Asymmteric dezentralization

16
ASYMMETRIC DECENTRALIZATION PADA ERA OTONOMI DAERAH Candra Fajri Ananda Denpasar, 10 Desember 2014

Transcript of Asymmteric dezentralization

ASYMMETRIC DECENTRALIZATIONPADA ERA OTONOMI DAERAH

Candra Fajri Ananda

Denpasar, 10 Desember 2014

PENDAHULUAN

Tujuan: mendekatkan

PENDAHULUAN………………..LANJUTAN

PENDAHULUAN………………..LANJUTAN

respon

HAKIKAT DESENTRALISASI FISKAL

MAKNA DESENTRALISASI ASIMETRIS

• akomodasi perbedaan karakter-karakter unik daerah oleh pemerintahpusat dalam menjalankan otonomi pemerintahan dan pelayanan publik.

• Merupakan bentuk permintaan akan desain desentralisasi yang berbeda antara satu daerah dan lainnya demi mengakomodasikekhususan daerah itu

KONSEM UMUM

• political reason: respons atas keberagaman karakter regional atauprimordial, bahkan ketegangan etnis.

• efficiency reasons: bertujuan untuk penguatan kapasitas pemerintahdaerah dan administrasi pemerintahan.

REASON

• Perbedaan hubungan dengan pusat seperti daerah lainnya• Perbedaan hubungan dengan daerah sekitar• Perbedaan pengaturan internal daerah

KONSEKWENSI

Reasons Desentraliasi Asimetris di Indonesia

konflik dan tuntutan separatisme

(Misalnya: Aceh & Papua)

Ibukota Negara

(Misalnya: DKI)

Sejarah dan Budaya

(Misalnya: DIY)

Daerah perbatasan

Pusat pengembangan ekonomi

(misalnya: Batam)

Model Desentralisasi Asimetris

Model Desentralisasi Asimetris Penuh

• adanya pluralisme yang sangat ekstrim.

• Dibutuhkan kapasitas

Model Asimetris Berbasis Kategori Kemajuan Sosial

Ekonomi

• Berdasarkan ukuran-ukuran yang bersifat teknokratis, aspek-

Model Kombinasian, Antara Otonomi

Khusus dan Otonomi Reguler

• Otonomi khusus sebagai solusi untuk menyelesaikan • Dibutuhkan kapasitas

nasional yang sangat kuat dalam sipervisi desentraisasi.

teknokratis, aspek-aspek sosial dan ekonomi tertentu, kawasan yang tertinggal, kawasan perbatasan dan kepulauan, dsb.

menyelesaikan gerakan-gerakanpemisahan diri (secession) atau dikarenakan karakter daerah yang sangat spesifik.

• bentuk desentralisasi yg bersifat regular bagi mayoritas daerah, dan bentuk khusus untuk daerah-daerah tertentu.

KEISTEMEWAAN BALI KEISTEMEWAAN BALI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

PARIWISATA BALI YANG ISTIMEWA

• Penghargaan versi majalah pariwisatainternasional "Travel+Leisure"

• Di jajaran 10 besar tingkat dunia, Bali menempati posisi kelima Pulau Santorini diYunani, Maui dan Kauai di Hawaii dan the Big Island juga di Hawaii, Amerika Serikat

Pulauterbaik di

ASIAIsland juga di Hawaii, Amerika Serikat

• 44,12% Wisman masuk ke Bali (kementeriaan

pariwisata, data s.d. Oktober 2014)

• Penghasil devisa dari sektor pariwisataPenyanggaPariwisataIndonesia

STRUKTUR PEREKONOMIAN

PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi BaliStruktur Perekonomian Provinsi Bali

Sumber: KEKR Bali Tw III 2014, Kantor BI Bali

KONDISI FISKAL

URAIANProv.

Bali

Kab.

Badung

Kab.

Bangli

Kab.

Buleleng

Kab.

Gianyar

Kab.

Jembrana

Kab.

Karangasem

Kab.

Klungkung

Kab.

Tabanan

Kota

Denpasar

% % % % % % % % % %

PENDAPATAN

PAD 58.20 78.37 7.65 12.00 26.28 8.57 14.33 10.45 16.89 41.58

Pajak Daerah* 91.34 90.36 18.41 39.16 67.78 31.07 62.35 18.56 29.78 76.83

Retribusi Daerah* 1.52 3.44 25.44 7.44 9.79 14.20 6.37 28.50 17.77 7.34Retribusi Daerah 1.52 3.44 25.44 7.44 9.79 14.20 6.37 28.50 17.77 7.34

