ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA NY. S … · incarserata, polip plasenta, degenerasi...
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA NY. S … · incarserata, polip plasenta, degenerasi...
i
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA NY. S
G3P2A0 UMUR 37 TAHUN DENGAN RETENSIO PLASENTA
DI RB KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Habibi Kusumawardani Suwarno
NIM B13 064
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA NY. S
G3P2A0 UMUR 37 TAHUN DENGAN RETENSIO PLASENTA
DI RB KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR
Diajukan Oleh :
Habibi Kusumawardani Suwarno
NIM B13 064
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal 28 Juni 2016
Pembimbing
Siti Nurjanah, SST., M.Keb
NIK. 201188093
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA NY. S
G3P2A0 UMUR 37 TAHUN DENGAN RETENSIO PLASENTA
DI RB KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Habibi Kusumawardani Suwarno
NIM B13 064
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prodi D III Kebidanan
Pada tanggal
Penguji I Penguji II
Erlyn Hapsari, SST.,M.Keb Siti Nurjanah, SST., M.Keb
NIK. 200683018 NIK. 201188093
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui
Ka.Prodi D III Kebidanan
Siti Nurjanah, SST., M.Keb
NIK. 201188093
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ” Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi pada Ny. S
G3P2A0umur 37 dengan retensio plasenta di RB Kebakkramat I Karanganyar”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep.Ns.,M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Siti Nurjanah, SST., M.Keb selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta dan selaku Dosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan
kepada penulis.
3. Sri Mulyani, Amd. Keb selaku Pimpinan RB Kebakkramat I Karanganyar
yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
4. Keluarga Ny. S yang telah bersedia menjadi pasien dalam pengambilan studi
kasus kasus ini.
v
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua teman-teman angkatan 2013 yang telah membantu dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, 28 Juni 2016
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, 28 Juni 2016
Habibi Kusumawardani Suwarno
B130.64
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA NY. S
G3P2A0 UMUR 37 TAHUN DENGAN RETENSIO PLASENTA
DI RB KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR
2016
( xiii + 75 halaman + 3 gambar + 12 lampiran )
INTISARI
Latar Belakang : Kematian ibu disebabkan oleh perdarahaan sebesar 48%,
eklamsia sebesar 32%, infeksi 18% dan lain-lain 2%. Penyebab perdarahaan
terbanyak dialami ibu postpartum sebanyak 49% (retensio, ruptur, sisa plasenta),
perdarahaan antepartum sebesar 28% dan lain-lain 23%. Berdasarkan studi
pendahuluan di RB Kebakkramat I Karanganyar kasus retensio plasenta sebanyak
14%.
Tujuan : Kasus retensio plasenta memberi pengetahuan tentang asuhan
kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney.
Metode Studi Kasus : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, lokasi
studi kasus di RB Kebakkramat 1 karanganyar, subjek dalam studi kasus ini
adalah ibu bersalin patologi dengan retensio plasenta, waktu studi kasus
dilakukan pada tanggal Maret-mei 2016, instrumen studi kasus menggunakan
format asuhan kebidanan pada ibu bersalin, tehnik pengumpulan data
menggunakan data primer yang meliputi pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi ), wawancara dan observasi, serta alat yang dibutuhkan untuk
manual plasenta, pemeriksaan fisik dan pendokumentasian.
Hasil studi kasus : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 hari didapatkan
hasil keadaan umum : sedang, kesadaran : composmentis, TTV:TD: 120/70
mmHg , S: 36,6 0c,N : 82 x/ menit, R: 20 x/ menit, perdarahan 120 cc, infus telah
terpasang, plasenta lahir secara manual utuh dengan berat 500 gram, panjang tali
pusat 50 cm, jumlah kotiledon lengkap, insersi sentralis, eksplorasi ditemukan
selaput ketuban, perinium utuh, terapi obat diberikan, ibu sudah merasa tenang.
Kesimpulan : Pada kasus ibu bersalin dengan retensio plasenta penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan.
Kata kunci : Asuhan kebidanan, ibu bersalin, retensio plasenta
Kepustakaan : 30 literatur (tahun 2002 s/d 2014)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
• Suatu kesuksesan adalah berawal dari sebuah kegagalan, jadi jangan takut
akan menghadapi segala sesuatu dan tantangan dihadapanmu sebelum
kamu mencoba
• Sukses adalah ketika anda berasil menjadikan orang lain sukses melebihi
anda
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulilah akhirnya Karya tulis Ilmiah ini terselesaikan dan penulis
persembahkan :
1. Kepada ALLAH SWT yang telah memberikan kemudahan dalam setiap
kesulitan dan melancarkan proses pembuatan hingga terselesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini
2. Kepada Ibu tercinta Sumarti
lihat ibu anakmu yang dulu hanya bisa menangis, membuatmu sebal,
jengkel dan mengeluh sakit. Sekarang aku buktikan ibu aku bisa
mewujudkan keinginan mu ibu, hanya engkau yang bisa membuat
ANAKMU semangat lagi saat sedang banyak masalah sampai saat ini,
makasih ibuku tercinta. I LOVE U MORE bunda
3. Kepada Ayah tercinta Suwarno Parsidi
Ayah lihat sekarang anakmu yang sakit-sakitan sekarang bisa membuatmu
bangga aku bisa jadi salah satu tenaga kesehatan, makasih ayah
4. Adikku tercinta Mega Kusumawardhani Suwarno Putri
Sekalipun menyebalkan tapi tetap terima kasih masih doain dan selalu
belikan aku makan kalau lagi ngerjain tugas. I love you more
5. Kepada sahabatku Bella Pitaloka Novandi dan Fatmara Ayu Plaviana
terima kasih, kalian selalu ada saat aku sedang ada masalah semoga
persahabatan ini sampai nanti kita tua. AMIN
viii
6. Almamater tercinta dan seluruh rekan-rekan D III Kebidanan, D III dan SI
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2013 sukseslah
menjadi yang terbaik dari yang terbaik.
ix
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Habibi Kusumawardani Suwarno
Tempat / Tanggal Lahir : Karanganyar, 13 Februari 1995
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Dimoro RT 02/ Rw 01,
Karangpandan, Karanganyar
PENDIDIKAN
1. SD Negeri 02 Karangpandan Lulusan tahun 2008
2. SMP Negeri 02 Karangpandan Lulusan tahun 2010
3. SMA Negeri Karangpandan Lulusan tahun 2013
4. Program studi DIII Kebidanan Angkatan 2013
STIKes Kusuma Husada
Surakarta
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
INTISARI ....................................................................................................... vi
MOTTODAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii
CURICULUMVITAE .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus ...................................................................... 4
D. Manfaat Studis Kasus .................................................................. 5
E. Keaslian Studi Kasus .................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................. 8
1. Persalinan Normal ................................................................. 8
2. Retensio plasenta .................................................................... 13
B. Teori Manajemen Kebidanan ....................................................... 17
C. Data Perkembangan ................................................................... 35
D. Landasan Hukum ........................................................................ 36
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ........................................................................ 40
B. Lokasi Studi Kasus ...................................................................... 40
C. Subjek Studi Kasus ..................................................................... 40
D. Waktu Studi Kasus ...................................................................... 41
E. Instrumen Studis Kasus ............................................................... 41
xi
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 41
G. Alat dan Bahan yang digunakan ................................................. 44
H. Jadwal Penelitian .......................................................................... 45
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TijauanKasus ............................................................................... 46
B. Pembahasan .................................................................................. 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 76
B. Saran ............................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Perbedaan lama persalinan pada primigravida dan multigravida
Tabel 2.2 Diagnosa Klinik Retensio Plasenta
Tabel 4. 1 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal penelitian
Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lamporan 3 : Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 : Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5 : Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6 : Surat Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 7 : Surat Persetujuan Kasus ( Informed Consent )
Lampiran 8 : Lembar Pedoman Wawancara ( Format ASKEB)
Lampiran 9 : lembar Observasi
Lampiran 10: Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 11: Leaflet
Lampiran 12: Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih jauh dari target
Millenium Devolopment Goals (MDGs) pada tahun 2015. Hasil Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia masih berada pada angka 359/100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan
dari kabupaten/kota sebesar 116/100.000 kelahiran hidup (Depkes, RI, 2013).
Penyebab kematian ibu menurut WHO terjadi karena perdarahaan
sebesar 48%, eklamsia sebesar 32%, infeksi 18% dan lain-lain 2%. Penyebab
perdarahaan terbanyak dialami ibu post partum sebanyak 49% (retensio,
ruptur, sisa plasenta), perdarahaan antepartum sebesar 28% dan lain-lain 23%.
Kematian ibu di Indonesia juga masih didominasi oleh perdarahan
(32%) dan Hipertensi dalam Kehamilan (32%), komplikasi puerperium
sebesar (31%), Perdarahan Pasca Bersalin (PPB) sebanyak (20%) dan abortus
(4%), Perdarahaan pada kehamilan sebesar (3%), kelainan amnion sebesar
(2%), partus lama (1%) dan lain-lain (7%). Salah satu penyebab kematian ibu
yaitu terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
(Kemenkes RI, 2013).
2
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi
baik bagi ibu maupun janin (Rukiyah, 2009).
Kala III dan IV persalinan merupakan kelanjutan dari kala I (Kala
pembukaan) dan kala II (kala pengeluaran bayi) persalinan. Dengan demikian
berbagai aspek yang akan dihadapi pada kala III dan IV sangat berkaitan
dengan apa yang telah dikerjakan pada tahap-tahap sebelumnya (Wiknjosastro
dkk, 2008). Retensio plasenta disebabkan oleh atonia uteri dimana plasenta
belum keluar selama setengah jam setelah bayi dilahirkan atau karena adanya
lingkaran kontraksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan
kala III yang akan menghalangi plasenta keluar (plasenta inkarserata) (Jones
dkk, 2002).
Pada beberapa kasus retensio plasenta yang berulang (habitual rentensio
plasenta), maka plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan
perdarahan, infeksi karena sebagai benda mati dapat terjadi plasenta
incarserata, polip plasenta, degenerasi ganas khorio karsinoma (Rukiyah
dkk, 2009).
