Asuhan Keperawatan Fibromialgia

15
Nasrullah Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan 2011 Nasrullah GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL FIBROMIALGIA

description

GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL FIBROMIALGIANasrullah Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan 2011NasrullahLaporan Singkat FIBROMIALGIA(Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan)NasrullahMahasiswa Alih Program, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya Malang 2010Program Studi Ilmu Keperawatan B Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2011Nasrullah Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawata

Transcript of Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Page 1: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

Nasrullah

GANGGUAN

SISTEM MUSKULOSKELETAL

FIBROMIALGIA

Page 2: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

Laporan Singkat FIBROMIALGIA

(Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan)

Nasrullah Mahasiswa Alih Program, Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Brawijaya Malang 2010

Program Studi Ilmu Keperawatan B

Jurusan Keperawatan

Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya Malang

2011

Page 3: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

FIBROMIALGIA

-----Nasrullah-----

DEFINISI

Fibromialgia merupakan bentuk kelainan kronis dengan gejala

keletiahan dan nyeri yang tersebar di otot, ligamen dan tendon. Sebelumnya,

keadaan ini dikenal dengan nama lain seperti fibrositis, sindrom nyeri otot kronis

dan tension myalgia (Chang, 2009)

Fibromiositis merupakan kelompok sindrom yang non spesifik dan

sering terjadi, ditandai oleh nyeri difus yang terasa di dalam dan di atas massa

otot, kadang-kadang dengan “focal trigger pointstrs” atau titik-titik nyeri dalam

otot, sendi, tendon dan ligamentum.(Lasagna, 2009)

Sindroma Fibromialgia (Sindroma Nyeri Miofasial, Fibromiositis)

merupakan sekumpulan kelainan yang ditandai dengan nyeri dan kekakuan pada

jaringan lunak, termasuk otot, tendon (yang menghubungkan otot dengan tulang)

dan ligamen (yang menghubungkan tulang dengan tulang lainnya). Nyeri dan

kekakuan (fibromialgia) bisa timbul di seluruh tubuh atau terbatas pada daerah

tertentu seperti yang terjadi pada sindroma nyeri miofasial.

ETIOLOGI

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi fibromialgia bisa dipicu oleh

- stress fisik atau mental

- kurang tidur

- cedera

- pemaparan oleh kelembaban atau dingin

Page 4: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

PATOFISIOLOGI

Patofisiologi sindrom fibromialgia kemungkinan berasal dari

gangguan keseimbangan neurohormonal yang berhubungan dengan stress

berkepanjangan. Pasien fibromialgia mengalami perubahan regulasi

neurotransmiter, seperti serotonin yang dikaitkan dengan depresi, gejala

gastrointestinal dan sakit kepala. Fibromialgia juga berkaitan dengan subtansi P

(zat neurokimia yang berkaitan dengan nyeri) yang terkait dengan depresi,

stress dan kecemasan.

Pada biopsi, otot yang terkena menunjukkan defisiensi adenosin

trifosfat (ATP) dan serabut merah tampak terkoyak dengan perubahan

mitokondria semua ini menunjukkan terjadinya hipoksia. Kurang tidur dapat

menyebabkan sindrom, atau merupakan akibat dari sindrom. Pada setiap kasus,

keadaan kurang tidur membuat produksi serotonin berkurang, sehingga kondisi

depresi yang terlihat pada pasien sindrom fibromialgia bertambah parah. Kadar

hormon somatomedin C yang rendah secara abnormal (hormon yang signifikan

untuk merangsang peremajaan tubuh pada stadium akhir tidur) juga ditemukan

dalam darah pasien fibromialgia.

MANIFESTAI KLINIK

- Nyeri

Nyeri terbatas di suatu daerah, nyeri bisa timbul lebih mendadak dan

lebih tajam. Pada kedua keadaan di atas, nyeri biasanya akan semakin

buruk jika jaringan lunak yang terkena mengalami kelelahan, ketegangan

atau digunakan secara berlebihan. Jika dilakukan penekanan akan timbul

nyeri tumpul.

- Bisa terjadi kekakuan dan kejang otot

Jaringan fibrosa atau otot mana saja bisa terkena, tetapi yang paling sering

terkena adalah daerah leher, bahu, dada dan sela iga, punggung bagian

bawah dan paha.

- Tidur nonrestoratif (tidur tidak mengembalikan kebugaran, bahkan ketika

bangun badan terasa lebih lelah)

Page 5: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

- Kecemasan

- Depresi

- Kelelahan dan gangguan pencernaan

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Sindrom fibromialgia tidak melibatkan respon inflamasi, sehingga

tidak ada satupun maker penanda diagnostik yang digunakan untuk mengukur

respon inflamasi akan memberikan hasil positif. Ada pedoman klasifikasi umum

untuk fibromialgia yang dapat membantu pengkajian sindrom ini. Pedoman ini

mensyaratkan bahwa diagnosis sindrom fibromialgia dapat ditegakkan jika

pasien mengalami nyeri tekan yang meluas selama minimal tiga bulan pada

sedikitnya 11 lokasi.

PENATALAKSANAAN

Perubahan gaya hidup : mengubah pola kerja, mengurangi lama kerja

dan melibatkan diri dalam aktivitas aerobik ringan. Aktivitas diyakini

memperbaiki kadar serotonin dan meningkatkan oksigenasi otot sehingga

kekuatan otot meningkat. Kombinasi latihan aerobik ringan setiap hari, tidur

teratur dengan waktu yang cukup dan pemberian salah satu dari beberapa

macam obat untuk memperbaiki tidur dalam, membuat kesehatan pasien

fibromialgia menjadi lebih baik

Menghentikan kebiasaan minum kopi dan stimulan lain seperti alkohol

karena kedua minuman ini cenderung menekan tidur dalam. Analgesik sering

digunakan untuk mengurangi nyeri pada pasien fibromialgia. Tramadol yang

merupakan obat NSAID non–opioid cukup aman untuk digunakan dalam jangka

waktu lama. Benzodiazepin terkadang digunakan untuk memutus siklus

gangguan tidur dan mengurangi spasme otot, tetapi obat ini dapaat menimbulkan

masalah putus obat.

Page 6: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

Pengobatan dimulai dengan pemberian amitriptilin dosis rendah yang

merupakan obat efektif untuk menghasilkan efek tidur. Efek samping dari obat ini

adalah kenaikan berat badan, mulut kering dan gangguan kognitif. Selanjutnya

mendapatkan doksepin dosis rendah, yang memiliki waktu paruh lebih pendek

dengan efek samping lebih sedikit sehingga pasien dapat tidur nyenyak.

- mengurangi stress

- latihan peregangan

- memperbaiki pola tidur

- pemanasan

- pemijatan

IMPLIKASI KEPERAWATAN

Melalui riset berkelanjutan, pengkajian dan diagnosisi fibromialgia

kini tidak terlalu rumit. Tujuan keperawatan adalah mengurangi nyeri,

memperbaiki tidur dan memperkenalkan bentuk olah raga ringan untuk

mempertahankan kesehatan otot. Farmakoterapi tidak selalu berhasil mengobati

kasus fibromialgia kendati terapi sedasi dapat membantu pasien untuk tidur

nyenyak yang sehat.

Page 7: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Umum Sistim Muskuloskeletal

Riwayat kesehatan meliputi informasi tentang aktivitas hidup sehari-hari,

pola ambulasi, alat bantu yang digunakan (misalnya kursi roda, tongkat, walker),

dan nyeri (jika ada nyeri tetapkan lokasi, derajat nyeri, lama, faktor yang

memperberat dan faktor pencetus) kram atau kelemahan

Pengkajian perlu dilakukan secara sistematis, teliti dan terarah. Data yang

dikumpulkan meliputi data subjektif dan objektif dengan cara melakukan

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik.

ANAMNESIS

1. Data demografi : Data ini meliputi nama, usia, jenis kelamin, tempat tinggal,

orang yang dekat dengan klien.

2. Riwayat perkembangan : Data ini untuk mengetahui tingkat perkembangan

pada neonatus, bayi, prasekolah, remaja, dewasa dan tua.

3. Riwayat sosial : Data ini meliputi pendidikan dan pekerjaan. Seseorang yang

terpapar terus-menerus dengan agens tertentu dalam pekerjaannya, status

kesehatannya dapat dipengaruhi.

4. Riwayat penyakit keturunan : Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui

untuk menentukan hubungan genetik yang perlu diidentifikasi misalnya

(penyakit diabetes melitus yang merupakan predisposisi penyakit sendi

degeneratif, TBC, artritis, riketsia, osteomielitis, dll)

5. Riwayat diet : Identifikasi adanya kelebihan berat badan karena kondisi ini

dapat mengakibatkan stress pada sendi penyangga tubuh dan predisposisi

terjadinya instabilitas ligamen, khususnya pada punggung bagian bawah.

Kurangnya asupan kalsium dapat menimbulkan fraktur karena adanya

dekalsifikasi. Bagaimana menu makanan sehari-hari dan konsumsi vitamin A,

D, kalsium, serta protein yang merupakan zat untuk menjaga kondisi

muskuloskeletal.

6. Aktivitas kegiatan sehari-hari : Identifikasi pekerjaan pasien dan aktifitas

sehari-hari. Kebiasaan membawa benda-benda berat yang dapat

menimbulkan regangan otot dan trauma lainnya. Kurangnya melakukan

Page 8: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

aktivitas mengakibatkan tonus otot menurun. Fraktur atau trauma dapat

timbul pada olahraga sepak bola dan hoki, sedangkan nyeri sendi tangan

dapat timbul akibat olah raga tenis. Pemakaian hak sepatu yang terlalu tinggi

dapat menimbulkan kontraksi pada tendon achiles dan dapat terjadi

dislokasi. Perlu dikaji pula aktivitas hidup sehari-hari, saat ambulasi apakah

ada nyeri pada sendi, apakah menggunakan alat bantu (kursi roda, tongkat

ataupun walker)

7. Riwayat kesehatan masa lalu : Data ini meliputi kondisi kesehatan individu.

Data tentang adanya efek langsung atau tidak langsung terhadap

muskuloskeletal, misalnya riwayat trauma atau kerusakan tulang rawan,

riwayat artritis dan osteomielitis.

8. Riwayat kesehatan sekarang : sejak kapan timbul keluhan, apakan ada

riwayat trauma. Hal-hal yang menimbulkan gejala. Timbulnya gejala

mendadak atau perlahan. Timbulnya untuk pertama kalinya atau berulang.

Perlu ditanyakan pula tentang ada-tidaknya gangguan pada sistem lainnya.

Kaji klien untuk mengungkapkan alasan klien memeriksakan diri atau

mengunjungi fasilitas kesehatan, keluhan utama pasien dan gangguan

muskuloskeletal meliputi :

- Nyeri : identifikasi lokasi nyeri. Nyeri biasanya berkaitan dengan

pembuluh darah, sendi, fasia atau periosteum. Tentukan kualitas nyeri

apakah sakit yang menusuk atau berdenyut. Nyeri berdenyut biasanya

berkaitan dengan tulang dan sakit berkaitan dengan otot, sedangkan nyeri

yang menusuk berkaitan dengan fraktur atau infeksi tulang. Identifikasi

apakah nyeri timbul setelah diberi aktivitas atau gerakan. Nyeri saat

bergerak merupakan satu tanda masalah persendian. Degenerasi panggul

menimbulkan nyeri selama badan bertumpu pada sendi tersebut.

Degenerasi pada lutut menimbulkan nyeri selama dan setelah berjalan.

Nyeri pada osteoartritis makin meningkat pada suhu dingin. Tanyakan

kapan nyeri makin meningkat, apakah pagi atau malam hari. Inflamasi

pada bursa atau tendon makin meningkat pada malam hari. Tanyakan

apakah nyeri hilang saat istirahat. Apakah nyerinya dapat diatasi dengan

obat tertentu.

Page 9: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

- Kekuatan sendi : tanyakan sendi mana yang mengalami kekakuan,

lamanya kekakuan tersebut, dan apakah selalu terjadi kekakuan. Beberapa

kondisi seperti spondilitis ankilosis terjadi remisi kekakuan beberapa kali

sehari. Pada penyakit degenarasi sendi sering terjadi kekakuan yang

meningkat pada pagi hari setelah bangun tidur (inaktivitas). Bagaimana

dengan perubahan suhu dan aktivitas. Suhu dingin dan kurang aktivitas

biasanya meningkatkan kekakuan sendi. Suhu panas biasanya

menurunkan spasme otot.

- Bengkak : tanyakan berapa lama terjadi pembengkakan, apakah juga

disertai dengan nyeri, karena bengkak dan nyeri sering menyertai cedera

pada otot. Penyakit degenerasi sendi sering kali tidak timbul bengkak

pada awal serangan, tetapi muncul setelah beberapa minggu terjadi nyeri.

Dengan istirahat dan meninggikan bagian tubuh, ada yang dipasang gips.

Identifikasi apakah ada panas atau kemerahan karena tanda tersebut

menunjukkan adanya inflamasi, infeksi atau cedera.

- Deformitas dan imobilitas : tanyakan kapan terjadinya, apakah tiba-tiba

atau bertahap, apakah menimbulkan keterbatasan gerak. Apakah semakin

memburuk dengan aktivits, apakah dengan posisi tetentu makin

memburuk. Apakah klien menggunakan alat bantu (kruk, tongkat, dll)

- Perubahan sensori : tanyakan apakah ada penurunan rasa pada bagian

tubuh tertentu. Apakah menurunnya rasa atau sensasi tersebut berkaitan

dengan nyeri. Penekanan pada syaraf dan pembuluh darah akibat

bengkak, tumor atau fraktur dapat menyebabkan menurunnya sensasi.

Page 10: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

PEMERIKSAAN FISIK

Pengkajian Skeletal Tubuh

Hal-hal yang perlu dikaji pada skelet tubuh, yaitu :

1. Adanya deformitas dan ketidaksejajaran yang dapat disebabkan oleh

penyakit sendi

2. Pertumbuhan tulang abnormal. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya

tumor tulang.

3. Pemendekan ekstrimitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak sejajar

secara anatomis

4. Angulasi abnormal pada tulang panjang, gerakan pada titik bukan sendi,

teraba krepitus pada titik gerakan abnormal, menunjukkan adanya patah

tulang.

Pengkajian Tulang Belakang

Deformitas tulang belakang yang sering terjadi perlu diperhatikan yaitu :

1. Skoliosis (deviasi kurvantura lateral tulang belakang)

- Bahu tidak sama tinggi

- Garis pinggang yang tidak simetris

- Skapula yang menonjol

Skoliosis tidak diketahui penyebabnya (idiopatik), kelainan kongenital,

atau akibat kerusakan otot para-spinal, seperti poliomielitis.

2. Kifosis (kenaikan kurvantura tulang belakang bagian dada). Sering terjadi

pada lansia dengan osteoporosis atau penyakti neuromuskular.

3. Lordosis (membebek, kurvantura tulang bagian pinggang yang

berlebihan. Lordosis bisa ditemukan pada wanita hamil

Pada saat inspeksi tulang belakang sebaiknya baju pasien dilepas untuk melihat

seluruh punggung, bokong dan tungkai. Pemeriksan kurvantura tulang belakang

dan kesimetrisan batang tubuh dilakukan dari pandangan anterior, posterior dan

lateral. Dengan berdiri di belakang pasien, perhatikan setiap perbedaan tinggi

bahu dan krista iliaka. Lipatan bokong normalnya simetris. Kesimetrisan bahu,

pinggul dan kelurusan tulang belakang diperiksa dalam posisi pasien berdiri

tegak dan membungkuk ke depan.

Page 11: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

Pengkajian Sistem Persendian

Pengkajian sistem perssendian dengan pemeriksaan luas gerak sendi baik aktif

maupun pasif, deformitas, stabilitas dan adanya benjolan. Pemeriksaan sendi

menggunakan alat goniometer, yaitu busur derajat yang dirancang khusus untuk

evakuasi gerak sendi.

1. Jika sendi diekstensikan maksimal namun masih ada sisa fleksi, luas

gerakan ini diangap terbatas. Keterbatasan ini dapat disebabkan oleh

deformitas skeletal, patologik sendi, kontraktur otot dan tendon sekitar.

2. Jika gerakan sendi mengalami gangguan atau nyeri, harus diperiksa

adanya kelebihan cairan dalam kapsulnya (efusi), pembengkakan dan

inflamasi. Tempat yang paling sering terjadi efusi adalah pada lutut.

Palpasi sendi sambil sendi digerakkan secara pasif akan memberi informasi

mengenai integritas sendi. Suara “gemeletuk”dapat menunjukkan adanya

ligamen yang tergelncir di antara tonjolan tulang. Adanya krepitus karena

permukaan sendi yang tidak rata ditemukan pada pasien artritis. Jaringan sekitar

sendi terdapat benjolan yang khas ditemukan pada pasien :

1. Artritits reumatoid, benjolan lunak di dalam dan sepanjang tendon.

2. Gout, benjolan keras di dalam dan di sebelah sendi

3. Osteoatritis, benjolan keras dan tidak nyeri merupakan pertumbuhan

tulang baru akibat destruksi permukaan kartilago pada tulang dalam

kapsul sendi, biasanya ditemukan pada lansia.

Kadang-kadang ukuran sendi menonjol akibat artrofi otot di proksimal dan distal

sendi sering terlihat pada artritis reumatoid sendi lutut.

Pengkajian Sistem Otot

Pengkajian sistem otot meliputi kemampuan mengubah posisi, kekuatan dan

koordinasi otot, serta ukuran masing-masing otot. Kelemahan sekelompok otot

menunjukkan berbagai kondisi seperti polineuropati, gangguan elektrolit,

miastenia grafis, poliomielitis dan distrofi otot.

Palpasi otot dilakukan ketika ekstrimitas rileks dan digerakkan secara pasif,

perawat akan merasakan tonus otot. Kekuatan otot dapat diukur dengan meminta

pasien menggerakkan ekstrimitas dengan atau tanpa tahanan. Misalnya, otot

Page 12: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

bisep yang diuji dengan meminta klien meluruskan lengan sepenuhnya,

kemudian fleksikan lengan melawan tahanan yang diberikan oleh perawat.

Tonus otot (kontraksi ritmik otot) dapat dibangkitkan pada pergelangan kaki

dengan dorso-fleksi kaki mendadak dan kuat, atau tangan dengan ekstensi

pergelangan tangan.

Lingkar ekstrimitas harus diukur untuk memantau pertambaan ukuran akibat

edema atau perdarahan, penurunan ukuran akibat atrofi dan dibandingkan

ekstrimitas yang sehat. Pengukuran otot dilakukan di lingkaran terbesar

ekstrimitas, pada lokasi yang sama, pada posisi yang sama dan otot dalam

keadaan istirahat.

Gradasi Ukuran Kekuatan Otot

0 (zero) Tidak ada kontraksi saat palpasi, paralisis

1 (trace) Terasa adanya kontraksi otot, tetapi tidak ada gerakan

2 (poor) Dengan bantuan atau menyangga sendi dapat melakukan gerakan sendi (range of motion, ROM) secara penuh

3 (fair) Dapat melakukan gerakan sendi (ROM) secara penuh dengan melawan gravitasi, tetapi tidak dapat melawan tahanan

4 (good) Dapat melakukan ROM secara penuh dan dapat melawan tahanan tingkat sedang

5 (normal) Dapat melakukan gerakan sendi (ROM) secara penuh dan dapat melawan gravitasi dan tahanan

Pengkajian Cara Berjalan

Pada pengkajian ini, pasien diminta berjalan. Perhatikan hal berikut :

1. Kehalusan dan irama berjalan, gerakan teratur atau tidak

2. Pincang dapat disebabkan oleh nyeri atau salah satu ekstrimitas pendek.

3. Keterbatasan gerak sendi dapat memengaruhi cara berjalan

4. Abnormalitas neurologis yang berhubungan dengan cara berjalan.

Misalnya, pasien hemiparesis-stroke menunjukkan cara berjalan spesifik,

pasien dengan penyakit parkinson menunjukkan cara berjalan bergetar.

Page 13: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

PEMERIKSAAN FISIK (Umum)

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Nyeri berhubungan dengan kekakuan atau ketegangan otot

Page 14: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan & Kriteria

Hasil

Intervensi Rasional

1 Nyeri b/d kekakuan

atau ketegangan otot

Tujuan :

Setelah dilakukan

perawatan klien

melaporkan nyeri

berkurang atau hilang

Kriteria Hasil :

- Skala nyeri 0

- Grimace (-)

1. Pantau tingkat dan

intensitas nyeri

2. Ajarkan teknik relaksasi

(nafas dalam)

3. Kolaborasi pemberian

analgesik sesuai program

terapi

1. Tingkat dan intensitas nyeri

merupakan data dasar yang

dibutuhkan perawat sebagai

pedoman pengambilan

intervensi, sehingga setiap

perubahan harus terus dipantau.

2. Teknik relaksasi (nafas dalam )

dapat membantu menurunkan

tingkat ketegangan sehingga

diharapkan tekanan otot-otot

sekitar daerah cedera menurun

3. Analgesik berfungsi untuk

melakukan hambatan pada

sensor nyeri sehingga sensasi

nyeri pada klien berkurang.

Page 15: Asuhan Keperawatan Fibromialgia

Nasrullah

Fibromialgia, Laporan Pendahuluan Dan Konsep Asuhan Keperawatan

2011

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Ester. Daly, John. Elliott, Daug. 2009. Patofisiologi ; Aplikasi pada Praktik

Keperawatan. Jakarta : EGC

Lukman, Ningsih, Nira. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien gangguan Sistem

Muskulokeletal. Jakarta : Salemba Medika

Lasagna, Louis. 2009. Kapita Selekta Kedokteran Klinik. Jakarta : Binarupa Aksara

Potter, Patricia A. Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan

(Konsep, Prosess dan Praktik. Jakarta : EGC

Suratun, at all. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal : Seri Asuhan

Keperawatan. Jakarta : EGC

Edited by Foxit Reader Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2008 For Evaluation Only.