Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

20
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA Enggar Municha S. D. Ferdiana Revitasari Edho Choyrul H. Daniel Kusuma D.

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

ASUHAN KEP

ERAW

ATAN P

ADA

BAYI D

ENGAN A

SFIKSIA

Enggar Municha S. D.Ferdiana RevitasariEdho Choyrul H.Daniel Kusuma D.

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

ANATOMI FISIOLOGI

Menurut Engel (2008: 156-157) menyatakan bahwa paru-paru mempunyai dua fungsi utama yaitu untuk menyediakan oksigen bagi tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida serta untuk mempertahan keseimbangan asam basa dalam tubuh. Paru-paru ada sepasang dan simetris. Paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru kiri mempunyai dua lobus. Udara masuk ke paru-paru melalui trakea dan laring dari mulut atau hidung. Trakea bercabang menjadi dua bronkus utama. Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan bersudut tidak setajam bronkus kiri. Saat bayi baru lahir, paru-paru berisi cairan. Cairan ini dengan cepat dihalau dan diabsorbsi karena paru-paru terisi udara.

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia
Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

Struktur tulang toraks bayi yang baru lahir agak bundar. Secara bertahap diameter transversal bertambah sampai menjadi bentuk elips seperti bentuk dada orang dewasa, kira-kira usia 6 tahun. Struktur tulang toraks bayi juga agak lunak, yang memungkinkan kerangka dada tertarik selama pernafasan yang mengeluarkan usaha kuat. Bayi mempunyai sedikit jaringan dan kartilago pada trakea dan bronkus yang memungkinkan struktur ini lebih mudah kolaps.

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

DEFINISI ASFIKSIA

Asfiksia merupakan suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis (Hidayat, 2005).

Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal  bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya (Dewi, 2011).

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

EPIDEMIOLOGI

Asfiksia merupakan penyebab utama kematian pada neonates. Di negara maju, asfiksia dapat menyebabkan kematian neonatus 8-35%. sedangkan Di daerah Indonesia tepatnya dipelosok pelusok atau pedesaan bayi baru lahir yang mengalami asfiksia jika di prosentasekan adalah 31-56,5%. Insidensi asfiksia pada bayi baru lahir jika dalam bentuk menit adalah 1= 47/1000 lahir hidup dan pada menit 5= 15,7/1000 lahir hidup

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

ETIOLOGI

Menurut Betz et al. (2001)A.Faktor ibuB.Faktor plasentaC.Faktor fetusD.Faktor neonates

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

TANDA DAN GEJALA

1. Pada kehamilan

Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/menit atau kurang dari 100 x/menit, halus dan ireguler serta adanya pengeluaran mekonium.

Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai asfiksia.

Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan ada mekonium : janin sedang asfiksia.

Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah dan ada mekonium : janin dalam gawat.

2. Pada bayi setelah lahir

Bayi pucat dan kebiru-biruan.

Usaha bernafas minimal atau tidak ada.

Hipoksia.

Asidosis metabolik atau respiratori.

Perubahan fungsi jantung.

Kegagalan sistem multiorgan.

Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik, kejang, nistagmus dan menangis kurang baik/tidak baik (Mansjoer, 2000).

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

PATOFIS

1. Cara bayi memperoleh oksigen sebelum dan setelah lahir

Menurut Wong, 2008 menyatakan bahwa sebelum lahir, paru janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen atau jalan untuk mengeluarkan karbon dioksida. Pembuluh arteriol yang ada di dalam paru janin dalam keadaan konstriksi sehingga tekanan oksigen (pO2) parsial rendah. Hampir seluruh darah dari jantung kanan tidak dapat melalui paru karena konstriksi pembuluh darah janin, sehingga darah dialirkan melalui pembuluh yang bertekanan lebih rendah yaitu duktus arteriosus kemudian masuk ke aorta.

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

PATOFIS

2. Reaksi bayi terhadap kesulitan selama masa transisi normal

Pada saat pasokan oksigen berkurang, akan terjadi konstriksi arteriol pada organ seperti usus, ginjal, otot dan kulit, namun demikian aliran darah ke jantung dan otak tetap stabil atau meningkat untuk mempertahankan pasokan oksigen. Penyesuaian distribusi aliran darah akan menolong kelangsungan fungsi organ-organ vital. Walaupun demikian jika kekurangan oksigen berlangsung terus maka terjadi kegagalan fungsi miokardium dan kegagalan peningkatan curah jantung, penurunan tekanan darah, yang mengkibatkan aliran darah ke seluruh organ akan berkurang. Sebagai akibat dari kekurangan perfusi oksigen dan oksigenasi jaringan, akan menimbulkan kerusakan jaringan otak yang irreversibel, kerusakan organ tubuh lain, atau kematian.

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

Komplikasai

a. Edema otak dan perdarahan otak

b. Anuria atau oliguria

c. Kejang

d. Koma

Prognosis

Pada bayi baru lahir yang mengalami asfiksia ringan tergantung pada kecepatan penatalaksanaan dan jika mengalami asfiksia berat dapat menimbulkan kematian pada hari-hari pertama kelainan saraf. Asfiksia dengan pH 6,9 dapat menyababkan kejang sampai koma dan kelainan neurologis permanen, misalnya retardasi mental

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

PENGOBATAN DAN PENATALAKSANAAN

1. Terapi suportif

Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir yang bertujuan untuk rnempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa yang mungkin muncul. Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahap tahapan-tahapan yang dikenal dengan ABC resusitasi.

2. Terapi Medikamentosa

Epinefrin

Bikarbonat

Nalokson

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Untuk dapat menegakkan diagnosis lebih lanjut perlu dilakukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut.

1. Foto polos dada.

2. USG kepala.

3. Laboratorium : darah rutin( hemoglobin/ hematokrit (Hb/ Ht) : kadar Hb 15-20 gr dan Ht 43%-61%), analisa gas darah dan serum elektrolit.

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

pathway

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajiana. Identitas pasien dan keluargab. Riwayat kehamilan ibu dan persalinanc. Riwayat kesehatand. Pengkajian Keperawatane. Pemeriksaan Fisikf. Pemeriksaan Penunjang

2. Diagnosa keperawatanDX 1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi.DX 2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya cairan dalam paru-paru.DX 3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan perfusi ventilasi.DX 4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai oksigen jaringan menurun.

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

INTERVENSI KEPERAWATAN

DX 1.

1. Pantau tanda-tanda vital pasien.

2. Pantau kecepatan, irama, kedalaman pernafasan.

3. Pantau pergerakan dada pasien.

4. Auskultasi bunyi nafas dan adanya bunyi nafas

tambahan.

5. Lakukan tindakan resusitasi pada pasien.

6. Berikan terapi oksigen pada pasien.

7. Kaji respon pasien terhadap tindakan yang

dilakukan.

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

INTERVENSI

DX2.

1. Pantau status pernafasan pasien.

2. Lakukan hygiene mulut pasien.

3. Auskultasi suara nafas pasien sebelum dan setelah dilakukan suction.

4. Lakukan tindakan suction pada pasien.

5. Kaji respon pasien setelah dilakukan tindakan suction.

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah dibuat. Perawat dapat melaksanakan tindakan secara mandiri maupun kolaborasi

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

EVALUASI KEPERAWATAN

SOAP

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Asfiksia

Terima kasih