Asuhan Keperawatan Pada Otitis Media

41
Gangguan Telinga Tengah Lusia Henny Mariati, S.Kep.,NS

description

keperawatan medikal bedah

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Otitis Media

Asuhan Keperawatan pada Otitis Media

Gangguan Telinga Tengah Lusia Henny Mariati, S.Kep.,NSFisiologi telinga tengahTuba EustachiusTuba Tuba eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring.Fungsi tuba ini adalah untuk ventilasi, drainase sekret dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah. Ventilasi berguna untuk menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengah selalu sama dengan tekanan udara luarFisiologi Tuba EustachiusTuba Eustachius terdiri dari tulang rawan pada dua pertiga kearah nasofaring dan sepertiganya terdiri dari tulang. Pada anak, tuba lebih pendek, lebih lebar dan kedudukannya lebih horizontal dari tuba orang dewasa. Panjang tuba orang dewasa 37,5 mm dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm.Gangguan fungsi tuba dapat terjadi olehbeberapa hal, seperti tuba terbuka abnormal, myoklonus palatal, palatoskisis, dan obstruksi tuba.Asuhan Keperawatan pada Otitis MediaKlasifikasi Skema klasifikasi Otitis Media berdasarkan GejalaPengertianOtitis Media Adalah: peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.

Etiologi Bakteri Tiga jenis bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae (40%), Haemophilus influenzae (25-30%) dan Moraxella catarhalis (10-15%).Kira-kira 5% kasus dijumpai patogen-patogen yang lain seperti Streptococcus pyogenes (group A beta-hemolytic), Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif.Staphylococcus aureus dan organisme gram negatif banyak ditemukan pada anak dan neonatus yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Haemophilus influenzae sering dijumpai pada anak balita. Jenis mikroorganisme yang dijumpai pada orang dewasa juga sama dengan yang dijumpai pada anak-anak Etiologi 2. VirusVirus yang paling sering dijumpai pada anak-anak, yaitu respiratory syncytial virus (RSV), influenza virus, atau adenovirus (sebanyak 30-40%). Kira-kira 10-15% dijumpai parainfluenza virus, rhinovirus atau enterovirus 3. Faktor risiko umurFaktor genetikSosioekonomiLingkunganAsupan ASIStatus imunologiAbnormal kraniofasialDeformitas tuba eustachiusAlergi ISPA, rinitis, sinusitisHiperplasia AdenoidTumorAlergiDisfungsi siliadeformitasInflamasi Ggg Ventilasi TubaOBTRUKSI TUBA EUSTACHIUSGangguan Ventilasi telinga tengah1.1 Otitis Media Supuratif AkutOtitis media supuratif akut atau dikenal otitis media akut terjadi akibat adanya sumbatan tuba (penyebab utama)Fungsi tuba terganggu pencegahan invasi kuman ke dlm telinga tengah terganggu peradanganPada anak, makin sering anak terserang infeksi saluran napas atas maka makin besar kemungkinan terjadinya OMA. Pada bayi, terjadinya OMA dipermudah oleh karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan agak horizontal letaknya.Stadium Otitis Media Akutggg. Ventilasi teinga tengahStadiumOklusi TubaRetraksi membran tympaniTerjadi respon inflamasivasolidatasiProtein plasma keluarEdema & eksudasiStadiumHiperemisLanjutan....Stadium supurasiStadium PerforasiStadium ResolusiAkumulasi CairanMembran tympani menonjolEksudt dikavum tympani IskemikNekrosis membran tympaniRuptur, eksudat keluarGejala Klinik OMADewasa: demamOtalgiaGgg pendengaran berupa ras penuh atau kurang pendengaranBayi dan anak: demam tinggiNyeri telingaGelisahSulit tidurkejangTergantung pada stadium penyakit dan umur pasienTerapi Pengobtan tergantung stadium penyakitnyaStadium OklusiTujuan membuka kembali tuba eustachius,Pengobatan dgn obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik untuk anak 12 tahun dan pd dewasaAntibiotik diberikan jika penyebabnya kuman, bukan oleh virus atau alergi2. Stadium SupurasiPengobatan dengan antibiotika, obat tetes hidung dan analgetikaBila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi mencegah perforasi membran tympani3. Stadium Perforasiterlihat sekret banyak keluarPengobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga H2O2 3% selama 3 5 bhari serta antibiotik yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7 10 hari

Stadium resolusimembran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup.Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi membran timpani oleh karena berlanjut terjadinya edema mukosa telinga tengah Pengobatan dengan antibiotika . Bila 3 minggu setelah pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan telah terjadi mastoiditis.Komplikasi Sebelum adanya antibiotika, , OMA dapat menimbulkan yaitu abses subperiostealsampai komplikasi yang berat (meningitis dan abses otak)1. 2. Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)otitis media supuratif kronis adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.

Perjalanan Penyakit OMSKOMA OMSK berlangung 2 bulanFaktor penyebab OMA OMSK: terapi terlambat diberikanTerapi tdk adekuatVirulensi kuman tinggiDaya tahan tubuh kurang (krg gizi)Hygine kurang/buruk

Klasifikasi OMSKOMSK Benigna (tipe aman)OMSK Maigna (tipe bahaya)Tidak terdapat kolestaetom terbatas pada mukosa saja, tidak mengenai tulang, perforasi terletak di sentralJarang menimbulka komplikasi berbahaya Terdapat kolestaetom mengenai tulang, perforasi terletak di marginal atau atikmenimbulkan komplikasi berbahaya Terapi OMSKTerapi memerlukan waktu cukup lama Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi.Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaituAdanya perforasi membran timpani yang permanen.Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal.Sudah terbentuk jaringan patologik yang irreversible dalam rongga mastoid.Gizi dan higiene yang kurang1. Terapi OMSK Benigna: medikamentosaJika sekret keluar terus menerus pencuci telinga H202 3 % selama 3 5 hari , jika sekret berkurangtetes telinga mengandung antibiotikMiringoplasti jika sekret kering tp perforasi masih ada

2. Terapi OMSK Maligna: prinsip dg pembedahan mastoidektomi.Medikamentosa semnetara sebelum pembedahan2. Otitis Media Non SupuratifNama lainnya adalah otitis media musinosa , otitis media efusi, otitis media sekretoria, otitis media mucoid (glue ear).Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang non purulen di telinga tengah , sedangkan membran timpani terlihat utuhOtitis media serosa terjadi terutama akibat adanya transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat adanya tekanan hidrostatiksedangkan pada otitis media mukoid, cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba eustachius, dan rongga mastoid. Faktor yang berperan utama adalah terganggunya fungsi tuba eustachius.Faktor lainnya adalah adenoid hipertropi , adenoiditis, sumbing palatum, tumor di nasofaring, barotrauma, sinusitis, rhinitis, defisiensi imunologik atau metabolik. Keadaan alergi sering berperan sebagai faktor tambahan dalam timbulnya cairan dalam telinga tengah.2.1 Otitis Media Serosa Akut (OMSA)Merupakan keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tubaOMSAlebih sering terjadi pada orang dewasa

Etiologi sumbatan tuba, misalnya pada barotraumavirus, biasanya infeksi virus saluran napas atasalergi pada jalan napas atasidiopatikManifestasi Klinikpendengaran berkurangTelinga terasa tersumbatSuara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit (diplacusis binauralis)Kadang terasa ada cairan yang bergerak pada telinga saat posisi kepala berubah.Terdapat sedikit nyeri pada telinga saat awal tuba terganggu dimana timbul tekanan negatif pada telinga tengah (cth pd barotrauma)Nyeri tdk ada jka penyebabnya virus atau alergiKadang terdapat vertigo, tinitus dan pusingPada otoskop, membran timpani terlihat retraksiiTuli konduktif dapat terdeteksi dengan garpu talaPenatalaksanaan pengobatan dengan antihistaminPembedahan jika dalam 1 atau 2 minggu gejala masih menetap.Dilakukan miringotomi, serta pemasangan pipa ventilasi2.2 Otitis Media Serosa Kronik Adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala gejala pada telinga yang berlangsung lamaBila sekret kental seperti lem maka disebut glue earOtitis media serosa kronik sering terjadi pada anak anak.Otitis media serosa unilateral pada orang dewasa tanpa penyebab yang jelas harus dipikirkan kemungkinan karsinoma nasofaring.Otitis media serosa kronik dapat terjadi sebagai gejala sisa dari otitis media akut yang tidak sembuh sempurna , infeksi virus, keadaan alergi, atau gangguan mekanis pada tuba.Manifestasi klinikTuli lebih menonjol daripada otitis media serosa akut, Membran timpani terlihat utuh, retraksi,suram, kuning kemerahan atau keabu-abuanPenatalaksanaan Jika masih baru, bisa diberikan dekongestan tetes hidung serta kombinasi anti histamin dekongestan per oral.Pengobatan dilakukan selama 3 bulan.Jika pengobatan medikamentosa tidak berhasil,maka dilakukan pengeluarkan sekret dengan miringotomi dan memasang pipa ventilasi (grommet tube)Atasi/obati faktor penyebab, seperti alergi, pembesaran adenoid atau tonsil,infeksi hidung atau sinusKonsep ASUHAN KEPERAWATAN otitis mediaPengkajian keperawatanPengkajian Fisik:Inspeksi: keadaan umum klien, adakah cairan keluar dari telinga, bagaimaa warna, bau & jumlah, apakah ada tanda2 radang daerah sekitar telinga atau pada telinga.Palpasi: kaji adanya nyeri tekan pada area telinga.Pemeriksaan pendengaran: tes garputala, suara bisiskan, tes audiometri, X-Ray

