ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG...

88
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG MENGALAMI FRAKTUR DENGAN NYERI AKUT DI RUANG IGD RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA DISUSUN OLEH: HARYATI EKA SAFITRI NIM. P.14022 PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG...

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG

MENGALAMI FRAKTUR DENGAN NYERI AKUT

DI RUANG IGD RSUD Dr.MOEWARDI

SURAKARTA

DISUSUN OLEH:

HARYATI EKA SAFITRI

NIM. P.14022

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2017

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG

MENGALAMI FRAKTUR DENGAN NYERI AKUT

DI RUANG IGD RSUD Dr.MOEWARDI

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma Tiga Keperawatan

DISUSUN OLEH:

HARYATI EKA SAFITRI

NIM. P.14022

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2017

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Haryati Eka Safitri

NIM : P.14022

Program Studi : D3 Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan pada Klien yang Mengalami

Fraktur di R uang IGD RSUD Dr.Moewardi Surakarta

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 10 Agustus 2017

Yang MembuatPernyataan

Materai 6000

HARYATI EKA SAFITRI

NIM. P.14022

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

iii

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama

kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu

urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada tuhan

engkau berharap.”

(QS. Al-Insyirah: 6-8)

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

iv

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Y DAN Tn. F YANG MENGALAMI

FRAKTUR DENGAN NYERI AKUT DI RUANG IGD

RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar

Ahli Madya Keperawatan (AMd. Kep.)

Oleh:

HARYATI EKA SAFITRI

NIM. P.14022

Surakarta, 10 Agustus 2017

Menyetujui,

Pembimbing

MelliaSilvyIrdianty, S.Kep., M.P.H

NIK.201690157

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

v

LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI

Telah Di Uji Pada Tanggal:

10 Agustus 2017

Dewan Penguji:

Ketua:

1. Alfyana Nadya Rachmawati S.Kep.,Ns.,M.Kep (…………………)

NIK.201086057

Anggota:

1. Mellia Silvy Irdianty, S.Kep., M.P.H (…………………)

NIK.201690157

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

vi

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama : Haryati Eka Safitri

NIM : P.14022

Program Studi : D3 Keperawatan

Judul : Asuhan Keperawatan pada Tn. Y dan Tn. F yang Mengalami

Fraktur dengan nyeri akut di Ruang IGD RSUD Dr.Moewardi

Surakarta

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan

Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal : Kamis, 10 Agustus 2017

DEWAN PENGUJI

Ketua :Alfyana Nadya Rachmawati S.Kep.,Ns.,M.Kep (…………………. )

NIK.201086057

Anggota:Mellia Silvy Irdianty, S.Kep., M.P.H (………………….)

NIK.201690157

Mengetahui,

Ketua Program Studi D3Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta

Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep

NIK. 200981037

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang Mengalami

Fraktur dengan nyeri akutdi IGD RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA.”

Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak

mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada yang terhormat:

1. Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi D3

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Erlina Widyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi D3

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat

menimbailmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Mellia Silvy Irdianty, S.Kep.,M.P.H, selaku dosen pembimbing sekaligus

sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaannya mendalam bimbingan serta memfasilitasi demi

sempurnanya studi kasus ini.

4. Semua dosen Program studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

5. Kedua orang tua dan kakak-kakakku, yang selalu menjadi inspirasi dan

memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

6. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,

yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

viii

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan.Amin.

Surakarta, 10 Agustus 2017

Haryati Eka Safitri

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... ii

MOTTO ........................................................................................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iv

LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI ......................................... v

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

1.2 Batasan Masalah................................................................... 3

1.3 Rumusan Masalah ................................................................ 3

1.4 Tujuan .................................................................................. 3

1.4.1 Tujuan Umum .......................................................... 3

1.4.2 Tujuan Khusus .......................................................... 4

1.5 Manfaat ................................................................................ 4

1.5.1 Manfaat Teoritis ....................................................... 4

1.5.2 Manfaat Praktis ........................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit .................................................................. 6

2.1.1 Definisi ..................................................................... 6

2.1.2 Etiologi ..................................................................... 6

2.1.3 Klasifikasi ................................................................. 7

2.1.4 Manifestasi Klinis .................................................... 10

2.1.5 Patofisiologi ............................................................. 11

2.1.6 Penatalaksanaan ....................................................... 14

2.1.7 Komplikasi ............................................................... 15

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

x

2.2 Asuhan Keperawatan ........................................................... 17

2.2.1 Pengkajian ................................................................ 17

2.2.2 Pemeriksaan Diagnostik ........................................... 25

2.2.3 Diagnosa Keperawatan ............................................. 26

2.2.4 Implementasi ............................................................ 26

2.2.5 Evaluasi .................................................................... 29

2.3 Nyeri ..................................................................................... 29

2.4 Relaksasi Nafas Dalam ........................................................ 38

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian .................................................................. 40

3.2 Batasan Istilah ...................................................................... 40

3.3 Partisipan .............................................................................. 40

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 41

3.5 Pengumpulan Data ............................................................... 41

3.6 Uji Keabsahan Data.............................................................. 41

3.7 Analisis Data ........................................................................ 42

BAB IV HASIL

4.1 Hasil ..................................................................................... 44

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data ...................... 44

4.1.2 Pengkajian ................................................................ 46

4.1.3 Analisa Data ............................................................ 51

4.1.4 Perencanaan .............................................................. 53

4.1.5 Pelaksanaan .............................................................. 55

4.1.6 Evaluasi .................................................................... 58

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan .......................................................................... 60

5.1.1 Pengkajian ................................................................ 60

5.1.2 Diagnosa Keperawatan ............................................. 61

5.1.3 Intervensi Keperawatan ............................................ 62

5.1.4 Implementasi Keperawatan ...................................... 63

5.1.5 Evaluasi Keperawatan .............................................. 64

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

xi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .......................................................................... 65

6.2 Saran .................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

xii

xii

DARTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pathway Fraktur …………………………………………..... 13

Gambar 4.1 Lokasi Pengambilan Data ………………………………….. 44

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

xiii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi

Lampiran 2 Lembar Audien

Lampiran 3 Daftar Riwayat hidup

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan trauma atau tenaga

fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, jaringan

lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu

lengkap atau tidak lengkap (Nurarif dan Kusuma, 2015). Menurut Ningsih

(2009), fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya

tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma, rudapaksa atau

tenaga fisik yang ditentukan jenis dan luasnya trauma.

Menurut World Health Organization (WHO) mencatat di tahun

Fraktur di Indonesia menjadi penyebab kematian terbesar ketiga di bawah

penyakit jantung koroner dan tuberculosis. Menurut hasil data Riset

Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2011, di Indonesia terjadi fraktur yang

disebabkan oleh cidera seperti terjatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma

tajam/tumpul. Riset Kesehatan Dasar (2011) menemukan ada sebanyak

45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang

(3,8 %). Kasus kecelakaan lalu lintas sebanyak 20.829 kasus, dan yang

mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5 %), dari 14.127 trauma benda

tajam/tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7

%).(Nurchairiah,dkk 2013).

Fraktur merupakan ancaman potensial maupun aktual terhadap

integritas seseorang, sehingga akan mengalami gangguan fisiologis

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

2

maupun psikologis yang dapat menimbulkan respon berupa nyeri. Fraktur

lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan dengan umur

dibawah 45 tahun, biasanya berhubungan dengan olahraga, pekerjaan, atau

luka yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor. Pada orang

tua, wanita lebih sering mengalami fraktur dari pada laki-laki berkaitan

dengan perubahan hormone pada saat menopause sehingga meningkatkan

insiden osteoporosis. Nyeri tersebut adalah keadaan subjektif dimana

seseorang memperlihatkan ketidak nyamanan secara verbal maupun non

verbal. Padahal rasa nyaman merupakan salah satu kebutuhan dasar

individu dan merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada

seseorang di rumah sakit (Mediarti & Rosnani, 2015).

Secara garis besar ada dua menejemen nyeri yaitu menejemen

farmakologi dan menejemen non farmakologi. Pada menejemen nyeri

farmakologi menggunakan terapi analgesic, sedangkan pada menejemen

non farmakologi salah satunya dengan melakukan teknik relaksasi nafas

dalam dan distraksi baca yang merupakan tindakkan eksernal yang

mempengaruhi respon internal individu terhadap nyeri yang sangat efektif

dalam menurunkan nyeri (Syaiful dan Rachmawan, 2014).

Penelitian pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan

tingkat nyeri pada pasien fraktur di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta

menunjukan ada pengaruh yang signifikan teknik relaksasi nafas dalam

terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta

(Novarizki, 2009)

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

3

RSUD Dr. Moewardi surakarta merupakan salah satu rumah sakit

terbesar di surakarta, dimana kasus Fraktur termasuk 10 kasus terbesar di

rumah sakit tersebut. Oleh karena banyaknya kasus tersebut, maka penulis

melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.Y dan

Tn.F yang mengalami Fraktur dengan nyeri akut di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta.

1.2 BATASAN MASALAH

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada

Tn.Y dan Tn.F yang mengalami fraktur dengan nyeri akut di ruang IGD

RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

1.3 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana asuhan keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang

mengalami fraktur dengan nyeri akut di ruang IGD RSUD Dr. Moewardi

Surakarta

1.4 TUJUAN

1.4.1 Tujuan Umum

Melakukan asuhan keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang

mengalami Fraktur dengan nyeri akut di IGD RSUD Dr.Moewardi

Surakarta.

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

4

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang

mengalami Fraktur dengan nyeri akut di IGD RSUD

Dr.Moewardi Surakarta

2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang

mengalami Fraktur dengan nyeri akut di IGD RSUD

Dr.Moewardi Surakarta.

3. Menyusun perencanaan keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang

mengalami Fraktur dengan nyeri akut di IGD RSUD

Dr.Moewardi Surakarta.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang

mengalami Fraktur dengan nyeri akut di IGD RSUD

Dr.Moewardi Surakarta.

5. Melakukan evaluasi pada Tn.Y dan Tn.F yang mengalami

Fraktur dengan nyeri akut di IGD RSUD Dr.Moewardi

Surakarta.

1.5 MANFAAT

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil karya tulis ilmiah ini dapat sebagai sember informasi untuk

pengembangan ilmu keperawatan.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

5

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Perawat

Menambah ketrampilan perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan khususnya pada pasien fraktur.

2. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pelayanan

kesehatan dan dapat digunakan sebagai pedoman dalam

memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif terutama

pada pasien fraktur.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Tambahan ilmu bagi istitusi terutama pada keperawatan

medikal bedah dan sebagai sumber informasi dalam

pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang

akan datang.

