Asuhan Keperawatan Metode Penugasan Tim

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari terutama bagi suatu sistem yang memerlukan pengorganisasian, termasuk dalam keperawatan. Manajemen keperawatan dapat didefinisikan yaitu proses koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai perawatan, tujuan pelayanan dan obejektif. Berdasarkan teori Gillies, manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai suatu proses bekerja melalui upaya anggota staf keperawatan untuk memberikan pelayanan keperawatan, pengobatan dan bantuan terhadap para klien. Organizing adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pengalokasian dan pengaturan sumber daya untuk memenuhi tujuan yang telah ditentukan. Langkah awal dalam pengorganisasian adalah mengorganisasikan pekerjaan, mengorganisasikan pekerja dan langkah terakhir adalah mengorganisasikan lingkungan. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang perlu dilakukan setiap unit kerja. Pengorganisasian dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki serta disesuaikan dengan kebutuhan klien. Pengorganisasian tugas perawat ini disebut “metode penugasan” 1

description

manajemen askep metode penugasan

Transcript of Asuhan Keperawatan Metode Penugasan Tim

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangManajemen sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi suatu sistem yang memerlukan pengorganisasian, termasuk dalam keperawatan. Manajemen keperawatan dapat didefinisikan yaitu proses koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai perawatan, tujuan pelayanan dan obejektif. Berdasarkan teori Gillies, manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai suatu proses bekerja melalui upaya anggota staf keperawatan untuk memberikan pelayanan keperawatan, pengobatan dan bantuan terhadap para klien.Organizing adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pengalokasian dan pengaturan sumber daya untuk memenuhi tujuan yang telah ditentukan. Langkah awal dalam pengorganisasian adalah mengorganisasikan pekerjaan, mengorganisasikan pekerja dan langkah terakhir adalah mengorganisasikan lingkungan. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang perlu dilakukan setiap unit kerja. Pengorganisasian dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki serta disesuaikan dengan kebutuhan klien. Pengorganisasian tugas perawat ini disebut metode penugasanMetode penugasan merupakan suatu aspek penting dalam dunia keperawatan, hal ini dibutuhkan agar perawat mampu bekerja secara maksimal. Untuk itu dalam pemilihan metode penugasan perlu memperhatikan berberap hal berikut: jumlah tenaga perawat, kualifikasi staff, dan klasifikasi pasien.Metode penugasan suatu gambaran/kerangka kerja yang mengatur pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan pada klien dengan menggunakan sumber-sumber informasi dan pendekatan pemecahan masalah serta memungkinkan perawat untuk berkolaborasi dengan profesi kesehatan lain. Dengan demikian model pemberian asuhan keperwatan diharapkan dapat memfasilitasi pelaksanaan pelayanan keperawatan berjalan secara optimal.Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistem pengorganisasian asuhan keperawatan menggunakan salah satu metode yaitu metode penugasan tim.

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian sistem pengorganisasian asuhan keperawatan metode penugasan tim?2. Apa kelebihan sistem pengorganisasian asuhan keperawatan metode penugasan tim?3. Apa kelemahan sistem pengorganisasian asuhan keperawatan metode penugasan tim?4. Bagaimana contoh penerapan sistem pengorganisasian asuhan keperawatan metode penugasan tim beserta persiapan dan pelaksanaannya?

C. Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui pengertian sistem pengorganisasian asuhan keperawatan metode penugasan tim.2. Untuk mengetahui kelebihan sistem pengorganisasian asuhan keperawatan metode penugasan tim.3. Untuk mengetahui kelemahan sistem pengorganisasian asuhan keperawatan metode penugasan tim.4. Untuk mengetahui contoh penerapan sistem pengorganisasian asuhan keperawatan metode penugasan tim beserta persiapan dan pelaksanaannya.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penugasan TimMenurut Douglas (1992), model pemberian asuhan keperawatan melalui metode penugasan adalah suatu cara pendekatan yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan secara efektif dan efisien pada suatu kelompok klien. Metode penguasaan merupakan metode koordinasi, pengarahan dan pengendalaian proses pencapaian tujuan melalui interaksi, komunikasi dan integrasi pekerjaan.Metode penugasan tim adalah metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif & kolaboratif (Douglas, 1992). Metode ini bertujuan untuk: memfasilitasi pelayanan keperawatan; menerapkan proses keperawatan standar; dan menyatukan kemampuan anggota tim yang beragam. Konsep dari metode ini adalah ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting dalam metode ini, anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua. Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua tim dan ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim. Selain itu ketua tim bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala ruang tentang kemajuan pelayanan / asuhan keperawatan terhadap klien.Menurut Nursalam (2002), metode tim merupakan pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat dan sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya (registered nurse).Keperawatan Tim berkembang pada awal tahun 1950-an, saat berbagai pemimpin keperawatan memutuskan bahwa pendekatan tim dapat menyatukan perbedaan katagori perawat pelaksana dan sebagai upaya untuk menurunkan masalah yang timbul akibat penggunaan model fungsional. Pada model tim, perawat bekerja sama memberikan asuhan keperawatan untuk sekelompok pasien di bawah arahan/pimpinan seorang perawat profesional (Marquis & Huston, 1998).Dibawah pimpinan perawat professional, kelompok perawat akan dapat bekerja bersama untuk memenuhi sebagai perawat fungsional. Penugasan terhadap pasien dibuat untuk tim yang terdiri dari ketua tim dan anggota tim. Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontriibusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi. Setiap anggota tim akan merasakan kepuasan karena diakui kontribusmnya di dalam mencapai tujuan bersama yaitu mencapai kualitas asuhan keperawatan yang bermutu. Potensi setiap anggota tim saling melengkapi menjadi suatu kekuatan yang dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan serta menimbulkan rasa kebersamaan dalam setiap upaya dalam pemberian asuhan keperawatan.Metode team adalah metode yang berdasarkan kelompok pada filosofi keperawatan. Terdapat sekitar 6-7 perawat profesional dan perawat associate bekerja sebagai suatu tim, disupervisi oleh ketua tim. Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/group yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas. Selain itu, tugas memungkinkan adanyatransfer of knowledge dan transfer of experiencesdi antara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan pengetahuan serta memberikan keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.Dalam asuhan keperawatan dengan metode ini, ketua tim harus memiliki kemampuan untuk mengikutsertakan anggota tim dalam memecahkan massalah. Ketua tim juga harus dapat menerapkan pola asuhan keperawatan yang di anggap sesuai dengan kondisi pasien dan minat pemberi asuhan. Oleh karena itu, pembuatan keputusan, otoritas, dan tanggung jawab ada pada tinggkat pelaksana. Hal ini akan mendukung pencapaan pengetahuan dan keterampilan professional.

B. Kelebihan Metode Penugasan TimBeberapa kelebihan dari metode tim dalam pemberian asuhan keperawatan adalah :1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik2. Dapat memberi kepuasan kepada pasien dan perawat. Pasien merasa di perlakukan lebih manusiawi karena memiliki sekelompok perawat yang lebih mengenal dan memahami kebutuhannya.3. Perawat dapat mengenali pasien secara individual karena perawatannya menangani pasien dalam jumlah yang sedikit. Hal ini, sangat memungkinkan merawat pasien secara komprehensif dan melihat pasien secara holistic.4. Perawat akan memperlihatkan kerja lebih produktif melalui kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi dengan klien. Hal ini akan mempermudah dalam mengenali kemampuan anggota tim yang dapat di manfaatkan secara optimal.5. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggungjawabkan6. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah di atasi.7. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.8. Peningkatan kerja sama dan komunikasi di antara anggota tim dapat menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberikan9. Memberikan kepuasaan pada anggota tim dalam hubungan interpersonal10. Saling memberi pengalaman antar sesama tim 11. Terciptanya kaderisasi kepemimpinan

