Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Sinusitis

24
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SINUSITIS A. KONSEP DASAR I. Definisi Sinusitis adalah radang pada rongga hidung(A.K Muda Ahmad.2003) Sinusitis adalah merupakan radang penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal sesuai anatomi sinus yang terkena,dapat dibagi menjadi sinusitis maksila,sinusitis etmoid,sinusitis frontal,dan sinusitis sfenoid(Soepardi 2001) Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung,dapat berupa sinusitis maksilaris atau frontalis sinusitis dapat berlangsung akut maupun kronik.dapat mengenai anak yang sudah besar.pada sinusitis paranasal sudah berkembang pada anak umur 6-11tahun (Ngstiya 1997) II. Etiologi 1). Sinusitis akut biasanya disebabkan oleh virus,bakteri atau jamur.seperti streptococcus pneumoniae,dan haemophilus influenzae yang ditemukan kurang lebih 70% kasus.penyebab lain yang terjadi pada sinusitis akut yaitu rinitis akut (influenza),infeksi faring (faringitis) Pada sinusitis , penyebab lain dapat terjadi karena polusi bahan kimia dan alergi.

description

askep

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Sinusitis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SINUSITIS

A. KONSEP DASAR

I. Definisi Sinusitis adalah radang pada rongga hidung(A.K Muda Ahmad.2003) Sinusitis adalah merupakan radang penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal sesuai anatomi sinus yang terkena,dapat dibagi menjadi sinusitis maksila,sinusitis etmoid,sinusitis frontal,dan sinusitis sfenoid(Soepardi 2001) Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung,dapat berupa sinusitis maksilaris atau frontalis sinusitis dapat berlangsung akut maupun kronik.dapat mengenai anak yang sudah besar.pada sinusitis paranasal sudah berkembang pada anak umur 6-11tahun (Ngstiya 1997)

II. Etiologi1). Sinusitis akut biasanya disebabkan oleh virus,bakteri atau jamur.seperti streptococcus pneumoniae,dan haemophilus influenzae yang ditemukan kurang lebih 70% kasus.penyebab lain yang terjadi pada sinusitis akut yaitu rinitis akut (influenza),infeksi faring (faringitis)Pada sinusitis , penyebab lain dapat terjadi karena polusi bahan kimia dan alergi.Faktor predeposisi obstruksi mekanik seperti devisiasi septum,benda asing dihidung tumor atau polip juga karena rinitis alergi,rinitis kronik,polusi lingkungan,udara dingin dan kering2). Penyebab lain dimulai dengan adanya.penyumbatan daerah kompleks osteomeatal oleh infeksi dan dapat menyebabkan infeksi gigi rahang atas M1,M2,M3 danP1 dan P2.

III. Patofisiologi

Kuman menyebar kesaluran pernafasan

Tekanan pada sinus meningkat

Batuk-batuk

Nyeri

IV. Manifestasi Klinis Anamesis biasanya didahului oleh infeksi saluran pernafasan atas ,berupa pilek,dan batuk yang lama lebih dari 7hari .a). Sinusitis akut ,mempunyai gejala subyektif yang terbagi atas gejala sistemik yaitu demam dan rasa lesu,serta gejala lokal yaitu hidung tersumbat , ingus kental yang kadang berbau dan mengalir kenasofaring (post nasal drip),halifosis (mulut yang berbau busuk ),sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari,nyeri didaerah sinus yang terkena serta kadang nyeri alih ketempat lain.gejala objektif ,tampak pembekakan didaerah muka.pada sinusitis akut merupakan manifestasi klink yang dimulai dengan adanya tanda-tanda peradangan pada daerah tersebut,hal ini sama dengan manifestasi klinis pada sinusitis subakut merupakan tanda-tanda radang akutny mulai mereda.b). Sinusitis kronik merupakan gejala subjektif bervariasi dari ringan hingga berat seperti:- gejala hidung dan nasofaring,berupa sekret dihidung dan nasofaring (post nasal drip).sekret dinasofaring secara terus menerus akan menyebabkan batuk kronik- gejala faring berupa rasa tidak nyaman di tenggorok- gejala saluran nafas ,berupa batuk dan kadang komplikasi diparu - gejala saluran cerna dapat terjadi gasoentritis akibat mukopus yang tertelan - nyeri,kepala biasanya pada pagi hari dan berkurang disiang hari - gejala mata,akibat perjalanan infeksi melalui duktus nasolakrimalis.