Komplikasi dari retensio plasenta terjadi syok haemorrage yang
disebabkan karena adanya perdarahaan pasca persalinan atau perdarahaan
post partum dini (early postpartum heamorrhage) yang biasanya terjadi
dalam 6-10 hari pasca persalinan (Prawiroharjo, 2008). Selain itu riwayat
3
persalinan yang kurang baik pada saat terjadi retensio plasenta juga akan
mempengaruhi proses persalinan yang akan datang (Rukiyah, 2010).
Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan 15 Januari 2016
didapatkan data Rekam Medik RB Kebakkramat I Karanganyar pada bulan
Oktober 2014 – Oktober 2015 sebanyak 219 persalinan terdiri dari 122
persalinan normal dan sebanyak 97 persalinan patologis. Persalinan patologi
terbagi menjadi persalinan dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) sebanyak 43
kejadian (44%), Kala I lama sebanyak 27 kejadian (27%), retensio plasenta
sebanyak 14 kejadian (14%), Kala II lama sebanyak 9 kejadian (9,3%) dan
atonia uteri sebanyak 4 kejadian (4,1%). Berdasarkan data di atas, jumlah
persalinan dengan retensio plasenta jika tidak ditangani akan terjadi
komplikasi pada persalinan, yaitu perdarahaan dan kematian pada ibu , oleh
sebab itu penting untuk dilakukan studi kasus dengan judul “Asuhan
Kebidanan Ibu Bersalin Patologi pada Ny.S G3P2A0 dengan retensio plasenta
di RB Kebakkramat I Karanganyar” dengan pendekatan Manajemen 7
langkah varney.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut: “Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Patologi pada Ny.S G3P2A0 dengan retensio plasenta di RB Kebakkramat I
Karanganyar dengan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney?”.
4
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Penulis mendapat pengalaman dan mampu memberikan
penanganan asuhan kebidanan ibu bersalin patologi Ny. S G3P2A0 Umur
37 tahun dengan retensio plasenta secara komprehensif dengan
menggunakan manajemen kebidanan sesuai dengan 7 langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a) Penulis mampu
1) Melaksanakan pengkajian pada Ny. S G3P2A0 umur 37
tahun yang terdiri data subjektif dan objektif secara
lengkap yang terkaitan dengan asuhan kebidanan ibu
bersalin patologi dengan retensio plasenta.
2) Menginterpretasikan data dasar pada Ny. S G3P2A0 umur
37 tahun yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan pada asuhan kebidanan ibu bersalin patologi
dengan retensio plasenta.
3) Mengidentifikasi diagnosa atau diagnosa potensial pada
Ny. S G3P2A0 umur 37 tahun berdasarkan diagnosa masalah
pada asuhan kebidanan ibu bersalin patologi dengan
retensio plasenta.
4) Menetapkan kebutuhan tindakan segera pada Ny. S G3P2A0
umur 37 tahun untuk konsultasi, kolaborasi dan merujuk
pada asuhan keb
5
5) idanan ibu bersalin patologi dengan retensio
plasenta.Menyusun rencana asuhan kebidanan pada Ny. S
G3P2A0 umur 37 tahun secara menyeluruh pada asuhan
kebidanan ibu bersalin patologi dengan retensio plasenta.
6) Melaksanakan perencanaan pada Ny. S G3P2A0 umur 37
tahun secara efisien dan aman pada asuhan kebidanan ibu
bersalin patologi dengan retensio plasenta.
7) Mengevaluasi Ny. S G3P2A0 umur 37 tahun pada
pelaksanaan asuhan kebidanan ibu bersalin patologi dengan
retensio plasenta.
b) Mahasiswa mampu menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus nyata pada asuhan kebidanan ibu bersalin patologi dengan
retensio plasenta ,termasuk faktor pendukung dan penghambat.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Diri Sendiri
Dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam penanganan
atau pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi dengan
retensio plasenta.
2. Bagi Profesi
Dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan kebidanan khususnya
dalam menangani kasus pada ibu bersalin patologi dengan retensio
6
plasenta sesuai dengan standar asuhan kebidanan dan sesuai dengan
manajemen kebidanan menurut Varney.
3. Bagi Institusi
a. RB Kebakkramat I Karanganyar
Dapat digunakan sumber acuan dan masukan penyempurnaan
penanganan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
patologi dengan retensio plasenta.
b. Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk studi lebih lanjut
tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi
dengan retensio plasenta.
E. Keaslian Studi Kasus
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta, pernah
dilakukan, yaitu :
1. Aldila Puji Nugroho (2014) dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Kala IV Pada Ny. S G3P1A1 Umur 27 Tahun Dengan Retensio Sisa
Plasenta di RS Sarila Husada Sragen. Metode Penelitian: Jenis penelitian
adalah diskriptif. Hasil Studi Kasus: Setelah dilakukan asuhan kebidanan
selama 3 hari didapatkan hasil keadaan umum: baik, kesadaran:
composmentis, TTV: TD: 110/70 mmHg, N: 86 x/menit, S: 37,2 ºC, R: 24
x/menit, tidak ada selaput plasenta yang tertinggal, TFU 2 jari dibawah
pusat, kontraksi uterus keras, perineum dan portio ruptur dan dilakukan
7
hecting, keadaan luka baik, perdarahan 30 cc, lochea rubra, terapi telah
diberikan dan ibu sudah tenang. Pada penanganan kasus ibu bersalin
dengan Retensio sisa plasenta ada kesenjangan dalam pemberian tindakan
yaitu pada teori diberikan infus drip oksitosin 20 iu dalam 500 ml RL,
sedangkan pada kasus diberikan pemasangan infus RL 500 ml drip
oksitosin 10 iu 20 tetes/menit
2. Wika Tira Permani (2013), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin Ny. N dengan Retensio Plasenta di RSUD Pandan Arang
Boyolali. Metode : Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif,
Hasil Studi kasus : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2 hari
didapatkan hasil keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV :
TD : 110/80 mmHg, S : 36°C, N : 86 x/menit, R : 24 x/menit, perdarahan
150 cc, infus telah terpasang, plasenta lahir secara manual utuh dengan
berat 500 gram, panjang tali pusat 50 cm, jumlah kotiledon lengkap,
insersi sentralis, eksplorasi ditemukan selaput ketuban, perineum ruptur
derajat 2 dan dilakukan heacting, terapi obat telah diberikan, ibu sudah
merasa tenang. Kesimpulan : Pada kasus ibu bersalin dengan retensio
plasenta penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus
yang ada dilahan yaitu pada interpretasi data, rencana tindakan dan
pelaksanaan.
Perbedaan studi kasus antara peneliti sesuai dengan studi kasus yang
penulis buat adalah dari aspek waktu, tempat, pasien, sedangkan
8
persamaan keaslian studi kasus dengan studi yang dibuat adalah sama-
sama asuhan kebidanan patologi dengan retensio plasenta.
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
1. Persalinan Normal
a. Definisi Persalinan normal
1) Persalinan normal adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KR, 2008)
2) Menurut Rukiyah (2009), persalinan adalah suatu proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 –
42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu
maupun janin.
b. Tanda-tanda persalinan
Menurut Rukiyah (2009), tanda-tanda persalinan, yaitu rasa sakit
oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar darah
lendir yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada servik,
terkadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pada pemeriksaan dalam
didapatkan serviks yang mendatar dan pembukaan jalan sudah ada.
10
c. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
Menurut Manuaba (2007), faktor-faktor yang berperan dalam
persalinan :
1) Power (kekuatan his yang adekuat dan tambahan kekuatan
mengejan).
2) Passage (jalan lahir tulang, jalan lahir otot).
3) Passanger (janin, plasenta dan selaput ketuban).
d. Tahap-tahap persalinan
Dalam proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
1) Kala I persalinan (kala pembukaan)
Persalinan kala I dibagi menjadi dua : fase laten dan fase aktif.
a) Fase laten persalinan
(1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan servik secara bertahap.
(2) Berlangsung pembukaan servik kurang dari 4 cm.
(3) Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga
8 jam(JNPK-KR, 2008)
b) Fase aktif persalinan:
Frekuansi dan lama (durasi) kontraksi uterus biasanya
meningkat ( kontraksi dianggap adekuat jika terjadi > 3 kali
dalam 10 menit dan berlangsung selama > 40 detik),
pembukaan serviks dari 4 sampai lengkap ( 10 cm) biasanya
11
dengan kecepatan > 1 cm/jam, dan terjadi penurunan bagian
terbawah janin ( Kurniawati, 2009 )
Tabel 2. 1 Perbedaan lama persalinan pada primigravida
dan multigravida Primigravida Multigravida
Kala I dapat lebih panjang sampai
dengan 12 jam
Penipisan serviks biasanya terjadi
lebih dulu, baru kemudian diikuti
pendekatan serviks
Kala I umumnya lebih singkat +
8 jam
Penurunan dan pendataran
serviks terjadi hampir simultan
(Kurniawati, 2009)
2) Kala II persalinan (kala pengeluaran janin)
Tanda dan gejala kala II persalinan yaitu ibu merasakan
ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu
merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau
vaginanya, perinium terlihat menonjol, vulva-vagina dan sfingter
ani terlihat membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil
pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
1) Pembukaan serviks telah lengkap.
2) Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina.