Pengelolaan

Kekayaan Daerah* 3.23 3.53 7.97 7.23 2.12 6.07 9.64 12.36 3.78 4.07

Lain-lain PAD yang

Sah* 3.90 2.67 48.18 46.17 20.31 48.66 21.65 40.58 48.67 11.77

Dana Perimbangan 26.92 12.71 76.02 65.23 57.60 71.83 62.88 79.64 63.34 48.74

Lain-lain Pendapatan

Daerah yang Sah 14.88 8.92 16.33 22.77 16.12 19.60 22.79 9.91 19.78 9.68

BALANJA

Belanja Tidak

Langsung 68.21 49.93 71.47 61.44 63.51 58.73 66.21 64.11 69.01 48.37

Belanja Langsung 31.79 50.07 28.53 38.56 36.49 41.27 33.79 35.89 30.99 51.63

Sumber: DJPK 2014, diolah

KONDISI FISKALIKF TINGGI & SANGAT

TINGGI (ST)IIKF SEDANG IKF RENDAH

PROVINSI NILAI IKF PROVINSI NILAI IKF PROVINSI NILAI IKF

RIAU 1,4030 SUMBAR 0,5305 ACEH 0,3237

DKI 7,1707 (ST) JAMBI 0,9360 SUMUT 0,4199

KALTENG 1,4946 KALBAR 0,6724 SUMSEL 0,2136

KALSEL 1,8407 SULUT 0,6210 BENGKULU 0,3440

KALTIM 5,3085 (ST) MALUT 0,8818 LAMPUNG 0,2259

BALI 1,5967 BANTEN 0,7023 JABAR 0,2956

BABEL 2,0774 (ST) PAPUA 0,8840 JATENG 0,1725

Kab/kota Nilai

IKF

Kategori

Badung 55,170 Sangat Tinggi

Bangle 0,2952 Rendah

Buleleng 0,1333 Rendah

IKF Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

BABEL 2,0774 (ST) PAPUABARAT

0,8840 JATENG 0,1725

KEP.RIAU 1,8416 DIY 0,2846

JATIM 0,2610

SULTENG 0,3257

SULSEL 0,4047

SULTRA 0,3603

NTB 0,0742

NTT 0,1148

MALUKU 0,3050

PAPUA 0,2096

GORONTALO 0,3369

SULBAR 0,3940

Buleleng 0,1333 Rendah

Gianya 0,4379 Rendah

Jembrana 0,4194 Rendah

Karangasem 0,2871 Rendah

Klunkung 0,3312 Rendah

Tabanan 0,2278 Rendah

Kota Denpasar 17,858 TinggiSumber: PERMENKEU NO. 226/PMK.07/2012, diolah

PENUTUP

Kebijakan desentralisasi asimetris untuk menjaga kesatuannasional. Pengembangan ekonomi, pengahrgaan sejarahdan budaya, serta kehususan lainnya.

• Dalam kebijakan desentralisasi asimetris biasanya pemerintah pusatmemberi konsesi-konsesi yang luas kepada daerah otonom tersebut, memberi konsesi-konsesi yang luas kepada daerah otonom tersebut, yaitu: mulai dari melimpahkan berbagai kewenangan administrasi, politik, mengakomodasi identitas lokal, sampai memberikan sumber-sumber keuangan yang besar, sebagaimana yang terjadi di Aceh danPapua

PERLU DISUSUN GRAND DESIGN ASYMMETRIC DECENTRALIZATIAN

CV

Faculty of Economics and Business

Name : Prof. Chandra Fajri Ananda , SE., MSc., Ph.DPlace / date of birth : Lumajang, 29 October 1964

Formal Education :1. Bachelor of Economics in Faculty of Economy of Brawijaya University, Malang,

Indonesia 2. Master of Science in Institute of Rural Development, Georg-August-University,

Göttingen, Germany3. Philosophiae doctor in Institute of Rural Development, Georg-August-University,

Göttingen, Germany

Education and Training : 1. Fiscal Decentralization in Transition Economies course (Georgia State

University, Atlanta, USA,)2. Local Government Budget course, (Georgia State University, Atlanta, USA,)

Faculty of Economics and Business University of BrawijayaJl. MT. Haryono 165 Malang 65145Tel. 0341-555000 (Hunting), 551 396Fax. 0341-553834E-mail: [email protected]

2. Local Government Budget course, (Georgia State University, Atlanta, USA,)3. Wiedereinladungsprogram at Georg-August University, Göttingen, Germany

Work experience : 1. 2013 – present : Dean of Faculty of Economic and business in Brawijaya University

Malang 2. 2010 – present : Leader of Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Malang3. October 2002 : Senior Indonesian Economist in USAID program 4. 2003-March 2004 : Private Sector Development in Post Conflict Area –World Bank

Team in post-conflict Area 5. 2009 : Reviewer World Bank6. 2009 – present : Member of Fiscal policy team in Ministry of Finance Republic

Indonesia