Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas ...
Transcript of Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas ...
Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas
Masalah Perubahan Nutrisi Kurang Dari KebutuhanTubuh
Khususnya Pada Ny. P dengan Diabetes Melitus
di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Jelita Eklesia Pane
142500032
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JULI 2017
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
i Universitas Sumatera Utara
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia-Nya sehingga penulis dapa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. M dengan Prioritas Masalah
Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Khususnya Pada Ny. P
Dengan Diabetes Melitus di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu menyelesaikan program pendidikan
ahli madya Universitas Sumatera Utara. Selama penyelesaian Karya Tulis Ilmiah
ini, penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada kedua
Orangtuaku tercinta Bapak Rahman Pane, S.Pd dan Ibu Rosnelina Purba, S.Pd
atas doa, dukungan, motivasi, kesabaran, kasih sayang, yang telah memberikan
semangat dan segala pengorbanannya selama ini, sehingga saya dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, Tidak lupa juga penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, NS, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, NS, M.Kep, Sp.KMB, selaku Wakil Dekan
II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, Sp.Mat, selaku Wakil Dekan III Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Mahnum Lailan Nst, S.Kep, NS, M.Kep, selaku Ketua Prodi DIII
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, NS, M.Kep, selaku Seketaris Program Studi
DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
7. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS, selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meberikan dan meluangkan waktu dalam bimbingan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Universitas Sumatera Utara
iii
8. Ibu Lufthiani, S.Kep, NS, M.Kes, selaku dosen penguji yang telah bersedia
menyediakan waktunya.
9. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
10. Kepada abang saya Erwin Arif Eklesia Pane yang mendukung dan
mendoakan sya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
11. Seluruh teman-teman saya di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan teman yang membantu,
mendoakan dan memberikan dukungan pada saya dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kata sempurna, dan diharapkan ada kritikan yang membangun, penulis
berharap kiranya Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa Senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan
karunia-Nya bagi kita semua.
Medan, Juli 2017
Jelita Eklesia Pane
142500032
Universitas Sumatera Utara
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 4
C. Manfaat ................................................................................................ 5
BAB II PENGELOLAAN KASUS ............................................................... 6
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn.M
Dengan Prioritas Masalah Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh Khususnya Pada Ny.P dengan Diabetes Melitus ...................... 6
1. Pengkajian ...................................................................................... 21
2. Analisa Data ................................................................................... 22
3. Rumusan Masalah .......................................................................... 22
4. Perencanaan.................................................................................... 23
B. Asuhan Keperawatan Kasus ................................................................. 24
1. Pengkajian Pasien........................................................................... 24
2. Analisa Data ................................................................................... 30
3. Skoring Masalah ............................................................................ 32
4. Daftar Prioritas Masalah ................................................................ 34
5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga ....................................... 35
6. Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga ......... 37
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 39
A. Kesimpulan .......................................................................................... 39
B. Saran ..................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO, 2014) Diabetes Melitus
merupakan Penyakit kronis yang terjadi karena kelenjar pankreas tidak dapat
memproduksi insulin, atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
diproduksi secara efektif sehingga mengakibatkan peningkatan konsentrasi
glukosa didalam darah (hiperglikemia).
Menurut laporan WHO bahwa pada Tahun 2000 terdapat 1,0 juta
penduduk mengalami kematian akibat diabetes dengan prevalensi sekitar 2,0%
dan pada Tahun 2012 dilaporkan bahwa terdapat 1,5 juta penduduk mengalami
kematian akibat diabetes dengan prevalensi sekitar 2,7 %. Dari seluruh kematian
akibat diabetes melitus di dunia, 70% kematian terjadi di negara-negara
berkembang termasuk indonesia. (WHO, 2014)
Penderita penyakit Diabetes melitus (DM) di Sumatera Utara setiap tahun
mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinkes Sumut
disebutkan, sejak januari 2015 sampai april 2016, jumlah penderita DM tipe 1
sebanyak 18.358 orang dan tipe 2 berjumlah 54.843 orang. Padahal penyakit ini
berdampak kepada penyakit lain seperti ginjal.
Menurut WHO kadar gula darah ketika orang sedang melakukan puasa
normalnya adalah 4 – 7 mmol/l atau setara dengan 72 – 126 mg/dl, sedangkan
setelah kurang lebih 90 menit selesai makan kadar gula darah yang normal dalam
tubuh adalah 10 mmol/l atau setara 180 mg/dL, dan pada malam hari kadar gula
darah yang normal didalam tubuh kita adalah 8 mmol/l atau setara 144 mg/dL.
Faktor penyebab penyakit glukosa atau gula darah yaitu dari pola makan yang
kurang teratur, obesitas, dan faktor genetik atau keturunan.
Kebutuhan dasar manusia adalah unusur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis
yang bertujuan untuk mempertahankan kebutuhan kesehatan (Suryono, 2010).
Universitas Sumatera Utara
2
Maslow menyatakan ada lima kebutuhan dasar yang harus dipenuhi yaitu
kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan cinta aman dan
kepemilikan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan paling dasar yang dimiliki
prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow dalam mempertahankan hidup.
Kebutuhan fisiologis meliputi air, udara, dan makanan (Potter & Perry 2010).
Kebutuhan makanan yaitu salah satunya nutrisi. Nutrisi sebagai sumber
tenaga dalam aktivitas sehari-hari dan sebagai zat pembangun dan pengatur suhu
tubuh. Sebagai sumber tenaga, nutrisi dapat diperoleh dari kerbohidrat sebanyak
50-55%, lemak sebanyak 30-35%, dan protein sebanyak 15% (Wong, 2008).
Tubuh manusia mempunyai kebutuhan esensial terhadap nutrisi, walaupun
dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada cairan. Separti kebutuhan
fisisologis lainnya, kebutuhan nutrisi mungkin tidak terpenuhi pada manusia
dalam berbagai usia. Proses metabolik mengontrol pencernaan, menyimpan zat
makanan, dan mengeluarkan produk sampah. Mencerna dan menyimpan zat
makanan adalah hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh
(Potter & Perry, 2010).
Masalah nutrisi sangat berkaitan dengan penyakit dan pengobatan. Pada
pasien DM harus melakukan upaya pengendalian agar kadar gula darah terkendali.
Pengendalian kadar gula darah DM dapat dilakukan dengan menjalin lima pilar
yaitu edukasi, pengaturan makanan, olahraga, obat, dan kontrol gula darah
mandiri. Pada upaya kendali DM yaitu mengatur pola makan dengan prinsip 3J
yaitu tepat jadwal, tepat jenis, dan tepat jumlah makan (Garnadi,2012).
Penyakit DM terjadi akibat terjadinya gangguan mekanisme kerja hormon
insulin, sehingga gula darah yang ada di dalam tubuh tidak dapat dinetralisir. Gizi
juga dapat menunjukan perannya dalam terjadinya DM dalam dua arah yang
berlawanan. Gizi lebih merupakan petunjuk umum peningkatan taraf
kesahjahteraan perorangan memperbesar kemungkinan manifestasi DM, terutama
pada mereka yang memang dilahirkan dengan bakat tersebut. Pada keadaan yang
demikian gejala DM dapat diatasi dengan pengaturan kembali keseimbangan
metabolisme zat gizi dalam tubuh dengan masukan zat gizi melalui makanan
(Hidayat, 2009). Oleh karena itu, perlu adanya suatu usaha untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang diet DM.