4. Bagi Klien

Memberikan informasi cara alternatif dalam menurunkan

skala nyeri dengan relaksasi nafas dalam pada fraktur.

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP PENYAKIT

2.1.1 DEFINISI FRAKTUR

Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang, tulang

rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian (Muttaqin, 2008).

Sedangkan menurut Ningsih (2009), fraktur adalah terputusnya

kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang

biasanya disebabkan oleh trauma, rudapaksa atau tenaga fisik yang

ditentukan jenis dan luasnya trauma.

Menurut Rasjad (2015), fraktur adalah hilangnya kontinuitas

tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat

total maupun yang persial. Fraktur adalah keadaan dimana tulang

mengalami retak atau patah (Triono puji & murinto,2015).

Fraktur merupakan suatu kondisi terputusnya kontinuitas

jaringan tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh rudapaksa,

dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Primarta

Mesuri Rosalina dkk, 2014).

2.1.2 ETIOLOGI

Menurut Muttaqin (2008) penyebab fraktur antara lain yaitu:

1. Trauma langsung

Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada

tulang.Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya fraktur

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

7

pada daerah tekan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat

kominutif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.

2. Trauma tidak langsung

Apabila trauma dihantarkan kedaerah yang lebih jauh

dari daerah fraktur, trauma tersebut disebut trauma tidak

langsung. Misalnya, jatuh dengan tangan ekstensi dapat

menyebabkan fraktur pada klavikula.Pada keadaan ini biasanya

jaringan lunak tetap utuh.

2.1.3 KLASIFIKASI

Kalsifikasi fraktur menurut Rasjad (2015) yaitu:

1. Klasifikasi etiologis

a. Fraktur traumatic

Terjadi karena trauma yang tiba-tiba.

b. Fraktur patologis

Terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibat

kelainan patologis di dalam tulang.

c. Fraktur stress

Terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada

suatu tempat tertentu.

2. Klasifikasi klinis

a. Fraktur tertutup (Simple fracture)

Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak

mempunyai hubungan dengan dunia luar.

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

8

b. Fraktur terbuka (Compound fracture)

Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan

dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan

lunak, dapat berbentuk from within (dari dalam) atau from

without (dari luar).

c. Fraktur dengan komplikasi (Complicated fracture)

Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai

dengan komplikasi misalnya mal-union, delayed-union,

non-union, infeksi tulang.

3. Klasifikasi radiologis

a. Lokalisasi

1) Diafisial

2) Metafisial

3) Intra-artikuler

4) Fraktur dengan dislokasi

b. Konfigurasi

1) Fraktur transversal

2) Fraktur oblik

3) Fraktur spiral

4) Fraktur Z

5) Fraktur komunitif, fraktur lebih dari dua fragmen

6) Fraktur baji biasanya pada vertebra karena trauma

kompresi

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

9

7) Fraktur avulsi, fragmen kecil tertarik oleh otot atau

tendo misalnya fraktur epikondilus humeri, fraktur

trokanter mayor, fraktur patella

8) Fraktur depresi, karena trauma langsung misalnya pada

tulang tengkorak

9) Fraktur impaksi

10) Fraktur pecah (burst) dimana terjadi fragmen kecil yang

berpisah misalnya fraktur vertebra, patella, talus,

kalkaneus

11) Fraktur segmental

12) Fraktur epifisis

c. Menurut ekstensi

1) Fraktur total

2) Fraktur tidak total (fraktur crack)

3) Fraktur buckle atau torus

4) Fraktur garis rambut

5) Fraktur green stick

d. Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya

1) Tidak bergeser (undisplaced)

2) Bergeser (displaced)

Bergeser dapat terjadi dalam 6 cara:

1) Bersampingan

2) Angulasi

3) Rotasi

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

10

4) Distraksi

5) Over-riding

6) Impaksi

2.1.4 MANIFESTASI KLINIK

Menurut Ningsih (2009) manifestasi klinik fraktur antara lain:

1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai ragmen

tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur

merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk

meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.

2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian yang tidak dapat

digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerak

luar biasa) bukannya tetap rigid seperti normalnya. Pergesera

fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan

deformitas (terlihat maupun teraba) ekstremitas yang bisa

diketahui dengan membandingkan ekstremitas normal.

Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi

normal otot bergantung pada integritas tulang tempat

melengketnya otot.

3. Pada fraktur tulang panjang, terjadi pemendekan tulang yang

sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan

bawah tempat fraktur. Fragen sering saling melingkupi satu

sama lain sampai 2,5-5cm (1-2 inchi).

4. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik

tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

11

fragmen satu dengan lainnya. Uji krepitus dapat

mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat.

5. Pembengkakan dan perubahan warna local pada kulit terjadi

sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.

Tanda ini bisa baru terjadi setelah beberapa jam atau hari

setelah cedera.

2.1.5 PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY

Fraktur gangguan pada tulang biasanya disebabkan oleh

trauma gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan

fisik, gangguan metabolic, patologik. Kemampuan otot mendukung

tulang turun, baik yang terbuka maupun tertutup. Kerusakan

pembuluh darah akan mengakibatkan perdarahan, maka volume

darah menurun. COP menurun maka terjadi perubahan perfusi

jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi

menjadi edem local maka penumpukan di dalam tubuh. Fraktur

terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat

menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat

mengenai tulang dan dapat terjadi neurovaskuler yang

menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu.

Disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang

kemungkinan dapat terjadi infeksi terkontaminasi dengan udara luar

dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan

integritas kulit. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan

oleh trauma gangguan metabolic, patologik yang terjadi itu terbuka

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

12

atau tertutup. Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun

tertutup akan dilakukan imobilitas yang bertujuan untuk

mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada

tempatnya sampai sembuh (wijaya dan Putri, 2013)

PATHWAY

Trauma langsung Trauma tidak langsung Kondisi patologis

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

13

Gambar 2.1 Pathway Fraktur

(Wijaya dan Putri, 2013)

2.1.6 PENATALAKSANAAN

FRAKTUR

Diskontinuitas tulang Pergeseran fragmen

tulang

Kerusakan fragmen

tulang

nyeri

Tekanan sumsum

tukang > tinggi dari

kapiler

Pergeseran

fraktur tulang

Perubahan jaringan

sekitar

Reaksi stress

klien

Melepaskan

katekolamin

Memobilisasi

asam lemak

Bergabung

dengan

trombosis

emboli

Menyumbat

pembuluh darah

Laserasikulit

Kerusakan

integritas

kulit

Spasme otot

Peningkatan

kapiler

Pelepasan

histamin

Protein

plasma

hilang

edema

Penekn

pembuluh

darah

deformitas

Gangguan

fungsi

Gangguan

mobilitas

fisik

Putus

vena/arteri

pendarahan

Kehilanganvolu

me cairan

Shock

hipovolemik

Gangguan

perfusi

jaringan

Penurunan

perfusi jaringan

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

14

Menurut Manjoer (2003) Penatalaksannan keperawatan sebagai

berikut:

1. Terlebih dahulu perhatikan adanya perdarahan, syok dan

penurunan kesadaran, baru pemeriksaan patah tulang.

2. Atur posisi tujuannya untuk menimbulkan rasa nyaman,

mencegah komplikasi.

3. Pemantauan neurocirculatory yang dilakukan setiap jam

secara dini, dan pemantauan neurociculatory pada daerah yang

cedera adalah:

a) Meraba lokasi apakah masih hangat

b) Observasi warna

c) Menekan pada akar kuku dan perhatikan pengisian

kembali pada kapiler

d) Tanyakan pada pasien mengenai rasa nyeri atau hilang

sensasi pada lokasi cedera

e) Meraba lokasi cedera apakah pasien biasa membedakan

rasa sensasi nyeri

f) Observasi apakah daerah fraktur biasa digerakkan

4. Pertahankan kekuatan dan pergerakan

5. Meningkatkan gizi, makan – makanan yang tinggi serat

anjurkan intake protein 150 – 300 gr / hari

6. Mempertahankan imobilisasi fraktur yang telah direduksi

dengan tujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

15

dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh. ( Andra &

Yessie, 2013)

2.1.7 KOMPLIKASI

Komplikasi fraktur menurut Mutaqqin (2008) yaitu:

1. Komplikasi awal

a. Kerusakan arteri

Pecahnya arteri karena trauma dapat ditandai

dengan tidak adanya nadi, CRT (capillary refill time)

menurun, sianosis pada bagian distal, hematom melebar

dan dingin pada ekstremitas yang disebabkan oleh

tindakan darurat splinting, perubahan posisi pada bagian

yang sakit, tindakan reduksi dan pembedahan.

b. Sindrome kompartemen

Kompikasi serius yang terjadi karena terjebaknya

otot, tulang, saraf, pembuluh darah dalam jaringan parut.

Ini di sebabkan oleh edem atau perdarahan yang menekan

otot, sraf, pembuluh darah atau tekanan luar seperti gips

Fat embolism syndrome (FES)

Fat embolism syndrome merupakan suatu sindrom

yang mengakibatkan komplikasi serius pada fraktur

tulang panjang, terjadi karena sel-sel lemak yang

dihasilkan bone marrow kuning masuk ke aliran darah dan

menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun.

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

16

Ditandai dengan adanya gangguan pernafasan, takikardi,

hipertensi, takipnea dan demam.

c. Infeksi

Biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka tetapi

dapat terjadi juga pada penggunaan bahan lain dalam

pembedahan, seperti pin dan plat yang tepasang didalam

tulang. Sehingga pada kasus fraktur resiko infeksi yang

terjadi lebih besar baik karena penggunaan alat bantu

maupun prosedur invasif.

d. Nekrosis avaskuler

Aliran darah ketulang rusak atau terganggu

sehingga menyebabkan nekrosis tulang. Biasanya diawali

dengan adanya iskemia volkman.

e. Syok

Syok terjadi karena kehilangan banyak darah dan

meningkatnya permeabilitas kepiler sehingga

menyebabkan oksigenasi menurun.

2. Komplikasi lama

a. Delayed union

Kegagalan fraktur terkonsolidasi sesuai dengan

waktu yang dibutuhkan ruang untuk menyambung. Ini

terjadi karena suplai darah ketulang menurun.