2. Riwayat Keluhan Utama: Kapan keluhan mulai berkembang, bagaimana terjadinya, apakah secara tiba-tiba atau berangsur-angsur, apa tindakan yang dilakukan untuk mengurangi keluhan, obat apa yang digunakan, adakah keluhan seperti pilek dan batuk.

Lanjutan.....3. Riwayat Kesehatan sekarang: Mengkaji keluhan kesehatan yang dirasakan pasien pada saat di anamnesa Seperti penjabarandari riwayat adanya kelainan nyeriyang dirasakan. 4. Riwayat penyakit terdahulu: Apakah ada kebiasaan berenang, apakah pernah menderita gangguan pendengaran (kapan, berapa lama, pengobatan apa yang dilakukan, bagaimana kebiasaan membersihkan telinga, keadaan lingkungan tenan, daerah industri, daerah polusi), apakah riwayat pada anggota keluarga.

3. Pengkajian Keperawatan:Pola Persepsi & Pemeliharaan kesehatan; kaji bgmpemeliharaan kesehatan klien dan bgm riwayat keluhanPola aktivitas /istirahat: kaji adanya ggg pola tidur akibat keluhan yg dirasakan klien, kaji kesulitan dan keterbatasan melakukan aktivitas akibat keluhan yg dirasakan klienPolaNutrisi dan metabolik; kaji adanya anoreksia Pola keamanan/perlindungan; kaji adanya penignkatan suhu tubuh akibat proses penyakit klien

Diagnosa keperawatanNyeri b/d agens penyebab cederaoutcome: nyeri hialng atau terkontrol dg kriteria; klien menunjukkan rasa nyaman, gelisah(-), nyeri terkontrolIntervensi: kaji keluhan nyeri P,Q,R,S,TAtur posisi yg nyaman serta ciptakan lingk.yg nyamanajarkan teknik relaksasi dan distraksiKolaborasi u/pemberian analgetik

2. Hipertermi b/d penyakit NOC: klien menunjukkan termoregulasi dg kriteria suhu tubuh dalam rentang normalNIC:Kaji TTV klien, pantau adanya kejangPantau hidrasi (turgor kulit, kelembaban membran mukosa Pantau asupan dan haluaranPertahankan masukan cairan Kompres Kolaborasi pemberian antipiretik3. Ansietas b/d perubahan status kesehatanNOC: - Klien menyampaikan secara verbal bahwa tidak ada kecemasan menghadapi perubahan status kesehatanyaKlien tidak tampak gelisahKlien kooperatif dalam perawatan di RSNIC Kaji tingkat kecemasan klienJelaskan ttg penyakit yg dialami klienAjarkan teknik relaksasi guna menurunkan ketegangan dan kecemasan.Ciptakan lingkungan yg nyaman Discharge PlanningAjarka tentang resiko penyebab terjadinya otitis mediaAnjurkan klien menjaga kesehatan (pertahanan tubuh) dengan menjaga pola idup sehatAnjurkan klien untuk menjaga personal hygineanjurkan klien atau keluarga mencari pelayanan kesehatan jika gejala-gejala muncul kembali