Universitas Sumatera Utara
3
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
dan emosional serta sosial individu yang ada didalamnya, dilihat dari interaksi
yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untunk
mencapai tujuan umum (Harnilawati, 2013).
Sedangkan menurut Departemen kesehata RI (1998), keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
berkumpul serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keaadan saling
ketergantungan. Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kumpulan dua
individu atau lebih yang terikat dalam satu rumah atau jika terpisah tetap
memperhatikan satu sama yang lain (Muhlisin, 2012).
Kesanggupan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarganya dilihat
dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Adapun tugas kesehatan
keluarga adalah sebagai berikut : (1) mengenal masalah kesehatan keluarga, (2)
mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat, (3) memberikan
perawatan anggota keluarga yang sakit, (4) mempertahankan suasana rumah yang
menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota
keluarga, (5) mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
keshatan (Hernilawati, 2013).
Upaya dalam penyembuhan diabetes melitus terkhusus pada kesehatan
keluarga dengan mengenal masalah kesehatan dan melakukan perawatan pada
anggota keluarga merupakan tindakan yang tepat untuk menghadapi pasien
dengan hipertensi untuk mencegah komlikasi dan serangan yang berulang. Dari
kondisi diatas, setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Ny.P di Kelurahan Sari
Rejo Lingkungan I Medan Polonia di dapat data bahwa Ny.P menderita penyakit
diabetes melitus. Pada saat pengkajiaan Ny.P mengatakan mudah capek, lemas,
mudah haus, tidak selera makan dan mengalami penurunan berat badan.
Sedangkan dari hasil pemeriksaan didapatkan data bahwa kadar gula di dalam
darah (KGD) pada Ny.P yaitu 301 mg/dL. Pengkajian pada keluarga Ny.P
ditemukan data keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga yang sakit
dikarenakan Ny.P sudah menderita diabetes melitus selama kurang lebih 2 tahun
Universitas Sumatera Utara
4
yang lalu. Maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dan membuat karya
tulis ilmiah tentang “ Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.M dengan Prioritas
Masalah Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada Ny.P dengan
Diabetes Melitus di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mampu melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga Tn.M
dengan Prioritas Masalah Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Khususnya pada Ny.P di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan
masalah kesehatan diabetes melitus.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.M
dengan prioritas masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
pada Ny.P dengan diabetes melitus di Kelurahan Sari Rejo Medan
Polonia
c. Penulis mampu merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga
Tn.M dengan prioritas masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh pada Ny.P dengan diabetes melitus di Kelurahan Sari Rejo Medan
Polonia.
d. Penulis mampu menyusun intervensi keperawatan pada Ny.P dengan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
e. Penulis mampu melakukan implementasi tindakan keperawatan yang
telah diberikan pada keluarga Tn.M dengan prioritas masalah perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.P dengan diabetes melitus
di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
f. Penulis mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah
diberikan pada keluarga Tn.M dengan prioritas masalah perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.P dengan diabetes melitus
di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
Universitas Sumatera Utara
5
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Digunakan sebagai bahan informasi bagi institusi pendidikan keperawatan
dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan keperawatan dan
bahan perpustakaan.
2. Bagi Pelayanan kesehatan
Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan kedalam praktik pelayanan
kesehatan dikomunitas seperti keluarga dan puskesmas.
3. Bagi Masyarakat
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara
memenuhi kebutuhan klien .
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas masalah
Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
Definisi
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu memeiliki peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga (Harnilawati, 2013). Sedangkan
menurut pakar konseling keluarga, Sayekti (1994) dalam Harnilawati (2013),
menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan/persekutuan hidup
atas dasar perkawinan antara orang dewasayang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian
dengan atau tanpa anak baik baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga.
Menurut Departemen kesehatan RI (1998), keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul serta tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Harnilawati, 2013).
Tipe Keluarga
Menurut Ali Zaidin (2010), pembagian tipe tergantung pada konteks
keilmuwan dan orang yang mengelompokan. Secara tradisional keluarga
dikelompokan menjadi dua yaitu :
1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,
ibu, anak yang diperoleh dari keturunannya atau keduanya.
2. Keluarga Besar (Axtended Family) adalah keluarga inti yang ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek,
bibi, paman).
Universitas Sumatera Utara
7
Namun dengan berkembanganya peran individu dan meningkatnya rasa
individualistik, pengelompokan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang
sebagai berikut :
1. Keluarga bentukan kembali (Dyatic Family) adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
2. Orangtua tunggal (Single Parent Family) adalah keluarga yang terdiri dari
salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya.
3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The ummaried teenage mother)
4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang ditinggal sendiri tanpa pernah
menikah (The single adult living alone).
5. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (The nonmarital
heterosexual cohabitingfamily).
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (Gay and
Lesbian Family).
Peran dan Fungsi Keluarga
Menurut Ali. Z (2010), keluarga memiliki peran nromal dalam keluarga
tersebut, yaitu :
1. Peran sebagai Ayah.
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman. Juga sebagai
kepala keluarga, anggota keluarga sosial, serta anggota masyarakat dan
lingkungan.
2. Peran sebagai Ibu.
Ibu sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya berperan untuk
menguruh rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan salah satu anggota keluarga sosial, serta sebagai anggota
kelompok masyarakat dan lingkungan disamping dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan keluarga.
3. Peran sebagai Anak.
Anak melaksanakan peran psikososial sesuai tingkat perkembangannya, baik
fisik, mental, sosial dan spiritual.
Universitas Sumatera Utara
8
Adapun fungsi keluarga menurut Harnilawati (2013), adalah sebagai
berikut :
1. Fungsi efektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain.
2. Funsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah.
3. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan genarasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluaraga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan individu meningkatkan
kemampuan pengahasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk
mempertahankan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktifitas yang tinggi.
6. Fungsi pendidikan adalah keluarga mempunyai peran dan tanggung jawab
yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan
desanya.
7. Fungsi religius adalah keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan
mengamalkan ajaran keagamaan.
8. Fungsi rekseasi adalah keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan
yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada diluar ruamah.
Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi : perubahan pola interaksi dan hubungan antara
anggotanya sepanjang waktu. Adapun tahapan perkembangan keluarga menurut
Mubarrak, dkk (2011), yaitu :
1. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu yaitu suami dan
isteri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
Universitas Sumatera Utara
9
keluarga masing-masing, dalam secara psikologis keluarga tersebut adalah
memiliki keluarga baru. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :
a. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.
b. Menetapkan tujuan bersama .
c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman atau kelompok sosial.
d. Merencanakan anak KB.
e. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi
orang tua.
2. Tahap II keluarga kelahiran anak pertama
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dengan kelahiran sampai anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun).
Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :
a. Persiapan menjadi orangtua.
b. Membagi peran dan tanggunga jawab.
c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan.
d. Mempersiapkan biaya untuk kelehiran anak pertama
e. Memfasilitasi roleleraning anggota keluarga.
f. Bertanggungjawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
3. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun. Adapun tugas perkembangan pada saat ini :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tempat
tinggal, privasi, dan rasa aman.
b. Membentu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang juga harus dipenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar
keluarga.
e. Dapat membagi waktu anatara individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulais tumbuh dan kembang anak.
Universitas Sumatera Utara
10
4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai saat anak tertua mulai memasuki sekolah pada usia 6 tahun
dan berakhir pada usia sampai 12 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini :
a. Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan, dan
semangat belajar.
b. Tetap mempertahankan keharmonisan keluarga.
c. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
d. Menyediakan aktivitas untuk anak.
e. Menyesuaikan dengan aktivitas komuniti dengan mengikutsertakan anak.