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

17

b. Non-union

Kompilasi ini terjadi karena adanya fraktur yang

tidak sembuh antara 6 sampai 8 bulan dan tidak

didapatkan konsolidasi sehingga terdapat infeksi tetapi

dapat juga terjadi bersama-sama infeksi yang disebut

infected pseudoarthosis. Fraktur dapat menyebabkan

infeksi

c. Mal- union

Keadaan ketika fraktur menyembuh pada saatnya

tapi terdapat deformitas (perubahan bentuk tulang) yang

berbentuk angulasi.

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN

2.2.1 PENGKAJIAN

Pengkajian adalah langkah pertama yang paling penting

dalam proses keperawatan. Jika langkah ini tidak di tangani dengan

baik, perawat akan kehilangan kontrol atas langkah-langkah

selanjutnya dari proses keperawatan. Tanpa pengkajian

keperawatan yang tepat, tidak ada diagnosa keperawatan, dan tanpa

diagnosa keperawatan, tidak ada tindakan keperawatan mandiri

(Herman, 2015)

Pengkajian meliputi:

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

18

1. Identitas Pasien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku,

status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, nomer register,

tanggal masuk Rumah Sakit, diagnose medis.

2. Pengkajian Primer

Menurut Paul Krisanty (2016) Setelah pasien sampai di

Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang pertama kali harus

dilakukan adalah mengamankandanmengaplikasikan

prinsipAirway, Breathing, Circulation, DisabilityLimitation,

Exposure (ABCDE).

a. Airway : Penilaian kelancaran airway pada klien yang

mengalami fraktur meliputi, pemeriksaan adanya

obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing,

fraktur wajah, fraktur mandibula atau maksila, fraktur

laring atau trachea. Usaha untuk membebaskan jalan nafas

harus melindungi vertebral servikal karena kemungkinan

patahnya tulang servikal harus selalu diperhitungkan.

Dalam hal ini dapat dilakukan chin lift, tetapi tidak boleh

melibatkan hiperektensi leher.

b. Breathing : Setelah melakukan airway kita harus

menjamin ventilasi yang baik. Ventilasi yang baik

meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada dan

diafragma. Dada klien harus dibuka uantuk melihat

pernapasan yang baik.

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

19

c. Circulation : Kontrol perdarahan vena dengan menekan

langsung sisi area perdarahan bersamaan dengan tekanan

jari pada arteri paling dekat dengan perdarahan. Curiga

hemoragi internal (pleural, parasardial, atau abdomen)

pada kejadian syok lanjut dan adanya cidera pada dada

dan abdomen. Atasi syok, dimana klien dengan fraktur

biasanya mengalami kehilangan darah. Kaji tanda- tanda

syok yaitu penurunan tekanan darah, kulit dingin, lembab

dan nadi halus.

d. Disability :kaji kedaan neurologis secara cepat yang

dinilai adalah tingkat kesadaran (GCS), ukuran dan reaksi

pupil. Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan

oksigen dan penurunan perfusi ke otak, atau disebabkan

perlukaan pada otak. Perubahan kesadaran menuntut

dilakukannya pemeriksaan terhadap keadaan ventilasi,

perfusi dan oksigenasi.

e. Exsposure : jika exsposure dilakukan di Rumah Sakit,

tetapi jika perlu dapat membuka pakaian, misalnya

membuka baju untuk melakukan pemeriksaan fisik

thoraks. Di Rumah Sakit klien harus di buka seluruh

pakaiannya, untuk evaluasi klien. Setelah pakain dibuka,

penting agar klien tidak kedinginan klien harus diberikan

slimut hangan, ruangan cukup hangat dan diberikan cairan

intravena.

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

20

3. Pengkajian Sekunder

Bagian dari pengkajian sekunder pada pasien cidera

muskuloskeletal adalah anamnesis danpemeriksaan fisik.

tujuan dari survey sekunder adalah mencari cidera - cidera lain

yang mungkin terjadi pada pasien sehingga tidak satupun

terlewatkan dan tidak terobati. Apabila pasien sadar dan dapat

berbicara maka kita harus mengambil riwayat AMPLE

daripasien, yaitu Allergies, Medication, Past Medical History,

Last Ate dan Event (kejadian atau mekanisme kecelakaan).

Mekanisme kecelakaan penting untuk ditanyakan untuk

mengetahui dan memperkirakan cedera apa yang dimiliki oleh

pasien, terutama jika kita masih curiga ada cidera yang belum

diketahui saat primary survey, Selain riwayat AMPLE, penting

juga untuk mencari informasi mengenai penanganan sebelum

pasien sampai di rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik pasien,

beberapa hal yang penting untuk dievaluasi adalah (1) kulit

yang melindungi pasien dari kehilangan cairan dan infeksi, (2)

fungsi neuromuskular (3)status sirkulasi, (4) integritas

ligamentum dan tulang. Cara pemeriksaannya dapat dilakukan

dengan Look, Feel, Move. Pada Look, kita menilai warna dan

perfusi, luka,deformitas, pembengkakan, dan memar.

Penilaian inspeksi dalam tubuh perlu dilakukan untuk

menemukan pendarahan eksternal aktif, begitu pula dengan

bagian punggung. Bagian distal tubuh yang pucat dan tanpa

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

21

pulsasi menandakan adanya gangguan vaskularisasi.

Ekstremitas yang bengkak pada daerah yang berotot

menunjukkan adanya crush injury dengan ancaman sindroma

kompartemen.

Pada pemerikasaan Feel, kita menggunakan palpasi

untuk memeriksa daerah nyeri tekan, fungsi neurologi, dan

krepitasi.Pada periksaan Move kita memeriksa Range of

Motion dan gerakan abnormal. Pemeriksaan sirkulasi

dilakukan dengan cara meraba pulsasi bagian distal dari

fraktur danjuga memeriksa capillary refill pada ujung jari

kemudian membandingkan sisi yang sakit dengan sisi yang

sehat. Jika hipotensi mempersulit pemeriksaan pulsasi, dapat

digunakan alat Doppler yang dapat mendeteksi aliran darah di

ekstremitas. Pada pasien dengan hemodinamik yang normal,

perbedaan besarnya denyut nadi, dingin, pucat, parestesi

danadanya gangguan motorik menunjukkan trauma arteri.

Selain itu hematoma yang membesar atau pendarahan yang

memancar dari luka terbuka menunjukkan adanya

traumaarteria.

Pemeriksaan neurologi juga penting untuk dilakukan

mengingat cedera muskuloskeletal juga dapat menyebabkan

cedera serabut syaraf dan iskemia sel syaraf. Pemeriksaan

fungsi syaraf memerlukan kerja sama pasien. Setiap syaraf

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

22

perifer yang besar fungsi motoris dan sensorisnya perlu

diperiksa secara sistematik.

4. Keluhan Utama

Pada umumnya keluhan utama pada pasien fraktur

adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik

tergantung dan lama serangan. Untuk memperoleh pengkajian

yang lengkap tentang rasa nyeri di gunakan:

a. Provoking Incident : Apakah ada peristiwa yang menjadi

faktor presitasi nyeri.

b. Quality Of Pain : Seperti apa rasa nyeri yang dirasakan.

Apakah seperti terbakar, berdenyut atau menusuk.

c. Region : Apakah rasaa sakit bias reda, apakah rasa sakit

menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.

d. Severity (scalr) Of Pain : Seberapa jauh rasa nyeri yang

dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau

menerangkkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi

kemampuan fungsinya.

e. Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah

bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.

5. Riwayat Penyakit Sekarang

Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan

sebab dari fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat

rencana tindakan terhadap klien. Ini biasa kronologi terjadinya

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

23

penyakit tersebut sehingga nantinya bias ditentukan kekuatan

yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena.

6. Riwayat Penyakit Dahulu

Pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab

fraktur dan member petunjuk berapa lama tulang tersebut akan

menyambung. Penyakit – penyakit tersebut seperti kangker

tulang dan penyakit pagets yang menyebabkan fraktur

patologis yang sulit untuk menyambung.

7. Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit

tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya

fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada

beberapa keturunan dan kangker tulang yang cenderung

diturunkan secara genetik (Ignatavicius, Donna D, 1995).

8. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : dikaji GCS klien

b. System Integumen : kaji ada tidaknya eritema, bengkak,

oedema, nyeri tekan.

c. Kepala : kaji bentuk kepala, apakah terdapat benjolan,

apakah ada nyeri kepala

d. Leher : kaji ada tidaknya penjolan kelenjar tiroid, dan

reflek menelan.

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

24

e. Muka : kaji ekspresi wajah klien wajah, ada tidak

perubahan fungsi maupun bentuk. Ada atau tidak lesi, ada

tidak oedema.

f. Mata : kaji konjungtiva anemis atau tidak (karena tidak

terjadi perdarahan).

g. Telinga : kaji ada tidaknya lesi, nyeri tekan, dan

penggunaan alat bantu pendengaran.

h. Hidung : kaji ada tidaknya deformitas, dan pernapasan

cuping hidung.

i. Mulut dan Faring : kaji ada atau tidak pembesaran tonsil,

perdarahan gusi, kaji mukosa bibir pucat atau tidak.

j. Paru :

1) Inspeksi : kaji ada tidaknya pernapasan meningkat.

2) Palpasi : kaji pergerakan sama atau simetris,

fermitus raba sama.

3) Perkusi : kaji ada tidaknya redup atau suara

tambahan.

4) Auskultasi : kaji ada tidaknya suara nafas tambahan.

(1) Jantung

(a) Inspeksi : kaji ada tidaknya iktus jantung.

(b) Palpasi : kaji ada tidaknya nadi meningkat,

iktus teraba atau tidak.

(c) Perkusi : kaji suara perkusi pada jantung

(d) Auskultasi : kaji adanya suara tambahan

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

25

(2) Abdomen

(a) Inspeksi : kaji kesimetrisan, ada atau tidak

hernia

(b) Auskultasi : kaji suara Peristaltik usus klien

(c) Perkusi : kaji adanya suara

(d) Palpasi : ada atau tidak nyeri tekan

(3) Ekstremitas

(a) Atas : kaji kekuatan otot, rom kanandan kiri,

capillary refile, perubahan bentuk tulang

(b) Bawah : kaji kekuatan otot, rom kanan dan

kiri, capillary refile, dan perubahan bentuk

tulang

2.2.2 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik pada klien fraktur dapat berupa:

1. Pemeriksaan Rontgen: menentukan lokasi/luasnya

fraktur/trauma, dan jenis fraktur.

2. Scan tulang, tomogram, CT Scan/MRI: memperlihatkan

tingkat keparahan fraktur, juga dapat untuk mengidentifikasi

kerusakan jaringan lunak.

3. Arteriogram: dilakukan bila dicurigai adanya kerusakan

vascular.