V. Penatalaksanaan Diberikan terapi medika mentosa berupa antibiotik selama 10-14hari,namun dapat diperpanjang sampai semua gejala hilang.antibiotik dipilih yang mencakup anerob,seperti penisilinV.klidamisin atau augmentin merupakan pilihan yang tepat bila penisilin tidak efektif.jika dalam 48-72jam tidak ada perbaikan klinis diganti dengan antibiotik untuk kuman yang menghasilkan beta laktamase,yaitu amoksisilin atau ampisilin dikombinasikan dengan asam klavulanat.steroid nasal topikal seperti beklometason berguna sebagai antiinflamasi dan antialergi.Diberikan pula dekongestan untuk memperlancar drainase sinus.dapat diberikan sistemik maupun topikal.khusus yang topikal harus dibatasi selama 5hari untuk menghindari terjadinya rinitis medika mentosa.Bila perlu,diberikan analgesik untuk menghilangkan nyeri;mukolitik untuk mengencerkan sekret,meningkatkan kerja silia,dan merangsang pemecahan fibrin.Bila perlu dilakukan diatermi.diatermi dilakukan dengan sinar gelombang pendek sebanyak 5-6kali pada daerah yang sakit untuk memperbaiki vaskularisasi sinus.jika belum membaik,dilakukan pencucian sinus.Terapi radikal dilakukan dengan mengangkat mukosa yang patologik dan membuat drainase sinus yang terkena.untuk sinus maksila dilakukan operasi Cald well-Luc,sedangkan untuk sinus etmoid dilakukan edmoidektomi dari intranasal atu ekstra nasal.pada sinusitis frontal dilakukan secara intra nasal atau ekstra nasal (opersi killian).drainase sinus sfenoid dilakukan secara intranasal.

VI. Komplikasi1. Meningitis2. Abses otak3. Dapat juga timbul kelainan pada sistem pernafasan seperti: Bronkitis kronis dan bronkietasis

VII.Klasifikasi

- Sinusitis MaksilaSINUSITIS

Sinusitis Sub Akut

- Sinusitis Etmoid- Sinusitis Frontal - Sinusitis Sfenoid

Yang termasuk dalam sinusitis yaitu :A. Sinusitis AkutPenyakit ini dimulai dengan penyumbatan daerah kompleks ostiomeatal oleh infeksi, obstruksi mekanis atau alergi. Selain itu juga dapat merupakan penyebaran dari infeksi gigi.ETIOLOGI Penyebab sinusitis akut ialah :1. Rinitis akut2. Infeksi faring, seperti faringitis, adenoiditis, tonsilitis akut3. Infeksi gigi rahang atas M1, M2, M3, serta P1 dan P2 (dentogen)4. Berenang dan menyelam5. Trauma, dapat menyebabkan perdarahan mukosa sinus paranasal6. Baro trauma dapat menyebabkan ekrosismukosaGEJALA SUBYEKTIFGejala subyektif dibagi dalam gejala sistemik dan gejala lokal. Gejala sistemik ialah demam dan rasa lesu. Lokal pada hidung terdapat ingus kental yang kadang-kadang berbau dan dirasakan mengalir ke naso faring.GEJALA OBYEKTIF Pada pemeriksaan sinusitis akut akan tampak pembengkakan pada sinusitis maksila terlihat di pipi dan kelopak mata bawah, pada sinusitis frontal di dahi dan kelopak mata atas. Pada sinusits etmoid jarang timbul pembengkakan, kecuali bila ada komplikasi. Pada sinusitis maksila, sinusitis frontal dan sinusitis etmoid anterior tampak mukopus atau nanah di meatus medius, sedangkan pada sinusitis etmoid posterior dan sinusitis sfenoid nanah tampak ke luar dari meatus superior.B. Sinusitis Sub AkutGejala klinisnya sama dengan sinusitis akut hanya tanda-tanda radang akutnya (demam, sakit kepala hebat, nyeri tekan) sudah redaC. Sinusitis KronisSinusitis kronis berbeda dari sinusitis akut dalam berbagai aspek. Harus dicari faktor penyebab dan faktor predisposisinya.Polusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga terjadi perubahan mukosa hidung. Perubahan mukosa hidung dapat juga disebabkan oleh alergi dan defisiensi imunologik.GEJALA SUBYEKTIF Gejala subyektif sangat bervariasi dari ringan sampai berat, terdiri dari :- gejala hidung dan nasofaring, berupa sekret di hidung dan sekret pasca nasal- gejala faring yaitu rasa tidak nyaman dan gatal di tenggorok- gejala telinga, berupa pendengaran terganggu oleh karena tersumbatnya tuba eustachiusGEJALA OBYEKTIF Pada sinusitis kronis, temuan pemeriksaan klinis tidak seberat sinusitis akut dan tidak terdapat pembengkakan pada wajah. Yang termasuk dalam sinusitis paranasal (Akut, Subakut, Kronik) :A. Sinusitis MaksilaSinusitis maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar dinding anterior sinus ialah permukaan fasial os maksila yang disebut fosa kanina, dinding posteriornya adalah permukaan intra-temporal maksila, dinding medialnya ialah dinding lateral rongga hidung.Anatomi Sinus Maksila :1. Dasar dari anatomi sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas2. Sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita3. Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari sinus, sehingga drenase kurang baikB. Sinusitis FrontalSinus frontal kanan dan kiri biasanya tidak simetris, satu lebih besar dari pada lainnya. Ukuran sinus frontal adalah 2,8 cm tingginya, lebarnya 2,4 cm dan dalamnya 2 cm sinus frontal berdrenase melalui ostiumnya yang terletak di resescuss frontal.C. Sinusitis EtmoidDi bagian terdepan sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit, disebut resesus frontal, yang berhubungan dengan sinus frontal. Sel etmoid yang terbesar disebut pula et moid.Atap sinus etmoid yang disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan lamina kribrosa. Dinding lateral sinus adalah lamina papirasea yang sangat tipis.D. Sinusitis SfenoidBatasan-batasannya ialah, sebelah-sebelah superior terdapat fosa serebri media dan kelenjar hipofisa, sebelah lateral berbatasan dengan sinus kavernosus dan a. karotis interna.

VIII. Diagnostik Test1. Pemeriksaan transilumasi (untuk sinus maksila dan sinus frontal)Untuk mengetahui daerah gelap yang tampak pada daerah infraorbita, berarti antrum terisi oleh pus atau mukosa antrum menebal atau terdapat neoplasma di dalam antrum.2. Pemeriksaan radiologiBila dicurigai adanya kelainan di sinus para nasal, maka dilakukan pemeriksaan radiologi.3. Pemeriksaan histopatologikDari jaringan yang diambil pada waktu dilakukan sinuskopi

4. SinoskopiPemeriksaan ke dalam sinus maksila menggunakan ensdoskopi, dapat dilihat keadaan di dalam sinus, apakah ada sekret, polip, jaringan granulasi.5. Pemeriksaan CT ScanPemeriksaan untuk mengetahui adanya meatus medinus dan meatus superior.

B. ASUHAN KEPERAWATANI. Pengkajan :1. Biodata :Nama,umur,jenis kelamin,suku bangsa,pendidikan,pekerjaan,alamat,dll.2. Keluhan utama: Biasanya pasien mengeluh nyeri pada kepala sinus dan tenggorokan3. Riwayat Penyakit Sekarang Tanyakan pada klien 5 unsur PQRST4. Riwayat Penyakit Dahulu: Merupakan faktor pencetus timbulnya sinusitis,yaitu: - Apakah klien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma? - Apakah klien pernah mempunyai riwayat penyakit THT? - Apakah klien pernah menderita sakit gigi geraham?5. Riwayat Penyakit Keluarga: Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang?atau penyakit lain seperti hipertensi,Dm(Diabetes Millitus)6. Riwayat PsikoSosial-Spritual: a. Psikologis:perasan yang dirasakan oleh klien cemas/sedih?b. Sosial:Bagaimana hubungan klien dengan orang terdekat klien maupun dengan lingkungannya terutama diRumah Sakit?c. Apakah klien tetap menjalankan ibadahnya selama perawatan diRumah Sakit?Pemeriksaan Fisik- Observasi tanda-tanda vitalTD : (tekanan darah)N : (nadi)S : (suhu)P : (pernafasan)- Keadaan Umum:Biasanya klien terlihat lemah,namun tampak sakit pada daerah kepala sinus(daerah rongga/saluran tempat nanah keluar)- Melakukan observasi tingkat kesadaran:a. Compos mentis:sadar sepenuhnya dapat menjawab semua pernyataan tentang keadaan sekelilingnya.b. Apatis:keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan kehidupan disekitarnya,sikap acuh tak acuh.c. Somnolen:keadaan kesadaran yang mau tidur saja.dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri akan tetapi jatuh tidur lagid. Delirium:keadaan kacau motorik yang sangat,memberontak,berteriak,dan tidak sadar terhadap orang lain tempat dan waktu e. Sopor/Semi sopor :keadaan kesadaran yang menyerupai koma,reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri.f. Koma:keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan apapunPada umumnya tingkat kesadaran Compos mentis,dengan GCS:456

II. Pemenuhan kebutuhan sehari hari- Pola makan :Kaji kebisaan pola makan klien selama dirumah ataupun dirumah sakit.biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung.- pola minum :Kaji kebiasaan pola minum klien selama dirumah sakit.apakah pola minum klien teratur atau tidak?pola kebiasaan minum klien biasanya dalam batas normal sekitar (7-8 gelas perhari)dengan jumlah 1750-2000cc/hari.- Eliminasi Alvi(BAB): Pola teratur 1kali sehari dengan konsistensi lunak dan warna kuning- Eliminasi Urine(BAB): Pola kebiasaan urine biasanya dalam batas normal (5-6kali/hari)dengan warna kuning jernih- Istirahat Tidur Pola tidur klien terganggu karena klien merasa tidak dapat istirahat disebabkan klien sering pilek - AktivitasMembatasi kegiatan yang berlebihan

III. Pengkajian persistem- Sistem Muskolosekeletal Pergerakan sendi dan tulang dapat digerakkan secara normal. Inspeksi (pada bagian luar)- Perhatikan bentuk tulang hidung- Amati jika ada perubahan warna dan bengkak Palpasi- Amati jika ada rangsangan nyeriSkala nyeri : 0 3 (ringan)4 7 (sedang)8 10 (berat)- Adakah krepitasi pada tulang hidung (lakrimaris)- Sistem Penglihatan Pergerakan bola mata kadang-kadang dirasakan nyeri pada bola mata atau dibelakangnya dan nyeri akan bertambah bila mata digerakkan - Sistem Pernafasan : Inspeksi : Amati, jika ada pembengkakan di daerah sekitar mata-mata Palpasi : a. Pada sinusitis frontal rasa nyeri terlokalisasi di dahi atau dirasakan nyeri di seluruh kepalab. Rasa nyeri pada sinusitis sfenoid di verteks,oksipital, di belakang bola mata dan di daerah mastoid Adanya gejala telinga, berupa pendengaran terganggu oleh karena tersumbatnya tuba Eustachius Adanya nyeri/ sakit kepala pada pagi hari dan akan berkurang di siang hari Gejala saluran napas berupa batuk dan kadang-kadang terdapat komplikasi di paru berupa asma bronkial sehingga terjadi penyakit sinobronkitis kadang-kadang gejala sangat ringan hanya terdapat sekret di nasofaring yang menganggu.- Sistem kardiovaskuler:Biasanya bunyi jantung normal,pola nadi normal - Sistem Persyarafan : Gerakan reflek tubuh normal dengan GCS 456 Sedangkan pada sistem syaraf (nervus) dipengaruhi oleh saraf penghidu nervus I, offaktorius jika terjadi kelainan pada sistem penghidu- Sistem Pencernaan : Adanya gejala pada saluran cerna, oleh karena mukopus yang tertelan dapat menyebabkan gastroenteritis, sering terjadi pada anak- Sistem Reproduksi :Tidak adanya penyakit kelamin, scrotum normal (laki-laki). - Sstem Perkemihan :Tidak adanya perubahan pada warna urine,tidak terdapat Albumin dalam kemih (protein yang terdapat pada jaringan tubuh).

Diagnosa Keperawatan1. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi (penumpukan secret hidung) sekunder dari peradangan sinus2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada hidung3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis (irigasi/operasi)5. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung buntu,nyeri sekunder dari proses peradangan

Intervensi dan Rasionalnya

Diagnosa Keperawatan 1Jalan nafas tidak efektik berhubungan dengan obtruksi (penumpukan sekret hidung) sekunder dari peradangan sinusTujuan : jalan nafas efektif setelah sekret (seous, purulen)dikeluarkanKriteria hasil :- Klien tidak bernafas lagi melalui mulut- Jalan nafas kembali normal terutama hidung

INTERVENSIRASIONAL

a. Kaji penumpukan sekret yang ada

b. Obsevasi tanda-tanda vital

c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pembersihan sekreta. Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan selanjutnyab. Mengetahui perkembangan klien sebelum dilakukan operasic. Kerjasama untuk meghilangkan penumpukan sekret/masalah

Diagnosa Keperawatan 2 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada hidung Tujuan : Nyeri klien berkurang atau hilangKriteria Hasil:- Klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang - Klien tidak menyeringai kesakitan

INTERVENSIRASIONAL

a. Kaji tingkat nyeri klien

b. Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya

c. Ajarkan tekhnik relaksasi dan distraksi

d. Observasi tanda-tanda vital dan keluahan kliene. Kolaborasi dengan tim medis :

1). Terapi Konservatif :- Obat Acetaminopen, Aspirin, obat sakit kepala berupa puyer atau tablet. Dekongestan Hidung (obat tetes hidung) untuk memperlancar drenase, hanya diberikan untuk waktu yang terbatas 5 sampai 10 hari.- Drainase Sinus, pada sinus frontal dapat dilakukan dari dalam hidung (intranasal) atau dengan operasi dari luar (eksternasal), seperti pada operasi killian. Sedangkan pada sinus sfenoid dilakukan dari dalam hidung (intranasal)2). Pembedahan : - Irigasi Antral :Untuk Sinusitis Maksilaris dilakukan untuk mengeluarkan sekret yang terkumpul di dalam rongga sinus maksila - Operasi Cadwell luc. untuk mengangkat mukosa yang patologik dan membuat drainase dari sinus yang terkenaa. Mengetahui tigkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnyab. Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk mengurangi nyeric. Klien mengetahui tekhnik distraksi dan relaksasi sehingga dapat mempraktekkannya bila mengalami nyerid. Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien.e. Menghilangkan/menguragi keluhan nyeri klien

Diagnosa Keperawatan 3Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dai kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan menurun sekuder dari peradangan sinusTujuan : kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhiKriteria hasil- Klien menghabiskan korsi makannya- Berat badan tetap seperti sebelum sakit atau bertambah

INTERVENSIRASIONAL

a. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klienb. Jelaskan pentingnya makanan bagi proses penyembuhan

c. Catat intake ouput makanan klien

d. Anjurkan makan sedikit tapi sering

e. Sajikan makan secara menarika. Mengatahui kekurangan nutrisi klien

b. Dengan pengetahuan yang baik tentang nutrisi akan memotivasi meningkatkan pemenuhan nutrisi c. Mengetahui perkembangan pemenuhan nutrisi klien d. Dengan sedikit tapi sering mengurangi penekana yang berlebihan pada lambunge. Meningkatkan selara makan klien

Diagnosa Keperawatan 4Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis (irigasi/operasi)Tujuan : Cemas klien berkurang/hilangKriteria hasil :- Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya- Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta pengobatannya.

INTERVENSIRASIONAL

a. Kaji tingkat kecemasan klienb. Berikan kenyamanan dan ketentraman pada klien- Temani klien - Perlihatkan rasa empati (datang dengan menyentuh klien)c. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakit yang dideritanya perlahan, tenang serta gunakan kalimat yang jelas, singkat mudah di mengertid. Singkirkan stimulasi yang berlebihan misalnya :- Tempatkan klien diruangan yang lebih tenang - batasi kontak dengan orang lain/klien lain yang kemungkinan mengalami kecemasan e. Observasi tanda-tanda pital

f. Bila perlu, kolaborasi dengan tim medis1). Terapi Konservatif :- Obat Acetaminopen ; Aspirin, obat sakit kepala berupa puyer atau tablet. Dekongestan Hidung (obat tetes hidung) untuk memperlancar drenase, hanya diberikan untuk waktu yang terbatas 5 sampai 10 hari.- Drainase Sinus, pada sinus frontal dapat dilakukan dari dalam hidung (intranasal) atau dengan operasi dari luar (eksternasal), seperti pada operasi killian. Sedangkan pada sinus sfenoid dilakukan dari dalam hidung (intranasal)2). Pembedahan : - Irigasi Antral :Untuk Sinusitis Maksilaris dilakukan untuk mengeluarkan sekret yang terkumpul di dalam rongga sinus maksila- Operasi Cadwell luc. untuk mengangkat mukosa yang patologik dan membuat drainase dari sinus yang terkenaa. Menentukan tindakan selanjutnyab. Memudahkan penerimaan klien terhadap informasi yang diberikan

c. Meningkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut sehingga klien lebih koopretif

d. Dengan menghilangkan stimulus yang mencemaskan akan meningkatkan ketenangan klien

e. Mengetahui perkembangan klien secara dini.f. Obat dapat menurunkan tingkat kecemasan klien

Diagnosa Keperawatan 5Gangguan Istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung buntu, nyeri sekunder dari proses peradangan Tujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyamanKriteria hasil :- Klien tidur 6-8 jam sehari

INTERVENSIRASIONAL

a. Kaji kebutuhan tidur klien

b. Ciptakan suasana yang nyaman c. Anjurkan klien bernafas lewat mulutd. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obata. Mengetahui permasalahan klien dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidurb. Agar klien dapat tidur dengan tenangc. Pernafasan tidak terganggu d. Pernafasan dapat efektif kembalib lewat hidung

IMPLEMENTASIMerupakan tindakan pelaksanaan dari interfensi yang telah dibuat untuk dapat mengatasi diapnosa keperawatan yang telah ada

EVALUASI

1. Apakah klien dapat bernafas efektif ?2. Apakah rasa nyaman nyeri klien sudah teratasi ?3. Apakah klien sudah terpenuhi kebutuhan nutrisinya ?4. Apakah kecemasan klien sudah berangsur hilang ?5. Apakah istirahat dan tidur klien sudah merasa lebih nyaman?

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Juall. L. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. EGC : Jakarta.Cody, D. Thane R. (1991). Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan. EGC: Jakarta.Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta.Mansjoer, Arief. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. FKUI : Jakarta.Doenges, E. Marilynn. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta.Soepardi, Efiaty Arsyad. (2001). Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala, Leher. FKUI : Jakarta.Sumber lain dari internet :http ://www.aaai.org/ (joint council of allergy, asthma, immunology)