3) Kala III persalinan (kala pelepasan uri)
Pada kala tiga persalinan, otot uterus (miometrium)
berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara
tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta,
karena tempat implantasi menjadi semakin kecil sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah, maka plasenta akan menekuk, menebal,
12
kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta
akan turun kebagian bawah uterus atau bagian atas vagina (JNPK-
KR, 2008)
Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau
semua hal-hal di bawah ini :
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan
sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat
penuh (diskoid) dan tinggi fundus biasanya turun hingga di
bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong
ke bawah, uterus menjadi lebih bulat dan fundus berada di atas
pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).
b) Tali Pusat memanjang. Tali pusat terlihat keluar memanjang
atau terjulur melalui vulva dan vagina (tanda Ahfeld).
c) Semburan darah tiba-tiba. Darah yang terkumpul dibelakang
plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu
oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang tiba-tiba menandakan
bahwa darah yang terkumpul diantara tempat melekatnya
plasenta dan permukaan maternal plasenta (darah retro
plasenter), keluar melalui plasenta yang terlepas (JNPK-KR,
2008
13
4) Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi
dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap
bahaya perdarahan post partum (JNPK-KR, 2007).
e. Mekanisme persalinan normal
Menurut Wiknjosastro (2010), mekanisme persalinan normal yaitu
pada presentasi kepala dengan fleksi kepala janin memasuki ruang
panggul dengan ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter sub
oksipito bregmatikus (9,5 cm) dan dengan sirkum ferensio sub oksifito
bregmatikus (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala janin berada di
dalam keadaan fleksi maksimal. Akibat kombinasi elastis diafragma
pelvis dan tekanan intra uterin disebabkan oleh his yang berulang-
ulang, kepala mengadakan rotasi disebut putaran paksi dalam, ubun-
ubun kecil akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul
ubun-ubun kecil berada di bawah sympisis sesudah kepala janin
sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil di bawah sympisis, maka
dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan
defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his vulva lebih membuka
dan kepala janin makin tampak. Sehingga di dasar panggul, apabila
kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan
belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan kemudian belakang,
demikian pula dilahirkan trokanter depan kemudian belakang,
sehingga bayi lahir seluruhnya. Apabila bayi telah lahir, segera
14
bersihkan jalan nafas, tali pusat dijepit diantara 2 cunam pada jarak 5
dan 10 cm, kemudian diseptika. Segera lakukan resusitasi dengan
menghisap lendir pada jalan nafas. Bila bayi lahir, uterus mengecil,
partus berada dalam kala III (kala uri), seperti telah dikemukakan.
Segera setelah bayi lahir, his mempunyai amplitudo yang kira-kira
sama tingginya, hanya frekuensinya yang berkurang. Akibat his ini
uterus akan terlepas. Melepasnya plasenta dari dinding uterus dapat
dimulai dari tengah, pinggir, dan kombinasi. Umumnya kala III
berlangsung selama 6 sampai 15 menit. Tinggi fundus uteri setelah
kala III kira-kira 2 jari di bawah pusat.
2. Retensio Plasenta
a. Pengertian
Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama
setengah jam setelah persalinan bayi. Pada beberapa kasus terjadi
retensio berulang (habitual rentensio plasenta), plasenta harus
dikeluarkan karena dapat menimbulkan perdarahan, infeksi karena
sebagai benda mati dapat terjadi plasenta incarserata, polip plasenta,
degenerasi ganas khorio karsinoma (Rukiyah dkk, 2009).
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir
dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir (Nugroho, 2012).
b. Etiologi
Menurut Nugroho (2012), penyebab retensio plasenta, yaitu:
15
1) Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena vili chorialis
tumbuh melekat lebih dalam,
2) Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan
akan menyebabkan perdarahan yang sangat banyak atau karena
adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim akibat
kesalahan penanganan kala 3 (plasenta inkarserata).
c. Faktor predisposisi
Menurut Rukiyah dkk (2009), kontraksi uterus kurang kuat untuk
melepaskan plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi
corialis menembus desidua sampai miometrium bahkan sampai di
bawah peritonium (plasenta akreta-perkreta), plasenta yang sudah
keluar dari dinding rahim belum keluar disebabkan oleh tidak adanya
usaha untuk melahirkan atau salah dalam penanganan kala III sehingga
terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus.
d. Diagnosis
Menurut Nugroho (2012), diagnosis yang selalu ada, yaitu
plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera dan kontraksi
uterus baik.
e. Jenis retensio plasenta
Menurut Saifuddin (2009), jenis retensio plasenta, yaitu:
1) Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi
fisiologi.
16
2) Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
memasuki sebagian lapisan miometrium.
3) Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai atau memasuki miometrium.
4) Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding
uterus.
5) Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum
uteri disebabkan oleh kontriksi ostium uteri.
Tabel 2.2 Diagnosa Klinik Retensio Plasenta Diagnosa Patologi Klinik Keterangan
Plasenta adhesiva
Plasenta akreta
Plasenta inkreta
Plasenta prekreta
Plasenta inkarserata
Tipis sampai hilangakan lapisan jaringan ikat
nitabush sebagian atau keseluruhnya sehingga
menyulitkan lepasnya Plasenta saat terjadi
kontraksi dan retaksi otot uterus
a.Hilangnya lapisan jaringan ikat longgar nitabush
sehingga Plasenta sebagian atau seluruhnya
mencapai lapisan desidua basalis
b.Dengan demikian agak sulit melepaskan diri saat
kontraksi atau retraksi otot uterus
c. Dapat terjadi tidak diikuti perdarahan karena
sulitnya Plasenta lepas
d. Plasenta manual sering tidak lengkap sehingga
perlu diikuti dengan kuretase
a. Implantasi jojot Plasenta plasenta sampai
mencapai otot uterus sehingga tidak mungkin lepas
sendiri
b. Perlu dilakukan Plasenta manual plasenta tetapi
tidak akan lengkap dan harus diikuti kuretase tajam
dan dalam serta histerektomi
a. Jonjot Plasenta menembus lapisan otot dan
sampai lapisan peritoneum kavum abdomen
b. Retensio Plasenta tidak diikuti perdarahan
c. Plasenta manual sangat sukar bila dipaksa akan
terjadi perdarahancdan sulit dihentikan atau
perforasi
a. Tindakan definitife hanya histerektomi
b. Plasenta telah lepas dari implantasi tetapi
tertahan oleh karena kontraksi SBR
( Manuaba, 2007)
17
f. Penanganan
Menurut Rukiyah (2009) penanganan retensio plasenta, yaitu:
1) Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengejan
dan jika dapat merasakan plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta
tersebut,
2) Pastikan kandung kemih sudah kosong
3) Lakukan kateterisasi kandung kemih jika plasenta belum keluar
berikan oksitosin 10 unit IM
4) Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin
dan uterus terasa berkontraksi lakukan penarikan tali pusat
terkendali, jika traksi pusat terkendali belum selesai cobalah untuk
melakukan pengeluaran plasenta secara manual.
5) Jika perdarahan terus belangsung lakukan uji pembekuan darah
sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah setelah 7
menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah
menunjukkan adanya koagulopati.
6) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina yang
berbau) berikan antibiotik.
18
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada klien. Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah
yang berurutan, dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir
dengan evaluasi, langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang
lengkap sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi
setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi
pasien (Varney, 2007).
2. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
a. Langkah I : Pengkajian
Data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian (Nursalam, 2008).
1) Data Subjektif
Data Subjektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2008).
a) Biodata
Isi biodata menurut Wulandari (2008), adalah :
(1) Nama : Dinyatakan dengan tujuan agar dapat
mengenal pasien dan tidak keliru dengan
19
pasien lain.
(2) Umur : Utuk mengetahui faktor resiko dilihat
dari umur pasien.
(3) Suku/ bangsa : Mempermudah dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan untuk mengetahui
faktor pembawaan atau ras.
(4) Agama : Untuk memberikan motivasi pasien
sesuai dengan agama yang dianut, agar
petugas lebih mudah dalam pendekatan
dan pemberian dorongan moril pada
pasien.
(5) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan
yang nantinya penting dalam
memberikan pendidikan kesehatan
pasien sesuai dengan tingkat
pendidikannya agar motivasi yang
diberikan petugas dapat diterima sesuai
dengan pengetahuan.
(6) Pekerjaan : Untuk mengetahui tingkat sosial
ekonomi.
(7) Alamat : Untuk mengetahui dimana lingkungan
tempat tinggalnya dan untuk
20
mempermudah bila sewaktu-waktu
diperlukan.
b) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan wanita tersebut mengunjungi
klinik, kantor, kamar gawat darurat, pusat pelayanan persalinan,
rumah sakit (Varney, 2007). Ibu bersalin patologi dengan
retensio plasenta yaitu : Ibu mengeluh lemah dan pusing
(Saifuddin, 2009)
c) Riwayat Kesehatan
Untuk mengetahui riwayat penyakit sekarang, dahulu, maupun
penyakit sistemik seperti jantung, ginjal asma, TBC, hepatitis,
DM, hipertensi, epilepsi serta riwayat penyakit
menurun/menular, riwayat keturunan kembar, dan riwayat
epilepsi (Prawirohardjo, 2008). Pada kasus ibu bersalin dengan
hipertensi biasanya ibu mengeluh nyeri kepala hebat atau
penglihatan kabur (Pudiastuti, 2012).
d) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan klien dan lamanya
perkawinan (Varney, 2007).
e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
(1) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur
kehamilan ibu dan hasil pemeriksaan
kehamilan (Wiknjosastro, 2008).
21
(2) Persalinan : Untuk mengetahui proses persalinan
spontan atau buatan lahir aterm atau
prematur ada perdarahan atau tidak,
waktu persalinan ditolong oleh siapa,
dimana tempat melahirkan
(Wiknjosastro, 2008).
(3) Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan
(abortus, lahir hidup, apakah dalam
kesehatan yang baik) apakah terdapat
komplikasi atau intervensi pada masa
nifas dan apakah ibu tersebut
mengetahui penyebabnya.
f) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui menarche, haid teratur atau tidak, sifat
darah, banyaknya, lama, disminorhoe atau tidak (Varney,
2007).
g) Riwayat Laktasi
Apakah ibu pernah menyusui sampai bayinya berumur 6 bulan
atau belum pernah menyusui (Purwanti, 2004).
h) Riwayat Kehamilan Sekarang
Menurut Lisnawati (2013), riwayat kehamilan sekarang
meliputi:
22
(1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Dapat digunakan untuk mengetahui umur kehamilan
(2) Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Untuk menghitung dan mengetahui perkiraan lahir dengan
menggunakan rumus Naegele yaitu tanggal HPHT
ditambah 7 dan bulan dikurangi 3.
(3) ANC ( Ante Natal Care )
Untuk mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak, sejak
hamil berapa minggu, tempat ANC, berapa kali melakukan
ANC selama kehamilan.