4. Hitung darah lengkap: Ht mungkin meningkat

(hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

26

sisi fraktur atau organ jauh pada multiple trauma). Peningkatan

jumlah SDP adalah proses stress normal setelah trauma.

5. Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk

klirens ginjal.

6. Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan

darah, tranfusi multiple atau cedera hati (Ningsih,2009)

2.2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut NANDA (2015) diagnose keperawatan yang di tegakkan

pada klien dengan fraktur meliputi :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (00132).

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan

neuromuskuler, nyeri, penurunan kekuatan otot (00085)

c. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

tekanan pada tonjolan tulang (00047).

d. Resiko infeksi berhubungan dengan gangguan intregritas

kulit (kerusakan kulit, trauma jaringan lunak, prosedur

invasif/ traksi tulang) (00004)

2.2.4 IMPLEMENTASI

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (00132).

Tujuan : diharapkan nyeri berkurang

Kriteria hasil :

Menyatakan nyeri berkurang, menunjukkan tindakan santai,

mampu berprtisipasi dalam beraktivitas.

Intervensi :

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

27

1) Kaji nyeri klien

2) Lakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan

(masase, perubahan posisi)

3) Lakukan kompres air dingin selama fase akut 24-48 jam

pertama) sesuai keperluan.

4) Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan

neuromuskuler, nyeri, penurunan kekuatan otot (00085)

Tujuan : Dapat menunjukkan kemampuan untuk melakukan

aktifitas

Kriteria hasil :

Meningkatkan dan mempertahankan mobilitas pada tingkat

paling tinggi, mempertahankan posisi fungsional,

meningkatkan kekuatan atau fungsi yang sakit dan

mengkompensasi bagian tubuh.

Intervensi :

1) Kaji imobilisasi klien

2) Bantu latihan rentan gerak pasif pada ekstremitas yang

sakit maupun yang sehat sesuai keadaan klien

3) Bantu dan dorong perawatan diri (kebersihan/ eliminasi)

sesuai keadaan pasien

4) Lakukan perawatan tirah baring klien

c. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

tekanan pada tonjolan tulang (00047).

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

28

Tujuan :

Diharapkan ketidaknyamanan hilang, tidak ada kerusakan

integritas kulit

Kriteria hasil :

Menunjukkan perilaku atau teknik untuk mncegah kerusakan

kulit atau memudahkan penyembuhuhan sesuai indikasi,

mencapai penyembuhan luka sesuai waktu atau

penyembuuhan lesi.

Intervensi :

1) Kaji kulit untuk luka terbuka

2) Lakukan perawatan tirah baring

3) Masase kulit terutama dengan penonjolan tulang dan

area distal bebat / gips.

4) Bersihkan kulit menggunakan sabun dan air

d. Resiko infeksi berhubungan dengan gangguan intregritas

kulit (kerusakan kulit, trauma jaringan lunak, prosedur

invasif/ traksi tulang) (00004)

Tujuan : Diharapkan penyembuhan luka sesuai waktu

Kriteria hasil :

Klien mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebas

drainase purulen atau eritema dan demam.

Intervensi :

1) Kaji adanya infeksi atau iritasi pada luka

2) Lakukan perawatan luka dengan teknik steril

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

29

3) Monitor tanda – tanda vital

4) Kolaborasi pemberian antibiotika dan toksoid tetanus

sesuai indikasi.

2.2.5 EVALUASI

Menurut Wahid (2013) menyatakan evaluasi pada klien fraktur

meliputi:

1. Nyeri berkuarang atau hilang

2. Tidak terjadi disfungsi neurovaskuler perifer

3. Pertukaran gas adekuat

4. Tidak adanya gangguan dalam mobilisasi fisik

5. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit

6. Infeksi tidak terjadi

7. Meningkatnya pemahaman klien terhadap penyakit yang

dialami

2.3 Nyeri

Nyeri merupakan perasaan yang tidak nyaman dan bersifat

subjektif dimana hanya penderita yang dapat merasakannya.Untuk

itu perlu mencari pendekatan yang paling efektif dalam upaya

mengontron nyeri (Djaman dkk, 2015).

Nyeri merupakan perasaan emosional tidak menyenangkan

akibat terjadinya kerusakan actual ataupun potensial atau

menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan jaringan (Margono,

2014).

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

30

Nyeri yang dirasakan seseorang bukan hanya mempengaruhi

kondisi fisiknya, tetapi juga mempengaruhi kondisi psikologisnya.

Nyeri mempengaruhi komponen emosional pasien serta seringkali

disertai dengan kecemasan. Nyeri seringkali dijelaskan dalam

istilah proses destrukif jaringan (seperti tertusuktusuk, panas

terbakar, melilit, seperti dirobek-robek, seperti diremas-remas) dan

atau suatu reaksi badan atau emosi (misalnya perasaan takut, mual,

mabuk). Terlebih lagi, perasaan nyeri dengan intensitas sedang

sampai kuat disertai oleh rasa kecemasan (ansietas) dan keinginan

kuat untuk melepas diri dari atau menindakan perasaan itu

(Syahputra, 2012).

Penanganan nyeri dengan melakukan teknik relaksasi

merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk

mengurangi nyeri. Penanganan nyeri dengan tindakan relaksasi

mencangkup teknik relaksasi nafas dalam dan guided imagery.

Beberapa penelitiaan telah menunjukan bahwa relaksasi nafas

dalam sangat efektif dalam menurukan nyeri (Patasik dkk, 2013).

1. Klasifikasi

Menurut Asmadi (2008) Klasifikasi nyeri adalah :

a. Klasifikasi nyeri berdasarkan tempatnya :

1) Pheriperal pain adalah nyeri yang terasa pada

permukaan kulit ,mukosa.

2) Deep pain adalah nyeri yang terasa pada permukaan

tubuh yang dalam atau pada organ tubuh visceral.

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

31

3) Refered pain adalah nyeri dalam yang disebabkan

karena penyakit organ / struktur dalam tubuh yang

ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang

berbeda,bukan daerah asal nyeri.

4) Control pain adalah nyeri yang terjadi karena

perangsangan pada sistem saraf pusat,spinal

cord,batang otak,talamus dan lain – lain.

b. Nyeri berdasarkan statusnya

1) Incidental pain adalah nyeri yang tibul sewaktu –

waktu lalu menghilang.

2) Steady pain adalah nyeri yang timbul menetap serta

dirasakan dalam waktu yang lama.

3) Paroxymal pain adalah nyeri yang dirasakan

berintensitas tinggi dan kuat sekali.nyeri tersebut

biasanya menetap kurang lebih 10-15 menit,lalu

menghilang,kemudian timbul lagi.

c. Nyeri berdasarkan berat ringannya

1) Nyeri ringan yaitu nyeri dengan intensitas rendah

2) Nyeri sedang yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi.

3) Nyeri berat yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi.

d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan

1) Nyeri akut adalah nyeri yang dirasakan dalam waktu

yang singkatdan berakhir kurang dari enam

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

32

bulan,sumber dan daerah nyeri diketahui dengan

jelas.

2) Nyeri kronis adalah nyeri yang dirasakan lebih dari

enam bulan.nyeri kronis ini polanya beragamdan

berlangsung berbulan-bulan , bahkan bertahun-tahun.

2. Fisiologis nyeri

Terdapat empat proses fisiologis dari nyeri nosiseptif

(nosisepatif : saraf-saraf yang menghantarkan stimulus ke

otak. Transduksi, transmisi, persepsi, dan modulasi. Klien

yang sedang mengalami nyeri tidak dapat membedakan

keempat proses tersebut. Bagaimanapun, pemahaman

terhadap masing-masing proses akan membantu kita dalam

mengenali faktor-faktor yang menyebabkan nyeri, gejala yang

menyertai nyeri, dan rasional dari setiap tindakan yang di

berikan (Potter & Perry, 2010).

Stimulus suhu, kimia, atau mekanik, biasanya dapat

menyebabkan nyeri. Energi dari stimulus-stimulus ini dapat

diubah menjadi listrik.Perubahan energy ini dinamakan

transduksi. Transduksi dimulai di perifer, ketika stimulus

terjadinya nyeri mengirimkan implus yang melewati serabut

saraf nyeri perifer yang terdapat di pancaindra (nosiseptor :

safar pancaindra yang menghantarkan stimulus ke otak), mak

akan menimbulkan potensial aksi. Setellah proses tranduksi

selesai tranmisi implus nyeri di mulai (Potter & Perry, 2010).

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

33

Menurut Renn & Dorsey (dikutip dari Potter & Perry,

2010) Kerusakan sel dapat disebabkan oleh stimulus suhu,

mekanik, atau kimiawi yang mengakibatkan pelepasan

neurotransmitter eksitatori : seperti prostaglandin, bradikinin,

kalium, histamin, dan subtansi P (Kotak 43-1). Subtansi yang

peka terhadap nyeri yang terdapat disekitar serabut nyeri di

cairan ekstraseluler, menyebarkan adanya nyeri dan inflamasi

(peradangan). Serabut nyeri memasuki medula spinalis

melalui tulang belakang dan melewati beberapa rute hingga

berakhir di gray matter (lapisan abu-abu) medula spinalis.

Subtansi P dilepaskan di tulang belakang yang menyebabkan

terjadinya tranmisi spinalis dari saraf perifer aferen

(pancaindra) ke sistem saraf spinotalamik, yang melewati sisi

yang berlawanan (Potter & Perry, 2010).

Implus-implus saraf yang dihasilkan dari stimulus nyeri

yang berjalan di sepanjang serabut saraf perifer aferen. Ada

dua macam serabut saraf perifer yang mengontrol stimulus

nyeri: yang tercepat, serabut A-delta yang diselubungi oleh

myelin dan sangat kecil; lambat, serabut C yang tidak

diselubungi oleh myelin. Serabut a mengirimkan sensasi yang

tajam, terlokalisasi, dan jelas/nyata dan terlokalisasi secara

jelas, terbakar/sangat panas, dan menetap (Potter & Perry,

2010).

3. Penyebab

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

34

Penyebab nyeri dibagi kedalam dua golongan yaitu

penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan

dengan psikis. Secarafisik misalnya, penyebab nyeri adalah

taruma (baik trauma mekanik, termis, kimiawi, maupun

elektrik). Neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah

dan lain-lain. Secara psikis penyebab nyeri dapat terjadi oleh

karna adanya trauma psikis.

