak bahwa penyebab utama kegundahan gadis itu adalah kepergian kekasihnya. Penadingken ateku jadi, ingetenku surai berngi. Dua kalimat pendek itu sudah memberikan gambaran yang memadai tentang penderitaan gadis itu. Kekasihnya pergi, atau tidak berada di sampingnya lagi, menjadi persoalan yang sangat berat, sehingga menjadi beban pikirannya siang malam. Lalu muncul masalah burung-burung yang menggrogoti padi (sumber hidup).

    Dalam keadaan yang demikian, perempuan itu berandai-andai meka nisme psikologis yang sering terjadi dalam diri manusia. Semacam katarsis. Bicara kin gelgel bagenda paksana muro, lit ka me temanku arih ras petungko-tungko, ujarnya.

    Pengarang Morris West dalam novelnya “Salamander“ menulis tak ada penderitaan yang lebih berat dari pada saat nestapa terkenang masa bahagia. Itulah yang terjadi pada diri gadis dalam lirik lagu itu. Ketika masih bersama kekasihnya dulu, dia punya teman tempat untuk mengadu, ada kekasih yang bisa mendengarkan keluh kesahnya atau berdiskusi soal kehidupan ini. Ah, kalaulah dia ada disisiku pada saat-saat begini (paksa muro)....! pikirnya. Kerinduan yang perih sebenarnya.

    Lalu bait berikutnya menggam barkan jerit rindu sang gadis. O turang si besan kuja kena kudilo Ola kal pagi arihta jadi lolo Kuja kam turang ku alo-alo Kuja kam turang ku alo-alo

    Dimanakah kekasihnya itu ber ada? Sekarang si gadis itu mengarahkan hatinya kepada kekasihnya. Tadi dia berbicara kepada burung, sekarang

    Dendang Nestapa Gadis KaroOleh : Simson Ginting

    kepada manusia, sang kekasih. Dima na abang berada? Ola kal pagi arihta jadi lolo, terkandung perasaan cemas jika apa yang diidam-idamkan itu tidak terwujud. Ija kam turang ku alo-alo, hati si gadis sudah demikian rindu, dia mau menyongsong kekasih hatinya itu, tapi kemana disongsong? Tidak ada keterangan. Diserahkan kepada imajinasi kita masing-masing.

    KerinduanKalau kita amati banyak lagu-

    lagu karya Djaga Depari berbicara tentang kerinduan. Piso Surit, Pinta Pinta, Pio Pio bahkan juga Si Mulih Karaben, semua bernuansa seperti itu. Namun tidak jelas kerinduan terhadap apa. Disitulah kehebatan lirik lagu karya Djaga Depari sebagai puisi. Kita sebagai penikmat karya-karyanya dapat merasakan kerinduan itu, karena di bawah alam sadar kita, ada mengendap perasaan rindu akan sesuatu yang juga tidak dapat kita terangkan dengan tuntas.

    Pada bait terakhir, si gadis kemba li berbicara kepada burung-burung di ladang. Pengulangan dari larik pertama pada bait pertama. Pengulangan ini memberi aksentuasi pada perik. Wayah e perik e wayah mulih ko perik Wayah e perik mulih ko perik

    Perik, dapat kita pandang seba gai simbol dari persoalan. Berlalulah hendaknya persoalan ini, desah si gadis dari atas pantar, dengan mata yang sendu. Sebuah episode dalam kehidupan manusia yang tengah menghadapi persoalan hidup, tentu berharap agar persoalan itu dapat diatasi. Atau, kalau penyelesaiannya berada di luar dirinya, ia berharap agar masalah itu segera berlalu seperti badai yang berlalu.

    Kalau paksa muro kita anggap sebagai satu periode atau masa atau musim (musim dalam bahasa Karo), maka ada masanya persoalan hidup datang menerpa kehidupan siapa saja. Kadang silih berganti (rumput-umput). Persoalan yang satu belum teratasi muncul lagi persoalan lain. Dalam situasi seperti itu, muncul kerinduan akan kehadiran seseorang yang dapat membantu atau menolong. Kalaupun tidak mampu menolong secara lang sung setidaknya secara piskologis kehadirannya akan memberikan kekua tan moril untuk menghadapi atau mengatasi tantangan itu.

