Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsilitis

13
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Tonsilitis 1. Pengertian Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman Streptococcus beta hemolyticus, Streptococcus viridons dan Streptococcus pyrogenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, 2000). Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A Streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004). Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak (Sriyono, 2006). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok Streptococcus beta hemolitik, Streptococcus viridons dan Streptococcus pyrogenes namun disebabkan juga oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus. Tonsilitis biasanya sering dialami anak-anak yang disertai demam dan nyeri pada tenggorokan. 2. Etiologi Etiologi menurut Mansjoer (2001) etiologi tonslitis adalah : a. Streptokokus Beta Hemolitikus Streptokokus beta hemolitikus adalah bakteri gram positif yang dapat berkembang biak ditenggorokan yang sehat dan bisa menyebabkan infeksi saluran nafas akut. b. Streptokokus Pyogenesis Streptokokus pyogenesis adalah bakteri gram positif bentuk bundar yang tumbuh dalam rantai panjang dan menyebabkan infeksi streptokokus group A. Streptokokus Pyogenesis adalah penyebab banyak penyakit penting pada manusia berkisar dari infeksi khasnya bermula ditenggorakan dan kulit. c. Streptokokus Viridans Streptokokus viridans adalah kelompok besar bakteri streptokokus komensal yang baik a-hemolitik, menghasilkan warna hijau pekat agar darah. Viridans memiliki kemampuan yang unik sintesis

description

cc

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsilitis

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsilitis

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Tonsilitis

1. Pengertian

Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman Streptococcus beta hemolyticus, Streptococcus viridons dan Streptococcus pyrogenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, 2000).

Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A Streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).

Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak (Sriyono, 2006).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok Streptococcus beta hemolitik, Streptococcus viridons dan Streptococcus pyrogenes namun disebabkan juga oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus. Tonsilitis biasanya sering dialami anak-anak yang disertai demam dan nyeri pada tenggorokan.

2. Etiologi

Etiologi menurut Mansjoer (2001) etiologi tonslitis adalah :

a. Streptokokus Beta Hemolitikus

Streptokokus beta hemolitikus adalah bakteri gram positif yang dapat berkembang biak ditenggorokan yang sehat dan bisa menyebabkan infeksi saluran nafas akut.

b. Streptokokus Pyogenesis

Streptokokus pyogenesis adalah bakteri gram positif bentuk bundar yang tumbuh dalam rantai panjang dan menyebabkan infeksi streptokokus group A. Streptokokus Pyogenesis adalah penyebab banyak penyakit penting pada manusia berkisar dari infeksi khasnya bermula ditenggorakan dan kulit.

c. Streptokokus Viridans

Streptokokus viridans adalah kelompok besar bakteri streptokokus komensal yang baik a-hemolitik, menghasilkan warna hijau pekat agar darah. Viridans memiliki kemampuan yang unik sintesis dekstran dari glukosa yang memungkinkan mereka mematuhi agregat fibrin-platelet dikatup jantung yang rusak.

d. Virus Influenza

Virus influenza adalah virus RNA dari famili Orthomyxo viridae (virus influenza). Virus ini ditularkan dengan medium udara melalui bersin pada manusia gejala umum yang terjadi yaitu demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat. Dalam kasus yang buruk influenza juga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia.

3. Klasifikasi

1) Tonsilitis Akut

Tonsilitis Akut disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan streptococcus pyogene, dapat juga disebabkan oleh virus.

2) Tonsilitis Falikularis

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsilitis

Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.

3) Tonsilitis Lakunaris

Bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.

4) Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat)

Eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut menyerupai membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan berwarna putih kekuning-kuningan.

5) Tonsilitis Kronik

Tonsilitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok, makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang buruk.

4 Patofisiologi

Tonsilitis menurut Nurbaiti (2001) terjadi karena bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limpa ke tonsil. Adanya bakteri virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri menelan, demam tinggi, bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke telinga.

Tonsilitis akan berdampak terhadap sistem tubuh lainnya dan kebutuhan dasar manusia (Nurbaiti, 2001) meliputi :

a. Sistem Gastrointestinal

Klien sering merasa mual dan muntah, nyeri pada tenggorokan sulit untuk menelan sehingga klien susah untuk makan dan sulit untuk tidur.

b. Sistem Pulmoner

Klien sering mengalami sesak nafas karena adanya pembengkakan pada tonsil dan faring, klien sering batuk.

c. Sistem Imun

Tonsil terlihat bengkak dan kemerahan, daya tahan tubuh klien menurun, klien mudah terserang demam.

d. Sistem Muskuloskeletal

Klien mengalami kelemahan pada otot, otot terasa nyeri keterbatasan gerak, klien susah untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

e. Sistem Endokrin

Adanya pembengkakan kelenjar getah bening, adanya pembesaran kelenjar tiroid.