5. Tahap V keluarga dengan anak remaja
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir pada
usia 19/20 tahun. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah tumbuh dewasa.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka dengan anak dan orangtua.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang anak.
6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa pelepasan
Tahap ini dimulai pada saat terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak pada keluarga atau jika anak belum memiliki
keluarga atau tetap tinggal bersama keluarga. Tugas perkembangan tahap ini :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua suami dan istri yang sedang sakit dan memasuki
usia tua.
d. Mempersiapkan anak untuk mandiri dan menerima kepergian anaknya.
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga. Berperan
suami-istri atau kakek-nenek.
f. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya.
Universitas Sumatera Utara
11
7. Tahap VII keluarga usia prasekolah
Tahap ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah pada saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Tugas perkembangan pada tahap
ini :
a. Memepertahankan kesehatan.
b. Memepunyai lebih banyak waktu kebebasan dalam artian mengolah
minat sosial dan waktu santai.
c. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.
d. Keakraban dalam pasangan.
e. Memelihara hubungan anak dan keluarga.
f. Persiapan masa tua atau pensiun untuk meningkatkan keakraban
pasangan.
8. Tahap VIII keluarga lanjut usia
Tahapan ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah
satu pasangan yang meninggal sampai keduanya. Tugas perkembangan pada
tahap ini :
a. Mempertahankan suatu rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban pasangan suami istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kemaatian.
Struktur Keluarga
Struktur keluargamenggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan funsi
keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam
(Harnilawati, 2013), yaitu :
1. Patrilineal
Merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari jalur garis
keturunan ayah.
Universitas Sumatera Utara
12
2. Matrilineal
Merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubunga itu disusun dari jalur garis
keturunan ibu.
3. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga yang sedarah
isteri.
4. Patrilokal
Sepasang suami isteri yang tinggal bersama dengan keluarga yang sedarah
suami.
5. Keluarga kawin
Merupakan hubungan suami isteri sebagai dasar pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau isteri.
Keluarga Sejahtera
Keluarga sejahtera merupakan keluarga yang dibentuk atas dasar
perkawinan yang sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material
yang layak. Tahapan keluarga sejahtera (Mubarrak, 2011) adalah sebagai berikut :
1. Keluarga prasejahtera.
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal, yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan
kesehatan atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih
indikator keluarga sejahtera tahap 1.
2. Keluarga sejahtera tapa I
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
minimal tetapi belum dapat memnuhi kebutuhan sosial psikologinya, yaitu
kebutuhan pendidikan, keluarga berencana(KB), interaksi dalam keluarga,
interaksi dalam lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
3. Keluarga sejahtera tahap II
Adalah keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal serta telah dapat memenuhi kebutuhan sosial
Universitas Sumatera Utara
13
psikologinya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya,
seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
4. Keluarga sejahtera tahap III
Yaitu keluaga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar,
sosial psikologis, dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat
memberikan sumbangan (kontribusi yang maksimal terhadap masyarakat
secara teratur (dalam waktu tertentu) dalam bentuk material dan keuangan
untuk sosial dan kemasyarakatan, dan juga berperan aktif dalam kegiatan
pemasyarakatan.
5. Keluarga sejahtera tahap III Plus
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial
psikologis, dan perkembangannya yang telah terpenuhi serta memiliki
kepedulian sosial yang tinggi pada masyarakat.
Tugas Kesehatan Keluarga
Adapun tugas keluarga menurut Bailon dan Maglaya, 1998 dalam muhlisin
(2012), yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana kesehatan habis. Orangtua
perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami
anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dilami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan orangtua.
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah
kesehatan yang dialaminya. Perawat harus mampu mengkaji keadaan
keluarga tesebut agar dapat memfasilitasi keluarga dalam membuat
keputusan.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan pada anggota keluarganya yang sakit, keluarga
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : keadaan penyakitnya, sifat dan
Universitas Sumatera Utara
14
perkembangan perawatan yang dibutuhkan dan sikap keluarga terhadap
anggota keluarga yang sakit.
4. Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang
sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut : sumber-sumber
keluarga yang dimiliki, keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan,
upaya pencegahan penyakit, dan kekompakan antar anggota keluarga.
5. Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus
mengetahui hal-hal sebagai berikut: keberadaan fasilitas keluarga,
keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan yang
ada terjangkau oleh keluarga.
Konsep Dasar Nutrisi
Nutrisi merupakan asupan makanan yang dikaitkan dengan kebutuhan diet
tubuh. Nutrisi buruk dapat menyebabkan penurunan kekebalan, peningkatan
kerentanan terhadap penyakit, gangguan perkembangan fisik dan mental, dan
mengurangi produktivitas (WHO, 2013).
Sedangkan Ilmu Gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang
mempelajari zat-zat pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang
terjadi pada pangan sejak di konsumsi, dicerna, diserap sampai di manfaatkan
tubuh serta dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan
hidup manusia serta faktor yang mempengaruhi. Kekurangan nutrisi merupakan
keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau
resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk
kebutuhan metabolisme (Hidayat, 2009).
Jenis-jenis nutrisi :
1. Protein
Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat
tentang asupan protein orang dengan diabetes. ADA pada saat ini
menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energi dari protein total.
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di indonesia tahun 2006, kebutuhan
protein untuk penyandang diabetes juga 10-20% energi.
Universitas Sumatera Utara
15
Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg BB perhari atau
10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa
dan 65% hendaknya bernilai biologik tinggi.
2. Total lemak
Asupan lemak dianjurkan <7% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih
10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya dari lemak
tidak jenuh tunggal. Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25%
energi.
Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti
anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu <7% energi total dari lemak jenuh,
dan kandungan kolesterol 200 mg/hari.
Apabila peningkatan trigliserida dan VLDL merupakan masalah
utama, pendekatan yang mungkin menguntungkan selain penurunan berat
badan dan peningkatan aktivitas adalah peningkatan sedang asupan lemak
tidak jenuh tunggal sampai 20% energi, sedangkan asupan karbohidrat lebih
rendah. Perencanaan makanan tinggi lemak tidak jenuh tunggal dapat
dilakukan antara lain dengan penurunan nuts, alpukat dan minyak zaitun.
Pasien dengan kadar trigliserida > 1000 mg/dl mungkin perlu penurunan
semua tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar lemak plasma dalam
bentuk kilomikron.
3. Lemak jenuh dan kolesterol
Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol
adalah untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu
<7% asupan energi sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan kolesterol
makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.
4. Karbohidrat dan pemanis
Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total
karbohidrat dari pada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal.
Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glokemik yang lebih rendah
dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-
tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya
lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber
Universitas Sumatera Utara
16
karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di
Indonesia adalah 45-65% energi.
a. Sukrosa
Bukti ilmiah menunjukan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari
perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada
individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan yang
mengandung sukrosa harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat
makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada
perencanaan makan. Dalam melakuakan substitusi ini kandungan zat gizi
dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandungan zat gizi lain
dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti
lemak yang sering ada bersama sukrosa dalam makanan. Mengkonsumsi
makanan yang bervariasi memberikan lebih banyak zat gizi daripada
makanan dengan sukrosa sebagai satu-satunya zat gizi.
b. Pemanis
Fruktosa menaikan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan
kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa
dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes.