4. Penatalaksanaan nyeri

Metode dan teknik yang dapat dilakukan dalam upaya

untuk mengatasi nyeri antara lain sebagai berikut :

a. Terapi Farmakologi

Pemberiaan obat analgesik non-opioid, analgesic ini

seperti: Salisilat (Asirin dan asam salifat),

Asetaminophen (Tylenol), NSAIDs (non- steroid anti

inflammatory drugs); ibuprofen, naproksen, piroxicam,

ketorolac, tolmetil, naproksen (Potter & Perry, 2010).

b. Terapi Non Farmakologi

Pemberian terapi non farmakologi meliputi teknik

relaksasi nafas dalam, distraksi (visual, pendengaran dan

pernafasan), imajery, kompres air hangat, kompres air

dingin (Prasetyo, 2010)

5. Pengukuran intensitas nyeri

a. Faces pain scale

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

35

Skala wajah untuk menilai nyeri dikembangkan untuk

memenuhi kebutuhan akan cara penilaian yang dapat

digunakan untuk anak-anak. Perkembangan kemampuan

verbal dan pemahaman konsep merupakan hambatan

utama ketika menggunakan cara-cara penilaian nyeri

yang telah dikemukakan di atas untuk anak-anak usia

kurang dari tujuh tahun. Skala wajah dapat digunakan

untuk anak-anak, karena anak-anak dapat diminta untuk

memilih gambar wajah sesuai rasa nyeri yang dialaminya.

Pilihan ini kemudian diberi skor angka. Skala wajah

Whaley dan Wong menggunakan enam kartun wajah,

yang menggambarkan wajah tersenyum, wajah sedih,

sampai menangis dan tiap wajah ditandai.

Skala Whaley dan Wong

(Sumber: Baultch, 2010)

b. Verbal analog scale (VAS)

VAS adalah cara yang paling banyak digunakan

untuk menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan

secara visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

36

seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai garis

sepanjang 10cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap

centimeter. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa

angka atau pernyataan deskriptif. Ujung yang satu

mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang lain

mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi.Skala

dapat dibuat vertikal atau horizontal. Manfaat utama VAS

adalah penggunaannya yang sangat mudah dan sederhana.

Farmasis dapat segera menggunakannya sebagai penilaian

cepat pada hampir semua situasi praktek farmasi namun

pada periode pascabedah, VAS tidak banyak bermanfaat

karena pada VAS diperlukan koordinasi visual dan

motorik serta kemampuan konsentrasi. VAS juga dapat

diadaptasi menjadi skala hilangnya reda rasa nyeri.

Visual Analoge Scale

(Sumber:Potter&Perry,2006)

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

37

c. Verbal descriptif scale (VDS).Cara pengukuran derajat

nyeri dengan tujuh skala penilaian yaitu nilai :

1 = tidak nyeri

2 = nyeri sangat ringan

3 = nyeri ringan

4 = nyeri tidak begitu berat

5 = nyeri cukup berat

6 = nyeri berat

7 = nyeri tak tertahankan

d. Skala lima tingkat merupakan parameter pengukuran

derajat nyeri dengan memakai 5 skala, yaitu derajat :

0 = tidak nyeri, tidak ada rasa nyeri waktu istirahat dan

aktivitas.

1 = minimal, istirahat tidak ada nyeri, perasaan nyeri

timbul sewaktu bekerja lama,berat, dan pada penekanan

kuat terasa sakit.

2 = ringan, rasa sakit terus menerus dan kadang tibul

sewaktu. Tetapi masih bisa diabaikan /tidak mengganggu,

LGS normal, pada penekanan kuat terasa sakit, fleksi dan

ekstensi sakit.

3 = sedang, keluhan seperti pada derajat2, ditambah

keluhan tersebut mengganggu aktivitas.

4 = hard, nyeri menyulitkan hampir tak tertahankan dan

gerakan fleksi/ekstensi hampir tidak ada /tidak mampu.

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

38

2.4 Relaksasi Nafas Dalam

Relaksasi nafas dalam merupakan kebebasan mental dan fisik dari

ketegangan dan stress, karena dapat merubah persepsi kognitif dan

motivasi efektif pasien. Teknik relaksasi membuat pasien dapat

mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau rasa nyeri,stress fisik

dan emosi pada nyeri. Teknik relaksasi nafas dalam digunakan untuk

menurunkan kecemasan dan ketegangan otot sehingga didapatkan

penurunan denyut jantung, penurunan respirasi, serta penurunan

ketegangan otot, sehingga nyeri akan berkurang, teori lain menyebutkan

dengan merelaksasikan otot-otot yang mengalami spasme yang

disebabkan peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi

pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah kedaerah yang

mengalami spasme dan iskemik (Syaiful dan Rachmawan, 2014).

Adapun prosedur teknik relaksasi sebagai berikut: ciptakan

lingkungan yang tenang jaga privasi pasien, usahakan pasien dalam

keadaan rileks, minta pasien memejamkan mata dan usahakan agar

konsentrasi, menarik nafas dari dalam hidung secara berlahan-lahan sambil

menghitung dalam hati. “hirup, dua, tiga, hembuskan udara melaluli mulut

sambil hitung dalam hati, hembuskan, dua, tiga, menarik nafas lagi dari

dalam hidung dan hembuskan dari mulut secara perlahan-lahan sama

seperti prosedur sebelumnya, ulangi lagi dengan selingi istirahat yang

singkat (Nurdin dkk, 2013).

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN

Studi kasus ini adalah studi untuk mengeskplorasi masalah asuhan

keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang mengalami fraktur dengan nyeri akut

di ruang IGD Dr.Moewardi Surakarta.

3.2 BATASAN ISTILAH

Studi kasus ini menjabarkan mengenai konsep fraktur di ruang IGD

Dr.Moewardi Surakarta.

1. Fraktur adalah terputusnya kontinutas tulang, retak atau patahnya tulang

yang utuh yang biasanya di sebabkan oleh trauma, rudapaksa atau tenaga

fisik yang di tentukan jenis dan luasnya trauma di ruang IGD

Dr.Moewardi Surakarta.

2. Nyeri adalah perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat

terjadinya kerusakan actual ataupun potensial atau menggambarkan

kondisi terjadinya kerusakan jaringan.

3. Relaksasi nafas dalam adalah kebebasan mental dan fisik dari ketegangan

dan stress, karena dapat merubah persepsi koknitif dan motivasi efektif

klien.

3.3 PARTISIPAN

Unit analisis atau partisipan dalam asuhan keperawatan inidua klien

dengan diagnose medis fraktur dan dengan masalah keperawatan nyeri akut.

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

41

3.4 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi penelitian ini berada di ruang IGD Dr.Moewardi Surakarta

dengan waktu pengambilan kasus asuhan keperawatan untuk klien 1 pada

tanggal 22 Mei 2017, klien 2 pada tanggal 23 Mei 2017.

3.5 PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang di gunakan dengan tiga metode yaitu:

1. Wawancara

Metode ini di lakukan dengan mewawancarai sumber data seperti klien,

keluarga maupun perawat lainnya. Hasil anamnesis berisi tentang

identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat

penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, dan lain-lain.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik

Di lakukan observasi menyeluruh terhadap sistem tubuh klien dan

pemeriksaan fisik dengan pendekatan inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi.

3. Studi dokumentasi

Pengumpulan data dapat di ambil dari hasil pemeriksaan diganostik dan

data lain yang relevan.

3.6 UJI KEABSAHAN DATA

Uji keabsahan data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan

2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber

data utama yaitu klien, perawat expert dan referensi buku yang berkaitan

dengan masalah fraktur yang sedang di teliti atau di kelola.

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

42

3.7 ANALISA DATA

Analisa data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu

pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data

dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan

dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.

Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban

yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan

untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara

observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk

selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan

untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut. Urutan dalam

analisis adalah:

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen).

Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam

bentuk catatan asuhan keperawatan.

2. Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data

subjektif dan objektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

43

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun

teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan

identitas dari klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan

perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan denga model

induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian,

diagnosis, perencanaan, tindakan dan evaluasi.

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

44

BAB IV

HASIL

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Gambar 4.1

RSUD Dr.Moewardi adalah rumah sakit umum daerah milik Jawa

Tengah,bertaraf nasional yang selalu memberikan pelayanan cepat,

tepat, nyaman dan mudah yang berada di Jl. Kolonel Sutarto No.132,

jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

45

I. IDENTITAS KLIEN

IDENTITAS KLIEN

KLIEN 1

a. Nama

b. Umur

c. Agama

d. Pendidikan

e. Pekerjaan

f. Status Perkawinan

g. Alamat

h. Suku Bangsa

i. No Registrasi

j. Diagnosa Medis

Tn. Y

20 Tahun

Islam

SMA

Swasta

Belum menikah

Gunung sari, sidorejo

Indonesia/ Jawa

01379883

Close Fraktur Femur 1/3 tengah

sinestra

KLIEN 2

a. Nama

b. Umur

c. Agama

d. Pendidikan

e. Pekerjaan

f. Status Perkawinan

g. Alamat

h. Suku Bangsa

i. No Registrasi

j. Diagnosa Medis

Tn. F

22 Tahun

Islam

Mahasiswa

-

Belum menikah

Gulon jebres

Indonesia/ Jawa

01380087

Open Fraktur Radius Dekstra &

Sinestra

II. RIWAYAT PENYAKIT

RIWAYAT

PENYAKIT

KLIEN 1 KLIEN 2

a. Keluhan Utama

b. Riwayat Penyakit

Sekarang

Pasien mengatakan kaki kiri

pasien tidak dapat di

gerakkan.

Pasien mengatakan kaki kiri

pasien bagian paha tidak dapat

di gerakkan dan terasa nyeri

saat gerakkan di karenakan

pasien mengalami kecelakaan

saat berangkat mengantar susu

kedelai.

Pasien mengatakan tangan

kanan dan kiri terasa sakit

dan pergelangan tangan dua-

duanya sulit di gerakkan.

Pasien mengatan tangan

kanan dan kiri terasa sakit

dan pergelangan tangan

keduanya sulit di gerakkan di

karenakan pasien mengalami

jatuh dari lantai 3 saat

mematikan air terpeleset.

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

46

c. Riwayat

Kesehatan

Dahulu

d. Riwayat

Kesehatan

Keluarga

e. Riwayat

Kesehatan

Lingkungan

Pasien mengatakan

sebelumnya belum pernah di

rawat di rumah sakit.

Pasien mengatakan keluarga

tidak memiliki penyakit

keturunan.

Pasien mengatakan

lingkungan rumah pasien

bersih, udara bersih, jauh dari

polusi udara.