6. Manifestasi Klinis Menurut Smeltzer (2001)

a. Sistem Gastointestinal

1) Nyeri pada tenggorokan, adanya virus dan bakteri

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsilitis

2) Nyeri saat menelan, adanya pembengkakan pada tonsil3) Anoreksia : mual dan muntah4) Mulut berbau5) Bibir kering6) Nafsu makan berkurang

b. Sistem Pernafasan

1) Sesak nafas karena adanya pembesaran pada tonsil2) Faring hiperimisis : terdapat detritus3) Pernafasn bising.4) Edema faring5) Batuk

c. Sistem Imun

1) Pembengkakan kelenjar limpah leher2) Pembesaran tonsil 3) Tonsil Hiperemia4) Demam atau peningkatan seluruh tubuh

d. Sistem Muskuloskeletal

1) Kelemahan pada otot2) Letargi 3) Nyeri pada otot4) Malaise

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan menurut Brunnes dan Suddart (2001), tujuan dari penatalaksanaan tonsilitis adalah untuk membunuh kuman atau bakteri yang menyerang tonsil dengan obat antibiotik diantaranya yaitu :

1) Antibiotik baik injeksi maupun otot seperti cefotaxim, penisilin, amoksilin, eritromisin dan lain-lain.2) Antiperetik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.3) Apabila penyakit tonsil sudah kronis harus dilakukan tindakan operatif (tonsilektomi) karena penyakit tonsilitis yang sudah kronis akan terjadinya pembesaran pada tonsil sehingga dapat mengakibatkan sesak nafas karena jalan nafas yang tidak efektif sehingga harus dilakukan tindakan tonsilektomi.b. Penatalaksanaan Keperawatan1) Kompres dengan air hangat 2) Istirahat yang cukup3) Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat.4) Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien.

8. Komplikasi

Komplikasi menurut Mansjoerm Arief (2001) Komplikasi potensial pada tonsilitis yang memerlukan pendekatan kolaboratif dalam perawatan adalah :

a. Abses Peritonsilar (quinsy) : Biasanya timbul pada pasien dengan tonsilitis berulang atau kronis yang tidak mendapat terapi yang adekuat.

b. Abses Parafaringeal : Timbul jika infeksi atau pus (cairan abses) mengalir dari tonsil atau abses peritonsilar melalui otot konstriktor superior, sehingga formasi abses terbentuk di antara otot ini dan fascia servikalis profunda. Komplikasi ini berbahaya karena terdapat pada area di mana pembuluh darah besar berada dan menimbulkan komplikasi serius.

c. Abses Retrofaringeal : Keadaan ini biasanya disertai sesak nafas (dyspnea), ganggaun menelan, dan benjolan pada dinding posterior tenggorok, dan bisa menjadi sangat berbahaya bila

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsilitis

abses menyebar ke bawah ke arah mediastinum dan paru-paru.

d. Tonsilolith : Tonsilolith adalah kalkulus di tonsil akibat deposisi kalsium, magnesium karbonat, fosfat, dan debris pada kripta tonsil membentuk benjolan keras. Biasanya menyebabkan ketidaknyamanan, bau mulut, dan ulserasi (ulkus bernanah).

e. Kista Tonsil : Umumnya muncul sebagai pembengkakan pada tonsil berwarna putih atau kekuningan sebagai akibat terperangkapnya debris pada kripta tonsil oleh jaringan fibrosa.

f. Komplikasi Sistemik : Kebanyakan komplikasi sistemik terjadi akibat infeksi Streptokokus beta hemolitikus grup A. Di antaranya: radang ginjal akut (acute glomerulonephritis), demam rematik, dan bakterial endokarditis yang dapat menimbulkan lesi pada katup jantung.