Namun demikian karna pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (20%
energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak
seluruhnya menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan
diabetes. Penderita dislipidemia hendaknya menghindari mengkonsumsi
fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk menghindari
makanan seperti buah dan sayuran yang mengandung fruktosa alami
ataupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis
fruktosa.
Sakarin, aspartam, acesulfame K adalah pemanis tak bergizi yang dapat
diterima sebagai pemanis pada semua penderita DM
5. Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan
untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 g
serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya
adalah kira-kira 25 g/1000 kalori/hari dengan mengutamakan serat larut.
Universitas Sumatera Utara
17
6. Natrium
Anjuran asupan untuk orang yang dengan diabetes sama dengan penduduk
biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita
hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mg natirum per hari.
Masalah Yang Timbul Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, hipertensi, jantung koroner, kanker,
anoreksia noervosa.
1. Gangguan kebutuhan nutrisi
a. Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan
akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
1) Berat badan 10-20% dibawah normal
2) Tinggi badan dibawah ideal
3) Lingkar kulit trisep lengan kurang dari 60% ukuran standar
4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5) Adanya penurunan albumin serum
6) Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab :
1) Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa
4) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
1) Berat badan lebih dari 10% dari berat ideal
Universitas Sumatera Utara
18
2) Obesitas (lebih dari 20% berat badan ideal)
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 ml pada pria dan 25 ml pada wanita
4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau menoton
Kemungkinan penyebab :
1) Perubahan pola makan
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
2. Obesitas
Merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
3. Malnutrisi
Merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada
kulit, membran mukosa, konjungtiva, dll.
4. Diabetes melitus
Merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat serta berlebihan.
5. Hipertensi
Merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta
asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
6. Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
koroner sering dialami karena danya perilaku atau gaya hidup yang tidak
sehat, obesitas, dll.
7. Kanker
Merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
Universitas Sumatera Utara
19
Konsep Diabetes Melitus
Diabetes melitus atau penyakit gula atau kencing manis merupakan
penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal
(hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin yang baik absolut maupun relatif.
Umumnya diabetes melitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau
sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang
berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin. Disamping
itu diabetes melitus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin
dalam memasukan glukosa kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena
kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui. Diabetes melitus atau lebih
dikenal dengan istilah penyakit kencing manis mempunyai beberapa faktor
pemicu penyakit tersebut, antara lain :
1. Pola makan
Makan secara brlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes melitus. Konsumsi makan yang
berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang
memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya
akan menyebabkan diabetes melitus.
2. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cendrung memiliki
peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes melitus. Sembilan dari
sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang diabtes melitus.
3. Faktor genetis
Diabetes melitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes melitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes
melitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun
resikonya sangat kecil.
4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang
pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas
menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses
metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang
terakumulasi dalam waktu yang lam dapat mengiritasi pankreas.
Universitas Sumatera Utara
20
5. Penyakit dan Infeksi pada pankreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan
radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun
sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh
termasuk insulin. Penyakit seperti koleserol tinggi dan dislipidemia dapat
meningkatkan resiko terkena diabetes melitus.
6. Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes melitus. Jika
orang malas berolahraga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit
diabetes melitus karena olahraga berfungsi untuk membakar kalori yang
berlebihan didalam tubuh. Kalori yang tertimbun didalam tubuh merupakan
faktor utama penyebab diabetes melitus selain disfungsi pankreas.
7. Kadar kortikosteroid yang tinggi.
8. Kehamilan diabetes gestasional, akan hilang setelah melahirkan..
9. Obat-obatan yang mendapat merusak pankreas..
10. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.
Adapun kelompok dengan resiko tinggi untuk menderita diabetes melitus
yaitu usia > 40 tahun, dan tekanan darah tinggi > 140/90 mmhg. Kadar gula
normal dalam darah : kadar glukosa sewaktu : 110-200 mg/dL, kadar glukosa
darah saat puasa 110-126 mg/dL, kadar glukosa 2 jam setelah makan (75 gram
glukosa) : 140-200 mg/dL.
Tanda dan gejala diabetes melitus ini adalah awalnya penderita akan
mengeluh gejala yang cukup khas seperti, poliuria (sering buang air kecil),
polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan atau mudah lapar). Selain
itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh
terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali
sangat mengganggu (pruritas) dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
Adapun cara pengobatan diabetes melitus dilakukan dengan tujuan untuk
mengurangi gejala, menurunkan berat badan bagi yang kegemukan dan mencegah
terjadinya komplikasi. Dalam penataksanaan diabetes melitus, langkah pertama
yang harus dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diit
dan olahraga. Apabila dengan langkah pertama ini tujuan penatalaksanaan belum
Universitas Sumatera Utara
21
tercapai, dapat di kombinasikan dalam langkah farmakologi berupa terapi insulin
atau terapi obat hipoglikemik oral, atau kombinasi keduanya.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawata mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis
besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah :
a. Data umum:
1) Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan status
imunisasi masing-masing keluarga serta genogram.
2) Tipe keluarga.
3) Suku bangsa.
4) Agama.
5) Status sosial ekonomi keluarga.
6) Aktivitas rekreasi keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan pada tahap ini.
2) Tahap keluarga yang belum dipenuhi.
3) Riwayat keluarga inti.
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah.
2) Karakteristik tetangga.
3) Mobilitas geografi keluarga.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga.
3) Struktur peran.
4) Nilai atau norma keluarga.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif.
2) Fungsi soisalisai.
Universitas Sumatera Utara
22
3) Fungsi reproduksi.
4) Fungsi ekonomi.
5) Fungsi perawatan kesehatan.
f. Stress dan kopping keluarga
1) Stressor jangka pendek.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
3) Strategi koping yang digunakan.
4) Strategi adaptasi disfungsional.
5) Harapan keluarga
g. Pemeriksaan fisik. (Mubarrak, 2011)
2. Analisa Data
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.
Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-
masalah yang dihadapi oleh klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk
menetukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. (Mubarrak,
2011)
3. Rumusan Masalah
Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap
adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, struktur keluarga,
fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga baik yang bersifat aktual, resiko
maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewewenangan dan tanggung
jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan
keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga. Diagnosis
keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada
pengkajian.
Komponen diagnosis keperawatan meliputi :
a. Problem atau masalah (P)
b. Etiologi atau penyebab (E)
c. Sign atau tanda (S)
Universitas Sumatera Utara
23
Tipologi dari diagnosa keperawatan :
a. Diagnosis aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan). Dari hasil
pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga
memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan cepat.
b. Diagnosa resiko tinggi (ancaman kesehatan). Sudah ada data yang
menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda tersebut menjadi
masalah aktual apabila tidak segera mendapatkan bantuan pemecahan
dari tim kesehatan atau keperawatan.
c. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera wellness). Suatu keadaan dimana
keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
Sesuai dalam tinjauan teori diatas diagnosa keperawatan Diabetes Melitus
yaitu: 1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral. 2) Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan. 3) Kurangnya pengetahuan tentang
penatalaksanaan diit DM berhubungan dengan kurangnya pemahaman
terhadap diit DM.