(4) Imunisasi TT
Untuk mengetahui pasien sudah mendapatkan vaksin TT
berapa kali, kapan dan dimana mendapatkannya. Imunisasi
TT diberikan 1x selama hamil dengan dosis 0,5 cc pada
lengan atas. Apabila ibu belum pernah imunisasi TT atau
masih ragu perlu diberikan TT sejak kunjungan 1 sebanyak
2x dengan jadwal minimal 1 bulan atau 4 minggu
(Mufdlilah, 2009).
(5) Penyuluhan yang pernah didapat
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien. Penyuluhan
yang didapat biasanya KIE tentang persiapan persalinan,
tanda bahaya trimester III.
23
j) Riwayat Keluarga Berencana
Data ini mengkaji alat kontrasepsi yang digunakan serta untuk
mengetahui keluhan yang dialami Ibu sebagai efek samping
dari alat kontrasepsi yang digunakan (Varney, 2007).
k) Kebiasaan sehari-hari
Mengkaji pada makan Ibu meliputi frekuensi komposisi,
kwantitas, serta jenis dan jumlah minuman. Hal ini untuk
mengetahui apakah gizi Ibu baik atau buruk, pola makan ibu
teratur atau tidak (Hidayat, 2012). Kebiasaan sehari-hari
meliputi :
(1) Nutrisi
Dalam nutrisi kita mengkaji pola makan. Hal ini apakah
dapat mempengaruhi peningkatan berat badan dan
pemenuhan nutrisi tubuh yang meliputi :
(a) Makanan : teratur atau tidak
(b) Frekuensi : sehari makan berapa kali
Jenis : Sayur : macam-macam sayur apa saja
Lauk : macam-macam lauk apa saja
Kuah : macam-macam kuah apa saja
(2) Eliminasi
BAB harus ada dalam 3 hari post partum dan BAK harus
sudah dilakukan spontan dalam 6 jam post partum
(Winkjosastro, 2008) yang meliputi :
24
(a) BAB / BAK : dalam sehari berapa kali.
(b) Konsistensi : lunak / cair.
(3) Istirahat
Istirahat yang cukup untuk mencegah terjadinya kelelahan
yang berlebihan, tidur siang kurang 1 jam, tidur pada
malam kurang lebih 7 jam ( Saifuddin, 2006 ).
(4) Aktifitas
Hal ini dikaji untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan
ibu sehari-hari yang berpengaruh terhadap peningkatan
berat badan. Apabila aktivitas yang terlalu berat dapat
menyebabkan kelelahan akan berdampak pada
perkembangan janin (Sulistyawati, 2012).
l) Psikososial
Dikaji untuk mengetahui perubahan perasaan dan respon alami
terhadap rasa lelah yang dirasakan, perubahan fisik dan
emosional selama beberapa bulan kehamilan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
2) Data Objektif
Data objektif adalah pencatatan dilakukan dari hasil
pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang,
hasil laboratorium (Hidayat, 2012)
25
a) Pemeriksaan Fisik
(1) Keadaan Umum
Keadaan umum pasien diamati mulai saat pertama kali
bertemu dengan pasien, dilanjutkan mengukur tanda-tanda
vital (Prihardjo, 2007). Keadaan Baik jika pasien
memperlihatkan respons yang baik terhadap lingkungan
dan orang lain, serta secara fisik tidak mengalami
ketergantungan dalam berjalan. Lemah jika pasien
dimasukkan dalam kriteria ini jika ibu kurang atau
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan
orang lain dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk
berjalan sendiri (Sulistyawati, 2009). Pada kasus ibu
bersalin dengan retensio plasenta keadaan umumnya
sedang (Rukiyah, 2009).
(2) Kesadaran
Composmentis (sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya), apatis
(kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan
kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh), somnolen
(keadaan kesadaran yang mau tidur saja, dapat
dibangunkan dengan rangsan nyeri tetapi jatuh tidur lagi),
delirium, semi koma dan koma (kesadaran yang
menyerupai koma) (keadaan kesadaran yang hilang sama
26
sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsang
apapun) (Prihardjo, 2007). Pada kasus ibu bersalin dengan
retensio plasenta kesadaran composmentis (Rukiyah,
2009).
(3) Tanda-tanda vital
Tanda tanda vital yang diukur, meliputi:
(a) Tekanan darah
Tekanan darah normal 110/60 – 140/90 mmHg
(Prihardjo, 2007).
(b) Suhu
Untuk mengetahui suhu badan apakah ada
peningkatan atau tidak jika ada dan lebih dari 38oC
kemungkinan terjadi infeksi. Batas normal 37,5 -
38oC (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(c) Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam 1
menit. Batas normal 60 – 80 x / menit (Ambarwati
dan Wulandari, 2010).
(d) Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang
dihitung dalam 1 menit. Batas normal 20-30 x/menit
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
27
(4) Lingkar Lengan Atas (LLA)
Untuk mengetahui lingkar lengan ibu 23,5 cm termasuk
risiko tinggi atau tidak (Hidayat, 2012).
(5) Tinggi Badan
Untuk mengetahui tinggi badan pasien. Ibu hamil dengan
tinggi badan kurang dari 145 cm kemungkinan adanya
panggul sempit (Nursalam, 2008).
(6) Berat badan
Untuk mengetahui berat badan pasien (Nursalam, 2008).
b) Pemeriksaan Sistematik
(1) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan
secara sistematis dengan menggunakan penglihatan dari
ujung rambut sampai kaki (Nursalam, 2008).
(a) Kepala :Untuk mengetahui bagaimana
keadaan kulit kepala pada rambut
untuk menilai warna kelebatan,
distribusi dan karakteristik lainnya
(Nursalam, 2008).
Muka : Untuk mengetahui keadaan muka
pucat atau tidak, ada oedema dan
cloasma gravidarum atau tidak
(Wiknjosastro, 2008).
28
Mata :Untuk mengetahui apakah
konjungtiva pucat atau tidak, sklera
ikterik atau tidak, mata cekung atau
tidak (Wiknjosastro, 2008)
Hidung :Untuk mengetahui apakah ada
benjolan atau tidak (Wiknjosastro,
2008).
Mulut dan gigi :Untuk mengetahui apakah mulut
bersih atau tidak, ada caries dan
karang gigi atau tidak
(Wiknjosastro, 2008).
Telinga :Bagaimana keadaan daun telinga,
liang telinga, ada serumen atau tidak
(Wiknjosastro, 2008).
(b) Leher :Untuk mengetahui apakah ada
pembesaran kelenjar thyroid dan ada
pembesaran kelenjar getah bening
atau tidak (Nursalam, 2008).
(c) Dada :Untuk mengetahui apakah ada
kelainan bentuk atau tidak
(Nursalam, 2008).
Mammae :Untuk mengetahui bentuk payudara
kanan dan kiri simetris atau tidak,
29
ada kelainan atau ada bekas operasi
atau tidak (Nursalam, 2008).
(d) Abdomen :Ada bekas operasi atau tidak, hal
ini untuk mengetahui adanya
kelainan pada abdomen (Nursalam,
2008).
(e) Genetalia :Apakah oedeme, verises,
pengeluaran cairan dan kelainan
atau tidak (Wiknjosastro, 2008).
(f) Punggung :Apakah ada kelainan tulang
punggung seperti lordosis, kifosis,
skoliosis (Nursalam, 2008).
(g) Anus :Untuk mengetahui adanya
haemoroid atau kelainan (Mochtar,
2012).
(h) Ekstremitas :Apakah ada oedema varices, atau
tidak, reflek patella positif / negative
(Mochtar, 2012).
(i) Kulit :Turgor baik atau tidak, keriput atau
tidak (Mochtar, 2012).
30
(2) Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera
peraba tangan dan jari (Nursalam, 2008). Pemeriksaan
palpasi menurut Lisnawati (2013), yaitu meliputi :
Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri.
Dengan demikian tua kehamilan dapat
diketahui.
Leopold II : Untuk menentukan batas samping uterus
dan dapat pula ditentukan letak
punggung janin yang membujur dari atas
ke bawah menghubungkan bokong
dengan kepala. Letak memanjang
punggung kiri/kanan
Leopold III : Untuk menentukan bagian apa yang
terletak di sebelah bawah. Kepala sudah
masuk panggul
Leopold IV : Untuk menentukan berapa bagian dari
kepala telah masuk ke dalam pintu atas
panggul.
(3) Auskultasi
Auskultasi digunakan untuk mengetahui detak jantung
janin, lokasi punctum maksimum, tempat frekuensinya,
denyut jantung normal 120 – 160 x/menit.
31
(4) Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk atau
membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh
dengan tujuan menghasilkan suara dan mengidentifikasi
lokasi, ukuran, bentuk dan konsisten jaringan, seperti pada
reflek patella kanan kiri negatif atau positif (Wiknjosastro,
2008).
3) Data Penunjang
Data penunjang adalah data diagnosa yang dilakukan untuk
mendukung penegakan diagnosis seperti pemeriksaan laboratorium.
b. Langkah II : Interpretasi data
Langkah kedua bermula dari data dasar, menginterpretasi data
untuk kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis serta
kebutuhan perawatan kesehatan yang diidentifikasi khusus
(Varney, 2007).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam
lingkup praktek kebidanan (Varney, 2007).
Diagnosa :
Ny. X G..P...A.. Umur .... tahun, dengan retensio plasenta.
Data Dasar :
32
a) Data Subjektif
Menurut Saifuddin (2009), data subjektif ibu bersalin patologi
dengan retensio plasenta yaitu : Ibu mengeluh lemah dan
pusing.
b) Data Objektif
(1) Keadaan umum
Pada kasus ibu bersalin keadaan umumnya sedang.
(2) Tanda – tanda vital
Tekanan darah :120/70 mmHg. Pada kasus
hipertensi tekanan darah diastolik >
140 mmHg dan sistolik > 90 mmHg
(Rukiyah dan Yulianti, 2010)
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,5 ºC
Respirasi : 20 x/menit
(3) Plasenta belum lahir setelah 30 menit
(4) Perdarahan segera
(5) Kontraksi uterus baik.
2) Masalah
Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan
dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa (Varney, 2007).
Masalah yang mungkin timbul pada ibu bersalin patologi dengan
33
retensio plasenta adalah cemas karena plasenta belum lahir setelah
30 menit (Nugroho, 2012).
3) Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum teridentifikasi
dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan
analisa data (Varney, 2007). Kebutuhan untuk Ibu bersalin patologi
dengan retensio plasenta yaitu support mental dari keluarga dan
tenaga kesehatan (Manuaba, 2008).
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau potensial
berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang ada dan
membutuhkan penanganan segera untuk mengatasi kemungkinan
buruk yang timbul (Varney, 2007).
Diagnosa potensial pada pasien dengan Retensio sisa Plasenta
adalah potensi terjadi infeksi kala IV pada tindakan manual Plasenta
dan potensi terjadi syok Haermorrage karena adanya perdarahaan
pasca persalinan (Wiknjosastro, 2007).
d. Langkah IV : Antisipasi dan Tindakan Segera
Langkah ini mengidentifikasi tindakan yang harus dilakukan
untuk menyelamatkan jiwa ibu dan janin. Tindakan ini perlu
dikonsultasikan dan ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang sesuai dengan kondisi klien apabila terlambat merumuskan
tindakan akan menimbulkan kefatalan (Varney, 2007). Pada kasus ibu
34
retensio plasenta yaitu berikan oksitosin 10 unit IM jika belum
dilakukan pada penanganan aktif kala III (Rukiyah dan Yulianti, 2012)
e. Langkah V : Rencana Tindakan
Pada tahap ini bidan harus mampu merumuskan tindakan yang
akan dilakukan pada pasien. Tindakan yang dilakukan harus diketahui
dan disetujui oleh pasien atau keluarga. Karena itu inform concent
harus dilakukan untuk segala tindakan baik bersifat lisan atau tulisan
(Varney, 2007). Menurut Rukiyah dkk (2009), rencana tindakan pada
ibu bersalin patologi dengan retensio plasenta, yaitu:
1) Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengejan
dan jika dapat merasakan plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta
tersebut,
2) Pastikan kandung kemih sudah kosong
3) Lakukan kateterisasi kandung kemih jika plasenta belum keluar
berikan oksitosin 10 unit IM
4) Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin
dan uterus terasa berkontraksi lakukan penarikan tali pusat
terkendali, jika traksi pusat terkendali belum selesai cobalah untuk
melakukan pengeluaran plasenta secara manual.
5) Jika perdarahan terus belangsung lakukan uji pembekuan darah
sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah setelah 7
menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah
menunjukkan adanya koagulopati.
35
6) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina yang
berbau) berikan antibiotik untuk metritis.
f. Langkah VI : Penatalaksanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan
aman, sehingga masalah yang ada dapat teratasi dan tidak muncul
adanya komplikasi (Varney, 2007).
1) Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengejan
dan jika dapat merasakan plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta
tersebut,
2) Pastikan kandung kemih sudah kosong
3) Lakukan kateterisasi kandung kemih jika plasenta belum keluar
berikan oksitosin 10 unit IM.
4) Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin
dan uterus terasa berkontraksi lakukan penarikan tali pusat
terkendali, jika traksi pusat terkendali belum selesai cobalah untuk
melakukan pengeluaran plasenta secara manual.
5) Jika perdarahan terus belangsung lakukan uji pembekuan darah
sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah setelah 7
menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah
menunjukkan adanya koagulopati.
6) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina yang
berbau) berikan antibiotik untuk metritis.
36
g. Langkah VII : Evaluasi
Merupakan langkah terakhir untuk menilai keaktifan dari rencana
asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah
dan diagnosa (Varney, 2007). Evaluasi akhir pada kasus ibu bersalin
patologi dengan retensio plasenta yaitu:
1) Plasenta lahir lengkap.
2) Keadaan umum baik.
3) Perdarahan dapat teratasi.
4) Ibu merasa nyaman.
C. DATA PERKEMBANGAN
Berdasarkan evaluasi selanjutnya rencana asuhan kebidanan dituliskan
dalam catatan perkembangan yang menggunakan SOAP yang Menurut
Varney (2007), meliputi :
S : Subjektif
Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui
anamnesa sebagai langkah Varney.
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
lab dan test diagnostic lain dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan langkah Varney.
37
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subyektif dalam suatu identifikasi :
(1) Diagnosa atau masalah
(2) Antisipasi diagnosa lain atau masalah potensial
(3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter konsultasi atau
kolaborasi
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assesment.
D. Landasan Hukum
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1464 / MENKES / PER / X /
2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan praktik bidan Pasal 9 dan 10, yaitu.
1. Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi:
a Pelayanan Kesehatan Ibu
b Pelayanan kesehatan anak dan
c Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
38
2. Pasal 10
a Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a
diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa
nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan
b Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
1. Pelayanan konseling pada masa pra hamil
2. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
3. Pelayanan persalinan normal
4. Pelayanan ibu nifas
5. Pelayanan ibu menyusui dan
6. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
c Bidan dalam memberikan pelayanan sebaimana dimaksud pada ayat
(2) meliputi:
1. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
Keputusan Mentri Kesehatan No. 369 / MENKES / SK / III / 2007 tentang
Asuhan selama persalinan dan kelahiran, kompetensi standar ke-4 : Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan
setempat selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi
kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan
bayinya yang baru lahir yaitu :
39
Pengetahuan Dasar :
1. Indikasi tindakan kegawatdaruratan kebidanan seperti :
Distosia bahu,asfiksia, neonatal, retensio plasenta,
perdarahan karena Antonia uteri dan mengatasi renjatan.
Ketrampilan Dasar :
1) Melakukan pengeluaran, plasenta secara manual
2) Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan /kegawat
daruratan dengan tepat waktu sesuai indikasi
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk
mempelajari, menerangkan atau menginterpretasikan suatu kasus dalam
konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi pihak luar(Nasir dkk,
2011). Studi kasus ini dilakukan pada ibu bersalin patologi dengan retensio
plasenta menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana interaksi dalam situasi
sosial sedang berlangsung (Sugiyono, 2009). Tempat pengambilan kasus ini
dilaksanakan di RB Kebakkramat I Karanganyar.
C. Subjek Studi Kasus
Subjek studi kasus adalah orang yang akan dijadikan subjek untuk
dilakukan studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Subjek studi kasus ini adalah ibu
bersalin Ny. S G3P2A0 umur 37 tahun dengan retensio plasenta.
41
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus merupakan batas waktu dimana pengambilan kasus
diambil (Notoadmodjo, 2010). Pengambilan kasus ini akan dilaksanakan pada
bulan 08 Maret – 2 April 2016.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh,
mengelola dan menginterpretasikan informasi dari responden yang dilakukan
dengan pola pengukuran yang sama (Nasir dkk, 2011).
Instrumen yang dipakai dalam penulisan laporan kasus ini dengan
menggunakan lembar format asuhan kebidanan ibu bersalin menurut Varney
dan data perkembangan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data metode yang digunakan penulis adalah :
1. Data primer
Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2009). Data primer diambil dengan cara :
a. Pemeriksaan fisik
Pengkajian kesehatan merupakan komponen kunci dalam
pembuatan klinis. Keahlian dalam pembuatan keputusan klinis
menopang pengembangan praktek kebidanan (Nursalam, 2008).
42
1) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan
secara sistematik. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan
indera penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai suatu alat
untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010).
2) Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba,
tangan dan jari-jari adalah suatu instrumen yang sensitive dan
digunakan untuk mengumpulkan data tentang temperature, turgor,
bentuk kelembaban, vibrasi dan ukuran (Nursalam, 2008).
3) Perkusi
Perkusi adalah sesuatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk
untuk membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan
tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi bertujuan untuk
mengindentifikasi lokasi, ukuran dan konsistensi jaringan.
(Nursalam, 2008).
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop
(Nursalam, 2008).Pada pengambilan kasus ini penulis melakukan
pemeriksaan auskultasi untuk mendeteksi DJJ, tekanan darah.
43
b. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dimana mendapatkan keterangan atau pendirian
secara lisan dari seorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-
cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Pada kasus ini wawancara dilakukan dengan Ny.S, keluarga dan tenaga
kesehatan.
c. Observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang berencana, antara
lain meliputi, melihat, mencatat jumlah dan tarafaktivitas tertentu yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).
Pada kasus ibu bersalin dilakukan observasi kemajuan persalinan
dengan menggunakan partograf dan observasi kelengkapan alat
pertolongan persalinan ibu dan bayi (Lisnawati, 2013).
2. Data sekunder
Data sekunder sumber yang tidak langsung memberikan kepada
pengumpul data (Notoatmodjo, 2010). Data sekunder meliputi :
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi yang
berhubungan dengan dokumen resmi maupun tidak resmi, misalnya
laporan, catatan-catatan di dalam kartu klinik sedangkan tidak resmi
adalah segala bentuk dokumen di bawah tanggungjawab instansi tidak
44
resmi seperti biografi, catatan harian (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal
ini contohnya yaitu status/catatan pasien, rekam medik di RB
Kebakkramat I Karanganyar.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu memperoleh berbagai informasi baik
berupa teori-teori generalisasi maupun konsep yang dikembangkan oleh
berbagai ahli dan buku-buku sumber yang ada (Notoatmodjo, 2010).
Studi kepustakaan yang digunakan penulis adalah buku-buku dari tahun
2005 sampai 2014.
G. Alat-alat yang Dibutuhkan
Dalam pelaksanaan studi kasus penulis menggunakan alat-alat sebagai
berikut:
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data (wawancara) :
a. Format pengkajian ibu bersalin
b. Buku tulis dan alat tulis
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan dan observasi
a. Spignomanometer
b. Stetoskop
c. Thermometer
d. Alat pengukur waktu
e. Hanscoen steril
f. Kassa steril
45
g. Larutan bethadine
h. Gunting plester
i. Bak instrumen
j. Bengkok
3. Alat dan bahan dalam pengambilan data :
a. Format pengkajian asuhan kebidanan ibu bersalin
b. Buku tulis
c. Bolpoin
H. Jadwal studi kasus
Menurut Notoatmojo (2010), dalam bagian ini diuraikan langkah-
langkah kegiatan dari mulai menyusun Karya Tulis Ilmiah sampai dengan
penulisan laporan Karya Tulis Ilmiah. Jadwal studi kasus terlampir.
46
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
Ruang : VK RB Kebakkramat karanganyar
Tanggal Masuk : 03 April 2016
No Registrasi : -
1. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS PASIEN
Tanggal: 03 April 2016 pukul: 09.30 WIB
Nama : Ny. S Nama Suami : Tn. T
Umur : 37 tahun Umur : 40 tahun
Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : Getasrejo rt 04 rw 02
b. ANAMNESA (Data Subjektif) :
Tgl : 03 April 2016 Pukul: 09.35 WIB
1. Alasan utama pada waktu masuk
Ibu mengatakan telah melahirkan anak ketiga pada tanggal 03 April
2016 pukul 07.14 wib dan ibu mengatakan merasa cemas karena ari-
arinya belum dapat lahir, ibu juga merasa lemah dan pusing.
47
2. Tanda-tanda persalinan
Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng sejak tanggal: 02 April
2016 pukul 23.30 WIB. Frekuensi 2x setiap 10 menit, lamanya 20
detik, kekuatan lemah, lokasi nyeri perut bagian bawah menjalar ke
pinggang.
3. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan,
a) Menarche : + 13 tahun
b) Siklus : 28-30 hari
c) Banyaknya : 2-3x ganti pembalut perhari
d) Teratur/tidak : Teratur
e) Lamanya : 6-7 hari
f) Sifat darah : Encer, warna merah
g) Dismenorhoe : Tidak ada nyeri
4. Riwayat Perkawinan
a) Status perkawinan : Ibu mengatakan perkawinannya sah dan
menikah 1 kali
b) Kawin I : Ibu mengatakan menikah umur 20 tahun dengan suami
umur 25 tahun,
Lamanya: 17 tahun, anak : 3 orang.
48
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Tabel 4. 1 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tgl/th
Partus
Tempat
Partus
Umur
Hamil
Jenis
Partus
Peno-
long Anak Nifas
Keadaan
anak
sekarang
(bulan) Jenis BB PB Keadaan laktasi
1 2000 RB 9 Normal Bidan L 3300 48 baik lancar Hidup
2 2010 RB 9 Normal Bidan L 3200 48 baik lancar Hidup
3 2016 RB 9 Normal Bidan P 3300 48 baik + Hidup
6. Riwayat Hamil ini
a) HPHT : Ibu mengatakan tanggal 25 Juni 2015
b) HPL : Ibu mengatakan tanggal 03 April 2016
c) Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan mual dan muntah
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluahan
Trimester III : Ibu mengatakan pegal-pegal
d) ANC
Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 7 kali diRB secara
teratur :
Trimester I : (1 kali), uk : 10 minggu
Trimester II : (2 kali), uk : 16+2 minggu dan 20
+4 minggu
Trimester III : (3 kali), uk : 29 minggu, 31+1 minggu, 35
+5 minggu
dan 37 minggu
e) Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang gizi ibu
hamil dan senam hamil.
49
f) Imunisasi TT
Ibu mengatakan 2 kali, Trimester I : uk : 16 +2 minggu
Trimester II: uk : 20+4 minggu
7. Riwayat Keluarga Berencana :
Ibu mengatakan hanya menggunakan KB pil saja semenjak kelahiran
anak pertama selama + 12 tahun dan tidak ada keluhan.
8. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak sedang sakit seperti flu, batuk, demam
ataupun diare.
b) Riwayat Penyakit sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah
merasakan nyeri pada dada sebelah kiri
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan
sakit pada pinggang sebelah kiri maupun
kanan
(3) Asma :Ibu mengatakan tidak pernah merasakan
sesak nafas
(4) TBC :Ibu mengatakan tidak pernah batuk > 2
minggu
(5) Hepatitis :Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit kuning dan pada mata,kuku,kulit
tidak pernah terlihat kuning
50
(6) DM :Ibu mengatakan tidak pernah BAK <5 kali /hari
dan tidak sering merasa haus dan lapar pada
malam hari
(7) Hipertensi :Ibu mengtakan tensinya tidak pernah >140/90
mmHg
(8) Epilepsi :Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai
mengeluarkan busa dari mulutnya
(9) Lain-lain :Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit lain seperti HIV / AIDS dan PMS
c) Riwayat penyakit keluarga :
Ibu mengatakan dari keluarganya maupun keluarga suami tidak ada
yang menderita penyakit menurun ( asma, DM ), menular (TBC,
Hepatitis ) menurun (hipertensi, jantung)
d) Riwayat keturunan kembar :
Ibu mengatakan dari keluarga maupun keluarga suaminya tidak ada
yang memiliki keturunan kembar
e) Riwayat operasi :
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun
9. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi :
Makan dan minum terakhir : Ibu mengatakan makan terakhir
51
tanggal 02 April 2016 pukul 20.00
wib dan minum terakhir tanggal 03
April 2016
Jenis makanan dan minuman : Ibu mengatakan makan terakhir
sebanyak 1 porsi jenis nasi, lauk,
sayur, dan minum terakhir sebanyak
1 gelas teh manis
b) Personal hygiene :
Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali/ hari,
gosok gigi 2 kali
c) Pola Eliminasi :
1) BAB terakhir pukul : Ibu mengatakan tanggal 02 April
2016 pukul 21.00 wib warna kuning
kecoklatan, lembek, bau khas feses
2) BAK terakhir pukul : Ibu mengatakan tanggal 03 April
2016 pukul 04.00 wib warna kuning
jernih, bau khas urine
d) Aktifitas :
Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakuakan
pekerjaan rumah sendiri
Sesudah hamil : Ibu mengatakan pekerjaan rumah
dibantu suami dan anaknya
52
e) Istirahat :
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang + 2 jam
dan tidur malam 7 – 8 jam
Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang + 2 jam
dan tidur malam 7 – 8 jam
Tidur terakhir : Ibu mengatakan tidak bisa tidur
sejak tanggal 02 April 2016 pukul
23.30 wib
f) Psikososial Budaya :
(1) Perasaan menghadapi persalinan ini :
Ibu mengatakan senang dengan kehamilan ini
(2) Kehamilan ini direncanakan / tidak :
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan
(3) Jenis kelamin yang diharapkan :
Ibu mengatakan laki-laki atau perempuan sama saja
(4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
Ibu mengatakan keluarganya mendukung
(5) Keluarga lain yang tinggal serumah :
Ibu mengatakan hanya tinggal bersama suami dan anak-anak
(6) Pantangan makanan :
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun
53
(7) Kebiasaan adat-istiadat dalam kehamilan :
Ibu mengatakan ada acara pengajian pada usia kehamilan 7
bulan
g) Penggunaan obat-obatan, jamu / rokok :
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selain
dari bidan, tidak minum jamu, tidak merokok tetapi suami merokok
a. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Status Generalis
a. Keadaan umum : sedang
b. Kesadaran : composmentis
c. TTV :TD: 120/70 mmHg , S: 36,6 0c
N : 82 x/ menit . R: 20 x/ menit
d. TB : 150 cm
e. BB Sebelum hamil : 46 kg
f. BB Sekarang : 57 kg
g. LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala dan Muka
1) Rambut : hitam, bersih, tidak mudah rontok,
tidak ada benjolan
2) Muka : simetris pucat, tidak oedema, tidak
ada cloasma gravidarum
54
3) Mata :
a) Oedema : tidak ada
b) Conjungtiva : merah muda
c) Sklera : putih
4) Hidung : simetris, tidak ada benjolan, tidak
ada secret
5) Telinga : simetris, tidak ada benjolan, tidak
ada serumen
6) Mulut / gigi / gusi : tidak stomatitis / tidak caries / tidak
berdarah
b. Leher
1) Kelenjar gondok thyroid : tidak ada pembesaran
2) Tumor : tidak ada benjolan
3) Pembesaran Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran
c. Dada dan Axilla
1) Dada : simetris
2) Mammae
a) Membesar : normal
b) Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
c) Tumor : tidak ada benjolan
d) Simetris : simetris kanan kiri
e) Areola : hiperpigmentasi
f) Putting susu : menonjol
55
g) Kolostrum : sudah keluar kanan kiri
3) Axilla
a) Benjolan : tidak ada
b) Nyeri : tidak ada
4) Ekstremitas
a) Varices : tidak ada
b) Oedema : tidak ada
c) Reflek patella : tidak dilakukan
d) Betis merah/ lembek/ keras: normal
e) Kuku : bersih, warna merah muda
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Status Lokalis)
a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Membesar : normal
b) Pelebaran vena : memanjang
c) Striae albican/livide: linea nigra
d) Linea nigra/alba : striae albicam
e) Kelainan lain : tidak ada
2) Palpasi
a) Pergerakan janin : tidak ada
b) Kontraksi : keras
c) TFU : setinggi pusat
d) Kandung kemih : penuh
56
3) Auskultasi : tidak ada
b. Pemeriksaan Panggul
1) Kesan Panggul : tidak dilakukan
2) Distantia Spinarum : tidak dilakukan
3) Distantia Kristarum : tidak dilakukan
4) Conjungtiva eksterna : tidak dilakukan
5) Lingkar panggul : tidak dilakukan
c. Anogenital
1) Vulva vagina
a) Varices : tidak ada
b) Luka : tidak ada
c) Kemerahan : tidak ada
d) Nyeri : tidak ada
e) Pengeluaran pervaginam : + 200 cc
f) Vulva : Tali pusat terjulur keluar +
30 cm
2) Perineum
a) Bekas Luka : Laserasi derajat II
b) Lain-lain : tidak ada
3) Anus
a) Haemoroid : tidak ada
b) Lain-lain : tidak ada
57
4) Inspekulo
a) Vagina : tidak dilakukan
b) Portio : tidak dilakukan
5) Vaginal Toucher
a) Pembukaan : tidak dilakukan
b) Ketuban : tidak dilakukan
c) Presentasi : tidak dilakukan
d) Posisi : tidak dilakukan
e) Penurunan : tidak dilakukan
f) Kesan panggul : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan Laboratorium : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan Penunjang lain : tidak dilakukan
5. Pemberian injeksi
a. Injeksi pertama setelah bayi lahir pukul 07.15 wib
b. Injeksi kesua 15 menit setelah injeksi pertama pukul 07.30 wib
2. INTERPRETASI DATA
a. Diagnosa Kebidanan
Tanggal : 03 April 2016 Pukul : 07.40 wib
Ny. S umur 37 tahun G3P2A0 inpartu kala III dengan retensio plasenta
Data Dasar :
DS : 1. Ibu mengatakan bernama Ny. S dan berumur 37 tahun
2. Ibu mengatakan telah melahirkan anak ketiga tanggal 03 April
58
2016 pukul 07.14 wib dan tidak pernah keguguran
3. Ibu mengatakan ari-arinya belum dapat keluar
4. Ibu mengatakan merasa cemas karena ari-arinya belum lahir
sampai saat ini
6. Ibu mengatakan merasa Lemah dan pusing
DO : 1.Keadaan umum : Baik
2.Kesadaran : Composmentis
3.TTV : TD: 120/70 mmHg , S: 36,6 0c
N : 82 x/ menit , R: 20 x/ menit
4.Kontraksi : Keras
5.TFU : Setinggi pusat
6.PPV : + 200cc
7.Vulva : Tali pusat terjulur + 30 cm
8.Pemberian injeksi : Pemberian oksitosin ke 2 pukul
07.30 wib
b. Masalah
Ibu mengatakan merasa cemas karena ari-arinya belum dapat lahir
c. Kebutuhan
Beritahu ibu tentang keadaannya dan tindakan yang akan dilakukan
Beri dukungan moril pada ibu
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Potensi terjadi syok haemorrhage dan infeksi puerperium
59
4. ANTISIPASI
Pasang infus drip oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS
5. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 03 April 2016 Pukul : 07.42 wib
1. Kosongkan kandung kandung kemih dengan kateterisasi
2. Beritahu ibu tentang keadaannya saat ini
3. Beritahu ibu dan keluarga tindakan yang akan dilakukan
4. Lakukan inform consent dengan suami pasien atau persetujuan ibu
5. Memasang infus RL
6. Lakukan manual plasenta
7. Pemeriksaan keadaan umum ibu, TTV, kontraksi , TFU, perdarahan
dan laserasi
6. PELAKSANAAN
Tanggal :03 April 2016 Pukul : 07.44 wib
1) Pukul 07.45 wib Mengosongkan kandung kemih dengan
menggunakan kateter nelaton
2) Pukul 07.47 wib Memberitahu ibu tentang keadaannya saat ini
bahwa ari-ari ibu belum dapat lahir setelah 30 menit lebih bayi lahir
dan harus segera dilakukan dengan tindakan agar tidak terjadi
perdarahaan
3) Pukul 07.48 wib Memberi tahu ibu dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan yaitu dengan cara memasukan tangan kedalam
60
rahim ibu untuk melahirkan ari-ari agar tidak terjadi perdarahan dan
infeksi
4) Pukul 07.49 wib Informed consent dengan suami pasien atas
persetujuan ibu
5) Pukul 07.50 wib Memasang infus RL 40 tpm drip oksitosin 20 unit
dalam 500 cc untuk rmengatasi syok hipovolemia dengan
memberikan asupan minum pada ibu
6) Pukul 07.51 wib Melakukan manual plasenta
a) Menjepit tali pusat dengan kelm 5-10 cm dari vulva,
menegangkan dengan satu tangan sejajar lantai
b) Memasukan tangan kanan secara obstetrik (punggung tangan
menghadap kebawah ) kedalam vagina dengan menelusuri sisi
bawah tali pusat
c) Memindahkan tangan kiri untuk menahan fundus uteri
d) Memasukkan tangan kanan hingga ke kavum uteri hingga
mencapai tempat implantasi plasenta sambil menahan fundus
uteri
e) Membentangkan tangan obstetri menjadi datar ( ibu jari merapat
kejari telunjuk dan jari-jari lainnya merapat )
f) Menentukan tempat implantasi plasenta, mencari sisi yang
sudah terlepas dengan menyisipkan ujung-ujung jari tangan
diantara plasenta dan dinding uterus
61
g) Memperluas perlepasan plasenta dengan jalan menggeser dari
kanan ke kiri hingga seluruh plasenta terlepas dari dinding
uterus dengan menggunakan sisi ulna
h) Melakukan eksporasi untuk menilai tidak ada plasenta yang
tertinggal
i) Memindahkan tangan kiri ke supra simpisis untuk menahan
segmen bawah uterus ( dorsokranial ) sambil tangan kanan
membawa plasenta keluar
j) Melakukan massase uterus secara sirkuler selams 15 detik
k) Mengecek kelengkapan plasenta kemudian menaruh
plasenta pada tempatnya
7) Pukul 08.30 wib Melakukan pemeriksaan keadaan umum ibu, TTV,
kontraksi, TFU, perdarahaan
7. EVALUASI
Tanggal : 03 April 2016 Pukul : 09.00 wib
1) Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya sehingga sedikit merasa
tenang dan ibu serta keluarga telah setuju dengan tindakan yang akan
dilakukan dengan menandatangani lembar inform consent yang
diwakili oleh suami
2) Telah terpasang infus RL 40 tpm drip oksitosin 20 unit dalam 500 cc
pada tangan kiri ibu
62
3) Pukul 08.05 wib plasenta lahir lengkap secara manual, berbentuk
cakram, berat + 500 gram, kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh,
insersi tali pusat sentralis, panjang tali pusat + 45 cm,
4) Hasil pemeriksaan pasca tindakan
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c.TTV : TD: 120/70 mmHg
S: 37 0c
N : 82 x/ menit
R: 24 x/ menit
d.TFU : 2 jari dibawah pusat
e.Kontraksi : keras
f. Kandung kemih : kosong
g.PPV : perdarahan + 60 cc
h. Perineum : Laserasi derajat 2
63
DATA PERKEMBANGAN
Tanggal : 03 April 2016 Pukul : 09.20 wib
S :
1. Ibu mengatakan ari-arinya sudah lahir
2. Ibu mengatakan sudah merasa tenang tetapi ibu sedikit lelah
3. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
4. Ibu mengatakan perdarahan tidak sur-suran
O :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 120/70 mmHg
S : 37 0c
N : 82 x/ menit
R : 24 x/ menit
4. TFU : 2 jari dibawah pusat
5.Kontraksi : keras
6. Kandung kemih : kosong
7. Perineum : Laserasi derajat 2
8. PPV : Perdarahaan + 60 cc
9. Plasenta lahir : Pukul 08.05 wib plasenta lahir lengkap
64
secara manual, kotiledon lengkap, selaput
ketuban utuh, insersi tali pusat sentralis,
panjang tali pusat + 45 cm,
A :
Ny. S umur 35 tahun P3A0 inpartu kala IV dengan riwayat retensio plasenta
P :
Tanggal : 03 April 2016 Pukul : 09.30wib
1. Mengevaluasi laserasi pada vagina dan perineum
Tindakan : Melakukan penjahitan perineum laserasi derajat 2 agar
tidak menyebabkan perdarahan.
2. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
Tindakan : Telah dilakukan pemeriksaan uterus berkontraksi keras dan
perdarahan + 60 cc
3. Pemeriksaan TTV ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pasca persalinan
Hasilnya : Observasi pemantuan kala IV pada 15 menit pertama
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD: 120/70 mmHg
S: 36,8 0c
N: 82 x/ menit
65
R: 24 x/ menit
d. TFU : 2 jari dibawah pusat
e. Kontraksi : keras
f. Kandung kemih : kosong
g. Perinium : Laserasi derajat 2
h. PPV : Perdarahaan + 60 cc
4. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di
dekontaminasi
Hasilnya : semua peralatan sudah bersih dan sudah di sterilkan
5. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT dan membersihkan
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai
pakaian bersih dan kering
Hasilnya : ibu sudah merasa nyaman ditempat tidur dalam keadaan
bersih
6. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum
Hasilnya : Ibu mengatakan sudah minum teh manis hangat ½ gelas
66
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan-
kesenjangan yang terjadi antara praktek yang dilakukan dilahan dengan teori
yang ada. Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil suatu kesimpulan
dan pemecahan masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga
dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan
yang efektif dan efisien khususnya pada pasien ibu bersalin patologi dengan
retensio plasenta.
1. Pengkajian
Tahap awal dari proses kebidanan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi suatu kesehatan klien ( Nursalam,
2008 ). Dari pengkajian didapatkan data subjektif keluhan utama yang
terjadi pada ibu bersalin dengan retensio plasenta adalah ibu mengeluh
lemah dan pusing (Saifuddin, 2009). Data obyektif didapatkan keadaan
umum ibu bersalin dengan retensio plasenta yaitu sedang, kesadaran
composmentis ( Rukiyah, 2010 ). Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi :
(tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi), plasenta belum lahir setelah 30
menit, perdarahan segera, dan kontraksi uterus baik (Rukiyah dan Yulianti,
2010).
Pengkajian kasus ibu bersalin dengan retensio plasenta didapatkan data
Subjektif keluhan utama Ny. S mengatakan merasa lemah dan pusing,
sedangkan data Obyektif Ny. S didapatkan keadaan umum sedang
67
Tekanan Darah 120/70 mmHg, Nadi 82 x/menit, Suhu 37 o C, Pernafasan
24 x/menit ,kontraksi keras, TFU setinggi pusat, PPV + 200cc, Tali pusat
terjulur + 30 cm, Pemberian oksitosin ke 2 pukul 07.30 wib
Pada langkah pengkajian ini penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan praktik.
2. Interpretasi Data
Masalah yang muncul pada ibu bersalin dengan retensio plasenta
adalah kecemasan terhadap keadaan yang dialami pasien berupa
perdarahan ( Halloway, 2003 ). Kebutuhan yang diberikan yaitu informasi
tentang keadaan ibu, informasi tentang tindakan yang akan dilakukan,
dorongan moril dari keluarga dan tenaga kesehatan, pemenuhan kebutuhan
cairan dan penghentian perdarahaan (Varney, 2004).