Pasien mengatakan selama

hidup belum pernah masuk

rumah sakit

Pasien mengatakan keluarga

tidak mmemiliki penyakit

yang menular.

Pasien mengatakan

lingkungan rumahnya jauh

dari polusi udara dan bersih.

4.1.2 PENGKAJIAN FOKUS

PENGKAJIAN

FOKUS KLIEN 1 KLIEN 2

Aiway Jalan nafas paten, tidak ada lidah

jatuh kebelakang, tidak adanya

benda asing pada jalan nafas,

tidak ada edema pada mulut,

tidak ada nyeri telan.

Jalan nafas paten, tidak ada

lidah jatuh kebelakang, tidak

adanya benda asing pada jalan

nafas, tidak ada edema pada

mulut, tidak ada nyeri telan.

Breathing Pola nafas pasien efektif,

Respiratory rate 22x/menit, tidak

menggunakan otot bantu

pernafasan, tidak ada suara nafas

tambahan, tidak ada pernafasan

cuping hidung, saturasi oksigen

98%, terpasang oksigen.

Pola nafas pasien efektif,

Respiratory rate 22x/menit,

tidak menggunakan otot bantu

pernafasan, tidak ada suara

nafas tambahan, tidak ada

pernafasan cuping hidung,

saturasi oksigen 100%,

terpasang oksigen.

Circulation Frekuensi nadi 80x/menit, irama

teratur, tekanan darah 100/80

mmHg, capilary refill <2 detik,

akral hangat, suhu tubuh 36,2,

warna kulit sawo matang.

Frekuensi nadi 100x/menit,

irama teratur, tekanan darah

140/90 mmHg, capilary refill

<2 detik, akral hangat, suhu

tubuh 36,4, warna kulit sawo

matang.

Disability GCS 15 dengan E5 V5 M5 reaksi

pupil positif terhadap cahaya,

pupil berdiameter ka/ki

3mm/3mm (sama).

GCS 15 dengan E5 V5 M5,

reaksi pupil positif terhadap

cahaya, pupil berdiameter ka/ki

3mm/3mm (sama).

Exprosure Kondisi klien aman, klien berada

di IGD untuk dilakukan tindakan.

Kondisi klien aman, klien

berada di IGD untuk dilakukan

tindakan.

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

47

PEMERIKSAAN FISIK (PENDEKATAN HEAD TO TOE)

OBSERVASI KLIEN 1 KLIEN 2

a. Keadaann

Umum:

Kesadaran

b. Tanda-tanda

Vital:

- Tekanan

Darah

- Respirasi

- Nadi

- Suhu

c. Head to toe:

- Kepala

- Muka

- Mata

- Hidung

- Telinga

- Mulut

- Leher

- Dada:

Jantung:

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Paru-paru:

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

- Abdomen

Inspeksi

Auskultasi

Perkusi

Palpasi

Composmentis

110/80 mmHg

22x/ menit

80x/ menit

36,2oC

Mesocephal

Pucat

Konjungtivatidak anemis,

sklera tidak ikterik

Simetris, Bersih, tidak ada

secret

Tidak ada gangguan

pendengaran

Bersih

Terpasang neckolar

Ictus cordis tidak tampak

Ic teraba di ICS ke 5 mid

klavikula sinestra

Pekak

Bunyi jantung I dan II lup

dup

Tidak ada jejas di dada

Pengembangan dada kuat

angkat ka/ki

Sonor pada seluruh lapang

paru

Suara nafas vesikuler

Tidak ada jejas

Bising usus terdengar

23x/menit

Kuadran I sonor kuadran II,

III, IV tympani

Tidak ada nyeri tekan

Composmentis

140/90 mmHg

22x/menit

100x/menit

36,4oC

Mesochepal

Pucat

Konjungtiva tidak anemin,

skleratidak ikterik,

Simetris, Bersih tidak ada

secret

Tidak ada gangguan

pendengaran

Bersih

Terpasang neckolar

Ictus cordis tidak tampak

Ic teraba di ICS ke 5 mid

klavikula sinestra

Pekak

Bunyi jantung I dan II lup

dup

Tidak ada jejas di dada

Pengembangan dada kuat

angkat ka/ki

Sonor pada seluruh lapang

paru

Suara nafas vesikuler

Tidak ada jejas

Bising usus terdengar

23x/menit

Kuadran I sonor kuadran II,

III, IV tympani

Tidak ada nyeri tekan

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

48

- Genetalia

- Rektum

- Ekstremitas

atas

Kekuatan otot

Ka/Ki

- Ekstremitas

bawah

Kekuatan otot

Ka/Ki

Bersih, terpasang DC

Tidak terkaji

5/5

5/3

Bersih, terpasang DC

Tidak terkaji

4/4

5/5

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

49

GENOGRAM

KLIEN 1

KLIEN 2

Keterangan :

:Laki-laki

:Perempuan

& :Sudah meninggal

:Pasien

:Tinggal serumah

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

50

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

PEMERIKSAAN KLIEN 1

Tgl 22 Mei

2017

KLIEN 2

Tgl 23 Mei

2017

NORMAL

Hematologi

Rutin

- Hemoglobin

- Hematokrit

- Leukosit

- Trombosit

- Eritrosit

- Golongan Darah

Hemostasis

- PT

- APTT

- INR

Kimia Klinik

Elekrolit - Na darah

- Kal darah

- Clorida darah

- Glukosa darah

sewaktu

Serologi Hepatitis

HBSAg Rapid

13.6

42

10.5

239

5.01

O

14.5

30.3

1.210

137

3.1

10.2

Non Reactive

16.0

51

10.9

397

5.89

O

12.5

21.9

0.990

121

Non Reactive

13.5-17.5

33-45

4.5-11.0

150-450

4.50-5.90

10.0-15.0

20.0-40.0

136-145

3.3-5.1

98-106

60-40

Non Reactive

HASIL RONTGEN

Klien 1 Klien 2

Hasil:

- Tampak fraktur di OS Femur

1/3 tengah kiri

- Trabekulasi tulang normal

- Celah dan permukaan sendi

dalam batas normal

- Tak tampak klasifikasi

abnormal

- Tak tampak erosi/destruksi

tulang

- Tak tampak soft tissue

mass/sweilling

- Pergeseran sendi (-)

Kesimpulan:

Fraktur OS Femur 1/3 tengah kiri

Hasil:

- Tampak fraktur 1/3 distal

OS radius et ulna kanan

- Tampak fraktur 1/3 distal

OS radius kiri

- Trabekulasi tulang normal

- Celah dan permukaan sendi

dalam batas normal

- Tak tampak klasifikasi

normal

- Tampak soft tissue swelling

region wirst joint kanan dan

kiri

- Pergeseran sendi

Kesimpulan:

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

51

- Fraktur 1/3 distal OS radius

et ulna kanan

- Fraktur 1/3 distal OS radius

kiri

- Soft tissue swelling region

wirst joint kanan dan kiri

THERAPY

Jenis terapi Dosis Golongan

Klien 1

Cairan IV

Nacl 0,9%

Obat parenteral

Inj. Ranitidin

Inj. Cefazolin

Fenitoin

Inj. Metamizol

20tpm

50mg

1gr

100mg

1gr

Cairan elektrolit

Antasida

Antibiotik

Anti epilepsy

Anti inflamasi

Klien 2

Cairan IV

Nacl 0,9%

Obat parenteral

Inj. Ranitidin

Inj. Cefazolin

Inj. Metamizol

20tpm

50mg

1gr

1gr

Cairan elektrolit

Antasida

Antibiotik

Anti inflamasi

4.1.3 ANALISA DATA

Data Problem Etiologi

Klien 1

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

52

DS:

Klien mengeluh nyeri pada

kaki kiri bagian paha

P: Nyeri bertambah saat di

gerakkan

Q: Nyeri seperti diremas-

remas

R: Nyeri pada bagian femur

1/3 tengah sinestra (di

sekitar pada kiri)

S: Skala nyeri 7

T: Hilang timbul

DO:

- Klien tampak lemas

- Klien tampak

meringis kesakitan

TD: 100/80 mmHg

N: 80x/menit

S: 36,2

Nyeri akut Agen cidera Fisik

DS:

Klien mengeluh kaki

kirinya sulit untuk

digerakkan

DO:

- Kekuatan otot

ektremitas atas

ka/ki: 5/5,

ekstremitas bawah

ka/ki: 5/3

- Klien tampak

membutuhkan

bantuan orang lain

saat beraktifitas

Hambatan

mobilitas fisik

Penurunan Kekuatan

Otot

DS:

Klien mengatakan bagian

paha klien sebelah kiri

tampak ada luka dan

merasa sakit.

DO:

- Leukosit 10.5

ribu/ul

- Suhu 36,2

- Tampak ada

kemerahan

- Klien tampak

menahan sakit

Resiko infeksi Adanya luka terbuka

Klien 2

DS: Nyeri akut Agen cidera Fisik

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

53

Klien mengeluh nyeri pada

kedua pergelangan tangan

P: Nyeri bertambah saat di

gerakkan

Q: Nyeri seperti diremas-

remas

R: Nyeri pada bagian

Radius destra & sinistra

S: Skala nyeri 8

T: Hilang timbul

DO:

- Klien tampak lemas

- Klien tampak

meringis kesakitan

TD: 140/90 mmHg

N: 100x/menit

S: 36,4

DS:

Klien mengatakan merasa

gatal dan sesak didaerah

luka.