4. Perencanaan
Rencana keperawatan adalah kumpulan tindakan yang direncanakan oleh
perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah
kesehatan/masalah keperawatan yang telah diidentifikasi. (Mubarrak, 2011)
Universitas Sumatera Utara
24
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian
a. Data Umum
1) Intial kepala keluarga : Tn. M
2) Usia : 48 tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Agama : Islam
5) Suku : Jawa
6) Alamat : Jalan Karya Bakti 1 Kec. Medan Polonia
7) Tipe Keluarga : Keluarga inti
8) Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis
Kelamin
Hubungan
dengan
Keluarga
Umur Pendidikan Status
Imunisasi
1. Ny.P P Istri 48 SMA Lengkap
2. An.I P Anak 25 SMA Lengkap
3. An.S L Anak 16 SMA Lengkap
Genogram
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
Universitas Sumatera Utara
25
9) Status Ekonomi Sosial :
Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga yaitu
Tn.M pendapatannya kurang lebih Rp. 3.500.000 dan kebutuhan
yang diperlukan keluarga kurang lebih Rp. 3.000.000 dan sisanya
adalah tabungan keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga yaitu jika ada hari libur keluarga pergi berekreasi
dan mengunjungi rumah keluarga, dan menonton tv bersama untuk
mengisi waktu kosong.
b. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga
1) Tahapan perkembangan keluarga saat ini
Tahapan perkembangan keluarga Tn.M saat ini adalah keluarga
dengan anak sekolah.
2) Tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi sampai saat
ini adalah An.I sudah memiliki keluaraga tapi belum mempunyai
tempat tinggal sendiri dan An.S masih sekolah.
3) Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Tn.M tidak ada riwayat penyakit keturunan : Diabetes
Melitus, sedangkan Ny.P mempunyai penyakit diabetes melitus.
c. Pengkajian lingkungan
1) Denah rumah
Keterangan :
A = Garasi Mobil F = Kamar Tidur III
B = Kamar Tidur I G = Dapur
C = Ruang Tamu H = Kamar Mandi
D = Ruang TV I = Halaman Belakang
E = Kamar Tidur II
A B
V
D F G
I
H E C
Universitas Sumatera Utara
26
2) Karakteristik rumah
a) Luas rumah : 120 meter.
b) Tipe rumah : Permanen.
c) Kepemilikan rumah : Milik pribadi.
d) Jumlah kamar : 3 kamar tidur, dan 1 kamar mandi.
e) Ventilasi jendela : ada di setiap ruangan.
f) Pemanfaatan ruangan : baik, dengan kondisi penerengan yang
cukup baik.
g) Septi tank : terdapat dibelakang rumah dengan jarak
kurang 1 meter dari kamar mandi.
h) Sumber air : menggunakan sumber bor
i) Kamar mandi/wc : terdapat 1 kamar mandi
j) Sampah : pembuangan sampah didepan rumah/
pekarangan.
3) Karakteristik lingkungan
Disekitar rumah Ny.P para tetangga mayoritas beragama Islam
dengan suku yang bermacam-macam antara lain, suku mandailing,
jawa, padang, batak. Suasana lingkungan tidak aman dan ramai
karena berada dipinggir jalan. Menurut Ny.P keadaan tetangga
disekitar lingkungannya sangatbaik dan ramah-ramah, saling tolong
menolong jika ada keluarga yang mengalami masalah, dan bila ada
tetangga yang sakit mereka saling menjenguk dan membantu satu
sama lainnya.
4) Mobilitas geografi keluarga
Tn.M dan Ny.P tidak sering keluar rumah dan lebih sering
berinteraksi dengan tetangganya. Tn.M dan Ny.P juga mengikuti
kegiatan sosial yang ada dilingkungan tersebut dan cukup terbilang
ramah dengan masyarakat.
5) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga biasanya sering berkumpul bersama dengan sanak
keluarganya, dan Ny.P juga mengikuti kegiatan sosial yang ada di
lingkungan tersebut dan cukup terbilang ramah dengan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
27
6) Sistem pendukung keluarga
Tn.M dan Ny.P juga anak-anaknya, mereka saling mendukung dan
apabila ada masalah mereka berkumpul bersama untuk memecahkan
masalah tersebut.
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Diantara anggota keluarga Ny.P terbina hubungan yang harmonis.
Dalam menghadapi suatu permasalahan selalu dilakukan dengan cara
bermusyawarah keluaraga sebelum diputuskan. Dan komunikasi
dilakukan dengan cara terbuka.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Ny.P saling menghargai, membantu, dan mendukung satu
sama lain.
3) Struktur peran
a) Tn. P : sebagai kepala keluarga, seorang ayah dan pencari
nafkah
b) Ny. P : sebagai seorang isteri dan sekaligus sebagai seorang ibu
dari anak-anaknya.
c) An. I : sebagai anak pertama
d) An. S : sebagai anak kedua
4) Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga Ny.P disesuaikan
dengan ajaran agama islam yang dianut serta norma yang berlaku
dilingkungan.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, dan saling
tolong menolong satu sama lain.
2) Fungsi sosial
Setiap hari keluarga berinteraksi dengan orang yang disekitarnya dan
mereka terbilang ramah dilingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
28
3) Fungsi reproduksi
Jumlah anak Ny.P ada 2 orang, anak pertama sudah menikah dan
anak kedua masih sekolah. Dan Ny.P masih menggunakan KB nya.
4) Fungsi ekonomi
Pemenuhan kebutuhan pokok keluarga saat ini hanya bertumpu pada
Tn.M yang ebkerja disalah satu perusahaan swasta.
5) Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga kurang mampu mengenal masalah kesehatan tentang
penyakit Dm, hal ini ditunjukan dengan keluarga kurang menyadari
dampak masalah kesehatan akibat penyakit DM. Keluarga juga tidak
tahu bahwa penyakitnya bisa diturunkan kepada anaknya sehingga
harus mendapat pengobata yang segera dan jangka waktu yang
cukup panjang. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
juga terbatas karena keluarga tidak mengetahui tentang masalah
yang terjadi pada penyakit DM. Keluarga tidak mengetahui langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam menangani penyakitnya.
f. Stress dan Kopping Keluarga
1) – Jangka pendek : jika ada anggota keluarga yang sakit.
– Jangka panjang : penyakit yang diderita oleh Ny.P adalah stressor
jangka panjang karena sudah 2 tahun Ny.P menderita penyakit
ini.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor : keluarga
saat ini berusaha sendiri walaupun masih bingung bagaimana
merawat keluarga dengan penyakit DM.
3) Strategi koping yang digunakan : keluarga lebih memilih berdiskusi
dalam memecahkan masalah, dan sudah menjadi pola koping dalam
keluaraga tersebut.
4) Strategi adaptasi disfungsional : tidak memiliki strategi adaptasi
disfungsional yang digunakan dalam memecahkan masalah.
5) Harapan keluarga : keluarga berharap penyakit Ny.P dapat
disembuhkan.
Universitas Sumatera Utara
29
g. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pemeriksaan
Fisik Tn. M Ny. P An. I An. S
TD (mmhg) 130/70 120/70 120/60 110/70
Nadi
(x/menit)
78 80 76 74
RR (x/menit) 18 20 18 18
BB (kg) 75 60 48 60
TB (cm) 168 156 155 160
Kepala Normal Normal Normal Normal
Rambut Sebagian
hitam,
sebagian
beruban, tidak
ada ketombe,
tidak mudah
patah.
Rambut
bersih,
sebagian
beruban,
tidak ada
lesi, tidak
ada ketombe.
Rambut
hitam, tidak
ada
ketombe,
tidak mudah
patah.
Rambut
hitam, tidak
ada
ketombe,
tidak
mudah
patah.
Konjungtiva Normal Pucat Normal Normal
Sklera Normal Normal Normal Normal
Hidung Bersih, tidak
ada sekret,
tidak ada
polip.
Bersih, tidak
ada sekret,
tidak ada
polip.