E.      ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a.      Data diri

Nama                    : Tgl pengkajian    :

Umur                     : TGL MRS             :

JK                           :                     No Reg                :

Suku/bangsa          :                 Dx Medis             :

Agama                   :

Pekerjaan  :           :

Alamat                  :

Penanggung          :

b.      Data biologis

·         Keluhan utama                                    :

·         Pengobatan yang pernah diikuti         :

·         Riwayat penyakit                                :

·         Riwayat kesehatan keluarga              :

c.       Pola aktivitas sehari-hari

4.      Analisa Data

NO DATA PENYEBAB MASALAH

1. Data Subjektif

        Klien mengeluh nyeri

tenggorokan

        Klien mengeluh malaise

Data Objektif

        Tonsil tampak bengkak

dan memerah

        Wajah klien nampak

Peradangan yang terjadi

pada tonsil

Gangguan rasa nyaman

nyeri

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsilitis

2.

3.

4.

5.

meringis

        Kelenjar limfa pada leher

membesar

Data Subjektif

        Klien mengeluh nyeri

saat menelan

        Klien mengeluh napsu

makannya berkurang

Data Objektif

        KU lemah

        Porsi makan klien tidak

dihabiskan ( 6 – 7 sendok

makan )

Data Subjektif

        Klien mengeluh demam

Data Objektif

        Suhu badan 38,6 oC

Data Subjektif

        Klien mengeluh susah

tidur

Data Objektif

        Jam tidur klien berkurang

        Klien nampak pucat

Data Subjektif

        Klien mengeluh susah

tidur

        Klien selalu bertanya –

tanya tentang penyakitnya

        Klien selalu berharap

cepat sembuh

Data Objektif

        Klien nampak gelisah

Intake yang tidak adekuat

Infeksi akut oleh

mikroorganisme

Adanya nyeri pada daerah

tonsil

Kurangnya pengetahuan

atau informasi tentang

penyakit yang diderita

oleh klien

Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi

Gangguan pengaturan

suhu tubuh

Gangguan kebutuhan

istirahat tidur

Gangguan kecemasan

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsilitis

5.     Diagnose Keperawatan

·  Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan adanya peradangan pada tosil

·  Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan intake yang tidak adekuat

·  Gangguan pengaturan suhu tubuh sehubungandengan infeksi akut oleh mikroorganisme

·  Gangguan kebutuhan istirahat tidur sehubungandengan adanya nyeri pada daerah tonsil

·  Gangguan kecemasan s/d kurangnya pengetahuan atau informasi tentang penyakit yang diderita

oleh klien.

6.     Perencanaan Keperawatan

1.      Gangguan rasa nyaman nyeri s/d peradangan yang terjadi pada tonsil d/d ;

Data subjektif        :   Klien mengeluh nyeri tenggorokan

                                        Klien mengeluh malaise

      Data objektif         :   tonsil tampak bengkak dan

                                        Wajah klien nampak meringis

                                        Kelenjar limfa pada leher membesar

Tujuan                   :   Rasa nyaman nyeri teratasi d/k ;

-          Rasa nyeri dibagian tenggorokan berkurang

-          Klien tidak lagi gelisah

-          Kelenjar limfa mengecil

Intervensi             

1.      Kaji tingkat nyeri

2.      Berikan kompres panas pada leher

3.      Anjurkan klien untuk berkumur – kumur dengan air panas setiap jam

4.      Berikan obat golongan antibiotik dan analgetik

Rasional

1.      Agar dapat mengetahui sejauh mana tingkatan nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat

diberikan tindakan selanjutnya secara tepat.

2.      Kompres air hangat dapat mengurangi rasa nyeri dan mengurangi pembesaran kelenjar limfa.

3.      Berkumur – kumur dapat memberikan rasa nyaman, membunuh mikroorganisme sekaligus

menghilangkan bau mulut jikalau ada.

4.      Pemberian obat golongan antibiotik seperti Eritromicin bertujuan melawan mikroorganisme,

sedangkan pemberian analgetik bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri.

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsilitis

2.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi s/d intake yang tidak adekuat d/d ;

Data subjektif        :   Klien mengeluh nyeri saat menelan

                                        Klien mengeluh napsu makannya berkurang

Data Objektif        :   KU lemah

Porsi makan klien tidak dihabiskan ( 6 – 7 sendok makan )

Tujuan                   :   Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi d/k ;

-          Keluhan nyeri saat menelan berkurang

-          Napsu makan membaik

-          Porsi makan yang disediakan dihabiskan

-          Klien tidak lemah lagi

Intervensi             

1.      Kaji tingkat pemenuhan kebutuhan nutrisi

2.      Anjurkan kepada keluarga klien agar tidak memberikan makanan  pedas dan berminyak.

3.      Berikan banyak minum dan sari buah yang hangat.

4.      Kolaborasi dengan instalasi gizi untuk memberikan diet makanan cair

Rasional

1.      Pemenuhan kebutuhan nutrisi perlu dikaji untuk mengetahui kebutuhan nutrisi yang diperlukan

oleh tubuh.

2.      Makanan pedas dan berminyak dapat membuat rasa nyeri dan tidak nyaman saat makan.

3.      Dengan memberikan banyak minum air hangat dan sari buah membantu memenuhi kebutuhan

cairan tubuh dan sari buah merupakan masukan nutrisi terutama vitamin bagi tubuh.

4.      Kolaborasi dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang tepat untuk klien  yang

diperlukan setiap harinya.

3.      Gangguan pengaturan suhu tubuh s/d infeksi akut oleh mikroorganisme d/d ;

Data subjektif        :   Klien mengeluh demam

Data objektif         :   Suhu badan 38,6 oC

Tujuan                   :   Gangguan pengaturan suhu tubuh teratasi d/k ;

-          Klien tidak mengeluh demam lagi

-          Suhu badan klien menjadi normal ( 36,5 oC – 37,5 oC )

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsilitis

Intervensi

1.      Kaji tingkat demam

2.      Beri kompres hangat pada daerah frontal / dahi

3.      Anjurkan keluarga klien untuk memakaikan pakaian yang tipis pada klien

4.      Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat golongan antipiretik

Rasional

1.      Dengan mengkaji tingkat demam maka akan diketahui seberapa berat infeksi yang dialami.

2.      Kompres hangat membantu vasodilatasi pembuluh darah dikepala sehingga mempercepat

penguapan panas.

3.      Pakaian tipis membantu proses radiasi pada tubuh secara tidak langsung.

4.      Pemberian obat antipiretik bertujuan untuk menurunkan panas.

4.      Gangguan kebutuhan istirahat tidur s/d adanya nyeri pada daerah tonsil d/k ;

Data subjektif        :   Klien mengeluh susah tidur

Data Objektif        :   Jam tidur klien berkurang

                                  Klien nampak pucat

Tujuan                   :   Gangguan kebutuhan istirahat tidur teratasi d/k ;

-          Klien tidak mengeluh susah tidur lagi

-          Kebutuhan tidur klien terpenuhi

-          Wajah klien nampak segar

Intervensi

1.      Atur posisi tidur yang baik untuk klien

2.      Batasi jam berkunjung bagi tamu

3.      Ciptakan suasana yang nyaman dan tenang

4.      Berikan pengertian kepada klien tentang pentingnya istirahat tidur

Rasional

1.      Posisi tidur yang baik dapat menjamin kenyamanan saat tidur.

2.      Berikan kesempatan kepada klien untuk beristirahat tanpa merasa terganggu.

3.      Suasana nyaman dan tenang membantu mempercepat istirahat tidur bagi klien

4.      Pentingnya istirahat dan tidur sebab dapat memicu keadaan tubuh untukk mengarah ke proses

penyembuhan yang cepat.

5.      Gangguan kecemasan s/d kurangnya pengetahuan atau informasi tentang penyakit yang diderita

oleh klien d/d ;

Data subjektif        :   Klien selalu bertanya – tanya tentang penyakitnya

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Tonsilitis

                            Klien mengeluh susah tidur

                                        Klien selalu berharap cepat sembuh

Data Objektif        :   Klien nampak gelisah

Tujuan                   :   Gangguan kecemasan klien teratasi d/k :

-          Klien tidak bertanya – tanya lagi tentang penyakitnya

-          Klien tidak lagi gelisah

-          Klien tidak mengeluh susah tidur

Intervensi

1.      Kaji tingkat kecemasan klien dengan mendengarkan keluhan klien dan keluarganya

2.      Berikan informasi tentang penyakit yang sedang dideritai

3.      Anjurkan klien untuk selalu berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

4.      Memberikan perawatan yang baik dan ramah pada klien

Rasional

1.      Dengan mendengarkan semua keluhan yang diutarakan, perawat bisa mengetahui sejauh mana

tingkat kecemasan yang dialami dan dapat memberikan intervensi yang selanjutnya.

2.      Dengan memberikan informasi dan penjelasan klien dapat mengerti apa yang sedang

dideritanyadan klien akan dapat mengurangi rasa cemasnya.

3.      Dengan berdoa serta mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa maka yakinlah bahwa

kecemasan dan penyakit klien pasti bisa berkurng dan sembuh.

4.      Dengan memberikan peleyanan yang baik dan ramah pada klien maka klien akan merasa

diperhatikan sehingga klien menjadi tenang dan nyaman.