C. Kelemahan Metode Penugasan TimBeberapa kerugian dari metode tim dalam pemberian asuhan keperawatan adalah :1. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung jawabnya.2. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat.3. Perawat yang belum terampil/berpengalaman membutuhkan bimbingan dan pengawasan yang aktif dari anggota tim yang mampu/ketua tim.4. Akuntabilitas dalam tim kabur.5. Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai perawat pemimpin maupun perawat klinik6. Metode tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak diimplementasikan dengan total7. Membutuhkan tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.8. Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi9. Membingungkan bila komposisi tim sering dirubah

D. Contoh Penerapan Metode Penugasan Tim

Gambar 1 : Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Team Nursing (Marquis & Huston, 1998)

Penerapan Metode Tim:1) Kepala ruangan membagi jumlah tim keperawatan berdasarkan klasifikasi pasien 2) Menilai tingkat ketergantungan pasien, melalui :a. Setiap pagi, karu bersama katim menilai langsung pada masing-masing tim yang menjadi tanggung jawabnya, atau b. Setiap tim keperawatan (yang dinas malam) membuat klasifikasi pasien kemudian diserahkan kepada karu/katim. Cara ini dapat lebih menghemat waktu 3) Katim menghitung jumlah kebutuhan tenaga 4) Karu dan katim membagi pasien kepada perawat yang bertugas sesuai kemampuan perawat (pengetahuan dan keterampilan)Serah terima antar shift oleh karu, katim dan semua perawat pelaksana yang dapat dilakukan melalui konfrens, atau keliling langsung ke pasien (sebelum dan selesai dinas). Materi yang diserah terimakan yaitu laporan hasil pengkajian, permasalahan, implementasi dan evaluasi. Selain itu perencanaan yang harus dilanjutkan oleh tim yang akan bertugas.5) Selesai konfrens, seluruh anggota tim mulai melakukan asuhan keperawatan langsung maupun tidak langsung

a) Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan1. Menyiapkan jadwal shift2. Menyiapkan penyimpanan obat baik itu lemari obat, tempat obat, surat persetujuan dan lembar obat.3. Menyiapkan list pasien4. Menyiapkan alat alat yang akan dilakukan untuk tindakan

Menurut Tappen (1995), ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan: Pemimpin tim didelegasikan/diberi otoritas untuk membuat penugasan bagi anggota tim dan mengarahkan pekerjaan timnya. Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau partisipatif dalam berinteraksi dengan anggota tim. Tim bertanggung jawab terhadap perawatan total yang diberikan kepada kelompok pasien. Komunikasi di antara anggota tim adalah penting agar dapat sukses. Komunikasi meliputi: penulisan perawatan klien, rencana perawatan klien, laporan untuk dan dari pemimpin tim, pertemuan tim untuk mendiskusikan kasus pasien dan umpan balik informal di antara anggota tim.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka ketua tim harus memiliki kemampuan sebagai berikut :1. Mengomunikasikan dan mengoordinasikan semua kegiatan tim2. Menjadi konsultan dalam asuhan keperawatan3. Melakukan peran sebagai model peran4. Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien5. Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien6. Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien7. Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien maupun kerja dari anggota tim8. Menjadi guru pengajar9. Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektifBila kemampuan tersebut dapat di miliki oleh ketua tim, akan berdampak secara positif dalam pemberian asuhan keperawatan.

b) Pelaksanaan Metode Penugasan TimMetode tim dalam pemberian asuhan keperawatan dapat diterapkan bila ada tenaga profesional yang mampu dan mau memimpin kelompok kecil, dapat bekerja sama dan memimbing tenaga keperawatan yang lebih rendah. Disamping itu perawat kepala ruang harus membagi tanggung jawab dan tugasnya kepada orang lain. Satu tim keperawatan dapat terdiri tiga sampai lima perawat untuk bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan kepada 10 sampai 15 pasien.

Konsep metode tim :1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai tehnik kepemimpinan;2) Pentingnya komunikasi efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin;3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim;4) Peran kepala ruangan penting dalam model tim, tim ini akan berhasil bila didukung oleh kepala ruangan.

Metode tim ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.

Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan harus benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan asuhan keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari dua orang perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan. ketua tim seharusnya perawat profesional yang sudah berpenngalaman dalam memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang (nurse unit manager). Selanjutnya, ketua tim akan melaksanakan tugas yang di delegasikan oleh perawat kepala ruang bersama sama denga anggota tim. Tugas dan tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang harus di perhatikan secara cermat. Tugas dan tanggung jawab tersebut diarahkan untuk melakukan pengkajian dan penyusunan rencana keperawatan untuk setiap pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua anggota tim dengan mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbingan kepada anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan tentang perkembangan kondisi pasien dan anggota tim.Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim apakah berorientasi pada tugas atau pada klien. Perawat yang berperan sebagai ketua tim bertanggung jawab untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan semua pasien yang ada di dalam timnya dan merencanakan perawatan klien. Tugas ketua tim meliputi: mengkaji anggota tim, memberi arahan perawatan untuk klien, melakukan pendidikan kesehatan, mengkoordinasikan aktivitas klien.Peran Kepala Ruangan, Ketua Tim Dan Perawat Pelaksana Dalam Metode Ini Didasarkan Sesuai Dengan Metode Tim1. Peran Kepala RuangPeran perawat kepala ruang dalam aplikasi metode tim diarahkan pada keterampilan dan minat yang dimilikinya. Disamping itu perawat kepala ruangan harus mampu mengoptimalkan fungsi tim melalui orientasi anggota tim dan pendidikan berkelanjutan, mengkaji kemampuan anggota tim dan membagi tugas sesuai dengan keterampilan anggotanya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah perawat kepala ruangan harus mampu sebagai model peran.Peran Kepala Ruang, dalam tahap:a. Pengkajian : Mengidentifikasi masalah terkait fungsi manajamenb. Perencanaan : Fungsi perencanaan dan fungsi ketenagaan1) Menentukan atau membagi tim dan menunjukan ketua tim yang bertugas di ruangan masing-masing2) Mengikuti serah terima pasien di shif sebelumnya3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan : gawat, transisi, dan persiapan pulang bersama ketua tim4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim., mengatur penugasan atau penjadwalan. 5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakuakan terhadap pasien.7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.8) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.9) Menetapkan standar kinerja yang diharapkan sesuai dengan standar asuhan keperawatan.10) Mengadakan diskusi pemecahan masalah.11) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk12) Merencanakan logistik ruangan/failitas ruangan13) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri14) Membatu membimbing terhadap peserta didik keperawatan15) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.16) Melakukan pendokumentasianc. Fungsi Pengorganisasian1) Merumuskan metode penugasan yang akan digunakan2) Merumuskan tujuan metode penugasan3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas4) Membuat rentang kendali kepala ruangan mambawahi 2 ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain.6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua tim9) Memberi wewenang kepada usaha untuk mengurus adminitrasi pasien10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya11) Indentifikasi masalah dan cara penanganan.12) Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua anggota13) Memberi kesempatan pada ketua tim untuk mengembangkan kepemimpinan.14) Menjadi nara sumber bagi ketua tim.15) Mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang metode/model tim dalam pemberian asuhan keperawatan.d. Fungsi pengarahan1) Memberikan pengarahan kepada ketua Tim2) Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap ketua tim dan anggota Tim3) Memberi pujian kepada ketua tim dan anggota Tim yang melaksanakan tugas dengan baik4) Membingbing bawahan sejak awal yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya5) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim6) Melakukan supervisi7) Memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan di ruangan8) Memotivasi anggota untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan.9) Melakukan pelaporan dan pendokumentasiane. Evaluasi : Fungsi pengendalian/pengawasan1) Mengevaluasi kinerja ketua tim2) Memberikan umpan balik pada kinerja ketua tim3) Mengatasi masalah di ruang rawat dan menetapkan tidak lanjut4) Memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan5) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian6) Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuah keperawatan yang diberikan kedapa pasien.7) Melalui supervisi :a. Pengawasan langung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.b. Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim. Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan serta catatan yang selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.c. Evaluasi : Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua timd. Audit keperawatan

2. Peran Ketua Tim, dalam tahap :a. Pengkajian : mengumpukan data kesehatan klienb. Perencanaan : Fungsi perencanaan dan ketenagaan1) Bersama kepala ruangan melaksanakan serah terima tugas2) Bersama kepala ruangan melaksanakan pembagian tugas3) Menyusun rencana asuhan keperawatan4) Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan5) Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan6) Mengorientasikan klien baru pada lingkungan7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian8) Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala ruangan9) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang didelegasikan oleh kepala ruangan.c. Fungsi pengorganisasian1) Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan2) Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan pasien3) Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan memberikan bimbingan melalui konferens.4) Mampu mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama tim kesehatan lain5) Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medik.6) Mengatur waktu istirahat anggota tim7) Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota tim8) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatand. Fungsi pengarahan1) Memberikan pengarahan kepada anggota tim2) Memberikan bimbingan pada anggota tim3) Memberikan infromasi yang berhubungan dengan asuhan keperawatan4) Mengawasi proses pemberian asuhan keperawatan5) Melibatkan anggota tim dari awal sampai akhir kegiatan6) Memberikan pujian/motivasi kepada anggota tim7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian8) Mengembangkan kemampuan anggota9) Menyelenggarakan konferensi.e. Evaluasi : sebagai fungsi pengendalian1) Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang diharapkan serta mendokumentasikannya.2) Memperhatikan aspek legal dan etik3) Melakukan pelaporan dan pendokumantasian4) Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab timnya5) Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan

3. Peran Anggota TimTanggung jawab anggota tim :1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya2) Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim3) Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan.4) Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah diberikan berdasarkan respon klien.5) Berpartisipasi dalam setiap memberikan masukan untuk meningkatkan asuhan keperawatan6) Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim.7) Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim.8) Memberikan laporan

.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanMetode Penugasan merupakan suatu alternative metode yang akan diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien/pasien dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan dan peningkatan derajat kesehatan pasien. Pada dasarnya seluruh jenis metode penugasan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Prinsip dalam pemilihan metode penugasan yaitu pertimbangan jumlah tenaga, kualifikasi staf dan klasifikasi pasien. Dengan demikian seorang manajer dapat menentukan jenis metode penugasan yang tepat untuk diterapkan pada suatu unit keperawatan melalui kajian situasi yang memperhatikan prinsip pemilihan metode penugasan.Metode penugasan tim adalah metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif & kolaboratif (Douglas, 1992). Metode ini bertujuan untuk: memfasilitasi pelayanan keperawatan; menerapkan proses keperawatan standar; dan menyatukan kemampuan anggota tim yang beragam. Konsep dari metode ini adalah ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting dalam metode ini, anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua. Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua tim dan ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim. Selain itu ketua tim bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala ruang tentang kemajuan pelayanan / asuhan keperawatan terhadap klien.

B. SaranKeberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan. Setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model untuk mengelola asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, serta kebijakan rumah sakit. Karena setiap perubahan akan berakibat suatu stres sehingga perlu adanya antisipasi ...jangan mengubah suatu sistem....justru menambah permasalahan....(Kurt Lewin, 1951 dikutip Marquis dan Huston, 1998).

DAFTAR PUSTAKA

Douglas, Laura Mae. 1992. The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,. Mosby - year book, Inc.Gillies , DA.1994. Nursing Management a System Approach, 2nd.ed. W. B.Saunders.Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Menejemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.Marquis, B.L. dan Huston, C.J. 1998. Management Decision Making for Nurses (3rd ed) Philadelphia: Lippincot Raven Publisher.Nurhidayah, Rika Indah. 2002. Pengorganisasian dalam Keperawatan. [internet] http://library.usu.ac.id/download/fk/keper-rika.pdf diakses pada 1 Mei 2015 pukul 10.00 WITA.Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.Tappen, R.M. l995. Nursing Leadership and Management. Concepts and Practice. (3 rd edition). Philadelpia: F.A. Davis Company.

1