DO:

- Tampak soft tissue

swelling region

wirst joint kanan

dan kiri

- Klien tampak

menahan sakit

Kerusakan

integritas kulit

Penonjolan tulang

DS:

Klien mengatakan bagian

pergelangan tangan klien

terdapat luka terbuka dan

merasa sakit

DO:

- Leukosit 10.9

ribu/ul

- Suhu 36.4

- Tampak ada luka

terbuka

Resiko infeksi Adanya luka terbuka

4.1.4 PERENCANAAN

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Klien 1

Setelah di lakukan tindakan

keperawatan selama 8 jam di

- Berikan penjelasan pada

klien tentang penyebab nyeri

- Kaji skala nyeri

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

54

harapkan nyeri berkurang dan dapat

teratasi dengan Kriteria Hasil:

- Mengkaji skala nyeri

P,Q,R,S,T

- Skala nyeri turun menjadi 4

- Klien mampu mengontrol

nyeri

- Ajarkan klien tentang teknik

mengurangi rasa nyeri

- Observasi TTV

- Kolaborasikan dengan tim

medis dalam pemberian

analgesik

Setelah di lakukan tindakan

keperawatan selama 8 jam di

harapkan pasien mampu memiliki

cukup energi untuk beraktivitas dan

dapat teratasi dengan Kriteria Hasil:

- Klien mampu melakukan

aktivitas mandiri sesuai

kemampuan

- Klien mampu untuk

memenuhi kebutuhan

dirinya sendiri

- Berikan istirahat yang cukup

- Berikan latihan aktivitas

secara bertahap

- Bantu klien

dalammemenuhi kebutuhan

sesuai yang di inginkan

Setelah di lakukan tindakan

keperawatam selama 8 jam di

harapkan pasien tidak terjadi infeksi

dan dapat teratasi dengan Kriteria

Hasil:

- Tidak ada tanda-tanda

infeksi

- Luka bersih, tidak lembab

dan tidak kotor

- Observasi TTV

- Lakukan perawatan luka

Klien 2

Setelah di lakukan tindakan

keperawatan selama 8 jam di

harapkan nyeri berkurang dan dapat

teratasi dengan Kriteria Hasil:

- Mengkaji skala nyeri

P,Q,R,S,T

- Skala nyeri turun mnjadi 4

- Klien mampu mengontrol

nyeri

- Berikan penjelasan pada

klien tentang penyebab nyeri

- Kaji skala nyeri

- Ajarkan klien tentang teknik

mengurangi rasa nyeri

- Observasi TTV

- Kolaborasikan dengan tim

medis dalam pemberian

analgesic

Setelah di lakukan tindakan

keperawatan selama 8 jam di

harapkan dapat mencapai

penyembuhan luka pada waktu yang

sesuai dan dapat teratasi dengan

Kriteria Hasil:

- Tidak ada tanda-tanda

infeksi

- Luka bersih, tidak lembab,

dan tidak kotor

- TTV dalam batas normal

- Lakukan perawatan luka

- Pasang balut bidai

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

55

Setelah di lakukan tindakan

keperawatam selama 8 jam di

harapkan pasien tidak terjadi infeksi

dan dapat teratasi dengan Kriteria

Hasil:

- Tidak ada tanda-tanda

infeksi

- Luka bersih, tidak lembab

dan tidak kotor

- Observasi TTV

- Melakukan perawatan luka

4.1.5 PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI

Hari, tgl,

jam

No

Diagnosa

Implementasi Respon klien

Klien 1

Senin,

22 Mei

2017

07.30

07.45

1

1

Memberikan

penjelasan pada klien

tentang penyebab

nyeri

Mengkaji skala nyeri

S:

Klien bersedia untuk

mendengarkan

penjelasan perawat

O:

- Klien tampak

meringis

kesakitan

- Klien tampak

pucat

S:

P: Nyeri bertambah saat

di gerakkan

Q: Nyeri seperti

diremas-remas

R: Nyeri pada bagian

femur 1/3 tengah

sinesta

S: Skala nyeri 7

T: Hilang timbul

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

56

08.00

08.15

08.30

08.45

09.15

09.30

1

1

2

2

3

3

Mengajarkan teknik

relaksasi nafas dalam

Mengobservasi

Tanda-tanda vital

Memberikan istirahat

yang cukup

Membantu dalam

beraktivitas

Mengobservasi

tanda-tanda vital

Memberikan

perawatan luka

O:

Klien tampak meringis

kesakitan

S:

Klien bersedia mengikuti

intruksi perawat

O:

Klien tampak mengikuti

apa yang di ajarkan oleh

perawat

S:

Klien bersedia mengikuti

intruksi

O:

TD:100/80 mmHg

N:80x/menit

S:36,2

RR:22x/menit

S:

Klien mengatakan kaki

kirinya terasa nyeri sulit

beristirahat

O:

- Klien sulit

beristirahat

- Klien tampak

meringis

kesakitan

S:

Klien bersedia dibantu

beraktivitas

O:

Klien tampak masih sulit

untuk beraktivitas

S:

Klien bersedia

O:

TD:100/80 mmHg

N:80x/menit

S:36,2

RR:22x/menit

S:

Klien bersedia

O:

- Klien tampak

meringis

kesakitan

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

57

- Luka bersih tidak

ada tanda-tanda

infeksi

Klien 2

10.45

11.00

11.15

11.30

11.45

12.15

1

1

1

1

2

2

Memberikan

penjelasan pada klien

tentang penyebab

nyeri

Mengkaji skala nyeri

Mengajarkan teknik

relaksasi nafas dalam

Mengobservasi

Tanda-tanda vital

Memberikan

perawatan luka

Memasang balut bidai

S:

Klien bersedia untuk

mendengarkan

penjelasan perawat

O:

- Klien tampak

meringis

kesakitan

- Klien tampak

pucat

S:

P: Nyeri bertambah saat

di gerakkan

Q: Nyeri seperti

diremas-remas

R: Nyeri pada bagian

Radius destra &

sinistra

S: Skala nyeri 8

T: Hilang timbul

O:

Klien tampak meringis

kesakitan

S:

Klien bersedia mengikuti

saat di ajari

O:

Klien tampak mengikuti

apa yang di ajarkan oleh

perawat

S:

Klien bersedia

O:

TD:140/90 mmHg

N:100x/menit

S:36,4

RR:22x/menit

S:

Klien bersedia

O:

Klien tampak meringis

kesakitan

S:

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

58

13.00

3

Mengobservasi

tanda-tanda vital

Klien mengatakan kedua

tanganya sakit di

gerakkan

O:

- Klien tampak

tegang

- Klien tampak

meringis

kesakitan

S:

Klien bersedia

O:

TD:140/90 mmHg

N:100x/menit

S:36,4

RR:22x/menit

4.1.6 EVALUASI

NO

DX

EVALUASI

Klien 1

1

S: Klien mengatakan nyeri pada kaki kiri bagian paha

P: Nyeri bertambah saat di gerakkan

Q: Nyeri seperti diremas-remas

R: Nyeri pada bagian femur 1/3 tengah sinestra (di sekitar pada

kiri)

S: Skala nyeri 7

T: Hilang timbul

O: Klien tampak meringis kesakitan

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjut intervensi

- Observasi TTV

- Kaji skala nyeri

- Ajarkan teknik relaksasi

2 S: Klien mengeluh kaki kirinya sulit untuk digerakkan

O: Klien tampak sulit beraktivitas

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

59

- Meminta keluarga untuk mendampingi saat beraktivitas

3 S: Di bagian paha klien sebelah kiri tampak ada luka

O: Klien tampak menahan sakit

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

- Mengobservasi tanda-tanda infeksi

- Melakukan perawatan luka

- Mengobservasi TTV

Klien 2

1

S: Klien mengatakan nyeri pada pergelangan tangan keduanya

P: Nyeri bertambah saat di gerakkan

Q: Nyeri seperti diremas-remas

R: Nyeri pada bagian Radius destra & sinistra

S: Skala nyeri 8

T: Hilang timbul

O: Klien tampak meringis kesakitan

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjut intervensi

- Observasi TTV

- Kaji skala nyeri

- Ajarkan teknik relaksasi

2 S: Di kedua pergelangan klien tampak ada tonjolan tulang

O: Klien tampak menahan sakit

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjut intervensi

- Observasi adanya tanda-tanda infeksi atau tidak

- Melakukan perawatan luka

3 S: Di bagian pergelangan kedua tangan ada luka

O: Klien tampak menahan sakit

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

- Melakukan perawatan luka

- Mengobservasi TTV

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

60

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan

gawat daruratan dengan klien fraktur di Ruang IGD RSUD Dr.Moewardi

Surakarta, pembahasan pada bab ini terutama membahas adanya

kesesuaian dan kesenjangan antara teori dengan kasus. Asuhan

keperawatan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia

melalui tahap pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, implementasi,

dan evaluasi.

5.1.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan pada seluruh tingkat analisis

(individu, keluarga, komunitas) terdiri atas data subjektif dan

seseorang atau kelompok dan data objektif dari pemeriksaan

diagnostic dan sumber lain. Pengkajian individu terdiri atas riwayat

kesehatan (data subjektif) dan pemeriksaan fisik (data objektif)

(Weber & Kelley,2009)

Pada pengkajian umum didapat perbedaan antara Tn.Y dan

Tn.F yaitu Tn.Y mengatakan nyeri pada area fraktur dengan skala

nyeri 7 (0-10), sedangkan Tn.F mengatakan nyeri dengan skala

nyeri 8 (0-10). Menurut (Djamandkk, 2015) Nyeri merupakan

perasaan yang tidak nyaman dan bersifat subjektif dimana hanya

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

61

penderita yang dapat merasakannya, untuk itu perlu mencari

pendekatan yang paling efektif dalam upaya mengontrol nyeri.

Kekuatan otot yang didapatkan dari Tn.Y ekstremitas kanan

atas5 kanan bawah 5 dan kiri atas 5 kiri bawah 3, kekuatan otot Tn.F

ekstremitas kanan atas 4 bawah 5 dan kiri atas 4 bawah 5. Hal ini

terjadi karena pasien mengalami kelemahan otot yang

mengakibatkan hambatan mobilitas fisik, hambatan mobilitas fisik

adalah keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih

pada ekstremitas secara mandiri dan terarah. Batasan karakteristik

hambatan mobilitas fisik penurunan waktu reaksi, kesulitan

membolak balikan posisi, keterbatasan gerak sendi, pergerakan

lambat, pergerakan tidak terkoordinasi (Herman, 2012).

Luka yang di dialami kedua klien Tn.Y terdapat luka di bagian

paha kirinya dan kondisi luka bersih, sedangkan Tn.F terdapat luka

di bagian kedua pergelangan tanganya dengan kodisi luka bersih.

Luka merupakan suatu ketidak sinambungan dikulit dan jaringan

dibawahnya yang mengakibatkan perdarahan dan infeksi luka

(Hastuti,2006).

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon

manusia terhadap gangguan kesehatan atau proses kehidupan atau

kerentanan respon dari seseorang individu, keluarga, kelompok atau

komunitas (Heardman & Shigemi Kamitsuru, 2015).

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

62

Berdasarkan kasus yang dialami pada Tn.Y dan Tn.F dapat

ditemukan masalah Nyeri akut. Sesuai data yang didapat dari

pengkajian pasien, penulis menemukan etiologi dari masalah

keperawatan yaitu agen cidera fisik.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah

yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu yang akan dilakukan,

bagaimana dilakukan, kapan akan dilakukan, dan siapa yang akan

melakukan semua tindakan keperawatan. Tujuannya adalah untuk

mengidentifikasi focus keperawatan kepada kelompok atau klien,

untuk membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi

kesehatan lain, untuk menyediakan suatu kriteria hasil guna

pengulangan data evaluasi keperawatan, untuk menyediakan kriteria

dan klasifikasi pasien (Dermawan, 2012).

Berdasarkan kasus yang di alami Tn.Y dan Tn.F penulis

melakukan 3 intervensi yang sudah ditetapkan. Masalah

keperawatan nyeri akut dapat dilakukan beberapa rencana

keperawatan yaitu kaji karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T) untuk

mengetahui sekala nyeri kedua klien

Intervensi yang kedua mengajarkan latihan teknik mengurangi

rasa nyeri pada pasien. Relaksasi merupakan teknik relaksasi

bernafas yakni teknik peredaan nyeri yang banyak memberikan

masukan terbesar karena teknik relaksasi adalah teknik untuk

mencapai kondisi rileks (Vindoradkk, 2014).

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

63

Intervensi yang ketiga mengkolaborasikan obat dengan dokter

yang bersangkutan. Menejemen farmakologi yaitu menejemen yang

berkolaborasi antara dokter dengan perawat yang menentukan pada

pemberian obat yang mampu menghilangkan rasa nyeri

(Mandagi,2017).

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan catatan tentang

tindakan yang diberikan kepada klien. Pencatatan mencangkup

tindakan keperawatan yang diberikan secara mandiri maupun

kolaboratif, serta pemenuhan kriteria hasil terhadap tindakan yang

diberikan kepada klien (Hutahean, 2010).

Penulis melakukan 3 tindakan keperawatan sesuai dengan

intervensi yang sudah ditetapkan. Implementasi yang pertama yaitu

mengkaji karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T) selama 1x8 jam P:klien

merasa nyeri saat di gerakan, Q: Nyerinya seperti di remas-remas, R:

Nyerinya di bagian frakturnya, S: Skala nyeri klien masih menetap

klien 1 skala nyeri 7, klien 2 skala nyeri 8, T: Nyerinya hilang timbul

Implementasi yang kedua yaitu mengajarkan teknik relaksasi

nafas dalam selama 1x8 jam untuk mengurangi rasa nyeri, di

dapatkan hasil kedua klien mengeluh nyeri dan saat di ajarkan teknik

relaksasi nafas dalam kedua klien tampak mengikutinya.

Implementasi yang ketiga yaitu mengkolaborasikan pemberian

obat untuk menurunkan integritas nyeri selama 1x8 jam. Tidak ada

perbedaan obat untuk menurunkan rasa nyeri untuk kedua klien,

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

64

sama-sama mendapat inj.metamizol 1gr.

5.1.5 Evaluasi Keperawatan

Keefektifan tindakan keperawatan dan pencapaian hasil yang

teridentifikasi terus dievaluasi sebagai penilaian status klien.

Evaluasi harus terjadi disetiap langkah proses keperawatan

(Herdman & Shigemi Kamitsuru, 2015).

Dari hasil evaluasi yang penulis lakukan didapatkan data

subyektif yaitu kedua klien P: masih terasa nyeri saat di gerakan,

Q: Nyerinya seperti di remas-remas, R: Nyerinya di bagian

frakturnya, S: Skala nyeri klien masih menetap klien 1 skala nyeri

7, klien 2 skala nyeri 8, T: Nyerinya hilang timbul. Pada data

obyektif kedua klien tampak meringis kesakitan, muka pucat.

Berdasarkan data subyektif dan data obyektif diatas dapat

dianalisa masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi, sehingga

intervensi tetap di lanjutkan dengan observasi tanda-tanda vital,

kaji skala nyeri, ajarkan teknik relaksasi. Nyeri belum bisa

berkurang karena kedua klien belum mendapat tindakan operasi

dan klien banyak bergerak. Nyeri merupakan perasaan yang tidak

nyaman dan bersifat subjektif dimana hanya penderita yang dapat

merasakannya. Untuk itu perlu mencari pendekatan yang paling

efektif dalam upaya mengontrol nyeri (Djamandkk, 2015).

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

65

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari uraian bab pembahasan, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:

1. Perbedaan pengkajian pada kedua klien sama-sama nyeri akut. Hasil

pengkajian pada kedua klien pada Tn.Y skala nyeri 7 dan Tn.F dengan

skala nyeri 8.

2. Diagnosa keperawatan atau masalah keperawatan utama yang dirasakan

Tn.Y danTn.F yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.

3. Rencana Keperawatan yang dilakukan penulis pada kedua klien yaitu

kaji skala nyeri P, Q, R, S, T, ajarkan klien teknik mengurangi rasa yeri,

observasi TTV, kolaborasi dengan tim medis terkait analgesik.

4. Implementasi Keperawatan yang dilakukan penulis pada tanggal 22 Mei

2017 dan 23 Mei 2017 terdapat perbedaan pada skala nyeri pada pasien.

Tn.Y dengan skala nyeri 7 sedangkan Tn.F dengan skala nyeri 8.

5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dengan metode

SOAP didapatkan catatan perkembangan pada kedua klien masalah

belum dapat teratasi dan di lanjutkan intervensi dengan observasi tanda-

tanda vital, kaji skala nyeri, dan ajarkan teknik relaksasi.

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

66

6.2 Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan diatas penulis dapat memberikan

saran sebagai berikut:

1. Bagi institusi Pelayanan Kesehatan

Diharap rumah sakit khususnya RSUD Dr.Moewardi Surakarta dapat

memberikan pelayanan kesehatan pada klien secara akurat, dapat

memfasilitasi sarana dan prasaran yang sudah ada secara optimal.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan memberikan kemudahan serta fasilitas sarana dan prasarana

bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta

kemampuan ketrampilan yang dimiliki melalui praktek klinik dan

pembuatan studi kasus.

3. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Perawat

Diharapkan perawat dapat bertanggung jawab dengan menjalankan

tugasnya serta dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal

khususnya pada Fraktur.

4. Bagi Penulis Selanjutnya

Diharap penulis dapat memanfaatkan waktu lebih efektif sehingga dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan dapat dilakukan secara optimal.

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

DAFTAR PUSTAKA

Ani Hastuti Tri. 2006. Cidera pada permainan bola basket. Yogyakarta: Jurnal

Pendidikan Jasmani Indonesia Vol.5, No.1

Djamal Rivaldy, Rampas Sefty, Bawotong Jeavery. 2015. Pengaruh Terapi

Musik Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Fraktur Di Irina A Rsup

Prof. Dr. R. D. Kandou. Manado: e-Journal Keperawatan (eKp),

Vol.3, No.2

Galuh Ayu dianningsih Nova rizki dan Maliya Arina. 2009. Pengaruh Teknik

Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada

Pasien Pasca Operasi Fraktur Femur Di Rumah Sakit Karima

Utama. Surakarta: Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Kristianto Candra Patasik, Tangka Jon, Rottieulia. 2013. Efektifitas Teknik

Relaksasi Nafas Dalam Guiided Imagery Terhadap Penurunan Nyeri

Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesare Di Irina D Blu Rsup Prof.

Dr. R. D. Kandoli. Manado: eJurnal Keperawatan (e-Kp) Vol.1, No.1

Lukman dan Ningsih Nurma. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan

Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Margono.2014. Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap

Peningkatan Adaptasi Regulator Tubuh Untuk Menurunkan Nyeri

Pasien Post Operasi Fraktur Di Rumah Sakit Ortopedi Soeharso.

Surakarta: Jurnal Ilmu Kesehatan, Vol.1, No.1

Mndagi A.F. Cynthia, Bidjuni Hendro, Hamel S. Rivelino. 2017. Karakteristik

yang berhubungan dengan tingkat nyeri pada pasien fraktur di ruang

bedah rumah sakit umum GMIM BETHESDA TOMOHON.

Yogyakarta: e-journal Keperawatan (e-ke) Vo.5, No.1

Muttaqin Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.

NANDA. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA

NIC_NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing.

Nurchairiah. A. DKK. 2013. Efektifitas Kompres Dingin Terhadap Intensitas

Nyeri Pada Pasien Fraktur Tertutup Di Ruang Dahlia RSUD Arifin

Achmad. Jurnal Keperawatan

Nurdin Suhartini, Kiling Maykel, Rottie Julia. 2013. Pengaruh Teknik

Relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi

Fraktur Di RuangIrnin A ABlu Rsup Prof Dr. R. D Kandau. Manado.

eJournal Keperawatan (e-Kp) Vol.1, No.1

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

Primarta Mesuri, Hurriani Emil, Sumarsih Gusti. 2014. Hubungan Mekanisme

Koping Dengan Tingkat Stres Pada Pasien Fraktur. Bengkulu: Nurs

Jurnal Keperawatan, Vol.10, No.1

Rasjad Chairuddin. 2015. Pengantar Ilmu Bedah ORTOPEDI. Makasar: Yarsif

Watampone.

Saiful yuanita dan Hendro Rachmawan Sigit.2014. Efektifitas Relaksasi Nafas

Dalam Dan Distraksi Baca Menurunkan Nyeri Pasca Operasi Pasien

Fraktur Femur. Gresik: Journals of Nurs Community, Vol.5, No.2

Syah putra Hadindra, Jumaini, Nova yelinda Riri. Hubungan Tingkat Nyeri

Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Fraktur Tulang Panjang

Di Rsud Arifinachmad. PekanBaru

Triono Puji dan Murinto.2015. Aplikasi Pengolahan Citra Untuk Mendeteksi

Fraktur Tulang Dengan Metode Deteksi Terapi Canny. Jurnal

informatika Vol.9, No. 2

Vindora Madesti, Arini Ayu Shinta, Pribadi Teguh. 2014. Perbandingan

efektifitas teknik distraksi dan relaksasi terhadap perubahan

intensitas nyeri pasien post operasi hernia di rsud maggala.

Manggala: Jurnal kesehatan holistic Vol.8, No.3

Wijaya AS dan Putri YM. 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah

(Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Haryati Eka Safitri

Tempat, tanggal lahir : Karanganyar, 12 Februari 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Demangan Baru RT 04 RW 14 Tegalgede, Karanganyar

Riwayat Pendidikan :

1. TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Ngrawoh Lulus Tahun

2002

2. SD Negeri 03 Karangayar Lulus Tahun 2008

3. SMP Negeri 2 Matesih Lulus Tahun 2011

4. SMA Muhamadiyah 1 Karanganyar Lulus Tahun 2014

Riwayat Pekerjaan : Belum pernah bekerja

Riwayat Organisasi : -

Publikasi : -

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan
Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan
Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan
Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan
Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan
Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan