Asuhan Keperawatan Dengan Fimosis
description
Transcript of Asuhan Keperawatan Dengan Fimosis
2.2.1 Asuhan Keperawatan dengan Fimosis
1. Pemeriksaan Fisik
B4 ( Bladder )
a) Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukan urin
b) Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembung saat
mulai miksi yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal tersebut
disebabkan oleh karena urin yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam
ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung penis sebelum keluar melalui
muaranya yang sempit.
c) Air seni keluar tidak lancar. Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang
memancar dengan arah yang tidak dapat diduga.
d) Biasanya bayi menangis dan mengejan saat BAK karena timbul rasa sakit.
B6 ( Bone )
a) Kulit penis tak bias ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan
b) Bisa juga disertai demam
c) Iritasi pada penis
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pre op:
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
b) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan penis
c) Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan infeksi pada saluran
perkemihan
Diagnosa keperawatan post op:
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
b) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi
3 Intervensi
Diagnosa keperawatan pre op
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan nyeri dapat berkurang atau terkontrol
K.H : Pasien terlihat tenang, tidak ada tanda infeksi
` Intervensi :
a. Kaji skala nyeri
R : Untuk mengetahui tingkat keparahan nyeri pasien.
b. Ajarkan teknik distraksi kepada orang tuanya
R : Untuk mengurangi nyeri pada anak.
c. Atur posisi anak senyaman mungkin
R : Untuk memberikan rasa nyaman agar nyeri dapat teralihkan.
d. Berikan lingkungan yang nyaman
R : Untuk memberikan rasa nyaman agar nyeri dapat teralihkan.
e. Kolaborasi dengan pemberian analgesik
R : Untuk mengatasi nyeri
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan penis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan faktor resiko infeksi akan hilang dengan
K.H :
a) tidak adanya tanda – tanda infeksi
b) Menunjukan hygiene pribadi yang adekuat
Intevensi :
a. Kaji tanda – tanda infeksi
R : Untuk melakukan intervensi selanjutnya
b. Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi
R : Untuk mengatasi penyebab dari infeksi
c. Anjurkan kepada ibu pasien untuk meningkatkan hygiene pribadi
pasien
R : Untuk mengurangi adanya infeksi lebih lanjut
d. Ajarkan teknik pencucian tangan yang benar kepada keluarga
R : Untuk mencegah penyebaran bakteri
e. Anjurkan keluarga untuk mencuci tangan sebelum ingin kontak
langsung dengan pasien
R : Untuk mencegah penyebaran bakteri
f. Kaloborasi dengan pemberian antibiotik
R : Antibiotik digunakan untuk mengurangi infeksi dari bakteri
3) Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan infeksi pada saluran
perkemihan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan gangguan pola eliminasi urin dapat di atasi dengan
K.H :
a) pasien dapat berkemih > 50 – 100 cc setiap kali
b) Tidak adanya hematuria
Intervensi :
a. Pantau eliminasi urine meliputi frekuensi, konsistensi, bau, volume dan
warna yang tepat
b. Anjurkan kepada keluarga untuk mencatat haluaran urine
c. Kolaborasi dengan dokter untuk segera disunat
Diagnosa keparawatan post op
1) Nyeri akut berhubungan dengan sirkumsisi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan nyeri dapat berkurang atau berkurang
K.H : Pasien terlihat tenang, anak tidak menangis, dan terlihat bebas dari rasa
nyeri.
Intervensi :
a. Kaji skala nyeri sirkumsisi
R : Kulup memiliki banyak ujung saraf, bayi memang memiliki
rangsang nyeri dan tentu saja tidak dapat merasakan nyeri yang
dialami.
b. Anjurkan untuk menelungkupkan bayi di atas handuk hangat dan ubah
posisi dengan sering.
R : Meningkatkan kenyamanan, mengurangi kram
c. Lepaskan bayi dari pengekang segera setelah prosedur.
R : Tidak dapat bergerak meningkatkan ansietas bayi dan oleh sebab
itu, meningkatkan nyeri.
d. Berikan dot bila orangtua tidak keberatan
R : Isapan memberi distraksi dan dapat menenangkan bayi
e. Pasang popok dengan longgar, dan ganti dengan sering.
R : mencegah popok menggesek area yang terluka serta iritasi.
f. Kaloborasi dengan pemberian analgesik
R : Untuk mengurangi rasa nyeri
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan faktor resiko infeksi akan hilang dengan
K.H :
a) Tidak adanya tanda – tanda infeksi
b) Menunjukan hygiene pribadi yang adekuat
Intevensi :
a. Kaji tanda – tanda infeksi
b. Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi
c. Anjurkan kepada ibu pasien untuk meningkatkan hygiene pribadi
pasien
d. Ajarkan teknik pencucian tangan yang benar kepada keluarga
e. Anjurkan keluarga untuk mencuci tangan sebelum berkontak dengan
pasien
f. Kolaborasi dengan pemberian antibiotik