ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG...
Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG...
![Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/1.jpg)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG
MENGALAMI FRAKTUR DENGAN NYERI AKUT
DI RUANG IGD RSUD Dr.MOEWARDI
SURAKARTA
DISUSUN OLEH:
HARYATI EKA SAFITRI
NIM. P.14022
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
![Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/2.jpg)
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG
MENGALAMI FRAKTUR DENGAN NYERI AKUT
DI RUANG IGD RSUD Dr.MOEWARDI
SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma Tiga Keperawatan
DISUSUN OLEH:
HARYATI EKA SAFITRI
NIM. P.14022
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
![Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/3.jpg)
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Haryati Eka Safitri
NIM : P.14022
Program Studi : D3 Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan pada Klien yang Mengalami
Fraktur di R uang IGD RSUD Dr.Moewardi Surakarta
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, 10 Agustus 2017
Yang MembuatPernyataan
Materai 6000
HARYATI EKA SAFITRI
NIM. P.14022
![Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/4.jpg)
iii
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu
urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada tuhan
engkau berharap.”
(QS. Al-Insyirah: 6-8)
![Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/5.jpg)
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Y DAN Tn. F YANG MENGALAMI
FRAKTUR DENGAN NYERI AKUT DI RUANG IGD
RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar
Ahli Madya Keperawatan (AMd. Kep.)
Oleh:
HARYATI EKA SAFITRI
NIM. P.14022
Surakarta, 10 Agustus 2017
Menyetujui,
Pembimbing
MelliaSilvyIrdianty, S.Kep., M.P.H
NIK.201690157
![Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/6.jpg)
v
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI
Telah Di Uji Pada Tanggal:
10 Agustus 2017
Dewan Penguji:
Ketua:
1. Alfyana Nadya Rachmawati S.Kep.,Ns.,M.Kep (…………………)
NIK.201086057
Anggota:
1. Mellia Silvy Irdianty, S.Kep., M.P.H (…………………)
NIK.201690157
![Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/7.jpg)
vi
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Nama : Haryati Eka Safitri
NIM : P.14022
Program Studi : D3 Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan pada Tn. Y dan Tn. F yang Mengalami
Fraktur dengan nyeri akut di Ruang IGD RSUD Dr.Moewardi
Surakarta
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan
Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Kamis, 10 Agustus 2017
DEWAN PENGUJI
Ketua :Alfyana Nadya Rachmawati S.Kep.,Ns.,M.Kep (…………………. )
NIK.201086057
Anggota:Mellia Silvy Irdianty, S.Kep., M.P.H (………………….)
NIK.201690157
Mengetahui,
Ketua Program Studi D3Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep
NIK. 200981037
![Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/8.jpg)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang Mengalami
Fraktur dengan nyeri akutdi IGD RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA.”
Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada yang terhormat:
1. Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Erlina Widyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimbailmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Mellia Silvy Irdianty, S.Kep.,M.P.H, selaku dosen pembimbing sekaligus
sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaannya mendalam bimbingan serta memfasilitasi demi
sempurnanya studi kasus ini.
4. Semua dosen Program studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
5. Kedua orang tua dan kakak-kakakku, yang selalu menjadi inspirasi dan
memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
6. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,
yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.
![Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/9.jpg)
viii
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan.Amin.
Surakarta, 10 Agustus 2017
Haryati Eka Safitri
![Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/10.jpg)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... ii
MOTTO ........................................................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iv
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI ......................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
1.2 Batasan Masalah................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.4 Tujuan .................................................................................. 3
1.4.1 Tujuan Umum .......................................................... 3
1.4.2 Tujuan Khusus .......................................................... 4
1.5 Manfaat ................................................................................ 4
1.5.1 Manfaat Teoritis ....................................................... 4
1.5.2 Manfaat Praktis ........................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit .................................................................. 6
2.1.1 Definisi ..................................................................... 6
2.1.2 Etiologi ..................................................................... 6
2.1.3 Klasifikasi ................................................................. 7
2.1.4 Manifestasi Klinis .................................................... 10
2.1.5 Patofisiologi ............................................................. 11
2.1.6 Penatalaksanaan ....................................................... 14
2.1.7 Komplikasi ............................................................... 15
![Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/11.jpg)
x
2.2 Asuhan Keperawatan ........................................................... 17
2.2.1 Pengkajian ................................................................ 17
2.2.2 Pemeriksaan Diagnostik ........................................... 25
2.2.3 Diagnosa Keperawatan ............................................. 26
2.2.4 Implementasi ............................................................ 26
2.2.5 Evaluasi .................................................................... 29
2.3 Nyeri ..................................................................................... 29
2.4 Relaksasi Nafas Dalam ........................................................ 38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .................................................................. 40
3.2 Batasan Istilah ...................................................................... 40
3.3 Partisipan .............................................................................. 40
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 41
3.5 Pengumpulan Data ............................................................... 41
3.6 Uji Keabsahan Data.............................................................. 41
3.7 Analisis Data ........................................................................ 42
BAB IV HASIL
4.1 Hasil ..................................................................................... 44
4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data ...................... 44
4.1.2 Pengkajian ................................................................ 46
4.1.3 Analisa Data ............................................................ 51
4.1.4 Perencanaan .............................................................. 53
4.1.5 Pelaksanaan .............................................................. 55
4.1.6 Evaluasi .................................................................... 58
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan .......................................................................... 60
5.1.1 Pengkajian ................................................................ 60
5.1.2 Diagnosa Keperawatan ............................................. 61
5.1.3 Intervensi Keperawatan ............................................ 62
5.1.4 Implementasi Keperawatan ...................................... 63
5.1.5 Evaluasi Keperawatan .............................................. 64
![Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/12.jpg)
xi
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .......................................................................... 65
6.2 Saran .................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
![Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/13.jpg)
xii
xii
DARTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pathway Fraktur …………………………………………..... 13
Gambar 4.1 Lokasi Pengambilan Data ………………………………….. 44
![Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/14.jpg)
xiii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi
Lampiran 2 Lembar Audien
Lampiran 3 Daftar Riwayat hidup
![Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/15.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan trauma atau tenaga
fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, jaringan
lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu
lengkap atau tidak lengkap (Nurarif dan Kusuma, 2015). Menurut Ningsih
(2009), fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya
tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma, rudapaksa atau
tenaga fisik yang ditentukan jenis dan luasnya trauma.
Menurut World Health Organization (WHO) mencatat di tahun
Fraktur di Indonesia menjadi penyebab kematian terbesar ketiga di bawah
penyakit jantung koroner dan tuberculosis. Menurut hasil data Riset
Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2011, di Indonesia terjadi fraktur yang
disebabkan oleh cidera seperti terjatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma
tajam/tumpul. Riset Kesehatan Dasar (2011) menemukan ada sebanyak
45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang
(3,8 %). Kasus kecelakaan lalu lintas sebanyak 20.829 kasus, dan yang
mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5 %), dari 14.127 trauma benda
tajam/tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7
%).(Nurchairiah,dkk 2013).
Fraktur merupakan ancaman potensial maupun aktual terhadap
integritas seseorang, sehingga akan mengalami gangguan fisiologis
![Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/16.jpg)
2
maupun psikologis yang dapat menimbulkan respon berupa nyeri. Fraktur
lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan dengan umur
dibawah 45 tahun, biasanya berhubungan dengan olahraga, pekerjaan, atau
luka yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor. Pada orang
tua, wanita lebih sering mengalami fraktur dari pada laki-laki berkaitan
dengan perubahan hormone pada saat menopause sehingga meningkatkan
insiden osteoporosis. Nyeri tersebut adalah keadaan subjektif dimana
seseorang memperlihatkan ketidak nyamanan secara verbal maupun non
verbal. Padahal rasa nyaman merupakan salah satu kebutuhan dasar
individu dan merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada
seseorang di rumah sakit (Mediarti & Rosnani, 2015).
Secara garis besar ada dua menejemen nyeri yaitu menejemen
farmakologi dan menejemen non farmakologi. Pada menejemen nyeri
farmakologi menggunakan terapi analgesic, sedangkan pada menejemen
non farmakologi salah satunya dengan melakukan teknik relaksasi nafas
dalam dan distraksi baca yang merupakan tindakkan eksernal yang
mempengaruhi respon internal individu terhadap nyeri yang sangat efektif
dalam menurunkan nyeri (Syaiful dan Rachmawan, 2014).
Penelitian pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
tingkat nyeri pada pasien fraktur di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta
menunjukan ada pengaruh yang signifikan teknik relaksasi nafas dalam
terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta
(Novarizki, 2009)
![Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/17.jpg)
3
RSUD Dr. Moewardi surakarta merupakan salah satu rumah sakit
terbesar di surakarta, dimana kasus Fraktur termasuk 10 kasus terbesar di
rumah sakit tersebut. Oleh karena banyaknya kasus tersebut, maka penulis
melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.Y dan
Tn.F yang mengalami Fraktur dengan nyeri akut di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
1.2 BATASAN MASALAH
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada
Tn.Y dan Tn.F yang mengalami fraktur dengan nyeri akut di ruang IGD
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
1.3 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang
mengalami fraktur dengan nyeri akut di ruang IGD RSUD Dr. Moewardi
Surakarta
1.4 TUJUAN
1.4.1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang
mengalami Fraktur dengan nyeri akut di IGD RSUD Dr.Moewardi
Surakarta.
![Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/18.jpg)
4
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang
mengalami Fraktur dengan nyeri akut di IGD RSUD
Dr.Moewardi Surakarta
2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang
mengalami Fraktur dengan nyeri akut di IGD RSUD
Dr.Moewardi Surakarta.
3. Menyusun perencanaan keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang
mengalami Fraktur dengan nyeri akut di IGD RSUD
Dr.Moewardi Surakarta.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang
mengalami Fraktur dengan nyeri akut di IGD RSUD
Dr.Moewardi Surakarta.
5. Melakukan evaluasi pada Tn.Y dan Tn.F yang mengalami
Fraktur dengan nyeri akut di IGD RSUD Dr.Moewardi
Surakarta.
1.5 MANFAAT
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil karya tulis ilmiah ini dapat sebagai sember informasi untuk
pengembangan ilmu keperawatan.
![Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/19.jpg)
5
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Perawat
Menambah ketrampilan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan khususnya pada pasien fraktur.
2. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan dan dapat digunakan sebagai pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif terutama
pada pasien fraktur.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Tambahan ilmu bagi istitusi terutama pada keperawatan
medikal bedah dan sebagai sumber informasi dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang
akan datang.
4. Bagi Klien
Memberikan informasi cara alternatif dalam menurunkan
skala nyeri dengan relaksasi nafas dalam pada fraktur.
![Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/20.jpg)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP PENYAKIT
2.1.1 DEFINISI FRAKTUR
Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang, tulang
rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian (Muttaqin, 2008).
Sedangkan menurut Ningsih (2009), fraktur adalah terputusnya
kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang
biasanya disebabkan oleh trauma, rudapaksa atau tenaga fisik yang
ditentukan jenis dan luasnya trauma.
Menurut Rasjad (2015), fraktur adalah hilangnya kontinuitas
tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat
total maupun yang persial. Fraktur adalah keadaan dimana tulang
mengalami retak atau patah (Triono puji & murinto,2015).
Fraktur merupakan suatu kondisi terputusnya kontinuitas
jaringan tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh rudapaksa,
dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Primarta
Mesuri Rosalina dkk, 2014).
2.1.2 ETIOLOGI
Menurut Muttaqin (2008) penyebab fraktur antara lain yaitu:
1. Trauma langsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada
tulang.Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya fraktur
![Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/21.jpg)
7
pada daerah tekan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat
kominutif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.
2. Trauma tidak langsung
Apabila trauma dihantarkan kedaerah yang lebih jauh
dari daerah fraktur, trauma tersebut disebut trauma tidak
langsung. Misalnya, jatuh dengan tangan ekstensi dapat
menyebabkan fraktur pada klavikula.Pada keadaan ini biasanya
jaringan lunak tetap utuh.
2.1.3 KLASIFIKASI
Kalsifikasi fraktur menurut Rasjad (2015) yaitu:
1. Klasifikasi etiologis
a. Fraktur traumatic
Terjadi karena trauma yang tiba-tiba.
b. Fraktur patologis
Terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibat
kelainan patologis di dalam tulang.
c. Fraktur stress
Terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada
suatu tempat tertentu.
2. Klasifikasi klinis
a. Fraktur tertutup (Simple fracture)
Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak
mempunyai hubungan dengan dunia luar.
![Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/22.jpg)
8
b. Fraktur terbuka (Compound fracture)
Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan
dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan
lunak, dapat berbentuk from within (dari dalam) atau from
without (dari luar).
c. Fraktur dengan komplikasi (Complicated fracture)
Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai
dengan komplikasi misalnya mal-union, delayed-union,
non-union, infeksi tulang.
3. Klasifikasi radiologis
a. Lokalisasi
1) Diafisial
2) Metafisial
3) Intra-artikuler
4) Fraktur dengan dislokasi
b. Konfigurasi
1) Fraktur transversal
2) Fraktur oblik
3) Fraktur spiral
4) Fraktur Z
5) Fraktur komunitif, fraktur lebih dari dua fragmen
6) Fraktur baji biasanya pada vertebra karena trauma
kompresi
![Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/23.jpg)
9
7) Fraktur avulsi, fragmen kecil tertarik oleh otot atau
tendo misalnya fraktur epikondilus humeri, fraktur
trokanter mayor, fraktur patella
8) Fraktur depresi, karena trauma langsung misalnya pada
tulang tengkorak
9) Fraktur impaksi
10) Fraktur pecah (burst) dimana terjadi fragmen kecil yang
berpisah misalnya fraktur vertebra, patella, talus,
kalkaneus
11) Fraktur segmental
12) Fraktur epifisis
c. Menurut ekstensi
1) Fraktur total
2) Fraktur tidak total (fraktur crack)
3) Fraktur buckle atau torus
4) Fraktur garis rambut
5) Fraktur green stick
d. Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya
1) Tidak bergeser (undisplaced)
2) Bergeser (displaced)
Bergeser dapat terjadi dalam 6 cara:
1) Bersampingan
2) Angulasi
3) Rotasi
![Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/24.jpg)
10
4) Distraksi
5) Over-riding
6) Impaksi
2.1.4 MANIFESTASI KLINIK
Menurut Ningsih (2009) manifestasi klinik fraktur antara lain:
1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai ragmen
tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur
merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk
meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian yang tidak dapat
digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerak
luar biasa) bukannya tetap rigid seperti normalnya. Pergesera
fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan
deformitas (terlihat maupun teraba) ekstremitas yang bisa
diketahui dengan membandingkan ekstremitas normal.
Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi
normal otot bergantung pada integritas tulang tempat
melengketnya otot.
3. Pada fraktur tulang panjang, terjadi pemendekan tulang yang
sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan
bawah tempat fraktur. Fragen sering saling melingkupi satu
sama lain sampai 2,5-5cm (1-2 inchi).
4. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik
tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara
![Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/25.jpg)
11
fragmen satu dengan lainnya. Uji krepitus dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat.
5. Pembengkakan dan perubahan warna local pada kulit terjadi
sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.
Tanda ini bisa baru terjadi setelah beberapa jam atau hari
setelah cedera.
2.1.5 PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY
Fraktur gangguan pada tulang biasanya disebabkan oleh
trauma gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan
fisik, gangguan metabolic, patologik. Kemampuan otot mendukung
tulang turun, baik yang terbuka maupun tertutup. Kerusakan
pembuluh darah akan mengakibatkan perdarahan, maka volume
darah menurun. COP menurun maka terjadi perubahan perfusi
jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi
menjadi edem local maka penumpukan di dalam tubuh. Fraktur
terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat
menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat
mengenai tulang dan dapat terjadi neurovaskuler yang
menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu.
Disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang
kemungkinan dapat terjadi infeksi terkontaminasi dengan udara luar
dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan
integritas kulit. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan
oleh trauma gangguan metabolic, patologik yang terjadi itu terbuka
![Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/26.jpg)
12
atau tertutup. Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun
tertutup akan dilakukan imobilitas yang bertujuan untuk
mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada
tempatnya sampai sembuh (wijaya dan Putri, 2013)
PATHWAY
Trauma langsung Trauma tidak langsung Kondisi patologis
![Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/27.jpg)
13
Gambar 2.1 Pathway Fraktur
(Wijaya dan Putri, 2013)
2.1.6 PENATALAKSANAAN
FRAKTUR
Diskontinuitas tulang Pergeseran fragmen
tulang
Kerusakan fragmen
tulang
nyeri
Tekanan sumsum
tukang > tinggi dari
kapiler
Pergeseran
fraktur tulang
Perubahan jaringan
sekitar
Reaksi stress
klien
Melepaskan
katekolamin
Memobilisasi
asam lemak
Bergabung
dengan
trombosis
emboli
Menyumbat
pembuluh darah
Laserasikulit
Kerusakan
integritas
kulit
Spasme otot
Peningkatan
kapiler
Pelepasan
histamin
Protein
plasma
hilang
edema
Penekn
pembuluh
darah
deformitas
Gangguan
fungsi
Gangguan
mobilitas
fisik
Putus
vena/arteri
pendarahan
Kehilanganvolu
me cairan
Shock
hipovolemik
Gangguan
perfusi
jaringan
Penurunan
perfusi jaringan
![Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/28.jpg)
14
Menurut Manjoer (2003) Penatalaksannan keperawatan sebagai
berikut:
1. Terlebih dahulu perhatikan adanya perdarahan, syok dan
penurunan kesadaran, baru pemeriksaan patah tulang.
2. Atur posisi tujuannya untuk menimbulkan rasa nyaman,
mencegah komplikasi.
3. Pemantauan neurocirculatory yang dilakukan setiap jam
secara dini, dan pemantauan neurociculatory pada daerah yang
cedera adalah:
a) Meraba lokasi apakah masih hangat
b) Observasi warna
c) Menekan pada akar kuku dan perhatikan pengisian
kembali pada kapiler
d) Tanyakan pada pasien mengenai rasa nyeri atau hilang
sensasi pada lokasi cedera
e) Meraba lokasi cedera apakah pasien biasa membedakan
rasa sensasi nyeri
f) Observasi apakah daerah fraktur biasa digerakkan
4. Pertahankan kekuatan dan pergerakan
5. Meningkatkan gizi, makan – makanan yang tinggi serat
anjurkan intake protein 150 – 300 gr / hari
6. Mempertahankan imobilisasi fraktur yang telah direduksi
dengan tujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah
![Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/29.jpg)
15
dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh. ( Andra &
Yessie, 2013)
2.1.7 KOMPLIKASI
Komplikasi fraktur menurut Mutaqqin (2008) yaitu:
1. Komplikasi awal
a. Kerusakan arteri
Pecahnya arteri karena trauma dapat ditandai
dengan tidak adanya nadi, CRT (capillary refill time)
menurun, sianosis pada bagian distal, hematom melebar
dan dingin pada ekstremitas yang disebabkan oleh
tindakan darurat splinting, perubahan posisi pada bagian
yang sakit, tindakan reduksi dan pembedahan.
b. Sindrome kompartemen
Kompikasi serius yang terjadi karena terjebaknya
otot, tulang, saraf, pembuluh darah dalam jaringan parut.
Ini di sebabkan oleh edem atau perdarahan yang menekan
otot, sraf, pembuluh darah atau tekanan luar seperti gips
Fat embolism syndrome (FES)
Fat embolism syndrome merupakan suatu sindrom
yang mengakibatkan komplikasi serius pada fraktur
tulang panjang, terjadi karena sel-sel lemak yang
dihasilkan bone marrow kuning masuk ke aliran darah dan
menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun.
![Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/30.jpg)
16
Ditandai dengan adanya gangguan pernafasan, takikardi,
hipertensi, takipnea dan demam.
c. Infeksi
Biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka tetapi
dapat terjadi juga pada penggunaan bahan lain dalam
pembedahan, seperti pin dan plat yang tepasang didalam
tulang. Sehingga pada kasus fraktur resiko infeksi yang
terjadi lebih besar baik karena penggunaan alat bantu
maupun prosedur invasif.
d. Nekrosis avaskuler
Aliran darah ketulang rusak atau terganggu
sehingga menyebabkan nekrosis tulang. Biasanya diawali
dengan adanya iskemia volkman.
e. Syok
Syok terjadi karena kehilangan banyak darah dan
meningkatnya permeabilitas kepiler sehingga
menyebabkan oksigenasi menurun.
2. Komplikasi lama
a. Delayed union
Kegagalan fraktur terkonsolidasi sesuai dengan
waktu yang dibutuhkan ruang untuk menyambung. Ini
terjadi karena suplai darah ketulang menurun.
![Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/31.jpg)
17
b. Non-union
Kompilasi ini terjadi karena adanya fraktur yang
tidak sembuh antara 6 sampai 8 bulan dan tidak
didapatkan konsolidasi sehingga terdapat infeksi tetapi
dapat juga terjadi bersama-sama infeksi yang disebut
infected pseudoarthosis. Fraktur dapat menyebabkan
infeksi
c. Mal- union
Keadaan ketika fraktur menyembuh pada saatnya
tapi terdapat deformitas (perubahan bentuk tulang) yang
berbentuk angulasi.
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah pertama yang paling penting
dalam proses keperawatan. Jika langkah ini tidak di tangani dengan
baik, perawat akan kehilangan kontrol atas langkah-langkah
selanjutnya dari proses keperawatan. Tanpa pengkajian
keperawatan yang tepat, tidak ada diagnosa keperawatan, dan tanpa
diagnosa keperawatan, tidak ada tindakan keperawatan mandiri
(Herman, 2015)
Pengkajian meliputi:
![Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/32.jpg)
18
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, nomer register,
tanggal masuk Rumah Sakit, diagnose medis.
2. Pengkajian Primer
Menurut Paul Krisanty (2016) Setelah pasien sampai di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang pertama kali harus
dilakukan adalah mengamankandanmengaplikasikan
prinsipAirway, Breathing, Circulation, DisabilityLimitation,
Exposure (ABCDE).
a. Airway : Penilaian kelancaran airway pada klien yang
mengalami fraktur meliputi, pemeriksaan adanya
obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing,
fraktur wajah, fraktur mandibula atau maksila, fraktur
laring atau trachea. Usaha untuk membebaskan jalan nafas
harus melindungi vertebral servikal karena kemungkinan
patahnya tulang servikal harus selalu diperhitungkan.
Dalam hal ini dapat dilakukan chin lift, tetapi tidak boleh
melibatkan hiperektensi leher.
b. Breathing : Setelah melakukan airway kita harus
menjamin ventilasi yang baik. Ventilasi yang baik
meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada dan
diafragma. Dada klien harus dibuka uantuk melihat
pernapasan yang baik.
![Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/33.jpg)
19
c. Circulation : Kontrol perdarahan vena dengan menekan
langsung sisi area perdarahan bersamaan dengan tekanan
jari pada arteri paling dekat dengan perdarahan. Curiga
hemoragi internal (pleural, parasardial, atau abdomen)
pada kejadian syok lanjut dan adanya cidera pada dada
dan abdomen. Atasi syok, dimana klien dengan fraktur
biasanya mengalami kehilangan darah. Kaji tanda- tanda
syok yaitu penurunan tekanan darah, kulit dingin, lembab
dan nadi halus.
d. Disability :kaji kedaan neurologis secara cepat yang
dinilai adalah tingkat kesadaran (GCS), ukuran dan reaksi
pupil. Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan
oksigen dan penurunan perfusi ke otak, atau disebabkan
perlukaan pada otak. Perubahan kesadaran menuntut
dilakukannya pemeriksaan terhadap keadaan ventilasi,
perfusi dan oksigenasi.
e. Exsposure : jika exsposure dilakukan di Rumah Sakit,
tetapi jika perlu dapat membuka pakaian, misalnya
membuka baju untuk melakukan pemeriksaan fisik
thoraks. Di Rumah Sakit klien harus di buka seluruh
pakaiannya, untuk evaluasi klien. Setelah pakain dibuka,
penting agar klien tidak kedinginan klien harus diberikan
slimut hangan, ruangan cukup hangat dan diberikan cairan
intravena.
![Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/34.jpg)
20
3. Pengkajian Sekunder
Bagian dari pengkajian sekunder pada pasien cidera
muskuloskeletal adalah anamnesis danpemeriksaan fisik.
tujuan dari survey sekunder adalah mencari cidera - cidera lain
yang mungkin terjadi pada pasien sehingga tidak satupun
terlewatkan dan tidak terobati. Apabila pasien sadar dan dapat
berbicara maka kita harus mengambil riwayat AMPLE
daripasien, yaitu Allergies, Medication, Past Medical History,
Last Ate dan Event (kejadian atau mekanisme kecelakaan).
Mekanisme kecelakaan penting untuk ditanyakan untuk
mengetahui dan memperkirakan cedera apa yang dimiliki oleh
pasien, terutama jika kita masih curiga ada cidera yang belum
diketahui saat primary survey, Selain riwayat AMPLE, penting
juga untuk mencari informasi mengenai penanganan sebelum
pasien sampai di rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik pasien,
beberapa hal yang penting untuk dievaluasi adalah (1) kulit
yang melindungi pasien dari kehilangan cairan dan infeksi, (2)
fungsi neuromuskular (3)status sirkulasi, (4) integritas
ligamentum dan tulang. Cara pemeriksaannya dapat dilakukan
dengan Look, Feel, Move. Pada Look, kita menilai warna dan
perfusi, luka,deformitas, pembengkakan, dan memar.
Penilaian inspeksi dalam tubuh perlu dilakukan untuk
menemukan pendarahan eksternal aktif, begitu pula dengan
bagian punggung. Bagian distal tubuh yang pucat dan tanpa
![Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/35.jpg)
21
pulsasi menandakan adanya gangguan vaskularisasi.
Ekstremitas yang bengkak pada daerah yang berotot
menunjukkan adanya crush injury dengan ancaman sindroma
kompartemen.
Pada pemerikasaan Feel, kita menggunakan palpasi
untuk memeriksa daerah nyeri tekan, fungsi neurologi, dan
krepitasi.Pada periksaan Move kita memeriksa Range of
Motion dan gerakan abnormal. Pemeriksaan sirkulasi
dilakukan dengan cara meraba pulsasi bagian distal dari
fraktur danjuga memeriksa capillary refill pada ujung jari
kemudian membandingkan sisi yang sakit dengan sisi yang
sehat. Jika hipotensi mempersulit pemeriksaan pulsasi, dapat
digunakan alat Doppler yang dapat mendeteksi aliran darah di
ekstremitas. Pada pasien dengan hemodinamik yang normal,
perbedaan besarnya denyut nadi, dingin, pucat, parestesi
danadanya gangguan motorik menunjukkan trauma arteri.
Selain itu hematoma yang membesar atau pendarahan yang
memancar dari luka terbuka menunjukkan adanya
traumaarteria.
Pemeriksaan neurologi juga penting untuk dilakukan
mengingat cedera muskuloskeletal juga dapat menyebabkan
cedera serabut syaraf dan iskemia sel syaraf. Pemeriksaan
fungsi syaraf memerlukan kerja sama pasien. Setiap syaraf
![Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/36.jpg)
22
perifer yang besar fungsi motoris dan sensorisnya perlu
diperiksa secara sistematik.
4. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada pasien fraktur
adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik
tergantung dan lama serangan. Untuk memperoleh pengkajian
yang lengkap tentang rasa nyeri di gunakan:
a. Provoking Incident : Apakah ada peristiwa yang menjadi
faktor presitasi nyeri.
b. Quality Of Pain : Seperti apa rasa nyeri yang dirasakan.
Apakah seperti terbakar, berdenyut atau menusuk.
c. Region : Apakah rasaa sakit bias reda, apakah rasa sakit
menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
d. Severity (scalr) Of Pain : Seberapa jauh rasa nyeri yang
dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau
menerangkkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi
kemampuan fungsinya.
e. Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah
bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.
5. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan
sebab dari fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat
rencana tindakan terhadap klien. Ini biasa kronologi terjadinya
![Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/37.jpg)
23
penyakit tersebut sehingga nantinya bias ditentukan kekuatan
yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena.
6. Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab
fraktur dan member petunjuk berapa lama tulang tersebut akan
menyambung. Penyakit – penyakit tersebut seperti kangker
tulang dan penyakit pagets yang menyebabkan fraktur
patologis yang sulit untuk menyambung.
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit
tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya
fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada
beberapa keturunan dan kangker tulang yang cenderung
diturunkan secara genetik (Ignatavicius, Donna D, 1995).
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : dikaji GCS klien
b. System Integumen : kaji ada tidaknya eritema, bengkak,
oedema, nyeri tekan.
c. Kepala : kaji bentuk kepala, apakah terdapat benjolan,
apakah ada nyeri kepala
d. Leher : kaji ada tidaknya penjolan kelenjar tiroid, dan
reflek menelan.
![Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/38.jpg)
24
e. Muka : kaji ekspresi wajah klien wajah, ada tidak
perubahan fungsi maupun bentuk. Ada atau tidak lesi, ada
tidak oedema.
f. Mata : kaji konjungtiva anemis atau tidak (karena tidak
terjadi perdarahan).
g. Telinga : kaji ada tidaknya lesi, nyeri tekan, dan
penggunaan alat bantu pendengaran.
h. Hidung : kaji ada tidaknya deformitas, dan pernapasan
cuping hidung.
i. Mulut dan Faring : kaji ada atau tidak pembesaran tonsil,
perdarahan gusi, kaji mukosa bibir pucat atau tidak.
j. Paru :
1) Inspeksi : kaji ada tidaknya pernapasan meningkat.
2) Palpasi : kaji pergerakan sama atau simetris,
fermitus raba sama.
3) Perkusi : kaji ada tidaknya redup atau suara
tambahan.
4) Auskultasi : kaji ada tidaknya suara nafas tambahan.
(1) Jantung
(a) Inspeksi : kaji ada tidaknya iktus jantung.
(b) Palpasi : kaji ada tidaknya nadi meningkat,
iktus teraba atau tidak.
(c) Perkusi : kaji suara perkusi pada jantung
(d) Auskultasi : kaji adanya suara tambahan
![Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/39.jpg)
25
(2) Abdomen
(a) Inspeksi : kaji kesimetrisan, ada atau tidak
hernia
(b) Auskultasi : kaji suara Peristaltik usus klien
(c) Perkusi : kaji adanya suara
(d) Palpasi : ada atau tidak nyeri tekan
(3) Ekstremitas
(a) Atas : kaji kekuatan otot, rom kanandan kiri,
capillary refile, perubahan bentuk tulang
(b) Bawah : kaji kekuatan otot, rom kanan dan
kiri, capillary refile, dan perubahan bentuk
tulang
2.2.2 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik pada klien fraktur dapat berupa:
1. Pemeriksaan Rontgen: menentukan lokasi/luasnya
fraktur/trauma, dan jenis fraktur.
2. Scan tulang, tomogram, CT Scan/MRI: memperlihatkan
tingkat keparahan fraktur, juga dapat untuk mengidentifikasi
kerusakan jaringan lunak.
3. Arteriogram: dilakukan bila dicurigai adanya kerusakan
vascular.
4. Hitung darah lengkap: Ht mungkin meningkat
(hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada
![Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/40.jpg)
26
sisi fraktur atau organ jauh pada multiple trauma). Peningkatan
jumlah SDP adalah proses stress normal setelah trauma.
5. Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk
klirens ginjal.
6. Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan
darah, tranfusi multiple atau cedera hati (Ningsih,2009)
2.2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut NANDA (2015) diagnose keperawatan yang di tegakkan
pada klien dengan fraktur meliputi :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (00132).
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuskuler, nyeri, penurunan kekuatan otot (00085)
c. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
tekanan pada tonjolan tulang (00047).
d. Resiko infeksi berhubungan dengan gangguan intregritas
kulit (kerusakan kulit, trauma jaringan lunak, prosedur
invasif/ traksi tulang) (00004)
2.2.4 IMPLEMENTASI
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (00132).
Tujuan : diharapkan nyeri berkurang
Kriteria hasil :
Menyatakan nyeri berkurang, menunjukkan tindakan santai,
mampu berprtisipasi dalam beraktivitas.
Intervensi :
![Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/41.jpg)
27
1) Kaji nyeri klien
2) Lakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan
(masase, perubahan posisi)
3) Lakukan kompres air dingin selama fase akut 24-48 jam
pertama) sesuai keperluan.
4) Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuskuler, nyeri, penurunan kekuatan otot (00085)
Tujuan : Dapat menunjukkan kemampuan untuk melakukan
aktifitas
Kriteria hasil :
Meningkatkan dan mempertahankan mobilitas pada tingkat
paling tinggi, mempertahankan posisi fungsional,
meningkatkan kekuatan atau fungsi yang sakit dan
mengkompensasi bagian tubuh.
Intervensi :
1) Kaji imobilisasi klien
2) Bantu latihan rentan gerak pasif pada ekstremitas yang
sakit maupun yang sehat sesuai keadaan klien
3) Bantu dan dorong perawatan diri (kebersihan/ eliminasi)
sesuai keadaan pasien
4) Lakukan perawatan tirah baring klien
c. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
tekanan pada tonjolan tulang (00047).
![Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/42.jpg)
28
Tujuan :
Diharapkan ketidaknyamanan hilang, tidak ada kerusakan
integritas kulit
Kriteria hasil :
Menunjukkan perilaku atau teknik untuk mncegah kerusakan
kulit atau memudahkan penyembuhuhan sesuai indikasi,
mencapai penyembuhan luka sesuai waktu atau
penyembuuhan lesi.
Intervensi :
1) Kaji kulit untuk luka terbuka
2) Lakukan perawatan tirah baring
3) Masase kulit terutama dengan penonjolan tulang dan
area distal bebat / gips.
4) Bersihkan kulit menggunakan sabun dan air
d. Resiko infeksi berhubungan dengan gangguan intregritas
kulit (kerusakan kulit, trauma jaringan lunak, prosedur
invasif/ traksi tulang) (00004)
Tujuan : Diharapkan penyembuhan luka sesuai waktu
Kriteria hasil :
Klien mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebas
drainase purulen atau eritema dan demam.
Intervensi :
1) Kaji adanya infeksi atau iritasi pada luka
2) Lakukan perawatan luka dengan teknik steril
![Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/43.jpg)
29
3) Monitor tanda – tanda vital
4) Kolaborasi pemberian antibiotika dan toksoid tetanus
sesuai indikasi.
2.2.5 EVALUASI
Menurut Wahid (2013) menyatakan evaluasi pada klien fraktur
meliputi:
1. Nyeri berkuarang atau hilang
2. Tidak terjadi disfungsi neurovaskuler perifer
3. Pertukaran gas adekuat
4. Tidak adanya gangguan dalam mobilisasi fisik
5. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
6. Infeksi tidak terjadi
7. Meningkatnya pemahaman klien terhadap penyakit yang
dialami
2.3 Nyeri
Nyeri merupakan perasaan yang tidak nyaman dan bersifat
subjektif dimana hanya penderita yang dapat merasakannya.Untuk
itu perlu mencari pendekatan yang paling efektif dalam upaya
mengontron nyeri (Djaman dkk, 2015).
Nyeri merupakan perasaan emosional tidak menyenangkan
akibat terjadinya kerusakan actual ataupun potensial atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan jaringan (Margono,
2014).
![Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/44.jpg)
30
Nyeri yang dirasakan seseorang bukan hanya mempengaruhi
kondisi fisiknya, tetapi juga mempengaruhi kondisi psikologisnya.
Nyeri mempengaruhi komponen emosional pasien serta seringkali
disertai dengan kecemasan. Nyeri seringkali dijelaskan dalam
istilah proses destrukif jaringan (seperti tertusuktusuk, panas
terbakar, melilit, seperti dirobek-robek, seperti diremas-remas) dan
atau suatu reaksi badan atau emosi (misalnya perasaan takut, mual,
mabuk). Terlebih lagi, perasaan nyeri dengan intensitas sedang
sampai kuat disertai oleh rasa kecemasan (ansietas) dan keinginan
kuat untuk melepas diri dari atau menindakan perasaan itu
(Syahputra, 2012).
Penanganan nyeri dengan melakukan teknik relaksasi
merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mengurangi nyeri. Penanganan nyeri dengan tindakan relaksasi
mencangkup teknik relaksasi nafas dalam dan guided imagery.
Beberapa penelitiaan telah menunjukan bahwa relaksasi nafas
dalam sangat efektif dalam menurukan nyeri (Patasik dkk, 2013).
1. Klasifikasi
Menurut Asmadi (2008) Klasifikasi nyeri adalah :
a. Klasifikasi nyeri berdasarkan tempatnya :
1) Pheriperal pain adalah nyeri yang terasa pada
permukaan kulit ,mukosa.
2) Deep pain adalah nyeri yang terasa pada permukaan
tubuh yang dalam atau pada organ tubuh visceral.
![Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/45.jpg)
31
3) Refered pain adalah nyeri dalam yang disebabkan
karena penyakit organ / struktur dalam tubuh yang
ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang
berbeda,bukan daerah asal nyeri.
4) Control pain adalah nyeri yang terjadi karena
perangsangan pada sistem saraf pusat,spinal
cord,batang otak,talamus dan lain – lain.
b. Nyeri berdasarkan statusnya
1) Incidental pain adalah nyeri yang tibul sewaktu –
waktu lalu menghilang.
2) Steady pain adalah nyeri yang timbul menetap serta
dirasakan dalam waktu yang lama.
3) Paroxymal pain adalah nyeri yang dirasakan
berintensitas tinggi dan kuat sekali.nyeri tersebut
biasanya menetap kurang lebih 10-15 menit,lalu
menghilang,kemudian timbul lagi.
c. Nyeri berdasarkan berat ringannya
1) Nyeri ringan yaitu nyeri dengan intensitas rendah
2) Nyeri sedang yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi.
3) Nyeri berat yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi.
d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan
1) Nyeri akut adalah nyeri yang dirasakan dalam waktu
yang singkatdan berakhir kurang dari enam
![Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/46.jpg)
32
bulan,sumber dan daerah nyeri diketahui dengan
jelas.
2) Nyeri kronis adalah nyeri yang dirasakan lebih dari
enam bulan.nyeri kronis ini polanya beragamdan
berlangsung berbulan-bulan , bahkan bertahun-tahun.
2. Fisiologis nyeri
Terdapat empat proses fisiologis dari nyeri nosiseptif
(nosisepatif : saraf-saraf yang menghantarkan stimulus ke
otak. Transduksi, transmisi, persepsi, dan modulasi. Klien
yang sedang mengalami nyeri tidak dapat membedakan
keempat proses tersebut. Bagaimanapun, pemahaman
terhadap masing-masing proses akan membantu kita dalam
mengenali faktor-faktor yang menyebabkan nyeri, gejala yang
menyertai nyeri, dan rasional dari setiap tindakan yang di
berikan (Potter & Perry, 2010).
Stimulus suhu, kimia, atau mekanik, biasanya dapat
menyebabkan nyeri. Energi dari stimulus-stimulus ini dapat
diubah menjadi listrik.Perubahan energy ini dinamakan
transduksi. Transduksi dimulai di perifer, ketika stimulus
terjadinya nyeri mengirimkan implus yang melewati serabut
saraf nyeri perifer yang terdapat di pancaindra (nosiseptor :
safar pancaindra yang menghantarkan stimulus ke otak), mak
akan menimbulkan potensial aksi. Setellah proses tranduksi
selesai tranmisi implus nyeri di mulai (Potter & Perry, 2010).
![Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/47.jpg)
33
Menurut Renn & Dorsey (dikutip dari Potter & Perry,
2010) Kerusakan sel dapat disebabkan oleh stimulus suhu,
mekanik, atau kimiawi yang mengakibatkan pelepasan
neurotransmitter eksitatori : seperti prostaglandin, bradikinin,
kalium, histamin, dan subtansi P (Kotak 43-1). Subtansi yang
peka terhadap nyeri yang terdapat disekitar serabut nyeri di
cairan ekstraseluler, menyebarkan adanya nyeri dan inflamasi
(peradangan). Serabut nyeri memasuki medula spinalis
melalui tulang belakang dan melewati beberapa rute hingga
berakhir di gray matter (lapisan abu-abu) medula spinalis.
Subtansi P dilepaskan di tulang belakang yang menyebabkan
terjadinya tranmisi spinalis dari saraf perifer aferen
(pancaindra) ke sistem saraf spinotalamik, yang melewati sisi
yang berlawanan (Potter & Perry, 2010).
Implus-implus saraf yang dihasilkan dari stimulus nyeri
yang berjalan di sepanjang serabut saraf perifer aferen. Ada
dua macam serabut saraf perifer yang mengontrol stimulus
nyeri: yang tercepat, serabut A-delta yang diselubungi oleh
myelin dan sangat kecil; lambat, serabut C yang tidak
diselubungi oleh myelin. Serabut a mengirimkan sensasi yang
tajam, terlokalisasi, dan jelas/nyata dan terlokalisasi secara
jelas, terbakar/sangat panas, dan menetap (Potter & Perry,
2010).
3. Penyebab
![Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/48.jpg)
34
Penyebab nyeri dibagi kedalam dua golongan yaitu
penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan
dengan psikis. Secarafisik misalnya, penyebab nyeri adalah
taruma (baik trauma mekanik, termis, kimiawi, maupun
elektrik). Neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah
dan lain-lain. Secara psikis penyebab nyeri dapat terjadi oleh
karna adanya trauma psikis.
4. Penatalaksanaan nyeri
Metode dan teknik yang dapat dilakukan dalam upaya
untuk mengatasi nyeri antara lain sebagai berikut :
a. Terapi Farmakologi
Pemberiaan obat analgesik non-opioid, analgesic ini
seperti: Salisilat (Asirin dan asam salifat),
Asetaminophen (Tylenol), NSAIDs (non- steroid anti
inflammatory drugs); ibuprofen, naproksen, piroxicam,
ketorolac, tolmetil, naproksen (Potter & Perry, 2010).
b. Terapi Non Farmakologi
Pemberian terapi non farmakologi meliputi teknik
relaksasi nafas dalam, distraksi (visual, pendengaran dan
pernafasan), imajery, kompres air hangat, kompres air
dingin (Prasetyo, 2010)
5. Pengukuran intensitas nyeri
a. Faces pain scale
![Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/49.jpg)
35
Skala wajah untuk menilai nyeri dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan akan cara penilaian yang dapat
digunakan untuk anak-anak. Perkembangan kemampuan
verbal dan pemahaman konsep merupakan hambatan
utama ketika menggunakan cara-cara penilaian nyeri
yang telah dikemukakan di atas untuk anak-anak usia
kurang dari tujuh tahun. Skala wajah dapat digunakan
untuk anak-anak, karena anak-anak dapat diminta untuk
memilih gambar wajah sesuai rasa nyeri yang dialaminya.
Pilihan ini kemudian diberi skor angka. Skala wajah
Whaley dan Wong menggunakan enam kartun wajah,
yang menggambarkan wajah tersenyum, wajah sedih,
sampai menangis dan tiap wajah ditandai.
Skala Whaley dan Wong
(Sumber: Baultch, 2010)
b. Verbal analog scale (VAS)
VAS adalah cara yang paling banyak digunakan
untuk menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan
secara visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami
![Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/50.jpg)
36
seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai garis
sepanjang 10cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap
centimeter. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa
angka atau pernyataan deskriptif. Ujung yang satu
mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang lain
mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi.Skala
dapat dibuat vertikal atau horizontal. Manfaat utama VAS
adalah penggunaannya yang sangat mudah dan sederhana.
Farmasis dapat segera menggunakannya sebagai penilaian
cepat pada hampir semua situasi praktek farmasi namun
pada periode pascabedah, VAS tidak banyak bermanfaat
karena pada VAS diperlukan koordinasi visual dan
motorik serta kemampuan konsentrasi. VAS juga dapat
diadaptasi menjadi skala hilangnya reda rasa nyeri.
Visual Analoge Scale
(Sumber:Potter&Perry,2006)
![Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/51.jpg)
37
c. Verbal descriptif scale (VDS).Cara pengukuran derajat
nyeri dengan tujuh skala penilaian yaitu nilai :
1 = tidak nyeri
2 = nyeri sangat ringan
3 = nyeri ringan
4 = nyeri tidak begitu berat
5 = nyeri cukup berat
6 = nyeri berat
7 = nyeri tak tertahankan
d. Skala lima tingkat merupakan parameter pengukuran
derajat nyeri dengan memakai 5 skala, yaitu derajat :
0 = tidak nyeri, tidak ada rasa nyeri waktu istirahat dan
aktivitas.
1 = minimal, istirahat tidak ada nyeri, perasaan nyeri
timbul sewaktu bekerja lama,berat, dan pada penekanan
kuat terasa sakit.
2 = ringan, rasa sakit terus menerus dan kadang tibul
sewaktu. Tetapi masih bisa diabaikan /tidak mengganggu,
LGS normal, pada penekanan kuat terasa sakit, fleksi dan
ekstensi sakit.
3 = sedang, keluhan seperti pada derajat2, ditambah
keluhan tersebut mengganggu aktivitas.
4 = hard, nyeri menyulitkan hampir tak tertahankan dan
gerakan fleksi/ekstensi hampir tidak ada /tidak mampu.
![Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/52.jpg)
38
2.4 Relaksasi Nafas Dalam
Relaksasi nafas dalam merupakan kebebasan mental dan fisik dari
ketegangan dan stress, karena dapat merubah persepsi kognitif dan
motivasi efektif pasien. Teknik relaksasi membuat pasien dapat
mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau rasa nyeri,stress fisik
dan emosi pada nyeri. Teknik relaksasi nafas dalam digunakan untuk
menurunkan kecemasan dan ketegangan otot sehingga didapatkan
penurunan denyut jantung, penurunan respirasi, serta penurunan
ketegangan otot, sehingga nyeri akan berkurang, teori lain menyebutkan
dengan merelaksasikan otot-otot yang mengalami spasme yang
disebabkan peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi
pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah kedaerah yang
mengalami spasme dan iskemik (Syaiful dan Rachmawan, 2014).
Adapun prosedur teknik relaksasi sebagai berikut: ciptakan
lingkungan yang tenang jaga privasi pasien, usahakan pasien dalam
keadaan rileks, minta pasien memejamkan mata dan usahakan agar
konsentrasi, menarik nafas dari dalam hidung secara berlahan-lahan sambil
menghitung dalam hati. “hirup, dua, tiga, hembuskan udara melaluli mulut
sambil hitung dalam hati, hembuskan, dua, tiga, menarik nafas lagi dari
dalam hidung dan hembuskan dari mulut secara perlahan-lahan sama
seperti prosedur sebelumnya, ulangi lagi dengan selingi istirahat yang
singkat (Nurdin dkk, 2013).
![Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/53.jpg)
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 DESAIN PENELITIAN
Studi kasus ini adalah studi untuk mengeskplorasi masalah asuhan
keperawatan pada Tn.Y dan Tn.F yang mengalami fraktur dengan nyeri akut
di ruang IGD Dr.Moewardi Surakarta.
3.2 BATASAN ISTILAH
Studi kasus ini menjabarkan mengenai konsep fraktur di ruang IGD
Dr.Moewardi Surakarta.
1. Fraktur adalah terputusnya kontinutas tulang, retak atau patahnya tulang
yang utuh yang biasanya di sebabkan oleh trauma, rudapaksa atau tenaga
fisik yang di tentukan jenis dan luasnya trauma di ruang IGD
Dr.Moewardi Surakarta.
2. Nyeri adalah perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya kerusakan actual ataupun potensial atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan jaringan.
3. Relaksasi nafas dalam adalah kebebasan mental dan fisik dari ketegangan
dan stress, karena dapat merubah persepsi koknitif dan motivasi efektif
klien.
3.3 PARTISIPAN
Unit analisis atau partisipan dalam asuhan keperawatan inidua klien
dengan diagnose medis fraktur dan dengan masalah keperawatan nyeri akut.
![Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/54.jpg)
41
3.4 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Lokasi penelitian ini berada di ruang IGD Dr.Moewardi Surakarta
dengan waktu pengambilan kasus asuhan keperawatan untuk klien 1 pada
tanggal 22 Mei 2017, klien 2 pada tanggal 23 Mei 2017.
3.5 PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang di gunakan dengan tiga metode yaitu:
1. Wawancara
Metode ini di lakukan dengan mewawancarai sumber data seperti klien,
keluarga maupun perawat lainnya. Hasil anamnesis berisi tentang
identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, dan lain-lain.
2. Observasi dan pemeriksaan fisik
Di lakukan observasi menyeluruh terhadap sistem tubuh klien dan
pemeriksaan fisik dengan pendekatan inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.
3. Studi dokumentasi
Pengumpulan data dapat di ambil dari hasil pemeriksaan diganostik dan
data lain yang relevan.
3.6 UJI KEABSAHAN DATA
Uji keabsahan data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan
2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber
data utama yaitu klien, perawat expert dan referensi buku yang berkaitan
dengan masalah fraktur yang sedang di teliti atau di kelola.
![Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/55.jpg)
42
3.7 ANALISA DATA
Analisa data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu
pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data
dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban
yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan
untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara
observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk
selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan
untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut. Urutan dalam
analisis adalah:
1. Pengumpulan data
Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen).
Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam
bentuk catatan asuhan keperawatan.
2. Mereduksi data
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan
dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data
subjektif dan objektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan
diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.
![Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/56.jpg)
43
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun
teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan
identitas dari klien.
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan
dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan
perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan denga model
induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian,
diagnosis, perencanaan, tindakan dan evaluasi.
![Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/57.jpg)
44
BAB IV
HASIL
4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data
Gambar 4.1
RSUD Dr.Moewardi adalah rumah sakit umum daerah milik Jawa
Tengah,bertaraf nasional yang selalu memberikan pelayanan cepat,
tepat, nyaman dan mudah yang berada di Jl. Kolonel Sutarto No.132,
jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
![Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/58.jpg)
45
I. IDENTITAS KLIEN
IDENTITAS KLIEN
KLIEN 1
a. Nama
b. Umur
c. Agama
d. Pendidikan
e. Pekerjaan
f. Status Perkawinan
g. Alamat
h. Suku Bangsa
i. No Registrasi
j. Diagnosa Medis
Tn. Y
20 Tahun
Islam
SMA
Swasta
Belum menikah
Gunung sari, sidorejo
Indonesia/ Jawa
01379883
Close Fraktur Femur 1/3 tengah
sinestra
KLIEN 2
a. Nama
b. Umur
c. Agama
d. Pendidikan
e. Pekerjaan
f. Status Perkawinan
g. Alamat
h. Suku Bangsa
i. No Registrasi
j. Diagnosa Medis
Tn. F
22 Tahun
Islam
Mahasiswa
-
Belum menikah
Gulon jebres
Indonesia/ Jawa
01380087
Open Fraktur Radius Dekstra &
Sinestra
II. RIWAYAT PENYAKIT
RIWAYAT
PENYAKIT
KLIEN 1 KLIEN 2
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien mengatakan kaki kiri
pasien tidak dapat di
gerakkan.
Pasien mengatakan kaki kiri
pasien bagian paha tidak dapat
di gerakkan dan terasa nyeri
saat gerakkan di karenakan
pasien mengalami kecelakaan
saat berangkat mengantar susu
kedelai.
Pasien mengatakan tangan
kanan dan kiri terasa sakit
dan pergelangan tangan dua-
duanya sulit di gerakkan.
Pasien mengatan tangan
kanan dan kiri terasa sakit
dan pergelangan tangan
keduanya sulit di gerakkan di
karenakan pasien mengalami
jatuh dari lantai 3 saat
mematikan air terpeleset.
![Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/59.jpg)
46
c. Riwayat
Kesehatan
Dahulu
d. Riwayat
Kesehatan
Keluarga
e. Riwayat
Kesehatan
Lingkungan
Pasien mengatakan
sebelumnya belum pernah di
rawat di rumah sakit.
Pasien mengatakan keluarga
tidak memiliki penyakit
keturunan.
Pasien mengatakan
lingkungan rumah pasien
bersih, udara bersih, jauh dari
polusi udara.
Pasien mengatakan selama
hidup belum pernah masuk
rumah sakit
Pasien mengatakan keluarga
tidak mmemiliki penyakit
yang menular.
Pasien mengatakan
lingkungan rumahnya jauh
dari polusi udara dan bersih.
4.1.2 PENGKAJIAN FOKUS
PENGKAJIAN
FOKUS KLIEN 1 KLIEN 2
Aiway Jalan nafas paten, tidak ada lidah
jatuh kebelakang, tidak adanya
benda asing pada jalan nafas,
tidak ada edema pada mulut,
tidak ada nyeri telan.
Jalan nafas paten, tidak ada
lidah jatuh kebelakang, tidak
adanya benda asing pada jalan
nafas, tidak ada edema pada
mulut, tidak ada nyeri telan.
Breathing Pola nafas pasien efektif,
Respiratory rate 22x/menit, tidak
menggunakan otot bantu
pernafasan, tidak ada suara nafas
tambahan, tidak ada pernafasan
cuping hidung, saturasi oksigen
98%, terpasang oksigen.
Pola nafas pasien efektif,
Respiratory rate 22x/menit,
tidak menggunakan otot bantu
pernafasan, tidak ada suara
nafas tambahan, tidak ada
pernafasan cuping hidung,
saturasi oksigen 100%,
terpasang oksigen.
Circulation Frekuensi nadi 80x/menit, irama
teratur, tekanan darah 100/80
mmHg, capilary refill <2 detik,
akral hangat, suhu tubuh 36,2,
warna kulit sawo matang.
Frekuensi nadi 100x/menit,
irama teratur, tekanan darah
140/90 mmHg, capilary refill
<2 detik, akral hangat, suhu
tubuh 36,4, warna kulit sawo
matang.
Disability GCS 15 dengan E5 V5 M5 reaksi
pupil positif terhadap cahaya,
pupil berdiameter ka/ki
3mm/3mm (sama).
GCS 15 dengan E5 V5 M5,
reaksi pupil positif terhadap
cahaya, pupil berdiameter ka/ki
3mm/3mm (sama).
Exprosure Kondisi klien aman, klien berada
di IGD untuk dilakukan tindakan.
Kondisi klien aman, klien
berada di IGD untuk dilakukan
tindakan.
![Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/60.jpg)
47
PEMERIKSAAN FISIK (PENDEKATAN HEAD TO TOE)
OBSERVASI KLIEN 1 KLIEN 2
a. Keadaann
Umum:
Kesadaran
b. Tanda-tanda
Vital:
- Tekanan
Darah
- Respirasi
- Nadi
- Suhu
c. Head to toe:
- Kepala
- Muka
- Mata
- Hidung
- Telinga
- Mulut
- Leher
- Dada:
Jantung:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru-paru:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
- Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Composmentis
110/80 mmHg
22x/ menit
80x/ menit
36,2oC
Mesocephal
Pucat
Konjungtivatidak anemis,
sklera tidak ikterik
Simetris, Bersih, tidak ada
secret
Tidak ada gangguan
pendengaran
Bersih
Terpasang neckolar
Ictus cordis tidak tampak
Ic teraba di ICS ke 5 mid
klavikula sinestra
Pekak
Bunyi jantung I dan II lup
dup
Tidak ada jejas di dada
Pengembangan dada kuat
angkat ka/ki
Sonor pada seluruh lapang
paru
Suara nafas vesikuler
Tidak ada jejas
Bising usus terdengar
23x/menit
Kuadran I sonor kuadran II,
III, IV tympani
Tidak ada nyeri tekan
Composmentis
140/90 mmHg
22x/menit
100x/menit
36,4oC
Mesochepal
Pucat
Konjungtiva tidak anemin,
skleratidak ikterik,
Simetris, Bersih tidak ada
secret
Tidak ada gangguan
pendengaran
Bersih
Terpasang neckolar
Ictus cordis tidak tampak
Ic teraba di ICS ke 5 mid
klavikula sinestra
Pekak
Bunyi jantung I dan II lup
dup
Tidak ada jejas di dada
Pengembangan dada kuat
angkat ka/ki
Sonor pada seluruh lapang
paru
Suara nafas vesikuler
Tidak ada jejas
Bising usus terdengar
23x/menit
Kuadran I sonor kuadran II,
III, IV tympani
Tidak ada nyeri tekan
![Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/61.jpg)
48
- Genetalia
- Rektum
- Ekstremitas
atas
Kekuatan otot
Ka/Ki
- Ekstremitas
bawah
Kekuatan otot
Ka/Ki
Bersih, terpasang DC
Tidak terkaji
5/5
5/3
Bersih, terpasang DC
Tidak terkaji
4/4
5/5
![Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/62.jpg)
49
GENOGRAM
KLIEN 1
KLIEN 2
Keterangan :
:Laki-laki
:Perempuan
& :Sudah meninggal
:Pasien
:Tinggal serumah
![Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/63.jpg)
50
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN KLIEN 1
Tgl 22 Mei
2017
KLIEN 2
Tgl 23 Mei
2017
NORMAL
Hematologi
Rutin
- Hemoglobin
- Hematokrit
- Leukosit
- Trombosit
- Eritrosit
- Golongan Darah
Hemostasis
- PT
- APTT
- INR
Kimia Klinik
Elekrolit - Na darah
- Kal darah
- Clorida darah
- Glukosa darah
sewaktu
Serologi Hepatitis
HBSAg Rapid
13.6
42
10.5
239
5.01
O
14.5
30.3
1.210
137
3.1
10.2
Non Reactive
16.0
51
10.9
397
5.89
O
12.5
21.9
0.990
121
Non Reactive
13.5-17.5
33-45
4.5-11.0
150-450
4.50-5.90
10.0-15.0
20.0-40.0
136-145
3.3-5.1
98-106
60-40
Non Reactive
HASIL RONTGEN
Klien 1 Klien 2
Hasil:
- Tampak fraktur di OS Femur
1/3 tengah kiri
- Trabekulasi tulang normal
- Celah dan permukaan sendi
dalam batas normal
- Tak tampak klasifikasi
abnormal
- Tak tampak erosi/destruksi
tulang
- Tak tampak soft tissue
mass/sweilling
- Pergeseran sendi (-)
Kesimpulan:
Fraktur OS Femur 1/3 tengah kiri
Hasil:
- Tampak fraktur 1/3 distal
OS radius et ulna kanan
- Tampak fraktur 1/3 distal
OS radius kiri
- Trabekulasi tulang normal
- Celah dan permukaan sendi
dalam batas normal
- Tak tampak klasifikasi
normal
- Tampak soft tissue swelling
region wirst joint kanan dan
kiri
- Pergeseran sendi
Kesimpulan:
![Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/64.jpg)
51
- Fraktur 1/3 distal OS radius
et ulna kanan
- Fraktur 1/3 distal OS radius
kiri
- Soft tissue swelling region
wirst joint kanan dan kiri
THERAPY
Jenis terapi Dosis Golongan
Klien 1
Cairan IV
Nacl 0,9%
Obat parenteral
Inj. Ranitidin
Inj. Cefazolin
Fenitoin
Inj. Metamizol
20tpm
50mg
1gr
100mg
1gr
Cairan elektrolit
Antasida
Antibiotik
Anti epilepsy
Anti inflamasi
Klien 2
Cairan IV
Nacl 0,9%
Obat parenteral
Inj. Ranitidin
Inj. Cefazolin
Inj. Metamizol
20tpm
50mg
1gr
1gr
Cairan elektrolit
Antasida
Antibiotik
Anti inflamasi
4.1.3 ANALISA DATA
Data Problem Etiologi
Klien 1
![Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/65.jpg)
52
DS:
Klien mengeluh nyeri pada
kaki kiri bagian paha
P: Nyeri bertambah saat di
gerakkan
Q: Nyeri seperti diremas-
remas
R: Nyeri pada bagian femur
1/3 tengah sinestra (di
sekitar pada kiri)
S: Skala nyeri 7
T: Hilang timbul
DO:
- Klien tampak lemas
- Klien tampak
meringis kesakitan
TD: 100/80 mmHg
N: 80x/menit
S: 36,2
Nyeri akut Agen cidera Fisik
DS:
Klien mengeluh kaki
kirinya sulit untuk
digerakkan
DO:
- Kekuatan otot
ektremitas atas
ka/ki: 5/5,
ekstremitas bawah
ka/ki: 5/3
- Klien tampak
membutuhkan
bantuan orang lain
saat beraktifitas
Hambatan
mobilitas fisik
Penurunan Kekuatan
Otot
DS:
Klien mengatakan bagian
paha klien sebelah kiri
tampak ada luka dan
merasa sakit.
DO:
- Leukosit 10.5
ribu/ul
- Suhu 36,2
- Tampak ada
kemerahan
- Klien tampak
menahan sakit
Resiko infeksi Adanya luka terbuka
Klien 2
DS: Nyeri akut Agen cidera Fisik
![Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/66.jpg)
53
Klien mengeluh nyeri pada
kedua pergelangan tangan
P: Nyeri bertambah saat di
gerakkan
Q: Nyeri seperti diremas-
remas
R: Nyeri pada bagian
Radius destra & sinistra
S: Skala nyeri 8
T: Hilang timbul
DO:
- Klien tampak lemas
- Klien tampak
meringis kesakitan
TD: 140/90 mmHg
N: 100x/menit
S: 36,4
DS:
Klien mengatakan merasa
gatal dan sesak didaerah
luka.
DO:
- Tampak soft tissue
swelling region
wirst joint kanan
dan kiri
- Klien tampak
menahan sakit
Kerusakan
integritas kulit
Penonjolan tulang
DS:
Klien mengatakan bagian
pergelangan tangan klien
terdapat luka terbuka dan
merasa sakit
DO:
- Leukosit 10.9
ribu/ul
- Suhu 36.4
- Tampak ada luka
terbuka
Resiko infeksi Adanya luka terbuka
4.1.4 PERENCANAAN
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Klien 1
Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 8 jam di
- Berikan penjelasan pada
klien tentang penyebab nyeri
- Kaji skala nyeri
![Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/67.jpg)
54
harapkan nyeri berkurang dan dapat
teratasi dengan Kriteria Hasil:
- Mengkaji skala nyeri
P,Q,R,S,T
- Skala nyeri turun menjadi 4
- Klien mampu mengontrol
nyeri
- Ajarkan klien tentang teknik
mengurangi rasa nyeri
- Observasi TTV
- Kolaborasikan dengan tim
medis dalam pemberian
analgesik
Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 8 jam di
harapkan pasien mampu memiliki
cukup energi untuk beraktivitas dan
dapat teratasi dengan Kriteria Hasil:
- Klien mampu melakukan
aktivitas mandiri sesuai
kemampuan
- Klien mampu untuk
memenuhi kebutuhan
dirinya sendiri
- Berikan istirahat yang cukup
- Berikan latihan aktivitas
secara bertahap
- Bantu klien
dalammemenuhi kebutuhan
sesuai yang di inginkan
Setelah di lakukan tindakan
keperawatam selama 8 jam di
harapkan pasien tidak terjadi infeksi
dan dapat teratasi dengan Kriteria
Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda
infeksi
- Luka bersih, tidak lembab
dan tidak kotor
- Observasi TTV
- Lakukan perawatan luka
Klien 2
Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 8 jam di
harapkan nyeri berkurang dan dapat
teratasi dengan Kriteria Hasil:
- Mengkaji skala nyeri
P,Q,R,S,T
- Skala nyeri turun mnjadi 4
- Klien mampu mengontrol
nyeri
- Berikan penjelasan pada
klien tentang penyebab nyeri
- Kaji skala nyeri
- Ajarkan klien tentang teknik
mengurangi rasa nyeri
- Observasi TTV
- Kolaborasikan dengan tim
medis dalam pemberian
analgesic
Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 8 jam di
harapkan dapat mencapai
penyembuhan luka pada waktu yang
sesuai dan dapat teratasi dengan
Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda
infeksi
- Luka bersih, tidak lembab,
dan tidak kotor
- TTV dalam batas normal
- Lakukan perawatan luka
- Pasang balut bidai
![Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/68.jpg)
55
Setelah di lakukan tindakan
keperawatam selama 8 jam di
harapkan pasien tidak terjadi infeksi
dan dapat teratasi dengan Kriteria
Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda
infeksi
- Luka bersih, tidak lembab
dan tidak kotor
- Observasi TTV
- Melakukan perawatan luka
4.1.5 PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI
Hari, tgl,
jam
No
Diagnosa
Implementasi Respon klien
Klien 1
Senin,
22 Mei
2017
07.30
07.45
1
1
Memberikan
penjelasan pada klien
tentang penyebab
nyeri
Mengkaji skala nyeri
S:
Klien bersedia untuk
mendengarkan
penjelasan perawat
O:
- Klien tampak
meringis
kesakitan
- Klien tampak
pucat
S:
P: Nyeri bertambah saat
di gerakkan
Q: Nyeri seperti
diremas-remas
R: Nyeri pada bagian
femur 1/3 tengah
sinesta
S: Skala nyeri 7
T: Hilang timbul
![Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/69.jpg)
56
08.00
08.15
08.30
08.45
09.15
09.30
1
1
2
2
3
3
Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
Mengobservasi
Tanda-tanda vital
Memberikan istirahat
yang cukup
Membantu dalam
beraktivitas
Mengobservasi
tanda-tanda vital
Memberikan
perawatan luka
O:
Klien tampak meringis
kesakitan
S:
Klien bersedia mengikuti
intruksi perawat
O:
Klien tampak mengikuti
apa yang di ajarkan oleh
perawat
S:
Klien bersedia mengikuti
intruksi
O:
TD:100/80 mmHg
N:80x/menit
S:36,2
RR:22x/menit
S:
Klien mengatakan kaki
kirinya terasa nyeri sulit
beristirahat
O:
- Klien sulit
beristirahat
- Klien tampak
meringis
kesakitan
S:
Klien bersedia dibantu
beraktivitas
O:
Klien tampak masih sulit
untuk beraktivitas
S:
Klien bersedia
O:
TD:100/80 mmHg
N:80x/menit
S:36,2
RR:22x/menit
S:
Klien bersedia
O:
- Klien tampak
meringis
kesakitan
![Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/70.jpg)
57
- Luka bersih tidak
ada tanda-tanda
infeksi
Klien 2
10.45
11.00
11.15
11.30
11.45
12.15
1
1
1
1
2
2
Memberikan
penjelasan pada klien
tentang penyebab
nyeri
Mengkaji skala nyeri
Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
Mengobservasi
Tanda-tanda vital
Memberikan
perawatan luka
Memasang balut bidai
S:
Klien bersedia untuk
mendengarkan
penjelasan perawat
O:
- Klien tampak
meringis
kesakitan
- Klien tampak
pucat
S:
P: Nyeri bertambah saat
di gerakkan
Q: Nyeri seperti
diremas-remas
R: Nyeri pada bagian
Radius destra &
sinistra
S: Skala nyeri 8
T: Hilang timbul
O:
Klien tampak meringis
kesakitan
S:
Klien bersedia mengikuti
saat di ajari
O:
Klien tampak mengikuti
apa yang di ajarkan oleh
perawat
S:
Klien bersedia
O:
TD:140/90 mmHg
N:100x/menit
S:36,4
RR:22x/menit
S:
Klien bersedia
O:
Klien tampak meringis
kesakitan
S:
![Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/71.jpg)
58
13.00
3
Mengobservasi
tanda-tanda vital
Klien mengatakan kedua
tanganya sakit di
gerakkan
O:
- Klien tampak
tegang
- Klien tampak
meringis
kesakitan
S:
Klien bersedia
O:
TD:140/90 mmHg
N:100x/menit
S:36,4
RR:22x/menit
4.1.6 EVALUASI
NO
DX
EVALUASI
Klien 1
1
S: Klien mengatakan nyeri pada kaki kiri bagian paha
P: Nyeri bertambah saat di gerakkan
Q: Nyeri seperti diremas-remas
R: Nyeri pada bagian femur 1/3 tengah sinestra (di sekitar pada
kiri)
S: Skala nyeri 7
T: Hilang timbul
O: Klien tampak meringis kesakitan
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjut intervensi
- Observasi TTV
- Kaji skala nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi
2 S: Klien mengeluh kaki kirinya sulit untuk digerakkan
O: Klien tampak sulit beraktivitas
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
![Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/72.jpg)
59
- Meminta keluarga untuk mendampingi saat beraktivitas
3 S: Di bagian paha klien sebelah kiri tampak ada luka
O: Klien tampak menahan sakit
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Mengobservasi tanda-tanda infeksi
- Melakukan perawatan luka
- Mengobservasi TTV
Klien 2
1
S: Klien mengatakan nyeri pada pergelangan tangan keduanya
P: Nyeri bertambah saat di gerakkan
Q: Nyeri seperti diremas-remas
R: Nyeri pada bagian Radius destra & sinistra
S: Skala nyeri 8
T: Hilang timbul
O: Klien tampak meringis kesakitan
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjut intervensi
- Observasi TTV
- Kaji skala nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi
2 S: Di kedua pergelangan klien tampak ada tonjolan tulang
O: Klien tampak menahan sakit
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjut intervensi
- Observasi adanya tanda-tanda infeksi atau tidak
- Melakukan perawatan luka
3 S: Di bagian pergelangan kedua tangan ada luka
O: Klien tampak menahan sakit
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Melakukan perawatan luka
- Mengobservasi TTV
![Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/73.jpg)
60
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan
gawat daruratan dengan klien fraktur di Ruang IGD RSUD Dr.Moewardi
Surakarta, pembahasan pada bab ini terutama membahas adanya
kesesuaian dan kesenjangan antara teori dengan kasus. Asuhan
keperawatan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia
melalui tahap pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, implementasi,
dan evaluasi.
5.1.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada seluruh tingkat analisis
(individu, keluarga, komunitas) terdiri atas data subjektif dan
seseorang atau kelompok dan data objektif dari pemeriksaan
diagnostic dan sumber lain. Pengkajian individu terdiri atas riwayat
kesehatan (data subjektif) dan pemeriksaan fisik (data objektif)
(Weber & Kelley,2009)
Pada pengkajian umum didapat perbedaan antara Tn.Y dan
Tn.F yaitu Tn.Y mengatakan nyeri pada area fraktur dengan skala
nyeri 7 (0-10), sedangkan Tn.F mengatakan nyeri dengan skala
nyeri 8 (0-10). Menurut (Djamandkk, 2015) Nyeri merupakan
perasaan yang tidak nyaman dan bersifat subjektif dimana hanya
![Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/74.jpg)
61
penderita yang dapat merasakannya, untuk itu perlu mencari
pendekatan yang paling efektif dalam upaya mengontrol nyeri.
Kekuatan otot yang didapatkan dari Tn.Y ekstremitas kanan
atas5 kanan bawah 5 dan kiri atas 5 kiri bawah 3, kekuatan otot Tn.F
ekstremitas kanan atas 4 bawah 5 dan kiri atas 4 bawah 5. Hal ini
terjadi karena pasien mengalami kelemahan otot yang
mengakibatkan hambatan mobilitas fisik, hambatan mobilitas fisik
adalah keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih
pada ekstremitas secara mandiri dan terarah. Batasan karakteristik
hambatan mobilitas fisik penurunan waktu reaksi, kesulitan
membolak balikan posisi, keterbatasan gerak sendi, pergerakan
lambat, pergerakan tidak terkoordinasi (Herman, 2012).
Luka yang di dialami kedua klien Tn.Y terdapat luka di bagian
paha kirinya dan kondisi luka bersih, sedangkan Tn.F terdapat luka
di bagian kedua pergelangan tanganya dengan kodisi luka bersih.
Luka merupakan suatu ketidak sinambungan dikulit dan jaringan
dibawahnya yang mengakibatkan perdarahan dan infeksi luka
(Hastuti,2006).
5.1.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon
manusia terhadap gangguan kesehatan atau proses kehidupan atau
kerentanan respon dari seseorang individu, keluarga, kelompok atau
komunitas (Heardman & Shigemi Kamitsuru, 2015).
![Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/75.jpg)
62
Berdasarkan kasus yang dialami pada Tn.Y dan Tn.F dapat
ditemukan masalah Nyeri akut. Sesuai data yang didapat dari
pengkajian pasien, penulis menemukan etiologi dari masalah
keperawatan yaitu agen cidera fisik.
5.1.3 Intervensi Keperawatan
Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah
yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu yang akan dilakukan,
bagaimana dilakukan, kapan akan dilakukan, dan siapa yang akan
melakukan semua tindakan keperawatan. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi focus keperawatan kepada kelompok atau klien,
untuk membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi
kesehatan lain, untuk menyediakan suatu kriteria hasil guna
pengulangan data evaluasi keperawatan, untuk menyediakan kriteria
dan klasifikasi pasien (Dermawan, 2012).
Berdasarkan kasus yang di alami Tn.Y dan Tn.F penulis
melakukan 3 intervensi yang sudah ditetapkan. Masalah
keperawatan nyeri akut dapat dilakukan beberapa rencana
keperawatan yaitu kaji karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T) untuk
mengetahui sekala nyeri kedua klien
Intervensi yang kedua mengajarkan latihan teknik mengurangi
rasa nyeri pada pasien. Relaksasi merupakan teknik relaksasi
bernafas yakni teknik peredaan nyeri yang banyak memberikan
masukan terbesar karena teknik relaksasi adalah teknik untuk
mencapai kondisi rileks (Vindoradkk, 2014).
![Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/76.jpg)
63
Intervensi yang ketiga mengkolaborasikan obat dengan dokter
yang bersangkutan. Menejemen farmakologi yaitu menejemen yang
berkolaborasi antara dokter dengan perawat yang menentukan pada
pemberian obat yang mampu menghilangkan rasa nyeri
(Mandagi,2017).
5.1.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan catatan tentang
tindakan yang diberikan kepada klien. Pencatatan mencangkup
tindakan keperawatan yang diberikan secara mandiri maupun
kolaboratif, serta pemenuhan kriteria hasil terhadap tindakan yang
diberikan kepada klien (Hutahean, 2010).
Penulis melakukan 3 tindakan keperawatan sesuai dengan
intervensi yang sudah ditetapkan. Implementasi yang pertama yaitu
mengkaji karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T) selama 1x8 jam P:klien
merasa nyeri saat di gerakan, Q: Nyerinya seperti di remas-remas, R:
Nyerinya di bagian frakturnya, S: Skala nyeri klien masih menetap
klien 1 skala nyeri 7, klien 2 skala nyeri 8, T: Nyerinya hilang timbul
Implementasi yang kedua yaitu mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam selama 1x8 jam untuk mengurangi rasa nyeri, di
dapatkan hasil kedua klien mengeluh nyeri dan saat di ajarkan teknik
relaksasi nafas dalam kedua klien tampak mengikutinya.
Implementasi yang ketiga yaitu mengkolaborasikan pemberian
obat untuk menurunkan integritas nyeri selama 1x8 jam. Tidak ada
perbedaan obat untuk menurunkan rasa nyeri untuk kedua klien,
![Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/77.jpg)
64
sama-sama mendapat inj.metamizol 1gr.
5.1.5 Evaluasi Keperawatan
Keefektifan tindakan keperawatan dan pencapaian hasil yang
teridentifikasi terus dievaluasi sebagai penilaian status klien.
Evaluasi harus terjadi disetiap langkah proses keperawatan
(Herdman & Shigemi Kamitsuru, 2015).
Dari hasil evaluasi yang penulis lakukan didapatkan data
subyektif yaitu kedua klien P: masih terasa nyeri saat di gerakan,
Q: Nyerinya seperti di remas-remas, R: Nyerinya di bagian
frakturnya, S: Skala nyeri klien masih menetap klien 1 skala nyeri
7, klien 2 skala nyeri 8, T: Nyerinya hilang timbul. Pada data
obyektif kedua klien tampak meringis kesakitan, muka pucat.
Berdasarkan data subyektif dan data obyektif diatas dapat
dianalisa masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi, sehingga
intervensi tetap di lanjutkan dengan observasi tanda-tanda vital,
kaji skala nyeri, ajarkan teknik relaksasi. Nyeri belum bisa
berkurang karena kedua klien belum mendapat tindakan operasi
dan klien banyak bergerak. Nyeri merupakan perasaan yang tidak
nyaman dan bersifat subjektif dimana hanya penderita yang dapat
merasakannya. Untuk itu perlu mencari pendekatan yang paling
efektif dalam upaya mengontrol nyeri (Djamandkk, 2015).
![Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/78.jpg)
65
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari uraian bab pembahasan, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:
1. Perbedaan pengkajian pada kedua klien sama-sama nyeri akut. Hasil
pengkajian pada kedua klien pada Tn.Y skala nyeri 7 dan Tn.F dengan
skala nyeri 8.
2. Diagnosa keperawatan atau masalah keperawatan utama yang dirasakan
Tn.Y danTn.F yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
3. Rencana Keperawatan yang dilakukan penulis pada kedua klien yaitu
kaji skala nyeri P, Q, R, S, T, ajarkan klien teknik mengurangi rasa yeri,
observasi TTV, kolaborasi dengan tim medis terkait analgesik.
4. Implementasi Keperawatan yang dilakukan penulis pada tanggal 22 Mei
2017 dan 23 Mei 2017 terdapat perbedaan pada skala nyeri pada pasien.
Tn.Y dengan skala nyeri 7 sedangkan Tn.F dengan skala nyeri 8.
5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dengan metode
SOAP didapatkan catatan perkembangan pada kedua klien masalah
belum dapat teratasi dan di lanjutkan intervensi dengan observasi tanda-
tanda vital, kaji skala nyeri, dan ajarkan teknik relaksasi.
![Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/79.jpg)
66
6.2 Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas penulis dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi institusi Pelayanan Kesehatan
Diharap rumah sakit khususnya RSUD Dr.Moewardi Surakarta dapat
memberikan pelayanan kesehatan pada klien secara akurat, dapat
memfasilitasi sarana dan prasaran yang sudah ada secara optimal.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan memberikan kemudahan serta fasilitas sarana dan prasarana
bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta
kemampuan ketrampilan yang dimiliki melalui praktek klinik dan
pembuatan studi kasus.
3. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Perawat
Diharapkan perawat dapat bertanggung jawab dengan menjalankan
tugasnya serta dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal
khususnya pada Fraktur.
4. Bagi Penulis Selanjutnya
Diharap penulis dapat memanfaatkan waktu lebih efektif sehingga dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan dapat dilakukan secara optimal.
![Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/80.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Ani Hastuti Tri. 2006. Cidera pada permainan bola basket. Yogyakarta: Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia Vol.5, No.1
Djamal Rivaldy, Rampas Sefty, Bawotong Jeavery. 2015. Pengaruh Terapi
Musik Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Fraktur Di Irina A Rsup
Prof. Dr. R. D. Kandou. Manado: e-Journal Keperawatan (eKp),
Vol.3, No.2
Galuh Ayu dianningsih Nova rizki dan Maliya Arina. 2009. Pengaruh Teknik
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada
Pasien Pasca Operasi Fraktur Femur Di Rumah Sakit Karima
Utama. Surakarta: Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Kristianto Candra Patasik, Tangka Jon, Rottieulia. 2013. Efektifitas Teknik
Relaksasi Nafas Dalam Guiided Imagery Terhadap Penurunan Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesare Di Irina D Blu Rsup Prof.
Dr. R. D. Kandoli. Manado: eJurnal Keperawatan (e-Kp) Vol.1, No.1
Lukman dan Ningsih Nurma. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Margono.2014. Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Peningkatan Adaptasi Regulator Tubuh Untuk Menurunkan Nyeri
Pasien Post Operasi Fraktur Di Rumah Sakit Ortopedi Soeharso.
Surakarta: Jurnal Ilmu Kesehatan, Vol.1, No.1
Mndagi A.F. Cynthia, Bidjuni Hendro, Hamel S. Rivelino. 2017. Karakteristik
yang berhubungan dengan tingkat nyeri pada pasien fraktur di ruang
bedah rumah sakit umum GMIM BETHESDA TOMOHON.
Yogyakarta: e-journal Keperawatan (e-ke) Vo.5, No.1
Muttaqin Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.
NANDA. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA
NIC_NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing.
Nurchairiah. A. DKK. 2013. Efektifitas Kompres Dingin Terhadap Intensitas
Nyeri Pada Pasien Fraktur Tertutup Di Ruang Dahlia RSUD Arifin
Achmad. Jurnal Keperawatan
Nurdin Suhartini, Kiling Maykel, Rottie Julia. 2013. Pengaruh Teknik
Relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Fraktur Di RuangIrnin A ABlu Rsup Prof Dr. R. D Kandau. Manado.
eJournal Keperawatan (e-Kp) Vol.1, No.1
![Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/81.jpg)
Primarta Mesuri, Hurriani Emil, Sumarsih Gusti. 2014. Hubungan Mekanisme
Koping Dengan Tingkat Stres Pada Pasien Fraktur. Bengkulu: Nurs
Jurnal Keperawatan, Vol.10, No.1
Rasjad Chairuddin. 2015. Pengantar Ilmu Bedah ORTOPEDI. Makasar: Yarsif
Watampone.
Saiful yuanita dan Hendro Rachmawan Sigit.2014. Efektifitas Relaksasi Nafas
Dalam Dan Distraksi Baca Menurunkan Nyeri Pasca Operasi Pasien
Fraktur Femur. Gresik: Journals of Nurs Community, Vol.5, No.2
Syah putra Hadindra, Jumaini, Nova yelinda Riri. Hubungan Tingkat Nyeri
Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Fraktur Tulang Panjang
Di Rsud Arifinachmad. PekanBaru
Triono Puji dan Murinto.2015. Aplikasi Pengolahan Citra Untuk Mendeteksi
Fraktur Tulang Dengan Metode Deteksi Terapi Canny. Jurnal
informatika Vol.9, No. 2
Vindora Madesti, Arini Ayu Shinta, Pribadi Teguh. 2014. Perbandingan
efektifitas teknik distraksi dan relaksasi terhadap perubahan
intensitas nyeri pasien post operasi hernia di rsud maggala.
Manggala: Jurnal kesehatan holistic Vol.8, No.3
Wijaya AS dan Putri YM. 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.
![Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/82.jpg)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Haryati Eka Safitri
Tempat, tanggal lahir : Karanganyar, 12 Februari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Demangan Baru RT 04 RW 14 Tegalgede, Karanganyar
Riwayat Pendidikan :
1. TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Ngrawoh Lulus Tahun
2002
2. SD Negeri 03 Karangayar Lulus Tahun 2008
3. SMP Negeri 2 Matesih Lulus Tahun 2011
4. SMA Muhamadiyah 1 Karanganyar Lulus Tahun 2014
Riwayat Pekerjaan : Belum pernah bekerja
Riwayat Organisasi : -
Publikasi : -
![Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/83.jpg)
![Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/84.jpg)
![Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/85.jpg)
![Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/86.jpg)
![Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/87.jpg)
![Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.Y DAN TN.F YANG …digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-haryatieka-1523-1-p14022-h-i.pdfasuhan keperawatan pada tn.y dan tn.f yang mengalami fraktur dengan](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062610/61054ab9e91d23077f5eeca5/html5/thumbnails/88.jpg)