    Sepintas lirik lagu Muro Perik kelihatan sederhana dan bersahaja, namun mengandung makna yang dalam. Ia berkisah tentang pergulatan hidup, yang dilambangkan dengan perik paksa muro dan kekasih yang jauh. Intinya, kerinduan terhadap seseorang yang muncul pada saat menghadapi sebuah persoalan hidup yang berat. Adakah manusia yang tidak pernah merasakan keadaan yang kurang lebih seperti itu? Adakah yang tanpa sadar pernah mendesah dalam keluh bicara kin gelgel bagenda paksana muro, lit ka me temanku arih ras petungko-tungko? Djaga Depari memang luar biasa. ***

  • KATANTARAS NOPEMBER 201810

    Mayjen TNI Yosua Pan-dit Sembiring (12/10) menjabat Panglima Ko dam XVII/Cendrawasih meng-gantikan Mayjen TNI George Elnadus Supit yang akan men-duduki jabatan sebagai Asis-ten Teritorial (Aster) Panglima TNI.

    Keberadaan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) yang masih menjadi ancaman bagi stabilitas kea-manan masyarakat dan nega-ra, Kodam Cenderawasih me ngemban misi strategis. Kara kteristik wilayah yang unik, baik dari aspek geografi, de-mografi, maupun kondisi ma syarakat, serta kepentingan negara, merupakan tantangan yang memerlukan pemikiran dan perhatian khusus, serta inovasi yang kreatif dan pro-duktif, demikian arahan dari Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono pada upacara serah terima ja-batan Pangdam XVII Cender-awasih di Aula Jenderal Besar

    AH Nasution Mabes AD.Oleh karena itu segala

    tindakan yang diambil harus dilakukan secara terpadu dan lintas sektoral dengan meli-batkan pemerintah daerah, in-stansi atau pihak terkait, serta seluruh masyarakat Papua da-lam bingkai Kemanunggalan TNI-rakyat” kata Kasad.

    Pada kesempatan lain, Pangdam YP Sembiring men-jelaskan, pendekatan yang dilakukan adalah pendekat-an teritorial, pendekatan ke-manusiaan dan pendekatan budaya sehingga betul-betul menyentuh hati masyarakat.

    YP Sembiring mengaa-takan ia sebelumnya pernah bertugas juga di Papua, seh-ingga kondisi di Papua tidak asing lagi baginya. “Bagi saya, Papua tidak terlalu menjadi hal yang sulit untuk menjalankan amanah mensejahterahkan rakyat di NKRI khususnya Papua,“ katanya.

    Sedangkan, untuk pen-gamanan perbatasan antara

    RI – PNG, Pangdam YP Sem-biring mengatakan, jika yang marak terjadi yakni penyelund-upan narkoba dan transak-si senjata keluar masuk per-batasan sudah berjalan.

    “Untuk pengamanan per-batasan Indonesia yang marak terjadi yaitu Narkoba dan tran-saksi senjata keluar masuk perbatasan sudah berjalan me nurut satuan-satuan yang di-tugaskan dengan manajemen yang ada jadi kami akan me-lihat bagaimana kontrol fungsi itu berjalan,” imbuhnya.

    Mayjen Yosua adalah lulusan Akmil tahun 1986, Seskoad tahun 2000 dan Sesko TNI tahun 2010. Sebe lumnya, ia mejabat sebagai Wadan Kodiklatad. Jabatan yang pernah dimbannya di TNI antara lain Danton Bant 411/6/2 Kostrad (1986), Dan-ton 2/B/411//2 Kostrad (1987), Danton STTB/BANT/502/18/2/Kostrad, Kasi-1 Intel/502/18/2/Kostrad (1991), Danki B/502/ 18/2/Kostrad (1993), Kasi-ops/502/18/2/Kostrad (1995)..

    Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, Panglima Kodam XVII/Cendrawasih

    Kasiops/13/1 Kostrad (1997), Wadanyonif 303/13/1 Kostrad (1998), Kabagdik Sdirdiklat Pussenif (2001), Danyonif 123/RW Rem 023 Dam I/BB (2002), Dandim 0302/In-hurem 031 (2003), Dandim 0203/LKT Rem 022 Dam I/BB (2005), Dosen Gol V Seskoad. (2006), Dosen Muda Seskoad. (2007), Danbrigif 13/Galuh Kostrad (2009), Pamen Ahli Bidang Kelinudan Pussenif TNI-AD (2011), Dosen Sesko TNI (2011), Pababorg Kodiklat TNI AD (2012), Danrem 142/Tatag (2014). Irkostrad (2015),

    Kasgartap I/Jakarta (2015), dan Kasdam III/Siliwangi (2016).Mayjen Yosua Pandit Sem-biring merupakan orang Karo ketiga yang pernah mejadi Pangdam XVII/Cendrawasih, setelah Mayjen Raja Kami Sembiring Meliala (1983 -1985), dan Mayjen Amir Sembiring (1998–1999) yang saat itu bernama Kodam XVII/Tri kora. Ketiganya memang bermarga Sembiring. Tapi perca yalah hal ini kebetulan saja, tidak pernah menjadi pertimbangan di Mabes AD. (Tambur)

    Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring bersama Kapolda Papua bertemu personel TNI-Polri saat meninjau pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang Pilkada Deiyai. (Pendam XVII Cenderawasih

    Ibas jaman modern enda masalah stress enggo lanai tereluken. Si metua, si me danak, si erjabaten entah perpola, entah tukang rewa entah perbotot-botot, kerina iderpana. Banci ibahana jelma lanai pet man. Pertunduh pe jadi la erturihen. Entah pe lanai ngerana. Dungna turah me erbage-bage pinakit. Bagi menceret, sakit mah, kanker, dareh tinggin, stroke, entah pe

    dat sakit jantung. Bagem nina kalak si pentar kerna kejiwan manusia nuri-nuri.

    Nina sekalak pakar, sipeturah stress enda emekap latih rukur, ngukuri si la erduru la ertampuk, mbiar entah pe aru ate (pikiren negatif). Turah penungkunen: uga ndia carana gelah kita ula sempat stress? (logat kede kopi, setores)

    Jabab si mesukah, ula ukuri si la erduru ras si la ertam

    puk enda ndai. E lebe sada. Tambah sie, nina pakar ndai, perlu ilakoken dahin-dahin entah pe kegiatan si sifatna kreatif, bagi ertukang misalna. Emaka lit kalak adi igejpana kenca tanda-tanda nandangi ia stress, mis ipretelina sepe dana, enca bage ipasangna ka mulihi. Gelah enggo lit ke sibuken. Lit ka kalak si mesikap pekarangen rumah, bagi nuan-nuan bunga entah erbahan

    TAMBAR STRESS SI MESUKAH NDALANKENSApagar. Banci ka pe alu cara lawes gawah-gawah (rekreasi) entah pe er olah raga.

    Si menarikna kal emkap pendapat sekalak psikolog Amerika. Nina, alu cirem saja pe enggo banci ngurangi stress. Alasena? Otot-otot bas ayo lit hubungena ras pusat sistem saraf daging manusia. Emaka alu kita cirem saja pe enggo banci nampati sistem saraf erfungsi alu mehuli ras

    alu payo. Bagem nina.Entah tuhu entah lahang

    baci icubakendu apai pe kam la erndobahen. Bage gia perlu iangkar. Sebab, adi usursa pe kam kari cirem sisada-sisada, terlebih-lebih i lebe-lebe jelma si enterem, banci kari akap kalak maka stress-ndu enggo seh kal gawatna. Dage enggo cirem-cirem sisada la ersebab. Adi pas lah perciremta pasti jadi tambar. (Tambur) ****

  • KATANTARASNOPEMBER 2018 11

    perhatian. Dikonfirmasi melalui pesan whatsapp, Kepala Seksi VI TNGL Pal-ber Turnip mengatakan setidaknya ada dua fokus utama dengan adanya pem-bukaan jalan ini. Pertama adalah men-gantisipasi pembalakan liar dan perlu-asan perambahan. Hal ini bukan tidak berdasar, sejauh ini kawasan Taman Hutan Raya di Tanah Karo telah diram-bah oleh masyarakat. Hal ini menjadi alarm awal bagi pihak TNGL dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.

    Kedua masalah satwa liar. Ada dua fokus seksi wilayah Bahorok men-genai satwa yakni perburuan satwa dan gangguan habitat satwa. Seperti yang terjadi di kawasan hutan Amerika Sela-tan dan Afrika bahwa perburuan satwa semakin meningkat setelah pembukan jalan tersebut. Hasil patroli petugas sampai pertengahan tahun 2018, ka-wasan hutan daerah Telagah atau Re-

    sort Bekancan sering ditemukan tanda – tanda perburuan satwa liar. Dikhawa-tirkan dengan semakin mudahnya ak-ses jalan ke kawasan maka perburuan juga akan semakin meningkat.

    Berikutnya adalah habitat satwa yang terganggu. Sejauh belum diban-gunnya koridor penyeberangan satwa maka keselamatan satwa yang melin-tas di jalur tersebut tidak akan per-nah aman. Dengan polusi suara dan munculnya aktivitas asing berupa lin-tasan kendaraan juga manusia sering membuat satwa menghindari jalan un-tuk melintas. Pada akhirnya terjadilah fragmentasi kehidupan satwa dengan adanya jalan tersebut.

    Tidak ada solusi jitu menangani semua kemungkinan masalah ini. Tindakan yang bisa dilakukan hanya meminimalisir risiko. Membangun kori-dor penyeberangan satwa tentu mem-

    melatih anak-anak dan remaja desa Dokan menari dan memainkan instru-men musik tradisional” ujar Ribka br Ginting. Sekalipun sanggar ini hanya mendapat bantuan dana apabila terli-bat dalam kegiatan-kegiatan tertentu, seperti menyambut tamu pemerintah, tapi dengan kekuatan dana mandiri ala kadarnya, kegiatan sanggar ini selama 8 tahun dapat teus berjalan. Ternyata sanggar ini menjadi kunci penyeleng-garaan Dokan Arts Festival I, II dan III. Biasanya Brevin Tarigan dari de tradisi

    Sanggar Tari Mbuah Page... dari halaman 3

    Jalan Tembus... dari halaman 3butuhkan anggaran yang besar. Se-belum adanya koridor penyeberangan satwa diharapkan dibuat papan infor-masi yang lengkap mengenai panduan kecepatan dan tindakan yang dilarang selama melintasi kawasan di bebera-pa titik yang dianggap sebagai lintasan utama satwa.

    Mengenai meminimalisir tinda-kan perambahan dan perburuan sat-wa seperti yang dikemukakan Turnip, kegiatan petugas akan difokuskan di dua pintu masuk kawasan. Penjagaan di pintu masuk terutama dari arah Karo menjadi prioritas mengingat perambah-an yang begitu masif. Hal ini juga akan berkaitan dengan jumlah personel dan anggaran. Jumlah personel yang ku-rang dan anggaran yang terbatas akan menjadi kendala tersendiri yang san-gat pelik untuk dipecahkan. ***(Salmen Kembaren).

    Ada Harapan Kemacetan...dari halaman 5

    singkirkan. Kemudian Chen Long, pe-main Cina peraih medali emas Olim-piade Rio de Jenairo 2018, juga dis-ingkirkan. Di babak berikutnya, ia mengalahkan Chou Tien Chen (Tai-wan) yang sempat mengalahkannya di semifinal Asian Games 2018, dan di partai puncak, ia menjadi juara dengan menekuk Kento Momota, Juara Dunia 2018. Empat dari lima pebulutangkis yang ditaklukannya punya ranking yang leb-ih tinggi dari Anthony, menurut situs HSBC BWF Worl Tour (per 20 Sep-tember 2018) Anthony sementara ini di peringkat 11 dunia. Sementara pemain yang dikalahkan Chou Tien Chen di peingkat 2, Lin Dan nomor 7 dan Vik-tor Axelson urutan 10. Setelah China Open, Kento Momota menjadi ranking 1 dunia, menggusur Viktor Axelson.Berhasil meraih juara di China Open 2018, Anthony mengungkapkan perasaannya di instagram, Senin, (24/ 9/2018). Dia menuliskan “saya tidak pu-nya kata-kata untuk mengekspresikan-nya. Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada penyelamatku, Jesus Christ. Besama-Nya, saya bisa melewati dua minggu yang berat dan saya percaya bersama dengan-Nya terdapat kemenangan”. Tidak hanya itu, ia juga mengucapkan terima kasih untuk dukungan yang dia terima. “Terima kasih untuk seluruh keluarga, teman, pelatih, dan semua orang yang mendukungku. Saya meng-hargainya” ungkap Anthony melalui un-gguhan instagram. Apa kunci keberhasilan Anthony? “Saya bersyukur bisa melewati undian yang berat, kuncinya ya saya cuma be-rusaha, nggak terbebani. Waktu draw keluar, saya cuma melihat siapa la-wan saya di babak pertama, itu saja. Makanya kalau ditanya, peluang lawan si A dan sidi perrempta final, semifinal, saya tidak tahu, karena saya tidak per-hatikan sampai ke sana. Saya focus kepada lawan yang saya hadapi be-sok”, ujar Anthony.

    Ia juga mengaku belajar dari pengalaman. Anthony memetik ba nyak pelajaran dari ajang Asian Games 2018, dimana ia meraih medali perung-gu di perorangan, dan medali perak bersama tim beregu putra. “Hal paling penting yang saya pelajari adalah dari Asian Games kemarin, saya mencoba untuk lebih menikmati permainan di la pangan, Kalau dari persiapan yang pal-

    Anthony Keren... dari halaman 1ing berpengaruh adalah soal fisik saya. Kita tidak tahu bagaimana hasil undi-an kita di sebuah turnamen, jadi kalau dapat lawan yang berat terus,harus pu-nya fisik yang prima untuk bisa sampai ke final dan juara” tutur Anthony.

    Sementara itu, pelatih tunggal putra Indionesia, Hendry Saputra, me ngatakan “Anthony belajar dari pen-galaman kekalahan dia pada Asian Games 2018. Setelah itu kami diskusi dan dia pelajari video permainannya, ujar Hendry di situs Badminton Indone-sia.

    Menurut Hendry, pencapaian An-thony saat ini tak lepas dari motivasi pribadi untuk menjadi juara. Anthony juga dianggap mampu mengatasi mas-alah yang dia hadapi. “Dia belajar lebih sabar, tidak gampang mati sendiri, kon-trol pikiran, fokus dalam teknik pukulan-nya, dia bisa lewati semua itu. Hasilnya bisa kita lihat sendiri” tutur Hendry.

    Prestasi yang dicapai Anthony Sinisuka Ginting sekarang tidak ter-lepas dari masa remajanya sebagai pemain bulutangkis muda yang ber-prestasi sejak di bangku sekolah dasar. Pemuda kelahiran Cimahi 20 Oktober 1996 ini pernah memenangkan kompe-tisi MILO School Competition kategori tunggal putra di tahun 2008. Kemudi-an dia bergabung dengan Sangkuriang Graha Sarana (SGS) PLN pada usia 14 tahun. Disana dia dilatih oleh Iie Sum-irat, pelatih yang penah membesarkan Taufik Hidayat, Tony Gunawan, Halim Haryanto, dan sederet nama lain. Iie Sumirat melatih Anthony dari semenjak usia remaja sampai sebelum masuk pelatnas.

    Selain itu, PBSI (Persatuan Bu-lutang kis Seluruh Indonesia) pada masa Menpora Imam Nahrawi, sejak tahun 2015 memberi kesempatan ke-pada para pemain untuk menambah jam terbang dengan mengikuti berb-agai turnamen di luar negeri. Anthony bersama Christi Jonathan dan pemain lain mendapat kesempatan itu. Setiap tahun ada 12 kali turnamen setara su-perseries, masa nggak dapat satu, ujar pelatih tunggal putra Indonesia Hendry Saputra. Dukungan PBSI menjadi fac-tor penting bagi prestasi pebulutangkis Indonesia di tingkat internasional.

    Figur penting lain yang berada di balik layar adalah peran ibu Anthony, Lucia Sriati, yang selalu memberikan dorongan terutama ketika Anthony ha-rus menelan kekalahan. Anthony yang

    memang pendiam, menjadi lebih ban-yak diam lagi bila sedang mengalami kekalahan, kata Ibu Lucia Sriati. Ia pun terus memberikan dorongan, adaka-lanya membelikan makanan karena Anthony tidak mau meninggalkan ka-mar hotel.

    Dia selalu meminta kepada An-thony untuk takut takut akan Tuhan, dan menasehatinya supaya hidup hemat, demi masa depan Anthony. Nasihat itu bisa dimengerti, karena bagaimana pun juga ada saatnya nanti, karena faktor

    Namo Dung... dari halaman 4pe lalit rumah pulka pintuna. Sada pe lalit jelma teridah. Ilebuhina rumah-ru-mah bas kuta e, sada pe lalit ngaloi. Singkat cerita rempet kuta e bagi kuta mesuni, melino. Lanai lit jelmana seak-atan ia nari ngenca sekalak erdalan pa-la-pala I tengah kesain. Lanai lit sada pe ndarat. Kepeken kerina anak kuta e enggo mate. Kepeken dung-dung sini ibunuh anak kuta eme keramat si ng-geluh ibas namo. Keramat nini si tading ibas kayu si galang ndube. Emaka pen-ande sekalak ndai pe tuhu-tuhu mbiar janah tadingkenna me kuta e. emaka kuta e enggo jadi kuta terulang, janah namo ras batang kayu sigalang ndube ijadiken me ingan keramat ras ipa-juh. Gelar namo e gundari eme Namo Dung-dung. Bagem ia ceritana. Bujur.

    Jakarta, Februari 2018 (In me-moriam 3 Tahun Nandeku, sinuriken turi-turin e bangku).

    itu? Atau, menggalang potensi (dana) dari tokoh-tokoh Karo pencinta catur?. Dimana ada kemauan disitu ada jalan, kata Pak Guru kita waktu SD dulu. Pas-

    membuka jalur hutan lindung yang berhubungan dengan jalan yang su-dah dibuka Pemkab Karo. Pembukaan jalan itu dilakukan oleh Kodim 0205/TK melalui program TMMD (TNI Ma-nunggal Membangun Desa) ke 101 yang dilakukan di Desa Serdang, Ke-camatan Barus Jahe, Kabupaten Karo. Tinggal sekitar 3,5 km lagi jalan yang belum tuntas dibuka akibat adanya hutan lindung di wilayah Deli Serdang.

    Dengan adanya kerjasama ini maka akan ada jalur alternatif sehing-ga kemacetan jalur Berastagi-Medan (menuju KNI) dan sebaliknya dapat di-urai sehingga kemacetan akan sangat jauh berkuang.

    Namun karena menyangkut hutan lindung maka memerlukan per-setujuan dari Kementerian LH dan

    Adakah Generasi Baru... dari halaman 5

    usia sudah pasti, Anthony tidak mun-gkin dapat bertanding selamanya. Ibu Lucia ada kalanya mendampingi An-thony mengikuti turnamen di luar neg-eri. Sebagai ibu, dia paling mengetahui tentang Anthony, melebihi siapapun, PBSI, pelatih maupun teman-temann-ya sesama pebulutangkis. Karena itu, dia memberikan dorongan kepada An-thony berdasarkan kasih sayang.Tam-paknya Itu menjadi sumber kekuatan Anthony yang tidak dapat diperolehnya dari pihak lain.***

    ti Pak Bupati setuju dengan pepatah kuno ini. Tinggal mari kita sama-sama melakukannya.***(Tamburakrak II, pen-gamat catur Kedentaras)

    sebgai manager produksi, Ribka br Ginting sebgai skeretaris dan Modesta br Tarigan sebagai bendahara.

    Sudah sepaatutnya penduduk desa Dokan merasa bangga, karena di desa ini terdapat kekuatan budaya untuk menjadikan desa Dokan sebagai desa wisata. Salah satu syarat penting adalah adanya secara atraksi budaya. Seyoganya kegiatan-kegiatan budaya seperti di desa Dokan ini mendapat dukungan dari banyak pihak, terutama Pemkab Karo. (UI)***

    Lingkungan Hidup di Jakarta. “Kita sangat berharap Kementerian LH dan Kehutanan di Jakarta agar memaha-mi program ini untuk direspon demi kepentingan umum dan percepatan pembangunan kawasan terpencil Tanah Karo dan juga Deli Serdang, yang nantinya juga akan menjadi link jalan provinsi sehingga akan menjadi lintasan beberapa kabupaten bahkan antarprovinsi,” kata bupati (14/9).

    Bila kelak dibuka jalur ini akan menghidupkan geliat ekonomi mas-yarakat di dua kabupaten. Apalagi adanya jalur itu akan mempercepat akses dari Tanah Karo menuju bandar udara Kuala Namu Internasional Air Port (KNIA) Deli Serdang. Masyarakat beharap hal itu bisa terwujud dalam waktu dekat.** (xyb)

  • KATANTARAS NOPEMBER 201812

    “Hidup Sama

    Dengan Mati

    Bila Hati Tak Dapat Berkata

    Lagi”

    Untaian kata-kata puitis yang sangat dalam maknanya ini dikutip dari novel Ita Sembir-ing Positif! Nada Untuk Asa yang terbit tahun 2014. Novel ini yang te lah dibuat opera musikal dan juga telah diangkat ke layar perak, ber-cerita tentang seorang ibu dan anak bungsunya, perempuan, terinfeksi vi rus HIV. Ibu bernama Nada memiliki tiga anak, anak satu-satunya yang perempuan bernama Asa, terin-feksi virus HIV, “warisan” dari ayah nya. Hal itu diketahui tanpa sengaja setelah sang ayah meninggal.

    Tema yang cukup berat ini, sangat relevan dengan masalah ke-hidupan manusia modern. Termasuk kehidupan masyarakat di Kabupat-en Karo yang dari tahun ke tahun jumlah penderita HIV/AIDS terus meningkat. Dan implikasi sosial yang ditimbulkan penyakit ini tidak kalah berat. Termsuk sikap diskrimintatif dari lingkungan sosial. Lewat novel ini, Ita Sembiring ingin memberikan renungan kepada pembaca, dengan mengatakan sesuatu yang menda-lam tentang kemanusiaan.

    “Saya harapkan setelah mem-baca novel ini orang semakin berani untuk hidup, dalam arti hidup lebih baik dengan menghargai kehidupan itu sendiri, juga menghargai kehidu pan orang lain” ujarnya. “Membuat hidup orang lain menjadi lebih berm-artabat dan terutama kepada mere-ka yang terpinggirkan” lanjutnya.

    Sebagai penulis, Ita Sembir-ing Gurukinayan lulusan Fisip juru san Komunikasi UI ini memang cuk-up produktif. Beberapa novelnya antara lain Tragedi Jakarta (1998), Jerit: Suatu Ketika Di Lho’seumawe (1999) Negeri Bayangan: Terrorist Free (2002) Kupu-Kupu Cinta, Un-tuk 17 Tahun Keatas (2004), Opera Orang Kaya (2009), 2 Impal (2010) dan masih banyak lagi.

    Yang menarik, Ita selau dekat dengan kehidupan etnisnya, suku Karo. Misalnya, dalam Kupu-Kupu Cinta, Untuk 17 Tahun Keatas, to-koh cerita bernama Ateku Payo, dari desa Gurukinayan atau Gurki. Ia merasa damai dengan hidup sendi-

    ri, takut kawin kalau-kalau nanti dapat suami yang tidak setia, ditulari penya-kit dan kemungkinan buruk lain yang sangat menakutkannya. Setelah lama hidup di Eropa dengan segala lika liku kehidupan disana, pada akhir cerita ia pulang ke desanya, Gurukinayan.

    Sedangkan novel 2 Impal, selain tokoh-tokohnyanya orang Karo berna-ma Kaigia Dalana dan impalnya Be-lin Djapa, konflik cerita juga berpusat pada dunia perimpalan dari kedua to-koh utamanya. Perkawinan Kaigia den-gan impal-nya Belin merupakan sema-cam perkawinan paksa atas nama budaya yang kemudian menimbulkan perselingkuhan yang dilakukan oleh Belin Djapa dan prekawinan mereka pun berakhir dengan perceraian.

    Tapi yang menjadi pesan dari novel ini bukanlah hal itu. Seperti kata Ita Sembiring, ada perkawinan den-gan impal yang berhasil, tapi ada pula yang kandas. Kita harus obyektif me-nilainya, ujarnya. Bagi pembaca sendi-ri, pesan yang ditangkap dari novel itu adalah ini : jangan menyianyakan seseorang yang telah belajar mencintai kita. Pesan ini sangat kuat dan menge-na bagi masyarakat Timur, termasuk orang Karo, karena adat di dunia Timur, kawin dulu baru mencintai. Ate ngena ndapeti. Sedangkan di dunia Barat, mencintai dulu baru kawin. Di kedua sistem budaya ini sebuah perkawinan bisa saja kandas di tengah jalan. Tidak ada jaminan sistem yang satu lebih un-ggul dari yang lain.

    Adanya tokoh-tokoh orang Karo dalam kedua novel itu, sebagai upaya agar Karo dan budayanya lebih dike-nal dengan cara pop, ujar Ita. Selain itu, terdapat alasan pribadi, tedeh kal ateku nadangi bapa ras nande, rindu Indonesia, ketika berada jauh di negeri orang. Saat itu Ita Sembiring dan sua-minya baru pindah ke Belanda dimana mereka tinggal selama 7 tahun. Den-gan menulis nama-nama orang Karo dalam novel-novel itu ia merasakan kedekatan itu, ujar ibu dari dua anak ini, Luce Chiaro Blasius dan Ghirlanda Egregia Veronica.

    “Buat saya perasaan rindu itu bisa dilampiaskan dengan cara apa saja tanpa harus merenungi dan melankolis” ujarnya. Bagi Ita Sembir-ing menumpahkan isi hati ke dalam tulisan sama halnya dengan bernafas, karena menulis sudah menjadi bagian dari hidupnya. Ia mulai menulis se-jak sekolah dasar. Saat itu ia menulis sebuah puisi tentang kampung hala-manya desa Gurukinayan dan dimuat di harian Sinar Indonesia Baru (SIB). Itulah yang menjadi titik awal ia men-jadi penulis. Tekad Ita untuk menjadi seorang penulis novel semakin kuat ketika SMP, si bungsu dari lima ber-saudara ini diajak kakak-kakaknya nonton film judulnya Best Seller. Film tentang kakek tua yang gigih menulis sampai tulisannnya jadi buku. Bukunya itu kemudian menjadi best seller (laris-na lanai teralang). Keluar dari bioskop,

    saya bertekad untuk jadi sperti kakek itu. Suatu saat, nama saya harus ada di buku, ujar beru Gurki ini.

    Dengan menulis saya mendapat kepuasan batin, ujarnya dengan man-tap. Lagi pula, “Kalau sedang menu-lis rasanya seperti menjadi Tuhan, kita menciptakan tokoh kita dan meng aturnya sendiri” ungkap pengagum Ma-rio Puzo ini. Disitulah letak keleluasaan seorang penulis. Apa saja biasa ditu-liskan. Baginya kehidupan sehari-hari menjadi sumber ilham yang tidak per-nah habis. Bahkan percakapan seder-hana dengan teman atau kenalan saja sering menjadi bahan dasar dalam menulis novel.

    Tidak heran bila Ita Sembiring sangat produktif. Tidak hanya menu-lis novel, ia juga menulis skenario film, menjadi produser, pemandu gelar wic-

    mungkin dapat membuat kita mera-sa berempati dengan nasib semua pengungsi di muka bumi ini : rumah adalah ruang semua rindu buat ayah, ibu, dan saudara-saudara-mu. Tempat kau melepas lelah sejenak setelah mengejar mim-pi seharian penuh. Rumah adalah satu-satunya tempat kau bisa me-lihat lebih dekat rupa cinta itu.

    Itulah makna rumah, tempat untuk pulang. Tapi para pengungsi dimanapun mereka berada, tidak lagi punya rumah untuk pulang. Seperti jeritan Djaga Depari dalam lirik lagu Simulih Karaben, di aku kuja mulih-ku…latih kal rukur suari ras berngi….begitulah kurang lebih jeritan semua orang yang tidak punya lagi tempat untuk pulang: rumah.

    Dalam novel No Vlvere : Bi-