Terdapat
sekret
namun tidak
ada polip.
Bersih,
tidak ada
sekret,
tidak ada
polip.
Telinga Simetris,
normal
Simetris,
normal
Simetris,
normal
Simetris,
normal
Mulut Normal Normal Normal Normal
Kulit Normal Kulit sedikit
kering,
namun tidak
ada luka.
Normal Normal
Leher Normal Normal Normal Normal
Turgor kulit Normal Normal Normal Normal
Keluhan Tidak ada
keluhan.
Mudah
capek,
mudah haus,
mual-
muntah.
Pilek. Tidak ada
keluhan
h. Tipologi masalah kesehatan
1) Kurang/tidak sehat : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2) Ancaman kesehatan : diabetes melitus
3) Krisis : -
Universitas Sumatera Utara
30
2. Analisa Data
No. Data Etilogi Masalah
Kesehatan
Masalah
Keperawatan
1. Data subjektif :
Klien mengeluh
lemas.
Klien mengeluh
berat badan
menurun dari 78
kg menjadi 60 kg
Klien mengatakan
nafsu makan
menurun
Klien mengatakan
merasa mual dan
muntah
Data objektif :
Porsi makan tidak
dihabiskan ½
porsi
Konjungtiva
nampak pucat
Penurunan insulin
dalam tubuh
↓
Glukosa darah
tidak dapat
ditransfer
kejaringan
↓
Starvasi
(kelaparan sel)
↓
Pemecahan lemak
dan protein di hati
↓
Penurunan berat
badan
↓
Menunjukan
nutrisi tubuh tidak
adekuat
Perubahan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
Ketidakmampuan
keluarga
mengenal
masalah
kesehatan
2. Data subjektif :
Klien mengatakan
merasa lemas
Klien mengatakan
mudah lelah
setelah
melakukan
aktivitas
Penurunan insulin
tubuh
↓
Glukosa darah
tidak dapat
ditransfer
kejaringan
↓
Intoleransi
aktivitas
Ketidakmampuan
keluarga
merawat anggota
keluarga yang
sakit.
Universitas Sumatera Utara
31
Klien mengatakan
sebagian
aktivitasnya
dilakukan sendiri
Data objektif :
Klien nampak
lemas
Klien nampak
lelah
Aktivitas
sebagian
dilakukan sendiri
Glukagon otot
menurun
↓
Metabolisme
karbohidrat
menurun
↓
ATP tidak
terbentuk
↓
Energi berkurang
↓
Kelenahan
Universitas Sumatera Utara
32
3. Skoring Masalah
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah :
tidak/kurang sehat
1. Tidak/kurang
sehat
2. Ancaman
kesehatan
3. krisis
3/3×1=1 1 Sifat masalah aktual, dengan
masalah perubahan nutrsis
kurang dari kebutuhan tubuh
yang sudah terjadi ditandai
dengan mual, muntah, tidak
selera makan, bahan porsi
makan Ny.P bila tidak
ditangani dapat menyebabkan
komplikasi
2. Kemungkinan
masalah diubah :
dengan mudah
1. Dengan mudah
2. Hanya sebagian
3. Tidak dapat
1/2×2=1 1 Kemungkinan masalah dapat
diubah dengan tindakan
keperawatan, dan mengubah
perilaku keluarga tentang cara
pemberian makanan,
penyuluhan tentang cara
menyediakan menu seimbang
dan keluarga kooperatif untuk
menyediakan serta didukung
dengan dana.
3. Potensi masalah
untuk dicegah :
cukup
1. Tinggi
2. Cukup
3. Rendah
1/3×1=0,3 0,3 Masalah ketidakseimbangan
nutrisi sudah terjadi dan
membutuhkan banyyak waktu
untuk menyeimbangkannya.
Universitas Sumatera Utara
33
4. Menonjolnya
masalah : harus
ditanganni
1. Masalah berat
harus
ditanganni
2. Masalah tidak
perlu segera
ditangani.
3. Masalah tidak
dirasakan
2/2×1=1 1 Keluarga mengatakan sudah
berusaha ke puskesmas
untuk mengobati Ny.P tetapi
tidak ada perubahan.
Jumlah 3,3
b. Intoleransi Aktivitas
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah :
tidak/kurang sehat
1. Tidak/kurang
sehat
2. Ancaman
kesehatan
3. Krisis
3/3×1=1 1 Sifat masalah aktual dengan
masalah intoleransi aktivitas
ditandai dengan mudah
lelah, lemas, bila tidak
ditanganni maka akan
mengganggu kesehatan
pasien dan dapat
menyebabkan komplikasi.
2. Kemungkinan
masalah diubah :
dengan mudah
1. Dengan mudah
2. Hanya sebagian
3. Tidak dapat
1/2×2=1 1 Kemungkinan masalah
dapat diubah dengan
tindakan keperawatan dan
mengubah perilaku ibu
tentang cara menghemat
energi.
Universitas Sumatera Utara
34
3. Potensi masalah
untuk dicegah :
cukup
1. Tinggi
2. Cukup
3. Rendah
1/3×1=0,3 0,3 Masalah intoeransi aktivitas
sudah terjadi dan dirasakan
oleh pasien namun karena
kurang pengetahuan dapat
mengganggu aktivitas
4. Menonjolnya
masalah : tidak
dirasakan
1. Masalah berat
harus
ditanganni
2. Masalah tidak
perlu segera
ditangani.
3. Masalah tidak
dirasakan
0/2×1=0 0 Keluarga melihat bahwa
permasalah adalah berat.
Jumlah 2,3
4. Daftar Prioritas Diagnosa
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.M
khususnya Ny.P berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan ditandai dengan Ny.P tidak selera makan
dan pada saat makan Ny.P mual dan muntah.
b. Intoleransi aktivitas pada keluarga Tn.M khususnya Ny.P berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
ditandai dengan Ny.P mengatakan mudah lelah dan lemas.
Universitas Sumatera Utara
35
5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
No.
Diagnosa
Keperawatan
Keluarga
Tujuan Kriteria
Evaluasi Intervensi
1. Perubahan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh pada
keluarga
Tn.M
khususnya
berhubungan
dengan
ketidakmamp
uan keluarga
mengenal
masalah
kesehatan
ditandai
dengan Ny.P
tidak selera
makan pada
saat makan
Ny.P mual
dan muntah.
Tujuan Umum:
Setelah
dialakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 hari,
status nutri
kelyarga Tn. M
khususnya Ny.
P seimbang.
Tujuan Khusus:
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 kali
pertemuan,
keluarga
mampu
mengenal
masalah
tentang
perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh pada Ny.
P
Respon verbal:
1. Keluarga
dapat
memahami
tentang
program diit
untuk
diabetes
melitus.
2. Keluarga
mampu
membantu
dalam
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi.
1. Tentukan program
diit dan pola
makan klien yang
sesuai
2. Jaga kebersihan
mulut pasien
3. Beri motivasi klien
agar mampu
memenuhi
kebutuhan nutrisi.
4. Ajarkan keluarga
tentang jadwal dan
jumlah makan
untuk Ny. P
5. Anjurkan klien
untuk berobat ke
pelayanan
kesehatan terdekat
Universitas Sumatera Utara
36
2 Intoleransi
aktivitas
pada
keluarga Tn.
M khususnya
Ny. P
berhubungan
dengan
ketidakmamp
uan keluarga
merawat
anggota
keluarga
yang sakit
ditandai
dengan Ny. P
mengatakan
mudah lelah
dan lemas
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 hari
proses
keperawatan
diharapkan
aktivitas pasien
meningkat
1. Keluarga
dapat
memberikan
motivasi
untuk
meningkatkan
tingkat
aktivitas
meskipun
pasien
mungkin
sangat lemah.
2. Keluarga
dapat
membantu
dalam
menjaga
kelelahan
yang
berlebihan
1. Dikusikan dengan
klien kebutuhan
akan aktivitas
2. Berikan aktivitas
alternatif dengan
periode istirahat
yang cukup/tanpa
diganggu.
3. Ajarkan keluarga
untuk pengauran
aktivitas dan
tehnik mengatur
waktu untuk
mencegah
keletihan.
4. Tingkatkan
partisipasi klien
dalam melakukan
aktivitas sehari-
hari sesuai dengan
yang dapat
ditoleransi
5. Monitor dan catat
kemampuan untuk
mentoleransi
aktivitas
6. Monitor nutrisi
dan sumber energi
yang adekuat.
Universitas Sumatera Utara
37
6. Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga
No.
Dx
Tanggal dan
Waktu
Implementasi Evaluasi
1 13 Juni 2017
Pukul 10.00-
11.30 WIB
1. Memberitahukan
kepada klien dan
keluarga tentang
komposisi nutri
untuk diabetes
melitus.
2. Memberikan
kesempatan pada
keluarga untuk
bertanya dan
mengulangi
penjelasan apa yang
sudah kita ajarkan.
3. Memberitahu
keluarga untuk leb ih
aktif dalam
membantu
pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
S:
1. Tn. M mengatakan Ny. P
masih mual, dan bisa
sepenuhnya
menghabiskan porsi
makannya.
2. Keluarga menyetujuin
pertemuan pertemuan saat
ini selama 35 menit
rentang pentingnya
pemenuhan nutrisi dan
komposisi nutrisi.
3. Keluarga mengatakan
sudah paham tentang
proses membantu
pemenuhan nutrisi Ny. P
O:
1. Keluarga kooperatif dan
aktif saat dijelaskan
2. Keluarga membantu
proses pemenuhan
kebutuhan nutrisi Ny.P
sampai akhirnya porsi
makan sudah dapat
dihabiskan.
A:
Masalah belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi.
Universitas Sumatera Utara
38
2. 14 Juli 2017
Pukul 10.45-
11.35 WIB
1. Mempertahankan
status nutrisi yang
adekuat.
2. Memberitahu kepada
klien dan keluarga
tentang pengaturan
aktivitas pada Ny. P
3. Menganjurkan klien
istirahat bila terjadi
kelelahan dan
kelemahan, anjurkan
klien melakukan
aktivitas
semampunya
S:
Klien masih mengeluh lemah
dan lelah setelah melakukan
aktivitas
O:
1. Keluarga kooperatif dan
aktif saat dijelaskan
2. Keluarga membantu klien
dalam melakukan
aktivitas.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara
39
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari kasus keluarga dengan masalah diabetes
melitus baik tinjauan secara teori maupun pelaksanaan asuhan keperawatan pada
keluarga Tn. M terkhusus bagi Ny. P maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dalam pengkajian Ny. P mengalami diabetes melitus, pada saat pengkajian
Ny. P mengatakan mudah capek, lemas, mudah haus, tidak selera makan dan
mengalami penuruna befrat bdan, jika Ny. P merasakan mual dan mau
muntah maka porsi makan Ny. P tidak dapat dihabiskan. Keluarga belum
mengetahui bagaimana cara perawatan diabetes melitus yang benar.
2. Sesuai data yang didapatkan saat pengkajian didapatkan 2 diagnosa keluarga,
yaitu: 1) Perubahan nutrisi kurang dari kenutuhan tubuh pada keluarga Tn. M
khususnya Ny. P berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan ditandai dengan Ny. P mual, muntah dan tidak selera
makan. 2). Intoleransi aktivitas pada keluarga Tn. M khususnya Ny. P
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memamfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada ditandai dengan keluarga tidak mengetahui
tanda dan gejala penyakit DM.
3. Perencanaan dirumuskan berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi
sekaligus memperhatikan kondisi Ny. P serta kesanggupan keluarga dalam
bekerja sama.
4. Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan implementasi dari rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun. Pelaksanaan sangat bergantung pada
sikap dan keterampilan nyang dimiliki perawat. Kepercayaan klien terhadap
perawat menimbulkan kooperatif dalam menjalankan tindakan keperawatan.
Keluarga Ny. P dapat berpartisipasi dan menerima terhadap pelaksanaan
tindakan keperawatan yang telah direncanakan.
5. Evaluasi yang telah diterapkan dalam teori tidak semuanya dapat dicapai
dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Namun, dengan batasan waktu
Universitas Sumatera Utara
40
yang ditentukan ada perubahan yang dialami keluarga terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan Ny. P yang awalnya tidak selera makan kini ny.
P sudah mulai mau makan walau terkadang porsi makannya tidak sering
dihabiskan.
B. Saran
1. Pendidikan keperawatan
Senantiasa meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dan profesional
sehingga dapat tercipta perawat yang profesional, terampil, dan bermutu yang
mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan
kode etik keperawatan.
2. Pelyanan keperawatan
Lebih meningkatkan layanan keperawatan terkhusus yang bergerak di bidang
komunitas, dengan menigkatkan pelayanan homecare dan pendidikan
kesehatan untuk mendukung: kesembuhan dan kesejahteraan kesehatan
masyarakat komunitas.
3. Masyarakat
Senantiasa meningkatkan kualitas kesehatan dengan memamfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada di sekitar serta mendukung pprogram-program
yang diberikan oleh pelayanan kesehatan sekitar.
Universitas Sumatera Utara
41
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Arisman. (2013). Buku Ajar Ilmu Gizi: Obesitas, Diabetes Melitus, &
Dislipidemia. Edisi Revisi 2017. Jakarta: EGC.
Atikah, P.,dkk. (2017). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan.
Yogyakarta.
Garnadi. 2012. Hidup Nyaman Dengan Diabetes Melitus. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Hardianah H.R. (2017). Mengenal Diabetes Melitus Pada Orang Dewasa Dan
Anak-Anak Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuha Medika.
Harnilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan:
Pustaka As Salam.
Hendra, U. 2009. Penatalaksanan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Hidayat. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarrak, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2; Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika.
Muhlisin, A. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Potter & Perry. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses &
Praktek. Jakarta: EGC.
Suryono. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
WHO. 2014. Diabetes Melitus. Diperoleh dari http://repositori.usu.ac.id/bitstream/
handle/123456789/56973/Chapter%2011.
Wijayaningsih. 2012. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta Timur: CV. Trans
Info Media.
Wong, D. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedeatrik Wong. Edisi 6. Jakarta:
EGC.
Universitas Sumatera Utara
42
SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA DIABETES MELITUS
1. Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus
2. Sub pokok bahasan : diabetes Mellitus pada lansia
a. Penyuluhan : Mahasiswa Keperawatan USU
b. Hari/ Tanggal : 14 Juli 2017
c. Waktu : 12.00 – 13.00 wib
d. Tempat : dirumah pasien
3. Tujuan Instruksi Umum (TUI)
Peserta dapat mengetahui dan memahami tentang diabetes mellitus
4. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
a. Setelah tentang pengertian diabetes mellitus
b. Menjelaskan penyebab terjadinya diabetes mellitus
c. Menjelaskan klasifikasi diabetes mellitus
d. Menjelaskan tanda dan gejala diabetes mellitus
e. Menjelaskan komplikasi diabetes mellitus
f. Menjelaskan kembali pengontrolan dan pencegahan diabetes mellitus
g. Memahami tentang gizi, seimbang, menu diit untuk penderita diabetes
mellitus
5. Materi
Terlampir
6. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
7. Media
a. Leaflet
Universitas Sumatera Utara
43
8. Susunan acara
No. Acara Waktu Kegiata Penyuluhan Evaluasi
1. Pembukaan 3 menit 1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
Menjawab
salam,
mendengarkan
dengan
seksama.
2. Inti 30 menit 1. Menyampaikan materi
tentang pengertian diabetes
melitus.
2. Menjelaskan tentang
penyebab diabetes melitus.
3. Menjelaskan tanda dan gejala
diabetes melitus.
4. Menjelaskan kembali tentang
pengontrolan dan pencegahan
diabetes melitus.
5. Menjelaskan kembali tentang
komplikasi diabetes melitus.
6. Menjelaskan tentang gizi
seimbang dan menu diit
untuk penderita diabetes
melitus.
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Tanya jawab 10 menit Meminta peserta untuk
mengajukan pertanyaan jika
belum jelas.
Peserta
mengajukan
pertanyaan
3. Penutup 10 menit 1. Menyimpulkan hasil
penyuluhan.
2. Memberi salam dan meminta
maaf bila ada kesalahan.
3. Mengucapkan terimakasih
atas perhatian dan
mengucapkan salam penutup.
Peserta
memperhatikan
dan menjawab
salam.
Universitas Sumatera Utara
44
9. Kriteria hasil
a. Evaluasi Struktur
1) Keluarga pasien hadir atau ikut serta dalam kegiatan penyuluhan.
2) Penyelenggaraan peyuluhan dilakukan.
b. Evaluasi Proses
1) Keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Keluarga pasientidak meninggalkan tempat sebelum penyuluhan
selesai.
c. Mahasiswa
1) Dapat mdapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
2) Dapat menjalankan perannya sesuai tugas
d. Evaluasi Hasil
1) Menjelaskan pengertian diabetes melitus
2) Menjelaskan tentang penyebab diabetes melitus
3) Menjelaskan tanda dan gejala diabetes melitus
4) Menjelaskan tentang komplikasi diabetes melitus
5) Menjelaskan tentang cara pengontrolan diabetes melitus
6) Menjelaskan tentang cara gizi seimbang dan menu diet diabetes
melitus
7) Menjelaskan tentang cara pencegahan diabetes melitus
Universitas Sumatera Utara
45
URAIAN MATERI
DIABETES MELITUS
A. Pengertian
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang terjadi karena kelenjar
pankreas tidak dapat memproduksi insulin, atau ketika tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif sehingga mengakibatkan
peningkatan konsentrasi glukosa didalam darah (hiperglikemia).
B. Etiologi
1. Pola makan
Makan secara berlebihan dari melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes melitus.
Konsumsi makan yang berlebihandan tidak diimbangi dengan sekresi
insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula
dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes
melitus.
2. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cendrung memiliki
peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes melitus. Sembilan
dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang diabetes melitus.
3. Faktor genetis
Diabetes melitus dapat diwariskan dari orangtua kepada anak. Gen
penyabab diabetes melitus akan dibawa oleh anak jika orangtuanya
menderita diabetes melitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya
bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi
pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk
proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang
terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
Universitas Sumatera Utara
46
5. Penyakit dan infeksi pada pankreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat
menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi
pankreas turun, sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses
metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi
dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkena diabetes melitus.
6. Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes melitus.
Jika orang malas berolahraga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena
penyakit diabetes melitus karena olahraga berfungsi untuk membakar
kalori yang berlebihan didalam tubuh. Kalori yang tertimbun didalam
tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes melitus selain
disfungsi pankreas.
7. Kadar kortikosteroid yang tinggi.
8. Kehamilan diabetes gestasional, akan hilang setelah melahirkan.
9. Obat-obatan yang mendapat merusak pankreas.
10. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.
C. Tanda dan Gejala
1. Poliuri (banyak buang air besar)
2. Polipagia (banyak makan)
3. Polidipsi (banyak minum)
4. Berat badan menurun, nafsu makan meningkat
5. Mudah timbul abses yang sembuhnya lama
6. Kesemutan
7. Pengelihata kabur
8. Lemas
9. Impotensi pada pria
10. Pruritus vulva pada wanita
11. Gairah seks menurun
12. Cepat lelah dan mengantuk
Universitas Sumatera Utara
47
D. Komplikasi
Adapun komplikasi pada diabetes melitus sebagai berikut :
1. Akut
a. Hiperglikemia (kadar gula darah yang meningkat)
b. Penurunan kesadaran
2. Kronis
a. Kerusakan pembuluh darah kecil, contohnya kerusakan pembuluh
darah pada mata, jantung dll.
b. Retan infeksi TBC.
c. Infeksi kulit
d. Kebutaan
E. Pengontrolan dan Pencegahan
Cara mengontorol diabetes melitus
1. Cek kadar gula secara rutin
2. Kontrol kadar gula darah yang teratur
3. Konsisten patuhi saran dokter
Cara mencegah diabetes melitus :
Penanganan untuk mencegah terjadinya DM :
1) Olahraga yang teratur/latihan gerak
2) Mengatur makanan yang sehat
3) Menjalani pemeriksaan gula darah
4) Menjaga keseimbangan berat badan
5) Menggunakan obat sesuai anjuran dokter
6) Kendalikan berat badan
7) Kurangi konsumsi cairan dan minuman kaya gula
8) Kurangi asupan karbohidrat
9) Konsumsi banyak sayur dan buah
10) Beraktifitas fisik secara teratur
F. Gizi seimbang dan menu diet untuk diabetes melitus
Gizi seimbang untuk penderita DM :
1) Makanlah aneka ragam makanan
a) Sumber zat tenaga (karbohidrat, lemak)
b) Sumber zat pembangun (protein)
Universitas Sumatera Utara
48
2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3) Makanlah makanan sumber karbohidrat komplek dan serat
4) Batasi konsumsi lemak
5) Gunakan garam beryodium 1 sendok teh perhari
6) Makanlah sumber zat besi
7) Biasakan makan pagi
8) Minum air bersih dan cukup (kurang lebih 8 gelas perhari)
9) Olahraga teratur
10) Makanlah makanan yang aman kesehatan
Pemberian diet pad DM dengan memperhatikan 3 J yaitu :
1) Jenis bahan makanan
2) Jadwal makan
3) Jumalah makan
Diet pada DM adalah :
» tinggi karbohidart » tinggi serat » rendah lemak » rendah protein
Tujuan pemberian diet pada DM :
1. Mempertahankan kadar gula agar normal
2. Mempertahankan BB yang seimbang
3. Mencegah komplikasi akut dan kronik
Makanan yang harus dihindari :
1. Gula
2. Susu
3. Madu
Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan :
1. Nasi
2. Kentang
3. Roti
Universitas Sumatera Utara
49
4. Singkong
Bahan makanan yang mengadung protein hewani yang boleh dimakan :
1. Ikan segar
2. Ayam
3. Telur ayam
4. Udang
Universitas Sumatera Utara
50
Pada saat pengambilan darah Menunggu hasil KGD
(cek KGD)
Hasil dari pemeriksaan KGD
Universitas Sumatera Utara
51
Universitas Sumatera Utara