Sedangkan pada kasus didapatkan diagnosa kebidanan Ny. S G3P2A0
umur 37 tahun inpartu kala III dengan retensio plasenta. Masalah yang
muncul adalah ibu mengatakan cemas karena ari-ari belum lahir dan
perdarahan yang banyak dan kebutuhan yang diberikan adalah
memberikan dukungan moril pada ibu dan memberitahu ibu bahwa ari-ari
akan segera dilahirkan dan menghentikan perdarahan.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada dilahan praktik.
68
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial pada kasus retensio plasenta yang mungkin terjadi
adalah potensial terjadi syok haemorrage : karena adanya perdarahan
pasca persalinan dan potensial terjadi infeksi puerperium : Pada tindakan
manual plasenta ( Wiknjosastro, 2007).
Pada langkah ini diagnosa potensial tidak terjadi dikarenakan
penanganan yang cepat dari tenaga medis.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada dilahan praktik
4. Antisipasi
Antisipasi yang dilakukan adalah pemberian infus drip oksitosin 20 unit
dalam 500 cc NS dan RL dengan 40 tetes / menit dan antibiotik ampicilin
2 gram secara IM serta dilakukan plasenta manual (Saifuddin, 2006).
Antisipasi pada kasus Ny. S dengan kasus retensio plasena pemberian
drip oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS dan RL 40 tpm.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus.
5. Rencana Tindakan
Rencana tindakan pada ibu bersalin patologi dengan retensio
plasenta, yaitu:
1) Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk
mengejan dan jika dapat merasakan plasenta dalam vagina,
keluarkan plasenta tersebut,
69
2) Pastikan kandung kemih sudah kosong
3) Lakukan kateterisasi kandung kemih jika plasenta belum
keluar berikan oksitosin 10 unit IM
4) Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian
oksitosin dan uterus terasa berkontraksi lakukan penarikan tali
pusat terkendali, jika traksi pusat terkendali belum selesai
cobalah untuk melakukan pengeluaran plasenta secara manual.
5) Jika perdarahan terus belangsung lakukan uji pembekuan
darah sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah
setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah
dengan mudah menunjukkan adanya koagulopati.
6) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina yang
berbau) berikan antibiotik untuk metritis (Rukiyah dkk, 2009).
Rencana tindakan pada kasus Ny. S dengan retensio plasenta
dilakukan :
a) Kosongkan kandung kandung kemih dengan kateterisasi
b) Beritahu ibu tentang keadaannya saat ini
c) Beritahu ibu dan keluarga tindakan yang akan dilakukan
d) Lakukan inform consent dengan suami pasien atau
persetujuan ibu
e) Memasang infus RL
f) Lakukan manual plasenta
70
g) Pemeriksaan keadaan umum ibu, TTV, kontraksi , TFU,
perdarahan dan laserasi
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada dilahan praktik.
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan
yang telah dibuat seperti diatas.
Pelaksanaan pada kasus Ny.S dalam kasus retensio plasenta
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan praktik yang ada dilahan.
7. Evaluasi
Sebuah perbandingan atau rencana asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007). Di
dalam evaluasi diharapkan memperoleh hasil : plasenta lahir lengkap,
keadaan umum baik, perdarahan dapat teratasi dan ibu merasa nyaman.
Pada kasus ibu bersalin patologi Ny. S dengan retensio plasenta
didapatkan hasil : keadaan umum : baik ,Tekanan Darah : 120/70 mmHg,
Nadi : 82 x/menit, Suhu : 37 o C, Pernafasan : 24 x/menit ,kontraksi : keras,
TFU : setinggi pusat, perdarahaan : + 60 cc, plasenta lahir lengkap secara
manual, berbentuk cakram, berat + 500 gram, kotiledon lengkap, selaput
ketuban utuh, insersi tali pusat sentralis, panjang tali pusat + 45 cm.
71
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada dilahan.
72
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen menurut varney pada ibu bersalin patologi Ny. S Ny. S G3P2A0
umur 37 tahun dengan retensio plasenta di RB Kebakkramat I Karanganyar,
maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian pada kasus ibu bersalin patologi Ny. S Ny. S G3P2A0 umur
37 tahun dengan retensio plasenta di RB Kebakkramat I Karanganyar
didapatkan data Subjektif keluhan utama Ny. S mengatakan merasa
lemah dan pusing, sedangkan data Obyektif Ny. S didapatkan keadaan
umum sedang Tekanan Darah 120/70 mmHg, Nadi 82 x/menit, Suhu
37 o C, Pernafasan 24 x/menit ,kontraksi keras, TFU setinggi pusat,
PPV + 200cc, Tali pusat terjulur + 30 cm, Pemberian oksitosin ke 2
pukul 07.30 wib.
2. Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah ibu bersalin patologi Ny. S
Ny. S G3P2A0 umur 37 tahun dengan retensio plasenta di RB
Kebakkramat I Karanganyar inpartu kala III dengan retensio plasenta.
Masalah yang muncul adalah ibu mengatakan cemas karena ari-ari
belum lahir dan perdarahan yang banyak dan kebutuhan yang
diberikan adalah memberikan dukungan moril pada ibu dan
73
memberitahu ibu bahwa ari-ari akan segera dilahirkan dan
menghentikan perdarahan.
3. Diagnosa potensial kasus ibu bersalin patologi Ny. S Ny. S G3P2A0
umur 37 tahun dengan retensio plasenta di RB Kebakkramat I
Karanganyar tidak terjadi dikarenakan penanganan yang cepat dari
tenaga medis.
4. Antisipasi pada kasus ibu bersalin patologi Ny. S Ny. S G3P2A0 umur
37 tahun dengan retensio plasenta di RB Kebakkramat I Karanganyar
pemberian drip oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS dan RL 40 tpm.
5. Rencana tindakan pada kasus ibu bersalin patologi Ny. S Ny. S
G3P2A0 umur 37 tahun dengan retensio plasenta di RB Kebakkramat I
Karanganyar dilakukan :
a. Kosongkan kandung kandung kemih dengan kateterisasi
b. Beritahu ibu tentang keadaannya saat ini
c. Beritahu ibu dan keluarga tindakan yang akan dilakukan
d. Lakukan inform consent dengan suami pasien atau persetujuan ibu
e. Memasang infus RL
f. Lakukan manual plasenta
g. Pemeriksaan keadaan umum ibu, TTV, kontraksi , TFU,
perdarahan dan laserasi
74
6. Pelaksanaan pada kasus ibu bersalin patologi Ny. S Ny. S G3P2A0
umur 37 tahun dengan retensio plasenta di RB Kebakkramat I
Karanganyar pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat.
7. Pada kasus ibu bersalin patologi Ny. S Ny. S G3P2A0 umur 37 tahun
dengan retensio plasenta di RB Kebakkramat I Karanganyar
didapatkan hasil : keadaan umum : baik ,Tekanan Darah : 120/70
mmHg, Nadi : 82 x/menit, Suhu : 37 o C, Pernafasan : 24 x/menit
,kontraksi : keras, TFU : setinggi pusat, perdarahaan : + 60 cc,
plasenta lahir lengkap secara manual, berbentuk cakram, berat + 500
gram, kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh, insersi tali pusat
sentralis, panjang tali pusat + 45 cm.
8. Pada kasus ibu bersalin patologi dengan retensio plasenta penulis
tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada
dilahan praktik.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan menyampaikan
saran yangmungkin bermanfaat yaitu :
1. Bagi Profesi
Agar bidan lebih mampu meningkatkan antisipasi atau tindakan segera
dan merencanakan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan retensio
plasenta.
75
2. Bagi RB Kebakkramat 1 karanganyar
Agar lebih meningkatkan pelayanan dalam menangani kasus persalinan
patologis, pada kasus Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan retensio
plasenta.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang tepat kepada
mahasiswa dalam penanganan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan
retensio plasenta.
73
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R & Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta : Mitra
Cendikia
Depkes, RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Kementerian Kesehatan. Pusat Data dan
Informasi Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2013. E-mail: pusdatin@depkes
.go.id. Web site: http://www.kemkes.go.id. Diakses tanggal 24 November 2015
Halloway, L. Rujukan cepat keperawatan klinis. Jakarta : EGD Widya Moesfika.
Hidayat, 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika
JNPK-KR, 2008. Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
JNPK-KR
Jones, dkk.2002. Dasar-Dasar obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC.
Kemenkes RI, 2013 . Profil Kesehatan Indonesia 2012. Kementerian Kesehatan. Pusat Data
dan Informasi Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2013. E-mail: pusdatin@depkes
.go.id. Web site: http://www.kemkes.go.id. Diakses tanggal 24 November 2015
Lisnawati, L, 2013. Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Jakarta: Trans Info Media
Manuaba, I.B.G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
––––––––––––––––––––. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial
untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC
Mufdlilah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika Press.
Mochtar, R, 2012. Sinopsis Obstetri. Obstetri Operatif. Obstetri Sosial. Jakarta: EGC.
Nasir dkk, 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Nugroho A.P, 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Kala IV Pada Ny. S G3P1A1 Umur 27
Tahun Dengan Retensio Sisa Plasenta di RS Sarila Husada Sragen. Karya Tulis
Ilmiah. Surakarta: STIKes Kusuma Husada
Nugroho, T, 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Nursalam. 2008. Proses dan dokumentasi keperawatan, konsep dan praktek. Jakarta :
Salemba Medika.
Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
74
Permani W.T, 2013. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. N dengan Retensio Plasenta di
RSUD Pandan Arang Boyolali. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: STIKes Kusuma
Husada
Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Rukiyah, A.Y. 2009. Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarata : Trans Info Media.
Rukiyah dan Yulianti, 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info
Media
Riwidikdo,H. 2013. Statistik kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press.
Sofyan Mustika, dkk. 2003. Bidan menyongsong Masa Depan .Jakarta : PP IBI.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sujiyatini. 2009. Keperawatan Ibu Hamil. Jogjakarta : Fitramaya
Sulistyawati, 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi. 4. Volume. 2. Jakarta : EGC
WHO,2012. www.who.int/gho/publications/world_statistics/2012/en/ .angka kematian ibu
(AKI) di dunia
Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Cetakan 7. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo